AOD Part 3 (FF YongSeo Couple)

SJ Entertainment Present :


ANGEL’s Or DEVIL’s


Lead Cast :
Jung Yong Hwa (CN Blue)
Seo Joo Hyun (SNSD)
KyuHyun (SUJU)
Victoria (f(x))

Other Cast :
Cha Seung Won
JongHyun (CN Blue)
Yesung (SUJU)
MinHyuk (CN Blue)
JungShin (CN Blue)
Yoona (SNSD)
Juniel
NickHun (2PM)
DoJoon (Beast)
HyunA (4 Minute)


Opening Theme Song : It Has To Be You – YeSung “SUJU”



.Part 3.




Kediaman Cha Seung Won…


Seohyun melangkah dalam gelap di kamarnya petang itu. seumur hidupnya baru kali ini dia merasa hidup sebatang kara. Tanpa kedua orang tua yang bisa menjadi tempatnya bergantung untuk sekedar mengurai lelah, saudara laki-laki yang dimilikinya sekarang entah berada di mana dan di atas segalanya Kekasihnya berada jauh di belahan dunia yang berbeda dengannya.

Seohyun menggigil dalam gelap di pinggir jendela, menjatuhkan pandangan ke halaman belakang kediamannya sambil asyik memeluk diri sendiri.

Ayahnya telah keluar dari rumah sakit, beliau sekarang berada di kamarnya dan beristirahat. Honestly, hal itu adalah salah satu keberkahan baginya namun disisi lain, dia merasa tertekan. Seorang pria asing dan sangat berkuasa atas perusahaan mereka sedang mencoba mengambil alih perusahaan satu-satunya kebanggaan Ayahnya, kebanggaan keluarganya. Dan apa yang harus dilakukannya untuk melawan arogansi pria itu? Secara general dia tahu bagaimana mengelola manajemen perusahaan sebaik ayahnya tetapi politik kekuasaan? Dia buta. Mengandalkan orang-orang kepercayaan ayahnya dan notabene adalah pamannya adalah jalan keluar satu-satunya yang terbaik menurutnya. Tetapi ketika Pria Arrogant itu berniat menggeser kedudukan paman-pamannya di dewan direksi, apa yang harus dilakukannya?

Dia kembali berflashback pada kejadian pagi tadi ketika Jung YongHwa datang mengunjungi perusahaan dan meminta dua buah ruangan khusus. Seohyun tidak bisa berbuat banyak, karena semua telah dipersiapkan dengan baik oleh JungShin yang selama ini di tempatkan di JS Company sebagai perwakilan YongHwa.

“Aku akan menempatkan seorang kepercayaanku untuk berkantor disini, maksudnya berkantor full, kalau JungSHin kemarinkan hanya sekali-kali kali ini, orang itu akan aku jadikan wakilku dan berhak membuat keputusan tentang kebijakan kantor ini. Aku juga mengangkat Han Gung-ssi sebagai salah satu dewan direksi …” ucap pria itu dingin di hadapannya. “..aku pikir kamu harus siap menerima kondisi itu…”

Seohyun melihat Han Gung telah berdiri di damping YongHwa. Kepala Toko yang sekarang masuk menjadi salah satu dewan direksi. SeoHyun tidak keberatan untuk itu, dia menyukai Han Gung dan bahkan menganggapnya sebagai paman sendiri tetapi mendapati kenyataan Han Gung bekerja dibawah perintah Jung YongHwa, SeoHyun merasa di khianati.

Meski kecewa dan sakit hati atas keputusan sepihak itu, SeoHyun mengangguk. Dia mengingat perintah ayahnya untuk berlaku yang baik kepada YongHwa. Meski untuk itu dia merasa sulit melakukannya. Pria di depannya ini sungguh bukan seseorang yang pantas mendapat rasa hormat terlebih dari ayahnya, dia hanya seorang serigala, yang sekarang berusaha mengambil alih perusahaan ayahnya. Apa sih yang dilihat Jung YongHwa dari perusahaan retail ayahnya? Dia telah memiliki sejumlah perusahaan besar kenapa masih berminat terhadap perusahaan ayahnya? Tetapi satu hal yang disyukurinya bukan pria itu yang berkantor di sana, dia muak jika harus berhadapan dengannya setiap hari.

Dia menghela nafas pelan menyadari kembali keberadaannya dan ketika seseorang menyalakan lampu, dia berbalik dan menemui Victoria berjalan ke arahnya.

“Qian Onnie..”

“Kamu berdiri dalam kegelapan, ada apa Hyunnie? Apa ada sesuatu yang membebanimu??”

SeoHyun menggeleng pelan dan tersenyum. “Anii…Ehmm, onnie membutuhkanku? Apakah ada sesuatu tentang appa?”

Victoria menggeleng. “Anii, aku ingin menyerahkan barang yang mungkin bisa melumerkan ketegangan di wajahmu…” Victoria kemudian mengeluarkan sesuatu dan melambaikannya tepat di depan wajah SeoHyun. “Taadaaa…”

“Surat??? Dari Kyu oppa onnie??”

“Dee. Kamu mengharapakan surat dari namja lain yah??”

“Anii…maksudku kok bisa? Aku bahkan belum membalas suratnya karena kesibukanku di kantor beberapa hari ini, dan dia mengerti kok…”

Victoria tersenyum. “Aku beberapa hari yang lalu sempat ngobrol dengannya via chat, dia sedang transit di kota dan mendapat akses internet. Dia menanyakan kondisimu dan aku menceritakan tentang kesibukanmu di kantor, tentang kesehatan paman yang mulai membaik, juga tentang Yesung Oppa meski aku menyinggungnya hanya sedikit…”

SeoHyun berjalan pelan lalu memeluk tubuh Victoria erat.

“Onnie, kamsahamnida…aku tidak tahu bagaimana aku tanpa onnie disampingku…”

“You’re welcome my dear...”

SeoHyun melepas pelukannya lalu meraih bungkusan berwarna pink itu dan merasa aneh dengan bentuknya.

“Ini isinya apaan yah onnie, keras begini…”

Victoria menggeleng, “Aku juga tidak tahu Hyunnie, aku tidak mungkin membukanya, surat itu bukan untukku…”

Seohyun tersenyum lalu merobek bungkusan itu, dan menemukan sekeping CD. Dia memandang takjub ke Victoria dan tertawa pelan. Victoria ikut tertawa.

“Woowww, aku bisa menebak itu kepingan CD yang berisi video rekamannya, kamu tahu diakan suka banget merekam sesuatu…”

SeoHyun mengangguk. “Ayo kita putar Onnie dan melihatnya bersama…”

Victoria menggeleng. “Aniiya…ini untukmu Hyunnie. Oh iya, aku juga ada yang harus dikerjakan jadi aku keluar yah dear…”

“Arasho onnie..but gomawoyo..”

Victoria mengangguk dan berlalu pergi, dia menutup pintu kamar SeoHyun. Seohyun sendiri segera terbang menuju pemutar digitalnya. Dia kemudian duduk di atas tempat tidurnya dan lalu menekan tombol play pada remote TV yang sedang di pegangnya.

Wajah tampan KyuHyun menjadi pembuka. SeoHyun tersenyum bahagiah di tempatnya.

“Anneyong my dear Hyunnie…Ohhh…aku bingung harus ngomong apa…” di depan sana Kyuhyun terlihat grogi, gaya khas dia. SeoHyun terkikik geli. “..aku menyempatkan diri membuat rekaman ini meski dengan resiko di tertawai oleh NickHun yang sekarang mengambil gambar aku ini, ayo say Hello ke kekasihku..”

SeoHyun kemudian mendengar seseorang mengucap Hello. “…Thank You dude…hehehe…dia adalah NickHun-ssi, temanku sesama dokter di sini, berkebangsaan Thailand..loh kok aku membahas dia sih..hehhhee… oh iya, my Hyunnie katanya saat ini sedang sibuk dengan urusan perusahaan yah, mianhe tidak bisa berada di sampingmu dan menguatkanmu…tetapi semoga melalui rekamanku ini aku bisa menguatkanmu…” KyuHyun tersenyum kemudian meraih gitar dan mulai memainkannya. “..Lagu ini menggambarkan perasaanku buatmu Hyunnie…”

Di tempatnya SeoHyun membekap mulut menahan haru ketika di depan sana KyuHyun menyanyikan sebuah lagu dengan memainkan gitar sebagai instrumennya.


(When the visions around you,Bring tears to your eyes
And all that surround you,Are secrets and lies
I'll be your strength, I'll give you hope,
Keeping your faith when it's gone
The one you should call, Was standing here all along..

And I will take, You in my arms
And hold you right where you belong
Till the day my life is through
This I promise you
This I promise you

I've loved you forever, In lifetimes before
And I promise you never, Will you hurt anymore
I give you my world, I give you my heart (give you my heart)
This is a battle we've won
And with this vow, Forever has now begun...

Just close your eyes (close your eyes)
Each loving day (each loving day)
I know this feeling won't go away (no..)
Till the day my life is through
This I promise you..
This I promise you..

Over and over I fall (over and over I fall)
When I hear you call
Without you in my life baby
I just wouldn't be living at all...

And I will take (I will take you in my arms)
You in my arms
And hold you right where you belong (right where you belong)
Till the day my life is through
This I promise you baby

Just close your eyes
Each loving day (each loving day)
I know this feeling won't go away (no..)
Every word I say is true
This I promise you…)

(NSYNC – This I Promise You)


“Fighting Hyunnie..aku yakin kamu bisa..Sarangheyo my dear..”



_.-AoD-._



Incheon Airport…


Seorang gadis dengan outfit sederhana tapi terlihat elegan, kemeja putih lengan panjang di padu dengan highwist skirt dan flat shoes berjalan keluar dari pintu kedatangan bandara incheon sore itu, dia kemudian membuka kacamata besar yang nyaris menutupi separuh wajahnya dan melebarkan pandangan ke sekeliling bandara.

Finally, welcome to my hometown…

“Welcome Home…” suara itu menyapanya pelan, dia berbalik dan menemukan seraut wajah yang terlihat datar. Hmm..seperti biasa.

“Kamu yang menjemputku yah?” Juniel menyerahkan pegangan travel bagnya ke JungShin yang sore itu menjemputnya di Incheon.

“Memangnya siapa yang kamu harapkan menjemputmu??” Ucap JungSHin sinis.

“issshhh…” Juniel mencibir.

Mereka berdua memang tidak pernah akur, terhitung dari pertama kali bertemu. Juniel sama seperti JungSHin, dua orang remaja yang hidup di jalan dan tidak punya masa depan sebelum di temukan oleh YongHwa. Bedanya, JungSHin terlebih dahulu ikut dengan YongHwa lalu Juniel yang juga adalah bocah perempuan yang terlunta-lunta di pelabuhan. Mereka berdua kemudian di sekolahkan, Juniel bahkan baru saja menyelesaikan master ekonominya ketika YongHwa menyuruhnya kembali ke Seoul secepat yang dia bisa. Bagi mereka berdua perkataan YongHwa adalah titah yang harus dilaksanakan, tetapi terlepas itu bersifat perintah, Juniel ikhlas bahkan bersuka hati jika di suruh kembali ke Seoul dan bisa melihat “paman kaki panjang”nya itu. Paman Kaki panjang adalah sebutan yang diam-diam diberikannya buat YongHwa, terinspirasi oleh komik yang dibacanya ketika dia duduk di bangku sekolah dasar, lelaki yang telah memberinya kehidupan baru.

“Kenapa harus JS Company?” Tanya Juniel ketika pantatnya telah duduk di atas mobil JungShin.

“Maksudmu??”

“Perusahaan itu sudah nyaris bangkrut, apa yang dilihat YongHwa oppa di sana??”

“Bukankah kamu tahu kalau Hyung memang suka sekali mengambil alih perusahaan yang nyaris jatuh lalu mengembangkannya? Dan bukan kapasitas kita untuk mempertanyakan kebijakan Hyung…”

Meski terdengar sisnis, Juniel membenarkan dalam hati ucapan JungShin. Dia lalu memalingkan wajahnya ke arah pemandangan di luar mobil yang berjalan, Seoul berubah banyak setelah ditinggalkannya. Tidak ada seorang pun keluarga yang menantikan kehadirannya kembali di kota ini tetapi meski begitu baginya kota ini adalah tempatnya kembali setelah nyaris lima tahun di Amerika Serikat dan bergelut dengan jadwal kuliah yang padat dan berat, belajar sekeras mungkin agar bisa menjadi orang yang cerdas, bisa bertanggungjawab atas kehidupan yang telah diberikan oleh seseorang yang telah mengulurkan tangannya tanpa sungkan ke arahnya. Tadinya dia menyangka dia akan di tempatkan di salah satu hotel YongHwa yang ada di Amerika Serikat tetapi ternyata tidak. Dia tiba-tiba di panggil pulang dan diberi tanggungjawab untuk memulihkan kondsi sebuah perusahaan retail.

“Aku telah mempelajari perusahaan itu dari email yang kau kirimkan, tidak ada yang istimewa di JS company selain perilaku korup dewan direksinya, kalau kita tidak melakukan perbaikan perusahaan benar-benar bisa hancur…”

“Itulah fungsimu datang kembali ke Seoul, Hyung punya banyak agenda, bisnisnya yang lain butuh perhatiannya dan dia juga sibuk harus kemana-mana. Untuk itu kamu akan ditempatkan di sana…”

Juniel menghela nafas panjang. “Kenapa bukan kamu yang di tempatkan di sana? Atau Oppa sudah tidak mempercayaimu?”

JungSHin mengerem mendadak mobilnya lalu memandang Juniel tajam. “Sangat arrogant seperti biasa, aku pikir kamu sudah berubah…”

Juniel tersenyum sinis, “Lantas bagaimana dengan dirimu? sejak aku datang sampai sekarang yang kudengar dari bibirmu itu hanya ucapan-ucapan sinis…”

JungShin mencibir lalu mulai menjalankan mobil kembali, satu-satunya wanita yang tidak pernah bisa berbicara baik-baik dengannya adalah wanita di sampingnya ini. Mereka seperti dua bocah yang selalu bersaing mendapatkan perhatian dari orangtua mereka. Sayangnya sejauh ini JungShin selalu menang selangkah ketimbang Juniel. Dari perang dingin diam-diam yang tentu saja tidak diketahui oleh YongHwa itu, pada akhirnya membawa mereka ke pertengkaran-pertengkaran kecil di tiap pertemuan mereka.

“Hyung sudah menyiapkan apartemen untukmu yang letaknya masih berada satu gedung dengan tempatku, semoga kamu menyukainya…”

“Aku percaya dengan pilihan YongHwa oppa semua pasti istimewa, satu-satunya yang tidak istimewa adalah seseorang yang bakal satu gedung denganku…”

JungShin mendumel dalam hati. Dia memiliki banyak teman wanita sekarang yang bahkan rela merangkak demi mendapatkannya, tetapi kenapa perempuan yang satu ini jangankan berharap menyukainya, mendapatkan perilaku sopannya saja rasa-rasanya mustahil.

Mobil JungSHin kemudian meluncur tenang membelah kota Seoul malam itu.



_.-AoD-._



Seoul Hotel BallRoom...


Acara Pagelaran Busana yang ditutup dengan pesta perayaan malam itu adalah acara high society yang dihadiri oleh kaum elit Seoul yang terdiri dari selebriti, pengusaha-pengusaha besar a.k.a chaebol dan beberapa pejabat tinggi Negara atau keluarganya. Dan diantara tamu-tamu itu YongHwa terlihat berdiri dengan sikap arrogant seperti biasa yang diperlihatkannya, menggelayut manja di lengannya adalah Kim HyoMin anak dari pengusaha yang masih terhitung rekan bisnisnya, gadis ketiga di bulan ini yang menjadi teman kencannya. Kali ini dia datang kepesta tanpa JungShin dan JongHyun. Hanya bodyguardnya yang berdiri di pinggir ruangan memperhatikannya dari kejauhan. JungShin sedang menjemput dan menemani Juniel yang baru kembali dari Amerika Serikat sedangkan JongHyun sedang sibuk dengan kasus-kasusnya. Sebenarnya jika ingin jujur, dia anti menghadiri pesta-pesta seperti ini. Tetapi dari pelajaran mengenai bisnis yang didapatinya beberapa tahun yang lalu, pesta seperti ini adalah ladang emas bagi pebisnis untuk mengembangkan social networknya, jaringan adalah kata kunci yang akan sangat berfungsi bagi pengembangan bisnisnya terlebih tempat berlangsungny apagelaran busana dan pesta adalah hotelnya, jadi menghadiri acara ini adalah langkah yang tepat, meski itu sedikit menyisakan rasa tidak nyaman di dalam hatinya.

Rasa tidak nyaman itu kemudian berganti debaran jantung yang tiba-tiba mengencang, sensasi ini hanya di pacu oleh seseorang tetapi seseorang itu tidak terlihat malam ini, lantas mengapa jantungnya berdebar? Jawabannya menyusul kemudian ketika seseorang itu telah mewujud menjadi gadis yang telrihat sempurna.

SeoHyun melangkah bersama sahabatnya yang baru saja tampil membawakan koleksi busana perancang terkenal di Seoul. Kwon Yuri. Malam itu SeoHyun terlihat sempurna dengan gaun sutra putih yang jatuh dengan lembut menutupi sekujur sosoknya yang ramping sampai ke pergelangan kakinya yang indah. Talinya model spagethi yang mempertontonkan bahunya yang halus. Ia membiarkan rambutnya yang tebal dan berwarna cokelat muda itu tergerai. Yuri yang tadi menemuinya sehabis pagelaran busana berdecak kagum.

“Aku tidak heran jika di pesta nanti bukan aku yang jadi pusat perhatian melainkan dirimulah…”

“Aniiya…” SeoHyun tersenyum simpul menanggapi candaan sahabatnya itu. mereka berdua adalah sahabat sejak duduk di bangku perkuliahan, dan sejak masih kuliah Yuri memang sudah mulai berkecimpung di dunia modeling. Dia menyukai dunia yang penuh dengan glamouritas dan kilatan blitz itu.

Dari kejauhan YongHwa terpesona melihat penampilan SeoHyun itu, di sampingnya HyoMin terus saja berkicau tentang penampilannya tadi di panggung catwalk. YongHwa tidak lagi berkonsentrasi mendengar ucapan teman kencannya itu, matanya sibuk mereka jejak-jejak tingkah dan pola wanita cantik yang telah menjadi ratu di hatinya sejak dari pertemuan mereka beberapa tahun silam. Jika bisa memilih YongHwa rela menghabiskan malam hanya memandangi tingkah laku SeoHyun dan kecantikannya yang terpancar alami tetapi ternyata takdir tidak memberikannya kesempatan itu ketika dirinya kembali di kerubuti oleh beberapa pengusaha muda yang ingin meraih perhatiannya, menjadi rekan kerjanya.

Di sisi lain SeoHyun justru melihat keberadaan YongHwa yang terlihat sibuk berbicara dengan beberapa pengusaha muda dan dengan seorang gadis yang sangat cantik bergelayut manja di lengannya. “Dasar pria mata keranjang…” batinnya sambil mengingat kejadian YongHwa mengajaknya one night stand itu. Dia jadi blushing sendiri.

“Dia adalah Jung YongHwa, the new rokiee di dunia bisnis, pengusaha muda yang bertangan dingin dan sekarang berhak menyandang gelar Chaebol, hebatkan dia..” Yuri yang menangkap tatapan SeoHyun menambahkan.

“Aku tahu…” lirih suara SeoHyun tidak terdengar di telinga Yuri, tenggelam di tengah suara musik yang mengalun indah.

“..Hanya sayang dia terkenal sebagai Don juan, wanitanya di mana-mana. Temanku sesama model saja pernah ada yang berkelahi karena dia. Mereka berdua berkencan dengannya di waktu yang sama…”

SeoHyun terkesiap dengan info yang baru saja di dapatnya itu.

“…berhubung teman-temanku matrialistis semua jadi biarpun dia tahu kalau Jung YongHwa itu kelakuannya minus a.k.a playboy banget tetap saja mereka mengejar-ngejarnya, katanya nih dengan menjadi teman kencannya saja kita sudah dilimpahi hadiah-hadiah barang-barang branded apalagi kalau jadi kekasih resminya, dia adalah kekasih yang loyal…”

SeoHyun masih menatap ke arah YogHwa tepat ketika pria itu juga berbalik menatapnya di tengah obrolannya dengan para pengusaha yang lain, sekitar beberapa detik mata mereka saling bertautan sebelum SeoHyun melemparkan pandangannya ke arah yang lain. Dia tidak sanggup berlama-lama menantang tatapan mata YongHwa yang terlalu tajam itu.

Dan sepanjang pesta berlangsung, meski tidak melihat ke arah YongHwa, SeoHyun bisa merasakan mata pria itu mengikutinya. Tetapi di satu sisi batin SeoHyun berperang, tidak mungkin pria itu memperhatikannya, lihat saja perempuan-perempuan yang tidak punya malu itu terlihat mengerubunginya, saling sikut demi mendapat perhatiannya.

“Apa sih yang dilihat perempuan-perempuan itu pada Jung YongHwa-ssi?? Dia terlalu arrogant dan sombong…”

“Ya seperti yang tadi aku bilang, dia pria kaya yang terkenal loyal dan selalu melimpahi wanita dengan hadiah, siapa yang bisa menolak pesonanya…” Yuri menimpalinya sambil menggigit cake yang tadi di sodorkan pelayan pada mereka.

“Aku tidak terpesona padanya, sama sekali tidak…” SeoHyun memang tidak menceritakan perang dingin yang terjadi antara dia dengan pengusaha muda itu, termasuk kepenguasaan YongHwa atas perusahaan ayahnya.

“Kalau dirimu lain cerita darling, secara kamu memiliki kekasih yang memang benar-benar TOP…” mereka berdua kemudian cekikikan bareng. Maka mengalirlah cerita SeoHyun tentang KyuHyunnya yang sekarang masih berada di luar negeri untuk kegiatan amal. Dan SeoHyun yang seperti biasanya jika bercerita tentang KyuHyun bisa lupa dengan segalanya. Termasuk ketika YongHwa berada dekat dengannya, dia benar-benar tidak memperhatikannya. Dia sibuk membahas kekasihnya dengan Yuri membuat harga diri YongHwa terusik.

Tidak pernah sekalipun sepanjang eksistensi YongHWa sebagai pria yang berstatus pengusaha besar dan kaya diacuhkan oleh wanita seperti sekarang ini. Dia kemudian nekat menggamit lebih mesra lalu berdehem tepat di dekat SeoHyun wanita yang berada di sisinya, yang entah bagaimana ceritanya dari HyoMin sekarang menjadi HyuNa, YongHwa tahu HyuNa adalah tipikal perempuan yang harusnya dihindari tetapi sudah kepalang basah, SeoHyun harus tahu kalau dirinya sama sekali tidak berharga di mata YongHwa.

“Oh, Anneyong Haseyo Jung YongHwa-ssi…” SeoHyun memberi salam sesuai standar tingkat kesopanan yang ditahunya. Dia tidak mungkin menghindar lagi dari pria sok ini ketika dia datang menghampirinya bersama perempuan yang “wow” seksi sekali di mata SeoHyun.

“Kamu datang bersama siapa?” datar YongHwa menatap ke SeoHyun.

SeoHyun mendumel dalam hati, lihatlah betapa pria ini sok berkuasa, dia pikir semua orang adalah anak buahnya yang sedang di ajak bicara. Alih-alih membalas salamnya dia bahkan bertanya dengan nada arrogant seperti biasanya. Belum lagi kelakuan norak perempuan yang bergelayut manja di sampingnya. Huuhhhh…

“Perkenalkan dia adalah sahabatku, Kwon Yuri…Yuri-yah ini adalah Jung Yong Hwa-ssi…”

Yuri membungkukkan diri memberi salam ala Korea Selatan, YongHwa hanya menundukkan kepalanya sekilas.

“Oppa, kita kesana yuk, aku harus menemui DooJoon oppa…” HyuNa berkata lirih dengan nada yang menurut SeoHyun enggak banget. Sedangkan YongHwa mengumpat dalam hati merasa terjebak dengan sandiwara yang dimainkannya, menyesal kenapa pasangan kencannya berubah menjadi si nenek lampir satu ini. Andai tadi dia masih dengan HyoMin dia menjamin setidaknya HyoMin masih bisa berbasa-basi sedikit dengan SeoHyun dan dia bisa menikmati wajah cantik itu meski untuk sesaat. Ingin melepaskan diri dari HyuNa juga akan merusak segalanya, jadi meski berat hati YongHwa akhirnya pamit pada SeoHyun melalui tatapannya.

“Kamu ternyata kenal dengannya yah?? Kamu kenal dimana? Dan kenapa tidak menceritakannya padaku?” Yuri memberondong SeoHyun pertanyaan sepeninggal YongHwa.

“Dia adalah pemilik saham terbesar yang sekarang menguasai perusahaan kami…” SeoHyun tertegun semetara Yuri mengangguk mengerti.

“Dia seperti memiliki perasaan buatmu…” Yuri menerawang.

SeoHyun tertawa sinis, “Yang dimiliki dia adalah rasa kebencian terhadapku. Dia pikir bisa memperdaya semua perempuan…huhhh….” Teringat penolakan dan tamparannya buat YongHwa, sejak peristiwa penamparan itu hubungan mereka berdua memang semakin kacau.

SeoHyun kemudian berusaha menikmati pesta selanjutnya mengenyahkan setan yang berkelebat dipikirannya itu.



_.-AoD-._


Seoul Hotel...


YongHwa terbangun dan mendapati sesosok tubuh teronggok nyaris telanjang selain selimut yang menutup badannya di sampingnya. Dia kemudian mengucek matanya dan merasakan kepalanya sedikit berat.

“Astaga, apa lagi ini…” batinnya.

Tanpa mengidahkan tubuh perempuan yang berada di sampingnya, Dia lalu bangkit meraih piyama yang terlipat rapi di atas meja di samping tempat tidurnya dan menggunakannya. Dia masuk ke dalam bathroom dan membasuh wajahnya, bercermin sambil berusaha mengingat kejadian semalam setelah pesta di gelar, sekeras apapun usahanya yang terbayang hanyalah seraut wajah cantik yang semalam terlihat begitu sempurna. Wanita yang selalu menjadi ratu di hatinya. Dia ingat hal terakhir yang dilakukannya adalah menenggak beberapa gelas bir bersama perempuan yang ditemuinya terbaring disisinya sekarang ini, HyuNa. Wanita yang telah berhasil menyingkirkan teman kencannya sebelumnya, HYoMin, dan mengajaknya menuju bar yang berada di hotel ini juga. Tindakan bodohnya itu juga adalah akibat kekesalannya karena alih-alih memperhatikannya SeoHyun malah sibuk menghindarinya. Bidadari kecilnya itu benar-benar membencinya. Dia bahkan sibuk bercerita tentang kekasihnya dengan sahabatnya. YongHwa tanpa sengaja mendengarnya karena mereka berdiri bersisian.

YongHwa menghela nafas panjang. Dia lalu melangkah ke luar dari bathroom, sesampainya di luar dia kembali merasa sesak nafas. Pose HyuNa sungguh menantangnya. Tapi jika ingin jujur meski perempuan itu berdiri telanjang di hadapannya itu tidak akan membuatnya tertarik. Dia kenal perempuan seperti HyuNa, perempuan-perempuan oportunis, yang hanya menyukai harta dan status yang melekat padanya.

“Morning oppa…”

“Morning…” YongHwa menjawab singkat dan terlihat tidak bersemangat. Dia kemudian sibuk memunguti bajunya dan memakainya tanpa menghiraukan keberadaan HyuNa. HyuNa yang tahu jika dirinya di cuekin dengan segera meraih piyamanya lalu mendekati YongHwa dan memeluknya dari belakang. YongHwa menggeliat, memberi tahu melalui isyarat tentang penolakannya atas pelukan HyuNa itu.

“Oppa…bagaimana dengan kejadian semalam…” tanpa tahu malu, HyuNa kembali mendekat ke YongHwa, memeluknya lalu berbisik di telinganya. YongHwa menghentikan kegiatan memasang kancing bajunya, dia berbalik lalu mendorong HyuNa menjauh darinya.

“Tolong jelaskan padaku kejadian apakah itu??”

HyuNa terbelalak kaget. “Oppa..oppa tidak ingat kejadian semalam??”

YongHwa mengangkat bahu menandakan dia sama sekali tidak ingat. “Aku tidak ingat dan aku tidak mau tahu...” YongHwa kembali berbalik lalu mulai memasang celana panjangnya.

“Jung YongHwa-ssi…” HyuNa terkesiap, “Bagaimana kalau aku hamil??”

YongHwa menghentikan kegiatan memasukkan kemejanya ke dalam celana lalu berbalik. Astaga, setan betina satu ini mau menjebaknya rupanya. “Hyuna-ssi, anda benar-benar salah pilih sasaran jika mau menerapkan tipu muslihat serendah itu padaku. Kamu belum mengenal diriku dengan baik rupanya…”

“Tipu muslihat??” suara Hyuna tercekat dan matanya berkaca-kaca. Sudah kepalang basah, lelaki di depannya ini tidak boleh lepas dari genggamannya begitu saja. Sial, rencananya kelihatannya terancam gagal.

“Kamu pikir aku seperti pria lain yang gampang kamu bohongi. Aku mengenal diriku dengan baik HyuNa-ssi dan aku tahu kalau semalam aku mabuk, dan penting untuk kamu ketahui aku tahu dengan pasti kalau aku mabuk aku bahkan tidak mampu untuk sekedar bangun lagi terlebih menidurimu…”

HyuNa terkesiap. “Tapi..tapi..semalam kita benar-benar…”

“Benar-benar apa??” YOngHwa memandangnya tajam lalu tersenyum sinis. “HyuNa-ssi aku bukan pria tolol yang akan percaya begitu saja dengan segala sandiwaramu itu. Taruhlah aku benar menidurimu semalam dan kamu hamil sebagai lelaki sejati aku akan bertanggungjawab, dan kita buktikan apakah bayi itu benar-benar anakku dengan tes DNA tetapi kalau tidak terbukti kamu siap-siap ajha menerima tuntutan hukum dariku atas dasar penipuan…”

HyuNa merasa kalah sekarang, dia diam tidak bergerak. Pria ini benar-benar cerdik dan licik, pantas saja dia bisa menjadi pengusaha besar di usia semuda ini. Sangat susah menundukkannya tetapi dia adalah seseorang yang tidak pernah kalah, YongHwa kali ini adalah kemenanganmu, batinnya.

“Aku sarankan padamu, segera keluar dari hotel ini dan jangan berani-berani menampakkan wajah di hadapanku lagi…” YongHwa mengucapkannya dengan nada dingin membuat HyuNa merinding, menggigil karena kemarahan yang teramat sangat, pria ini telah melecehkannya.

“Jung Yong HWa-ssi anda sombong sekali…” Dengan menebalkan wajahnya Hyuna meraih bajunya lalu memasangnya secepat yang dia bisa.

“Hmmm…Terimakasih, aku anggap itu pujian…”

“Kelak aku akan membalas penghinaan ini??”

“Dengan senang hati aku menantikannya HyuNa-ssi…”

Tanpa memandang YongHwa lagi, HyuNa berjalan keluar sempoyongan karena pengaruh bir dan kemarahan yang sangat. Jung YongHwa, kamu akan membayar sangat mahal untuk perlakuanmu hari ini, batinnya.

Sepeninggal HyuNa, di dalam kamar YongHwa duduk tertegun di atas sofa. Tuhan tahu kalau bukan karena bir atau karena terlalu mabuk penyebab ketidakmampuannya meniduri perempuan-perempuan yang beredar di sekelilingnya bagaimanapun menarik dan seksinya perempuan-perempuan itu. adalah seraut wajah bersih dan polos yang selalu terbayang di wajahnya setiap dia hendak mencumbu seorang wanita yang berkencan dengannya. Wajah polos itu terlihat berurai air mata.

Dia ingat dia pernah kencan dengan salah satu model ternama di amerika dan berujung di apartemen si wanita. Mereka bermesraan tetapi ending yang terjadi kemudian benar-benar membuatnya tertawa jika mengingatnya, dia sama sekali tidak mampu melakukan apapun di tengah ketelanjangan mereka karena wajah polos yang berurai airmata itu muncul tiba-tiba membuat seleranya bercinta menguap. Wanita teman kencannya itu kemudian menuduhnya impoten.

Mengingat hal itu membuat YongHWa tertawa, terbahak-bahak. SeoHyun oh SeoHyun, apa yang harus aku lakukan???


(…My bruised heart
is telling me to find you
Screaming out
where are you?
can’t you hear my voice?
to me…

if i live my life again
if i’m born over and over again
i can’t live without you for even one day

I will protect this love
I will love this love
because i’m happy enough if i can just be with you
because i’m just in love with you…)

(It Has To Be with You – Yesung)


_.-AoD-._


Kediaman Cha Seung Won…


Han Gung menatap wajah pucat yang duduk bersandar di atas tempat tidur malam itu, Cha Seung Won, pimpinan yang sangat di hormatinya dan di kaguminya itu sedang membaca laporan yang di bawa oleh Han Gung. Dia terpaksa berinisiatif melakukan sebuah hal yang telah dipikirkannya semalam suntuk. Cha Seung Won harus tahu kenyataan ini secepat mungkin agar tidak ada yang terluka dan semua bisa diperbaiki secepatnya.

Cha Seung Won kemudian melepas kacamata bacanya, mengusap wajahnya pelan.

“Benarkah semua ini Han Gung-ssi?”

Han Gung mengangguk mantap. “Maafkan aku Tuan, anda harus tahu kenyataan ini di tengah kondisi kesehatan anda yang tidak terlalu stabil…”

Cha Seung Won menggeleng, “Aku baik-baik saja…”

“…Tuan, anda tahu aku telah bekerja dengan anda bertahun-tahun lamanya, dedikasiku sudah tidak anda pertanyakan lagi. Aku mencintai perusahaan ini sebesar kecintaan anda pada JS Company. Dan aku tidak ingin ada pihak-pihak tertentu yang memanfaatkan JS Company untuk memperkaya diri sendiri. Kita harus segera mungkin mencari jalan untuk menghentikan lingkaran setan korupsi yang terjadi di JS Company hari ini…”

Cha Seung Won menghela nafas berat dan panjang. “Aku tidak mungkin memecat mereka, mereka adalah keluarga almarhum istriku dan mempunyai Hak atas JS Company sama besarnya dengan aku…”

“Aku tahu Tuan, itu kenapa aku memikirkan jalan keluar yang lain …”

Cha Seung Won menatap wajah Han Gung dengan bersemangat.

“Apa itu?”

“Gabungkan saham anda dengan milik Jung YongHwa-ssi dan biarkan dia yang mengambil kebijakan perusahaan jadi anda tidak perlu merasa berat hati pada keluarga almarhumah istri anda…”

“Menggabungkan sahamku dengannya? Kenapa harus? Bukankah saat ini YongHwa-ssi telah mengambil alih perusahaanku?”

“Benar Tuan, tetapi tetap saja dia tidak leluasa mengambil kebijakan, yang bisa dia lakukan hanya sebatas mengelola perusahaan dan menempatkan orang-orang kepercayaannya di perusahaan, tetapi untuk pengambilan kebijakan termasuk menghentikan aliran korupsi di dewan direksi dia tidak bisa berbuat banyak. Terlebih SeoHyun-ssi juga tidak berpihak padanya, SeoHyun-ssi berpihak pada paman-pamannya, jadi kekuatannya seimbang. Aku bukannya menyalahkan SeoHyun-ssi mengingat beliau juga masih terlalu muda untuk mengerti persoalan sesungguhnya, jadi alangkah bijaknya jika saham anda dan YongHwa-ssi bergabung…”

“Bagaimana caranya?”

“Bagaimana kalau anda menikahkan SeoHyun-ssi dengan Jung YongHwa-ssi??”

“Menikahkan Hyunnie dengan Jung Yong Hwa???”

Victoria yang sedang melangkah masuk untuk mengecek kondisi Cha Seung Won dan juga menemani pelayan yang membawa secangkir teh untuk Han Gung tanpa sengaja mendengar pernyataan itu terkesiap kaget.

SeoHyun ingin dinikahkan dengan pria lain???




.To Be Continued – Part 4.












Author Note :




Allow Guys…

Maaf banget yak kalau harus delay lagi..hehehhe…oh iya guys, aku mau cerita sedikit. Kemarin aku sempat mau nutup blogku untuk alasan yang sangat-sangat personal (privacy banget) dan ternyata banyak yang minta agar blognya jangan ditutup, honestly di atas segalanya bagaimanapun sedihnya kalian ketika blogku ditutup yang paling sedih justru adalah aku. Blog ini aku buat masih ketika tidak ada seorangpun yang mengenalku dan pembaca blogku masih bisa di hitung jari. Bagiku blog ini adalah ruang tempatku mencurahkan ekspresi hatiku yang di kehidupan nyata tidak akan bisa aku lakukan, bisa kalian bayangkan bagaimana perasaanku jika blog ini harus aku tutup. Tapi Alhamdulillah keputusan itu tidak mesti aku jalanai, dan blogku berumur panjang..hehhehe…

Dan untuk part FF AODku ini aku ingin mendedikasikannya buat anak-anak Goguma’s Indonesia (GI), grup yang berisikan orang-orang hangat, cerdas dan baik hati yang pernah aku tahu. Gomawoyo Guys, kalian telah membuatku memiliki saudara-saudara baru yang memiliki mimpi yang sama dan kecintaan yang sama, YongSeo Couple. Luv U all..

Last but note least, tetap koment yah setelah kalian membaca FFku ini, agar aku tahu bagaimana apresiasi kalian terhadap FFku.

Stay Healthy guys, Luv U…^^





.SJ.