Jumat, 30 September 2011
.IMAGINE SPECIAL Part 5.
MBC Entertainment Present : “IMAGINE SPECIAL 5”
Cast :
Jung Yong Hwa (CN Blue) a.k.a Lee Yong Hwa
Seo Joo Hyun (SNSD) a.k.a Park Seo Hyun
Yoon Eun Hye a.k.a Lee Eun Hye
Joo Ji Hoon a.k.a Joo Ji Hoon
Im Yoona (SNSD) a.k.a Kim YooNa
Oc Taecyoon (2PM) a.k.a Park TaecYoon
TOP (BigBang) a.k.a Park TOP
Lee Jonghyun (CN Blue)
Lee Jungshin (CN Blue)
Kang Minhyuk (CN Blue)
YuRi (SNSD)
HyoYeon (SNSD)
Taeyeon (SNSD)
Opening Theme Song : ForeVer by SNSD
Seoul Hospital..
TOP mengerutkan dahi, dari rootroof Seoul Hospital, tempat favoritnya di Rumah Sakit yang sudah seperti rumahnya sendiri itu dia memandang matahari yang hendak kembali keperaduannya. Dia menghembuskan nafas panjang dengan kepala yang penuh dengan pikiran.
Hidup dan kehidupan. Berjalan terus dan memiliki pola. Terkadang Absurd dan susah untuk dimengerti.
Ia mencintai wanita itu. Wanita yang sekarang dia tahu mati-matian menghindarinya. Tetapi mengetahui bahwa dia sedang jatuh cinta ternyata tidak membuatnya terkejut, kenapa? Padahal sejak dulu, cinta tidak pernah masuk dalam list kehidupannya. Bagi dia cinta itu tidak pernah menjejak di bumi, cinta adalah sesuatu yang mungkin berarti bagi orang lain, tetapi tidak baginya. Dan kini ketika cinta yang disangka tidak pernah dimilikinya itu hadir menyapa seperti angin, kenapa dia tidak terkejut?
HyoYeon mungkin memang adalah sosok wanita yang selama ini ditunggu oleh hatinya. Wanita pertama yang menolak pesonanya, wanita yang kebaikan hatinya mampu memancing perasaan cintanya keluar dari persembunyian selama ini, wanita yang sangat menyayangi adiknya. Bahkan karena wanita itu dia dapat merasakan semua sensasi pelangi rasa yang menjejak ketika seseorang jatuh cinta. Rasa tertarik, rasa sayang, getaran asmara. Semuanya, include dalam sebuah asa yang bernama cinta.
Dan kini ketika dia merasa dengan jelas hatinya menyanyikan senandung cinta, wanita itu bahkan tidak menggubrisnya dan selalu berusaha menghindar darinya, padahal sekenanya HyoYeon sebelumnya selalu baik padanya, rutin mentraktirnya kopi jika mereka bertemu untuk berbincang tentang uri Hyunnie. Dan sikap HyoYeon itu sukses membuatnya kalut dan kecewa. Kekalutan yang kemudian menggiringnya menuju tempat favoritnya jika dia merasa perlu menyendiri untuk mengurai benang kusut kehidupannya.
Dan disinilah dia sekarang, berdiri dan menyadari perasaannya pada perempuan itu. Dia mencintai HyoYeon, dan apa yang harus dilakukannya untuk mendapatkan hati wanita itu??
Masih jelas dalam ingatannya ketika tadi siang mereka bertemu di rumah adiknya, Seohyun. HyoYeon dengan segera pamit ketika melihat kehadiran TOP. Dan meski menawarkan diri ingin mengatar gadis itu tetapi HyoYeon menolaknya.
“Oppa sedang ada masalah dengan Hyo Unniekah?” Tanya Seohyun padanya yang akhir-akhir ini menangkap kerenggangan mereka ketika HyoYeon telah pulang.
TOP menggeleng, “Aku tidak tahu tetapi akhir-akhir ini dia seperti menghindariku…”
“Oppa pasti menganggunya. Oppa kebiasaan banget deh, mengapa suka mempermainkan wanita sih??” Seohyun menatapnya galak, YongHwa yang berada disisi istrinya mengusap punggungnya pelan, menenangkannya. “Sweetheart…”
“Habisnya TOP Oppa benar-benar menjejngkelkan.” Dia kemudian merendahkan saudaranya sambil memandang ke kakaknya yang juga menatapnya.
“Aku sayang oppa, aku ingin melihat Oppa hidup berumah tangga dan berbahagiah seperti kami…” ucapnya sambil menatap sayang ke suaminya, “..Juga Taec Oppa dengan Yoona Onnie. Bukannya malah melulu kelayapan sama wanita yang tidak jelas. Dan menurutku HyoYeon onnie itu wanita yang pantas mendampingi Oppa…”
TOP menghela nafas panjang, mengembalikan pikirannya ke tempatnya berdiri sekarang. Kalau mau jujur dia juga ingin segera hidup berumah tangga, menikmati kebahagiaan yang di dapatkan oleh kedua adiknya. Dia lelah hidup melajang, yang meski bisa bebas berbuat apapun tetapi dia merindukan perhatian hangat yang tidak ditemukan dari kekasih-kekasihnya. Dan dia juga ingin melimpahi kasih sayangnya kepada perempuan yang benar-benar dikasihi hatinya. Namun ketika sosok perempuan yang sekian lama dicari oleh hatinya muncul, sayangnya justru si perempuan yang sekarang menghindarinya. Kebanyakan…bukan kebanyakan tetapi yang paling tepat adalah semua wanita kenalannya dan menjadi kekasih-kekasihnya cenderung agresif dan bertingkah genit padanya tetapi kenapa wanita yang satu ini berbeda? Wanita ini justru membuatnya minder mendekatinya.
Ah, sejak kapan dia jadi penakut begini? Justru seharusnya jika dia menginginkan perempuan itu dengna sungguh hati, dia harusnya menaklukkannya. Ok, Fighting. TOP menguatkan tekad dalam hatinya. Sambil mengulum senyum dia kemudian berlalu meninggalkan langit yang sempurna memerah. Siap-siap ajha HyoYeon-ah.
-o0o-
@Reneisance Seoul Hotel
There's a calm surrender
To the rush of day
When the heat of the rolling world
Can be turned away
An enchanted moment
And it sees me through
It's enough for this restless warrior
Just to be with you
And can you feel the love tonight?
It is where we are
It's enough for this wide-eyed wanderer
That we got this far
And can you feel the love tonight
How it's laid to rest?
It's enough to make kings and vagabonds
Believe the very best
There's a time for everyone
If they only learn
That the twisting kaleidoscope
Moves us all in turn
There's a rhyme and reason
To the wild outdoors
When the heart of this star-crossed voyager
Beats in time with yours
And can you feel the love tonight?
It is where we are
It's enough for this wide-eyed wanderer
That we got this far
And can you feel the love tonight
How it's laid to rest?
It's enough to make kings and vagabonds
Believe the very best
It's enough to make kings and vagabonds
Believe the very best
(Can You Feel love tonight – Elton John)
JongHyun merengkuh Yuri masuk ke dalam pelukannya dengan lembut, mengajak gadis itu berdansa sambil menikmati musik yang mengalun. Mereka baru saja makan malam bersama di ruangan VVIP yang juga adalah wilayah territorial JongHyun. Seperti YongHwa, JongHyun juga memiliki kamar khusus untuknya. Hanya saja ruangan itu tidak sebesar ruangan YongHwa.
Malam itu untuk kesekian kalinya mereka makan malam bersama, setelah lamaran JongHyun yang terima oleh Yuri setelah kepulangan JongHyun dari Jepang. Mereka merencanakan upacara pernikahan mereka setelah pembangunan kedua mall Lee Company rampung, dan itu berarti beberapa hari lagi. Untuk itu, Yuri sebagai mempelai wanita mulai sibuk mempersiapkan segalanya, termasuk sering bertemu dengan wedding planner yang dipakainya untuk pernikahannya ini. Kedua orang tua mereka bahkan telah bertemu untuk membicarakan rencana pernikahan mereka.
“Thank you darl untuk makan malamnya…” Yuri menatap wajah tampan itu, membelai pipinya yang memiliki lesung pipi yang menawan. JongHyun hanya tersenyum, tangannya yang besar dan hangat kemudian mempererat pelukannya.
“Tadi seharian sibuk apa?” JongHyun berbisik lirih tepat di telinganya.
“Ehmm, sibuk mengurus persiapan pernikahan kita.”
“Mianhe, tidak bisa menemanimu…” Tangan JongHyun bergerak perlahan naik turun sepanjang punggung Yuri, dengan gerakan romantis yang sempurna membuat semua tulang Yuri terasa lemas.
“Aniiya. Aku bisa menyelesaikannya sendiri, Oppa juga pasti lelah seharian ini…”
“Hemmm..Dee…”
Akhir-akhir ini beban kerja JongHyun memang bertambah besar terlebih karena YongHwa hampir mempercayakan semua urusan bisnis mereka jika itu menyangkut meeting dengan klien. YongHwa sendiri semenjak vonis sakit istrinya diketahui, dia tidak pernah meninggalkan istrinya jauh. Dia bahkan berkantor di rumahnya, dan mendelegasikan semua urusan bisnis di luar kepada tiga sepupunya.
“Tadi aku juga sempat menjenguk Hyunnie, dia tambah pucat. Aku khawatir oppa…”
“Satu-satunya cara untuk membantu mereka adalah meringankan semua beban kerja YongHwa hyung agar dia bisa selalu di sisi Hyunnie…”
Yuri mengurai pelukannya dan menatap wajah JongHyun. Pria yang awalnya dianggap kaku seperti robot sebenarnya adalah pribadi yang sangat hangat dan penyayang, sangat perhatian pada orang-orang terdekatnya. Hanya saja itu tertutupi oleh ekspresinya yang datar. Dan Yuri merasa bersyukur bisa menjadi wanita yang memperoleh limpahan kasih sayangnya. Dia bersyukur jalan takdir mempertemukannya dengan pria hebat yang akan menjadi suaminya, pria yang penuh tanggungjawab dan teramat perhatian, lupakan kisah masa lalu yang banyak menyimpan duka, kini dia siap menyambut kebahagiaannya.
“I Love You JongHyun-ssi…”
“I love you too My Lady…”
Tulang-tulang Yuri serasa meleleh mendengar suara parau nan seksi itu. dia kemudian merangkul leher jongHyun dan menariknya untuk mendaratkan ciuman di bibirnya.
-o0o-
@Seoul Hospital...
Hyoyeon menghentikan langkahnya ketika tubuh menjulang itu menutupi jalannya. Astaga, kenapa pria ini bisa muncul tiba-tiba seperti saat ini? Apalagi koridor rumah sakit di lantai tiga ini terhitung sempit. HyoYeon mencoba minggir ke kiri tetapi tubuh besar itu mengikuti gerakannya. Dia mencoba menyingkir ke kanan dan tetap diikuti oleh TOP.
HyoYeon menengadah. “Mianhe, bisakah kamu tidak menghalangi jalanku??”
“Shiiro…”
Ditatapnya pria itu dengan sorot tidak setuju, tak sadar kalau warna matanya menjadi kelam dan menyiratkan kilat berbahaya. “Apa maksudmu dengan…shirooo???”
Jari jemari TOP mencengkrama lengan HyoYeon lalu menghalaunya menuju loby lantai dua yang terlihat sepi.
HyoYeon menyentakkan lengannya lalu memelototi TOP dengan marah. “Singkirkan tanganmu dariku…”
“Shiit…” rutuk TOP pelan. “Kamu menantang batas kesabaranku…”
“Apa yang kauinginkan TOP-ssi??”
“Aku ingin kamu berhenti menghindariku, berhenti menatapku seakan aku ini musuhmu. Dan tolong jelaskan dimana kesalahanku sehingga beberapa pecan terakhir ini kamu memperlakukanku seakan aku ini musuhmu?”
HyoYeon menghela nafas panjang. Kenapa playboy satu ini tiba-tiba peduli pada apa yang dilakukannya. Siapa dia bagi TOP sehingga apa yang dilakukannya berpengaruh pada dirinya. Bahkan Taeyon sudah mengejeknya jauh-jauh hari tentang kedekatannya dengan Dokter yang terkenal Flamboyan ini, belum lagi ucapan-ucapan yang tidak sepantasnya dari dokter-dokter magang yang mengatakan dia adalah perawan tua kecentilan. Dia lelah dengan semua ini, itu kenapa dia menghindari TOP. Tetapi alasan pasti dibalik menghindarnya dia adalah dia takut. Takut kepada perasaannya sendiri. Dia tidak boleh, sekali lagi TIDAK BOLEH, jatuh cinta pada pria ini. Astaga, kenapa hati tidak bisa diatur sesuka kita, kenapa dia tidak jatuh cinta pada pria lain saja, kenapa harus pada sosok yang sangat playboy ini.
“Kenapa kamu tidak menjawab pertanyaan aku??” TOP di depannya masih mendesaknya.
“Aku tidak pernah menghindarimu, itu hanya perasaanmu saja…” HyoYeon tidak berani berlama-lama menatap pria yang berdiri tegap di depannya ini. Beruntung tinggi badannya tidak berimbang dengan tinggi badan Pria di depannya ini jadi dia bisa menghindari tatapan tajam itu.
“Oh, begitu yah. Ehmm..arasho. kalau begitu aku antar pulang yah??”
HYoYeon kembali mendongakkan wajahnya, menatap balik sepasang mata yang sekarang menatapnya tajam dan kalau tidak salah dia melihat sebuat kilatan penuh sayang dalam tatapan itu, apakah ini halusinasinya. HyoYeon memilih mengalihkan tatapannya, dia kemudian menggelengkan kepala pelan, yang berarti dua hal. Menghalau pikiran-pikiran yang tidak benar dan yang kedua isyarat penolakan untuk tawaran TOP.
“Andwee. Aku akan pulang sendiri…”
“Ayo…” TOP menyambar lengan HyoYeon dan menariknya berjalan bersisian menuju basement Seoul Hospital.
“Kau tidak mendengarkan yah. Aku bilang..Andwee…” Kembali HyoYeon menyentakkan lengannya. Dia merasa begitu malu terlebih ketika dilihatnya beberapa perawat seliweran di koridor dan memandangi mereka.
“Tapi aku ingin…”
“Kau ini adalah lelaki yang paling menyebalkan yang pernah kutemui…” sembur HyoYeon marah, dan sejujurnya dia lebih marah pada dirinya sendiri yang entah mengapa justru menyukai dan bersuka cita dengan sensasi kedekatan mereka. Shiit.
“Kalau begitu aku tidak punya beban apa-apa…” dengan sebuah gerakan kilat, TOP mendekap HyoYeon, menyelipkan sebelah tangan untuk menyangga kepalanya sambil mendaratkan bibirnya di bibir HyoYeon. Selama beberapa saat HyoYeon berjuang melawan desakan untuk menyerah pada sensasi yang melelehkan itu, sensasi yang mengancam menghancurkan semua pikiran rasional yang dimilikinya. Dan kesadaran kembali menguasainya, dia sepenuh tenaga menginjak kaki TOP, membuat pria itu refleks melepaskan ciuman dan pelukannya dan meringis kesakitan.
“AKU MEMBENCIMU…” Sembur HyoYeon galak. Dan berbalik secepat yang dia bisa. Astaga, tanpa melihat di sekeliling merekapun dia tahu kalau banyak perawat yang menyaksikan peristiwa itu. astaga, kejadian itu akan menjadi buah bibir di rumah sakit ini. Sialan TOP yang harus membuatnya menanggung malu.
“TETAPI AKU MENCINTAIMU…”
Ucapan yang diteriakkan nyaring itu sempurna menghentikan langkah HyoYeon, membuat tubuhnya mengejang kaku. Apa dia yang salah dengar yah.
“Sarangheyo HyoYeonnie…”
TOP kemudian mendekati HyoYeon yang telah berbalik menatapnya dengan pandangan heran.
“Apa yang sedang coba kau lakukan??”
“Aku serius HyoYeonnie, aku mencintaimu dan menikahlah denganku…”
HyoYeon terkejut, dia melihat orang-orang telah bergerombol melihat mereka, dia bahkan bisa melihat kehadiran Dokter-dokter magang di sana dan menutup mulut mereka dengan tangan, tidak percaya apa yang baru saja didengarnya.
“Kau tidak serius…”
“Aku bisa menjamin bahwa aku tidak pernah lebih serius lagi sepanjang hidupku dibanding saat ini. Sekedar untuk kau tahu, jagiya… Aku tidak pernah memberi tawaran ini pada perempuan lain jadi menikahlah denganku…”
“Kau gila…”
“Yah, gila karenamu…”
“Kau terlalu cepat…” HyoYeon tanpa mengindahkan orang-orang yang berdiri disekitar mereka mulai merasakan hatinya yang berdenting indah.
“Aniiya…”Sangkal TOP pelan. “AKu hanya tidak ingin terlambat jagiya. Aku menginginkanmu disisiku, sebagai istriku dan aku tidak akan memaafkan diriku jika harus melepasmu untuk pria yang lain. Kamu tahu? Selama ini aku tidak tahu seperti apa menikmati hidup ini sebenarnya. Aku Cuma tahu bahagiah itu fun, bersenang-senang tetapi ketika jatuh cinta padamu itu membuatku sadar dan menginginkanmu dalam hidupku…”
HyoYeon merasakan matanya berkaca-kaca, dia berjuang keras untuk mengendalikan perasaan abahagiahny ayang membuncah.
“Ini terlalu cepat… kita tidak bisa…”
TOP mendekatinya dan mengelus wajah HyoYeon menangkap kemelut emosi yang ada. “Kita bisa jagiya…”
“Kamu mencintaiku??”
“Sangat mencintaimu…”
HyoYeon tergugu. Dia melingkarkan tangannya kemudian di badan TOP dan merebahkan wajahnya di dada bidang itu. TOP tahu jawaban lamarannya meski tidak diucapkan oleh kata-kata. Dia kemudian memeluk HyoYeon lalu mengurai pelukannya dan mengajaknya meninggalkan lobby dan orang-orang yang sibuk bersuit untuk kebahagiaan mereka.
-o0o-
Seoul Hospital, 5 Bulan kemudian...
“Paboo…”
YongHwa berlari menyusuri koridor Seoul Hospital siang itu sambil mengutuk kebodohannya. Jantungnya seakan berhenti berdetak, sekujur wajahnya pucat pasi diliputi kecemasan teramat sangat. Di belakangnya ikut berlari JungShin dan dua orang pengawalnya.
Pikiran dan jiwanya kalut, seandainya dia punya kuasa terhadap waktu, dia akan memundurkan waktu ke beberapa jam sebelumnya. Dia tidak perlu meninggalkan istrinya sendiri di rumah hanya karena pembicaraan bisnis yang mana rekanannya itu tidak ingin jika dirinya diwakilkan. Jika boleh memilih, dia tidak akan ragu menetapkan pilihan untuk menemani istrinya ketimbang harus ke kantor even itu hanya satu menit. Jika seperti ini kejadiannya? Apa lagi yang bisa dia lakukan. Pikirannya kalut, sejak dia menerima telepon yang mengatakan istrinya terjatuh dan mengalami pendarahan berat dan terpaksa di bawa ke rumah sakit Karena kehilangan kesadaran. YongHwa pun segera ke Seoul Hospital, meninggalkan pembicaraan bisnisnya. Dia tidak peduli jika harus kehilangan kontrak kerja itu, tidak mengapa. Saat ini yang penting baginya adalah melihat istrinya dan memastikan kondisinya tidak parah.
YongHwa terus berlari, napasnya semakin tidak beraturan ditambah lagi dengan galau yang menghimpit batinnya. Kalau terjadi sesuatu pada istrinya…andai Hyunnienya mengalami hal-hal yang tidak pernah dia inginkan…dia tidak akan pernah memaafkan dirinya. Tidak, semuanya akan baik-baik saja, istrinya tidak akan mengalami hal yang buruk, batinnya kuat.
Sesampainya di depan ruang operasi dia berhenti tepat di depan pintu ruang operasi. Dia sibuk mengatur nafasnya ketika dirasakan sebuah tangan merangkul pundaknya pelan.
“Haraboji…” dia berbalik dan menemukan Tuan Park tersenyum lembut padanya. “Mianhe…”
“Jangan meminta maaf nak, tidak perlu. Yang harus kita lakukan sekarang adalah mendoakan yang terbaik baginya…”
“Siapa yang menemaninya di dalam sana??” YongHwa tercekat.
“Tenang, ada TOP Oppa dan HyoYeon onnie yang akan melakukan apa saja untuk menyelamatkan Hyunnie…” Kali ini suara Yoona yang berusaha menenangkannya.
YongHwa kemudian menjatuhkan diri di kursi tunggu yang terdapat tepat di depan ruang operasi. Dia kemudian khidmat melafalkan doa bagi keselamatan istrinya.
Dia ingat dengan jelas tadi malam, tangan istrinya yang lembut itu sibuk membersihkan telinganya dan dia tertidur di pangkuan istrinya. 5 bulan berlalu dan meski sering mengalami sakit pada perutnya tetapi selebihnya kondisi Seohyun baik dan tidak mengkhawatirkan. HyoYeon sendiri yang kini menjadi kakak ipar SeohYun rela tinggal bersama suaminya di rumah YongHwa sekedar untuk memantau kondisi adik iparnya itu.
SeohYunnya selalu terlihat bahagiah meski sakit menderanya karena kehamilannya. Dia sering berceloteh tentang keinginannya memiliki anak lelaki yang wajahnya mirip suaminya. Tetapi kini membayangkan istrinya yang lemah bak peri itu terbaring kesakitan dan harus dioperasi di dalam sana, sungguh membuat YongHwa merasa sakit di hatinya.
Pintu ruang operasi terbuka beberapa jam kemudian, refleks YongHwa segera menghampiri dokter yang keluar dari ruangan itu, yang tidak lain adalah TOP dan HyoYeon.
“Hyung, istriku…”
TOP menenangkannya, memegang pundaknya. “Hyunnie baik-baik saja…”
YongHwa merasa kelegaan yang teramat sangat, namun detik berikutnya dia kembali tersentak, anaknya. Bagaimana dengan kandungan istrinya?
“Calon anak kami Hyung?” tanyanya lirih. Dan demi mendengar pertanyaan YongHwa wajah TOP berubah pias seketika.
“Mianhe, kami tidak bisa berbuat apa-apa untuk menyelamatkannya. Karena pendarahan terus berlanjut, kami terpaksa mengeluarkan bayi dalam kandungannya…”
YongHwa merasakan rasa sakit itu menghujam batinnya.
“Boleh aku melihatnya Hyung?”
“Silahkan, tetapi dia belum sadarkan diri…”
YongHwa masuk ke ruangan tempat istrinya berada. Belahan Jiwanya itu terlihat lebih pucat dari biasanya, tetapi selebihnya dia baik-baik saja. Nafasnya teratur dalam kondisi yang tidak sadar.
“Sweetheart…” panggil YongHwa lirih. Namun tidak ada jawaban, sepasang mata indah yang biasa menatapnya penuh cinta itu masih terpejam. YongHwa mendekat kesisi istrinya dan meraih jemari Seohyun, merangkumnya dalam genggamannya lalu menciumnya pelan. Dia merasakan setitik airmata jatuh membasahi pipinya. “Mianhe Sweety, mianhe. Aku tidak bisa melindungimu dan buah hati kita…”
YongHwa mengelus wajah istrinya dengan hati-hati. Memperhatikan dengan detail semua gerakan istrinya.
“Dia akan baik-baik saja, dia cuma belum sadarkan diri…” Tuan Park telah berdiri di belakangnya. “Aku ikut berduka untuk bayi kalian…”
“Kenyataan bahwa dia kehilangan bayi kami akan sangat menyakiti hatinya Haraboji dan aku membenci apapun yang bisa membuatnya terluka…”
“Tidak ada yang bisa kita lakukan untuk mencegahnya. Ini bukan kesalahan siapa-siapa, Hyunnie pasti mengerti akan hal itu, aku yakin itu…”
YongHwa mengangguk.
-o0o-
Seoul Hospital…
Seohyun membuka matanya dan menemui wajah pertama yang terlihat dalam pandangannya ketika dia tersadar adalah wajah khawatir suaminya.
Ketika kata tak perlu terucap untuk mengungkap semua rasa, merekapun terdiam dan hanya saling menatap satu sama lain, mengungkapkan cinta melalui pandangan mata dan genggaman tangan, sebelum Seohyun memperoleh semua kesadarannya dan mengingat sesuatu. Dia melepaskan tangannya yang berada di dalam genggaman suaminya dan meraba perutnya, tersentak ketika mengetahui dia telah kehilangan sesuatu.
“Oppa…” Lirih suaranya namun YongHwa tahu apa yang ingin diucapkan istrinya. YongHwa merasa suaranya tercekat. Dia tidak mampu berkata-kata. Dan tanpa mendengar jawaban dari suaminya Seohyun bisa mengetahui semuanya. Air mata tanpa mampu ditahannya menetes, mengalir di pipinya. Dan ini yang paling dibenci oleh YongHwa. Menemukan wajah yang dicintai itu menangis dan dia tidak bisa berbuat apapun untuk menghentikan kesedihannya. Bahkan untuk mengatakan jangan menangispun tidak mampu dilakukannya.
“Mianhe. CHinca mianhe sweetheart…” YongHwa mendekat dan meraih tubuh istrinya dan mendekapnya.
“Oppa..anak kita…” Seohyun tersendat di tengah tangisnya.
“Iya sweety, dia telah pergi tetapi kita, aku dan kamu, akan ikhlas melepasnya. Ini telah menjadi takdir kita sayang. Kamu jangan bersedih atasnya…”
Seohyun merasa sesak, dia pada akhirnya kehilangan bayinya. Bayi yang selama ini teramat dinantikannya.
“Sekarang kita kehilangan, tetapi aku akan memastikan kedepannya kita tidak akan kehilangan lagi sweety, aku akan memastikan kita bisa punya anak. Jadi jangan terlalu bersedih sweetheart. Melihatmu menangis seperti ini sungguh membuatku sakit…” Ucap YongHwa lalu mengecup puncak kepala istrinya.
Seohyun masih tergugu.
“Jangan menangis sayang. Kamu tahu, aku paling tidak bisa melihatmu menangis…” Ujar YongHwa pelan. Matanya ikut berair melihat isrinya. Dia kemudian meraih wajah istrinya dan mencium mata indah yang berair itu. lalu mengusap pelan aor mata yang mengalir di pipinya.
“Oppa…”
“Jangan bersedih sayang. Kita akan memiliki bayi, aku akan membuatmu hamil dan tumor itu tidak akan menganggumu lagi. TOP Hyung dan HyoYeon Noona telah mengangkatnya bersama dengan anak kita. Kehamilan berikutnya engkau tidak akan menderita lagi sayang…”
Seohyun menenggelamkan wajahnya di dada bidang suaminya, dia bersedih telah kehilangan buah hatinya tetapi jika ini telah menjadi takdirNya dia akan bersabar. Yah, jika ini harus dilaluinya, dia yakin dia kuat karena dia memiliki orang-orang tersayang yang selalu siap melakukan apapun untuknya terlebih pria yang sekarang memeluknya erat. Dia ikhlas, dan dia yakin dia akan menuai buah dari kesabarannya.
-o0o-
Beberapa Puluh tahun kemudian @Hyun House…
Choi Seohyun memandang lukisan cantik seorang perempuan yang terpasang di Hyun House, rumah peristirahatan milik kekasihnya Jung YongHwa. Kata orang-orang wajah perempuan itu mirip dengan wajahnya. Dan dia tidak keberatan dengan hal itu karena Perempuan yang dilukisan itu yang juga adalah nenek dari kekasihnya terlihat sangat cantik. Setiap dia berkunjung ke Hyun House dia pasti menyempatkan diri berlama-lama di depan lukisan itu, sekedar mengagumi lukisan dan kecantikan objek lukisan itu.
Dari arah belakang, dia bisa tahu kalau YongHwa mendekatinya. YongHwa pun memeluk tubuhnya hangat.
“Dia adalah kesayangan uri Haraboji…” YongHwa berbisik lirih di telinganya. “Dan kamu adalah kesayanganku, Star…”
.THE END.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
this fanfict isthe first FF that i read from your blog chinguu...i think you've make me fallen for you (eeeaaa heartstring bgt,tp yong oppa ttp cm milik hyun unnie :D) cast yg chingu pilih itu bner2 menarik perhatianku.. bs2nya lead cast nya itu yongseo couple dan princess hours couple.. FYI, aku tergila gila sama 2 couple ini.. PH couple adlh couple yg bikn aku jath cinta sama korea, aku slalu nunggu 'comeback'nya mrk, dan PH udh aku tnnton lbh dr 20x(walaupn di skip2)..dan yongseo couple, adlh couple yg udh kyk obsesi ku skrg ini, akuu cinta mati sama mrk.. dan krn mrk makanya nemuin blog ini... omo! mian chingu aku jd curhat, intinya na neomu neomu chuuaa your fanficts chingu and this FF is the best for me.. :D
BalasHapushuaaah entah kenapa pas baca part yongseo kehilangan baby-nya, tiba2 keputer lagu cnblue - love follow the rain , sukses deh nangisnya -.-"
BalasHapusbtw endingnya kayaknya gantung unnie, beberapa tahun kemudian itu mereka udah punya anakkah?
saran lagi, aku baca ada line yang kayaknya janggal pas yong bilang ke seo "..aku akan membuatmu hamil lagi...." setidaknya diperhalus ya unnie, itu aja kritik dan saranku, semoga bermanfaat amin
sukses buat unnie, hwaiting ^^