Selasa, 28 Juni 2011
IMAGINE Part 11
PART 11
MBC Entertainment Present : “IMAGINE”
Episode : 11
Cast :
Jung Yong Hwa (CN Blue) a.k.a Lee Yong Hwa
Seo Joo Hyun (SNSD) a.k.a Park Seo Hyun
Yoon Eun Hye a.k.a Lee Eun Hye
Joo Ji Hoon a.k.a Joo Ji Hoon
Im Yoona (SNSD) a.k.a Kim YooNa
Oc Taecyoon (2PM) a.k.a Park TaecYoon
Other Cast :
TOP (BigBang), Jungshin, Jonghyun, & Minhyuk (CN Blue), Jokwon(2AM)
Park Shin Ye,ChangMin (DBSK),Junsu(2PM), Sulli (F(x)), Lee joon (MBLAQ)
Kyuhyun (SUJU), Jinwoon (2AM), Simon D (Supreme Team), MC Kim
Opening Theme Song : Imagine by CN Blue
@Century City Hotel, Seoul.
“Kau siap?” Tanya Park Shin Hye ketika limusin mereka berhenti tepat di depan Century City Hotel.
Lee Yonghwa mengangguk tanpa berbicara, ia sedang berpikir tentang resiko yang akan ditanggungnya di kemudian hari sebagai imbas dari apa yang sekarang akan dilakukannya. Tetapi dia tidak bisa mundur lagi. Ketika dia datang ke Park Shin Hye, sahabatnya dan mengutarakan permintaannya untuk mendampinginya di Pesta pengumpulan dana amal yang melibatkan para insan perhotelan dan dunia showbiz Korea Selatan, Shin Hye yang meski heran dengan permintaannya pada akhirnya bersedia menyanggupinya. Yah, ini adalah rencananya untuk mengalihkan pers dan orang-orang yang mengincarnya agar tidak lagi menghubungkannya dengan Seohyun, apa yang akan dia lakukan ini untuk menyembunyikan jejak-jejak hubungannya dengan Seohyun. Meski dia merasa memanfaatkan Shin Hye namun Shin Hye sama sekali tidak keberatan karena Park Shin Hye yang notabene adalah aktris dan sahabat kuliahnya ini juga sedang memanfaatkan situasi kedekatannya dengan Yonghwa. Hubungannya dengan kekasihnya hampir tercium media ketika foto dia berlibur bersama di Bali yang merupakan salah satu pulau terindah di dunia yang terletak di asia tenggara tepatnya di Indonesia tersebar di internet. Para netizen menyerangnya habis-habisan karena yang disinyalir sebagai kekasihnya adalah penyanyi senior dan juga actor terkenal Korea Selatan Jang Geun Suk. Ketika Yonghwa datang dengan idenya, Shin Hye pun menyanggupinya, beruntung pesta pengumpulan dana amal itu berlangsung tertutup dari kehadiran insan media. Para nyamuk pers itu hanya boleh mengambil gambar dari luar Ballroom tempat acara berlangsung.
Jungshin duduk di samping sopir limusin dan ada banyak petugas keamanan, baik dari Kepolisian pusat maupun Dinas Rahasia Korea Selatan dalam hal ini NIS (National Intelegent Service) yang hadir di acara itu nantinya.
Ketika pintu Limo di buka, Yonghwa pun melangkah keluar lalu membantu Shin Hye turun dari Limo. Shin Hye menegakkan tubuh dan refleks tersenyum pada kerumunan orang. Malam langsung terang benderang ketika puluhan lampu kilat menyala di sekeliling mereka.
“Wah, apakah kedatangan anda berdua adalah signal mengenai kedekatan kalian?”
“Park Shin Hye-ssi, apakah anda adalah pelabuhan terakhir sang putra mahkota?”
“Sejak kapan hubungan antara kalian terjalin?”
Shin Hye terus tersenyum mengabaikan pertanyaan para reporter dan wartawan itu, dia lalu menggamit tangan Yonghwa dan membiarkan Yonghwa menuntunnya masuk sampai tiba di depan pintu hotel dan terbebas dari kilatan lampu blitz. Tetapi dugaannya salah. Di dalam meski jumlahnya tidak sebanyak di luar para insan pers tetap menggerubiti mereka. Beruntung para pengawal telah mengantisipasi hal ini sehingga mereka hanya bisa meneriaki Shin Hye dan YongHwa pertanyaan-pertanyaan dan memotret kedekatan mereka saja, tidak lebih.
“YongHwa-ssi tidakkah anda mau menjelaskan tentang hubungan anda dengan Park Shin Hye-ssi?”
“Kalian lebih dari sekedar teman? Apakah ini hubungan asmara?”
Mengindahkan pertanyaan-pertanyaan itu Yonghwa tetap melangkah sambil menggamit tangan Shin Hye dan menuntunnya menuju Ballroom sambil mengobrol ringan dengannya. Mereka kemudian terbebas dari kamera dan blitz ketika telah masuk ke dalam Ballroom dan pintu menutup di belakang mereka.
Di dalam puluhan wanita bergaun indah berpasangan dengan pria bertuksedo. Yonghwa membayangkan andai Seohyun yang sekarang bersamanya, tentu sangat membahagiakan.
“Hello dude…” seorang pria tampan dengan tuksedonya mendatangi dan menepuk bahunya membuyarkan imajinasinya yang sesaat berkelebat tadi.
“Oppa…” Demi melihat sang kekasih, Shin Hye melepaskan lengan Yonghwa dan beranjak menggelayut di lengan kekasihnya. Jang Geun suk.
“Anneyong my dear…” Sukkie memberi forhead kiss pada kekasihnya lalu melingkarkan lengannya di pinggang Shin Hye. “Bagaimana rasanya berjalan di tengah kilatan blitz bersama putra mahkota kita yang satu ini…”
YongHwa tertawa kecil. “Kamsahamnida Hyung dan Shin Hye. Kalian telah membantuku, gomawoyo…”
“Ahh..nevermind. berita besok pasti akan mencengangkan beberapa pihak, hitung-hitung kamu juga membantu kami…” Kembali Sukkie menepuk pundak Yonghwa. “Aku malah penasaran dengan gadismu, kapan-kapan kenalkan ke kami…”
“Dia Seohyun-ssi oppa, pianist handal Daehan Mingguk…” Shin Hye memberi penjelasan singkat kepada Sukkie.
“Hmmm…Aku tidak begitu familiar dengan namanya…” Sukkie menggaruk-garukkan kepalanya yang tidak gatal.
“Aku bersyukur kalau hyung tidak terlalu mengenalnya, akan lebih baik jika dia kusembunyikan hanya untukku…”
Mereka kemudian tergelak tertawa bersamaan ketika MC memulai membuka pesat amal itu. Mereka kemudian melangkah ke tempat yang telah disediakan pihak panitia buat mereka.
@Kediaman Park di Wilayah Gangdong, Keesokan Harinya...
LEE YONGHWA DAN PETUALANGAN CINTANYA.
Begitu bunyi headline Koran yang di baca Seohyun pagi itu di kamarnya. Dia tercengang melihat foto Yonghwa dengan Park Shin Hye di acara pesta penggalangan dana amal semalam tetapi tetap percaya bahwa apa yang dilihatnya sekarang tidaklah berarti apa-apa. Selain foto mereka berdua, di bagian bawah juga terdapat dua foto lain. Yang pertama Yonghwa dengan Sulli dan yang kedua fotonya dengan Yonghwa yang sedang memeluknya dan menyembunyikan wajahnya dari kamera. Yah, adalah keberuntung mukanya tidak terlihat jelas di Koran itu dan diantara tiga foto, fotonyalah yang paling kecil. Dia takjub mendapati kenyataan bahwa yang sesungguhnya dan dengan siapa Yonghwa berhubungan sebenarnya malah tidak mendapat space yang besar. Dia tersenyum geli dalam hati.
Tetapi senyum itu tidak bertahan lama. Ketika dia mulai dihinggapi rasa cemas akan keberadaan Yonghwa yang sejak kepulangannya dari Rumah Sakit sampai hari ini belum pernah menghubunginya sekalipun. Meski telah membesar-besarkan hati sejak semalam, karena sepanjang hari Yonghwa belum menghubunginya membuatnya begitu cemas. Apa yang terjadi pada kekasih hatinya tersebut?
Dan ini sudah memasuki hari kedua, tidak biasanya Yonghwa tidak menghubunginya terlebih dengan adanya Berita utama di Koran-koran dan Surat kabar se Korea Selatan yang mengabarkan kedekatan Yonghwa dengan Shin Hye. Meski dia yakin Seohyun tidak akan cemburu dan marah, setidaknya dia tetap harus datang dan menjelaskan alasannya melakukan itu. Atau jika dia sibuk mengapa tidak menelponnya. Seohyun bahkan mengecek Handphonenya tiap sepuluh menit sekali hanya untuk mendapatkan kekecewaan karena tidak satupun pesan atau panggilan dari Yonghwa buatnya.
Meski teramat sangat khawatir, Seohyun tetap memulai harinya dengan penuh semangat. Hari ini adalah hari bersejarah baginya. Tepatnya malam nanti, albumnya akan launching dan dia memulai konser perdananya di Pusat Kesenian Seoul. Mengingat kenyataan ini, dia lantas berpikir mungkin saja Yonghwa sedang menyiapkan sesuatu tentang peluncuran album perdananya sehingga dia tidak sempat menghubunginya. Yah sebuah Surprise barangkali?
Dia kembali mengulum senyum.
Senyum itu mungkin tidak akan bertahan lama, andai dia tahu apa yang sedang terjadi di Incheon Airport hari itu juga.
@Incheon Airport
Ya…
Lee YongHwa ditemani JongHyun dan JungShin bertolak ke Los Angeles tanpa menghubungi Seohyun sebelumnya. Meski berat tetapi Yonghwa tahu saat ini jalan inilah yang terbaik bagi mereka. dia tidak tahu sampai dimana dia bisa bertahan untuk tidak menghubungi Seohyun, yang dia tahu sekarang adalah dia harus pergi, menjauh untuk sementara dari Seohyun, mencoba bertahan demi keselamatan Seohyun. Dia berbalik melemparkan pandangan ke sekeliling loby bandara secara keseluruhan dari tempatnya duduk di ruang tunggu VVIP sebelum beranjak ketika Jungshin dan Jonghyun menghampirinya dan memberi tahu bahwa mereka sudah harus naik ke pesawat.
“Hyunnie, Aku pergi…” Batinnya pelan, lalu memasang kacamata hitamnya dan beranjak pergi di samping Jungshin dan Jonghyun serta pengawalan ketat dari keamanan bandara dan Dinas Rahasia Daehan Mingguk.
@Sejong Center.
Konser perdananya sekaligus peluncuran album terbarunya berjalan dengan sukses. Kakeknya datang menonton bersama dua kakaknya dan Yoona. Beberapa pengamat music di industry hiburan korea selatan juga hadir, beberapa selebriti dan awak media baik cetak ataupun elektronik ikut memenuhi hall Sejong center malam itu.
Di backstage Jokwoon memeluknya sebelum persembahan terakhirnya.
“My Hyunnie, aku sangat bangga padamu..Daebak My Hyunnie..chinca daebak…”
“Kamsahamnida Oppa…”
Meski gembira Seohyun tidak dapat menyembunyikan kesedihannya. Sejauh dia memandang, di deretan penonton dia tidak melihat kehadiran seseorang yang sangat dirindukan hatinya. Dia melihat Lee Eun Hye yang datang bersama suaminya dan Kang Minhyuk tetapi dia tidak melihat YongHwa, dimanakah dia? Mengapa di acara pentingnya dia tidak datang?
“My Hyunnie, kwenchanayo?” Jokwoon yang mendapati raut kecewa dan sedih di wajah Seohyun menanyainya.
“Dee..kwenchana Oppa…”
Jokwoon tahu apa yang mengganjal hati Seohyun. Dari sakunya dia kemudian mengeluarkan sesuatu. Sebuah kotak lalu mengulurkannya kepada Seohyun.
“Ini hadiah dari Yonghwa-ssi. Dia meminta maaf padamu tidak bisa hadir pada hari ini…”
Seohyun memandang dengan tatapan tidak mengerti dengan maksud Jokwoon. Jokwoon kembali menyodorkan kotak itu dan sebuah amplop kecil yang berisi kartu kepada Seohyun.
Seohyun mengambilnya lalu membuka amplop yang berisi kartu ucapan selamat itu dan menemukan sebuah pesan singkat dari Yonghwa untuknya.
For My SweetHeart…
Mianhe, joengmal mianhe tidak bisa hadir untuk melihat penampilan istimewamu hari ini, Aku harus ke Amerika Serikat untuk urusan bisnis. Tapi kau tahu aku selalu bangga padamu. Chukkae Sweetheart.
p.s : “I love you till the sky falls down”
.LYH.
Seohyun melihat isi kotak itu dan menemukan sebuah gelang berhiaskan berlian yang sangat indah. Airmata Seohyun menetes, mengalir menuruni pipinya.
“Oh My Hyunnie…” Jokwoon mendekatinya lalu menghapus airmatanya.
Tenggorokan Seohyun bagai tercekik ketika dia mencoba menahan tangisnya, bukan…bukan ini yang diinginkannya. Dia mau Yonghwa datang ke konsernya, dia ingin Yonghwa hadir disini tetapi kenyataannya berkata lain. Dia bahkan tidak pamit padanya. Fakta ini benar-benar menyakiti hatinya.
Ketika dia tampil untuk penutup konsernya dengan membawakan lagu yang telah dibuat Official MVnya, dia membawakannya sepenuh hati sambil membayangkan kekasihnya yang pergi meninggalkannya tanpa sepatah kata. Tanpa sadar airmata mengalir di pipinya. Audience yang menyangka Seohyun menghayati lagunya, memberikannya standing applause buatnya, padahal andai mereka tahu apa yang sekarang berkecamuk dalam hatinya. Dia sedih, sangat sedih.
It’s okay even if I can’t see
It’s okay even if I can’t breath
If I could meet you only once
If I could give you all my heart
How much more do I have to miss you
So that maybe you could know my heart?
How much more do I to cry and cry
So that tears could be dry?
Does it hurt because of loving you?
Is it the punishment for loving you so much?
Even though you say that I can lose everything
It’s okay if I just have you to be with me
Even if my heart is broken when loving you
Even if my heart is separated when waiting for you
It’s okay because I love you
It’s okay even if I get hurt
The farther I turn away so as to forget you
The more I miss you, What can I do
Even when you keep telling me it’s not right just
to keep me away from you
You are the only one to me, What can I do
Does it hurt because of loving you?
Is it the punishment for loving you so much?
Even though you say that I can lose everything
It’s okay if I just have you to be with me
Even if my heart is broken when loving you
Even if my heart is separated when waiting for you
It’s okay because I love you
It’s okay even if I get hurt
Even if I get poisoned and pricked
My love for you can’t stop
I will wait for you until forever
I will endure even if it hurts and hurts
Because of loving you more
It’s okay even if tears fall down
It’s okay even if it hurts…
(Seohyun SNSD – It’s Ok Even If it Hurts)
@Kediaman Park di Wilayah Gangdong
“Hyunnie, kwenchana?”
Tadi ketika dia mendengar suara serak dan tangis tertahan Seohyun di telepon, dia lalu memutuskan untuk datang menemui adik iparnya ini. Dalam perjalanan ke kediaman Park Yoona mencoba berbicara dengan Jokwoon dan menanyakan apakah ada yang salah dengan konser promo album Seohyun dua hari ini, namun Jokwoon memastikan kalau segalanya berjalan dengan baik. Bahkan penjualan albumnya lumayan baik progressnya, masyarakat sepertinya mengapresiasikan album Seohyun dengan baik. Yoona kemudian berpikir keras, jika promonya berjalan dengan baik, lantas hal apa yang membuat Seohyun terdengar sangat sedih di pagi hari ini? Apakah berhubungan dengan ketidakhadiran Yonghwa di konser perdananya? Atau terkait dengan artikel 3 hari yang lalu, yang bahkan sampi sekarang masih juga ada tabloid yang mengangkatnya menjadi tema hangat, tentang hubungan Yonghwa dengan Park Shin Hye?
Dan sekarang setibanya di kediaman Park, dia dapat melihat kesedihan Seohyun.
Seohyun menggeleng “Anii…” Suaranya terdengar berat, wajahnya lembab dan matanya bengkak. Dia bisa menebak jika Seohyun menangis semalaman. “Onnie..ottokhe??”
Yoona mendekat ke arahnya dan menariknya ke dalam pelukannya. “Hyunnie, ini mungkin tidak seperti dugaanmu. Meski tidak cukup mengenal Yonghwa-ssi secara mendalam tetapi aku tahu dia. Dan aku yakin ini tidak seperti yang kita lihat, asal kamu tahu Park Shin Hye-ssi itu sahabat Yonghwa-ssi sejak zaman dia kuliah di Amerika…”
“Aku tahu Onnie…bukan itu yang menjadi masalah. Seperti onnie, aku juga percaya pada Yong Oppa. Yang membuatku sedih adalah aku tidak bisa menghubunginya dan tidak ada kabar tentangnya… . Dia tidak datang pada konser perdanaku, tidak menelponku, jika aku menelponnya tak ada jawaban dari ponselnya, aku khawatir Onnie… . Aku sangat mengkhawatirkannya… dia hanya memberiku ini dan sungguh ini malah tambah membuatku khawatir dengan dirinya. Apa yang sebenarnya terjadi??”
Yoona kemudian mengambil kotak pink yang diletakkan Seohyun dia atas tempat tidurnya. Dia membuka isinya dan melihat seuntai gelang yang berhiaskan berlian, terlihat sangat memukau. Di bawah kotak itu dia melihat sebuah kartu. Dia meraihnya dan membaca isinya.
“…aku benar-benar tidak mengerti onnie… Yong oppa terakhir menghubungiku ketika kita keluar dari rumah sakit setelahnya tidak sekalipun dia menghubungiku, bahkan dia meninggalkanku ke Los Angeles tanpa memberitahukannya kepadaku sama sekali. Aku malah tidak ingin jika Yong oppa hanya demi memikirkanku menyembunyikan semuanya, Aku sudah cukup dewasa untuk tahu segalanya onnie..”
Yoona mengangguk, mengerti kecemasan gadis di depannya ini. Yah, mengapa para pria begitu bodohnya untuk sekedar tahu bahwa seorang perempuan memiliki naluri yang tinggi. Yoona mencium sesuatu yang aneh. Memang di luar kebiasaan Yonghwa mengacuhkan Seohyun sampai berhari-hari seperti ini, ditambah kejadiannya bertepatan dengan sepulangnya mereka dari Rumah Sakit dan pasca penculikan itu. Apakah ini ada kaitannya?
Yoona curiga jika ada keterlibatan kakak-kakak Seohyun di belakang prilaku Yonghwa mengacuhkan Seohyun.
“Ohh..Onnie..mengapa aku seperti ini? Hanya karena Yong oppa tidak menghubungiku dan aku tidak dapat menghubunginya aku jadi kacau seperti ini?”
“Ini karena kamu mencintainya…” Yoona menghela nafas panjang. “Oh iya, bagaimana kalau kamu ikut denganku ke kantorku dan bertemu dengan Eun Hye onnie. Mungkin kamu bisa mendapatkan sedikit informasi darinya…”
Seohyun menggeleng. “Aku tidak bisa Onnie. Hari ini jadwalku padat, Aku ada kuliah pagi ini, siang sampai sore aku harus wawancara di radio dan tabloid remaja. Malamnya aku harus tampil di acara inkigayo di SBS…”
“Astaga, bagaimana kamu melalui hari dengan jadwal sepadat itu dengan perasaan yang sedang kacau??”
Seohyun hanya menghela nafas panjang lalu terdiam.
“Arasho. Onnie akan ke kantor dulu lalu kau pergilah kuliah. Setelahnya onnie akan menemanimu melalui harimu itu. Onnie tidak bisa hanya mengharapkan Kwonnie yang disampingmu, menemanimu dengan kondisimu yang seperti ini. Sekarang ayo kamu bersiap pergi kuliah, untuk sementara kamu tidak usah memikirkan tentang Yonghwa-ssi. Aku tahu dia pasti punya alasan mengapa melakukan itu. Dia mencintaimu Hyunnie, itu yang harus selalu kamu ingat…”
Seohyun mengangguk lalu beranjak bersiap menuju kampusnya pagi itu.
Ditinggal Seohyun, yoona merogoh tasnya dan mengeluarkan telepon genggamnya, dia menekan angka satu, dan kemudian panggilannya tersambung ke Handphone suaminya.
“Oppa, ottiya?”
“Hmm..aku baru saja sampai di kantor babe. Ada apa?”
“Oppa jawab aku dengan jujur. Kamu tidak pernah menekan Yonghwa-ssi tetang hubungannya dengan Seohyun pasca penculikan itukan?”
“Apa yang sednag kamu bicarakan ini babe, aku tidak mengerti?”
Yoona menghela nafas. Dia sangat kenal suaminya, jika Taecyeon tidak mengerti tentang apa yang sedang dibicarakannya tentu itu karena dia memang tidak melakukan apapun. Suaminya bukan tipe orang yang bisa menyembunyikan sesuatu darinya.
“Arasho…tidak ada apa-apa Oppa. Aku hanya sedang mencari jawaban sesuatu tetapi sepertinya oppa tidak tahu.”
Taecyeon disebrang sana semakin tidak mengerti apa maksud istrinya.
“Arasho… Oppa silahkan bekerja yah. Mianhe sedikit mengganggu. Saranghe oppa…”
Sebelum suaminya mengatakan apapun, Yoona memutuskan sambungan telepon itu. Dia tahu sekarang Taecyeon pasti penasaran. Tetapi dia yakin suaminya akan menekan rasa penasarannya dan mendahulukan pekerjaan, Mungkin nanti malam baru kemudian dia memborbardir istrinya dengan seribu pertanyaan berkaitan dengan isi pembicaraan mereka di telepon tadi.
Jika suaminya tidak tahu berarti TOP Oppa? Yoona mencoba menganalisis, yah. Kemungkinan terbesarnya adalah TOP Oppa terlebih dia yang paling banyak berinteraksi dengan Yonghwa selama Seohyun di rumah sakit.
Hmmm..dia akan memborbardir TOP nanti, batinnya ketika melihat Seohyun telah keluar dari Kamar mandi.
@Markas Besar National Intelegent Servis (NIS)
Letnan Simon D melangkahkan kaki di Lobby Markas besar National Intelegent Servis (NIS). Hari ini dia janjian dengan Kapten Kim disini untuk membicarakan kasus penculikan itu dan mengungkap siapa dalang di balik penculikan itu. Namun sayang salah satu penculik yang selamat kemarin baru saja menjadi martir, memilih bunuh diri ketimbang mengatakan yang sebenarnya. Betapa ironisnya. Letnan Simon D mengusap wajahnya pelan, yah kasus ini sangat rumit karena melibatkan beberapa petinggi Negara, dia tidak bisa bergerak terlalu luwes karena jika dia salah langkah sedikit saja bisa jadi posisinyalah yang dia pertaruhkan bahkan juga nyawanya.
Dia telah sampai di depan ruangan Kapten Kim ketika Kapten Kim melangkah keluar dari ruangannya dan melihat kehadirannya.
“Anneyong Haseyo sosangnim..”
“Ohh..anneyong…” Kapten Kim kemudian mempersilahkannya masuk. “Ayo masuk, silahkan tunggu aku di dalam.”
Letnan Simon D kemudian masuk lalu duduk menunggu beberapa menit sebelum Kapten Kim kembali dengan setumpuk berkas di tangannya.
“Ini adalah data tentang penculik itu. Mereka adalah anak buah Kim jong Kok, kelompok yang menamakan diri mereka Atmoshper Kill. Satu hal yang tidak kumengerti hingga kini, jika mereka benar adalah berasal dari kelompok mafia Atmoshper Kill, mengapa mereka begitu ceroboh? Mengapa kita begitu mudahnya bisa menumpas gerakan mereka? Sejak dulu Atmoshper Kill bukanlah lawan yang mudah dilumpuhkan, dan bahkan sampai sekarang kita tidak pernah berhasil membekuk mereka secara sempurna.”
Letnan Simon D menatap serius pimpinannya itu, mencoba mencerna arah pembicaraannya.
“Mungkin memang kali ini operasi mereka tidak berjalan sempurna. Seseorang mungkin melakukan kesalahan? Sehingga kita bisa dengan mudahnya mendapatkan lokasi mereka dan bisa melumpuhkan mereka…”
“Aku tidak tahu Letnan.” Kata Kapten Kim sambil menyisir rambutnya dengan jemari tangannya. “Aku punya perasaan dan naluri yang tidak enak tentang hal ini. Sepertinya ada yang salah. Mengapa kelompok mafia yang sangat berpengalaman bahkan menjadi sasaran buruan Intelegent internasional bisa dilumpuhkan semudah itu? Mereka bahkan sama sekalli belum melakukan hal apapun, mereka sepertinya hanya menggertak…”
Letnan Simon D mengangguk. “Yah, kuakui penculikan itu memang sangat mudah…” lalu sedetik kemudian tubuh Letnan Simon D membeku. “oh My God…” ia lalu menatap Kapten Kim dengan tatapan tajamnya. “Mengapa mereka sangat mudah dilumpuhkan? Yah, karena semua ini hanya jebakan…”
“Maksudmu?”
“Penculikan itu hanya sekedar pengalih perhatian, sandiwara, agar setelah ini pengamanan kepada Lee Yonghwa lebih diperlonggar terlebih setelah penandatangan regulasi tentang Lingkungan hidup itu otomatis Tuan President dan keluarganya tidak lagi melihat bahaya yang mengancam mereka seperti sebelum kejadian dan penandatangan UU tadi. Tujuan mereka lebih jauh lagi. Mereka tahu jika pasca pembunuhan di Hotel, Lee Yong Hwa kemudian mendapat pengawalan ketat. Dan Tuan President yang menyangka ini adalah hanya untuk menyerang regulasi yang digodoknya semata-mata namun sejak masih menyelidiki pembunuhan di Hotel itu aku memiliki firasat jika ini tidak saja tentang Regulasi itu. Ini bisa jadi makar terhadap Tuan President. Bagaimana para lawan politik Tuan President menyerangnya melalui putranya.”
Kapten Kim mencerna penjelasan Letnan Simon d.
“Katakanlah serangan sesungguhnya para mafia bayaran itu belum terjadi, mereka sedang menunggu moment yang tepat. Dan sekarang setahuku Lee YongHwa sedang mengadakan perjalanan bisnis di Los Angeles, dan bisa kupastikan tanpa pengawalan keamanan yang ketat, dia hanya ditemani oleh Lee Jungshin dan Lee Jonghyun. Meski Lee Jungshin adalah orang kita tetap saja dia tidak akan mampu melumpuhkan Kelompok Atmoshpere Kill.”
Kapten kim ternganga. “Oh My God…”
“Jika dugaan dan analisisku benar, jika sang putra terluka hal itu akan sangat menyakiti Tuan President dan dengan kerendahan hati yang dimilikinya dia akan rela melepaskan posisinya demi melindungi keluarganya. Lantas siapa yang diuntungkan dengan pengunduran Tuan President… anda bisa menebaknya sendiri Kapten…”
Kapten Kim menganggukkan kepala. “Aku akan menemui langsung President, sekarang yang perlu kamu lakukan segeralah ke Los Angeles, bersama partner timmu atau kamu bisa menghubungi FBI disana dan meminta bantuan mereka dan pastikan kamu membawa pulang Lee Yonghwa dalam keadaan selamat.”
“Siap…”
@Kawasan Apartemen di Westwood, Los Angeles.
Barangkali ini memang bukan ide bagus. Gumam Yonghwa ketika melangkah duduk di atas sofa di apartemen mewah miliknya di Los Angeles. Berada terpisah jarak ribuan kilometer dengan Seohyun ternyata berpengaruh besar padanya.
Tiap menit bahkan tiap detik bayangan gadis itu berkelebat di benaknya, bahkan ketika urusan-urusan penting bisnis dan pengambilalihan hotelnya, bayangan Seohyun tak mampu hilang dari pikirannya. Dia sudah mencoba fokus namun tetap saja semuanya tidak berhasil, beruntung Jonghyun ikut serta dengannya sehingga dia lumayan terbantu. Proses akuisisi hotel itupun berjalan lancar tanpa hambatan berarti, setelah melobby dan menemui beberapa pemilik saham yang hendak menjual sahamnya dan mengadakan pembicaraan penting lalu membeli saham mereka pada akhirnya besok mereka akan mulai mengadakan penandatanganan MoU akuisisi hotel tersebut di bawah manajemen Lee Yong Hwa.
Ahh…kembali malam ini Yonghwa merasakan kerinduan yang teramat sangat. Dua saudara sepupunya sedang keluar menikmati hiburan malam di Los Angeles dan telah mengajak dirinya tetapi dia tidak berniat ikut, dia tidak begitu suka berada di bar atau diskotek. Ketika sedang sendiri seperti ini, kerinduan itu semakin menyiksa batinnya.
“Oh Hyunnie, Bogoshiposoyo..Otthokke sweetheart? Apakah aku harus menemuimu? Tapi bagaimana dengan keinginan kakakmu? dan lagi bisa saja aku membahayakanmu kembali jika aku bersamamu…”
Dia sedang berbaring di sofa sambil memikirkan Seohyun ketika telepon genggamnya berbunyi. Di layar LCDnya tertera nama Letnan Simon D.
“Yobhuseo Hyung?”
”Oh Anneyong Yonghwa-ah. Bisa kamu jelaskan padaku dimana alamatmu di Los Angeles…”
“Ada apa memangnya Hyung??”
“Cukup katakan padaku alamatmu, segalanya akan kujelaskan jika kita bertemu nanti dan tolong pastikan dirimu tidak keluar tanpa pengawalan Jungshin. Berjanjilah padaku…”
Yonghwa merasa aneh tetapi dia tidak menanyakan apa maksud perkataan Letnan Simon D secara lebih mendalam, di kepalanya sekarang yang berkelebat hanya tentang Seohyun itu kenapa setelah mengatakan alamat lengkapnya kepada Letnan Simon D dan berjanji akan menuruti permintaannya dia kemudian memilih mematikan sambungan teleponnya lalu berjalan melangkah ke piano di sudut ruangan, mulai memainkan lagu yang bisa mengurai rindunya pada kekasih hatinya.
Come up to meet you, tell you I’m sorry
You don’t know how lovely you are
I had to find you, tell you I need you
Tell you I set you apart
Tell me your secrets, and ask me your questions
Oh lets go back to the start
Running in circles, coming up tails
Heads on a silence apart
Nobody said it was easy
Oh it’s such a shame for us to part
Nobody said it was easy
No one ever said that it would be this hard
Oh take me back to the start
I was just guessing at numbers and figures
Pulling your puzzles apart
Questions of science, science and progress
Do not speak as loud as my heart
Tell me you love me, come back and haunt me
Oh and I rush to the start
Running in circles, chasing our tails
Coming back as we are
Nobody said it was easy
Oh it’s such a shame for us to part
Nobody said it was easy
No one ever said it would be so hard
I’m going back to the start
(The Scientist – ColdPlay)
Dia kemudian meneguhkan hati, yah dia akan pulang untuk Seohyunnya, tidak peduli apa yang akan terjadi. Semestinya dia tidak lari ketakutan seperti ini. Dia akan mengatakan kepada gadis itu betapa dia sangat merindukannya. Hanya membayangkan pertemuannya dengan Seohyun saja dia sudah teramat sangat bahagia.
@SBS
Malam itu, sehabis penampilannya di SBS dan sekarang telah dalam perjalanan pulang ke rumah setelah sebelumnya mengantar Yoona yang telah menemaninya seharian pulang ke rumahnya, Seohyun merasa teramat lelah namun dia tidak mampu memicingkan matanya seperti kebiasaannya yang lalu-lalu jika dia sedang lelah. Dia melirik arlojinya yang telah menunjukkan pukul 10 PM, entah mengapa perasaannya sangat tidak nyaman. Hatinya terasa sakit sekali. Astaga, dia tidak biasanya seperti ini.
“Oh My God. Apakah ini sebuah pertanda, aku mohon lindungi orang-orang yang aku cintai. Haraboji, TOP Oppa, Taec Oppa, Yoona Onnie, kwon Oppa dan uri Yong. My God, tolong lindungi mereka…”
Berbeda waktu 12 jam darinya, firasatnya tentang keselamatan orang-orang yang disayanginya memang sangat tepat, Yonghwa yang pagi itu bersiap untuk penandatanganan akuisisi hotelnya sedang diintai bahaya.
@Kawasan Apartemen di Westwood, Los Angeles.
Yonghwa baru saja melangkah keluar dari loby apartemennya dan bersiap menunggu mobil jemputan mereka di pelataran bersama Jungshin dan Jonghyun.
“Ehmm..aku lebih menyukai negaraku…” Ucap Jonghyun sambil memakai kacamata hitamnya, memandangi Los Angeles yang pagi itu sudah terasa terik.
“Hyung memang cocoknya tinggal di Korea Saja, tidak kemana-mana…aisshhh…” Jungshin menyela dengan nada jengkel.
“Tolong jangan memulai pertengkaran kalian, aku bosan masih sejak sarapan tadi kalian telah bertengkar tentang ini.”
“Jonghyun Hyung yang memulai. Dia telah membuatku malu karena telah menceramahi sekelompok mahasiswi Korea. Astaga Hyung ini los angeles bukan korea..aisshhh memalukanku saja. Padahal salah satu diantara mereka ada yang aku taksir Hyung…aisshhhh…”
“Mereka memang pantas dinasehati, mereka sudah mulai melakukan hal-hal yang tidak sopan dan di luar kewajaran….” Jelas Jonghyun tidak mau kalah.
“Apanya yang tidak sopan. Hyung saja yang terlalu berlebihan..aisshhh…”
Pertengkaran antara keduanya masih berlanjut ketika ketika telepon genggam Yonghwa berbunyi.
“Ottiya??” Suara berat Letnan Simon d terdengar di telinganya.
“Aku masih di apartemenku Hyung, tetapi kami akan ke hotel untuk menyelesaikan sesuatu lalu kembali ke Korea Selatan siang nanti…”
“Andwe…bisakah kamu menolongku, tolong tetap di dalam apartemenmu. Hari ini jangan keluar dulu sampai aku tiba di sana kurang lebih setengah jam lagi…”
“Memangnya Hyung ad…” Ucapan Yonghwa terhenti ketika sesuatu yang sangat keras menghantam dadanya dan membuatnya limbung seketika. Dia merasakan sesuatu menembus dadanya dan sekarang bersarang di dalam dadanya. Sakit teramat sakit tepat di jantungnya, dia kemudian meraba dadanya lalu menemukan darah mengucur deras.
Jonghyun yang berada di sampingnya berteriak melihat Yonghwa yang sepertinya terkena tembakan dari kejauhan. Yah kejadiannya sangat cepat, snipper itu bisa jadi berdiri di trotoar jalan atau di sebrang jalan tepat di depan apartemen mereka. Jungshin mengedarkan pandangan kesekeliling tetapi tidak melihat hal-hal yang mencurigakan. Dia segera menelpon 911.
Yonghwa yang sekarang berada dalam pangkuan Jonghyun tidak dapat lagi menahan rasa sakit itu, hal terakhir yang sempat berkelebat di kepalanya adalah Seohyunnya yang tersenyum manis lalu semua gelap. Hitam.
To Be Continued : Part 12
.SJ.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar