Jumat, 24 Juni 2011
IMAGINE Part 6
PART 6
MBC Entertainment Present : “IMAGINE”
Episode : 6
Cast :
Jung Yong Hwa (CN Blue) a.k.a Lee Yong Hwa
Seo Joo Hyun (SNSD) a.k.a Park Seo Hyun
Yoon Eun Hye a.k.a Lee Eun Hye
Joo Ji Hoon a.k.a Joo Ji Hoon
Im Yoona (SNSD) a.k.a Kim YooNa
Oc Taecyoon (2PM) a.k.a Park TaecYoon
Other Cast :
TOP (BigBang), Jungshin, Jonghyun, & Minhyuk (CN Blue), Jokwon(2AM)
Park Shin Ye,ChangMin (DBSK),Junsu(2PM), Sulli (F(x)), Lee joon (MBLAQ)
Kyuhyun (SUJU), Jinwoon (2AM), Simon D (Supreme Team)
Opening Theme Song : Imagine by CN Blue
@Kediaman Park di Wilayah Gangdong, 10.00 PM
Mobil yang dikemudikan Jungshin memasuki halaman luas Rumah Tuan Park mengikuti mobil yang dikemudikan HangKang. Di kursinya Yonghwa menatap wajah tertidur Seohyun yang rebah di pundaknya.
“Gadis ini kelelahan.” Batinnya.
Sepanjang siang sampai malam ini dia menemani Seohyun melewati aktifitas hariannya yang ternyata padat, setelah menjemputnya di tempat kuliahnya siang tadi lalu mengajaknya makan, dia kemudian mengantarnya ke studio rekamannya dan menungguinya yang ternyata memakan waktu yang lama, setelah rekaman mereka kemudian makan malam bersama lalu kembali mengantar Seohyun melakukan wawancara dengan sebuah majalah remaja sebelum kemudian mengantarnya pulang karena malam sudah larut dan disinilah mereka sekarang, Seohyun tertidur kelelahan di pundaknya.
Mobil kemudian berhenti tepat di depan rumah Tuan Park. Para pelayan di rumah Tuan Park keluar menyambut nona muda mereka yang sekarang berada dalam gendongan Yonghwa. Meski kaget melihat seorang Namja yang asing mengendong tubuh nona mereka tetapi mulut mereka terkatup ketika Hangkang yang berjalan di depan Yonghwa sebagai penunjuk arah kamar Seohyun mengirim bahasa isyarat menyuruh mereka menyingkir semua.
“Tuan Muda Yonghwa ini kamar Nona Muda Seohyun.” Ucap Hangkang setelah Yonghwa sedikit kelelahan melewati beberapa ruangan sebelum tiba di kamar besar yang nyaris di dominasi warna pink itu. Dia kemudian melangkah ke arah tempat tidur besar dan merebahkan tubuh Seohyun di atasnya.
Membuka sepatu gadis itu lalu menyelimuti tubuhnya. Sesaat dia berdiri menatap wajah cantik yang tertidur sangat tenang itu, kemudian melangkah mendekat dan mencium ubun-ubunnya lalu melangkah keluar dan menutup pintu Seohyun. Di depan kamar Hangkang telah berdiri menantinya.
“Apakah dia selalu tertidur seperti itu jika kamu mengantarnya pulang sampai selarut ini?” Tanyanya menyelidik pada Hangkang.
“Sesekali Tuan Muda, Jika Seohyun-ssi sudah benar-benar kelelahan seperti malam ini.”
“Lalu jika seperti itu siapa yang mengangkatnya masuk ke kamar?” ini pertanyaan penting baginya, Seohyun-nya tidak boleh disentuh sembarangan pria, bahkan pun jika itu Hang Kang.
Hang Kang yang mendengar nada cemburu dalam ucapan Yonghwa memilih berhati-hati menjawab pertanyaan sensitif itu. “Biasanya Kami membangunkan Nona Muda, Tuan Muda. Kami tidak pernah berani mengangkatnya sendiri masuk ke dalam kamar, atau kalau kebetulan Tuan Muda Taecyeon ada di rumah biasanya beliau yang menggendongnya masuk.”
Yonghwa mengangguk mengerti. “Apakah Taec Hyung dan Haraboji ada di rumah sekarang.” Tanya Yonghwa celingak-celinguk melihat sekeliling.
Pelayan yang berdiri di belakang mereka mengangkat suara. “Tuan Besar belum di rumah Tuan Muda sedangkan Tuan Taecyeon semenjak Nona Muda Yoona masuk rumah sakit sampai sekarang tidak lagi menetap di rumah ini Tuan Muda.”
“Begitu, trus biasanya Haraboji di rumah pukul berapa?”
“Biasanya jam-jam seperti sekarang Tuan Muda atau sekitar pukul 11.00PM. Hanya Nona Muda yang selalu cepat pulang.”
Yonghwa kembali menganggukkan kepala tanda mengerti lalu berjalan keluar. “Kalau begitu aku pulang dulu.”
Para pelayan termasuk HangKang membungkuk memberi salam lalu mengantarnya sampai Mobil yang dikemudikan Jungshin dan melihat mereka berlalu.
Di atas mobil Yonghwa kemudian meraih telepon celularnya lalu menghubungi Jokwoon.
“Hmm..kenapa di malam selarut ini kamu menelponku, kamu benar-benar kurang kerjaan yah.” Di sebrang sana Jokwoon terdengar misah-misuh.
“Hyung, mianhe aku menganggu istirahatmu. Tapi ada sesuatu yang penting yang ingin kubicarakan denganmu.”
“Apa? Katakan cepat! Apakah My Hyunnie menolakmu?”
“Hyung… .”
“Arasho..palii..katakan apa urusanmu? Asal kamu tahu saja yah, sekarang aku bersama kekasihku dan telponmu ini lumayan mengganggu jadi katakan secepatnya apa maumu?”
“Mianhe hyung. Aku hanya ingin tahu haruskah jadwal harian Seohyun-nie sepadat itu? Dia kelelahan Hyung.”
“Hmmm..belum jadi kekasihnya kamu sudah seperhatian ini padanya.”
“Hyung… .”
“Arasho… Jadwal harian itu bukan aku yang mengaturnya, itu keinginan dia. Aku hanya mengatur jadwal kerja dia, kapan dia tampil, kapan dia ada wawancara, kapan dia ada pemotretan dan lain sebagainya. Sedangkan kuliah, rekaman dan kelas latihan vocalnya itu dia yang menentukan. Uri Hyunnie adalah seorang pekerja keras dan memiliki tanggung jawab yang tinggi, dia sangat profesional dan tenang saja dia sangat-sangat menjaga kesehatannya.”
“Aku hanya kasihan Hyung, jika tiap hari dia seperti ini.”
“Aku pikir kita semua memiliki jam kerja yang bahkan lebih parah dari jam kerja Hyunnie ini. Dan tidak setiap hari juga Hyunnie seperti ini jadi berhentilah mengkhawatirkannya dan memperlakukan dia seperti bayi yang harus menghabiskan waktunya dengan bermain dan beristirahat, kalau dia tahu hal ini tentang kamu mengkhawatirkan dan mencoba mengekangnya dia akan jengkel.”
“Aku tidak ingin mengekangnya Hyung, aku cuma tidak mau dia kelelahan.”
“Aku mengerti, tetapi dia memang selalu seperti itu. Pasti kamu mengira dia kelelahan karena dia tertidur ketika pulang ke rumahkan?”
“Dee..”
“Dia memang memiliki kebiasaan seperti itu, jika mengantarnya pulang pada malam hari, dia akan ringan tertidur di samping kita.”
“Dengan Hyungpun dia seperti itu?”
“Aku mendengar nada cemburu dalam suaramu?”
“Dee?? Ani..tidak kok hyung…”
“Ckckckc… kamu ini terlalu overprotective sepertinya . Tadi sangat mengkhawatirkan Hyunnie, sekarang bahkan cemburu pada aku? Aku ini sepupunya… .”
“Aku tahu Hyung, mianhe.”
“Yah sudah aku ingin istirahat, dan untuk menyenangkan hatimu aku akan mencoba lebih memperhatikan jadwal kerjanya terlebih pada malam hari, puas?”
“Dee…kamsahamnida Hyung dan Mianhe…chinca mianhe…”
“Arasho…”
Setelah pembicaraan dengan Jokwoon Yonghwa merasa lega dan memilih bersandar dan merebahkan badan di kursinya lalu menutup mata. Di kursi pengemudi Jungshin menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkahnya.
@Reneisance Seoul Hotel
“Selamat Siang Hyung.” Jonghyun menyapa YongHwa sambil berdiri dari kursinya menyambut kedatangan Yonghwa. “Bagaimana kabar Hyung hari ini? Dan tumben mendatangiku langsung ke ruanganku, kenapa tidak memanggilku ke ruangan Hyung?”
Alih-alih menjawab pertanyaan Jonghyun, Yonghwa memilih duduk di sofa. “Bagaimana penyelidikan yang dilakukan Letnan Simon pada karyawan hotel? Apakah ada temuan yang mengatakan kalau salah satu staff kita terlibat?”
Jonghyun menggeleng. “Aniya.. Tidak ada Hyung. Semua karyawan kita bersih tetapi memang disinyalir sang pelaku memasukkan salah satu temannya untuk menjalankan aksi ini. Letnan Simon masih sibuk dengan penyelidikannya.”
“Bagaimana itu bisa terjadi? Kenapa keamanan hotel bisa lemah seperti itu?”
“Mianhe hyung, ini keteledoranku. Tetapi aku telah kembali memperketat segalanya. Aku telah memerintahkan kembali memperketat keamanan termasuk pemeriksaan tamu dengan teliti sebelum dia menginap di hotel kita.”
Yonghwa manggut-manggut. “Oh iya bagaimana persiapan pesta pra wedding Noona nanti malam, ruangannya sudah ditata? Makanannya sudah disiapkan?”
Jonghyun mengacungkan jempol. “Segalanya sudah disiapkan Hyung, Oh iya tadi Jii Hoon Hyung singgah mengecek segalanya.”
Yonghwa tersenyum sesaat mendengar kedatangan calon kakak iparnya tersebut untuk singgah mengecek persiapan pesta pra wedding mereka. “Tahu tidak aku tetap saja tidak bisa menebak pola pikir Jii Hoon Hyung.”
Jonghyun tertawa. “Aku bahkan segan berakrab-akrab ria dengannya Hyung…”
“Baiklah, aku akan kembali nanti malam. Kembali pastikan segalanya beres sebelum acara di mulai. Aku akan menemui Minhyuk dulu dan bertemu dengan Aboji, tadi katanya ada yang ingin dia bicarakan padaku.”
“Baik Hyung.”
Yonghwa kemudian melangkah keluar ruangan Jonghyun yang mengantarnya dengan pandangan.
@Kantor Kepresidenan Korea Selatan
“Selamat Sore Tuan Lee Yong Hwa.” Suara sekertaris ayahnya merasuki gendang telinga Yonghwa ketika dia melangkah ke arah pintu masuk ruangan kerja ayahnya.
“Aku ada janji ketemu dengan Aboji.” Katanya berdiri menanti persetujuan sang sekertaris, meski dia adalah putra presiden tetap saja dia harus mengikuti keprotokoleran Kepresidenan.
“Silahkan masuk Tuan Lee Yong Hwa, tadi Tuan President telah memerintahkan jika Tuan datang untuk segera menyuruh masuk.”
“Kamsahamnida Tuan Nim.” Dia membungkuk memberi hormat sebelum kemudian melangkah masuk.
Yonghwa melihat ayahnya duduk di kursi kerjanya sambil membaca laporan.
“Anneyong Haseyo Aboji… “
Presiden Lee mengangkat wajahnya dan melihat putranya berjalan ke arahnya.
“Kamu sudah datang… .” Katanya sambil bangkit dari kursinya dan ikut bergabung dengan Yonghwa di Sofa.
“Dee aboji… .”
“Bagaimana perkembangan kasus kematian di hotel kita?”
“Masih dalam penyelidikan Aboji.”
“Aku sudah bicara dengan kepala intelejen dan meminta penjelasan darinya, dia yang kemudian menugaskan Letnan Simon D untuk menangani kasus itu.”
“Aku mengerti Aboji.”
“Aku harap kamu selalu berhati-hati. Situasi kita saat ini sedang genting.”
Yonghwa mengangguk, dia dapat merasakan kekhawatiran ayahnya terkait dengan Regulasi baru yang sekarang digodoknya unttuk mendapat persetujuan di tingkat parlemen, tentu banyak pihak yang terlibat dan pihak yang dirugikan dengan regulasi baru ini tidak akan tinggal diam, mereka akan mencoba segala cara untuk menekan ayahnya.
“Mereka kemungkinan memakai cara-cara kekerasan untuk mendesak ayah. Kemarin pihak keamanan kantor menerima sebuah paket yang di dalamnya berisi ancaman bom.”
Yonghwa mengusap wajahnya sesaat. “Tetapi bukankah sebuah kewajaran jika Presiden menerima ancaman. Itu sudah biasa dalam dunia yang penuh intrik kekuasaan ini Aboji.”
“Dee, kamu benar. Memang sudah lazim seorang presiden menerima ancaman-ancaman dari pihak-pihak yang tidak setuju dengan kebijakan Presiden namun paket ancaman yang satu ini berbeda. Ini serius dan Ayah telah melihatnya. Itu kenapa Ayah kemudian memutuskan demi regulasi ini kita harus memperketat keamanan, dan selain Jungshin ayah akan memerintahkan tambahan pengawal bagimu.”
“Shiro..Aboji aku tidak memerlukan itu. Bagiku Jungshin sudah cukup.”
“Aku tahu keenggananmu. Aku juga tahu kalau adik sepupumu itu adalah lulusan terbaik kemiliteran di angkatannya tetapi kita tetap perlu meningkatkan keamanan, aku khawatir jika hanya mengandalkan Jungshin keselamatanmu dapat terancam.”
“Andwee… .” Yonghwa tetap menolak ide ayahnya untuk menambah pengawal baginya. “Aboji aku tidak apa-apa. Dan lagi berapa orang sih yang tahu tentang keberadaanku, keuntungan bahwa aku tidak pernah terpublish salah satunya adalah ini. Yang ayah perlu khawatirkan adalah Eun Hye Noona.”
“Itu telah ayah pikirkan. Ayah telah menambah pengawal baginya dengan alasan persiapan pernikahannya yang mengharuskan dia ditemani banyak asisten. Dan lagi Jii Hoon telah memastikan pada ayah bahwa dia memakai detektif bayaran untuk menguntit kakakmu.”
Yonghwa tergelak di tempatnya. Tertawa kencang, dia baru menghentikannya setelah melihat wajah kaku ayahnya. “Mianhe Aboji… .”
“Ini bukan hal yang bisa kamu tertawakan. Keamanan kalian terancam karena Undang-undang yang Ayah akan terapkan bagian mananya yang lucu?”
“Dee Aboji… aku Cuma menertawakan ulah dan pola tingkah laku Jii Hoon Hyung, di balik wajahnya yang angker itu ternyata dia seorang pria sejati yang mencintai kekasihnya, sayangnya Noona tidak tahu hal ini tetapi bagiku disitulah letak serunya.” Yonghwa kembali tersenyum kecil.
Presiden Lee tidak menanggapi candaan anaknya, dia kemudian berdiri dan berjalan ke kursi kerjanya. “Baiklah, ayah ada pertemuan di tingkat menteri beberapa menit lagi.”
“Dee… Aboji kalau begitu aku pamit. Tentang aku tolong Aboji berhenti mencemaskan keselamatanku. Segalanya baik-baik saja ayah. Aku ingin agar keteguhan Aboji untuk memberlakukan regulasi itu tidak goyah, kami mendukungmu Aboji.”
Presiden Lee mengangguk, tanpa dikatakan oleh Yonghwapun dia tahu jika anak-anaknya akan mendukung tindakannya ini. Dan semua yang dilakukannya sekarang pun semua untuk masa depan rakyatnya yaitu dengan melestarikan bumi agar bisa dinikmati masyarakatnya, anak-anaknya dan cucu-cucunya kelak.
@Reneisance Seoul Hotel, 07.30 PM
Lee Eun Hye memasuki ballroom yang telah di tata cantik sebagai tempat berlangsungnya pesta pra weddingnya. Tamu yang diundangnyapun terbatas hanya keluarga, sahabat dan rekanan bisnisnya. Dia berjalan dengan digandeng Joo Jii Hoon yang malam itu terlihat tampan dalam balutan jas putihnya yang terlihat sangat pas di badannya yang tegap. Dia kemudian menyapa teman dan sahabatnya. Pesta itu berlangsung santai dan hangat.
Tidak lama kemudian Seohyun berjalan masuk ke ball room hotel tempat di mana pesta dilaksanakan, disampingnya berjalan dengan anggun Yoona.
“Anneyong Haseyo Eun Hye Unni… .” mereka kemudian memberi salam kepada Lee Eun Hye yang berdiri bersisian dengan calon suaminya, terlihat sangat serasi.
“Anneyong Haseyo Yoona-ah, Seohyun-ah…”
Joo Ji Hoon juga kemudian memberi salam kepada mereka, lalu pamit kepada Eun Hye untuk bergabung bersama beberapa temannya yang baru masuk ke dalam ruangan pesta. Eun hye mengangguk memberi izin.
“Unnie terlihat sangat cantik.” Seohyun mengatakannya ketika hanya tinggal mereka bertiga, tamu lain terlihat seliweran menikmati sajian musik dan makanan.
“Gomawo hyunnie, ayo silahkan kalian menikmati pestanya.”
Mereka kemudian terlibat perbincangan tentang fashion ketika Jii Hoon kembali bergabung dengan mereka dan meminta kesediaan Eun Hye untuk berkenalan dengan temannya.
“Mianhe, aku tinggal kalian.”
“Silahkan Unnie, kami gak apa kok, kami akan menikmati pestanya dengan baik.”
Mereka kemudian berbaur dengan tamu lain termasuk dengan Jonghyun yang kemudian menghampirinya ketikka melihat keberadaan mereka.
“Anneyong Haseyo… .”
“Anneyong Haseyo Jonghyun-ssi, anda sendirian?”
“Iya, Yonghwa Hyung sepertinya telat tiba… .”
“Yonghwa Oppa juga akan datang yah?”
“Jelaslah sayang dia datang, inikan acara kakaknya… .” Refleks Yoona menjawab meski kemudian dia menyadari ucapannya. “Apakah Seohyun belum tahu kalau Yonghwa adalah anak presiden? tetapi hubungan mereka sudah sangat dekat dan lagi keluarga besar juga sudah merestui apakah mungkin Seohyun belum tahu kenyataan itu?” Batin Yoona.
“Kakaknya? Maksudnya Yonghwa Oppa adalah adik Eun Hye Unnie??” Seohyun bertanya sambil menuntut jawaban dari Yoona dan Jonghyun.
Yoona yang bingung harus menjawab apa kemudian memandang Jonghyun yang juga memandangnya dengan tatapan tak tahu harus menjawab apa.
“Berarti Yonghwa Oppa juga adalah anak Presiden Lee?? Onnie, tolong jawab pertanyaanku!”
Keduanya masih berdiri diam bingung harus menjawab apa. Entah keberuntungan bagi mereka atau apa karena Yonghwa kemudian terlihat masuk ke dalam ruangan pesta. Terlihat sangat tampan dalam balutan jas putih yang nge-pas di tubuhnya.
Yonghwa yang melihat keberadaan mereka, menghampiri mereka, dan bingung dengan suasana yang canggung diantara mereka.
“Anneyong… .”
Seohyun memandang Yonghwa dengan tatapan tajam membuat Yonghwa bingung.
“Seohyun boleh tahu nama lengkap Oppa?”
Yonghwa yang bingung dengan pertanyaan Seohyun yang tiba-tiba memandang Jonghyun dan Yoona dengan tatapan bingung. Lalu kembali memandang Seohyun sambil tersenyum. “Kenapa tiba-tiba menanyakan hal seperti ini?”
“Ani, Aku hanya ingin tahu saja, Oppa kenapa tidak menjawabnya… .”
Untuk pertama kalinya Yonghwa melihat sisi ini pada wanita yang dicintainya. Dia jadi bingung bagaimana harus menghadapi kemarahan yang tersembunyi dari Seohyun. Beberapa detik berlalu tanpa ada suara dari mereka berempat hanya musik yang mengalun dan orang-orang disekitar mereka yang sibuk bercakap satu sama lain.
Seohyun yang mengetahui kebenaran dari diamnya mereka semua merasakan sakit di dalam hatinya, dia merasa dibohongi dan dikhianati. Karena rasa sakit dia berlari meninggalkan mereka. Yonghwa yang melihatnya sempat menangkap setitik air mata menggantung di mata indah Seohyun merasa sakit melihat gadis yang dicintainya seperti itu. Dia memilih mengejar gadis yang dicintainya itu.
Seohyun berlari masuk lift, entah sebuah kebetulan atau tidak lift yang dinaikinya adalah lift yang di tempatinya dulu pertama kali mengenal Yonghwa. Yonghwa yang melihatnya menuju lift tidak sempat mengikuti Seohyun masuk di lift, pintu lift telah tertutup ketika dia tiba di depannya.
Yonghwa memandang pintu lift dengan pandangan nelangsa lalu berubah kaget ketika lift itu terhenti. Jantungnyapun sesaat ikut berhenti. Kenapa ini?
Dibelakangnya Jonghyun dan Yoona yang baru saja tiba juga ikut kaget melihat lift tiba-tiba macet.
“Ottokhe? Apakah dia ada di dalam?” Yoona bertanya dengan nada cemas.
“Kenapa ini bisa terjadi??KENAPA??” Dengan nada marah Yonghwa berbalik memandangi JongHyun yang juga kaget melihat Lift tiba-tiba berhenti.
“Ottokhe? Hyunnie… .” Yoona jongkok tak mampu menahan rasa cemasnya, segala perasaan bercampur dalam hatinya. Dia bingung apa yang harus dilakukannya. Hyunni efhobia ruangan gelap, apa yang akan terjadi padanya??
Bersamaan dengan ucapan Yoona, Yonghwa berteriak kepada JongHyun, “AYO LAKUKAN SESUATU!! KENAPA BISA TERULANG LAGI HAL SEPERTI INI!!!”
“Miahe Hyung… .” Jonghyun kemudian sibuk menelpon, beberapa staff hotel berdatangan, pihak intelejen yang tadi ditugasi menjaga keamanan pestapun terlihat datang.
Yonghwa berdiri di depan lift kebingungan harus melakukan apa, di dalam sana Seohyun pasti ketakutan. Seohyunnya.
Jonghyun sibuk memberi perintah kepada staff dan security hotel, memanggil bagian mekanik yang menangani segala urusan mengenai lift di hotel ini. Berbicara dan member perintah kepada mereka.
Kejadiannya hanya berlangsung sekitar beberapa menit tetapi bagi Yonghwa semua berjalan sangat lambat. Dan itu bisa membunuh Seohyunnya. Dia sibuk mengutuk diri, “RAHASIAH KEPARAT!!” Teriaknya sambil menendang dinding hotel. Seandainya dari awal dia menjelaskan siapa dirinya kejadian seperti ini tidak akan terjadi.
Di lain sisi Yoona yang juga merasa bingung, takut dan sedih tanpa mampu mencegah airmatanya jatuh, dia benar-benar mengkhawatirkan Seohyun.
Dan beberapa menit kemudian lift itu mulai berjalan dan terbuka tepat di depan mereka.
Yonghwa segera berdiri di depan dan ketika pintu lift terbuka, dia melihat di sudut Seohyun jongkok dengan berurai air mata, dia segera berlari memeluk gadis yang gemetar ketakutan sambil menutup matanya itu. Seohyun yang kemudian menyadari keberadaan Yonghwa dan yang lainnya merasa lega dan tanpa bisa di cegahnya tangisnya tambah buncah.
“Op..pa..aa…” sengungukan Seohyun mengalungkan tangannya ke leher Yonghwa. “Op..pa..aku ta..kut…”
“Mianhe my dear, chinca mianhe…jangan takut semuanya sudah selesai, jangan takut sayang dan jangan menangis.” Yonghwa mengusap kepala Seohyun. Yoona yang melihat adegan itu merasa lega luar biasa. Dia membiarkan Yonghwa yang meredakan ketakutan Seohyun.
Yonghwa kemudian mengangkat tubuh Seohyun ke dalam gendongannya dan mengangkatnya menuju ruangan yang telah disediakan oleh Jonghyun yang telah mengantisipasi hal ini.
Dia kemudian merebahkan tubuh Seohyun yang di rasanya masih gemetaran. Hanya mereka yang ada di dalam ruangan itu. Yoona memilih memberi ruang bagi mereka berdua. Dia menunggu di ruang tamu kamar VVIP hotel itu.
Yonghwa duduk di sisi Seohyun yang telah duduk dan bersandar di atas tempat tidur.
“Mianhe Hyunnie, jangan menangis sayang.”
“Opp..paa…” Seohyun masih sengungukan.
“Mianhe Hyunnie.” Yonghwa kemudian mendekati Seohyun lalu menggenggam kedua tangannya. “Chinca mianhe… aku ingin menjelaskan segala kondisinya padamu tetapi aku mencari waktu yang tepat. Sungguh bukan karena ingin merahasiakan semuanya darimu namun aku bingung bagaimana harus mulai menjelaskan semuanya padamu.” Yonghwa mulai menjelaskan kondisinya pada Seohyun dan menanti reaksi gadis itu.
Seohyun menghentikan tangisnya dan memandang Yonghwa. Mengatakan melalui wajahnya bahwa dia siap mendengarkan penjelasan Yonghwa.
“Aku mungkin salah satu pria yang beruntung di Negara kita ini, terlahir sebagai putra presiden Negara ini. Dan menjadi Pemilik beberapa hotel dan restoran. Tanpa menampik kenyataan tentang takdirku itu aku hanyalah seorang rakyat Negara ini Seohyun, aku hanyalah pria biasa yang ingin mencintai seorang gadis.”
Seohyun menunduk tidak kuasa membalas tatapan Yonghwa yang bersungguh-sungguh mengungkapkan perasaannya melalui perkataan dan tatapan matanya ke Seohyun.
“Aku hanyalah manusia biasa yang jatuh cinta pada seorang gadis yang kulihat di lift, yang sedang ketakutan. Sejak saat itu aku sungguh ingin melindunginya dengan segenap hatiku dari semua hal yang menakutkan di dunia ini. Tapi sayang tadi karena aku dia mengalami hal yang paling menakutkan dalam hidupnya. Aku sungguh marah pada diri sendiri, merasa sakit karena aku gadis yang kucintai ketakutan, laki-laki apa aku ini yang telah membuat gadis yang kucintai menangis.” Yonghwa kaget ketika air mata Seohyun jatuh di telapak tangannya.
“Jangan menangis sayang, jangan menangis… .”
“Biarkan kakak yang menemaninya, kamu keluar dulu.” Dari belakang Yonghwa, Lee Eun Hye datang dan mendekat kepada mereka.
Lee Eun Hye yang bingung melihat Seohyun, adiknya dan Yoona tidak terlihat di pesta kemudian menanyakannya pada salah satu pengawal intelejen yang berdiri di sudut ruangan, dari sana dia kemudian mendapatkan keterangan singkat tentang kejadian lift itu. Ditemani Joo Ji Hoon setelah sebelumnya izin pada tamu-tamunya untuk ditinggal sesaat dia kemudian mencari adiknya, dan ketika bertemu Jonghyun yang masih sibuk berbicara dengan beberapa staff menjelaskan setelah menyingkirkan staffnya, menceritakan kembali dan lebih detail kejadiannya. Jonghyun lalu mengantar Eun Hye dan Jii Hoon ke kamar VVIP yang ditempati Yonghwa membawa Seohyun beristirahat.
“Noona… .” Yonghwa kaget melihat kedatangan kakaknya. Sedangkan Seohyun mengangkat wajahnya.
Yonghwa melepaskan genggaman tangannya dan berdiri sedangkan Seohyun cepat-cepat menghapus tangis dari wajahnya.
“Tinggalkan kami berdua… .” Eun Hye memberi perintah yang sebenarnya mau dibantah Yonghwa tetapi melihat ekspresi wajah kakaknya Yonghwa memilih keluar setelah melihat wajah Seohyun.
“Maafkan dia sayang jika telah membuatmu menangis.”
“Aniii..ini kesalahanku Unnie. Aku yang berlari menuju lift meninggalkan Oppa yang mungkin ingin menjelaskan semuanya, aku yang marah lalu bertindak seperti anak kecil, Oppa tidak salah Unnie.”
“Secara keseluruhan dia tetap salah sayang. Dia yang telah menyebabkan semuanya sehingga kejadian seperti ini terjadi. Namun meski dia salah Onnie mohon maafkan dia yah. Dia berbuat seperti itu demi mendapatkan hatimu, menyembunyikan identitasnya dan menguntitmu semua karena dia mencintaimu. Aku tidak pernah melihat kondisi adikku seperti ini karena seorang gadis, meski sebelumnya dia sudah pernah menjalin hubungan dengan beberapa gadis tapi bagi kakak kamulah cinta pertamanya, dengan kamulah dia betul-betul memiliki perasaan cinta, yang lain mungkin hanya ketertarikan sesaat dan itu memang benar terbukti dia tidak pernah tahan untuk berhubungan lama dengan makhluk yang namanya perempuan, tetapi denganmu berbeda. Jadi kakak mohon mengertilah dia.”
Seohyun menganggukkan kepala tanda mengerti.
“Aku senang jika kamu yang menjadi istrinya, jujur onnie sayang padamu Seohyun, bukan karena kamu adalah wanita yang dicintai adikku tetapi bagi Onnie kamu adalah wanita special pula, itu kenapa ketika mengetahui kalau Yonghwa mencintaimu, Onnie turut bergembira.”
Seohyun tergugu mendengar semua penjelasan Eun Hye tanpa sadar air matanya mengalir.
“Jangan menangis sayang, kakak mengatakan semua ini bukan karena ingin membuatmu sedih. Jangan menangis Hyunnie.”
“Mianhe Unnie… .”
“Jangan minta maaf juga.” Eun Hye meraih tangan Seohyun lalu memandang wajahnya. “Kalau boleh tahu apakah kamu memiliki perasaan yang sama dengannya?”
Seohyun menunduk, dia bingung bagaimana menjawab pertanyaan ini?
“Maafkan Onnie jika terkesan menekanmu, lupakan pertanyaan tadi kalau kamu tidak mau menjawabnya.” Eun Hye sudah mau melepaskan genggaman tangannya dari seohyun ketika gadis itu kemudian menarik kembali tangan Eun Hye.
“Kamsahamnida Onnie telah mengatakan ini padaku. Jujur aku bingung bagaimana harus menjawab pertanyaan onnie. Sebelumnya aku sama sekali tidak punya pengalaman tentang cinta, ini yang pertama bagiku, jadi aku tak tahu apakah ini yang disebut cinta atau bagaimana, aku tidak punya pembanding Unnie. Namun bersama Yong Oppa aku merasa nyaman, aku merasa tenang, disisi lain aku juga kadang merasa hatiku berdebar tidak karuan, merasa sangat marah ketika dibohongi. Aku tidak tahu apakah ini yang disebut cinta atau apa Onnie.”
Eun Hye mengerti kebingungan gadis polos di hadapannya ini. Dia merasa beruntung untuk adiknya yang mencintai gadis polos seperti Seohyun.
“Onnie mengerti, Onnie akan menyuruhnya menunggumu sampai kamu siap. Yah sudah kamu istirahat saja dulu sayang. Onnie akan meninggalkanmu sendiri untuk beristirahat yah.”
“Dee… .” Eun Hye sudah beranjak dari tempatnya dan melangkah keluar ketika dia mendengar Seohyun kembali memanggilnya. “Onnie… .”
Eun Hye berbalik. “Dee… .”
“Ehhmmm… Aku ingin berbicara dengan Yong Oppa. Bisakah Onnie memanggilnya untukku.”
Eun Hye tersenyum. “Iya, aku akan menyuruhnya masuk menemuimu.”
Di luar di ruangan tamu kamar VVIP itu Yoona sedang mengobrol santai dengan Yonghwa dan Joo Ji Hoon ketika Eun hye keluar dari kamar Seohyun. Refleks Yoona, Joo Ji Hoon dan Yonghwa mengangkat wajah mereka. Yonghwa bahkan berdiri menyambut kakaknya.
“Bagaimana kondisi Hyunnie Noona?”
“Dia ingin bertemu denganmu…”
“Benarkah?”
“Iya, tapi jangan sita waktunya terlalu lama, biarkan dia beristirahat.”
“Dee Noona… .”
Yonghwa kemudian bergegas melangkah menuju kamar Seohyun, meninggalkan mereka yang mengulum senyum di belakang Yonghwa.
Di dalam kamar Seohyun, Yonghwa melangkah pelan mendekat ke Seohyun yang masih menunduk namun tahu kalau Yonghwa datang ke arahnya.
“Kata Noona, Hyunnie mau menemuiku.”
“Dee… .”
Seohyun mengangkat wajahnya, mata merekapun bertemu.
Yonghwa memilih duduk di dekat kaki Seohyun, sedikit jauh dari tubuh gadis itu. Seohyun menepuk bagian tempat tidur yang dekat dengan tubunhya mengisyaratkan agar Yonghwa duduk disana. Yonghwa pun kembali mendekat dan duduk di tempat yang diinginkan Seohyun.
Tanpa tahu apa yang akan terjadi , Yonghwa kaget ketika tiba-tiba Seohyun bergerak dan memeluknya. “Aku tidak tahu apakah ini cinta atau bukan tapi yang pasti aku juga sayang pada Yong Oppa, dan senang bisa berada di samping Oppa.”
Yonghwa yang tidak menyangka bisa mendengar Seohyun mengucapkan hal seperti itu berusaha mengurai pelukan Seohyun agar bisa memastikan dengan melihat wajah gadis itu. Namun pelukan itu mengerat. Seohyun berkeras bertahan dengan posisi seperti itu, dia tetap memeluk Yonghwa.
“Oppa…andwee..aku tidak mau melepaskan pelukan ini, aku tidak ingin Oppa melihat wajahku yang pasti terlihat jelek sekarang.”
Yonghwa tertawa. “Kamu selalu cantik di mataku Hyunnie bagaimanapun kondisimu Sayang. Dee…. Aku tidak akan memaksa untuk melihat wajahmu tapi benarkah ucapanmu tadi.”
“Seperti itulah yang aku rasakan Oppa, tapi aku tidak tahu apakah ini yang disebut cinta atau apa, jadi maukah Oppa tetap membersamai dan mengajarkanku apa itu cinta?”
“Dee My Sweetheart, dengan senang hati dan sekarang bolehkah aku melihat wajah putriku yang cantik ini?” Yonghwa masih berusaha mengurai pelukannya, pasti seru melihat Seohyun dengan wajah kemalu-maluan seperti sekarang ini, pasti terlihat cantik.
“Shiroo.. wajahku pasti masih jelek sekali Oppa, nanti yah… .”
Merekapun kemudian berpelukan untuk waktu yang lama.
Woke up this morning,
Just sat in my bed,
8 a.m first thing in my head,
Is a certain someone,
Who's always on my mind,
He treats me like a lady in everyway,
He smiles and warms me through up the day,
Should I tell him I love you,
Wish I knew what to say!
Could this be love that I feel,
So strong, so deep and so real,
If I lost you would I ever heal,
Could this be love that I feel?
The way he looks,
So deep in my eyes,
Our hearts are so warm,
I just wanna cry,
Then he's so hardworking,
He wants to be someone.
Should I tell him that I love you,
What if he doesn't say it too,
I'm getting so nervous,
What should I do
Could this be love that I feel,
So strong, so deep and so real,
If I lost you would I ever heal,
Could this be love that I feel?
Will it be my turn,
Two hearts beating together as one,
No more loneliness,
Only love, laughter and fun
Could this be love that I feel,
So strong, so deep and so real,
If I lost you, would I ever heal,
Could this be love that I feel?
(Could this be love - Victoria Acosta)
To Be Continued : Part 7
Behind The Scene Drama “Imagine” (in Real Life) :
Meanwhile di studio KBS pada hari itu ada acara talk show yang menayangkan tiga cowok pemeran utama serial IMAGINE.
MC : Kalian bertiga sekarang sedang membintangi sebuah drama baru “IMAGINE”, para netizens mengatakan jika drama itu adalah drama reuni kalian dengan pasangan yang pernah digosipkan dengan kalian. Bagaimana tanggapan kalian tentang ini?
Jo Jii Hoon (JJH), Jung Yong Hwa(JYH), Ok Taecyeon(OT) : (Tertawa berbarengan mendengar pertanyaan si MC.)
JJH : Honestly ketika mendengar bahwa yang di pasangkan sebagai kekasihku di drama seri “IMAGINE” ini adalah Yoon Eun Hye-ssi aku gembira. Kami adalah sahabat dekat yang tidak pernah lagi bertemu untuk waktu yang sangat lama, dan ketika bertemu layaknya sahabat lama kami bercerita panjang lebar tentang kabar masing-masing.
OT : (Sambil nyengir) Aku dan Yoona-ssi juga sahabatan seperti Jii Hoon Hyung dengan Eun Hye Noona. Bermain dan dipasangkan dengan seorang sahabat dalam satu produksi bagiku itu menyenangkan.
JYH : Aku bisa bilang apa? Jawaban Jii Hoon Hyung dan Taecyeon-ah juga seperti jawabanku.
(Semua orang di studio tertawa mendengar jawaban YongHwa)
MC : Tapi bagaimana dengan skandal tentang kedekatan kalian diluar syuting?
OT : (Tertawa) Ini bukan pertama kali aku digosipkan memiliki hubungan special dengan Yoona-ssi bahkan sepanjang tahun kemarin skandal itu mengikuti kami, tetapi aku tegaskan kalau itu tidak benar.
JJH : Ketika pertama kali mendengar gossip tentang kedekatan kami setelah Drama “PH” sukses luar biasa, jujur kami tertawa bersama. Aku dan Eun Hye-ssi hanya memiliki hubungan pertemanan, tidak lebih dari itu tetapi aku tidak menolak jika dipasangkan sebagai kekasih atau suaminya dalam satu produksi film atau drama, dia adalah perempuan yang sangat hangat.
JYH : Idem dengan jawaban mereka berdua.
(YongHwa mengangguk-angguk membuat studio kembali pecah dengan tawa)
JYH : Aku dan Seohyun pun tidak memiliki hubungan di luar hubungan sebagai teman dan rekan kerja, itu saja. Tetapi bagiku dia adalah perempuan yang sangat mendekati tipe idealku saat ini. (Sambil memeutar-mutar cincin di jari manisnya)
(Tanpa tertangkap kamera Jii Hoon dan Taecyeon tersenyum nyengir mendengar jawaban Yonghwa.)
Luv ; SJ
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar