Jumat, 30 September 2011

.IMAGINE SPECIAL Part 2.





MBC Entertainment Present : “IMAGINE SPECIAL 2”

Cast :
Jung Yong Hwa (CN Blue) a.k.a Lee Yong Hwa
Seo Joo Hyun (SNSD) a.k.a Park Seo Hyun
Yoon Eun Hye a.k.a Lee Eun Hye
Joo Ji Hoon a.k.a Joo Ji Hoon
Im Yoona (SNSD) a.k.a Kim YooNa
Oc Taecyoon (2PM) a.k.a Park TaecYoon
TOP (BigBang) a.k.a Park TOP
Lee Jonghyun (CN Blue)
Lee Jungshin (CN Blue)
Kang Minhyuk (CN Blue)
YuRi (SNSD)
HyoYeon (SNSD)
Taeyeon (SNSD)


Opening Theme Song : ForeVer by SNSD



@Renaissance Seoul Hotel.

JongHyun melangkah dini hari itu. Ini adalah kebiasaannya sejak menjadi GM di hotel besar ini. Dia selalu bangun lebih awal untuk mengecek segala sesuatunya. Dan sejak menjadi GM di hotel ini, dia memilih lebih sering menghabiskan waktunya di RSH terlebih ketika kedua orangtuanya memutuskan untuk menetap di Busan, kota kelahiran JongHyun ketika mereka berdua telah pensiun dari tugas Negara sebagai petinggi Negara. Jadilah JongHyun tenggelam dalam pekerjaan dan memilih menetap di Hotelnya ketimbang pulang ke rumahnya.

Dia sedang berjalan di loby hotel melihat kesibukan dari pelayan yang dapat shift malam, RSH tidak pernah sepi dari kesibukan meski itu dini hari, ketika melihat satu siluet tubuh yang dibalut dalam kaos olahraga dan training. JongHyun memperhatikan lebih detail dan menemukan fakta bahwa gadis yang menjalin rambutnya itu lalu mengikatnya tinggi-tinggi adalah Jung Yuri, partner kerjanya dalam proyek pembangunan Mall terbaru Lee Company.

Gadis itu memang terlihat enerjik. JongHyun kemudian mendekatinya dan menyapanya.

“Anneyong Haseyo Yuri-ssi…”

Yuri yang sedang berjalan untuk jogging di kawasan RS Hotel berbalik dan melihat JongHyun yang terlihat sangat gagah dini hari itu dalam balutan kaos lengan panjang dan celana katun yang terlihat pas pada tubuh indahnya. Yuri menggelengkan kepala sesaat mencoba mengusir pikiran-pikirannya yang tidak-tidak lalu memasang wajah penuh senyum.

“Oh, good morning JongHyun-ssi…”

“Habis Jogging??”

Astaga suaranya benar-benar merdu meski bertanya dengan nada datar seperti itu. Batin Yuri.

“Iya, Anda sendiri ngapain bangun sepagi ini? Inspeksi mendadak yah?” ucanya dengan nada manja sambil memasang senyum memikatnya berharap pria di depannya ini bisa menangkap sinyal-sinyal yang coba dikirimkan oleh Yuri. Namun usaha Yuri kembali sia-sia karena alih-alih tertarik JongHyun malah terlihat biasa ajha. Responnya standar sekali.

“Aku sudah terbiasa bangun di jam-jam seperti ini…”

Yuri mengangguk pertanda mengerti.

“Baiklah, silahkan lanjutkan Joggingnya. Sampai bertemu lagi nanti…”

“Dee…” Yuri menatap punggung yang membelakang itu berlalu begitu saja. Dia bahkan melihat beberapa karyawati hotel melirik JongHyun sambil tersenyum-senyum penuh kejutan membuat Yuri yang melihatnya mencibir dalam hati.

Sedangkan JongHyun yang melangkah menyelusuri koridor-koridor panjang RSH merasa aneh dengan perubahannya pagi itu. Biasanya, Dia cuek dengan segala hal lain yang bisa menganggu rutinitas paginya, Termasuk sapaan atau senyuman pegawai-pegawai Hotel terlebih dari makhluk lawan jenisnya. Tetapi pagi ini karena satu sosok itu, justru dialah yang menyapa duluan dan melibatkan diri.

“Karena dia adalah relasi bisnis yang berharga jadi wajar saja kalau aku menyapanya…” batin satu sudut hatinya membenarkan tindakannya.

Astaga, siapa yang coba dibohonginya?? Wajah cantik dan penampilan fresh itulah alasannya.

JongHyun menggelengkan kepala berusaha mengembalikan konsentrasinya dan menyingkirkan bayangan-bayangan wajah cantik itu.


-o0o-


Beberapa Jam Kemudian…

Wajah cantik yang berusaha ditepiskan oleh pikiran-pikirannya sepagian ini justru sekarang berjalan masuk di ruangannya dengan anggunnya. Kemeja satin putih berenda dipadu celana pipa yang menegaskan kaki jenjang itu terbungkus dengan baik. Dia terlihat seperti dewi. JongHyun memejamkan mata sepersekian detik berusaha mengembalikan pikiran normalnya ketika Yuri berjalan semakin mendekat, dia lalu berdiri menyambutnya.

“Anneyong…”

“Hai…”

JongHyun kemudian mempersilahkan Yuri duduk di sofa di ruang kerjanya.

“Aku dan team akan segera meninjau lokasi pembangunan pagi ini, apakah JongHyun-ssi bisa ikut dengan kami?”

JongHyun tampak berpikir dan Yuri suka sekali dengan pose yang terpampang di depannya kini. Wajah serius lelaki itu makin menambah keindahan fisiknya. Setelan armany yang melekat pas di tubuhnya terlihat seperti hidangan appetizer pada makan malam, sangat menggiurkan. Yuri menggelengkan kepala pelan. Dan ketika kembali menatap wajah JongHyun dia menemukan lelaki itu juga sedang menatapnya. Mata itu indah sekali.

“Dee. AKu akan ikut dengan kalian. Tetapi izinkan aku siap-siap dulu..”

“Dee. Kami akan berangkat lima belas lagi, aku dan team menunggu di restaurant bawah yah. Sekalian mau breakfast terlebih dahulu. Atau JongHyun-ssi mau bergabung breakfast bersama kami??”

JongHyun tersenyum pelan dan Yuri tahu di sudut hatinya ada yang meleleh. “Mianhe, tadi aku sudah sarapan di kamar.”

Yuri meski merasa kecewa tetapi dia tetap memasang senyum di wajahnya. “Baiklah kalau begitu…” dia kemudian berdiri. “..aku akan ke bawah dan menunggu JongHyun-ssi di sana…”

“Bagaimana kalau tawaran breakfastnya di pindahkan besok. Maukah Yuri-ssi menemaniku sarapan besok??”

Wajah itu datar ketika menawarinya sarapan tetapi entah mengapa Yuri bisa melihat sesuatu di bola matanya. Lelaki tampan di hadapannya ini seperti menahan sesuatu membuat Yuri merasa gemas. Dia kemudian mengeluarkan senyum terindah yang dimilikinya dan menganggukkan kepala pelan seanggun mungkin seperti yang biasanya di terapkannya pada laki-laki yang berusaha dipikatnya. “Dee…”

Senyum wanita itu membuatnya terpikat tetapi apapun bentuk ketertarikannya pada lawan jenis yang sekarang telah membelakanginya dan berlalu pergi itu tidak boleh terjadi. Dia adalah rekan bisnisnya dan dia tidak bakalan lama tinggal menetap di Seoul. JongHyun tidak ingin mengambil resiko merasakan perasaan kehilangan ketika dia pergi. Seharusnya dia tidak melibatkan diri bahkan sampai menawarinya sarapan bedua lagi. JongHyun merasakan penyesalan tetapi penyesalan itu bahkan tidak membuatnya kecewa.


-o0o-


Seoul Hospital..

Hyoyeon berjalan pelan meninggalkan lab pemeriksaan dengan tangan memegang laporan kehamilan SeoHyun. Dia mendesah pelan. Astaga, bagaimana bisa ini terjadi??

Dia bingung dan jujur dia juga sedih. Membayangkan wajah cantik itu, yang selalu tersenyum bahagiah padanya, bagaimana mungkin dia menyampaikan kabar seperti ini??

Dia kembali mengingat beberapa jam yang lalu, saat gadis itu datang konsultasi seperti biasanya.

“Onnie besok malam sibuk kah??”

Hyoyeon menggelengkan kepala pelan.

“Kalau begitu aku mau minta tolong sama Onnie. Bolehkan??”

Siapa yang bisa menolak tatapan memelas itu, dia terlihat jauh lebih cantik jika seperti itu. “Kalau aku bisa bantu, akan aku bantu. Memangnya mau dibantu apaan?”

“Besok malam suamiku ulang tahun. Aku ingin Onnie ikut datang…”

“Ehhhmm…aku jarang datang ke pesta-pesta dan lagi aku tidak punya banyak baju pesta..”

Seohyun semakin tersenyum lebar membuat Hyoyeon merasa aneh. “Bagian minta tolongnya yah bagian ini onnie. Onnie datang ke pesta ulang tahun suamiku dan aku minta tolong Onnie mengizinkanku mendandani Onnie untuk acara istimewa itu, eh maksudnya bukan aku tetapi orang-orang yang akan kukirim ke apartemen Onnie untuk mendandani Onnie. Mau Yah??”

Hyoyeon menggaruk kepalanya yang tidak gatal. “Aku sedikit tidak mengerti. Kamu minta tolong padaku untuk mau menerima asistenmu mendandaniku untuk pesta ulangtahun suamimu? Begitu yah??”

“Dee…”

“Aiiggooo. Ada juga yah kejadian seperti ini. Hehhhe..tapi aku merasa tidak enak harus merepotkanmu. Jadi bukannya aku tidak suka hanya saja aku idak mau merepotkanmu…”

“Aniiya. Ini tidak merepotkanku sama sekali. Please Onnie. I begging you….”

Hyoyeon menatap wajah cantik itu. teramat mudah untuk mencintai gadis ini dan menyayanginya. Dia adalah anak yang sangat diberkati oleh Tuhan, dengan wajah cantik dan pribadi yang hangat tak ada yang mampu menolak pesonanya. Gadis yang tenang yang telah membuat Hyoyeon seperti memiliki adik perempuan.

Tetapi sekarang, di kursi kerjanya dan membaca hasil tesnya membuat HyoYeon merasa sedih. Seohyun mengidap Leiomyoma. Bahasa sederhananya dia mempunyai tumor di rahimnya.

Hyoyeon teramat sedih, “Otthoke??” batinnya. Dia kemudian keluar dia butuh udara segar untuk mengambil keputusan apa yang sebaiknya dia lakukan.

Dari kejauhan TOP yang baru saja selesai mengikuti operasi panjang, dan sedikit bersantai di koridor Hospital ketika melihat Hyoyeon dari kejauhan berjalan dengan sempoyongan dan sedikit bingung. Gadis itu memang unik, beda dengan gadis-gadis lain yang dikenalnya. Gadis-gadis lain biasanya sangat peka dengan kehadirannya dan parahnya berbuat apa saja untuk memikatnya. Beda dengan Hyoyeon, selama beberapa tahun mereka kerja bersama Hyoyeon yang dikenalnya tidak pernah berbuat macam-macam, gadis itu bahkan sama sekali mengacuhkannya. TOP terkadang merasa minder jika berhadapan dengan HyoYeon, ketampanan dan daya pikat yang dimilikinya serasa menguap jika berhadapan dengan HyoYeon. Dia selalu berpikir apa ada yang salah dengan dirinya sehingga gadis itu tidak tertarik padanya, tetapi belakangan setelah mengenal gadis itu akhirnya dia tahu bukan dia bermasalah tetap Hyoyeonlah yang memang berbeda dengan gadis lain. Sebenarnya dia penasaran pada gadis itu, tetapi entah mengapa dia sama sekali tidak berminat untuk mempermainkan ataupun memperlakukan Hyoyeon seperti gadis-gadis lain yang dikencaninya di Hospital ini.


-o0o-


Meanwhile..

Di Tempat lain, tepatnya di atas mobilnya. Seohyun mencoba menghubungi Lee JongHyun. Tangan kanan suaminya ini adalah salah satu orang yang bisa diandalkannya.

“Oppa,Ottiya??...Dee,aku ingin bertemu, ada sesuatu yang ingin kubicarakan…Dee…andwe..kita bisa bertemu di tempat lain??..oh,dee..dee…Arasho, aku menuju kesana…oh,aniiya…Dee…”

Seohyun mematikan sambungan telepon itu dan memerintahkan Hangkang, Yang pagi itu kembali dipekerjakan untuk menjadi bodyguardnya, untuk menuju salah satu restorant suaminya. Dia tadi telah janjian dengan JongHyun untuk bertemu di sana. Sebenarnya bisa saja dia bertemu dengan JongHyun di hotel terlebih dia seharusnya ke RHS karena di sana suaminya telah menantinya untuk makan siang bersama. Tetapi mengingat ini adalah sesuatu yang disembunyikan dari suaminya makanya dia lebih memilih bicara dengan JongHyun di restoran saja.

Lima belas menit kemudian mobilnya telah merapat di pelataran parkir restorant suaminya. Bertepatan dengan MinHyuk yang baru saja tiba.

“Oh, Anneyong Hyungsonim..aku baru saja habis dari hotel dan bertemu dengan Hyung…” sapa MinHyuk ketika melihatnya. Dia lalu menghampirinya dan mereka berjalan masuk ke restorant.

“Aku janjian dengan JongHyun disini dan bersyukur MinHyuk-ah juga disini...ada yang ingin aku bicarakan…”

MinHyuk penasaran tetapi dia memilih diam ketika dilihatnya JongHyun berjalan ke arah mereka dengan seorang gadis cantik di sisinya.

“Astaga, siapa gadis yang dibawa JongHyun Hyung itu??” MinHyuk merasa surprise. Ini JongHyunnya, JongHyun yang punya julukan Si Robot karena terkenal tidak berperasaan dan dingin dengan perempuan lebih mengutamakan pekerjaan daripada yang lainnya, tetapi lihatlah sekarang dia malah datang dengan seorang perempuan cantik. Disampingnya Seohyun juga tak kalah herannya. Ini JongHyun, bukan MinHyuk atau JungShin yang memang terkenal punya banyak teman wanita, tetapi ini JongHyun yang tidak pernah sekalipun terlihat berhubungan dengan makhluk yang namanya perempuan.

JongHyun yang datang dengan Yuri kemudian bergabung bersama MinHyuk dan SeohYun.

“Anneyong HyungSonim dan MinHyuk-ah…”

“Oh, Anneyong…” jawab Seohyun pelan. Begitupun MinHyuk.

“Oh iya, perkenalkan ini relasi bisnis kita, Yuri-ssi…”

Yuri maju dan membungkukkan diri. “Anneyong Haseyo. Nan Yuri imnida, Nice to meet you…”

“Oh Anneyong haseyo…” keduanya membalas salam Yuri.

“Ini adalah Seohyunnie, istri dari Lee YongHwa-yah…sedangkan ini MinHyuk-ah. Dia adalah GM restorant ini dan juga saudara kami…”

Yuri kemudian memandangi gadis cantik ini. Ternyata gadis ini yang dulu dilihatnya di loby RHS. Dan kali ini melihatnya dari jarak dekat seperti ini membuatnya kembali berdecak kagum. Gadis di hadapannya ini benar-benar cantik.

“Oh, ini Yuri-ssi yah. Uri nampyon pernah bercerita tentang anda. Katanya Arsitek yang menagani pembangunan mall kami adalah seorang arsitek wanita yang cantik dan besar di Los Angeles…Nice to meet You Yuri-ssi…”

“Oh, kami malah yang berterimakasih pada suami anda. Dia yang telah mempercayakan pembangunan mallnya kepada perusahaan kami…”

“Yuri-ssi, mianhe aku tinggal dulu yah. Ayo Hyunnie katanya ada yang mau dibicarakan…”

“Aniiya Oppa. Tidak apa kok. Aku malah suka kalau ada Yuri-ssi. Dan lagi aku juga membutuhkan bantuan MinHyuk…”

Ketiganya saling tatap satu sama lain.

“Tidak perlu heran begitu. ini bukan sesuatu yang begitu resmi kok. Dan sepertinya aku harus meminta maaf karena tidak dapat menemani kalian makan siang karena Suamiku sedang menunggu di RHS untuk makan siang bersama…” seohyun tersipu malu-malu.

“Baiklah kalau begitu, kita bicara di ruanganku saja…” Minhyuk kemudian mengajak mereka ke ruangan kerjanya.

“Aku ingin minta tolong untuk perayaan ulang tahun suamiku besok. Aku merencanakan ingin mengadakan surprise party di RHS untuk itu aku ingin meminta bantuan kalian semua…”

“Astaga, benar Hyung ulang tahun besok yah…” MinHyuk menepuk jidatnya.

SeohYun mengangguk.

“Apa yang bisa kami bantu…”

Lima belas menit kemudian setelah menjelaskan detailnya kepada MinHyuk dan JongHyun serta Yuri yang ikut mendengarkan, Seohyun kemudian sudah duduk manis di mobilnya menuju RHS dengan senyum tersungging.


-o0o-


Kediaman Keluarga Lee..

YongHwa berjalan mendekati tempat tidur besar di kamarnya, dia baru saja menyelesaikan laporan bisnisnya dan ingin bergabung tidur di samping istrinya. tadi Seohyun meminta izin tidur lebih dulu karena sedikit pusing. YongHwa kemudian memandang wajah yang sedang tertidur itu. Dia mengusap pelan wajah yang tergurat sempurna itu. Istrinya benar-benar cantik, dan entah mengapa wajah cantik itu akhir-akhir ini sering sekali terlihat pucat. Seperti malam ini ketika dia tertidur dan terlihat seperti malaikat tetapi wajah itu pucat.

YongHwa kemudian membuka selimutnya dan merebahkan diri di samping istrinya. Dia mengulurkan tangannya untuk memeluk tubuh istrinya dan mengusap pelan kepalanya sambil memejamkan mata.

Entah berlalu beberapa jam YongHwa terlelap tidur ketika dia sadar dan tidak menemukan tubuh istrinya disisinya. Dia mengucek mata, lalu membukanya dengan jelas dan istrinya memang tidak berada di atas tempat tidur mereka.

YongHwa terbangun dengan tergesa-gesa. Dia lalu menyalakan lampu kamar yang lebih terang. Kamar mereka sangat luas dan terbagi dalam beberapa bagian, di ruangan tidur mereka yang luas itu dia tidak menemukan sosok Seohyun. Seumur hidupnya YongHw atidak pernah merasa secemas ini. Istrinya kemana?

Tanpa menggunakan sandal kamarnya dia turun dan berjalan mencari sosok istrinya. Seisi kamar telah di putarinya tidak ada tanda-tanda kehadiran istrinya, dia kemudian keluar kamar dan menyusuri lorong besar dan luas rumahnya mencari sosok istrinya. Dan perasaannya kemudian lega ketika dari kejauhan di ruangan istirahat keluarga dia mendengar sayup-sayup suara piano yang dimainkan, dengan segera YongHwa berlari menuju kesana.

Takjub di sana dia menemukan istrinya memainkan piano dan ketika dilihatnya Seohyun tersenyum kearahnya.

Seohyun kemudian memainkan lagu baru.


