Jumat, 30 September 2011

YS IDOL (Chapter 8 “Make a Better Place Part 1”)


SJ Entertainment Present :

Serial : “YS IDOL”

Chapter 8 “Make a Better Place Part 1”

Lead Cast :
Jung Yong Hwa (CN Blue)
Seo Joo Hyun (SNSD)


Other Cast :

*International Relation Majors (Seohyun Classmate) :
Nicole, Ji Young (KARA), YoSeob (Beast), Jinwoon (2AM), WooYong (2PM), Min (Miss A), Sulli (f(x)), SoHee (WG), Jaejin (FT Island)

* Law international Majors (YongHwa Classmate):
Jonghyun (CN Blue), Hongki (FT Island), Soejin (Girls day), Sunye (WG)

* Business Departement (Siwon Classmate) :
Siwon, Heechul, Kyuhyun, DongHae, SungMin, Yesung (SUJU)

*GI Cheersleaders (BFF Seohyun for Girly Time) :
Jessica, Yoona, Sunny, Tiffanny, Hyoyeon, Yuri, Taeyeon (SNSD), Bekah (After School, Out), Soo Yong(SNSD, in)

*Code Blue (Bandmates YongHwa) :
JongHyun, Jungshin, Minhyuk (CN Blue), HongKi (FT Island)

*TX Band :
Yunho (TVXQ), Kim Joon (T-Max), Jungmo (TRAX), Seolong (2 AM)

*Team Basket GI University :
Siwon, DongHae, Jinwoon, Gikwang (Beast), LeeJoon, Go (MBlaq), Chansung (2PM)
Manajer : Heechul

*Best Appereance : Ban Ki Moon (Sekjen UN), Onew (Shinee)

Opening Theme Song : Intuition by CN Blue





10.00 PM

Chat ; SeoHyun - YongHwa


SeoStar : Kangen..T.T

Yong_CB : Aku juga..

SeoStar : Aku banget..T.T
SeoStar : Besok aku jemput di incheon yah??

Yong_CB : Gak usah, tar capek ke Incheon lagi..
Yong_CB : Besok mau ngapain ajha??

SeoStar : Biarin, gak apa kok..yah..oppa yah…#memelas.com..
SeoStar : Kuliah, latihan cheer’s, nongkrong di TX..

Yong_CB : Andwe..Besok begitu tiba aku langsung ke tempatmu..
Yong_CB : Kamu gak usah ke incheon..
Yong_CB : Ke TX ajha, aku langsung kesana..

SeoStar : 
SeoStar : Oppa gak lelah??
SeoStar : Istirahat ajha dulu..

Yong_CB : Lebih penting ketemu kamu..

SeoStar : 
SeoStar : Sarangheyo..

Yong_CB : Love you too,
Yong_CB : Sekarang lg ngapain?

SeoStar : Lagi di kamar siwoon Oppa..^^

Yong_CB : Kok?

SeoStar : Mau nagih cerita sama dia..
Seostar : Soal SooYong onnie..
SeoStar : ^_*

Yong_CB : Ckckck…

SeoStar : 
SeoStar : Oppa lagi ngapain?
SeoStar : Gimana acaranya?
SeoStar : Gak lelah?Kalo lelah istirahat ajha dulu..

Yong_CB : Festivalnya baru selesai..
Yong_CB : Seru, ada 20 band indie dari beberapa Negara..
Yong_CB : anak-anak pada berbaur ama anggota band yang lain..
Yong_CB : Sekarang mau nongkrong bareng..
Yong_CB : Tapi tetap ajha kurang karena tidak ada kamu disini.. 

SeoStar : Yah udah, kumpul2 ajha dulu..
Seostar : Siwoon oppa juga udah selesai ama makalahnya tuh, udah mau mulai ceritanya..
SeoStar : 

Yong_CB : Wait a minute, ada yang mau aku ceritain..
Yong_CB : Btw semalam aku mimpi...

SeoStar : Mimpi? Gak biasanya..
SeoStar : Mimpi apa?

Yong_CB : Mimpi ketemu malaikat..
Yong_CB : trus malaikatnya bilang mau mengabulkan keinginanku..

SeoStar : Then?

Yong_CB : I told an angel to take care of you..
Yong_CB : Tetapi Malaikat bilang tidak perlu..

SeoStar : Kenapa??

Yong_CB : Malaikat itu bilang "Angels don’t Take care of angel’s”

SeoStar : Qeqeqe..Mmuaahh..^.^
SeoStar : Love You so much..♥


***


Kediaman Choi, Siwoon Room’s..

Seohyun terkikik geli sambil berbaring di atas tempat tidur besar kakaknya ketika membaca chattingannya dengan kekasihnya, YongHwa. Dia paling suka kalau cowoknya itu udah mulai ngegombal gak penting kayak tadi. Mungkin memang standar tetapi menemukan itu diucapkan oleh YongHwa adalah sesuatu yang special. YongHwa-nya jarang banget bersikap romantic, biasanya romantisnya YongHwa tidak memakai kata-kata tetapi langsung dengan tindakan, makanya ngegombal adalah barang langkah bagi YongHwa. Tetapi jika mereka berjauhan (yang jarang banget) seperti sekarang, biasanya YongHwa selalu gombal seperti itu.

Siwon yang telah merapikan makalah dari meja belajarnya dan menjatuhkan pandangan ke adiknya jadi heran sendiri.

“Apa yang lucu sih?”

Seohyun tersenyum ke kakaknya. “Aniiya..Oppa mau tahu ajha..”

Seohyun kemudian menegakkan tubuhnya dan memperbaiki posisinya yang tadi baring sekarang duduk bersila lalu memandang kakaknya lekat-lekat.

“Oppa, sekarang ceritakan ke aku selengkapnya…”

“Apa?”

“Soal SooYoung onnie…”

“Kamu kan udah kenal ama dia,sama di CGI lagi, aku mau cerita apaan?”

Seohyun mendelik. “Oppa tahu, bukan itu maksudku…”

“YongHwa sekarang lagi di Jepang yah, dia berapa hari di sana??” Siwon mengubah arah pembicaraan.

“Dee, dia tiga hari di sana, besok udah balik ke seoul tetapi tolong deh Oppa jangan mengalihkan pembicaraan…”

Siwoon pura-pura sibuk membenahi buku-buku di atas meja belajarnya. “Ikut festival band indie se Asia katanya yah, Hebat…”

“Oppa…” Seohyun meradang melihat kecuekan kakaknya.

“Wae?”

Seohyun mendekat lalu duduk diatas sudut meja kakaknya tepat di hadapan Siwoon.

“Ceritakan aku detailnya oppa kenapa suka sama Sooyoung Onnie, dan sejak kapan sukanya?” Seohyun memasang muka melotot.

Siwoon sandar ke kursinya. Mengusap wajah pelan dan meremas rambutnya.

“Aku tidak tahu kenapa aku suka dia dan sejak kapan, entah…yang aku tahu aku mulai rutin memperhatikan dia ketika aku sering nongkrong di perpustakaan saat itu. Tahun lalu tepatnya.”

Seohyun memandang wajah kakaknya yang terlihat teduh ketika membahas SooYoung.

“Entahlah, bagi aku dia beda. Beda dengan gadis-gadis yang beredar di sekitar aku. Sejak melihatnya di perpustakaan dan semakin rutin melihatnya aku semakin mengagumi kepribadiannya. Dan sejak saat itu meski bukan di perpustakaan aku mulai memperhatikannya, tahu kalau dia yuniorku, seorang gadis cerdas dan merupakan salah satu mahasiswa yang mendapat beasiswa, tahu kalau orangtuanya sedang menghadapi masalah keuangan, dan ketika aku menyelamatkannya dari kecelakaan yang hampir saja menimpanya, membuat aku makin sadar perasaanku dalam padanya…”

Seohyun di tempatnya tergugu.

“Ini pertama kalinya aku merasakan perasaan seperti ini. Perasaan ingin melindungi seseorang selain kamu…”

Seohyun menatap wajah kakaknya dan menemukan semburat rona merah jambu yang sekilas terlihat lalu kemudian hilang.

“Apakah oppa begitu mencintainya? Bisa saja itu hanya kekaguman semata karena dia berbeda…”

Siwon menggeleng. “Aku mengakui kalau aku memang mengagumi sosoknya tetapi bukan itu saja. Sensasi jantungku yang berdebar tidak pernah kutemukan pada gadis lain Hyunnie…”

Seohyun menundukkan wajahnya. “Kasihan Fany onnie…” batinnya lirih.

“Maksudmu??”

Seohyun menghela nafas lalu menggeleng. “Aniya…Oppa sudah bilang sama SooYoung Onnie bagaimana perasaan oppa??”

Siwon tertunduk dan memaikan jari jemarinya. “Dee, tetapi aku ditolaknya…Aku kasihan yah…” dia tersenyum kecut lalu memandang wajah adiknya yang sedikit kaget mendengar dia ditolak.

“Soo Onnie menolak oppa?? Kok bisa?? Alasannya kenapa? Dia tidak mencintai oppa??”

Siwon menggeleng pelan. “Aku tidak mengerti Hyunnie. Yang aku tahu dan aku yakin bahwa gadis itu bukannya tidak punya perasaan sama aku. Sebut aku terlalu percaya diri tetapi entah kenapa batinku mengatakan kalau gadis ini menyukaiku hanya saja dia berusaha menahan perasaannya. Entah kenapa aku tidak tahu??”

“Apa karena status sosial lagi??”

Siwoon menggeleng. “Kamu tahu kalau oppa kadang iri sama kamu Hyunnie. Kamu beruntung memiliki YongHwa yang sangat mencintaimu…”

Seohyun tersenyum lembut. Dia kemudian beranjak turun dari meja belajar kakaknya lalu mendekat ke siwon dan mencium pipinya pelan. “Oppa yang sabar yah, tiap orang menurutku memiliki takdirnya masing-masing, perjuangkan dia kalau menurut oppa itu benar…Gutnait oppa…” Seohyun baru saja hendak berjalan keluar dari kamar kakaknya _dengan pikiran yang sedikit terenyuh menemukan tatapan mata kakaknya yang terlihat hidup ketika menyebut nama SooYoung akhirnya membuatnya yakin kalau kakaknya memang benar-benar mencintai SooYoung. Astaga, mengapa cinta mereka bisa serumit ini_ ketika kakaknya kembali memanggilnya.

“Tunggu Hyunnie…”

Seohyun urung melanjutkan langkahnya dan kembali menatap kakaknya. “Waeyo??”

“Besok YongHwa-ah sudah di Seoulkan?”

“Dee, waeyo??”

“Besok suruh temui aku yah…”

Seohyun mendelik. “Andweeyo..kalau dia langsung menemui oppa, aku kapan bisa bareng dia? Lagian Yong Oppa juga masih kelelahan, masa iya harus menemui oppa lagi?”

Siwoon beranjak mendekati adiknya lalu mengusap kepalanya pelan. “Hanya sebentar kok, suruh dia menghadiri rapat persiapan Seminar Tahunan GI. Dia menjadi salah satu panitianya…”

“Aiiggooo…” Seohyun merenggut tapi akhirnya mengangguk juga. “Arasho, pesan oppa akan aku sampaikan…”

“Rapatnya jam 03.00PM…”

“Arasho…Gutnait oppa…” Seohyun berjalan lesu dan tertunduk keluar dari kamar kakaknya, dia kemudian iseng membanting pintu dibelakangnya membuat Siwon mengulum senyum melihat kejengkelan adiknya itu.


***


TX Café

Seohyun berlari dan langsung memeluk tubuh YongHwa yang siang itu baru saja tiba dari jepang. Wajah kuyu YongHwa terlihat bersemangat ketika melihat bidadarinya siang itu yang terlihat fresh dan fashionable seperti biasa.

“Bogoshipposoyo Oppa…” Seohyun menenggelamkan wajahnya di leher YongHwa yang mengetatkan pelukannya pada tubuh kekasihnya.

Tifanny yang nongkrong dengan Seohyun di TX café siang itu dan HongKi yang ikut dengan Yonghwa langsung ke TX Café sedangkan anak Code Blue yang lain langsung pulang ke rumah masing-masing hanya bisa tersenyum melihat tingkah mereka. Mereka kemudian memberi ruang kepada keduanya untuk melepas kangen satu sama lain di sudut café lantai dua siang itu.

“Anneyong…” sapa HongKi langsung menjatuhkan pantatnya di sofa tempat Tifanny duduk di TX Café siang itu. Lamat-lamat dari sofa di sudut di dengarnya suara manja Seohyun yang menjawab pertanyaan Yonghwa, seperti memberi laporan saja, batinnya geli.

“Anneyong, Hongki-ah. Kamu tidak lelah langsung kesini, kenapa tidak pulang ke rumah terlebih dahulu?”

HongKi menggeleng. Tifanny terdiam.

Tifanny merasa menyesal telah melontarkan pertanyaan itu. Dia kenal HongKi sejak dahulu. Dia, Seohyun, Jessica, YongHwa, Siwoon adalah teman sepermainan sejak dari zaman mereka masih SD, sampai sekarang ketika mereka kuliah mereka selalu sekolah pada yayasan yang sama. Karena sering bersama inilah makanya mereka saling tahu satu sama lain, sampai keluarga masing-masing juga saling tahu satu sama lain. Dan bukan rahasiah lagi diantara mereka kalau HongKi itu meski berasal dari keluarga yang kaya raya, ayahnya salah seorang Chaebol korea selatan yang menguasai industi telekomunikasi, tetapi semua tahu kalau HongKi yang merupakan anak satu-satu itu kekurangan kasih sayang dari orangtuanya. Dia adalah putra mahkota yang nyaris tidak pernah bertemu dengan orangtua kandungnya karena kesibukan mereka, itu kenapa HongKi suka sekali menghabiskan waktu di TX Café.

Tifanny mengaduk jus di depannya. Dia tidak tahu mulai kapan hubungannya dengan HongKi sudah tidak seakrab zaman SD dan SMP. Padahal dulu mereka sangat akrab, sekarang jika bertemu hanya satu dua kata yang terucap. Mungkin sejak dia mendapati kelakuan HongKi yang langsung berubah menjadi playboy cap kodok sejak mereka kuliah. Dia kemudian semakin menarik diri untuk berkomunikasi dengan HongKi ketika dilihatnya jika sedang sendiri tanpa anak2 Code Blue HongKi selalu di kelilingi mahasiswi-mahasiswi cantik.

“Apa kabar Tiff??” suara itu terdengar jauh dan datar. Tifanny berbalik tepat ketika HongKi menatapnya. Dan Tifanny terhenyak ketika sekilas dia menemukan tatapan itu lain dari biasanya. Ada yang aneh dari HongKi hari ini menurutnya.

“Baik..aku baik..Kamu pasti lelahkan?”

HongKi masih menatap Tifanny tajam sambil menggeleng. “Aku tidak lelah, apalagi setelah melihatmu…”

Tifanny tertawa terbahak-bahak. Astaga ini HongKi temannya yang tukang gombal. Dia kemudian memukul pelan bahunya, “Kamu bener-bener yah, suka banget bercanda …sayangnya aku bukan gadis-gadis yang bakalan termehek-mehek sama gombalmu itu…”

Tetapi Tifanny menghentikan tawanya ketika dia menemukan wajah HongKi yang mengeras dan tidak ada nada bercanda dalam raut wajah itu. HongKi serius?? Ah tidak mungkin. Batin Tifanny lemah.

Dia kemudian memilih mengalihkan pandangannya, merasa risih ditatap sedemikian rupa oleh HongKi.

“Dude, kata Siwon Hyung kita harus ikut rapat untuk seminar tahunan GI…”

Tifanny merasa beruntung YongHwa yang sepertinya telah melepas kangennya pada Seohyun yang masih bergelayut manja di lengannya itu datang dan kembali bergabung dengan mereka.

“Hari ini??” HongKi melepaskan tatapannya pada Tifanny dan menatap YongHwa.

YongHwa mengangguk.

HongKi mengalihkan tatapannya memandang Seohyun. “Emang dia mau melepasmu??”

Seohyun mengerang jengkel melihat HongKi. “Ya..Oppa…Kamu baru datang tetapi sudah ngajak perang yah…”

HongKi terbahak-bahak. Di sampingnya Tifanny yang melihatnya merasa aneh, ada yang lain pada HongKi. Beberapa pertanyaan berkelebat dalam benaknya tetapi berusaha diusirnya segala pikiran-pikiran itu, tidak mungkin. HongKi tidak mungkin menyukainya…


***


Go-Chun International University..

Malam itu, anak-anak Code Blue featuring Anak-anak Paduan Suara dan Orchestra GI University yang diketuai Yesung, serta anak-anak Theater kampus GI yang diketuai Onew sedang latihan untuk acara Pembukaan Seminar Tahunan yang akan diselenggarakan GI University minggu depan dengan Siwon sebagai ketua penyelenggara. Bergabung pula beberapa anak Cheers GI.

Tema Seminar Tahunan GI University kali ini adalah “Stop War, Let’s Make a Better Place” dengan mengundang SekJen UN yang berasal dari Korea Selatan Ban Ki Mon sebagai pembicara sekaligus membuka Seminar tersebut. Seminar yang berlangsung tiga hari itu sendiri akan dihadiri perwakilan Mahasiswa dari berbagai universitas bergengsi di dunia. (Author say : termasuk Mahasiswa Indonesia, Bagi mahasiswa yang berminat ikutan, silahkan cek di rektorat kampus kalian untuk mendapatkan undangan kepesertaannya..hahahhaha…)

Seminar ini adalah acara besar tahunan yang rutin di selenggarakan GI University tiap tahunnya dengan tema acara yang selalu berbeda. Dan kali ini Siwon sebagai Ketua Dewan Mahasiswa mengusulkan mengusung tema Seminar about resisting War dan didukung oleh anggota Dewan Mahasiswa dan dosen di GI University.

Dan untuk acara pembukaan dan penutupannya Band Popular GI University bersama kelompok orchestra, dan Kelompok Theater GI akan tampil sebagai pendukung acara. Seohyun, Tiffany, Jessica dan Taeyon yang adalah anggota cheer’s GI dan terkenal memiliki suara memikat juga di daulat ikut tampil pada acara tersebut.

Dan malam itu, mereka latihan seperti biasanya. Siwon sebagai ketua panitia ikut datang meninjau latihan tersebut.

Acara pembukaan Seminar International GI University “Stop War, Let’s Make a Better Place” akan di buka dengan penampilan anak-anak Theatrikal kampus mendeskripsikan suasana perang dan orang-orangnya diiringi lagu Like Troy Soldiers yang dibawakan oleh anak Code Blue.


(Kelompok paduan suara)
Step by step, heart to heart, left right left
We all fall down...
Step by step, heart to heart, left right left
We all fall down like toy soldiers
Bit by bit, torn apart, we never win
But the battle wages on for toy soldiers

(YongHwa)
I'm supposed to be the soldier who never blows his composure
Even though I hold the weight of the whole world on my shoulders
I am never supposed to show it, my crew ain't supposed to know it
Even if it means goin' toe to toe with a Benzino it don't matter
(Hongki)
I'd never drag them in battles that I can handle unless I absolutely have to
I'm supposed to set an example
I need to be the leader, my crew looks for me to guide 'em
If some shit ever just pop off, I'm supposed to be beside 'em
(YongHwa)
Now Ja said "I tried to squash it, it was too late to stop it"
There's a certain line you just don't cross and he crossed it
I heard him say Hailie's name on a song and I just lost it
It was crazy, this shit be way beyond some Jay-z and Nas shit
(Hongki)
And even though the battle was won, I feel like we lost it
I spent too much energy on it, honestly I'm exhausted
And I'm so caught in it I almost feel I'm the one who caused it
This ain't what I'm in hip-hop for, it's not why I got in it
(YongHwa)
That was never my object for someone to get killed
Why would I wanna destroy something I help build
It wasn't my intentions, my intentions was good
I went through my whole career without ever mentionin' suge
(Hongki)
Now it's just out of respect for not runnin' my mouth
And talkin' about something that I knew nothing about
Plus Dre told me stay out, this just wasn't my beef
So I did, I just fell back, watched and gritted my teeth
(YongHwa)
While he's all over t.v. down talkin' a man who literally saved my life
Like fuck it i understand this is business
And this shit just isn't none of my business
But still knowin' this shit could pop off at any minute cuz

(Kelompok paduan suara GI)
Step by step, heart to heart, left right left
We all fall down like toy soldiers
Bit by bit, torn apart, we never win
But the battle wages on for toy soldiers

(Eminem – Like Troy Soldiers)



Malam telah menunjukkan pukul 10 PM ketika mereka mengakhiri latihan tersebut. Sebagian anak-anak theater pulang lebih dahulu. Siwon mendekati SooYoung yang juga bergabung di team Theater kampus yang akan menampilkan aksi theaterikal dan mengajaknya pulang. Di sudut panggung Seohyun yang sedang menyeruput air mineralnya melihat kakaknya berbicara dengan SooYoung, dia lalu mengarahkan pandangan kepada Tifanny yang sekarang sedang duduk menjulurkan kaki di sudut panggung yang satunya. Tetapi menemukan Tifanny sedang tersenyum kepada HongKi yang mengajaknya berbicara membuat Seohyun mengelus dada. Baguslah, jika tidak ada yang harus terluka.

Dia sudah berbicara dengan kakaknya beberapa hari yang lalu tentang perkembangan hubungan Siwon dengan SooYoung tetapi Siwon memastikan kepada adiknya kalau diantara mereka tidak ada hubungan selain pertemanan.

“Aku menyukai SooYong-ssi tetapi aku menghormati keinginannya ketika dia mengatakan tidak ingin mempunyai hubungan selain pertemanan denganku.” Masih diingatnya apa yang dikatakan kakaknya kepadanya.

“Trus kenapa oppa masih sering mendatanginya?”

“Kami berteman Hyunnie, kalau oppa mengantarnya atau menghabiskan waktu dengannya aku pikir itu bukan menjadi masalah karena kami adalah teman. Dan lagi aku masih bisa berusahakan untuk mendapatkan hatinya?” Siwon nyengir padanya.

Yah, tak ada yang tak mungkin. Kakaknya masih berpeluang menjadikan SooYong sebagai kekasihnya meski masih sulit untuk diterima olehnya. Dan dia sedang memainkan Tabnya sambil menunggu YongHwa merapikan alat musiknya bersama anak-anak Code Blue untuk pulang dengannya ketika Siwon dan SooYoung menghampirinya.

“Hyunnie, kamu pulang bareng YongHwa-yah kan?” Siwon menatapnya penuh sayang.

“Dee Oppa…” Ucap Seohyun pelan lalu mengarahkan pandangan kepada SooYoung. “Gutnait Onnie..”

“Gutnait Hyunnie…”

“Kalau begitu oppa pulang lebih dulu yah, dan kamu…” Siwon melihat outfit adiknya yang hanya menggunakan gaun dan jins. “Jaketmu mana? Udara malam seperti ini meski bukan di musim dingin tetap saja tidak baik bagi kesehatanmu…”

“Ada di mobil Yong Oppa…”

“Astaga kamu ini, kebiasaan banget…” Siwon melepas syalnya kemudian memasangnya di leher adiknya. Seohyun memandangi kakaknya lekat-lekat membuat Siwon heran.

“Waeyo??” dia berbisik pelan sambil merapikan rambut Seohyun yang tersangkut di syal itu.

“Oppa bahagia?”

Siwon tahu pertanyaan adiknya yang bernada cemas itu pasti tentang hubungannya dengan SooYong lagi. Seohyun selalu mengkhawatirkannya, adiknya itu bahkan pernah mengatakan bahwa banyak perempuan yang mencintainya kenapa harus terluka hanya karena satu gadis yang bahkan hanya ingin berteman dengannya.

Dia kemudian melemparkan senyum kepada adiknya lalu mengacak pelan rambutnya sebelum mendaratkan ciuman sayang di jidat Seohyun.

Seohyun mengerti meski tidak dijawab oleh Siwon tetapi bahasa tubuh Siwon telah menunjukkan kalau dia bahagia dengan kondisi itu. Entah mengapa Seohyun jadi terenyuh dia pun kemudian memeluk tubuh kakaknya pelan dan tersenyum hangat kepada SooYong yang masih berdiri di belakang Siwon.

“Yah udah, Oppa pulang yah. Pastikan YongHwa segera mengantarmu pulang dan jangan lupa pakai jaketmu…”

Seohyun mengangguk dan memperhatikan punggung kedua orang yang berlalu itu. Dia juga kemudian sibuk membalas sapaan teman-temannya sesama pendukung acara yang juga akan pulang ke rumah masing-masing.

“Jaketmu mana?” Tanya YongHwa yang ternyata telah berdiri di sampingnya tanpa disadari olehnya karena sibuk membalas sapaan teman-temannya.

“Ada di mobil…”

“Astaga, kamu ini…” YongHwa kemudian menyampirkan jaket yang tadi dipegangnya ke bahu Seohyun yang sedang terkikik pelan. “Apanya yang lucu??”

Seohyun yang merasa lucu karena tidak kakaknya ataupun kekasihnya itu punya reaksi yang sama. “Aniiya oppa…” dia kemudian merangkulkan lengannya di lengan YongHwa yang menunduk meraih tas Seohyun yang teronggok di lantai.

“Oppa keringatan??” Seohyun memperhatikan kaos putih YongHwa yang basah dibagian punggung. Dia lalu mengambil tissue yang dipegangnya dan mengusap wajah YongHwa yang juga masih berkeringat.

“Astaga lovebirds ini, dimana-mana pamer mulu…” Sulli mendekati mereka di belakangnya berjalan MinHyuk, JungShin, Min dan Yoseob yang juga menjadi pendukung acara.

“Hyung, kami pulang lebih dulu yah…” pamit JungShin dan MinHyuk kemudian.

“Hyunnie, kami juga…” Sulli, Min dan Yoseob juga pamit dan berlalu bersama JungShin dan MinHyuk.

“See you tomorrow…” Seohyun balas mengucapkan salam pada mereka. Dan ketika dia melihat sekilas Hara yang ternyata juga datang menonton gladi tersebut, ide jahil langsung berkelebat di kepalanya. Sambil nyengir pelan, dia lalu melingkarkan tangannya ke pinggang YongHwa.

“Oppa…” bisiknya di telinga YongHwa yang sekarang sedikit bingung dengan reaksi kekasihnya itu. Seohyun itu meski sering manja terhadapnya tetapi sangat jarang memperlihatkan kemanjaannya di depan publik. Tetapi dia tetap balas memeluk tubuh kekasihnya itu. “Ehhhmmm,waeyo???”

“Cium aku…” bersamaan dengan ucapan Seohyun itu, YongHwa melihat sosok Hara dari kejauhan dan itu membuatnya mengerti kenapa Seohyun manja seperti ini. Dia lalu mengurai pelukannya untuk melihat wajah Seohyun. Dia tersenyum pelan lalu memencet hidung Seohyun penuh sayang.

“Jahil banget sih…”

Seohyun tersenyum pada YongHwa yang akhirnya tahu siasat jahilnya. Dan demi melihat mata kekasihnya yang berbinar-binar itu justru membuat YongHwa gemas, dia lalu memeluk kembali tubuhnya dan mendaratkan ciuman di jidat Seohyun.

“Yaaa… aigooo bocah-bocah ini…” suara HongKi membahana, dibelakangnya Taeyon, JongHyun, Soejin, Tifanny dan Jessica berjalan mendekati Seohyun dan YongHwa. Mereka kemudian pulang bersama. Jessica ikut di Mobil Jessica, JongHyun mengantar Soejin, YongHwa dan Seohyun pulang dengan mobil YongHwa dan Tiffanny yang memang searah dengan HongKi ikut di mobil HongKi.


***


Di dalam Mobil Siwoon..

SooYoung duduk dengan rikuh di atas mobil Siwoon. Dia kemudian memandang Siwoon yang sedang berkonsentrasi mengemudikan mobilnya.

“Sunbenim, aku mohon untuk selanjutnya tidak usah menjemput dan mengantarku seperti hari ini…”

Siwoon berbalik sekilas melihat SooYoung. “Waeyo??”

“Aku risih dengan anggapan anak-anak lain, mereka akan mengira aku dan Sunbe memiliki hubungan khusus…”

Siwoon menghentikan mobilnya tepat di pinggir jalan. “Kamu tahu dengan jelas perasaanku padamu, dan aku tidak keberatan dengan apa yang akan mereka sangkakan? Yang menjadi kebingunganku kenapa kamu meolakku? Dan jangan katakan kalau kamu tidak mencintaiku, aku tidak percaya hal itu…sebut aku terlalu percaya diri tetapi aku yakin kalau kamu juga punya rasa yang sama, iyakan??”

SooYoung menunduk menolak menantang tatapan Siwoon yang bisa saja membaca dengan jelas apa yang akan terpampang di bening matanya.

Siwoon menghembuskan nafas pelan. “Mianhe Sooyoung-ah kalau aku mendesakmu, aku hanya ingin kamu jujur dengan perasaanmu…”

SooYoung mengangkat wajahnya. “Aku tidak ingin menyakiti seseorang Sunbenim, jika kita jalan bersama aku tahu ada yang akan sakit hati dan mungkin saja aku yang hadir belakangan ini yang bersalah untuk sakit yang di deritanya…”

Siwoon mengerutkan dahi. “Apa maksudmu??”

SooYoung menghela nafas panjang. “Oppa tidak perlu mengetahui siapa orang itu…”

Siwoon terhenyak kaget, bukan karena apa isi perkataan SooYoung tetapi untuk pertama kalinya SooYoung akhirnya memanggilnya dengan sapaan itu, meski dia telah berkali-kali menyuruh SooYong memanggilnya Oppa tetapi tidak pernah dilakukannya, dia selalu memanggil Siwoon dengan panggilan Sunbenim. Dan jujur panggilan itu membuat Siwoon terharu ada yang meleleh di dasar hatinya.

“…Jangan jadikan aku seseorang yang oportunis oppa dengan memaksakan hubungan ini, aku tidak mau berbahagiah diatas penderitaan orang lain, dan aku mohon berikan aku waktu untuk memikirkan semuanya. Kalau takdir berpihak pada kita, yakinlah kita akan bersama. untuk itu pula selama segalanya belum jelas aku mohon jangan bersikap seperti ini, jangan biarkan aku menjadi seseorang yang manja dan bergantung pada oppa. Aku mohon oppa mengerti keengganan aku…”

Setelah memastikan Siwoon mendengar apa yang semua dikatakannya SooYoung kemudian membuka mobil lalu berbalik menghadap Siwoon. “Maafkan ku oppa, bukan aku ingin menyakitimu tetapi beri aku waktu dan gomawoyo untuk segala perhatian oppa selama ini..”

SooYong kemudian turun dari mobil dan berlari mengejar bus yang lewat dan berhenti tepat di halte depan. Tubuhnya kemudian menghilang masuk ke dalam bus. Di kursi mobilnya Siwoon terpekur.

Tanpa setahu Siwoon, di dalam bus Sooyoung menitikkan setetes air mata. Dia tidak akan menerima perasaan Siwoon selama dia tahu ada sahabatnya yang terluka. Dia tidak akan setega itu meski perasaannya juga akan terluka dengan penolakannya sendiri itu. Baginya sahabat lebih penting daripada dirinya sendiri.


***


Di dalam Mobil HongKi..

Tifanny bersandar lelah, matanya menatap ke lampu-lampu di pinggir jalan. Ini yang kedua kalinya dia ikut di mobil HongKi pulang. Akhir-akhir ini entah mengapa dia menemukan dirinya kembali merasakan keakraban yang dulu hilang dengan sahabat masa kecilnya ini. Selama mereka latihan bersama dia sadar HongKi sering memberi perhatian lebih padanya, memberinya air mineral jika dia kelelahan, mengantarnya pulang seperti malam ini. Dan dia bahkan sering menemukan Hongki menatapnya diam-diam. Dan entah mengapa dia merasa ada yang berubah di hatinya. Tidak..tidak mungkin dia menyukai perhatian-perhatian kecil dari Hongki. Dia kan masih menyukai Siwoon. Aku pasti hanya merasa tersanjung saja, batinnya lemah.

“Kamu lelah??” Suara HongKi di dengarnya menggumam lirih.

Tifanny mengalihkan perhatiannya dari memandangi jalanan ke wajah di sampingnya itu. wajah yang sukses menyihir beberapa mahasiswi di kampusnya untuk tergila-gila padanya.

“Aniiya, aku malah senang kita bisa ikut berpartisipasi untuk sesuatu yang agung…”

“Maksudmu seminar anti perang ini??”

Tifanny mengangguk, dan meski tidak melihatnya HongKi bisa menyadari anggukannya.

“Kamu tahu gak kalau perang itu tidak hanya punya satu wajah. Perang punya wajah lain yang lebih agung, etis dan manusiawi. Perang adalah takdir manusia. Kamu suka atau tidak suka. Perang itu niscaya…”

Tifanny memandang ke arah HongKi serius. Ini satu lagi keanehan yang ditemukannya pada HongKi akhir-akhir ini. HongKi yang dikenalnya selama ini adalah HongKi yang pecicilan, jahil, playboy, tetapi jarang bisa bersikap serius dan meskipun dia tahu HongKI cerdas tetapi dia sangat jarang mendapatkan HongKi memperlihatkan sisi yang satu ini. Tetapi selama dua hari ini HongKi sering sekali mengajaknya diskusi tentang hal-hal yang serius.

“…Bedanya hanya pada dua hal : siapa musuhmu, dan dengan cara apa kamu melawannya. Siapa musuhmu menentukan atas nama apa kamu berperang. Caramu melawan menggambarkan watak perang yang kamu lakoni. Di dasar batinmu yang terdalam sebenarnya kamu tahu atas nama siapa kamu berperang : kebenaran atau kebatilan. Jika kamu berperang di bawah bendera kebenaran, cinta mengendalikan motifmu dan caramu berperang. Tetap ada kekerasan. Darah. Tapi cinta membuatnya jadi agung. Etis. Manusiawi. Itulah yang terjadi pada Negara-negara yang ingin memerdekakan diri dari imperialisme. Alasan mereka berperang masuk akal, nah yang tidak masuk akal itu adalah Negara-negara yang hanya ingin memperbesar kekuasaan lalu menginjak-injak Negara kecil. Angkara murka yang lahir dari kebatilan niscaya melahirkan dendam, keserakahan, megalomania, sadisme, brutalisme, dan kanibalisme. Habis itu kesunyian yang panjang dan darah yang terus mengalir tanpa kasih. Ini yang sebenarnya patut di lawan atau dihentikan…”

Tifanny terpana mendengar analisis HongKi tadi. Dia tidak menyangka ternyata HongKi punya analisis cerdas seperti itu.

“…Pada skala yang kebih kecil, keserakahan dan keegoisan manusia adalah perang batin yang akan menghancurkan diri sendiri. Selalu ada egoisme manusia yang ingin menyeragamkan pandangannya dan memaksakan kehendaknya pada manusia lainnya. Padahal persaingan tidak akan memberikan apapun selain rasa sakit dan selalu ingin menang. Pada akhirnya akan menimbulkan lelah yang berkepanjangan. Jadi jalan terbaik untuk mencegahnya adalah bersyukur dengan kondisi yang ada sekarang dan tidak berusaha memaksakan kehendak kita pada manusia lainnya. Perbedaan itu adalah anugerah, bukankah pelangi indah karena terdiri dari warna yang berbeda, apa jadinya jika pelangi hanya satu warna??”

TIfanny terpekur di tempatnya, segala yang diucapkan Hongki adalah benar adanya.

“..Dan pesanku untukmu, cobalah tengok warna lain, mungkin saja akan ada warna lain yang memikat hatimu. Bukan hanya warna yang satu itu…”

Selama beberapa menit Tiffanny memandang HongKi dengan tatapan serius mencoba menunggu apa lagi yang akan di katakan HongKi berikutnya tetapi sampai mereka tiba di halaman rumah TIfanny, hongki tidak mengatakan apapun lagi membuat Tfanny penasaran tetapi di sudut hatinya dia tahu apa maksud HongKi tanpa bertanya padanya.


***


Di dalam Mobil YongHwa..

Seohyun terbelalak menatap YongHwa nanar.

“Oppa tidak sedang bercandakan??”

YongHwa terlihat tetap tenang mengemudikan mobilnya. “Makanya aku selalu bilang, jangan gampang menjudge sesuatu, karena tidak semua yang kamu lihat itu adalah kenyataan sebenarnya. Apalagi kalau kamu melihatnya dari sudut pandangmu sendiri…”

“AKu bertanya pada Oppa, jadi selama ini yang dicintai HongKi oppa itu Fany onnie???” mata Seohyun membulat sempurna membuat YongHwa mengulum senyum.

“Mengapa begitu susah menerima kenyataan itu??”

“Tapi..tapi..aku pikir selama ini HongKi Oppa menyukai gadis yang kita tidak tahu sosoknya tetapi tidak bisa mengajaknya pacaran karena status sosial mereka…”

“Itukan menurut kalian?? Selama ini kalian salah tentang HongKi..kalian melihatnya dari sudut pandang kalian. Menuduh dia playboy padahal dia adalah pecinta sejati yang tidak tahu harus bagaimana menghadapi perasaannya…”

Seohyun mengerjap-ngerjapkan matanya bingung dengan kenyataan baru ini. Tadi ketika dia sedang membahas tentang HongKi dan Tifanny yang terlihat dekat akhir-akhir ini berujung pada fakta yang dikatakan oleh kekasihnya Yonghwa kalau gadis yang selama ini disukai HongKi adalah Tifanny tetapi dia tidak tahu bagaimana harus mendekatinya terlebih dia tahu kalau Tifanny jatuh cinta pada Siwoon yang jelas adalah pria sempurna dan sangat bertolak belakang dengan HongKi sendiri.

“Dia berusaha menolak perasaan itu dengan melarikannya ke gadis-gadis lain tetapi tidak mampu, dia bersembunyi di belakang keplayboyannya hanya karena dia merasa tidak mungkin seorang Tifanny yang menyukai Siwoon akan melirik dirinya…”

Astaga..astaga..Seohyun mangap di tempatnya tidak menyangka fakta yang datang padanya.

“Udah ah, jelek melihatmu menganga seperti itu…”

“Ahh..oppa..charm…”

“Tapi Hyunnie…”

“Dee..”

“Aku ingin kamu menutupi kenyataan ini, kalau kamu ingin melihat mereka bersama biarkan HongKi yang mendekati Tifanny dengan caranya. Jangan suka sok jadi mak comblang kesiangan kalau itu mengenai HongKi karena bisa jadi apa yang kau niatkan itu membuat HongKi malah kembali bersembunyi di cangkangnya…”

“Ah, HongKi oppa cemen sekali kalau seperti itu…”

“Dia bukannya pengecut atau apa. Dia itu justru sangat menghormati dan menghargai Fanny-ah, karena cintanya pada Fanny-ah, dia tidak mendesak Fanny-ah untuk meliriknya ketika dia tahu Fanny-ah suka pada Siwoon Hyung, dia merelakan Fanny-ah dengan kebahagiaannya..”

“Lalu bagaimana dengan gadis yang satu itu, gadis yang tidak bisa dilupakan oleh HongKi Oppa??”

“Itu hanya kamuflase Hyunnie…”

Seohyun mengangguk-angguk di tempatnya. Astaga, selama ini dia terlalu asyik dengan pikirannya sendiri dan menutup mata terhadap fakta yang ada, apakah dia begitu picik? Sampai-sampai perasaan HongKi Oppa dan Siwoon Oppa juga tidak diketahuinya??

Dia terpekur ditempatnya, di sampingnya YongHwa menggenggam tangannya dengan hangat.


***


Recently Status ;

Ti_Fanny : Pelangi indah karena terdiri dari warna yang berbeda, apa jadinya jika pelangi hanya satu warna??


.CHAPTER 8 – END.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar