Rabu, 11 Januari 2012

.PART OF 9 ANGEL'S (1).





“Part of 9 Angel’s”



SJ Entertainment Present :



_Serial : P9A Part 1_



Lead Cast :
SeoHyun, Jessica , Yoona, Sunny, Tiffanny, Hyoyeon, Yuri, Taeyeon, Soo Yong(SNSD)
Jung Yong Hwa (CN Blue)


Main Cast :
- Joo Ji Hoon & Yoo Eun Hye
- Jonghyun, Jungshin, Minhyuk (CN Blue)
- JongHoon (FT Island)
- Siwon (SUJU)
- Taecyeon (2PM)






Opening Theme Song : The Boys by SNSD






@Hyunnie Dear my future husband please bring Hermes handbag, chanell wallet, miu miu clutch to me..uhuhu..



@Sica_TC #OMGMatrebukanmain RT @Hyunnie Dear my future husband please bring Hermes handbag, chanell wallet, miu miu clutch to me..uhuhu..



@TaeYeon Mention langsung ke orangnya,ahh gak asyik RT@Hyunnie Dear my future husband please bring Hermes handbag, chanell wallet…



@Hyo Emang ada orangnya??ato ini semacam signal yah?? #eeaaa RT @TaeYeon Mention langsung ke orangnya,ahh gak asyik RT@Hyunnie Dear my future husband please bring Hermes handbag..



@Yoon_Ah Bwhahaha..*Ngakak* RT @Hyo Emang ada orangnya??ato ini semacam signal yah?? #eeaaa RT @TaeYeon Mention langsung ke orangnya,ahh gak asyik



@Hyunnie OONNNIEEEEEE…TT_TT RT @Yoon_Ah Bwhahaha..*Ngakak* RT @Hyo Emang ada orangnya??ato ini semacam signal yah?? #eeaaa RT @TaeYeon Mention langsung ke orangnya..






_0o0_







Siang itu ketika matahari di atas langit Seoul tidak segarang biasanya di musim semi, SeoHyun menatap ipadnya sambil tersenyum dari kursi kerja bertepatan ketika Siwon, bos yang merangkap kakaknya, masuk menghampirinya.

“Ngapain kamu senyam-senyum sendiri seperti itu?”

SeoHyun gelagapan, tingkah bodohnya kepergok kakaknya. Dia beburu menyingkirkan ipad dan berkonsentrasi menatap layar laptop yang berisi laporan-laporan tentang perkembangan hotel mereka.

“Aku tidak menggajimu untuk bermain-main yah…”

SeoHyun menunduk, tidak berani menatap wajah kakaknya.

SeoHyun, lengkapnya Choi SeoHyun, adalah manajer keuangan di Choi Seoul Hotel yang notabene adalah hotel milik Choi Group yang terkenal sebagai salah satu perusahaan besar di Korea Selatan. Awalnya, SeoHyun bersikeras menolak bekerja di bawah bendera bisnis keluarganya, dia menyukai tantangan dan merindukan kemandirian. Sebelum gabung dengan kerajaan bisnis keluarganya SeoHyun sebenarnya sempat mencicipi menjadi seorang bankir selama satu tahun di salah satu bank swasta terbesar di Seoul ketika dia baru saja menyelesaikan kuliahnya. Tetapi dia kemudian memutuskan mengundurkan diri setelah tertekan di kejar-kejar target dari bank tempatnya bekerja. Dan ketika Siwon menawarkan posisi sebagai Manajer Keuangan di Seoul hotel, dia kemudian mengiyakan tawaran kakaknya yang menjabat sebagai GM dari Choi Seoul Hotel itu. Siwon tahu otak jenius adiknya, hanya saja, SeoHyun terkenal sedikit serampangan, slebor dan malas jika bekerja di bawah intimidasi, maklum tumbuh menjadi si bungsu di keluarga kaya raya, membuatnya sering bersikap egois. Tetapi di atas semua itu, yang menjadi alasan sebenarnya kenapa SeoHyun di wajibkan mengundurkan diri dan bekerja di bisnis keluarga karena faktor kesehatan. SeoHyun sedari remaja mengidap penyakit Hiperresponsif vasovagal, respon berlebihan pada pembuluh darah. Penderita penyakit ini tidak boleh stress, terlalu capek, berdiri lama, juga terluka, jika mereka mengalami hal-hal itu dia akan pingsan dan kehilangan kesadaran. Meski menolak dan selalu menepikan fakta tentang kelemahannya ini, pada akhirnya SeoHyun memilih mengundurkan diri dan menerima tawaran bekerja dari kakaknya.

Namun, SeoHyun as usual, si keras kepala, mengajukan syarat ketika menerima tawaran kerja dari kakaknya yaitu dia minta agar dia diperlakukan seperti karyawan biasa dan pada umumnya, lupakan tentang identitas dia sebagai salah satu putri dari “Choi Family”, dia juga terikat pada kontrak kerja dan aturan main yang di terapkan oleh perusahaan. Siwon pun menyetujuinya

Jadi ketika dia menemukan wajah sangar kakaknya yang mendapatinya sedang asyik twitteran di jam kerja, tak pelak dia merasa bersalah juga.

“Aku butuh laporan keuangan bulan ini?”

SeoHyun mengangkat wajahnya lalu menatap kakaknya sinis. “Kalau cuma butuh itu, kenapa Oppa mesti capek-capek datang ke sini? Kan bisa menyuruh aku yang nganterin ke ruangan oppa, atau suruh si Luna yang kesini…” FYI Luna itu adalah sekertaris Siwon. “..pasti ada yang lain, Siwon-ssi??”

Siwon geleng-geleng kepala melihat tingkah tengil adiknya ini. “Bisa jelaskan padaku, itu acara Saturday Night girls party atau whateverlah, itu mau sampai kapan berlangsung?”

Tanpa bisa mencegahnya, SeoHyun tertawa terpingkal-pingkal, membuat Siwon mendelik jengkel. SeoHyun segera membekap mulutnya. Dia kemudian berdiri menghampiri kakaknya dan merangkul pundaknya.

“Oh, c’mon oppa. Kok pagi-pagi sudah sensitif begini sih? Oppakan sudah tahu bahkan dari zaman kuda masih pakai sendal jepit hingga pakai sepatu, kalau SooYoung onnie, sang tunangan tercinta oppa itu adalah salah satu anggota tetap 9 Angel’s bahkan tercatat sebagai founding fathernya..halaahh istilahku dong, oh salah yah, mestinya founding mother, emang ada istilah itu oppa? Hehhe..i mean, SooYoung onnie akan selalu hadir tiap pesta Saturday nightnya kita-kita even dia sudah punya tunangan, jadi sekarang kok tiba-tiba keberatan akan hal ini lagi sih??”

“FYI, karena pesta kalian itu waktu kencan kami terbatas…” SeoHyun semakin ngakak, Siwon semakin meradang. “..dan keesokan harinya setiap selesai berpesta dengan kalian dia pasti melewati pagi dengan merasa pusing, memang apa sih yang kalian lakukan?? Minum-minum gitu?”

“Astaga, tidak begitu oppa. Lagian oppa tahu sendirikan kalau SooYoung onnie emang bawaannya gampang hangover gitu, minum segelas ajha dia pasti mabuk besoknya…”

“That’s the point, kalian ini, dia dan juga kamu, sudah tahu tidak tahan sama minuman, masih juga pada gaya-gayaan bikin party-party semacam itu…” SeoHyun menunduk. “..dan sejak kapan Kuda pakai sandal jepit?? Kamu ini semakin ngaco saja…”

SeoHyun merenggut di tempatnya. Yah benar kata kakaknya, dia juga memang tidak tahan jika minum wine atau soju, besoknya pasti dia akan merasa pusing seharian. Tetapi membayangkan tidak ikut di “Saturday night party” tidak pernah terlintas di kepalanya.

Saturday night party adalah acara mingguan SeoHyun dan kedelapan temannya yang tergabung dalam 9 angel’s. Siapa 9 angel’s? mereka adalah SeoHyun, SooYoung, Tifanny, Taeyeon, Jessica, Yuri, Sunny, HyoYeon dan Yoona. Terbentuk ketika mereka tercatat sebagai siswa di sekolah elit GI HighSchool dan masuk sebagai team inti cheersleader GI. Beberapa diantaranya juga memang adalah teman sepermainan sejak kecil, seperti SeoHyun dan SooYoung. Bahkan ketika mereka telah menginjak usia dewasa dan bekerja, ikatan pertemanan itu tetap terjaga erat. SeoHyun adalah yang paling muda diantara mereka bersembilan, usianya dua puluh lima tahun, kalau kata ibunya, usia yang matang untuk menikah, yang lainnya setahun atau dua di atasnya.

Awal mereka membuat acara Saturday Night Party ini itu 3 tahun yang lalu. Saat itu secara bersamaan, entah sial atau apa, mereka tidak punya kekasih, tidak satupun dari mereka. Nah, karena mereka tidak punya kegiatan pas Saturday night padahal teman-teman sepantaran mereka sibuk nge-date dengan kekasih masing-masing jadilah mereka merancang acara “girls time” ini yang kemudian berlangsung sampai saat ini. Belakangan ketika SooYoung bertunangan dengan Siwon, setelah proses putus nyambung putus nyambung masih dari bangku High School sampai kemudian mereka memutuskan bertunangan karena pada akhirnya mereka sadar tidak bisa hidup tanpa kehadiran satu sama lain, Dan ketika Jessica juga memiliki kekasih, TaecYeon, seorang jaksa penuntut umum di Kantor Kejaksaan Negeri Seoul. Mereka tetap sepakat melanjutkan acara kumpul-kumpul ini, meski harus mengabaikan Taecyeon dan Siwon, yang biasanya meradang jika “Saturday Night” itu berlangsung dan hanya bisa menunggu sambil melihat kekasih-kekasih mereka bercengkrama dengan ganknya.

“Jadi, kapan acara kumpul-kumpul kalian itu di hentikan? dan kapan kamu mau menerima saran omma untuk bertemu dengan calon suami yang disodorkan padamu…”

“YAAA OPPAAAAA…” SeoHyun refleks berteriak dan memukul lengan kakaknya.

“Ommo…anak ini, kenapa kamu memukulku dan berteriak seperti itu?”

“Oppa sendiri yang salah, kenapa mengungkit pembicaraan itu lagi…”

SeoHyun selalu mensyukuri karunia Tuhan yang di berikan kepadanya, yaitu terlahir di keluarga yang kaya raya, yang bisa memenuhi semua yang diinginkannya. Tetapi satu-satunya hal yang sangat dibencinya terlahir sebagai bagian keluarga besar Choi yaitu keharusan segera memiliki pendamping hidup. Ibunya, wanita yang mereka cintai, tidak akan pernah melewatkan satu hari tanpa nasehat yang berisi agar putra-putrinya segera seetle down with one person who they love. Dan bagi SeoHyun itu serupa nightmare, terlebih ketika selama lima tahun ini dia sukses menjomblo.

“Aku berkata yang sebenarnya….” Siwon kemudian memandangi adiknya dengan seksama dari ujung rambut hingga ujung kaki. “..Sekarang Lihat dirimu, kamu sudah 25 tahun, sudah sepantasnya kamu berpikir untuk mencari pendamping hidup, tapi alih-alih memikirkan itu kamu malah menghabiskan waktu dengan sibuk bekerja, leyeh-leyeh tidak jelas, shopping kanan kiri, ngopi-ngopi dan Saturday night party with your besties dan segala kegiatanmu yang memusingkan itu, melupakan bahwa seharusnya ketimbang menghabiskan waktu dengan gankmu lebih baik meluangkan waktu mengenal pria-pria yang disodorkan omma dan mulai berpikir serius ke jenjang pernikahan…”

“YAAAA…” SeoHyun kembali berteriak tepat di depan wajah Siwon. “…jangan mentang-mentang karena sekarang oppa sudah punya tunangan, jadi seenaknya mau ngomong apapun, oppa tidak ingat siapa yang dulu menyelamatkan Oppa dari rongrongan omma tiap omma mendesak oppa untuk segera mencari pendamping hidup. Jangan jadi kacang yang lupa pada kulitnya dong…”

“Aku ingat…” Siwon menjentik kepala adiknya pelan. “..tapi kamu juga harus ingat kalau hutang budi itu sudah lunas, ingat tagihan credit cardmu yang over limit itu siapa yang membayarnya? Tas hermes, sepatu marc Jacobs, dan apa lah segala yang kamu minta aku membelinya untukmu, belum lagi fasilitas spa hotel yang seharian kamu gratiskan sama gankmu yang ampun-ampunan banyaknya itu…”

“YAAA, tapi ada SooYoung onnie jugakan? Dan mereka juga teman-teman SooYoung onnie, aku laporin sama SooYoung onnie, tahu rasa oppa…”

“Iya, tapi apa semua itu tidak cukup?? Ckckckck…” SeoHyun kembali menunduk memainkan jemarinya. “..aku kasihan dengan siapapun yang kelak akan jadi pendampingmu, harus menafkahi kamu yang borosnya ampun-ampunan…”

SeoHyun mengangkat wajah, lalu membelalakkan mata memandang kakaknya. “Kenapa pembicaraan oppa selalu berujung pada pasangan hidup..aiiggoooo…”

Siwon memutar bola matanya, kemudian memandang adiknya lembut. “Arasho..arasho..bagaimana kalau kita buat perjanjian? Semacam win-win solution gitu…” Siwon memandang adiknya yang sedang sibuk memonyong-monyongkan bibirnya, itu pertanda kalau SeoHyun sedang serius berpikir. “…aku tidak akan ikut-ikutan omma lagi mendesakmu mencari kekasih atau apapun, tetapi bantu aku, bisakah Saturday night party itu ganti format atau bahkan dihilangkan dalam hidup kalian?”

“Kalau aku tidak setuju??”

“Kau boleh siap-siap dari sekarang, mendengarku mengulang hal yang sama yang selalu omma katakan…”

SeoHyun memandang kakaknya pasrah. “Aiisshhhhh, Arasho…aku akan membicarakannya dengan anak-anak…”

“Good girl…” Siwon maju memeluk adiknya sesaat lalu mengacak rambutnya pelan dan berlalu pergi.

Di tempatnya SeoHyun menghela nafas panjang, bingung mencari ide, bagaimana menyampaikannya pada ganknya.





_0o0_





Sampai hari menjelang senja dan ketika berjalan pelan menuju basement hotel, SeoHyun tetap bingung, apa solusi yang harus dilakukannya hanya agar kakaknya berhenti merepet tentang arti penting dirinya segera memiliki pendamping hidup.

Oh Tuhan, mendengar itu dari bibir ibunya saja sudah cukup memusingkan, belum lagi dari tetua di keluarga besarnya jika ada acara kumpul keluarga, belum teman-teman sepantarannya jika bertemu dengannya dan kebetulan memiliki kekasih atau pasangan hidup. Pertanyaan “Siapa kekasihmu sekarang?” “Kapan kamu mau punya hubungan serius…” “Jomblo itu jangan lama-lama nanti karatan…” bla.bla..dan sebagainya, dan seterusnya.. bagi dia serupa pertanyaan yang memuakkan. Apa orang-orang itu tidak berpikir jika dirinya juga ingin memiliki kekasih, ingin di lindungi. Apa mereka tidak tahu, hanya wanita bodoh yang ingin hidup sendiri tanpa tempat bersandar atau tanpa tangan kekar yang memeluknya ketika lelah menghampiri, dan dia bukan salah satu dari deretan wanita bodoh itu. And now????Helloooo..kakaknya bahkan ikut-ikutan berkomplot dengan dunia untuk mendesaknya. Astaga..astaga…WTF lah…

Seohyun kembali menghela nafas lalu mulai mengendarai mobilnya keluar dari hotel, berniat pulang ke rumah ketika iphonenya berdering. Dia melihat layarnya dan mendapati nama Yuri terpampang di sana, dia lalu memasang earphone yang biasa digunakannya jika sedang menerima telpon ketika dia juga berkonsentrasi untuk menyetir.

“Yobhoseo, onnie…”

“Kamu dimana Hyunnie??” suara Yuri terdengar sedikit riang di sebrang sana.

“Aku lagi menyetir pulang ke rumah, wae onnie??”

“Temani aku yuk ngopi, kamu free kan? Aku traktir deh. Asyik kok tempatnya, aku jamin kamu bakalan suka…”

“Dimana onnie? Starbucks, coffe bean, atau exelzo…” Honestly, Dia tidak sedang ingin minum kopi dan semacamnya, yang dirindukannya sekarang adalah bathup kamarnya dan bisa berendam disana kedengarannya sangat menyenangkan, setidaknya dia bisa mengurai penat akibat bekerja seharian.

“Anii..anii, ini café baru, tempatnya cozy..mau yah..jeballll…”

Demi mendengar rengekan Yuri, SeoHyun kemudian mengiyakan permintaannya dan lima belas menit kemudian dia telah tiba di depan butik Yuri dan dia melihat Yuri telah menantinya, terlihat cantik seperti biasa dalam balutan gaun, yang SeoHyun yakin, dipilih khusus untuk pertemuan ini. Jeezzzz, dia berasa seperti tikus kecebur got, lepek dan kusut akibat bekerja seharian, berdampingan dengan putri dari sebuah negeri dongeng yang terlihat perfect.

“Kamu pasti menyukai tempatnya…” itu ucapan Yuri pertama kali ketika mendudukkan pantatnya di mobil SeoHyun dan segeri memberi instruksi kepadanya mobil harus menuju kemana.

“Aku kenal pemiliknya, dan kemarin dia mengundangku datang ke cafenya, JH café sendiri baru buka pekan lalu, dan sekarang sudah masuk menjadi salah satu café yang lumayan di perhitungkan, kopinya enak, baristanya katanya lulusan luar negri, hebat gak tuh…”

“Wait a minute onnie… aku sepertinya melewatkan sesuatu deh, onnie bilang onnie kenal pemiliknya??”

“Dee..”

“Dan biar aku tebak, Pemiliknya seorang namja,iyakan??”

“Kok kamu tahu, kamu sudah pernah kesana yah??”

Ya jelas dia bisa menebak, penampilan cantik Yuri hari ini bukan tidak tanpa artikan??uuhhgggg. SeoHyun kemudian menepuk jidat pelan. “Jangan bilang onnie dan pemilik JH café itu sedang melakukan sesi flirting satu sama lain Alias pedekate…”

Dan Yuri yang lebih memilih tersenyum tipis dengan wajah bersemu merah ketimbang menjawab pertanyaan SeoHyun langsung membuat SeoHyun bisa dengan mudahnya menebak jawaban dari pertanyaannya sendiri.

Great, sempurnalah bad daynya hari ini. Seharian kerja, di tambah ceramah panjang lebar kakaknya yang berakhir dengan ancaman agar dia membubarkan Saturday night party ganknya dan sekarang bakalan jadi penonton dua manusia yang sedang pedekate, ohhhhh..tiba-tiba rasanya kepalanya sedikit berat.

“..ini..maukan hyunnie…” SeoHyun tidak mendengar secara jelas apa yang sedang dikatakan oleh Yuri. “Hyunnie…kamu dengar aku hyunnie??”

“Ahh..ohh…dee onnie…” SeoHyun kembali berkonsentrasi. “Mianhe, aku hanya sedang konsentrasi menyetir saja, apa yang onnie katakan tadi…”

“Aku mohon jangan menceritakan hal ini pada anak-anak. Hubungan aku dengannya bahkan belum mulai, jadi tidak ada alasan bagiku untuk membaginya kepada yang lainnya, tetapi aku janji kalau kami melangkah ke hal yang lebih jauh lagi dari sekedar anak dari kedua orang tua yang bersahabat, aku janji aku yang akan menceritakannya langsung kepada mereka…”

“Lantas kenapa onnie mengajakku kalau onnie belum mau hal ini diketahui oleh orang lain??”

“Aku pikir kamu dapat kompromi denganku tentang ini, dan lagi tidak mungkinlah aku datang kesana sendiri..risihhh…”

“Onnie kenal dia dimana?”

“Beberapa hari yang lalu, di salah satu pesta teman aboji. Dia anak rekan bisnis aboji..”

SeoHyun memandang sesaat ke arah Yuri yang terlihat memang sedikit bersinar hari itu. Tiba-tiba dia kepikiran sesuatu.

“Onnie, aku janji tidak akan membocorkan acara kencan onnie tapi dengan satu syarat…” SeoHyun sengaja mengganting ucapannya.

“Yaaa Hyunnie, kamu ini kenapa setiap permintaan orang-orang padamu selalu pakai biaya atau persyaratan…huhuhu…”

“Onnie tahu sendirikan kalau di dunia ini tidak ada yang gratis dan lagi sama seperti onnie, aku juga sedang punya masalah, gimana?”

“Arasho, kali ini apa bayarannya??”

SeoHyun menghela nafas. “Ini sebenarnya permintaan Siwon Oppa, dia minta agar Saturday night party kita kalau bisa tidak ada lagi??”

“Mwooo?? Siwon oppa bilang begitu??”

SeoHyun menganggukkan kepala.

“Kenapa dia seekstrim itu sih? lagian juga dia kan sering datang, kenapa sekarang mau membubarkan Saturday Night party kita?”

“Ehhmmmm, alasannya sederhana onnie, Siwon oppa merasa waktunya kencan bareng SooYoung onnie lebih sedikit…”

“Aiisshhhh…” Yuri menghempaskan punggungnya ke jok mobil dan tiba-tiba menjerit. “Aku tahu apa jalan keluarnya…”

SeoHyun berbalik sekilas memandang wajah Yuri. “Apa onnie??”

“Ehhhmmm, gimana kalau acara Saturday night party kita itu juga melibatkan kekasih-kekasih kita…”

“YAA..YAA..onnie…” SeoHyun berjengit. “Jangan mentang-mentang sekarang onnie sudah punya bakal calon kekasih makanya punya pikiran seperti itu…”

Yuri tertawa. “Hyunnie, bagaimana kalau nanti kamu aku kenalkan dengan teman-teman JongHoonnie oppa, siapa tahu ada yang menarik di hatimu…”

“JongHoonie oppa?? Jadi sudah bukan JongHoon-ssi?? Astaga…sudah sejauh itu yah?” Yang di dapati SeoHyun justru membuatnya menyesal melontarkan pertanyaan itu, wajah bersemu merah Yuri sungguh membuatnya iri. “..Onnie, aku tidak butuh segala prosesi kenal mengenalkan dengan teman “JongHonnie oppa” ini…” SeoHyun sengaja menekan kata JongHoon sekedar ingin mengerjai Yuri.

Yuri menghela nafas panjang. “Selalu jawaban itu yang keluar dari mulutmu jika kita membahas tentang masalah ini, selalu tentang keberatanmu berhubungan dengan pria, apa ini semua karena dia??”

SeoHyun mengerem mobil mendadak, membuat Yuri terlonjak ke depan, beruntung badannya tertahan oleh seatbelt.

Tidak lama kemudian mobil mereka melaju kembali, membelah kota Seoul. “Apa maksud onnie??”

“Aku tidak mau berpura-pura lagi Hyunnie dengan tidak membahas ini di depanmu, dan maafkan aku dear sebelumnya tetapi aku sedih melihatmu seperti ini, apa ini masih karena dia??? dia yang tidak boleh di sebut namanya???”

SeoHyun merasa kali ini kepalanya benar-benar berat.

Dia tahu siapa yang dimaksud oleh Yuri, dia yang tak boleh disebut namanya itu adalah orang terakhir yang akan mendapat simpatinya. Kenapa kemudian teman-temannya melabelinya “Dia yang tidak boleh disebut namanya” itu karena memang mereka tahu SeoHyun bahkan ketika hanya mendengar namanya bisa meradang beberapa jam kemudian dan bersikap sangat-sangat menjengkelkan, untuk itu mereka berdelapan kemudian memilih aman, dengan tidak lagi membahas tentang masalah ini, terlebih ketika berada di depan SeoHyun.

Lantas, SeoHyun tidak pernah habis pikir kenapa mereka justru menarik kesimpulan bahwa justru pria inilah yang menjadi alasan kuat kenapa dia menolak untuk mengenal pria-pria yang ingin dekat dengannya secara personal. Pendapat yang konyol menurut SeoHyun, dasar memang onnie-onnienya itu saja yang suka sok tahu. Tidak, bukan karena dia, cuma memang karena SeoHyun yang merasa belum siap saja. Mereka semua salah, shiitt… Dear universe, please give me a break.





_0o0_





Sayangnya, bahkan duniapun tampaknya membencinya hari itu. Terbukti ketika SeoHyun yang telah duduk manis _menikmati segelas cappuccino dan sepotong brownies yang ternyata memang enak dan tempatnya yang memang sangat cozy dengan beberapa pengunjung yang memadati JH café senja itu, dengan wajah sumringah Yuri terlihat sangat-sangat ceria dan tidak seperti biasanya, intinya bukan wajah Yuri yang di kenalnya, dan telah melalui proses pengenalan dengan JoongHoon, yang ternyata sangat tampan,pantas saja Yuri yang terkenal tidak gampang takluk pada pesona laki-laki kali ini bertekuk lutut, pemilik JH café dan juga seorang arsitektur yang punya firma sendiri_ harus menerima fakta pahit lima belas kemudian ketika seorang pria dengan penampilan santai berjalan masuk ke JH café.

Ada yang pernah mengatakan padamu tidak, bahwa dunia itu benar-benar sempit?? Dari milyaran manusia di muka bumi ini, dari ribuan penduduk Seoul, dan dari sekian banyak kemungkinan orang atau kaum muda yang datang ke JH café, kenapa mesti “Dia yang tidak boleh disebut namanya” itu yang muncul disini dengan gaya andalannya yang sok boyish dimata SeoHyun.

Dan yang membuat SeoHyun semakin meradang adalah fakta bahwa jantungnya justru berdetak keras ketika matanya bersitatap dengan mata pria yang sumpah kelihatan sangat segar dengan celana khaki dan polo shirt adidas berwarna putih. Benar-benar siksaan yang sempurna.

“YongHwa-yah…” JongHoon bangkit dari kursinya dan menghampiri YongHwa yang berjalan pean ke arah mereka. “Tumben, kamu mampir disini…” mereka berdua kemudian melakukan salam layakanya dua laki-laki dewasa jika saling bertemu.

“Aku lagi break ketika teringat untuk memenuhi undanganmu datang kesini, maaf tidak sempat datang ketika peresmian cafému ini berlangsung…”

“Ahhh, nevermind. Aku tahu kamu pasti punya jadwal operasi yang panjang. Kamu datang hari ini saja aku sudah merasa tersanjung…” JongHoon kemudian berbalik. “oh iya, kenalkan in...”

“Aku mengenal mereka…” ucap YongHwa datar. Dia kemudian maju dan membungkukkan diri di depan Yuri, yang telah berdiri dan balas membungkukkan diri dan SeoHyun, yang masih duduk, dia tidak tahu apa yang terjadi jika dia memaksa untuk berdiri, sekarang saja lututnya dirasanya sudah lemas. “Anneyong Yuri-yah, SeoHyun-ssi…”

SeoHyun mengangkat wajahnya dan memandang YongHwa tajam, SeoHyun-ssii? Oh jadi begitu yah? Baiklah, kamu yang memulai ini. Batin SeoHyun geram, dan alih-alih membalas salam YongHwa, dia memilih menunduk dan memainkan sendoknya, mengaduk cappucinonya.

“Oh, anneyong YongHwa oppa…”

“Kalian sudah saling mengenal?” Tanya JongHoon

“Kami tumbuh di lingkungan yang sama, bahkan dia adalah seniorku di highschool…” Yuri masih dengan suara yang menurut SeoHyun “mendayu-dayu tidak jelas” menerangkan kepada JoongHoon. “Oppa sendiri, kenal Yong Oppa dimana??”

“Oh, kami kenal di Amerika ketika sekolah di sana,dia mengambil specialist bedahnya dan aku kuliah masterku, perkenalan yang unik dan kemudian berlanjut sampai sekarang….”

SeoHyun meski menunduk menyadari kalau seseorang sedang memandanginya tajam, tetapi dia menolak membalas tatapan orang tersebut, hari ini benar-benar disaster bagi dia. Kenapa mesti bertemu dengannya??

“Mianhe JongHoonnie, aku tidak bisa lama disini, aku harus standby di rumah sakit, aku cuma mau menemuimu dan setelah itu berharap traktiran segelas kopi darimu untuk aku bawa ke Rumah sakit…”

JoongHoon tertawa ketika mendengar kalimat YongHwa. dia kemudian memanggil salah satu pelayannya dan menyuruhnya mengemas satu cangkir kopi yang bisa di bawa YongHwa ke rumah sakit dan setelahnya YongHwapun kemudian pamit.

“Sebagai dokter bedah di ER Seoul Hospital dia memang sangat sibuk…” ucap JongHoon beberapa menit kemudian setelah YongHwa menghilang dari pandangan mereka.

“Aku tahu, selain sibuk dia juga sangat berdedikasi, dia bahkan lebih memilih profesinya ketimbang kekasihnya??”

SeoHyun mengangkat wajahnya dan melemparkan pandangan tajam ke arah Yuri yang menolak untuk memandang ke arahnya.

“Oh, dia sudah punya kekasih?? Kenapa dia tidak pernah menceritakan hal ini padaku?”

Di bawah meja SeoHyun menendang kaki Yuri, membuat Yuri meringis kesakitan.

“Anii..maksudku dulu, dulu sekali, ketika dia masih kuliah di kedokteran di universitas Seoul, sebelum dia berangkat mengambil specialist bedahnya, dia punya sebuah kisah cinta yang manis menurutku sebelum kemudian dia merusaknya karena dia memilih fokus di studynya…”

SeoHyun tiba-tiba berdiri, membuat Yuri merasa bersalah telah kelepasan bicara. “Onnie, aku mau pulang. Onnie pulangnya di antar ama JongHoon oppa saja yah…”

Yuri kemudian menatap SeoHyun, merasa bersalah pada sahabat yang sudah seperti adiknya itu.

“Kamu tidak apa-apakan dear? Aku pulang bersamamu saja…”

“Anii..anii..aku baik-baik saja. Aku hanya ingin pulang saja, tidak bisa berlama-lama disini. Onnie disini saja dulu, aku pikir JongHoon oppa tidak keberatan mengantar onnie pulang…”

“Ooh..baiklah…”

Dan setelah pamit kepada JongHoon dan mengucapkan terimakasih atas undangannya, Yuri kemudian membuntuti SeoHyun sampai didepan teras JH café. “Mianhe Hyunnie, maafkan karena telah membahas hal itu, aku..aku…”

SeoHyun maju memeluk tubuh Yuri lalu memandangnya dan tersenyum. “Nevermind onnie, aku tidak masalah, sumpah aku hanya merasa lelah…aku yang harusnya minta maaf tidak bisa menemanimu lebih lama…”

Yuri menepuk pundaknya pelan. Kamu baik-baik sajakan?”

SeoHyun mengangguk lalu kemudian berjalan pelan menuju mobilnya.






_0o0_





Summer after high school when we first meet
We make out in your mustang to radiohead
And on my 18th birthday
We got matching tattoos

Used to steal your parents liquor, And climb to the roof
Talk about our future, Like we had a clue
Never plan that one day, I’d be losing you

And in another life, I would be your girl
We keep full of promises
Be us against the world

And in another life
I would make you stay
So I don’t have to say
You were the one that got away
The one that got away

I was june and you were my johny cash
Never one we got the other we made a pact
Sometimes when I miss you
I put those records on

Someone said you had your tattoo removed
Saw you downtown singing the blues
It’s time to face the music
I’m no longer your muse

And in another life
I would be your girl
We keep full of promises
Be us against the world

And in another life
I would make you stay
So I don’t have to say
You were the one that got away
The one that got away

All these money can’t buy me a time machine
Can’t replace you with a million rings
I should a told you what you meant to me
Cause now I pay the price


(Katy Perry – The one that got away)






Seohyun mengemudikan mobil pelan dengan pikiran yang berflashback ke beberapa tahun yang lalu, ketika cinta mampu membuatnya bahagiah, cinta membuat hari-harinya berbunga.

Saat itu dia adalah wanita yang berbahagia, menjadi kekasih dari pria tampan yang juga seniornya dan terkenal sebagai pemain basket GI high school. Jung YongHwa adalah sumber kebahagiaannya pada saat itu, Dia adalah satu-satunya pria yang pernah menghuni hatinya begitu lama, dia adalah cinta pertamanya, orang pertama yang mengajarinya tentang arti cinta yang sebenarnya, orang pertama yang menciumnya, membelai tubuhnya, mengajarinya nikmatnya intercourse (Shitlah jika harus mengingat bagian ini), membisikkan kata-kata sayang kepadanya. Tetapi dia kemudian juga menjelma menjadi orang pertama yang menyakitinya, orang pertama yang mencampakkannya dengan lebih memilih studynya daripada dirinya, mengabaikan hari-hari bersejarah mereka, hari ke 900, hari ke 1000 dan seterusnya lewat begitu saja, dan ketika SeoHyun memutuskan berlalu dan keluar dari hidup YongHwa, SeoHyun tidak merasa menyesal, dia lelah menangis di tiap malamnya, lelah dengan sikap tidak peduli Jung YongHwa, dan dia menyerah pada akhirnya.

Beruntungnya, mereka kemudian berdiri pada jalur yang berbeda dan sama sekali tidak bersinggungan, ini membuat SeoHyun juga merasa lebih mudah menjalani hidup.

Dia menyelesaikan pendidikannya dengan gelar cumlaude di jurusan accounting, mengabaikan informasi jika Jung YongHwa berangkat ke Amerika Serikat demi mengambil gelar dokter bedahnya. Dia resign dari bank swasta yang telah di tempatinya kerja selama setahun untuk kemudian total mengabdikan ilmunya di perusahaan keluarganya dan (again) mengabaikan kabar kalau Jung YongHwa telah kembali dari Amerika Serikat dan sekarang jadi resident di Seoul hospital yang notabene adalah milik keluarga Jung. Dia menghabiskan hari-harinya dengan kedelapan BFFnya dan (tetap) mengacuhkan berita jika YongHwa telah menjadi dokter bedah muda yang lumayan diperhitungkan namanya.

Tetapi akhir-akhir ini, entah kenapa takdir memaksa mereka kembali berinteraksi satu sama lain. Teman-temannya semakin sering membahas YongHwa, even di belakangnya dan tidak pernah terang-terangan di depannya. Dan memang lingkungan pergaulan kalangan jetset seperti mereka terbatas, berputar di sekitaran itu juga, ini membuat ruang geraknya sempit. Teman bergaulnya notabene adalah teman YongHwa juga. Jika kebetulan berada pada sebuah pesta bersama kedelapan BFFnya dan pihak yang mengundangnya adalah teman gaul mereka tidak menutup kemungkinan Jung YongHwa bersama teman-temannya juga berada disana.

Ini membuatnya kembali merasa lelah, hati yang telah di tatanya, yang di sangkanya siap jika bertemu dengan Jung YongHwa ternyata sekuat itu.

SeoHyun menghentikan mobil, menepikannya dan kemudian bersandar di jok. SeoHyun merasa penglihatannya buram dan kepalanya pening.

Oh Tuhan jangan sekarang… dia bergumam lirih.

Penyakitnya memang kadang tidak mengenal tempat dan waktu, dia masih berada jauh dari rumah, kurang lebih delapan kilometer, kenapa mesti penyakitnya kambuh mendadak seperti ini, tidak lucukan kalau dia sementara mengemudi dan tiba-tiba pingsan mendadak. Merasa menyesal selalu menolak jika Ayahnya memaksa agar dirinya menggunakan supir, demi menghindari hal-hal seperti ini terjadi.

Dia kemudian merogoh kedalam handbag LVnya, mencari telepon genggamnya. Tetapi gerakan tangannya itu kemudian terhenti ketika di merasa kaca mobilnya di ketuk dari luar. Dia berpaling dan melihat “Dia yang tidak boleh disebut namanya” dengan wajah dingin memaksanya untuk membuka pintu mobilnya.

Karena merasa letih dan sudah berkeringat dingin, SeoHyun memilih membuka pintu mobilnya.

“Kamu baik-baik sajakan Hyunnie??”

Hyunnie?? SeoHyun merasa dia salah dengar ketika telinganya menangkap nada khawatir pada kalimat YongHwa. itu tidak mungkin? Dia tidak mungkin khawatir padaku… Batin SeoHyun.

SeoHyun kemudian menutup mata ketika dirasanya kepalanya semakin berat, dan membiarkan YongHwa yang mengambil alih segalanya. Dia bisa merasakan YongHwa menggendongnya dan kemudian mendudukkan dirinya ke kursi di sebelah, SeoHyun merasa ironis sekaligus melaknat penyakitnya yang tidak tahu tempat banget.

Setelah itu, meski masih menutup mata, dia bisa merasakan mobil bergerak pelan.

“Aku mau pulang…” ucapnya pelan dan bergetar.

“Tidak bisa, kita harus ke rumah sakit…”

“Aku tidak mau ke rumah sakit, kamu tahu aku benci rumah sakit…”

“Aku tahu kebencianmu pada rumah sakit setara dengan kebencianmu padaku, Tetapi kamu tetap harus ke rumah sakit…”

SeoHyun menggeram. “AKu tidak mau ke rumah sakit…jeballlll…” Suara SeoHyun sekarang lirih dan setengah menangis, YongHwa menghela nafas panjang.

Keheningan kemudian melingkupi mereka, hanya suara Katy Perry yang samar-samar terdengar.

SeoHyun kemudian membuka matanya pelan dan mengenali kalau sekarang mobil telah berada dekat dari rumahnya.

“Arasho…Aku tidak membawamu ke rumah sakit malam ini, tapi kalau aku tidak menemukanmu besok chek up kesehatan di rumah sakit, aku sendiri yang akan ke kantormu dan membawamu ke rumah sakit…”

SeoHyun menggerutu di dalam hati.

“Apa pedulimu aku mau chek up atau tidak, itu bukan urusanmu, kamu pikir siapa dirimu??” ucap SeoHyun lirih dan memilih menutup mata tidak melihat kepada YongHwa. meski tidak melihatnya< SeoHyun tahu kalau wajah YongHwa pasti mengeras seperti biasanya jika dia sedang menahan marah menghadapi sifat keras kepala SeoHyun.

Kembali hening melingkupi dan tidak lama kemudian mereka tiba di kediaman Choi. YongHwa kemudian membantu memapah SeoHyun turun dan masuk ke rumahnya. SeoHyun merasa sangat beruntung ketika mengetahui kedua orang tuanya sedang keluar, menghadiri undangan makan malam dari rekan bisnis ayahnya, ini berarti ibunya tidak usah melihat adegan YongHwa memapah dirinya, bisa jadi dia akan segera menemukan kroban baru untuk didekati, SeoHyun belum siap. Apalagi ibunya cukup mengenal YongHwa dengan baik.

“Gomawo, sampai disini saja…” ucap SeoHyun ketika mereka telah tiba di depan kamarnya.

Tetapi YongHwa menolak permintaan SeoHyun dan tetap memapahnya sampai tempat tidur SeoHyun, membaringkannya lalu mencomot sepatu SeoHyun dan menyelimutinya.

“Gomawo…” kembali lirih suara SeoHyun sambil menutup matanya, dia merasa sedikit tenang ketika punggungnya telah menyentuh tempat tidurnya.

“Aku pulang…” ucap YongHwa datar. “Dan seharusnya kalau kamu mengaku membenciku, kenapa masih memakai kalung pemberianku??”

SeoHyun membuka mata dan hanya mendapati punggung YongHwa yang berlalu keluar dari kamarnya. Di tempatnya SeoHyun menggerutu dan merasa benci dengan dirinya.

Sial sejuta, benar-benar bad day hari ini.






_0o0_





Di atas taksi YongHwa mengusap wajahnya pelan. Dia lalu menghirup aroma cologne di tangannya yang tadi memeluk tubuh gadis yang sangat dirindukannya. Bau yang masih sama, aroma yang masih sama, aroma yang sangat dirindukannya.

Hari ini, Tuhan tampaknya berbaik hati ketika menuntun langkahnya menuju JH Café, café baru milik sahabatnya sewaktu di amerika, JoongHoon, menyebabkan dia bisa bertemu dengan “Kekasih hati yang masih membencinya”. Dan seperti yang bisa di duganya, bagi dia SeoHyun begitu gampang terbaca, Dia bisa tahu kalau gadis ini akan segera pulang tidak lama dari waktu dia meninggalkan JH Café, untuk itu dia menunggu dan benar saja, mobil SeoHyun kemudian keluar dari parkiran JH café, dia kemudian membuntutinya dan beruntung dia berada di sana.

SeoHyun punya penyakit, dia tidak boleh terlalu stress dan kecapaian, jika kedua ini terjadi yakin saja dia akan drop. Dia benar-benar bersyukur, dia ada di sana, dia tidak bisa membayangkan bagaimana kalau dia tidak berada di sana. APa yang akan terjadi pada wanita yang dicintai hatinya itu.

YongHwa kemudian menghela nafas lalu turun dari taksi yang membawanya menuju tempat dimana dia memarkir mobilnya ketika dia harus menghampiri SeoHyun tadi. Dia berharap Tuhan masih akan berpihak pada dia pada hari-harinya kemudian, karena dia tahu akan butuh waktu lama untuk mengobati luka hati SeoHyun yang ditimbulkan olehnya, tetapi dia tidak akan menyerah, terlebih setelah satu fakta bahwa SeoHyunnya juga sebenarnya masih mencintainya, terbukti dia masih memakai kalung pemberian YongHwa, tetapi dia juga tahu secara pasti bagaiamana keras kepalanya SeoHyun. Jadi dia butuh lebih dari keberuntungan untuk kembali mendapatkan hati SeoHyun.





_0o0_






@Hyo @Hyunnie Bagaimana harimu? Apakah kamu bertemu dengan your future Husband? Dan sudah mengucapkan keinginanmu padanya??



@Yuri disaster, Hyunnie bertemu dengan “Dia yang tidak boleh disebut namanya” RT @Hyo @Hyunnie Bagaimana harimu? Apakah kamu bertemu dengan your future Husband?



@Soo_Won ommo…Ommo…apakah ini semacam pertanda? Future husband = dia yang tidak boleh disebut namanya?? RT @Yuri disaster, Hyunnie bertemu dengan “Dia yang tidak boleh disebut namanya”



@Hyunnie @Soo_won @Yuri @Hyo onniedeul, please stop. Berhenti membicarakanku apalagi di TL, seperti aku tidak baca saja, dan tentang itu Case closed, bubarr pemirsaaa…TT_TT










.END.









Authors Note :


Alloww guys, I’m back with a New FF..hehehheh…

Kali ini FF Part of 9 Angel’s ini agak mirip ama YS Idol tapi mungkin lebih dewasa, jadi buat yang 20 tahun ke bawah, di baca ajha yah dear, tapi jangan sampai semua kelakuan di FF ini kalian transfer ke hidup kalian, aku tidak tanggung resikonya yah..hahahhaha…

Dan mungkin beda dengan FFku yang lain, kali ini bisa saja P9A menyorot dari sudut pandang yang lain, bukan hanya SeoHyun tapi ke delapan anggota 9 angel’s lainnya. Wait and see ajha.

Las but not least, Happy 700 days of YongSeo couple, Couple from Heaven…^^




.SJ.

10 komentar:

  1. yeah SJ is comeback with a new FF.

    sumpah lucu bgt baca chp.1 ini. mirip2 YS Idol mmg tp yg ini lebih dewasa.shock baca soal yongseo dulu sering "intercourse"..omoo smg ini ga terjadi beneran in real life mrk (at least smp mrk nikah beneran ^_^)

    baca yuri yg tersipu2 mau ketemu joonghoon knp aku jg jd deg2an, serasa ketemu joonhoon beneran hahaha *ngarep bgt dot com*

    ga sabar pengen ketemu pacar2 soshi yg lain.
    ditunggu lanjutan ceritanya ya SJ.

    Thank you

    BalasHapus
  2. awalnya aku pikir ini kelanjutan YS Idol,,,karna kan pasangan siwon tetep SooYoung tuh,,,lha tapi kok YongSeo lom nikah,,hmmm,,berarti cerita lain,,,begitulah awal mula aku sadar,,hahhahaha,,,#ga penting#

    ayo kapan kita satnite party,,??? hahahahaha,,,

    aku juga ga sabar nunggu datangnya pacar soshi yang lain,,,udah ketauan 3 pasang,,,masih ada 6 pasang lagi,,,hwaitinggg,,!!!!

    BalasHapus
  3. Kirain tdi tuh ni lnjutan AOD part 9, abis buka d Hp jdi gak mrhatiin. yg dperhtiin hnya angka 9'y doank. LOL
    trnyata FF baru toh..

    Aq jga kira ni lnjutn YS Idol. haha..
    trnyata setlah baca mpe abis gak da hubungn'y, yaaa walaupn sma2 da GI univesity'y.

    Aq suka nih ama crita'y. sbenar'y sih suka ma smua FF yg unni bkin. hehe..

    kyak'y Yoona ma Jonghyun nih.. *ngarep.com* :D

    SJ unni hwaiting!! ^^

    BalasHapus
  4. pertama mau ngucapin selamat buat SJ buat FF barunya .. aku suka dan selalu suka FF yang onnie bkin hehee..

    Iyaa aku juga mkirnya ini kelanjutan YS Idol tapi sesuai harapan ini genre nya mrip2 YS idol dan aku suka bgt..
    Waktu jaman kuliah mereka pesbukan skg udh dwasa maen twitteran hihihh..

    aku suka Yuri pairing sama Jonghoon hehee.. ga sbr nunggu klnjtnya.. mdh2h hyun nya mau balikan lgi sm yong heheee

    lup u always SJ onnie^^

    BalasHapus
  5. yeeeyyy.. akhir'ya terbit jg FF baru eonni..
    penasaran neh dgn kisah YongSeo sblum mreka pisah n selanjutnya jg...
    g lupa jg pnasaran'y sypa psngan masing2 personel 9angels :D..
    dtnggu AOD'y jg eonn... :D

    BalasHapus
  6. Whoaa....new! new! :D
    Aku suka banget, klo siwon jdi kakaknya hyun. Aku rasa mereka berdua cocok banget klo jadi kakak-adek! XD
    Ceritanya bagus! Penasaran sama lanjutannya. Eiitt,,ini ada lanjutannya kan unn?? :)

    I'm waiting AOD too yaa unn....hwaitiing! stay healthy :*

    BalasHapus
  7. bagus bgt deh, ga sabar nunggu kelanjutannya, critanya bikin penasaran n geregetan bgt >,< kukukukuku
    always YS forever deh hehe

    BalasHapus
  8. baruuu nih genre ff yg aku sukaa, love it bangetlah pkonya! ^^
    still buat karakter hyunnie songong dan egois ya eonn, soalnya demen bgt klo karakter dia begitu.
    aku sih berharapnya pair2 ank soshi yg deket2 aja sama realnya, tp terserah sih kan ini jg karya eonni :)

    jiaah si yoong jd ngingetin sama "you know who a.k.a Voldy Voldemort" hahahha :D

    BalasHapus
  9. Tiba2 tertarik pengen baca P9A :-) ..

    Pas pertama baca JH kirain itu JongHyun eh ternyata JongHoon, cocok jg yuri ma JongHoon.

    Dan sempat mikir kalau "orang yg tdk boleh disebut namanya" itu Kyuhyun dan ntar akn muncul YH yg akan mengisi hati Hyun, eh ternyata saya salah duga hehe..

    Bagus eonnie ceritanya, iya ff ini ngingetin sama YS Idol, cuma kalau YS idol hyun rumpinya di fb, skrg udah gaul, rumpi2nya di twitter kekeke..

    Ok lanjt baca next chap

    BalasHapus
  10. Suweeerrr bgs bgt loh ini....
    Aq paling suka ama yongseo couple....

    BalasHapus