(Some people live for the fortune
Some people live just for the fame
Some people live for the power, yeah
Some people live just to play the game
Some people think that the physical things
Define what's within
And I've been there before
But that life's a bore
So full of the superficial

[Chorus:]
Some people want it all
But I don't want nothing at all
If it ain't you baby
If I ain't got you baby
Some people want diamond rings
Some just want everything
But everything means nothing
If I ain't got you, Yeah

Some people search for a fountain
That promises forever young
Some people need three dozen roses
And that's the only way to prove you love them
Hand me the world on a silver platter
And what good would it be
With no one to share
With no one who truly cares for me

[Chorus:]
Some people want it all
But I don't want nothing at all
If it ain't you baby
If I ain't got you baby
Some people want diamond rings
Some just want everything
But everything means nothing
If I ain't got you, you, you
Some people want it all
But I don't want nothing at all
If it ain't you baby
If I ain't got you baby
Some people want diamond rings
Some just want everything
But everything means nothing
If I ain't got you, yeah..)

(Alicia Keys - If I ain't got you)


Setelah lagu itu Seohyun kemudian menjentikkan jari, dan tiba-tiba dua orang pelayan masuk ke ruangan itu mendorong troli yang isinya minuman dan satu buah kue Tar besar yang diatasnya telah dilengkapi lilin ulang tahun. Seohyun mengiringi mereka masuk dengan memainkan lagu ucapan selamat ulang tahun.

YongHwa terhenyak. Astaga hari ini dia ulang tahun. Jam berapa sekarang. Tepat setelah dia membatin jam besar di ruangan itu berbunyi dua belas kali.

Dan ketika kedua pelayan itu keluar dari ruangan itu, Seohyun kemudian berdiri lalu melingkarkan tangannya ke pinggang suaminya dan mengecup pipi suaminya pelan.

“Saengil Chukkae Jagiya…”

YongHwa yang tersentuh dengan kejutan yang diberikan istrinya menjadi terenyuh. Dia lalu menyentuh wajah istrinya dengan lembut, menelusuri bibir Seohyun dengan ibu jarinya. Sambil masih menatap mata istrinya, YongHwa menunduk dan mencium bibir Seohyun dengan lembut, menarik tubuhnya lebih rapat. Selama beberapa menit mereka saling berciuman dalam dan lambat sebelum Seohyun melepas bibirnya ketika suaminya dirasa semakin menuntut. “EEhhmm…Oppa…”

Dia bukannya tidak ingin becumbu dengan suaminya hanya saja rencananya tidak seperti itu. Mereka harus merayakan ulang tahun suaminya terlebih dahulu.

“Ayo tiup lilinnya dan potong kuenya sambil mengucap doa…” bisik Seohyun dalam pelukan suaminya. YongHwa menggigit telinga Seohyun lalu turun menenggelamkan wajahnya ke leher istrinya dan memberikannya kissmark.

“Ahhh..oppa…” Seohyun menggeliat manja dalam pelukan YongHwa yang masih ingin bermesraan dengannya.

“Arasho…” YongHwa kemudian melepaskan pelukan istrinya lalu dengan tetap merangkul istrinya dia mendekati kue ulang tahun itu. dia lalu berbalik ke Seohyun.

“Gomawoyo sweetheart, I Love you…”

“Love you too…”

YongHwa kembali memberi ciuman berupa sapuan cepat di bibir mendamba itu. Lalu menutup matanya dan berdoa di dalam hati. Tidak lama kemudian dia meniup lilinnya.

“As You know sweetheart, ini adalah ulang tahun terindah dalam hidupku. Karena kejutan ini dan aku memiliki kamu dalam hidupku…” YongHwa mencium jidat istrinya. Seohyun tergugu. Surprise untuk ulang tahun suaminya tidak sia-sia, dia bisa melihat dari tatapan suaminya yang penuh rasa terimakasih dan cinta itu untuknya, dia merasa tersentuh.

YongHwa kemudian memotong kuenya dan meletakkan di piring kecil. Lalu memotongnya dan memberikan Seohyun suapan pertama.

“Untuk bidadari dalam hidupku, aku mencintaimu sepenuh hatiku…”

“Aku pun mencintaimu sayangku…” Seohyun mengusap lembut wajah suaminya ketika YongHwa menyuapnya. Dia merasakan bibirnya penuh dengan krim, dia baru mau menjilati krim di bibirnya itu ketika bibir YongHwa lebih duluan mendarat dan membersihkan bibirnya dari krim itu. setelah itu dia melihat suaminya nyegir pelan.

YongHwa kemudian memakan kuenya dan membiarkan bibirnya dipenuhi krim kue. Dia memandang istrinya sambil telunjuknya menunjuk ke arah bibir. Seohyun tersenyum lalu menarik kepala suaminya turun tepat di wajahnya, dia kemudian menciumi bibir itu, menjilati sisa-sisa krim di bibir istrinya.

Setelahnya mereka kemudian tertawa pelan. YongHwa lalu menarik tubuh istrinya masuk di dalam pelukannya dan melanjutkan cumbuannya yang tadi terputus.


-o0o-


Seohyun terbangun keesokan harinya di tempat tidur besarnya. Dia merasa sedikit heran, yang diingatnya semalam dia tertidur di dalam pelukan suaminya sehabis bermesraan tetapi bukan disini, di sofa ruangan istirahat keluarga mereka. Pasti suaminya yang telah mengangkatnya semalam. Astaga kenapa akhir-akhir ini dia begitu gampang merasa kelelahan dan dengan mudahnya terlelap begitu saja? Badannya terasa berat semua, apakah karena kehamilannya ini?

Tetapi semalam memang tenaganya terkuras habis. Hehehh…Mengingat kelakuan mereka semalam membuatnya tersipu malu, mukanya pun bersemu merah. Dan mukanya semakin tersipu malu ketika dilihatnya suaminya dengan pakaian lengkap berjalan ke arahnya, YongHwa tampaknya telah bersiap ke kantor. Dia menarik selimutnya tinggi-tinggi sampai menutupi wajahnya.

“Kok ditutup mukanya…” Tanya YongHwa ketika duduk di pinggir tempat tidur tepat disamping istrinya.

“Aniiya…Oppa ke kantor saja yah…”

“Aku ingin melihat wajahmu sweety sebelum ke kantor…” YongHwa kemudian menarik selimut itu turun. Seohyun membiarkannya hanya sampai sebatas bibirnya.

YongHwa tersenyum pelan. Dia lalu mengacak pelan kepala istrinya lalu mencium jidatnya. “Aku ke kantor sweety. Nanti aku tunggu di RSH yah…Oh iya, hari ini konsultasi di rumah sakit lagikah?”

Seohyun menggeleng. “Aniiya..nanti aku akan langsung ke Hotel setelah bertemu dengan Yoona onnie…”

“Arasho, aku tunggu di RSH saja yah..” YongHwa kembali mencium jidat istrinya lalu turun di pipinya, dia kemudian menempatkan wajahnya tepat di atas wajah istrinya.

“Waeyo??” Tanya Seohyun.

“Give me kiss Sweety…” bisik YongHwa, Seohyun tersenyum pelan lalu menurunkan selimutnya. YongHwa kemudian mendaratkan bibir di bibir istrinya. “Sarangheyo sweety…” bisiknya.

Seohyun mengangguk. “Na du. Happy birthday Jagiya, semoga harinya menyenangkan…”

YongHwa mengangguk lalu berbalik pergi ke kantornya.


-o0o-


Seoul Hospital..

“Dee…Dee..Dee..aku tunggu di apartemenku kalau begitu…Dee…Gomawoyo my dear…sampai ketemu di pesta…Dee…”

Hyoyeon terhenyak di kursinya. Dia baru saja menerima telepon dari Seohyun yang bertanya tentang kesediaannya hadir di acara ulang tahun suaminya malam nanti. Seohyun terdengar gembira, sangat gembira lalu bagaimanalah bisa dia menyampaikan kabar tentang kondisi kesehatannya terutama kesehatan rahimnya jika Seohyun segembira tadi, dia tidak ingin merusak kegembiraan itu tetapi kondisi ini juga tidak harus di biarkannya berlarut-larut. Hyoyeon bangkit dari kursinya. Dia harus memberi tahu seseorang tentang kondisi Seohyun dan dia tahu siapa yang tepat untuk diberi tahu.

Hyoyeon berjalan menyusuri koridor rumah sakit sore itu. Dia bermaksud pergi menemui TOP di ruang istirahat bagi dokter bedah ketika berbelok dan melihat TOP sedang berjalan bersama seorang dokter yang masih magang. Mereka berpapasan dan Hyoyeon urung menghentikan langkahnya ketika dilihatnya dokter magang yang terlihat cantik itu bergelayut di lengan Dokter TOP, dan tubuh mereka berdua saling melekat satu sama lain. Dia merasa sungkan sekaligus risih, jadi dia meneruskan langkahnya. Tanpa dia tahu seseorang memandanginya dengan mata terpicing, berharap mendapat sapaan darinya tetapi bagaimanalah dia bisa menyapanya jika gadis satu ini begitu merapat padanya. TOP menghela nafas panjang, semoga saja HyoYeon tidak berpikir yang bukan-bukan tentang dirinya. Entah mengapa dia tidak mau jika gadis itu berprasangka yang buruk kepadanya.

Dan ketika dia mendengar telepon genggamnya berbunyi secepat kilat dia melepaskan tangannya dan merogoh saku untuk meraih Telepon celularnya dan ketika menemui nama adik tersayangnya tercantum di layarnya, dia kemudian tersenyum. Dia kemudian mengirim isyarat kepada Yo Hwan, doketr magang yang dari tadi menempel terus padanya untuk menjauh sambil menerima panggialan yang tadi masuk di telepon genggamnya.

“Yobhuseo…Dee..Arasho,oppa akan hadir seperti yang kamu minta..Dee??? Aku yang menjemputnya…” TOP terbelalak kaget ketika adiknya disebrang sana menyebut satu nama untuk dijemputnya petang nanti. “Dee…Arasho..Dee…”

Menjemput Hyoyeon?? Entah apa yang dipikirkan Seohyun sehingga dia menyuruhnya menjemput gadis kaku itu, tapi tak apalah lagian juga dia tidak punya seseorang yang bisa di ajak ke pesta adiknya. Dia tidak mungkin mengajak sembarangan gadis karena pesta itu adalah privat party yang isinya sebagian besar adalah keluarganya, gadis-gadis yang hanya sebulan dua bulan beredar di sisinya tidak pantas untuk di bawa ke acara resmi seperti itu, nanti mereka pada ngelunjak dan berharap banyak.

Tapi jika itu si frigid HyoYeon tak apalah, mereka paling berpikir hanya karena mereka rekan kerja jadi wajarlah jika datang bersama. TOP kemudian melangkah ringan ke ruang kerjanya melupakan keberadaan dokter magang yang menantikannya kembali.


-o0o-


Reneisance Seoul Hotel..

Petang itu YongHwa menyelesaikan semua laporan-laporan bisnisnya secepat yang dia bisa. Sejak tadi istrinya tidak berhenti meracau agar dia tidak kerja mala mini, dan segera menemuinya di kamar mereka di RSH. Katanya Seohyun menyiapkan makan malam untuk perayaan ulang tahunnya. Padahal bagi YongHwa sendiri, hari ini sudah sangat special baginya. Hari ini adalah hari ulang tahun terbaik dari semua hari lahirnya. Tetapi demi membuat hati istrinya senang dia akhirnya menyanggupinya.

Setelah mengecek kembali bahwa semuanya sudah beres, dia kemudian menghubungi sekertarisnya dan menyuruhnya memberitahu JongHyun dan JungShin agar segera menemuinya.

Tidak berapa lama kedua sepupunya itu muncul di hadapannya.

“Aku ingin pergi makan malam dengan istriku. Aku harap sebisa mungkin tidak usah menghubungiku kecuali hal tersebut sangat penting, okey…”

“Dee Hyung..” Jawab mereka kompak.

“Saengil chukka Hyung…”

“Dee, gomawo..ngomong-ngomong kado kalian mana??”

Keduanya saling memandang satu sama lain lalu tertawa, YongHwa ikut tertawa bersama mereka.

“Baiklah kalau begitu, aku pergi yah…”

Dee Hyung, selamat bersenang-senang…”

JongHyun dan JungShin kemudian saling melemparkan pandangan penuh rahasiah.


-o0o-


07.30 PM, Reneisance Seoul Hotel..

YongHwa melangkah bersama istrinya yang cantik masuk ke dalam lift diikuti oleh tiga orang bodyguard mereka. Tangan lentik Hyun kemudian memencet angka tetapi bukan ke lantai satu seperti perkiraan YongHwa. YongHwa berbalik memandang istrinya..

“Ehhmm..kita ke ballroom dulu yah jagiya…” ucap Seohyun pelan.

YongHwa yang merangkul istrinya, merapatkan tubuh Seohyun dalam pelukannya. “Ada sesuatu yang kau sembunyikan kan? Sejak tadi tingkahmu aneh…ayo cepat ngaku…” Tangan YongHwa yang melingkari pinggang Seohyun sudah siap untuk menggelitiki pinggang Seohyun ketika dia kemudian tertawa.

“Ohh..arasho oppa, jangan lakukan ini. Gaunnya bisa kusut..”

“Ngaku dulu…” Jari-jari YongHwa sudah merapat di pinggang Seohyun membuat Seohyun sedikit geli. YongHwa selalu melakukan ini padanya jika ada sesuatu yang diinginkannya. Dia tahu istrinya sangat tidak tahan dengan gelitikan.

“Arasho..Arasho..ada yang ingin bertemu Yong Oppa…”

“Nugu??”

Seohyun mengangkat bahu dan kembali dirasa jari jemari YongHwa mendarat dipinggangnya.

“Ok..ok..” Seohyun yang geli mengangkat tangan. Dia lalu mengalungkan kedua tangannya ke leher suaminya dan mendekatkan jidat mereka berdua merapat satu sama lain.

“Aku mempersiapkan pesta kejutan buat Oppa…”

YongHwa menatap mata Seohyun. Benar-benar menyelaminya dan berusaha menyampaikan betapa besarnya perasaan cinta yang dimilikinya untuk teman hidupnya itu, belahan jiwanya.

“Kamu sudah repot mempersiapkan semua ini sweety. Pantas saja akhir-akhir ini kamu kelelahan…”

“Aniiya…”

YongHwa mencium istrinya tepat ketika lift itu terbuka dan JongHyun, JungSHin serta MinHyuk yang telah menantikan mereka berdiri di depan Lift.

“Waooww… Saengil chukka Hyung…”

YongHwa melepaskan ciumannya tapi tetap merangkul istrinya sambil keluar dari lift dan menerima ucapan selamat dari sepupu-sepupunya itu.

“Gomawoyo…”

Mereka kemudian melangkah masuk ke ballroom dan disana ternyata telah hadir keluarga mereka, rekan-rekan bisni YongHwa yang dekat dengannya. Dan bertepatan masuknya semua serempak mengucapkan selamat ulang tahun kepadanya. YongHwa tersenyum dan tetap merangkul istrinya dengan rapat.

Wajahnya lalu berbalik menatap istrinya dan berbisik lirih. “Gomawoyo…” ucapan rasa terimakasih itu sepertinya tidak henti-hentinya keluar dari bibirnya untuk istrinya.


-o0o-


Sementara itu..

Di tempatnya TOP terpaku.

Oh My God. Wanita yang berdiri di hadapannya ini terlihat begitu…begitu cantik. Bahkan kata pun sulit untuk mendeskripsikan penampilan Hyoyeon saat ini, jika dia memang benar-benar Hyoyeon.

Gaunnya berwarna hitam dan menjuntai panjang, terbuat dari bahan semacam sutra lembut yang menampakkan semua lekukan tubuhnya. Kaki indahnya diberi sepatu yang juga tak kalah indahnya, berwarna senada dengan gaunnya, dengan hak tinggi dan runcing, benar-benar berbeda dengan sepatu tanpa hak yang tampak nyaman yang biasa dipakainya. Rambutnya yang biasanya hanya diikat biasa kali ini digelung dengan indahnya. Untaian-untaian rambut berjuntaian di sekitar wajahnya.

Dia terlihat sempurna malam ini dan TOP masih tercengang di tempatnya, merasa takjub dengan perubahan itu.

“Bisakah kita berangkat sekarang?”

TOP kembali sadar dimana dia berada. “Oh Eh,iya ayo kita berangkat sekarang…”

Mereka pun kemudian berangkat menuju RSH menggunakan mobil TOP.

Di atas mobil TOP, HyoYeon merasa gelisah. Bukan karena TOP tiba-tiba memberinya tatapan yang berbeda dari biasanya. Tetapi dia bingung bagaimana dia menyampaikan kabar tentang Seohyun kepada TOP.

“Kamu kedinginan??”

“Dee??” Hyoyeon yang kebingungan berbalik menatap TOP yang sedang mengemudikan mobilnya.

“Aku melihatmu gemetaran..”

“Oh ini, ehmm sebenarnya ada yang ingin kukatakan kepadamu…”

TOP bingung, tidak mungkin gadis ini seperti gadis-gadis yang lain yang gemetaran karena berada di sisinya, gadis-gadis yang bahkan rela menyerahkan segalanya hanya agar bisa berada di dekat TOP.

“Aku..aku bingung bagaimana menyampaikannya…”

Aiigooo…TOP merafalkan segala jenis doa dalam hatinya agar gadis ini jangan sampai mengutarakan cinta padanya. Apa yang harus di jawabnya jika gadis kaku ini menembaknya? TOP menggaruk kepalanya yang gatal. Ah, Hyoyeon gadis yang cerdas, dia tidak mungkin begi..

“Seohyun mengidap Leiomyoma …”

..tu mudahnya jatuh cin…tunggu apa yang tadi dikatakan oleh Hyoyeon, batin TOP.

“Apa tadi yang kau katakan?”

“Aku bilang Seohyun mengidap Leiomyoma, bahasa simpelnya ada tumor di rahimnya…”

TOP menghentikan mobilnya secara tiba-tiba. Dia shock dengan kabar yang baru saja disampaikan oleh Hyoyeon.

Hyoyeon tak kalah paniknya.

“Aku tahu apa itu Leiomyoma…” ucap TOP kasar. Adiknya mengidap tumor rahim?? Adiknya yang manis itu? adik kesayangannya??

“Sejak kapan kamu tahu??”

“Kemarin ketika semua hasil tesnya keluar..”

“Mengapa kamu tidak memberitahuku?”

“Aku ingin memberitahukan ini kepadamu, tetapi kamu terlihat sibuk…”

TOP mengusap wajahnya pelan. Leiomyoma sangat berbahaya bagi ibu hamil. Janinnya bahaya karena bisa bersaing tempat sama tumor jadi bisa gangguan suplai darah karena salah letak ari-ari maupun kelainan letak bayi yaitu sunsang. Sedangkan bagi si calon ibu juga berbahaya karena terlalu banyak yang di dalam rahim, tumor& janin yang makin hari makin membesar itu bisa bikin rahimnya robek. Lalu bagaimana dengan Seohyunnya??

“Apakah tumor itu sudah besar??”

TOP berdoa semoga jawabannya tidak mengkhawatirkannya. Namun harapan tidaklah sesuai dengan kenyataan ketika sekali lagi dengan lirih Hyoyeon menjawab.

“Dee…”

Ya Tuhan. TOP memukul setirnya pelan, bingung bagaimana harus bereaksi mendengar penyakit adiknya, malaikat kecilnya.

“Apa pilihannya??”

“Kita harus memberitahu Seohyun terlebih dahulu…”

“Beri aku kondisi paling parahnya…” tegas TOP membuat Hyoyeon merasa khawatir melihatnya. Selama beberapa detik segalanya terdengar senyap sebelum Hyoyeon menjawabnya lirih.

“Dia harus kehilangan janinnya…”




To Be Continued : Imagine Special Part 3




.SJ.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar