Minggu, 17 Juni 2012

Seri SJ and Friends "My Secret Love"









.MY SECRET LOVE.




SJ Entertainmet Proudly Present :


_Seri SJ and Friends : FF OneShoot SJLand1stAnniv & YSDoubleBDay_


.MY SECRET LOVE.


Main Cast :
Jung Yong Hwa (CN Blue) a.k.a Jason Lee
Seo Joo Hyun (SNSD)

Other Cast :
Tiffany Hwang (SNSD)
Lee JongHyun (CNBlue)
Lee Jungshin (CNBlue)
Kang MinHyuk (CNBlue)
Lee DongHae (SUJU)
Krystal (f(x))
Jang Dong Gun
Han Chae Young
Juniel


Ost. : I Don't Know Why - CN Blue





.1.



Seorang wanita cantik terlihat sedang menunggu seseorang sambil menikmati secangkir teh hangat di sebuah Coffee Shop ternama di kota Seoul. Wanita itu mengenakan terusan diatas lutut dengan detail rimple dibagian dada, terlihat sangat anggun membalut tubuhnya yang putih dan kurus.

“Seo Hyun-ah…” Sapa seorang namja bertubuh tinggi setengah berlari.

“Jung Shin-ah, mengapa kau lama sekali? Kita sudah hampir telat. Kau tau kan hari ini Opening Meeting dengan Direktur Lotte Group…”

“Mianhe.. tadi aku terlambat bangun, kemarin habis lembur semalaman...”

“Aishh…kau ini! Ayo kita langsung berangkat, kita masih harus menyiapkan materinya sekarang!!”

Seohyun dan Jungshin merupakan auditor di salah satu Public Accountant Office ternama di dunia, Price Water House Coopers. Mereka yang bersahabat sejak di bangku kuliah, mendapat kehormatan untuk bekerja di kantor akuntan nomor satu di dunia tersebut. Sudah tiga tahun sejak kelulusan, mereka meniti karier di PWC dan hasilnya sekarang mereka telah menjadi Senior Accountant di perusahaan tersebut yang banyak mendapat klien-klien yang cukup besar di industry bisnis Korea.



~~~~~~~~



@ Lotte Office



Jason Lee memasuki lobby perkantoran Lotte dengan mengenakan setelan jas berwarna hitam dan kemeja biru beserta dasi yang bernada sewarna di dalamnya, hampir seluruh karyawan memberikan hormat dengan membungkukkan tubuhnya. Hari ini, tepatnya pagi ini jam 9 dia ada meeting penting dengan para auditor dari PwC, auditor baru yang akan menangani keperluan audit selama 5 tahun kedepan untuk Lotte Group.

Jason Lee adalah Finance and Accounting Director untuk Lotte Group. Pria yang merupakan lulusan terbaik Harvard University ini baru kembali ke Daehan Mingguk 2 tahun lalu, usianya baru 27 tahun, masih terbilang muda untuk seorang Director, tetapi tidak melunturkan charisma-nya sebagai seorang pemimpin. Otaknya yang cerdas dengan berbagai ide briliant dan keputusan-keputusan yang diambil selalu memajukan perusahaan. Postur tubuhnya yang sempurna juga wajahnya yang tampan, membuat para wanita berdecak kagum dan terpesona padanya. Tetapi sayang, Mr. Lee (panggilan untuk Jason Lee) terkenal agak dingin dengan wanita, terlebih dengan karyawan karena menurutnya profesionalisme harus dijaga dengan baik.

“Morning, Mr.Lee..” Sapa Tiffany, sekretarisnya saat dia berjalan memasuki ruangannya.

“Morning, Fany.. Apa meeting sudah dimulai?” Jason terus berjalan memasuki ruangannya dan langsung membuka laptopnya. Tiffany mengikutinya dari belakang,

“Baru saja dimulai, Mr. Lee. Ini materi yang akan dibahas hari ini…” Fany menyodorkan sebuah map yang berisi materi meeting pagi itu. Jason sempat membuka dan membacanya seklias lalu mereka menuju ruang meeting yang terletak di ruangan sebelah.



~~~~~~~~


“Secara keseluruhan, kami akan mengadakan quarter audit, sehingga memudahkan pelaporan pada saat end of year…” Seohyun sedang mempresentasikan konsep kerja mereka pada meeting tersebut ketika pintu ruang tiba-tiba terbuka perlahan.

“Mr.Lee.. Please come..”

Donghae berdiri dari kursinya dan mempersilahkan masuk atasannya itu yang diikuti oleh Tiffany. Setelah itu Donghae selaku Finance and Accounting Manager Lotte Group memperkenalkan Jason kepada para peserta meeting.

“Seohyun-ssi, maafkan memotong penjelasan anda. Perkenalkan, ini adalah Mr Jason Lee, Finance and Accounting Director Lotte Group….”

“Mr.Lee, perkenalkan mereka dari Pricewaterhouse Coopers. Ini Jang Dong Gun-ssi selaku partner, Han Chae Young-ssi selaku Manager, Lee Jung Shin-ssi dan Park Seo Hyun-ssi yang berada di depan selaku Senior Audit Consultant, dan Juniel-ssi sebagai Junior Audit Consultant…”

Saat itu perhatian Seohyun menjadi pecah, dia melirik pria yang baru masuk ke ruangan itu dengan tatapan tajam. Seohyun sangat tidak suka ketika ada orang yang mengacaukan presentasinya. Saat diperkenalkanpun pria itu hanya menatapnya sekelis lalu membuang muka dan memilih duduk di kursinya, tanpa kata sambutan apapun. Kesan pertama yang didapatnya mengenai pria itu pasti seorang atasan yang berhati dingin dan arrogant.

Di sisi lain, Jason yang baru memasuki ruangan meeting tampak kaget melihat seorang wanita yang tengah berbicara didepan, dekat LCD Screen itu. Wajahnya mengeras, langkahnya tiba-tiba terhenti tetapi dia berusah bersikap tenang, saat melihat seorang wanita cantik yang sepertinya dia kenal di masa lalu. Setelah diperkenalkan oleh Donghae, Jason baru yakin kalau wanita itu benar-benar seseorang di masa lalunya. Selama meeting berlangsung, tidak ada satu materipun yang dapat dicernanya dengan baik. Fokusnya tertuju pada wanita yang sedang memimpin presentasi itu, jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya dan ada rasa sakit yang masih membekas disana. Tetapi sepertinya wanita itu tidak mengenali dirinya. Yah, mana mungkin wanita itu mengenali dirinya yang telah berubah 180 derajat ini, terlebih lagi sepertinya dia tidak pernah menganggapku eksis di dunianya.
Meeting pagi itu pun berjalan begitu cepat. Setelah sepakat akan segala materi yang akan dikerjakan pada proses audit dan akan mulai berlangsung keesokan harinya, meeting pun dibubarkan. Seohyun kembali ke kantor dengan teman dan atasannya, sedangkan Jason kembali keruangannya dengan segala tanda tanya besar dikepalanya.

“Mengapa bisa Seohyun menjadi auditor di kantorku? Apakah dia benar-benar tidak mengenaliku? Bagaimana aku harus memperlakukannya?” Pertanyaan-pertanyaan itu terus muncul di benak Jason. Jason pun teringat akan kejadian 12 tahun lalu.



~~~~~~~~




.2.



@ Shinhwa High School, 12 Tahun Silam



Semalam Yong Hwa menuliskan perasaannya pada selembar kertas pink. Dia bermaksud memberikan surat itu untuk seorang gadis yang juga juniornya di sekolah. Park Seo Hyun nama gadis cantik itu, dia selalu tersenyum hangat dan terkenal pandai di sekolah. Walaupun Yonghwa tidak kenal dekat dengannya, tetapi sebagai senior, dia pernah berkenalan saat masa orientasi junior-juniornya. Yonghwa pun sering memperhatikan gadis itu dari seberang kelas, yang merupakan kelas Yonghwa.

Surat pink yang ditulisnya, sudah dititipkan melalui salah satu sahabat Seohyun, Kwon Yuri dan siang ini Yonghwa menunggu Seohyun di Taman sekolah, sesuai tempat perjanjian yang ditulisnya di surat, setelah pelajaran usai untuk memberikan jawaban atas pernyataan cintanya. Tak lama berselang, Seohyun pun datang ditemani sahabatnya, Yonghwa masih membeku di tempatnya dan jantungnya berdebar tak karuan.

“Seohyun-ah, anneyong…” Sapa Yonghwa gugup ketika Seohyun menghampiri sendri, sedangkan Yuri menunggu di pinggir taman.

“Annonghaseyo, Yonghwa Oppa..” Seohyun ramah menyapa. Lalu mereka terdiam sesaat, sampai akhirnya Seohyun berbicara.

“Oppa..mianhe.. aku tidak bisa menerima Oppa. Aku masih kecil dan aku masih harus fokus belajar, orang tuaku pun tidak mengizinkan aku untuk berpacaran. Maafkan aku, Oppa..” Seohyun berbicara dengan cepat, menjelaskan dengan singkat dan matanya menatap Yong Hwa, matanya menandakan keseriusannya. Diseberangnya Yonghwa hanya tertegun kaku, tidak tahu apa yang harus ia katakan. Hatinya hancur berkeping-keping seketika mendengar kata-kata Seohyun tersebut.

“Oppa…..Maaf aku harus pulang. Gomawo Oppa karena telah menyukaiku. Dan Maafkan aku, sungguh maafkan aku karena aku tidak bisa membalasnya…” Seohyun pamit dan menundukkan badannya sebelum akhirnya berjalan kearah Yuri yang menunggu.

Yonghwa masih membeku di tempatnya. Tetapi dia masih mampu mendengar percakapan antara Seohyun dengan Yuri yang berjalan menjauh dari taman.

“Hyunnie, kamu yakin menolaknya? Setahuku, dia sangat baik dan terkenal pintar di antara para senior kita. Aku rasa dia juga ganteng, buktinya beberapa teman kita ada yang naksir padanya.” Yuri berusaha meyakinkan Seohyun atas pilihannya.

“Sudahlah, Yuri-ah.. aku belum memikirkan tentang percintaan. Aku ingin fokus pada sekolah dulu seperti permintaan ibuku, aku tidak mau mengecewakannya. Dan kau juga tau kan, aku tidak suka cowok gendut...” Terdengar Seohyun berbisik pada Yuri.

Mendengar hal terakhir itu hati Yonghwa tambah sakit. Yah, memang badannya sekarang agak sedikit gendut. Tapi apa salahnya dengan cowok berbadan gendut? Dia tidak mengerti akan hal itu dan yang membuat perasaannya tambah sakit adalah ketika dilihatnya Seohyun berjalan lenggang dengan Yuri seperti tanpa ada perasaan bersalah.

Sejak saat itu, Yonghwa bertekad untuk menguruskan badannya dan berubah menjadi seorang laki-laki yang akan digilai oleh wanita seperti Seohyun suatu saat nanti dan dia pun memutuskan untuk mengikuti jejak kakaknya untuk bersekolah di Amerika. Disanalah namanya berubah menjadi Jason Lee, agar orang-orang sekitar lebih mudah memanggilnya.



~~~~~~~~


.3.



@ Lotte Office



Hari ini merupakan hari kedua setelah Seohyun bekerja sebagai external auditor di Lotte Group. Jason sudah berhasil menghindarinya selama dua hari ini, walaupun dia sempat mencuri pandang ke ruangan kaca dimana Seohyun dan team-nya, Jungshin dan Juniel bekerja. Ruangan tersebut merupakan ruangan kaca yang lux dan letaknya berdekatan dengan ruangannya. Maka setiap kali dia berjalan masuk ataupun keluar dari ruangannya yang berada diujung koridor, dia pasti akan melewati ruangan itu dan alhasil dia selalu mencuri pandang kedalam ruangan dan mencari sosok yang selama ini selalu disimpan rapat di hatinya. Sedangkan Seohyun yang berada di ruangan itu sepertinya tidak pernah memperhatikan Jason yang beberapa kali meliriknya dari luar ruangan. Sampai pada sore ini ketika Jason sedang berjalan menuju toilet dan melihat sosok wanita itu berjalan menuju arahnya sambil memegang notes dan pensil di tangannya.

“Annyonghaseyo, Mr.Lee..” Sapa Seohyun ramah dengan membungkukkan badannya.

Jason hanya menundukkan kepalanya sedikit dan matanya pun hanya sekilas melirik Seohyun, tidak berani menatapnya lama dan diapun langsung begegas kearah tujuannya.

Seohyun yang melihat hal itu merasa kesal. Pria tersebut sangat arrogant dan dingin, serta tidak punya tata krama yang baik sepertinya. Dia teringat saat meeting dua hari lalu dimana Mr. Lee tersebut dengan sempurna menggangu konsentrasinya pada saat presentasi pertamanya dan tatapan matanya yang terlihat sinis yang hanya melirik sebelah mata padanya. “Aku tak habis pikir dengan pria seperti itu. Apa bagusnya dia, manner-pun tak punya.” Batin Seohyun terus mencaci pria itu.

Di lain sisi, Jason yang baru saja sampai di toilet mencoba mengatur nafasnya yang sedikit menderu ketika tadi berhadapan langsung dengan Seohyun. Gadis itu telah tumbuh dewasa dan menjadi wanita yang cantik dan menarik. Ingin rasanya membalas sapaan Seohyun tadi, terlebih saat ada senyum kecil di sudut bibirnya, tapi entah mengapa bibir Jason tiba-tiba membeku dan dia pun tak mampu untuk menatapnya lebih dalam lagi. Jason menyesali sikapnya tadi. Tapi apa yang bisa dilakukannya sekarang, semuanya telah terjadi. Mungkin memang lebih baik baginya untuk menghindari Seohyun.

Setelah berkutat dengan hatinya, Jason kembali ke ruangannya dan didapatinya Donghae dengan wajah cemas sedang mondar mandir diruangannya.

“Jason, maaf aku harus cuti untuk beberapa waktu. Ibuku tiba-tiba terkena serangan jantung waktu mengunjungi saudaraku di Busan dan sekarang aku harus segera terbang kesana...” Nada cemas terdengar jelas dari mulut Donghae.

“Baiklah, kamu bisa segera berangkat. Semoga Ibumu baik-baik saja dan bisa segera pulih. Kamu tidak perlu memikirkan pekerjaan dulu, kesehatan Ibumu jauh lebih penting…”

Kata-kata bijak itu terlontar dari mulut Jason dengan rangkulan hangat di bahu Donghae. Yah, walaupun terlihat dingin, Jason merupakan atasan yang baik dan berprikemanusiaan tinggi, dia memang profesional dalam bekerja, tetapi logikanya selalu sejalan dengan perasaannya, dia selalu berusaha untuk memberikan kenyamanan bagi para karyawan yang bekerja membantunya. Dia tak pernah menganggap mereka sebagai bawahan, melainkan sebagai teman dalam bekerja.

“Gomawo, Jason. Aku akan segera berangkat dan aku mohon kamu membantuku untuk menghandle proses audit yang sedang berjalan. Aku akan berbicara dengan Seohyun-ssi setelah ini untuk meminta padamu segala detail yang dia dan team-nya butuhkan. Untuk segala berkas dan laporan lainnya kamu bisa meminta asistenku, Min Hyuk untuk membantumu mencarinya…”

Donghae memeluk Jason dan beberapa detik kemudian meminta bantuannya. Jason yang mendengar hal itu kembali membeku, dia baru tersadar bahwa ini salah satu malapetaka baginya. Dia harus turun tangan sendiri menghandle proses audit yang sedang berjalan, bukan itu yang ditakutinya, tetapi dengan siapa dia bekerja yang menjadi masalahnya. Seohyun, dengan wanita yang pernah menjadi mimpi buruk dimasa lalunya, yang menyebabkan dirinya memutuskan untuk pindah bersekolah di Amerika karena begitu malunya ditolak oleh juniornya waktu sekolah menengah itu.

“Jason...” Donghae mengguncang bahunya pelan setelah tidak mendapat jawaban dari Jason yang masih berkutat dengan pikiran kacaunya.

“Ok, aku akan membantumu.” Akhirnya kata-kata itu keluar. Mau tidak mau, suka tidak suka, dia memang harus menghandle semua ini. Dia hanya berharap semuanya berjalan lancar.

“Gomawo, Jason.. chinca gomawo...” Donghae pun segera melangkah keluar dengan terburu-buru.



~~~~~~~~



Hari itu berjalan mulus, Jason tidak mendapat gangguan apapun dari Seohyun ataupun team-nya. Mungkin Donghae sudah memberikan segala kebutuhan mereka hari itu, sehingga semuanya terselesaikan dengan baik.



~~~~~~~~



Keesokan harinya, @ Lotte Office



Jason sedang berkutat dengan laporan-laporan di laptopnya, ketika Tiffany tiba-tiba mengetuk pelan dan langsung membuka pintu ruangannya.

“Mr. Lee, Seohyun-ssi ingin bertemu. Ada beberapa penjelasan dan data yang dia perlukan katanya….” Tiffany berkata sambil memasuki ruangannya. Tepat disaat itulah, Seohyun muncul di belakangnya. Hari ini Seohyun terlihat cantik seperti biasanya. Dia mengenakan terusan berkerah warna biru muda dengan tambahan belt putih di pinggangnya, tangannya memegang sebuah notes dan pensil yang terselip diantaranya. Jason terpaku sekian detik, jantungnya berdetak lebih cepat seperti biasanya saat dia berhadapan dengan Seohyun. Tetapi dia berusaha mengontrol dengan baik pikirannya, dia berusaha untuk bersikap wajar.

“Ok, gomawo Fany-ah.. Silakan duduk Seohyun-ssi!!”

Jason segera berdiri dan berjalan kearah sofa di ruangannya itu dengan mencoba bersikap profesional. Seohyun pun duduk di sofa bersebrangan dengannya dan langsung membuka notesnya.

“Mr. Lee, ada beberapa penjelasan yang aku perlukan. Dari laporan yang diberikan oleh Donghae-ssi, untuk import loan ada beberapa yang ingin aku tanyakan. Seperti contohnya ini….”

Seohyun memberikan penjelasan dan menyodorkan notesnya-nya, lalu melanjutkan penjelasannya panjang lebar. Disampingnya Jason masih menatapnya dalam, jantungnya masih berdetak cepat, pikirannya tidak fokus dengan arah pembicaraan Seohyun. Setelah selesai menjelaskan, Seohyun pun langsung kembali menatap Jason dan meminta penjelasan, Jason yang menyadari hal itu langsung membuang mukanya ke arah lain dan memberikan jawaban standar.

“Untuk masalah ini, akan saya pelajari dulu. Tolong kamu kirimkan ke email saya detail penjelasan yang kamu minta, saya usahakan besok akan memberikan jawabannya...” Jason mencoba menjawab dengan santai, sementara Seohyun tertegun disana karena tidak percaya akan apa yang telah dijelaskannya panjang lebar tadi hanya diberi tanggapan seperti itu.

“Baiklah, saya akan emailkan pada anda. Selamat sore.” Seohyun menjawab dengan kesal dan beranjak meninggalkan ruangan Jason. Dia masih sangat kesal dengan Jason. Setelah panjang lebar dan susah payah dia menjelaskan, tetapi harus diulangnya melalui email. Kenapa tidak dari awal saja dia langsung mengirimkan emailnya. Dia baru menyadari, memang orang itu aneh, sepertinya kerjaannya disini tidak akan berlangsung mulus jika Mr.Lee itu yang menjadi kliennya.

Jason yang ditinggalkan di ruangannya kembali merasa bodoh. Entah kenapa dia tidak bisa mendengarkan dan memberikan penjelasan dengan baik untuk Seohyun. Seharusnya dia memperlihatkan kecermatannya pada wanita itu, tapi dia gugup seketika seperti biasanya. Dia pun merasa bersalah karena sepertinya tindakannya tadi sedikit tidak sopan.

Malam itu Jason masih berkutat dengan laptopnya, masih ada beberapa pekerjaan yang harus diselesaikannya. Sampai ketika dia merasa kepalanya sudah sedikit pening, dia segera beranjak dari kursinya dan keluar sekedar mencari udara segar. Ketika dia melewati ruang meeting berkaca itu, dilihatnya Seohyun yang masih fokus berkutat dengan laptopnya, kini rambutnya sudah diikat kuncir kuda. Pemandangan yang indah bagi matanya yang biasa hanya menatap laptop atau TV pada malam hari seperti itu. Jam sudah menunjukkan pukul 20.30, tetapi sepertinya Seohyun belum makan seperti dirinya dan Jason pun berinisiatif untuk kembali keruangannya ketika dilihatnya Tiffany juga masih berada di mejanya.

“Fany-ah.. kau belum pulang?”

“Belum, aku masih menyelesaikan laporan sambil menunggu temanku menjemput.”

“Pacar barumu?”

Jason menggoda Tiffany dengan tersenyum jahil. Sebenarnya dia dan Tiffany adalah teman semasa kuliah dulu dan setelah kembali ke Korea, Jason merasa Tiffany sangat cocok menjadi partnernya dalam bekerja, jadilah sekarang Tiffany juga bekerja untuk menjadi sekretarisnya.

“Aish.. Kau meledekku ya? Aku mana punya pacar, lihat saja pekerjaan yang diberi dirimu itu begitu banyak, mana ada waktu untukku untuk berkenalan dengan pria lagi. Huh!”

“Hahahaha….. Apakah sebegitu beratnya? Baiklah, nanti kukenalkan dengan temanku saja kalau gitu. Sekarang sebagai permintaan maaf, bagaimana kalau kutraktir makan? Tolong delivery saja, kerjaanku masih menumpuk…” Jason tertawa mendengar pengakuan Fany.

“Hhmmm..kedengarannya enak nih, Kau mau makan apa? Biar aku pesan sekarang…”

“Hmm.. tolong pesankan aku dua wakame salad dan dua salmon sushi. Oh ya, tolong dengan apple juice juga dua ya. Kau pesan saja apa yang kau mau….” Jason memberikan beberapa lembar uangnya.

“Masing-masing dua? Apa kau segitu laparnya?”
“Hmm.. tidak. Yang satu, tolong kau berikan pada Seohyun-ssi, auditor itu. Sepertinya dia juga belum makan, kasian melihatnya sendirian sampai malam-malam begitu, aku tidak tega.”

“Wah…. Kamu naksir padanya? Hahahahaha…..” Tiffany tertawa melihat sahabatnya yang tidak biasanya perhatian dengan wanita.

“Kamu ini. Aku hanya kasihan padanya, wanita cantik sendirian malam-malam, belum makan pula…” Hanya Jawaban itu yang diberikan Jason sambil melangkah masuk kedalam ruangannya, sebelum pipinya yang bersemu merah kegap Tiffany yang meledeknya.



~~~~~~~~



Malam itu Seohyun masih bekerja sendiri karena Jung Shin ditugaskan menangani klien lain sementara waktu dan Juniel sudah pulang duluan karena merasa sedikit tidak sehat. Dia masih berkutat dengan laptopnya, sementara perutya sudah berbunyi karena lapar. Seohyun memang seorang yang workaholic, sampai-sampai suka lupa makan dan hal lainnya ketika serius bekerja. Tak lama kemudian saat Seohyun sedang meregangkan kepala dan tubuhnya, Tiffany tiba-tiba masuk ke ruangan itu.

“Seohyun-ssi.. mian, aku mengganggu..” Fany yang muncul di depan pintu segera berjalan kearah Seohyun dengan membawa bungkusan makanan ditangannya.

“Tidak apa, Tiffany-ssi. Silakan masuk.. Ada perlu apa?”

“Aku hanya mengantarkan makan malam untukmu. Selamat dinikmati ya..” Tiffany memberikan bungkusan makanan tersebut dan beranjak meninggalkan ruangan itu.

“Gomawo.. Tiffany-ssi..” Seohyun menerima bungkusan makanan tersebut dan membukanya. Makanan yang tersaji didepannya merupakan makanan kegemaran dirinya. Fasilitas dari perusahaan besar memang berbeda, karena biasanya dia hanya mendapat nasi kotak biasa jika sedang mengaudit di kantor lain yang tidak terlalu besar. Seohyun pun langsung melahap makanan tersebut karena perutnya memang sudah tidak bersahabat. Dirinya tidak tahu bahwa makanan yang sedang dilahapnya malam itu bukannya fasilitas dari kantor,melainkan dari seseorang yang memperhatikannya diam-diam.



~~~~~~~~


Sudah tiga hari ini, Seohyun selalu pulang malam dan sendirian bekerja, tanpa ditemani Jung Shin maupun Juniel. Mereka memang berkunjung ke kantor pada pagi sampai siang hari, tetapi setelah makan siang, Jung Shin dan Juniel pergi mengunjungi kantor klien lainnya, sedangkan Seohyun yang menjadi Project Manager untuk Audit Lotte Group ini selalu bekerja sendirian sampai malam hari. Jason yang selalu memperhatikan wanita itu, sungguh kagum akan kegigihan dan kerja keras Seohyun. Ternyata selain cantik, wanita tersebut juga memiliki otak yang cerdas dan tanggung jawab yang tinggi terhadap pekerjaannya. Jason makin terpesona oleh wanita cantik yang belakangan ini selalu berada di benaknya itu. Setiap malam pun, dia selalu memberikan makan malam pada wanita itu melalui Tiffany dan semua makanan yang dipesannya sepertinya memang sangat sesuai dengan selera Seohyun. Jason selalu menunggu sampai Seohyun beranjak meninggalkan kantor dan mendapat taxi untuk pulang, walaupun secara sembunyi-sembunyi tanpa Seohyun menyadarinya.



~~~~~~~~



.4.



@ Lotte Office




Hari telah beranjak siang dan Jason belum melihat keberadaan Seohyun di kantornya. Yang ada di ruangan meeting tempat auditor bekerja itu hanyalah Juniel dan Jung Shin. Diam-diam hatinya gundah. Sudah hampir seminggu ini dia selalu memantau keberadaan Seohyun, sejak Seohyun ditempatkan sebagai auditor di kantornya. Hatinya kembali berdebar seperti ketika dulu waktu sekolah dia bertemu Seohyun. Walaupun di depan Seohyun dia tetap terkesan cuek dan dingin, tetapi jauh di lubuk hatinya, dia ingin sekali mengajak wanita cantik itu berbicara lebih dekat.

Ketika Jason masih asik dengan laptopnya, Tiffany tiba-tiba membuka pintu ruangannya dan diikuti oleh Juniel dibelakangnya.

“Mr.Lee, Juniel-ssi ingin bertemu. Ada beberapa hal yang harus ditanyakan.” Setelah mengantar Juniel, Fany pun kembali ke ruangannya meninggalkan Juniel yang duduk bersama Jason di sofanya.

“Mr. Lee hari ini seharusnya Seohyun onnie yang berdiskusi denganmu, tetapi karena dia sedang ada meeting dengan kliennya, saya yang akan mengambil alih interview ini sementara.”

Jason terlihat fokus dengan apa yang dibicarakan oleh Juniel. Tetapi hatinya tiba-tiba kecewa mendengar Seohyun yang seharusnya ada disini bersamanya digantikan oleh wanita yang telihat seperti adiknya ini yang berada di depannya.

“Juniel-ssi.. mianhe.. Hari ini aku ada beberapa pekerjaan penting yang tidak bisa kutinggalkan. Untuk interview ini bisakah jika kau lakukan dengan Min Hyuk-ssi? Aku akan menyuruhnya membantumu dan jika masih ada hasil yang sepertinya kurang, kau ataupun Seohyun-ssi nanti bisa berdiskusi lagi denganku di lain waktu.”

“Baiklah, Mr. Lee. Kalau begitu saya akan menemui Min Hyuk-ssi. Nanti akan saya sampaikan ke Seohyun onnie jika ada beberapa hal yang masih harus didiskusikan.” Juniel pun pamit setelah Jason menelpon Min Hyuk dan memberikan perintah untuk membantunya.

Jason yang kecewa mendapati dirinya tidak bisa bertemu Seohyun hari ini pun menjadi lemas dan memilih untuk keluar mencari angin segar. Perkantoran Lotte bersebelahan dengan Lotte Mall yang terkenal sebagai sebuah Mall termewah di kota Seoul dan Jason pun memilih untuk sekedar hang out dengan berjalan di Mall tersebut. Ketika dia sedang melewati sebuah Coffe Shop, matanya menangkap sosok seorang wanita yang hari ini begitu dirindukannya. Seohyun sedang berada di café tersebut dengan seorang pria muda. Seohyun terlihat sedang tersenyum manis ke lawan bicaranya tersebut.

Hati Jason seketika sesak melihat pemandangan itu.

Bukankah tadi Juniel bilang kalau Seohyun sedang ada meeting dengan kliennya? Mengapa dia ada disini sekarang dengan seorang laki-laki dan telihat sedang mengobrol dengan mesra? Pertanyaan itu berkelibat di kepalanya. Hatinya tiba-tiba hancur kembali dan Jason pun memutuskan untuk segera kembali ke kantornya.

Hari ini sepertinya memang bukan hari yang baik untuk Jason, pikirannya kacau melihat pemandangan di Coffee Shop tadi. Dia memang sudah berjanji akan menutup hatinya untuk Seohyun sejak 12 tahun silam, tetapi sejak bertemu dengan Seohyun kembali, hatinya menjadi goyah. Pesona wanita itu begitu kuat untuknya, sampai saat ini walau dia pernah berpacaran dengan wanita lain saat kuliah, tetap saja hatinya tidak pernah menggebu seperti sekarang ini. Karena pikirannya yang tidak fokus dan merasa dirimya tidak akan konsen bekerja sore ini, Jason pun nenutuskan untuk segera membereskan barangnya dan pulang lebih awal. Ketika dia sedang berjalan menuju lift, dilihatnya sosok Seohyun sedang berjalan kearahnya. Kaget bercampur kecewa yang melanda dirinya, Jason memutuskan untuk tidak berinteraksi dengan Seohyun.

“Annyonghaseyo, Mr.Lee….” Sapa Seohyun membungkukan sedikit badannya. Tetapi Jason yang melihat itu hanya memberikan tatapan dingin dan segera berlalu meninggalkannya. Seohyun yang sudah berusaha bersikap ramah, benar-benar tidak habis pikir dengan pria dingin itu, membuat dirinya menggeram marah. Entah apa salahnya, kemarin sepertinya pria itu sudah dapat bersikap lebih baik padanya, tetapi mengapa hari ini tingkahnya berubah menjadi dingin seperti itu lagi. Seohyun memang bukan tipikal orang yang dapat dekat dengan orang lain dengan mudah, tetapi pribadinya yang hangat menjadikannya sosok wanita yang digemari, sehingga tidak ada orang yang memperlakukannya dingin seperti Mr. Lee ini.



~~~~~~~~



Pagi ini, suasana Jason sedikit membaik, setelah dia menghabiskan waktunya semalam di gym, salah satu tempat favoritenya jika sedang dalam kondisi hati yang buruk. Salah satu yang membuatnya senang juga karena semalam dia bertemu sahabat sewaktu sekolah menengahnya dulu, Lee Jong Hyun yang ternyata sekarang telah menjadi seorang pengusaha muda sukses di Korea Selatan. Hari ini pun mereka janjian akan makan siang bersama.

Tiffany yang siang itu sedang berkutat di mejanya, kedatangan seorang laki-laki yang terlihat asing dimatanya. Laki-laki itu memakai setelan jas Armani hitam dengan kemeja putih yang terbuka dua kancing atasnya, wajah putihnya semakin terlihat tampan dengan senyuman manis yang memperlihatkan lesung pipinya.

“Selamat siang, bisakah saya bertemu dengan Lee Yong Hwa?” Pria itu mengeluarkan suara sexy-nya yang lembut. Fany yang masih terpesona dengan lelaki tampan didepannya tersebut mencoba untuk bersikap sewajarnya.

“Kalau boleh saya tau, anda dari mana? Apakah sudah ada janji sebelumnya?”

“Saya Lee Jong Hyun, kemarin kami sudah janjian akan makan siang bersama.”

“Baiklah, silakan duduk sebentar, akan saya sampaikan kepada Mr.Lee perihal kedatangan anda.” Fany segera memencet tombol intercom dan memberitahukan keberadaan tamunya.

“Lee Jong Hyun-ssi, silakan masuk.” Tiffany berjalan kearah ruangan Jason yang berada di depannya, diikuti Jong Hyun dibelakangnya.

“Jong Hyun-ah.. Please come in..”

“Yong Hwa-ah…”

Jason tersenyum hangat berjalan kearah Jong Hyun yang baru memasuki ruangannya dan memeluknya. Fany yang melihat pemandangan itu tersenyum karena baru kali ini dia melihat sahabat sekaligus bos-nya itu mempunyai teman yang akrab di Korea, dia pun berinisiatif untuk keluar dan meminta office boy untuk menyedia minum untuk mereka berdua.

Jason dan Jong Hyun terlibat pembicaraan ringan yang menyenangkan. Mereka tertawa ketika mengenang masa kecil mereka dulu. Mereka memang akrab sejak duduk di sekolah dasar, sampai akhirnya Yong Hwa memutuskan untuk bersekolah di Amerika, komunikasi mereka sempat terputus. Tetapi pertemuan kemarin di gym, membuat keduanya kembali dekat.

“Hmm.. Yong Hwa-ah, tadi itu sekretarismu?” Jong Hyun ragu-ragu bertanya sedangkan Jason yang mendengarnya langsung terkaget dan melihat ada sesuatu yang berbeda di wajah Jong Hyun, seketika dia mengetahui makna dibalik pertanyaan itu dan mulai menggoda Jong Hyun.

“Nee.. Waeyo? Kau naksir padanya ya? Sayang…”

“Wae? Apa dia sudah punya pacar?”

Seketika tawa Jason meledak melihat Jong Hyun kebingungan dan ada sefikit gurat kecewa diwajahnya saat Jason memberikan jawaban menggantung seperti itu.

“Yaaa!! Kau ini, sebenernya kenapa? Apa dia sudah menikah?”

Tawa Jason semakin meledak ketika Jong Hyun terdengar semakin khawatir. Jong Hyun yang melihatnya menjadi geregetan dan semakin penasaran.

“Arasho… Dia Tiffany Hwang, dia sekretarisku dan juga sahabatku sewaktu kuliah dulu. Sayangnya….” Jeda panjang itu membuat Jong Hyun semakin penasaran.

“Aish..kau ini! Sayangnya apa?” Jason tertawa lagi sebelum melanjutkannya.

“Sayangnya wanita secantik dan sepintar dirinya, masih single!! Hahahahaha….” Tawa Jason semakin meledak melihat ekspresi Jong Hyun yang sepertinya akan mati penasaran dan tersirat kelegaan di wajahnya yang nampak tegang tadi setelah mendengar jawaban Jason akhirnya.

“Yong Hwa-ah, sebaiknya kau perkenalkan aku padanya, dia mungkin tidak akan single lagi beberapa waktu kedepan.” Jong Hyun dengan percaya diri memberikan senyuman penuh kemenangan.

“Arasho, ayo kita lunch diluar. Aku akan mengajaknya bersama kita.” Jason segera memencet intercom Fany dan mengajaknya keluar makan siang bersama. Fany yang juga melihat kesempatan ini tidak menyia-nyiakannya. Mereka lalu berjalan menuju Mall sebelah dan memilih untuk makan di sebuah restoran Jepang ternama.

“Jong Hyun-ah, perkenalkan ini Tiffany Hwang, sahabatku waktu kuliah dulu. Fany-ah, ini Lee Jong Hyun, teman semasa kecilku.” Jason akhirnya memperkenalkan mereka ketika sudah mendapat tempat duduk di restoran tersebut.

“Nan.. Tiffany imnida.” Fany membungkukkan badannya sedikit sambil tersenyum manis. Di kursinya, Jong Hyun juga tersenyum memamerkan deretan gigi putihnya dan lesung pipinya.

“Nice to meet you, Tiffany-ssi. Nan.. Lee Jong Hyun imnida.” Jong Hyun membungkukkan badannya sedikit dan senyumnya semakin merekah ketika melihat Tiffany yang begitu cantik berada duduk tepat di hadapannya. Makan siang itu pun berlanjut dengan santai. Jong Hyun dan Fany dapat mengobrol dengan akrab, Jason yang melihat kedua sahabatnya itu memiliki ketertarikan satu sama lain ikut merasa bahagia.



~~~~~~~~





Seohyun masih bergelut dengan pekerjaannya ketika jam sudah menunjukkan hampir pukul 10. Malam ini dia bekerja sendirian lagi karena Jungshin dan Juniel siang tadi sudah mengunjungi klien lainnya. Seohyun merasa agak sedikit lelah dan lapar karena sudah seminggu ini bekerja tanpa mengenal waktu. Kantor Lotte malam ini terasa lebih sepi dari biasanya, sepertinya para karyawan sudah pulang karena lampu-lampu sudah dimatikan. Agak sedikit aneh karena sudah dua hari ini, tepatnya dari kemarin Seohyun tidak mendapatkan makan malam yang biasanya diantarkan oleh Tiffany, dia pun melirik kearah ruangan Tiffany dan Jason yang biasanya masih terang, ternyata sudah gelap juga.

Seohyun yang sudah merasa lelah malam itu, memutuskan untuk menyudahi pekerjaannya. Dia beranjak dari perkantoran itu dan menuju halte untuk mencari taksi. Baru saja ketika Seohyun melangkahkan kakinya untuk menyebrangi jalan, seketika ada motor yang melintas dengan kecepatan tinggi. Dirinya tidak bisa menghindari motor tersebut karena sudah berada ditengah jalan dan lampu motor tersebut membuat penglihatannya menjadi silau.

“Hyunnie… awas!!”

Jason yang kebetulan baru saja selesai meeting di restoran dekat situ seketika lari menghampiri Seohyun dan berteriak memperingati. Jason menarik tangan Seohyun dengan cepat dan mantap. Tarikan itu membuat Seohyun jatuh kepelukannya tetapi karena tidak ada keseimbangan, tubuhnya ambruk dan alhasil tubuh Seohyun jatuh tepat diatasnya. Pengendara motor yang hampir saja menyerempet Seohyun sudah kabur dengan deruan mesinnya yang masih terdengar di telinga mereka. Jason masih memeluk Seohyun ketika Seohyun mengarahkan pandangannya kearah pria yang menolongnya itu. Kejadian itu begitu cepat dan membuatnya sangat kaget, nafasnya masih berderu dan ketika menyadari posisinya yang sekarang berada diatas tubuh Jason, pipinya merona merah dan menjadi salah tingkah. Jason pun menjadi salah tingkah, jantungnya berdetak sangat cepat, pipinya merona merah melihat mata wanita itu menatapnya, tetapi ada guratan kekhawatiran dimatanya.

“Aaw…” Seohyun merintih kesakitan ketika berusaha untuk segera berdiri. Kaki kanannya tidak dapat digerakkan, hak sepatunya terlihat patah. Jason yang menyadari kesakitan Seohyun langsung bergerak ke arah kaki Seohyun.

“Seohyun-ssi, sepertinya kakimu terkilir. Ayo kita segera ke rumah sakit, aku akan mengantarmu.” Jason beranjak berdiri dan menggendong Seohyun menuju mobilnya yang diparkirkan tidak jauh dari halte tersebut. Seohyun yang berada dalam pelukan Jason merasa sangat hangat, pria yang biasanya terlihat dingin ini ternyata mempunya sisi yang baik juga pikirnya.

Ketika Jason membuka pintu dan mendudukan Seohyun perlahan ke kursi depan mobilnya, pandangan mereka kembali bertemu sekian detik dengan jarak cium yang hanya beberapa centi dan membuat mereka kembali salah tingkah. Jason pun langsung memilih berjalan kearah kursi pengemudi dan melajukan mobilnya dengan cepat.

“Mr.Lee, mianhe.. aku jadi merepotkanmu. Tapi kupikir tidak perlu ke rumah sakit, bisakah kau mengantarkanku pulang saja?” Seohyun berusaha membuka percakapan di malam yang sunyi itu. Sesungguhnya kakinya masih sakit, tetapi dia sangat membenci rumah sakit. Baginya rumah sakit adalah tempat terakhir yang akan dia datangi, itupun jika sangat terpaksa karena di rumah sakit dia pernah kehilangan ayah yang sangat dicintainya dan itu merupakan kenangan terburuk dalam hidupnya.

“Aniya..tidak apa-apa, jangan bicara seperti itu, Seohyun-ssi. Kakimu perlu diobati, kita harus ke rumah sakit.” Jason dengan lembut menjawab pertanyaan Seohyun walaupun tetap bersih keras untuk mengantar Seohyun ke rumah sakit karena khawatir akan kondisinya.

“Please, Mr.Lee.. aku sungguh tidak suka rumah sakit. Aku akan mengobatinya sendiri di rumah. Aku rasa ini sudah tidak apa-apa…Awwww….” Seohyun berusaha meyakinkan Jason sambil menggerakkan kakinya, tetapi sakit itu semakin terasa menjalar diseluruh kaki kanannya.

“Gwenchana?” Jason seketika menghentikan mobilnya di pinggir jalan mendapati Seohyun mengerang kesakitan.

“Sepertinya masih tidak bisa digerakkan, tapi aku bisa mengobatinya, tolong antarkan aku pulang saja, please.” Seohyun memohon sambil menahan rasa sakitnya.

“Arasho.. aku akan mengantarkanmu pulang, tetapi sebelumnya aku akan mengobatinya untukmu. Kita ke apartemenku dulu karena sudah dekat, setelah kau membaik baru kuantar pulang.” Jason akhirnya mengalah dan memutuskan untuk mengobati Seohyun sendiri. Kakinya memang sering terkilir sewaktu dia aktif bermain basket di sekolahnya dulu, jadi dia yakin akan dapat mengobati Seohyun dengan baik.

“Nee..” Seohyun hanya mejawab dengan lemah, dia berusaha menahan sakit yang semakin menjalar di kakinya yang sekarang sudah mencapai ke pahanya.



~~~~~~~~



@ Somerset Palace Seoul Apartment



Jason menggendong Seohyun menuju apartemennya. Ketika memasuki apartemen mewah itu, Seohyun berdecak kagum, interior serba putih dengan tambahan peralatan elektronik yang serba lengkap menghiasai ruangan besar yang tertata rapih itu. Jason mendudukan Seohyun di sofa dan segera mengambil kotak perlengkapan obat-obatannya.

“Seohyun-ssi, kau bisa menutupi rokmu dengan ini.” Jason memberikan bed cover putih padanya saat kembali membawa kotak perlengkapan obat, sebaskom air dan handuk kecil ditangannya. Seohyun mengambil selimut itu dan menutupi bagian bawah roknya. Setelahnya Jason membasuh kaki Seohyun dengan air hangat tersebut dan mengelapnya dengan handuk kecil itu. Seohyun yang melihat hal itu terpana takjub. Seorang yang dingin seperti Jason ternyata mempunyai sisi gentleman yang begitu lembut.

“Seohyun-ssi, mianhe..ini akan sedikit sakit, tapi kumohon untuk bertahan sedikit.” Jason memberikan instruksi saat ingin mengobati kaki Seohyun yang terkilir itu. Seohyun hanya menganggukkan kepala menjawabnya, dia masih terpana akan perbedaan Jason hari itu dengan hari-hari biasanya.

“Awww….. Apa…apa….Sudah, sudah..Mr.Lee kumohon sudah..” Seohyun mengerang kesakitan ketika Jason menarik kakinya untuk mengobatinya, air matapun jatuh di pipinya saat menahan rasa sakit tersebut, tangannya yang satu memegang kakinya dan yang satu lagi mencengkram tangan Jason yang sedang mengobatinya. Jason yang melihat hal itu segera berhenti, dia lalu mengambil perban panjang dan menggosokkan arak setelahnya membungkus kaki Seohyun yang terkilir itu. Seohyun masih terlihat merintih kesakitan dan air matanya masih membasahi pipinya saat Jason selesai mengobati kakinya. Jason segera mencuci tangannya dan kembali duduk di samping Seohyun. Jason merasa tidak tega melihat wanita cantik didepannya itu menangis. Dengan sentuhan lembut, Jason memberanikan diri menghapus air mata di pipi Seohyun.

“Mianhe.. jangan menangis lagi, Seohyun-ssi.” Seohyun yang merasakan sakitnya berkurang hanya menganggukkan kepala dan berusaha mengontrol tangisnya agar tidak jatuh lagi.

“Gomawo, Mr.Lee.. chincha gomawo.” Seohyun menatap Jason dengan mata yang masih basah dan menyatakan terima kasihnya yang tulus.

“Aniya.. tidak apa. Apa masih sakit?”

“Mmmm… tapi sudah mendingan dibanding tadi, walaupun masih sakit ketika digerakkan.”

“Aku akan memberikanmu obat penghilang rasa sakit. Kau sudah makan?”

“Hmm..belum. Tapi aku tidak lapar.”

“Semalam ini kau belum makan? Aku akan menyiapkan makanan untukmu. Tunggu sebentar.” Jason segera beranjak dari sofanya menuju dapur.

“Ani.. tidak usah, Mr. Lee. Aku benar tidak lapar.” Seohyun berusaha mencegah Jason tetapi karena kakinya masih begitu sakit, dia tak kuasa berbuat apa-apa.

Jason memasak seporsi kimchi jjigae dengan irisan daging dan tahu didalamnya. Tangannya terlihat sudah mahir dengan perlengkapan dapur tersebut. Seohyun mengintip dari balik sofa dan diam-diam mengagumi kemampuan laki-laki itu.

“Seohyun-ssi, silakan dinikmati. Maaf hanya sekedarnya saja.” Jason membawa nampan yang sudah berisi semangkuk sup kimchi, semangkuk nasi dan dua gelas teh hijau hangat ke meja kecil didepan Seohyun duduk.

“Aniya.. Chincha gomayo, Mr. Lee. Aku tidak tahu dengan cara apa harus membalas kebaikanmu??”

“Sst.. jangan panggil aku Mr.Lee lagi, panggil saja Jason. Lebih akrab terdengar rasanya. Sudah, silakan makan, jangan sampai perutmu ikutan sakit.” Jason dengan lembut menatap Seohyun yang menganggukkan kepalanya dan segera menyendokkan makanan itu ke mulutnya.

“Chincha masta, Mr. Lee.. eh, Jason…” Seohyun memberikan pendapatnya setelah suapan pertamanya seiring dengan senyuman yang mengembang. Baru kali ini ada seorang pria yang memasakkan makanan untuknya dan jujur rasanya benar sangat lezat. Seohyun benar-benar terharu hari ini, Jason yang dianggapnya sebagai orang yang arrogant ternyata memiliki sisi yang benar-benar diluar dugaannya. Dia begitu gentle, lembut dan hangat. Debaran jantungnya sangat cepat ketika mendapati beberapa kali Jason menatap kearahnya.

Jason yang duduk di depan Seohyun terus menatap wanita itu. Dia tidak percaya bahwa wanita cantik yang selalu bermain dibenaknya seminggu belakangan ini ternyata sekarang sedang duduk didepannya, di apartmentnya. Dia berharap semoga hari ini menjadi awal yang baik untuknya dan Seohyun, walaupun dengan itu Seohyun harus mendapat sedikit musibah seperti tadi yang benar-benar membuatnya khawatir.

Setelah selesai makan, Seohyun menenggak obat penahan rasa sakit yang diberikan Jason tadi dan beristirahat sejenak. Mereka sempat mengobrol ringan sebelum akhirnya Jason mengantarkan Seohyun kembali ke rumahnya malam itu.



~~~~~~~~



.5.




Seohyun tidak masuk kantor selama dua hari sejak kejadian itu. Kakinya masih belum bisa berjalan normal. Jason yang mengkhawatirkan dan merindukannya berinisiatif untuk mengirimkan pesan singkat ke Seohyun. Seohyun pun membalas dengan kata-kata yang hangat. SMS dari sekedar menanyakan keadaan kaki Seohyun pun berlanjut menjadi SMS yang rutin dikirim oleh Jason, sekedar hanya untuk menanyakan kabar ataupun mengucapkan salam. Keduanya sekarang tidak secanggung dulu, Jason sudah mulai tersenyum jika mereka berpapasan di kantor setelah Seohyun kembali bekerja, sikap dingin dan groginya sudah tersingkir oleh kedekatan mereka.

Seohyun sudah beberapa kali diantar pulang oleh Jason yang sengaja menungguinya lembur. Seperti malam ini, Jason mengantarkan Seohyun pulang kerumahnya, di perjalanan Seohyun sempat tertidur karena terlalu lelah. Jason yang menyadari itu hanya membiarkan Seohyun tertidur tenang di bangku sebelah kemudinya. Ketika mereka sudah sampai di rumah Seohyun, Jason menatap wanita cantik itu sambil tersenyum dan membantu membenahi anak-anak rambut Seohyun yang jatuh ke keningnya. Seohyun pun terbangun.

“Ah, mianhe Jason, aku ketiduran.” Seohyun menatapnya dengan malu dan masih dengan mata yang mengantuk.

“Aniya Seohyun-ssi, kau pasti kecapean. Sudah seharusnya kau lebih banyak istirahat dan menjaga kesehatanmu.” Jason tersenyum saat menatap kedua mata jernih yang kini terlihat sayu itu.

“Baiklah, aku masuk dulu ya. Gomawo… Hati-hati di jalan…” Seohyun mengangguk mendengar nasehat Jason dan beranjak untuk turun dari mobil Jason, ketika Ibunya memanggilnya dari depan pintu rumah mereka.

“Hyunnie..” Ibu Seohyun memanggil anaknya dengan lembut dan berjalan menuju mobil Jason. Melihat itu, Jason dengan sopan langsung keluar dari mobilnya dan menyapa wanita setengah baya yang masih terlihat cantik itu.

“Oma… Ini Jason Lee, teman sekaligus klienku. Tadi kami berpapasan ketika mau pulang dan dia menawarkan untuk mengantarku.” Seohyun menjelaskan tatapan menyelidik dari Ibunya.

“Annyonghaseyo, Nan Jason Lee imnida.” Jason membungkukkan badannya dengan sopan.

“Ah, annyonghaseyo.. Aku Ibu Seohyun. Senang berkenalan dengan anda. Silakan masuk.”

“Ah, sepertinya sudah malam, sebaiknya anda dan Seohyun beristirahat. Saya akan berkunjung lain kali. Saya pamit pulang dulu, Ahjumma, Seohyun-ssi.” Jason dengan sopan menolak ajakan Ibu Seohyun karena memang hari sudah bergitu larut, dia merasa sangat tidak sopan untuk berkunjung ketika orang lain perlu beristirahat.

“Ah, baiklah. Hati-hati di jalan dan gomawo sudah mengantarkan uri Hyunnie.” Ibu Seohyun tersenyum tulus sambil memeluk anaknya.

Ini kali pertama Seohyun mempunyai teman dekat seorang pria yang mengantarnya pulang ke rumah dan bertemu dengan Ibunya. Dan entah mengapa dia menyukai fakta ini.




~~~~~~~~



Dan hari berlalu keakraban mereka makin terjalin erat. Meski tidak menginginkan tetapi SeoHyun tidak bisa menolak sesuatu yang mengalir hangat di dadanya, atau efek pada perutnya ketika dia lebih dekat dan akrab dengan Jason. Jika Jason mengiriminya SMS yang hanya sekedar menanyakan kabarnya walaupun mereka baru bertemu dan moment Jason mengantarnya pulang walau kadang di dalam mobil tersebut mereka mengobrol ringan merupakan moment-moment yang disukainya. Dan harus diakuinya Perasaan ini baru pertama kali dirasakannya selama 25 tahun dia eksis di dunia ini.



~~~~~~~~



.6.



2 Minggu setelahnya, @Lotte Office



Jason sedang berjalan menuju ruangannya ketika mendapati seorang wanita muda cantik dan fashionable sedang tertawa ceria bersama Tiffany di mejanya.

“Krystal?”

“Oppa……” Krystal yang mendengar Jason memanggilnya, seketika berlari kearahnya dan memeluk Jason dengan gembira.

“Long time no see, kapan kamu kembali kesini? Kenapa tidak memberitahuku?” Jason terlihat senang dengan kehadiran Krystal disana. Krystal pun begitu, dia lalu menggandeng Jason dan berjalan kearah Tiffany yang masih tersenyum melihat mereka dimejanya, lalu memasuki ruangan Jason untuk mengobrol disana.

Seohyun yang baru saja keluar dari ruangannya untuk menuju toilet, melihat kemesraan antara Jason dengan seorang wanita muda yang cantik. Wanita itu memeluk Jason dan dibalas dengan pelukan hangat oleh Jason, lalu mereka berjalan menuju ruangan Jason dengan tangan wanita itu menggandeng lengan Jason. Pemandangan yang menyesakkan bagi Seohyun.

Hatinya tiba-tiba sakit.

Terbesit perasaan kecewa disana, dicampur dengan penasaran siapakah wanita tersebut. Apakah wanita tersebut merupakan kekasihnya? Selama mereka dekat, tidak pernah sekalipun Seohyun bertanya tentang kekasih Jason dan Jason pun tidak pernah mengungkit wanita manapun. Seohyun menyadari kebodohannya selama ini dekat dengan pria yang tidak dikenalnya dengan baik. Tetapi jauh di lubuk hatinya, pria itu telah menaburkan benih-benih cinta yang terasa hangat dan manis untuknya.



~~~~~~~



Malam itu Jason sudah berada di apartmentnya setelah menghabiskan waktu dengan Krystal untuk makan malam bersama. Jason yang sedang duduk di sofanya teringat bahwa hari ini dia belum berkomunikasi dengan Seohyun. Hari ini memang dia sempat melihat Seohyun dari balik ruangan meeting yang dipakai oleh Seohyun dan team-nya, tetapi mereka tidak berinteraksi, malah sepertinya Seohyun yang sedang asik bekerja tidak melihatnya. Jason mengambil iphone-nya berniat untuk mengirimkan pesan untuk Seohyun, tetapi niatnya diurungkan mengingat hari yang sudah begitu larut. Sebaiknya besok aku menyapanya di kantor saja, niatnya.



~~~~~~~



@ Lotte Office



Donghae berjalan dengan senyum di wajahnya memasuki ruangan Jason yang pagi itu sedang menikmati morning coffee-nya.

“Jason…” Sapa Donghae saat memasuki ruangannya.

“Donghae-ah.. kau sudah kembali? Bagaimana keadaan Ibumu? Apakah sudah membaik?”

“Ibuku sudah dalam tahap pemulihan. Sudah tiga hari yang lalu dia keluar dari rumah sakit dan kemarin kami sudah tiba disini. Gomawo.”

“Syukurlah kalau begitu. Semoga Ibumu cepat pulih kembali.”

“Oh ya, aku akan menghandle kembali proses audit kita. Gomawo sudah membantuku. Aku akan berusaha untuk cepat membereskannya.” Mendengar perkataan Donghae, membuat Jason sadar bahwa hari-harinya bersama Seohyun sudah berakhir. Biasanya Seohyun akan datang kepadanya untuk berdiskusi ataupun sekedar untuk meminta data dan hal itu selalu dinantinya setiap hari. Ada perasaan kecewa disana, tetapi tidak ditunjukkannya.

“It’s okay. Aku senang membantumu. Jika memang bantuanku masih diperlukan, aku siap kapan saja.” Jason membalas dengan senyuman tipis di sudut bibirnya.



~~~~~~~



.7.




Malam itu seperti biasanya. Jason menunggui Seohyun pulang dan ketika dilihatnya Seohyun sudah mulai membereskan barangnya, Jason segera mengunci ruangannya dan berjalan kearah Seohyun yang baru saja hendak keluar dari ruangan itu.

“Seohyun-ssi.. Kau baru selesai bekerja? Bagaimana kalau kuantar pulang?” Jason tersenyum dengan hangat.

“Tidak perlu, Mr.Lee, aku akan pulang sendiri. Aku tidak ingin merepotkanmu.” Seohyun menjawab dengan nada sedikit ketus dan hanya menatap Jason sekilas, tidak ada senyuman di bibirnya.

“Tidak merepotkan, lagian ini sudah malam, sebaiknya kuantar saja.” Jason masih sedikit memaksa.

“Tidak usah, Mr.Lee. Terima kasih.”

Seohyun mempercepat langkahnya saat itu juga. Dia tidak tahan melihat sikap Jason yang begitu lembut dan perhatian padanya, tetapi di satu sisi dia juga masih teringat kejadian yang dilihatnya kemarin dan memilih untuk menjauhi Jason. Baginya anti untuk berdekatan dengan seorang yang sudah menjadi milik orang lain.

Jason yang mendapat penolakan dari Seohyun membatu ditempatnya. Hal ini mengingatkannya akan penolakan Seohyun dua belas tahun yang lalu. Tiba-tiba hatinya merasa sakit kembali dan ada rasa penasaran mengapa tiba-tiba Seohyun berubah seperti itu. Sejak kemarin memang dia belum berinteraksi dengan Seohyun, tetapi sebelumnya semuanya baik-baik saja dan Seohyun selalu bersikap ramah padanya, tidak seperti malam ini.

Seohyun memutuskan segera pulang menggunakan taksi. Pikirannya masih melayang pada kejadian barusan. Jason berbaik hati menawarkannya tumpangan, tetapi dengan ketus dia menolaknya. Sesungguhnya dia ingin sekali untuk pulang bersama Jason, tetapi hatinya masih sakit melihat Jason dengan wanita lain kemarin dan sejak kemarin sampai sekarang pun Jason belum mengiriminya pesan seperti hari-hari belakangan ini. Dalam hatinya, dia merindukan Jason, sosok yang hangat dan perhatian.



~~~~~~~



Sejak penolakan hari itu, Jason kembali menjadi Jason yang dingin. Senyum yang belakangan ini selalu ada di sudut bibirnya hilang entah kemana, wajahnya dan tatapannya menjadi dingin seperti dulu. Sejak hari itu pun, dia tidak pernah berinteraksi dengan Seohyun, dikarenakan Donghae sudah kembali, proses audit pun kembali dikerjakan oleh Donghae tanpa melibatkan Jason, walaupun semua hasilnya dilaporkan ke Jason, tetapi dia tidak pernah bertatap muka atau berdiskusi dengan Seohyun lagi. Begitu pula dengan komunikasinya melalui SMS, semuanya sudah tidak pernah dilakukannya lagi. Hatinya terasa amat sakit mengalami penolakan yang terjadi kedua kalinya di dalam hidupnya dengan wanita yang sama. Tetapi dia masih tidak pernah bisa melupakan Seohyun dan rasa cintanya untuk wanita itu. Diam-diam seperti biasanya, dia tetap meminta Tiffany untuk mengirimi makan malam ketika Seohyun lembur sendirian dan dia masih selalu menunggui Seohyun yang pulang lembur sampai wanita itu mendapat taksi atau bus untuk pulang. Jauh di lubuk hatinya, dia selalu merindukan Seohyun, senyumannya yang manis, tatapan matanya yang jernih dan pesona wanita yang selalu hadir dimimpinya itu.



~~~~~~~



Hari ini Jong Hyun berjanji untuk menjemput Tiffany dan menikmati makan malam bersama. Mereka sudah resmi berpacaran sejak tiga hari yang lalu. Jong Hyun yang berjalan dengan senyum sumringah di wajahnya memegang setangkai mawar untuk kekasihnya itu. Ketika melewati sebuah ruangan sebelum sampai pada meja Tiffany, dia berpapasan dengan Seohyun.

“Seo Joo Hyun?” Sapa Jong Hyun yang kaget melihat juniornya ada di kantor yang sama dengan kekasih dan sahabatnya.

“Jong Hyun Oppa? Annyonghaseyo…” Seohyun mengenali wajah Jong Hyun yang masih terlihat tampan seperti dahulu.

“Apa yang sedang kau lakukan disini? Kau bekerja disini juga?” Tanya Jong Hyun penasaran karena setau Jong Hyun dulu sahabatnya pernah menyukai wanita ini, tetapi Yong Hwa tidak pernah bercerita kalau Seohyun juga bekerja di kantornya.

“Ah.. aku sedang ditugaskan mengaudit disini. Bagaimana dengan Oppa?”

“Aaaa… begitu rupanya. Aku ingin menjemput kekasihku.” Jong Hyun menjawab dengan malu-malu sambil memamerkan bunga mawar ditangannya.

“Aaah…..” Seohyun tertawa melihat Jong Hyun yang wajahnya merona merah.

“Oh ya, Seohyun-ah.. jika kau mengaudit disini, kau pasti sudah bertemu Yong Hwa kan?”

“Yong Hwa?” Seohyun samar-samar mengingat sosok anak lelaki itu. Jong Hyun menganggukkan kepala di hadapannya.

“Sahabatku waktu di high school dulu. Lee Yong Hwa, yang pernah….”

“Ah, aku ingat. Tapi apakah dia juga bekerja disini?” Seohyun menyahut cepat sebelum Jong Hyun menyelesaikan kata-katanya dan menganggukkan kepala ketika mengingat seorang senior laki-laki yang dulu pernah menyatakan cinta padanya.

“Iya, dia Accounting and Finance Director disini. Masa kau tidak pernah bertemu dengannya?” Jong Hyun menjawab dengan mantap dan merasa heran mengapa Seohyun tidak mengenalnya.

“Jong Hyun-ah…” Panggil Tiffany lembut dari mejanya melihat kekasihnya datang senyumnya mengembang.

“Ah, maaf Seohyun-ah, aku harus bertemu pacarku dulu. Kau mengenal Tiffany kan?” Jong Hyun tersenyum dengan sumringah melihat kekasihnya kini berjalan kearahnya.

“Seohyun-ssi, kau mengenal Jong Hyun?” Fany menyapa Seohyun sambil menggandeng kekasihnya itu.

“Ah, ne…. Jong Hyun Oppa seniorku di sekolah dulu.”

“Aah, kurokuna.. Baiklah, chagia mari kita jalan, aku sudah selesai. Oh ya, Seohyun-ssi makan malammu sudah kuletakkan di mejamu ya. Selamat menikmati.”

“Seohyun-ah, kami duluan ya.”

“Kalian terlihat sangat serasi, chukkae. Baiklah, sampai bertemu lagi, Oppa.” Seohyun tersenyum melihat Tiffany dan Jong Hyun yang terlihat sedang dimabuk cinta itu.

Seohyun kembali ke ruangannya sambil mencerna kata-kata Jong Hyun tadi. Lee Yong Hwa seniornya di sekolah dulu adalah Accounting and Finance Director disini? Itu berarti selama ini yang dikenalnya sebagai Jason Lee adalah Lee Yong Hwa, pria yang pernah ditolaknya dulu? Bagaimana dia bisa tidak mengenali seniornya itu? Tetapi benar, pria itu sudah berubah jauh sekali. Penampilannya sangatlah berbeda, sikap dinginnya juga sangat berbeda dengan orang yang dikenalnya waktu dulu, semuanya sudah berubah, dia benar-benar tidak mengenalinya. Pikiran selanjutnya apakah Jason Lee itu mengenalinya? Lalu mengapa dia tidak pernah berbicara padanya tentang hal itu, apalagi mereka sempat dekat kemarin ini. Pertanyaan-pertanyaan itu muncul di benak Seohyun, ingatannya kembali ke masa dua belas tahun silam dan perasaan hangat yang dirasakannya belakangan ini kembali menjalar di hatinya.



~~~~~~~



Siang itu Jason sedang memeriksa beberapa laporan ketika Tiffany datang memberikan sebuah amplop.
“Ini ada surat untukmu….”

“Gomawo, Fany-ah..”

Tiffany meninggalkan ruangannya dan Jason segera membuka amplopnya itu. Jason tertegun sekaligus merasa senang, surat itu adalah pemberitahuan kantor pusat bahwa dia akan ditugaskan di kantor cabang di Amerika Serikat. Dia terlihat senang, di saat sekarang ini dia merasa hidupnya yang sedang kacau seperti waktu dulu, kesempatannya untuk mengembangkan karirnya terbuka lebar kini.



~~~~~~~



Malam itu ketika Seohyun baru kembali dari toilet, dia melihat Jason sedang berdiri di depan meja Tiffany dan mendengar samar-samar percakapan mereka.

“Tolong pesankan saja kalgukso dan orange juice untuknya. Sepertinya malam-malam begini makan makanan yang berkuah dan hangat sangat baik.” Jason memberikan beberapa lembar uang puluhan ribu won pada Fany yang diambil dari dompetnya.

Seohyun memilih kembali ke ruangannya setelah mendengar percakapan tersebut. Sebenarnya dia masih penasaran dengan Jason yang ternyata adalah Yong Hwa, seniornya waktu sekolah dulu, tetapi dia tidak pernah lagi berkomunikasi dengan Jason dan terakhir dia sendiri yang bersikap dingin pada lelaki itu. Tak ada alasan baginya untuk berbicara pada Jason, terlebih sekarang Lee Dong Hae sudah kembali dari cutinya dan dialah yang memang bertugas membantu Seohyun untuk proses audit ini.

Setengah jam berselang, Seohyun memilih untuk tetap bekerja walaupun pikirannya masih kacau ketika Tiffany memasuki ruangannya.

“Seohyun-ssi… Aku membawakan makan malam untukmu. Silakan dinikmati.”

“Gomawo, Fany-ssi…”

Setelah Tiffany keluar dari ruangannya, Seohyun tergelitik membuka menu makan malamnya daan betapa kagetnya dia saat melihat makan malam yang dihidangkan itu merupakan menu yang jelas-jelas tadi didengarnya dipesan oleh Jason. Dia pun langsung berlari keluar memanggil Tiffany yang baru saja sampai di ruangannya.

“Fany-ssi, bolehkah aku bertanya sesuatu?”

Tiffany yang melihat Seohyun terburu-buru seperti itu hanya menganggukan kepalanya.

“Apakah makan malamku setiap harinya merupakan fasilitas dari kantor untuk auditor?”

“Hmm.. Ani.. Jason yang memintaku memesankan makan malam untukmu jika kau masih lembur sampai malam sendirian. Wae?”

“Mr.Lee sendiri yang memesankan menu makan malamku setiap harinya?” Fany yang kebingungan atas pertanyaan Seohyun hanya mengangguk, dia sendiri tidak tahu harus berkata apa. Selama ini Fany mengira kalau Seohyun mengetahui hal itu dan dia juga sempat melihat beberapa kali Jason mengantar Seohyun pulang, dipikirnya mereka memang dekat jadi tidak ada yang aneh dengan hal itu.

Seohyun yang mendapat jawaban dari Tiffany memilih berjalan kembali ke ruangannya. Pikirannya menerawang pada malam-malam sebelumnya. Setiap malam lemburnya selalu ditemani oleh makanan-makanan enak dan sehat, terlebih jika dia sedang lembur sendirian. Setiap malam saat dia beranjak pulang, ruangan Jason selalu terlihat masih terang, terkadang tiba-tiba Jason sudah berjalan dibelakangnya dan menawarkan untuk mengantarnya pulang, walaupun sejak dia menolak terakhir kalinya Jason tidak pernah menawarkan untuk mengantarkannya lagi. Teringat saat Jason yang tiba-tiba menolongnya saat dirinya hampir terserempet motor waktu itu. Semua pikiran tentang Jason tiba-tiba terbesit dikepalanya. Perasaan hangat kembali mengalir di hatinya. Matanya kini sudah berkaca-kaca, hampir saja air mata itu turun membasahi pipinya.

Malam itu Seohyun yang merasa tidak fokus bekerja memutuskan untuk pulang. Saat dilihatnya Jason sedang memasuki lift, Seohyun berlari kecil menuju lift tersebut. Dia bertekad akan menanyakan tentang identitas Jason yang sebenarnya adalah Yong Hwa, seniornya. Tetapi ketika sampai di depan lift tersebut, kakinya terasa berat karena melihat Jason sedang bersama seorang wanita cantik yang dilihatnya waktu itu. Kaget sekaligus sakit dirasakannya kini, tetapi dia mencoba untuk terlihat biasa dihadapan Jason.

“Seohyun-ssi, apakah anda ingin turun juga?” Jason bertanya saat melihat Seohyun yang hanya terdiam di depan lift tersebut.

“Ah, ne…” Seohyun tersadar dan segera memasuki lift tersebut dengan canggung. Dia hanya diam seribu bahasa disana, kata-kata yang sudah disusunnya tadi tiba-tiba buyar melihat wanita itu tengah berada disamping Jason.

“Oppa, jadi kita mau makan malam dimana?” Wanita itu berkata dengan lembut. Seohyun mencoba mengatur nafasnya dan bersikap tenang. Sementara Jason terus menatap Seohyun yang berdiri di depannya tidak fokus pada pecakapannya dengan Krystal.

“Oppa….”

“Ah… ne… Terserah kamu saja.”

“Chongmal? Asik… kalau gitu aku mau makan steak.” Wanita itu terlihat senang dan menggandeng lengan Jason. Seohyun sempat melihatnya dari cermin di lift tersebut. Hatinya tiba-tiba merasa sakit kembali.

Ketika lift sudah terbuka di lantai dasar, Seohyun segera berjalan cepat menuju lobby, dia berniat untuk meminta petugas memanggilkan taksi karena kakinya sudah begitu lemas. Hatinya cemas dan semakin terluka melihat Jason bersama dengan wanita itu. Hal yang membuatnya semakin sakit adalah kenyataan bahwa Jason tidak bergeming dengan kehadirannya, tidak ada sapaan ataupun senyum untuknya.

Sementara itu, Jason yang sudah berjanji untuk menemani Krystal makan malam terakhir sebelum besok sepupunya itu akan berangkat kembali ke Amerika tidak bisa berbuat apa-apa. Seohyun hanya terdiam dan tidak menyapanya, memikirkan hal tersebut membuatnya semakin yakin kalau Seohyun memang tidak mempunyai perasaan padanya.



~~~~~~~




.8.





Seharian itu Seohyun terus berkutat dengan laptopnya. Dia berusaha menghindari perasaannya dengan terus bekerja sehingga ketika pulang dirinya sudah merasa lelah dan seketika akan tertidur. Hari-harinya belakangan ini terus dijalani seperti tu. Dia tidak sanggup untuk menerima kenyataan bahwa ternyata perasaannya selama ini adalah cinta. Perasaan itu mengalir hangat saat mengingat semua kenangan manisnya bersama Jason dan tiba-tiba berubah menjadi sakit yang amat sangat ketika mengingat Jason berada di pelukan wanita lain. Tetapi cinta yang merupakan cinta pertama baginya itu harus berakhir sebelum dimulai. Selama ini ketakutan seperti itulah yang menyebabkan dirinya tidak pernah ingin terikat hubungan dengan seorang pria. Ketakutan akan penolakan atau cinta yang bertepuk sebelah tangan seperti yang dihadapainya kini.

Sudah lebih dari dua minggu sejak Seohyun meninggalkan Lotte Group karena proses audit disana sudah selesai dan dia kembali bertugas di kantor klien lainnya. Tetapi hari ini Seohyun harus mampir ke kantor itu untuk memberikan reportnya. Sejak kejadian di lift waktu itu, Seohyun belum pernah bertemu dengan Jason, kecuali pada meeting penutupan audit dua minggu lalu. Saat itu pun mereka tidak berkomunikasi sama sekali karena Jason hanya mendengarkan dan sepertinya merasa puas dengan hasil temuan-temuan audit yang Seohyun dan team-nya kerjakan. Dan hari inilah Seohyun dengan berat hati harus kembali bertatap muka dengan Jason untuk memberikan repot auditnya.

Seohyun melangkahkan kaki menuju ruangan Jason, dia menyapa Tiffany dan memintanya untuk memberitahukan kedatangannya pada Jason.

“Fany-ssi.. Annyong.. Bagaimana kabarmu?”

“Annyong Seohyun-ssi, aku baik-baik saja. Kau mencari Jason?”

“Ne.. Apakah Mr. Lee ada? Aku membawakan Audit Report untuknya.”

“Seohyun-ssi, Jason sudah tidak disini. Malam ini dia akan berangkat ke Amerika, dia ditugaskan disana sebagai kepala cabang Lotte Grup di sana...”

“Ah? Ne….” Seohyun kaget sekaget-kagetnya mendengar apa yang Fany katakan barusan. Jantungnya berdetak sangat cepat dan wajahnya menandakan kekecewaan yang amat dalam. Kecewa karena dia mungkin tidak bisa bertemu lagi dengan pria yang dicintainya diam-diam itu.

“Aku akan memberikannya pada Donghae-si jika kau mau. Dan, Jason menitipkan ini untukmu.” Tiffany memberikan sebuah amplop berwarna peach pada Seohyun yang masih tertunduk lesu didepannya.

“Ah.. gomawo, Fany-ssi. Aku titipkan Report ini padamu ya, tolong sampaikan pada Donghae-ssi. Aku pamit sekalian ya.” Seohyun mengambil amplop tersebut dari Fany dengan perasaan yang masih kalut dan tersenyum kecil sambil melangkahkan kakinya keluar dari sana.

Seohyun penasaran dengan amplop yang diberikan Tiffany tadi. Dengan langkah terburu-buru, dia menuju toilet dan membuka amplop yang ternyata berisi surat itu.




Dear Park Seo Hyun,

Ketika pagi itu aku memasuki ruangan meeting, terlihat seorang wanita cantik sedang berdiri disana. Wajahnya tak asing bagiku, seketika jantungku berdebar sangat cepat. Wanita itu tersenyum tipis ditempatnya. Aku hanya diam terpaku menatapnya, pikiranku tak fokus dibuatnya, jantungku terus berdebar tak menentu.

Aku teringat akan gadis cantik yang kutemui dua belas tahun silam. Gadis itu terlihat sangat polos dan mempunyai mata yang jernih. Dia selalu tersenyum hangat. Diam-diam aku memendam perasaan padanya dan selalu memperhatikannya dari kejauhan.

Wanita yang tengah berdiri didepanku itu tak lain adalah gadis kecil yang selalu kurindukan. Dia selalu cantik, selalu terlihat polos dengan mata dan senyumannya. Pesonanya tidak pernah hilang, senyumnya selalu terasa hangat, menyejukkan hatiku yang selama ini membeku.

Hari-hariku selalu dipenuhi dengan bayangannya. Disaat aku merasa lelah, wajahnya selalu terbayang dibenakku. Sinar matanya selalu memberiku kekuatan. Senyumnya selalu memberiku semangat. Kukerahkan seluruh kemampuanku untuk selalu menjaganya walaupun dari kejauhan. Aku ingin melindunginya, aku ingin menjadi seorang yang selalu berada disampingnya saat dia membutuhkanku.

Gadis kecil itu, wanita cantik itu adalah satu-satunya wanita yang tak pernah bisa kulupakan. Seberapa jauh pun aku pergi dan menghindar, tetapi bayangannya selalu ada di benakku. Dan namanya sudah terukir dalam di hatiku. Park Seo Hyun…

With lots of Love,

Lee Yong Hwa ( Jason Lee )
Someone who always Love you.



Seohyun sempurna menangis saat membaca surat itu. Air matanya kini sudah membasahi pipinya yang chubby itu. Perasaannya, ternyata perasaannya sama dengan lelaki itu. Cintanya ternyata tidak bertepuk sebelah tangan. Hatinya tiba-tiba hancur berkeping-keping setelah mengingat perkataan Tiffany bahwa Yong Hwa akan pergi sore ini. Tak berpikir panjang, masih dengan pipinya yang basah, Seohyun segera berlari menuju ruangan Tiffany.

“Fany-ssi. Yonghwa Oppa, ani..Jason pesawat jam berapa hari ini?” Tiffany sangat kaget mendapati Seohyun yang tiba-tiba menghampirinya sambil menangis.

“Seohyun-ssi, gwenchana? Jam 7 malam ini dia berangkat. Waeyo?” Seohyun hanya menganggukan kepalanya dan melirik jam tangannya. Sekarang sudah jam enam dan sejam lagi Yonghwa akan berangkat. Dia tidak ingin melewatkan kesempatan ini lagi dan memutuskan untuk mengejar Yonghwa ke airport.

“Gomawo, Fany-ssi. Aku akan kesana sekarang.” Seohyun kemudian membalikkan badannya dan berlari menuju lift. Tetapi tiba-tiba dia menabrak seseorang yang baru saja ingin memasuki ruangan itu.

“Seohyun-ah? Gwenchana?” Jong Hyun mengenali wajah yang terlihat masih sembab itu.

“Aniya, Oppa. Aku harus segera berangkat. Aku harus menemui Yonghwa Oppa.” Seohyun bergegas untuk berlari tetapi Jong Hyun menahan tangannya.

“Jong Hyun-ah..” Fany berlari kecil kearah mereka berdua.

“Kau mau menyusulnya ke airport? Ini sudah tidak keburu.” Jong Hyun menahan Seohyun yang air matanya masih mengalir.

“Tidak, aku harus kesana segera. Aku tidak mau melepaskan kesempatan ini lagi.”

“Baiklah, aku akan mengantarmu. Chagia, kita antar Seohyun dulu ya.” Fany yang masih bingung hanya mengangguk dan ikut berjalan bersama Seohyun dan Jong Hyun.

Jong Hyun dengan segera mengemudikan mobilnya, melebihi batasan kecepatan normal. Seohyun yang masih mencoba menghubungin ponsel Yonghwa merasa semakin gelisah karena hanya jawaban mailbox yang didapatnya. Hatinya semakin gundah, air matanya terus mengalir. Kini jam ditangannya sudah menunjukkan pukul tujuh kurang sepuluh menit, tetapi jalanan didepannya masih panjang. Seohyun terus berdoa dalam hatinya agar dia masih diberi kesempatan untuk bertemu Yonghwa-nya.



~~~~~~~



Jam sudah menunjukkan pukul tujuh lebih dua puluh menit ketika mereka sampai di Incheon Airport. Seohyun langsung berlari memasuki terminal satu tersebut dan mencari sosok pria yang sangat dirindukannya itu. Pandangan matanya semakin kabur karena masih terus menerus menangis. Tangan terus mencoba menghubungi ponsel Yonghwa, sementara Jong Hyun dan Tiffany yang menyusul dibelakangnya terus membantunya mencari sosok itu. Seohyun sudah hampir putus asa ketika Tiffany menepuk pundaknya dan mengarahkan telunjuknya pada seorang laki-laki yang hampir masuk pintu imigrasi.

“Yonghwa Oppa…..” Seohyun berteriak ketika melihat sosok lelaki itu dan segera berlari ke arahnya. Yong Hwa yang terkejut mendengar suara yang diimpikannya itu memanggil namanya segera berbalik dan mendapati Seohyun yang tengah menangis di depannya.

“Seohyun-ah, mengapa kau menangis? Mengapa kau bisa disini?” Jantung Yonghwa berdetak sangat cepat dan matanya terus menatap wajah cantik yang kini sembab itu.

“Yonghwa Oppa.. wae? Kenapa selama ini tidak memberitahuku kalau kau adalah Yonghwa Oppa?” Seohyun masih terisak saat sedikit berteriak menanyakan hal itu.

“Ani.. Hyunnie, ah.. Jebal! Jangan menangis… Aku tidak bermaksud untuk menutupinya darimu, hanya saja sepertinya kau tidak mengenaliku. Hyunnie.. please don’t cry…” Yonghwa menatap mata wanita itu. Hatinya hancur melihat Seohyun menangis seperti ini dihadapannya.

“Oppa… Please don’t go. Please stay here with me..” Seohyun setengah berbisik mengatakan itu, dengan kesungguhan matanya, dia menatap mata Yong Hwa dan mencari jawaban disana. Yonghwa sempurna melongo, menatap mata Seohyun mencari jawaban, tidak percaya dengan perkataan Seohyun yang baru saja didengarnya.

“Oppa…. Nan… saranghe…” Seohyun menyatakan perasaannya dan menatap Yong Hwa dengan butiran air mata yang jatuh ke pipinya.

Yong Hwa yang tidak percaya mendengar pernyataan cinta yang selama ini di nanti-nantikannya, serasa terbang kelangit ketujuh. Dengan cepat dia memeluk Seohyun dan membisikan cintanya dengan lembut.

“Nado.. Saranghe, Hyunnie… I love you more than everything in this world…”

Seohyun sempurna menangis bahagia dipelukan Yonghwa dan setelahnya Yonghwa melepaskan sedikit pelukannya, menghapus air mata itu dan mengangkat wajahnya lalu mendaratkan bibirnya di bibir Seohyun dengan lembut.








_END_









_Seri SJ and Friends : FF OneShoot SJLand1stAnniv & YSDoubleBDay_



Penulis : Karina Muliadinata (Miss Kay)

Editor : SJ

Pic : Juli Agashi




Miss Kay say :

First, Thanks to SJ Onnie yang udah kasih inspirasi buat nulis dan kasih kesempatan juga buat numpang exist di SJLand. So glad…so happy… Thanks, onnie..^^

Honestly, pas buat FF ini idenya melayang” di kepala, tapi entah kenapa susah banget buat merangkai kata”, finally setelah 2 minggu FF ini baru selesai dirampungkan. Thanks God..=) Ini FF pertamaku, ceritanya aku pengen ngegambarin perasaan dimana kita gak bisa mengungkapkan perasaan kita tapi pengen selalu ada buat dia. Moga” hal tersebut tersampaikan dengan baik ya..

Mianhe, kalau dari segi cerita or point of view or kata”nya masih kacau, maklum aku baru belajar nulis dan tentunya ini masih jauh dari sempurna. Moga” kedepannya bisa lebih baik lagi.. hehehe..
Gomawo buat gogumas yang udah sempetin baca ceritanya… *bow* Reading all.. Mohon comment-nya ya..^^ bisa mention langsung ke twitter : @Miss_Kay17

Happy Anniversary SJLand… Happy Birthday Jung Yong Hwa n Seo Joo Hyun.. YongSeo is real!! ^^




SJ say :

First, gw mau terimakasih buat semua yang udah kirim FF untuk ikut undangan menulisku, baik yang gw tayangin di blog ataupun tidak gw tayangin, gw menghargai kerja keras kalian…. *Bow*.

Dan setelah menimbang, dan meski ingin mengganti beberapa bagian, akhirnya gw ikutin aturan yang gw tetapkan untuk undangan menulisku kali ini, isi ataupun plot cerita gak akan gw ganggu gugat, jadi apa yang kalian baca itu adalah yang para penulisnya tuliskan dan kirimkan ke gw, gw hanya merubah format bentuk dan tata penulisan selebihnya seperti itulah yang dikirimkan oleh penulisnya. Ini demi agar kalian yang membacanya bisa memberikan saran dan kritik buat penulisnya, dan dia bisa belajar banyak dari situ

Nah, buat FF Miss Kay ini overall keren, satu yang aku suka, dia cukup detail dan tidak berulang, alur ceritanya mengalir beraturan. Sebenarnya dia mengajukan 2 FF padaku, dan meski baru menulis tapi tata bahasanya bagus untuk kategori penulis pemula. Hanya saja untuk yang pertama tidak memungkinkan di tayang di blog ini, beda dengan yang kedua ini. Buat Miss Kay thanks dear buat kerja kerasnya, Two Thumbs Up.


Fighting GoGuMa’s…^^








.SJ.

3 komentar:

  1. baguss miss kay ,, over all great :)
    aku jg pas bacanya jantungkuu deg2an meski aku tau pasti akn happy ending (YS)
    tapi hanya satu ,,
    nama sekolahnya kenapa ga Seohwa high school atw yongseo high school, atw nama lain selain shinhwa :D hehe

    tapii ,, tetepp bagusss

    BalasHapus
  2. Hai, Dear... Thanks ya ud baca n suka FFnya..^^ Pas bikin juga deg-degan gimana menyampaikan perasaannya biar yang baca bisa dpt feel-nya. hehehe..
    Untuk nama school-nya, karena aku suka Shinhwa, jd aku masukin nama itu. hehehe.. =p Jadi yang ada disini semuanya kesukaan aku, Dear... =p~ Tp next time kl aku bikin FF lagi, aku masukin nama yang berhubungan dengan uri couple ya..
    Gomawooooo, Dear buat comment n masukannya.. YongSeo Forever, Goguma's fighting!! ^^

    BalasHapus
  3. keren FFnya, tapi takdir yongseo diatas awalannya sama kayak kdrama Karl vs Soojung (kdrama fav aku XD)
    cowok gendut yang ditolak cintanya, niat ngurusin badan, hijrah ke luar negeri, balik2 ke korea buat nemuin belahan jiwanya
    meski garis besarnya sama tapi karakter dan lain2nya beda kok, terus berkarya ya chingu ^^

    jujur aku iri sama seo dapat cowok yang slalu cinta dia walau udah bertahun-tahun lewat T___T

    BalasHapus