Senin, 12 Desember 2011

Seri SJ & Friends : FOR THE FIRST TIME








.FOR THE FIRST TIME.


SJ Entertainmet Proudly Present :


_Seri SJ and Friends : FF OneShoot Basic on Song_


.FOR THE FIRST TIME.


Lead Cast :

Jung Yong Hwa (CN Blue)
Seo Joo Hyun (SNSD)



BGM : THE SCRIPT – FOR THE FIRST TIME








.1.




(She's all laid up in bed with a broken heart,
While I'm drinking jack all alone in my local bar,
And we don't know how,
How we got in to this mad situation,
Only doing things out of frustration
Trying to make it work but man these times are
hard,
She needs me now but I can't seem to find the
time,
I've got a new job now on the unemployment line,
And we don't know how,
How we got into this mess
is it god's test,
Someone help us 'cause we're doing our best,
Trying to make it work but man these times are
hard
But we're gonna start by
Drinking old cheap bottles of wine,
Sit talking up all night,
Saying things we haven't for a while
A while ya
We're smiling but we're close tears,
Even after all these years,
We just now got the feeling that we're meeting for
the first time…)





Seohyun beranjak dari duduknya mematikan televisi di hadapannya yang nyaris tidak ditonton sama sekali. Benda persegi itu menayangkan seorang perempuan pirang yang tampak cerdas sedang membacakan berita tentang resesi ekonomi yang tengah melanda belahan bumi barat.

Berita ini benar-benar bukanlah hal yang ingin ditontonnya sekarang. Dengan gontai, kemudian ia melangkahkan kedua kakinya ke dapur apartemennya yang kecil. Memutar keran dan menadahkan airnya ke dalam gelas lalu meminum setengah isinya.

Seohyun tinggal bersama kekasihnya, Yonghwa, di sebuah apartemen di sudut kota New York, Amerika Serikat. Apartemen ini sebenarnya disewa dan dihuni oleh Yonghwa sebelum Seohyun akhirnya tinggal juga di sana setelah hubungan mereka telah berjalan delapan bulan.

Seohyun sendiri pernah tinggal di Busan, Korea Selatan sewaktu kecil. Sebelum sang Ayah menikahi seorang wanita asal Amerika dua puluh lima tahun lalu, tiga tahun setelah ibu kandung Seohyun meninggal karena kecelakaan lalu lintas. Kemudian mereka pindah ke Ohio, tempat asal ibu barunya, Seohyun yang saat itu baru berumur 3 tahun pun ikut. Ia mendapatkan seorang adik perempuan dari pernikahan orang tuanya itu.

Ayahnya sudah meninggal satu tahun lalu karena kanker paru-paru. Seohyun kemudian memilih tinggal di luar kota, dua bulan sejak kematian ayahnya, bukan karena hubungan dengan ibu dan adiknya tidak baik, bahkan mereka sangat sayang padanya, tetapi Ia memutuskan pindah untuk mengeksplorasi dunianya sekaligus keluar dari kenangan akan ayahya yang semasa hidup sangat dekat dengan Seohyun. Dan di sinilah ia sekarang, New York.

Ia berhasil mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan kuliah di Institute of Culinary Education Of New York, setelah dua tahun pernah bekerja di sebuah restoran Cina di Ohio. Sedangkan Yonghwa, ia memang sejak lahir tinggal di Amerika. Kedua orang tuanya bermigrasi ke Amerika saat baru beberapa bulan menikah dan menetap di New Hampshire. Namun, Yonghwa memilih berjuang dengan kejamnya kota tersibuk di dunia, New York. Mencari pekerjaan di kota itu selepas kuliah di kampung halaman. Ia kemudian bekerja sebagai staf marketing di sebuah perusahaan properti perumahan, The Era Property of New York. Setidaknya empat bulan lalu, sebelum ia akhirnya diberhentikan karena terpaan resesi global yang membuat perusahaan itu terpaksa melakukan reduksi pekerja besar-besaran.

Dan hal inilah yang secara tidak langsung selalu menjadi alasan mendasar pertengkaran Yonghwa dan Seohyun beberapa minggu belakangan ini.

Seohyun meletakkan gelas yang tadi digunakannya untuk minum di atas meja makan kayu yang hanya cukup dipakai makan berdua. Seohyun kemudian duduk di salah satu kursi besi yang sebenarnya kursi lipat yang dialihfungsikan Yonghwa menjadi kursi makan. Tetap dipeganginya dengan kuat gelas itu di kedua tangannya, berharap gelas itu akan pecah seketika menumpahkan sisa air yang tinggal setengah seperti air mata Seohyun yang mulai tumpah ke pipinya yang halus tanpa cela.

Teringat percakapannya dengan Yonghwa dua jam lalu. Sebelum ia pergi entah kemana. Seohyun berniat untuk menunggunya pulang, selarut apapun.



**



(DUA JAM YANG LALU)



Seohyun menatap Yonghwa yang sedang mengunyah perlahan roti isi yang dibuat Seohyun untuk kekasihnya itu sebagai makan malamnya, atau tepatnya sarapannya yang amat sangat terlambat.

Yonghwa memang sering tidak mau makan belakangan ini. Dengan alasan bahwa ia akan
menghabiskan uang beasiswa Seohyun jika ia terus saja makan tanpa dapat memberikan uang sepeser pun. Yonghwa memang mendapatkan pesangon dari tempatnya ia dulu bekerja tapi itu terlampau pas-pasan untuk menghidupi mereka beberapa bulan terakhir ini dimana harga kebutuhan malah melambung tanpa ada satupun dari mereka yang bekerja.

Seohyun memang mendapatkan sedikit uang lebih dari beasiswanya tapi jumlahnya memang tidak dapat mencukupi kebutuhan mereka berdua.

"Aku akan membeli koran lagi besok…." ujar Yonghwa tiba-tiba di antara kegiatan mengunyah rotinya. "Kolom lowongan kerja di koran tiga hari lalu sama sekali tidak membantu. Kolom itu rasanya semakin berkurang saja tiap hari. Angka pekerja yang dibutuhkan juga makin berkurang. Bahkan untuk mencari kerja paruh waktu saja sungguh sulit…." lanjutnya tanpa jeda. "Uang kita terus menipis dan uang sewa apartemen ini justru malah naik. Ke mana hati nurani Gustavo itu? Dan aku hanya bisa mengandalkan koran sialan itu untuk mendapatkan uang. Damn, how stupid I am!!!" Nada bicara Yonghwa meninggi seiring dengan emosinya. Bahkan sampai menjelekkan Gustavo, sang pemilik gedung apartemen.

"Please don't take it hard, Baby…." Seohyun berusaha mengatakannya selembut mungkin untuk menenangkan kegelisahan Yonghwa yang dirasakannya. Ia tidak lagi menawarkan uangnya yang pasti akan berujung pada pertengkaran.

Seohyun meletakkan kedua tangannya di pipi Yonghwa. "Setidaknya tidak semuanya hilang dari kita. I will always be here. And I know you always will do the same…." Seohyun tersenyum tipis lalu mencium bibir Yonghwa sekejap. Ciuman yang ia harap dapat menenangkan Yonghwa. Yonghwa hanya membalas ciuman itu sekenanya. Ia bahkan tiba-tiba bangkit dari duduknya.

"I need to go. I can stand to see my angel right now. Aku sedang tidak ingin melihatnya memikirkanku….it’s a sucks…" Batin Yonghwa sambil beranjak dari ruangan itu lalu mengambil jaket yang tergantung di dinding ruang tengah.

"Don't wait. Seem I'll come back late…" Yonghwa kemudian segera membuka pintu depan dan keluar. Meninggalkan SeoHyun yang terpaku di tempatnya.



**


Tanpa sepengetahuan Seo Hyun. Malam itu, Yonghwa sebenarnya tidak pergi terlalu jauh. Ia hanya berjalan kaki beberapa blok dan masuk ke Mary Jane's, bar kecil yang selalu dapat bertahan walaupun pengunjungnya tidak pernah terlihat terlalu ramai olehnya. Ia hanya pernah beberapa kali mampir ke bar ini. Tapi ia cukup mengenal Jane, si pemilik bar yang juga tinggal di apartemen Gustavo.

Yonghwa sudah minum satu gelas Jack Daniel's yang dipesannya. Dalam pengaruh alkohol, ia berusaha mencerna kenapa masalah ini sangat membuatnya frustasi. Dan ia sangat menyadari bahwa ini memang karena sikapnya sendiri sehingga Seohyun harus terkena imbasnya.

"How can you handle this business in this situation, Jane?". Yonghwa yang duduk di depan meja bar tiba-tiba bertanya pada Jane yang sedang menyiapkan minuman untuk seorang pria paruh baya di sebelahnya.

"It's a God's test, Young Man. Someone will help us cause we're doing our best. That someone is you. And so my other guests. Berusaha memberi yang terbaik agar kalian bisa kembali ke sini lagi…." Jane menjawab pertanyaannya sambil menyerahkan gelas pesanan ke orang di sebelahnya.

Jane menghampiri Yonghwa, menepuk pundaknya, lalu tersenyum. Yonghwa kemudian membalas senyuman perempuan yang usianya sekitar akhir 40 tahunan itu. Tak sengaja ia melihat ada sebuah gitar di sana di bawah rak minuman, yang tadi terhalang tubuh Jane yang agak besar.

"May I?", tanyanya pada Jane sambil menggedikkan dagunya ke arah gitar itu, memberi isyarat.

"Sure..." Jane segeta menyerahkan gitar akustik itu melewati meja bar kepada Yonghwa. Jane terkadang memakai gitar itu untuk menghibur pengunjungnya jika ia.sedang tidak kerepotan.

Yonghwa berjalan menuju panggung kecil di bar itu. Duduk di kursi satu-satunya yang ada di sana. Sambil menyetem gitarnya ia mengenang kembali masa-masa sekolahnya saat ia menjadi vokalis di bandnya saat itu. Selesai disetemnya gitar itu kemudian ia membetulkan letak mikrofon di depannya.

“This song is for my beautiful angel…” Terbayang wajah Seohyun saat ia mengucapkannya, wajah yang sedang menangis.



She's all laid up in bed with a broken heart,
While I'm drinking jack all alone in my local bar,
And we don't know how,
How we got in to this mad situation,
Only doing things out of frustration
Trying to make it work but man these times are
hard,
She needs me now but I can't seem to find the
time,
I've got a new job now on the unemployment line,
And we don't know how,
How we got into this mess
is it god's test,
Someone help us 'cause we're doing our best,
Trying to make it work but man these times are
hard
But we're gonna start by
Drinking old cheap bottles of wine,
Sit talking up all night,
Saying things we haven't for a while
A while ya
We're smiling but we're close tears,
Even after all these years,
We just now got the feeling that we're meeting for
the first time

She's in line at the DOLE*
With her head held high (high)
While I just lost my job but
Didn't lose my pride
But we both know how,
How we're gonna make it work when it hurts,
When you pick yourself up,
You get kicked to the dirt,
Trying to make it work but,
Man these times are hard,

Oh these times are hard,
Yeah they're making us crazy
Don't give up on me baby..



Tepuk tangan dan sorakan riuh rendah memenuhi bar begitu ia selesai menyanyikan lagu For The Firs Time milik The Script. Tapi ia serasa tidak mendengar suara-suara itu di sekelilingnya. Ia seperti tersadar dan ingin cepat pulang untuk meminta maaf pada Hyun-nya. Rasa yang begitu kuat sampai
dadanya terasa sesak.

Ia menyandarkan gitarJane di kursi saat Jane tiba-tiba menghampirinya dan mengatakan hal yang menurutnya cukup luar biasa malam itu.

“Could you spare your time to perform here? At least three times a week. I'll pay for it…” tanyanya tanpa basa-basi.

Yonghwa seketika menatap wajah Jane dan ia tampak sedang tidak bercanda. “Sebagai salah satu cara untuk memberi pelangganku yang terbaik….” lanjut perempuan itu.

“Deal!!!” tandas Yonghwa segera. “Can we start it tomorrow? I really need to meet someone right now…” katanya sebelum Jane dapat berkata lagi.

“My angel…” lanjutnya dalam hati.



***




.2.




(She's in line at the DOLE*
With her head held high (high)
While I just lost my job but
Didn't lose my pride
But we both know how,
How we're gonna make it work when it hurts,
When you pick yourself up,
You get kicked to the dirt,
Trying to make it work but,
Man these times are hard,

Oh these times are hard,
Yeah they're making us crazy
Don't give up on me baby..)




Yonghwa berjalan dengan cepat menuju apartemennya. Nyaris berlari. Sambil membawa sebotol wine yang baru dibelinya dari Jane dengan harga diskon.

Segera dibukanya pintu apartemennya begitu ia sampai di sana. Langsung dicarinya Seohyun di ruangan itu saat Yonghwa menemukannya sedang menangis di ruang makan.

"Oh my! I'm sorry....” Serta merta Yonghwa memeluk perempuan yang sangat dicintainya itu dengan erat.

“This is my fault. Aku tidak akan membuatmu menangis lagi, Hyun.. Keep my promise…” Yonghwa sangat menyesali sikapnya yang telah membuat Seohyun bersedih.

Seohyun terisak semakin keras tapi kali ini bukan karena sedih. Ia merasa lega sampai dadanya terasa ingin meledak. Seohyun bersyukur ia telah bertemu Yonghwa di negeri yang jauh dari tempat asalnya, orang yang ia sadari adalah belahan jiwanya.



**


Dalam lampu yang temaram, Seohyun dan Yonghwa duduk berdampingan di sofa. Yonghwa melingkarkan lengannya ke pundak Seohyun yang membuat kekasihnya itu semakin rapat ke dadanya. Ia sudah menceritakan Seohyun kabar baik yang baru saja dialaminya.

Malam itu, mereka hanya saling bicara dan bercerita, ditemani sebotol wine murahan, menambah rasa hangat kedua insan ini. Mereka mengobrol sepanjang malam, membicarakan hal-hal yang belum pernah mereka utarakan sebelumnya, bahkan hal sepele sekalipun, seperti belum mengenal satu sama lain.

Kadang keduanya saling tersenyum dan tertawa. Bahagia di atas situasi tak menyenangkan yang tengah mereka hadapi. Setelah apa yang terjadi malam ini dan malam-malam sebelumnya, mereka merasakan hal yang sama, saat keduanya baru pertama kali berjumpa di stasiun, mencoba saling mengenal, dan langsung jatuh cinta.

"Please, don't give up on me, Hyun..", Yonghwa berbisik.

"I won't…” Seohyun menjawabnya dengan cepat.

"Saranghaeyo...", Yonghwa mengucapkannya lamat-lamat seraya mencium bibir Hyun dengan lembut.

“Na doo…Sarang heyo.…”



**





.EPILOGUE.



Tiga puluh lima tahun kemudian..





Yonghwa membenarkan letak kerah kemeja Seohyun yang baru dipakaikannya ke tubuh istrinya itu setelah membantu mengelap tubuhnya. Penyakit rematik Seohyun yang kambuh membuatnya harus berbaring di tempat tidur dan tidak kuasa menahan hawa dingin untuk mandi pagi hari itu.

“Padahal aku ingin sekali mengajak Min Ra piknik ke taman…” Seohyun merajuk.

“Lain kali saja ke tamannya. Hanya kita berdua. Dan kali ini biarkan aku yang membuat bekalnya…” Yonghwa menghibur Seohyun karena ia terpaksa batal mengajak cucu semata wayang mereka berjalan-jalan.

Seoul menjadi tempat tinggal mereka sekarang. Seohyun diminta untuk menjadi asisten koki di Sheraton Hotel Korea begitu ia lulus kuliah di NYC. Yonghwa pun akhirnya melepas pekerjaannya saat itu demi Seohyun,sebagai penyanyi tetap di Mary Jane's sekaligus merangkap sebagai Marketing Manager untuk kemudian berhasil membuat bar kecil itu membuka dua cabang lagi.

Yonghwa mengajak pula kedua orang tuanya untuk pulang ke Korea.

Di Seoul, mereka membuka sebuah restoran Korean Western Food yang kemudian berhasil dikembangkan dengan membuka franchise di berbagai daerah.


“Halmeoniiiiii.....” Tiba-tiba terdengar teriakan dari orang yang sudah mereka tunggu-tunggu. Jung Min ra menerobos ke kamar kakek neneknya dan langsung memeluk Seohyun. "Cepat sembuh, Halmeoni..”
bisiknya.

Tak lama, Sungmin, ayah dari gadis kecil ini sekaligus anak satu-satunya keluarga Jung ikut masuk ke dalam kamar bersama Hyoyeon, istrinya.

“Anak ini sangat khawatir dengan keadaan Amma…” ujar Sungmin. "Sampai-sampai ia minta dibelikan jam tangan supaya ia bisa selalu melihat jamnya dan terlihat benar-benar sedang khawatir.."

Gelak tawa segera membahana di antara mereka. Seohyun sangat bahagia, sakit di tubuhnya menjadi tidak terasa. Yonghwa menepati janjinya, ia tidak pernah membuatnya menangis lagi sejak malam itu, kecuali menangis karena bahagia.







.END.












Edisi : SJ and Friends _FF OneShoot Basic on Song_



Penulis : VIRA SARDIKA

Editor : SJ

Pic : JULI AGASHI







VIRA say :

Sebelumnya, thanks to onnie SJ yg selalu ngasih semangat buat nulis,
thx jg buat The Script yg selalu bisa bikin lirik keren..

Maaf klo cerita yg aku bikin ini ceritanya agak beda sama yg biasa ada
di sjland..

Maaf jg ceritanya cuma sedikit.. Masih perlu byk latihan kayanya hehe

Gomawo buat para gogumas yg udah mau baca yaa.. Fighting!







SJ say :

(Again) sejujur-jujurnya, naskah FF yang sekarang kalian baca ini adalah murni FF yang dikirim Vira ke Aku. Wooowww, I love it, tadinya ketika membacanya sekilas di email, aku berpikir ini perlu penambahan karena terlalu singkat. Tetapi ketika telah mengcopynya ke word dan membacanya kembali dengan teliti (bersiap mengeditnya maksudnya) aku menemukan, aku jatuh cinta pada FF ini, dan merasa sayang jika harus merubahnya. Aku seperti membaca fiksi terjemahan dari penulis luar. Plot yang singkat, padat tapi feelnya kuat. Jadi aku tetap menayangkan versi aslinya, Cuma menambah sedikit ornament saja. Seni itu berbicara tentang kualitas bukan kuantitas, even FF ini singkat but seriously ini indah, I love it and I hope you like it too guys. :D


So tetap Koment yah guys, FIGHTING :D










.LUV SJ.

16 komentar:

  1. selamat bwt Vira....wlwpun FFnya singkat,tapi maksud/inti dari ceritanya bisa dengan mudah dipahami^^

    alasan kenapa manusia dipasang2kan adalah utk mendapatkan ketenangn jiwa,kl dah nikah tuh adeeeeem *pamer dikit hehehehe...^///^

    harapannya uri Yongseo bs seperti di cerita ini #minus reumatik tentunya
    hidup rukun,bersama sampe kakek nenek....amiiiin

    FIGHTING GOGUMA FAMILY!!!!!

    BalasHapus
  2. Makasih teh euis... Iya ni pingin deh dpt partner idup yg bikin ademmmm...

    he eh2.. Mudah2an mrk bisa saling melengkapi, aminnnnnn

    BalasHapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  4. selamat buat Vira yah , FF nya keren , walopun singkat tp feel nya dapet bgt..
    Berharap YongSeo emg dtakdirkan berjodoh amiiiiinn..
    Goguma family semuanya berbakat^^.. daebak!!!!

    BalasHapus
  5. Baru kali ini bca FF Yongseo yg hidupnya serba kekurangan gini(LOL) Feelnya terasa bgt...kesannya pas bca jdi larut dlm inti ceritanya...sediih banget...tp pas liat semangat mrk dan cinta mrk berdua yg besar....akhirnyaa mereka hidup bahagiaaa :D
    To Vira Sardika: I loveee thisss unn...aku tunggu karya2 unnie selanjutnyaa yaah :D Hwaitiing~!

    YongSeo is REALLLLL~!!!! AMIIIINNNNN :D

    BalasHapus
  6. Aaakh kurang panjang nih! Enak2 baca udah tiba2 udah epilog aja!Pengennya masih mesra2an dulu baru epilog gitu... hehehe.
    Kenapa ada rematik nyelip sih? sumpah ngakak pas bacanya. (Abis ni genre kan romantis)

    To Vira : udah bagus alur ceritanya, sangat mengena banget. Ditunggu tulisan2mu yang lain ya...

    To Sj : Gak bisa ngomong apa2 lagi. Hanya terimakasih banyak. N ditunggu AODnya

    BalasHapus
  7. Selamat untuk Vira untuk FFnya.Vira FFnya bagus bgt.ga sangka bu dokter satu ini jago nulis FF juga. ayo Vir sering2 nulis terutama ttg Yongseo.

    Yongseo fans tambah banyak, penulis FF Yongseo jg makin byk.

    BalasHapus
  8. waw makasi semua.. Serius, kl bkn krn the script, ga bakal bisa kaya gini kok. Apalagi krn dibantu sj jg..
    Mgkn bisa pd ikutan undangan onnie sj biar makin byk penulis di gochun c:

    BalasHapus
  9. kayanya saya bakal ngfans sama dua orang nih..
    sama the script dan vira sardika..nice story..^^

    BalasHapus
  10. all : tengkyu, tengkyu yah udah koment...*ketjupsatusatu* hehheh...:D

    BalasHapus
  11. kereen..
    klo ngbca FF basic on song, kta bsa ngbayngin stiap alur crita'y. tpi klo ff basic on movie kyak'y sush untk ngbaygin pke versi kita sndiri krna stiap alur'y dah bsa ketbak. palgi klo film'y dah pernah dtonton.*ini mnurut aq ja loh..* ^^

    BalasHapus
  12. virraaaaaa,,,*peluk*,,bagusss,,,,,bener kata SJ,,berasa baca terjemahan fiksi luar,,keren ihhh,,,dan bikin fiksi terinspirasi lagu belum pernah kebayang,,,kisah sesimple lagu, jadi sepanjang fiksi,,,,

    aku ga update lagu,,dan aku g tau The Script,,tapi lagunya dalem gitu,,menangkap fenomena sosial yang lagi ada dimana2,,,

    BalasHapus
  13. Iya.. Krn lagunya bagus jdnya lbh gampang deskripsinya hehe
    Sometimes you gonna feel love in the hardest time.. So jadilah plotnya kaya gini
    *peluk balik*

    BalasHapus
  14. eonni SJ n eonni Vira,, maaf ru komen.. hehehe

    mm,, sbner'y bngung jg mw komen apa.. hehehe
    gogumas kreativ2 c,, jd apa pun jd bagus !!!
    cm kurang panjang aja dech eonn,,
    aq c cm bisa b'khayal YongSeo b'akhir sprti d-kisah ini.. sampai mereka tua tetap selama'ya !!! :)
    tp lucu jg klo sungmin oppa jd anak'ya YongSeo,, hehehe...

    BalasHapus
  15. entah kenapa ya perasaan aku terbawa banget sama FF ini
    FIGHTING VIRA!
    terus berkarya
    untuk SJ eonnie, saranghaeyo
    rasanya nyaman banget berkutat di blog ini, walau cuma berinteraksi via komentar tapi nyaman banget <3

    BalasHapus