Selasa, 28 Juni 2011

IMAGINE Part 9




PART 9


MBC Entertainment Present : “IMAGINE”

Episode : 9

Cast :
Jung Yong Hwa (CN Blue) a.k.a Lee Yong Hwa
Seo Joo Hyun (SNSD) a.k.a Park Seo Hyun
Yoon Eun Hye a.k.a Lee Eun Hye
Joo Ji Hoon a.k.a Joo Ji Hoon
Im Yoona (SNSD) a.k.a Kim YooNa
Oc Taecyoon (2PM) a.k.a Park TaecYoon

Other Cast :
TOP (BigBang), Jungshin, Jonghyun, & Minhyuk (CN Blue), Jokwon(2AM)
Park Shin Ye,ChangMin (DBSK),Junsu(2PM), Sulli (F(x)), Lee joon (MBLAQ)
Kyuhyun (SUJU), Jinwoon (2AM), Simon D (Supreme Team)
Luna (f(x), Sunny (SNSD)

Opening Theme Song : Imagine by CN Blue





@Seoul University

Popularitas Yonghwa meningkat setelah konfrensi pers itu. Masyarakat Korea Selatan tiba-tiba punya idola baru. Para gadis Korea Selatan memiliki pujaan baru, seorang pria dengan status sosial yang sangat tinggi, memiliki wajah tampan dan kekayaan berlimpah. Terlepas dari insiden pembunuhan di hotelnya, tampaknya masyarakat Korea Selatan tidak memberi penilaian buruk kepada putera presiden itu, bagi mereka peristiwa pembunuhan itu di luar kuasa Yonghwa. Dan dalam hal ini Yonghwa pun hanya seorang korban. Sekarang, dimanapun ada gerombolan masyarakat, obrolan tentang putra presiden mereka menjadi tema hangat.

Termasuk di kampus Seohyun. Siang itu ketika kuliah mereka baru saja berakhir, Seohyun memilih beristirahat di cafeteria kampus sebelum memulai kelas berikutnya ditemani dua orang temannya, Luna dan Sunny. Beberapa mahasiswa dari beberapa jurusan yang berbeda dengannya mendekatinya untuk mengambil foto, Setelah mereka berlalu Luna mengeluarkan Majalah Vogue edisi terbaru dan membuka artikel yang membahas tentang Lee Yonghwa.

LEE YONG HWA, SANG PUTRA MAHKOTA YANG MEMILIKI TATAPAN HANGAT.

Begitu judul artikel itu. Seohyun yang sedang menyeruput jusnya hampir tersedak melihat artikel itu. Astaga, inikan Yonghwa-nya…

“Ommo… nih namja cakep amat yah, udah gitu kaya banget lagi..wuiihh, daebak banget nih kalo bisa jadi buinnya dia, mana dia anak presiden lagi..hehehhe…” Luna yang membawa majalah itu asyik mempelototinya sendiri tanpa tahu debaran jantung Seohyun.

“Aigoo..aigoo..Won Bin oppa mah lewat kalo gini..hehehe..” Sunny ikut menimpali juga tidak memperhatikan reaksi Seohyun yang terdiam, tidak mengomentarinya sepatah katapun, dia malah sibuk meredakan hatinya yang sedang bergemuruh kencang, merasa grogi dan juga merasa bersalah karena tidak berbagi cerita dengan temannya.

“Tapi katanya dia banyak dikelilingi yeoja cantik loh.”

Toeeng…Hati Seohyun tertohok. Dia kemudian mendongakkan wajah, memandang Luna lekat-lekat dan menajamkan telinga baik-baik, berusaha menangkap segala perkataan Luna.

“Aku punya saudara yang kerja di MBC Entertainment. Dia mengatakan kalau Yonghwa-ssi memiliki hubungan khusus dengan Sulli-ssi, mantan Miss korea tahun lalu juga dengan Park Shin Hye-ssi, aktris ternama Korsel. Kata saudara sepupuku itu dia sering melihat mereka begitu akrab di pesta-pesta resmi MBC yang anehnya selalu dihadiri Yonghwa, padahal saat itu belum ada yang mengetahui keberadaannya sebagai anak presiden…” Luna sibuk memberikan penjelasan terlebih kepada Seohyun yang terlihat sangat antusias mendengar penjelasannya.

“Joengmal??” Sunny mendelik tidak percaya.

“Dee, saudara sepupuku yang mengatakan seperti itu. Tapi mengenai kebenarannya aku sih tidak tahu secara pasti karena kita semua tahukan kalau Namja satu ini betul-betul tertutup dari media. Padahalkan yah dia cakep banget gitu…huhuhuhu…”

Seohyun yang mendengar semua perkataan Luna termasuk bagian yang mengabarkan kedekatan Yonghwa dengan dua Yeoja selebriti korea selatan entah mengapa merasa sakit hati. Dia ingin menyangkal semua gosip itu namun bagaimana caranya? Jika dia nekat mengatakan sesungguhnya itu mah sama saja dengan menggali kuburan sendiri. Gadis-gadis di negaranya bias berubah seram jika menyangkut Namja-namja idolanya. Dan disisi yang lain, dia merasa cemburu. Yonghwa-nya ternyata popular di sekitar gadis-gadis.

Sunny dan Luna masih juga bergosip tentang Yonghwa, ketika telepon celular Seohyun berbunyi. Di layar tertera nama Yonghwa. Seohyun kembali tersedak untuk kedua kalinya. Dia kemudian menatap kedua temannya yang masih sibuk membahas Yonghwa, Sedikit miris dia membayangkan bagaimana reaksi kedua temannya itu jika dia tahu yang menelponnya sekarang adalah Yonghwa.

“Mianhe, aku terima telepon dulu yah…” Pamitnya lalu berdiri melangkah menjauh dari mereka untuk kemudian menerima telepon Yonghwa.

“Sweetheart, ottiya?”

“Dee?...Aku lagi di kampus Oppa…” jawabnya singkat, entah mengapa ucapan Luna kembali terngiang dengan jelas di telinganya. “Tapi katanya dia banyak dikelilingi yeoja cantik loh…”

“Ohh..mianhe jika aku mengganggu kesibukanmu Hyunnie, aku hanya ingin memulai hariku dengan mendengar suaramu. Mianhe tadi pagi ada sesuatu hal yang harus kukerjakan jadi aku baru bias menelponmu sekarang.” Seohyun juga sebenarnya sedikit merasa aneh karena tadi pagi sangat berbeda dari biasanya Yonghwa tidak menghubunginya, padahal semenjak mereka menjadi kekasih, Yonghwa rutin menghubunginya tiap pagi.

“Besok pesta pernikahan Taec Hyungkan? Apakah kau ingin aku datang?”

Seohyun memilih diam, jika ingin jujur dia sangat menginginkan Yonghwa datang. Namun disisi lain, dia masih sedikit tidak suka dengan kenyataan bahwa Yonghwa dikelilingi oleh perempuan-perempuan , dia cemburu. Sensasi aneh yang baru pertama kali dirasakannya.

“Sweetheart??” di sebrang Yonghwa kebingungan ketika ucapannya tidak ditanggapi oleh Seohyun.

Seohyun masih diam, tidak tahu harus berkata apa, dan tidak tahu harus bagaimana. Dia juga bingung dengan kondisi dirinya, dia sebenarnya tidak nyaman untuk tidak menjawab pertanyaan Yonghwa namun disatu sisi dia juga enggan untuk menimpalinya.

“Hyunnie??” Desak Yonghwa.

“Dee…”

“Hyunnie, apakah kamu sakit? Kwenchana?”

Seohyun terdiam. “Nan Kwenchanaya Oppa. Kalau Oppa mau datang silahkan, itu terserah Oppa tapi setahuku Taec Hyung mengundang Oppakan? Jadi Oppa memang harus datang…”

Yonghwa bisa menangkap nada sinis dalam suara Seohyun. Ada apa dengan Seohyun-nya? Namun meski khawatir kepada kekasihnya itu, panggilan Jungshin kemudian memecah konsentrasinya.

“Baiklah sweetheart aku harus kerja dulu, besok aku akan datang. Kamu jangan terlalu lelah yah, ingat untuk minum multivitamin dan banyak-banyak istirahat yah. Saranghe hyunnie..”

Pembicaraan telepon itu berakhir. Seohyun kali ini merasa biasa mendengar ucapan kata cinta itu. Tak ada debar di jantungnya.




@Kediaman Park di Wilayah Gangdong

Pagi itu, ketika matahari merangkak malu-malu keluar dari peraduannya. Seohyun memulai harinya dengan ikut membantu persiapan pernikahan kakaknya beberapa jam lagi. Dia ikut membantu mendekor taman di belakang kediaman Park, meski pada praktiknya kerjaannya hanya berkeliling-keliling dan memeriksa apakah tatanannya telah bagus. Dia tidak melihat ketika kakaknya TOP datang memeluknya dari belakang.

“Yaahhh..Ooppaaa..” Seohyun merajuk. “Oppa mengagetkanku…”

“Uri Hyunnie sedang apa? Jangan-jangan kamu cuma merepotkan orang-orang ini, bukannya membantu mereka…”

“Aniiya..Oppa…” Seohyun semakin merajuk, yang membuat kakaknya semakin senang menggodanya.

Pelayan kemudian mendatangi mereka.

“Agasshi, Yoona-ssi ingin menemuimu…”

Seohyun kemudian meleletkan lidahnya pada kakaknya sambil segera berlalu menuju ke kamar calon pengantin wanita.

Kamar Yoona dipenuhi para perias dan pelayan yang lalu lalang, Yoona kemudian memerintahkan mereka semua keluar, menyisakan hanya mereka berdua.

“Mianhe Hyunnie sebelumnya. Onnie tidak ingin membuatmu sedih terlebih di hari yang bahagiah ini. Hanya saja Onnie juga tidak ingin menutupi apapun, bagi Onnie kamu berhak tahu, kamu bukan lagi gadis remaja yang selalu perlu dilindungi.”

Seohyun mengangguk, dibanding kakak-kakaknya yang lain hanya Yoona memang yang selalu memperlakukannya sesuai usianya, dan jarang memanjakannya. Itu kenapa dia sangat menyayangi calon kakak iparnya ini.

“Apakah kamu sudah melihat Koran hari ini?”

“Waeyo onnie??”

“Jadi kamu belum melihatnya?”

Seohyun menganggukkan kepala. “Memangnya ada berita yang harus kulihat Onnie??”

Yoona menghela nafas panjang lalu meraih surat kabar terbitan hari itu dari atas meja riasnya dan menyerahkannya pada Seohyun.

Seohyun dengan tatapan tidak mengerti kemudian membuka halaman pertama surat kabar itu dan terkesiap kaget melihat berita yang tertera disana.

BENARKAH HAN SULLI, MANTAN MISS KOREA, ADALAH KEKASIH LEE YONG HWA??

Di Koran itu terpampang foto Yonghwa yang sedang memeluk Sulli dengan jelas, dan itu sangat menyakiti hatinya. Jadi obrolan antara Luna dengan Sunny bukan isapan jempol semata? Yonghwa dan Sulli benar-benar memiliki hubungan Khusus? Lantas apa arti hubungannya dengan Yonghwa selama ini?

“Aku tidak yakin ini benar 100% Hyunnie, kamu tahukan para kuli tinta itu selalu suka membuat sensasi. Jadi jangan mempercayai isi artikel ini bulat-bulat.”

Seohyun masih diam, terpaku di tempatnya.

“Hyunnie, kwencahana?”

Seohyun kemudian mengangguk. Dia mencoba menekan segala rasa sakit di hatinya, dia tidak boleh terlihat sedih dihadapan calon kakak iparnya terlebih di hari istimewa seperti hari ini.

“Hyunnie, hubungan ini mungkin yang pertama bagimu. Dan onnie tahu kamu masih awam tentang hubungan antara namja dan yeoja. Namun yang perlu kamu ketahui, hal terpenting bagi sebuah hubungan adalah kepercayaan. Jika kepercayaan hilang maka rasa cinta itu juga bisa hilang dengan mudahnya. Kamu berhak memberi kesempatan kepada Yonghwa untuk menjelaskan tentang hal ini, yah?”

“Dee…onnie…” Seohyun mencoba tegar di hadapan Yoona. Dia kemudian pamit kepada Yoona dengan alasan hendak mempersiapkan diri juga untuk hari istimewa ini. Yoona melepasnya dengan senyum terenyuh. Dia tahu, meski Seohyun berakting tegar dihadapannya, tetap saja Yoona tahu bagaimana perasaan calon adik iparnya itu. Berpacaran dengan Yonghwa adalah pengalaman pertama bagi Seohyun, segala rasa yang menyergapnya juga adalah hal yang baru baginya, meski bisa menerima jika ini adalah bisa-bisanya para wartawan tetap saja sakit itu pasti terasa.




@Cheong Wa Dae (Istana Kepresidenan Korea)

Sementara itu…

Yonghwa yang membaca artikel surat kabar itu di kamarnya, setelahnya dia melemparkannya dengan geram. Para wartawan ini benar-benar seperti hantu bisa bebas berada di mana saja, setahu dia adegan ini terjadi kemarin malam ketika dia datang ke sebuah acara dan bertemu dengan Sulli. Ketika ingin berpisah, dia memberi pelukan sayang kepada Sulli, dan disana ada Lee Joon yang notabene adalah kekasih Sulli tetapi kenapa mereka hanya mengambil gambarnya dengan Sulli. Dia tiba-tiba teringat pada kekasihnya, dia yakin koran ini pasti telah dilihat oleh Seohyun. Dan bagaimana tanggapan Seohyun?

Oh My God, batinnya, semoga Seohyun-nya tidak berpikiran yang tidak-tidak.

Yonghwa segera meraih HPnya dan mulai menekan kombinasi angka yang telah diingatnya di luar kepala. Namun panggilannya tidak mendapat respon sesuai dengan keinginannya. Berkali-kali dia mencoba menghubungi Seohyun namun teleponnya sama sekali tidak diangkat oleh gadis itu. Apakah Seohyun telah melihat Koran itu? Dan sekarang karena marah makanya dia memilih mengabaikan telepon Yonghwa.

Dia kemudian memilih menelpon Jungshin dan mengatakan untuk membatalkan segala jadwalnya hari itu, dia harus menghadiri pesta pernikahan kakak Seohyun. Ini adalah salah satu cara agar dia bisa bertemu dengan Seohyun, karena dia tidak yakin lagi jika tidak di acara ini, Seohyun akan mau menemuinya. Bagi Seohyun hubungannya dengan Yonghwa adalah yang pertama kalinya. Sebelumnya dia tidak pernah berada pada situasi seperti ini, jadi Yonghwa bias tahu dengan pasti seberapa sakit hatinya Seohyun.

“Tapi Hyung… kita ada pembicaraan MoU penting dengan perusahaan yang berasal dari Jerman hari ini…” jungshin mengemukakan keberatannya.

“Pukul berapa pertemuannya?”

“Pagi ini juga Hyung, karena mereka akan kembali bertolak ke Jerman.”

“Baiklah, aku akan menghadiri pertemuan itu tetapi selain itu silahkan kamu batalkan…”

“Dee hyung…”

Yonghwa kemudian mengakhiri pembicaraan via telpon itu. Di benaknya terbayang wajah gadisnya sedang merenggut kesal, dia melirik Koran yang teronggok di lantai lalu mengeluarkan sumpah serapahnya.




@Kediaman Park di Wilayah Gangdong

Prosesi pernikahan Taecyeon dengan Yoona berjalan dengan khidmat & lancar untuk kemudian dilanjutkan dengan acara resepsi yang digelar di tempat yang sama. Yang hadir di acara pernikahan Taecyeon dengan Yoona pun sangat terbatas, hanya keluarga terdekat mereka dan sahabat-sahabat mereka.

Seohyun yang pagi itu menjadi pendamping mempelai wanita kemudian berbaur dengan tamu yang lain ketika acara resepsi digelar. Awalnya dia asyik ngobrol dengan kelompok kakaknya, TOP, yang di sana ada Changmin, Jokwoon, Gain, untuk kemudian menyapa Lee Eun Hye yang datang bersama suaminya dan beberapa staff museum seni miliknya yang juga adalah tempat Yoona bekerja. Namun tetap saja ada yang kurang baginya, sejauh ini dia belum menemukan jejak kehadiran Yonghwa di pesta ini.

Dia sedang asyik ngobrol dengan Eun Hye, ketika pelayan mendekati mereka menawarkan sebuah baki berisi minuman dan beberapa cake yang terlihat lezat dari bentuknya yang indah, dan ukuran cake itu cukup untuk sekali gigit, Seohyun mengambil sepotong lalu mencobanya dan memberikan rekomendasi kepada Eun Hye agar mencobanya juga. Larut dengan percakapan dengan Eun Hye membuat Seohyun kemudian tidak menyadari kedatangan Yonghwa.

“Wah, aku telat nih sepertinya.”

Seohyun berbalik begitu mendengar suara yang sangat dikenalnya itu. Sekejap Seohyun mempertimbangkan untuk kabur, dan kembali berbaur dengan rombongan teman-teman kakaknya. Dan dia nyaris melakukannya namun nalurinya memperingatkan kalau Yonghwa tidak akan begitu saja melepaskannya setelah dia menolak menerima teleponnya.

Saat Yonghwa semakin mendekat, Seohyun menarik nafas pelan untuk menenangkan diri. Dia menyadari bahwa taman, tempat pesta berlangsung dan para tamu yang hadir menjadi samar di matanya. Hanya ada dia dan Yonghwa juga kewaspadaan yang tidak ingin dirasakannya.

“Anneyong Haseyo…” Yonghwa sesaat kemudian memberi salam kepada orang-orang yang berada di kelompok itu, juga kepada kakak iparnya dan kakaknya sendiri yang kemudian mendekat ke arahnya dan memberinya pelukan hangat.

“Kenapa terlambat?”

“Seperti biasa Noona, aku harus bekerja dulu demi perusahaan dan demi Noona juga…hehehe…”

Mereka kemudian larut dalam tawa. Seohyun selalu suka keakraban antara Yonghwa dengan kakaknya. Meski suka saling mencela, namun Seohyun tahu mereka juga sangat menyayangi satu sama lain. Yonghwa lalu melemparkan pandangan ke arah Seohyun, Seohyun memilih menundukkan wajahnya. Tidak menanggapi tatapan Yonghwa seperti biasanya.

“Noona, hyung, ada yang ingin aku bicarakan dengan Hyunnie, jadi mianhe kami meninggalkan kalian untuk sesaat…” Setelah menunduk memberi salam, dan tanpa menunggu persetujuan Seohyun, Yonghwa meraih tangan gadis itu dan menariknya menuju sisi taman yang kosong dari tamu yang hadir.

“Oppa…” seohyun mengeluhan tangannya yang di pegang Yonghwa dengan erat.

“Ohh..mianhe Hyunnie, sakitkah??” Yonghwa refleks melepaskan pegangannya lalu mengusap pelan tangan Seohyun.

“Ehmm..kenapa Oppa menarikku kesini?” Seohyun masih memilih menunduk ketimbang harus menatap wajah lawan bicaranya itu.

Yonghwa kemudian memegang dagu Seohyun dan mendongakkan wajahnya sehingga Seohyun tidak dapat lagi menghindari bertatapan dengan Yonghwa.

“Kenapa tidak menjawab teleponku sweetheart? dan kenapa sedari tadi tidak mau menatap wajahku??”

Seohyun tak mampu mengatakan apapun.

“Jangan bilang kamu marah padaku karena artikel itu?” Yonghwa kemudian melepaskan pegangannya namun matanya masih tertuju dengan jelas kepada Seohyun.

Seohyun kembali menundukkan wajah, memilih menghindar. Dia sangat bingung bagaimana seharusnya menangani perasaannya saat ini. Di satu sisi dia tidak memungkiri hatinya sangat senang mellihat kehadirian Yonghwa yang hari ini terlihat sangat tampan dengan balutan jas abu-abunya namun disisi lain dia masih marah dengan apa yang ditulis di artikel itu mengenai kedekatan Yonghwa dengan beberapa gadis.

“For you know my sweetheart, entah kenapa mendapati reaksimu seperti ini meski sedih di satu sisi, karena kamu mengabaikanku, namun disisi yang lain aku sangat gembira karena berarti kamu cemburu. Bukankah cemburu tanda cinta?” Yonghwa melemparkan nada jahil pada ucapannya membuat Seohyun mendelik dan memandangnya dengan pandangan sinis.

“Hahahha…Hyunnie..kamu terlihat sangat menggemaskan jika sedang marah seperti ini…”

“Oppa…” Seohyun sudah tidak bisa menahan kedongkolannya.

“Arasho Hyunnie, aku cuma bercanda…” Yonghwa kemudian merangkum kedua tangan Seohyun kedalam genggamannya dan menuntut gadis itu untuk menatapnya.

