Jumat, 30 September 2011

.IMAGINE SPECIAL Part 3.





MBC Entertainment Present : “IMAGINE SPECIAL 3”

Cast :
Jung Yong Hwa (CN Blue) a.k.a Lee Yong Hwa
Seo Joo Hyun (SNSD) a.k.a Park Seo Hyun
Yoon Eun Hye a.k.a Lee Eun Hye
Joo Ji Hoon a.k.a Joo Ji Hoon
Im Yoona (SNSD) a.k.a Kim YooNa
Oc Taecyoon (2PM) a.k.a Park TaecYoon
TOP (BigBang) a.k.a Park TOP
Lee Jonghyun (CN Blue)
Lee Jungshin (CN Blue)
Kang Minhyuk (CN Blue)
YuRi (SNSD)
HyoYeon (SNSD)
Taeyeon (SNSD)


Opening Theme Song : ForeVer by SNSD



@Renaissance Seoul Hotel.

Suasana Ballroom RSH tampak meriah namun tetap tidak kehilangan unsur elegannya malam itu dengan warna merah jambu dan biru muda. Hiasan bunga segar memenuhi ruangan dan beberapa foto YongHwa dan Seohyun yang anggun terpajang di sudut ruangan.

Ketika memasuki ruangan YongHwa di sambut oleh Ayahnya dan kakaknya, Eun Hye yang malam itu seperti biasa didampingi oleh suaminya, Jii Hoon.

“Aboji, aku pikir aboji sedang sibuk keluar negeri…” YongHwa memeluk Ayahnya.

Tuan Lee tersenyum lalu menatap Seohyun, “Menantuku yang cantik ini meminta kehadiranku dengan teramat sangat bagaimanalah aku menolaknya. Hehhe..berterimakasihlah padanya…”

“Sepanjang sisa usiaku aku akan selalu berterimakasih padanya untuk segalanya…” YongHwa kembali melingarkan tangannya ke pinggang istrinya dan tersenyum hangat padanya membuat Seohyun tersipu malu.

“Kau kelihatan memesona Hyunnie…” Ucapan ini datang dari Yoona yang baru bergabung dengan mereka bersama suaminya, Taecyoon. “Kau setujukan Oppa??”

“Siapa dulu dong kakaknya…” candaan Taecyeon di sambut gelak tawa oleh mereka.

Kemudian satu persatu kolega bisnis YongHwa memberinya ucapan selamat.

Sementara itu Seohyun yang melihat Yuri hanya berdiri di sudut sendiri kemudian membisiki suaminya yang sedang berbicara dengan beberapa kolega bisnisnya untuk sejenak pergi menghampiri Yuri. YongHwa meski enggan mengangguk pelan membiarkan istrinya beranjak darinya dan menghampiri Yuri.

“Anneyong haseyo Yuri-ssi…”

“Oh, Anneyong haseyo Seohyun-ssi, pesta yang sangat indah. Selamat yah…”

“Gomawoyo onnie. Ehmm, ayo kukenalkan dengan keluargaku…”

Seohyun kemudian mengajak Yuri berkenalan dengan Eun Hye dan Yoona yang sedang ngobrol bersama karena suami-suami mereka sedang asyik menyapa relasi bisnis mereka. Bertiga mereka kemudian tenggelam dalam percakapan mengenai fashion. Dan ketika melihat kehadiran HyoYeon dari kejauhan yang datang dengan kakaknya, Seohyun kemudian sumringah, rencananya sejauh ini sepertinya berjalan dengan mulus.

Dia menghampiri HyoYeon dan memeluknya hangat.

“Onnie, gomawoyo. Onnie terlihat sangat cantik…” puji Seohyun tulus.

“Tapi tampaknya masih kalah cantik darimu my dear…” balas Hyoyeon memeluk Seohyun.

Seohyun tersenyum sesaat lalu mengalihkan perhatiannya berganti menatap kakaknya, TOP. Tetapi tepat ketika dia menatap kakaknya, entah mengapa Seohyun melihat ada nada sendu di mata kakaknya ketika melihatnya.

“Oppa,Waeyo??”

TOP secepat kilat menyembunyikan kesedihannya, dia langsung meraih tubuh adiknya dan memeluknya hangat.

“Aniiya my Hyunnie, Oppa terharu melihatmu semakin cantik saja menjadi nyonya Lee YongHwa…”

“Ahh..oppa..charm. Oh iya, Dokter Hyo cantikkan? Bagaimana?” bisiknya sambil mendongak ke kakaknya.

TOP mengerutkan kening lalu tiba-tiba merasa sadar tindakan Seohyun yang menyuruhnya menjemput dokter kandungannya ini. Astaga, apakah adiknya mencoba untuk menjodohkannya dengan HyoYeon..hahaha…TOP tersenyum pelan lalau memencet hidung adiknya gemas. “Aigoo..bocah ini…”

Seohyun cuma tersenyum pelan.

“Maafkan aku Hyung mengganggu obrolan kalian…” YongHwa tiba-tiba telah berdiri di belakang istrinya tepat di depan TOP.

“Oh, Saengil chukka YongHwa-yah…” TOP melepaskan pelukannya pada tubuh adiknya dan beralih menyalami saudara iparnya itu.

“Gomawoyo Hyung, dan kalau TOP Hyung tidak keberatan aku ingin mengajak bidadari yang cantik ini untuk memotong kue ulangtahun denganku…”

TOP tersenyum, “Silahkan…”

YongHwa kemudian meraih pinggang istrinya dan merangkulnya berjalan ke depan tempat di mana kue ulang tahun berada dengan MinHyuk yang tiba-tiba di daulat jadi MC mendadak. Tamu yang hadir memberi mereka applause setelah pemotongan kue tersebut.

Dan untuk kue pertama itu, YongHwa memotongnya lalu menyuapkannya ke istrinya, lagi-lagi yang lain tertawa sambil bertepuk tangan.

Tiba-tiba YongHwa meminta mike kepada MinHyuk.

“Yorobun, Kamsahamnida sudah meluangkan waktu hadir pada surprise party yang direncanakan oleh istriku malam ini.” YongHwa membungkukkan badan ke arah para tamunya kemudian lalu berbalik berhadap-hadapan dengan istrinya. “Dan buatmu My Sweetheart, Kamu adalah kado terindah dari Tuhan untukku dan aku tidak menginginkan hal yang lain lagi, hari ini adalah hari ulang tahun terindah bagiku Gomawoyo…” ucapnya sambil mencium pelan pipinya. Yang lain kembali sibuk tepuk tangan dan bersuit kencang.

“OK…” MinHyuk kembali meraih Mic. “…Selanjutnya dance floor kami buka dan untuk pasangan pertama…Please welcome this is the special request dari kami untuk yang hyung kami yang sedang berulangtahun bersama istrinya, Endles Love…”

Segera hadirin menepi dan memberi space kepada yang ingin berdansa, dan pasangan pertama yang berdansa adalah YongHwa dan istrinya. begitu lagu Endles love bergema di ruangan itu segera saja Seohyun mengalungkan kedua lengannya di leher suaminya.


(My love,
There´s only you in my life
The only thing that´s right

My first love,
You´re every breath that I take
You´re every step I make

And I
I want to share
All my love with you
No one else will do...

And your eyes
Your eyes, your eyes
They tell me how much you care
Ooh yes, you will always be
My endless love

Two hearts,
Two hearts that beat as one
Our lives have just begun

Forever
Ohhhhhh
I´ll hold you close in my arms
I can´t resist your charms

And love
Oh, love
I´ll be a fool
For you,
I´m sure
You know I don´t mind
Oh, you know I don´t mind

Cause you,
You mean the world to me
Oh
I know
I know
I´ve found in you
My endless love

Oooh-woow
Boom, boom
Boom, boom, boom, boom, booom
Boom, boom, boom, boom, boom

Oooh, and love
Oh, love
I´ll be that fool
For you,
I´m sure
You know I don´t mind
Oh you know-
I don´t mind

And, YES
You´ll be the only one
´Cause NO one can deny
This love I have inside
And I´ll give it all to you
My love
My love, my love
My endless love…)



Tidak berapa lama pasangan lain menyusul. Di tempatnya Yuri berdiri memandang ke arah beberapa pasangan yang tampak mesra satu sama lain. Dan kemesraan yang paling menyita perhatiannya adalah pasangan Lee YongHwa dan Seohyun. Cinta mereka satu sama lain sangat dalam, Seohyun terlihat sangat nyaman berdansa dalam pelukan suaminya, sesekali tertawa ketika suaminya membisiki sesuatu di telinganya. Yuri masih asyik melihat kemesraan mereka dan tanpa sadar JongHyun telah berdiri di sisinya.

“Yuri-ssi…”

“Oh, dee…” Yuri menemukan pria yang hari ini kembali memukaunya, sial dia harus menahan perasaannya. Ingat ini bukan LA, batinnya.

“Maukah kamu dansa denganku??”

Yuri tercengang. Astaga benarkah yang di dengarnya? Si kaku ini mengajaknya dansa…

Yuri segera menganggukkan kepala, lalu tangan JongHyun terulur ke arahnya. Setelahnya Yuri menemukan dirinya berada dalam pelukan JongHyun. Dia merasa jantungnya berdetak dengan kencangnya. Sial, selama ini dia tidak pernah merasa segugup ini jika itu hanya berdansa dengan lawan jenisnya. Di pesta-pesta yang sering di hadirinya di LA, sudah biasa baginya berdansa dengan siapapun, bahkan itu dengan cowok yang ditaksirnya pula tetapi baru kali ini dia merasa jantungnya berdebar begitu kencangnya. Apalagi cowok yang disangkanya kaku ini ternyata adalah pedansa yang hebat dan pelukannya terasa mantap membuat Yuri semakin terpikat pada pesonanya.

“Mereka tampak sangat bahagiah yah…” Yuri mencoba memecah kekauan mereka di lantai dansa dengan membuka percakapan.

“Siapa?” JongHyun merasa terusik naluri kelaki-lakiannya ketika menghirup aroma tubuh wanita cantik yang sekarang berada dalam pelukannya ini.

“YongHwa-ssi dan Seohyun-ssi…”

JongHyun tersenyum. Dia makin merapatkan kepalanya menyentuh kepala Yuri, entah mengapa gadis ini terasa sangat pas berada dalam pelukannya. Dan dia merasa Yuri sedikit gelisah terbukti jika JongHyun menggerakkan badan sedikit saja, selain gerakan dansa mereka, Yuri pasti tegang. Dan entah mengapa JongHyun menikmati sensasi itu.

