Jumat, 24 Juni 2011

IMAGINE Part 2





PART 2

MBC Entertainment Present : “IMAGINE”

Episode : 2

Cast :
Jung Yong Hwa (CN Blue) a.k.a Lee Yong Hwa
Seo Joo Hyun (SNSD) a.k.a Park Seo Hyun
Yoon Eun Hye a.k.a Lee Eun Hye
Joo Ji Hoon a.k.a Joo Ji Hoon
Im Yoona (SNSD) a.k.a Kim YooNa
Oc Taecyoon (2PM) a.k.a Park TaecYoon

Other Cast :
TOP (BigBang), Jungshin, Jonghyun, & Minhyuk (CN Blue), Jokwon(2AM)
Park Shin Ye,ChangMin (DBSK),Junsu(2PM), Sulli (F(x)), Lee joon (MBLAQ)
Kyuhyun (SUJU), Jinwoon (2AM), Simon D (Supreme Team)

Opening Theme Song : Imagine by CN Blue




@Cheong Wa Dae (Istana Kepresidenan Korea)

Kalian pernah jatuh cinta?

Jika pernah kalian pasti merasakan seperti apa yang sekarang dirasakan oleh YongHwa, di kepalanya yang bermain hanya bayangan Seohyun, dia bingung, dia saja yang memikirkan hal itu merasa lelah bagaimana dengan Seohyun yang sibuk dengan mainnya itu yah,apa tidak kelelahan juga..heheheh..bhabo..

Dia kembali berflashback pada kejadian pekan lalu, ketika sehabis konser dia hendak menghampiri Seohyun tetapi yang terjadi dia terpaksa menghentikan langkahnya karena di sana, gadis yang sering hadir dalam benaknya dikerubungi 3 orang pria yang tampaknya akrab sekali dengannya. Entah mengapa dadanya tiba-tiba sesak.

“Yang sedang merangkulnya itu adalah Park Taecyoon,kakak keduanya, sedangkan yang berdiri di depannya adalah sepupunya dari pihak ibu yang notabene juga adalah manajernya Kim Jokwoon. Nah yang berdiri di sisi yang satunya lagi adalah sahabat dekat kakaknya, Joo Chang Min.” Jungshin yang melihatnya tiba-tiba mengurungkan langkah mendekati Seohyun memberinya penjelasan. Dia melihat pemandangan itu dari kejauhan kemudian berbalik berniat meninggalkan Seohyun.

“Tolong kirim buket bunga yang tadi telah saya pesan itu dan kartu kepadanya.” Perintahnya kepada Jungshin.

“Hyung tidak menemuinya?”

“Saatnya tidak tepat, disana terlalu ramai.”

Jungshin melihat ke arah Seohyun yang tampak bahagia dikelilingi oleh orang-orang terdekatnya, terlihat dari wajahnya yang full senyum, terlihat sangat sumringah. Beautiful, Wajar jika Hyung menyukainya..Batinnya.

Seseorang menepuk pundaknya dari belakang membuyarkan lamunannya, Yonghwa berbalik dan mendapati wajah cantik kakaknya.

“Noona..”

“Kamu lagi memikirkan apa sih sampai-sampai tidak mendengarkan langkah kakak. Kamu sedang ada masalah yah? Masalah kantorkah? Ayo ceritakan ke kakak.”

“Anii.. saya tidak ada masalah kok Noona,hanya mengagumi pemandangan cantik yang tersaji didepan kita ini yang selalu terlewatkan olehku..”

EunHye melemparkan pandangannya ke arah depan kamar adiknya yang memang menyajikan view yang sangat memukau mata, dia mahfum mengapa mereka jarang menyadari kecantikan pemandangan istana kepresidenan ini, itu karena masa jabatan ayah mereka memang masih dini, baru memasuki tahun kedua dan adiknya ini sangat jarang tinggal di istana, dia kebanyakan berada di luar negeri terutama di Amerika dan kalaupun dia berada di korea dia lebih senang tinggal di rumah keluarga mereka, bukan di istana kepresidenan. Jika pada akhirnya sekarang Yonghwa memilih tinggal di istana Kepresidenan itu atas permintaan kakaknya.

