Sabtu, 03 Desember 2011

Seri SJ & Friends : "THE HOLIDAY"








.THE HOLIDAY.


SJ Entertainmet Proudly Present :


_Seri SJ and Friends : FF OneShoot Basic on Movie_


.THE HOLIDAY.


Lead Cast :

Seo Joo Hyun (SNSD)
Yoona (SNSD)
Jung Yong Hwa (CN Blue)
JongHyun (CN Blue)


Main Cast :

Yuri (SNSD)
Choi Siwon (SUJU)
Joo Ji HooN
Ji Yeon (T-ara)
ChanSung (2PM)


Opening Theme Song : Mine – Taylor Swift






.1.


Jung Yoona menimang bungkusan merah di tangannya, menyentuh pita emas di atasnya, kemudian dengan hati-hati menyimpannya di laci meja. Malam itu adalah malam terakhir di kantornya sebelum mereka merayakan liburan natal yang panjang. Seperti biasanya, perusahaan mengadakan pesta awal natal sebelum berlibur dua minggu sampai tahun baru. Semua orang di Dynamic Busan Magazine hadir. Dari reporter junior sampai kepala redaksi, dari pengantar surat sampai direktur utama, semua berbaur dalam pesta.

Yoona keluar dari ruangan kecilnya dan berbaur bersama yang lain. Hati-hati ia bergerak di sekeliling orang-orang yang telah dikenalnya lima tahun belakangan. Matanya menangkap bayangan pria tampan di tengah ruangan. Choi Siwon. Laki-laki yang dicintainya tiga tahun ini. Masih dicintainya maksudnya, karena status pria itu sekarang adalah : Mantan kekasihnya.

“Oh My God Yoon, jangan bilang kamu sedang memperhatikan Siwon…!” Yu Ri menepuk pundaknya.
Yoona hanya tersenyum lemah. “Yah… Dia sudah menghianatimu. Tiada maaf untuk perselingkuhan! Tidak ada tempat bagi laki-laki seperti itu. Dan ingat, jangan salahkan dirimu atas apa yang terjadi diantara kalian. Dan menurutku, lebih baik kalian tidak lagi berteman.”

“Oh…kau tahu Yu Ri-ah…aku benar-benar mencintainya, dan semua orang tahu itu…jangan bicarakan ini lagi!! Aku takut akan menangis di depan semua orang yang ada disini…” Yoona mengusap air mata yang siap jatuh dari ujung matanya. Dia ada di tengah pesta, dan seharusnya dia tidak menangis untuk alasan apapun. Yuri maju dan merangkulnya, Yuri kemudian terseyum manis padanya membuat Yoona mengembangkan senyum pula.

“Yoona, apakah liputan tentang Busan Winter Festival sudah siap??? Kuharap semua selesai malam ini juga!!” sapaan kepala editor mengagetkan Yoona, dia berbalik dan menemukan wajah Min Shun di depannya.

“Oh, Mi Sun-shi, anda mengagetkanku. Dee…setengah jam lagi akan siap di meja anda…” hanya itu yang bisa ia jawab. Dan segera bergegas kembali ke ruangan kecilnya.

Bekerja.

Lupakan tentang pesta, ada yang lebih penting untuk diselesaikannya. Dia kemudian tenggelam dalam konsentrasinya, berusaha tidak mendengarkan hiruk pikuk di luar sana. Tetapi tampaknya niatnya untuk tenggelam dalam pekerjaan harus terganggu ketika tanpa dinanya seseorang menghampirinya.

“Yah, Yoona~yah…Aku ingin bertanya kepadamu…” Suara laki-laki mengagetkannya. Suara yang sangat dikenalnya. Choi Siwon. “Apa rasanya menjadi satu-satunya orang yang rajin disaat yang lain bermalas-malasan??” Laki-laki di belakangnya melanjutkan ucapannya sambil mendekati mejanya.

“Maksud oppa bagaimana rasanya menjadi orang yang tidak menyelesaikan pekerjaan tepat pada waktunya??” Tanya Yoona setengah tertawa. “Oh iya, Jangan pergi dulu, sebentar lagi aku selesai!!” pintanya.

Siwon mengangguk lalu menunggu dengan santainya di kursi depan Yoona sambil membuka-buka majalah yang ada di atas meja Yoona.

Setelah berlalu beberapa menit, pekerjaan Yoona kemudian rampug.

Setelahnya dia kemudian buka laci mejanya dan merogoh bungkusan merah dari dalam laci mejanya. “Ini untuk Oppa. Hadiah Natal…” Yoona menyerahkan ke Siwon yang telah menatapnya dengan pandangan senang.

“Oh, Kamsahamnida. Aku juga menyiapkan hadiah untukmu, tapi aku tidak membawanya. Tertinggal di mobil..” Siwon menjawab sambil menerima hadiahnya.

Yoona tersenyum. “Dia membawakan hadiah natal untukku??? Benarkah???” Batinnya, dia tidak mampu mencegah hatinya berbunga-bunga. Tetapi dia juga sedikit kecewa karena tidak bisa menerima hadiahnya saat itu juga.

Dari ruangan itu mulai terdengar suara-suara pertanda pesta akan resmi dimulai. Mereka berdua memutuskan keluar. Berjalan beriringan menuju pusat keramaian.

“Pertama-tama, selamat berlibur untuk semuanya. Semoga liburan Natal ini akan menyenangkan.” Kepala redaksi, Joo Ji Hoon~shi membuka sambutannya. “Sebelum kita berpisah untuk berlibur, saya ingin membagikan kabar gembira ini untuk kalian semua. Dengan senang hati saya mengumumkan rencana pernikahan dua orang kolega kita. Saya perkenalkan pasangan yang baru saja bertunangan… Tiffany Hwang-shi daaaannn Choi Siwon-sshi…”

Tepuk tangan bergemuruh di ruangan itu, Dua pemilik nama yang dipanggil naik ke atas panggung kehormatan. Membagikan senyum bahagia untuk semua yang bersorak memberi selamat.

Bagai mendengar petir di siang hari, tentu saja ini kejutan luar biasa untuk Yoona. Dia merasa di hempaskan dari kebahagiaan yang sejenak tadi menyapanya. Dia terdiam diantara lautan manusia yang bertepuk tangan dan tersenyum bahagia untuk pasangan muda itu. Menggigit bibir bawah nya menahan isakan keluar dari mulutnya. Mencoba ikut tersenyum bersama kawan-kawannya. Dan ketika bendungan airmata tak mampu lagi di tahannya, ketika dadanya terasa semakin sesak, dia memilih pergi, mundur ke belakang.



_o0o_



.2.


“Joo Hyun…” Hwang Chansung memanggil nama kekasihnya sambil melangkah masuk ke rumah besar yang notabene adalah milik kekasihnya.

“Seo Joo Hyun!!!” ia berteriak sambil melanjutkan melangkahkan kaki ke lantai dua. Kamar Seo Joo Hyun.

Chansung membuka pintu kamar yang tidak dikunci.

“Uh…” Suara Joo Hyun yang tiba-tiba muncul di tengah kamar mengagetkannya. Sepasang sepatu meluncur mulus tepat mengarah pada dirinya.

“Oh please Hyunnie… Harus berapa kali aku katakan padamu agar kamu percaya kalau aku…AKU TIDAK ADA HUBUNGAN DENGANNYA!!” Chansung berusaha membuka dialog melanjutkan pertengkaran mereka yang terputus malam sebelumnya.

“Hohoho…kamu pikir aku sepolos itu untuk percaya begitu saja dengan segala pembenaranmu itu. Jika kalian memang tidak punya hubungan apapun, mengapa sekretarismu harus bekerja sampai jam 3 pagi?? Kamu punya penjelasan rasionalnya ChanSung-ssi??”

“Semua orang di kantor bekerja sampai larut malam, Hyun. Dia hanya bergabung membantu…”

“Arasho…Nah, Sekarang maukah kamu bersumpah jika benar kau tidak tidur dengannya!”

“Aku…aku…” Chansung menggaruk kepalanya yang tiba-tiba terasa gatal.

“Ahhh…sudahlah!!! Aku tidak percaya apa yang kamu katakan sekarang. Yang perlu kamu lakukan hanya keluar dari rumahku dan jangan lagi muncul disini karena kita sudah S-E-L-E-S-A-I!!! Kita putus…”

Joo Hyun menarik Chansung turun ke lantai bawah. Membukakan pintu untuknya sebagai bentuk keseriusannya mengusir Chansung dari rumahnya.

“Barang-barangmu yang tertinggal disini akan aku kirimkan ke apartemenmu secepatnya. Sekarang, KELUAR!!! “ Teriaknya.

Seo Joo Hyun membanting pintu lalu berjalan cepat menuju kamarnya.

“Ohh, baby You’re the best, Hyunnie. Kau hancurkan semua hubunganmu. Itu yang kau lakukan…” Joo Hyun bisa mendengar suara teriakan Chansung dari bawah balkon kamarnya. “Semuanya berakhir seperti yang kau inginkan…Chukkae…”

Joo Hyun menggeram lalu keluar ke lobby kamarnya dari tingkat dua dan balas berteriak. “Aku tidak pernah menipumu, Chansung. Tidak pernah sekalipun!! Tetapi kamu??? What the fuck…”

“Dan aku bertanya-tanya, Apa yang sebenarnya kamu rasakan?? Kamu satu-satunya wanita yang tidak menangis memutuskan pacarnya! Apa benar kamu punya perasaan??”

“Dan kenapa memang kalau aku tidak menangis?? Apa kau merasa terganggu?? “ Jawab Joo Hyun. Kemudian ia berlalu. Membiarkan Chansung pergi tanpa pengawasan matanya.

Seo Joo Hyun adalah salah satu pengusaha wanita yang terkemuka di Seoul. Kedua orang tuanya sama-sama berasal dari keluarga pengusaha. Ayahnya Seo Man Joo seorang pengusaha hotel dan restoran yang punya jaringan bisnis cukup besar. Beliau adalah pemilik jaringan hotel Holiday Inn di Korea. Untuk Holiday Inn Seoul, ia menyerahkan pengelolaan di bawah putri tunggalnya, Seo Joo Hyun. Sedangkan Ibunya, Lee Min Jung, adalah artis kenamaan Korea tahun 70-an, setelah tidak aktif menjadi artis Dia membuka usaha butik tas dan baju merek kenamaan dunia. Beliau memiliki saham butik Marc Jacob dan Prada. Lee Min Jung telah bercerai dari Seo Man Joo sejak Joo Hyun berusia 15 tahun. Tetapi hubungan Seo Joo Hyun dengan keduanya cukup baik.

“Aku butuh pergi dari semua ini. Aku butuh tempat yang tenang dan jauh.” Batin Joo Hyun. “Aku butuh liburan”



_o0o_



.3.


Joo Hyun sibuk di depan komputernya. Mencari informasi tempat liburan yang menyenangkan dan membuatnya lupa akan masalahnya.

Hawai?? “Hmmmm…Terlalu ramai trus jauh, aku butuh tempat buat menyendiri…”

Himalaya?? “Ouchh… No, Thank You…”

Liburan pertukaran??? “Menyendiri di tempat yang tak dikenal?? Bersenang-senang bersama orang yang tidak dikenal??? Sembunyi berhari-hari di dalam rumah?? Wooww amazing..in yang aku butuhkan…”

Dengan cepat Joo Hyun memutuskan memilih liburan pertukaran. Bahasa mudahnya, ia akan bertukar rumah dengan orang lain. Joo Hyun menemukan tempat yang asing namun tidak terlalu jauh. Busan. Bukan berarti dia jarang ke Busan. Tentu saja ia beberapa kali ke Busan untuk urusan pekerjaan. Tapi foto rumah di pinggiran pantai Busan itu terlihat sangat menjanjikan kenyamanan. Bergegas ia mencoba menghubungi pemilik rumah lewat alamat Yahoo! Messanger yang tertera di profil rumah itu.



_o0o_



Meanwhile…


Yoona tidak bisa berhenti menangis sejak pengumuman pertunangan Choi Siwon dan Tiffany Hwang. Bahkan di bus menuju rumahnya dia tak kuasa menahan tangis. Sudah tidak dipedulikannya tatapan heran penumpang lain. Dia hanya tidak bisa menahan air matanya. Dia tidak kuat menyetir malam itu. Jadi ia memilih meninggalkan mobilnya di kantor dan naik bus pulang ke rumah.

Malam sangat dingin. Yoona memutuskan membuat cokelat panas untuk dirinya sendiri.

Ia memutar kenop kompor. Sekali. Dua kali. Api tak kunjung menyala. Tapi dia yakin bau gas telah keluar dari kompornya. Terlintas ide konyol dalam pikirannya. Yoona menundukkan kepalanya, menghirup sedikit demi sedikit gas dari kompornya…

“Beep! Beeppp!!” terdengar suara yang mengagetkannya dan mencegahnya melakukan hal yang lebih gila. Kesadarannya kembali. Buru-buru ia mematikan kompor, membuka jendela yang ada persis di dekat kompornya, dan menghirup udara segar di luar jendela.

“Pabooo!!” makinya pada diri sendiri. Mengutuk sendiri keinginan sesaatnya untuk bunuh diri.

Yoona duduk di depan notebooknya membaca satu pesan dari Yahoo! Messanger untuknya. Bunyi yang tadi menyadarkannya adalah bunyi pesan dari YMnya. Ada seseorang yang mau menyewa rumah pantainya, dan menukarnya dengan rumahnya di Seoul.

Di akhir chatting di malam itu, Jung Yoona dan Seo Joo Hyun sepakat untuk bertukar rumah dalam waktu dua minggu. Yoona yang ingin pergi jauh pada akhirnya setuju untuk tinggal sementara di rumah Joo Hyun di Seoul. “Ini benar-benar liburan…” pikirnya.



_o0o_



.4.



Perjalanan Yoona berjam-jam di kereta terbayar manis. Rumah Seo Joo Hyun jauh lebih baik dari yang ia bayangkan. Terletak di kawasan elite Cheongdam-dong, bertetangga dengan artis-artis Korea seperti Kim Hyun Joong dan Han Chae Young. Rumahnya besar dan modern. Halaman depan dan belakangnya luas dan hijau. Interiornya modern dan berkelas. Mini theater di rumah itu adalah hal terbaik untuk pecinta film seperti dirinya. Ada kolam renang di belakang rumah. Semua hanya untuknya sendiri.

WOW…Perfect.


Dan Bagaimana dengan Seo Joo Hyun??


Seo Joo Hyun segera menyesali keputusan liburannya tak lama setelah menginjakkan kaki di rumah pantai Jung Yoona. Dengan cepat ia merasa bosan disana. Rumah itu agak berbeda dengan miliknya di Seoul. Tidak terlalu kecil, tentu saja. Hanya terlalu sederhana. Terlalu sepi.

Hanya ada tumpukan buku di ruang baca, dan tivi di ruang keluarga. Perangkat rumah tangganya juga sederhana. Rumah tetangga terdekat entah berapa ratus meter jauhnya. Nilai lebihnya tentu saja, pemandangan pantainya yang indah. Seakan pantai adalah halaman belakang rumah mungil itu.

“Pindah ke hotel pasti lebih baik. Atau mungkin aku harus mencari tempat liburan lain..” ia memutuskan.

Joo Hyun mulai berkemas. Karena sudah larut malam, ia memutuskan tinggal semalam di rumah Joo Hyun dan akan pergi esok pagi.

Ting tong…ting tong…

Bel berdentang tepat ketika dia bersiap untuk beristirahat. Dia sedang bersiap membaca novel yang sengaja di bawahnya sebagai pembunuh waktu di perjalanan. Dia kemudian terjaga. Siapa yang bertamu di jam-jam selarut ini? Batinya.

“Siapa??” Tanyanya agak berteriak.

“Ini aku!! Cepat buka pintu Yoona-yah, di luar sangat dingin!!” Laki-laki yang berada di luar rumah juga berteriak tidak kalah kencangnya.

Seo Joo Hyun merasa sedikit ngeri, dia tidak mengenal orang asing di luar yang sedang berteriak itu. “Anda siapa???” Tanyanya dibalik pintu.

“Yah…Buka dulu pintunya!!Aku sudah membeku…”

Joo Hyun membuka pintu dengan segera.

Laki-laki di depannya terkejut.

“Ohh..Kamu bukan Yoona-yah, Atau kalo kamu Yoona-yah, mungkin aku lebih mabuk dari yang aku kira. Kalian terlihat agak berbeda…”

Seo Joo Hyun terpukau sesaat. Laki-laki di depannya, sungguh tampan. Badannya tinggi, tegap, dan dadanya bidang. Terlihat seksi. Rambutnya sedikit acak-acakan, sempurna berpadu dengan leather coat yang dipakainya.

“Yoona-yah sedang di rumahku di Seoul. Kami bertukar rumah…” Jawabnya segera.

“Seoul??? Yoona tidak berkata apa-apa sebelumnya. Tapi, bolehkan saya masuk??? dingin sekali di luar…”

“Oh, dee…Mianhe, silahkan masuk!!!”

Pria itu segera masuk ke ruang tamu. Duduk di atas sofa. Benar dia mabuk, tapi masih cukup punya kesadaran bersopan santun di depan wanita yang baru ditemuinya itu. Seo Joo Hyun mengekor di belakangnya.

“Aku bisa menginap malam ini disinikan??? Aku janji tidak akan ada yang terjadi dengan anda, Aku akan tidur di sofa ini. ” Katanya memohon.

Seo Joo Hyun terbelalak ngeri memikirkan ide pria itu.

“Aku akan pergi sebelum anda bangun besok pagi…” tambahnya. “Dan oh iya, aku lupa satu hal. Perkenalkan, Aku Jung Yong Hwa, kakak dari Jung Yoona…” Pria itu mengulurkan tangan.

“Seo Joo Hyun imnida…” balasnya sambil menjabat tangan Yong Hwa. Sedikit Gugup.

“Bagaimana ceritanya anda bisa berada disini Seo Joo Hyun-sshi???” Yong Hwa mencoba berbasa-basi. Sekaligus dia memang ingin tahu, Bagaimana bisa ada makhluk cantik dari kota yang jauh bisa tiba-tiba ada di rumah adiknya itu.

“Ohh, well… Saya butuh suasana baru, dan liburan ke tempat yang asing kedengarannya menyenangkan. Ketika menemukan iklan liburan pertukaran rumah ini di Internet saya kemudian berminat untuk mencobanya… Yah sedikit petualangan kecil ketika Saya baru saja putus dengan pacar saya, juga ketika Saya merasa lelah karena terlalu keras bekerja akhir-akhir ini dan berhubung sekarang ini sudah dekat natal maka lengkaplah alasan keberadaan saya disini sekarang…”

Yong Hwa memandang Seo Joo Hyun. Wanita yang unik. Dan juga cantik. Rambut panjangnya tergerai agak berantakan. Tapi terlihat sangat menarik dan menggairahkan, off course. Pipi chubbynya menggoda untuk disentuh. Bibirnya yang merah tanpa lipstik juga menggoda untuk dicium. Matanya besar dan jernih. Wanita ini sangat menarik, walaupun tanpa berusaha terlihat menarik.

“Bisakah kita minum bersama Seo Joo Hyun-shi??? Sekedar menghangatkan badan, Yoona-yah biasanya menyimpan wine di rumah…” Undangan Yong Hwa menggodanya. Minum dengan pria setampan ini tidak ada ruginya. Joo Hyun mengangguk memberi persetujuan.

“Oh iya, bisakah kita menggunakan bahasa informal??”

Seo Joo Hyun mengangguk menjawab pertanyaan Yong Hwa.

Mereka kemudian mengisi kekosongan malam dengan minum dan mengobrol. Seo Joo Hyun sedikit bercerita tentang mantan pacar dan pekerjaannya. Yonghwa bercerita tentang Yoona dan kesibukannya sebagai pemilik Horizon Enterprise, kantor penerbitan terbesar di Busan, dan kesibukan sampingannya mengajar musik di panti asuhan hampir setiap akhir pekan. Kemudian membahas hal lain. Musik. Film. Buku. Joo Hyun merasa nyaman. Sangat nyaman.

Dan mereka juga menemukan satu kesamaan lagi, Ternyata mereka sama-sama pernah menghabiskan waktu di Amerika. Yong Hwa empat tahun menghabiskan masa kuliahnya di Colombia University, New York, sebelum kembali untuk army duty dan bekerja. Joo Hyun, setelah perceraian orang tuanya, memilih melanjutkan sekolahnya di Santa Monica High School Los Angelos dan Brown University di Rhode Island.

“Oke. So…Good night??” Joo Hyun berniat menutup pembicaraan.

“Have a nice dream Lady…” Yong Hwa membalas, tiba-tiba memajukan badan dan mencium bibir Joo Hyun sekilas.

Joo Hyun terdiam. Terkejut dengan reaksi Yong Hwa yang tiba-tiba. Mencoba mencerna arti debaran di dadanya.

“Oh, maaf…aku hanya…” Yong Hwa mencoba meminta maaf atas tindakannya yang mungkin keterlaluan. Mereka baru kenal, tentu saja, walaupun mereka sama-sama pernah tinggal di Amerika, mungkin ini agak mengagetkan Joo Hyun.

“Hmm…Apakah kita bisa…Hmm…mencobanya lagi???” Joo Hyun mengucapkan kata yang tak diduga Yong Hwa. Mungkin juga di luar perkiraan Joo Hyun sendiri. Yong Hwa sama sekali orang baru dalam hidupnya. Dia tidak tahu keberanian macam apa yang merasukinya.

“Aku…Mungkin aku…atau anggap ajha aku sedang stress. Dan kita…Kita mungkin tidak akan bertemu lagi…Aku berencana pergi dari sini besok pagi…Jadi tidak ada beban diantara kita. Hmm…bisa kita anggap ini kencan satu malam, just one night stand…” Joo Hyun melanjutkan ucapannya dengan terbata-bata, tetapi meski begitu YongHwa bisa menangkap maksud dari ucapannya.

Dan Yong Hwa, sebagai pria, dia tidak membuang kesempatan. Dia kemudian merapatakan badannya ke tubuh Seo Joo Hyun, kembali mendaratkan bibirnya ke bibir Joo Hyun. Yong Hwa memiringkan kepalanya dan menekankan bibirnya di bibir Joo Hyun dengan lembut. Joo Hyun merasakan kenikmatan saat bibir Yong Hwa bertemu dengan bibirnya. Joo Hyun menarik diri sejenak. Mata mereka bertatapan.

“Apakah ini benar???” batin SeoHyun menimbang. “Ahhh..persetan dengan benar atau tidaknya, anggap ajha ini bagian dari liburannya…” batinnya lagi.

SeoHyun kemudian kembali memajukan wajahnya. Mengusapkan bibirnya di bibir Yong Hwa. Ragu sejenak, namun kemudian mulai sibuk mencium bibir bawah Yong Hwa. Yong Hwa menikmati agresi Joo Hyun dan mengambil alih permainan. Mulai memainkan bibir dan lidahnya di bibir Joo Hyun yang terbuka. Ciuman itu semakin dalam dan menuntut, tangan Seo Joo Hyun kemudian menyusup ke rambut YongHwa yang tebal dan lembut. Dan tubuh mereka saling berimpitan di sofa kecil milik Yoona. Seo Joo Hyun tidak pernah membayangkan ada pria yang dapat membangkitkan hasratnya secepat ini hanya dengan menyentuhnya ringan. Satu ciuman yang berujung pada hasrat yang mendamba dan keinginan yang kuat untuk bercumbu dengan pria tampan yang sedang menciumnya dalam-dalam saat ini. Dan ketika kedua tangan YongHwa menyelusup ke dalam piyamanya, entah mengapa Seo Joo Hyun tidak merasa canggung lagi. Dia menggeliat tidak sabar dalam pelukan YongHwa dan semuanya pun terjadi secara wajar. Desahan nafas YongHwa yang berbisik di telinganya, ciuman-ciuman panjang, nafas-nafas yang beradu. Malam itu berlalu begitu indah bagi kedua insan manusia itu.



_o0o_



Pagi harinya Joo Hyun mencoba membuat sarapan untuk mereka berdua. Mengotak-atik mesin kopi yang tidak kunjung beroperasi sesuai keinginanya.

“Bisa aku bantu???” Yong Hwa tiba-tiba telah berdiri di sampingnya, berbagi dapur bersamanya.

Pagi ini meski memakai kacamata karena lensa kontaknya hilang _Mungkin karena “kegiatan” mereka Semalam_ dia tetap terlihat tampan.

“Ahh, aku tidak tahu cara mengoperasikannya…” Joo Hyun mendadak kikuk menyadari Yong Hwa ada di sekitarnya. Dia tidak tahu mengapa tapi efek lelaki itu bagi dirinya begitu kuat, terlalu susah untuk dihindari.

Yong Hwa membantu menyalakan mesin pembuat kopi untuk Seo Joo Hyun.

“Kring…Kring…” Suara telepon terdengar memecah keheningan.

“Oh…teleponku…” Yong Hwa menyahut.

Seo Joo Hyun yang berdiri di dekat meja membantu Yong Hwa mengambil teleponnya.

“Oh dari Da Bin. Maaf…bukan bermaksud mengintip…” ujar Joo Hyun sambil mengulurkan telepon di tangannya.

“Ahh…aku bisa menelponnya kembali nanti…”

“Mau kopi???” Joo Hyun menawarkan, sambil mencari-cari cangkir kopi. Karena ini bukan dapurnya, ia kesulitan mencari dan menyalakan apapun.

“Terima kasih. Tapi mungkin lebih baik aku pergi…”

“Ahh, aku juga harus pergi beberapa saat lagi…” Joo Hyun menyahut dengan cepat. Buru-buru melihat jam di pergelangan tangannya. Tidak mau terlihat salah tingkah karena sikap Yong Hwa yang menolak tawaran kopinya. Walaupun ia yang meminta kencan satu malam, tapi bayangan kegiatan mereka semalam tetap membuatnya salah tingkah.

“Joo Hyun, aku yakin kamu tidak akan mau terlibat dengan hidupku yang rumit…” Yong Hwa berbicara sambil memakai jas dan jaketnya.

“Oh, tidak perlu menjelaskan tentang dirimu, Yong Hwa-shi…” Seo Joo Hyun bisa membayangkan Yong Hwa bukan orang yang tidak terbiasa dengan kencan semalam.

“Kamu bisa aku panggil oppa…” Yong Hwa menyela cepat.

“Oh, baiklah... Oppa, jangan merasa bersalah dengan apa yang terjadi tadi malam. Kita sudah sepakat jika itu hanya kencan satu malam, dan kita tidak punya ikatan apapun…” Joo Hyun memotong dengan cepat, seakan tahu arah pembicaraan mereka.

“Okey. Aku hanya meyakinkan bahwa kamu baik-baik saja, karena biasanya aku cenderung menyakiti hati wanita. Aku bahkan hampir tidak pernah menelpon mereka setelah melewatkan malam bersama…”

“I’m not going to falling in love with you, I promise!! Jadi yakinlah semua baik-baik saja…” Joo Hyun mencoba meyakinkan Yong Hwa. Dan meyakinkan dirinya sendiri sebenarnya. Berkali dia mengucapkan kata-kata itu, serupa mantra dia berharap kata-kata itu bisa berfungsi bagi kesadarannya yang tampaknya tergerus sedikit demi sedikit jika berhadapan dengan pria ini.

“Okey, Nice report, thank you…” Yong Hwa sedikit kecewa dengan pernyataan Joo Hyun. “Hmm, Jadi dia tidak akan pernah jatuh cinta kepadaku???” batin YongHwa kemudian.

“Oh..bukan, maksudku bukannya oppa tidak menarik. Oppa justru sangat menarik…tapi aku hanya…hmmm…aku bahkan tidak yakin aku bisa jatuh cinta…” Joo Hyun mencoba menjelaskan.

“Oh well, arasho Joo Hyun aku mengerti. Hmmm, Kau bilang akan ke Bali hari ini. Tapi jika penerbanganmu ditunda, atau kau berubah pikiran dan memilih tetap tinggal disini, aku akan bertemu dengan teman-temanku di Maestro Cafe dekat sini. Dan tidak keberatan bila kamu tiba-tiba memintaku untuk menemuimu dan atau menyamperiku disana…”

Seo Joo Hyun mengangguk di tempatnya sebelum YongHwa kembali melanjut ucapannya.

“Dan bila tidak…” Yong Hwa mengambil jeda. “Kamu orang yang menyenangkan, Seo Joo Hyun…” Tersenyum. Menatap mata Joo Hyun dengan sungguh-sungguh.

Joo Hyun tersenyum. “Dee..Oppa Juga. Oppa juga sangat menyenangkan…”

Dan beberapa jam kemudian saat pesawatnya menuju Bali dijadwalkan berangkat, dia justru ada di tempat lain.

Maestro Cafe.



_o0o_



.5.



Hari yang baru dan pagi yang baru.

Seo Joo Hyun kembali menemukan Yong Hwa di lantai bawah, tepatnya di dapur. Itu berarti Yong Hwa menginap lagi disana setelah pulang dari Maestro Cafe. Joo Hyun tidak ingat apa-apa lagi. Semalam dia terlalu mabuk untuk mengingat semuanya. Mereka menghabiskan waktu bersama teman-teman Jung Yong Hwa yang lain.

Mereka menyiapkan sarapan bersama.

“Kring…kringgg…” Telepon Yong Hwa berbunyi. Joo Hyun yang kembali berdiri di dekat telepon Yong Hwa membantu mengambil. Kali ini nama wanita lain yang muncul. Yoo Bin.

“Oh…aku angkat telepon dulu…” Yong Hwa mengambil teleponnya dan keluar menuju halaman belakang.

Seo Joo Hyun melihat dari dalam rumah. Yong Hwa tertawa dan tersenyum kepada lawan bicaranya.

“Da Bin…Yoo Bin…wow.. Pasti dia sangat sibuk dengan wanita…” Joo Hyun membuat kesimpulan. Dan entah mengapa ada yang terasa sakit di dalam dadanya.

Siangnya mereka makan siang berdua di restoran Long Beach Hotel di Heundae. YongHwa yang merekomendasikan tempat ini dan mengajaknya makan di sini.

“Orang tuaku bercerai saat umurku 15 tahun.” Joo Hyun mulai nyaman bercerita dengan YongHwa setelah kebersamaan mereka dua hari ini. “Sebelumnya kami sangat dekat. Kami menyebut diri Three Musketeers yang tidak terpisahkan. Saat aku melihat tumpukan koper appa di depan pintu, aku menangis sangat keras. Aku tidak ingat lagi berapa banyak air mata yang keluar. Tapi aku tidak pernah menangis lagi sejak saat itu. Aku tidak pernah menangis 15 tahun ini. Tidak pernah sekalipun. Apapun yang terjadi padaku kemudian, sakitnya tidak bisa dibandingan dengan saat itu. Aku masih bersama mereka berdua sampai sekarang, tapi semua memang tidak bisa utuh kembali….” Joo Hyun membagi rahasia hidupnya. Bagian terkelam dalam hidupnya, yang tidak pernah dia ceritakan pada yang lainnya tetapi kenapa pada pria ini terasa begitu wajar.

Yong Hwa tersenyum penuh simpati kemudian menggenggam tangannya.

“Aku baik-baik saja Oppa. Jangan khawatir. Nah sekarang giliran Oppa, ayo ceritakan tentang hidupmu!!”

YongHwa kemudian bercerita tentang kesibukan pekerjaannya. Dan waktupun terlewat begitu saja. Mereka mengabiskan waktu seakan tidak ada hal yang perlu mereka khawatirkan, dunia berjalan begitu damai bagi keduanya.



_o0o_



.6.



Yoona menikmati hidupnya di rumah Joo Hyun. Semua menyenangkan. Rumah itu adalah smart house. Butuh menutup tirai, cukup pencet tombol ini. Menyalakan musik di kamar cukup tekan tombol itu. Wow!! Ini benar-benar berbeda dari rumah pantainya di Busan.

Yoona yang hangat dan ramah dengan cepat beradaptasi dengan pelayan rumah tangga dan semua orang yang hilir mudik keluar masuk rumah itu. Joo Hyun mempekerjakan beberapa pelayan yang masuk pukul 9 pagi sampai 9 malam. Mereka tidak menginap.

Pagi hari di hari pertama kedatangannya, dia berencana menghabiskan hari di mini theater rumah Joo Hyun. Di ruangan itu penuh dengan koleksi film lama dan baru. Lengkap dengan layar besar dan home teater. Hanya untuk dirinya.

“Tilililit…tilililit…” Suara interphone rumah itu mengalihkan perhatiannya.

Panggilan dari gerbang depan. Pelayan belum datang.

“Omona…Ottokhe??? Aku tidak tahu cara membuka gerbang…” pikirnya panik. Segera dicarinya manual smart house Joo Hyun setelah meminta tamunya menunggu sejenak.

“Anyonghaseyo…” Yoona cepat-cepat membuka pintu depan setelah berhasil membuka gerbang.

Tamunya adalah Lee Jong Hyun. Ia adalah teman Chansung, mantan pacar Joo Hyun, yang datang untuk mengambil beberapa barang milik Chansung.

“Oh…Bisakah anda datang besok??? Nanti saya tanyakan dulu kepada asisten Seo Joo Hyun-shi. Soalnya saat ini Seo Joo Hyun-shi sedang di Busan, dan saya yang tinggal sementara disini…” Yoona menanggapi maksud kedatangan Jong Hyun.

Tiba-tiba…Wussssshhhh…angin bertiup kencang.

“Ouchh!!!” Yoona menutup matanya sambil menunduk tiba-tiba. Matanya kemasukan sesuatu gara-gara angin kencang barusan.

“Hei..biar kulihat!!!” Jong Hyun yang menyadari Yoona kesakitan mendekat dan melihat matanya. “Ada bulu mata masuk Yoona-shi, aku akan mencoba mengeluarkannya…”

Jong Hyun dengan cepat meletakkan ibu jari dan telunjuknya di sekitar mata kanan Yoona. Dan mengeluarkan bulu mata itu.

“Are you okey???” tanyannya setelah bulu mata lepas dari mata Yoona.

“Better. Thank You…” balasnya sambil tersenyum. Dia merasakan kupu-kupu menari di perutnya saat Jong Hyun sangat dekat. Dan ada yang berdesir di hatinya.

Tapi kemudian ia merasakan sedikit kekecewaan, ternyata Jong Hyun membawa seseorang bersamanya. Gadis itu keluar dari mobil sambil memegang teleponnya.

“Oh iya, Kenalkan ini Ji Yieon, pacarku…” Mereka berjabat tangan. Dan pasangan itu segera berlalu dari hadapan Yoona.



_o0o_



Pagi itu Yoona dikagetkan dengan telepon yang tak terduga. Choi Siwon. Setelah berbasa basi dan bertukar kabar Siwon mengajukan permintaan.

“Yoona, aku ada masalah sedikit dengan buku yang baru aku tulis. Bisakah aku minta tolong kamu untuk mengeditnya dan memberi masukan???” Yoona merasa lemas seketika.

“Jadi ini alasannya meneleponku???”

Tapi karena pada dasarnya Yoona terlalu baik hati, jadi dia berat untuk menolak. Ia kemudian memberikan alamat tinggalnya di Seoul agar Siwon bisa mengirimkan naskahnya.

Dan setelahnya Yoona kemudian memulai harinya dengan membuat sarapan dan selanjutnya menghabiskan hari untuk berjalan-jalan di sekitaran kota itu. dia sedang sibuk mengendarai mobil yang telah diizinkan oleh Seo Joo Hyun untuk di gunakan saat ia melihat laki-laki tua itu di pinggir jalan. Kakek itu memakai penyangga badan untuk berjalan, dan tampak sangat kebingungan. Yoona berinisiatif menolongnya.

Namanya Lee Soo Man, Ia adalah penulis lagu di Korea era 70an. Istrinya telah meninggal dan tidak punya anak pula. Rumahnya hanya dua blok dari rumah Seo Joo Hyun. Yoona mengantarkannya sampai rumah dan merasa menemukan teman baru. Kakek Lee meminta Yoona memanggilnya harabouji.

Rumah itu besar namun beberapa sudutnya tampak tak terawat. Buku, kertas, surat berserakan di meja ruang tengah. Di belakangnya lemari penuh penghargaan dari bermacam award dunia showbizz.

“Wow, Harabouji bukan orang sembarangan….” Batinnya pelan.

Yoona mungkin tidak tau pasti siapa harabouji di depannya. Kalau ia tau, mungkin ia akan buru-buru mencari kertas kosong untuk tanda tangan. Beliau adalah Lee Soo Man yang tersohor di dunia showbizz Korea. Penulis lagu-lagu terkenal dan juga sountrack film di masanya. Siapa yang tidak kenal Girls Generation??? Girls Generation adalah girl band yang dulu dibentuknya. Walaupun sekarang Girls Generation sudah tidak aktif, tapi namanya tetap dikenang sebagai salah satu girlband legendaris. Mungkin memang begitulah nasib tokoh belakang layar, tidak pernah seterkenal artisnya.

“Harabouji, aku pamit dulu…” ucapnya. Dia melihat sekeliling lagi, dan menemukan semangkok mie dingin dan minuman di meja. Mungkin pelayannya yang menyiapkan sebelumnya.

“Hmm, sebelumnya maaf kalo menurutmu ini aneh. Tapi aku orang baru disini dan tidak punya teman. Aku berencana makan malam di luar sore ini, maukah harabouji pergi denganku???”

Dan kakek Lee setuju. Malam itu menjadi malam yang berharga untuk Yoona. Lee harabouji pribadi yang hangat dan baik. Ia bercerita tentang dunia film dan musik di jamannya. Yoona menikmati nostalgia itu, karena ia juga pecinta film.

“Sebetulnya ada yang ingin aku tanyakan Yoona-yah. Apa yang membuat gadis secantik dirimu rela menghabiskan malam natal di tempat asing, bukan bersama keluarga, dan menghabiskan malam minggu seperti ini dengan kakek-kakek sepertiku??”

“Aku hanya menghindari orang-orang yang mengganggu hidupku di Busan, harabouji. Oke, bukan semua orang. Ada satu orang, Aku hanya menghindari satu orang, mantan pacarku yang bertunangan dan lupa memberitahukan padaku…” YooNa mengucapkan kata terakhirnya dengan air mata mulai berjatuhan. “Ah Mianhe…” ucapnya sambil menyeka air mata.

“Menurutku dia pecundang. Dia melepaskanmu pergi. Itu kebodohan. Dengar Yoona-yah, dalam film ada tokoh utama wanita dan teman-temannya. Di mataku, kamu adalah tokoh utama wanita. Kau berhak mendapatkan yang terbaik…”

Yoona mendengarkan kata-kata kakek Lee. Berterimakasih atas penghiburan dan penilaiannya yang tinggi untuk dirinya.

“Ya…kita adalah tokoh utama di hidup kita sendiri kan??? Dan kita layak mendapat yang terbaik!!” Yoona mengambil kesimpulan. Dan itu menguatkan dirinya.



_o0o_



Malam berikutnya, Yoona mengadakan makan malam bersama kakek Lee dan kawan-kawan tuanya. Mereka berasal dari dunia yang sama. Dunia musik dan film bertahun-tahun silam. Dan malam itu Lee Jong Hyun kembali kerumah Seo Joo Hyun. Yoona mengundangnya masuk dan menikmati makan malam bersama yang lain.

Makan malam itu seperti pesta kecil orang-orang berbakat di Korea. Jong Hyun ternyata ada di dunia yang sama dengan kakek Lee, tapi di masa sekarang. Jong Hyun adalah music director untuk SM Entertainment. Yoona menemukan bahwa Jong Hyun adalah pribadi sangat baik. Ia hangat. Mudah bergaul. Dan sudah punya pacar. Dan pernyataan Jong Hyun bahwa dia adalah “Man with one woman” cukup menyatakan kesungguhan Jong Hyun atas hubungannya dengan Jii Yeon.

Tapi mereka tetap berteman. Saling bertukar nomor telepon. Dan karena Yoona orang asing di Seoul, Jong Hyun berjanji akan menemaninya keluar bila dia tidak ada kesibukan.

Hari berikutnya Yoona mengunjungi rumah kakek Lee dan membantunya membaca surat. Satu surat menarik hatinya. The Composers Korean mengundangnya dalam sebuah perayaan dan berencana menganugerahkan Lifetime Achievement Award. Kakek Lee membuang begitu saja undangan itu ke tempat sampah.

“Pasti hanya sekumpulan orang-orang yang pura-pura bertepuk tangan. Jumlahnya juga mungkin hanya sedikit orang. Dan aku sudah sulit berjalan. Pasti akan jadi bahan tertawaan…”

“Ayolah harabouji, ini benar-benar penghargaan yang keren. Aku akan menemani harabouji. Masih ada waktu satu minggu lebih untuk bersiap-siap. Harabouji bisa berlatih berjalan tanpa tongkat. Dan kita bisa pesan jas di Armani sekarang. Setuju??” Yoona memohon dengan aegyo nya.

Kakek Lee belum setuju.

“Ayolah harabouji…” Yoona memohon sambil menangkupkan kedua tangannya. “Pleaseeee…”

Dan akhirnya kakek Lee setuju.

Siangnya Yoona menemani kakek Park memesan jas. Jong Hyun juga menemani mereka.



_o0o_



.7.



Malam itu malam natal.

Setelah beberapa hari Yong Hwa selalu menyempatkan diri menemaninya di sela-sela jam sibuknya, dua hari tanpa kehadiran Yong Hwa, Joo Hyun merasa kesepian. Tidak banyak yang bisa dilakukan. Dia hanya membaca novel yang sengaja dibawanya dari Seoul, dan berkebun sebentar di pagi hari. Bunga-bunga di taman kecil rumah itu butuh perhatian karena ditinggal sang pemilik. Jadi Joo Hyun menggantikan Yoona menyiram dan membersihkan tamannya.

Dan sejujurnya Seo Joo Hyun mulai merindukan Yong Hwa.

“Apakah aku harus mengunjungi rumahnya???” hati dan pikirannya berperang. Hatinya ingin pergi, tapi pikiran logisnya menolak.

Dan ternyata Malamnya hatinya yang menang. Dia mengunjungi rumah Jung Yong Hwa.

“Oh hai…Hyunie!!!” Yong Hwa berdiri di sudut pintu yang terbuka. Dia tidak membuka pintu lebar-lebar.

“Maaf, aku berkunjung tanpa memberi kabar…” Seo Joo Hyun menyembunyikan rasa malunya. Dan ketika mendengar dentingan kaca, entah gelas atau piring dari dalam rumah, ia mulai menyadari sesuatu. Yong Hwa tidak sendirian di rumah.

“Ahh…Oppa tidak sendirian di rumah. Ohh…eh…maaf, mungkin lain kali aku harus memberi kabar kalo akan kesini…” Yong Hwa hanya tersenyum dengan rasa bersalah. “Ah lebih baik aku pulang kembali ke rumah Yoona-ssi…” Joo Hyun melanjutkan.

“Ahh, Joo Hyun pabooo…Tentu saja ia tidak sendiri, ini kan malam natal…” batinnya.

Tiba-tiba ada orang lain yang keluar menyelinap di pintu Yong Hwa.

“Siapa appa???” tanyanya polos sambil melihat ke arah Joo Hyun dengan senyum cerah dan mata berbinar.

“Anyonghaseyo…” Lanjut gadis kecil itu sambil membungkuk 90 derajat.

“Appa???” Joo Hyun bertanya-tanya dalam hati.

“OMG!!! Yong Hwa pria menikah????!! Apa yang mereka lakukan??? Apa yang telah dia lakukan??

“Anyonghaseyo…” Joo Hyun membalas salam si gadis kecil. Terkejut, tapi berusaha menenangkan dirinya.

“Anyonghaseyo…” Tiba-tiba gadis kecil lain yang lebih muda telah berdiri di sisi lain Yong Hwa.

Joo Hyun kembali terkejut. Yong Hwa hanya tersenyum. Tidak tau mau berbuat apa.

“Siapa ini appa???” Si gadis yang lebih kecil bertanya.

“Ohh, Joo Hyun, perkenalkan, ini Jung Da Bin…” Katanya sambil memperkenalkan gadis yang lebih besar. “Dan ini Jung Yoo Bin…” katanya sambil mengangkat si kecil, mencium hidungnya, kemudian menurunkannya lagi di lantai.

“Da Bin, Yoo Bin, ini Seo Joo Hyun-shi, teman appa…Ayo kita masuk!!!”

Seo Joo Hyun menahan lengan Yong Hwa sebelum menyusul para gadis kecil ke dalam rumah. Sempat melihat kesana kemari mencari sosok lain. Istri Yong Hwa mungkin. Tapi tidak ada orang lain. Hanya mereka.

“Maaf tidak pernah bercerita padamu tentang mereka Hyun, Aku sudah bilang padamu hidupku sangat rumit…” Yong Hwa berbicara dengan suara rendah.

“Are you D I V O R C E D?? Joo Hyun bertanya setengah berbisik dengan mengeja kata divorce huruf per huruf.

“No. i’m W I D O W E R…” Yong hwa membalas. “Istriku meninggal dua tahun lalu.” Ucapnya sambil menutup pintu.

Seo Joo Hyun menutup mulutnya dengan tangan. Bingung harus menunjukkan ekspresi seperti apa. Dia ikut bersedih atas meninggalnya istri Yong Hwa.

“Oh, i’m so sorry…” hanya itu yang bisa ia ucapkan.

Yong Hwa tidak mau membiarkan malam itu menjadi kelabu hanya karena mereka tiba-tiba membahas soal istrinya yang telah meninggal. “Yah…Joo Hyun-ah!! Maukah kau minum coklat panas??” tanyanya dengan suara agak keras sehingga bisa didengar dua putrinya.

Mendengar kata coklat panas membuat Da Bin dan Yoo Bin ikut bersemangat. Mereka berlari dari bawah pohon natal dan menarik tangan Joo Hyun ke meja makan. Yong Hwa tidak bisa berbuat apa-apa. Seo Joo Hyun telah dikuasai putri-putrinya.

“Imo mau mengunjungi tenda kami???” Da Bin mengundangnya setelah menghabiskan cokelat panas mereka.

“Ohhh…no dear…Joo Hyun imo tidak akan masuk ke tenda.” Yong Hwa mencegah putrinya mengganggu Joo Hyun.

“Ayolah imo…” Yoo Bin menarik tangannya. Joo Hyun berdiri dan berjalan mengikuti bimbingan Yoo Bin.
Da Bin bersemangat membuka pintu kamarnya. Joo Hyun segera melihat kamar yang menakjubkan.
Seperti di negeri dongeng. Bukan seperti tenda kemping tentu saja. Di tengah ruangan itu terdapat ranjang rendah dan di atasnya di kelilingi kelambu putih dan renda-renda yang cantik. Seperti tempat tidur putri-putri kerajaan.

“Ayo masuk imo. Imo bisa pakai bantalku…” Da Bin mengundangnya sambil mengulurkan bantal berenda putihnya, kemudian merebahkan diri di salah satu sisi tempat tidurnya. Jung Yoo Bin menyusul kakaknya merebahkan diri di ujung sisi lainnya.

Joo Hyun dan Yong Hwa menelusup diantara mereka berdua.

“Ohh…dan siapa yang membuat bintang-bintang itu???” tanyanya sambil menunjuk hiasan bintang-bintang yang digantungkan di kelambu. Seperti berkemah, jika melihat ke atas langit kita bisa melihat bintang. Mereka pun bisa melihat bintang disini.

“Kami bertiga yang membuatnya.” Da Bin menjawab.

“Three Musketeers…” Yoo Bin menyambung sambil menatap bintang-bintang di atas mereka.

Joo Hyun menoleh ke arah Yoo Bin yang sibuk menatap ke atas. Demi mendengar kata Three Musketeers, Joo Hyun tersentuh. Teringat keluarga kecilnya di masa lalu. Three Musketers nya. Joo Hyun, Appa, dan Umma. Yong Hwa memahami isi hati Joo Hyun. Menolehkan wajahnya ke arah Joo Hyun. Joo Hyun balas menatap wajah Yong Hwa. Mereka melempar pandangan dan tersenyum.

“Hmmm…Imo sangat wangi. Aku suka parfum, tapi appa tidak mengijinkan aku memakai parfum…” Yoo Bin mencium wangi dari leher Joo Hyun.

Joo Hyun tersenyum kepadanya. “Imo lebih tua, jadi imo diijinkan memakai parfum…” jawabnya.

“Oh dan aku suka perona mata imo…” Yoo Bin melanjutkan. “Dan juga warna lipstik imo…”

“Kamsahamnida dear…” Joo Hyun tertawa kecil sambil memandang Yoo Bin. Yoo Bin sangat cantik dan menggemaskan.

Di sisi lain Da Bin dan Yong Hwa saling memandang dan tersenyum. Da Bin menempatkan diri sebagai pelindung bagi Yong Hwa. Menempatkan diri sebagai pribadi yang bijaksana di usianya yang baru enam tahun. Dia memahami posisi Joo Hyun di hati ayahnya.

“Kenapa oppa tidak pernah cerita tentang mereka kepadaku???” Joo Hyun bertanya kepada Yong Hwa setelah anak-anak tidur.

“Karena aku biasanya tidak menceritakan tentang mereka pada wanita teman kencanku…”

“Membingungkan. Karena setahuku Oppa lah yang ingin kita lebih saling mengenal…” Joo Hyun menunjukkan kekecewaan. Ia kemudian duduk di salah satu kursi di ruangan itu.

“Satu-satunya pembelaanku, bila aku menemukan wanita yang tepat, aku baru akan bercerita tentang mereka. Sampai saatnya tiba, lebih mudah bagiku untuk menjadi pria lajang normal. Kau tahu Hyun, kami satu paket. Dan agak rumit menjelaskannya pada wanita. Wanita agak sulit berkencan dengan pria beranak dua kan??? “ Nada bicara Yong Hwa di kalimatnya yang terakhir sangat lucu dan membuat Joo Hyun tertawa kecil. Kemudian berpikir.

“Yah…aku akan pergi dari sini seminggu lagi. Aku paham kenapa Oppa tidak memperkenalkan mereka kepadaku lebih awal.”

“Ya, akan sulit memperkenalkan mereka pada wanita yang mungkin tidak akan aku temui lagi…”

Mereka berdua Terdiam. Mereka sama-sama menghadapi masalah yang rumit. Mereka tidak tinggal di tempat yang dekat. Mereka memang tertarik satu sama lain. Tapi jarak bukan masalah yang mudah. Mereka dari dunia yang berbeda.



_o0o_



.8.



Yoona dan Jong Hyun sibuk melewati lorong-lorong rak penuh CD dan DVD film. Memilih satu film, mengira-ira apakah bagus ditonton, meletakkan kembali ke rak, memilih lagi. Jong Hyun merekomendasikan beberapa film yang menurutnya bagus dalam tata suara. Pilihan music director layak dipertimbangkan bukan?

“Yoona-yah, apa rencanamu menghabiskan malam natal??” Jong Hyun bertanya pada Yoona lewat telepon beberapa jam yang lalu.

“Aku mau ke rental VCD oppa. Harabouji merekomendasikan beberapa film lama untuk aku tonton…”

“Oke, kita pergi bersama ya?!? Jiyeon ada syuting film pendek di Jeju Island. Aku tidak mau sendiri di malam natal.”

Jadi disinilah mereka. Mereka telah memilih 3 film, Gone With The Wind dan Sound of Music. Keduanya adalah film America klasik yang direkomendasikan kakek Lee. Dan satu lagi film Sang Penari dari Indonesia. Yoona membaca referensi film itu di Dynamic Busan beberapa bulan yang lalu tapi belum sempat menonton.

Yoona sedang melihat-lihat rak saat Jong Hyun tiba-tiba keluar dari rental. Yoona hanya mendengar Jong Hyun memanggil nama seseorang.

Ji Yeon.

Segera ia melihat pemandangan di luar sana. Jong Hyun menemui Ji Yeon yang sedang bersama laki-laki lain. Yoona hanya memandang dari dalam. Tidak bisa mendengar apa-apa, hanya mengira-ira isi pembicaraan mereka. Ikut sedih dengan apa yang terjadi pada teman barunya.

Dikhianati. Ia tahu rasanya. Ia pernah merasakannya juga.



_o0o_



“Kenapa aku selalu mencintai bad girl??” Jong Hyun merebahkan diri di sofa rumah Yoona beberapa saat kemudian.

“Oppa kan tidak tau dia bad girl…” Yoona menenangkannya sambil mengulurkan air minum.

“Aku tahu dia tidak baik, tapi kenapa aku tertarik pada orang yang aku tahu tidak baik??” tanyanya.

“Mungkin karena Oppa berharap Oppa keliru. Bila dia melakukan hal yang buruk Oppa mengabaikan hal itu, dan bila ia sedang menyenangkan Oppa, Oppa akan selalu mengingatnya, jadi Oppa kehilangan alasan bahwa mungkin dia bukan untuk Oppa.”

Jong Hyun membenarkan kata-kata Yoona. Yoona pernah mengalami itu saat ia bersama Siwon. Dia tau rasanya menjadi orang yang terlalu percaya pada pasangan tapi akhirnya dihianati. Ia tahu rasanya.

“Miane Yoona-yah, aku merusak malam natalmu…”

“Gwencana Oppa. Aku senang Oppa menemaniku malam ini…” Ia terdiam sejenak, lalu menambahkan, “Aku benci kalo ada orang yang berkata dia tahu perasaanku tapi dia sebenarnya tidak tahu. Tapi aku benar-benar tahu perasaan Oppa. Aku pernah ada di posisi yang sama dengan Oppa...” Yoona meletakkan badannya di ujung sofa, kemudian menyandarkan punggungnya.

“Aku pernah berpacaran dengan teman satu kantorku di Busan. Tapi dia berselingkuh dengan teman sekantor kami juga. Ternyata dia tidak mencintaiku seperti yang aku kira. Aku merasa menjadi orang yang tidak berharga. Entah kapan lagi aku bisa kembali merasa berharga seperti saat aku yakin bahwa dia mencintaku dan bersamaku. Entahlah Oppa…Sampai saat ini aku masih merasa hancur…” Yoona bercerita dengan suara parau menahan air mata. “Dan bagian terburuknya, dia selalu merasa membutuhkan aku, selalu menghubungiku minta bantuan ini itu, dan sialnya aku tidak bisa berkata tidak…” Yoona tersenyum getir.

Jong Hyun hanya memandang Yoona bercerita. Terheran-heran menyadari bahwa gadis itu menyimpan penderitaan juga. Lebih dari penderitaannya saat ini. Biasanya dia tidak bisa melihat Yoona sedang depresi karena dia selalu ceria.

“Mungkin kita butuh minum Yoona-yah, Yah, merayakan sakit hati kita malam ini…”

Yoona terbahak mendengarnya.

Mereka sama-sama membutuhkan teman malam ini. Sama-sama merasakan patah hati, tapi masih berbahagia karena masih memiliki satu sama lain.



_o0o_



.8.



Setelah kunjungannya ke rumah Yong Hwa malam itu, Joo Hyun dan Yong Hwa tidak pernah bertemu. Mereka juga tidak saling menelepon. Joo Hyun merasa harus menetralkan perasaannya. Dan Yong Hwa pun tidak ingin mengganggunya, karena menurutnya Joo Hyun butuh banyak ruang untuk berpikir. Mereka sama-sama tahu mereka saling menyukai. Tapi Yong Hwa sadar, di mata Joo Hyun ia bukan lagi pria lajang normal biasa. Dia adalah Jung Yong Hwa, pria dengan dua orang putri. Dan memilih Yong Hwa, berarti juga memilih Da Bin dan Yoo Bin bersamanya.

Seo Joo Hyun dalam kondisi sangat galau.

Jika mau jujur, Dia sudah merasa nyaman bersama Yong Hwa. Tetapi sisi hatinya yang lain merasa hubungan ini salah, dan dia sendiri yang menjadi pemicu kesalahannya kali ini. Karena dialah yang awalnya menawarkan hubungan semalam meski tanpa ikatan.

Dan ketika mereka akan segera berpisah satu minggu ke depan setelah tahun baru. Dia justru merasa berat, apakah yang dirasakannya ini cinta?? Tapi Mereka baru bertemu.

Benarkah ini bukan hanya pelampiasan karena kekecewaannya setelah putus dengen Hwang Chansung???

Kalo benar mereka membuka komitmen, apakah mereka sanggup bertahan hidup berjauhan??? Seoul-Busan memang tidak terlalu jauh, tapi tidak memungkinkan mereka setiap hari bertemu. Dia punya pekerjaan di Seoul. Yong Hwa punya pekerjaan di Busan. Mungkinkah hubungan mereka akan berhasil bila akan diteruskan????

Seo Joo Hyun benar-benar galau.

Tiga hari tanpa komunikasi dengan Jung Yong Hwa, Seo Joo Hyun kemudian bersepakat dengan dirinya memilih untuk mengemasi barangnya.

“Pergi dari tempat ini mungkin pilihan terbaik…” pikirnya.

Di tengah kesibukannya ia mendengar suara bel pintu. Yong Hwa Oppa kah???

Seo Joo Hyun berlari menuju pintu dan membukanya dengan cepat. Dan melihat Yong Hwa disana.

Dan melihat Jung Yong Hwa berdiri di depannya justru menguatkan perasaan yang tadi ingin diingkarinya. Dan tanpa menunggu lebih lama Joo Hyun memeluk Yong Hwa.

Setelah menutup pintu di belakangnya, Yong Hwa segera mencari bibir Joo Hyun dan menciumnya. Mereka tidak memulai dengan ciuman perlahan kali ini. Semuanya dilakukan dengan cepat. Joo Hyun menelusupkan jari-jarinya di rambut Yong Hwa, membuat Yong Hwa lebih bersemangat bermain-main dengan bibir perempuan yang beberapa hari terakhir ini bermain di benaknya. Yong Hwa memindahkan bibirnya di bawah telinga Joo Hyun. Menciuminya dengan perlahan. Joo Hyun menggerakkan kepalanya ke samping agar Yong Hwa leluasa bermain di leher sampingnya. Yong Hwa menggigit lembut leher Joo Hyun sampai menimbulkan bercak merah di kulit seputih susu itu. Tangannya melingkar manis di pinggang Joo Hyun, menarik tubuhnya sedekat mungkin dengan tubuhnya.

YongHwa membawa tubuh Seo Hyun menuju kamar tidur yang ditempati Seo Hyun di lantai dua dengan bibir yang tetap saling bertatutan. Dan membiarkan gairah yang menguasai tubuh mereka sampai keduanya bergetar nikmat.




_o0o_



Meanwhile..



Jung Yoona mengunjungi rumah Lee Jong Hyun. Mereka mempersiapkan musik pengiring untuk acara penghargaan Lee Harabouji.

“Yoona-yah, aku membuat musik untuk pengiring Lee Soo Man-ssi di panggung. Kalo mendengar musik ini, aku yakin dia akan bersemangan berjalan di panggung.”

Kemudian Jong Hyun memainkan sebuah lagu. “Apakah terdengar cocok???” Tanyanya kepada Yoona.

“Bagus, terdengar ceria seperti harabouji…” Jawab Yoona sambil menggerak-gerakkan kepalanya mengikuti irama lagu.

“Dan aku juga membuat lagu untukmu…” Jong Hyun melanjutkan permainan pianonya dengan irama lain. Kali ini lebih lembut mengalun.

” Yoona-yah, kalo kamu sebuah melodi, aku hanya memakai not bagusnya…” Jong Hyun menambahkan sambil memandang Yoona.

Yoona sangat tersentuh. Ia tersenyum. Memandang Jong Hyun yang sudah kembali menghadapkan wajahnya pada tuts piano di depannya. Mereka saling mencuri pandang dan tersenyum satu sama lain. Mengungkapkan perasaan lewat mata dan senyuman.



_o0o_




Kembali ke Rumah Pantai YooNa…



Seo Joo Hyun terbangun dari tidurnya dengan perasaan gelisah. Setelah yang terjadi malam ini, dia semakin kebingungan dengan perasannya. Dia yakin dia membutuhkan Jung Yong Hwa. Dia yakin ini cinta, perasaan baru yang istimewa. Tetapi bagaimana bisa mereka berhubungan dengan jarak yang memisahkan.

“Hyunnie, apakah kau sering ke Busan??” Yong Hwa membuka pembicaraan sambil mengusap lengan Seo Hyun yang berada dalam pelukannya.

“Busan??? Tidak sering. Aku tidak punya hotel di Busan, jadi ini bukan tempat yang sering aku kunjungi..” Jawab Joo Hyun. “Apa Oppa sering ke Seoul???”

“Seoul?? Tidak sering juga. Setahun mungkin aku berkunjung dua atau tiga kali…”

“Dan bila kita melanjutkan hubungan kita mungkin kita tidak akan sering bertemu. Kita sama-sama tidak bisa selalu bebas pekerjaan di akhir pekan. Aku tidak bisa sering ke Busan, anak-anak juga tidak bisa ditinggalkan lama bila Oppa ke Seoul. Aku tidak yakin kita akan bertahan. Sekarang kita pikirkan, karena kita hidup berjauhan, mungkin akan ada banyak salah paham. Kalau suatu saat nanti kita saling bertengkar. Memaki satu sama lain, kemudian berpisah, apa yang tersisa Oppa??? Kesedihan dan kesengsaraan??” Joo Hyun mulai menceracau. Mengeluarkan pemikiran-pemikiran logis atas hubungan jarak jauh yang mungkin akan mereka lakukan.

“Atau…” Joo Hyun bersiap menambahkan. Yong Hwa masih diam menunggu. “Aku tahu apa yang terjadi beberapa hari ini adalah hal yang sempurna, Kita bersama. Tapi tidak lebih. Kita selesai disini dan kembali meneruskan hidup kita seperti sebelumnya. Menerima kenyataan kalau aku harus pergi beberapa hari lagi, sepertinya ide ini hal yang paling masuk akal.”

“Aku punya skenario lain Hyun…” Yong Hwa duduk dan mulai bicara setelah mendengar rentetan kata-kata Joo Hyun.

“I’m in love with you...”

Joo Hyun bergerak. Mengangkat badannya dan menyandarkannya di kepala ranjang. Menatap Jung Yong Hwa dengan perasaan antara percaya dan ragu-ragu. Bingung mungkin lebih tepatnya.

“Maaf untuk terlalu terus terang, tapi aku benar jatuh cinta kepadamu Hyun-ah. Mungkin aku menyadari semua masalah yang tadi kau ungkapkan yaitu logika tentang hubungan jarak jauh dari kepalamu, tapi aku sudah jatuh cinta kepadamu…”

Seo Joo Hyun masih terkesima.

“Aku tidak mengatakan ini karena sebentar lagi kamu akan pergi, pulang ke rumahmu. Aku tidak bisa menghitung hubungan ini dengan matematika, berapa minggu kita tidak akan bertemu, mungkin berapa bulan karena kesibukan kita masing-masing. Aku hanya tahu, aku mencintaimu. Aku awalnya tidak yakin aku akan merasa jatuh cinta lagi seperti sekarang, tapi inilah yang terjadi, aku mencintaimu. Jadi aku juga merasa terkejut dengan perasaanku sendiri. Dan kenyataan aku datang dalam satu paket isi tiga, mungkin akan membuatku dan kamu berpikir lebih panjang. Tapi aku menyadari Hyun, yang aku inginkan sekarang adalah dirimu…” Yong Hwa menyelesaikan pidato singkatnya.

Joo Hyun di lain pihak, masih terpukau dengan pernyataan cinta Yong Hwa yang tiba-tiba.

“Aku belum tahu Oppa. Apakah yang aku rasakan ini cinta??” Joo Hyun terbata membalas kata-kata Yong Hwa. Yong Hwa sedikit kecewa dengan balasan Joo Hyun atas pernyataan cintanya.

“Maksudku…Hmmmm…aku mencari kata yang tepat untuk perasaanku Oppa…” Yong Hwa kembali merebahkan badannya.

“Mungkin aku harus mengasihani diriku sendiri sekarang Hyun. Betapa bodohnya aku, Aku ingat kau berjanji tidak akan jatuh cinta padaku…”

Joo Hyun mengarahkan kepalanya ke arak kepala Yong Hwa. Memegang kedua sisi wajahnya tengan kedua tangannya.

“Sttt…Oppa…Kenapa Oppa banyak bicara???” Katanya sambil menutup bibir Yong Hwa dengan bibirnya sendiri dan mengulang kembali aktivitas yang mereka lakukan tadi.



_o0o_




.9.



Yoona makan siang sendiri di sebuah cafe di Myongdong-dong. Mencoba menghabiskan cream spagheti dari piringnya lalu menatap puding coklat di sebelahnya. Dia tidak sendiri beberapa saat yang lalu. Lima menit yang lalu Lee Jong Hyun meninggalkannya disini.

Dia kembali mengingat kejadian beberapa menit yang lalu ketika mereka sedang menikmati makan bersama.

“Yoboseyo…” Jong Hyun menyapa lawan bicaranya, kemudian mengucapkan kata “Ji Yeon” kepadanya dengan isyarat bibir.

“Dee…aku bisa kesana…hmmm…” Jong Hyun menjawab telepon sambil sesekali menengok ke arah Yoona. Yoona meneruskan makannya dengan diam.

“Mungkin setengah jam lagi, Atau mungkin lebih..Dee, aku kesana…” Kemudia ia menutup teleponnya.

“Dari Ji Yeon. Katanya ia merindukanku…” Jong Hyun berkata kepada Yoona.

“Tuh kan, kalo akal sehatnya kembali, dia pasti menghubungi Oppa…” Yoona memberi senyuman. “Sana, kasian kalo Ji Yeon harus menunggu lama,,” sambungnya.

“Gwencana. Aku bisa pergi setelah kamu selesai makan…”

“Ani, Pergi aja. Aku sudah selesai makan kok. Oppa pergilah!! Aku yang bayar makannya, Sampai jumpa di Composers Korea kalau Oppa sempat hadir…”

“Aku pasti hadir. Aku sangat ingin hadir… Aku akan membawakan musik untuk Lee Soo Man-shi…”

Dan Lee Jong Hyun meninggalkannya.

Sesampainya di rumah, Yoona menuju laci meja di sebelah ranjangnya. Menemukan naskah buku Siwon yang dikirimkannya beberapa hari setelah ia sampai di Seoul. Duduk di sofa, dan mencoba mulai membaca.

“Kring…kring…kring…” teleponnya berbunyi. Yoona segera mengangkatnya.

“Yoboseyo…”

“Oh, Siwon Oppa. Aku baru saja membaca naskahnya. Apa??? Oppa ada di depan rumah?? Arasso…Tunggu sebentar…”

Yoona berlari keluar untuk membuka pintu dan menemukan Siwon di depan pintu.

“Aku membawakan hadiah natalmu…” Ucap Siwon sambil mengulurkan hadiahnya.

Yoona tidak tau apa yang harus dilakukan. Ia mempersilahkan Siwon duduk, kemudian ia menyiapkan minuman.

“Aku merasa harus bertemu denganmu Yoona-yah. Aku merindukanmu…” Siwon memulai pembicaraan.

Yoona berpikir sejenak. “Ah Oppa, ini terlalu membingungkan untukku. Aku bersama Oppa 3 tahun, ingat?? Oppa bilang kita sangat berbeda, seperti mur bulat dan baut persegi. Kita tidak cocok satu sama lain…”

“Aku tidak tahu Yoon. Aku hanya merasa kehilanganmu sejak kau menghilang. Aku memeriksa e-mail setiap saat, berharap menemukan kabar baru tentangmu. Ini membuatku gila Yoona-yah. Aku tidak mau kehilanganmu…” Siwon berkata sambil menarik Yoona dalam pelukannya.

Yoona kembali terbuai. Cintanya pada Siwon kembali muncul. Hatinya kembali berbunga-bunga. Siwon membutuhkannya. Dan kembali kepadanya. Apalagi yang lebih membahagiakan.

“Mungkin setelah dari sini, kita bisa melanjutkan liburan di tempat lain Yoona-yah. Jeju mungkin?? Aku ingin menghabiskan waktu denganmu. Berdua saja…” Siwon membelai rambutnya lembut.

“Mungkin…” Yoona menjawab pelan, tetapi dia lalu mencoba berpikir normal. “Sebelumnya, apakah Oppa telah putus dengan Tiffany-shi?? Kalian belum dua minggu mengumumkan pertunangan…”

“Tolong pahamilah aku Yoona-yah. Aku juga bingung dengan semua ini...”

“Maksud Oppa? Oppa masih bertunangan dengan Tiffany-shi??? Untuk menikah???”

“Dee…” Siwon menjawab. “Tapi…”

“Omonaa…” Yoona menyahut sebelum Siwon melanjutkan kata-katanya. “Hampir saja aku tergoda pada kata-kata Oppa…”

Yoona melanjutkan. “Oppa memang benar, kita adalah mur bulat dan baut persegi. Kita tidak mungkin bersama…”

“Yoona-yah…”

“Oppa diam!!! Kali ini aku yang harus bicara…” Yoona menarik napas, kemudian melanjutkan. “Oppa tidak pernah memperlakukan aku dengan benar, Oppa menghancurkan hatiku, kemudian berlaku seolah-olah itu kesalahanku. Aku terlalu mencintai Oppa untuk marah dan menghukum diriku sendiri bertahun-tahun. Dan sekarang Oppa datang kesini menghancurkan liburanku yang indah, Bilang kau tidak ingin kehilanganku, tapi berencana menikah dengan orang lain…adilnya dimana bagiku??” Yoona menarik napas kembali, kemudian melanjutkan kembali kata-katanya.

“Kali ini aku benar-benar merasa…KITA BERAKHIR!!! Hubungan beracun antara kita sudah berakhir Dan aku merasa tiba-tiba kehilangan cintaku pada Oppa. Hilang?? Ya!! Hilang!! Aku secara ajaib berhenti mencintaimu!!” Yoona mengatakan itu semua dengan keras dan jelas. Setengah tertawa bercampur lega. Ada beban berat yang pergi dari dadanya.

Yoona mengambil mantel Siwon dan membuka pintu. “Hari ini aku harus berada di tempat yang sangat penting, Oppa bisa pergi sekarang…” Katanya sambil menyerahkan mantel kepada Siwon.

“Yoona-yah..tolong dengarkan penjelasanku…”

“Tidak ada lagi yang perlu dijelaskan. Selamat jalan, Oppa…” Kata Yoona sambil menutup pintu di depannya.

Yoona merasa jiwanya bebas malam itu. Lepas dari semua penderitaan akibat cinta antara Siwon dan dirinya.

Ia segera berdandan dan bersiap menjemput Lee Soo Man Harabouji untuk acara Composers Korean. Dan ketika sampai di tempat acara, Yoona sedikit kecewa. Gedungnya terlihat sepi. Tidak ada orang berlalu lalang di lobi. Hanya ada beberapa petugas yang menunggu mereka.

“Mr. Lee Soo Man??” Salah satu petugas bertanya. Lee Soo man dan Yoona mengangguk membenarkan.

“Kami telah menunggu anda…” ucap petugas itu melanjutkan. “Anda sudah siap?? Pertanyaan itu disambut Yoona dengan anggukan mantap.

Dan ketika membuka pintu, di luar dugaan Lee Soo Man dan Yoona, acara itu ternyata sangat ramai. Semua orang menunggu kehadirannya. Menyambutnya dengan tepuk tangan yang meriah saat ia dan Yoona masuk ruangan. Lee Soo Man terlihat sangat bahagia. Banyak orang yang masih mengingatnya. Menghargai kerja kerasnya di masa lalu. Yoona ikut tersenyum bahagia disampingnya. Menggandengnya sampai bawah tangga menuju panggung kehormatan.

Lee Soo Man melihat tangga naik dan mulai ragu melangkah. Tapi kemudian terdengar suara lagu yang dikenalnya. Lagu karya Jong Hyun untuk langkahnya. Ia menoleh kepada Yoona yang menyertai langkahnya di sampingnya, “Aku akan naik sendiri…” Yoona tersenyum bahagia mendengarnya.

Mereka masih bertepuk tangan untuk Lee Soo Man saat Lee Jong Hyun tiba-tiba telah ada di samping Yoona.

“Oppa!! Oppa datang??”

“Dee Yoona-yah. Ngomong-ngomong kamu cantik sekali malam ini…” Jong Hyun berkata sungguh-sungguh.

“Kamsahamida…” Kemudia mereka terfokus pada pidato Lee Soo Man di panggung.

“Yoona-yah…” Jong Hyun berbisik, “Apa acaramu di malam tahun baru??” tanyanya.

“Aku pulang ke Busan di malam tahun baru. Perjanjianku dengan Seo Joo Hyun~shi selesai di malam tahun baru…” jawab Yoona.

“Kalau aku ke Busan, maukah kau menemaniku di malam tahun baru??”

“Bagaimana dengan Ji Yeon??”

“Kamu tahu Yoona-yah, Ada sesuatu yang sejak awal seharusnya tidak pernah kamu miliki, dan meski dia datang kembali padamu seharusnya kamu punya kekuatan untuk berkata tidak…” JongHyun menatapnya dengan tatapan yang berbeda dengan sebelumnya dan entah mengapa hatinya berdesir hangat dengan tatapan itu.

“Jadi maukah kamu menemanikau di malam tahun baru nanti??”

“Dengan senang hati oppa…” Yoona menjawab dengan tersenyum. Kemudian kembali menghadapkan wajahnya ke panggung tempat Lee Soo Man berdiri. Tapi hatinya berbeda. Kali ini perasaan sangat bahagia.



_o0o_



.10.



Jung Yong Hwa mengantar Seo Joo Hyun sampai pintu depan. Taksi telah menunggu siap mengantar Joo Hyun ke bandara. Setelah bertukar ciuman perpisahan untuk kesekian kali, Joo Hyun naik dan meninggalkan semuanya.

“Apakah liburannya menyenangkan Agasshi???” Sopir taksi di depannya bertanya.

“Ya, mungkin yang terbaik…” Jawabnya sambil memandang ke luar jendela.

Joo Hyun membuka pouch kecilnya dan melihat tiket perjalanannya. Dia merasakan sesak di dada. Dan tanpa sadar mulai menangis. Joo Hyun merasakan kesedihan mendalam karena meninggalkan Yong Hwa.

Ini tangis pertamanya setelah lima belas tahun. Dan karena siapa ia menangis?? Karena Jung Yong Hwa.

Seo Joo Hyun menyadari sepenuhnya, untuk pertama kalinya, dia tidak mau kehilangan Jung Yong Hwa. Dan mungkin perkiraannya benar, Seo Joo Hyun mencintai Jung Yog Hwa.

“Ahjussi, bisa balik ke rumah yang tadi….”

Beberapa saat kemudian.

Seo Joo Hyun menemukan dirinya berlari kembali ke rumah pantai. Dan begitu masuk ke dalam, dia menemukan Yong Hwa sedang menangis di ruang tengah. Joo Hyun berlari ke arah Yong Hwa yang meski bingung dengan fakta bahwa Joo Hyun berada di sana kembali, di rumah YooNa tetapi tetap sigap menangkap dan mengurung Joo Hyun dalam pelukannya.

“Aku akan tinggal disini sampai malam tahun baru.” Joo Hyun memecah keheningan. “Oppa tidak memintaku, tapi Oppa bilang Oppa mencintaiku. Jadi aku akan bersama Oppa di malam tahun baru…” lanjutnya.

“Aku akan bersama anak-anak di malam tahun baru, Hyunnie…” Yong Hwa berbisik di atas kepalanya.

“Sempurna…” Joo Hyun mengeratkan pelukannya.



_o0o_




.EPILOG.



“Yoona imoooo!!!!” Yoo Bin berlari dari lantai atas menuju Yoona yang menanti di bawah tangga. Yoona mengangkat keponakannya dan berputar-putar beberapa kali.

“I miss you little Princess…oohh Yeppodaaa…” katanya sambil mencium hidung Yoo Bin. Kemudian ia menurunkan Yoo Bin kembali ke lantai.

Yoo Bin segera berlari menuju kakaknya yang lebih dulu duduk bersama Jong Hyun. Jong Hyun bercerita tentang sesuatu dan anak-anak kecil itu tertawa.

Jung Yong Hwa kemudian menyetel musik dan mengajak putri-putrinya menari. Yoona dan Joo Hyun menyiapkan kue kue dan minuman di atas meja. Kemudian ikut menari bersama yang lain.

Yoona dan Joo Hyun berpelukan. Bersyukur atas kejutan kebahagiaan tak terduga di akhir tahun. Dua minggu yang mengubah segalanya. Mereka orang-orang dengan jiwa yang baru sekarang. Berbeda dari dua minggu yang lalu. Takdir memang aneh jalannya. Andaikan mereka tidak menjalani pertukaran rumah, entah apa yang terjadi pada mereka sekarang.

Sekarang, mereka adalah jiwa-jiwa yang bahagia, dan dipenuhi cinta.




.END.











Edisi : SJ and Friends _FF OneShoot Basic on Movie_




Penulis : LIKA MUFLIHAH

Editor : SJ

Pic : SJ



LIKA say :
Rasanya nulis FF yang diadaptasi dari film,,?? Susaaahhhh,,,karena imajinasiku mentok di film..  Yang belum liat film nya, semoga tetap memahami apa yang aku tulis,,dan pengen nonton filmnya. Filmnya jauh lebih kaya daripada FF ini,,banyak kata-kata indahnya. Dan diantara pemainnya ada Jude Law,,,dia ganteng bangettt!!! Ceritanya pun London – Los Angelos, jadi emang lebih dramatis perpisahannya,,hehehehe….



SJ say :
First ;; aku akan koment soal FF draft asli dari lika, Over all FFnya bagus dan asli aku cuma menggantinya sedikit saja dan itupun cuman merapikan. Selamat Lika, kemampuan menulisnya tambah keren ajha..hehehe..:)

Second ;; nah bagi teman-teman yang mau ikutan UNDANGAN MENULIS basic Movieku ini, masih bisa ikutan kok. Aku rencana mengupload FF Movie ini tiap pekan. Nah jika peminat yang kirim FF banyak, aku bakal upload jumat dan sabtu tetapi jika hanya sedikit maka uploadnya cuma kalau sabtu ajha. Pekan berikutnya FF yang bakalan upload adalah FF dari Syarah, insyaAllah. FFku sendiri akan menjadi penutup. So guys, ikutan yah kalau sempat.

Last but not least just wanna say Follow me on twitter : @sj_alt



Fighting GoGuMa’s…^^







.SJ.

8 komentar:

  1. Superlike its movie, now this ff c:

    BalasHapus
  2. Anyway, kl menurut ak, kl dr face seohyun lbh cocok yg dr busan, yonghwa jg cocokan yg jd composernya hehe

    BalasHapus
  3. aku pernah nonton film nya tp lupa2 ingat hehee..
    SO far keren , selamat buat Lika yah ^__^ , YongSeo jadi peran apa aja cocok hehee,,
    Aku jg pngen ikutan undngn menulis ff, tp bkin stu aja ga slese2, minta sarannya donk Sj heheeeee ,,
    Ditunggu yah FF OneShoot basic on movie selanjutnya ,, Daebak!!!!!!!

    BalasHapus
  4. Vira : coba yang baru ajha say, si seobb yang polos dikasih peran yang menantang..:D

    febrizz : ditunggu yah FFnya say..

    oh iya Vira juga, onnie tunggu yah neng :D

    BalasHapus
  5. wa......bagooos bgd....
    hmmh....di komen sblumnya blom knalan
    hallo semua....salam kenal sj n salam kenal buat semua ya...

    pengen juga bs nulis ff tp kok ssh bgd kyaknya buat q
    hufh....
    spertinya bnar2 bukan keahlian saya
    hehehehe

    tp pengen nyoba juga si
    smoga kedepannya bs ikut berpartisipasi ikutan undagan menulis ff

    oh ia makasih onn lika dah ngenalin yongseo n ff ni q

    salam semangad buat semua :)

    BalasHapus
  6. suku nomaden :
    aku juga ngrasa gitu lho sebelum mulai nulis,,rasanya ga bisa,,,,tapi berkat dukungan dan dorongan semangat dari teman-teman, terutama SJ, jadi juga deh akhirnya,,,

    vira:
    wah,,bisa juga lho vir dibikin gitu,,,hehehehe,,,,pengen kasih treatment yang beda aja buat YongSeo,,gapapa kan,,?? Tar kalo Seobb jadi artis beneran dia juga harus main berbagai peran biar aktingnya matang,,#lho kok jadi bayangin Seobb jadi aktris #

    BalasHapus
  7. eonni Lika mianhe baru komen skg...

    aku udah ntn filmnya dan sukaaa bgt sm tulisan eonni yg mengalir dan pny khas tersendiri. But, sdkit mengganjal kok adegan Perpisahan Yongseo dan adegan Yoona ngusir Siwon kurang ngena ya? munkin eonni agak terburu2 ?

    tp, aku bnr2 suka dgn gaya bahasa eonni yang daebak bgt.Diksinya nyastraaaaa lho :)
    aku tunggu ff2 eonni lainnya ^^

    BalasHapus
  8. Saya tidak dapat cukup berterima kasih kepada Dr EKPEN TEMPLE kerana telah membantu saya mengembalikan kegembiraan dan ketenangan dalam perkahwinan saya setelah banyak masalah yang hampir menyebabkan perceraian, alhamdulillah saya bermaksud Dr EKPEN TEMPLE pada waktu yang tepat. Hari ini saya dapat mengatakan kepada anda bahawa Dr EKPEN TEMPLE adalah jalan keluar untuk masalah itu dalam perkahwinan dan hubungan anda. Hubungi dia di (ekpentemple@gmail.com)

    BalasHapus