“Bisakah kamu mempercayaiku Seohyun? Sungguh aku dengan Sulli-ssi tidak ada hubungan apapun, kami hanya berteman. Dia adalah tunangan sahabatku.”

Seohyun menatap mata itu dan mendapati kejujuran pada binar mata Yonghwa.

“Joengmal?” ucapnya menanti kesungguhan Yonghwa.

“Dee sweetheart… bagiku dihatiku cuma ada satu perempuan yang kucintai dan itu adalah dirimu…”

“Ahh..chinca…” Ucapnya tersipu.

“Kamu harus mempercayaiku Hyunnie… artikel Surat kabar itu sepenuhnya membual…”

Seohyun tersenyum, dia percaya pada ucapan Yonghwa. Dia merasa seperti orang bodoh yang langsung percaya begitu saja pada sebuah berita tanpa mencari kebenarannya secara pasti. Dia kemudian beranjak masuk ke dalam pelukan Yonghwa.

Dan setelahnya, sepanjang pesta ketika Yonghwa menyelipkan lengannya di belakang pinggangnya, dia merasa begitu berbahagiah. Mereka kembali berbaur dengan tamu-tamu yang lain. Termasuk menemui kakeknya dan pasangan yang berbahagiah.

Dan ketika acara dansa pun mulai, dimulai dari dansa pertama oleh pasangan pengantin. Seohyun kemudian tenggelam dalam pelukan Yonghwa, ikut berdansa bersama dengan pasangan yang lain, Ketika biduan menyanyikan Because You Loved Me-nya Celine Dion.


For all those times you stood by me
For all the truth that you made me see
For all the joy you brought to my life
For all the wrong that you made right
For all the love I found in you
I’ll be forever thankful baby
You’re the one who held me up
Never let me fall
You’re the one who saw me through through it all

You were my strength when I was weak
You were my voice when I couldn’t speak
You were my eyes when I couldn’t see
You saw the best there was in me
Lifted me up when I couldn’t reach
You gave me faith coz you believed
I’m everything I am
Because you loved me


“Kamu tahu Sweetheart, lagu ini sangat mewakili perasaanku untukmu.” Yonghwa mengucapkan itu di dekat telinganya, membuat jantung Seohyun berdebar kencang. Yonghwa kemudian semakin mendekap erat tubuh kekasihnya itu. Mereka berdansa dengan gerakan berayun yang sangat lembut


You gave me wings and made me fly
You touched my hand I could touch the sky
I lost my faith, you gave it back to me
You said no star was out of reach
You stood by me and I stood tall
I had your love I had it all
I’m grateful for each day you gave me
Maybe I don’t know that much
But I know this much is true
I was blessed because I was loved by you


“Aku ingin di masa depan, kita saling percaya Hyunnie. Aku ingin kamu hanya mempercayaiku, apapun kata mereka tentangku, aku ingin kamu hanya mempercayaiku. Dan begitupun sebaliknya. Jika tidak seperti ini, cinta kita ini akan mudah rapuh sweetheart…”

“Dee Oppa…” dia bergumam pelan, namun dia tahu jika Yonghwa bisa mendengarnya.


You were my strength when I was weak
You were my voice when I couldn’t speak
You were my eyes when I couldn’t see
You saw the best there was in me
Lifted me up when I couldn’t reach
You gave me faith coz you believed
I’m everything I am
Because you loved me

You were always there for me
The tender wind that carried me
A light in the dark shining your love into my life
You’ve been my inspiration
Through the lies you were the truth
My world is a better place because of you

Im everything I am
Because you loved me


“Boleh gantian kan?”

Musik kemudian berganti bertepatan dengan kemunculan TOP. Yonghwa mengurai pelukannya lalu menyerahkan Hyun kepada kakaknya. Dia kemudian berjalan menepi menuju kakak dan suaminya yang tapkanya baru saja selesai berdansa dan sekarang beristirahat.

“NamjaChingumu itu kelihatan cakep hari ini baby…” TOP yang memeluknya sambil melakukan gerakan dansa membisikinya kata-kata itu membuat Seohyun tersipu. Tepat ketika dia berputar dan pandangannya terarah pada Yonghwa yang dari kejauhan terpaku hanya menatapnya.

“Ahhh..oppa…”

“Dan kamu terlihat sangat berbahagia baby…ahhh..Hyunnie kamu membuat oppamu ini iri saja…”

Seohyun tersenyum. “Oppa juga cari kekasih saja, masih sih tidak ada Yeoja yang berminat jadi kekasih Oppa, Liat Taec Oppa sudah menikah, Oppa kapan mau menikahnya? Jangan sibuk sama kerjaan ajha…”

“Ckckck..mentang-mentang sudah memiliki kekasih, sekarang kamu sudah bisa menceramahi Oppa tentang ini?”

“Aniiya Oppa…” Seohyun memerah sekarang. Dia tahu kakaknya hanya bercanda dengannya tetapi tetap saja dia merasa risih dan malu.

Pesta itu kemudian berakhir ketika para tamu berpamitan satu-satu. Yonghwa bertahan seusai pesta menemani Seohyun menyalami para tamu. Kakaknya pun lebih dulu meninggalkan pesta bersama suaminya ketimbang dirinya.

“Hyunnie, aku ingin mengajakmu ke suatu tempat Sweetheart.”

“Oppa mau kemana?”

“Aku ada janji makan malam dengan temanku, aku ingin membawamu serta.”

“Dee…” seohyun mengangguk.

Merekapun kemudian berpisah, Seohyun kemudian menenamani kakeknya menemani beberapa keluarga mereka yang masih tinggal di pesta itu.




Beberapa Jam Kemudian @Kediaman Park

Seohyun melangkah memasuki mobil Yonghwa yang tepat berhenti di hadapannya.

“Anneyong Sweetheart…” di dalam mobil Yonghwa telah menanti kehadirannya.

“Anneyong Oppa, kita mau kemana?”

“Ehmm..ini akan menjadi kejutan bagimu Hyunnie…” Mata Yonghwa bersinar jahil, “Tetapi izinkan aku memberikan kejutan pertama padamu.” Dari saku celananya Yonghwa merogoh sesuatu. “..Taaadaaaa….”

Diatas telapak tangan Yonghwa terdapat sebuah kotak kecil, dia kemudian menyodorkannya kepada Seohyun. Seohyun takjub dan mengambil kotak itu, dia membukanya sambil memandang ke arah Yonghwa.

“Deugun..deugun…”

Di dalam kotak itu dia menemukan sebuah kalung berbandul bintang yang sangat indah. Seohyun menjadi terharu melihatnya.

Yonghwa kemudian mengambilnya, lalu membuka kaitnya. “Sini aku pasangkan Sweetheart.” Dia kemudian maju kedepan Seohyun dan mengalungkan kedua lengannya dan memasangkan kalung itu di leher indah kekasihnya. Lalu memeluknya setelah itu.

“Gomawoyo oppa..chinca gomawo…”

“Kamu tahu mengapa aku menghadiahkanmu kalung Hyunnie?”

“Aniiya..”

“Karena kalung letaknya dekat dengan hati…”

“Ahhh..oppa…”

Yonghwa tertawa pelan lalu sepanjang perjalanan menggenggam tangan kekasihnya itu.

Beberapa menit kemudian mobil yang dikemudikan Jungshin berhenti di depan restoran milik Yonghwa, disana mereka disambut oleh Minhyuk dan Jonghyun.

Mereka kemudian melangkah bersama masuk ke dalam ruangan VVIP yang telah disediakan. Dan betapa tercengangnya Seohyun mendapati selain ketiga keluarga Yonghwa, Minhyuk, Jonghyun dan Jungshin juga masih ada orang lain yang hadiri disana. Yah, disana Sulli berdiri menantinya, disampingnya ada Lee Joon.

Yonghwa kemudian mengencangkan genggaman tangannya ke Seohyun.

“Perkenalkan sweetheart, ini Sulli-ssi dan Lee Joon-ssi, mereka berdua adalah sahabat akrabku, dan Sulli-ah adalah tunangannya Lee Joon-ah…” Yonghwa mengucapkannya sambil memandang matanya, membuat Seohyun mengangguk mengerti.

Sulli kemudian maju dan memeluknya layaknya seorang sahabat lama yang sudah dikenalnya bertahun-tahun yang lalu.

“Anneyong haseyo Seohyunnie. Wow..kamu benar-benar cantik, pantas saja Yong Oppa begitu tergila-gia padamu.” Sulli terlihat sangat ramah, membuat Seohyun merasa tenang, tidak grogi lagi seperti di awal.

“Anneyong haseyo Seohyun-ssi, aku pikir anda telah mengenalku..” Disamping Sulli berdiri seorang namja yang terlihat gagah, sedikit mengkerutkan kening Seohyun kemudian bias tahu siapa namja itu.

“Dee…anda adalah pimpinan MBC entertainment…”

Lee Joon mengangguk. Mereka berdua memang pernah bertemu di acara-acara MBC meski tidak pernah berbicara lama.

Akhirnya Seohyun tahu kenapa Yonghwa sering hadir pada acara-acara MBC, karena pimpinannya adalah sahabat karibnya.

“Ayo, kita menuju meja makan…”

Yonghwa kemudian mengajak mereka makan bersama. Malam itu mereka bercakap penuh dengan keakraban. Ketika para prianya larut dalam pembicaraan bisnis, Sulli dan Seohyun asyik berbicara tentang fashion dan hal-hal seputar masalah perempuan. Dan mereka juga janjian jika memiliki waktu senggang akan pergi shopping bersama. Seohyun seperti mendapatkan sahabat yang baru, sahabat yang mengerti tentang dunia mereka.

Setelah makan malam itu, mereka kemudian beranjak pulang masing-masing. Berjalan bersama dan mengobrol dengan ringan.

Namun betapa kagetnya mereka di depan restoran, ketika sedang menantikan mobil mereka, tanpa dinyana serombongan wartawan dan reporter menyerbu ke arah mereka. Para security dan para intelegen, pengawal kepresidenan, kelabakan namun segera bertindak memberi pengamanan bagi mereka. Semuanya seolah berjalan perlahan. Yonghwa langsung bereaksi, dia menarik Seohyun dalam pelukannya dan melindungi gadis itu dengan tubuhnya sendiri.

Dia mengingat ucapan yang pernah dilontarkan oleh Letnan Simon D. “Berhati-hatilah dengan kerumunan, kita tidak pernah tahu apa yang tersembunyi di sana. Jika ada pihak yang ingin mencelakakanmu, dia bisa saja menyelipkan seorang snipper dalam sebuah kerumunan, dan menjadikanmu sasaran empuk.”

Dan kali ini, Oh My God, Gumam Yonghwa. Di depan serbuan para wartawan dan reporter dengan ribuan kilatan blitz ini, seseorang hanya membutuhkan pistol untuk menghabisinya, dan sialnya lagi ada Seohyun yang gemetaran di dalam pelukannya. Bagaimana bisa dia menyertakan Seohyun ke dalam situasi sebahaya ini? Dia tidak akan pernah rela jika Seohyun terluka karena dirinya. Dia semakin mengencangkan pelukannya ke Seohyun, menutupi gadis itu dari serbuan kilatan blitz kamera. Para wartawan dan Reporter ini tidak boleh mendapatkan muka Seohyun sedikit pun. Dia akan bisa mentolerir berita apapun tentang dirinya namun jika berita itu kemudian menyeret Seohyun, dia tidak akan pernah memaafkan dirinya.

Kejadiannya begitu singkat, namun efeknya bagi Yonghwa sangat besar. Iring-iringan mobil tiba di depan mereka dan menyingkirkan para Wartawan dan reporter itu kesamping, Yonghwa bersama Seohyun kemudian masuk ke dalam mobil dengan kawalan ketat. Di dalam mobil Yonghwa masih memeluk tubuh Seohyun yang gemetar ketakutan, sambil mengusap pelan kepala kekasihnya, mencoba menenangkannya.

“Mianhe Sweetheart, chinca mianhe…”

“Oppa…” Seohyun terisak pelan, menangis karena merasa lega. Kejadian yang sekelebat tadi begitu mengagetkannya. Astaga, jika selama hari-hari terakhir ini Yonghwa selalu diikuti para wartawan seperti tadi, itu benar-benar menakutkan.

“Jangan menagis Hyunnie, semuanya sudah aman sekarang…”

“Dee oppa…” Seohyun kemudian menghapus airmatanya lalu rebah dalam pelukan Yonghwa. Iring-iringan mobil itu kemudian membelah jalanan Seoul di malam hari. Mereka saling berpelukan namun tenggelam dalam diam, asyik dengan pikiran masing-masing. Yonghwa sendiri sedang sibuk menahan kegeramannya terhadap kelakuan para wartawan hari ini. Dan dia berdoa semoga para wartawan itu tidak mendapatkan gambar Seohyunpun sedikit mungkin.

Dan apa yang menjadi harapan Yonghwa terkabul ketika keesokan harinya, meski semua Koran memasang gambar Yonghwa yang membekap Seohyun dalam pelukannya, tidak ada satupun yang berhasil mendapatkan informasi siapa gadis misterius yang berada dalam pelukannya. Dan judul headline Koran hampir mirip semua.

GADIS MISTERIUS YANG DISINYALIR ADALAH TUNANGAN SANG PUTRA MAHKOTA.

Masyarakat Korea Selatan pun kemudian gempar dengan berita ini. Para gadis-gadis yang mengidolakan Yonghwa pun semuanya patah hati dengan berita itu sedangkan Seohyun si gadis misterius tetap menjalankan harinya seperti biasa dan merasa sangat bersyukur tidak ada wartawan yang mengenalinya.

Dia tidak tahu jika dugaannya sama sekali salah, justru ada pihak yang mengenalinya. Tahu siapa dirinya.




@Kediaman Joo Jii Hoon

Pagi itu Eun Hye, menggeliat bangun. Membuka kedua matanya dan melihat di sisinya suaminya tertidur dengan lelap sambil memeluk tubuhnya. Pelan, Eun Hye meraih piamanya yang teronggok di atas meja tempat tidurnya, lalu melepaskan tangan suaminya sepelan mungkin, agar tidak membangunkannya.

la dengan gerakan cepat lalu menutupi tubuhnya dengan piama miliknya. Dia kemudian beranjak turun dari tempat tidur namun tiba-tiba pandangannya jadi berkunang-kunang, kepalanya terasa berat, dia dilanda pusing teramat sangat. Dan ketika kakinya menjejak ke lantai, keseimbangannya hilang, dia kemudian terjatuh di lantai. Suara bedebuk itu sukses menyadarkan sang suami dari tidurnya. Jii Hoon refleks terbangun dan melihat istrinya tergeletak di lantai.

“Oh God.” Jii Hoon secepat mungkin beranjak meraih tubuh lunglai istrinya dan mengangkatnya kembali ke tempat tidur.

“Kwenchana babe?”

“Yoebo…aku merasa sangat pusing…” Eun Hye memegang kepalanya, disampingnya suaminya merapikan selimut di tubuh istrinya.

“Aku akan menelpon dokter keluarga agar mereka kesini untuk memeriksa kondisimu.” Jii Hoon baru saja ingin meraih telepon di atas meja di samping tempat tidur mereka ketika Eun Hye menahan tangannya.

“Andweyo…Nan Kwenchanayo, tidak usah menelpon dokter. Aku mungkin hanya perlu istirahat sebentar.”

“Tadi memangnya kenapa bangun cepat? kenapa tidak istirahat dulu…”

Eun Hye hanya menggeleng dengan wajah pucat. Jii Hoon yang melihat istrinya seperti itu memilih diam, dia kemudian merapikan rambut Eun Hye yang tergerai di sekitar pipnya. Setelah memastikan sang istri menutup mata, mencoba tertidur. Jii Hoon berdiri dan memanggil pelayan, memerintahkan mereka menyediakan sarapan bagi mereka berdua dan diantarkan ke kamar.

Setelah berlalu beberapa jam, Jii Hoon bersiap ke kantor, dia kemudian mendekati sang istri yang masih tergolek lemah di atas tempat tidur mereka.

“Kwencana?” katanya ketika istrinya bangkit dari tidurnya dan mencoba untuk duduk.

“Dee…Oppa sudah mau kekantor?”

Jii Hoon menganggukkan kepala, dia lalu mendekati tubuh istrinya dan memilih duduk disampingnya. Dia mengusap wajah itu dengan perasaan sayang , lalu menghadianya sebuah ciuman.

“Kamu istirahat saja di rumah yah…”

“Aniyaa..nan kwencanayo, oppa..dan lagi nanti siang aku ada janji dengan Hyunnie…” Eun Hye kemudian memasang wajah memelas. “Yoebo…aku bolehkan pergi dengan Hyunnie??”

Kemarin dia menelpon Hyunnie dan mengajaknya menemaninya ke pameran lukisan beberapa pelukis baru Korea Selatan, biasanya Yoona yang menemaninya hadir pada acara-acara seperti ini tetapi berhubung Yoona sedang berbulan madu dengan suaminya makanya dia meminta kesediaan Seohyun. Pucuk dicinta ulampun tiba, Seohyun yang juga menyukai lukisan ternyata juga ingin menghadiri pameran lukisan itu, jadilah mereka kemudian janjian untuk datang bersama.

Jii Hoon mendelik, tetapi mengingat kekeraskepalaan istrinya dan wajah penuh harapan itu, Dia kemudian memilih menghela nafas lalu mengangguk pertanda setuju

“Gomawoyo…” Eun Hye kemudian mendekat lalu mencium pipinya pelan, jii Hoon tersenyum kepada istrinya untuk kemudian pamit pergi kekantor.




Beberapa jam Kemudian @Museum Seni LeeSeung

“Hyunnie, ottiya?”

“Aku sudah menuju kantor Onnie, sekitar 15 menit lagi sudah sampai.”

“Yah udah, aku tunggu disini yah…”

Eun Hye kemudian melangkah menuju lobby kantornya menantikan Seohyun disana. Tidak lama menunggu di lobby, Seohyun kemudian muncul dengan pakaian kuliahnya, terlihat sangat sporty di siang yang cerah itu. Dia menghampiri Eun Hye dan memeluknya hangat.

“Kita bersiap berangkat Onnie…”

“Dee…”

Mereka kemudian melangkah ke depan, menantikan Junsu yang sedang mengambil mobil. Dan kejadian itupun terjadi, sangat cepat membuat pihak security dan Hangkang-ssi yang masih berada di dekat mobilnya didepan Museum Seni LeeSeung tidak bisa berbuat apa-apa.

Dari arah kanan mereka sebuah mobil van bergerak cepat dan menurunkan dua pria bertubuh tegap yang kemudian mendorong tubuh Eun Hye serta Seohyun naik ke atas Van, Seohyun dan Eun Hye tidak bisa mengadakan perlawanan karena di sisi lain selain kedua pria yang mendorongnya, dari atas van juga ada dua pria tegap yang menarik tangan mereka masuk ke van.

Junsu yang melihatnya dari kejauhan terkesiap kaget. Dia kemudian mencoba mengejar Van itu, dibelakangnya Hangkang melakukan hal yang sama. Sambil mengemudikan mobilnya diatas kecepatan rata-rata, Junsu mencoba menghubungi Jungshin dan pihak keamanan kepresidenan.

“Lee Eun Hye-ssi dan Park Seohyun-ssi telah diculik.”





To Be Continued : Part 10






Behind The Scene Drama “Imagine” (in Real Life) :

Foto dua orang yang sedang berpegangan tangan di konser music FT Island yang disinyalir adalah dirinya dengan Seohyun member SNSD terpampang jelas di Koran itu. Karena alasan itu pulalah kenapa kemudian dia dipanggil oleh bossnya. Meski tetap memasang wajah datar di dalam hati Yonghwa sedang tertawa. Para paparazzi ini memang paling cerdas. Meski sudah menyamar sekuat tenaga. Tetap saja dia bisa tahu jika itu adalah dirinya dengan Seohyun.

“Aku sudah menekankan padamu, aku tidak ada masalah jika kamu memiliki kekasih, hanya saja aku meminta dengan sangat tolong berhati-hatilah dengan media. Karena publisitas ini akan memberi dampak yang buruk juga dengan karirmu, kamu tahukan bagaimana kelakuan penggemar.”

“Dee…songsenim..mianhe…chinca mianhe…”

“Kamu tidak perlu meminta maaf padaku, aku mengatakan ini kepadamu karena mengkhawatirkan dirimu…”

“Kamsahamnida Songsenim…”

“Arasho, kamu boleh keluar.”

Yonghwa kemudian memberi salam kemudian berlalu keluar dari ruangan kantor PDnya. Di depan pintu anak-anak CN Blue yang lain telah menunggunya, alih-alih mereka bersedih atas berita di Koran itu, mereka malah memberinya selamat. Lalu memeluknya hangat. Yah, mereka adalah keluarganya, yang akan mendukung dirinya bagaimanapun kondisinya.





Luv ; SJ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar