Selasa, 28 Juni 2011
IMAGINE Part 12
PART 12
MBC Entertainment Present : “IMAGINE”
Episode : 12
Cast :
Jung Yong Hwa (CN Blue) a.k.a Lee Yong Hwa
Seo Joo Hyun (SNSD) a.k.a Park Seo Hyun
Yoon Eun Hye a.k.a Lee Eun Hye
Joo Ji Hoon a.k.a Joo Ji Hoon
Im Yoona (SNSD) a.k.a Kim YooNa
Oc Taecyoon (2PM) a.k.a Park TaecYoon
Other Cast :
TOP (BigBang), Jungshin, Jonghyun, & Minhyuk (CN Blue), Jokwon(2AM)
Park Shin Ye,ChangMin (DBSK),Junsu(2PM), Sulli (F(x)), Lee joon (MBLAQ)
Kyuhyun (SUJU), Jinwoon (2AM), Simon D (Supreme Team), MC Kim
Opening Theme Song : Imagine by CN Blue
@Kediaman Park di Wilayah Gangdong
Seohyun melangkah turun dari mobilnya. Merasa sangat lelah dan entah mengapa hatinya masih terasa berdebar kencang. Ada yang aneh, tapi dia tidak tahu apa penyebabnya. Keanehan juga dilihatnya di pelataran rumahnya, dia melihat beberapa staff pengawal kepresidenan. Ketika melangkah masuk ke dalam kediamannya dengan beberapa pelayan yang menyambutnya, dia juga menemui keanehan yang lain lagi. Di ruang tamu besar itu, kakeknya berdiri menyambutnya, tidak jauh dari kakeknya ada MinHyuk.
Dia merasa sangat aneh melihat keberadaan MinHyuk di rumahnya pada jam seperti ini. Ada apa ini? Batinnya dan jantungnya tambah berdebar kencang.
“Hyunnie…” Kakeknya yang pertama kali menyapanya dan mendekatinya.
“Haraboji, waeyo? Tidak biasanya Haraboji menantikan kedatanganku seperti ini?” dia lalu masuk ke dalam dekapan hangat kakeknya.
“Hyunnie, ada yang ingin kakek beritahukan tapi aku mohon kamu tenang yah…”
Seohyun melepaskan pelukannya dan memandang wajah kakeknya dengan sungguh-sungguh, dia temukan raut kekhawatiran di sana, dia kemudian berpindah memandang wajah MinHyuk yang baru diperhatikannya terlihat pucat, dan matanya memerah.
Seohyun merasa sangat cemas. “Waeyo Haraboji??Yong oppa??”
“YongHwa tertembak di Los angeles, kira-kira setengah jam yang lalu. Minhyuk datang kesini un…”
Seohyun tidak dapat lagi mencerna kata-kata kakeknya berikutnya, telinganya kemudian mendengar sebuah teriakan, dan dia sadar itu berasal dari bibirnya, badannya kemudian terjatuh di lantai rumahnya yang dilapisi dengan karpet mahal.
“Ha..ra..bo..ji…” ucapnya terbata ketika kakeknya datang meraihnya dalam pelukannya.
“Tenang sayang, tenang…”
“Oppa..oppa.. tertembak..” Suara yang bergetar itu menyiratkan ketakutan dan rasa sedih yang mendalam.
“Sampai saat ini dia masih di operasi sayang, dan MinHyuk datang menjemputmu untuk bergabung bersama rombongan Presiden yang akan menuju ke Los Angeles malam ini juga. Tetapi melihat kondisimu haraboji tidak akan membiarkanmu pergi…”
“Andwee…” dia lalu melepaskan pelukan kakeknya dan mengusap wajahnya yang mulai dilinangi airmata. “Aku..mau..ikut..hara..boji, bolehkan??”
Demi melihat mata yang dipenuhi kesungguhan dan rasa sedih itu dan melihat ketabahannya membuat Tuan Park menganggukkan kepala.
Para pelayan kemudian diperintahkan untuk mengemasi barangnya, sedangkan MinHyuk sibuk berbicara melalui telepon celularnya.
Beberapa menit kemudian Yoona datang ditemani suaminya, dia menghampiri Seohyun yang masih memeluk kakeknya. Seohyun berganti memeluk Yoona.
“Haraboji, bagaimana keadaan YongHwa-ah?” Tanya Taecyeon. Meski Yonghwa belum menjadi bagian keluarga mereka namun mereka sudah menganggapnya seperti bagian dari keluarga mereka sendiri.
“Katanya dia sudah masuk ruang operasi. Hanya itu informasinya hingga kini…” Tuan Park mengusap wajahnya pelan. Dia telah hidup di dunia yang dipenuhi ambisi dan kekuasaan sejak dulu, dia tahu meski terlihat bagai surga bagi orang-orang di luar sana namun pada dasarnya hidup mereka sebenarnya adalah kecemasan yang berkepanjangan, kecemasan bagaimana mempertahankan kekuasaan, kecemasan tentang perlindungan diri dari orang-orang yang ingin merebut apa yang kita punya. Dan meski ingin membentengi Seohyun dari kecemasan-kecemasan dan tekanan-tekanan seperti itu, tetap saja dia tidak akan bisa memberikan perlindungan secara utuh, terlebih sekarang ketika Seohyun telah dewasa, seharusnya dia memang mulai mempersiapkan dirinya dengan hal-hal seperti ini yang akan ditemuinya di perjalanan hidupnya di masa depan.
Pelayan kemudian menghampiri mereka dengan membawa sebuah tas, berbarengan dengan MinHyuk yang selesai berbicara di telpon. Dia lalu menghampiri Seohyun bersama keluarganya.
“Kita berangkat sekarang, President Lee dan EunHye Noona juga telah menuju Incheon…”
Seohyun mengangguk, dia lalu memeluk kakeknya. Sedangkan Yoona memeluk suaminya. Yah Yoona ikut menemani Seohyun ke Los Angeles. Setelah pamit, rombongan itu kemudian meninggalkan Kediaman Park menuju Incheon Airport.
@Pesawat khusus Kepresidenan Korea Selatan
Seohyun telah menangis begitu banyak, sedari meninggalkan Kediaman Park sampai setiba mereka di Bandara Incheon dan sekarang berada di atas ketinggian di angkasa, hingga matanya bengkak dan nyaris terpejam. Yoona hanya bisa memeluknya sejak dia mulai menangis.
Di depan mereka duduk pasangan suami istri, Joo Jii Hoon dan Lee Eun Hye, yang tadi sesaat ketika bertemu dengan Seohyun di bandara melepaskan pelukan suaminya dan memeluk Seohyun sedikit lama. “Dia pasti baik-baik saja Hyunnie…” Ucap Eun Hye bermaksud untuk menguatkannya, meski dia sendiri merasa begitu shock mendengar kabar adiknya tertembak di Los Angeles.
President Lee sendiri duduk di ruangan yang lain, terpisah dengan mereka. Seohyun tidak sempat lihat bagaimana keadaan President Lee, tetapi dia tahu kalau President Lee juga sama terpukulnya dengan mereka. bahkan mungkin dia lebih terpukul lagi. Entahlah, kepala Seohyun tidak dapat berkompromi lagi untuk memikirkan hal lain selain kondisi YongHwa.
“Hyunnie…” Ucap Yoona sambil kembali menyerahkan selembar tissue kepada Seohyun yang kemudian menerimanya lalu menyeka matanya dan membersit hidungnya.
“Dee, onnie…”
“Cobalah untuk tidur atau istirahat…”
“Aku tidak bisa tidur Onnie, Onnie saja yang tidur. Aku tidak apa-apa kok..yah..”
Yoona menghembuskan nafas lalu kembali meraih Seohyun dan memeluknya. “YongHwa-ssi akan baik-baik saja Hyunnie, yakinlah..”
“Dee…” pelan suara itu, tetapi Yoona tahu kalau itu hanya sebatas kata-kata. Tubuh yang dipeluknya itu bergetar, terisak dalam diam.
“God, selamatkanlah uri YongHwa …” Yoona merapalkan doa di dalam hatinya.
@Los Angeles County USC Medical center
Begitu mereka tiba di Los Angeles, mereka langsung menuju salah satu rumah sakit ternama di LA, tempat YongHwa di rawat.
Ketika President Lee dan Eun Hye berbicara dengan dokter yang menangani operasi YongHwa, Seohyun justru mendapat informasi lengkapnya dari JungShin dan JongHyun yang kelihatan lelah dan sedih.
“Hyung baik-baik saja, Seohyun-ssi. Operasi pengangkatan peluru itu telah dilakukan, beruntung pelurunya tidak bersarang di jantungnya, sehingga YongHwa masih bisa diselamatkan nyawanya…” Jonghyun menjelaskan kepadanya, mendengar ini Seohyun merasa begitu lega tetapi keinginannya untuk melihat kekasihnya itu begitu kuat.
JongHyun kemudian mempersilahkannya masuk ke ruangan ICU tempat tubuh YongHwa masih terbaring pasca operasi. Seohyun berjalan pelan, sendiri. Karena YongHwa baru saja di operasi jadi dia belum bisa dijenguk oleh banyak orang, President dan Eun Hye sedang berbicara dengan Dokter yang menangani YongHwa jadi Seohyunlah yang mendapat kesempatan untuk menjenguknya pertama kali.
Seohyun kemudian mendekat di sisi YongHwa, melihat kekasihnya terbaring dengan beberapa kabel tertempel pada tubuhnya membuat Seohyun kembali terisak, tetapi dia kemudian menguatkan diri, menghapus airmatanya lalu menciumnya tepat di bibir, membisikinya doa-doa, mengenggam tangannya yang terasa amat dingin, mengusap wajah tampannya.
Setelahnya dia kemudian keluar meski dengan berat hati dan mempersilahkan Eun Hye dan President Lee untuk masuk ke dalam, melihat kondisi YongHwa.
“Yang terakhir dia katakan setelah tertembak dan sebelum hilang kesadaran adalah nama Seohyun-ssi…” Ucap JongHyun sambil menyerahkan dua gelas kopi kepada Yoona dan Seohyun yang duduk di ruang tunggu khusus yang disediakan bagi mereka.
Seohyun mendongak dan menemukan kesungguhan di wajah JongHyun. Dia kembali tergugu, membuat Jonghyun salah tingkah sedangkan Yoona kembali merangkulnya, menenangkannya dan mengirimkan senyum sebagai sinyal kalau tidak usah cemas kepada Jonghyun.
Tidak lama kemudian President Lee keluar dari ruangan YongHwa. Dia menghampiri Seohyun yang refleks berdiri menyambutnya.
“Hyunnie, Paman harus balik ke Daehan Mingguk sore ini juga…” Seohyun mengerti kesibukan President Lee. “Kamu bagaimana?”
“Aku akan tunggu sampai Yong Oppa sadar Paman…”
President Lee mengangguk lalu kemudian memeluk Seohyun. “YongHwa tidak apa-apa sayang, dia baik-baik saja, kamu tidak usah terlalu khawatir…” entah mengapa, ditenangkan seperti itu oleh President Lee membuat Seohyun semakin tergugu dan terisak lebih keras lagi. “Dia akan sadar dan pulih demi kita semua…”
Dokter yang menangani YongHwa mengatakan kalimat yang sama kepada President Lee tadi. “Beruntung peluru itu tidak mengenai jantungnya Tuan President. Tuan YongHwa akan pulih, tidak ada organ vitalnya yang rusak karena tembakan ini kok…”
“Arasho paman…”
@Beberapa jam kemudian
Seohyun kembali melangkah masuk ke ruangan Yonghwa setelah Eun Hye mempersilahkannya kembali masuk. Dia sedang duduk di samping tempat YongHwa terbaring dan menggenggam tangan YongHwa ketika Yonghwa mulai mendapati kesadarannya pasca operasi, dia membuka mata dan hal pertama yang dilihatnya adalah langit-langit putih di atas tempatnya berbaring, sebelum akhirnya menyadari dimana ia berada saat ini dan mengapa dia tidak dapat bergerak secara leluasa. Seluruh tubuhnya terasa sakit. Yah, tadi pagi dia tertembak.
Dia kemudian mengedarkan pandangannya ke sekeliling dan melihat wajah yang sangat berarti baginya menatapnya dengan tatapan penuh rasa khawatir dan dia melihat mata itu sangat bengkak menandakan banyaknya airmata yang keluar demi dia.
“Hyunnie…” Lirih suaranya dan terdengar sangat lemah.
“Oppa..oh Tuhan, Oppa sudah sadar?” Seohyun bingung harus berbuat apa, mau memeluk YongHwa tetapi dia takut jika itu menyakiti YongHwa. YongHwalah yang kemudian memberinya isyarat agar lebih mendekat kepadanya.
“Mianhe Hyunnie…”
“Oppa, oppa jangan minta..maaf..Oppa..tidak salah apapun..padaku…” Seohyun kembali menangis, dia lega teramat lega melihat YongHwa-nya baik-baik saja.
“Aku pasti telah membuatmu khawatir…”
“Anii..” dia semakin tergugu. “Aku..aku..keluar dulu, mengatakan kalau oppa sudah sadar… kepada Eun Hye onnie…”
Dia baru saja berbalik ketika tangannya yang masih berada dalam genggaman YongHwa di tarik pelan oleh Yonghwa. “Nanti. Aku belum puas melihatmu Sweetheart, tinggallah lebih lama denganku disini…”
Seohyun yang masih berlinang airmata kemudian mendekat kepada Yonghwa lalu mencium Yonghwa tepat dibibirnya.
“Saranghe oppa..”
YongHwa ditengah sakitnya, mengulum senyum. Dia bahagia meski sedang terluka. “Kamu tahukan kalau aku juga selalu mencintaimu Sweetheart, bahkan lebih besar dari rasa cintamu itu…”
Seohyun mengangguk dan tersenyum. Kemudian berdiri dan melepaskan genggaman tangan YongHwa.
“Aku akan memanggil Eun Hye onnie masuk melihat kondisi Oppa, setelah itu aku akan menemani Oppa sampai Oppa sendiri bosan melihat wajahku…”
“Janji??”
Seohyun tersenyum pelan. “Janji…”
Mereka kemudian mengaitkan jari lalu setelahnyaSeohyun keluar dan memberikan kesempatan kepada Eun Hye untuk masuk melihat YongHwa. Eun Hye melangkah masuk bersama suaminya dan tersenyum melihat adiknya yang sudah sadar pasca operasi.
“Kwenchana?”
YongHwa mengangguk. “Gomawoyo Noona…”
Eun Hye menghela nafas panjang. “Tadi aboji datang kesini, setelah dokter menceritakan kondisimu secara detail, dia kemudian masuk dan melihatmu. Setelah itu dia kembali ke Korea Selatan, kakak harap kamu mengerti kesibukan Aboji…”
“Aku mengerti Noona….”
“FBI dan NSI telah mengejar pelaku penembakan itu. Kamu tenang saja..”
Yonghwa kemudian mengingat sesuatu. “Noona, bagaimana reaksi aboji ketika pertama kali mendengar aku ditembak? Maksudku, aboji tidak berpikir macam-macam kan, misal dia mau mengundurkan diri karena hal ini?”
Eun Hye tampaknya berpikir keras, sempat saling bertatatapan dengan suaminya sebelum kembali memandangi YongHwa. “Noona tidak terlalu tahu, tetapi sepertinya tidak. Tadi sebelum pulang ke Korea Selatan, aboji hanya mengatakan kalau akan mengusut tuntas semua kejadian yang melibatkanmu dari awal. Maksudnya kali ini lebih serius dan melibatkan banyak personil…”
“Aku ingin bertemu dengan Letnan Simon D, apakah dia ada di luar?”
Eun Hye menggeleng. “Letnan Simon D masih sibuk mengejar pelaku penembakan bersama orang-orang FBI…”
YongHwa mengangguk, “Arasho…”
Setelah obrolan dengan kakaknya, YongHwa kemudian dipindahkan dari ruang ICU ke VVIP Los Angeles County USC Medical center karena kondisinya yang telah memungkinkan untuk hal itu.
Setelahnya mereka kemudian menjenguknya bersama, Eun Hye dan Suaminya, Seohyun dan Yoona, serta ketiga sepupunya, JongHyun, MinHyuk dan Jungshin sebelum meninggalkan YongHwa dan Seohyun berdua di kamar yonghwa sedangkan lainnya ngobrol di ruang tamu VVIP itu.
YongHwa kembali memandang wajah Seohyun yang meski terlihat kusut tetapi tidak mengurangi kecantikannya sedikit pun. Dia kemudian mengucap syukur dalam hatinya, masih bisa memandang wajah Seohyun-nya. Jika tembakan tadi membunuhnya, tentu kesempatan ini tidak akan datang lagi.
“Oppa harus istirahat…”
YongHwa membelai rambut Seohyun, matanya penuh rasa sayang dan perhatian. “Aku ingin melihatmu sweety…”
Seohyun tersenyum.
“Mianhe Hyunnie, Joengmal Mianhe… aku tidak datang pada konser perdanamu. Aku…” Seohyun membungkam mulut Yonghwa dengan sebuah ciuman.
“Oppa tidak perlu menjelaskan hal itu padaku, aku tahu. Hanya saja aku mohon, Oppa agar jujur padaku. Aku tahu jika apapun yang Oppa lakukan adalah untuk melindungiku tetapi harusnya Oppa tidak merahasiakan apapun itu dariku. Kita adalah sepasang kekasihkan?”
Yonghwa tersenyum dan mengangguk.
“Oppa mengejekku…”
“Anii… tidak seperti itu Sweety, aku hanya bangga ternyata gadisku ini bijak juga yah…”
“Oppa memang mengejekku…” karena keki tanpa sengaja Seohyun memukul YongHwa membuat YongHwa berteriak kesakitan.
“Ohh…Mianhe Oppa..sakit yah…” Seohyun buru-buru mengelus bagian tubuh YongHwa yang tadi dipukulnya karena gemas.
Yonghwa kemudian menghentikan gerakan tangan Seohyun ketika mengambil kedua tangan itu dan menggenggamnya.
“Arasho, kali ini kedepan tidak akan lagi yang ditutupi antara kita berdua, iyakan?”
Seohyun mengangguk.
“Kamu tidak ada jadwal manggung, tidak apa datang menjengukku??”
Seohyun menunduk dan hanya memainkan jarinya. Dia bingung harus menjawab apa pertanyaan Yonghwa. Kalau ingin jujur dia akan memilih mengorbankan segalanya demi menemani YongHwa di LA tetapi dia terikat kontrak yang tidak bisa begitu saja dibatalkan meski keluarganya mampu membayar segala ganti rugi itu. Tadi sebelum pergi, Yoona telah menghubungi Jokwon dan Jokwon memberinya izin untuk pergi dengan syarat dia harus kembali lusa untuk konsernya di Busan. Hal inilah yang sekarang jadi beban pikirannya.
“Hyunnie…” kembali YongHwa membelai wajah Seohyun, merapikan rambutnya yang jatuh menutupi wajahnya.
“Aku senang bisa melihatmu sweetheart, senang bisa bersama denganmu. Tetapi kita tetap harus profesionalkan? Aku tahu sekarang gencar-gencarnya promo untuk album barumu, dan kamu telah terikat kontrak dengan beberapa pihak. Jadi aku tidak akan menyita waktumu disini untuk menemaniku, kamu telah melihat kondisiku yang baik-baik sajakan? Jadi kamu bisa kembali ke Korea sweety…”
Saat Seohyun memandang kedua mata gelap YongHwa, dia tahu jika kekasihnya itu memiliki cinta yang begitu kuat dan murni padanya, YongHwa selalu hanya memikirkan kebahagiaannya. Membuat Seohyun pada akhirnya mengangguk.
“Dee Oppa, aku akan kembali ke Korea besok pagi…”
“Ini baru gadisku…” YongHwa kemudian menarik tubuh Seohyun dan menciumnya dengan lembut, manis dan penuh cinta.
When the visions around you,
Bring tears to your eyes
And all that surround you,
Are secrets and lies
I'll be your strength,
I'll give you hope,
Keeping your faith when it's gone
The one you should call,
Was standing here all along..
And I will take
You in my arms
And hold you right where you belong
Till the day my life is through
This I promise you
This I promise you
I've loved you forever,
In lifetimes before
And I promise you never...
Will you hurt anymore
I give you my word
I give you my heart (give you my heart)
This is a battle we've won
And with this vow,
Forever has now begun...
Just close your eyes (close your eyes)
Each loving day (each loving day)
I know this feeling won't go away (no..)
Till the day my life is through
This I promise you..
This I promise you..
Over and over I fall (over and over I fall)
When I hear you call
Without you in my life baby
I just wouldn't be living at all...
And I will take (I will take you in my arms)
You in my arms
And hold you right where you belong (right where you belong)
Till the day my life is through
This I promise you baby
Just close your eyes
Each loving day (each loving day)
I know this feeling won't go away (no..)
Every word I say is true
This I promise you
Every word I say is true
This I promise you
Ooh, I promise you...
(This I Promise You – NSYNC)
@Korea Selatan
Setelah kepulangannya dari Los Angeles, Seohyun kemudian disibukkan dengan Jadwal panggung di beberapa kota besar di Korea Selatan. Tetapi dia tidak pernah berhenti menghubungi YongHwa di sela-sela kesibukannya. Memastikan kekasihnya itu tidak keras kepala dan menuruti perintah dokter dengan baik.
Yah, YongHwa masih tinggal di Los Angeles untuk pemulihannya, hanya kakaknya yang menemaninya di sana. Seohyun meski sangat ingin berada di samping YongHwa tidak bisa melakukan hal tersebut karena pekerjaannya.
Koran dan media Korea Selatan tidak ada yang mengetahui tentang penembakan itu, jadi tidak ada yang memberitakannya. Membuat President Lee sedikit tenang dalam menyelidiki kasus-kasus yang melibatkan puteranya. Mulai dari kasus pembunuhan di Hotel milik YongHwa, penculikan Putrinya, Lee Eun Hye dan Seohyun, dan yang terakhir penembakan YongHwa di Los Angeles. Tentu semua ini dilakukan dengan berencana. Ada yang menginginkan kejatuhannya. Tetapi dia membulatkan tekad untuk tidak menyerah, karena dia tahu jika dia menyerah tentu hal itulah yang diinginkan oleh pihak yang berada di belakang semua ini dan lagi jika dia menyerah putri dan putranya juga tidak akan menyukai keputusannya, untuk itu dia tetap akan mempertahankan posisinya dan mengusut tuntas kasus yang mencelakakan anggota keluarganya.
“Mafia sewaan mereka adalah Atmoshper Kill yang di ketuai Kim JongKok…” siang itu di ruangan kepresidenan Kapten Kim menyerahkan berkas-berkasnya ke hadapan President Lee.
“Kalian telah menangkap pelaku penembakan itu?”
“Belum Tuan President tetapi kami telah menyiapkan operasi penyergapannya. Informan kami memberitahukan kalau dia telah dikuntit beberapa hari ini, kami sisa menangkapnya…”
“Laksanakan sesegera mungkin dan pastikan kali ini dia tidak bisa melakukan hal-hal bodoh seperti menjadi martir dalam tugas, karena jika dia melakukan hal itu maka kesempatan untuk menangkap mereka secara keseluruhan akan hilang…”
“Siap Tuan…”
@Incheon airport
Di ruang tunggu VVIP yang disediakan khusus bagi orang-orang tertentu terlihat Seohyun sedang menghirup Cappucinonya, di depannya duduk MinHyuk sambil memainkan androidnya.
“Aku tidak punya nomor telponnya Seohyun-nie. Bisakan minta nomornya?”
Seohyun tersenyum. “Aku akan coba usahakan cariin nomornya deh, tapi aku tidak janji loh…”
“Ok deh, yang penting mau dibantu…”
Seohyun mengangguk-anggukkan kepala, sedikit lucu melihat tingkah Minhyuk yang meminta tolong dikenalkan kepada salah seorang selebriti Korea Selatan yang juga lumayan dekat dengan Seohyun, ketika salah seorang pengawal kepresidenan datang mendekati mereka.
“Tuan Muda YongHwa telah tiba, sekarang sedang menuju kemari…”
Seohyun berdiri, hatinya berdebar. Yah, hari ini YongHwa tiba dari Amerika Serikat karena kondisinya telah pulih, membaik setelah dirawat selama beberapa hari. Dia kemudian memutuskan untuk kembali ke Korea Selatan.
Dari kejauhan Seohyun melihat YongHwa berjalan dengan pengawalan ketat dari pengawal kepresidenan, terlihat di sampingnya JongHyun, Jungshin dan Letnan Simon D, tetapi tatapan Seohyun hanya tertuju kepada kekasihnya saja. Dia kemudian berjalan pelan lalu semakin cepat dan menjadi setengah berlari mendekati kekasihnya lalu melingkarkan kedua tangannya ke leher sang kekasih. Beruntung jalur itu adalah jalur khusus bagi tamu-tamu penting, maka privacy mereka tidak terganggu.
“Oppa…”
“Hallo sweetheart…” Ucap YongHwa sambil memeluk Seohyun yang lebih dulu berlari ke arahnya dan memeluknya. Sedangkan rombongan Yonghwa minus pengawal kepresidenan memilih berjalan lebih dulu memberi ruang bagi sepasang kekasih itu.
“Oppa, Kwenchana?” Seohyun mengurai pelukannya ke YongHwa dan memperhatikan tubuh YongHwa secara seksama.
YongHwa mengangguk lalu melingkarkan tangannya ke pinggan Seohyun dan berjalan menuju rombongan mereka.
Tanpa mereka ketahui sepasang mata menatap mereka dari kejauhan dengan pakaian staff airport lalu menaikkan kamera yang sedari tadi dipegangnya dan memotret pasangan itu. Yup, jackpot… kali ini dia mendapatkan wajah jelas wanita itu.
Keesokan harinya…
Di pinggiran jalan di Seoul, tempat Koran pagi terjejer dengan rapinya. Foto Lee yongHwa dan Park Seohyun terpampang dengan jelas dan saling berpelukan satu sama lain, di Koran itu terlihat mereka di foto dari beberapa angle yang memperlihatkan kemesraan mereka dengan beberapa pengawal presiden di damping mereka. judul headline Koran pagi itu :
PARK SEOHYUN, KEKASIH BARU LEE YONGHWA???
To Be Continued : Part 12
.SJ.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
nie episode terakhir bkan..???
BalasHapusada terusannya lg gk..???