Sabtu, 31 Desember 2011

.SNAPSHOOT : YONGSEO 2.

.SNAPSHOOT ; E-DIARY HYUN.






_Part 2 : 2+2=5_






Anneyong Haseyo…^^


Guys, it’s me again, SeoHyun.








Ahhh, first aku mau mengucapkan “Happy New Year 2012”. May God Bless us. And this is first day in 2012, aku berharap kalian menjaga kesehatan kalian di tahun yang baru ini. Dan sepanjang tahun tentunya.

Oh iya, di ceritaku sebelumnya adalah aku berharap bisa melewatkan natal dan tahun baru bersama kekasihku , Jung Yong Hwa, tetapi semua hanya tinggal harapan, kami tidak bisa bersama.

Kalian juga ikut sedih? hehehhe..Jangan.

Even tidak melewatkannya tepat di hari Natal dan Tahun baru bersama, kami tetap melewatkan waktu bersama kok. Resiko jadi public figure itu gini, ketika semua orang berlibur kami justru harus ada di situ dan menghiburnya, jadi jangan berharap bisa liburan di hari-hari besar karena that’s imposibble. Like this New Year eve, i must working. Aku bersama onnie-onnieku harus mengisi acara KouHaku di Jepang dan dia mengisi acara di MBC Gayo Korea Selatan.






Tetapi meski tidak bisa bersamanya melewatkan pergantian Tahun ini, aku tidak merasa sedih karena 2 hari sebelum aku berangkat ke Jepang, kebersamaan kami sudah sangat cukup bagiku, bahkan lebih dari cukup. Ehhmmm…^^

Orang bijak selalu mengatakan, bukan kuantitas yang penting tetapi kualitas. Aku sepakat dengan Quote itu. Semenjak aku berpacaran dengannya, intensitas pertemuan kami bisa di bilang terlalu sedikit tetapi kualitas dari pertemuan itu selalu mampu membuatku tersenyum-senyum sendiri mengenangnya. Call me Crazy but ketika aku membayangkan apa yang kami lakukan jika kami menghabiskan waktu bersama, I always find my fun and my happiness. Dia selalu mampu membuatku melayang hanya dengan memikirkan apa yang kami lakukan jika kami bertemu.

“You’re glowing, do you know that?”

Itu adalah ucapan favorit yang selalu di lontarkan Onnie-onnieku padaku. Meski mereka bergantian mengatakannya padaku.

Am I Glowing?? I don’t know for sure, orang lainlah yang menilainya. Tetapi satu yang pasti aku tahu, aku bahagia. Bahagia memiliki dia.

Baiklah..baiklah..aku tahu kalian juga penasaran ingin mendengar ceritaku 2 hari ini, nah mumpung sekarang aku sedang bahagia, aku akan membagi kebahagiaan itu dengan kalian.



Dua hari yang lalu, tepatnya ketika kami mengisi acara SBS Gayo, setelah acara selesai, dan yang kusesalkan adalah aku tidak bisa bertemu dan mengobrol di backstage seperti biasanya dengannya karena kesehatanku juga tidak terlalu bagus dan aku di haruskan segera pulang ke dorm untuk memulihkan kondisi, begitupun dengannya. Di atas van SNSD, ketika onnie-onnieku asyik bercanda satu sama lain, tiba-tiba HPku bergetar.




Aku melihat layar LCD iPhoneku dan membaca pesan yang dikirimkan olehnya.

“Ah, andai kamu tahu oppa. Bagaimanalah aku bisa konsentrasi menari seperti itu jika ada kau di sana..” Aku membatin pelan. Coba, aku mau meminta pendapat kalian, jika kalian di haruskan menari dengan pose eksotis di depan kekasih kalian dengan another namja? Bagaimana perasaan kalian? Terlebih jika kalian sadar kalau kekasihmu itu pasti tidak akan melewatkan sedetikpun dari menatapmu? Sama denganku kan? My feeling so weird. Malu but di sisi yang lain senang di perhatikan olehnya, ahhhh…jashiik…^^

Makanya aku kemudian membalas pesannya singkat.




Tetapi setelah mengirim pesan itu, aku kemudian beburu mengirim pesan tambahan dan nyegir kemudian.




“Kamu ini kelihatan aneh tahu tidak?…Pasti sedang smsan sama Yong Soebang…” Ini ucapan Hyo onnie yang duduk di sisiku di atas van.

Aku hanya tersenyum menanggapinya. Kalian berharap aku seperti apa? Ketika menerima pesan-pesan hangat dan kalian tahu dikirim penuh cinta, apa yang kalian bisa lakukan selain tersenyum. dan kembali senyum tergelar di bibirku dan hatiku ikut menghangat ketika pesan berikutnya masuk di iPhoneku. (tetapi ralat) senyumku segera berganti dengan wajah cemberut membaca kata-kata terakhir di pesannya, aissshhhh jashiikkkk…>,<




Aku tahu, dia pasti menulis pesan seperti ini untuk membuatku cemburu. Dia selalu senang melakukan hal-hal seperti ini, meski pada akhirnya dia mengakui kalau dia tidak yakin bisa berhasil membuatku cemburu dengan apa yang dia lakukan itu.

“Aku tahu kamu tidak akan cemburu, karena bagimu ini hanyalah sebuah pekerjaan di dunia entertainment…andai aku bisa sepertimu, bersikap biasa saja saat kau harus bekerja dengan namja lain, tapi itu sangat sulit….liat saja waktu aku dan anak-anak masuk van setelah acara selesai, dongsaengku meledek kalau wajahku kusut bukan karena sakit tapi karena tahu buinnya akan menari cukup seksi dengan namja lain…” ini ucapannya ketika kami bertemu keesokan harinya dan menghabiskan waktu bersama. ehmm..dia memelukku pas mengucapkan kalimat ini, hehhehe…^^

Tapi dia salah, dia benar-benar salah. Aku bukannya tidak cemburu, aku cemburu melihat Yubin Onnie memegangi dan menggerayangi pundaknya.





Aku cemburu melihatnya di kelilingi 5 orang wanita yang lebih dewasa dariku, lebih seksi, aku cemburu. Tetapi aku berpikir apa untungnya jika aku cemburu, itu hanya membuatku bersedih dan sakit hati. Dan yang paling penting aku yakin pada cintanya, aku yakin padanya.

Dan keyakinanku memang tidak salah, pesan berikutnya yang masuk di iPhoneku yang menjadi buktinya





Dan entah mengapa setelah membaca pesannya, sejumput kesedihan terselip di dadaku. Ahh…Seandainya aku bisa berada di sana. Call me crazy tetapi sungguh saat itu terbesit keinginan di pikiranku untuk mengendap-ngendap keluar dari dormku menuju ke apartemennya. Tapi itu jelas tidak mungkin.

And guess apa yang justru pada akhirnya aku lakukan? aku membalas pesannya dengan wejangan untuk minum obat dan ucapan selamat malam, setelah itu aku membersihkan diri lalu beranjak tidur sambil mendengarkan lagu-lagu meditasi. Tapi malam itu aku tidak dapat semudah itu untuk jatuh terlelap walaupun otot-ototku sudah berdenyut kelelahan.

My feeling so gloomy. Kekasihku sedang terbaring sakit dan membutuhkan kehadiranku tetapi tak ada yang dapat aku lakukan untuknya, tepatnya kondisi kami tidak memungkinkan untuk saling menyemangati.




Kalian tahu apa yang mencegahku bertindak impulsive dengan mendatangi dormnya? Adalah sebuah surat elektronik dikirim ke akun manager SNSD yang jelas-jelas ditujukan untukku dua bulan yang lalu. Hanya beberapa jam setelah aku berbicara tidak lebih dari setengah menit dengannya di konser kebudayaan di Beijing. Surel itu memintaku dengan nada kasar dan mengancam agar tidak lagi berinteraksi dengan Yonghwa. Memang sepertinya hanya satu orang yang sama yang menulisnya berkali-kali tapi itu cukup untuk memberiku peringatan bahwa aku telah bertindak terlalu berani.

Aku ingat saat itu, Keesokan paginya aku segera mengirim pesan teks untuk meminta maaf padanya karena mulai saat itu aku akan mengendalikan diriku dan tidak akan menegurnya lagi di depan publik. Dan dia as usual langsung menjadi gusar. Dibuktikannya dengan segera berlari mengejar diri aku yang sudah berada di VVIP departure hall, tetapi kami tidak bertemu. Dan aku juga mengetahui tindakannya berlari di bandara belakangan setelah aku menjelajahi internet.

“Ah, how come I ignore that sweet guy…” batinku.

Aku bersedih, benar-benar sedih, meski ketika mengetahui aku sedih, diapun kemudian sepakat akan menjaga jarak denganku di depan publik, berusaha membatasi dirinya agar tak tergoda memandangiku jika berada di dalam satu acara.

“Aku akan melakukannya bukan karena mengikuti perintah fans “pshyco” itu tetapi karena aku menyayangimu dan tidak ingin melihat seseorangpun menyakiti dan membuatmu bersedih…”

Aku tersenyum mendengar kalimat sayangnya itu.





Hanya dengan membayangkan rasa sayangnya yang besar padaku, akhirnya aku bisa jatuh tertidur malam itu.

Hari berikutnya, Aku baru saja selesai latihan bersama unnie-unnie untuk KBS Gayo Daejun malam nanti, ketika aku mengecek ponsel dan mendapatkan satu pesan darinya.




Ommo..ommo.. apa lagi yang sedang di rencanakannya. Aku segera membalasnya dan secara tidak sadar memonyongkan bibir seperti jika dia sedang berada di hadapanku.






Tapi alih-alih membalas pesanku dengan menjawab pertanyaanku, seperti biasa dia justru bersikap “choding”, hanya membalasnya singkat dan tidak nyambung dengan inti persoalan.





Aku benar-benar penasaran. Apa yang akan dia lakukan? Selama ini dia selalu bertindak berani jika itu menyangkut hubungan kami. Dia tidak pernah mengingkari perasaannya yang sesungguhnya, dan itu yang membuatku semakin mencintainya, meski setelahnya aku akan menasehatinya panjang lebar untuk tidak terlalu berani.

Karena penasaran, aku memutuskan menemuinya di backstage sebelum seluruh artis naik ke panggung untuk memulai acara.

“Oppa, apa yang akan kau lakukan? Jangan lakukan hal yang memancing fans jadi marah…” aku sengaja merengek agar dia mau memenuhi permintaannku dan tanpa aku sadari lubang hidungku sedikit mengembang saat mengatakannya. Ini tidak bisa aku hindari, hal yang selalu terjadi jika aku sedang khawatir, kesal, atau fokus terhadap sesuatu.

“Haa.. Lubang hidungmu.. Aku rindu melihatnya, Hyuu~n…”

“Ahhh…chaammm…” aku memukulnya, karena alih-alih menjawabku, dia malah kembali bersikap choding, meledek hidungku.

“Jangan terlalu khawatir, Aku tidak akan melakukan hal yang berlebihan...” Yonghwa memajukan wajahnya lebih dekat ke wajahku.

“Oppa…” aku berbisik lirih, mencegahnya agar tidak menciumku di sini. Meski dongsaeng-dongsaengnya pura-pura tidak memperhatikan kami tetap saja akan memalukan jika dia menciumku disini.

Dan entah mengapa, dia justru juga terlihat salah tingkah, dan tanpa sadar dia merapikan ujung poninya, aku tahu itu adalah kebiasaannya kalau dia sedang gugup.

“Apakah aku sudah mengatakan kepadamu, you look so beautiful baby Hyunnie…oh my Goddess…”

Aku hanya tersenyum senang dipuji seperti itu olehnya.

“Baiklah, acara sudah mau dimulai.. aku ke tempat Onnie-onnieku…”

Dan tanpa bisa kucegah, keinginanku begitu kuat, aku mencium pipinya lalu berbalik pergi secepatnya. Aku masih bisa mendengar dongsaeng-dongsaengnya tertawa di belakang sana.

Acara pun dimulai, seluruh artis diminta berdiri sesuai grupnya masing-masing berdasarkan urutan tinggi badan. Maka tentu saja dia berdiri paling depan sementara Jungshin di belakang. Dan aku tidak tahu siapa yang membuat pengaturan seperti ini, tetapi jujur aku suka, seperti yang sudah-sudah, SNSD akan selalu berdekatan dengan CN Blue.

Kalau kata onnie-onnieku : “Ini karena kami tahu kalau kalian akan sangat menginginkan pengaturan seperti ini, makanya kami bersatu mengatur agar pengaturannya seperti ini.”

Hahhaha…aku tahu mereka hanya bercanda dan ingin menggodaku saja. Tetapi memang hubungan kami sudah di ketahui oleh onnie-onnie dan Oppa-oppaku di SM Entertainment dan begitupun juga dengan FNC Family. Yong Oppapun akrab dengan Onnie-onnieku dan Oppa-oppa di SUJU dan mereka bahkan sering bersenda gurau di belakang panggung. Tetapi jangan harap hal itu akan banyak terjadi di atas panggung. That’s the rule.




Aku berdiri tepat di sebelah Jungshin dan terpaku memandanginya dari belakang memikirkan apa yang akan dilakukannya nanti dan tak sadar banyak kamera yang selalu siap sedia mengamati gerakan kami.

“Semoga bukan sesuatu yang dapat menimbulkan fan war...” doaku dalam hati.

Selama acara, seluruh artis yang sedang tidak sedang tampil diminta untuk duduk di depan panggung. Aku dan Onnie-onnieku duduk di depan anak-anak CN Blue berusaha menutupi keresahanku dengan menari mengikuti irama lagu yang sedang ditampilkan.

Hyoyeon onnie yang duduk di sebelahku sepertinya sadar kalau sikapku agak berbeda. “Kau sedang senang tampaknya?” Ucapnya sambill tertawa melihat tingkahku. “Apa karena dua malam ini kamu selalu bertemu dengannya, ya?”

“Ahaha, benarkah?” Aku tertawa berusaha menutupi keterkejutanku ketika sikapku disadari oleh onnieku itu.

“Tiba-tiba aku gugup, Hyo onnie…”

Dan rasa gugupku ternyata tidak salah, ketika di atas sana YongHwaku beserta dongsaengnya tampil di special stage KBS Gayo. Jujur aku hampir mati berdiri di tempatku, apa yang membuatku terkejut adalah kemeja yang di pakainya.




Kemeja yang dipakai YongHWaku itu adalah kemeja yang dibelinya di Tokyo sebulan lalu. YongHwa sengaja membeli dua buah kemeja coklat muda dengan cetakan kutipan lirik Radiohead yang berjudul 2+2=5, untuk dirinya dan untukku, walaupun ia tahu itu kemeja pria tapi ia yakin Aku pasti akan menyukai pilihannya. Dan ia benar, aku suka kemeja itu.

Aku bahkan sudah memakainya lebih dulu di depan publik, di acara fansign J.Estina dan waktu syuting untuk acara “SNSD and Dangerous Boys”. Dan sekarang gilirannya, di depanku bahkan disiarkan di saluran TV internasional, di penghujung tahun.

Astaga..astaga…apa yang ada di dalam pikiran kekasihku itu…

Dia mestinya sadar, dengan memakai kemeja itu setidaknya hal itu akan membuat pengakuan secara tak langsung bahwa Aku adalah miliknya. Meski tidak menyakitkan hati groupiesnya, karena mereka mungkin akan berpikir ini dari sponsor atau kebetulan semata.

Tapi aku tetap yakin, bahwa sebagian orang akan berpikir ada suatu hubungan antara dia dan aku yang tak dapat diungkapkan secara gamblang.

Tetapi yang paling lucu, meski terkejut setengah mati, aku tidak dapat menyangkal kalau aku senang, sangat senang dan tanpa bisa kucegah aku tertawa.

“Ahahaha.. My Yong chodding oppa..”

Selama hampir setengah hari aku takut terjadi sesuatu ternyata “hanya” ini kejutannya. Harus kuakui, idenya yang cukup brilian. Yonghwaku selalu berhasil mengambil hatinya dengan caranya yang tak terduga, sama seperti saat kami di Jepang, dia sempat mengagetkanku di wal ketika hanya memberi satu goguma buatku dan ternyata itu hanya bagian dari gombalannya dengan mengatakan akan memberikan seluruh goguma di dunia untuk dirinya kecuali yang satu itu. Atau saat Yonghwa membuat buku panduan ke Jepang untukku dan onnie-onnienya, atau saat Yonghwa menyulam sepasang syal untuk mereka berdua demi mengganti syalnya yang hilang, atau saat ia diam-diam melakukan ujian SIM yang kedua kali demi dapat mengantarkannya dengan mobil di hari terakhir syuting variety show yang telah mempertemukan keduanya, atau saat membuatkan lagu khusus untuknya.

Kejutan-kejutan kecil darinya selalu mampu membuat hatiku menghangat. Dan malam itu ketika aku melihat dia di atas panggung bernyanyi dengan sepenuh hati, meski aku tahu tenggorokannya masih bermasalah, aku tidak dapat mencegah diriku untuk jatuh cinta kesekian kali kepadanya. Betapa berani dia memakai kemeja”couple” kami di ruang public, setelah aku terlebih dahulu memakainya, ini sangat bermakna bagiku, ini semacam pengakuannya padaku jika dia sangat mencintaiku. I Love You too Yong Oppa…^^

Ketika acara selesai, giliran dia yang menghampiriku di depan ruang ganti SNSD. Berniat mengucapkan salam karena dia tahu besok pagi aku dan Onnie2ku akan berangkat ke Jepang untuk menghadiri acara akhir tahun di sana.

Dia kemudian melepas jasnya dan mengenakannya ke pundakku, menutupi tubuhku yang hanya mengenakan kostum yang lumayan terbuka.

“Honestly sejak tadi aku berniat melakukan hal ini. Aku tidak rela namja lain melihat punggungmu terutama saat seluruh artis berkumpul di akhir acara…”

Aku tersenyum mendengar kata-katanya itu.

“Gomawo oppa… Juga untuk yang telah oppa lakukan tadi di panggung...”ucapku sambil memonyongkan bibirku.

“Itu bukan apa-apa dibanding jawaban X itu….” sindirnya sambil tertawa kecil.

“Ahhh…choding... Aku kan memang tidak menyukaimu, tapi…”

“Mencintaiku, right?” potongnya cepat sambil tersenyum dan tampak membanggakan diri.

“Aisshhh..jashiik…” Aku tersenyum malu dan merasakan pipiku memerah. Tapi tanpa bisa kucegah aku mengangguk perlahan membenarkan ucapannya.

Senyumnya semakin merekah. Lalu kami terdiam beberapa saat hanya saling memandang. Aku tahu dia menunggu, Menunggu aku yang mengambil kendali, tetapi ini koridor backstage, aku tidka mungkin menciumnya di tempat umum seperti ini. Tetapi entah keberanian dari mana, aku juga tidak tahu dan jangan Tanya aku, instingku kemudian membawaku menempelkan bibir sekejap ke bibirnya. Untuk kemudian langsung tertunduk malu.

“Jashiikk.. How cute you are..” Ucapnya lirih. Dan akhirnya dia memajukan wajahnya, lalu berhati-hati bibirnya menyentuh bibirku dengan lembut. Dimainkannya bibir bawahku dengan bibirnya, aku hanya mampu membalasnya dan memejamkan mataku. Kami berciuman dengan irama yang lembut dan perlahan. Setelahnya aku berinisiatif melepas ciuman itu dengan lembut, dan merasakan wajahku merona.

“Baiklah, aku harus segera pergi dari sini agar berhenti mengganggumu. Besok kau akan berangkat pagi kan?”

Aku hanya mampu mengangguk karena terlalu malu untuk berkata-kata.

“Hati-hati. Jaga dirimu. Jangan lupa selalu minum vitamin dan cukup tidur...” pesannya. “Mmmhh…Sepertinya kita punya penggemar yang menyimak apa yang sedang kita obrolkan…” Yonghwa menunjuk bayangan-bayangan bergerak di celah bawah pintu yang tertutup dengan dagunya.

“Hooo…” Aku membelalakkan mata seraya menutup mulut dengan tangan, merasa malu dan terkejut secara bersamaan. Semoga mereka tak dapat mendengar dengan jelas dan tidak mengetahui ciuman kami tadi, doaku.

Yonghwaku tersenyum lalu mengambil kembali jas dari sponsor yang tadi dipakaikannya ke padaku. “Bukan punyaku...” jelasnya tanpa diminta sambil tersenyum malu.

“See you later, baby Hyunnie. I’ll be missing you so much. Don’t forget to call me….” Setelah mengacak-ngacak rambut Seohyun, Yonghwa mundur beberapa langkah lalu berbalik.

“Nee.. I’ll miss you, too...” AKu membalas ucapannya pelan sambil tersenyum dan melambaikan tangannya.

Tetapi aku tahu, aku tidak menginginkan akhir seperti ini, apalagi aku tahu aku tidak akan bisa menemuinya untuk waktu yang lama, aku masih ingin bersamanya. Aku ingin memeluknya dan merasakan keinginan itu begitu kuat ketika melihat punggungnya berlalu dariku. Ini tidak adil, setidaknya bagi kami. “I already miss you now, Yong oppa..” batinku lirih dan merasakan mataku panas, aku tahu aku akan menangis.

Dan aku terkejut ketika seseorang menyentuh pundakku dari belakang. Aku kemudian beburu mengerjap-ngerjapkan mata, mencegah butiran hangat yang mendesak keluar dari mataku.

“Ah Onnie..” ucapku lirih ketika melihat Hyo Onnie dan Taeng Onnie berdiri di belakangku. Dan lalu SooYoung onnie menyodorkanku jaket dan tasku.

“Kejar dia..”

“Maksudnya?”

“Malam ini kalian boleh melewatinya bersama, kami tahu Hyunnie kamu menginginkan hal ini dan begitupun dengan Yong Soebang. Pergilah bersama dia, lupakan bahwa kalian adalah idol yang bakalan di cerca jika ketahuan ngedate, lupakan fans-fans Phsyco, nikmati kebersamaan kalian, biar kami nanti yang berbicara dengan manajer Oppa. Dia pasti mengerti, tapi ingat kamu harus kembali besok dini hari karena kita akan berangkat ke Jepang, dan kembali utuh tanpa kekurangan apapun…”

Onnie-onnieku yang lain tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan terakhir SooYoung Onnie. Aku lalu maju memeluk mereka dan kami bersembilan, seperti orang bodoh berpelukan di koridor backstage.

“Gomawoyo onniedeul..”

Setelahnya aku meraih jaketku dan tasku lalu berlari mengejar YongHwa oppa.

“Hyunnie??” wajahnya terlihat kaget ketika mendapatiku ngos-ngosan di belakang van CNBlue yang sebentar lagi akan berangkat menuju dorm mereka. “Waeyo??”

“Oppa..aku…aku…”

“Ayo tarik nafas dulu..”

“Aku..aku ingin bersamamu malam ini…”

Dia terlihat sempurna kaku karena kaget. “Kamu serius??”

Aku menganggukkan kepala. Dia menunduk, aku sempat takut kalau dia menolakku atau marah atas tindakan impulsifku ini, lalu ketika dia mengangkat wajahnya dan terlihat tersenyum aku merasakan lega yang teramat dalam dan tidak siap ketika dia menarikku ke dalam pelukannya.


Hahhaha…aku tahu kalian akan penasaran apa yang kami lakukan selanjutnya, psstttt…itu rahasiah, aku tidak mungkin menceritakan detailnya pada kalian, nanti kalian pada “mupeng” lagi, dan itu terlalu pribadi untuk aku bagi pada kalian. Tapi yang pasti mengikuti perintah Onnie-onnieku, aku tidak sampai ke tahap yang “membahayakan” posisiku. Yah, kami tidur bersama tetapi tidak sampai melakukan hal yang ada di dalam pikiran kalian..hahahha…kami hanya sekedar saling “grepe-grepe” tubuh satu sama lain dan lalu tertidur dalam pelukan satu sama lain.

Sounds so Kalem yah dianya kalau hanya memelukku..hahahaa..pssttt..jangan salah dia berbisik di telingaku malam itu sebelum kami jatuh tertidur bersama. “Aku akan menunggu sampai kamu siap baby dan malam ini kita terlalu lelah untuk melakukannya…”

Ohhh..My Lovely Yong Oppa. The only one my man in the world.


Dan pagi tadi sebelum aku menulis E-Diary ini, ketika Kekasihku itu mengirimkan foto terbarunya.










Aku lalu membalas pesannya dengan mengirimkan pesan seperti ini.







Dan berharap semoga Tuhan mengabulkan keinginanku. Ayo berdoa untuk kami yah guys.





P.S : Oh iya lupa, ini foto kami dini hari itu sebelum dia mengantarku kembali ke dorm. Sempat-sempat yah kami foto..hahaha…












WITH A BUNCH OF LOVE : HYUN ^^



















_Edisi : SJ and Friends_






Penulis : VIRA SARDIKA


Editor : SJ


Pic : Juli Agashi plus another pic dari segala sumber






Author Note :




VIRA say :

Gak bs ditolak, kejadian kemarin bikin para goguma makin berdelusi akan yongseo. Krn kayanya sayang nglewatin kejadian kemarin, maka jadilah ff ini. Sekali lagi, it's just a fanfiction.

Anyway, seneng rasanya bs ketemu goguma family, bs nemuin org2 yg jg punya khayalan2 tiap ngliat sesuatu yg berhubungan dg yongseo, bs menggila bareng. Our delusional is our pride, that makes us one.

At last, happy new year dear all gogumas, have a blast :D





SJ say :

Terus terang 2 hari menonton SBS dan KBS Gayo membuat ide seliweran di kepalaku, tetapi aku tidak mampu menuangkannya ke dalam FF sangking banyaknya, bingung plus persoalan manajemen waktu saja, masih harus kantor plus ada “gawe” ama big famz jadinya gak sempat. Nah pas, di hari pertama 2012, tepatnya di jam-jam awal 2012 a.k.a dini hari Vira mention di Twitter kalau dia punya FF baru, aku langsung beburu mengecek imel dan menemukan FFnya yang sangat “manis” menurutku. Overall Good Job vira, as usual FFnya daebak.

Tetapi karena ingin memasukkannya dalam “SnapShoot : E-Diary SeoHyun” jadinya aku mengimprovnya, meski tidak banyak. Dan hasilnya seperti yang kalian baca saat ini.


Last, aku hanya mau bilang HAPPY NEW YEAR GUYS. I love you all, May GOD bless us in 2012 and uri couple too, YongSeo, best wishes for them and the group too, CNB & SNSD, in 2012…^^






.SJ.

Kamis, 29 Desember 2011

.Seri SJ & Friends : GEMPO AIRFIELD.








.GEMPO AIRFIELD.



SJ Entertainmet Proudly Present :


_Seri SJ and Friends : FF OneShoot Basic on Movie_


.GEMPO AIRFIELD.



Lead Cast :

Seo Joo Hyun (SNSD)
Jung Yong Hwa (CN Blue)
Kang MinHyuk (CN Blue)



Main Cast :

Kwon Yuri (SNSD)
Jung Nicole (KARA)
Lee Joon (MBLAQ)
Jungshin (CNB)



BGM : THERE WAS NOTHING – JUNG YEOP (BROWN EYED SEOUL) (Ost.49 Days)








_PROLOG_




Busan, 1928


Di sebuah perkebunan luas, nampak dua bocah laki-laki yang nampaknya seumuran sedang bermain bersama. Mereka sedang bermain perang-perangan dengan menumpangi rakitan yang menyerupai helikopter. Bocah laki-laki yang pertama tampak memimpin temannya.

“Minhyuk-ah, suatu saat nanti aku akan menjadi pilot dan berperang dengan gagah!” seru bocah laki-laki yang sedang berpura-pura menyetir rakitan helikopter.

“Hyung lihat! Appamu sudah datang!” pekik Minhyuk ketika melihat ada sebuah helikopter mini berwarna orange mendarat di padang dekat mereka berdua main.

Lalu keduanya menghentikan permainan mereka dan segera berlari menghampiri helikopter yang sudah landas dan terparkir di padang lapangan.

“Ayo naik Minhyuk-ah! Aku akan menjadi komandan pasukan, kau duduklah di belakangku!” seru Yonghwa dengan antusias. Minhyuk nampak ingin protes karena dirinya selalu ada di belakang Yonghwa, tetapi niatnya diurungkan karena memang Yonghwa memiliki perawakan yang lebih besar ketimbang dirinya.

Mereka pun menaiki helikopter mini yang merupakan milik ayah Yonghwa, namun keduanya panik ketika Yonghwa tak sengaja memencet tombol lepas landas. Alhasil helikopter itu pun jalan dengan oleng.

“Hyung, kita akan mati!!!” teriak Minhyuk panik karena mereka sudah mulai terbang menjauhi tanah.

“Gwenchana, aku sudah sering melihat ayahku menjalankannya…” Jawab Yonghwa sok tahu tanpa rasa cemas.

Setelah terbang rendah dan setengah oleng akhirnya…BRUKK BRUKK...helikopter itu berhasil mendarat dengan serampangan.

“Aisssh, aku akan dimarahi ayahku pasti…” gumam Yonghwa.

“Hehe...Hyung, kau belum bisa menjadi kapten nampaknya!” sindir Minhyuk.

Keduanya pun tertawa dibawah mentari senja, menanti masa depan mereka dengan hati berani.




_o0o_





Suddenly, Tears fall without I notice it
I tried to swab, wipe it away many times
Though I can erase, though I can forget
Without you, no matter how much I think, the tears…
Without saying anything, you went away, it’s not, please
It’s okay to come back, It’s okay to come back
We separate for a while, It’s just a dream
Nothing happened, nothing happened
If this night passes, and I wake up, again, with you…



_o0o_




.1.



Gempo airfeld, 1949



Jung Yonghwa dan Kang Minhyuk tumbuh menjadi dua pemuda tampan dan sudah masuk ke akademi Militer khusus penerbangan. Keduanya adalah trainer muda yang dipersiapkan dalam pasukan peperangan. Di bawah akademi Militer, Yonghwa dan Minhyuk seringkali berlatih bersama, keduanya memiliki harapan menjadi juru Bom di satuannya.

Pada suatu hari, desas-desus berkembang bahwa perang saudara antara Korea Selatan dengan korea Utara tidak bisa lagi dihindari. Dan beberapa juru terbang di seleksi untuk dikirim ke medan perang, begitu juga Yonghwa dan Minhyuk. Awalnya Minhyuk tidak sepakat dengan Yonghwa yang sangat berambisi mengikuti seleksi tersebut dikarenakan mereka masih terlalu muda dan amatir, terlebih lagi Yonghwa memiliki kendala pada penglihatannya.

“Ini perang sesungguhnya, Hyung. Nyawa akan jadi taruhannya, hanya yang menang yang dapat kembali dengan selamat...” Ucap Minhyuk

“Aku paham benar karena Ayahku adalah prajurit. Ini kewajiban, Minhyuk-ah...kita wajib membela bangsa dan Negara…” Balas Yonghwa.

“Aku tahu Hyung, hanya saja kita inikan masih Trainee…”

“Dalam perang apakah kita masih Trainee atau sudah menjadi prajurit itu bukan persoalan, kita harus maju membela negara, berjiwa patriotism…” Jelas YongHwa sambil berlalu meninggalkan Minhyuk yang masih cemas dengan sahabatnya itu.

“Aku mau menjemput pacarku di stasiun, kau ikut tidak?” ucap Yonghwa lagi.

MinHyuk hanya menggeleng.





_o0o_





Sementara itu..



Dalam laju kereta, beberapa kumpulan gadis-gadis perawat terlihat asyik bercerita. Masing-masing bercerita tentang pengalaman mereka menjadi suster/perawat di kamp. Militer. Kebanyakan dari mereka menjalin asmara dengan para prajurit.

Salah satu perawat tercantik di perkumpulan itu adalah Seo Joo Hyun, ia biasa disapa SeoHyun. SeoHyun bersahabat dengan Yuri dan Nicole.

Sore itu sementara teman-temannya asyik bercanda, SeoHyun malah sedang sibuk memikirkan sesuatu. Pikirannya kembali mengingat kejadian empat tahun lalu, dimana untuk pertama kalinya dia bertemu dengan . Laki-laki itu datang dan berhasil membuatku jatuh cinta...





_o0o_





_Flashback_



Di ruangan medis, para perawat sedang sibuk memeriksa kesehatan para prajurit yang akan diseleksi menjadi juru terbang/pilot. Yonghwa nampak gugup berjalan di depan Minhyuk, kegugupannya ini bermuara karena dia takut tidak akan lolos medical check up di salah satu test indera penglihatan. Yonghwa memang memiliki kekurangan pada penglihatannya dan itu membuatnya cemas tidak akan bisa melalui test membaca huruf-huruf yang telah disediakan.

“Minhyuk-ah, aku tidak tahu harus berbuat apa apabila aku tidak lolos tes ini…” Ucap Yonghwa parau.

“Tenang, aku akan membantumu dari belakang...” Balas Minhyuk. Mereka pun mulai mengantri di tes penglihatan. Sesekali Yonghwa melirik kertas contekannya yang berisi ejaan huruf yang terpampang di papan tes.

“Silahkan baca huruf-huruf di papan depan sana….” Ucap seorang perawat tanpa menoleh ke Yonghwa.

“J M L K W X..” ucap Yonghwa dengan cepat, ia tentu saja menghapal ejaan huruf tersebut bukan membacanya.

“Tolong ulangi dengan intonasi yang wajar…” ucap perawat itu masih sibuk memeriksa file-file. Yonghwa mulai panik dan Minhyuk juga bingung harus berbuat apa untuk kawannya itu.

“Er..J, X, E?” Yonghwa berusaha membaca huruf yang paling kecil dengan susah payah. Mendengar nada meragukan dari Yonghwa, perawat mengangkat wajahnya dari file yang dibacanya lalu tersenyum simpul.

“Sorry, Anda tidak lulus test ini.” Ucap perawat itu.

“Ah,ehhm agashi! Seohyun-ssi?” Yonghwa tersadar ketika melihat wajah perawat di depannya dan ia meliat nama di name tag perawat itu. “well..bisakah kau luluskan saya, please?”

“Annio...” tolak Seohyun.

“Tak tahu kah anda agashi, ini bukan hanya sekedar impian saya menjadi juru terbang, melainkan terlebih lagi ini impian ibu dan ayah saya di surga.” Yonghwa bersikeras membujuk Seohyun.

“Seohyun, bisakah kau rawat pasienku? Aku sedang ingin ke toilet.” Teriak Nicole dari seberang tempat Seohyun duduk. Karena terburu-buru-mungkin juga karena iba atas cerita Yonghwa, Seohyun akhirnya luluh dan menstempel tanda lulus di file milik Yonghwa.

“Gamsahamida, thankyou agashi!” ucap Yonghwa kegirangan.

“Ne...aku harap kau bisa mewujudkan impian orangtuamu.” Seohyun pun berlalu. Yonghwa memandangi punggung Seohyun dengan tatapan orang sedang jatuh cinta.

“Cantik dan memiliki hati yang benar-benar baik. Seohyun-ssi, pahlawanku...’ gumam Yonghwa dalam hati.

Beberapa hari kemudian Yonghwa menjadi sering mendatangi tempat Seohyun praktek. Sekedar untuk iseng menyapa atau meminta suntikan vitamin. Tapi, Seohyun bukanlah tipe gadis yang langsung luluh walau Yonghwa adalah laki-laki tampan.

“Buat apa kau kesini lagi Yonghwa-ssi?” tanya Seohyun ketus karena selalu direcoki Yonghwa.

“Aku...ingin melihat wajahmu...” ucap Yonghwa sambil cengengesan.

“Tampaknya aku harus memberikanmu suntikan ekstra!”

“Andwee...mianhe Seohyun-ssi. Aku kesini sebenarnya ingin mengajakmu makan malam bersama.”

“Wae? Makan malam? Ada pesta atau hari ulang tahunmu?”

“Anii..aku hanya ingin mengucapkan rasa terimakasihku karena berkat kau, aku bisa lulus.”

“Tidak perlu…”

“Penolakan seorang wanita berarti ia malu mengatakan “ya”, baiklah ku jemput kau nanti di depan rumah sakit selepas kau shift malam. Annyeong!” ucap Yonghwa sambil berlalu, mengacuhkan Seohyun yang ingin memprotes.

“Aish…namja itu selalu seenaknya!” gerutu Seohyun, tetapi senyum kecil menghiasi bibirnya.





_o0o_





Malam harinya…



Yonghwa sedang menanti Seohyun yang masih bekerja di hospital. Hatinya entah kenapa terasa gugup ingin bertemu Seohyun, mungkin dikarenakan ia akan menyatakan perasaannya kepada wanita itu malam ini.

“Eh Seo, lihat namjamu sudah menunggumu disana!” bisik Yuri kepada Seohyun.

Yonghwa melambaikan tangannya ketika melihat Seohyun sudah keluar hospital bersama teman-temannya.

“Kenapa diam? Cepat samperin, hihi...” kali ini Nicole ikut menggoda sahabatnya itu.

Dengan langkah pelan Seohyun menghampiri Yonghwa.

“Kau benaran datang?”

“Ya tentu saja! Aku membawa ini, champagne !” seru Yonghwa seraya mengeluarkan sebotol minuman dari tasnya.

“Heh?” Seohyun nampak terkejut karena belum pernah selama ini seorang namja mengajaknya minum anggur.

“Malam ini sangat dingin sekali dan Champagne adalah pilihan yang tepat!” Yonghwa pun membuka botol tersebut, tetapi naas-nya tutup botol yang terbuat dari kayu itu terpental ke hidungnya.

“AUCH!!”

“Gwenchana? Kau tidak hati-hati sih!” Seohyun dengan spontan memeriksa hidung Yonghwa yang mengeluarkan sedikit darah. Lalu buru-buru ia mengeluarkan bongkahan es dan menyuruh Yonghwa berbaring di pahanya.

“Sini berbaringlah biar aku obati hidungmu memakai es.”

Yonghwa menurut saja, kepalanya ia baringkan di paha Seohyun hingga wajah mereka berdua bertemu.

“Auch dingin!” pekik Yonghwa ketika Seohyun mulai mengompres hidungnya.

“Darahnya akan berhenti, tenanglah...”

Wajah Yonghwa kini benar-benar dekat di bawah wajah Seohyun, keduanya sempat terdiam karena merasa aneh dengan suasana yang tiba-tiba mendadak berubah ini.

“Saranghaeyo...” lirih Yonghwa pelan.

Seohyun tak menjawab, ia hanya menatap lekat-lekat mata Yonghwa. Lalu tiba-tiba dengan perlahan Seohyun mengecup bibir Yonghwa yang sedikit terbuka. Diciumnya bibir Yonghwa yang masih tak bereaksi karena kaget. Lalu tanpa ada kata-kata lagi, Yonghwa membalas ciuman Seohyun dengan ritme yang lembut.


_Flashback end_




_o0o_




Seohyun tersadar dari lamunannya. Nicole dan Yuri yang ada disebelahnya tahu benar bahwa sahabatnya itu sedang melamuni kekasihnya.

“Sabarlah, kereta sebentar lagi akan sampai dan kau bisa bertemu kekasihmu itu hihi...” ucap Nicole.

Tidak lama ucapan Nicole terbukti ketika kereta pun berhenti, Seohyun melangkah keluar dan langsung disambut Yonghwa yang sudah berseragam militer. Mereka sama-sama menghampiri dan berpelukan cukup lama.

“Apa kabar my hero?” bisik Yonghwa di telinga Seohyun.

“Bogoshipo...” balas Seohyun lirih.

“Hei, Yonghwa kenalkan pada kita yeoja-yeoja itu!” celetuk seorang kawan Yonghwa bernama Lee Joon.
“Hei, kenalkan ini teman-temanku. Itu Yuri, dan Itu Nicole...” ucap Seohyun seraya melepaskan pelukannya dari Yonghwa.

“Aku Lee Joon, hai Yuri!” sapa Lee Joon kepada Yuri yang langsung tersipu malu.

“Dan ini sahabatku sejak kecil, Kang Minhyuk!” ucap Yonghwa memperkenalkan Minhyuk yang hanya tersenyum saja.

“Hai, Minhyuk! You’re just cute...hihi.” balas Nicole.

Mereka berenam pun kemudian sepakat pergi ke sebuah pub, merayakan keberhasilan Yonghwa yang terpilih menjadi wakil prajurit sukarelawan dari angkatan mereka yang notabene masih trainee untuk ikut berperang.

Seohyun tengah berdansa dengan Yonghwa ditemani lagu bernada romantis, sementara Lee Joon tengah gencar merayu Yuri, sedangkan Nicole sedikit kewalahan mengajak Minhyuk berbincang karena Minhyuk tidak terlalu merespon.

“Temanmu, Minhyuk itu sangat pemalu sekali.” Bisik Seohyun kepada Yonghwa.

“Anni, dia bukan pemalu hanya tidak terlalu banyak bicara.” Balas Yonghwa berbisik.

“Oh...kasihan Nicole tampak bersusah payah hehe…”

“Seo, bagaimana kalau kita pergi ke tempat lain?” ucap Yonghwa masih melingkarkan tangannya di pinggang Seohyun.

“Heh? Kemana?”

“Ikut saja...”




_o0o_




YongHwa membawa Seohyun ke pelabuhan yang sudah sepi karena hari sudah sangat larut malam. Mereka berdua naik ke sebuah kapal kecil dan sedikit berlayar menjauhi daratan.

“Bisa tidak kau mencari tempat yang tidak dingin?” protes Seohyun karena telah dibawa ke tengah laut oleh kekasihnya itu. Yonghwa langsung memeluk Seohyun, membagi kehangatan yang ia punya untuk yeojanya tersebut.

“Oppa...” lirih Seohyun.

“Wae chagiya?”

“Benarkah kau akan berperang?” tanya Seohyun pelan, tersirat kecemasan di dalam nada bicaranya.

Yonghwa mengangguk dan menatap wajah Seohyun lekat, lalu pelan tapi pasti dia mendekatkan wajahnya dan mempertemukan bibir mereka berdua. Bibir mereka bertemu kembali setelah sekian lama. Entah karena rindu yang sudah terlalu lama dipendam, atau karena cuaca malam ini sangat terlalu dingin membuat mereka berkeinginan lebih dari sekedar berciuman.Tangan Yonghwa mulai masuk ke lekukan leher Seohyun dan memperdalam ciumannya di mulut SeoHyun sebelum kemudian memberikan kecupan di lehernya. Seohyun pun mulai menggeliat dan menyandarkan kepalanya di ujung perahu, pasrah terhadap keinginan yang lebih atas tubuh Yonghwa. Tangan Yonghwa dengan gugup membuka kancing atas baju yang dipakai Seohyun, tetapi tiba-tiba ada sinar dari lampu senter yang datang dari kapal besar bernama Queen Marine, tepat ke arah mereka. Menginterupsi aktivitas tangan YongHwa di tubuh kekasihnya.

“Aish, babo! Oppa mengapa kau tidak berpikiran akan ada penjaga di kapal itu?” buru-buru Seohyun mengancingkan kembali bajunya yang belum sempat ditanggalkan Yonghwa.

Lalu secepat kilat mereka berdua berlari menjauhi pelabuhan sambil tertawa-tertawa atas kebodohan mereka.

“Sepertinya kita harus ke hotel, karena aku sudah tidak ada ide dimana tempat yang aman untuk kita berdua hehe...”

“Terserah oppa...”

Mereka kemudian bergandengan dengan mesra menuju sebuah hotel yang merupakan hotel satu-satunya di pulau itu. Banyak sekali perwira plus kekasihnya yang menghabiskan malam berdua, bercinta melepas rasa rindu, atau bercinta melepas kekasihnya yang akan bertempur. Seohyun dan Yonghwa melangkah masuk ke hotel sambil bergandengan tangan.

“Oppa...apa tidak kau pikirkan lagi keputusanmu? Kapan kau balik kesini lagi...” Seohyun menggamit tangan Yonghwa dengan kuat, seolah tidak bisa melepaskannya.

“Seohyun, aku besok akan berperang. Ini perang sungguhan, berbeda dengan siar-siar yang selama ini aku jalani ke pulau-pulau itu. Dan dalam perang, seorang prajurit tidak akan pernah tahu apakah akan bisa kembali atau tidak...”

“OPPA!!!” potong Seohyun.

“Dengarkan aku dulu sampai selesai berbicara. Aku tidak akan pernah tahu kapan aku kembali, tapi sejak ada kau disini,” Yonghwa menunjuk hatinya. “Aku akan selalu ingat untuk kembali, untuk bertemu denganmu...”

“Oppa, aku khawatir...” Seohyun menyelusupkan kepalanya di dada Yonghwa. Ia terisak di dada namjanya.

“Berdoa untukku Chagiya. Saranghae...” Yonghwa membelai rambut Seohyun dengan penuh kasih. Jauh di sudut hatinya, ia pun menyelipkan rasa takut. Bukan takut berperang, tetapi takut apabila ia tidak bisa bertemu lagi dengan Seohyun.

“Ayo kita keluar dari sini.” Ajak Yonghwa.

“Heh?” Seohyun nampak kebingungan karena baru saja mereka tiba di hotel dan belum memesan kamar untuk mereka bercinta, tapi Yonghwa telah mengajaknya pergi.

“Aku belum siap dengan apa yang terjadi nanti apabila kita ada di salah satu kamar hotel itu. Terlebih lagi aku akan meninggalkanmu esok, aku tidak mau kita melakukan itu hanya karena perasaan takut tidak bisa bertemu lagi.”

“Oppa....” Seohyun tergugu mendengar ucapan Yonghwa. Namjanya benar-benar laki-laki sejati, ia bisa bersabar untuk mengambil keperawanan Seohyun meski Seohyun sudah memastikan hanya Yonghwa-lah yang berhak atas keperawanannya.

“Simpan ini...” ucap Yonghwa seraya memberikan 2 burung kertas kepada SeoHyun. “Mereka penggantiku.” Seohyun menerima burung kertas dengan mata berkaca-kaca.

“Gomawo...aku hanya bisa memberimu ini.” Seohyun melingkarkan syal hasil rajutannya sendiri di leher YongHwa.

“Bagus sekali, sangat menolong jika cuaca dingin datang.” Ucap Yonghwa lalu mengecup pucuk kepala Seohyun dalam.

“Aku tahu kita akan berjumpa lagi, oppa...jangan anggap ini perpisahan.” Bisik SeoHyun pelan.




_o0o_




Keesokan harinya, perpisahan itu benar-benar terjadi…


Di stasiun, Yonghwa dan Minhyuk jalan beriringan. Yonghwa lengkap berpakaian militer dan topi dinasnya, ditangannya tertenteng koper dan tas-tas besar. Pagi ini Yonghwa akan bertolak ke Seoul dalam misi tempurnya. Suasana hening tanpa ada dialog diantara dua sahabat itu.

KERETA SUDAH AKAN MAU BERTOLAK, SEMUA PENUMPANG SILAHKAN NAIK!!! Seruan seorang petugas memecah kehingan di antara mereka berdua.

“Jika aku mati, tolong beritahu dia, janjikan aku akan pulang...” Ucap Yonghwa kepada Minhyuk.

“Kami akan menunggu kepulanganmu…” Balas Minhyuk. Lalu mereka berpelukan sebagai tanda perpisahan. Wajah Minhyuk mengeras menahan kesedihan ketika Yonghwa melepaskan pelukannya dan berlalu.

“See you when you get back...” batin Minhyuk dalam hati. “Get home, Hyung…” lirih Minhyuk pelan.

Sementara itu…

Tanpa di ketahui YongHwa dan MinHyuk, Seohyun tengah berlari-lari di koridor stasiun dan menanyakan kepada salah satu petugas disana apakah kereta yang membawa para penumpang ke Seoul sudah berangkat. Raut kekecewaan terukir jelas di wajahnya ketika petugas menganggukkan kepalanya.

Masih dengan tenaga yang tersisa Seohyun berlari mengejar kereta yang ditumpangi Yonghwa, berharap bisa menemui kekasihnya sekali lagi. Kebetulan Yonghwa tak sengaja melihat Seohyun yang tengah berdiri di sampingnya.

“Seohyun! Seohyun!” teriak Yonghwa sembari mengetuk-ketuk kaca kereta, berharap Seohyun menoleh ke arahnya. Namun Suara Yonghwa tidak sampai sehingga Seohyun dengan lesu beranjak pergi. Penumpang di kereta menoleh tajam ke arah Yonghwa karena sudah menimbulkan kegaduhan dengan memukul-mukul kaca kereta.

“She loves me...” ucap Yonghwa sambil tersenyum ke arah penumpang yang menatap kepadanya.

Kereta pun mulai berjalan, memisahkan dua orang yang saling mencintai, yang sama-sama tidak mengetahui kapan mereka akan bertemu lagi.




_o0o_





I repeat it in my heart, repeat it on my lips
I recall you many times, Afraid that I would lose you
Though I can erase, though I can forget
Without you, no matter how much I think, I’m fear
Without saying anything, you went away, it’s not, please
It’s okay to come back, It’s okay to come back
We separate for a while, It’s just a dream
Nothing happened, nothing happened
if this night passes and I wake up….




_o0o_




.2.



Gempo airfeld, 1950





Para trainee prajurit militer penerbangan, termasuk Minhyuk dan Lee Joon semakin ekstra berlatih di Gempo Airfeld, perang saudara semakin memanas, mereka harus siap sewaktu-waktu ketika di panggil ke medan perang. Begitu juga dengan Seohyun dan para perawat lainnya. Di Gempo dibangun markas untuk mengantisipasi serangan dari pihak luar karena posisinya yang strategis. Berada di pinggiran pantai.

Sementara itu, di area medan perang. Meski perang belum berkecamuk dengan parahnya, tetapi para serdadu selalu siap sedia, YongHwa tetap rutin mengirimi kekasihnya surat.



Dear, Seo JooHyun...

Aku di sini telah menemukan impianku yang pernah aku ceritakan padamu di awal pertemuan kita. Aku baik-baik saja, meski aku sebenarnya sedang bersedih karena 2 hari yang lalu sahabatku sesama juru terbang telah tewas. Merindu kamu disini.

With love, Yonghwa


Seohyun dan Yonghwa seringkali berkirim surat, mengisahkan kisah masing-masing. Yonghwa dengan segala atribut peperangannya di langit, Seohyun dengan lembut mengisahkan tentang aroma Gempo Airfield yang sejuk dan pemandangan yang cantik.



Dear Yonghwa Oppa,

Di Gempo aku lebih sering bercerita pada ombak laut dan mentari senja. Menanyakanmu kepada mereka. Dengan begitu aku tahu jarak hatiku ke hatimu tidak terlalu jauh. Jaga kesehatanmu disana, aku selalu merindukanmu.

SeoJooHyun




_o0o_





Jam berganti hari, hari berganti minggu, minggu berganti bulan. Dan perang saudara pun semakin berkecamuk. Bahkan semua prajurit meski mereka masih trainee di harap siap-siap.

Sampai suatu hari.

Dengan berpakaian lengkap sebagai seorang Kapten, Minhyuk menghampiri Seohyun dengan langkah meragu. Seohyun memiliki firasat buruk melihat pandangan Minhyuk kepadanya. Minhyuk menghampiri Seohyun dan merengkuh Seohyun dalam pelukannya. Tanpa diperintah dan bisa menebak apa yang terjadi air mata Seohyun jatuh, menetes di pundak Minhyuk.

“Peperangan tidak pernah terduga. Aku harap kita bisa ikhlas melepaskannya.” Ucap Minhyuk menenangkan Seohyun. Meski bibirnya dengan lancar berkata ikhlas, sesungguhnya hatinya hancur, sangat pedih kehilangan sahabat terbaiknya yang sudah seperti saudaranya sendiri. Tapi, dia harus tegar, harus, karena disampingnya kini ada kekasih sahabatnya yang membutuhkan kekuatan untuk menerima kenyataan yang ada.

“Keep your head with me, Seohyun-ah...”

“Yong oppa selalu bilang kau adalah penerbang yang terbaik. Dia berkata seperti itu di hari yang sama saat dia bilang akan jadi prajurit sukarelawan yang ikut berperang...” Ucap Seohyun parau, suaranya telah habis karena sedari tadi dia menangis.

“Sukarelawan?” tanya Minhyuk heran.

“Ne...”

“Dia tidak ingin aku ikut perang itu rupanya, dia selalu mencoba melindungiku.” Ucap Minhyuk pelan. Keduanya saling meluapkan kesedihan dalam angin senja yang menusuk hati.

Rindu apa ini, yang terbalas dengan rindu yang lebih menggila lagi...

Malamnya ketika mereka menggelar upacara penghormatan terakhir buat YongHwa, minhyuk mengangkat gelasnya, memimpin acara minum-minum bersama rekan-rekan prajurit dan perawat di Gempo Airfield. “For Jung Yonghwa, The best pilot and a best friend...I ever knew….” Semuanya meneteskan airmata, turut merasakan kesedihan yang dirasakan Seohyun dan MinHyuk.




_o0o_





It’s okay to come back, It’s okay to come back
I love you, I still love you, please, please
Nothing happened, nothing happened
if this night passes and I wake up again with you…






_o0o_




.3.



Gempo airfeld, 1951




Di sebuah gedung bioskop sedang ditayangkan video peperangan. Seohyun dan Minhyuk tidak tahan melihat tayangan tersebut karena mengingatkan mereka akan Yonghwa yang tewas dalam medan perang.

“Seohyun-ah...” panggil Minhyuk ketika dilihatnya Seohyun juga keluar dari gedung bioskop.

“Heh? Minhyuk-ah, kau keluar juga?”

“Nee, aku tidak suka filmnya. Maukah kau menemaniku minum kopi?” tawar Minhyuk.

“Err..baiklah, kajja!”

Mereka berdua pun berbincang-bincang di sebuah kafe, lebih banyak membicarakan tentang Yonghwa dan terus mengenang Yonghwa.

“Aku pulang duluan ya, Minhyuk-ah...” pamit Seohyun.

“Perlu ku antar?” tawar Minhyuk.

“Tidak perlu...annyeong.” Seohyun pun beranjak meninggalkan Minhyuk.

“Saputangannya tertinggal...” lirih Minhyuk mengambil sebuah saputangan bercorak bunga-bunga milik Seohyun yang tergeletak di atas meja.





_o0o_





Malam sudah menunjukkan pukul 22.30, Minhyuk tengah mondar mandir di depan asrama keperawatan tempat Seohyun tinggal. Di tangannya tergenggam saputangan milik Seohyun yang tadi tertinggal di kafe.

“What i’am doing? Aissh..” Minhyuk dengan ragu mengetuk pintu asrama Seohyun.

Setelah itu Seohyun dan Yuri datang dengan masih memakai gaun tidur. Minhyuk terkejut melihat mereka yang sudah mengenakan gaun tidur.

“Aissh, kau rupanya Minhyuk-ah!” seru Yuri yang langsung berbalik masuk kamar.

“Annyeong, mianhe aku datang malam-malam begini.” Sapa Minhyuk kikuk, Seohyun pun nampak kikuk berusaha menutupi tubuhnya yang hanya dilapisi gaun tidur menerawang.

“Ada apa Minhyuk-ah?”

“Kau kelupaan barang ini...” Minhyuk menyerahkan saputangan kepada Seohyun dengan tangan yang sedikit gemetar.

“Oh saputanganku...” Seohyun pun tak kalah canggungnya.

“Baiklah, Seohyun aku pamit.”

“Nee…”




_o0o_




“Seohyun-ah, kau harus bangkit dari kesedihanmu. Ku rasa, Minhyuk menyukaimu…” Komentar Yuri pagi-pagi membuat Seohyun tersedak dari sarapannya. “Aku dulu juga sepertimu, kekasihku meninggal saat perang. Saat itu aku sangat terpuruk dan memutuskan tidak akan mencintai orang lain. Saat itu dunia terasa asing dan aku seperti berjalan seorang diri. Tetapi, ternyata aku salah...aku yang seharusnya move on, life must go on. Dan kini, aku menemukan cinta. Joon, ia melamarku semalam...”



“Hah? Joon dan kau bertunangan?” pekik Nicole.

“Chukae, Yuri-ah...kau pantas bahagia.” Ucap Seohyun seraya memeluk sahabatnya itu.

“Kau juga pantas bahagia, Seohyun-ah...hiduplah kembali….” Bisik Yuri.

“Nee...” angguk Seohyun lemah.

“Chagiiiii...” Teriak Joon dari pintu, di tangannya ada sebuket bunga cantik.

“Joooon...” balas Yuri langsung berlari menghampiri Joon dan memeluk namjanya itu dengan suka cita. Seohyun memandangnya dengan pandangan yang sulit diartikan, senyumnya merekah melihat sahabatnya telah bertunangan, namun di ujung matanya terselip airmata yang siap sedia jatuh.

Tidak tahan melihat kemesraan mereka, SeoHyun kemudian berjalan masuk ke kamarnya. Dia kemudian melangkah pelan menuju lemari tempatnya menyimpan sesuatu yang sangat berharga baginya. Dia mengeluarkan burung kertas hadiah dari YongHwa dan setumpuk surat yang datang darinya saat dia garis depan medan perang. Dia kemudian memasukkan semua itu bersama dengan diarynya yang banyak mencurahkan isi hatinya tentang YongHwa, Memasukkan ke dalam kotak kecil dari kayu.

Yuri benar, dia harus Move on, Dia tidak boleh bersedih lebih lama lagi.

“Selamat tinggal, Yonghwa oppa...selamat tinggal, tetapi aku tidak akan pernah melupakanmu, melupakan cintamu. Ku tutup kotak ini dengan hati yang sakit, tapi aku harus mulai terbiasa tidak menangis, Yoong oppa. Kamu melihatku dari atas sanakan, I Love You Yong Oppa…”




_o0o_




Di garasi helikopter nampak Minhyuk dan para tentara lainnya sedang berlatih menembak di atas helikopter. Minhyuk adalah seorang kapten yang bertugas memberi perintah.

“Eh, Minhyuk-ah! Lihat siapa yang datang?” ujar Joon sembari menunjuk ke arah seorang wanita yang tengah berjalan mendekati mereka.

“Seohyun?” spontan bibir Minhyuk memanggil nama Seohyun.

“Ya Seohyun, dia buat apa datang ke garasi?” ucap Joon

“Cantik...” lirih Minhyuk yang terpesona dengan Seohyun yang pagi itu sangat cantik mengenakan dress merah delima, rambutnya terurai tertiup angin, menambah kesan manis.

“Dia datang pasti ingin bertemu denganmu…” Celetuk Jungshin.

“Minhyuk-ah!” sapa Seohyun.

“Seohyun kau kesini?” jawab Minhyuk malu-malu.

“Aku hanya ingin memberikan sandwich yang tadi aku buat. Lumayan untuk mengganjal perut.”

“Oh, gomawo...”

“Baiklah, aku pergi ya, Minhyuk-ah. Joon, Jungshin sandwich!” ucap Seohyun seraya beranjak keluar dari garasi.

“Seohyun-ah!” panggil Minhyuk yang membuat Seohyun berhenti melangkah dan kembali menengok.

“Wae?”

“Pernahkah kau melihat sunset di Gempo Airfield?” tanya Minhyuk ragu.

“Tentu saja pernah.” Jawab Seohyun.

“Heh, maksudku melihatnya dari langit?” ucap Minhyuk sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.

SeoHyun sempurna melongo di tempatnya.




_o0o_




Di sore harinya Minhyuk pun mengajak Seohyun terbang dengan helikopter miliknya untuk melihat matahari terbenam dari atas langit.

“Aku bisa mengajarimu mengendarainya jika kau mau.”

“Jeongmal?”

Seohyun duduk di depan kemudi dan Minhyuk duduk dibelakangnya, mereka mulai terbang melintasi awan, dekat dengan langit senja.

“Cantik sekali...” kagum Seohyun melihat Gempo Airfield dari atas langit.

“Ya...”

“Auuww!” teriak Seohyun ketika Minhyuk iseng mempercepat laju helikopternya.

“Hehehe, mianhe...”

“Hihihi...”


Selesai menyaksikan sunset dari langit, mereka kemudian menghabiskan waktu di sebuah tempat yang merupakan tempat dijemurnya selimut-selimut kapal. Mereka saling pandang dalam diam, masing-masing tidak mengerti apa yang tengah melanda hati mereka kini. Yang mereka tahu hanyalah mengikuti kata hati mereka. Minhyuk merengkuh pinggang Seohyun dan mendekatkan tubuhnya. Seohyun membalas dengan merengkuh leher Minhyuk. Mereka masih saling pandang, membisu. Lalu, wajah mereka mendekat sampai akhirnya bibir mereka bertemu. Bibir mereka saling bertemu dan tak bereaksi setelah sekian detik. Mata mereka saling terpejam seolah meresapi apa arti dari semua ini. Seohyun berinisiatif menggerakan bibirnya mengecup bibir atas Minhyuk. Mereka pun berciuman tanpa ada kata-kata yang keluar dari bibir mereka. Minhyuk membaringkan tubuh Seohyun di bawah tumpukan selimut putih. Mata mereka saling memandang, Seohyun menggerakan jemarinya menyentuh dada Minhyuk dan menarik kalung yang dikenakan Minhyuk, menariknya untuk kembali berciuman.

Kini ciuman mereka semakin intim dan dalam dengan posisi masih Minhyuk di atas tubuh Seohyun. Seohyun mulai menjamah tubuh dan melepaskan kaus oblong milik Minhyuk. Minhyuk pun mulai membuka pakaian Seohyun sehingga mereka berdua sama-sama tak berpakaian. Mereka masih berciuman dan mengekspresikan suatu rasa yang sulit dimengerti. Padahal di luar sana cuaca sangatlah dingin, namun tubuh Seohyun dan Minhyuk bermandikan peluh. Mereka mengerang bersama dalam sunyinya malam dibalik tirai-tirai putih tanpa kata-kata, hanya lenguhan.




_o0o_





Keesokan paginya…


Seohyun dan Minhyuk bertemu dalam suasana yang canggung mengingat semalam mereka telah melakukan hubungan yang terlampau diluar batas kewajaran.

“Seohyun-ah, annyeong...”

“Annyeong...”

“Mianhe atas kejadian semalam, aku di luar kendali...”

“Molla...aku merasa...perasaanku baik setelah melakukannya bersamamu.”

“Aku ingin ini awal yang baik untuk kita. I Kinda like you. So you do?” Alih-alih menjawab, Seohyun malah memeluk Minhyuk. Sulit rasanya menafsirkan apa yang dirasanya kini. Ia tak bisa memungkiri, namja yang kini dia mulai cintai adalah sahabat baik mantan kekasihnya. Terlalu cepatkah ia melupakan Yonghwa? Terlalu dinikah menjalin hubungan baru dengan namja lain?

“Everything is gonna be alright...” bisik Minhyuk di telinga Seohyun.

“Gomawo...” lirih Seohyun yang dibalas kecupan singkat oleh Minhyuk di hidung Seohyun.

“You know, the only thing that scares me is that you might love him more than you love me.” Bisik Minhyuk kembali. Deruan nafasnya terasa benar di tekuk Seohyun.

“I love you, Minhyuk-ah…”




_o0o_





Hari-hari kedepannya berjalan baik.

Seohyun dan Minhyuk semakin saling mencintai satu sama lain. Mereka berenang bersama di laut, bercinta di pinggir pantai, dan yang lebih terutama Seohyun meyakinkan hatinya bahwa Minhyuk bukanlah pelarian dari keputusasaannya atas kehilangan Yonghwa.


Hingga pada suatu pagi…

Di asrama perawat…

“Seohyun-ah! Ingin berapa lama lagi kau berada di dalam kamar mandi? Kau sedang berbuat apa sih?” teriak Nicole.

Seohyun keluar dari kamar mandi dengan tampang pucat.

“Gwenchana?” tanya Nicole.

“Nee...” Jawab Seohyun sekenanya, ia juga bingung mengapa sejak bangun tidur tadi ia merasa mual-mual di perutnya.




_o0o_





Without saying anything, you went away, it’s not, please
It’s okay to come back, It’s okay to come back
We separate for a while, It’s just a dream
Nothing happened, nothing happened
if this night passes and I wake up….
It’s okay to come back, It’s okay to come back
I love you, I still love you, please, please
Nothing happened, nothing happened
if this night passes and I wake up again with you…




_o0o_





.4.



Gempo airfeld, 1952



Pada suatu malam yang hening…


Seohyun tengah sendiri di Hospital, ia merasa ada yang sedang memandangi dirinya di luar jendela. Seorang laki-laki berpakaian militer lengkap sedang memandangi Seohyun dengan tatapan rindu.

Sementara itu di asramanya, Sepucuk surat ada di genggaman Minhyuk, hanya sepatah kalimat yang tertulis disana.

Aku masih hidup, aku selamat dari peperangan karena kebetulan helikopterku terjatuh di air.
_Jung Yonghwa_


“Hah!” Seohyun terkaget kini di depannya berdiri sosok laki-laki paling dirindukannya selama ini.

“Aku sudah pernah bilang, aku akan kembali...” lirih Yonghwa seraya memeluk Seohyun.

“Ini benar kau, oppa?” ucap Seohyun pelan, tangannya menelusuri lekukan wajah Yonghwa.

“Ne, ini aku...i miss you…”

Seohyun terisak menangis, laki-laki di depannya memang Yonghwa, wajahnya dan suara yang amat ia kenal. Yonghwa mengecup bibir Seohyun pelan, dan mereka berciuman meluapkan rasa rindu yang ada. Lalu tiba-tiba saja Seohyun menarik bibirnya, menghentikan ciumannya dengan Yonghwa. Isakan tangis Seohyun semakin pecah, hatinya merasa kacau.

Entah...ia harus senang atau apa karena saat ini ia tidaklah lagi menyimpan rasa untuk Yonghwa. Sudah ada Minhyuk mengisi hatinya, dan itu yang membuat ia merasa bersalah berciuman dengan Yonghwa.

“Seohyun-ah? Gwenchana? Aku sudah kembali, dan tak akan pernah meninggalkanmu lagi…”

“Oppa, kau telah mati...” lirih Seohyun dalam isak tangisnya. Yonghwa memandang Seohyun tak mengerti.

Di kejauhan Minhyuk berlari menghampiri mereka berdua.

“Hyung?” panggil Minhyuk. Seohyun semakin terisak melihat Minhyuk dengan tatapan sedih.

“Minhyuk-ah?” lirih Yonghwa. Rasanya ia mengerti kini, melihat Seohyun yang menangis merana dan melihat Minhyuk yang menghampirinya dengan ekspresi seperti itu.

“Hyung?” ucap Minhyuk.

“Menjauh dariku!” Yonghwa pun berlalu pergi dengan gumpalan sesak dalam hatinya.




_o0o_





Di pub…



Yonghwa minum-minum alkohol dan mulai meracau tak jelas.

“Apa yang kau rasakan jika sahabat terbaikmu menikammu dari belakang?” sindirnya ketika ia lihat Minhyuk datang.

“Kita perlu bicara” ujar Minhyuk.

“Tidak ada yang perlu dibicarakan.” Jawab Yonghwa acuh.

“Hyung!” Minhyuk nampak sangat merana.

“Lebih baik kita bersulang saja! Gomawo Minhyuk-ah karena sudah menjaga Seohyun dengan baik selama aku pergi, malah sangat-sangat baik!”

“Hyung! Aku dan Seohyun mendengar kabar kau sudah mati!” Emosi Minhyuk yang sudah tak tahan disindir terus oleh Yonghwa. “Ia sangat merana ditinggal olehmu...”

“Lalu kalian bercinta? Haha!”

“Aku hanya berusaha menghiburnya...kami benar-benar menganggap kau sudah tiada saat melakukannya.” Lirih Minhyuk.

“Ya! Memang aku sudah diujung kematian saat itu jika tidak ada wajahnya yang terus berkelebat dalam kepalaku, bahwa aku tidak boleh mati!”

“Dan saat-saat itu berubah, aku dan Seohyun tidak bisa terus menangisimu.”

BRUKKK! Yonghwa mendaratkan tinjuannya di pipi Minhyuk hingga Minhyuk terpental. Minhyuk pun membalas karena sudah emosi menghadapi Yonghwa. Alhasil mereka pun berkelahi hebat hingga pub menjadi kacau balau. Sampai akhirnya ada petugas yang datang membubarkan perkelahian di antara kedua laki-laki itu. Dalam kekacauan, Minhyuk dan Yonghwa melarikan diri berdua menggunakan mobil menghindari sergapan petugas.


Di pinggir pantai,

“Kamu satu-satunya saudara yang kupunya..selepas kau pergi aku merasa sangat sedih,” ucap Minhyuk memulai percakapan.

“Kau telah menyakiti hatiku, Minhyuk-ah...tapi ini bisa disebut kesalahanku”

Lalu kembali hening, tak ada yang bisa menjawab ini semua sa salah siapa. Mereka berdua hanyalah laki-laki yang mencintai seorang wanita yang sama.




_o0o_





Pada dini hari yang masih teramat dingin, pasukan tentara Korea Utara menyerbu pangkalan militer Gempo Airfield tanpa ada peringatan perang. Gempo Airfield yang masih sunyi tak menduga akan mendapat serangan dari tiba-tiba dari Korut. Tak ada persiapan maupun strategi yang dimiliki pihak Korsel bahkan para prajurit-prajurit masih terlelap dalam tidurnya.

Di langit sudah banyak pesawat tempur Korut menutup celah pandangan mata melihat awan. Korut mulai mengebom salah satu kapal yang ada di pelabuhan dan menembaki apapun yang ada di Gempo Airfield. Kapal-kapal Korea Selatansatu persatu meledak terkena bom, semua panik di luar kendali.

Minhyuk dan Yonghwa yang berada jauh dari pelabuhan segera terbangun dan segera sadar Korea Utara telah menyerang. Dan keduanya terperangkap dalam peperangan serta baku tembak. Dengan menggunakan pesawat P-40 yang tersisa, keduanya melawan pesawat-pesawat pasukan Korea Utara dan berhasil menembak jatuh 7 buah pesawat. Awan-awan putih mendadak menghitam karena kepulan dari kobaran api disana-sini.

Di lain tempat, Seohyun dan teman-temannya berusaha lari dari serbuan peluru-peluru yang melayang menuju hospital untuk menolong para korban-korban yang terluka. Namun, terlalu banyak yang terluka sehingga membuat para ahli medis panik. Terlebih lagi ketika Seohyun dan Nicole menemukan kenyataan bahwa Yuri telah tewas terkena sasaran peluru. Seolah ia menyusul tunangannya, Joon yang terlebih dahulu tewas. Seohyun mengkhawatirkan dua laki-laki itu, Yonghwa dan Minhyuk...

Pertempuran sesaat mereda. Mayat manusia bergelimpangan di jalan maupun di laut. Yonghwa dan Minhyuk akhirnya hadir di depan Seohyun dengan tubuh penuh luka.

“Ikut aku, aku akan mengobati kalian berdua.” Seru Seohyun.

Secara bergantian Seohyun mengobati luka Minhyuk dan Yonghwa. Di tengah kehampaan yang ada mereka bertahan hidup disamping kehilangan kawan-kawan mereka.




_o0o_





Setelah penyerangan dini hari itu, Pihak Korea Selatan tidak tinggal diam, mereka kemudian bersiap untuk melancarkan serangan balasan. Minhyuk dan Yonghwa adalah salah dua prajurit yang disiapkan untuk menjalankan misi balas dendam itu. Mereka pergi ke medan perang dengan nyawa sebagai taruhannya.

Yonghwa dan Minhyuk bersama pasukan Korea Selatan lainnya bertempur dengan sekuat tenaga melawan pasukan Korea Utara.

Pada saat penggempuran, pasukan Korea Selatan terdesak oleh serangan Flak milik Korea Utara, dan akhirnya tinggal 2 pesawat yang tersisa ketika melewati Korea Utara yaitu pesawat Yonghwa dan Minhyuk. Pesawat Yonghwa mendarat terlebih dahulu, Yonghwa dan anggota pasukan yang tersisa dikepung oleh patroli Korea Utara, lalu pesawat Minhyuk yang datang menembaki patroli Korea Utara tersebut, namun mendarat lebih parah. Minhyuk terluka saat Yonghwa menemuinya, saat hendak melakukan perawatan terhadap Minhyuk, tiba-tiba saja Yonghwa diserang oleh patroli Korea utara yang lain. Pasukan yang tersisa di todongkan senjata, namun Yonghwa berhasil mengambil pistol yang terjatuh dan menembaki para prajurit Korea Utara. Ketika pelurunya habis, Yonghwa akan ditembak oleh Korea Utara, namun Minhyuk mencegahnya, sehingga Minhyuk-lah yang ditembak. Saat Korut sedang lengah, pasukan KorSel yang tersisa kemudian mengambil granat milik pasukan Korut kemudian dilemparnya ke arah pasukan Korut, sehingga pasukan Korut tewas semua.

Yonghwa memandang Minhyuk yang terluka parah dengan tatapan merana, diingatnya kembali pesan terakhir Seohyun padanya sesaat sebelum mereka bertolak ke Jepang.

“Yong oppa, sampaikan pada Minhyuk bahwa aku tengah mengandung anaknya. Mohon agar ia pulang dengan selamat...” ucap Seohyun saat itu.

“Minhyuk-ah, Minhyuk-ah! Kau tidak boleh mati! Tidak boleh! Karena kau akan menjadi seorang ayah, Seohyun tengah mengandung anakmu. Jebal bertahanlah!” Ucap Yonghwa dengan suara serak bercampur tangisnya.

“Tidak Yonghwa-ah, kau yang akan menjadi ayah untuk bayi itu. Hanya kau yang bisa ada disisinya.” Ucap Minhyuk terputus-putus. Kesakitan mendera di sekujur tubuhnya tak tertahan.

“Minhyuk-ah, bertahanlah...”

“Sampaikan maafku pada dia, aku menyayanginya...” Minhyuk akhinya menghembuskan nafas terakhirnya di rengkuhan Yonghwa. Matanya terpejam seolah hanya tidur sesaat, tapi Yonghwa tahu jantung itu tidak berdetak lagi.




_o0o_





Without saying anything, you went away, it’s not, please
It’s okay to come back, It’s okay to come back
We separate for a while, It’s just a dream
Nothing happened, nothing happened
if this night passes and I wake up….
It’s okay to come back, It’s okay to come back
I love you, I still love you, please, please
Nothing happened, nothing happened
if this night passes and I wake up again with you…


(Ost.49 Days – There was Nothing Jung Yeop (BES))




_o0o_





.EPILOG.





Beberapa Tahun Kemudian…



Seohyun tengah berdiri seorang diri di sore hari itu, memandang jauh ke arah matahari yang terbenam.

Melihat langit senja ini selalu membuatku teringat padamu. Saat kau menunjukkan kekuatan di kerapuhanku. “I’ll keep a part of you with me...Minhyuk-ah…” batinnya.

“Aku juga merindukannya, selalu merindukannya.” Ujar Yonghwa tiba-tiba datang merangkul Seohyun.

“Oppa?” lirih Seohyun seraya membenamkan kepalanya di bahu Yonghwa.

“Hei, Hei apakabar hari ini, my baby?” ujar Yonghwa kepada perut Seohyun yang ternyata kini tengah mengandung.

“Aku baik dan selalu baik, appa...” ucap Seohyun menirukan suara bayi.

“Umma, Appa! Pesawat-pesawatanku tersangkut di pohon, hu..hu..” ujar seorang bocah laki-laki kepada Yonghwa dan Seohyun yang tiba-tiba berlari mendekat ke arah mereka.

“Hai, Jung Minhyuk adalah jagoan tidak boleh cengeng hanya karena pesawatnya tersangkut. Ara?” ucap Yonghwa mengelus kepala anaknya-yang sebenarnya adalah anak Minhyuk. Seohyun dan Yonghwa memutuskan memberi nama Minhyuk untuk selalu mengenang orang yang sama-sama mereka sayangi itu.

“Sekarang appa bantu ya mengambil pesawatnya.”

“Nee..”

Semua disini bahagia Minhyuk-ah, kuharap kau juga bahagia disana. Seohyun tersenyum memandang langit seolah tersenyum kepada laki-laki yang sempat hadir di hatinya itu.


Mulai kini aku hanya ingin melihat mentari terbenam hanya bersamamu, Yonghwa oppa...kini dan selamanya.

Seohyun pun menghampiri suami dan anaknya yang tengah bermain-main dengan tawa bahagia.







_END_











Edisi : SJ and Friends _FF OneShoot Basic on Movie_


Penulis : VIRLY RAZKIA a.k.a ARTEMISGODDESS

Editor : SJ

Pic : VIRLY RAZKIA







VIRLY say :

Sebuah cerita yang diadaptasi dari film lama bangeeet. Ini merupakan film favoritku yang selalu bikin aku nangis abis menontonnya. Aku beraniin diri untuk diadaptasi ke FF  dan sempat bingung milih cast buat laki-laki ketiga antara YS ^^

Semoga ada yang sudah menonton film ini. Mianhe jika cerita banyak diimprov seenak udel author.

Semoga kalian suka, amiiin. FF ini tentu gak bs dibandingin sm FF2nya SJ eonni  gomawooooyo. Aku masih banyak belajar dan terus belajar dalam menulis. HWAITING!








SJ say :


Waktu liat draft FF ini pertama kali, aku menjerit senang. Sama ama Virly, ini juga film favoritku. Aku fans berat Josh Harnett, semua filmnya adalah film favoritku termasuk film ini (meski yang masih menduduki peringkat pertama “WICKER PARK”) dan honestly yang paling bikin aku mewek di film ini pas bagian Josh meninggal..uuhhggg..waktu itu aku sempat bilang, sutradaranya salah casting nih, maunya Ben Afleck ajha yang meninggal…hahahha..ababil bgt yah aku waktu itu.

Overall, aku gak banyak merubah FF ini, aku pikir Virly udah jago bikin FF. Two Thumbs up yah.

Nah, buat kalian met baca ajha yah ^^





.SJ.

Rabu, 28 Desember 2011

AOD Part 7 (FF YongSeo Couple)






ANGEL’s Or DEVIL’s


SJ Entertainment Present :


ANGEL’s Or DEVIL’s


Lead Cast :
Jung Yong Hwa (CN Blue)
Seo Joo Hyun (SNSD)
KyuHyun (SUJU)
Victoria (f(x))

Other Cast :
Cha Seung Won
JongHyun (CN Blue)
Yesung (SUJU)
MinHyuk (CN Blue)
JungShin (CN Blue)
Yoona (SNSD)
HyunA (4 Minute)
Gwang Soo (RM)
HyoYeon (SNSD)
Lee Soo Man


Opening Theme Song : It Has To Be You – YeSung “SUJU”






.Part 7.





(You’re breathing, You’re living in my heart..
Heart is beating, you’re walking in my heart..
From the day you came to me,
Was longing
You’re calling me…

Tears are falling again
Painful tears are falling
My heart is hurting
Hurting because of you…)





_.-AoD-._





Diatas Mobil JongHyun…



Banyak hal yang terkadang membuatmu jadi berpikir betapa kompleksnya dunia tempat kamu hidup ini, betapa masalah tidak pernah selesai dan seperti benang kusut saling terkait satu sama lain. Masalah yang pertama belum rampung, masalah berikutnya menghampiri. Begitupun yang sekarang di rasakan oleh JongHyun. Meski ini bukan tentang dirinya, bukan tentang hidupnya, bukan ceritanya, tetap saja dia merasa ikut bersedih untuknya, Ini tentang seseorang yang sangat berarti bagi dirinya. Yang justru kisah hidupnya, Bagi JongHyun pribadi, sudah mengalahkan kisah novel-novel romantis yang digilai teman-teman wanitanya. Ini kisah Jung Yong Hwa. Sahabatnya yang sudah seperti saudaranya sendiri. Masalah yang hadir di dalam hidup sahabatnya itu datang bertubi-tubi.

Tetapi di atas segalanya bukan kompleksitas hidup yang membuatnya tidak mengerti dan tidak habis pikir, tetapi perasaan cinta yang mendalam dan tidak pernah menyerah, ini yang tidak bisa di terima oleh akal sehatnya. Baginya ketika kamu mencintai seseorang ungkapkan lalu jalani hubungan dengannya, Habis perkara. Tetapi ini berbeda. Bukannya mengungkapkannya Si Pria malah menyimpannya sendiri, berkorban habis-habisan buat si wanita tetapi jangankan bisa memeluk dan membisikkan kata cinta di telinganya, bahkan mendapati senyum manisnya pun tidak bisa.

Nah, Masalah dalam hidup Jung YongHwa yang sangat mendasar menurut JongHyun adalah karena rasa cinta yang tanpa syarat darinya buat seorang wanita, yaitu istrinya, Cha Seohyun.

Jonghyun akhirnya tahu, alasan sebenarnya di balik keputusan YongHwa menyelamatkan JS Company dan menikahi putri Cha Seung Won. Kebenaran yang terkuak yang di dapatinya setelah penasaran melihat semua sepak terjang dan keputusan-keputusan yang tidak matang yang bukan ciri khas sahabatnya itu. setelah mendesak JungSHin yang tampaknya juga tidak sepakat dengan pernikahan tiba-tiba itu, akhirnya dia tahu satu fakta yang membuatnya tercengang, Cha SeoHyun yang notabene adalah istri sahabatnya itu adalah si gadis salju. Gadis yang dicintai, sangat dicintai Jung YongHwa, bahkan ketika dia sendiri belum tahu arti kata cinta itu.

Dan sekarang, ketika dia sedang mengemudikan mobilnya menuju kantor SM Entertainment, demi menyelamatkan seorang artis debut SM Ent, yang ternyata adalah kakak ipar YongHwa, kembali dia melihat bukti rasa mendalam yang dimiliki YongHwa untuk sang istri.

“Selesaikan masalah hukum yang membelitnya, dan pastikan dia tidak di penjara, aku akan menyusul dan katakan pada pihak SM Entertainment aku butuh bertemu dengan GM mereka secara personal, eye to eye dan tanpa sepengetahuan Cha Yesung sendiri…” ini adalah kalimat yang dilafalkan dengan lantang oleh YongHwa ketika dia menelpon dan memberi tahu fakta tentang kondisi Yesung.

“Kamu marah yah??” suara renyah yang terdengar sedikit khawatir itu mengembalikan JongHyun di tempat dia berada kini. Dia kemudian mengarahkan pandangannya ke wanita cantik yang duduk di sampingnya. “Mianhe…”

JongHyun tersenyum, senang dengan fakta Yoona merasa bersalah karena kencannya yang terinterupsi oleh kasus di kantor sahabatnya, HyoYeon.

“Jangan merasa bersalah dear, aku tidak marah kok date kita malam ini terganggu…”

Yoona tersenyum. “Baguslah kalau kamu tidak marah…”

“Kenapa kamu berpikir kalau aku lagi marah?” JongHyun memandang wanita cantik yang sedang duduk dengan tenangnya di sampingnya. Lihatlah wanita satu ini, dia begitu tenang dan elegan, dia tidak terlihat gelisah seperti wanita-wanita lain yang selalu seperti cacing kepanasan sesak nafas jika berada di dekatnya. JongHyun sepenuhnya sadar bagaimana reaksi wanita terhadap dirinya, bukannya narsis tetapi wanita-wanita sekarang memang terlalu agresif menurutnya dan jujur itu menakutkan. Tetapi wanita di sisinya ini berbeda. Dia tahu bagaimana menghargai dirinya sebagai wanita.

“Anii, aku cuma kaget melihatmu sejak tadi diam begitu...”

“Aku sedang berpikir My Lady…”

“Memikirkan apa?”

“Ehhmmm…aku hanya sedang memikirkan tentang cinta yang tidak pernah mati, akalku benar-benar tidak bisa menerima fakta bahwa ada cinta yang seperti itu…”

“Maksudmu True love? Kamu tidak percaya pada cinta sejati begitu?”

JongHyun memandang Yoona dalam-dalam. “Aku bukannya tidak percaya pada arti cinta yang sebenar-benarnya, tetapi hidup di zaman sekarang ini memberikan pelajaran padaku bahwa sifat dasar manusia yang mengutamakan egoisentris itu bisa dengan mudahnya merendahkan makna cinta, misalnya saja sekarang orang begitu gampangnya bercerai dengan pasangannya hanya karena mementingkan ego masing-masing, Nah jadi agak sulit bagiku untuk membayangkan kalau ada orang yang sanggup mencintai begitu dalam tanpa mengharap cintanya berbalas, that’s ironic menurutku…”

Yoona memandangnya tajam. “Intinya kamu memang tidak mempercayai cinta begitukan? Bagimu cinta sejati tidak eksis di dunia ini?”

“Kamu salah paham dear, aku pribadi jika mencintai seseorang akan berjuang mendapatkan hatinya dan memperlihatkan perasaanku padanya dengan berani dan tidak takut mendengar kata tidak darinya, jika bahkan pada akhirnya aku tidak mendapatkannya aku akan move on dan mencari wanita yang lain, bukannya malah mengkultuskan diri dengan hanya mencintai satu orang ini saja…oh c’mon Yoona-yah, tidak mungkinkan kecerdasan intelektual kita kalah oleh perasaan cinta…itu yang tidak bisa aku terima…”

Yoona menghela nafas. “Aku mungkin berbeda denganmu…”

“Maksudmu…”

“Call me immature tapi menurutku cinta yang tanpa syarat seperti itu romantis…”

JongHyun tidak bisa menahan ledakan tawanya terlebih ketika Yoona terlihat serius dengan ucapannya. “Hahhaha..perempuan..perempuan.. wajar kalau kamu menyukai kisah cinta seperti itu, but dear dunia tidak seindah khayalan di dunia dongeng termasuk kisah cinta yang melengkapi buku putri-putrian yang kalian suka baca itu,dunia itu lebih kompleks…apakah kamu pernah punya kisah cinta sebelumnya? Bagaimana dengan kisah cintamu itu? sudah berakhirkan? Apakah kamu masih mengingat mantanmu itu? kalau kamu masih mengingatnya itu adalah kebodohan terlebih kamu tahu kalau dia tidak lagi ingin menjalani hari bersamamu…”

“Sayangnya aku belum pernah punya kisah cinta sebelumnya…” lirih suara Yoona membuat JongHyun terkesiap. Gadis secantik ini belum pernah pacaran. Itu di luar ekspetasinya.

Yoona sendiri di tempatnya menyesali ucapannya sedetik yang lalu, mengapa dia begitu jujur tentang keadaan romatisme hidupnya, apalagi pada tipe pria seperti JongHyun, tipe pria yang world-class flirt, flamboyan, metroseksual, atau istilah apalagi yang menggambarkan pria masa kini yang tampilannya chic dan doyan menebar pesona pada perempuan-perempuan yang seliweran di sekitarnya. tipe pria yang bakalan dihindarinya mati-matian.

Memilih amannya, dia diam lalu menunduk dan memainkan jari jemarinya di atas pangkuannya, tetapi tidak siap ketika salah satu tangan JongHyun meraih dan menangkupkan tangannya di atas telapak tangannya.

“Mianhe, aku tidak bermaksud meremehkan arti cinta atau kisah cintamu dear dan ini bukan tentang kita. Aku sedang memikirkan seorang sahabatku….”

Yoona mengangkat wajahnya dan melihat ke arah JongHyun tanpa melepaskan tangan yang berada di atas pangkuannya. Entah apa yang terjadi pada dirinya malam ini, kata-kata kasar yang sering di lontarkannya pada rekan kerjanya, yang kadang terlihat bak malaikat kadang lagi seperti setan ini, menguap. Dia kehilangan semangat untuk menanggapi ucapan sinis JongHyun dengan kata-kata kasarnya. Ya Tuhan berikan aku kekuatan, aku tidak mungkin masuk ke perangkap diakan?? Batinnya gelagapan.

Tiba-tiba JongHyun menghentikan mobil, lalu menatapnya dalam-dalam. “Kamu maukan memaafkan aku my lady??”

Mata itu sukses menghipnotisnya dan tanpa sadar membuatnya menganggukkan kepala, meluruhkan semua akal sehatnya. Tidak lama kemudian dia bisa merasakan wajahnya sempurna memerah ketika JongHyun mendekatkan wajahnya ke wajah Yoona. Oh Tuhan apa yang sedang terjadi padaku? Mengapa pria ini bisa meluluhkanku hanya dengan pandangannya yang tajam itu padaku? Oh Tuhan, selemah inikah diriku?

Tiiittt….tiiiitt…

Ketika wajah JongHyun kira-kira seinci lagi di depan wajahnya tiba-tiba Telepon genggam Yoona berbunyi, gelagapan mereka memisahkan wajah, Yoona refleks memperbaiki tatanan rambutnya lalu meraih iphonenya di dalam handbagnya, sedangkan JongHyun sendiri kembali mengemudikan mobil dengan pelan. Dalam hati Yoona mengucapkan syukur dan terimakasih sebesar-besarnya bagi siapapun yang menelponnya.

“Kamu dimana? Aku udah di kantor tapi kamu belum datang…” suara cempreng dan panik HyoYeon terdengar di ujung sana.

“Kami sudah menuju ke sana Hyo, ini udah dekat sampainya…”

“Arasho, aku tunggu yah…”

Yoona menutup pembicaraan telponnya lalu dengan sedikit grogi menatap cowok yang terlihat tenang mengemudikan mobil di sampingnya ini. “Ini HyoYeon…”

JongHyun hanya mengangguk-anggukkan kepala lalu mengemudikan mobil secepatnya, bergegas menuju SM Entertainment.





_.-AoD-._





SM ENTERTAINMENT BUILDING.



Yesung menunduk di sofa sedangkan disisinya MinHyuk, manajernya, sedang menjelaskan semua informasi yang di butuhkan oleh dua orang pengacara yang akan di pakai perusahaan untuk membela mereka nantinya.

“Kami tidak merasa melanggar hak cipta, lagu kami sangat berbeda dengan lagu yang dituduhkan kepada kami jika kami menirunya, kami bahkan punya bukti recording lagu kami yang lebih dahulu ketimbang peluncuran lagu mereka, hanya saja karena terkendala banyak hal, termasuk aturan yang ditetapkan oleh perusahaan jadi kami kemudian meluncurkannya pada tahun ini, itu murni ciptaan Yesung Hyung..”

Yoona mengangguk-angguk mendengar penjelasan MinHyuk, sedangkan JongHyun mengarahkan tatapan kepada Yesung yang lebih memilih diam dan duduk menunduk di depannya.

JongHyun menghela nafas panjang, ini satu lagi yang tidak bisa dimengertinya, pria muda di depannya ini jelas-jelas punya masa depan cerah tetapi dia lebih memilih hidup susah demi apa yang diinginkan hatinya, bahkan meninggalkan ayahnya yang sakit jantung dan adiknya yang terpaksa menikah dengan seseorang yang tidak dicintainya hanya demi menyelamatkan perusahaan ayahnya, meski setuju dengan keputusan bahwa mengikuti kata hati memang penting tetapi dia tetap menganggap pria di depannya ini adalah pria yang tidak bertanggung jawab, lalai terhadap keluarganya demi keegoisannya sendiri untuk mengejar mimpi-mimpinya.

“…Kami butuh lebih banyak bukti untuk meringankan tersangka. Dan karena kejadiannya di Jepang, kemungkinan besar Yesung-ssi akan kembali di panggil kesana dan selama kasus ini berjalan mungkin tidak di perbolehkan meninggalkan jepang…”

Tiittt..tiittt…dering iphone JongHyun membuatnya terpaksa meninggalkan Yoona yang sedang menjelaskan proses hukum yang akan di lewati oleh Yesung dan pihak perusahaannya.

“Dee…”

“Aku di ruangan GM SM Entertainment sekarang, aku harap bisa menemuimu di sini…”

“Dee, arasho..tunggu aku di sana…” JongHyun kemudian mematikan sambungan telepon dari YongHwa kemudian berjalan kembali menghampiri Yoona, HyoYeon, Yesung dan MinHyuk.

“Aku tinggal sebentar yah Yoona-yah..silahkan berbicara dengannya, dan HyoYeon-ssi bisakan anda mengantarkanku ke ruangan GM anda…”

HyoYeon meski merasa heran, tapi karena melihat raut wajah serius JongHyun akhirnya menganggukkan kepala lalu melangkah meninggalkan Yoona, MinHyuk dan Yesung yang sedari tadi hanya terdiam, bersama JongHyun.

“Sejak kapan Yesung-ssi menjadi artis debutan SM?” Tanya JongHyun pelan ketika mereka melangkah bersama menuju ruangan GM.

“Ehhmm, dua tahun yang lalu dia mulai masuk ke perusahaan ini, meski belum secara sepenuhnya. Dia punya bakat dan bos kami mengetahui talenta yang dimilikinya, hanya sayangnya di tahun-tahun pertama dia disini, dia mendapat tantangan yang berat dari ayahnya. Ayahnya tidak menyukai dia bergelut di dunia showbizz, itu kenapa dia kemudian memutuskan meninggalkan keluarganya…”

JongHyun mengangguk-anggukkan kepala mendengar penjelasan HyoYeon.




_.-AoD-._




(..On the day that I miss you
On the day that I miss this much
Because I want to see you
Tears are falling again

I choked on my tears
I swallowed the words “I love you”
I send those words to the wind,
I send them far away
The words that I want to see you (I miss you)…)




_.-AoD-._



MEANWHILE...



”Tidak usah Gwang Soo-ah, biarkan aku yang membawa tasku dan berkas-berkasku...”

”Aniiya Nyonya muda, biarkan aku yang membawa berkas-berkasnya...”

”Arasho...” SeoHyun kemudian melangkah masuk dan dibelakangnya mengikut Gwang Soo sambil membawakan map-mapnya yang sengaja di bawa pulang, dia berniat membaca laporan-laporan perusahaannya nanti jika menjelang tidur, yang dibutuhkannya sekarang adalah mandi di bathroomnya, sekedar berendam dengan aromatheraphy untuk mengurai penatnya terdengar nyaman di telinganya. Dia berharap tidak ada pertengkaran dengan suaminya malam ini. Dia tidak mampu menolerir kalau sampai Jung YongHwa mengajaknya perang lagi.

Tetapi apa yang diharapkannya tampaknya tidak bisa terkabul malam ini, ketika gangguan itu datang bukannya dari suaminya tetapi dari satu sosok perempuan yang terlihat sangat menor dan seksi yang berdiri di ruang tamu kediaman suaminya dan sedang menatapnya nanar.

”Jadi Kamu yah istrinya YongHwa oppa??” suara sinis itu terdengar menggelegar di telinganya.

Siapa perempuan yang tidak sopan ini? Apa urusannya denganku jika aku istri dari Jung YongHwa, batinnya.

Di belakang perempuan itu, kepala pelayan rumah tangga mereka, Kim, menegurnya. ”Agashi, anda jangan tidak sopan seperti itu pada NyonYa muda. Kalau Tuan Muda tahu anda datang kemari dan berbuat kekacauan dia akan sangat-sangat marah...”

”Kamu istrinya Yong Oppa??”

”Siapa dia Kim-ssi?”

”SIAPA AKU?? Lancang sekali kamu...yang harus bertanya siapa Kamu itu aku..aku...Kamu siapa? Kamu ngapain nikah dengan Kekasihku?”

”Hyuna-ssi, tolong jangan berbuat kasar disini, dia istri dari Tuan Muda, dia Nyonya rumah ini, suka atau tidak anda harus menghormatinya...” Alih-alih mendengarkan ucapan Kim, HyuNa, wanita yang sekarang berdiri di depan SeoHyun berjalan mendekat ke arah SeoHyun.

”Kamu perempuan jalang, lancang, berani sekali kamu menikah dengan kekasihku...apa kamu pikir kamu lebih cantik dari aku yah..SIALAN...”

Hyuna tanpa di duga-duga maju menyerang SeoHyun dengan menamparnya telak lalu menarik kepalanya, membuat Kim dan Gwangsoo yang juga berada di sana terpana sesaat lalu berusaha melerai HyuNa yang telah menjambak rambut SeoHyun. SeoHyun yang tak kalah kagetnya tidak bisa berbuat apapun, dia merasakan sakit di kepalanya teramat sangat, telinganya masih berdengung meski dia mencoba melindungi dirinya, tetap saja Hyuna berhasil menyakitinya.

”DIA KEKASIHKU...MILIKKU...KAMU PIKIR KAMU LEBIH BAIK DARIKU UNTUK MELAYANINYA DI RANJANG...KAMU PIKIR KAMU MAMPU MEMENUHI NAFSUNYA...KAMU LANCANG...”

”Hyuna-ssi..lepaskan...”

”Agashi lepaskan Nyonya Muda...”

Karena merasa marah tanpa sadar Gwang Soo melepaskan satu tinjunya dan melayangkannya tepat ke arah HyuNa dan lalu menarik SeoHyun yang terlihat shock dan kesakitan ke dalam pelukannya. ”Nyonya muda, kwenchana...” ucapnya dengan nada khawatir.

”Pelayan, panggil security...” teriak Kim ketika telah berhasil meringkus Hyuna dan menahannya di lantai.

”KALIAN TIDAK BOLEH MELAKUKAN INI PADAKU...KALIAN SEMUA AKAN MENERIMA BALASANNYA..DAN JUGA KAMU WANITA JALANG..KAMU..AKU AKAN MEMBUNUHMU...YONG OPPA ADALAH MILIKKU..MILIKKU...” SeoHyun mengkeret dalam pelukan Gwang Soo, merasa kaget melihat tatapan nanar itu, perempuan ini gila batinnya. Ini terlalu menakutkan baginya, mengalahkan rasa sakit yang di deritanya.

Tidak lama kemudian para security datang dan membawa Hyuna segera berlalu, Kim mendekati SeoHyun yang terlihat Shock.

”Maafkan kami Nyonya muda, sungguh maafkan kami, kami tidak tahu bagaimana dia bisa masuk ke rumah ini...”

SeoHyun menganggukkan kepala pelan, kepalanya terasa berat, dan dia merasa sakit-sakit teramat sangat, secara bathin dan fisik, dia kemudian merapikan rambutnya yang tadi di tarik oleh HyuNa dan merapikan blazer kerjanya. Dia kemudian menoleh kepada Gwang Soo.

”Antarkan aku ke rumah sakit, malam ini aku mau menginap di sana saja...”

”Nyonya muda, jangan seperti ini, maafkan kami tapi aku mohon jangan meninggalkan rumah...”

”Tidak apa Kim-ssi, kamu tidak perlu menceritakan peristiwa ini pada suamiku, katakan saja aku ingin menemani Appa...dia pasti mengerti, aku pun tidak akan mengatakan apapun. Peristiwa hari ini rahasiakan saja...”

Setelah mengatakannya, SeoHyun berdiri lalu berjalan keluar.

Di atas mobil dalam perjalanan mereka menuju rumah sakit, tanpa mampu mencegahnya SeoHyun menangis, menumpahkan semuanya, menangisi nasibnya, menangisi apa yang terjadi padanya. Di kursi pengemudi Gwang Soo ikut terharu, tetapi tidak banyak yang bisa dilakukannya untuk meringankan perasaan sedih SeoHyun.

”Oh Tuhan, aku harus bagaimana? Ini terlalu berat bagiku. Aku harus bagaimana lagi menghadapi semua ini...” batin SeoHyun di sela-sela isak tangisnya.

Sampai detik ini, dia tidak pernah menyangka bahwa hidupnya benar-benar akan separah ini. Ayah yang terbaring di rumah sakit karena penyakit jantung, saudara kandung satu-satunya tidak jelas keberadaannya, menikahi pria yang tidak mencintainya, perusahaannya yang sedang di ambang kehancuran, dia pikir itu sudah cukup, semua masalah ini sudah terlalu membebani hidupnya tetapi dia yakin dia mampu berdiri, dia mampu menaklukan semuanya tetapi kini dengan tambahan seorang perempuan pshyco yang pernah atau bahkan mungkin masih menjadi ”wanita” suaminya, bisakah dia lebih kuat lagi menghadapi ini? Dia tahu akan salah sekali jika berharap banyak dari pernikahannya, misal mengharap cinta suaminya, itu tidak mungkin, dia yakin YongHwa tidak pernah mencintainya, tetapi apakah dia juga harus bersiap-siap menerima kehadiran wanita-wanita suaminya di kediaman mereka? Sanggupkah dia dengan kenyataan itu? Meski tidak mencintai YongHwa tetapi kehadiran wanita-wanita itu tetap saja melukai harga dirinya sebagai seorang istri.

Dan ketika dia menjejakkan kakinya kembali ke rumah sakit Seoul, entah karena beban pikiran yang terlalu banyak, atau karena rasa letih yang tak mampu lagi di tahannya, di tambah rasa sakit pada kepalanya akibat tamparan HyuNa, pada akhirnya dia merasa oleng dan tak lama kemudian pandangannya berkunang-kunang dan dia kehilangan kesadaran. Suara terakhir yang di dengarnya sebelum menutup mata adalah teriakan panik Gwang Soo yang berjalan di belakangnya, dan lalu semua gelap.





_.-AoD-._





SM ENTERTAINMENT BUILDING..



Lee Soo Man menatap pria muda di depannya yang sangat terlihat tenang ini. Dia kenal Jung Yong Hwa. Pengusaha muda yang mulai diperhitungkan dalam industry bisnis Daehan Mingguk. Pemilik Hotel, armada dagang, real estate dan bahkan perusahaan-perusahaan kecil yang bergerak di industry waralaba yang mulai mengukuhkan namanya menjadi salah satu chaebol terkaya di Daehan Mingguk. Dan dia terkenal dingin dan bertangan besi. Meminjam sebuah ungkapan yang mengatakan bahwa “Everything that he touches turns into gold” seperti itulah keberuntungan pria di depannya ini. Perusahaan apapun yang berada di tangannya, bahkan jika perusahaan itu menjelang bangkrut mampu di sulapnya kembali menjadi perusahaan sukses dan berkembang.

Lee Soo Man sendiri menghormati pemuda itu karena dia salut atas kerja keras anak muda ini. Dia terkenal sebagai pengusaha yang giat dan meski terlihat dingin, dia terkenal sebagai pengusaha yang jujur dan tidak suka merugikan rekan kerjanya.

Dan ketika mendengar kalau Jung Yong Hwa ingin menemuinya terkait kasus yang menimpa salah satu penyanyi debutan di perusahaannya, Lee Soo Man merasa heran. Apa hubungan Jung Yong Hwa dengan Cha Yesung.

“Dia adalah Saudara ipar saya, dan terimakasih selama ini telah memberikannya kesempatan untuk berkembang di bawah perusahaan besar anda..”

Itu adalah kalimat pertama yang di ucapkan Jung Yong Hwa setelah sedari tadi hanya terdiam dan menatapnya setelah basa-basi di awal pertemuan mereka.

Lee Soo Man memandang HyoYeon yang tampaknya juga tidak tahu apapun tentang fakta jika Cha Yesung adalah kakak ipar Jung Yong Hwa. HyoYeon yang baru datang bingung dengan fakta ini, dia kemudian melihat wajah JongHyun. Namun JongHyun terlihat tenang.

“Aku telah berbicara dengan asistenku…” YongHwa kemudian memperkenalkan JungSHin kepada mereka. “..dan salah satu perusahaanku akan menjadi sponsor bagi album perdana Cha Yesung di Daehan Mingguk…”

Lee Soo Man terlonjak kaget.

JongHyun dan HyoYeon pun tak kalah kagetnya.

“…tentang kasus yang membelitnya aku berharap pihak perusahaan bisa berbuat yang terbaik untuk menyelamatkannya dan setelah semuanya selesai segera siapkan peluncuran album debutnya di daehan Mingguk….”

Lee Soo Man masih mencerna apa yang baru saja di ucapkan oleh Jung YongHwa.

“Tidak semudah itu Jung Yong Hwa-ssi…”

“Aku tahu Lee Soo Man-ssi, semuanya tidak akan semudah membalikkan telapak tangan, aku memberi penawaran kepadamu, tetapi penawaran ini hanya berlaku pada Cha Yesung-ssi tidak untuk artis yang lain, dan akupun tidak cuma-cuma memberi penawaran ini. Aku punya syarat….”

“Apa itu?”

“Cha Yesung tidak boleh tahu tentang perjanjian kita ini…”

Ruangan itu sunyi seketika. Semua terdiam dan masing-masing asyik dengan pikirannya sendiri.

“…apakah anda akan menerima tawaranku ini??” YongHwa menatap Lee Soo Man tajam.

Lee Soo Man menghela nafas panjang.

Dia telah malang melintang di industry hiburan ini, bagi dia idealisme sebagai pengorbit artis di perlukan. Tidak segampang itu untuk mengorbitkan artis meski memiliki sposor yang kuat, kalau si artis tidak memiliki talent itu percuma. Dia telah menolak beberapa artis “titipan” _istilah yang diberikannya kepada calon artis yang punya pendukung sponsorship yang kuat tetapi tidak memiliki bakat_ bagi dia percuma mengorbitkan artis yang punya duit tetapi tidak berbakat, itu hanya akan menjatuhkan reputasi perusahaannya sebagai salah satu perusahaan besar yang telah melahirkan puluhan artis berbakat. Yang paling penting dimiliki artis adalah talenta, bakat dan keinginan untuk berkerja keras. Meski dia tidak memiliki dukungan berupa sponsorship, perusahaan mereka mampu membiayai artis yang punya bakat besar. Untuk kasus Yesung sendiri, Lee Soo Man yakin kepada anak muda itu, terlebih Yesung yang dikenalnya adalah musisi yang berbakat dan pekerja keras. Dia bahkan rela meninggalkan kemewahan kehidupan keluarganya hanya agar bisa menjadi musisi handal. Sebuah keputusan yang menurut Lee Soo Man sangat berani. Tanpa permintaan dari Jung Yong Hwa pun sebenarnya Lee Soo Man akan mengorbitkan YeSung di Daehan Mingguk secepatnya setelah dia mendapat tempat di Jepang. Sayang tiba-tiba kasus pelanggaran hak cipta ini muncul.

“Bagaimana menurutmu HyoYeon-ssi??”

HyoYeon adalah PR yang bekerja di SM Entertainment, selama ini dia yang banyak mengurusi Artis debut baru SM di Daehan Mingguk maupun di Jepang. Lee Soo Man mengacungi jempol bagi kinerja karyawatinya satu ini. Advice darinya kadang cerdas dan tepat sasaran. Untuk itu dia akan mendengarkan masukan apa yang di berikan oleh HyoYeon.

“Aku pikir mungkin kita bisa menerima tawaran baik dari Jung Yong Hwa-ssi…maafkan aku Lee Soo Man-ssi, maksudku begini, aku yakin kalau kasus yang membelit Yesung-ssi saat ini bisa kita selesaikan dengan baik. Aku percaya pada kemampuan sahabat baikku, dia akan bekerja sekuat tenaganya dan terlebih aku percaya jika Yesung-ssi tidak melakukan seperti apa yang telah dituduhkan padanya. Nah, isu yang menerpa Yesung-sii tentang pelanggaran hak cipta ini bisa kita pergunakan dengan baik, kita tidak menolak jika media ingin memblow-upnya keluar, ini bisa menjadi promosi gratis bagi Yesung-ssi. Dan disinilah kesempatan kita untuk mengeluarkan album debut dia setelah kasusnya selesai, nah sementara kasusnya berjalan dan keharusan dia untuk menetap di jepang, bukankah waktu itu tepat bagi dia untuk membuat dan menciptakan lagu barunya buat debutnya di Korea. Nah dengan adanya sponsor dari Jung Yong Hwa-ssi itu bisa mempermudah kita untuk mengenalkan dia, kita tidak perlu lagi bersusah payah mencari sponsor baginya, kita bisa lebih serius menggarap konsep kemunculan dia. Bagaimana Lee Soo Man-ssi?”

Lee Soo Man mengangguk-anggukkan kepala di tempatnya, dia menyadari apa yang di katakan oleh HyoYeon benar.

“..Tapi aku mau kita tetap terikat kontrak kerja secara professional…”

“Aku sepakat tentang itu Lee Soo Man-ssi, meskipun Yesung-ssi adalah Kakak iparku, aku tetap ingin kalau kerjasama kita ini dilakukan secara professional, ini antara perusahaanku dengan dirinya bukan antara aku dan Yesung-ssi. Anda bisa mengatakan padanya kalau sponsorship ini adalah hasil kerja kerasa SM Entertainment untuk melobi perusahaan-perusahaan besar seperti perusahaan kami…”

Lee Soo Man berpandangan dengan HyoYeon.

“Baiklah, kami akan terima tawaran kerjasama anda dengan baik Jung Yong HWa-ssi, semoga kedepannya kerjasama ini bisa memberikan hasil yang bagi untuk kedua belah pihak…” Lee Soo Man kemudian berdiri dan menerima uluran tangan YongHwa yang mengajaknya bersalaman, tepat sesudahnya JungSHin mendekat ke arah YongHwa kemudian berbisik sesuatu yang membuat wajah YongHwa pucat pasi.

“Lee Soo Man-ssi, semua perjanjian kita dan kontrak kerjasamanya silahkan bicarakan dengan pengacara dan asistenku, semuanya aku serahkan pada mereka, dan maafkan karena harus meninggalkan kalian, aku punya kepentingan mendesak…” setelah mengucapkan kalimat itu YongHwa berbalik kepada JongHyun dan JungSHin dan melalui isyarat matanya yang mengatakan dia menyerahkan semuanya pada mereka berdua, dia kemudian berlalu pergi dengan langkah yang cepat.

“Adaapa ini?” Tanya JongHyun pelan. JungSHin menghela nafas lalu menjawab dengan lirih. “SeoHyun-ssi pingsan tidak sadarkan diri di lobby Seoul Hospital….”

Di tempatnya JongHyun terkesiap, mengapa bencana yang menimpa keluarga ini tiada habisnya.





_.-AoD-._





(The words I could not say,
They become a long sigh
So they flow in my heart

Tears are falling again
Painful tears are falling
My heart is hurting
Hurting because of you…

On the day that I miss you
On the day that I miss this much
Because I want to see you
Tears are falling again…)





_.-AoD-._





Seoul Hospital...



YongHwa menatap wajah pucat yang sedang terbaring itu. Dia kemudian duduk di sisi pembaringannya. Dengan tangan yang gemetar, dia membelai wajahnya dan merapikan anak-anak rambut yang menutupi wajah istrinya.

Oh Tuhan, lihatlah dia sangat cantik.

“Dia kelelahan dan mungkin sedikit depresi YongHWa-ssi. Tekanan darahnya rendah, ini yang menyebabkan dia pingsan…” ucapan ini adalah milik dokter yang tadi memeriksa istrinya. setelah bertemu dengan dokter yang memeriksa SeoHyun, YongHwa kemudian memilih mengintrogasi Gwang Soo.

“Apa yang terjadi seharian ini? Jelaskan padaku, kenapa dia bisa kelelahan? Apakah dia makan siang tepat waktu? Dan bukankah aku sudah memerintahkan padamu untuk menjaganya, kalau seperti ini, apa yang sebenarnya kau lakukan?”

“Mianhe YongHwa-ssi…itu..itu…” Gwang Soo gelagapan.

“Kalau bicara yang jelas, ada apa sebenarnya?”

“Tadi SeoHyun-ssi dipukuli oleh Hyuna-ssi…”

YongHwa membeku di tempatnya. SeoHyun dipukuli? Hyuna?

“Apa maksudmu Gwang Soo-yah??”

“Tadi ketika pulang kantor dan tiba di rumah, SeoHyun-ssi dikagetkan oleh kedatangan Hyuna-ssi. Hyuna-ssi ketika melihat SeoHyun-ssi dan menyadari kalau SeoHyun-ssi adalah istri Tuan, dia marah besar lalu mulai menyerangnya…”

“APA YANG KALIAN LAKUKAN??KENAPA TIDAK MENGHENTIKAN KELAKUAN GILA HYUNA??” YongHwa setengah berteriak membentak Gwang Soo, membuat Gwang Soo mengengkeret di tempatnya. Dia tidak pernah melihat YongHwa semarah ini. Meski tegas dan terihat dingin tetapi selama bekerja pada YongHwa, Gwang Soo tahu kalau bosnya itu orang yang hangat dan sangat rendah hati.

“Mianhe..mianhe Tuan Muda…kami betul-betul tidak menyangka kalau HyuNa-ssi akan menyerang Nyonya Muda…Chinca mianhe…”

YongHwa menghela nafas panjang. Yah, Gwang Soo benar, ini bukan salah mereka. Ini adalah kesalahan YongHwa yang telah berhubungan dengan wanita psycho model HyuNa itu, SIALAN. Perempuan itu tidak pernah berhenti mengganggunya dan kali ini sasarannya adalah SeoHyun. Selama ini dia tenang-tenang saja atas semua tindakan Hyuna tetapi jika itu menyangkut SeoHyun, HyuNa akan menerima balasannya.



(…It has to be you
i can’t be without you
it’s okay if i’m hurt for a day and a year like this
it’s ok even if it hurts
it’s ok if my heart’s hurts
because i’m just in love with you…)



Dan sekarang di sinilah dia berada. Dengan sesak yang menggumpal di dalam dada melihat wanita yang setengah mati dicintai oleh hatinya terbaring pucat di depannya. Apalagi untuk kesalahan yang di buatnya.

“Baby, are you okey?? Mianhe..chinca mianhe…” YongHwa mendekat dan berbaring di tempat kosong di samping istrinya, membelai wajah pucat itu. “Baik-baik yah Hyunnie, jangan sakit baby…maafkan aku, maafkan semua kesalahanku…”

Tangannya membelai wajah pucat itu, dan kaget menemukan di wajah itu terdapat lebam yang terlihat tidak jelas tetapi tercetak di sana. Dia mengepalkan jemarinya merasa sangat marah. Membenci dirinya sendiri atas luka yang dialami oleh SeoHyun dan dia yang tidak bisa berbuat apapun untuk menghilangkan luka itu.

YongHwa kemudian pelan tapi pasti mengangkat kepala dan mendekatkan wajahnya pada wajah istrinya. Ringan dia mengecup jidat SeoHyun, setelah itu, dia memindahkan bibirnya pada kedua kelopak mata istrinya dan kembali mengecupnya dengan lembut terakhir dia menyapukan pelan bibirnya di atas bibir merah merekah istrinya. lembut, ciuman itu seperti angin, menyapa dengan lembut.

“Maafkan aku sayang…” ucapnya lirih lalu menarik naik selimut yang menutupi tubuh istrinya dan berbaring di sampingnya sambil melingkarkan tangannya di atas tubuh SeoHyun.

As pathetic as this may sound, pikir YongHwa.

Dia merasa sangat sangat puas hanya dengan berbaring di sisi SeoHyun, memeluknya pelan dan membelai wajahnya. Dan dengan inipun dia sudah merasa cukup. Sangat cukup.

Ah, jalan cinta memang tidak mudah untuk di mengerti. Seperti dirinya yang bahkan tidak tahu lagi bagaimana harus menghadapi perasaannya. Perasaannya yang sangat kuat buat SeoHyun. Tetapi dia tidak pernah menyesali hadirnya perasaan ini. Ketika jatuh cinta pada gadis polos bergaun pink di hari yang bersalju itu, dia merasakan sensasi hangat, sensasi yang tidak pernah menyapa hidupnya. Dan hanya dengan mengingat keberadaan gadis itu, sensasi itu juga bisa hadir bersamanya. Menjadi penghiburnya di kala kesendirian melingkupi, di kala kesedihan menyapa, penghibur yang baik untuk mengurai penatnya di tengah kesibukan kerja yang tiada habisnya.

Apa yang harus di sesalinya??

Dia justru merasa sangat bahagia hanya dengan mencintai gadis ini.



(…if i live my life again
if i’m born over and over again
i can’t live without you for even one day

I will protect this love
I will love this love
because i’m happy enough if i can just be with you
because i’m just in love with you…)

(It Has To Be with You – Yesung)



Akhirnya YongHwa jatuh tertidur setelah berjam-jam lamanya dia hanya memandangi dan memeluk pelan istrinya.

Dan tanpa sepengetahuannya seseorang melihat kebersamaan mereka. Victoria yang ingin mengecek kondisi SeoHyun malam itu, terpaksa mengulurkan niatnya ketika melihat kedua orang itu tidur dengan posisi saling berpelukan.

Dia tersenyum pelan. Chukkae My dear Hyunnie, jika kamu bahagia akupun tak kalah bahagia. Batinnya lalu berjalan pelan keluar dari kamar VVIP itu dan menutup pintu di belakangnya.




_.-AoD-._




Keesokan paginya…


SeoHyun terbangun dengan perasaan segar, efek obat tidur yang disuntikkan padanya tampak sangat berpengaruh buktinya dia tertidur setelah dokter memeriksanya ketika dia ditemukan pingsan dan bangun-bangun hari telah berganti. Dia telah mengatakan pada Victoria yang kemarin malam bertugas dan ikut khawatir melihat kondisinya, agar sakitnya jangan sampai di ketahui oleh ayahnya dan Victoria menyanggupi permintaannya.

Dan kini dia terbangun dengan perasaan yang lebih baik, dan tambah baik ketika dia melihat orang yang berdiri di hadapannya pagi itu.

Kakaknya, Yesung.

“Oppa..ini benar-benar kamukan Oppa…” SeoHyun lalu memeluk kakaknya yang juga telah menariknya dalam pelukannya.

“Mianhe Hyunnie, maafkan oppa…”

Seohyun sempurna menangis di dalam pelukan kakaknya, airmatanya berderai. Segala kemarahannya menguap ketika melihat wajah kuyu kakaknya, tidak, dia tidak akan pernah menyalahkan kakaknya untuk semua yang terjadi di dalam hidupnya. Dia justru senang melihat kakaknya sehat dan baik-baik saja meski wajahnya sedikit tirus. Bagi dia bisa bertemu dan memeluk saudaranya, satu-satunya saudara yang dimilikinya itu jauh lebih berarti di banding segalanya.

“Oppa..oppa…Oppa akan tinggal bersama kami lagi bukan? Oppa akan memenuhi peemintaan appa bukan??”

Yesung mengurai pelukannya lalu menatap wajah bersimbah airmata adiknya, dia lalu membelai dan menghapus airmata itu. “Maafkan Oppa Hyunnie, oppa mungkin tidak menjadi saudara yang baik dan anak yang berbakti, oppa tidak akan pernah menyalahkanmu kalau kamu membenci oppa karenanya, tapi oppa mohon semoga engkau mengerti kondisi oppa…”

“Apa yang harus Hyunnie mengerti Oppa? Oppa pergi, pergi meninggalkan aku dan appa…” SeoHyun tergugu, dia tidak bisa lagi menahan airmatanya. “Oppa bahkan tidak datang ketika appa hampir meninggal, oppa tidak datang ketika aku butuh seseorang untuk melawan ketidakadilan paman kita yang mengambilalih saham milik appa, oppa tidak hadir ketika aku menikah…katakana padaku bagian mana yang harus aku mengerti oppa…” Di antara isak tangisnya SeoHyun meracau, tidak dapat melihat dengan jelas tampang kakaknya yang terkesiap kaget mendengar fakta tentang keluarga mereka karena tertutupi oleh airmatanya.

“..aku harus mengerti apa lagi oppa???....fakta tentang oppa lebih mementingkan cita-cita oppa daripada keluarga kita???...katakan padaku oppa yang mana yang harus aku mengerti…” kali ini tanpa kekuatan lirih SeoHyun mengucapkannya.

Dan kemarahannya yang tadi membuncah di dalam dadanya berganti kesedihan mendalam ketika di depannya tanpa di sangkanya kakaknya, lelaki yang selalu terlihat kuat di matanya, sekarang terisak menangis di tempatnya. Bahunya terguncang, dia lalu tertunduk dan menutupi wajahnya yang juga bersimbah airmata. SeoHyun melupakan amarahnya memeluk tubuh kakaknya.

“Mianhe Hyunnie…maafkan oppa…”

“…Dee oppa, aku tidak marah pada oppa, aku hanya sedih karena oppa tidak ada bersama kami…”

Mereka saling berpelukan untuk waktu yang sedikit lama sebelum MinHyuk masuk dan berdehem, memberi kode kepada Yesung bahwa mereka harus segera pergi. Setelahnya MinHyuk kemudian membungkuk ke arah SeoHyun lalu berlalu keluar dari kamar.

“Aku tahu mungkin kamu akan marah dan membenci fakta ini, tetapi Oppa harus pergi Hyunnie…dan Oppa janji setelah segalanya membaik, oppa akan kembali, oppa akan berkumpul bersama kalian lagi..”

“Oppa..oppa tega meninggalkan kami??”

“Aku harus melakukannya Hyunnie, suka atau taidak suka..maafkan oppa my dear..” Yesung mencium pipi adiknya lalu berlalu pergi dan tidak berbalik lagi.

“OPPA…YESUNG OPPA…” di tempatnya SeoHyun mencoba mencegah kepergian kakaknya, tetapi usahanya sia-sia, Yesung tetap berlalu pergi. Seohyun merasakan sakit teramat dalam, dia menangis dan semakin menangis ketika merasakan seseorang memeluk tubuhnya hangat. Dia mendongakkan kepala dan menemukan wajah teduh Victoria memandangnya.

“Qian Onnie…”

“Sabar Hyunnie…Yesung oppa pasti punya alasan kenapa dia meninggalkan kita dear, sabar yah…”

SeoHyun tidak dapat lagi berkata-kata, dia lelah dengan semua ini, sangat lelah dan sedih atas kenyataan yang tergelar di hadapannya ini.

Yang tidak diketahuinya adalah kakaknya pun tidak kalah sedihnya harus pergi seperti ini. Niscayanya pagi itu Mereka, Yesung, MinHyuk dan Yoona akan bertolak ke Jepang, untuk proses hukum yang akan dilaluinya atas tindak pidana pelanggaran hak cipta, dan tadi dia meminta izin untuk menemui keluarganya dan pamit padanya, tetapi dari informasi yang di ketahuinya adalah ayahnya masih di rawat di rumah sakit. Dia pun kemudian memutuskan untuk menemui ayah dan adiknya tetapi langkahnya terasa berat ketika dia ingin masuk ke ruangan perawatan Ayahnya. Beruntung ada Victoria yang melihatnya, Victoria lalu mengantarkannya ke ruangan VVIP lainnya, tempat adiknya di rawat. Dia sempat melihat seorang pria parlente yang keluar dari kamar adiknya meski pria tersebut tidak melihatnya, dari keterangan Victoria dia mendapatkan jawaban bahwa dia adalah Jung YongHWa, pemilik SeoUl Hotel yang telah menikah dengan SeoHyun beberapa hari yang lalu. Yesung membatin, jadi sekarang adiknya adalah istri dari salah seorang Chaebol Daehan Mingguk. Dan betapa jahatnya dia tidak datang ke pernikahan adiknya.

“Aku janji Hyunnie, aku akan berhasil, keberhasilan ini akan aku persembahkan untukmu dear…” batin Yesung ketika mobil mereka telah melaju membelah kota Seoul di pagi hari.

“Aku janji adikku…” dia menguatkan tekadnya pagi itu.





_.-AoD-._





(…Tears are falling again
You’re falling
Filled in my heart
Filled in my heart with you…

it becomes painfull tears
And longing tears
You’re living in my heart
Like that

Tears are falling again
Painful tears are falling
Because I love you
Because they are tears of love

Even if you are by my side
Like this
The words I couldn’t say “I love You”…)


(Shin Jae – Falling Tears (Ost.49 Days))





_.-AoD-._






.To Be Continued – Part 8.








Author Note :



i'm back, sorry guys delay lagi..huhuhu...

oh iya, lagu yang di atas itu, yang ada di sela-sela FF itu lagunya Shin Jae ost.49 days, aku lagi suka banget ama lagu ini, saranku untuk baca part ini coba sambil putar lagu itu, pasti jleebb..qeqeqee..

Yasud met baca ajha yah, jangan lupa koment guys, dan oh iya buat YongSeo CoupLe, my fave kupel in the world, Met 1st photo'swedd yah, semoga di tahun kedepannya beneran bisa foto wedding yang real..amin..amin..




.LUV : SJ.