“Noona..” Yonghwa memecah kesunyian setelah mereka asyik tenggelam dalam pikiran masing-masing.

“Heemmm….”

“Apa perbedaan sekedar menyukai atau mengagumi dengan mencintai?”

“Heemmm…” Eun Hye kembali berdehem dengan nada heran lalu memandangi wajah ganteng adiknya yang terlihat kebingungan. “Mengapa tiba-tiba kamu menanyakan hal yang seperti ini?”

YongHwa kembali melemparkan pandangan ke depan menghindari kontak mata dengan kakaknya. “Anii.. saya hanya ingin sekedar tahu saja..”

Eun Hye mengerutkan kening, keheranannya bukan tanpa alasan setahu dia adiknya adalah pribadi yang tidak gampang menyukai bahkan sampe jatuh cinta kepada seseorang wanita. Bahkan teman perempuannya saja bisa dihitung dengan jari dan apalagi sepanjang pengetahuannya, adiknya belum pernah berpacaran serius.

“Kamu sedang jatuh cinta yah?”

YongHwa tidak menjawab pertanyaan kakaknya, dia memilih diam dan memandangi pemandangan lekat-lekat. EunHye yang mengenal sifat tertutup adiknya tidak berniat terlalu mendesaknya.

“Kelak kau akan mengerti apa perbedaannya, bagi kakak bukan itu yang penting. Yang terpenting sekarang jika kau memang merasakan sesuatu turutilah, sillahkan ikuti kata hatimu agar tidak ada penyesalan kelak.”

Yonghwa memandangi wajah kakaknya lekat-lekat yang sekarang sedang melemparkan pandangannya ke depan bukan melihat ke arahnya.

“Hidup sekali dan singkat, jika kau lebih memilih menghindari sesuatu kelak akau akan menyesalinya dan tidak ada waktu untuk kembali lagi. Jangan biarkan itu terjadi pada hatimu.”

“Noona..”

Eun Hye berbalik memandang wajah adiknya dan menggelar senyumnya. “Noona mengatakan ini tidak bermaksud untuk membuatmu sedih. Apa yang terjadi pada Noona biarlah menjadi pelajaran bagimu, sekarang yang Noona inginkan hanyalah agar kau bahagiah. Ada sesuatu yang harus dikorbankan demi sesuatu yang lain, tapi bukan perasaanmu karena itu akan menyakitimu terlalu dalam, biarlah hanya Noona yang merasakannya. Noona pikir kamu akan mengerti.”

“Noona apa yang bisa aku bantu buat Noona..”

”Hiduplah dengan baik dan bahagiah, itu akan membuat Noona bahagiah pula.”

Yonghwa meraih tubuh kakaknya dan memeluknya. Dia tahu bagaimana perasaan kakaknya. Park Eun Hye bukanlah pribadi yang cengeng, kakaknya adalah pribadi yang hangat, sangat penyayang dan ceria tetapi keceriaannya beberapa bulan terakhir ini sedikit menguap. Dia mengalami kejadian menyedihkan karena posisi sang ayah sebagai Presiden yang sangat berpengaruh besar dalam kehidupannya. Kisah romantisnya berujung perpisahan dan dia akan ditunangkan dengan salah satu putra mahkota seorang Chaebol korea. Yonghwa tahu pernikahan kakaknya adalah murni demi bisnis dan materi semata, dia ingin menolong kakaknya namun Eun Hye menolaknya, dia berkeras akan menjalankan pernikahan itu demi ayah dan adiknya.





@Museum Seni LeeSeung

Junsu melihat ke arah telepon genggamnya dan melihat nama Putra Presiden Jung YongHwa tertera disana.

“Halo…Siap Tuan muda..” Junsu tahu meski dia akrab dengan Yonghwa namun dia mengerti sebagai pengawal kepresidenan dan meski berpangkat letnan tetap saja YongHwa adalah atasannya untuk itu dia tidak pernah melupakan tata karma keprotokoleran istana meski YongHwa berkali-kali menyuruhnya untuk bersikap biasa saja.

“Hyung otteo?”

”Di tempat kerja Nona Eun Hye.”

“Noona juga ada disanakan?”

Jelaslah ada disini kalau gak ada trus aku ngawal siapa? Batin Junsu, dia bingung mendengar pertanyaan YongHwa. “De..Dia ada disini, akukan pengawalnya, masa sih aku disini dia dimana..” Junsu mencoba melucu.

“Aku menuju kesana Hyung, kabari aku kalau kalian berpindah tempat.”

Meski tidak melihat wajah YongHwa dia tahu jika putra presiden yang sangat tertutup itu sedang merasakan kekhawatiran, tapi dia tidak tahu kenapa. Dia kemudian melihat kea rah Nona Eun Hye yang sedang menjelaskan sesuatu kepada pengungjung. Wajahnya terlihat bahagiah trus kenapa adiknya terdengar begitu khawatir yah.

Junsu kemudian melihat asisten Lee Eun Hye, Kim Yoona mendekatinya dan membisikkan sesuatu.

Kim Yoona adalah asisten yang baru bergabung di Museum Seni LeeSeung milik Lee Eun Hye. Dia adalah lulusan mahasiswa seni di salah satu universitas di Perancis. Junsu sudah akrab dengannya sejak dia bergabung pertama kali, gadis yang ramah,Batinnya.

Di sisi lain Seohyun berjalan mendekati Lee Eun Hye dan Kim Yoona.

“Eun Hye Onnie, anneyong..” sapanya kepada Lee Eun Hye.

“Anneyong..”Eun Hye membalas sapaan SeoHyun dengan sebuah senyum yang tersungging dibibirnya. “Mianhe Seohyun, uri Yoona sedikit sibuk jadi Seohyun menunggu dulu yah, gak apakan?”

“De..Mianhe kalo mengganggu onnie..”

“Anii..sama sekali tidak,aku malah yang harusnya meminta maaf telah menyita waktu kalian, Mianhe..chinca mianhe.”

“Tidak apa Onnie, kami hanya akan makan siang bersama tapi Seohyun tidak keberatan menunggu selama beberapa menit sementara saya menyelesaikan semuanya.”

“Kalo begitu silahkan menikmati lukisan dan benda seni lainnya dulu yah Seohyunrang..”

“De..”

Seohyun kemudian berkeliling melihat lukisan yang tergelar di dinding galeri.

“Ada tiga hal yang membuat sebuah lukisan bisa disebut lukisan yang bagus. Pertama Inovasi ide. Meski lukisan itu menggunakan teknik tinggi dan materi yang mahal tapi tidak akan memiliki nilai tinggi kalau tidak ada kebaruan ide di dalamnya, jika hanya sekedar mengikuti trend dia tidak akan bernilai. Kedua, Teknik. Teknik diperoleh dari pengalaman dan ketrampilan. Dan ketiga Pengetahuan dan wawasan yang harus dimiliki oleh pelukisnya.”

Seohyun kaget mendengar penjelasan dari arah belakangnya, dia berbalik dan menemui wajah yang sedikit familiar baginya.

“Anneyong Haseyo..” Yonghwa yang sebenarnya ingin bertemu dengan kakaknya memilih berbalik arah ketika meihat keberadaan Seohyun di galeri seni milik kakaknya ini. Entah mengapa kakinya denga entengnya mendekati Seohyun dan mengabaikan keheranan Junsu yang melihatnya dari kejauhan dan memberinya kode tentang keberadaan kakaknya tetapi dicuekin oleh Yonghwa yang memilih berjalan ke Seohyun. Dibelakangnya Jungshin memilih mendekati Junsu dan meninggalkan Yonghwa sendiri ke arah wanita itu.

“Aa..nne..yong ha..se..yo..” Seohyun bukan pribadi yang gampang bergaul dengan orang lain, jika tidak berada disekeliling keluarga atau temannya dia akan merasa canggung seperti saat ini. Dia kemudian mengingat wajah familiar didepannya ini, dia adalah namja yang telah menolongnya beberapa hari yang lalu.

“Mianhe jika membuatmu kaget..”

“An..iii...” Seohyun memilih menunduk tidak berani menatap kembali wajah namja yang sedang menatapnya itu.

“Suka lukisan juga?”

“De..” Seohyun kemudian menganggkat wajahnya, dan melihat wajah Yonghwa. “Ehmm..anda menyukai lukisan juga..”

“Oh iya lupa memperkenalkan diri namaku Yongwa, kamu Park Seohyun kan?”

Seohyun tersenyum dan mengangguk.

“Aku tahu namamu ketika peristiwa lift itu, masih ingatkan?”

Seohyun mengangguk.

“Iya, aku suka lukisan juga..” Jawab Yonghwa..dan kamu..Batinnya.

“Suka kesini juga?”

Kembali Seohyun mengangkat wajah dan mengangguk.

Di depannya Yonghwa gemas melihat prilaku malu-malu gadis di depannya ini. Dia terlihat sangat polos.

“Sendiri kesininya?”

“Ehm, tunangan kakakku kerja disini jadi aku mengunjunginya karena kami berencana makan siang bareng.”

“Oh maksudnya Nona Kim Yoona..”

“Iya, Yoona onnie..oh iya hari itu sempat bicara dengannya kan?”

Yonghwa mengangguk, diam-diam dia menikmati wajah kemerahan dan cantik Seohyun.

“Hai…” Yoona dari kejauhan menegur mereka berdua, Yonghwa berbalik dan mendapati dibelakang Yoona ada kakaknya yang sedang melihatinya. Dia berusaha mengirim kode agar berpura-pura tidak mengenalnya. EunHye yang bingung melihat tingkah adiknya memilih mengikuti kemauan adiknya yang tertangkap dari raut wajah Yonghwa.

“Anneyong haseyo..ketemu lagi..” Yoona menyapa Yonghwa dengan ramah.

“Anneyong Haseyo..”

“Mianhe.. terpaksa kami tinggal dulu. Aku dan Seohyun ada janjian makan bersama dengan kakaknya.”

“Oh iya tidak mengapa…”

Yoona berbalik memandang Seohyun. “Ayo kita berangkat, Oppa Taecyoon telah mengirim supir yang menjemput kita di depan.”

“De Onnie.” Seohyun kemudian berbalik memandang ke arah Yonghwa. “Mianhe, Saya pamit yah.” Dia kemudian menggelar senyumnya.

“De..” Yonghwa membalasnya dengan tersenyum balik dan mematri senyum cantik seohyun didalam pikirannya.

Sepeninggal Seohyun dan Yoona, Eun Hye mendekati adiknya yang sedang memandangi kepergian mereka.

“Jadi Seohyun yah…”dia melemparkan pertanyaan yang bernada jahil kepada adiknya.

“Noona, benarkah sebentar malam akan ada pembicaraan tentang kepastian tanggal pernikahan Noona?” alih-alih menjawab keheranan kakaknya Yonghwa malah memborbardir dengan pertanyaan yang memang menjadi tujuannya datang ketempat ini, kalaupun kemudian dia bertemu dengan Seohyun itu adalah anugerah Tuhan baginya.

EunHye memilih berjalan ke ruang kerjanya dibelakangnya Yonghwa mengekor.





@Reneisance Seoul Hotel

Untuk pertama kalinya Yonghwa memilih mengikuti keinginan ayahnya untuk hadir di pertemuan kali ini, tetapi itu dilakukannya bukan demi ayahnya tetapi karena kakaknya. Dia harus memastikan seperti apa pria yang akan menjadi suami dari kakaknya. Dia tidak akan pernah rela jika kakaknya tidak bahagiah meski dia harus mengorbankan dirinya dia harus memastikan kakaknya hidup bahagiah.

Dia memasuki ruangan pertemuan keluarga meninggalkan Jungshin dibelakang yang bergabung dengan Junsu di pintu depan pertemuan. Di dalam sudah ada kakaknya yang kemudian menyambutnya, dia kemudian mengecup pipi kakaknya.

“Noona kwenchana..”

Kakaknya menggeleng lalu tersenyum. “Kamu tidak sedang sibukkan?”

Yonghwa menggeleng, “Aku akan selalu memiliki waktu buat Noona..”

“Goomawo..oh iya jadi Seohyun yah…” Eun Hye mengedipkan mata dan tersenyum jahil kepadanya.

“Noona…”

“Hahaha..kamu tidak perlu malu pada Noonamu ini..”

“Aku tidak malu, hanya saja berhentilah menggodaku soal itu, setiap aku menemui Noona yang Noona bahas selalu masalah ini, selalu tentangku. Sekarang aku ingin tahu perasaan Noona sendiri.”

“Sungguh aku tidak apa. Kita juga sudah membahas hal ini berulangkali, dan harus berapa kali lagi Noona memastikan kepadamu bahwa Noona siap dengan semua ini. Pernikahan ini akan membuat Noona dan keluarga kita bahagiah.”

“Jangan membohongiku Noona, aku kenal Noona dengan sangat baik, dan sekarang aku juga tahu jika semalam Noona pasti menangis karena mata Noona tidak bisa menyembunyikan itu dariku.”

EunHye memilih menghindari tatapan menuntut adiknya. Dia kemudian menggiring adiknya berjalan ke meja pertemuan disana telah hadir ayahnya dan sepasang suami istri yang dipastikan Yonghwa adalah sang calon mertua kakaknya. Atas nama sopan santun dia kemudian mengucapkan salam penghormatan bagi ayahnya dan pasangan suami istri itu.

“Calon suami Noona mana??” Tanyanya kemudian ketika dia telah duduk disamping kakaknya dan ketiga orang tua itu sibuk berbicara tentang perkembangan perekonomian korea selatan.

“Dia belum datang, dia tadi sementara di bandara baru tiba dari Thailand.”

Setelah mengucapkan kata-kata itu, dari arah luar seorang Pria memasuki ruangan. Yonghwa berbalik dan melihat seorang pria dengan tinggi badan yang sempurna, tegap dan terlihat sangat menawan dalam balutan jasnya melangkah masuk dan menuju meja mereka. Diakah calon suami kakaknya?

“Anneyong Haseyo..” Salamnya kepada semuanya.

Yonghwa menatap wajah cakep itu dan menemukan garis keteguhan dan sedikit keangkuhan di wajahnya. Dia berbalik ke arah kakaknya dan dia melihat kakaknya memilih menundukkan wajah ketimbang menatap wajah calon suaminya. Dia kembali menatap wajah Joo Ji Hoon yng sekarang sedang bercakap dengan ayahnya sambil sekali-kali melihat ke Eun Hye. Yonghwa bingung harus bagaimana menanggapi pernikahan ini. Disatu sisi dia ingin agar kakaknya bahagiah, dia khawatir jika pernikahan ini tidak akan memberikan kebahagiaan buat kakaknya namun disisi lain kakaknya berkeras akan menjalani semuanya. Dia pun mengehal nafas dalam-dalam berharap bahwa segalanya akan berjalan dengan baik.





@MingDang Seoul Plaza

Yonghwa sedang duduk diruang kerjanya yang hanya sekali-kali didatanginya ketika Minhyuk masuk dan menghampirinya.

“Hyung, anneyong…Dari tadi datangnya, mianhe aku sedang mengadakan rapat dengan beberapa rekan kerja kita jadi terlambat menemui Hyung.”

“Tidak mengapa..semuanya berjalan dengan baikkan?”

“Seepp bos…” diantara kedua sepupunya yang bekerja dengannya menjalankan bisnis keluarga ini hanya MinHyuk yang bersikap santai kepadanya. Anak ini bahkan selalu menjahilinya.

“Oh iya Hyung. Kontrak kita dengan IU sebagai icon Mall ini akan selesai bulan ini. Apakah Hyung berniat melanjutkannya atau mau menggantinya dengan ikon baru?”

Yonghwa yang tadinya sibuk memandangi laporan perkembangan pusat perbelanjaan ini mengangkat wajahnya memandangi MinHyuk. Baginya ini informasi yang cukup penting.

Entah mengapa tiba-tiba saja pikirannya tertuju kepada SeohYun.

“Ehmm..Minhyuk apakah kamu tahu selebritis korea yang bernama Park SeoHyun?”

“Park Seohyun?” MinHyuk menggaruk kepala sekilas... “Dia selebritis apa Hyung? Pemain Film,Drama ataukah penyanyi?”

“Dia pianist muda korea, sering mewakili Korea di berbagai ajang internasional untuk acara pagelaran musik.”



“Astaga Seohyun itu maksud Hyung?”

YongHwa mengerutkan kening. “Seohyun itu? Maksudmu?”

MinHyuk menggaruk kepala kembali, bingung bagaimana menjelaskannya. “Maksudku pianist muda yang terkenal sangat polos dan sopan itu. Hyung tahukan bagaimana pergaulanku?”

YongHwa menganggukkan kepala, yah dia tahu diantara mereka Minhyuklah yang paling banyak bergaul dikalangan selebritis. Temannya kebanyakan selebritis semua.

“Kami mengenal SeohYunrang dengan baik tetapi tidak ada diantara kami yang bisa mendekatinya. Pengawalan yang dilakukan keluarganya terhadapnya juga sangat ketat, kami hanya cukup akrab dengan manajernya JokWon. Hyung kenal dengan Park Seohyun?”

Yonghwa menganggukkan kepala. “ Yah, bagaimana jika dia yang jadi icon baru kita?”

“Apa???” Minhyuk membelalakkan wajah tanda tak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. “Hyung serius mau memakai dia?”

“Iya, kenapa?”

“Anii..hanya saja dia tidak cukup familiar dikalangan anak muda sekarang. Mengapa tidak memakai salah satu grup atau ikon remaja lainnya?”

“Baguskan, selama ini kita memakai selebritis-selebritis yang sering tampil di televisi saja, mengapa sekarang kita tidak mencoba melakukan sesuatu yang baru. Biar bagaimana Seohyun sering tampil mewakili Korea, itu merupakan point plus baginya dan lagi menurutku pribadi dia terlihat elegan dan cerdas itu bisa member image yang baru bagi Mall kita.”

Minhyuk mengangguk-anggukkan kepala tanda setuju dengan ide yang dilontarkan oleh Yonghwa.

“Begini saja, sebentar malam jika kamu tidak sibuk kamu boleh ikut denganku menghadiri sebuah acara dimana Seohyun akan tampil sebagai salah satu pendukung acara?”

“Ok, aku ikut Hyung…”




@MBC Studio

Malam itu Yonghwa mendapat undangan penyerahan piala bagi aktris dan aktor terbaik se-korea selatan yang diselenggarakan salah satu Perusahaan Pertelevisian terbesar di Korea. Yang mengundangnya datang adalah temannya yang notabene adalah Putra pemilik MBC entertainment.

Dia juga telah memastikan kehadirannya kepada Park Shin Hye yang juga adalah salah satu aktris papan atas korea yang merupakan sahabat baiknya. Dan ketika Jungshin mengatakan bahwa Seohyun akan tampil diapun bersedia hadir.

Dia masuk tidak melalui gerbang yang red carpet tergelar di jalannya tetapi melalu pintu khusus bagi tamu-tamu VVIP. Setelah menemui Lee joon, mereka pun berjalan kearah kursi yang telah disediakan panitia untuk tamu-tamu khusus. Disana ada Sulli yang juga adalah tunangan Lee Joon.

“Hyung, anneyong haseyo..”

“Anneyong..”

Merekapun kemudian terlibat dalm pembicaraan sesame teman, setelah lewat beberapa penampil dan pengumuman bagi aktris dan actor yang mendapat award, Seohyunpun tampil. Yonghwa sedikit kecewa karena ternyata Seohyun tampil duet dengan salah satu personil Grup yang sudah menjadi Halyu, Super Junior Kyuhyun.

Seohyun terlihat cantik dibalut gaun berwarna peach dengan rambut terurai.


What if I never knew
What if I never found you
I never had this feeling in my heart
How did this come to me
I don’t know how you found me
But from the moment I saw you
Deep inside my heart I knew

Baby, You’re my destiny
You and I were meant to be
With all my heart and soul
I’ll give my love to have and hold
And as for as I can see
You are always meant to be
My Destiny

Baby, all we need..
Is just a little faith
Cause baby I believe
That love will find a way..

(Martina McBride & Jim Brickman)

Minhyuk yang juga asyik larut dengan penampilan duet tersebut sekali-kali melirik hyungnya dan dia kemudian mendapati sinar kekaguman itu tepat di mata hyungya. Inikah alasannya mengapa dia mau memakai SeoHyun sebagai model mereka?



To Be Continued : Part 3





Behind The Scene Drama “Imagine” (in Real Life) :

Di Ruang tunggu CN Blue, Yonghwa sedang istirahat menunggu scene berikutnya ketika Jungshin menyodorinya HP, semua teman-temannya tahu Yonghwa sangat malas membawa Hp.

Tanpa bersuara Jungshin menggerakkan bibirnya yang bisa dibaca oleh Yonghwa..”Dari Seohyun.”

Yonghwa bangkit meraih HP jungshin lalu berlalu ke sudut.

“Yobhuseo..”

“Oppa,Kwenchana?”

“De,Hyunnie,Kwenchana? Kenapa menelpon,bukannya istirahat?”

“Oppa tidak suka aku menelpon?”

“Andwe..hanya saja harusnya kamu istirahat, aku mengkhawatirkanmu..”

“Aku menelpon juga karena mengkhawatirkan Oppa, Oppa tadi minum kopikan pas break syuting sesaat? Aku melihatnya…”

“Andwee..aku hanya memegangnya Hyuniie itu punya Jonghyun, dia menitipkannya padaku tadi ketika scenenya dia dimulai..”

“oh, aku pikir oppa yang meminumnya. Ingat untuk tidak minum kopi yah, jaga kesehatan Oppa..”

“De..”

“Oh iya aku suka hadianya, Kamsahamnida Oppa..”

“Senang kamu menyukainya, dipakai yah..”

“De..Oppa, udah yah, ingat untuk jaga kesehatan..”

“Iya, hyunie juga yah..See you later..hehehe..”

“Heheheh..see you later Oppa..”




Luv ; SJ

3 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. ternyata lebih enjoy baca ff di blog drpd di fb..hehe
    ok langsung ke komennya:

    first, ada penggalan kata yang rah kurang ngerti maknanya "sebentar malam".

    second, aku suka bgt sama alur ceritanya.

    third, suka part Yong talk bout lukisan di pertemuan keduanya dengan Seohyun. scene itu pas banget sama karakter hyun yang cerdas.

    like it sj..

    BalasHapus