“..Melihat mereka jadi membuatku memimpikan kehidupan pernikahan…”

“Kalau begitu kenapa belum menikah??” suara itu terdengar menggoda bagi Yuri dan dia menemukan sisi flirting dalam nadanya. Membuatnya juga sedikit ingin melakukan flirting pada lelaki yang kini tampak sangat menikmati dansa mereka.

“Sayangnya sampai sekarang belum bertemu dengan lelaki yang membuatku ingin menghabiskan waktuku bersamanya…”

“Memangnya lelaki idamanmu yang seperti apa?”

Yuri menerawang dalam irama dansa yang memikat. “Aku tidak punya kriteria seperti apa lelaki idamanku, aku lebih ikut apa yang hatiku katakan. Bukankah jika kita mencintai seseorang, kita tidak butuh alasan untuk mencintainya?? cinta itu hadir begitu saja datang tanpa permisi…”

JongHyun mengangguk-anggukkan kepala.

“Bagaimana denganmu? Pasti sudah ada wanita yang ingin kau jadikan istri bukan? Ibu bagi anak-anakmu?”

“Sayangnya belum ada…” Enteng saja kalimat itu keluar dari bibir JongHyun.

“Memangnya kau tidak ingin menikah? Tidak ingin punya anak?”

“Tentu saja aku mau, tetapi itu ketika aku bertemu dengan wanita yang menurutku pantas menjadi ibu bagi anak-anakku…”

“Yang seperti apa?”

Tetapi sayangnya pertanyaan itu menggantung begitu saja karena Yuri tidak sempat mengucapkannya ketika dansa mereka terhenti karena pergantian lagu.

Dan ketika lagu kembali bergema, dan mereka kembali berdansa hanya kesunyian yang mengisinya dan suara lagu yang bergema. Mereka berdua asyik menikmati dansa dan menghayati isi lagunya, berharap kelak bisa menemukan hati tempat mereka berlabuh.


(Yeong wonhi neowa kkum kkugo shipda
Gibun joheun barameul ttara nuni bushin jeoha neurarae
Areumdaun noraewa joheun hyanggiro gadeukhan neowa geotneun gil
Gieokha nicheo eum mannatdeon eosaekha go nasseon shigandeul
Seotulgo eoryeotdeon nal geujeo mareobshi jikyeojun nege gomawo
Jichyeo itdeon gaseumi dashi sumshigo
Ganan haejin ma eumi bicheul chajasseo
Yeong won torogireoh ke neowa duriseo kkumeul kkugo shipeo
Uri dul mane sesange sarang haneun nae saramgwa hamkke
Jjalpji anheun geu shigan dongan ijji mothal manheun gieok deul
Useumgwa nunmul soge eonjena nal mideojun geon baro neoyeosseo
Jichyeo itdeon gaseumi dashi sumshigo
Ganan haejin ma eumi bicheul chajasseo
Yeong won torogireoh ke neowa duriseo kkumeul kkugo shipeo
Uri dul mane sesange sarang haneun nae saramgwa hamkke
Amudo uril bang hae hajineun anha
Shigane jjotgyeo ya hari yudo eobseo
Uri gakkeum sshigeun, ttaeron meolli isseodo, gateun ma eumeuro
Gateun ma eum hanaro gateun kkumeul kkulsu itdamyeon
Aju oraen shigani heullYeong wonhi neowa kkum kkugo shipda
Gibun joheun barameul ttara nuni bushin jeoha neurarae
Areumdaun noraewa joheun hyanggiro gadeukhan neowa geotneun gil
Gieokha nicheo eum mannatdeon eosaekha go nasseon shigandeul
Seotulgo eoryeotdeon nal geujeo mareobshi jikyeojun nege gomawo
Jichyeo itdeon gaseumi dashi sumshigo
Ganan haejin ma eumi bicheul chajasseo
Yeong won torogireoh ke neowa duriseo kkumeul kkugo shipeo
Uri dul mane sesange sarang haneun nae saramgwa hamkke
Jjalpji anheun geu shigan dongan ijji mothal manheun gieok deul
Useumgwa nunmul soge eonjena nal mideojun geon baro neoyeosseo
Jichyeo itdeon gaseumi dashi sumshigo
Ganan haejin ma eumi bicheul chajasseo
Yeong won torogireoh ke neowa duriseo kkumeul kkugo shipeo
Uri dul mane sesange sarang haneun nae saramgwa hamkke
Amudo uril bang hae hajineun anha
Shigane jotgyeo ya hari yudo eobseo
Uri gakkeum shigeun taeron meolli iseodo gateun ma eumeuro
Gateun ma eum hanaro gateun kumeul kulsu itdamyeon
Aju oraen shigani heulleo jinaseo aju orae jinaseo
Neowa naye moseubi jogeum dallado jogeum dallado
Yeong won torogireoh ke neowa duriseo kumeul kkugo shipeo
Naye sowoni dwe eojun naye mideumi dwe eojun neowa
Aju oraen shigani heulleo jinaseo oraen shigani heulleoseo
Neowa naye moseubi jogeum dallado jogeumeun dareul jirado
Yeong won torogireoh ke neowa duriseo kumeul kugo shipeo
Naye gijeogi dwe eojun naye ku meulham ke haejun neowa
Oraen sewori heulleodo yeong wonhi neowa kum kkugo shipeo
A duriseo kumeul kkugo shipeo
Naye sowoni dwe eojun naye mideumi dwe eojun neowa
Aju oraen shigani heulleo jinaseo oraen shigani heulleoseo
Neowa naye moseubi jogeum dallado jogeumeun dareul jirado
Yeong won torogireoh ke neowa duriseo kumeul kugo shipeo
Naye gijeogi dwe eojun naye kku meulham kke haejun neowa
Oraen sewori heulleodo yeong wonhi neowa kum kugo shipeo..)


Di sisi lain pasangan yang juga berdansa adalah TOP dan HyoYeon meski proporsi tubuh mereka sedikit tidak sesuai karena TOP begitu menjulang di hadapan HyoYeon tetapi mereka tetap menikmati dansa itu. Pikiran mereka berdua sebenarnya sedang galau. TOP memikirkan apa yang harus dikatakannya pada adiknya. Dia tidak tega merusak kebahagiaan yang terpancar jelas di wajah adiknya, begitupun dengan HyoYeon. Dia bingung bagaimana harus mengatakan penyakit yang sedang diidap oleh Seohyun. Dengan mengatakannya saat ini ketika kedua orang itu tampak sangat berbahagiah sama saja dengan membunuh kebahagiaan mereka. Astaga, tindakan apa yang harus diambilnya.

Mereka berdua asyik berdansa dengan pikiran masing-masing yang kalut. Sementara yang mereka pikirkan sedang berdansa dengan mesranya. Seohyun kemudian berhenti dari gerakannya lalu berdiri diam dan menatap suaminya pelan. Di sekitar mereka beberapa pasangan masih asyik berdansa.

Seohyun yang tadinya mengalunkan tangan ke leher suaminya sekarang menangkupkan telapak tangannya di kedua pipi suaminya mengusap wajah tercinta itu pelan. YongHwa juga memandang istrinya dalam-dalam sambil mengusap lengan yang sedang membelai wajahnya.

Seohyun kemudian mengucapkan kata-kata yang sangat lirih sambil merapatkan dahinya dengan dahi suaminya.

“Sarangheyo jagiya and saengil chukkae…”

YongHwa menutup matanya sedetik lalu membukanya dan menemukan istrinya menatapnya penuh cinta. Betapa dia ingin menciumi wajah cantik itu dan tidak melepaskannya tetapi dia menahan keinginannya itu.

“I Love you too Sweet heart…”

Seohyun mengangguk sambil tetap membelai wajah suaminya. Dia lalu mendekat dan mencium pipi YongHwa hangat dan kembali melingkarkan tangannya ke leher suaminya. Lalu berbisik lirih tepat di telinga suaminya. “Dan ini adalah kadoku yang terakhir hari ini, aku hamil oppa…”

Lirih, sangat lirih tetapi YongHwa dapat mendengarnya dengan jelas. Dia lalu mengurai pelukan istrinya dan memandangnya lamat-lamat.

YongHwa memandangi istrinya dengan tatapan yang berkaca-kaca, kabar yang baru saja didengarnya membuatnya terharu dan tak ada kata yang dapat mengungkapkan betapa terharunya dia. Dia speechless. Dia akan jadi seorang ayah… ayah, sebutan yang menggetarkan laki-laki di belahan dunia manapun. Dan dia akan menjadi ayah..Oh My God.

Seohyun yang melihat kebahagiaan yang terpancar di mata suaminya hanya mampu tersenyum lembut dan membelai wajah itu, meyakinkannya melalui tatapan mata bahwa apa yang baru saja di dengarnya adalah benar.

YongHwa kemudian menenggelamkan wajah di leher istrinya, dan Seohyun tahu jika lelaki itu menangis karena dirasakan cairan yang hangat menyentuh lehernya. Dan tubuh suaminya sedikit bergetar.

“Gomawoyo sweety, chinca gomawoyo…dan tak ada kata yang bisa ungkapkan betapa aku mencintaimu…” gumam YongHwa di leher istrinya. Seohyun yang ikut terharu melihat kegembiraan suaminya yang coba di tahannya itu hanya bisa tersenyum dan menenggelamkan jari jemarinya di rambut tebal suaminya, mengusap kepalanya penuh sayang.

YongHwa kemudian tiba-tiba mengangkat wajah dan memandang istrinya penuh kecemasan. Dia akhirnya tahu kenapa akhir-akhir ini istrinya sering sekali kelelahan. “Astaga sweety, kamukan hamil tetapi sedari tadi kamu sibuk dan sekarang aku malah membuatmu berdiri dengan mengajakmu berdansa. Andwe, ayo sekarang kita pulang. Kamu harus beristirahat…”

Seohyun menggeleng pelan. “Aniiya Jagiya. Aku baik-baik saja kok, perempuan hamil itu bukan berarti gak boleh melakukan aktivitas apapun…”

“Andweyo, tetap saja kamu tidak boleh terlalu letih. Apalagi sekarang sudah larut. Ayo kita pulang…”

“Tetapi oppa, mereka masih menikmati pestanya…”

YongHwa mengedarkan pandangan ke sekeliling, melihat beberapa tamunya masih asyik berdansa. YongHwa kemudian berjalan ke depan dengan Seohyun yang tetap berada di sisinya.

“Yorobun, mianhe. Aku terpaksa meninggalkan pesta ini. Aku mohon kalian bisa mengerti. Perempuan tercinta disisiku ini baru saja memberiku kado terakhir yang isinya adalah kabar bahagia tentang kehamilannya. Dan sebagai suami yang baik, aku tentu tidak akan membiarkannya kelelahan untuk itu kami meminta izin pamit terlebih dahulu, semoga kalian mengerti dan silahkan lanjutkan pestanya…”

Para tamu bertepuk tangan dan menghampiri mereka kembali memberi selamat, Seohyun disampingnya hanya mampu tersipu malu.

Di tempatnya HyoYeon melemparkan pandangannya kepada TOP yang berdiri kaku. Mereka bahkan sudah mengungkapkan ke publik tentang kehamilan Seohyun, lalu apa yang harus mereka lakukan???


-o0o-


Seoul Hospital..

Hyoyeon memandang gelas kopinya yang baru saja diserahkan TOP kepadanya. Mereka sedang berdiri di koridoran Seoul Hospital siang itu. HyoYeon tidak sedang sibuk dengan pasiennya ketika TOP menghampirinya dan mengajaknya ngobrol.

“Oppa sudah memikirkan bagaiamana cara mengatakan kepada mereka?” keakraban mereka meningkat dan menyebabkan panggilan Hyoyeon kepada TOP telah berubah. TOP yang memintanya memanggil seperti itu.

TOP menggeleng pelan. Dan ketika mendengar telepon celularnya berbunyi dia meraihnya dan menemukan salah satu gadis yang dekat dengannya menelpon. Dia kemudian merejectnya. Saat ini dia bahkan tidak berpikir untuk berhubungan dengan gadis manapun, bahkan jika itu telepon dari Miss Universe 2011 yang berasal dari angola itu yang menelpon, diapun tetap akan mematikannya. Baginya adiknya lebih penting dari gadis manapun.

“Tapi kita harus secepatnya memberitahukan kondisinya kepada mereka berdua. Kasihan Uri Hyunnie kalau kita telat memberitahukannya…”

TOP memandang wajah yang kembali ke tampilannya yang sederhana ini, rambutnya kembali diikat satu dan bahkan wajah itu sekarang terlihat pucat tanpa make up. Tetapi bagi TOP dia bahkan terlihat lebih cantik, kecantikan alami. Dia bisa melihat kecemasan yang teramat dalam di mata HyoYeon terhadap nasib adiknya itu. Dan ini membuatnya tersentuh.

“Bagaimana kalau kita memberitahu YongHwa-yah terlebih dahulu. Maksudku YongHwa-yah saja, nanti biar dia yang menyampaikannya kepada istrinya. karena terus terang aku tidak tega melihat Hyunnie terluka…” TOP melontarkan idenya yang disambut anggukan oleh HyoYeon.

“Arasho, aku akan menghubunginya supaya menemui kita di sini…” TOP meraih telepon celularnya dan mulai menghubungi YongHwa. Dia terlibat percakapan beberapa menit dengan YongHwa sebelum kemudian menutupnya dan memandang HyoYeon tepat ketika Hyoyeon juga sedang memandangnya. HyoYeon buru-buru mengalihkan pandangannya ke arah gelas kopinya. Dia lalu meneguk kopinya untuk menghentikan debaran jantungnya. Astaga, apa yang terjadi dengannya. Andwe…dia tidak boleh jatuh cinta pada pria disampingnya ini?? Andweeee….

“Dia akan datang sesaat lagi, sebenarnya dia sedang sibuk tetapi ketika mendengar ini mengenai kondisi terkini istrinya, dia langsung bersedia menuju kesini…”

“Berarti dia datang dengan Hyunnie??”

TOP menggeleng. “Anii..dia datang sendiri. Aku sudah menyuruhnya untuk datang sendiri…”

Mereka kemudian terdiam, asyik dengan pikiran masing-masing.


-o0o-


Seoul Hospital..

YongHwa terpekur di tempatnya duduk. Apakah kehidupan memang selalu harus menghadirkan rasa sedih dan kehilangan? Mengapa harus ada kebahagiaan jika bersisian dengan sakit dan penderitaan? Bagaimana dia harus menyikapi kabar yang baru saja di dengarnya ini? Dia pernah merasakan kehilangan yang teramat sangat dengan kepergian ibunya, tetapi rasa sakit itu sudah tidak diingatnya lagi dan kali ini hatinya kembali sakit teramat sakit mendengar vonis penyakit yang di derita istrinya.

Oh Tuhan, perempuan lembut yang dicintainya sepenuh hati itu mengidap penyakit mengerikan. Dia merasa sedih, bagaimana bisa istrinya yang imut dan baik hati itu dianugerahi penyakit seperti tumor rahim??

Tadi malam dia kembali tertidur dengan bahagianya dalam pelukan YongHwa, bercerita tentang apa saja yang akan dilakukannya jika anak mereka akan lahir. Dia bahkan menyuruh YongHwa menyiapkan nama dan YongHwa sendiri tidak kalah antusiasnya menanggapi cerita-ceritanya tentang apa saja yang akan mereka persiapkan untuk menyambut buah cinta mereka itu. Namun siang ini, seperti halilintar berita penyakit istrinya sungguh membuatnya terperangah. Biasanya dia tenang menghadapi masalah, tetapi sekarang ia bahkan tidak bisa konsentrasi sedikitpun, pikirannya kalut. Apa yang harus dilakukannya??

Di depannya HyoYeon dan TOP memandangi wajah sedih YongHwa dengan perasaan tak kalah sedihnya.

“Kenapa tumor itu baru terdeteksi sekarang?” lirih suara YongHwa memecah kesunyian yang panjang.

“Tumor rahim atau Leiomyoma memang tidak bisa terlihat tanpa USG dan pengecekan secara rutin, untuk kasus Hyunnie, Leiomyomanya tampaknya membesar karena kehamilannya. Ini karena dipengaruhi oleh Hormon. Sebelumnya mungkin tidak bisa terdeteksi karena sangat kecil dan lagi dia tidak pernah di periksa bagian di rahimnya. Tetapi kehamilan dia ternyata mempengaruhi tumor itu, menjadi besar...”

“Lalu apa yang harus aku lakukan?? Apakah ini berarti dia tidak boleh hamil? Maksudku kandungannya harus digugurkan?”

HyoYeon menghela nafas panjang. “Tidak, tidak seperti itu. Tentu saja secara medis kami tidak boleh membiarkannya menggugurkan kandungannya. Yang bisa kami lakukan adalah memastikan bahwa dia dan janinnya baik-baik saja. Menurutku jalan yang terbaik adalah agar Hyunnie di rawat di rumah sakit ini sampai dia dan bayinya bisa dikeluarkan ketika janin itu sudah bisa hidup di luar, dan agar kami lebih mudah memantau kondisinya. Karena terus terang saja sebenarnya tumor rahim ini sangat mengancam nyawa janinya dan Hyun sendiri…”

YongHwa mengusap wajahnya, sedikit bergidik ngeri mendengar penjelasan HyoYeon. “Kenapa bisa seperti itu??”

“Leiomyoma ini bisa membuat Hyunnie keguguran dan kehilangan janinnya sedangkan efek ke tubuh hyunnie sendiri dia bisa mengalami “ruptur uteri” bahasa sederhananya rahimnya bisa robek karena letak tumor itu ada di dalam rahim…” HyoYeon menghela nafas sesaat melihat wajah YongHwa yang memucat mendengar penjelasannya. “Jelas untuk meminta Hyunnie menggugurkan kandungannya itu tidak mungkin secara medis dan aku percaya Hyunnie juga pasti tidak menginginkan hal itu terjadi. Jadi jalan satu-satunya yah seperti yang tadi aku katakan itu. Dia harus di rawat inap disini agar bisa lebih mudah memantaunya…”

YongHwa mengangguk pelan.

“Aku ingin agar anda secepatnya memberitahukannya, supaya tidak terlambat penanganannya…”

YongHwa terpekur di tempatnya, bagaimana dia bisa menyampaikan berita sedih seperti ini kepada istrinya? seseorang yang hanya ingin di berinya kebahagiaan dalam tiap lini kehidupannya.

“Baiklah. Aku ingin Dokter Hyoyeon mempersiapkan tempatnya di Rumah Sakit ini, untuk perawatan istriku sampai dia bisa melahirkan dan tumor itu diangkat. Aku siap membayar berapapun biayanya yang penting nyawa istriku dan janinnya bisa selamat. Bahkan jika Hyunnie menolak di rawat di Rumah Sakit ini, seperti dia biasanya yang selalu tidak mau merepotkan orang-orang, aku rela memfasilitasi dan siap membayar berapapun agar dokter bersedia merawat istriku 24 jam di rumahku…”

HyoYeon terbelalak mendengar keinginan YongHwa. Astaga lelaki ini tampaknya sangat mencintai istrinya. TOP pun tak kalah tercengangnya.

“Aku sangat mengenal istriku, dan aku bisa tahu apa jawaban yang akan dikeluarkannya. Dia pasti menolak tinggal rawat inap di rumah sakit untuk itu aku ingin dokter Hyo dan TOP Hyung berbicara dengan manajemen rumah sakit ini agar memperbolahkan istriku di rawat di rumah kami tetapi ada perawat atau staff medis yang mengontrol kesehatannya nonstop selama 24 jam…”

“Astaga, tidak sampai segitunya YongHwa-ssi…”

“Aku hanya tidak ingin istriku terancam keselamatannya…”

“Dee, aku mengerti. Dan apakah kamu lupa kalau rumah sakit ini sahamnya sebagian besar adalah milik kakek Hyunnie juga…aku akan mengusahakan apa yang uri Hyunnie inginkan. Kalau dia menolak di rawat di Rumah sakit ini, aku akan memindahkan ruang perawatan ke rumah kalian…”

Hyoyeon memandang dua pria ini yang tampaknya bersungguh-sungguh dengan apa yang mereka ucapkan. Dalam hatinya terselip sedikit rasa iri pada Seohyun. Ok, dia sedih dengan kenyataan tentang penyakit SeoHyun tetapi melihat kedua pria ini sangat mencintainya dan rela melakukan apa saja hanya demi kenyamanan Seohyun membuatnya iri. Adakah pria yang mau bersikap seperti itu terhadapnya?? Batinnya.


-o0o-


Renaissance Seoul Hotel..

Yuri merenggangkan tubuhnya petang itu. Dia baru saja tiba dari lokasi, dan letih menghampirinya. Tadi dilokasi teamnya sedikit menjengkelkan baginya terutama pekerja yang direkrut dari Seoul, mereka tidak memperlihatkan kinerja yang baik, membuatnya sedikit uring-uringan.

Ketika berjalan di Lobby RSH menuju ke lift dia melihat rombongan JongHyun yang sedang berjalan dengan beberapa pegawainya. Dan tepat ketika JongHyun melihatnya menunggu lift, dia kemudian meninggalkan rombongannya menuju ke tempat Yuri berada.

“Anneyong Yuri-ssi…”

“Oh eh..anneyong JongHyun-ssi…”

“Habis dari lokasi yah??”

Yuri menganggukkan kepala. Astaga dia pasti terlihat kucel petang itu. Jelas ajha dia kucel, seharian dia di lokasi.

“Anda pasti letih sekali…”

“Aniiya. Aku baik-baik saja..”

JongHyun menganggukkan kepala. “Kalau begitu maukah kamu memenuhi undangan makan malam dariku?”

Yuri sempurna melongo di tempatnya berdiri mendengar ucapan JongHyun. Si kaku mengajaknya makan malam, yah mungkin bukan kencan sih tetapi ini sebuah kemajuan.

“Ehhmmm..” Yuri menampilkan wajah yang terlihat mempertimbangkan ajakan lelaki tampan di depannya ini, padahal andai JongHyun tahu sebenarnya, bahwa dia begitu tertarik dengan undangan itu tetapi sebagai wanita berkelas tidak mungkin di alangsung mengiyakan begitu saja. “Arasho. jam berapa?”

“Good…” JongHyun tersenyum meski hanya sekilas, tetapi terpatri kuat-kuat dalam benak Yuri. “Aku akan menjemputmu di depan kamarmu tepat pukul 07.00PM…”

“Baiklah kalau begitu, aku pamit ke kamar dulu yah…”

Tepat dengan terbukanya lift, Yuri kemudian masuk ke dalam lift setelah menghadiahi senyum hangat kepada JongHyun.


-o0o-


08.00 PM @Renaissance Seoul Hotel..

Yuri memandang teman makannya malam itu yang sedang menyesapi anggurnya dengan baik. Mereka baru menyelesaikan makan malam mereka.

“Sama sepertimu, aku pun tidak punya kriteria tertentu tentang perempuan yang ingin kujadikan ibu bagi anak-anakku…”

Yuri terperangah tidak mengerti maksud dan arah pembicaraan JongHyun yang tiba-tiba ke arah itu. Tadi ketika mereka makan malam, obrolan mereka hanya seputar pembangunan Mall Group Lee company. Mereka tidak pernah membahas tentang pernikahan. Dan sedari tadi JongHyun banyak memikatnya dengan pengetahuannya yang detail di dunia konstruksi, ternyata lelaki itu memang cerdas seperti kelihatannya. Dan sialnya lelaki cerdas selalu mampu menarik perhatiannya.

“Inikan yang ingin kau tanyakan padaku ketika kita berdansa malam itu??”

Yuri kembali tercengang. Astaga, dia masih ingat juga. Sedikit tersanjung karena JongHyun masih mengingat obrolan mereka tetapi tidak membuat dia langsung memasang wajah yang sumringah. Dan intuisi pria ini tampaknya tepat.

“Oh, obrolan kita yang terputus itu…”

“Dee, aku sepakat ketika kamu mengatakan kita tidak pernah tahu pada siapa hati kita berlabuh, Lantas apa gunanya kriteria? Dan lagi ketika kriteria idaman kita itu terpenuhi apakah lantas membuat kita jatuh cinta pada orangnya? Belum tentukan. Bisa jadi justru sebaliknya. Kita mencintai seseorang dan lalu kriteria idaman kita terbentuk dari kepribadian atau fisik orang yang kita cintai itu…”

Yuri mengangguk tanda setuju.

“Jadi sejauh ini Yuri-ssi belum menemukan pria yang tepat itukan?”

Yuri kembali mengangkat alis, isyarat bertanya maksud dari pertanyaan JongHyun tadi.

“Karena sampai saat ini Yuri-ssi belum terlibat dalam pernikahan…”

Yuri bergumam dalam hati, pria ini kaku dan cerdas tapi kok blak-blakan banget yah…

“Aku bukannya tidak pernah bertemu dengan pria yang tepat saja tetapi banyak pertimbangan kenapa sampai sekarang aku tidak terlibat dalam pernikahan…”

JongHyun menyandarkan tubuhnya ke kursi lalu menatap Yuri dalam-dalam. “Waeyo??”

“Entahlah…” Yuri menghela nafas panjang. “Call me immature tetapi bayangan tentang pernikahan selalu membuatku takut. Aku selalu berpikiran seperti ini, sejak kecil kaum perempuan sudah direcoki dengan ide klasik pernikahan. Menikah menjadi tujuan hidup, bahkan sebenarnya sejak lahir, sepertinya hidup sudah dikotak-kotakkan. Masa kecil, masa sekolah, masa bekerja lalu menikah dan hidup happy ending seperti di novel-novel atau dongeng. Tetapi bagiku pernikahan itu seperti kotak Pandora, yang mungkin membuat kita penasaran tetapi ketika membukanya kita justru menemukan hal yang paling mengerikan dalam sebuah kehidupan. Itu justru menakutkan bagiku dan mungkin itu menjadi alasan kenapa sampai sekarang aku belum berani melangkah Selain karena memang belum ketemu pria yang benar-benar tepat…”

JongHyun berdehem. “Aku sepakat. Semua cerita indah tentang pernikahan memang membuat kita begitu mendambakan momen itu dalam kehidupan kita. Dan kita lupa kalau sebenarnya pernikahan bukanlah sebuah akhir tetapi dia justru adalah awal yang baru, perjalanan yang bakalan penuh dengan lika-liku. Dan akan ada masa dimana kita bakal menderita karenanya.”

Yuri mengangguk setuju dengan ucapan JongHyun, tetapi kata-kata JongHyun berikutnya membuatnya terpana.

“..tetapi kamu lupa satu hal, pernikahan juga berarti momen yang sakral. Sebuah janji suci yang harus dipertahankan keutuhannya. Jika kedua pasangan suami istri itu menepati janji, tetap saling mencintai dan saling menghormati, aku yakin apapun kondisinya dan bagaimanapun aral yang melintang semua bisa dihadapi…”

Mendengar ucapan pria kaku yang tampan ini membuat Yuri semakin menganguminya, pemikirannya begitu dewasa dan bijak. Tidak ada pria sebelumnya yang menananmkan pemahaman ini dalam kepalanya, semua justru berlomba untuk memilikinya tanpa ikatan suci sebuah pernikahan. Tetapi justru pria ini tampaknya tidak menginginkannya, terbukti sampai sekarang dia tetap datar reaksinya selain pandangan matanya yang tajam.

“Hmmm..mungkin benar apa yang JongHyun-ssi katakan. Pernikahan ideal seharusnya seperti itu…”

Yuri menyesap anggurnya pelan tetapi dia kemudian tersedak mendengar ucapan JongHyun berikutnya.

“Jadi ketika ada pria yang tepat melamar anda apakah anda bersedia menikah dengannya??”

Yuri terbatuk-batuk, membuat JongHyun berdiri dari kursinya dan menghampirinya. Dia juga lalu menyodorkan segelas air putih kepada Yuri. Yuri menenggaknya lalu menstabilkan jantungnya, berusaha mengatur pernafasannya.

“Apa maksud pertanyaan anda??”

JongHyun menatapnya dalam-dalam. “Aku adalah pria yang percaya cinta pada pandangan pertama Yuri-ssi dan juga pria yang mengandalkan intuisiku. Aku merasa aku jatuh cinta padamu, dan maukah kamu menikah denganku???”


-o0o-


Meanwhile, Kediaman Lee..

Di sofa di ruang perapian mereka, Seohyun bergelung merapat di pelukan suaminya sambil menonton acara tivi malam itu yang menayangkan variety show seru Running Man dengan guest Simon D leader Supreme Team.

YongHwa memeluk Seohyun erat dan mencium puncak kepalanya. “Kamu tahu sweetheart, aku selalu berpikir jika Tuhan terlalu baik kepadaku. Memberiku kesempatan untuk bertemu denganmu, jatuh cinta padamu dan kamupun mencintaiku…aku beruntung memiliki istri sespesial dirimu…lantas ketika aku menghadapi masalah, haruskah kularikan kekecewaanku padaNya? Padahal sudah banyak rejekiNya yang bertaburan dalam hidupku, iyakan??”

Seohyun mendongak menatap wajah suaminya. “Jagiya, waeyo??”

YongHwa memperbaiki duduknya sambil tetap menatap istrinya lekat-lekat.

“Kamu mencintaikukan??”

Seohyun berjengit. “Kenapa bertanya seperti itu? Oppa sudah tahu jawabannya dengan pasti…”

“Aniiya…kamu tahu aku juga sangat mencintaimu sayangku. Aku bahkan bisa hidup di dunia ini tanpa memiliki sesuatu apapun asal bisa memilikimu di dunia ini. Tak ada lagi yang kubutuhkan sepanjang kamu membersamaiku. Hanya dirimu…”

Seohyun merasa sesuatu yang ganjil, bukannya tidak menyukai keromantisan suaminya tetapi sepertinya ada yang coba disembunyikan YongHwa darinya. Dan ini justru membuatnya khawatir. Itu kenapa tanpa berkata apapun dia hanya memandangi suaminya meminta penjelasan.

“..Aku ingin memberitahumu sesuatu tapi aku mohon kamu bersabar ketika mendengarnya yah…”

Seohyun merasakan sesuatu yang aneh. Suaminya pun terlihat begitu rapuh, terlihat dari matanya yang berkaca-kaca.

“Kamu mengidap Tumor rahim, Sweety…”

Seohyun terperangah tidak mampu berkata apapun, dia kemudian hanya mampu menggerakkan tangannya mengusap pelan perutnya. Astaga, Di perutnya ada tumor, padahalkan dia sedang mengandung anak pertama buah cintanya dengan suaminya.

“Aku mengidap tumor rahim??” Seohyun tercekat. Lalu entah dari mana datangnya tiba-tiba dua butir air mata menghiasi wajahnya yang kemudian disusul dengan butiran ketiga, keempat dan lalu dia sudah mendapati dirinya tersedu di dalam pelukan suaminya.

“Jangan menangis sweetheart, jebal..jangan menangis..aku tidak akan tahan melihatmu menangis…Kita akan menghadapinya bersama…kamu pasti kuat sayangku, jangan biarkan tumor itu mengalahkanmu…”

YongHwa sendiri tidak kalah sedihnya, tetapi untuk istrinya dia harus kuat. Seandainya dia bisa mengisap semua rasa sedih, semua rasa sakit yang dirasakan istrinya dan memindahkan rasa sakit itu untuk dirinya sendiri. Dia rela.

“Aku mengidap tumor rahim?? Oppa…”

“Dee, Sweetheart. Jangan takut, ada aku…kita akan menghadapinya dan aku mohon jangan menangis sweety..”



To Be Continued : Imagine Special Part 4



.SJ.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar