Senin, 14 November 2011

.JOURNEY TO YOU.





SJ Entertainment Present :




_Seri SJ and Friends_


"FF One Shoot "JOURNEY TO YOU""


Cast :
Jung Yong Hwa (CN Blue)
Seo Joo Hyun (SNSD)
Kim Hyun Joong (SS 501)
Kwon YuRi (SNSD)
Lee JongHyun, MinHyuk, JungShin (CN Blue)



Opening Theme Song : Tears by SNSD





.1.


“Maaf, Jung Yong Hwa~sshi…tolong biodata pesertanya dilengkapi!!! Masih kurang di bagian poin lima…” Suara seorang gadis mengurungkan langkah Yong Hwa yang sudah siap berlalu. Dia kemudian kembali membalikkan badan dan mendapati seorang wajah cantik dari gadis yang tadi menegurnya.

Pagi itu pagi yang cerah di Seoul. Jung Yong Hwa dan teman-temannya, adalah mahasiswa yang berasal dari Busan untuk bergabung bersama puluhan remaja se-Korea Selatan untuk menghadiri pekan pelatihan kepemimpinan nasional yang diselenggarakan oleh Kementrian Pemuda Korsel. Mereka berangkat berlima dari Busan, dia sendiri, Kang Min Hyuk, Lee Jung Shin, Lee Jong Hyun, dan tentu saja bunga di kelompok mereka, Kwon Yu Ri. Mereka berlima mahasiswa di Pukyong National University di Busan. Dia dan Kwon Yuri di tingkat tiga, Lee Jong Hyun di tingkat dua, serta Kang Min Hyuk dan Lee Jung Shin dari tingkat satu. Enam hari kedepan akan mereka habiskan di Yonsei University, salah satu universitas terbaik di Seoul.

“Oh iya, maaf…” Sambut Yong Hwa sambil mengambil kembali form biodata yang tadi telah diserahkannya. Diliriknya sekilas nama yang tertera pada name tag di dada kanan gadis itu. Tertulis dengan jelas dan rapi, Seo Joo Hyun.

Setelah melengkapi biodatanya, YongHwa kemudian mengangkat wajah untuk memandang lawan bicaranya. Wajahnya sangat cantik. Rambutnya yang panjang bergelombang dibiarkan tergerai. Senyum manis menghiasi bibir mungilnya. Dan matanya…lihatlah, mata itu lebar dan berbinar. Seperti bintang.

“Kamsahamida…” Ucapan terakhir gadis itu membuyarkan lamunan singkatnya. Suaranyapun begitu embut terdengar di telinganya.

“Ne, chonmaneyo…” balasnya sambil berusaha memberikan senyum terbaik agar membekas di hati Seo Joo Hyun.

“Angel…” bisik Yong Hwa dalam hati.

Itu pertemuan pertama mereka tetapi sangat berbekas di hati Jung YongHwa. Dia bukan tipikal orang yang percaya cinta pada pandangan pertama karena bagi dia semuanya butuh proses, tetapi karena kejadian ini dia kemudian percaya keajaiban itu. Buktinya sekarang dia merasa jatuh cinta pada gadis itu, karena satu-satunya penjelasan logis kenapa wajah gadis itu selalu bermain dalam benaknya, dan dia selalu ingin melihatnya, lagi dan lagi iu adalah karena dia mencintainya.

Seperti siang itu, ketika mereka makan siang di tempat yang telah disediakan panitia pelaksana. Ketika dia kembali menemukan wajah cantik itu di deretan panitia, dia lalu mencari cara agar bisa leluasa melihat wajahnya. Seperti sebelumnya, memandang dari kejauhan adalah satu-satunya kenikmatan yang bisa ia usahakan. Dan ketika dia bisa melihat wajah gadis itu, wajahnyanya pun sumringah.

Dan tentu saja, Pandangan mata dan senyum cerahnya tidak luput dari pantauan sahabat-sahabatnya.

“Mau aku kenalkan padanya??” Yu Ri berbisik saat Yong Hwa kembali kehilangan control dan tanpa sadar terus menatap Joo Hyun dari kejauhan.

“Ha?? Apa??” Yong Hwa sedikit gelagapan menyadari Yu Ri memperhatikannya.

“Yaahh…Yong Hwa~yah…Jangan pura-pura bodoh!!! Kami tahu kemana saja matamu memandang beberapa hari ini…” Kali ini Yu Ri mengatakan dengan suara yang bisa didengar seluruh kawan satu mejanya. Genk Busan hanya tertawa mendengar pernyataan Yu Ri. Mereka menganguk-angguk tanda setuju.

“Betul, Hyung, kami semua tahu rahasiamu…” Jung Shin ikut menggoda Yong Hwa sampai wajahnya merona.

“Ah…kalian hanya berhalusinasi…” elaknya cepat tanpa bisa menyembunyikan rona merah di pipinya.

“Oh…Yu Ri~ah, apa kau punya kaca???” Jong Hyun bertanya sambil tetap tertawa ke arah Yu Ri. “Kamu harus lihat sendiri Hyung..Mukamu merah sekali!!” lanjutnya.

Yong Hwa hanya tersenyum. Sambil sesekali kembali mencuri pandang ke arah Joo Hyun yang bersiap meninggalkan meja makannya.

Dan selama beberapa hari di Seoul, YongHwa kemudian tidak pernah melewatkan kesempatan memperhatikan gadis itu, Karen auntuk sementara hanya itu yang bisa dilakukannya.


***

.2.


Yong Hwa duduk di ruang tengah rumah keluarganya sambil menimang kertas kecil di tangannya. Menimbang-nimbang untuk menghubungi nomor yang tertera di kertas itu atau tidak. Rumahnya sepi seperti biasa. Ayahnya, Jung Soo Man, seorang pengusaha di bidang kontruksi yang sangat sibuk. Ibunya, seorang dokter dan saat ini bertugas di Wooridul Spine Hospital. Adik kembarnya, Jung Soo Yeon, sibuk dengan persiapan pertunjukan musical Giselle di Busan Exhibition and Convention Center atau BEXCO bulan depan. Jung Soo Yeon adalah balerina muda yang cukup dikenal di Korea. Ia memakai nama Jessica Jung untuk nama panggungnya.

Sementara menimang-nimang kertas itu, pikirannya mengembara ke beberapa hari yang lalu.

“Ini nomor telepon dan alamat Joo Hyun di Seoul…“ Yu Ri tiba-tiba memberinya kertas itu beberapa saat sebelum seremoni penutupan pekan pelatihan kepemimpinan nasional ditutup.

“Aku berteman dengannya sejak hari pertama. Dia dua tahun lebih muda dari kita, sekarang duduk di tingkat satu kedokteran Seoul National University. Dia sangat ramah dan tidak menolak memberiku alamat dan nomor teleponnya. Dia berharap kami dapat berteman baik bahkan setelah acara ini selesai…” bisiknya menambahkan.

Yong Hwa hanya tersenyum dan melalui bahasa tubuh yang jelas, dia memperlihatkan rasa tulusnya berterimakasih untuk usaha sahabatnya itu.

“Kamsahamnida Yuri-yah…”

“Ah, tidak masalah…tapi ngomong-ngomong Aku melihat sepatu yang bagus saat jalan-jalan kemaren, bisa kau jadikan imbalan untuk inikan?? Hohoho…” ucap Yu Ri sambil mengedipkan sebelah matanya. “Jangan sampai hilang!!!” tambahnya sambil menepuk pundak YongHwa untuk kemudian berdiri dan berlalu menuju ke arah Joo Hyun yang berdiri di sudut ruangan.

Dan disinilah dia sekarang.

Antara ingin dan malu untuk menghubungi Seo Joo Hyun. Terus terang rasa malu yang melingkupinya bukan tanpa alasan. Joo Hyun sepanjang kebersamaan mereka meski hanya saling bertemu muka dan tidak pernah ada kontak sosial selama sepekan di Seoul kemarin tidak menunjukkan rasa tertarik untuk mengenalnya lebih dekat. Bila kebetulan bertemu, dia hanya mengangguk saja sambil berlalu. Sebagai pria YongHwa tahu bagaiman gesture wanita jika ingin dekat dan akrab dengannya sebagai lawan jenis, tetapi dia tidak menemukan tanda-tanda itu pada Seo JooHyun. Ini yang kemudian membuatnya yakin jika gadis itu bahkan tertarikpun tidak padanya.

Tetapi, menepiskan rasa ragunya. YongHwa kemudian bertekad kuat mencoba menghubungi Seo Joo Hyun, inilah tantangan mencintai seorang wanita, sebagai pria sejati seharusnya dia tidak mundur. Terlebih ketika teringat harga sepatu yang dipilih Yu Ri sebagai imbalan untuk secarik kertas di tangannya, tekadnya semakin bulat.

“Aku harus mencoba…” Yong menguatkan tekad.

“Yobboseyo??” Suara merdu di seberang itulah yang menyambutnya ketika dia nekat menekan sederetan angka di atas kertas itu.

“Apakah ini Seo Joo Hyun~sshi ?”

“Ne..Dugu??”

“Ah…aku Jung Yong Hwa. Kita bertemu di Yonsei University…” Kalimat pembuka yang aneh itu membuatnya merasa jengah. Pada dasarnya YongHWa bukan orang yang canggung _Sebagai salah satu aktifis organisasi kepemudaan di Busan, dia tidak pernah grogi atau canggung berbicara di depan banyak orang, Menjadi pembicara pelatihan, seminar, mengajar di kelas remaja yang bergabung di organisasinya, adalah makanannya sehari-hari. Dia juga bukan tipe laki-laki culun yang tidak bisa eye to eye berbicara dengan perempuan. Keramahan, kepopuleran, dan kebaikan hatinya membuatnya popular di kalangan mahasiswi Pukyong_ Tapi entah mengapa ketika berhadapan dengan gadis pujaannya ini, bibirnya begitu mudahnya menjadi kaku dan gagu, lihat saja dia bahkan sulit bicara sekarang, meski pembicaraan itu hanya melalui jaringan selular.

“Maaf, ada keperluan apa Yong Hwa~sshi ?” Joo Hyun bertanya dengan heran setelah beberapa saat mendengar keheningan. Merasa kebingungan ada seseorang yang tidak terlalu dikenal olehnya menelepon tiba-tiba.

“Oh..eh..aku..aku hanya ingin berkenalan denganmu, Seo Joo Hyun-ssi…“

“Owwhhh…dee…”

Hening melingkupi mereka. Yong Hwa bingung merangkai kata selanjutnya. Joo Hyun mungkin juga tidak punya bahan pembicaraan dengannya. Dan lagi YongHwa yang menelpon, maka sudah seharusnya dialah yang menguasai pembicaraan.

“Maaf, saya sedang sibuk. Kalau tidak ada yang penting boleh saya tutup teleponnya?” ucap Joo Hyun pada akhirnya. Telepon yang singkat, bahkan untuk sekedar acara perkenalan.

“Owwhhh..deee.. Silahkan di tutup, Maaf kalau aku mengganggu anda, Seo Joo Hyun~sshi ” sambar Yong Hwa cepat. Tidak ingin menghancukan citranya lebih dalam setelah telepon pertama yang serba kacau ini. “Kapan-kapan aku akan menelepon lagi.”

“Dee…”

YongHwa menunggu sampai gadis itu betul-betul memutuskan sambungan telepon itu. dan setelah yakin gadis itu telah mematikan sambungan teleponnya, YongHwa bangkit lalu mengepalkan tangan pertanda usahanya untuk tahap pertama ini sukses.


*


Sementara itu…

“Siapa Hyunnie??”

“Hanya telepon iseng…Tidak penting…“ Ucap Joo Hyun ketika kembali mendekat ke sofa tempat kekasihnya duduk, Seo Joo Hyun kemudian meneruskan mengupas kulit jeruk yang sebentar lalu diabaikannya.

Malam itu dia sedang menghabiskan waktu di teras rumah bersama kekasihnya, Kim Hyun Joong. Usia hubungan mereka sudah melewati satu tahun.

“Namja?” Tanya Hyun Joong lebih lanjut. Seo Hyun mengangguk pelan.

“Hanya peserta pelatihan kemarin. Aku bahkan tidak ingat wajahnya.” Ucap Hyun segera. Khawatir akan terjadi salah paham antara mereka.

“Oohh…” Setelah itu suasana hening sejenak. “Aku ngantuk. Aku mau tidur…” Hyun Joong memecah keheningan.

“Oppa, wheyo?? Baru juga jam 9…” Ucapan bernada keberatan dari SeoHyun tidak membuat Hyun Joong bergeming, dia tetap beranjak berlalu.

“Oppa..!!” Joo Hyun masih mencoba menahannya, tapi Hyun Joong tetap berlalu dalam diam menuju kamarnya di lantai dua.

“Brakkkk,,!!!” Joo Hyun bisa mendengar pintu kamar Hyun Joong di banting dan menutup dengan keras.

Seo Joo Hyun hanya bisa menghela nafas. Terulang lagi sikap posesif Hyun Joong. Dia sering menunjukkan ketidaksukaannya bila Seo Joo Hyun berteman terlalu akrab dengan teman pria, atau bahkan hanya menerima telepon dari teman prianya.

“Pasti karena dia sangat mencintaiku, makanya dia posesif begitu…” hatinya membela Hyun Joong.

Kim Hyun Joong adalah cinta pertama bagi Joo Hyun. Mereka resmi berpacaran satu tahun lalu saat Joo Hyun baru masuk kuliah tingkat pertama. Kim Hyun Joong adalah seniornya di kampus. Hyun Joong sendiri adalah pribadi yang baik. Dia memang lebih pendiam, agak bertolak belakang dengan pribadi Joo Hyun yang ramah dan hangat. Hyun Joong tidak banyak mengungkapkan isi hatinya dengan kata-kata, tapi lebih dengan sikap romantis dan posesifnya. Kadang Joo Hyun menyukai itu, membuktikan kalau Hyun Joong sangat mencintainya. Tapi kadang dia juga jengah, karena dia bukan gadis yang suka berdiam diri. Dia sangat aktif di kegiatan kemahasiswaan, dan membuatnya punya banyak teman. Cemburu pada semua teman prianya jelas sangat tidak masuk akal. Tapi tetap saja, dia mencintai Hyun Joong. Sangat mencintainya.

Keluarga Joo Hyun tinggal di Incheon. Karena Joo Hyun melanjutkan kuliah di Seoul University, orang tuanya menitipkan Joo Hyun kepada keluarga Kim. Ayah Joo Hyun dan ayah Hyun Joong bersahabat sejak masa kuliah. Tuan Seo tidak ingin anaknya tinggal sendiri di Seoul, dan keluarga Kim tidak keberatan sama sekali merawat Joo Hyun. Mereka memiliki 3 orang anak, tapi ketiganya laki-laki. Kim Bum Soo yang tertua, lebih tua 5 tahun dari Joo Hyun. Bum Soo adalah seorang penyanyi yang cukup punya nama di jagad hiburan Korea, jadi ia tidak tinggal di rumah keluarga Kim. Kim Hyun Joong berusia dua tahun di atas Joo Hyun, dan Kim Ki Bum yang setahun lebih muda darinya.

Punya kekasih yang tinggal dalam satu rumah ada untung dan ruginya masing-masing. Untungnya adalah mereka sering sekali bertemu dan melakukan aktifitas bersama-sama. Dari sekedar duduk bersama sambil mengobrol, atau belanja kebutuhan rumah di department store. Jangan berpikiran yang aneh-aneh, karena hubungan mereka sangat terjaga di bawah mata ibu Kim dan pendidikan konservatif keluarga Kim dan Seo. Ruginya,,? Joo Hyun harus sangat menjaga perasaan Hyun Joong. Tidak leluasa menerima teman-teman, terutama teman pria nya di rumah. Tidak bisa leluasa bersenang-senang bersama teman saat liburan. Tidak bisa berbicara di telepon dengan teman pria, walaupun urusan tugas kampus, karena Hyun Joong sangat posesif dan pencemburu.



***


.3.


Jung Yong Hwa bukan orang yang mudah menyerah. Perkenalan pertamanya yang cangung tidak membuatnya takut untuk kembali menelepon Joo Hyun. Kebetulan dia berkenalan dengan beberapa teman dan senior Joo Hyun di kampus saat ia di Seoul, jadi dia bisa sedikit mengumpulkan informasi tentang gadis pujaannya, termasuk kenyataan bahwa Joo Hyun sudah punya kekasih. Tapi entah mengapa hatinya menolak menyerah. Dia juga tidak tahu apa yang membuatnya seperti itu. Apakah cinta pada pandangan pertama? Dia sendiri tidak tahu. Dia hanya mengikuti desiran hangat di dadanya. Semua informasi yang didapatnya membuatnya semakin mengagumi gadis itu. Dia sangat aktif di kampus. Selain aktif di senat, kemampuan menyanyi dan bermain pianonya menjadikan Joo Hyun sebagai salah satu solo vokal dan piano solis untuk paduan suara kampus. Belum lagi kemampuan bahasa inggrisnya yang mengesankan, membuatnya beberapa kali mengkuti speech contest maupun debating contest dan kadang menjadi juara. Kecintaannya pada dunia buku dan anak-anak membuat Joo Hyun mendirikan lembaga amal untuk donasi buku untuk anak-anak di desa-desa. Selain itu dia dikenal ramah dan bisa bergaul dengan siapa saja.

“Tapi kenapa kepadaku dia begitu dingin?” Tanya Yong Hwa dalam hatinya.

Berbalut tekad yang kuat, Yong Hwa tidak henti memberi perhatian pada Joo Hyun-nya. Mengirimanya surat dari Busan, mengirim hadiah di hari ulang tahunnya, mengucapkan selamat atas kemenangan Joo Hyun saat Speech Contest,atau meneleponnya sekedar mengucapkan “apa kabar”.

Yong Hwa memang tidak berkata ia menyukainya atau apapun, semuanya tersirat dari perhatian, surat, dan hadiah saja. Yong Hwa bahkan mengaransemen ulang lagu If You Not The One milik Daniel Badingfield, merekam dirinya menyanyikan lagu itu, dan mengirimkan hasilnya kepada Joo Hyun. Walaupun tanggapan Joo Hyun sejauh ini dingin-dingin saja, dia tidak menyerah.

Di sisi lain, Seo Joo Hyun Sebenarnya bukannya tidak simpai atas segala usaha Jung YongHwa itu, hanya saja dia tidak ingin memberi celah pada pria itu untuk masuk dalam hidupnya, dia mengakui Yong Hwa adalah sosok yang mengagumkan. Dia tampan, Joo Hyun tidak menolak pendapat ini, karena Yong Hwa memang tampan. Dia punya aura kharismatik. Dia mahasiswa yang pintar dan aktif, punya banyak fans wanita ~menurut cerita Yu Ri~, selain aktif di kegiatan mahasiswa dan pemuda, dia juga musisi. Selain bermain band untuk mengisi waktu, dia juga composer untuk marching band salah satu komunitas pemuda di Busan. Selain If You’re Not The one, Yong Hwa juga menciptakan lagu untuk dirinya dan dijadikan hadiah ulang tahunnya yang ke-21. Dan kalau mau jujur, itu untuk pertama kali dalam hidupnya ia menerima lagu sebagai hadiah, lagu yang sangat indah dan dia tersanjung. Tapi Joo Hyun tidak mau terlena dan menyerahkan rekaman itu untuk Seo Joo Mi, adiknya, saat dia pulang ke Incheon. Bahaya kalau sampai rekaman itu di dapat oleh kekasihnya, bisa-bisa dia mengamuk pada SeoHyun.

Dan Joo Hyun sendiri merasa heran, mengapa YongHwa menghujaninya dengan banyak hadiah. Dirinya biasa saja, tidak cantik, tidak punya kelebihan apa-apa, dan heran mengapa orang seperti Yong Hwa mau menghabiskan tenaga dan waktu untuk dirinya.

Tetapi lama kelamaan perjuangan tanpa henti dari Yong Hwa semakin lama semakin menyebalkan.

Hati Joo Hyun mulai tergangu dengan kehadiran Yong Hwa dalam hidupnya. Telepon-teleponnya mulai sering dia reject. Surat cinta dan email-emailnya bahkan tidak pernah dia buka, kiriman-kiriman kado yang akhirnya menumpuk di kamar Joo Mi di Incheon. Dia tetap tidak mau meninggalkan jejak di rumah keluarga Kim, karena kalau sampai kedapatan, neraka akan menjejak dalam hidupnya.

Dan yang lebih membuatnya gregetan, Yong Hwa bahkan tahu nomor telepon rumah keluarganya di Incheon. Saat Joo Hyun pulang dan dia tidak mau menjawab telepon di handphonenya, Yong Hwa dengan senang hati menelepon ke rumah keluarganya. Bila Joo Hyun tetap tidak mau bicara, Yong Hwa menghabiskan waktu untuk berbicara sejenak dengan adik atau bahkan orang tuanya.

“Hmmm…sungguh pendekatan yang berani…” pujinya dalam hati.

“Oh tidak Hyun..! Ini bukan waktunya untuk kagum…kamu harus secepatnya membuat dia lari dari hidupmu…!” Akal sehatnya bicara.

Yah, batinnya mulai berperang antara mengagumi tindakan-tindakan YongHwa dan disisi lain menentang tindakan-tindakan konyol pria itu.


*


“Senin besok mulai ujian, ya?? Semoga sukses…” Ucap Yong Hwa di telepon suatu hari.

Joo Hyun merasa Yong Hwa mempekerjakan stalker untuk mengikutinya atau melihat jadwal kegiatannya. Bagaimana mungkin dia bisa tau segalanya??

Dan lama kelamaan ada yang luluh dalam hatinya. Setiap kali menerima telepon atau hadiah dari Yong Hwa, perasaannya teraduk-aduk. Antara sangat terganggu dan sedikit menikmati sanjungan dan perhatian yang begitu besar.

“Terimakasih Yong Hwa~sshi…”

Hening.

“Hyun, bisakah kau panggil aku Oppa saja?? Kita saling kenal sudah hampir dua tahun. Aku rasa aku sudah pantas kau panggil Oppa…” pinta Yong Hwa.

“Hmm, baiklah Yong Hwa~sshi…oh tidak, maksudku Yong Hwa Oppa…” Hyun sedikit tersenyum. Tidak ada salahnya, pikirnya. Toh Yong Hwa tidak melihat senyumnya.

“Dan bisakah kau selalu mengangkat telepon untukku dan sedikit lebih ramah???“

“Hmm…aku tidak bisa menjanjikan apapun…”

Yong Hwa menghela nafas. Joo Hyun bisa mendengar desahan dari teleponnya. Tidak apa-apa, pikir Yong Hwa. Merubah Yong Hwa~sshi menjadi Yong Hwa oppa saja sudah kemajuan yang berarti baginya. Dia merasa Joo Hyun 1000 langkah lebih dekat padanya sekarang. Meski sering sekali sia merasa patah arang, dan merasa Usaha apapun yang ia lakukan untuk mendekati Joo Hyun seolah sia-sia saja. Sekedar sekali bicara dengan Joo Hyun di telepon saja sangat sulit. Tapi dia tetap selalu memupuk rasa optimis dalam hatinya, dan ia masih bersyukur Joo Hyun tidak mengganti nomor teleponnya sejauh ini.

“Harusnya kamu tahu saya punya kekasih, dan tolong jangan ganggu saya…” Yong Hwa teringat ucapan kasar Joo Hyun kepadanya kira-kira dua bulan sebelumnya, ucapan itu sempat membuatnya mencelos. Dan dia sempat merasa keder lagi jika harus menghubungi SeoHyun lagi. Tetapi tekad dan cintalah membuat dia tetap melanjutkan usahanya.

Dan ketika dia kembali menelpon SeoHyun, Yong Hwa bersyukur, Seo Joo Hyun masih mau mengangkat telepon. Mungkin saat mengangkat teleponnya dua bulan lalu Joo Hyun dalam mood yang buruk. Prasangkanya.

Andai YongHwa tahu kalau persangkaannya itu memang benar. Seo Joo Hyun menerima telepon Yong Hwa dua bulan lalu dalam keadaan luar biasa kesal. Hari itu ia bertengkar dengan Hyun Jung gara-gara kiriman post card Yong Hwa dari Jepang. Kebetulan Hyun Joong yang mengambilnya dari kotak pos. Hyun Joong menuduhnya memberi harapan pada Yong Hwa sampai ia bersikukuh mengirimkan surat dan hadiah untuk Joo Hyun. Ia juga mempertanyakan kesetiaan Joo Hyun pada komitmen mereka. Joo Hyun hanya menangis mendengar Hyun Joong berteriak kepadanya. Hyun Joong bukan orang yang suka melampiaskan kemarahannya dengan cara itu, dan dia merasa shock menerima kata-kata keras pertama dari kekasihnya itu.
Sekaligus Joo Hyun merasa marah pada Hyun Joong karena mempertanyakan kesetiannya. Sakit sekali rasanya. Dia memang baik pada semua orang, tapi sikapnya kepada Yong Hwa tidak bisa dibilang ramah sama sekali.

“Bagaimana mungkin itu dianggap memberi harapan?” batinnya sambil terus menangis. “Dia saja yang terlalu posesif….” SEo Joo Hyun terus menangis di kamarnya. Dan ketika YongHwa menelponnya jadilah pria itu yang menjadi sasaran kemarahannya.


*


Satu minggu setelah telepon Yong Hwa yang terakhir, Seo Joo Hyun menerima telepon dari Yu Ri.

“Apa kabar Hyun~ah?? Lama sekali sejak telepon kita yang terakhir…”

“Aku baik unnie…unnie apa kabar??”

Mereka saling bertukar kabar dan ngobrol kesana kemari. Tapi kemudian,
“Ehhmm…Hyun~ah, ini ada yang memaksa ingin bicara…” kata-kata itu terucap dari bibir Yu Ri setelah mereka ngobrol beberapa saat.

Yong Hwa ternyata.

Tentu saja Seo Joo Hyun tidak bisa menolak untuk bicara dengan Yong Hwa yang ternyata telah menunggu di belakang Yu Ri entah sejak kapan.

“Hai Hyunnie..apa kabar???”

“Baik Yong Hwa~sshi…”

“Kau berjanji memanggilku oppa, tidak ingat??”

“Ahhh…maaf oppa, aku belum terbiasa…”

“Banyak-banyak lah berlatih Hyun~ah…” terdengar suara renyah tawa di sebrang sana, membuat SeoHyun mau tidak mau juga ikut tersenyum.

Yong Hwa kemudian bertanya tentang keadaan keluarganya di Seoul maupun Incheon, dan menitipkan salam untuk ibu dan adiknya di Incheon. Mereka mengobrol sedikit. Setelah merasa bingung menemukan topic pembicaraan, Yong Hwa menyerahkan kembali telepon kepada Yu Ri.

“Maaf ya Hyun~ah…semoga Yong Hwa tidak mengganggumu…”

“Sejak kapan dia ada di bersama unnie??”

“Belum lama. Dia ke rumahku setelah tahu Jong Hyun kesini. Jangan salah paham Hyun~ah… Kami hanya teman dekat. Hanya Seo Joo Hyun yang ada di hatinya. Dan tentu saja di hatiku sudah ada Lee Jong Hyun…” ucap Yu Ri. Menambahkan tawa di belakang kata-katanya.

“Ahh unnie…jangan salah paham juga. Untuk saat ini hanya Hyun Joong Oppa yang memenuhi hatiku…” balas Joo Hyun sambil tertawa.

Yu Ri menghentikan tawanya.

“Jongmal??? Omona…ternyata perjuangan Yong Hwa~yah sepertinya sia-sia yah…” balasnya sambil tertawa kembali. “Kalaupun tidak sia-sia, dia masih harus berusaha sekuat tenaga untuk membuatmu berpaling padanya…”

“Yong Hwa~yaaaahhh…Selamat Berjuang, FigHting!!! Hyun~ah bilang saat ini di hatinya hanya ada Kim Hyun Joong-sshi!!! Semoga di saat lain namamu bisa masuk…hahahahahahaha!!!” teriaknya kepada Yong Hwa.

“Ahh, konyol sekali…” batin Joo Hyun. Dia tertawa kecil. Yu Ri Unnie sangat lucu. Bicara terus terang seperti itu kepadanya dan berbicara tanpa beban kepada Yong Hwa seperti itu.

Dia selalu suka ngobrol dengan Yu Ri. Berbicara dengan Yu Ri adalah saat yang menyenangkan baginya. Yu Ri sudah seperti kakak perempuan untuknya. Dia anak perempuan tertua di keluarga Seo, dan di Seoul keluarga Kim tidak punya anak perempuan. Yu Ri sangat bisa diajak ngobrol. Walaupun hubungan mereka hanya lewat telepon, tapi ada chemistry antara mereka.
Saat ada kesempatan ke Seoul, dia akan menyempatkan diri memberi kabar pada Joo Hyun.

Meski dia tahu kalau Yu Ri selalu akrab dengan YongHwa. Buktinya kalau dia ke Seoul sering sekali dia bersama Yong Hwa dan Lee Jong Hyun. Meski SeoHyun terkadang menolak bertemu dengan Yu Ri kalau ada YongHwa di sana.

Ketika Joo Hyun pulang ke Incheon dan kebetulan Yong Hwa ada di Incheon, atau dekat dengan Incheon, dia akan mampir ke rumah keluarga Joo Hyun. Awalnya SeoHyun bingung darimana dia tahu alamat keluarga Seo??? Tanyakan pada SEo Joo Mi, adiknya. Dia supporter Yong Hwa nomor 1.

“Betul-betul tampan, baik hati, dan pantang menyerah…” itu kata-kata ibunya ketika Yong Hwa pulang dari rumah mereka beberapa waktu yang lalu.

“Ahhh… Tolong jangan bilang umma sudah terpikat olehnya, sama saja seperti Joo Mi..?!” kata Joo Hyun menanggapi ibunya sambil lalu. Ibunya hanya tertawa.


***


.4.


“Minggu depan hari kamu diwisuda,,?” Yong Hwa bertanya dari telepon.

“Iya...” Joo Hyun masih menjawab dengan ketus.

“Boleh datang?”

“Kenapa ingin datang???”

“Hanya ingin melihat kelulusanmu Hyun~ah…”

“Tidak penting untuk oppa…”

“Tapi…”

“Tolonglah oppa, aku tidak mau keluargaku salah paham. Dan yang lebih penting aku tidak mau kekasihku salah paham..!” Joo Hyun menekankan kata-katanya pada kata “kekasihku” sekedar mengingatkan kalau Yong Hwa adalah “outsider” diantara mereka.

“Arasho Hyun~ah, aku mengerti…maafkan kelancanganku…” ada nada sedih pada kata-katanya.

Tapi Joo Hyun tidak peduli. Dia berusaha baik pada Yong Hwa, tapi terkadang Yong Hwa sangat keterlaluan.

“Sudah tiga tahun berlalu, kenapa dia hanya melihat kepadaku saja??? Tidak bisakah dia berpaling dan membiarkan aku bahagia juga???” Sering dia merasa seperti itu saat dia merasa telah menyakiti Yong Hwa.

“Dan bila aku membiarkan Yong Hwa bertindak sesuka hatinya, bukankah itu juga menyakitkan untuk Hyun Joong oppa??” sisi hatinya yang lain membenarkan tindakannya.

Seperti itulah sedikit pembicaraan mereka di telepon malam itu. Tiga tahun sudah berlalu, dan Yong Hwa benar-benar tidak menyerah menghubunginya. Berusaha merebut hatinya. Merebut hati keluarganya. Dan tentu saja ini sedikit demi sedikit, sengaja atau tidak sengaja, menggangu hubungannya dengan Hyun Joong.


*


Dan Puncaknya adalah hari itu, sebulan lalu saat ulang tahunnya yang ke-24. Hari itu Joo Hyun sedang menemani Hyun Joong di rumah sakit karena thypus. Dan entah keberuntungan atau bahkan kesialan bagi SeoHyun, Yong Hwa sedang berada di Seoul bersama Yu Ri. Mereka kemudian berinisiatif menengok Hyun Joong, atau mungkin menemui Joo Hyun di rumah sakit. Tak lupa Yong Hwa membawa bingkisan mungil untuk hadiah ulang tahunnya.

Joo Hyun menangapi dingin kedatangan Yong Hwa. Dia beramah tamah dengan Yu Ri tapi sekalipun tidak menoleh melihat Yong Hwa. Yong Hwa telah terbiasa menerima sikap defense nya. Yu Ri yang menyampaikan kado itu untuknya. Disimpannya baik-baik di tas dengan segera, tidak mau Hyun Joong salah paham lagi dan lagi.

Dan sesuai dengan prediksinya, Kunjungan Yong Hwa hari itu benar-benar menggoncang hubungan Joo Hyun dan Kim Hyun Joong. Hyun Joong diam selama sisa waktu Joo Hyun menemaninya.

Diam. Benar-benar Diam.

Bahkan sampai hari-hari berikutnya, hubungan mereka tidak pernah sama lagi. Hyun Joong sedikit demi sedikit berlalu tanpa kata dari hidupnya. Hubungan mereka menggantung. Di satu sisi mereka masih saling mencintai. Di sisi lain, komunikasi mereka tak sebaik dulu. Mereka seperti bukan sepasang kekasih lagi, tapi tanpa kata putus yang memisahkan mereka. Sungguh sangat menyakitkan bagi Joo Hyun. Cintanya pergi begitu saja bukan karena dia mencintai orang lain, tapi hanya karena ada orang lain yang mencintainya.

“Aku membencimu Jung Yong Hwa!!!!” teriaknya dalam hati. Meyakini dengan sangat ini semua gara-gara Yong Hwa yang tak berhenti mengejar cintanya.


***


.5.


Setelah acara kelulusan, tidak ada lagi alasan Joo Hyun tinggal lebih lama di rumah keluarga Kim. Hal ini semakin menyulitkan hubungannya dengan Hyun Joong. Masalah diantara mereka tidak sempat terselesaikan. Joo Hyun berusaha beradaptasi dan menikmati hidupnya di Incheon tanpa Hyun Joong. Yong Hwa masih setia dengan telepon, email, surat, dan hadiah untuknya. Cuman intensitasnya berkurang ketika dia masuk ikut wajib militer. Di lubuk hatinya Seo Joo Hyun memang mengaku merasa ada yang kurang dalam hidupnya, tetapi dia tidak begitu pusing memikirkannya karena dia sendiri sedang pusing memikirkan masa depan hubungannya dengan Hyun Joong.

Dan setahun berlalu.

Suatu hari di akhir tahun, Joo Hyun melihat selembar undangan pernikahan. Melihat nama yang tertera di dalamnya membuatnya sangat terpukul.

Kim Hyun Joong dan Jung So Min.

Dia tau siapa So Min unnie. Ayah Jung So Min juga berteman akrab dengan ayah Hyun Joong dan Joo Hyun.

“Oppa, cepat sekali kamu melupakanku…”

“Bagaimana bisa kau bersama So Min unnie…”

“So Min unnie…kenapa tidak pernah bercerita apapun padaku???”

“oppa, kenapa tidak pernah berkata apapun padaku…”

Ucapan-ucapan itu terselip begitu saja di sela isak tangisnya. Hanya berbicara seorang diri melepaskan perasaan kecewa di hatinya.

“Maafkan aku waktu itu Hyun,,Aku tidak berani memperjuangkanmu. Tapi aku tidak bisa mundur lagi sekarang…” Ucapan tulus itu keluar ketika Hyun Joong khusus mengunjungi Joo Hyun ke Incheon tiga hari setelah ia melihat undangan pernikahan.

Mereka sengaja menikmati sore itu berdua saja. Mencoba menyelesaikan apa yang mereka tinggalkan begitu saja setahun belakangan.

“Tak apa oppa…”

“Maafkan aku tidak memberitahumu dari awal…”

“Mungkin ini takdirku, oppa. Kita bersama 4 tahun, Kita saling mencintai, tapi mungkin kita tidak berjodoh, Oppa..” SeoHyun mencoba mengucapkan segalanya tanpa air mata. “Kita tidak berjodoh…”

“Mungkin jalan kita harus seperti ini. So Min eonni wanita yang baik. Kita sama-sama mengenalnya sejak kecil. Tolong jaga So Min eonni baik-baik…” tambahnya lagi sambil memamerkan senyumnya.

Mereka kembali terdiam.

“Mungkin dulu aku terlalu tidak percaya diri menghadapi penggemarmu, Hyun. Aku terlalu takut untuk bersaing dengannya. Dia tampak terlalu sempurna. Dan aku sangat takut kamu akan berpaling…”
“Oppa mestinya tahu benar kalau Aku tidak seperti itu…”

“Aku tau, waktu telah membuktikan semuanya. Tapi mungkin aku yang terlalu pengecut sehingga memilih mundur daripada terlalu sakit menahan cemburu dan kehilanganmu pada akhirnya…”

“Dan oppa tetap kehilangan aku pada akhirnya…”

“Mungkin aku mengambil jalan yang salah, Tapi mungkin ini jalan yang terbaik untuk kita pada akhirnya. Mungkin untukku. Dan pasti untukmu juga Hyun~ah…”

“Entahlah oppa…”

“Hyun~ah, Kumohon tetap jadilah sahabat bagiku. Orang tua dan saudara-saudaraku sangat menyayangimu, tolong jangan abaikan mereka!”

“Tidak akan, Oppa. Mereka adalah keluargaku, bahkan sebelum kita berpacaran, kalian adalah keluarga bagiku..”

Joo Hyun terpekur. Orang di depannya adalah cinta pertamanya. Kekasih pertamanya. Beberapa saat lagi mereka benar-benar harus melupakan cinta mereka. Joo Hyun sedikit menyesali mengapa Hyun Joong begitu tidak percaya pada keteguhan cintanya. Tidak percaya diri menghadapi Yong Hwa yang bahkan tidak ia cintai.

Tapi sebuah kesadaran kembali terbetik dalam hatinya, “Mungkin ini memang jalan takdirku. Dan jika Hyun Joong Oppa bukan jodohku, pasti ada orang lain yang tercipta untukku. Entah siapa dan dimana, tetapi aku yakin Tuhan telah menyiapkan yang terbaik untukku…”


***


.6.


Dua tahun belakangan Seo Joo Hyun tenggelam dalam hidupnya setelah Hyun Joong benar-benar menikahi Jung So Min. Dia menjadi dokter magang di Incheon Hospital. Kesibukannya sangat menyita waktu, dan tidak menyisakan waktu untuk sedih berlarut-larut menangisi Hyun Joong.

Apakah Yong Hwa menghilang???

TIDAK!!!

Dia selalu hadir dan hadir. Ditanggapi atau tidak, dia selalu hadir.

Enam tahun memang bukan waktu yang pendek, tapi tetap saja, walaupun Joo Hyun telah bisa menerima kehadiran Jung Yong Hwa dalam hidupnya, hatinya tetap kukuh belum bisa menerima cintanya.

Semakin hari Joo Hyun semakin terbuka. Ditambah kenyataan dia tidak punya ikatan dan harus setia pada seseorang pun membuatnya lebih leluasa menerima Yong Hwa. Joo Hyun bersedia mengangkat telepon dan bersedia menerima bila Yong Hwa berkunjung ke rumahnya. Tetap tanpa ikatan apapun. Dan Yong Hwa tidak merasa keberatan asal Joo Hyun tidak menghindarinya. Mereka tidak lagi secanggung tiga atau empat tahun lalu.


*


Sampai Suatu hari…

“Hyun, aku sedang dalam perjalanan bisnis di Itali...“ Yong Hwa menelepon dari Itali di hari yang cerah itu.

Sebenarnya itu telepon biasa saja. Yong Hwa memang selalu memberi kabar bila ia bepergian atau melakukan hal yang menarik. Joo Hyun menanggapi biasa saja, karena menurutnya itu bukan hal yang istimewa, dan tentu saja karena dia tidak membutuhkan segala informasi itu.

“Seorang peramal di pinggir jalan mengatakan aku akan berjodoh dengan wanita yang sangat aku cintai. Aku tidak mencintai wanita lain selain dirimu, semoga peramal itu berkata benar bahwa aku akan berjodoh denganmu…“ Yonghwa berusaha mengucapkannya dengan satu tarikan nafas.

Joo Hyun terdiam.

Kata-kata Yong Hwa membuatnya ingin menangis. Bukan karena dia luluh dan menerima cinta Yon Hwa, tapi karena bersyukur bahwa ternyata ada satu orang yang mencintainya dengan sangat, selalu mengingatnya dimanapun dia berada. Tidak henti menemaninya dari jauh setiap saat, berharap banyak kepadanya, dan dia mulai merasa berdosa karena terus mengabaikannya selama ini.

“Inikah jalan takdir yang kau pilihkan untukku, Tuhan.” Air matanya mulai mengalir. Joo Hyun terdiam. Berusaha tidak terdengar menangis.

Hening,,,

“Hyun-ahh…”

“Nee…”

“Tidak apa-apakah aku mengatakan ini???”

“Tidak apa-apa oppa…”

“Hyun-ah…”

“Nee…”

“Berdosakah aku bila ingin mencari jalan ke hatimu??”

Hening…

“Itu hak oppa…”

“Apakah ada kesempatan untukku masuk ke hatimu???”

“Entahlah oppa…Kalau mau jujur oppa menyebabkan banyak kesedihan di hatiku, mungkin oppa butuh lebih banyak usaha untuk itu…”

“Hyunnie, Mianhe…”

“Untuk apa???”

“Untuk semuanya dan terutama Untuk sangat mencintaimu…”

Joo Hyun hanya tersenyum kecil. Mukanya memerah _Sayang sekali Yong Hwa tidak melihatnya_ dan tidak dia pungkiri ada yang mengalir hangat di dalam dadanya.


***


.7.


Hubungan mereka kemudian semakin berkembang beberapa bulan berikutnya, ketika Seo Joo Hyun ada kepentingan di Busan, dia diharuskan mengikuti seminar kesehatan di Busan.

YongHwa, as usual, ketika tahu kedatangan YongHwa tidak menyia-nyiakan kesempatan ini. Dengan senang hati dan tanpa diminta Yong Hwa menemaninya berkeliling saat waktu mereka senggang.

Yong Hwa memesan tempat di restoran open air Songjung Hotel di Haeundae untuk mereka berdua. Lokasinya yang tepat di bibir pantai memberikan efek pemandangan laut yang indah.

Setelah selesai menghabiskan makan malam mereka, mereka ngobrol dengan nyaman. Mereka bisa tertawa berdua dan membicarakan masalah-masalah yang umum, atau bercerita tentang keluarga mereka. Sangat natural, layaknya teman baik yang telah lama bersama.

Tanpa terduga, titik-titik gerimis mulai turun.

“Waaa,,,gerimis, Oppa. Sebaiknya kita pindah kedalam.” Joo Hyun bersiap menambil tasnya.

Tiba-tiba saja dia merasa Yong Hwa memegang tangan kirinya. Yong Hwa secepat kilat telah berlutut dengan satu kakinya.

“Hyun, maukah kau menikah denganku?” ucapnya tiba-tiba.

Joo Hyun hanya terdiam. Terpaku melihat Yong Hwa berlutut di hadapannya. Di bawah langit gerimis, di pantai Busan. Yong Hwa menatap matanya dalam.

Joo Hyun terdiam masih berusaha mencerna kata-kata yang didengarnya. Kemudian matanya berkaca-kaca.

Teringat semua derita yang mereka alami berdua.

Teringat semua kebaikan hati Yong Hwa dan kesakitan yang ia berikan sebagai balasan atas perhatian dan cinta Yong Hwa.

Teringat kesetiaan Yong Hwa yang menunggu dan mencintainya selama ini dan meyakini bahwa mereka adalah belahan jiwa.

Teringat bahwa Yong Hwa tidak hanya mencintainya, tapi juga menyayangi adik dan orang tuanya.

Teringat pembelaan keluarganya untuk Yong Hwa atas sikap keras Joo Hyun padanya.

Teringat semua itu air matanya mulai mengalir, bercampur dengan air hujan.

Yong Hwa panik sesaat. “Maafkan aku, Hyun. Jangan pedulikan kata-kataku. Jangan menangis Hyun~ah, tolong…lupakan saja kata-kataku…“ ucapnya panik sambil menggenggam kedua tangan Joo Hyun. Masih berlutut, dia lalu menyeka air mata Joo Hyun dengan ibu jarinya.

“Ayo kita masuk!!“ katanya sambil berdiri. Kembali menggenggam satu tangan Joo Hyun. Yong sudah tidak peduli pada jawaban Joo Hyun dan membalik badan hendak menuju ke dalam.

Joo Hyun tidak bergeming. Dia masih duduk ketika tiba-tiba berkata, “Aku mau, Oppa.”

Yong Hwa yang sudah membalik badan terpaku sejenak, lalu kembali menghadapkan wajahnya pada Joo Hyun memastikan kebenaran pendengarannya. Matanya menyiratkan tanda tanya dan kekagetan.

“Iya, Oppa. Aku mau menikah denganmu.” Joo Hyun masih menangis, tapi ada senyuman di bibirnya.

Yong Hwa kembali berlutut, menengadahkan wajahnya ke wajah Joo Hyun, memandang lekat matanya, mencoba mencari kebenaran atas kata-kata pujaan hatinya.

“Oppa tidak percaya?? Haruskah aku berteriak disini??”

Yong Hwa serta merta menarik Joo Hyun ke arahnya dan memeluknya erat. Joo Hyun balas memeluknya dan tertawa ringan. Selama beberapa menit YongHwa memeluk tubuh SeoHyun. Dan bersyukur akhirnya hari ini tiba juga, cintanya selama ini berbalas dengan manisnya. Bukti nyata adalah tubuh yang berada di dalam pelukannya, ini di luar ekspetasinya.

Yong Hwa melepaskan pelukannya. Dia berdiri lantas membungkukkan badan untuk mengecup kening wanita yang dicintainya itu. Berdiri sejenak masih tanpa mengalihkan matanya dari mata Joo Hyun. Kemudian dia menarik Joo Hyun berdiri dan kembali memeluknya erat-erat.

“Terimakasih Hyun….” bisiknya lembut.

“Tidak Oppa. Aku yang harus berterimakasih. Untuk mencintaiku penuh keyakinan dan terus bertahan sampai saat ini. Aku tidak bisa berkata aku mencintaimu sekarang, tapi aku akan belajar dan berusaha mencintaimu mulai saat ini dan seterusnya…”

“Kau tidak akan merasa kesulitan, Hyun. Kau pasti akan sangat mencintaiku nanti!”

“Tentu saja. Selama ini Oppa sudah menjadi pejuang cintaku, aku akan membalas dengan cepat!” Balas Joo Hyun sambil tertawa. Membiarkan begitu saja gerimis membasahi bajunya. Membiarkan begitu saja cinta Yong Hwa merasuki hatinya.

“Aku akan sangat mencintaimu Oppa.” Janjinya dalam hati sambil meninggalkan gerimis di belakang mereka.


***



.EPILOG.



“APPAAAA…tolong aku!!! Yoo Hyun menjambak rambutku….” Teriakan seorang anak perempuan terdengar dari ruang bermain di rumah berlantai dua, cat putih dan memiliki halaman luas itu.

“Yoo Jin unnie merusakkan helikopterku….” suara anak lain menyahut. Kali ini laki-laki.

“Aku kan tidak sengaja…”

“Tapi kan helikopternya rusak…”

“Hei..hei…hei…apa ini???” Yong Hwa masuk ke ruang bermain.

“Appaaaaa…” Kedua anak kecil di hadapannya berlari berebut perhatiannya.

“Hmm…what’s going on?? Kenapa Yoo Jin menangis??”

“Yoo Hyun menjambak rambutku Appa, sakit sekali…hikksss…” Yoo Jin melingkarkan tangan di leher appanya meminta perlindungan.

“Tapi Yoo Jin unni merusak helikopterku, appa…” Yoo Hyun membela diri. Berdiri tegak sambil menatap appanya meminta keadilan.

“Okey, kenapa Yoo Jin merusak mainan Yoo Hyun??” tanya sang Yong Hwa sambil membelai rambut anak perempuannya.

“Aku tidak sengaja Appa…”

“Sudah minta maaf???”

Yoo Jin melepaskan tangan dari leher appanya dan menghadap kepada Yoo Hyun. “Maaf, aku tidak sengaja…nanti aku akan coba membetulkannya…”

“Okay, How about you, my boy?” Yong Hwa mengalihkan pandangan kearah Yoo Hyun.

“Baiklah. Tapi unni harus membantuku membetulkannya. Dan juga membantuku membereskan mainanku…”

“Baiklah…” Yoo Jin tersenyum cerah.

“Okey…selesai urusan disini, ayo kita cari umma. Sepertinya umma masak enak hari ini…”

Yong Hwa menggendong seorang anak di masing-masing tangannya. Dan menurunkannya ketika melihat Joo Hyun.

“Ummaaaaa…” dua anak bersama-sama menyerbu Joo Hyun dan memeluknya dari belakang.

Joo Hyun yang sibuk memasak tertawa kemudian membalikkan badannya.

“Muach…Muach…” Joo Hyun mendaratkan satu kecupan di pipi anak-anaknya.

“Sekarang duduk manis bersama Appa, makan malam kita sudah siap, okey…”

“Ne, umma..!!”

Yong Hwa hanya memandang keakraban ibu-anak itu. Sambil tersenyum bahagia. Kalaupun harus menunggu lebih lama sampai Joo Hyun menerima cintanya, dia merasa tidak akan menyesal kalau tahu ia akan sebahagia ini.

“Malam ini ada spaghetti kesukaan Yoo Jin dan kimci jiggae kesukaan appa…” ucap Joo Hyun sambil mulai menyajikan masakannya di atas meja.

“Yoo Jin bisa bantu umma??” tanyanya pada putrinya.

Yoo Jin bergerak membantu ummanya, Joo Hyun membuka lemari es dan mengeluarkan kue ulang tahun dari dalamnya.

“Dannnnn…taaadaaaa…kita punya kue untuk ulang tahun Yoo Jin yang ke-8!!!! Seungil cukkae, dear…”

“Ahhhh…ummmaaaaa….sarangeyo….” Yoo Jin memberikan senyuman terindah untuk ummanya. Joo Hyun memeluk putri kecilnya setelah meletakkan kue dia atas meja.

“Na du, uri cheonsa,,,i love you so much,,”

Yong Hwa menyusul memeluk putri kecilnya. Diikuti Yoo Hyun.

“You’re my angel…” Yong Hwa mengucapkan itu sambil menatap mata putrinya, ”Tapi seperti appa bilang, umma tetap number one angel…” tambahnya sambil mengedipkan mata pada istrinya.

“Yahhh,,oppa,,! Jongmal,,!!! How can you said like that to our daughter,,?? “ Joo Hyun berlagak marah tapi tidak bisa menyembunyikan senyum dan wajah merahnya.

“Aigoo Hyun~ah…mukamu merah…”

“Hahahaha…ummaaaaaa…muka umma merah seperti tomat…” si kecil Yoo Hyun ikut menggoda ibunya.

“Yah…yah!!! Okey, let’s STOP!!! Yoo Jin harus meniup lilinnya…” Joo Hyun berusaha menghentikan kesenangan Yong Hwa dan Yoo Hyun-nya.

Sengil chukka hamnida…
Sengil chukka hamnida…
sarangsiereun uri Yoo Jin…
Seungil chukka hamnidaa…

Happy birthday Jung Yoo Jin....

Suara mereka berbaur dan terdengar keras dari rumah bercat putih yang di lingkupi perasaan cinta itu.

Dalam diamnya YongHwa merangkul tubuh istrinya dan lalu mengecup kepalanya mesra. “Gomawoyo my dear untuk semua kegembiraan ini, I Love you…” Lirih suaranya terdengar haru di telinga istrinya dengan tatapan memperhatikan kedua anaknya yang bergembira dengan kue tar besar yang dibuat ibunya.

“I Love You too oppaa…”






(The white starlight, the black darkness
is pushing me away from far
When i look at you with my smile
I always become farther apart

*When i call you, when i look for you
Come to me as the wind
Hug me in secret
So i can feel you
You are always next to me

The blue sky has dyed you.
Before you find out about my love
Don't feel bad for me, if you understand my tears
you will be able to laugh too

* When i call you, when i find you
Come to me as the wind
Hug me in secret
So i can feel you
You are always next to me

Love~ Like my song is my wind forever
Do you hear it too?
You leave so many memories
I only think about you

When i call you, when i find you
Come back to me as the rain
Whisper to me under the umbrella.
I loved you more
so i am hurting more

LaLaLa

How can i convey it to you
My heart that really loved you
How is my love

over there, like that
That love I will now...I love you...)



(SNSD -Tears)




.END.





_Seri SJ and Friends_


Penulis : LIKA MUFLIHA

Editor : SJ

Pic : JULI AGASHI





LIKA SAY :

Hai,,hai,,beneran panas dingin bikin author note,,ini ff pertamaku,,,semoga menghibur,,dan kisah ini diilhami dari real story belong to mamah oca n papah iw (chatya m yadzka's parents,,The member of Three Musketers from my FB notes: Goguma n My Litle World) ,,alur besar kisah cintanya aja,,,karakter, kejadian2 dan ekspresi adalah penafsiran pribadi,,,(maaf mamah kalo salah interpretasi,,hahahaha,,,)

BIG THANKS buat SJ,,,atas ide menulisnya,,dan jadi editor juga,,dan akhirnya nerbitin di blog nya yang terkenal seantero gogumas indonesia,,,hehehehe,,,semoga muridmu ini tidak mengecewakan ya SJ,,,^_*

Buat semua "pelanggan" blog SJ,,selamat menikmati ya,,,comment, please,,,





SJ SAY :

Komentar SJ buat Lika : Over all bagus,two thumbs up sista. Jujur aku nambahinnya cuman dikit banget, Lika punya bakat nulis, sering-sering ajha ikut proyek nulisku yah.

Dan buat readersku, Penting bagi chinggu sekalian untuk memberikan komentar sehingga Lika dan aku bisa belajar banyak dari komentar teman-teman.


Oh iya sedikit, menjelang akhir tahun aku buat proyek “UNDANGAN MENULIS”, ayo kalian semua ikut yorobun. Temanya gampang, FF OneShoot YongSeo versi yang berdasarkan film favorit kalian. Aku sendiri akan menulis AADC dan Twilight. Dan aku rencanakan di tayangkan menyambut pesta akhir tahun. Silahkan ikut yah guys, aku siap jadi editor kalian. :D


YongSeo everlasting, Yongseo is real…^^







.SJ.

10 komentar:

  1. hiksssss ... bacanya terharu ...apalagi my story menginspirasimu ....! aaah.... walaupun agak sulit membacanya karena penokohan dengan nama2 korea, setting dan sebagainya ...* kurang familiar buatku *...entahlan dengan Chatya Cutez dan Andra Syauqie Yadzka yang sudah ikut2an terbiasa dengan lagu2 korea .... :D,likeeeee ...teruslah menulis, paling tidak, mamah punya bacaan baru selain novel2 yang harus dibeli hihihi... baca blogmu pasti cukup mengasyikan di ruangan terindah dirumah, daripada sekedar menghabiskan waktu buat bbman berhaha hihihi ... :p

    BalasHapus
  2. SJ,,,,aku suka endingnya,,,thank you for great editing,,!!!

    Percayalah kawan2,,,SJ bikin warna yang agak berbeda dari karya asliku,,tapi aku sukaaaa,,,,

    Gomawo SJ,,Jongmal Gumawo,,T_T

    Rosa Kusuma Azhar is real Joo Hyun,,,She is my friend,,my mom,,my teacher,,love you mamah,,,^^

    BalasHapus
  3. FOA to Lika -> thanks udah sharing cerita yg menarik ini...wah bnr2 asyik bgt bcnya bs bgt membayangi gmn prjuangan ssorg yg mencintai qt tp tidak bs qt cintai saat itu coz sesuatu hal.
    Over all nice story :)

    utk SJ onnie,,mantap bgt editingnya :D..senang bgt bc FF ini ^_^..

    gomawoyo All

    BalasHapus
  4. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  5. wuahhhhhhhhhhh,,,
    air mataq jatuhhh T___T,,,, perjuangan yg sagat hebat,, ohh tuhan seandainya ad orng yg mencintai aq kayak gitu :) past bakal aq jaga ampe akhr jaman #lol.

    TO Lika eonnie huahhhhhhhhhhh daebakkk FF nya ngena banget di hati sampe air mataq ngalir 6 tahn perjuangin cinta tanpa balas n akhirnya perjuangan it terbayar wuahhhhhhhhhh DAEBAKKK

    TO sang EDITOR SJ eonnie :) eonn emanng daebak dan selalu punya ide yg kreatif, menuangkan sebuah karya yg apik dr para ggoguma shpper sehingga pr goguma bisa nyatu dalm suatu ikatan yg kuat,, satu lg eon mian yahh eonn aq udah nyoba bikn FF tp ga bisa ngelanjutinya banyk ide tp pd terbenglkalae semua,, ga tw gimana yachh bisa nuliss ff sebagus SJ eonnie & lika eonnie :D

    TO Juli agashi :) emang pic yg di
    buat sm juli agashi selalu sempurna & di kenal seantero dunia pr Goguma Shipper ,, ga ad kt2 laen selain semuanya DAEBAkkk :D

    YONGSEO EVERLASING
    YONGSEO IS REAL
    I LOVE YONGSEO FOREVER...^^

    BalasHapus
  6. i just wanna say i love u...
    i just wanna say i love u...
    i just wanna say i love u...
    i just wanna say i love u...love u..u...u..u.. To YongSeo Couple..karena sudah melahirkan gogumas dengan bakat-bakat yang luar biasa..

    congratulation buat onni2ku yg daebak ini..

    1st...
    buat onni lika, rah ga tau onni ada plan nulis FF one shotnya YS, tahu-tahu SJ udah kirim link FF ini.. surprise bgt!hehe...ceritanya bagus, ada beberapa scene yang juga pernah rah amali..^^..detail setting nya dapet, feel ngejar2nya jg dapet, tata bahasanya juga bagus, mengalir dan enak di baca..sukaa pokoknya...selamat ya onni..sering2 aja nulis..keke..

    2nd..
    To.SJ.. thanks for everything..^^

    3rd..
    To: Juli agashi, ajarin rah photoshop dong..*wink..kekeke

    BalasHapus
  7. selamat ya Lika u/FF pertamanya. Ini kisah cinta yg benar2 indah.

    Tahu ga Lika, dr awal aku baca aku dah punya feeling klo cerita ini terinspirasi dr kisah nyata.aku mikir apa jgn2 ini kisah cinta Lika sendiri.dan pas baca notesnya ternyata feelingku bener.

    Aku pikir ini kisah cinta yg indah dan sangat jarang terjadi dikehidupan nyata apalagi dialami sm orang terdekat kita. Aku bener2 iri sm pemilik kisah cinta ini. Kapan ya aku bisa ikutan ngalamin (hehehe maaf jd curcol).

    prinsip yonghwa diFF ini kyknya "tdk akan menyerah smp janur kuning berdiri".ga sia2 nunggu lama tp akhirnya dapat juga.

    to Lika: setuju sm SJ, Lika harus sering2 nulis dan berbagi hasil tulisan Lika dgn goguma yg lain.oh ya titip pesan untuk mamah oca n papah iw..semoga tetap menjadi pasangan yg berbahagia dan saling mencintai smp kakek nenek.

    to SJ: SJ sayang maaf ya aku ga bisa ikutan undangan nulis cos aku ga bakat nulis, cuma bakat ngomentarin doank :). Thanks ya dah jd fasilitator & motivator u/orang2 seperti Lika untuk berani menunjukkan bakat menulisnya

    BalasHapus
  8. buat penulis Lika Mufliha salam kenal yah, FF nya keren ^__^ , aku juga psti lulus kalu pnya pnggemar kaya yong oppa kekeke .. setia dan brusaha mnunggu smpe 6tahun .. ahhhh hyun km bruntung skali,, tp knapa kkasihnya hyun itu hyung jong knp ga donghae oppa aja heheeee .. tpi kereeenn .. ceritanya dalem bgt .. Daebakkk!!!!

    Buat Juli : aku suka bgt sm fto@ editan juli .. kereeeeeeeeeeeeennn .. slam kenal juga yah

    Buat SJ : pasti ff polesan sj selalu keren heheee .. aku juga mau Sj, insya alloh lg dlm proses pmbuatan .. ntar minta saran nya yah heehheeee.. dtnngu YS idol nya (favorit aku YS idol tuh heheheh ) Fighting!!!!!!

    BalasHapus
  9. wahhhhh bnr2 crita yg mengagumkan,,g nyangka ini crita real,,*mupeng bgt py cow seperti yong oppa d atas,,,O.O*

    sblmx aq hrs mnggl ap y,, lika onni atau chingu y?,,emmmm lika chingu aj y,,hehe ^^

    congrat y bwt ff pertamax lika chingu,,
    ffx bnr2 bikin bhagia, membayangkan ad cow yg bnr2 mencintai kt seperti itu, pasti bahagia bgt...
    ini crita realx mamah n papahx lika chingu y,,romantis bgt y,,*jd iri,,hehhe

    trus berkarya y lika chingu utk ff slnjtx,,^^
    buat onni juli, thanks buat gambar2 yongseo yg keren2,^^,
    n thanks jg buat SJ onni dah jd fasilitator utk para gogoma,,,^^

    buat smuax,,,HWAYTING,,^^

    BalasHapus
  10. Berhasil buat Q nangis 2 kali dalam sekali baca. Ya ampun Cerita hidupnya manis banget sih. "Jodoh tu gak akan kemana"

    To lika: Sering2 nulis FF Yongseo, Biar banyak nih FF yang hadir. Ceritanya bagus banget, sangat menyentuh. Ada orang yang setia banget kayak gitu.

    To SJ : Waduh di undang buat FF???? Pernah buat sih tapi pas sampe tengah2 nulis, idenya kabur. Aduh2 jadi maaf mungkin lain waktu baru bisa ikut undangannya, untuk Sekarang q sebagai pembaca aja dulu. Buat Readers yang lainnya ayo2 q pengen liat karya kalian semua.....

    Mudah2 akan ada banyak lagi bakat nulis buat Readers yang bakal diposting di Blog ni! Amin!!!

    BalasHapus