.SNAPSHOOT YONGSEO.
_Part 7 : Happy Bday Seo JooHyun_
June 24th, Sunday…
YongHwa sedang sibuk mengupas buah ketika dia melihat perempuan keluar dari kamarnya dan berjalan ke arah sofa di depan TV di dormnya malam itu dengan sebuah boneka tamama di dalam pelukannya. Ada perasaan bangga melihat perempuan itu. Lihatlah dia, Hanya memakai atasan piama YongHwa yang menutupi tubuh indahnya dengan rambut diurai tapi sedikit acak-acakan dan wajah bebas dari make up. Tetapi tetap terlihat cantik, sangat cantik malah di mata YongHwa dan seksi.
Dia adalah wanitaku, batin YongHwa. Dia tersenyum penuh kemenangan. Beberapa pria di luar sana pasti memimpikan punya kesempatan melihat perempuan ini sepolos ini, tetapi dialah yang berhasil memilikinya, dan dia berdoa semoga untuk selamanya.
YongHwa berjalan mendekat ke Sofa setelah meletakkan potongan buah di piring dan mengangkatnya bersama es krim cake di tangan yang satunya.
Dia kemudian meletakkannya di meja, lalu duduk di samping SeoHyun. SeoHyun tersenyum lalu mengangkat dan menyilangkan kakinya di atas pangkuan YongHwa, sementara di pangkuannya ada boneka Tamama yang tadi di bawahnya dari dalam kamar YongHwa. Hadiah itu dari fans mereka di HongKong yang melemparkan ke YongHwa pada acara Music Bank HongKong sabtu kemarin.
YongHwa mencium pipi SeoHyun lalu mengelus kaki panjang yang ada di atas kakinya.
“JungShin chinggu beneran pergi belajar akting kan oppa?? Bukan karena dia tahu aku bakalan menemanimu malam ini? Dan atau kamu yang memintanya pergi??”
“Aniiya…” Tepis YongHwa singkat sambil mengambil piringan buah dan menyuapkannya ke SeoHyun. “Jadwal dia tiap akhir pekan seperti ini, dan sebisa mungkin jika kami punya waktu senggang dia akan pergi belajar akting…” lanjutnya sambil ikut mengunyah potongan apel.
“Hhhmm..” SeoHyun bergumam diantara kunyahannya. Yonghwa menatapnya lembut lalu tatapan itu jatuh di atas leher SeoHyun, dia tersenyum miris melihat jejak yang ditinggalkannya beberapa menit yang lalu. Tangannya terangkat dan mengusap pelan jejak kissmarknya di leher kekasihnya itu. “Mianhe…”
SeoHyun memonyongkan bibirnya lalu mencibir ke arah YongHwa, membuat YongHwa gemas dan mendaratkan gelitikan di pinggang SeoHyun. SeoHyun terbahak sambil meminta ampun dan memeluk YongHwa. YongHwa membalas pelukannya dan membelai kepala kekasihnya itu lembut.
“Kemarin foto-foto yah ama Lim WG di backstage?”
YongHwa tertawa lalu mencoba untuk melepaskan pelukan SeoHyun, supaya bisa melihat wajah gadisnya itu. Tetapi SeoHyun mengetatkan pelukannya, menolak berhadapan dengan YongHwa, hal ini makin membuat YongHwa tertawa menang. SeoHyunnya cemburu, meski tidak mengatakannya. SeoHyun bukan tipikal gadis yang akan blak-blakan dengan perasaannya. Dia malah cendrung tertutup, tetapi itu yang membuat Yonghwa makin menggilainya.
“Bukan sama dia saja, ada Amber plus staff Mubank. Tahu gak, aku sedang ngobrol ama Amber ketika Staff Mubank itu datang bersama Lim dan mengajak Foto…”
SeoHyun mengurai pelukannya, dan tersenyum manis. “Memang lagi ngobrol soal apa sama Amber??”
YongHwa mengangkat alisnya. “Rahasia…”
“YAA!!!Oppaa…”
YongHwa hanya tertawa lalu melihat ke TV. “Ohh..sudah mulai…” ucap Yonghwa ketika SeoHyun menatapnya sebal. SeoHyun ikut menatap layar TV dan melihat Drama “A Gentlemen Dignity episode 10” sudah tayang. Dia kemudian menurunkan kakinya dan total mencurahkan perhatiannya ke depan TV besar yang ada di hadapan mereka. YongHwa melirik gadisnya yang masih terlihat merajuk itu, lalu melingkarkan tangannya ke pundak SeoHyun dan menarik tubuh Seohyun masuk ke dalam pelukannya. SeoHyun sekilas menatap YongHwa dengan pandangan yang masih merajuk, tetapi ketika YongHwa mengulurkan tangannya yang bebas untuk menggenggam tangan SeoHyun, dia balas genggaman tangan itu.
“Aku suka lagunya yang ini…”
“Hhhmmm…”
YongHwa lalu menyanyikan sepotong lagu “Big Baby Drive – you’re everywhere” tepat berbisik di telinga SeoHyun.
“Oppa…” Ujar SeoHyun pelan di sela-sela acara menonton mereka.
“Hhhmmm…”
“Lelaki itu kecendrungannya seperti itu yah? Meskipun usianya sudah menua tetap saja tidak bisa dewasa, sisi choddingnya tetap saja ada…”
YongHwa tertawa.
“Dan disitulah letak keunikan kami…”
“Iiissshhhh…”
YongHwa tertawa melihat reaksi SeoHyun. Dia lalu mengelus tangan yang ada di dalam genggamannya. “Tapi kamu harus tahu satu hal baby, bahwa sisi chodding seorang pria tidak di perlihatkan pada setiap orang, Hal itu refleks keluar jika mereka merasa happy dan nyaman, dan biasanya hanya jika mereka bersama orang-orang terdekatnya dan orang-orang yang dicintainya, sahabat, keluarga dan kekasihnya. Di luar itu ego seorang pria tidak akan mengizinkannya berlaku chodding, mereka harus terlihat mature…”
SeoHyun berbalik menatap YongHwa dan mengerti apa makna yang tersirat dari ucapan kekasihnya itu, dia tersenyum dan membalas ciuman cepat YongHwa yang mendarat di bibirnya.
Dan beberapa menit kemudian, bukannya sibuk melihat layar TV, YongHwa malah sibuk melihat reaksi SeoHyun yang sedang serius menonton AGD 10, melihatnya tertawa terbahak-bahak oleh kelakuan konyol JongRok, terharu ketika melihat Soo Yi Su menangis, mewek ketika melihat bagaimana Yoon sebenarnya care sam Me A Ri…bagi YongHwa ekspresi kekasihnya lebih menarik kali ini ketimbang Drama Bandmatesnya itu.
“Oppa…”
YongHwa kelabakan ketika SeoHyun tiba-tiba menatapnya, takut kegap sedang sibuk memandangi kekasihnya itu, dia kemudian sibuk mengalihkan perhatiannya ke layar TV. “Dee..wae??”
“Kenapa laki-laki harus melakukan push dan mildang dan pakai acara sok-sokan menjauh ketika perempuan yang dicintainya mendekat dan menunjukkan cintanya??”
“Hhhmmm…hanya sekedar memuaskan egonya sebagai seorang pria…”
“Jadi Oppa melakukan mildang padaku juga karena itu??”
“Hhhmmm..mungkin…” YongHwa menatap kekasihnya centil membuat SeoHyun refleks memukul lengannya keras, YongHwa meringis kesakitan.
“iiissshh…”
“Hyunniee..” YongHwa masih dengan wajahnya yang meringis. Karena merasa bersalah SeoHyun mengelus lengan YongHwa, malam itu YongHwa hanya mengenakan kaos singlet dan celana piamanya, sedangkan bajunya di pakai oleh SeoHyun. YongHwa kemudian menangkap tangan SeoHyun, membuat SeoHyun menatapnya.
“Terkadang dalam sebuah hubungan di butuhkan turning point baby, sebagai pemecah kebuntuan atau kekakuan yang ada dan menegaskan tentang perasaan apa yang dimiliki buat orang itu. Apakah benar-benar istimewa. Sebagai Pria yang seharusnya memegang kendali di tiap hubungan, mereka perlu melakukan hal ini, untuk memperlihatkan pada wanitanya bahwa ada cinta di antara mereka…”
SeoHyun terpana dengan tatapan yang di temukannya pada mata YongHwa ketika menjelaskan hal itu padanya. Mata itu selalu penuh kehangatan, penuh cinta.
“…Dan berani bertaruh dear, setelah Kim Do jin melakukan push dan mildang itu, Soo Yi Su pasti bisa melihat dengan jelas perasaan apa yang dimilikinya buat Kim Do Jin. Jika ada cinta di sana maka mereka bisa berjalan beriringan..hehehhe..”
SeoHyun mengangguk dan ketika kembali mencurahkan perhatiannya di layar TV besar. Dia tetap mengelus lengan YongHwa yang tadi di pukulinya, membuat YongHwa tersenyum bodoh sepanjang menonton AGD.
“Diantara keempatnya, sebagai perempuan kamu suka yang mana?”
“Ehhhmmm…Do-pal ahjussi…hehhehe…”
“Wae??” Ucap Yonghwa sambil mengelus rambut SeoHyun. “Aku malah menduga yang kau sukai pasti Taesan atau Yoon. Karena keduanya adalah pria yang baik. Yoon yang paling cerdas dan Taesan yang paling dewasa dan bijak. Apa karena Jan Dong Gun-ssi yang merupakan tertampan diantara ke empatnya, Jadi kamu menyukainya??”
“Yaa..oppa..” SeoHyun melepaskan diri dari pelukan YongHwa lalu menatap kekasihnya itu. “Aniya…aku hanya berpikir, meski mungkin terlihat paling immature dan kekanak-kanakan tapi Do jin adalah pria yang menarik, dia tahu dengan pasti apa yang diinginkannya, dan dia rela melakukan apa saja demi mendapatkan apa yang diinginkannya, dia berkarakter. Tahu tidak, aku merasa dia sedikit mirip dengan karakter oppa. Hanya saja ada satu hal yang tidak kusukai darinya?”
“Hhmm..apa itu?”
SeoHyun memicingkan matanya lalu serius melihat YongHwa. “Oppa, apakah tiap pria seperti itu? apakah sangat mudah bagi kaum kalian untuk tidur bersama seorang wanita meski tidak mencintainya?”
YongHwa tertawa dengan pertanyaan SeoHyun, membuat SeoHyun makin meradang.
“Mianhe..” YongHwa menghentikan tawanya ketika dilihatnya kekasihnya itu mulai memasang tampang jutek.
“Hhhmm..tahu kenapa ada istilah “one night stand” dan “Making Love” dear, alasannya yah itu tadi…”
“Maksudnya..”
“Yahh…” YongHwa bingung bagaimana harus menjelaskannya, dia menggaruk kepalanya yang tidak gatal. “Bagi sebagian pria, menyalurkan hasratnya itu adalah kebutuhan, yah tidak peduli siapa wanitanya, mereka kemudian bisa tidur dengan wanita-wanita yang baru ditemuinya atau baru di kencaninya meski tidak ada rasa cinta di dalamnya. Tetapi istilah bercinta mereka pergunakan hanya untuk wanita yang dicintainya. Sensasinya sangat beda, begitupun tingkat kepuasannya..”
SeoHyun makin menatapnya tajam. “Oppa biasa melakukan hal seperti itu? Kok tahu banget..”
YongHwa mendekat dan menatap kekasihnya itu lembut. “Kalau denganmu saja aku sudah merasa sangat puas, kenapa aku mesti berurusan dengan yang lain? Trust me love…aku hanya mencintaimu..dan hanya ingin bercinta denganmu, tidak yang lain…”
SeoHyun bisa melihat kejujuran di mata itu. Dia pun kemudian mencium jidat YongHwa. “AKu percaya…”
Mereka kembali mengalihkan perhatian ke layar TV.
Dan ketika tiba di part akhir, dimana Kim Ha Neul memajukan wajahnya ke arah Jang Do Gun, tanpa dinanya SeoHyun melakukan hal yang sama membuat YongHwa sedikit kaget tetapi dia kemudian memajukan wajahnya juga berniat mencium kekasihnya itu. Tetapi belum sempat bibir mereka bertemu, terdengar bunyi bel.
Sontak keduanya terlonjak kaget, dan dengan seketika SeoHyun berlari masuk ke kamar YongHwa, mengingat betapa seksi dan tidak sopannya pakaian yang digunakannya, sedangkan YongHwa berjalan pelan menuju pintu depan dengan batin yang menggerutu. Iseng banget orang yang bertamu. Tetapi rasa jengkelnya kemudian berubah ketika dia melihat ketiga bandmatesnya sambil membawa Kue tar, kue ulang tahun dengan lilin angka 21 di atasnya.
“Hyung, mana SeoHyun-ahh???”
Meski ingin mendamprat ketiganya karena telah merusak sesi lovey doveynya tetapi melihat mereka yang meski dengan wajah lelah tapi sudah menyiapkan kue ulangtahun buat kekasihnya itu membuatnya terharu.
Dia kemudian berjalan masuk ke kamarnya dan menyuruh dongsaeng-dongsaengnya menunggu di depan pintu kamarnya.
Ketika masuk ke kamar YongHwa sudah menemukan SeoHyun telah berpakaian lengkap, pakaian yang di gunakannya ketika datang sore tadi. Tshirt biru dengan jins.
YongHwa lalu mendekat dan mendorongnya keluar. “Siap-siap yah…” bisiknya di telinga SeoHyun.
Dan ketika SeoHyun membuka pintu, Suara ketiga pria itu bernyanyi lagu ucapan selamat ulangtahun kepadanya itu sukses membuatnya terkejut. Dia berbalik dan melihat YongHwa menatapnya bahagia.
Saengil chukkae hamnida..
Saengil Chukkae Hamnida..
Saengil chukkae hyungsonim..
Saengil chukkae hamnida..
Selamat ulang tahun SeoHyunnie!!!!!!
SeoHyun merasa terharu. Dia tahu ulangtahunnya masih beberapa hari tetapi karena banyak hal dan kendala bisa jadi dia tidak bisa merayakannya bersama saudara-saudara kekasihnya ini, mengingat mereka juga punya agency yang berbeda, tidak mudah bagi mereka untuk menghabiskan waktu bersama.
“Mianhe Hyunnie jika kecepatan, tetapi kita belum tahu apakah bisa menemuimu terlebih kau tahu sendirikan?? paparazzi, media dan juga schedule yang mengila, jadi Selamat Ulang tahun Hyungsoonim..” Ucap JongHyun tulus.
“Selamat Ulang tahun SeoHyun-ah..wish you all the best sukses terus bersama SNSD dan longlast dengan Hyung kami…” Berikutnya MinHyuk yang angkat bicara.
“Ahhh…Sama, seharusnya aku juga mengucapkan selamat ulang tahun buatmu..” SeoHyun tersenyum ke arah MinHyuk.
“Tenang saja, kita punya tahun yang panjang untuk bersama-sama merayakannya..yah meski tahun ini belum bisa, kondisinya tidak memungkinkan untuk itu…” ucap MinHyuk bijak yang sempat membuat kelimanya terdiam. Betapa tidak, sorotan kamera sedang kencang-kencangnya di arahkan ke pasangan YongHwa dan SeoHyun, sedikit saja interaksi antara keduanya bisa membuat agency mereka meradang. Saat ini yang harus mereka lakukan adalah melindungi hubungan YongHwa dan SeoHyun.
“Dee, mianhe…”
“Yuhuuu..stop dengan sesi mellownya..kitakan seharusnya party..hehhe…” JungSHin menyela dengan suara yang lumayan besar membuat yang lain tertawa. “Happy Bday Hyunnie, kami terpaksa merayakannya kecepatan, supaya Hyung tidak lagi sinis terhadap kami-kami yang tidak sempat memberikan surprise party buat kekasih tercintanya…hahahhaha…” ucapan asal JungShin mendapat pukulan telak dari YongHwa, sedangkan ketiga lainnya terbahak.
“..Dan ah iya, maaf kami tidak memberikanmu kado, sebenarnya kami sudah mempersiapkannya tetapi dia menolak untuk di masukkan di kardus dan dibungkus kertas kado…” JungSHin kembali melirik YongHwa, “Ya..dialah kado kami untukmu..”
Kali ini untuk keduakalinya YongHwa memukul JungSHin. Dan ketiganya kembali terbahak.
Dan malam itu mereka lalui dengan bercengkrama bersama, sebelum kemudian ketika semakin malam, YongHwa mengantar SeoHyun kembali ke dormnya.
Sebelum turun dari mobil YongHwa, SeoHyun menatap kekasihnya penuh sayang.
“Jadi tanggal 28 pokoknya harus datang yah, Appa dan Amma rindu sama oppa, dan aku bilang oppa akan datang pada Bday partyku bersama mereka…”
YongHwa mengangguk lalu memperbaiki letak anak-anak rambut yang berkeliaran di wajah kekasihnya itu.
“Tapi mianhe baby yang tanggal 26 itu aku tidak bisa hadir..meski sangat ingin hadir di sana..” lalu wajahnya mengeras kemudian. “..awas saja kalau Jinwon dan lainnya berani macam-macam…eerrr..”
“Oppaaa…” SeoHyun memicingkan matanya.
“Arasho baby, arasho…tapi ingat untuk telpon aku yah, sampaikan salamku buat semua yang hadir di pestamu nanti..”
SeoHyun mengangguk. Dia kemudian mendaratkan ciuman panjang pada bibir kekasihnya sebelum melangkah turun dini hari itu.
_o0o_
June 26th…
YongHwa melihat ke arah iPhonenya yang berbunyi menandakan ada pesan yang masuk. Dan kemudian suara pesan itu berentetan masuk. Dia membukanya dan tersenyum melihat foto-foto di situ.
Foto-foto dari pesta ulang tahun SeoHyun.
Oppa, foto-foto pesta ulangtahunku hari ini dan coba tebak apa yang menarik??
YongHwa tersenyum, dia tahu baju yang di gunakan SeoHyun. Itu adalah baju hadiah YongHwa buatnya. Sebagai oleh-oleh ketika dia habis dari Jepang kemarin. Kekasihnya ini memang selalu tahu bagaimana cara meluluhkan hatinya.
Enjoy the party baby, I love you.. *Kiss*
I love you too oppa, can't hardly too see U.. *Kiss*
_0o0_
June 28th, 00.00 AM
“…Saengil CHukkae My Love. Terimakasih karena selalu berada di sisiku, terimakasih karena bersedia mendampingiku, Terimakasih untuk semua perhatian dan rasa cintamu padaku. Maaf tidak bisa memberikanmu sesuatu yang lebih besar dari semua perhatianmu padaku. Tetapi aku berharap kamu menyukai kado kecilku ini…I love You..”
JYH
Pesan itu masuk di iPhone SeoHyun tepat pukul 12.00 dan dia kembali di kejutkan oleh teriakan kedelapan onniedeulnya beserta kue ulang tahun di tangan mereka.
“Selamat Ulang Tahun uri Hyunnieee!!!!”
HyoYeon kemudian maju dan menyerahkan bungkusan kecil ke SeoHyun. “Titipan YongHwa buatmu, katanya harus di serahkan tepat di hari ulang tahunmu. Ini dari Amber kemarin…hehehhe..”
SeoHyun akhirnya mengerti. Dan setelah bernyanyi, meniup lilin ulang tahun, make a wish bersama ke delapan saudaranya di SNSD, ketika dia telah tenang duduk di kamarnya setelah sejam lebih bergembira bersama. Dia akhirnya membuka kado dari YongHwa dan terperangah mendapati sebuah kunci kontak disana.
“Jangan bilang ini…”
HyoYeon mengangguk. “Yup, itu kunci mobil. Dan kami-kami sudah melihat BMW mini itu….”
Kedelapan Onnienya tertawa sedangkan di tempatnya SeoHyun terharu.
“Oppa..” Batinnya.
Meanwhile...
Di dorm CN Blue YongHwa tersenyum membayangkan reaksi kekasihnya itu. Ahhh, tidak sabar bertemu denganmu hari ini, My Love. Happy Birthday Hyunnie..
.SJ.
Rabu, 27 Juni 2012
Senin, 25 Juni 2012
Seri SJ and Friends "The Ugly Duck"
THE UGLY DUCK
SJ Entertainmet Proudly Present :
_Seri SJ and Friends : FF OneShoot SJLand1stAnniv & YSDoubleBDay_
.THE UGLY DUCK.
Main Cast :
Jung Yong Hwa (CNBlue)
Seo Joo Hyun (SNSD)
Other Cast :
Lee JongHyun (CNBlue)
Lee JungSHin (CNBlue)
Kang MinHyuk (CNBlue)
Park ShinHye
Seohyun terlihat duduk di perpustakaan sekolahnya sambil fokus membaca buku yang baru diambilnya dari rak.Padahal, sebenarnya dia tidak seperti yang terlihat karena faktanya dia sedang berkonsentrasi mendengar pembicaraan beberapa gadis yang duduk kira-kira 2 bangku di depannya. Honestly, dia tidak ingin mendengar celotehan mereka, tapi ketika dia tahu siapa objek pembicaraan mereka, akhirnya dia mau tidak mau mendengarkannya.
"Lihat saja penampilannya payah bangetkan? Kerjaannya juga hanya baca buku seharian. Apa tidak bosan tuh?", bisik salah satu gadis yang sepertinya adalah ketua geng itu. Memang ia berbisik namun Seohyun dapat mendengarnya dengan jelas.
"Iya, iya, betul, maklumlah diakan si jenius di sekolah kita, yang jenius emang kelakuannya selalu begitu. dah gitu pasti sombong…", kata gadis yang lainnya.
"Eh tahu nggak, unniedeulnya itu nggak seperti dia loh. Mereka bagaikan angsa yang cantik jelita, sedangkan dia seperti itik buruk rupa,hahahaha…." kata gadis itu lagi dan lalu diikuti oleh tawa gadis-gadis yang lain.
Seohyun hanya bisa menenggelamkan wajahnya di balik buku yang dipegangnya. Memang semua yang mereka bilang benar. Dia adalah si bungsu dari 9 bersaudara, sebenarnya bukan saudara kandung tapi sepupu-sepupunya, hanya saja mereka terkenal sebagai 9 sisters, Beda jauh dengan unniedeulnya yang memiliki profesi di bidang hiburan. Taeyeon, unnie tertuanya yang berprofesi sebagai seorang penyanyi terkenal. Ada juga yang berprofesi sebagai model, Tiffany, Jessica dan Sooyoung yang sering bolak balik luar negeri karena pemotretan dan fashion show bahkan ada yang sudah bermain di serial drama, yaitu Yuri dan Yoona. Ada juga yang berprofesi sebagai koreografer, yaitu Hyoyeon yang sudah menciptakan banyak koreografi untuk girlband dan boyband terkemuka. Dan tentu saja, Sunny merupakan seorang penyiar radio yang selalu menjadi favorit pendengar radio itu. Sedangkan, Seohyun hanyalah seorang pelajar biasa yang memiliki prestasi baik di sekolah.
Seohyun ingin sekali menghampiri mereka dan membela diri. Namun, dia tidak berani. Rasanya ia lebih baik menjadi tuli untuk saat ini daripada mendengar mereka mencibirnya.
Seohyun menutup mata, berharap mereka berhenti dan menghilang dari hadapannya. Tetapi beberapa menit kemudian Seohyun tidak lagi mendengar ceotehan mereka. Suara mereka digantikan dengan suara laki-laki. Seohyun lalu membuka matanya dan melihat sosok laki-laki yang sedang memarahi kelompok gadis itu. Gadis-gadis itu lalu beranjak dari tempatnya dengan cepat.
Mata Seohyun melebar. Dia tidak mempercayai apa yang dilihatnya. Laki-laki itu Jung Yonghwa dan Seohyun tahu betul, Yonghwa sangat populer di kalangan siswi di sekolahnya dan sekarang seseorang seperti Yonghwa membelanya. Seohyun terdiam di tempatnya. Dia tidak tahu harus bereaksi apa. Yonghwa lalu menghampirinya dan duduk di sebelahnya.
"Hey, apa kau tidak lelah mendengar mereka mengejekmu tiap hari?" tanya Yonghwa ketus.
"Dee?? Kau bertanya padaku??" tanya Seohyun balik dengan ekspresi bingung.
"Iya, memang aku bertanya kepada siapa lagi? Di perpustakaan ini hanya sisa kita berdua dengan petugas perpustakaan di sana…" jawab Yonghwa sedikit kesal sambil menunjuk ke arah petugas perpustakaan yang lagi sibuk di mejanya. "Ok, sepertinya betul kata mereka tadi, kau memang sombong yah…" tambah Yonghwa.
"Aniiyaa..Tidak begitu. Aku..aku..aku hanya bingung karena ini untuk pertama kalinya ada orang yang membelaku seperti apa yang telah kau lakukan tadi…" kata Seohyun sambil bersembunyi di balik bukunya lagi.
Yonghwa lalu mengambil buku itu dan berkata. "Hhmm.. apa kau tidak bosan dengan kondisimu seperti ini?" tanya Yonghwa.
Seohyun menoleh ke arah Yonghwa. Dia terdiam dan hanya menatap Yonghwa. Yonghwa menunggu jawaban dari Seohyun.
"Aku... Aku bosan.. Tapi... Mereka benar.. Aku memang beda dengan unniedeulku. Mereka cantik, populer dan bersinar sedangkan aku?? Yah inilah aku, kutu buku, frigid dan maybe looser. Aku memang bukan apa-apa kalau dibandingkan dengan mereka…" jawab Seohyun sambil menundukkan kepala.
Yonghwa lalu memukul pelan kepala Seohyun dengan bukunya tadi. Seohyun langsung mengangkat kepalanya, mengelus-elus kepalanya dan menatap Yonghwa.
"Kau jangan berkata seperti itu! Kau mempunyai sinar yang sama dengan unnie-unniemu bahkan bisa lebih bersinar. Namun, sinarmu belum kau temukan. Besok temui aku di ruang musik sehabis pulang sekolah!!!" kata Yonghwa sambil tersenyum.
Seohyun dengan wajah meringis tetapi akhirnya mengangguk.
"Baiklah, sampai bertemu besok…" kata Yonghwa sambil beranjak dari tempat duduknya dan meninggalkan Seohyun.
'Aneh... Baru kali ini ada lelaki yang mengatakan hal itu kepadaku…' pikir Seohyun sambil tersenyum.
***
Keesokan harinya sepulang sekolah, Seohyun berjalan dengan sangat pelan menuju ruang musik. Dia masih ragu untuk menemui Yonghwa atau tidak. Dia lalu berhenti saat mendengar suara gitar dan nyanyian seseorang dari ruang musik.
'Lagu ini sangat indah... Tunggu.. Jangan-jangan??’ pikir Seohyun lalu berlari kecil ke ruang musik dan mengintip dari jendela. Tepat seperti dugaan Seohyun, Yonghwa sedang bernyanyi sambil memainkan gitar. Seohyun terpukau mendengar lagu yang dinyanyikan Yonghwa.
"geuh deh neun darling
bam ha neuk byul bit boda ah reum da wuh yo
neh mam sok gip peun got eh suh ban jjak guh li neun
naman eh sarang beet
geuh del reul sarang heyo darling
uhn jena neh gyut hae suh beet cheul neh joyo
meh il bam bara bogo
bara bwado ah reum dawuh yo
geuh den nah eh sarang beet"
'Wah.. Suaranya bagus dan ternyata dia jago main gitar.. Tapi lagu ini baru pertama kali aku dengar..' pikir Seohyun.
Yonghwa yang menyadari kehadiran Seohyun berhenti bernyanyi dan memanggil Seohyun masuk.
"Tahukah kau? Kau telat 15 menit…" kata Yonghwa.
"Eh.. Iya.. Maaf.. Suaramu dan permainan gitarmu tadi sangat bagus. Itu judul lagunya apa? Aku baru pertama kali mendengarnya…" kata Seohyun.
"Oh ya, terima kasih. Lagu itu belum mempunyai judul, aku belum menemukan judul yang pas dengan lagu ini dan lagu ini juga belum selesai…"
"Jadi kau yang menulis lagu itu?" Kembali SeoHyun melontarkan tanya dengan nada yang tidak percaya.
Yonghwa mengangguk pelan, sembari memainkan gitarnya asal.
"Lagu yang bagus, saya yakin banyak orang akan menyukainya. Ngomong-ngomong, kenapa kau mengajak bertemu di sini?" Seohyun mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan musik itu.
"Aku ingin kau bernyanyi…"
"Ah.. Aku???” SeoHyun terkejut. “Aku..aku ..aku tidak bisa bernyanyi.." ucapnya lanjut sambil menggeleng.
"Jangan bohong! Aku tahu kalau kau sering diam-diam bernyanyi di perpustakaan dan suara nyanyianmu bagus…."
Mata Seohyun melebar. "Yah?! Kau! Kau menguntitku ya?" tanya Seohyun gusar.
"Tidak. Tanpa banyak orang tahu, aku sering ke perpustakaan…" kata Yonghwa membela diri.
"Oh ya? Tapi aku tidak pernah melihatmu. Aku tidak tahu kalau kau suka baca buku…"
"Memangnya perpustakaan cuma tempat membaca buku?? Perpustakaan sekarang sudah berubah menjadi tempat multi fungsi, yah salah satunya sebagi tempat bergosip oleh orang-orang yang kemarin menggosipimi itu… “ jelas YongHwa sambil tertawa iseng, tetapi ketika dilihatnya wajah SeoHyun berubah pias, dia kembali melanjutkan kata-katanya. “Aku ke perpustakaan sekedar beristirahat dan bermalas-malasan atau mencari ide.. Nah sekarang... Ayo nyanyikan sebuah lagu untukku!!!" pinta Yonghwa.
"Tapi... Lagu apa yang harus kunyanyikan?", tanya Seohyun ragu.
Yonghwa lalu mengambil sebuah kertas dari atas meja. "Ini... Kau tolong nyanyikan lagu ini", kata Yonghwa sambil menyodorkan kertas tersebut ke Seohyun.
Seohyun mengambilnya dan membaca judul lagu tersebut. "Flying Duck by Cherry Filter??? Tunggu dulu... Ini kan lagu rock?", tanya Seohyun.
"Iya.. Aku ingin kau menyanyikan lagu itu…" kata Yonghwa.
"Tapi... Aku tidak pernah menyanyikan lagu yang beraliran rock…" kata Seohyun mencoba menolak.
"Cobalah dulu…" kembali Yonghwa mendesaknya.
Seohyun ragu untuk menyanyikannya namun Yonghwa sudah memainkan intro lagu itu. Terpaksa Seohyun menyanyikannya.
"Namun kumul kuojyo nemonan dari tojyo
hanulwiro ollaga darege marulhejyo
Nujunbam jameso keo nalgerul hundurojyo
orinun nal so obda ommaege honnajyo
Ijenun hanullo naragalleyo
hanulwi toinun modjin daldoego shipho"
Suara gitar Yonghwa dan suara Seohyun menyatu menjadi harmoni yang indah. Seohyun makin menikmatinya. Dia tidak pernah merasakan perasaan ini sebelumnya. Perasaan yang meluap. Rasanya seperti popcorn yang meletup-letup. Dia makin percaya diri menyanyikannya.
"Naraolla jo hanul modjin dari doelleyo
giphunbam hanure bichi doeo chumul chulkoya
Naraolla bamhanul gadug ango shiphoyo"
irohge modjin nalgerul pyo kumul kuoyo nan naraolla"
Seohyun dan Yonghwa mengakhiri 'duet' singkat mereka dengan baik. Seohyun tersenyum dan menatap Yonghwa.
"Kau menyanyikannya dengan sangat baik…" puji Yonghwa.
"Terima kasih", kata Seohyun sembari membungkuk kecil.
"Sama-sama... Hmmm.. Aku ada permintaan untukmu. Kau mau mengabulkannya?", tanya Yonghwa.
"Apa itu?" tanya Seohyun balik.
"Berjanjilah padaku kau akan melakukannya", kata Yonghwa.
Seohyun berpikir sebentar lalu dengan sedikit ragu ia menjawab, "Dee…"
"Ok, aku ingin kau menyanyikan lagu ini sambil bermain gitar saat festival di sekolah bulan depan…" kata Yonghwa mantap.
"HAH?! KAU MENYURUHKU MENYANYIKAN LAGU INI SAMBIL MAIN GITAR!! AKU TIDAK BISA BERMAIN GITAR!!" teriak Seohyun kaget.
"Eits.. Jangan terlalu berlebihan. Kau hanya perlu belajar gitar dan bernyanyi di atas panggung. Itu saja, sederhana kan…" kata Yonghwa santai.
"Aku tidak mau!!! Lagian aku tidak memiliki gitar", kata Seohyun menolak.
"Kau harus! Kau sudah berjanji akan melakukannya! Soal gitar itu gampang. Kita bisa meminjamnya pada si guitar freak, Lee Jonghyun…" kata Yonghwa
Seohyun tidak bisa menarik kembali janjinya. Janji tetap janji dan tidak boleh diingkari. Seohyun tidak punya pilihan lain selain bersedia melakukannya.
"Yey, akhirnya kau mau. Aku akan membantumu. Mulai besok, setiap pulang sekolah datanglah ke sini untuk belajar gitar. Aku akan mengajarimu…" kata Yonghwa.
"Baiklah tapi kenapa kau ingin aku melakukan semua ini?" tanya Seohyun pasrah.
"Kau ingat kata-kataku kemarin? kau memiliki sinar namun kau belum menemukannya dan aku ingin membantumu menemukan sinarmu itu…" jawab Yonghwa sambil tersenyum, dan itu membuat sesuatu mengalir hangat merambat di dada SeoHyun.
***
Yonghwa membawa Seohyun ke sebuah studio musik untuk menemui Jonghyun. Mereka akan meminjam gitar pada JongHyun. Di sana terdapat banyak sekali jenis alat musik terutama gitar. Seohyun memperhatikan studio itu.
"Ini tempat latihan bandku…" kata Yonghwa.
"Oh, ternyata kau punya band? Saya baru tahu…" kata Seohyun.
"Iya, bandku juga akan tampil dalam festival Band antar sekolah bulan depan…" kata Yonghwa.
Tidak lama setelah itu, Jonghyun datang dengan membawa sebuah gitar.
"Hyung, ini gitar yang kau minta…" kata Jonghyun memberikan sebuah gitar kepada Yonghwa. Dia lalu menyadari Seohyun yang berdiri di sebelah Yonghwa.
"Oh, kau Seohyun ya? Yang dipanggil 'si itik buruk rupa'. Saya Jonghyun, salam kenal. Semoga kau nyaman dengan gitar ini…" sapa Jonghyun sambil membungkuk.
"Iya salam kenal juga", balas Seohyun membungkuk.
"Ok, gitar ini cocok. Dan tolong berhenti memanggilnya seeprti itu karena aku akan membuat dia menjadi 'angsa'!" kata Yonghwa sambil mengedipkan matanya pada JongHyun. Di tempatnya berdiri, Seohyun tidak bisa mencegah pipinya bersemu merah, dia tersipu malu mendengar hal itu.
"Arasseo hyung. Ok, aku masih ada perkerjaan lain. Annyeong…" pamit Jonghyun.
***
Seohyun berdiri di depan mading.
Dia sedang menatap namanya yang dipajang sebagai salah satu pengisi acara. Beberapa orang di sekitarnya jelas-jelas berbisik mencibirnya. Ia tahu mereka bakalan makin membencinya karena meragukan dia. Mereka pasti tidak percaya bahwa seorang kutu buku sepertinya dapat berdiri di atas panggung.
Seohyun lalu menutup mata, berusaha mengendalikan dirinya, menyakinkan dirinya agar dia bisa membuktikan kepada semuanya kalau dia dapat bersinar. Tiba-tiba dia merasa seseorang memasangkan sebuah headphone di telinganya. Seohyun mendengar lagu yang akan ia nyanyikan, Flying Duck. Dia lalu membuka mata dan melihat Yonghwa tersenyum kepadanya. Seohyun mau melepaskan headphone tersebut namun Yonghwa menahannya dan berbisik,"ini akan membantumu melupakan cibiran mereka dan fokus pada yang akan kau lakukan…" Seohyun mengangguk dan lalu membiarkan headphone itu di telinganya dan sekarang fokus mendengarkan lagu.
Tidak jauh dari tempat mereka berdiri, sekelompok gadis melihat sinis ke arah Seohyun dan Yonghwa. Salah satu gadis itu berkata sambil menunjuk ke arah Seohyun dan Yonghwa."Shinhye unnie, lihatlah gadis itu mendekati Yonghwa oppa. Bukannya unnie ingin kembali kepada Yonghwa oppa? Bagaimana rencanamu unnie?"
"Tenang saja, si 'itik buruk rupa' itu tidak akan bisa merebut Yonghwa dariku karena sebelum itu terjadi Yonghwa akan kembali padaku. Nanti lihat saja, kalau dia berani mengambil Yonghwa dariku maka dia akan menanggung resikonya…" jawab Shinhye tersenyum licik.
***
Setiap hari, Seohyun berlatih berdua dengan Yonghwa di ruang musik. Mereka memang menjadi sangat akrab sejak mereka menghabiskan waktu bersama. Bahkan Yonghwa memberinya julukan baru: 'si jenius' karena dia dapat menguasai chord-chord gitar dalam waktu singkat.
Tanpa Seohyun sadari, sosok Yonghwa sudah menjadi bagian dalam dirinya. Sosok Yonghwa selalu menghiasi mimpi-mimpinya. Entah sejak kapan, setiap bersama Yonghwa, Seohyun selalu bisa menjadi dirinya sendiri. Dia dapat tertawa dengan bebas dan melakukan apa saja yang menyenangkan tanpa takut ada yang mencibirnya.
Dan hari ini adalah hari ke-13 Seohyun berlatih dengan Yonghwa. Seohyun berjalan menuju ke ruang musik sambil menenteng sebuah kotak bekal berisi kue buatannya. Dia ingin memberikan kue itu kepada Yonghwa sebagai tanda terima kasih. Dia tersenyum sambil memikirkan reaksi Yonghwa nanti saat mencicipi kue buatannya itu.
Sesampainya di depan pintu ruang musik, Seohyun mau membuka pintu namun diurungkannya karena ia melihat yeoja tidak ia kenal sedang berbicara dengan Yonghwa dan sepertinya mereka membicarakan hal yang serius. Seohyun lalu memutuskan untuk mengintip di balik jendela. Dia tahu bahwa perbuatannya kali ini betul-betul tidak baik, yaitu ingin tahu urusan orang lain namun dia merasa dia harus tahu. Seohyun tidak bisa mendengar apa yang mereka bicarakan tapi ada satu hal yang dia tahu bahwa tatapan mata Yonghwa ke yeoja itu beda dengan tatapan mata Yonghwa ke dia.
Tatapan Yonghwa itu istimewa, beda dari biasanya dan baru kali ini dia melihatnya. Tiba-tiba ia merasakan dadanya sesak dan tanpa ia sadari, dia menjatuhkan kotak bekal yang di pegangnya.
Yonghwa dan yeoja itu tersentak kaget dan melihat ke arahnya.
'Mampus' Batin Seohyun yang kini telah jongkok sambil menutup matanya. Seohyun berharap dia dapat menyusut agar tidak terlihat. Namun, kenyataannya berbeda. Dia dapat mendengar suara pintu yang terbuka dan langkah kaki yang berjalan mendekat.
"Kau Seohyun, kan?", tanya yeoja dengan suara yang lembut.
Seohyun lalu membuka matanya dan menjawab,"Dee… salam kenal…" Dia lalu memperhatikan yeoja cantik yang ada dihadapannya itu dan bertanya,"Anda siapa?"
"Oh, mianhamnida, saya belum memperkenalkan diri. Saya Shinhye, salam kenal…" kata Shinhye tersenyum sambil mengulurkan tangan untuk membantu Seohyun berdiri.
Seohyun menyambut tangan Shinhye dan berdiri." Ah tidak apa-apa. Saya yang seeharusnya minta maaf karena mengintip kalian berdua…" kata Seohyun salah tingkah.
"Ah, kalau begitu mulai sekarang kita berteman ya?", ajak Shinhye
"Iya", jawab Seohyun.
Setelah Shinhye pergi, Yonghwa menghampiri Seohyun. "Kau baik-baik saja?" tanyanya sambil tersenyum.
"Ah, aku baik-baik saja.." jawab Seohyun.
"Mianhe..tak seharusnya aku mengintip tadi.." kata Seohyun sambil tertunduk.
"Tidak apa-apa. Lagipula yang aku dan Shinhye bicarakan tidak terlalu penting…" kata Yonghwa.
Seohyun mengangkat wajahnya dan menatap Yonghwa. Entah mengapa, meski Yonghwa mengucapkan kalimat seperti itu, Seohyun merasa ada sesuatu yang Yonghwa tutupi darinya.
"Hei, apa itu yg kau bawa?" tanya Yonghwa tiba-tiba sambil menunjuk bungkusan yang dipegang Seohyun.
"Oh ini.. Kue buatanku. Buatmu…Sebagai rasa terima kasih dariku..", Jawab Seohyun agak malu.
"Benarkah? Wah.. Sini, aku ingin mencobanya", seru Yonghwa kegirangan.
"Eh jangan..sepertinya bentuknya tidak bagus lagi karena terjatuh tadi.. Nanti akan kubuatkan yang baru…" kata Seohyun.
"Tak apa. Aku ingin mencoba kue buatanmu…" kata Yonghwa sambil menarik bungkusan itu dari Seohyun.
Deg.
Dada Seohyun berdegup. Namun sebelum ia sempat berkata-kata, Yonghwa sudah membuka bungkusan dan memakan kue itu.
"Ba..bagaimana rasanya?",tanya Seohyun.
"Ehm... Ini...", kata Yonghwa sambil mengerutkan kening.
'Bagus Seohyun, kue buatanmu sukses membuat Yonghwa sakit perut', Batinnya.
"Hahaha. Kue buatanmu enak sekali kok…" Ucap Yonghwa ketika melihat reaksi SeoHyun yang sanagt cemas sambil melahap potongan kedua.
"Aahh… Kau ini. Aku pikir kueku tidak enak…" seru Seohyun lega.
"Enak sekali. Nah, sebagai permohonan maaf, bagaimana kalau besok kau buatkan lagi kue untukku?", kata Yonghwa.
"Eh? Kau menyukainya?", tanya Seohyun.
"Iya, aku menyukainya..." Kata Yonghwa sambil menepuk kepala Seohyun.
Deg!
Kembali, Dada Seohyun berdegup sekali lagi.
***
Besoknya, Seohyun mengantarkan kue permintaan maaf ke ruang musik. Namun, Yonghwa tidak berada di sana. Seohyun memutuskan untuk mengantarnya ke studio musik, siapa tahu Yonghwa ada di sana. Sesampainya di studio musik, Seohyun tidak bertemu Yonghwa tapi ia bertemu dengan 3 namja yang sedang berlatih alat musik. Dia mengenal ketiga namja itu. Mereka adalah anggota band Yonghwa.
"Annyeonghaseyo…" salam Seohyun
"Annyeonghwaseyo Seohyun-ssi. Ada perlu apa ya?", tanya Jungshin, bassis, dengan ramah.
"Ah.. Ini aku mengantarkan kue untuk Yonghwa…" jawab Seohyun.
"Oh, hyung lagi keluar sebentar. Wah, kau membawanya disaat yang tepat. Kita memang lagi lapar. Mari sini kuenya untuk kita saja…" kata Jungshin lalu mengambil bungkusan kue dari Seohyun. Mereka lalu menyantap kue tersebut tanpa minta ijin dari pemilik sebenarnya, yaitu Yonghwa. Seohyun hanya dapat melihat mereka tanpa bisa mencegahnya.
"Wah, Seohyun, kuemu betul-betul enak…" puji Minhyuk, drummer band itu.
"Iya, betul-betul enak…" sambung Jonghyun.
"Ah.. Terima kasih…" kata Seohyun tersipu malu.
"Kita yang harusnya berterima kasih karena kuemu tadi tekah menyelamatkan kami-kami dari rasa kelaparan..hahahha…" canda Jungshin.
"Ah.. Sama-sama…" kata Seohyun. Seohyun lalu mengingat Shinhye. Dia penasaran apa hubungan Yonghwa dengan Shinhye dan memutuskan bertanya,"Ah.. Apakah kalian mengenal Shinhye-ssi?"
Mendengar pertanyaan itu, Jungshin, Minhyuk, dan Jonghyun saling bertatap muka. Seohyun menunggu jawabannya.
"Seohyun, Shinhye adalah cinta pertama hyung dan juga pacar pertamanya. Namun, mereka putus dengan alasan yang kami juga tidak tahu. Sampai sekarang, hyung sepertinya masih mencintainya dan sepertinya mereka akan jadian lagi…" jawab Jonghyun dengan agak berat hati.
“ooohh…” SeoHyun bergumam lirih, dan sisanya hanya terisi kesunyian,.
***
Seminggu sebelum festival sekolah...
Seohyun sedang duduk melamun sambil memetik gitar pinjamannya. Perkataan Jonghyun selalu tergiang di kepalanya. Di tambah lagi, Shinhye dan Yonghwa makin akrab akhir-akhir ini. Shinhye bak perangko yang terus menempel pada Yonghwa dan hal itu membuat Seohyun sakit. Dia tidak ingin membohongi perasaannya, tapi dia tidak ingin menyakiti Shinhye dan juga Yonghwa karena perasaannya itu.
Seohyun lalu dikagetkan oleh Yonghwa yang datang tiba-tiba dengan menenteng kertas. SeoHyun tahu kertas itu, kertas yang berisi lirik lagu tanpa judul yang pernah didengar Seohyun di ruang musik.
"Hey, karena akhir-akhir ini kita jarang bertemu aku jadi merindukanmu,haha…" sapa Yonghwa.
Seohyun tidak tahu bagaimana harus membalas sapaan Yonghwa karena berusaha mengendalikan perasaannya. Yonghwa lalu bertanya,"Apakah kau tidak merindukanku?"
Seohyun lalu menjawab,"Aahhh..aniyaa…tidak seperti itu, aku juga merindukanmu…"
"Bagus kalau begitu, kamu mau membantuku?" Seohyun berpikir sejenak lalu mengangguk.
"Tolong berikan judul pada lagu ini…" pinta Yonghwa sambil menyodorkan kertas yang di pegangnya tadi.
"Dee?" tanya Seohyun sambil menarik kertas lagu dari Yonghwa. Seohyun membaca lirik lagu itu. "Oh, lagu yang waktu itu akhirnya selesai juga…"
"Iya, sudah selesai namun belum ada judulnya. Kau mau membantuku memberi judul lagu ini?" tanya Yonghwa.
"Hhhmm..baiklah…" kata Seohyun. Seohyun lalu membaca lirik lagu itu dengan cermat. Lirik lagu itu menceritakan tentang cinta pertama yang sederhana dan Seohyun dapat merasakan lagu itu sangat mirip dengan kondisinya sekarang ini. Diantara semua bait lagu itu ada yang menarik perhartian Seohyun. 'I'm Genie for you girl' mengingatkan Seohyun dengan kata-kata Yonghwa tentang membantunya bersinar.
Seohyun cukup pintar untuk menerjemahkan genie dengan mengabulkan yang bisa berarti membantu.
'Apakah lagu ini untukku?', pikir Seohyun sesaat.
Namun dia menepiskan pikiran itu, dia harus sadar dan mengingat hubungan antara Yonghwa dan Shinhye.
'Tapi Kenapa dia tidak menanyakan saja pada Shinhye?' Batin Seohyun kembali.
"Hhhhmmm..bagaimana kalau Love Light, cinta yang ringan dan sederhana…." kata Seohyun mencoba memberi judul pada lagu itu.
"Wah.. Ide yang bagus. Ok, sudah diputuskan judul lagu ini Love Light…" kata Yonghwa bersemangat.
SeoHyun terbelalak ‘usulnya di terima begitu saja?’ batinnya lanjut.
Yonghwa lalu menatap mata Seohyun dan menambahkan,"Love Light sangat cocok denganmu…"
Mendengar hal itu, jantung Seohyun berdetak cepat. Ia dapat merasakan perasaan yang terus meluap dalam dirinya. Ingin sekali dia mengatakan perasaan itu tapi mengingat Shinhye selalu membuatnya sakit. Dia tidak ingin menyakiti Shinhye.
"Yonghwa", kata Seohyun sambil tertunduk.
"Iya?"
"Tolong jangan begini. Jangan memberikan aku harapan seperti ini…." kata Seohyun pelan lalu beranjak membawa gitarnya meninggalkan Yonghwa yang terdiam.
Yonghwa cukup jelas mendengar hal itu, dia lalu berdiri dan bertanya dengan suara lirih."Kenapa kau berkata seperti itu?"
Seohyun berhenti sesaat tetapi kemudian kembali melanjutkan langkahnya lagi meninggalkan Yonghwa yang kebingungan dan membatin, 'Aku melakukannya karena aku mencintaimu, tahukah kau???'
***
Semenjak kejadian itu, Seohyun terus berusaha menghindari Yonghwa. Yonghwa yang kebingungan dengan sikap Seohyun itu tetap berusaha mendekatinya minimal untuk menyelesaikan segala kesalahpahaman mereka. Namun sia-sia.
Seohyun seolah tahu saja kapan Yonghwa akan muncul dan disaat itulah Seohyun menghilang. Pernah sekali saat pulang, Yonghwa memanggil Seohyun dari jarak kejauhan. Namun Seohyun mengacuhkannya. Yonghwa bahkan menunggui Seohyun di luar toilet wanita. Namun Seohyun yang sudah tahu keberadaan Yonghwa sengaja berlama-lama di Toilet. Hasilnya Yonghwa malah dicibir oleh gadis-gadis dan akhirnya ia pun pergi.
Sedangkan dari sisi lain, Shinhye terus mengikuti Yonghwa dan Yonghwa sealu berusaha mengindari Shinhye. Namun, Shinhye selalu mendapatkan cara untuk bisa dekat dengan Yonghwa. siklus itu berulang selama sepekan itu.
***
Malam sebelum festival sekolah..
Seohyun berlatih di kamarnya saat Taeyeon masuk ke kamarnya.
"Kyaaa... Uri maknae akan debut di panggung…" histeris Taeyeon memeluk dongsaengnya.
"Gomawo unnie…" kata Seohyun sambil membalas pelukan unnienya itu.
"Ah.. Kita harus berterima kasih kepada Yonghwa karena telah membantumu selama ini…" kata Taeyeon. Mendengar nama Yonghwa disebut oleh unnienya itu, raut wajah Seohyun berubah menjadi sedih. Dia tertunduk.
"Ada apa maknae? Kau menyukainya kan?", tanya Taeyeon. Seohyun mengangguk.
"Ayo ceritakan pada unnie. Dia menyakitimu? Unnie akan memberi dia pelajaran kalau dia sampai menyakitimu dan membuat uri maknae bersedih…" kata Taeyeon simpati.
"Aaah.. Unnie.. Dia tidak menyakitiku.. Hanya saja cintaku sepertinya bertepuk sebelah tangan. Dia menyukai Shinhye dan mereka akan segera jadian. Aku tahu, aku tidak sepantasnya mencintai dia. Aku ingin melupakannya unnie tapi aku tidak bisa, aku tidak bisa membohongi perasaanku…" curhat Seohyun, air matanya jatuh membasahi pipinya.
"Sudah, jadikanlah luka di hatimu sebagai kekuatanmu untuk bangkit. Jangan pernah lupakan perasaan cinta itu tapi banggalah karena kau pernah merasakan perasaan itu. Cinta pada dasarnya sederhana tetapi manusialah yang kadang membuatnya rumit, dengan cara menjadi pesimis. Hyunnie, optimislah. Unnie yakin Yonghwa juga menyukaimu. Unnie tahu dari cara dia memperlakukanmu…" kata Taeyeon sambil memeluk Seohyun.
"Gomawo unnie…" kata Seohyun.
"Chonmaneyo, kau fokus saja dengan performmu besok. Nah, sekarang keluarlah, kami sudah menyiapkan pesta kecil untukmu dan besok kami akan menontonmu…" kata Taeyeon.
***
Hari festival sekolah..
Seohyun duduk di backstage. Dia menunggu gilirannya sambil memikirkan perkataan unnienya semalam. Betul kata unnienya, dia tidak boleh pesimis. Dia harus mencobanya sebelum menyerah. Dia lalu bangkit berdiri dan memutuskan mencari Yonghwa. Dia perlu bicara dengan Yonghwa. Dia tidak ingin larut dalam kesedihan. Seohyun lalu memutuskan pergi ke ruang musik. Dia yakin Yonghwa ada di sana. Sesampainya di sana, ia melihat Yonghwa namun tiba-tiba dia terdiam, membeku di tempat. Air matanya tiba-tiba terjatuh.
***
Yonghwa sedang mencari kertas lagu Love Light di ruang musik. Dia memang pelupa dan kali ini lagu yang akan dinyanyikannya hari ini hilang.
Saat sedang mencari kertas itu, Shinhye masuk dan bertanya,"Oppa, bisa kita bicara sebentar?"
"Kenapa?", tanya Yonghwa sinis.
"Aku ingin kita kembali menjadi sepasang kekasih seperti dulu? Aku tahu, aku salah meninggalkan oppa. Namun, aku baru menyadarinya setelah oppa tidak berada di sisiku bahwa aku mencintaimu. Hidup tanpamu terasa hampa…" kata Shinhye memohon.
"Shinhye, aku bisa memaafkan segala perbuatanmu padaku tapi untuk menjalin hubungan cinta denganmu itu mustahil. Aku sudah menutup hatiku untukmu dan rasa itu tidak ada lagi buatmu. Maaf…" kata Yonghwa menolak.
Shinhye terdiam. Dia tahu, yang. berada di hati Yonghwa sekarang adalah Seohyun. Dia ingin menyingkirkan Seohyun. Bagaimanapun caranya dia akan membuat Seohyun lenyap dari hadapan Yonghwa.
Shinhye kemudian menyadari keberadaan Seohyun yang berdiri di luar ruang musik lalu berkata.
"Oppa, kalau begitu peluklah aku untuk terakhir kalinya…" Shinhye langsung memeluk Yonghwa. Yonghwa yang terlanjut dipeluk terpaksa memeluk balik.
Saat itu, tiba-tiba pandangannya tertuju pada sesosok yeoja yang berdiri membeku. Matanya melebar saat melihat Seohyun menangis.
Seohyun lalu berlari meninggalkan tempat itu.
Yonghwa blingsatan, dia melepas pelukan ShinHye dan berniat untuk mengejar SeoHyun, namun Shinhye mencegahnya.
"Biar aku yang menjelaskan padanya oppa…" kata Shinhye lalu mengejar Seohyun.
Firasat Yonghwa buruk.
***
Seohyun berlari menuju atap sekolah. Di sana dia menangis lalu ia mendengar suara seseorang memanggil namanya. Dia lalu balik ke arah suara tersebut dan ternyata pemilik suara tersebut adalah Shinhye.
"Wah, si itik buruk rupa menangis karena menyadari dirinya selamanya tidak bisa berubah menjadi angsa…" ledek Shinhye.
"Shinhye.. Kau..", Seohyun kehabisan kata. Dia tidak menyangka ShinHye bisa berkata kasar seperti itu.
"Kau kira aku mau berteman dengan orang sepertimu? Sorry, tidak! Aku hanya ingin membuatmu menjauh dari Yonghwa oppa karena dia adalah milikku…" kata Shinhye.
Seohyun terdiam. Dia shock.
"Dan, kau tidak akan bersinar karena kau berakhir di sini. Karena aku akan mematahkan sayapmu agar kau tidak bisa terbang lebih tinggi dari ini dan terjatuh…" kata Shinhye lagi lalu meninggalkan Seohyun sendiri.
Dan tindakan terakhirnya adalah lalu mengunci Seohyun di atap.
Seohyun kebingungan karena dia terkunci dan sebentar lagi gilirannya tampil. Dia tidak ingin berakhir di sini. Dia tidak ingin semuanya gagal hanya karena dia terjebak dalam perangkap jahat ShinHye.
***
Yonghwa mencari Seohyun.
Sejak di ruang musik, Seohyun tidak kelihatan lagi. Firasat Yonghwa benar. Dia yakin ada seseorang yang menjebak Seohyun dan dia tahu siapa orangnya. Tidak lain dan tidak bukan adalah Shinhye. Yonghwa tahu betul, Shinhye adalah tipe orang yang akan melakukan segala cara untuk mendapatkan apa yang dia inginkan. Maka dari itu YongHwa mengubah apa yang di cari, Yonghwa mencari Shinhye, dan dia menemukan gadis itu di tangga sekolah.
"Hey, kau apakan Seohyun?", tanya Yonghwa.
"Eh.. Aku tidak melakukan apa-apa kok…" jawab Shinhye.
Yonghwa memojokkan tubuh ShinHye merapat ke tembok. "Katakan yang sebenarnya sebelum kau akan menyesal…" ancam Yonghwa.
Shinhye yang pertama kalinya melihat YongHwa seperti ini ketakutan akhirnya menjawab,"Dia...terkunci..di atap sekolah…"
Tanpa pikir panjang, Yonghwa bergegas ke atap sekolah meninggalkan Shinhye yang terduduk lemas.
Yonghwa lalu membuka pintu atap sekolah. Dia melihat Seohyun yang kebingungan lalu menarik tangan
Seohyun.
"Palli…Kau harus tampil di atas stage, buktikan kalau kau bukan si itik buruk rupa! Melainkan kau angsa yang terbang dengan sayap yang indah…" kata Yonghwa.
***
Seohyun berada di atas stage dan memperhatikan penonton sebelum bernyanyi. Dia bisa melihat unniedeulnya yang melambai-lambaikan tangan ke arahnya dan dia melihat Yonghwa bersama anggota bandnya. Dia lalu menarik nafas dan mulai bernyanyi.
Seohyun bernyanyi dengan sangat bagus dan permainan gitarnya tidak kalah dengan suaranya.
"Hyung, dia tampil dengan sangat baik. Tidak ada yang menyangkah dia adalah 'si itik buruk rupa'. Kau berhasil mengubahnya menjadi 'angsa'…" puji Jonghyun kepada Yonghwa di sela-sela perform Seohyun.
"Ya, 'angsa'ku sudah menemukan sinarnya sekarang…" kata Yonghwa yang membuat Jonghyun terkejut.
***
Sehabis perform, Seohyun ke backstage untuk bertemu Yonghwa. Dia tidak sabar ingin mengucapkan terima kasih dan tentu ia ingin mengungkapkan perasaan sukanya kepada Yonghwa. Dia berlari kecil ke arah Yonghwa bersama anggota bandnya lalu dia berhenti melangkah saat mendengar pembicaraan mereka.
"Hyung, lagu Love Light itu awalnya kau ciptakan untuk Shinhye kan?" tanya Minhyuk.
Yonghwa mengangguk lalu menjawab,"iya... Tapi…"
YongHwa belum sempat menjelaskan semuanya ketika dia melihat Seohyun mematung dan matanya berkabut, Sebelum YongHwa sempat bergerak SeoHyun telah berbalik dan segera berlari pergi. Percuma Yonghwa memanggil namanya dan mengejarnya. SeoHyun telah berlalu.
***
Seohyun berada di barisan penonton. Dia masih meneteskan air matanya. Pembicaraan Yonghwa di backstage masih tergiang di kepalanya. Dia tahu dia terlalu berlebihan menganggap lagu itu untuknya hanya karena sebuah kata. Dia juga tahu, semua kebaikan Yonghwa kepadanya hanya sebatas teman saja dan Yonghwa hanya akan mencintai Shinhye seorang.
Ia mengusap air mata yang terus membasahi pipinya. Saat itu matanya berpapasan dengan mata Yonghwa yang sudah bersiap tampil di atas stage. Seohyun menatapnya sebentar lalu berbalik dan bersiap untuk melangkah pergi. Namun langkahnya urung ketika dia mendengar suara Yonghwa.
"Annyeonghaseyo, hari ini kami akan membawakan lagu yang sangat special. Lagu ini saya ciptakan sendiri dan terinspirasi oleh seseorang, seseorang yang berarti bagiku. Dia dulunya di juluki 'itik buruk rupa' namun bagiku sendiri dia tidak seperti ini, dia selalu istimewa, dan kini dia telah menemukan sinarnya dan berubah menjadi 'angsa'. Lagu ini kupersembahkan untuknya. Dan aku berharap Semoga kalian menikmatinya…" kata Yonghwa.
Yonghwa mulai memetik gitarnya sambil melantunkan lagu Love Light. Seohyun yang mendengar perkataan Yonghwa tadi hanya bisa terdiam. Dia berbalik dan matanya lurus menatap Yonghwa. Ia terpaku,dadanya berdegup kencang. Suara nyanyian Yonghwa, lirik-liriknya dan alunan suara gitarnya membuat SeoHyun tersentuh. Tanpa sadar air matanya jatuh.
Setelah Yonghwa selesai menyanyikan lagu tersebut. Yonghwa turun dari stage dan menghampiri Seohyun yang masih terdiam. Yonghwa lalu menghapus air mata Seohyun dengan jemarinya.
"Seohyun, kau adalah muse-ku, tanpa kau lagu ini tidak akan selesai. Maukah kau menerima cintaku?", kata Yonghwa.
Seohyun terdiam, air matanya terus mengalir membasahi pipinya. Yonghwa menggaruk-garuk kepalanya bingung. Dia lalu menarik nafas lalu memegang pipi Seohyun dan berkata,"Seohyun tatap mataku, Shinhye itu hanyalah masa laluku dan sekarang kau adalah masa depanku. Memang Shinhye yang pertama untukku tapi kau adalah yang terakhir…"
"Op...oppa? Benarkah apa yang kau katakan? Kau...menyukaiku?", tanya Seohyun tidak percaya.
Yonghwa tersenyum sambil mengusap kepala Seohyun. "Tentu saja... Aku bukan hanya menyukaimu namun mencintaimu.. Lagu ini buktinya…" kata Yonghwa mantap.
Seohyun menatap mata Yonghwa dalam-dalam. Perasaan senang, terkejut, dan haru menyelimutinya. Ia lalu menarik napas dan tersenyum ke arah Yonghwa. Senyum paling lembut yang pernah dilihat Yonghwa. Yonghwa membalas senyum itu lalu membelai rambut Seohyun. Yonghwa lalu berlutut dan mengulurkan tangan kanannya.
" Jadi, Seo Joohyun, maukah kau menerima cintaku?" Seohyun terkesima. Ia mendadak merasa seperti seorang putri yang dilamar oleh pangeran seperti di buku dongeng yang sering dibacanya waktu masih kecil.
"Tapi.. Aku adalah 'si itik buruk rupa'..” kata Seohyun sedikit ragu.
"Pabo…" YongHwa menatapnya sambil memicingkan mata. "Apakah kau lupa? Kau telah berubah. Sekarang kau adalah angsa yg menawan. Sebenarnya.. Kau selalu menawan dihatiku. Aku hanya membantumu dan orang lain utk menyadarinya…"
Seohyun tersenyum lalu mengangguk pelan dan menerima tangan Yonghwa. "Iya, aku mau…" kata Seohyun.
Yonghwa langsung bangkit berdiri dan memeluk Seohyun. Seohyun memeluk YongHwa balik. Saat itu semua penonton menyoraki mereka dan memberi selamat kepada mereka. Unniedeul Seohyun mengancungkan jempol dan menangis terharu sedangkan anggota band Yonghwa menggoda leader mereka itu. Yonghwa dan Seohyun tersipu malu.
***
Setahun kemudian...
Seohyun berada di backstage festival sekolah. Ia sedang menyiapkan diri untuk perform lagu duetnya bersama Yonghwa, Banmal Song. Dia ingat, setahun lalu ia itu 'itik buruk rupa' yang tidak memiliki kepercayaan diri dan selalu direndahkan. Namun, sekarang tidak, dia bersinar seperti 'angsa'. Semua berkat Yonghwa, mataharinya, yang memberikan kesempatan padanya untuk memiliki sinar itu. Seohyun tersenyum geli saat mengingat masa-masa itu.
"Apa yang kau tertawakan?" tanya Yonghwa sambil memeluk Seohyun dari belakang.
"Ah, aku hanya mengingat kejadian satu tahun yang lalu. Berkat kau, aku bisa bersinar seperti sekarang ini. Gomawo Yong oppa…" kata Seohyun lalu mencium pipi Yonghwa.
"Yah! Mau berapa kali kau berterima kasih kepadaku. Kalau diingat-ingat, kau itu sangat tertutup namun sekarang kau begitu terbuka. Tidak ada lagi yang mengejekmu kan?" tanya Yonghwa.
"Tenang oppa, mereka tidak ada yang berani mengejekku sekarang..hehe…", jawab Seohyun.
"Ok. kalau ada, katakan saja. Aku akan memberi mereka pelajaran…" canda Yonghwa. Mereka lalu tertawa bersama-sama.
"Kalian berdua, Jangan bermesra-mesraan saja dan bersiaplah, sudah saatnya kalian tampil…" kata seorang staff acara.
Mendengar hal itu, Yonghwa lalu bertanya,"kau gugup?"
"Tidak oppa, aku tidak gugup karena kau ada di sampingku…." jawab Seohyun lalu menggandeng tangan Yonghwa.
Mereka berdua lalu naik ke stage dan menampilkan perform terbaik mereka.
_END_
_Seri SJ and Friends : FF OneShoot SJLand1stAnniv & YSDoubleBDay_
Penulis : MARCIA CHRISTINE (@acarin03)
Editor : SJ
Pic : MARCIA CHRISTINE
MARCIA say :
Hi, sebenarnya bingung mau nulis apa untuk author note,hehe. Akhirnya fanficku dipost juga di blog SJ unnie, thanks banget sama SJ unnie yang sudah bersedia membantu dan menerima fanficku walau banyak kekurangannya. Mungkin kesan membaca fanfic ini seperti baca manga shojo bergenre school love gitu,haha. Semoga gogumas menyukainya,hehe. Tolong tinggalkan komen mau positif ato negatif semua diterima,hehe. Maaf kalau fanficnya kurang berkenan di hati,hehe. Hmmm.. Happy reading :D
SJ say :
Apa yang kusukai dari Marcia adalah kegigihannya, asal tahu saja naskah FFnya ini pertama kalinya aku tolak tayang di Blogku, masalahnya adalah FF versi yang pertama sangat-sangat standar, tetapi kemudian dia mengubahnya sebagian meski tidak mengubah plot dasarnya, dan hasilnya memang lebih baik. Saranku buat Marcia : Banyak-banyak membaca dear, supaya perbendaharaan katanya banyak dan dalam menulis fiksi itu tidak ada batasan, lepaskan imajinasimu dan keluarkan ide2 liar yang ada di kepalamu, itu akan membuatmu menjadi penulis yang hebat..hehehhe..tapi kembali lagi disini kita semua belajar, masih selalu belajar buat menjadi penulis yang baik. kalau Marcia jeli, bisa bandingkan FF yang Marcia kirim, ama FF yang onnie tayang ini, supaya bisa mengambil banyak pelajaran darinya. but overall kerenlah, terus menulis dear.. *Hugs*
Okkey buat yang lain, silahkan tinggalkan jejak yah. oh iya hampir lupa, soal gambar di FFnya ini, mungkin tidak nyambung dengan isi cerita tapi karena ini karya Sotosopan Marcia jadi sekalian ajha..heheheh..
Thanks all :D
Fighting GoGuMa’s…^^
.SJ.
Kamis, 21 Juni 2012
.PART OF 9 ANGEL'S (3).
“Part of 9 Angel’s”
SJ Entertainment Present :
_Serial : P9A Part 3_
Lead Cast :
SeoHyun, Jessica , Yoona, Sunny, Tiffanny, Hyoyeon, Yuri, Taeyeon, Soo Yong(SNSD)
Main Cast :
- Jung Yong Hwa, JongHyun, Jungshin, Minhyuk (CN Blue)
- NickHun, Taecyeon (2PM)
- Siwon (SUJU)
- Joo Ji Hoon & Yoo Eun Hye
- Kim Seol Hyun (Member New GB FnC)
- JongHoon (FT Island)
Opening Theme Song : The Boys by SNSD
…
But you didn’t have to cut me off
Make out like it never happened and that we were nothing
And I don’t even need your love
But you treat me like a stranger and that feels so rough
No you didn’t have to stoop so low
Have your friends collect your records
And then change your number
I guess that I don’t need that though
Now you’re just somebody that I used to know
…
(Gotye – Somebody That I Used to Know)
Seohyun menatap tepat ke manik mata pria yang juga sedang menatapnya ini. Tetapi berbeda dengan tatapan yang di arahkan oleh SeoHyun, yang penuh dengan kemarahan, pria di depannya ini justru menatapnya lembut. Tidak kuat bertatapan lama, SeoHyun membuang pandangannya ke sekeliling JH café sore itu. Dia memilih bergumam dan bernyanyi lirih mengikuti lirik lagu Gotye yang diputar di JH Café sore itu sambil memainkan iPadnya.
Meanwhile…
Yoona membeku di tempatnya berdiri. Pria ini seharusnya tidak lagi menjejak dalam hidupnya, kisah mereka telah usai sejak kurang lebih belasan tahun yang lalu. Sudah usai ketika dia memutuskan untuk hijrah dari Busan ke Seoul. Tetapi bukankah hidup adalah sesuatu yang tidak bisa kau prediksi? Takdir berjalan secara sporadis, tidak ada yang bisa menebak bagaimana ritmenya, dan apa yang akan menjumpaimu di depan sana. Setelah berlalu belasan tahun, setelah berikrar dalam hati untuk berubah, Setelah menjadi model yang terkenal dan mulai dilirik oleh sutradara film, haruskah dia bertemu lagi dengannya? Pria dari masa lalunya yang sekarang akan menjadi rekan kerjanya?? Yoona tiba-tiba merasa sesak nafas.
_0o0_
@Yoon_Ah Now you’re just somebody that I used to know…
@Hyunnie TT_TT RT @Yoon_Ah Now you’re just somebody that I used to know…
@Fany_Tifanny ckckck..dua anak lagi pada kesambet apaan sih?? RT @Hyunnie TT_TT RT @Yoon_Ah Now you’re just somebody that I used to know…
_0o0_
Taeyeon, Sunny, Yuri, SooYoung, Jessica, HyoYeon dan Tiffanny memandang ke Yoona dan SeoHyun yang malam itu bertampang kusut ibarat pakaian yang belum tersentuh setrikaan. Malam itu ke Sembilan gadis ini kembali dengan rutinitas Saturday night mereka di Lounge and Bar Butterfly. Meski SeoHyun sedikit merasa tidak nyaman, mengingat tekanan yang diberikan oleh Siwon sejak beberapa hari yang lalu yang meminta dia agar Saturday Night partynya dengan anak-anak 9 Angels ditiadakan dengan ancaman bahwa dia akan membantu Ibunya untuk terus mencecar SeoHyun dengan pertanyaan seputar pernikahan, tetapi mereka tetap masih bisa seru-seruan dengan Saturday Night Party itu meski dengan resiko Siwon kembali mencecar dan seringnya menatap sinis ke adiknya. Seohyun masih memikirkan bagaimana cara terbaik menyampaikannya kepada teman-temannya yang lain, dia tidak tega.
“Kalian kenapa sih? Ayo cerita!!” Taeyeon berinisiatif untuk bertanya. Dan entah disengaja atau kebetulan semata, Yoona dan SeoHyun secara bersamaan menghela nafas, ketujuh lainnya kembali saling berpandangan. Dan Yoona dan SeoHyun pun saling menatap satu sama lain lalu tertawa pelan.
“Aku dulu atau kamu dulu yang cerita??” Tanya Yoona.
“Onnie aja…” Ucap SeoHyun singkat.
“Iya, kamu aja yang cerita terlebih dahulu, kalau dia sih kita-kita juga pada tahu garis besar masalahnya apa?? Paling juga gara-gara dia yang tidak boleh disebut namanya…” Ucap HyoYeon sambil melirik SeoHyun, SeoHyun hanya mendelik. Ketujuh lainnya tertawa.
Yoona mengangkat bahu, lalu meminum minumannya malam itu. “Kalian tahukan aku akan membintangi layar lebarku??”
“Iya, kami tahu dan bukankah kami-kami sudah memberimu selamat untuk itu??” ucap Jessica polos yang kemudian ditoyor oleh Sunny.
Yoona mengangguk pelan. “Tadi siang untuk pertama kalinya para aktris dan aktor pendukung bertemu juga dengan kru produksi, semuanya. Dan ternyata musik directornya adalah seseorang yang aku kenal, sangat aku kenal…” dengan suara lirih dan bergetar seperti itu, kedelapan perempuan itu bisa menebak betapa spesialnya pria yang menjadi Musik Direktor di Film yang akan dibintangi Yoona itu.
“Nugu?? Jangan bilang Dia cinta pertamamu??” Tebak Tifanny, dan ternyata ucapannya yang asal tebak itu benar. Yoona mengangguk dengan wajah sedih.
“Mwo??? DongHae-ssi???” Timpal SooYoung.
“Yaa onnie…bukan dia…”
“Bukannya dia adalah pacar pertamamu? Dan itupun setelah usiamu 20 tahun…” Beberapa tertawa kembali dengan ucapan Jessica. “…Atau kamu punya pacar pertama yang tidak kami kenal??”
Yoona menggeleng lalu kembali meneguk minumannya. “Dia cinta pertamaku tetapi tidak pernah menjadi kekasihku..” ucapnya lirih.
“Aaahhh…” hampir bersamaan kedelapannya mengucapkan kata-kata itu sambil menganggukkan kepala.
“Ketika itu usaiku 13 tahun, sebelum menetap di Seoul, Aku kan tinggal dan besarnya di Busan…”
Kembali ke delapan perempuan itu mengangguk. Yah, mereka tahu sebelum tinggal di Seoul, Yoona lahir dan besar di Busan bersama dengan neneknya. Kedua orangtuanya pindah ke Seoul karena pekerjaan tetapi Yoona memilih tetap tinggal bersama neneknya di Busan. Saat itu Yoona tidak pernah bermimpi jika suatu saat dia akan menetap di Seoul. Dia mencintai Busan dan memilih menghabiskan hidupnya di kota itu, terlebih dengan sikap yang ditunjukkan oleh kedua orangtuanya, yang lebih sayang dengan bisnis dan pekerjaannya ketimbang kepada anak semata wayangnya. Tetapi sekali lagi takdir berjalan di luar kendali, ketika di usia yang ke 15 dia harus meninggalkan Busan untuk selamanya dan terpaksa menetap di Seoul.
“..Aku yang dulu bukanlah aku yang sekarang. Aku adalah si jerk, frigid, outsider, loser atau apalah istilah teman-temanku saat itu. Tidak ada yang mau berteman denganku yang kaku, pemalu dan pendiam, tidak juga dia. Aku bahkan yakin, Saat itu dia tidak tahu ada seorang anak yang namanya Im Yoona…”
Kedelapannya antusias mendengarkan cerita Yoona.
“…Namanya Lee JongHyun, idola di sekolahku saat itu, tinggi, ganteng, putih dan terkenal jago bermain musik…semua anak-anak perempuan menyukainya, tetapi saat itu aku tidak termasuk perempuan yang menggilainya. Aku sadar sepenuhnya siapa aku…tetapi semua berubah di hari hujan itu… ”
********
Yoona melihatnya, melihat Lee JongHyun berdiri menggigil kedinginan di halte sekolah. Dengan seragam tanpa jaket, hanya seragam yang mencetak bentuk tubuhnya, akibat terkena hujan tadi. Yoona melemparkan pandangan ke sekelilingnya, halte sekolah kosong dari kehadiran orang-orang dan hujan semakin menggila.
Batin belianya berperang antara mendekati JongHyun atau tidak, di satu sisi dia tidak ingin terkesan sok kenal dan bukankah dia adalah si Yoona yang frigid, pendiam dsb?? Tetapi di sisi lain kemanusiaannya tergugah melihat tubuh itu semakin bergetar karena menggigil kedinginan. Dan lihatlah, JongHyun sudah mulai memeluk tubuhnya dengan kedua tangannya.
Yoona baru saja hendak melangkah mendekat ketika mobil neneknya mendekat. Kemudian dia melihat neneknya menurunkan kaca mobil dan memanggilnya. Sedetik, hanya sedetik, pikirannya bergerak cepat, dia melepas jaket rajutnya dan mendekati JongHyun yang juga beranjak hendak naik ke bus yang berhenti tepat di depan mereka.
“Ini..pakai ini, kamu akan menggigil sepanjang jalan dengan baju basah seperti itu…” ucap Yoona cepat sambil menyodorkan dan meletakkan Jaket rajutnya ke tangan JongHyun yang justru tercengang kaget. Yoona lalu berlari pergi masuk ke dalam mobil neneknya. Sedang di tempatnya JongHyun berdiri kaku sebelum kemudian tersadar karena suara klakson dan supir Bus yang meneriakinya.
********
“…Sejak saat itu, dia mulai mengenalku, sering menolongku ketika anak-anak meledekku atau mencurangiku… tetapi tetap saja, aku adalah si loser dan dia adalah prince charming, kasta kami di sekolahan saat itu terlalu berbeda. Ada banyak anak yang tidak suka dengan kedekatan kami, dan aku cukup tahu diri, aku mulai menjauhinya, pura-pura tidak mengerti jika dia mendekat, aku berusaha menjauh meski saat itu aku sadar aku suka dia, dia adalah orang pertama yang menghargaiku, susah untuk tidak jatuh cinta padanya di posisiku saat itu. Dan aku benar-benar menjauh darinya ketika dua bulan kemudian Haelmoni meninggal dan aku harus ikut ayah ke Seoul…Sejak saat itu aku tidak pernah bertemu dengannya, duniaku tidak lagi bersinggungan dengannya…sampai hari ini, ketika Sutradara filmku memperkenalkannya sebagai orang yang akan menjadi Musik Director di film kami…”
“Hhhmmm…Lee JongHyun?? Aku tidak asing dengan nama itu??” Sunny mengetuk-ngetuk meja dengan jari-jarinya. “Aaaahh, iya aku ingat..apa mungkin Lee JongHyun yang itu yah??”
“Apa maksudmu dengan Lee JongHyun yang itu??” tanya TaeYeon. Sebenarnya ke delapan perempuan ini tidak heran jika Sunny kenal dengan Lee JongHyun, mengingat Sunny adalah keponakan dari Bos besar SM Entertainment dan dia bekerja di sana menjadi salah satu manajer keuangannya.
“Eehhmm..dia adalah pencipta lagu yang lumayan terkenal di Showbizz kita, Lagu-lagunya sering dinyanyikan beberapa idol dan berhasil menjadi hitz dan merajai chart. Mungkinkah Lee JongHyun yang itu?? Sayangnya aku tidak pernah bertemu dengannya, yang aku tahu, dia memang masih sangat muda dan jenius di musik, dia bukan orang yang menyukai publisitas, dia senangnya bekerja di belakang layar tetapi orang-orang mengakui kehebatannya, tidak ada lagunya yang tidak berhasil menjadi hits dan satu lagi, dia memilih siapa orang-orang yang akan di berikannya lagunya, dia terkenal idealis…”
Yoona membelalakkan mata, mungkinkah itu Lee JongHyun yang dikenalnya?
“Oooohh..tunggu sebentar..” Sunny meraih iPhonenya lalu menghubungi satu nomor. “Aaahh, paman, ehhmm maaf mengganggumu malam-malam begini, aku mau tanya satu hal…ini tentang Lee JongHyun sang composer itu…dee… deee…. apakah dia berasal dari Busan??.... ooohh… dee… dee… gomawoyo… dee… hehehhehe…”
Sunny kemudian menutup pembicaraan telepon itu lalu memandang satu-satu wajah penasaran yang sekarang menatapnya.
“Dee, confirm dia memang adalah Lee JongHyun temanmu itu…”
Yoona terhenyak.
“Eeetapi bagaimana kamu bisa mengenalinya??Maksudku setelah belasan tahun berlalu kenapa kamu masih bisa mengenalinya???” Tanya Sunny lagi, dan didukung oleh teman-temannya yang lain.
“Dia tidak banyak berubah, wajahnya dan suaranya, serta ketika Sutradara memperkenalkannya aku langsung bisa menebak jika itu adalah dia dan satu hal yang bisa memastikan kalau dia adalah Lee JongHyun temanku dulu, dia memakai kalung yang sama sejak dia berusia 15 tahun…”
“Ckckckc..kamu ternyata memang masih sangat mencintainya, sampai-sampai kamu bisa ingat dengan mendetail kalung yang selalu digunakannya…”
“Onnieee…”
“Apakah dia mengenali onnie??” SeoHyun yang sedari tadi hanya sibuk menyimak kali ini angkat suara.
Yoona menggelang. “Entahlah, apakah dia mengenaliku atau tidak, tapi sepertinya dia tidak mengenaliku lagi…” lirih suaranya membuat kedelapannya ikut berempati padanya.
“Tapi jangan bilang kamu masih tetap mencintainya sampai sekarang…”
“Anii onnie. Tidak seperti itu… hanya saja bertemu dengannya kembali entah mengapa…” Yoona berhenti sesaat. “…ada yang bergetar disini…” dia memegang dadanya pelan.
“Itu karena mungkin kamu penasaran dengannya, bagaimanapun cinta yang tidak kesampaian itu selalu punya tempat istimewa di hati dan mampu membuatmu mengenangnya, beda ketika kamu pernah pacaran dengannya…” ucap TaeYeon bijak.
Yoona mengangguk.
“Tenang saja, kamu tidak akan sering berinteraksi dengannya kok, dan lagi kamu bukan pemain utama jadi tidak usah khawatir…”
Yoona menghela nafas panjang.
“Aku sih simpel aja, meski kamu masih menyukainya atau kamu simpati padanya atas nama kisah masa lalu kalian, tapi lebih amannya kalau kamu melupakannya dan tidak berurusan dengannya, kamu tahu kenapa? Karena Belum tentu dia masih single dan tidak memiliki kekasih…” kali ini ucapan Jessica di setujui lainnya. “..Dan belum tentu dia mencintaimu juga…”
“Aku mengerti onnie, aku hanya…” Yoona terdiam. “..aku hanya teringat kisah kami yang lalu..itu saja…”
“Semoga hanya seperti itu, sungguh kami tidak ingin melihatmu bersedih…” Yuri menepuk tangannya pelan.
Yoona mengangguk.
Masing-masing dari mereka terdiam selama beberapa menit, sebelum TaeYeon berbalik dan menatap si maknae.
“Dan kamu, sekarang katakan ada apa? Kenapa wajahmu ditekuk seperti itu? YongHwa lagi??”
“Onnieee…” SeoHyun merajuk.
“Tadi kamu ketemu sama diakan??” Kembali Tiffany mencoba menebak dan sama seperti Yoona, kali ini pun tebakannya buat SeoHyun benar, ketika gadis yang sekarang wajahnya pias itu mengangguk.
“Bagaimana ceritanya? Secara kamukan membencinya setengah mati..” Sunny kembali menoyor Jessica yang lagi-lagi bicara blak-blakan.
“Semua karena Seol Hyun…”
“Seol Hyun?? Adiknya YongHwa? Dia sudah kembali ke Seoul??” Tanya Taeyeon.
SeoHyun mengangguk, “..Dia mengajakku ketemuan di cafenya JongHoon Oppa..” Yuri tersedak ketika mendengar nama itu, teman-temannya yang lain berbalik melihatnya.
“Kamu kenapa tersedak? Orang Hyunnie cuma menyebut namanya doang, gak selingkuh ini…” ucap Jessica nyablak, dan langsung di pelototin oleh Yuri.
“..Nah, sialnya dasar Seol Hyun, dia malah meninggalkanku berdua dengan YongHwa oppa lumayan lama, jadinya ngebetein…”
********
Seohyun menatap tepat ke manik mata pria yang juga sedang menatapnya ini. Tetapi berbeda dengan tatapan yang di arahkan oleh SeoHyun, yang penuh dengan kemarahan, pria di depannya ini justru menatapnya lembut. Tidak kuat bertatapan lama, SeoHyun membuang pandangannya ke sekeliling JH café sore itu. Dia memilih bergumam dan bernyanyi lirih mengikuti lirik lagu Gotye yang diputar di JH Café sore itu sambil memainkan iPadnya.
“Seharian sibuk ngapain?” Suara berat itu menyapanya, sebenarnya ramah tapi terdengar lain di telinga SeoHyun.
SeoHyun mendumel dalam hati, sembari merutuk Seol Hyun yang tiba-tiba izin ke Toilet. “Penting untuk dibahas, aku ngapain seharian??” ucapnya jutek.
“Bagi laki-laki yang mencintai wanitanya, di setiap waktu luang, di setiap menit ketika pekerjaan tidak menyita konsentrasinya yang berkelebat di benaknya adalah wanita yang dicintainya sedang ngapain? Wanita yang dicintainya sudah makan atau tidak? Sehat apa tidak?”
“Hhmmm…Memang aku masih dianggap wanita yang dicintai??” kembali SeoHyun menanggapinya dengan sinis.
“Selalu…dan hanya kamu…”
Perempuan lain boleh saja berbunga mendengar kata-kata itu, tetapi SeoHyun tidak. SeoHyun mengangkat wajahnya dan menatap YongHwa sinis dan kembali YongHwa menatapnya lembut, membuat SeoHyun kembali uring-uringan.
“Kamu tidak berhak untuk itu lagi, ingat siapa yang melepaskan aku??” Ucapnya geram, permainan kata-kata ini harus dimenangkannya. Dia tidak akan lagi kalah oleh YongHwa atas nama apapun. Dia bukan SeoHyun yang dulu lagi, yang selalu bisa kalah oleh intelektualitas YongHwa.
“Aku tahu…” YongHwa tersenyum pelan. “Tapi aku yakin selalu ada kesempatan kedua untukku…”
“Iiiissshhh…” SeoHyun mendesis marah. Laki-laki ini benar-benar sesukanya. “Jangan terlalu yakin deh…”
“Begitu??” YongHwa menganggukkan kepala. “Bagaimana kalau aku meminta dan berlutut untuk kesempatan kedua itu?” Dia lalu berdiri membuat SeoHyun kaget.
“Oooohhh gosh, jangan sampai kejadian dia berlutut disini…” Batin SeoHyun.
“Kalau Kamu melakukannya, kesempatan buatmu akan hilang selamanya…” Ancam SeoHyun tegas dapat mengurungkan niat YongHwa, dia kembali duduk dengan wajah mengeras, lihatlah wanita ini, keras kepala sekali, batinnya.
“Artinya, aku masih punya kesempatan itu. Lantas apa yang harus aku lakukan untuk mendapat kesempatan kedua itu??”
SeoHyun terdiam, dia membuang pandangannya ke luar JH Café, ke arah jalan, sedangkan YongHwa tetap menatap wajah yang selalu terlihat cantik di matanya itu.
Beruntung SeoHyun di selamatkan oleh kedatangan Seol Hyun, yang meminta maaf karena terlalu lama di Toilet, Dan bertepatan dengan kedatangan Seol Hyun, iPhone YongHwa berbunyi dan dia berdiri untuk menjawab teleponnya, berselang beberapa detik, dia kemudian pamit karena harus ke Rumah Sakit, tetapi kepergiannya makin membuat SeoHyun galau dengan tindakannya yang mengusap kepala SeoHyun pelan sambil menatapnya dan mengatakan, “Aku menunggu jawabanmu…”
Dan dia semakin galau, ketika Seol Hyun bercerita banyak padanya termasuk fakta bahwa YongHwa masih sangat mencintainya dan alasan YongHwa memilih menjadi dokter.
“Semua demi SeoHyun, dia memiliki penyakit, sedari remaja mengidap Hiperresponsif vasovagal, respon berlebihan pada pembuluh darah, dan aku jika ingin menjadi suaminya, selalu harus menjadi orang yang bisa diandalkannya…untuk itu aku mau menjadi seorang dokter..”
********
“Hyunnie, coba jujur sama kami, kamu masih mencintainya kan???” Ucap Yuri pelan setelah mendengar cerita SeoHyun.
Yang lain terdiam, dan menanti apa yang akan dikatakan oleh maknae mereka.
“Ini bukan persoalan apakah aku masih mencintainya atau tidak onnie. Dia telah meninggalkanku, bertahun-tahun dan sekarang dia ingin kembali, dia berlaku sesukanya, enak sekali dia…aku masih sakit hati onnie, disini masih sakit karena ulah dia…”
Dan reaksi ke delapan perempuan itu membuat SeoHyun jengkel setengah mati, kedelapan orang itu bukannya ikut berempati dengannya, mereka malah tertawa terbahak-bahak.
“YAAA..onnie..apanya yang lucu sih?? Kenapa kalian tertawa?” Ucapan SeoHyun justru makin membuat kedelapannya terkikik geli. “Tadi waktu Yoona onnie kalian berempati kenapa ketika tiba giliranku bercerita reaksi kalian malah seperti ini?”
“Yah bedalah, Kasusmu dan kasus Yoona beda, Hyunnie…”
“Apanya yang beda??” Ucap SeoHyun polos.
“It’s something you’ll have to deal with yourself, dear…menerima pengakuan cinta YongHwa atau tidak, simpel gitu..tapi kalo menurutku sih, YongHwa terlalu ganteng untuk diabaikan begitu saja, iya gak??” Ucap Sunny sambil meminta persetujuan teman-temannya.
“Iya, dia terlalu ganteng untuk di cuekin dan ditolak begitu saja, meskipun atas nama dendam masa lalu..” kembali ketujuh lainnya tertawa karena ucapan HyoYeon, di tempatnya SeoHyun hanya mencibir, memilih menghabiskan minumannya. Dia bahkan minta tambah bir kepada pelayan.
“Hyunnie, coba tanya sama hatimu dear, apakah benar cinta itu sudah hilang? Sekali-kali jangan keras kepala kenapa?”
“Iya, Kamu tahu dear jika kau mencintai seseorang hingga terasa menyakitkan, kau akan menemukan tak ada lagi kebencian, yang ada hanyalah cinta yang lebih besar…."
SeoHyun terdiam, dia hanya meneguk kembali minumannya.
Tetapi kedelapan lainnya mengerti keengganan SeoHyun, dengan segera mereka kemudian meramaikan suasana malam itu, mencoba melupakan kesedihan dan masalah-masalah mereka, mereka kemudian tertawa dan saling bercanda satu sama lain. Entah karena terseret oleh kebahagiaan semu dan berusaha melupakan kejadian siang tadi, SeoHyun tanpa sadar meminum bergelas-gelas bir malam itu, melupakan ketidakmampuan tubuhnya terhadap efek dari minum bir bergelas-gelas.
Jadilah dia mesti menanggung sesuatu dari kelakuannya yang impulsive itu.
_0o0_
@Reinassence Apartement.
SeoHyun membuka mata perlahan dan melihat langit-langit kamar berwarna putih tetapi dia tidak familiar dengan kamar ini, ini bukan kamarnya. Dan aroma yang hinggap di hidungnya adalah sesuatu yang baru. Meski dia tidak asing dengan bau itu. Dia berusaha mengendalikan kesadarannya secara penuh, membuang semua sisa-sisa kantuk dan sakit pada kepalanya, yang berusaha menekan kesadarannya. Dia mencoba bangkit dari tidurnya, dan hampir terpekik kaget ketika melihat foto dirinya berukuran besar di dinding kamar itu, lebih kaget lagi ketika melihat siapa yang melangkah masuk ke dalam kamar.
YongHwa dengan alat cukur di tangannya.
“Kau sudah bangun???”
“AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAKKKKKKKKKK……” SeoHyun sukses berteriak ketika sadar dengan kondisi tubuhnya yang ternyata hanya mengenakan pakaian dalam dan sekarang berada di atas tempat tidur orang yang saat ini justru sangat-sangat dihindarinya. Ooohh Gosshhh…
YongHwa yang kaget melihat reaksi SeoHyun yang berlebihan nyaris menjatuhkan alat cukur yang ada di tangannya.
“Wae?? Kenapa aku bisa berada disini??” ucapnya panik.
YongHwa melangkah mendekat.
“Stop. Jangan mendekat!!!” Perintah SeoHyun sembari menarik naik selimut sampai di lehernya, menutupi tubuhnya yang hanya mengenakan pakaian dalam.
“Hyunnie…” ucap YongHwa pelan sembari tetap melangkah mendekat, ketika melihat SeoHyun memegang kepalanya dan wajahnya memucat.
“AKU BILANG JANGAN KESINI...IIISSSHHHHHH…”
“Arasho…” YongHwa memilih berdiri dan memperhatikan SeoHyun secara detail. “Tapi tolong, minum susunya dulu, lalu makan rotinya dan minum obat yang disitu…” jelas YongHwa. SeoHyun melihat ke meja yang terletak di sisi tempat tidur. Dia lalu mengacuhkannya dan kembali menatap tajam YongHwa.
“Aku akan menjelaskan semuanya setelah kamu melakukan apa yang tadi aku katakan…” kembali YongHwa bersuara.
Merasa kepalanya semakin berat, SeoHyun memilih mengikuti instruksi YongHwa, dia hanya menghabiskan satu tangkup roti, meminum susu coklat lalu meraih obat yang di atas meja dan dia sangat tahu obat itu. dia tidak akan heran kenapa YongHwa tahu, secara dia seorang dokter.
Setelah melakukan semuanya, tanpa kata, SeoHyun kembali menatap YongHwa tajam.
Yonghwa menarik nafas panjang, lalu mulai menjelaskan semuanya. “Semalam, Taeyeon menelponku, mengabarkan kondisimu di Butterfly, mereka kaget melihatmu pingsan dan tidak sadar. Karena bingung harus menghubungi siapa, mereka menghubungiku…” melihat wajah SeoHyun yang tambah gusar membuat YongHwa kembali menghela nafas. “Mereka menghubungiku karena tahu kamu sangat benci rumah sakit Hyunnie, dan meski kakakmu juga ada di sana, dia tidak dapat melakukan apapun. Makanya aku segera kesana..”
“Tapi kenapa kamu harus membawaku ke…” SeoHyun melihat sekeliling.
“Ini apartemenku, tepatnya apartemen yang baru saja aku miliki….” Jelas Yonghwa.
“Nah, itu dia, kenapa kamu membawa aku ke apartemenmu, bahkan ke atas tempat tidurmu???” SeoHyun menyipitkan matanya lalu menatap YongHwa sinis. “Aku pikir posisimu sebagai dokter bukan berarti membuatmu bisa sesuka hatimu membawaku ke atas tempat tidurmu, kamu pikir aku ini apa mu sih???”
YongHwa berjalan mendekat membuat SeoHyun makin menatapnya tajam.
“Pikiranmu itu tolong deh, jangan selalu berpikir yang negatif tentangku. Coba bayangkan situasinya, kamu pingsan karena mabuk, kakakmu dan sahabatmu yang panik tetapi bingung tidak tahu harus bagaimana, hanya aku yang bisa menolongmu di sana…”
“Tapi bukan berarti aku harus berada di atas tempat tidurmu..PABOO…” caci SeoHyun dengan nada suara yang meninggi.
“Siwon memberiku akses untuk itu, katanya dia khawatir jika harus membawamu pulang ke rumah dengan kondisi seperti ini, kedua orang tuamu pasti akan khawatir..”
SeoHyun menggerutu. Kakaknya itu kadang tidak bisa memfungsikan otaknya dengan baik. menyerahkan adiknya begitu saja pada seorang laki-laki? Astaga, lihat saja dia pasti akan menerima balasan untuk perbuatannya. Batin SeoHyun geram.
“Kamu jangan salah paham Hyunnie, Siwon melakukannya karena dia benar-benar bingung semalam, pertama kamu yang pingsan belum lagi SooYoung-ssi yang juga mabuk..dia benar-benar tidak tahu harus berbuat apa, dan aku yang meminta agar bisa membawamu ke tempatku..” Seperti bisa membaca pikiran SeoHyun, YongHwa menjelaskan fakta yang sebenarnya.
“Tetap saja itu artinya dia tidak sayang sama aku, menyerahkanku ke lelaki seperti kamu…”
“Apa sih maksudmu? Memangnya kamu menilai aku seperti apa? Kamu mengenaliku Hyunnie, apa mungkin aku akan mencelakaimu…” Sekarang YongHwa sukses duduk di depan SeoHyun.
“Yah namanya laki-laki bisa saja isi kepalamu lainkan? Dan bukankah kamu mencintaiku? Bisa saja kamu memanfaatkan keadaan yang ada..” Ucap SeoHyun sombong sambil menegakkan duduknya, siap meladeni YongHwa jika pria ini tetap ingin melangsungkan perang kata-kata dengannya. Mendapati dirinya yang ternyata semalaman tidur di atas tempat tidurnya sungguh hal yang sangat memalukan, dan dia tidak akan malu untuk kedua kalinya di hari ini.
“Kamu ini masih mabuk yah??” Ucap YongHwa lemah. “Atau apa kamu sudah berubah menilaiku? Kamu tahu aku tidak mungkin mencelakaimu Hyunnie..”
“Siapa tahu? Kita sudah tidak pernah berkomunikasi bertahun-tahun, bisa saja kamu bukan yang dulu lagi, dan memang kamu bukan YongHwa yang aku kenal lagi…Kamu bukan YongHwa aku lagi…”
YongHwa menghela nafas panjang. Ada yang merambat hangat di dadanya ketika mendengar SeoHyun menyebut kata “YongHwaku..” betapa dia merindukan kata-kata itu tergiang di telingannya dan diucapkan oleh wanita yang sednag uring-uringan di depannya ini.
“Sebesar apapun rasa cintaku padamu, itu tidak akan membuatku mengambil kesempatan saat kamu lagi tidak berdaya seperti ini, buat apa? Lebih bagus menikmati tubuhmu ketika kamu sepenuhnya sadar dan kamu juga ikut merasakan kebahagaiaan yang aku rasakan ketika menyentuhmu..”
“YAAAA…” SeoHyun melemparkan bantal yang di sampingnya tepat ke wajah YongHwa.
“Kamu yang memulainyakan? Kamu yang terlebih dulu menilaiku negatif. Aku ini lelaki dewasa Hyunnie, apa kamu pikir hanya melihat tubuhmu bisa memuaskan kerinduanku terhadapmu. Dan lagi aku sudah pernah melihat semua bagian tubuhmu, dan perna menci..”
“OPPPPAAAAAAAAAAAA…” SeoHyun berteriak frustasi. Dia menutup wajahnya yang mulai berair. YongHwa tega sekali menyakitinya, bahkan merusak kenangan mereka berdua dengan mengucapkan kata-kata serendah itu, ini menyakitinya.
“Mianhe Hyunnie..chinca mianhe my love…”
YongHwa maju dan memeluk tubuhnya. Merasa letih dan sakit hati SeoHyun terdiam, dia tidak bisa lagi melawan. Dia memilih tetap menutup wajahnya dengan kedua tangannya, dan terisak pelan. Dia tidak lagi peduli jika sekarang YongHwa telah memeluk tubuhnya yang hanya mengenakan pakaian dalam dan terpisah sehelai selimut dengan tubuh YongHwa.
“Maafkan aku..” Yonghwa menyesal harus membuat perempuan yang dicintainya itu menangis, tetapi dia tidak menyesalkan tindakannya tadi, karena dia kembali merasakan sensasi kebahagiaan. Akhirnya untuk pertama kalinya SeoHyun memanggilnya dengan panggilan Oppa.
“Aku membenci Oppa…”
“Dee…Aku tahu…” dia tersenyum pelan, akhirnya wanita ini luluh juga. Dia mengenal SeoHyun sebaik dia mengenal dirinya sendiri.
“Aku tidak akan memaafkan oppa…untuk kesedihan selama..bertahun-tahun yang harus aku alami…hikkss..” ucap SeoHyun tergugu.
“Dee..aku akan menerima semua apapun yang bisa membuatmu kembali menerimaku My Love…termasuk menebus rasa sedih selama bertahun-tahun meninggalkanmu…” Ucap Yonghwa sambil mengangkat wajah SeoHyun dan menghapus airmata dari pipi gadisnya.
“Aku akan membalasnya..” Ucap SeoHyun sambil menatap YongHwa, tetapi Yonghwa tahu, tatapan mata itu melembut dan dia bisa melihat ada cinta disana.
“Dee, lakukan sesukamu.. “ ucap YongHwa sambil membelai wajah SeoHyun. “Tapi biarkan aku berada disisimu ….” Ucapnya lirih lalu melabuhkan bibirnya ke jidat SeoHyun dan menciumnya. “…biarkan aku menjagamu Hyunnie…” Bisiknya lalu mencium kedua mata SeoHyun. Di tempatnya SeoHyun bergetar. “..dan izinkan aku kembali menjadi kekasihmu, menjadi milikmu…” ucapnya lirih lalu melabuhkan bibirnya di bibir mendamba itu. Menuntaskan rindu yang panjang , rindu yang bertahun-tahun, rindu yang menyakitinya begitupula menyakiti kekasihnya ini.
Dan pagi itu sebuah hari barupun dimulai. Minimal di hati kedua anak manusia itu.
(…Dreams, Dreams
Of when we had just started things
Dreams of me and you
It seems, It seems
That I can't shake those memories
I wonder if you feel the same way too
The littlest things that take me there
I know it sounds lame but its so true
I know its not right, but it seems unfair
That the things remind me of you
Sometimes I wish we could just pretend
Even if for only one weekend
So come on, Tell me
Is this the end??)
(Lily Allen – Little Things)
_0o0_
@Soo_Won Yuuhhuuuu… @Hyunnie dikau apakabar dear? Baik-baik sajakan??
@Sunny Kita harus siap-siap tampaknya nih..Lol RT @Soo_Won Yuuhhuuuu… @Hyunnie dikau apakabar dear? Baik-baik sajakan??
@Hyo Siap@ dilabrak, atau malah siap2 ditraktir?? Yg kedua kedengaran keren..*Wink* RT @Sunny Kita harus siap-siap tampaknya nih..Lol RT @Soo_Won Yuuhhuuuu… @Hyunnie dikau apakabar dear? Baik-baik sajakan??
.END.
Author's Note :
SCREAM OUT LOUD : HAPPY BDAY JUNG YONGHWA ^^
Wish you all the best, and LongLast wif u'r GF,SEOJOOHYUN...
Cheers ^^
.SJ.
Langganan:
Postingan (Atom)