Jumat, 30 September 2011
YS IDOL (Chapter 9 “Make a Better Place Part 2”)
SJ Entertainment Present :
Serial : “YS IDOL”
Chapter 9 “Make a Better Place Part 2”
Lead Cast :
Jung Yong Hwa (CN Blue)
Seo Joo Hyun (SNSD)
Other Cast :
*International Relation Majors (Seohyun Classmate) :
Nicole, Ji Young (KARA), YoSeob (Beast), Jinwoon (2AM), WooYong (2PM), Min (Miss A), Sulli (f(x)), SoHee (WG), Jaejin (FT Island)
* Law international Majors (YongHwa Classmate):
Jonghyun (CN Blue), Hongki (FT Island), Soejin (Girls day), Sunye (WG)
* Business Departement (Siwon Classmate) :
Siwon, Heechul, Kyuhyun, DongHae, SungMin, Yesung (SUJU)
*GI Cheersleaders (BFF Seohyun for Girly Time) :
Jessica, Yoona, Sunny, Tiffanny, Hyoyeon, Yuri, Taeyeon (SNSD), Bekah (After School, Out), Soo Yong(SNSD, in)
*Code Blue (Bandmates YongHwa) :
JongHyun, Jungshin, Minhyuk (CN Blue), HongKi (FT Island)
*TX Band :
Yunho (TVXQ), Kim Joon (T-Max), Jungmo (TRAX), Seolong (2 AM)
*Team Basket GI University :
Siwon, DongHae, Jinwoon, Gikwang (Beast), LeeJoon, Go (MBlaq), Chansung (2PM)
Manajer : Heechul
*Best Appereance : Ban Ki Moon (Sekjen UN), Onew (Shinee), TaecYeon (2PM)
Opening Theme Song : Intuition by CN Blue
TX Café..
Sore itu, sembari menunggu YongHwa yang sedang kuliah, Seohyun sedang nongkrong bareng MinHyuk, JungShin, Yoona dan Jessica di Ruang Practice Code Blue di TX Café. Mereka sekedar menghabiskan waktu karena petang nanti mereka akan kembali melakukan Gladi bersih untuk opening act Seminar Tahunan GI yang akan diselenggarakan besok.
“Onnie, yang ini cantik banget kan??limited edition lagi…” Seohyun menyodorkan majalah fashion terbaru miliknya kepada Yoona dan Jessica yang juga sedang melihat-lihat majalah fashion lainnya. Mereka kemudian sibuk mengomentari gaun terbaru keluaran Donna Karan yang digadang-gadang bakal menjadi trendsetter untuk gaun musim panas itu.
Sedangkan MinHyuk & JungShin sibuk mengomentari penampilan live LinKin Park Di LA, mereka juga membicarakan tiket nonton live LinKin Park nanti ketika mereka konser di Seoul yang sudah mereka kantongi masih jauh-jauh hari. Dengan akses yang dimiliki mereka, sangat mudah bagi mereka mendapatkan tiket-tiket konser LP VVIP.
“Aku khawatir dengan mood JongHyun Hyung, apakah dia masih bersemangat menonton konser ini?”
Seohyun mendelik ke arah JungShin yang tadi menyebut nama JongHyun.
“Adaapa dengan JonGHyun Oppa??” Tanya Seohyun yang memang duduk di dekat JungShin yang sedang selonjoran.
“Dia sedang bermasalah dengan Soejin Noona…” Lirih suara JungShin namun tetap terdengar oleh SeoHyun.
“Loh aku melihat mereka berdua akhir-akhir ini baik-baik saja, Soejin Onnie meski tidak terlibat dalam acara seminar tahunan GI tersebut rajin menemani dan menunggui JongHyun Oppa kok…”
“Sepertinya memang si Panda Jelek sedang ada masalah…” Yoona yang sedari tadi hanya terdiam angkat bicara. (Author say : Panda adalah panggilan sayang Yoona ke JongHyun, nah bagi kalian yang baca bagian ini, boleh request panggilan sayang JongHyun ke Yoona, requestannya bakal dipertimbangkan..hehheheh…#gayanya author padahal kehabisan ide..hahaha…)
Seohyun menoleh ke arah Yoona. Yah, wajar jika Yoona tahu apa yang terjadi pada JongHyun. Mereka masih terhitung keluarga jauh. Meski tidak sering terlihat bersama dengan Yoona tetapi hubungan JongHyun dan Yoona dekat, selayaknya saudara, terlebih mereka dari kecil selalu bersekolah di tempat yang sama.
“Semalam dia datang ke rumah tapi tidak cerita apapun, dia malah meminta aku menemaninya keliling-keliling kota seoul. Dia kelihatan kacau, tapi sepanjang jalan diam ajha, matanya udah sayu gitu..aku yang ngeliat pengen nyela juga tapinya kasihan ama dia…”
“Itu benar Noona. Dan noona tahu sendirikan Hyung seperti apa? Dia bukan orang yang gampang bercerita tentang masalahnya…”
“Itu dia jeleknya dia, dasar emang panda jelek. Tapi jelek-jelek gitu dia tetap saudara aku..”
Seohyun melirik Yoona, yah meski mereka berdua sangat ertola belakang, Yoona anaknya hancur habis, supel dan rame bener sedangkan JongHyun kalem dan cool gitu tetapi hubungan mereka emang dekat meski jarang terlihat bersama.
Dalam hati Seohyun bertanya-tanya, ada apa dengan JongHyun dan Soejin??
***
Recently Status ;
SeoStar : Rehearsal for GI Event “Stop War, Let’s Make a Better Place”
Go-Chun International University..
Malam itu, adalah malam terakhir anak-anak pendukung acara opening act Seminar Tahunan GI University yang bertema “Stop War, Let’s Make a Better Place” latihan bersama. Seminar itu sendiri akan di buka besok pagi di GI Convention Hall dengan menghadirkan Sekjen UN Ban Ki Moon sebagai pembicara utama.
Seohyun baru saja selesai dengan bagiannya bersama teman-teman cheersnya menyanyikan lagu lawas Michael Jakson “Heal The World” dan sekarang sedang selonjoran sambil mengemut permennya menonton aksi anak-anak Code Blue dan anak-anak Theater Kampus.
Dan ketika HongKi menyanyikan partnya, Seohyun melirik Tifanny yang duduk di sampingnya. Dia melihat Tifanny malah sedang sibuk dengan jari jemarinya, kesannya jari-jemarinya itu lebih penting dan lebih menarik untuk dipandangi ketimbang melihat penampilan HongKi.
“Aku minta jangan ganggu mereka Hyunnie, biarkan HongKi mendekati Fany dengan caranya sendiri…” itu pesan YongHwa kepadanya, berkali-kali bahkan di ulang YongHwa agar Seohyun memahami kondisi ini dengan baik. Untuk itu Seohyun meski gemes tetap berusaha menahan diri akhir-akhir ini untuk pura-pura buta tentang perasaan HongKi kepada Tifanny.
“HongKi oppa makin kesini makin terlihat gagah yah Onnie??” Tanya Seohyun berusaha memancing Tifanny, dia melakukan pembenaran dalam dirinya kalau apa yang dilakukannya itu bukan mengganggu hubungan yang sedang di bangun HongKi tetapi dia hanya ingin melihat signal dari Tifanny. Dia tahu kalau selama ini Tifanny suka sama Siwon, kakaknya. Siwon, Tifanny dan HongKi sendiri adalah orang-orang tersayangnya, dia akan merasa sedih jika mereka bertiga sedih. Andai dia punya kuasa dia akan membuat mereka semua berbahagiah.
“Oh..Eh..kamu bilang apa Hyunnie??” Tifanny menatapnya dengan pandangan sedikit grogi.
“Tadi aku bilang HongKi Oppa makin ke sini makin gagah…Manly gitu..”
“Kamu tidak sedang punya niat selingkuh dengan HongKi-yah kan?”
Seohyun mendelik, “Onnie….”
“Arasho, aku hanya bercanda. Soalnya selama ini kan kamu ama HongKi-yah kayak tom and Jerry gitu, berkelahi mulu, kok tiba-tiba kamu memujinya, aneehh…”
“Gak ada maksud apapun kok, aku cuma bilang yang sesungguhnya. Lihat deh dia emang tambah cakep gitu…”
“Masa sih??”
“Buktinya anak-anak cewek yang disitu pada norak gitu pake teriak-teriak manggil-manggil nama HongKi Oppa…ihhh…” Seohyun menunjuk ke arah mahasiswi-mahasiswi GI yang ikut nonton teriak-teriak memanggil beberapa personil Code Blue.
“Loh kok yang aku dengar mereka malah manggil-manggil nama YongHwa-yah…”
“Onnieee…” Seohyun mencubiti Tifanny yang sengaja menggodanya.
“Hahahha..marah, liat ajha penampilan Yong yang cuman pake kaos tanpa lengan itu bikin mereka melted…”
“Onnie…” Sekarang Seohyun berdiri sambil berkacak pinggang membuat Tifanny ngakak sambil memegangi perutnya melihat reaksi Seohyun.
“Arasho…”
“Adaapa nih kok sepertinya seru banget…” Taeyeon yang sedari tadi sedang sibuk ngobrol dengan kekasihnya lewat Telepon cellular merasa penasaran melihat Seohyun sibuk misahmisuh.
“Aku bilang ke Hyunnie kalo kekasihnya itu tambah punya banyak penggemar, eh dia malah marahhh…”
“Tumben, biasanya juga nyantai banget kalo ada cewek yang mendekat ke Yong…” Taeyeon memandang Seohyun yang kembali selonjoran di lantai.
“Aku kan wanita juga onnie, pastilah ada rasa cemburu dan was-was itu. Emangnya aku gak punya hati apa…” Seohyun menunduk lalu memainkan pegangan permennya.
Taeyeon dan Tifanny tertawa ngakak melihat kegelisahan Seohyun. Dan tanpa mereka sadari anak-anak Code Blue telah menyelesaikan latihannya.
“Buat anak-anak Theater gimana kalo latihan tanpa music dulu…” saran ONew, Yesung dan YongHwa sepakat. Untuk itu mereka istirahat sambil melihat anak-anak Theater latihan.
YongHwa berjalan menghampiri Seohyun yang sedang tertawa bareng Tifanny dan Taeyeon. Dan ketika melihat YongHwa datanng menghampiri Seohyun, Tifanny dan Taeyeon tambah cekikikan.
“Onnieee….” Seohyun tambah mendelik.
“Waeyo??” YongHwa duduk di belakang Seohyun, ikut selonjoran tepat di belakang Seohyun. Melihat YongHwa yang menunjukkan rasa sayangnya kepada Seohyun membuat Taeyeon dan Tifanny bersuit lalu berdiri menjauh dari kedua pasangan berbahagiah itu, mereka bergabung bersama anak-anak Code Blue lainnya yang duduk tidak jauh dari Seohyun dan YongHwa.
“Oppa keringatan, nih…” Seohyun lalu menyodorkan botol air minumnya yang di terima YongHwa lalu diteguknya.
“Tadi kenapa sih kok kayaknya seru banget?” Tanya YongHwa tepat di telinga Seohyun.
“Fany onnie dan Taeng Onnie mengerjaiku, katanya Oppa sekarang punya banyak fans…itu…” Seohyun menunjuk ke sekumpulan cewek-cewek yang sekarang sedang asyik memelototi anak-anak theater yang latihan dengan Onew sebagai bintang utamanya.
“Kenapa dengan mereka?”
“Tadi oppa tidak dengar yah, mereka berteriak-teriak memanggil nama oppa…”
YongHwa tersenyum. Seohyun cemburu tapi ini surprise yang besar buatnya, soalnya kekasihnya itu nyaris tidak pernah menunjukkan perasaan cemburunya pada wanita lain, bagaimanapun dekatnya wanita itu dengan YongHwa. Tapi memang sih menurut YongHwa juga tidak ada wanita terdekatnya yang bisa dicemburui oleh Seohyun karena wanita-wanita itu juga notabene adalah sahabat dan teman main Seohyun.
YongHwa kemudian menjulurkan kedua kakinya merangkum badan Seohyun masuk ke dalam pelukannya.
“Tahu gak, Saya bisa loh memeluk dunia dengan kedua tangan saya ini?” bisiknya.
“Ommo…paling juga globe atau bola dunia…” Seohyun merasa geli dengan suara YongHwa yang berbisik tepat di telinganya. Tetapi dia tidak dapat menyembunyikan rona merah yang menjalar di pipinya.
“Aniiya….”
“Bagaimana caranya? Emang bisa?”
“Bisa, buktinya aku bisa memelukmu. Kamukan duniaku…”
“Aisshhhhh….” Seohyun sempurna memerah apalagi setelah meemgucapkannya YongHwa mengecup pipinya pelan.
Di tempatnya Tifanny melihat kemesraan Seohyun dan YongHwa tersebut dia jadi tertawa.
“Kenapa tertawa?” HongKi yang menatapnya sedari tadi bertanya kepadanya.
“Oh, aniiya. Ingat sesuatu yang lucu saja…”
HongKi menganggukkan kepala. Dia lalu melihat anak-anak Theater yang telah menyelesaikan latihan tanpa musicnya. Dia beranjak lalu meraih gitar milik JongHyun dan beranjak ke panggung ke depan mike.
“Okey guys..sementara kalian beristirahat. Aku ingin menyanyikan sebuah lagu anggap ajha aku lagi menghibur istirahat kalian...hehhe… dan ini juga buat seseorang yang ada di tempat ini. Aku harap lagu ini bisa menghiburmu, Karena terus terang aku paling suka melihat wajahmu yang tersenyum…”
Hongki mulai memainkan gitar dan menyanyikan sebuah lagu dari Duncan Sheik “Half Life”. Di tempatnya Tifanny membeku. Dia ingat percakapan-percakapannya dengan Hongki beberapa malam terakhir ini, sejak HongKi muai rutin menjadi teman yang bisa diandalkannya untuk mengantarnya pulang setelah selesai latihan untuk Opening Act Seminar tahunan GI ini.
(I'm awake in the afternoon
I fell asleep in the living room
and it's one of those moments
when everything is so clear
before the truth goes back into hiding
I want to decide 'cause it's worth deciding
to work on finding something more than this fear
It takes so much out of me to pretend
tell me now, tell me how to make amends
maybe, I need to see the daylight
to leave behind this half-life
don't you see I'm breaking down
lately, something here don't feel right
this is just a half-life
is there really no escape?
no escape from time
of any kind…)
“…Manusia terkadang menafsirkan sesuatu dengan cara yang berbeda. Sungguh luar biasa upaya mereka untuk menyesuaikan segala sesuatu ke dalam versi realitas mereka. Termasuk perasaan cinta seseorang yang disukainya. Karena mencintai seseorang terkadang dia melihat apapun yang dilakukan orang yang dicintainya itu adalah signal buatnya kalau dia juga menyimpan rasa untuknya, padahal belum tentu seperti itu…” dia ingat ucapan terakhir HongKi semalam sebelum menurunkannya tepat di halaman rumahnya.
“Aku cuma tidak ingin kamu menyimpan rasa yang sebenarnya bukan buatmu, maafkan aku Fany tapi bukalah matamu, lihat dunia dengan lebih jelas. Ada cinta yang lain menantimu, lupakan dia, karena mungkin saja sejak awal dia tidak pernah menganggapmu lebih dari seorang adik…”
Dan setelah mengucapkan kata-kata itu, HongKi melarikan mobilnya tanpa menunggu reaksi Tifanny lagi.
(…I keep trying to understand
this thing and that thing, my fellow man
I guess I'll let you know
when i figure it out
but I don't mind a few mysteries
they can stay that way it's fine by me
and you are another mystery i am missing
It takes so much out of me to pretend
maybe, I need to see the daylight
to leave behind this half-life
don't you see I'm breaking down
Lately, something here don't feel right
this is just a half-life
is there really no escape?
no escape from time
of any kind…)
Tifanny sendiri bukannya tidak tahu apa maksud ucapan dari HongKi tersebut. Dia sadar sepenuhnya, bahwa saat ini hatinya sedang terluka. Cinta yang disimpannya sejak dia kecil ternyata tidak berbalas, tetapi dia tidak pernah merasa kecewa. Mencintai itu tidak selalu berarti memiliki. Dan meskipun cintanya tidak bersambut, dia tidak pernah menyesal telah memiliki perasaan itu. Dia tetap bahagiah dengan semua sensasi rasa karena jatuh cinta yang selama ini dirasakannnya. Perasaan berdebar-debar, perasaan rindu, semua itu adalah sensasi yang dirasakannya dan dia bahagiah pernah memiliki rasa itu. dan untuk jatuh cinta lagi? Dia sendiri belum tahu, bukannya trauma tapi dia tahu dia tidak akan mudah untuk kembali merasakan perasaan cinta itu. dan untuk Hongki? Entahlah, HongKi sendiri tidak pernah mengatakan cintanya untuk Tifanny, tetapi lewat tindakannya Tifanny bisa merasakan cinta itu.
(…come on lets fall in love
come on lets fall in love
come on lets fall in love
again
'cause lately something here don't feel right
this is just a half-life,
without you I am breaking down
wake me, let me see the daylight
save me from this half-life
let's you and I escape
escape from time
come on lets fall in love
come on lets fall in love
come on lets fall in love
again…)
(Duncan Sheik – Half Life)
Mahasiswi-mahasiswi yang ada di GI Convention Hall malam itu pada teriak histeris setelah HongKi menyanyikan lagunya. Sedangkan di tempatnya Seohyun sempurna tergugu, dia tahu dengan pasti untuk siapa lagu itu. YongHwa yang sedang menumpukan dagunya di pundak Seohyun tertawa pelan sambil mengetatkan pelukannya di pinggang Seohyun.
“Jangan sampai mewek loh, tar malu-maluin…” Godanya pada Seohyun membuat Seohyun memukul tangannya yang ada di atas pinggang Seohyun.
Di tempatnya Tifanny merasakan sesuatu menghangat di dalam dadanya. Terlebih ketika HongKi alih-alih meninggalkan tempatnya setelah menyelesaikan lagu itu, dia malah duduk terdiam lalu berkata dengan tegas.
“Tiap pribadi memiliki sisi yang tak bisa dipahami oleh pribadi lainnya, karena kita memang diciptakanNya berbeda-beda. Untuk itu meski kita telah diciptakan dalam ruang yang sama, namun tak selamanya kebahagiaan itu dirasakan bersama. Bisa jadi aku sedang bahagiah kamu malah bersedih dan sebaliknya. Kita memiliki lingkaran garis edar masing-masing meski tetap memiliki persinggungan. Dalam ruang dan waktu, kau memiliki ruang lain tempat kau bisa merasakan bahagia dan sedih. Tanpa aku, kau bisa bahagia dengan lainnya. Begitu juga denganku. Namun jika kamu berkenan, aku berharap pada akhirnya kamu bisa membagi kebahagiaanmu ataupun perasaan sedihmu pada ruang yang sama denganku. Dan aku tahu ini terlalu dini, hanya saja aku tidak ingin kehilangan kesempatan ini, karena besok bisa jadi aku terlambat. Aku menyayangimu Fany dan ingin menjadi kekasihmu jika kamu mengizinkan karena aku mencintaimu, Dulu, sekarang dan semoga sampai akhir nafasku dan aku siap menanti sampai hatimu siap untuk itu…”
***
Keesokan Harinya in Go-Chun International University..
Jessica memarkir mobilnya terburu-buru, kali ini dia telat bangun lagi. Padahal dia sudah mensetting alarmnya agar bisa bangun pagi. Kebiasaan susah bangunnya itu memang terkadang membuatnya jengkel juga. Seperti saat ini ketika dia seharusnya sudah datang setengah jam yang lalu untuk pemantapan acara pembukaan nanti, eh dia malah datang terlambat lagi. Di Telepon Genggamnya dia bahkan melihat ada beberapa panggilan tidak terjawab dari Seohyun dan Taeyeon. Dia tahu rekan-rekannya itu sekarang pasti sedang grasak-grusuk menghubunginya untuk segera datang.
Karena terburu-buru, Jesicca bahkan sulit focus melihat jalan yang dilaluinya menuju GI Convention Hall dan tanpa disadarinya ketika dia berlari, badannya menubruk sebuah badan yang besar sampai-sampai membuatnya terhempas. Dia akan terjatuh tepat ketika sebuah lengan kuat menahan badannya.
“Oh..Mianhe…” Ucapnya sambil membungkukkan badan ketika posisi tubuhnya sudah kembali normal.
“Oh, tidak mengapa aku yang salah…”
Jessica mendongakkan wajahnya dan dia melihat seraut wajah tampan dengan tubuh yang tinggi dan tegap sedang tersenyum kepadanya. Lelaki ini bukan mahasiswa di sini tampaknya. Jessica sangat tidak familiar dengan wajah ini, dia mungkin tidak mengenali satu persatu mahasiswa di GI tetapi jika benar lelaki ini mahasiswa di GI tentu dia tidak akan mudah tidak memperhatikan keberadaannya. Dia pasti salah satu peserta seminar ini.
“Kamsahamnida, sekali lagi maafkan atas ketidaksopananku…”
Kembali lelaki itu tersenyum. “Tidak mengapa kok. Oh iya, kamu mahasiswa di GI University??”
Jessica mengangguk. “Dan aku yakin kamu sepertinya bukan mahasiswa GI?”
Lelaki itu menganggukkan kepala. “Aku salah satu peserta dari Seminar Tahunan GI. AKu mahasiswa dari Inha University…”
“Oh. Maafkan aku sekali lagi. “ Jessica lalu berlari meninggalkan lelaki tegap tadi yang sebenarnya masih ingin bertanya kepada Jessica tetapi tidak sempat lagi karena gadis itu keburu pergi meninggalkannya.
Jessica dengan terengah-engah tiba juga di GI Convention Hall, dia langsung berlari ke backstage. Disana teman-temannya menyambutnya sambil misah misuh. Dia cuma bisa pasang wajah cengengesan. Tanpa tahu kalau wajah manisnya yang sibuk buru-buru tadi terekam dengan jelas di dalam benak seorang namja yang sekarang sedang berbicara dengan Siwon sebagai sesame ketua dewan Mahasiswa.
***
GI Convention Hall…
Acara pembukaan Seminar International GI University “Stop War, Let’s Make a Better Place” dimulai dengan penampilan anak-anak Theatrikal kampus mendeskripsikan suasana perang dan orang-orangnya diiringi lagu Like Troy Soldiers yang dibawakan oleh anak Code Blue. Lalu kemudian penampilan kedua dari anak-anak Paduan Suara.
(Spoken By Seohyun )
Think about the generations and to say we want to make it a better world for our children and our children’s children. So that they know it’s a better world for them and think if they can make it a better place.
(Song)
(Yesung)
There’s a place in your heart and I know that is love
And this place could be much brighter than tomorrow
(Taeyon)
And if you really try you’ll find there’s no need to cry
In this place you’ll feel there’s no hurt or sorrow
(Jessica)
There are ways to get there If you care enough for the living
Make a little space, make a better place…
(TiFanny & HongKi)
Heal the world make it better place
For you and for me and the entire human race
There are people dying
If you care enough for the living
Make a better place for you and for me
(Yesung)
if you want to know why there’s a love that cannot lie
love is strong it only cares for joyful giving
(Seohyun)
if we try we shall see in this bliss we cannot feel
fear or dread we stop existing and start living
(Jessica)
Then it feels that always love’s enough for us growing
Make a better world, make a better world
(TiFanny, SeoHyun, Jessica, Taeyon, Yesung, Onew, YongHwa & HongKi)
Heal the world make it better place
For you and for me and the entire human race
There are people dying
If you care enough for the living
Make a better place for you and for me
(HongKi)
And the dream we would concerived in
Will reveal a joyful face
(Taeyon)
And The world we once believed in
Will shine again in grace
(Onew)
Then why do we keep strangling life
Wound this earth, crucify it’s soul
Though it’s plain to see, this world is heavenly Be God’s glow
(Yesung)
We could fly so high
Let our spirits never die
In my heart I feel you are all my brothers
(Tifanny)
Create a world with no fear
Together we’ll cry happy tears
See the nations turn
Their swords into plowshares
(Onew)
We could really get there
If you cared enough for the living
Make a little space to make a better place
(TiFanny, SeoHyun, Jessica, Taeyon, Yesung, Onew, YongHwa & HongKi)
Heal the world make it better place
For you and for me and the entire human race
There are people dying
If you care enough for the living
Make a better place for you and for me
(Team Paduan suara GI University)
Heal the world make it better place
For you and for me and the entire human race
There are people dying
If you care enough for the living
Make a better place for you and for me
(All)
Heal the world make it better place
For you and for me and the entire human race
There are people dying
If you care enough for the living
Make a better place for you and for me
(All)
There are people dying if you care enough for the living
Make a better place for you and for me
There are people dying if you care enough for the living
Make a better place for you and for me
(All) You and for me,
(Onew) make a better place
(All) You and for me,
(Onew) make a better place
(All) You and for me,
(Onew) make a better place
(All) You and for me,
(Yesung) heal the world we live in
(Taeyon) save it for our children
(All) You and for me,
(Yesung) heal the world we live in
(Taeyon) save it for our children
(All) You and for me,
(Yesung) Heal the world we live in
(Taeyon) save it for our children
(Author say : Heal The World by Michael Jakson adalah salah satu lagu favoritku dan entah mengapa tiap mendengarnya selalu mampu membuatku merinding soalnya maknanya dalam banget…yeaahhh..let’s make a better place, say no to war apapun bentuknya, meski itu fan war..hohohoho..dan termasuk menjadi manusia-manusia yang menghargai keberagaman, perbedaan ittu adalah anugerah, jangan selalu menjadi orang-orang yang suka mengkotak-kotakkan.)
Mahasiswa-mahasiswa yang menghadiri Opening Ceremony Seminar Tahunan GI yang tumplek di GI Convention Hall serempak bertepuk tangan.
Yuri, yang hari itu menjadi MC kemudian mempersilahkan Ban Kii Moon untuk memberi sambutan sekaligus membuka acara Seminar Tahunan GI tersebut.
***
Recently Status ;
SeoStar : "Many say our world is at a tipping point. If we do not act together, if we do not act responsibly, if we do not act now, we risk slipping into a cycle of poverty, degradation, and despair."
#Ban Kii Moon Quote..Lovely…^^
.CHAPTER 9 – END.
YS IDOL (Chapter 8 “Make a Better Place Part 1”)
SJ Entertainment Present :
Serial : “YS IDOL”
Chapter 8 “Make a Better Place Part 1”
Lead Cast :
Jung Yong Hwa (CN Blue)
Seo Joo Hyun (SNSD)
Other Cast :
*International Relation Majors (Seohyun Classmate) :
Nicole, Ji Young (KARA), YoSeob (Beast), Jinwoon (2AM), WooYong (2PM), Min (Miss A), Sulli (f(x)), SoHee (WG), Jaejin (FT Island)
* Law international Majors (YongHwa Classmate):
Jonghyun (CN Blue), Hongki (FT Island), Soejin (Girls day), Sunye (WG)
* Business Departement (Siwon Classmate) :
Siwon, Heechul, Kyuhyun, DongHae, SungMin, Yesung (SUJU)
*GI Cheersleaders (BFF Seohyun for Girly Time) :
Jessica, Yoona, Sunny, Tiffanny, Hyoyeon, Yuri, Taeyeon (SNSD), Bekah (After School, Out), Soo Yong(SNSD, in)
*Code Blue (Bandmates YongHwa) :
JongHyun, Jungshin, Minhyuk (CN Blue), HongKi (FT Island)
*TX Band :
Yunho (TVXQ), Kim Joon (T-Max), Jungmo (TRAX), Seolong (2 AM)
*Team Basket GI University :
Siwon, DongHae, Jinwoon, Gikwang (Beast), LeeJoon, Go (MBlaq), Chansung (2PM)
Manajer : Heechul
*Best Appereance : Ban Ki Moon (Sekjen UN), Onew (Shinee)
Opening Theme Song : Intuition by CN Blue
10.00 PM
Chat ; SeoHyun - YongHwa
SeoStar : Kangen..T.T
Yong_CB : Aku juga..
SeoStar : Aku banget..T.T
SeoStar : Besok aku jemput di incheon yah??
Yong_CB : Gak usah, tar capek ke Incheon lagi..
Yong_CB : Besok mau ngapain ajha??
SeoStar : Biarin, gak apa kok..yah..oppa yah…#memelas.com..
SeoStar : Kuliah, latihan cheer’s, nongkrong di TX..
Yong_CB : Andwe..Besok begitu tiba aku langsung ke tempatmu..
Yong_CB : Kamu gak usah ke incheon..
Yong_CB : Ke TX ajha, aku langsung kesana..
SeoStar :
SeoStar : Oppa gak lelah??
SeoStar : Istirahat ajha dulu..
Yong_CB : Lebih penting ketemu kamu..
SeoStar :
SeoStar : Sarangheyo..
Yong_CB : Love you too,
Yong_CB : Sekarang lg ngapain?
SeoStar : Lagi di kamar siwoon Oppa..^^
Yong_CB : Kok?
SeoStar : Mau nagih cerita sama dia..
Seostar : Soal SooYong onnie..
SeoStar : ^_*
Yong_CB : Ckckck…
SeoStar :
SeoStar : Oppa lagi ngapain?
SeoStar : Gimana acaranya?
SeoStar : Gak lelah?Kalo lelah istirahat ajha dulu..
Yong_CB : Festivalnya baru selesai..
Yong_CB : Seru, ada 20 band indie dari beberapa Negara..
Yong_CB : anak-anak pada berbaur ama anggota band yang lain..
Yong_CB : Sekarang mau nongkrong bareng..
Yong_CB : Tapi tetap ajha kurang karena tidak ada kamu disini..
SeoStar : Yah udah, kumpul2 ajha dulu..
Seostar : Siwoon oppa juga udah selesai ama makalahnya tuh, udah mau mulai ceritanya..
SeoStar :
Yong_CB : Wait a minute, ada yang mau aku ceritain..
Yong_CB : Btw semalam aku mimpi...
SeoStar : Mimpi? Gak biasanya..
SeoStar : Mimpi apa?
Yong_CB : Mimpi ketemu malaikat..
Yong_CB : trus malaikatnya bilang mau mengabulkan keinginanku..
SeoStar : Then?
Yong_CB : I told an angel to take care of you..
Yong_CB : Tetapi Malaikat bilang tidak perlu..
SeoStar : Kenapa??
Yong_CB : Malaikat itu bilang "Angels don’t Take care of angel’s”
SeoStar : Qeqeqe..Mmuaahh..^.^
SeoStar : Love You so much..♥
***
Kediaman Choi, Siwoon Room’s..
Seohyun terkikik geli sambil berbaring di atas tempat tidur besar kakaknya ketika membaca chattingannya dengan kekasihnya, YongHwa. Dia paling suka kalau cowoknya itu udah mulai ngegombal gak penting kayak tadi. Mungkin memang standar tetapi menemukan itu diucapkan oleh YongHwa adalah sesuatu yang special. YongHwa-nya jarang banget bersikap romantic, biasanya romantisnya YongHwa tidak memakai kata-kata tetapi langsung dengan tindakan, makanya ngegombal adalah barang langkah bagi YongHwa. Tetapi jika mereka berjauhan (yang jarang banget) seperti sekarang, biasanya YongHwa selalu gombal seperti itu.
Siwon yang telah merapikan makalah dari meja belajarnya dan menjatuhkan pandangan ke adiknya jadi heran sendiri.
“Apa yang lucu sih?”
Seohyun tersenyum ke kakaknya. “Aniiya..Oppa mau tahu ajha..”
Seohyun kemudian menegakkan tubuhnya dan memperbaiki posisinya yang tadi baring sekarang duduk bersila lalu memandang kakaknya lekat-lekat.
“Oppa, sekarang ceritakan ke aku selengkapnya…”
“Apa?”
“Soal SooYoung onnie…”
“Kamu kan udah kenal ama dia,sama di CGI lagi, aku mau cerita apaan?”
Seohyun mendelik. “Oppa tahu, bukan itu maksudku…”
“YongHwa sekarang lagi di Jepang yah, dia berapa hari di sana??” Siwon mengubah arah pembicaraan.
“Dee, dia tiga hari di sana, besok udah balik ke seoul tetapi tolong deh Oppa jangan mengalihkan pembicaraan…”
Siwoon pura-pura sibuk membenahi buku-buku di atas meja belajarnya. “Ikut festival band indie se Asia katanya yah, Hebat…”
“Oppa…” Seohyun meradang melihat kecuekan kakaknya.
“Wae?”
Seohyun mendekat lalu duduk diatas sudut meja kakaknya tepat di hadapan Siwoon.
“Ceritakan aku detailnya oppa kenapa suka sama Sooyoung Onnie, dan sejak kapan sukanya?” Seohyun memasang muka melotot.
Siwoon sandar ke kursinya. Mengusap wajah pelan dan meremas rambutnya.
“Aku tidak tahu kenapa aku suka dia dan sejak kapan, entah…yang aku tahu aku mulai rutin memperhatikan dia ketika aku sering nongkrong di perpustakaan saat itu. Tahun lalu tepatnya.”
Seohyun memandang wajah kakaknya yang terlihat teduh ketika membahas SooYoung.
“Entahlah, bagi aku dia beda. Beda dengan gadis-gadis yang beredar di sekitar aku. Sejak melihatnya di perpustakaan dan semakin rutin melihatnya aku semakin mengagumi kepribadiannya. Dan sejak saat itu meski bukan di perpustakaan aku mulai memperhatikannya, tahu kalau dia yuniorku, seorang gadis cerdas dan merupakan salah satu mahasiswa yang mendapat beasiswa, tahu kalau orangtuanya sedang menghadapi masalah keuangan, dan ketika aku menyelamatkannya dari kecelakaan yang hampir saja menimpanya, membuat aku makin sadar perasaanku dalam padanya…”
Seohyun di tempatnya tergugu.
“Ini pertama kalinya aku merasakan perasaan seperti ini. Perasaan ingin melindungi seseorang selain kamu…”
Seohyun menatap wajah kakaknya dan menemukan semburat rona merah jambu yang sekilas terlihat lalu kemudian hilang.
“Apakah oppa begitu mencintainya? Bisa saja itu hanya kekaguman semata karena dia berbeda…”
Siwon menggeleng. “Aku mengakui kalau aku memang mengagumi sosoknya tetapi bukan itu saja. Sensasi jantungku yang berdebar tidak pernah kutemukan pada gadis lain Hyunnie…”
Seohyun menundukkan wajahnya. “Kasihan Fany onnie…” batinnya lirih.
“Maksudmu??”
Seohyun menghela nafas lalu menggeleng. “Aniya…Oppa sudah bilang sama SooYoung Onnie bagaimana perasaan oppa??”
Siwon tertunduk dan memaikan jari jemarinya. “Dee, tetapi aku ditolaknya…Aku kasihan yah…” dia tersenyum kecut lalu memandang wajah adiknya yang sedikit kaget mendengar dia ditolak.
“Soo Onnie menolak oppa?? Kok bisa?? Alasannya kenapa? Dia tidak mencintai oppa??”
Siwon menggeleng pelan. “Aku tidak mengerti Hyunnie. Yang aku tahu dan aku yakin bahwa gadis itu bukannya tidak punya perasaan sama aku. Sebut aku terlalu percaya diri tetapi entah kenapa batinku mengatakan kalau gadis ini menyukaiku hanya saja dia berusaha menahan perasaannya. Entah kenapa aku tidak tahu??”
“Apa karena status sosial lagi??”
Siwoon menggeleng. “Kamu tahu kalau oppa kadang iri sama kamu Hyunnie. Kamu beruntung memiliki YongHwa yang sangat mencintaimu…”
Seohyun tersenyum lembut. Dia kemudian beranjak turun dari meja belajar kakaknya lalu mendekat ke siwon dan mencium pipinya pelan. “Oppa yang sabar yah, tiap orang menurutku memiliki takdirnya masing-masing, perjuangkan dia kalau menurut oppa itu benar…Gutnait oppa…” Seohyun baru saja hendak berjalan keluar dari kamar kakaknya _dengan pikiran yang sedikit terenyuh menemukan tatapan mata kakaknya yang terlihat hidup ketika menyebut nama SooYoung akhirnya membuatnya yakin kalau kakaknya memang benar-benar mencintai SooYoung. Astaga, mengapa cinta mereka bisa serumit ini_ ketika kakaknya kembali memanggilnya.
“Tunggu Hyunnie…”
Seohyun urung melanjutkan langkahnya dan kembali menatap kakaknya. “Waeyo??”
“Besok YongHwa-ah sudah di Seoulkan?”
“Dee, waeyo??”
“Besok suruh temui aku yah…”
Seohyun mendelik. “Andweeyo..kalau dia langsung menemui oppa, aku kapan bisa bareng dia? Lagian Yong Oppa juga masih kelelahan, masa iya harus menemui oppa lagi?”
Siwoon beranjak mendekati adiknya lalu mengusap kepalanya pelan. “Hanya sebentar kok, suruh dia menghadiri rapat persiapan Seminar Tahunan GI. Dia menjadi salah satu panitianya…”
“Aiiggooo…” Seohyun merenggut tapi akhirnya mengangguk juga. “Arasho, pesan oppa akan aku sampaikan…”
“Rapatnya jam 03.00PM…”
“Arasho…Gutnait oppa…” Seohyun berjalan lesu dan tertunduk keluar dari kamar kakaknya, dia kemudian iseng membanting pintu dibelakangnya membuat Siwon mengulum senyum melihat kejengkelan adiknya itu.
***
TX Café
Seohyun berlari dan langsung memeluk tubuh YongHwa yang siang itu baru saja tiba dari jepang. Wajah kuyu YongHwa terlihat bersemangat ketika melihat bidadarinya siang itu yang terlihat fresh dan fashionable seperti biasa.
“Bogoshipposoyo Oppa…” Seohyun menenggelamkan wajahnya di leher YongHwa yang mengetatkan pelukannya pada tubuh kekasihnya.
Tifanny yang nongkrong dengan Seohyun di TX café siang itu dan HongKi yang ikut dengan Yonghwa langsung ke TX Café sedangkan anak Code Blue yang lain langsung pulang ke rumah masing-masing hanya bisa tersenyum melihat tingkah mereka. Mereka kemudian memberi ruang kepada keduanya untuk melepas kangen satu sama lain di sudut café lantai dua siang itu.
“Anneyong…” sapa HongKi langsung menjatuhkan pantatnya di sofa tempat Tifanny duduk di TX Café siang itu. Lamat-lamat dari sofa di sudut di dengarnya suara manja Seohyun yang menjawab pertanyaan Yonghwa, seperti memberi laporan saja, batinnya geli.
“Anneyong, Hongki-ah. Kamu tidak lelah langsung kesini, kenapa tidak pulang ke rumah terlebih dahulu?”
HongKi menggeleng. Tifanny terdiam.
Tifanny merasa menyesal telah melontarkan pertanyaan itu. Dia kenal HongKi sejak dahulu. Dia, Seohyun, Jessica, YongHwa, Siwoon adalah teman sepermainan sejak dari zaman mereka masih SD, sampai sekarang ketika mereka kuliah mereka selalu sekolah pada yayasan yang sama. Karena sering bersama inilah makanya mereka saling tahu satu sama lain, sampai keluarga masing-masing juga saling tahu satu sama lain. Dan bukan rahasiah lagi diantara mereka kalau HongKi itu meski berasal dari keluarga yang kaya raya, ayahnya salah seorang Chaebol korea selatan yang menguasai industi telekomunikasi, tetapi semua tahu kalau HongKi yang merupakan anak satu-satu itu kekurangan kasih sayang dari orangtuanya. Dia adalah putra mahkota yang nyaris tidak pernah bertemu dengan orangtua kandungnya karena kesibukan mereka, itu kenapa HongKi suka sekali menghabiskan waktu di TX Café.
Tifanny mengaduk jus di depannya. Dia tidak tahu mulai kapan hubungannya dengan HongKi sudah tidak seakrab zaman SD dan SMP. Padahal dulu mereka sangat akrab, sekarang jika bertemu hanya satu dua kata yang terucap. Mungkin sejak dia mendapati kelakuan HongKi yang langsung berubah menjadi playboy cap kodok sejak mereka kuliah. Dia kemudian semakin menarik diri untuk berkomunikasi dengan HongKi ketika dilihatnya jika sedang sendiri tanpa anak2 Code Blue HongKi selalu di kelilingi mahasiswi-mahasiswi cantik.
“Apa kabar Tiff??” suara itu terdengar jauh dan datar. Tifanny berbalik tepat ketika HongKi menatapnya. Dan Tifanny terhenyak ketika sekilas dia menemukan tatapan itu lain dari biasanya. Ada yang aneh dari HongKi hari ini menurutnya.
“Baik..aku baik..Kamu pasti lelahkan?”
HongKi masih menatap Tifanny tajam sambil menggeleng. “Aku tidak lelah, apalagi setelah melihatmu…”
Tifanny tertawa terbahak-bahak. Astaga ini HongKi temannya yang tukang gombal. Dia kemudian memukul pelan bahunya, “Kamu bener-bener yah, suka banget bercanda …sayangnya aku bukan gadis-gadis yang bakalan termehek-mehek sama gombalmu itu…”
Tetapi Tifanny menghentikan tawanya ketika dia menemukan wajah HongKi yang mengeras dan tidak ada nada bercanda dalam raut wajah itu. HongKi serius?? Ah tidak mungkin. Batin Tifanny lemah.
Dia kemudian memilih mengalihkan pandangannya, merasa risih ditatap sedemikian rupa oleh HongKi.
“Dude, kata Siwon Hyung kita harus ikut rapat untuk seminar tahunan GI…”
Tifanny merasa beruntung YongHwa yang sepertinya telah melepas kangennya pada Seohyun yang masih bergelayut manja di lengannya itu datang dan kembali bergabung dengan mereka.
“Hari ini??” HongKi melepaskan tatapannya pada Tifanny dan menatap YongHwa.
YongHwa mengangguk.
HongKi mengalihkan tatapannya memandang Seohyun. “Emang dia mau melepasmu??”
Seohyun mengerang jengkel melihat HongKi. “Ya..Oppa…Kamu baru datang tetapi sudah ngajak perang yah…”
HongKi terbahak-bahak. Di sampingnya Tifanny yang melihatnya merasa aneh, ada yang lain pada HongKi. Beberapa pertanyaan berkelebat dalam benaknya tetapi berusaha diusirnya segala pikiran-pikiran itu, tidak mungkin. HongKi tidak mungkin menyukainya…
***
Go-Chun International University..
Malam itu, anak-anak Code Blue featuring Anak-anak Paduan Suara dan Orchestra GI University yang diketuai Yesung, serta anak-anak Theater kampus GI yang diketuai Onew sedang latihan untuk acara Pembukaan Seminar Tahunan yang akan diselenggarakan GI University minggu depan dengan Siwon sebagai ketua penyelenggara. Bergabung pula beberapa anak Cheers GI.
Tema Seminar Tahunan GI University kali ini adalah “Stop War, Let’s Make a Better Place” dengan mengundang SekJen UN yang berasal dari Korea Selatan Ban Ki Mon sebagai pembicara sekaligus membuka Seminar tersebut. Seminar yang berlangsung tiga hari itu sendiri akan dihadiri perwakilan Mahasiswa dari berbagai universitas bergengsi di dunia. (Author say : termasuk Mahasiswa Indonesia, Bagi mahasiswa yang berminat ikutan, silahkan cek di rektorat kampus kalian untuk mendapatkan undangan kepesertaannya..hahahhaha…)
Seminar ini adalah acara besar tahunan yang rutin di selenggarakan GI University tiap tahunnya dengan tema acara yang selalu berbeda. Dan kali ini Siwon sebagai Ketua Dewan Mahasiswa mengusulkan mengusung tema Seminar about resisting War dan didukung oleh anggota Dewan Mahasiswa dan dosen di GI University.
Dan untuk acara pembukaan dan penutupannya Band Popular GI University bersama kelompok orchestra, dan Kelompok Theater GI akan tampil sebagai pendukung acara. Seohyun, Tiffany, Jessica dan Taeyon yang adalah anggota cheer’s GI dan terkenal memiliki suara memikat juga di daulat ikut tampil pada acara tersebut.
Dan malam itu, mereka latihan seperti biasanya. Siwon sebagai ketua panitia ikut datang meninjau latihan tersebut.
Acara pembukaan Seminar International GI University “Stop War, Let’s Make a Better Place” akan di buka dengan penampilan anak-anak Theatrikal kampus mendeskripsikan suasana perang dan orang-orangnya diiringi lagu Like Troy Soldiers yang dibawakan oleh anak Code Blue.
(Kelompok paduan suara)
Step by step, heart to heart, left right left
We all fall down...
Step by step, heart to heart, left right left
We all fall down like toy soldiers
Bit by bit, torn apart, we never win
But the battle wages on for toy soldiers
(YongHwa)
I'm supposed to be the soldier who never blows his composure
Even though I hold the weight of the whole world on my shoulders
I am never supposed to show it, my crew ain't supposed to know it
Even if it means goin' toe to toe with a Benzino it don't matter
(Hongki)
I'd never drag them in battles that I can handle unless I absolutely have to
I'm supposed to set an example
I need to be the leader, my crew looks for me to guide 'em
If some shit ever just pop off, I'm supposed to be beside 'em
(YongHwa)
Now Ja said "I tried to squash it, it was too late to stop it"
There's a certain line you just don't cross and he crossed it
I heard him say Hailie's name on a song and I just lost it
It was crazy, this shit be way beyond some Jay-z and Nas shit
(Hongki)
And even though the battle was won, I feel like we lost it
I spent too much energy on it, honestly I'm exhausted
And I'm so caught in it I almost feel I'm the one who caused it
This ain't what I'm in hip-hop for, it's not why I got in it
(YongHwa)
That was never my object for someone to get killed
Why would I wanna destroy something I help build
It wasn't my intentions, my intentions was good
I went through my whole career without ever mentionin' suge
(Hongki)
Now it's just out of respect for not runnin' my mouth
And talkin' about something that I knew nothing about
Plus Dre told me stay out, this just wasn't my beef
So I did, I just fell back, watched and gritted my teeth
(YongHwa)
While he's all over t.v. down talkin' a man who literally saved my life
Like fuck it i understand this is business
And this shit just isn't none of my business
But still knowin' this shit could pop off at any minute cuz
(Kelompok paduan suara GI)
Step by step, heart to heart, left right left
We all fall down like toy soldiers
Bit by bit, torn apart, we never win
But the battle wages on for toy soldiers
(Eminem – Like Troy Soldiers)
Malam telah menunjukkan pukul 10 PM ketika mereka mengakhiri latihan tersebut. Sebagian anak-anak theater pulang lebih dahulu. Siwon mendekati SooYoung yang juga bergabung di team Theater kampus yang akan menampilkan aksi theaterikal dan mengajaknya pulang. Di sudut panggung Seohyun yang sedang menyeruput air mineralnya melihat kakaknya berbicara dengan SooYoung, dia lalu mengarahkan pandangan kepada Tifanny yang sekarang sedang duduk menjulurkan kaki di sudut panggung yang satunya. Tetapi menemukan Tifanny sedang tersenyum kepada HongKi yang mengajaknya berbicara membuat Seohyun mengelus dada. Baguslah, jika tidak ada yang harus terluka.
Dia sudah berbicara dengan kakaknya beberapa hari yang lalu tentang perkembangan hubungan Siwon dengan SooYoung tetapi Siwon memastikan kepada adiknya kalau diantara mereka tidak ada hubungan selain pertemanan.
“Aku menyukai SooYong-ssi tetapi aku menghormati keinginannya ketika dia mengatakan tidak ingin mempunyai hubungan selain pertemanan denganku.” Masih diingatnya apa yang dikatakan kakaknya kepadanya.
“Trus kenapa oppa masih sering mendatanginya?”
“Kami berteman Hyunnie, kalau oppa mengantarnya atau menghabiskan waktu dengannya aku pikir itu bukan menjadi masalah karena kami adalah teman. Dan lagi aku masih bisa berusahakan untuk mendapatkan hatinya?” Siwon nyengir padanya.
Yah, tak ada yang tak mungkin. Kakaknya masih berpeluang menjadikan SooYong sebagai kekasihnya meski masih sulit untuk diterima olehnya. Dan dia sedang memainkan Tabnya sambil menunggu YongHwa merapikan alat musiknya bersama anak-anak Code Blue untuk pulang dengannya ketika Siwon dan SooYoung menghampirinya.
“Hyunnie, kamu pulang bareng YongHwa-yah kan?” Siwon menatapnya penuh sayang.
“Dee Oppa…” Ucap Seohyun pelan lalu mengarahkan pandangan kepada SooYoung. “Gutnait Onnie..”
“Gutnait Hyunnie…”
“Kalau begitu oppa pulang lebih dulu yah, dan kamu…” Siwon melihat outfit adiknya yang hanya menggunakan gaun dan jins. “Jaketmu mana? Udara malam seperti ini meski bukan di musim dingin tetap saja tidak baik bagi kesehatanmu…”
“Ada di mobil Yong Oppa…”
“Astaga kamu ini, kebiasaan banget…” Siwon melepas syalnya kemudian memasangnya di leher adiknya. Seohyun memandangi kakaknya lekat-lekat membuat Siwon heran.
“Waeyo??” dia berbisik pelan sambil merapikan rambut Seohyun yang tersangkut di syal itu.
“Oppa bahagia?”
Siwon tahu pertanyaan adiknya yang bernada cemas itu pasti tentang hubungannya dengan SooYong lagi. Seohyun selalu mengkhawatirkannya, adiknya itu bahkan pernah mengatakan bahwa banyak perempuan yang mencintainya kenapa harus terluka hanya karena satu gadis yang bahkan hanya ingin berteman dengannya.
Dia kemudian melemparkan senyum kepada adiknya lalu mengacak pelan rambutnya sebelum mendaratkan ciuman sayang di jidat Seohyun.
Seohyun mengerti meski tidak dijawab oleh Siwon tetapi bahasa tubuh Siwon telah menunjukkan kalau dia bahagia dengan kondisi itu. Entah mengapa Seohyun jadi terenyuh dia pun kemudian memeluk tubuh kakaknya pelan dan tersenyum hangat kepada SooYong yang masih berdiri di belakang Siwon.
“Yah udah, Oppa pulang yah. Pastikan YongHwa segera mengantarmu pulang dan jangan lupa pakai jaketmu…”
Seohyun mengangguk dan memperhatikan punggung kedua orang yang berlalu itu. Dia juga kemudian sibuk membalas sapaan teman-temannya sesama pendukung acara yang juga akan pulang ke rumah masing-masing.
“Jaketmu mana?” Tanya YongHwa yang ternyata telah berdiri di sampingnya tanpa disadari olehnya karena sibuk membalas sapaan teman-temannya.
“Ada di mobil…”
“Astaga, kamu ini…” YongHwa kemudian menyampirkan jaket yang tadi dipegangnya ke bahu Seohyun yang sedang terkikik pelan. “Apanya yang lucu??”
Seohyun yang merasa lucu karena tidak kakaknya ataupun kekasihnya itu punya reaksi yang sama. “Aniiya oppa…” dia kemudian merangkulkan lengannya di lengan YongHwa yang menunduk meraih tas Seohyun yang teronggok di lantai.
“Oppa keringatan??” Seohyun memperhatikan kaos putih YongHwa yang basah dibagian punggung. Dia lalu mengambil tissue yang dipegangnya dan mengusap wajah YongHwa yang juga masih berkeringat.
“Astaga lovebirds ini, dimana-mana pamer mulu…” Sulli mendekati mereka di belakangnya berjalan MinHyuk, JungShin, Min dan Yoseob yang juga menjadi pendukung acara.
“Hyung, kami pulang lebih dulu yah…” pamit JungShin dan MinHyuk kemudian.
“Hyunnie, kami juga…” Sulli, Min dan Yoseob juga pamit dan berlalu bersama JungShin dan MinHyuk.
“See you tomorrow…” Seohyun balas mengucapkan salam pada mereka. Dan ketika dia melihat sekilas Hara yang ternyata juga datang menonton gladi tersebut, ide jahil langsung berkelebat di kepalanya. Sambil nyengir pelan, dia lalu melingkarkan tangannya ke pinggang YongHwa.
“Oppa…” bisiknya di telinga YongHwa yang sekarang sedikit bingung dengan reaksi kekasihnya itu. Seohyun itu meski sering manja terhadapnya tetapi sangat jarang memperlihatkan kemanjaannya di depan publik. Tetapi dia tetap balas memeluk tubuh kekasihnya itu. “Ehhhmmm,waeyo???”
“Cium aku…” bersamaan dengan ucapan Seohyun itu, YongHwa melihat sosok Hara dari kejauhan dan itu membuatnya mengerti kenapa Seohyun manja seperti ini. Dia lalu mengurai pelukannya untuk melihat wajah Seohyun. Dia tersenyum pelan lalu memencet hidung Seohyun penuh sayang.
“Jahil banget sih…”
Seohyun tersenyum pada YongHwa yang akhirnya tahu siasat jahilnya. Dan demi melihat mata kekasihnya yang berbinar-binar itu justru membuat YongHwa gemas, dia lalu memeluk kembali tubuhnya dan mendaratkan ciuman di jidat Seohyun.
“Yaaa… aigooo bocah-bocah ini…” suara HongKi membahana, dibelakangnya Taeyon, JongHyun, Soejin, Tifanny dan Jessica berjalan mendekati Seohyun dan YongHwa. Mereka kemudian pulang bersama. Jessica ikut di Mobil Jessica, JongHyun mengantar Soejin, YongHwa dan Seohyun pulang dengan mobil YongHwa dan Tiffanny yang memang searah dengan HongKi ikut di mobil HongKi.
***
Di dalam Mobil Siwoon..
SooYoung duduk dengan rikuh di atas mobil Siwoon. Dia kemudian memandang Siwoon yang sedang berkonsentrasi mengemudikan mobilnya.
“Sunbenim, aku mohon untuk selanjutnya tidak usah menjemput dan mengantarku seperti hari ini…”
Siwoon berbalik sekilas melihat SooYoung. “Waeyo??”
“Aku risih dengan anggapan anak-anak lain, mereka akan mengira aku dan Sunbe memiliki hubungan khusus…”
Siwoon menghentikan mobilnya tepat di pinggir jalan. “Kamu tahu dengan jelas perasaanku padamu, dan aku tidak keberatan dengan apa yang akan mereka sangkakan? Yang menjadi kebingunganku kenapa kamu meolakku? Dan jangan katakan kalau kamu tidak mencintaiku, aku tidak percaya hal itu…sebut aku terlalu percaya diri tetapi aku yakin kalau kamu juga punya rasa yang sama, iyakan??”
SooYoung menunduk menolak menantang tatapan Siwoon yang bisa saja membaca dengan jelas apa yang akan terpampang di bening matanya.
Siwoon menghembuskan nafas pelan. “Mianhe Sooyoung-ah kalau aku mendesakmu, aku hanya ingin kamu jujur dengan perasaanmu…”
SooYoung mengangkat wajahnya. “Aku tidak ingin menyakiti seseorang Sunbenim, jika kita jalan bersama aku tahu ada yang akan sakit hati dan mungkin saja aku yang hadir belakangan ini yang bersalah untuk sakit yang di deritanya…”
Siwoon mengerutkan dahi. “Apa maksudmu??”
SooYoung menghela nafas panjang. “Oppa tidak perlu mengetahui siapa orang itu…”
Siwoon terhenyak kaget, bukan karena apa isi perkataan SooYoung tetapi untuk pertama kalinya SooYoung akhirnya memanggilnya dengan sapaan itu, meski dia telah berkali-kali menyuruh SooYong memanggilnya Oppa tetapi tidak pernah dilakukannya, dia selalu memanggil Siwoon dengan panggilan Sunbenim. Dan jujur panggilan itu membuat Siwoon terharu ada yang meleleh di dasar hatinya.
“…Jangan jadikan aku seseorang yang oportunis oppa dengan memaksakan hubungan ini, aku tidak mau berbahagiah diatas penderitaan orang lain, dan aku mohon berikan aku waktu untuk memikirkan semuanya. Kalau takdir berpihak pada kita, yakinlah kita akan bersama. untuk itu pula selama segalanya belum jelas aku mohon jangan bersikap seperti ini, jangan biarkan aku menjadi seseorang yang manja dan bergantung pada oppa. Aku mohon oppa mengerti keengganan aku…”
Setelah memastikan Siwoon mendengar apa yang semua dikatakannya SooYoung kemudian membuka mobil lalu berbalik menghadap Siwoon. “Maafkan ku oppa, bukan aku ingin menyakitimu tetapi beri aku waktu dan gomawoyo untuk segala perhatian oppa selama ini..”
SooYong kemudian turun dari mobil dan berlari mengejar bus yang lewat dan berhenti tepat di halte depan. Tubuhnya kemudian menghilang masuk ke dalam bus. Di kursi mobilnya Siwoon terpekur.
Tanpa setahu Siwoon, di dalam bus Sooyoung menitikkan setetes air mata. Dia tidak akan menerima perasaan Siwoon selama dia tahu ada sahabatnya yang terluka. Dia tidak akan setega itu meski perasaannya juga akan terluka dengan penolakannya sendiri itu. Baginya sahabat lebih penting daripada dirinya sendiri.
***
Di dalam Mobil HongKi..
Tifanny bersandar lelah, matanya menatap ke lampu-lampu di pinggir jalan. Ini yang kedua kalinya dia ikut di mobil HongKi pulang. Akhir-akhir ini entah mengapa dia menemukan dirinya kembali merasakan keakraban yang dulu hilang dengan sahabat masa kecilnya ini. Selama mereka latihan bersama dia sadar HongKi sering memberi perhatian lebih padanya, memberinya air mineral jika dia kelelahan, mengantarnya pulang seperti malam ini. Dan dia bahkan sering menemukan Hongki menatapnya diam-diam. Dan entah mengapa dia merasa ada yang berubah di hatinya. Tidak..tidak mungkin dia menyukai perhatian-perhatian kecil dari Hongki. Dia kan masih menyukai Siwoon. Aku pasti hanya merasa tersanjung saja, batinnya lemah.
“Kamu lelah??” Suara HongKi di dengarnya menggumam lirih.
Tifanny mengalihkan perhatiannya dari memandangi jalanan ke wajah di sampingnya itu. wajah yang sukses menyihir beberapa mahasiswi di kampusnya untuk tergila-gila padanya.
“Aniiya, aku malah senang kita bisa ikut berpartisipasi untuk sesuatu yang agung…”
“Maksudmu seminar anti perang ini??”
Tifanny mengangguk, dan meski tidak melihatnya HongKi bisa menyadari anggukannya.
“Kamu tahu gak kalau perang itu tidak hanya punya satu wajah. Perang punya wajah lain yang lebih agung, etis dan manusiawi. Perang adalah takdir manusia. Kamu suka atau tidak suka. Perang itu niscaya…”
Tifanny memandang ke arah HongKi serius. Ini satu lagi keanehan yang ditemukannya pada HongKi akhir-akhir ini. HongKi yang dikenalnya selama ini adalah HongKi yang pecicilan, jahil, playboy, tetapi jarang bisa bersikap serius dan meskipun dia tahu HongKI cerdas tetapi dia sangat jarang mendapatkan HongKi memperlihatkan sisi yang satu ini. Tetapi selama dua hari ini HongKi sering sekali mengajaknya diskusi tentang hal-hal yang serius.
“…Bedanya hanya pada dua hal : siapa musuhmu, dan dengan cara apa kamu melawannya. Siapa musuhmu menentukan atas nama apa kamu berperang. Caramu melawan menggambarkan watak perang yang kamu lakoni. Di dasar batinmu yang terdalam sebenarnya kamu tahu atas nama siapa kamu berperang : kebenaran atau kebatilan. Jika kamu berperang di bawah bendera kebenaran, cinta mengendalikan motifmu dan caramu berperang. Tetap ada kekerasan. Darah. Tapi cinta membuatnya jadi agung. Etis. Manusiawi. Itulah yang terjadi pada Negara-negara yang ingin memerdekakan diri dari imperialisme. Alasan mereka berperang masuk akal, nah yang tidak masuk akal itu adalah Negara-negara yang hanya ingin memperbesar kekuasaan lalu menginjak-injak Negara kecil. Angkara murka yang lahir dari kebatilan niscaya melahirkan dendam, keserakahan, megalomania, sadisme, brutalisme, dan kanibalisme. Habis itu kesunyian yang panjang dan darah yang terus mengalir tanpa kasih. Ini yang sebenarnya patut di lawan atau dihentikan…”
Tifanny terpana mendengar analisis HongKi tadi. Dia tidak menyangka ternyata HongKi punya analisis cerdas seperti itu.
“…Pada skala yang kebih kecil, keserakahan dan keegoisan manusia adalah perang batin yang akan menghancurkan diri sendiri. Selalu ada egoisme manusia yang ingin menyeragamkan pandangannya dan memaksakan kehendaknya pada manusia lainnya. Padahal persaingan tidak akan memberikan apapun selain rasa sakit dan selalu ingin menang. Pada akhirnya akan menimbulkan lelah yang berkepanjangan. Jadi jalan terbaik untuk mencegahnya adalah bersyukur dengan kondisi yang ada sekarang dan tidak berusaha memaksakan kehendak kita pada manusia lainnya. Perbedaan itu adalah anugerah, bukankah pelangi indah karena terdiri dari warna yang berbeda, apa jadinya jika pelangi hanya satu warna??”
TIfanny terpekur di tempatnya, segala yang diucapkan Hongki adalah benar adanya.
“..Dan pesanku untukmu, cobalah tengok warna lain, mungkin saja akan ada warna lain yang memikat hatimu. Bukan hanya warna yang satu itu…”
Selama beberapa menit Tiffanny memandang HongKi dengan tatapan serius mencoba menunggu apa lagi yang akan di katakan HongKi berikutnya tetapi sampai mereka tiba di halaman rumah TIfanny, hongki tidak mengatakan apapun lagi membuat Tfanny penasaran tetapi di sudut hatinya dia tahu apa maksud HongKi tanpa bertanya padanya.
***
Di dalam Mobil YongHwa..
Seohyun terbelalak menatap YongHwa nanar.
“Oppa tidak sedang bercandakan??”
YongHwa terlihat tetap tenang mengemudikan mobilnya. “Makanya aku selalu bilang, jangan gampang menjudge sesuatu, karena tidak semua yang kamu lihat itu adalah kenyataan sebenarnya. Apalagi kalau kamu melihatnya dari sudut pandangmu sendiri…”
“AKu bertanya pada Oppa, jadi selama ini yang dicintai HongKi oppa itu Fany onnie???” mata Seohyun membulat sempurna membuat YongHwa mengulum senyum.
“Mengapa begitu susah menerima kenyataan itu??”
“Tapi..tapi..aku pikir selama ini HongKi Oppa menyukai gadis yang kita tidak tahu sosoknya tetapi tidak bisa mengajaknya pacaran karena status sosial mereka…”
“Itukan menurut kalian?? Selama ini kalian salah tentang HongKi..kalian melihatnya dari sudut pandang kalian. Menuduh dia playboy padahal dia adalah pecinta sejati yang tidak tahu harus bagaimana menghadapi perasaannya…”
Seohyun mengerjap-ngerjapkan matanya bingung dengan kenyataan baru ini. Tadi ketika dia sedang membahas tentang HongKi dan Tifanny yang terlihat dekat akhir-akhir ini berujung pada fakta yang dikatakan oleh kekasihnya Yonghwa kalau gadis yang selama ini disukai HongKi adalah Tifanny tetapi dia tidak tahu bagaimana harus mendekatinya terlebih dia tahu kalau Tifanny jatuh cinta pada Siwoon yang jelas adalah pria sempurna dan sangat bertolak belakang dengan HongKi sendiri.
“Dia berusaha menolak perasaan itu dengan melarikannya ke gadis-gadis lain tetapi tidak mampu, dia bersembunyi di belakang keplayboyannya hanya karena dia merasa tidak mungkin seorang Tifanny yang menyukai Siwoon akan melirik dirinya…”
Astaga..astaga..Seohyun mangap di tempatnya tidak menyangka fakta yang datang padanya.
“Udah ah, jelek melihatmu menganga seperti itu…”
“Ahh..oppa..charm…”
“Tapi Hyunnie…”
“Dee..”
“Aku ingin kamu menutupi kenyataan ini, kalau kamu ingin melihat mereka bersama biarkan HongKi yang mendekati Tifanny dengan caranya. Jangan suka sok jadi mak comblang kesiangan kalau itu mengenai HongKi karena bisa jadi apa yang kau niatkan itu membuat HongKi malah kembali bersembunyi di cangkangnya…”
“Ah, HongKi oppa cemen sekali kalau seperti itu…”
“Dia bukannya pengecut atau apa. Dia itu justru sangat menghormati dan menghargai Fanny-ah, karena cintanya pada Fanny-ah, dia tidak mendesak Fanny-ah untuk meliriknya ketika dia tahu Fanny-ah suka pada Siwoon Hyung, dia merelakan Fanny-ah dengan kebahagiaannya..”
“Lalu bagaimana dengan gadis yang satu itu, gadis yang tidak bisa dilupakan oleh HongKi Oppa??”
“Itu hanya kamuflase Hyunnie…”
Seohyun mengangguk-angguk di tempatnya. Astaga, selama ini dia terlalu asyik dengan pikirannya sendiri dan menutup mata terhadap fakta yang ada, apakah dia begitu picik? Sampai-sampai perasaan HongKi Oppa dan Siwoon Oppa juga tidak diketahuinya??
Dia terpekur ditempatnya, di sampingnya YongHwa menggenggam tangannya dengan hangat.
***
Recently Status ;
Ti_Fanny : Pelangi indah karena terdiri dari warna yang berbeda, apa jadinya jika pelangi hanya satu warna??
.CHAPTER 8 – END.
YS IDOL (Chapter 7 "Call Me Drama Queen”)
SJ Entertainment Present :
Serial : “YS IDOL”
Chapter 7 “Call Me Drama Queen”
Lead Cast :
Jung Yong Hwa (CN Blue)
Seo Joo Hyun (SNSD)
Other Cast :
*International Relation Majors (Seohyun Classmate) :
Nicole, Ji Young (KARA), YoSeob (Beast), Jinwoon (2AM), WooYong (2PM), Min (Miss A), Sulli (f(x)), SoHee (WG), Jaejin (FT Island)
* Law international Majors (YongHwa Classmate):
Jonghyun (CN Blue), Hongki (FT Island), Soejin (Girls day), Sunye (WG)
* Business Departement (Siwon Classmate) :
Siwon, Heechul, Kyuhyun, DongHae, SungMin, Yesung (SUJU)
*GI Cheersleaders (BFF Seohyun for Girly Time) :
Jessica, Yoona, Sunny, Tiffanny, Hyoyeon, Yuri, Taeyeon (SNSD), Bekah (After School, Out), Soo Yong(SNSD, in)
*Code Blue (Bandmates YongHwa) :
JongHyun, Jungshin, Minhyuk (CN Blue), HongKi (FT Island)
*TX Band :
Yunho (TVXQ), Kim Joon (T-Max), Jungmo (TRAX), Seolong (2 AM)
*Team Basket GI University :
Siwon, DongHae, Jinwoon, Gikwang (Beast), LeeJoon, Go (MBlaq), Chansung (2PM)
Manajer : Heechul
*Best Appereance : Onew & Key (Shinee), Luna (F(x))
Opening Theme Song : Intuition by CN Blue
Recently Status ;
SeoStar : A Walk To Remember (again)..Crying (again)..T.T
***
Kediaman Jung..
(Mandy Moore – Only Hope)
Seohyun terisak pelan, ia mengusapkan punggung tangan ke pipinya. Saat ini dia sedang selonjoran di atas sofa panjang home theater di lantai tiga yang merupakan lantai kekuasaan YongHwa di rumah itu. Lantai tiga Kediaman Jung sepenuhnya merupakan daerah territorial YongHwa dan terbagi dalam lima bagian. Tiga ruangan besar _kamar YongHwa, perpustakaan yang merupakan ruang baca & belajarnya, dan Home Theater yang di setting hampir menyerupai bioskop mini_ dan satu kolam renang outdoor.
Seohyun sedang memutar kembali film drama favoritnya A Walk to Remember di wikend mereka sore itu. Di sampingnya Yonghwa yang tertidur di atas paha kekasihnya itu terlihat nyenyak tanpa menghiraukan Seohyun yang sibuk berjibaku dengan airmatanya. Dia bahkan telah tertidur sejak menit pertama film itu di mulai.
“Hikksss..Oppa aku sangat menyukai film ini, ceritanya sangat menyentuh..Hikksss...” Ucap Seohyun sepenuh hati di sela isakan tangis yang semakin keras. Sementara yang ia ajak bicara tidak bergeming dan tetap tertidur. Seohyun tersentuh dan kembali terisak saat tokoh lelaki dalam film tersebut mampu mewujudkan semua impian kekasihnya yang ternyata hidupnya sudah tinggal menghitung hari. Air matanya jatuh berlinang-linang ketika akhirnya gadis malang itu meninggalkan dunia. Membuat YongHwa membuka mata ketika butiran airmata itu menimpa pipinya.
Seohyun baru mengulurkan tangan untuk meraih kotak tissue ketika sebelah tangan terulur dari sampingnya dan menyerahkan kotak tissue itu padanya.
“Aiisshhh..Tangisanmu itu berlebihan hyunnie..” ucapnya dengan nada serak. batinnya meneruskan “mengganggu tidurku saja”. Namun Yong tak sampai hati untuk meneruskan kalimat itu, terlebih Seohyun tampak sangat terpukul saat menyaksikan sepasang kekasih yang saling mencintai itu harus berpisah untuk selamanya.
“Lebih baik oppa komentari filmnya bukan tangisanku.” Balasnya sambil mengusap jejak air mata di pipinya dengan tissue.
“Itu Fiksi Star, not real. Kamu gak perlu nangis sampai segitunya kali…” komentar Yong.
Seohyun mendelik dan menggoyangkan kakinya. “Yah…Kisah cinta mereka ini benar-benar menyentuhku.” Teriaknya kencang membuat YongHwa seketika bangun dari tidurnya.
“…Bayangkan jika kita ada di posisi mereka, pada saat oppa mulai jatuh cinta padaku saat itu pula oppa harus menerima kenyataan kalau aku akan meninggalkanmu untuk selamanya. Aku salut pada Landon yang terus menemani Jamie sampai akhir dan aku terharu…” Ucap Seohyun tetap meracau sewot.
“Love is like the wind. You cannot see it, but u can always feel it…” Mulut yonghwa berkomat-kamit mengikuti dialog Landon dalam film tersebut membuat Seohyun terharu dengan mulut menganga.
“Oppa…oppa hapal dialognya…oh, so sweet…” tangannya telah bergerak membelai wajah kekasihnya itu.
“Bagaimana aku gak hapal, keseringan diputar gitu sama kamu.”
“Ah..cham..” dia refleks menurunkan tangannya.
“It’s just drama Hyunnie, nothing special to me…” ucapnya ringan.
“I love drama…” Seohyun menimpali.
“And I’m not…” balas Yong tak mau kalah.
“Pantas saja Oppa tidak bisa bersikap romantis padaku! Selera Oppa hanya si Sherlock holmes yang membosankan itu.”
“Dan pantas saja kamu sangat cocok dengan profesi mak comblangmu itu, ini karena kamu kebanyakan nonton film drama yang membuatmu termehek-mehek begitu...”
“Yaahhh…itu sama sekali tidak ada hubungannya!” sahut Seohyun dengan tatapan yang mulai menusuk. “Aku suka jadi cupid karena aku suka, dan aku pikir untuk menyukai sesuatu itu tidak perlu suatu alasan. Aku Suka ya karena aku memang menyukainya. Jika itu semua perlu alasan dan pertimbangan maka aku gak tahu alasan apa yang membuatku bisa menerima cinta oppa!”
Yonghwa menarik napasnya dalam-dalam dia menangkap kemarahan dalam wajah kekasihnya, wah bahaya kalau di biarkan. Dia tahu Seohyunnya itu suka banget ngambekan. Dia lalu ia tersenyum lebar pada Seohyun. “As usual Hyunnie..I think, you look prettier when you’re angry…”
“Ciihhh..Gak usah tiba-tiba sok romantis gitu sama aku! Oppa tetap kelihatan menjengkelkan tahu….” dengan uring-uringan Seohyun keluar dari home theater YongHwa.
“Star...” panggil Yonghwa. “Boleh aku ganti filmnya?”
Tak ada jawaban dari Seohyun, namun detik berikutnya terdengar dentuman keras pintu kamar yang sengaja dibanting ketika Seohyun ketika keluar.
Ponsel Yonghwa bergetar. Ada pesan baru muncul di layar, pesan dari Hongki
Yonghwa segera membalasnya lalu memasukan kembali ponselnya ke dalam saku jeansnya.
Tak perlu waktu yang lama buat Hongki untuk membalas pesannya.
Yong membalas
***
Recently Status ;
SeoStar: who am I? I’m a drama queen..
17 Comment
JiYoung : me too..
N-Cole : film drama terbaru Something Borrowed. Di bikin Meleleh sama John Krasinski oppaa.
Goddess Sulli : Selgom, Leighton Meester dan Katie Cassidy di Monte Carlo. They very definition of charming. Hope some day I’ll go out with them and make a friend…^^
SeoStar : anything else? Semuanya sudah aku tonton….
Siwon407 : Let me join with u girls.
SeoStar : oppa dimana? Cepat pulang.
King KwangHee : Beastly, beauty and the beast versi modern. Lumayan..
Siwon407 : The other woman. My future wife Natalie Portman nongol disana.
Sica : Romantics-John Duhamel… When in Rome-John Duhamel… Life as we know it - John Duhamel!
JungShin_CB : The ugly truth Katherine Heigl feat. Gerard Butler ciamik!!
SeoStar : Siwon Oppa…sumthin’ wrong with u? Sejak kapan hijrah aliran ke film drama. Dikhianatikah oleh film2 perangmu? Bedewey, Oppa cepat pulang!!!
Siwon407 : kenapa terus memanggilku oppa? Aku bukan oppa mu. ^^
SeoStar : Aish... kenapa semua cowo menjengkelkan hari ini??T_T
King KwangHee : semua cowok? *tersinggung*
JungShin_CB : Bukan aku.
Siwon407: aku benar2 bukan abangmu. See u soon..^^
***
Cheer’s GI RooM…
“Seohyunie? Ne, tunggu sebentar” Soo young segera menghampiri Seohyun yang masih bengong ketika yang lainnya sudah siap-siap meninggalkan ruang ganti dan akan segera memulai latihannya.
Entah apa yang ada di dalam pikiran gadis yang biasanya cerewet itu. Hari itu dia tidak seperti biasanya, banyak melamun. Seohyun bahkan tidak menyadari kehadiran Soo Young yang sudah berdiri di sampingnya.
“Ngelamunin apa sih? Melamun itu tidak baik loh.” Ucap Soo young bijak.
“Aahh...onnie...mian, ada apa onnie?”
Soo Young tersenyum lalu menyerahkan ponselnya ke tangan Seohyun. “Seseorang ingin bicara denganmu…”
“Yeobseo... Ahh...Siwon-ssi…”
“Hahahha...ada apa dengan panggilanmu itu?”
“Saat ini aku sednag tidak ingin basa basi dengan Oppa,aku marah sama Oppa dan FYI aku sedang sibuk, jadi cepat tutup telponnya…”
“Sibuk melamun?”
“Yah..oppa...oh iya kenapa komen Oppa di statusku aneh sekali?”
“Benarkah itu komen dariku?”
“Aku sudah bilang, aku lagi tidak ingin bercanda. Aku tutup telponnya sekarang.”
“Tu..tu..tunggu dulu, oppa belum selesai bicara. Oppa ingin mengajakmu pergi, malam ini bisa?”
“Lebih baik oppa ajak Soo Young onni saja. Aku sibuk.”
“Yay...mood kamu jelek sekali. Kenapa?”
“Salah satu penyebabnya adalah oppa…”
“Haha maaf, bukan maksud oppa. Nanti oppa jelaskan semuanya, tapi kau harus ikut denganku malam ini…”
“Ahh…cham..Arasho…”
***
Go-Chun International University…
Pagi itu di taman kampus Seohyun kembali nongkrong bersama Nicole, Jinwoon, Min, Ji Young, Sulli, JungSHin dan MinHyuk yang sudah mengambil tempat duluan. Selain mereka berempat ada pula WooYoung dan Jaejin sebagai penghuni baru, sebab sebelumnya Jaejin lebih sering menghabiskan waktu di ruang klub teater dari pada sekedar mengerjakan essai dan mengobrol di taman itu.
“Hyunnie, aku mau minta tolong nih?” Kata jaejin memelas.
“Mau minta tolong apaan?” tanpa mengangkat wajahnya dari majalah fashion yang sedang dibacanya Seohyun menanggapi ucapan Jaejin.
“Kami akan membuka kembali pertunjukan Sunday Noona yang sempat kami tutup sejak 2 bulan yang lalu.”
“Ditutup? Benarkah?” Seohyun menaikan alisnya, berita itu tak sampai ke telinganya. Seohyun belum pernah menonton pertunjukannya, namun ia tahu Sunday Noona adalah pertunjukan teater paling populer dikalangan GI University dan gaungnya bahkan sampai di mahasiswa kampus lain.
“Kamu belum mendengar ceritanya hyun?” tanya Jae Jin
Seohyun menggeleng.
“Ini karena kami tidak bisa menggantikan peran Onew di pertunjukan tersebut”
“Onew oppa? apa yang terjadi padanya?” Seohyun sudah lama mengenalnya, Onew adalah seniornya saat mereka masih ditingkat High School. Sebelum berkarir di dunia seni peran, Onew sempat bergabung dengan salah satu band kampus sebagai vocalis, karena karakter vocalnya yang terlalu lembut saat dikorelasikan dengan aliran pop-rock yang diusung band tersebut, ia pun mengundurkan diri dan memilih menjadi aktor di pertunjukan teater.
“Beberapa bulan yang lalu dia mengalami kecelakaan serius di daerah Myeongdong. Lukanya cukup parah. Kami tidak bisa menemukan pengganti yang tepat untuk perannya di Sunday Noona selama dia dalam masa penyembuhan. Akhirnya kami memutuskan untuk menutup pertunjukan tersebut sampai keadaan Onew benar-benar pulih…” Jaejin menjelaskan.
“Bagaimana keadaannya sekarang?” Tanya Seohyun dengan wajah khawatir.
“Semakin membaik walaupun belum benar-benar pulih, kemarin dia sudah melakukan beberapa latihan dan menyatakan siap untuk kembali ke pertunjukan ini..” Jae Jin menegaskan.
“Aku sempat membaca artikelnya di koran kampus, banyak fans Sunday Noona yang menyatakan kecewa atas ditutupnya pertunjukan tersebut” ucap Ji young tiba-tiba ikut nimbrung.
WooYoong mengangguk. “Bukan hanya fans saja yang kecewa, perlahan sponsor-sponsor pertunjukan kami pun mencabut kontraknya. Untuk itulah kami membutuhkan bantuanmu Hyun.” WooYoung juga adalah bagian dari anak Theater GI.
“Baiklah aku akan membantu kalian. Soal sponsor aku akan bicara pada kakakku, aku yakin dia pasti bisa menemukan solusinya dan Untuk promosi jika kalian ingin menyebarkan brosur, kalian bisa di TX Café milik Taeyeon onni…”
“Benarkah Hyunnie aku bisa promosi di TX Café. Kamukan tahu kalau café itus angat eksklusif. Orang-orang gak bisa sembarangan masuk kesana, hanya member TX Café yang bisa lalu lalang di sana…” Jaejin sedikit pesimis.
“Kamu gak percayaan banget sih. Bisalah, apalagi Taeyoon onnie pasti tidak akan keberatan, Soalnya Onew oppa adalah teman sekolahnya dulu…”
“Waahhh.. Chinca Gomawo hyun…”
“Ne…”
***
TX Café..
Sore itu sehabis latihan cheers seperti biasanya meski tadi sempat ngegosip bareng Jessica, HyoYeon, Tiffany, Yuri dan Sunny soal Fashion sebelumnya, Seohyun turun dari Ferrari merah Jessica dan melangkah masuk ke TX Café, di depannya baru saja tiba Taeyoon yang berjalan dengan tangan saling terkait dengan JunHo, kekasihnya.
Sore itu Tx Café tak seramai biasanya, banyak meja dan kursi-kursi yang tidak berpenghuni. Sebelum ke ruang latihan Code Blue ia sempat menyapa KwangHee yang melemparkan wink padanya. Ia pun bertemu dengan SooYoong yang asik berbicara melalui ponselnya. Pasti telpon dari Siwon oppa ucap Seohyun dalam hati.
Saat Seohyun membuka pintu ruang latihan, nampak Yonghwa sedang asik menyanyikan lagu High and Dry Radiohead diiringi instrumen-instrumen yang dimainkan band mates nya.
Yonghwa langsung menyadari kehadiran Seohyun yang sore itu mengenakan jeans dan Hoodie gombrang warna kuning dengan rambut yang ia ikat keatas. Jauh dari kesan feminin seperti biasanya. Di sela-sela nyanyiannya Yonghwa sempat melempar senyum pada kekasihnya itu tetapi alih-alih membalas senyuman YongHwa, Seohyun malah mencibir.
(....Oh, it's the best thing that you've ever had
The best thing that you've ever, ever had
It's the best thing that you've ever had
The best thing you've had has gone away…
So don't leave me high, don't leave me dry
Don't leave me high, don't leave me dry…)
Setelah selesai menyanyikan lagunya. Anak-anak Code Blue beristirahat. YongHwa mendekati Seohyun yang duduk di Sofa kuniang dan sedang memainkan Tabnya.
Karena tidak dihiraukan oleh Seohyun, YongHwa merangkul kekasihnya itu.
“Oppa...aku masih marah padamu…” Balas Hyun dengan wajah cemberut. YongHwa yang geli langsung memeluk Seohyun dan membenamkan wajah di rambutnya..
“Mmm...mianhae…”
Seohyun mesih terdiam tidak merespon pelukan YongHwa.
“Tahu gak hari ini Kau cantik sekali…” Ia berbisik pada hyun lalu mengecup lembut pipinya.
Seohyun tidak bisa menahan senyum saat Yong memujinya. Ia menatap lembut kekasihnya itu, dan ketika wajah YongHwa mendekat untuk mencium bibirnya dia mengatupkan kedua matanya. Tetapi suara cempreng Hong Ki memakai Mic berhasil menahan ciuman mereka.
“Keumanhae! dilarang bercumbu di sini, silahkan menggunakan pintu disebelah kanan anda untuk meninggalkan ruangan ini, terima kasih!”
Semuanya tertawa, kecuali Hongki dan yongHwa yang masih memasang wajah cemberut.
“Makanya cepat cari cewek, dasar playboy tidak berguna” komentar YongHwa.
“KAU!!” teriak Hong Ki lebih keras dibanding sebelumnya, ia menunjuk ke arah YongHwa.
“Maafkan kami oppa, kami akan segera keluar dari sini” ucap Seohyun sambil menarik tangan Yong. “Aku pinjam sebentar ya…”
Semuanya mengangguk dan tersenyum, hanya Hong ki yang masih menunjukan ekspresi tidak bahagianya.
Setelah keluar dari practice room Code Blue, mereka berjalan turun ke lantai satu dengan Seohyun yang menggelayut manja di lengan YongHwa.
“Oppa, Aku ingin mengajakmu ke suatu pertunjukan, tapi aku tidak yakin oppa mau menemaniku…” Seohyun memulai.
“Mmm...pertunjukan apa? Jangan bilang fashion show lagi…”
“Aniiya.. ini Sunday Noona, aku ingin sekali menonton pertunjukannya…”
“Oh …jadi benar mereka akan membuka kembali pertunjukannya?”
“Loh…Oppa tahu Sunday Noona? Dan oppa bahkan tahu beritanya?”
Yonghwa mengangguk. “Emangnya kamu yang buta soal begituan. Makanya sekali-kali baca koran kampus, jangan cuma majalah fashion aja…”
“Uhhgg…Males, beritanya gitu-gitu aja, ga ada yang menarik…”
Mereka telah tiba di lantai satu. YongHwa kemudian memilih duduk di sofa di sudut ruangan sedangkan Seohyun menghampiri Kwanghee dan meminta 2 air mineral dingin lalu memesan Hot Chocolate dan Cappucino. Lalu berjalan kembali ke tempat YongHwa berada, duduk di sisi YongHwa sambil menatap kekasihnya itu.
“Terus kenapa tiba-tiba ingin mengajakku kesana?” ucap YongHwa sambil merangkul Seohyun dan tangannya yang lain merapikan anak-anak rambut yang jatuh di pipi kekasihnya itu.
“Hari ini aku bertemu dengan pemain-pemainnya, aku ingin melihat penampilan mereka, terlebih aku sangat penasaran dengan perform Onew oppa setelah ia kembali nanti.”
“Ehmm..Arasho, kapan pertunjukannya di mulai lagi?”
“Entahlah, sepertinya bukan waktu dekat. Mereka masih mencari sponsor. Tapi, bukannya oppa benci drama? kenapa mudah sekali oppa menyetujui permintaanku ini…”
“Sok tahu, Siapa bilang aku benci drama? Aku tidak sepenuhnya membenci drama, asal bukan yang termehek-mehek. Aku suka Sunday Noona.”
“Jadi oppa sudah lama tahu tentang pertunjukan ini?”
Yonghwa mengangguk “Sunday Noona adalah pertunjukan yang menggabungkan atraksi taekwondo dalam sebuah drama. Ceritanya sangat menarik. Drama ini berkisah tentang seorang pria biasa bernama Park Ji Woo yang jatuh cinta pada seorang noona dari keluarga bangsawan. Onew sendiri berperan sebagai Ji Woo yang memiliki kemampuan taekwondo, sehingga dia selalu berhasil melindungi noona nya dari penjahat-penjahat yang ingin meraup hartanya. Tak heran jika pertunjukan ini ditutup karena kecelakaan yang terjadi pada Onew. Menurutku tidak ada satu orang pun yang bisa memerankan tokoh Park Ji Woo sebagus Onew. Kemampuan taekwondo dan suara operanya yang lembut itu sudah menjadi karakter Ji Woo dan itu semua hanya bisa diperankan oleh Onew.”
Seohyun bengong nyaris tanpa ekspresi saat Yonghwa menjelaskan secara kronologis cerita Sunday Noona “Astaga...” ucapnya pelan.
***
Kawasan Insadong…
Seohyun sampai di Insadong tepat pukul 7 malam. Ia turun dari mobilnya dan menyuruh supirnya menunggu lalu berjalan pelan menuju satu gedung yang akan menjadi tempat pertemuannya dengan Siwon, berusaha menghindari tabrakan dengan pejalan kaki lain yang memenuhi Insadong. Musim panas seperti ini selalu membuat semua daerah di Seoul penuh dengan lautan manusia.
Akhirnya ia menemukan gedung dengan sebuah simbol yang sangat terkenal di dunia. “seutabeokkhe kho phi” tulisan hangeul yang di pasang di gedung itu. Modikasi tulisan Starbuck ini hanya bisa ditemukan di Insadong, karena ada sebuah peraturan yang mengharuskan semua tulisan di Insadong menggunakan hangeul.
Ditemani secangkir Americano coffee, Seohyun duduk dikursi dekat jendela yang sudah Siwon pesan sebelumnya.
“Seohyun-a” sapa seseorang yang berdiri dibalik punggung Seohyun.
“Oppa, kau mengagetkanku!” Seru Hyunie sambil bangkit berdiri. Ketika ia membalikan badan, mata Seohyun menyipit tidak percaya. Tidak ada sosok Siwon di sana, melainkan sosok pria Blondie dengan topi pink mencolok dikepalanya, tubuh kecilnya dibalut T-shirt putih gombrang bertulisan Sex Pistols, jeans skinny sobek di bagian paha dipadu dengan sneakers putih keluaran Adidas.
“Key?”
“Yaa…Seohyun-a, apa kabar?” Key tersenyum lebar lalu menjabat tangan Seohyun yang masih terlihat shock.
Key adalah teman masa kecil Seohyun. Mereka menghabiskan masa kecil bersama-sama di satu lingkungan. Rumah keluarga Key hanya beberapa blok saja dari Kediaman keluarga Choi. Mereka tumbuh bersama dari kecil. Saat memasuki tingkat sekolah menengah mereka berpisah karena Key dan keluarganya memutuskan berdomisili di Amerika.
“Damn it! jadi kamu bersekongkol dengan Siwon opppa untuk mengerjaiku?” ucap Seohyun kesal, namun tak bisa ia pungkiri pertemuannya dengan Key sudah lama ia nantikan. Seohyun kangen sekali padanya.
Selama ini mereka hanya berkomunikasi melalui email atau sekedar chatting di account jejaring sosial yang mereka miliki. Pertemuan terakhirnya dengan Key adalah saat libur musim panas dua tahun lalu, ketika keluarga Choi mengunjungi rumah baru keluarga Key di Amerika.
“Ne…mianhae Seohyun-a…”
Key segera menggeser kursi lalu ia mengambil tempat berhadapan dengan Seohyun.
“Hmmmm…. Aku tahu sekarang, komen kakaku itu sebenarnya ulahmu juga kan?”
Key yang baru menerima pesanan coffee tiba-tiba tidak bisa menahan tawanya, ia mengangguk-angguk. “Hahahaha…aku kan sudah tegaskan beberapa kali, kalau aku ini bukan kakakmu…”
Seohyun memasang muka galak. “Lucu huh? mana ku tau itu kamu.”
“Aku janji bertemu Siwon malam itu. Sebenarnya dia sudah akan memberitahumu tentang kedatanganku, tapi aku mencegahnya, aku ingin memberikan surprise kepadamu..”
“Yah, kamu jahat sekali…”
Key tersenyum menampakan lesung pipit di kedua pipinya, jarinya menyentuh lembut tangan Seohyun yang sedang memegang gelas coffee. “Tapi kamu senangkan??”
Setengah jam berlalu begitu cepat. Dua teman lama itu masih sibuk berbagi kisah, Key bercerita kehidupannya di Amerika yang menurutnya sangat jauh dengan kebudayaan Korea Selatan. Seohyun mendengarkan dengan serius, namun terkadang ia tersenyum dan tertawa saat Key mulai bercerita pengalamannya memacari gadis bule. Ia amati sahabat lamanya itu. Menurutnya, Key adalah pemuda yang masuk dalam kategori minam –pria berwajah tampan seperti boneka- ia heran kenapa gadis-gadis bule di sana bisa begitu menyukainya, yang ia tahu mereka lebih menyukai tipe cowok seperti Robert Pattinson dari pada pria Asia fashionable berwajah cute yang memiliki alis tebal seperti Key.
“Kau masih punya waktu untukku hyun? Tiba-tiba aku kangen sungai Hangang…” ucap Key setelah lelah bercerita.
Seohyun melihat arloji yang melingkar di lengan kirinya. Pukul 8 malam. “Yeouido?”
Yeouido terkenal dengan wisata mengelilingi sungai Hangang yang memisahkan Seoul menjadi wilayah Utara dan Selatan.
Key mengangguk “Itupun jika kamu masih mau menemaniku.”
“Oke, kita kesana sekarang.”
***
Mereka sedang dalam Perjalanan menuju Yeoido ketika Ponsel Seohyun tiba-tiba bergetar.
“Iya Oppa…hmmm…aku dengan Siwon oppa…”
“Tadi aku bertemu dengan kakakmu di TX café, dengan siapa kau sebenarnya?” suara tinggi Yong terdengar di ujung telpon.
Dengan berat hati Seohyun mengaku. “Aku bersama Key…”
“Siapa Key?” Tanya Yong masih dengan suara tingginya.
“Kim Kibum teman lamaku, dia sedang berlibur di Seoul…”
Key yang merasa nama Aslinya disebut-sebut mulai penasaran dengan pemilik suara dibalik telpon yang Seohyun terima.
“Arasho...”Seohyun mengakhiri pembicaraannya dengan Yong. Ia tutup ponselnya dengan gesture yang sedikit kasar.
“Ada masalah Hyunie?” Tanya Key saat melihat perubahan ekspresi Hyunie yang tiba-tiba seperti ingin marah.
Seohyun menghela nafas panjang, “Maaf Key, aku tidak bisa menemanimu ke Yeoido malam ini.”
Seohyun kemudian memerintahkan supirnya untuk baik haluan, kembali ke rumahnya.
Walau merasa kecewa dengan keputusan Hyun, Key tetap menganggukkan kepala menandakan persetujuannya. Dia lalu melangkah mendekati Hyun. “Tadi itu pacarmu ya? Apa aku mengenalnya? kamu menyebut namaku saat berbica dengannya.”
Seohyun mengangguk. “Yonghwa, dia senior kita waktu SD dulu…”
“Oh ya?” Key membulatkan matanya berusaha keras mengingat sosok Yonghwa dengan sisa-sisa ingatan masa SD yang masih tersimpan di dalam otaknya.
“Hahahahaa…” Tiba-tiba Key terbahak “Jung Yonghwa? Ya…ya..aku ingat sekarang.”
“Kenapa tertawamu keras sekali? Ada yang aneh ya?” balas SeohYun dengan wajah ditekuk, tidak terima pacarnya ditertawakan seperti itu.
“Mian, bukan itu maksudku Hyunie. Kenapa bukan Minho, kau ingat? dia mati-matian mengejarmu.”
“Atlit basket itu?”
“Exactly, aku pikir kau lebih cocok dengannya…”
“Jika ini soal kecocokan saja, aku lebih memilihmu Key. Kamu adalah teman cowok pertama yang aku kenal, kita tumbuh bersama dari kecil dan kita sangat cocok. Sama-sama menyukai fashion, drama, dance, bahkan Jonny Deep. Aku mengenalmu lebih dari siapapun. Tapi buktinya Tuhan tidak menghadiahkan perasaan cinta yang lebih di antara kita, begitupun dengan Minho atau siapa saja yang terlihat cocok denganku…”
Merasa takjub dengan penjelasan Seohyun. Key hanya bisa terdiam, lalu dengan satu gerakan ia mendaratkan lengan kanannya di pundak Seohyun. “Aku jadi iri pada Yonghwa, dia pasti pria yang sangat istimewa…”
Seohyun mengangguk “Aku benar-benar jatuh cinta padanya…”
Key menghela nafas dalam-dalam. “Baiklah, turunkan aku di halte bus depan saja. Aku sedang ingin menikmati kota Seoul sendiri…”
“Kamu tidak takut kesasar??”
“Hyunnie sayang, ini hometownku. Tidak ada yang perlu aku takutkan…”
“Dee..Baiklah, aku minta maaf Key. Aku pulang yah…” Seohyun berpamitan ketika menurunkan Key di salah satu halte bus.
“Ne…hati-hati, sampaikan salamku pada Yong.”
Seohyun mengangguk, tersenyum dan melambaikan kedua tangannya pada Key.
***
Satu minggu kemudian…
“Sunday Noona is Back! Onew oppa is back…” teriak seorang mahasiswi setelah melihat poster besar yang ditempelkan panitia penyelenggara Sunday Noona di mading kampus.
Yonghwa yang sedang berjalan bersama JongHyun dan HongKi dan lewat depan mading, ikut menghentikan langkahnya lalu bergabung dengan kerumunan mahasiswa di depan mading. Ia memperhatikan poster itu.
“Ah ternyata besok malam…” Yonghwa bergumam sendiri.
“Apaan sih??” Tanya HongKi.
“Oh, tidak ada apa-apa…”
Mereka kemudian melanjutkan langkahnya.
***
Kediaman choi…
Di Malam pertunjukan Sunday Noona, Yonghwa menjemput Seohyun lebih awal dari waktu yang mereka janjikan. “Kau sudah siap hyun?” sapa Yong setelah melihat Hyunie menuruni tangga dari kamarnya.
Seohyun terlihat anggun dengan mini dress dan simple flats shoes yang ia kenakan. Pilihan warna yang soft dengan motif bunga pada gaunnya sangat menonjolkan sisi femininnya.
Seohyun tersenyum, tapi sedikit dipaksakan. “Tidak biasanya oppa datang lebih awal?”
“Aku tidak mau kehabisan tiket cuma gara-gara kita telat, sebaiknya kita pergi sekarang…” ajak Yong sambil menarik tangan Seohyun.
“Tunggu oppa, bisakah kita menunggu Key datang dulu, tempo hari aku tidak bisa menemaninya ke Yeoido, aku merasa bersalah dan aku memutuskan untuk mengajaknya sekarang, oppa tidak keberatan kan?”
Sebelum Yong sempat menjawab terdengar seseorang menekan bell pintu utama kediaman Choi.
“Itu pasti Key…” Seohyun berlari menuju pintu utama, berhasil menghindari tatapan tajam Yong yang masih berdiri mematung.
“Hi…Key, untung kau cepat datang, Yong Oppa sudah di sini dari tadi…”
“Benarkah?” Key tak percaya. “Dia mengijinkanku ikut?”
Seohyun mengangguk namun terlihat sangat ragu. “Kau jangan khwatir, dia akan baik-baik saja…” Seohyun melirik YongHwa takut-takut.
Yonghwa kehilangan semangatnya ketika Seohyun benar-benar mengajak sahabat kecilnya itu. Kenapa bocah tengik itu harus muncul di saat-saat seperti ini? Batinnya menggerutu.
“Annyeonghaseo…” sapa Key tersenyum manis kepada Yonghwa lalu membungkuk, mengucap salam perkenalan.
“Ah…Annyeonghaseo…” balas Yong setengah hati. “Bisa kita berangkat sekarang?” lanjutnya tanpa mempedulikan tatapan meminta maaf Seohyun yang sekarang sudah menggandeng tangannya.
***
Go-Chun International University…
Setelah mengantongi tiket, mereka bertiga duduk santai di salah satu kantin kampus yang berdekatan dengan gedung teater sambil menikmati soft drink dingin dan beberapa cemilan ringan.
Yonghwa yang masih setengah hati menerima kehadiran Key, saat itu menyibukkan diri dengan telpon genggamnya dan terlihat sedang menghubungi seseorang. Merasa tidak nyaman dengan sikap dingin Yong, Seohyun dan Key sama sekali tidak bisa menikmati reuni kecilnya.
Sepi. Masing-masing sibuk dengan pikirannya. Key yang biasanya banyak bicara menjadi pendiam malam itu. Ia merasa Yong belum bisa menerima kehadirannnya. Begitupun Hyun, ia merasa kekasihnya masih marah padanya.
Sesekali Seohyun melirik Yonghwa, melempar senyum dan mengajaknya berbicara. Angin sejuk musim panas terus membelai rambut yang sengaja ia geraikan malam itu. Terkadang angin itu begitu jahil dan sangat senang menggoda anak-anak rambut hyun yang sekarang berhasil menutupi wajahnya.
Tangan Yong kalah cepat dengan Key yang sama-sama ingin menyingkirkan anak-anak rambut itu dari wajah Seohyun.
Key mengembangkan senyum cueknya dan berkata. “Yeopoo-ta…” saat berhasil menyelipkan anak-anak rambut itu kebelakang telinga Hyun, menatap dalam wajah cantik itu di depannya.
Bocah sialan! Yonghwa mengumpat dalam hati berani sekali dia!
Key tidak sadar tindakan dan ucapannya itu bisa berakibat fatal. Betapa tidak, saat itu pula Yong segera menunjukan otoritasnya atas Seohyun. Ia merangkul kekasihnya itu lalu mencium kepalanya. Dia menatap Seohyun dalam-dalam, kemudian berbisik pelan. “you already mine”.
Tindakan YongHwa itu seperti ingin mengatakan pada Key, Jika Seohyun adalah miliknya. Seohyun mengangguk pelan. Tersenyum. Inilah saat-saat yang ia senangi, ketika kekasihnya itu sedang cemburu.
“Hyungnim...mianhae, bukan maksudku…” ucap Key minta maaf merasa bersalah.
Yonghwa mengibaskan tangannya. “Gwaenchanayo…” ia berbohong. Benar ia sangat cemburuan, tapi entah kenapa malam itu ia menjadi munafik dengan berpura-pura mengampuni tindakan flirting Key.
“Hyun....bukankah itu temanmu?” Yonghwa menunjuk sosok gadis yang sedang berjalan di depannya.
Seohyun menyipitkan matanya, mencoba mengenali sosok yang sekarang hampir mendekatinya, lalu ia mengangguk pelan. “Oh, Jiyoung-ah...”
“Anyeonghaseo...” sapa Jiyoung memberi salam pada semuanya sambil membungkukkan badan. Dibalas dengan hal yang sama oleh ketiga orang yang ada di depannya.
Gaya berpakaian JiYoung yang simple dan enak dilihat berhasil menarik perhatian Key. Tartan shirt merah marun dilapisi zip-up hoddie warna serupa sangat cocok dipadu padankan dengan denim mini skirt dan low sneakers. Cewek dengan casual look seperti ini lah yang masuk dalam kategori tipe cewek idealnya.
Seohyun bengong di tempat, bagaimana bisa JiYoung tiba-tiba ada di sini. Satu jam lalu ia masih berbicara melalui telpon dengannya, jelas-jelas ia bilang tidak akan datang malam ini, tapi sekarang??
“Hyun...bukankah sebaiknya kamu kenalkan dua sahabatmu itu??” Yonghwa melirik Key dan JiYoung bergantian, lalu mendarat menatap Hyun yang masih terlihat bingung.
“Oooh Dee…” sengaja ia tekankan intonasi pada kata ‘Oh’, karena akhirnya Seohyun menyadari kedatangan JiYoung bukan kebetulan semata, ia yakin seseorang sengaja ‘mengundangnya’.
Lalu ia mulai memperkenalkan kedua sahabatnya itu “Key ini JiYoung...JiYoung ini Key…”
Keduanya saling berjabat tangan. JiYoung tersenyum. Begitupun dengan Key, ia membetulkan letak kacamatanya. Menyambut antusias kehadiran JiYoung dan merasa lega disituasi terjapitnya saat ini. Betapa tidak Yonghwa masih enggan berbicara dengannya sampai akhirnya gadis itu datang.
Setelah lewat beberapa menit dari perkenalan singkat itu, mereka bergabung dengan antrian panjang ketika akan memasuki gedung teater.
“Aku belum punya tiket…” JiYoung menghentikan langkahnya, disambut langkah cepat Key yang hendak membelikan tiket untuknya.
“Tunggu, aku masih punya satu tiket lagi” Yonghwa mengeluarkan empat tiket di dalam saku jeansnya.
Semua serempak menatap Yonghwa yang mengantri paling depan. Minta penjelasan. “Sebenarnya tiket ini untuk Jungshin, tapi dia tidak jadi datang…” ucapnya berbohong.
Seohyun yang berdiri tepat dibelakangnya lagi-lagi menangkap unsur kesengajaan terkait sisa tiket itu.
“Ah...syukurlah” ucap Key lega.
Yonghwa yang teramat posesif tidak pernah kehabisan ide. Beberapa hari yang lalu ia sudah mengingatkan kekasihnya dia tidak ingin berbagi dengan siapapun jika itu menyangkut dirinya.
Seohyun menangkap sinyal-sinyal tersebut. Ia sepenuhnya sadar ‘double date’ yang akan ia lalui malam ini tak lain adalah rencana Yonghwa. Kakinya berjingjit membisikan sesuatu di telinga Yong “mission complete, rite…”
Yonghwa berbalik menatap wajah kekasihnya yang tersenyum, dia lalu melabuhkan bibirnya pada jidat Seohyun. “Hehhe..You know me star…”.
Kedua lengan Yong melingkar bebas di pinggang Hyun, memeluknya dari belakang, jari-jari mereka saling terait. Mendekatkan wajah di sekitar leher Hyun, mengecupnya beberapa kali lalu ia berbisik
“Sa..rang..hae..yo..”
“Na du Oppa…”
***
Go-chun convention hall…
Ribuan penonton memadati ruang konvensi besar itu. Sunday Noona tidak pernah kehilangan pesonanya walaupun terpaksa vakum selama beberapa bulan yang lalu. Malam ini begitu meriah karena Onew yang berlakon sebagai Ji Woo kembali menampakan batang hidungnya.
Kepala-kepala menyeruak. Berebut ingin melihat sosok Onew lebih jelas. Pemuda yang masih tercatat sebagai mahasiswa jurusan manajemen itu tersenyum lebar, menampakan gigi-gigi putihnya yang rapih. Memberikan sedikit sambutan, menyapaikan rasa syukur dan terima kasihnya lalu dengan suara lantang ia menyatakan siap menghibur kembali para penonton setia Sunday Noona.
Dua jam berlalu dengan meriah. Sesekali gedung itu dihiasi oleh tawa para penonton saat pemain-pemainnya melakukan adegan komedi, namun terkadang terbawa tegang ketika Jin Woo menampilkan aksi taekwondo untuk melawan musuh-musuhnya.
Pertunjukan itu baru benar-benar berakhir setengah jam berikutnya.
Hampir semua penonton ber “Huu” ria karena rasa kangennya pada Sunday Noona kurang terobati dengan durasi pertunjukan sekitar 2 jam setengah itu.
Ini adalah pertunjukan pertama untuk Seohyun, tapi sekian kalinya untuk Yonghwa. Jika pertunjukannya semenarik ini, Seohyun pasti akan mengikuti jejak Yonghwa yang sudah menjadi penonton setianya.
“Oppa...kamu tega sekali padaku”
“Hmmm?” Yonghwa menautkan alisnya.
“Iya oppa jahat, ga pernah mengajakku kesini...oppa curang….”
Yong mengambil jeda sebelum merespon ucapan Seohyun. “Ohh..aku pikir kamu tidak suka aksi theaterikal seperti ini, kamu hanya suka nonton drama yang termehek-mehek begitu…mulai sekarang aku akan selalu mengajakmu kesini…”
Tangan YongHwa kemudian menarik lembut membawa Seohyun ke satu lorong sempit menuju ruangan yang terletak tepat di belakang panggung. Berpisah dengan Key dan JiYoung yang telah terlihat akrab satu sama lain.
“Oppa kita mau kemana?”
“Bertemu Jin Woo” jawabnya singkat.
“Chinca??” Seohyun menghentikan langkah.
YongHwa menganggukkan kepala. Sesaat HP YongHwa berbunyi. “KAmu masuk duluan star, aku angkat telpon dulu…”
Seohyun mengangguk.
Dia kemudian masuk ke dalam. Ruangan itu sangat sepi. Hanya ada Onew dan beberapa make up artis yang sedang membereskan peralatan make up nya.
“Onew oppa!”
Onew mengedip-ngedipkan matanya. Ia baru saja mendengar suara memanggilnya. Pandangannya menyapu seluruh ruangan mencari sumber suara itu. Tak ada tanda-tanda kehadiran seseorang.
“Onew oppa!” lagi-lagi Onew mendengar seseorang memanggil namanya. Suara perempuan. Ia yakin itu.
Luna kah itu? Luna adalah wanita yang akhir-akhir ini dikencaninya, tapi sampai sekarang ia belum memutuskan untuk berpacaran dengannya.
“Wah..wah..oppa sudah tidak kenal dengan suaraku ya?” tanya Seohyun yang tiba-tiba muncul dibalik pintu masuk ruangan tersebut.
“Hyunie!” Onew berseru gembira
“Oppa...Anyeong…” Seohyun membungkuk memberi salam penghormatan. “Oppa daebak, taekwondomu sangat mengagumkan…” ia mengangkat kedua jempolnya.
“Ah Hyunie bisa saja, masih banyak yang harus aku pelajari”
“Mianhae, ini pertama kalinya aku menonton pertunjukanmu”
Onew tersenyum menatap dalam gadis cantik di depannya. Walau satu kampus, dia jarang sekali bertemu dengan Seohyun. Sekarang ia hanya sebatas mengenalnya, lain halnya saat masih di tingkat SMP dulu, Seohyun sangat dekat dengannya. Onew pun sudah mengangapnya sebagai adik.
“Kamu datang sendiri?”
Seohyun menggeleng, seketika wajahnya lebih berona merah.
“Dengan Yonghwa?”
Seohyun mengangguk sambil tersenyum malu-malu. Mereka berdua kemudian asyik bercengkrama.
Beberapa menit berlalu, akhirnya Yonghwa datang lalu bergabung dengan Seohyun dan Onew.
“Mianhe Onew, aku dan Seohyun tidak bisa berlama-lama disini”
“Kok buru-buru??”
“Ini sudah larut, aku harus cepat-cepat mengantar Hyunie pulang…”
Seohyun baru saja akan meluncurkan protes karena merasa sebal dengan keputusan mendadak YongHwa yang ingin mengajaknya pulang, tiba-tiba terhenti saat melihat sosok perempuan muncul dibelakang punggung Yonghwa.
Perempuan itu adalah Luna. Pacar Onew. Hmmm bukan, lebih tepatnya calon pacar.
“Ahhh iya, baiklah kalau begitu, hati-hati di jalan” ucap Onew setelah menyadari kehadiran Luna.
“Oppa kami pergi dulu, jaga kesehatanmu…” Seohyun berpamitan, melewati Luna lalu sekilas melempar senyum padanya.
“Dee, datang lagi yah…”
YongHwa yang merangkul pinggang Seohyun berbalik lalu mengacungkan jempolnya seraya menganggukkan kepala. Di tempatnya Onew tersenyum.
***
Recently Status ;
SeoStar: In Fact He likes drama indeed. Don’t hide it from me anymore. We both like drama as well…^^
1 comment
Yong_CB: ...But i love u more than anything that i like in this world...
.CHAPTER 7 – END.
Chapter 7 : Edisi YS IDOL UNDANGAN MENULIS.
Penulis : Syarah Nurul
Editor : SJ
Singkat ajha cuma mau bilang FF Chapter 7 ini adalah YS Idol versi Syarah, jadi penting bagi chinggu sekalian untuk memberikan komentar sehingga Syarah dan aku bisa belajar banyak dari komentar teman-teman.
YongSeo everlasting, Yongseo is real…^^
.SJ.
Langganan:
Postingan (Atom)