Jumat, 24 Juni 2011
IMAGINE Part 4
PART 4
MBC Entertainment Present : “IMAGINE”
Episode : 4
Cast :
Jung Yong Hwa (CN Blue) a.k.a Lee Yong Hwa
Seo Joo Hyun (SNSD) a.k.a Park Seo Hyun
Yoon Eun Hye a.k.a Lee Eun Hye
Joo Ji Hoon a.k.a Joo Ji Hoon
Im Yoona (SNSD) a.k.a Kim YooNa
Oc Taecyoon (2PM) a.k.a Park TaecYoon
Other Cast :
TOP (BigBang), Jungshin, Jonghyun, & Minhyuk (CN Blue), Jokwon(2AM)
Park Shin Ye,ChangMin (DBSK),Junsu(2PM), Sulli (F(x)), Lee joon (MBLAQ)
Kyuhyun (SUJU), Jinwoon (2AM), Simon D (Supreme Team)
Opening Theme Song : Imagine by CN Blue
@Museum Seni Leeseung
EunHye berjalan keluar dari ruangannya dan menemui Seohyun duduk di sofa depan sekertarisnya. Dia kemudian menghampirinya dan memilih duduk disamping Seohyun.
“Anneyong Seohyun-ssi. Mianhe Saya baru berencana ke rumah sakit untuk menjenguk Yoona ketika dia menelpon dan mengabari kalau kamu telah menuju kemari.”
“De..tidak mengapa Onnie. Kalau EunHye onnie ingin menjenguk Yoona Onnie kita bisa barengan kesananya.” Seohyun tersenyum lalu menyodorkan bungkusan yang tadi dititipkan Yoona kepadanya. “Oh iya Onnie ini ada titipan dari Yoona Onnie.”
EunHye menerimanya, “Oh iya, Kamsahamnida Hyunnie.. ini adalah proposal parade seni kami berikutnya. Dan tentang barengan ke rumah sakit untuk mengunjungi Yoona sepertinya untuk saat ini aku tidak bisa Hyunnie soalnya…” EunHye kembali teringat keberadaan adiknya diruangannya dan baru saja ingin memberi alasan lain karena belum bisa ke rumah sakit dengan Seohyun ketika dilihatnya Joo Ji Hoon berjalan menuju ke arah mereka.
“Ji Hoon Oppa…” ucapnya sambil bangkit berdiri.
Seohyun berbalik dan melihat kehadiran seorang Namja yang terlihat tegap dan tinggi berjalan menuju mereka.
“Anneyong haseyo..” salam pria itu hangat kepada mereka berdua.
Seohyun memilih menundukkan kepala membalas salam itu dan mengucap salam dengan nada lirih.
“Oppa kenapa kemari tanpa memberitahuku sebelumnya..”
“Kebetulan aku lewat di tempat ini dan kepikiran untuk menemuimu ..”
Meski suara namja itu terdengar hangat namun ekspresi wajahnya benar-benar angker. Seohyun tidak menampik bahwa Namja yang sekarang berdiri di depannya ini memiliki ketampanan wajah yang sempurna hanya saja tidak ada senyum yang menghiasi wajah itu, ekspresinya sangat datar, itu kenapa Seohyun tidak berlama-lama menatapnya dia memilih menunduk dan memainkan telepon genggamnya yang berada dalam genggamannya.
“Oh begitu, ehm..Ji Hoon Oppa bisa menunggu di ruanganku kan, aku ingin berbicara dengan Seohyun-ssi sebentar. Oh iya aku lupa memperkenalkan kalian. Oppa ini adalah Park Seohyun, calon adik ipar Kim Yoona teman kerjaku disini dan Hyunnie ini adalah Joo Ji Hoon, tunanganku.”
Seohyun kemudian berdiri dan saling memberi salam dengan Joo Ji Hoon.
Astaga, namja ini tunangan EunHye noona. Kasihan EunHye noona yang sangat cantik dan ramah tetapi tunangannya patung berjalan,Datar banget ekpresinya. Seohyun membatin.
“Onnie, Saya pamit saja kalau begitu. Saya ingin menemani Yoona onnie di Rumah sakit karena siapa tahu saja kakak saya kembali ke kantor lagi. Kasihan Yoona onnie tidak ada yang menemaninya.”
Eunhye berbalik ke Seohyun. “Baiklah kalau begitu, sampaikan kepada Yoona kalau aku akan datang menjenguknya.”
“De…” Seohyun mengangguk lalu berjalan keluar, meninggalkan pasangan itu yang berjalan masuk ke ruangan EunHye.
Baru saja Seohyun hendak melangkah menuju pintu putar ketika sebuah suara meneriaki namanya.
“Seohyun-ssi…”
Dia berbalik menuju sumber suara dan melihat Yonghwa berlari-lari kecil ke arahnya.
“Oh..ehhh.. Yong..Hwa Oppa…”
“Anneyong Hyunnie, kita bertemu lagi..”
“Anne..yong Oppa… Ehmm..Yonghwa Oppa sedang ngapain disini??”
“Hanya menikmati sore yang indah ini dengan melihat-lihat benda seni, Hyunnie.” Jawab Yonghwa enteng sambil tetap memperhatikan wajah imut di depannya ini. “Hyunnie sendiri ngapain disini? Oh coba aku tebak pasti mengunjungi kakak iparmu yang kerja disinikan?”
“Loh Kok Oppa tahu kalau kakak iparku kerja disini sih?”
Yonghwa tertawa kecil lalu memainkan rambutnya pelan. “Tidak ingat yah, kita pernah bertemu sebelumnya disini dan kalau tidak salah kamu meninggalkanku karena ada janji makan siang dengan Kim Yoona-ssi,kakak iparmu itu…”
“Ah..yah…”Seohyun menepuk jidatnya pelan, “Mianhe Oppa, aku lupa hari itu yah..heheh..” dia tertawa pelan membuat Yonghwa yang masih asyik menatap wajahnya gregetan, Kyoptta..
“Tapi saya kesini tidak ingin bertemu dengan Yoona Onnie tapi bertemu dengan EunHye Onnie membawa titipan Yoona Onnie untuknya. Yoona Onnie sedang di rawat di Rumah Sakit.”
“Oh, Yoona-ssi sakit apa?”
“Ehmm..Onnie memiliki penyakit jantung bawaan sepertinya kembali kambuh makanya harus bedrest di rumah sakit.”
“Oh begitu…ehm kalau begitu bolehkah saya yang mengantarmu ke rumah sakit sekalian saya menjenguk Yoona-ssi.”
“Dhe..ee..???” Seohyun kaget mendengar ucapan Yonghwa.
“Boleh yah…” Yonghwa memandang wajah Seohyun dengan penuh harapan sambil melafalkan doa dalam hati semoga gadis ini mengabukan permintaannya.
“Ehhmmm..baiklah Oppa..” dengan sedikit terbata Seohyun mengabulkan permintaan Yonghwa.
Yonghwa mengulum senyum dan bersorak kegirangan dalam hati. “Kalau begitu kamu ikut dimobilku saja yah, beritahu supirmu untuk mengikuti kita di belakang saja.”
“Dhe..ee..???” hari ini Seohyun terkaget-kaget dengan permintaan-permintaan Yonghwa. Tapi entah mengapa dia tidak bisa menolaknya.
“Ehmm..saya akan mengatakan kepada Hangkang-ssi dulu Oppa bagaimana baiknya…”
“Silahkan…”
Ketika Seohyun berjalan menuju pria yang sedari tadi berdiri agak jauh dari mereka berdua yang notabene adalah pengawal jg merangkap supir Seohyun, segera Yonghwa meraih HPnya lalu menekan nomor Jungshin yang sebenarnya berdiri tidak jauh dari mereka juga.
“Apaaaa???” Jungshin berteriak di telpon mendengar penjelasan Yonghwa. “Apa sih yang sebenarnya Hyung pikirkan? Meninggalkan Eunhye noona tiba-tiba dengan berlari keluar mengejar Seohyun-ssi dan sekarang ingin mengantarnya sendiri tanpa sayai?? Apa yang harus saya laporkan jika ada apa-apa yang terjadi pada Hyung??”
“Calm down Jungshin. Kamu boleh mengikutiku pakai mobil noona atau Junsu-ssi. Ceritakan saja pada Noona pasti dia mengerti. Kamu panik benar, jangan seperti itu tidak baik bagi jantungmu..hahaha..yah sudah yah silahkan mengusahakan tetap mengikutiku tapi jangan kelihatan..” ucap Yonghwa sambil menutup telpon membuat Jungshin di sebrang sana gregetan setengah mati dan segera mengambil tindakan gerak cepat mencari solusinya dengan menelpon EunHye dan menceritakan segalanya sekalian meminjam mobilnya.
Alih-alih kaget disebrang sana EunHye malah tertawa mendengar Jungshin misuh-misuh sendiri akibat kelakuan Yonghwa yang tidak berpikir panjang, setelah tawanya reda dia lalu berbaik hati menyuruh Junsu mengantarkan kunci mobilnya sedangkan dia sendiri akan menghabiskan waktu dengan tunangannya jadi tidak masalah jika mobilnya dipakai asisten yang sebenarnya juga merupakan pengawal adiknya, Jungshin.
Di sisi lain setelah menelpon Jungshin, Yonghwa yang masih menunggu persetujuan Seohyun yang tampaknya masih berbicara dengan pengawalnya dan juga terlihat sedang menelpon kemudian kembali menekan angka pada tuts HPnya dan tidak lama tersambung dengan seseorang disebrang telpon.
Yonghwa baru saja ingin memberi salam ketika suara disebrang sana terdengar misuh-misuh, “Apa sih yang kamu pikirkan? belum lagi izin untukmu keluar dari keluarganya kamu sudah berani ingin mengantarnya dan jangan bertanya bagaimana aku bisa tahu, dia baru saja menelponku dan meminta izin supaya bisa ikut dimobilmu menjenguk Yoona, kamu benar-benar kurang sabar yah…”
Alih-alih terdengar kecewa atau ketakutan dilabrak seperti itu, Yonghwa malah tertawa kencang. Disebrang sana Jokwon sedang sibuk memarahinya. Meski baru mengenalnya tadi siang dan menghabiskan waktu sesiangan bercerita tentang Seohyun dan keinginannya menjadikan gadis itu seseorang yang special dalam hidupnya namun Yonghwa merasa telah akrab dan dekat dengan Jokwon. Pribadi manajer Seohyun itu sangat hangat dan ramah, meski awalnya dia mempertanyakan niat Yonghwa mendekati Seohyun dan sangsi terhadap ketulusannya belakangan dia malah sungguh-sungguh akan ikut berusaha agar izin dari keluarganya bisa keluar dan merestui hubungannya dengan Seohyun dan bagi Yonghwa sekarang Jokwon bukan saja kakak bagi Seohyuntetapi juga sudah dianggap kakak baginya.
“Mianhe Hyung, aku tidak bermaksud apa-apa. Aku hanya ingin menggunakan kesempatan sebaik mungkin. Tidak selalu kesempatan seperti ini hadir dalam hidupku, waktu kadang tidak berpihak padaku dengan kesibukanku yang seabrek kesempatan seperti ini benar-benar merupakan anugerah itu kenapa aku ingin memanfaatkannya sebaik mungkin.”
“De, baiklah. Kamu boleh mengantarnya karena tadi aku telah memberinya izin. Soalnya sore ini aku telah janjian dengan kakeknya dan kedua kakaknya. Meski tadi Taecyoon telah menolak untuk hadir karena ingin menemani Yoona di rumah sakit tetapi belakangan dia tetap akan hadir dalam rapat keluarga ini Karena Yoona telah memberinya izin. Dan lagi dia juga ingin menjemput kakeknya untuk bersama-sama menjenguk Yoona di rumah sakit setelah pembicaraan ini selesai. Jadi kamu punya beberapa jam setelah itu segera berlalu karena amereka sekeluarga akan datang di rumah sakit itu.”
“Ok, baik Hyung. Kamsahamnida untuk segalanya. Aku akan selalu ingat kebaikan Hyung…”
“Sudah-sudah..kamu tidak perlu seperti itu, yah sudah aku ini sibuk jadi silahkan tutup telponnya sekarang.”
Yonghwa kembali tertawa menanggapi keketusan Jokwon. “De…”
Dari kejauhan dilihatnya kembali Seohyun menerima sebuah panggilan di telpon celularnya. Tidak lama kemudian dia berjalan ke arah Yonghwa.
“Ehhmm..Oppa boleh kok ke rumah sakit denganku. Hangkang-ssi akan ikut di belakang mobil Yong Oppa…”
Yonghwa tersenyum kemudian mengajak Seohyun berjalan ke mobilnya yang telah berada di depan Museum Seni Leeseung.
Tidak berapa lama kemudian mereka telah berada di dalam mobil yang dikemudikan oleh Yonghwa.
“Oppa, seatbelt…” Seohyun mengingatkan Yonghwa untuk memakai sabuk pengaman ketika diilihatnya Yonghwa akan mengemudikan mobil tanpa memasang sabuk pengaman terlebih dahulu.
Yonghwa tersenyum lalu memasang sealtbelt.
Mobil itupun kemudian meluncur dengan mulus, tanpa diketahui oleh Seohyun, Yonghwa melihat mobil kakaknya berada tepat di belakang mobil yang dikemudikan oleh pengawal Seohyun. Yonghwa bisa menebak di atas mobil itu Jungshin sedang sibuk misuh-misuh sendiri. Yonghwa pun tersenyum membayangkan hal itu.
“Yonghwa oppa tersenyum karena apa?” Seohyun bertanya dengan nada polos.
“Oh itu, Senang ajha bisa menemani dan mengantar Hyunniee…”
“Dhe..ee..oh..ah…” Tanpa bisa dicegahnya Seohyun memerah mukanya, sedikit malu mendengar ucapan gombal Yonghwa.
“Heheheh..Mianhe Hyunnie, tapi saya serius ketika mengatakan kalau saya senang bisa menghabiskan sore bersamamu…”
“Aii..gooo..Joeng..mall…” Seohyun memegang wajahnya yg sedang tersipu, Yonghwa tertawa melihat Seohyun grogi.
Namun meski merasa grogi Seohyun tetap merasa nyaman berada semobil dengan orang selain keluarganya dan meski Namja yang satu ini baru beberapa hari dikenalnya tetapi telah mampu menempatkan dirinya setara dengan teman-temannya yang jumlahnya hanya sedikit itu. Dia tidak pernah membayangkan bakal bisa mengakrabkan diri dengan pria yang bukan teman atau sahabat keluarganya juga bukan teman kuliah atau teman selebritisnya. Dikampusnya saja dia hanya memiliki teman-teman wanita yang jumlahnya bisa dihitung dengan jari sedangkan teman-teman prianya biasanya ada beberapa yang suka mengajaknya ngobrol tetapi sebatas sambil lalu, dia nyaris tidak pernah menghabiskan banyak waktunya untuk ngobrol dan bercanda dengan lawan jenisnya. Di lingkungan entertainment koreapun, meski dia masuk dalam jajaran selebriti muda korea dia jarang bercengkrama dengan selebriti atau idola muda lainnya. Hanya beberapa yang dia kenal itupun karena dia pernah duet atau satu panggung dengan mereka salah satunya KyuHun Oppa, selebihnya mereka hanya saling tersenyum jika bertemu. Namun dengan Namja yang baru dikenalnya ini, dia sudah merasa dekat dengannya.
“Sedang memikirkan apa Seohyun?”
“Oh..eh,,andwe oppa..Saya tidak lagi memikirkan sesuatu apapun…”
Yonghwa tersenyum. “Ehmm..katanya Seohyun sangat hobby membaca yah?”
“Loh Oppa tahu dari mana?”
“Ehmm, anggap saja apapun tentangmu aku tahu..”
“Aiig..goo..o..chin..ca..” kembali Seohyun tersipu malu. “Serius Oppa, Oppa tahu dari mana?”
Yonghwa tertawa pelan. “Mestinya kamu tidak heran kalau aku tahu tentangmu, bukannya kamu adalah Park Seohyun, Pemain pianist remaja jenius korea..heheh..” Yonghwa kembali tertawa ketika melihat gerakan tubuh Seohyun yang kembali merasa malu dengan menutup sebagian wajahnya. “Kemarin aku membaca artikel tentangmu di salah satu majalah musiK.”
“Oh…” Masih dengan tersipu-sipu Seohyun melanjutkan ucapannya. “Aku memang sangat suka membaca Oppa, dengan membaca kita bisa belajar banyak dari buku yang kita baca. Aku suka buku yang bertema psikologi dan pengembangan diri begitu..”
Yonghwa kembali tertawa. “Ohh..Park Seohyun..kamu betul-betul unik…”
Seohyun ikut tertawa bersama Yonghwa namun segera menghentikan tawanya ketika dilihatnya mobil Yonghwa berbelok masuk ke halaman sebuah toko bunga.
“Kita harus membeli sesuatukan untuk Kakak iparmu, aku pikir bunga lumayan bagus..”
Seohyun menganggukkan wajah.
“Kamu tidak perlu ikut turun, tunggu aku disini saja. Akan bahaya jika tiba-tiba ada paparazzi yang melihat kita berdua, besok deadline Koran akan berbunyi… Park Seohyun membeli bunga dengan pria misterius…“Yonghwa mengucapkan kata-kata terakhir dengan mimik ala reporter berita membuat Seohyun tertawa.
Dia kemudian menuruti permintaan YongHwa tetap berada di atas mobil dan membiarkan YongHwa yang turun membeli bunga.
Di sisi lain, di mobilnya Jungshin yg juga ikut berhenti tidak jauh dari mobil Yonghwa merasa heran melihat Yonghwa yang turun langsung dan berinteraksi dengan penjual bunga. Hal yang teramat jarang dilihatnya. Dia baru saja merogoh kantongnya ketika HPnya dengan sendirinya berbunyi, dan menemukan nama Jonghyun tertera disana.
“Yobhuseo, Jungshin saya bisa bicara denga Hyung. Ada yang penting yang ingin saya bicarakan tetapi panggilan saya di HPnya tidak dijawab olehnya.”
“Bagaimana mau dijawab kalau dia lagi sibuk di toko bunga, HPnya mungkin tertinggal di atas mobil..”
“Toko bunga? Ngapain Hyung di toko bunga dan kenapa bukan kamu yang beli jika memang dia ingin beli bunga..”
“Ahh..chinncaaa..aku bisa gila melihat Hyung seperti ini, penjelasannya nanti saja Jonghyun Hyung.. sekarang katakan saja ada apa?”
Meski bingung Jonghyun pun tanpa membuang waktu memberi penjelasan kepada Jungshin tentang masalah yang terjadi di hotel mereka, Jungshin mendengarkan dengan seksama lalu buru-buru menyelesaikan percakapan via telpon ketika dilihatnya mobil Yonghwa telah kembali berjalan meninggalkan toko bunga itu.
Di atas mobil Yonghwa.
Seohyun kegirangan ketika Yonghwa menyodorkan satu buket mawar berwarna pink kepadanya. Sedangkan bunga untuk Yoona disimpan Yonghwa di kursi belakang.
“Untukmu Park Seohyun dari Lee Yonghwa sebagai salam persahabatan..” Ucap Yonghwa sambil menyodorkan bunga itu.
“Wah..Kyoptta..Kamsahamnida Oppa..” Ucap Seohyun sambil meraih buket bunga itu lalu meraih kartu yang ada di buket bunga itu.
“Hopefully in your eyes There will only be smiles of happiness”
“Wahh…aii..gooo…” Seohyun kembali tersipu-sipu malu membaca ucapan yang tertera pada kartu itu. Lalu tertawa kecil membuat Yonghwa juga tertawa.
“Oh iya Oppa, sedari tadi HP Oppa berbunyi..”
“Oh..” Yonghwa kemudian meraih HPnya dan tepat bersamaan dengan itu telepon genggam itu kembali berbunyi, dilihatnya di layar tertera nama Jungshin.
“Ehhmm..” jawabnya pelan.
“Hyung, tadi ada telepon dari Jonghyun Hyung, sedang ada masalah besar di hotel dan mereka membutuhkan Hyung, sebaiknya apa yang harus JOnghyun Hyung lakukan.” Jungshin kemudian menceritakan versi lengkapnya kepada Yonghwa seperti yang tadi diceritakan oleh Jonghyun.
Ditempatnya Yonghwa hanya mengangguk-anggukkan kepala mendengarkan penjelasan Jungshin.
“De..katakan padanya aku akan kesana 15 menit kemudian..”
“Baik Hyung, lalu bagaimana dengan Seohyun-ssi..”
“aku tutup telponnya yah..” alih-alih menjawab yonghwa kemudian mematika telponnya disebrang sana Jungshin mengerti keengganan Yonghwa membuat Seohyun khawatir dengan tidak menjawab pertanyaan Jungshin, Jungshin kemudian tetap membuntuti mobil Yonghwa.
“Seohyun..mianhe..ehmm aku mungkin tidak bisa ikut masuk menemui Yoona-ssi bersamamu dirumah sakit karena ada sesuatu yang harus aku kerjakan, tidak mengapakan?”
Seohyun menganggukkan kepala tanda mengerti dan diapun memilih diam beberapa menit kemudian ketika dilihatnya Yonghwa asyik tenggelam dalam pikirannya sambil mengemudikan mobil menuju Rumah sakit yang tidak jauh lagi.
Sesampainya halaman rumah sakit Yonghwa terlebih dulu memastikan kehadiran Hangkang-ssi disamping Seohyun sebelum meninggalkan gadis itu di pelataran halaman rumah sakit, dia kemudian memacu mobilnya segera menuju hotelnya, dibelakangnya mobil kakaknya yang dikemudikan Jungshin juga ikut.
@Kediaman Park di Wilayah Gangdong
Taecyoon terbelalak mendengar cerita Jokwon, disisi lain TOP yang hari itu terpaksa izin dari RS demi pertemuan keluarga ini juga sedikit kaget mendengar cerita Jokwon tetapi dia menanggapinya lebih tenang ketimbang reaksi Taecyoon yang langsung berdiri.
“Tenang dulu taecyoon..” Berat dan berwibawa Tuan Park memerintahkan Taecyoon untuk kembali duduk ditempatnya.
“De haraboji…” Demi mendengar perintah kakeknya, Taecyoonpun kembali duduk ditempatnya.
Jokwon kembali dengan penjelasannya. “Dia ingin memulainya dengan cara yang benar Haraboji dan jika Haraboji, TOP hyung dan Taecyoon mengizinkan dia ingin menemui kalian secara langsung dan meminta restu kalian. Dia serius ingin menikahi Seohyun dan melindunginya dengan segenap hatinya, namun terlebih dahulu dia ingin memperkenalkan diri pada kalian, setelah kalian memberinya restu untuk mendekati Seohyun dengan caranya sendiri dan meminta kesediaan gadis itu menjadi istrinya barulah dia akan datang kembali melamar dengan resmi bersama ayahnya, Lee Young Nim, Presiden kita.”
“Jadi putra kedua Presiden Lee yah…” Tuan Park manggut-manggut di tempatnya, kemudian memandangi kedua cucunya. “Bagaimana pendapat kalian??”
TOP tersenyum lalu dengan santai dia menjawab pertanyaan kakeknya. “Bagi saya haraboji yang terpenting adalah kebahagiaan Seohyun. Jika dia juga menyukai Yonghwa-ssi mengapa tidak dan lagi dia sudah dewasa, sudah saatnya kita melepas dia, tidak mengekangnya seperti yang selama ini kita lakukan terhadapnya, kasihan Seohyun bisa-bisa dia tidak memiliki kehidupan romantisme remaja jika kita masih saja mengekangnya. Terserah Seohyun jika dia menyukai Yonghwa-ssi aku tidak keberatan Haraboji. Sekarang ini aku hanya penasaran dengan Yang namanya Yonghwa-ssi..hahahah..jadi terjebak di lift yah..hahah..” Sambil tertawa TOP memandangi Jokwon yang juga ikut tertawa.
“Iya hyung, di Lift..blessing disguise sepertinya..heheh..”
“Ah..sayangnya aku tidak pernah bertemu dengan putra kedua presiden Lee dan lagi dia sangat tidak terekspos media seperti apa wajahnya, aku penasaran.. Apakah Seohyun sekarang telah dekat dengan pria itu?” kembali TOP bertanya kepada Jokwon.
“Mereka sudah kenal satu sama lain, dan kebetulan uri Yoona bekerja di tempat kakaknya Yonghwa-ssi, Lee EunHye tanpa sengaja jika sedang ada janji dengan uri Yoona, uri Hyunnie datang kesana dan bertemu dengan Yonghwa yang kebetulan juga berada di sana.”
“Oh..iya aku kenal EunHye-ssi. Aku pernah menghadiri pagelaran amal dia dan kebetulan temanku memperkenalkanku padanya. Gadis yang menarik.”
“Sayangnya Hyung dia telah mempunyai tunangan..”
TOP tertawa mendengar celetukan Jokwon. Dan keduanya kembali terdiam ketika mendengar deheman yang dikeluarkan Tuan Park.
“Bagaimana denganmu Taecyoon?” Tuan Park memandang Taecyoon yang dari tadi hanya terdiam, dia asyik dengan pikirannya sendiri. Dia mungkin sangat mencintai adiknya dan mengkhawatirkan kondisi adiknya tetapi benar apa yang dikatakan oleh kakaknya TOP, Seohyun sudah dewasa dia berhak menentukan langkah hidupnya sendiri dan lagi saat ini dia juga sudah punya prioritas utama dihidupnya selain adiknya yaitu gadis yang dicintainya Yoona.
“Saya seperti TOP Hyung, semuanya kembali kepada uri hyunnie. Jika dia mencintai pria ini sayapun akan merestui mereka.”
“Wah..daebak Taec..aku suka pemikiranmu kali ini..hahahha…” Di tempatnya yang berhadapan dengan Taecyoon, TOP mengacungkan jempolnya kepada Taecyoon.
“Begitu yah…” Tuan park kembali manggut-manggut. “Baiklah, agendakan pertemuan dengaa Yonghwa-ssi lalu luangkan waktu kalian berdua menemani kakek menemuinya.”
“Pasti haraboji, aku tidak akan melewatkan kejadian sepenting ini…” TOP nyengir ditempatnya.
“Baik haraboji..” Hampir bersamaan Jokwon dan Taecyoon menjawab pernyataan Tuan Park.
@Cheong Wa Dae (Istana Kepresidenan Korea)
Jam telah menunjukkan pukul 02.00 AM ketika EunHye melangkah ke ruang keluarga yang biasa dipakainya bercengkrama dengan adiknya. Pengawal istana kenegaraan yang berdiri di pintu depan ruanganpun telah berganti shift ketika tadi EunHye mengajaknya ngobrol tetapi kehadiran adiknya di istana kepresidenan ini belum diendusnya. Dia juga tahu kalau adiknya tidak akan menginap di luar mala mini, tadi dia telah memastikan akan membicarakan sesuatu yang penting dengan kakaknya, untuk itu dia menunggu kedatangan adiknya meski waktu telah membawanya pada dini hari.
Selang beberapa menit kemudian, didengarnya langkah-langkah kaki dan suara adiknya menyapa pengawal yang berada diluar ruangan.
“Noona…”
“Hai, kenapa kamu pulang selarut ini? Masalah di hotel yang tadi berat banget yah..”
Yonghwa menghela nafas panjang lalu duduk disofa disamping kakaknya.
“Aktris itu meninggal Noona…”
EunHye terbelalak kaget ditempatnya, dia kemudian meraih tangan adiknya dan menggenggamnya.
“Trus??”
“Tadi aku dan Jonghyun meeting bersama polisi yang mengusut kasus itu dan untuk sementara berita ini tidak akan terpublish ke publik. Tadi kami juga bertemu dengan manajer aktris itu dan dia bersedia membawa mayat sang Aktris pulang ke rumahnya setelah semuanya diperiksa oleh polisi dan dinyatakan meninggal di dormnya. Berita yang akan dilansir oleh media seperti itu.”
“Sebenarnya bagaimana semuanya bisa terjadi?”
“Kata Jonghyun sang aktris chek ini di hotel 3 hari yang lalu. Selama menginap di hotel dia jarang meninggalkan kamarnya, yang ada dia selalu dikunjungi oleh dua pria. Yang satu manajernya trus yang satu disinyalir adalah kekasih gelapnya yang tidak terekspos media. Nah katanya tadi sebelum meninggal, orang terakhir yang bertamu adalah sang kekasih, dari waktu yang ditunjukkan CCTV kurang lebih dua jam setelah jam kematiaan si aktris. Sekarang polisi akan menyelidiki kejadian sesungguhnya, Junsu dan teman-teman juga telah memulai menyelidiki semuanya.”
Eun Hye menatap wajah letih adiknya, dia melepaskan tangan Yonghwa lalu memeluk adiknya.
“Kamu mesti sabar yah, semuanya akanmembaik.” Dia kemudian melepaskan pelukannya lalu kembali menatap wajah adiknya yang sekarang menggelar senyum di wajahnya.
“Noona, bukan hal ini yang ingin kubicarakan dengan Noona. Ada hal yang lebih penting lagi tetapi sekarang sudah larut sekali lebih baik Noona tidur saja dulu, biar besok pagi percakapan ini dilanjutkan.”
“Noona tidak apa-apa, tadi sebelum menanti kedatanganmu setelah diantar pulang oleh JiHoon oppa, noona sempat beristirahat sebentar. Taoi kalau kamu lelah tidak mengapa juga kalau percakapan ini dilanjutkan besok.”
Yonghwa kembali menatap wajah kakaknya. “Aku juga tidak mengapa kok Noona.”
Sesaat mereka berdua terdiam.
“Noona, aku rasa aku jatuh cinta.”
Eun Hye tertawa pelan. “With Seohyunnie?”
Yonghwa dengan wajah sedikit risih menganggukkan kepala. “Aku akan melamarnya Noona, bagaimana menurut Noona??”
Eun Hye terbebelalak, “Secepat itu? Bagaimana dengan Hyunnie sendiri? Juga bagaimana dengan keluarganya?”
“Maksudku belum sekarang Noona, tetapi aku telah berbicara kepada manajernya lalu menceritakan segalanya termasuk rencanaku untuk melamarnya, aku meminta kepada dia agar bisa mempertemukanku dengan keluarga Hyunnie. Namun untuk Hyunnie aku meminta kepada mereka biarkan aku yang membuatnya menyukai dan mencintaiku.”
“Apakah Seohyun sudah tahu siapa kamu sebenarnya?”
Yonghwa menggeleng, “Itu kenapa aku ingin memberitahu keluarganya terlebih dahulu tentang segalanya jika restu mereka telah keluar, aku baru akan mengungkapkan segalanya pada Seohyun. Aku pikir ini caraku untuk melindungi dia Noona.”
“Kamu tahu, aku selalu tidak mampu menebak cara berpikirmu tetapi entah mengapa akupun selalu percaya hasil terbaik akan kamu perolah. Ok my lovely boy, fighting…”
Yonghwa tertawa melihat kakaknya memberinya semangat. “Kalau Noona tidak keberatan, maukah Noona menemaniku menemui keluarga besarnya. Tadi sewaktu aku sedang di hotel mengurus masalah aktris tersebut Jokwon Hyung menelpon dan mengabarkan kalau keluarganya bersedia meluangkan waktunya di akhir pekan nanti untuk menemuiku.”
“Jokwon-ssi?? Siapa dia?”
“Oh..dia adalah manajer Hyunnie, kepercayaan keluarga Hyunnie untuk megurus segala sesuatu tentang jadwal keartisannya.”
EunHye mengangguk-anggukkan kepala. “Ehm..baiklah Aku akan menemanimu. Untuk peristiwa sepenting ini aku tidakk akan melewatkannya. Tetapi kenapa kamu tidak menghadap ke Aboji lalu meminta kesediaannya bersama kita menemui keluarga Park.”
Yonghwa berbalik menatap wajah kakaknya lalu berpikir sejenak. “Aku tidak ingin merepotkan Aboji untuk hal sekecil ini Noona.”
“Tetapi apakah kamu tidak ingin mendapat persetujuannya?”
“Jika menyangkut Hyunnie, tanpa Aboji setujuipun aku akan tetap ingin menghabiskan hidupku dengannya.”
“Yonghwa, Aboji akan kecewa jika kamu mengambil keputusan sepenting ini tanpa melibatkannya. Aku percaya tentang keinginanmu itu dia tidak akan menghalangi untuk itu kakak mohon supaya kamu membicarakan hal ini kepada Aboji.”
Yonghwa menganggukkan kepala. “Baiklah aku akan menemui Aboji besok pagi.”
Eun Hye tersenyum, “Kakak pikir juga akan lebih baik jika di pertemuan pertama dengan keluarga Hyunnie ini Aboji bisa mememani kita.”
“Baiklah Noona…”
Keesokan harinya ketika Yonghwa baru saja berniat menemui ayahnya di ruang kerjanya, salah satu pelayan mereka telah lebih dulu datang dan menyampaikan bahwa dia dipanggil menghadap oleh ayahnya.
Yonghwa bergegas menemui ayahnya di kamar ayahnya, dia melihat ayahnya yang masih terlihat segar diusianya yang sudah beranjak menua sedang menikmati secangkir kopi dipagi hari di teras kamarnya dengan beberapa lembar kertas ditangannya. “Aboji memanggilku?”
Presiden Lee berbalik dan melihat kehadiran anak bungsunya. “Iya, ayo duduk dengan Aboji disini.”
Yonghwa beranjak mendekati ayahnya dan dilihatnya asisten pribadi ayahnya berjalan keluar ruangan member sedikit privasi kepada kedua ayah dan anak itu.
“Ayah mendengar hal yang tidak enak, tentang kejadian di hotel.”
Yonghwa menunduk.
“Ayah minta agar kamu lebih berhati-hati lagi.”
Yonghwa mengangkat kepala dan melihat ayahnya mengusap pelan wajahnya.
“Ayah saat ini sedang menggodok undang-undang tentang pelestarian alam yang bisa menyelamatkan bumi dan anak cucu kita ke depannya namun disisi lain regulasi baru ini akan merugikan perusahaan-perusahaan besar yang mempunyai pabrik dan pembuangan limbah. Kamu tahukan bagaimana para pengembang itu jika merasa dirugikan mereka bisa menggunakan banyak cara untuk menekan kita termasuk menteror keluarga kita. Jadi ayah mohon agar kamu berhati-hati. Ayah sedikit bersyukur selama ini kamu menghindari publisitas sedikit banyak mereka jadi tidak tahu keberadaanmu.”
Satu hal yang Yonghwa banggakan dari ayahnya, meski selama ini ayahnya tidak berperan sebagai ayah yang baik bagi mereka malah terkesan menyia-nyiakan anaknya demi kariernya tetapi ayahnya sangat mencintai Negara ini dan rakyatnya. Kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh ayahnya selalu pro rakyat.
“Yonghwa mengerti Aboji, namun bagaimana dengan kakak. Apakah Aboji telah memberitahunya tentang hal ini dan agar dia juga lebih berhati-hati lagi.”
“Ayah belum memberitahunya, dan ayah tidak akan memberitahunya. Kakakmu itu telah banyak berkorban demi ayah, ayah tidak ingin dia terlalu tertekan dan mengkhawatirkan banyak hal. Jika dia tahu hal ini, alih-alih memikirkan keselamatan dirinya dia justru akan selalu mencemaskan kita berdua..”
Yonghwa mengangguk, sepaham dengan pemikiran ayahnya. Diapun sangat yakin kakaknya akan bertingkah seperti itu jika dia tahu tentang hal ini.
“…Ayah hanya memberitahu Ji Hoon tentang hal ini.”
“Maksud Aboji?”
President Lee berdiri lalu berjalan membelakangi Yonghwa memandang pemandangan diseputar istana kepresidenan. “Ayah tahu kamu pasti membenci ayah karena pertunangan kakakmu dengan Ji Hoon namun ayah tegaskan bahwa itu bukan murni kehendak ayah. Jika Eun Hye tidak menyukai Ji Hoon ayah tidak akan menjodohkan mereka, bagi ayah yang terpenting adalah perasaan kakakmu, meskipun mungkin ayah akan menyesalakan jika mereka tidak berjodoh, Ji Hoon adalah orang yang sangat tepat untuk kakakmu, bukan karena dia adalah putra dari salah satu pengusaha kaya korea tetapi karena dia sangat menyukai Uri Eun Hye…”
“Aku tetap tidak mengerti Aboji. Jika Ji Hoon Hyung sangat menyukai Noona mengapa dia sedatar itu. Pertemuan pertama kamipun tidak berjalan baik, dia sama sekali tidak hangat terkesan setengah-setengah menghadapi pertunangan mereka…”
Untuk sesaat President Lee tertawa. “Ji Hoon memang seperti itu. Dia sama sekali bukan seseorang yang mudah mengekspresikan perasaannya. Tetapi dia sangat mencintai kakakmu, ayah tidak meragukan hal itu. Mungkin kamu masih ingat 10 tahun yang lalu ketika kakakmu mengalami kecelakaan karena memilih menyelamatkan seseorang, tahukah kamu siapa orang itu, ya dia adalah Ji Hoon. Semenjak saat itu dia menyukai kakakmu namun karena dia dibawa orang tuanya ke Amerika untuk belajar bisnis diapun kemudian pergi tanpa mengungkapkan perasaannya. Nah dia baru kembali ke Korea 2 tahun yang lalu.”
Yonghwa sedikit terkejut mendengar fakta ini.
“Sepulangnya ke korea dia kemudian menemui Ayah, dia bahkan tidak pernah menemui kakakmu kecuali melihatnya dari kejauhan. Dia rajin memantau semua perkembangan kakakmu termasuk hubungan Eun Hye dengan pria itu..”
Yonghwa tahu siapa yang dimaksud dengan pria itu oleh Ayahnya. Dia adalah mantan kekasih kakaknya yang ternyata adalah penipu. Memacari kakaknya karena status yang dimiliki oleh kakaknya.
“Dia datang kepada Ayah membawa bukti bahwa pria itu benar-benar hanya akan memanfaatkan kakakmu, karena tahu hal itu ayahpun kemudian melarang keras Uri Eun Hye berhubungan dengan pria itu, dan Ayah tahu meskipun kakakmu terluka, dia akan menuruti perintah ayah. Kamu membenci ayah karena hal inikan? Saat itu maafkan ayah Karen atidak menjelaskan fakta sebenarnya. Setelah Eun Hye tenang dan melepaskan pria itu Ayah kemudian mulai mempersiapnkan pertunangan mereka tetapi Ji Hoon awalnya menolak, dia ingin agar Eun Hye sendiri yang mulai mencintainya tanpa adanya tekana semacam pertunangan.”
Yonghwa bisa mengerti pikiran Ji Hoon, akan sangat tidak nyaman memaksakan kehendak kepada wanita yang dicintai. Cinta adalah bagaimana kamu membiarkan orang yang kamu sukai berbahagiah bukannya malah membuat mereka menderita.
“Tetapi dengan sifat Ji Hoon yang seperti itu, ayah khawatir progressnya lambat dan ayah mengenal Eun Hye dengan baik itu kenapa Ayah kemudian mendesak Ji Hoon agar melangsungkan pertunangan ini secepatnya akhirnya dia mengalah kepada Ayah lalu merekapun bertunangan. Ji Hoon itu sangat mencintai kakakmu, ayah bisa memastikan hal itu. Kamu juga tidak tahukan bahwa demi menjauhkan pria itu dengan kakakmu dia rela mengeluarkan materi yang banyak demi menyuruh pria itu menjauhi kakakmu.”
“Apakah Noona tahu hal ini?”
Presiden Lee menggeleng. “Ayah pikir kakakmu tidak perlu tahu tentang hal ini, Ji Hoonpun berpikiran sama. Dia hanya ingin membahagiakan EunHye, tidak membebani Eun Hye dengan hal-hal seperti ini. Itu kenapa kamipun sepakat menyembunyikan hal tentang ancama-ancaman terkait regulasi yang ayah godok itu. Kenapa kemudian dia bersikeras agar pernikahan mereka dipercepat itu karena dia ingin melindungi Eun Hye sepanjang yang dia bisa. Dia tidak bisa berhenti mencemaskan Eun hye jika tidak membawa Eun Hye ke sisinya dan melindunginya dengan segenap yang dia bisa.”
Yonghwa terharu mendengar keinginan calon kakak iparnya. Selama ini dia telah berprasangka jelek terhadapnya ternyata faktanya tidak demikian.
Ayahnya berbalik dan menatapnya. “Semoga kamu memaafkan ayah untuk semuanya..”
Yonghwa mengangguk, “aku mengerti sekarang Aboji…”
“Oh iya, Aboji aku pun ingin mengatakan sesuatu kepada Aboji.”
“Apa itu…”
“Aku mecintai seorang gadis. Dan aku ingin Aboji merestui hubungan kami..”
Presiden Lee yang baru hendak meraih cangkir kopinya menghentikan gerakan tangannya dan berbalik menatap wajah anaknya. “Kamu serius? Siapa gadis itu?”
“Dia adalah cucu dari Tuan Park, pemilik Park Development.”
Ayahnya mengangguk. “Ayah kenal Tuan Park tetapi setahu Ayah dia hanya memiliki seorang cucu yang membantunya menjalankan perusahaannya.”
“Dia memiliki 3 orang cucu, Yang Aboji maksud itu Park taecyoon, cucu nomor duanya tetapi dia memiliki kakak yang bekerja sebagai dokter bedah di Seoul Hospital lalu yang bungsu adalah Hyunnie, Seoang pianist muda yang terkenal Aboji.”
“Kamu mencintainya?”
Yonghwa mengangguk.
“Baiklah ayah akan merestui kalian. Akan ayah perintahkan Soo In untuk mengagendakan pertemuan dengan Tuan Park.”
“Aku sudah mengatur pertemuan dengan mereka Aboji. Rencananya akhir pekan ini, Aku harap Aboji bersedia ikut hadir..”
“Begitu yah…” Untuk sesaat Presiden Lee mengangguk-angguk. “Baiklah, Ayah akan meluangkan waktu sesaat bertemu dengan mereka…”
Yonghwa tersenyum. “Kamsahamnida Aboji…”
To Be Continued : Part 5
Behind The Scene Drama “Imagine” (in Real Life) :
Sore itu ketika para selebritis yang main di drama “Imagine” sedang menanti syuting dimulai. Terlihat mereka meluangkan waktu dengan bercengkrama bersama di ruangan yang sedang di set sebagai tempat syuting.
Di sebuah sofa Yonghwa duduk dan sedang memetik gitar sambil bercanda dengan personel CN Blue lainnya dan juga anak-anak 2 PM, Taecyoon dan Junsu, Lee Joon, TOP serta Jokwoon.
Di kursi lainnya tak jauh dari mereka Yoon Eun Hye sedang membaca skrip dan sesekali menimpali candaan mereka, disisi Yoon Eun Hye terlihat Jo Ji Hoon sedang ngobrol dengan asistennya, juga sesekali berbalik dan menimpali joke-joke para yuniornya itu.
Sedangkan di sudut ruangan itu ada Seohyun dan Yoona yang sedang mengobrol dengan manajer mereka. Terlihat orang-orang di belakang layar sedang mempersiapkan set pengambilan syuting berikutnya ketika tiba-tiba Yonghwa di desak oleh teman-temannya.
“Ayo nyanyikan…” Lee joon mendesaknya.
“Nyanyikan…nyanyikan..” terdengar bersahut-sahutan mereka menyuruh Yonghwa
Yoon EunHye yang tadinya sedang mengobrol dengan Joo Ji Hoon ikut berbalik kepada mereka.
“Kenapa?” dia berteriak membuat Seohyun dan Yoona yang tadinya tidak ngeh dengan kehebohan mereka juga ikut memperhatikan kerumunan anak muda itu.
“Hahahah..Yonghwa kami daulat untuk menyanyikan lagu yang mengingatkannya kepada gadis yang dicintainya.”
Tanpa dilihat orang lain, Yoona mencowel Seohyun lalu mengirim senyum sesaat kemudian kembali memperhatikan mereka.
“Hahhaha…keren tuh kayaknya, ayo Yonghwa..biarkan kami mendengarnya…”
“Nyanyikan..nyanyikan…” Yoon eun Hye ikut menyoraki Yonghwa bahkan Joo Ji Hoon pun turut serta.
Di tempatnya tanpa melihat kea rah Seohyun, Yonghwa menunduk dan mulai meraih gitarnya.
“Yuuuhhhhuuu…” kembali mereka bersorak ketika Yonghwa mulai petikan pertamanya.
“Ini untukmu My Hyunnie… .” Yonghwa membatin lalu mulai bernyanyi.
So Lately, Been wondering
Who will be there to take my place
When I’am gone, you’ll need love
To light the shadows on your face
If a great wave shall fall
It would fall upon us all
And between the sands and stone
Could you make it on your own
If I could, then I would
I’ll go wherever you will go
Way up high, or down low
I’ll go wherever you will go
And maybe, I’ll find out
The way to make it back someday
To watch you, to guide you
Through the darkest of your days
If a great wave shall fall
It would fall upon us all
Well then I hope there’s someone out there
Who can bring me back to you
If I could, then I would
I’ll go wherever you will go
Way up high, or down low
I’ll go wherever you will go
Runaway with my heart
Runaway with my hope
Runaway with my love
I know now, just quite how
My life and love might still go on
In your heart, in your mind
I’ll stay with you for all of time
(Wherever you will go – The Calling)
Luv ; SJ
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar