Selasa, 29 November 2011

AOD Part 5 (FF YongSeo Couple)





ANGEL’s Or DEVIL’s


SJ Entertainment Present :


ANGEL’s Or DEVIL’s


Lead Cast :
Jung Yong Hwa (CN Blue)
Seo Joo Hyun (SNSD)
KyuHyun (SUJU)
Victoria (f(x))

Other Cast :
Cha Seung Won
JongHyun (CN Blue)
Yesung (SUJU)
MinHyuk (CN Blue)
JungShin (CN Blue)
Yoona (SNSD)
Juniel
NickHun (2PM)
DoJoon (Beast)
HyunA (4 Minute)


Opening Theme Song : It Has To Be You – YeSung “SUJU”






.Part 5.





Kediaman Cha Seung Won…



(You ask me how my day was as if it is same everyday
I say I’m okay but you really don’t know how I fell
Do you think I’ll be okay without you??
Are You okey without me?
The world without you is so hard that I blame myself
For still breathing…

What should I do?
Even now, I life each paiful days because of your words
Tell me if this is a bad thing to do
Are you living each day painfully like I am?
You and me…)





To : Kyu@yahoo.com
From : Seobb@gmail.com
Subject : Joengmal Mianhe…



Oppa…

Kutulis email ini dengan perasaan yang benar-benar hancur, sakit hati dan berlinang airmata. Engkau tidak tahu seberapa berat jariku menekan tuts hanya untuk menulis pesan ini untukmu.

My Dear Oppa…

Oppa, ingatkah ketika aku berusia 12 tahun dan mesti kehilangan omma untuk selamanya, aku ingat saat itu oppa yang menguatkan aku, memberiku nasehat sehingga aku bisa menghadapi mimpi buruk ini, Oppa yang membimbingku melewati segala rasa sakit dan sepi sepeninggal Omma.

Dan saat ini aku sangat-sangat berharap oppa berada disisiku, membimbingku menemukan arah ketika aku berada pada sebuah jalan panjang gelap dan berliku. Aku mencari sosokmu, berusaha menemukanmu, tetapi Engkau tak kunjung kutemukan. Kamu menghilang di saat aku membutuhkanmu, di saat aku butuh penguatanmu.

Aku mencarimu Oppa, seperti orang gila aku menghubungi semua nomor yang bisa kuhubungi ketika sesuatu yang mendesak terjadi, aku ke rumahmu dan bertemu dengan ibumu tetapi dia juga tidak bisa menghubungimu. Aku mencoba meninggalkan pesan di telepon celularmu, berharap keajaiban itu datang dan engkau tiba-tiba mengaktifkannya… Aku berkali-kali menelpon perwakilan NGO yang menaungimu tetapi mereka juga tidak bisa dihubungi dan ketika bisa tersambung dengan mereka justru kabar yang aku dengar adalah rombongan kalian sedang tidak bisa di hubungi karena berada di pedalaman Afrika yang tidak tersentuh signal telepon.

Apakah ini pertanda bahwa memang Takdir kita tidak sejalan? Mengapa begitu susah menghubungimu ketika aku benar-benar membutuhkanmu. Dan ketika aku memilih percaya kalau ini adalah sebuah pertanda bahwa takdir tidak mengizinkan kita bersatu, Salahkah jika aku memutuskan memilih jalanku sendiri dan tidak melibatkanmu??

My dear oppa..

Kau pernah mengatakan kepadaku, kita tidak pernah bisa menebak jalan takdir seperti apa. Jika boleh menentukan takdir, aku pikir semua manusia pasti bersikap egois dan menentukan takdirnya masing-masing dan yang terjadi kemudian adalah kehancuran karena adanya bentrok kepentingan. Bukankah hidup adalah keseimbangan? dan untuk itu harus ada yang mengaturnya agar segalanya beriringan di titian keseimbangan. Ada kekuatan Besar yang mengatur takdir kita akan berakhir seperti apa. Dan nampaknya Sang Pemilik Kekuatan itu pada akhirnya tidak menakdirkan kita berada pada titian yang sama seperti yang selama ini kita cita-citakan.

Kamu tahu betapa besar rasa cinta yang kumiliki padamu, kamu adalah pusat dari kehidupanku. Padamu kulabuhkan semua rasaku, engkau orang terdekatku bahkan dibanding dengan kakak dan ayahku. Dan kau pasti tahu betapa hancur perasaanku ketika harus mengambil keputusan untuk meninggalkanmu. Aku memilih menyelamatkan hidup Ayah dan kelangsungan perusahaan kami untuk itu menikahi Mr.jung. Aku pikir itu adalah keputusan yang terbaik menurutku saat ini. Untuk itu Maafkan aku Oppa.

Aku tahu ketika kau baca email ini, hatimu pasti sakit, hancur dan marah tetapi yakinlah aku lebih dulu merasakan hal itu, sakit oppa…sakit sekali ketika aku harus mengakhiri ini semua, melepaskan cinta dalam hidupku, menjauh dari pusat hidupku, berpaling darimu seperti ada yang tercerabut dari diriku, hatiku…hatiku..sesak..tiada yang tersisa oppa..sakit…aku tahu sepanjang hidupku, hari ini akan menjadi hari terburuk bagiku, Serupa mimpi buruk dan aku tidak tahu kapan aku bisa terbangun dari semua ini…hidupku tidak akan pernah sama lagi Oppa.

My Dear Oppa…

Aku tahu mungkin kamu membenciku karena keputusanku untuk meninggalkanmu, aku tidak akan marah Oppa, silahkan benci aku, kutuk aku, caci aku agar hatimu lapang. Dan kelak di masa depan ketika kita bertemu, aku tidak akan menyalahkanmu jika kamu mengacuhkanku, menganggapku tidak ada, mungkin itu adalah hukuman yang tepat untukku karena telah tidak setia menunggumu, tetapi aku ingin Oppa tahu satu hal yang pasti : Meski jalan takdirku pada akhirnya tidak mengarahkanku kepadamu tetapi Oppa harus tahu kalau Oppa adalah yang terbaik yang pernah ada di dalam hidupku, selamanya di hatiku hanya dirimu. Selamanya kau adalah malaikat dalam hidupku.

Terakhir Oppa, Sekali lagi Mianhe Oppa..joengmal mianhe..i hope you could understand with my decision. This something that I must do.




Love,
Hyunnie






(Are we to late?
Do we not have a chance?
I still think about you and you might know this
Finally is this it??
Are we going to end like this??
Is it okay with you?
I don’t think I can do it
The love I find with you
I won’t find it anywhere even if I die…)





SeoHyun terisak setelah pesan itu terkirim, dia menangkupkan kedua tangan menutup wajahnya yang telah berurai airmata, merasa sakit yang teramat sangat di dalam dadanya. Sesak…sampai-sampai dia tidak mampu bernafas…dan dia menangis sendiri di kamarnya yang gelap, terisak selama waktu yang entah dia sendiri tidak menyadarinya.

SeoHyun merasa hancur, sakit..sakit sekali..melepas seseorang yang sangat dia cintai, pria berhati malaikat yang sangat menyayanginya dan memilih hidup dengan orang yang benar-benar tidak di kenalnya selain dia saat ini adalah satu-satunya yang bisa menyelamatkan hidup ayahnya dan perusahaan keluarganya. Ini adalah mimpi buruk yang terlalu sulit di terimanya. Berkali-kali di pagi hari dia berharap bangun dan keadaan mulai membaik, dia tidak perlu menikah dengan Jung Yong Hwa, Ayahnya sehat dan kakaknya datang mengambil alih perusahaan yang baik-baik saja. Tetapi bak oase di padang pasir semua hal itu hanya sebatas khayalannya saja.

Dia ingat, dia pernah membaca ungkapan seperti ini di salah satu buku filsafat sewaktu dia kuliah, bahwa Selalu ada harga yang di bayar buat sesuatu. Dan inilah harga yang harus di bayarnya, mengorbankan hidupnya, mengorbankan cintanya demi menyelamatkan keluarganya di ambang kehancuran. Apakah ini semua sepadan dengan mengorbankan cintanya? Entah. Dia tidak tahu dan tidak bisa menjawabnya. Tetapi dia tidak mungkin melihat kehancuran perusahaan yang susah payah telah dibesarkan oleh ayahnya, dan yang pasti dia tidak ingin menjadi anak yang tidak berbakti pada orang tua, melihat dan membiarkan kematian menghampiri ayahnya secara perlahan tanpa mampu berbuat sesuatu. Ada yang harus berkorban disini dan itu adalah dirinya.

Pikirannya kembali berflashback ke hari dimana YongHwa mengajukan syarat pernikahan dengannya jika ingin semuanya selamat. Dia pulang dengan perasaan gontai dan lelah yang teramat sangat. Dia belum memberi jawaban pada YongHwa atas permintaannya itu. Dia ke rumah sakit dan kembali melihat wajah pucat ayahnya yang belum sadar. Semalam suntuk sambil menunggu ayahnya dia mencoba melihat segala sesuatunya dari sudut yang berbeda. Memikirkan jalan keluar terbaik tetapi dia tidak menemukannya. Sehari berikutnya dia mencoba menghubungi KyuHyun, sedikit frustasi karena tampaknya KyuHyun-nya tidak berada dalam jangkauan, dia masih mencoba menghubungi KyuHyun hari-hari berikutnya. Dan selama dia dalam proses berpikir, YongHwa tidak pernah datang mendesaknya, yang dia tahu, pria itu justru sedang melakukan segala cara untuk menyelamatkan perusahaannya, meski dia tidak pernah datang ke kantor pasca kejadian YongHwa memintanya menjadi istri tetapi dia rajin memantau perusahaan dengan rutin menelpon Juniel ataupun Hang Gung. Dan dari laporan mereka berdua jika pengambilalihan saham segera di lakukan YongHWa, entah bagaimana caranya dia belum tahu secara detail. Melihat usaha YongHwa membuatnya semakin bimbang. Dia tidak mungkin menjadi orang yang tidak menepati janji. Makanya ketika selama seminggu menghubungi KyuHyun tetapi tidak mendapat tanggapan, dia kemudian memutuskan bahwa memenuhi permintaan YongHWa adalah jalan keluar terbaik bagi semuanya, meski itu yang terburuk bagi perasaan dan kisah cintanya. Bagaimana mungkin menukar angel dengan devil adalah pilihan yang tepat?? batinnya. Tetapi ini harus, harus demi ayahnya dan Perusahaannya.


“Hyunnie…” SeoHyun merasa seseorang memeluknya dan meski tidak mengangkat wajahnya dia tahu siapa pemilik suara yang sekarang memeluknya itu.

“On..niee…hikkksss…Ot..tho..kke…”

“Kamu yakin ini yang terbaik? Mengapa tidak mencoba menunggu Kyu dan mencari jalan keluar yang terbaik, bukan malah memutuskan sepihak seperti ini Hyunnie…”

SeoHyun mengusap airmatanya, mencoba meredakan tangisnya. “Onnie..aku..seandainya..seandainya aku bisa aku pasti akan menanti Kyu Oppa…tetapi waktu tidak bisa menunggu onnie…dan aku tidak mungkin..aku tidak mungkin menyalahi janji yang telah aku ucapkan..”

Victoria kembali memeluk tubuh yang menggigil menahan isak yang tertahan itu. Dia mengerti perasaan gadis muda ini, SeoHyun yang selama ini terlindungi dengan baik, hidup bak putri tiba-tiba harus keluar menjadi pilar bagi keluarganya. Menghadapi kerasnya hidup dan bergumul dengan orang-orang yang serakah dan kehilangan kemanusiaan dan hati nurani ketika berhadapan dengan materi.

“Tetapi apakah dengan menikahi Jung YongHwa-ssi segalanya akan terselesaikan dengan baik Hyunnie??”

“Itu..itu jalan keluar satu-satunya onnie…dia adalah satu-satunya… manusia yang bisa kujadikan tempat … bersandar di tengah kemelut ini…”

“Bukankah kita tahu kalau dia tidak lebih baik dari paman-pamanmu yang telah mengambil semua saham ayahmu…”

“Karena itu Onnie…setidaknya..kita butuh seseorang… seseorang yang bisa melawan kekejian mereka…aku tahu YongHwa-ssi tidak lebih baik dari paman-pamanku…tetapi dia adalah..orang yang tepat..untuk melawan kekejian paman-pamanku dan menyelamatkan aboji…”

“Tetapi kenapa harus menikah dengannya Hyunnie?? Bukankah kerjasama saja cukup??”

“Itu adalah syarat yang di ajukannya onnie…syarat jika aku ingin mendapatkan kembal saham-saham aboji…”

Victoria mendesis lirih sambil menyumpahi Jung YOngHwa. Manusia itu sangat oportunis, beraninya dia mengambil kesempatan di dalam kesempitan. Ya Tuhan, apa yang harus kami lakukan?



(What should I do??
If it isn’t you no one else dan hold my heart
Please hold me
And you know that even though the whole world
tries to no one can erase your memories
so please hold me…

What should I do?
Even now, I life each paiful days because of your words
Tell me if this is a bad thing to do
Are you living each day painfully like I am?
You and me …

It’s to late?
Do we not have a chance?
But me..
I still think about you
And you might not know…)


(BGM : What Should I do (ost.BBF) – Ji Sun)




_.-AoD-._




Gedung Perkantoran GotChun Company...



“Kamu serius?? Kamu akan menikahi putri Cha Seung Won?? Mengapa begitu tiba-tiba??” JongHyun masuk menerjang ke ruangan YongHwa, mengabaikan JungShin dan Juniel yang sedang berada di ruangan yang sama, keduanya refleks berdiri dan memberi salam kepada JongHyun yang baru datang.

YongHwa meletakkan map yang berisi laporan JS Company lalu menatap wajah sahabatnya. “Kenapa begitu kaget dengan berita kalau aku akan menikahi putri Cha Seung Won??”

JongHyun menggelang, lalu duduk di sofa, bergabung dengan JungShin dan Juniel. “Sebenarnya tidak ada yang mengherankan seorang pria menikahi seorang wanita tetapi ini kamu…”

YongHWa menaikkan alisnya. “Maksudnya?”

“Oh dude, I know you so well, bagaimana dengan…” JongHyun menghentikan ucapannya dan melihat kedua orang yang telah dianggap adik oleh YongHWa, Juniel dan JungSHin yang tampaknya juga serius mendengar ucapan JongHyun.

“Tidak apa, teruskan…” YongHwa tahu keengganan JongHyun meneruskan kalimatnya karena kehadiran JungShin dan Juniel.

“Bagaimana dengan Snowangel??”

YongHwa menghela nafas dan tersenyum, dia tahu kalau JongHyun tahu keberadaan “Snowangel”nya. Mereka berdua bahkan bertemu di sebuah pagi, di bawah siraman salju ketika dia sedang mengenang sekelumit kisahnya dengan Snowangelnya ketika JongHyun untuk pertama kalinya menghampirinya. Sejak itu setiap Salju turun, JongHyun sering sekali melihatnya termenung dan berdiri sendiri, memeluk tubuh sendiri dan mengenang seseorang. JongHyun bahkan yang memberi gelar Snowangel pada seseorang itu.

JongHyun memandangnya cemas. YongHwa hanya mengangkat bahu pelan sebelum sekertarisnya Na Young masuk dan mengatakan kalau dia harus menghadiri meeting dengan pengusaha dari Swiss. YongHwa mengangguk dan ketika Na Young berjalan keluar dia menatap JungShin. “selesaikan semua dengan baik…”

“Dee Hyung…” JungShin mengangguk dengan wajah tegang.

“Pelajari semuanya dengan sebaik mungkin dan ketika waktunya tiba, persiapkan diri untuk membeli semua saham mereka jika perlu gunakan cara yang licik asal kita bisa mendapatkan saham-saham itu kembali, aku percaya padamu… ” Ucap YongHwa sambil tersenyum hangat kepada Juniel.

“Dee Oppa…”

Setelahnya YongHwa beranjak berdiri dari sofa dan berjalan menuju kursinya lalu berbalik ke arah sahabatnya sekaligus pengacaranya itu. “Ingat, kamu harus hadir tepat waktu besok pagi, jangan sampai terlambat bangun…” ucap YongHwa. “Aku harus pergi, ada meeting yang harus aku hadiri…”

JongHyun ikut berdiri disusul oleh JungShin dan Juniel.

“Kamu belum memberikanku jawabannya dude…”

“Temui aku di TX bar and Lounge malam nanti, sekalian menjadi acara pesta bujangku, bagaimana??” YongHwa melepaskan tinju pelan ke pundak JongHyun. JongHyun mengangguk dan kemudian berlalu mengekor di belakang YongHwa yang berjalan keluar dari ruangannya.

Di tempatnya JungShin menghela nafas panjang. Dia harus mempersiapkan upacara pernikahan itu tetapi hati kecilnya membenci pernikahan ini. Dia menyayangi YongHwa sebagai seorang saudara dan pengganti orang tua tetapi keputusan YongHwa untuk menikahi gadis itu sungguh tak bisa diterimanya, kenapa harus gadis itu. Gadis yang bahkan tidak mencintai YongHwa, hanya menyukai uang dan kerajaan bisnis yang dimiliki oleh YongHwa. Dia benci perempuan itu yang rela meninggalkan kekasihnya demi menikahi YongHwa dengan alasan materi semata. JungShin mendengus kesal, disampingnya Juniel yang sedari pagi melihat JungShin terlihat kusut dan tidak bahagiah dengan persiapan pernikahan YongHwa semakin penasaran. Tetapi mencari jawaban dengan menanyakannya pada JungShin adalah kesalahan, alih-alih menjawabnya, JungSHin justru akan memberinya tatapan dingin seperti biasa.

“Kamu layaknya orang yang mau digiring ke pemakaman saja, mukamu itu kusut banget….” Dia sengaja melemparkan celaan ringan seperti itu.

Dan seperti biasa reaksi yang terbaik dari seorang JungShin buatnya adalah dengusan pelan. “Ayo, aku antar sampai JS Company..” ucap JungShin lalu berjalan keluar setelah merapikan berkas-berkas laporan yang tadi di baca YongHwa dan berbicara sesaat dengan Na Young mengkordinasikan beberapa hal lalu pergi, di belakangnya Juniel mengekor.



_.-AoD-._




Kawasan Perkantoran Finn & Partner...


JongHyun sedang berjalan masuk ke kantornya ketika menangkap siluet tubuh yang selalu terlihat indah di matanya sedang berjalan terburu-buru di lobby. Suasana hati JongHyun yang tadinya sedikit suram, _Terkait dengan kabar YongHwa akan mengakhiri masa lajangnya dengan menikahi putri Cha Seung Won, Yang membuatnya sedikit khawatir adalah dia tahu dengan pasti siapa perempuan yang dicintai oleh YongWha yaitu “SnowAngel” tetapi kenapa dia justru menikah dengan perempuan yang berbeda? Apakah dia kembali kasihan dan tersentuh dengan musibah yang menimpa Cha Seung Won sehingga dia mengambil keputusan terburu-buru, menyelamatkan perusahaan Cha Seung Won dan menikahi putri semata wayangnya? Entah, dia benar-benar tidak bisa mengerti jalan pikiran sahabatnya itu._ Kini bersinar kembali ketika melihat satu sosok itu. JongHyun tidak tahu sejak kapan matanya hanya terpaku pada gadis itu, hanya dengan melihatnya saja, hatinya bisa langsung bersinar jika ini pertanda cinta alangkah hebatnya jalan kerja sang cinta. Hari-harinya yang penuh beban kerja yang menggunung bisa hilang hanya dengan mengerjai gadis satu itu, bisa melihat wajah jengkelnya dalam sehari adalah penghiburan yang sangat disukainya saat-saat ini, bahkan mengalahkan rasa senang ketika dia sedang berpesta dengan sahabatnya YongHwa sambil dikelilingi gadis-gadis cantik.

“Hai…” sapanya pelan ketika dia berhasil menjajari langkah Yoona. Yoona mengangkat wajah dan menemukan wajah tampan rekan kerjanya ini sedang tersenyum kepadanya.

Astaga, dia lagi batin Yoona pelan. Makhluk yang sekarang menjajari langkahnya ini adalah makhluk terakhir yang ingin di temuinya di hari yang sibuk seperti hari ini, karena yakin ajha pasti waktunya akan terbuang percuma selama beberapa menit hanya untuk meladeni joke tidak penting pria satu ini.

“Ehmm…” simpel jawab Yoona sambil meneruskan langkah dan berharap semoga Pria satu ini sedang mengerti keengganannya berurusan dengan diriya. Saat ini Dia sedang terburu-buru ingin segera sampai ke ruangannya. Bukti terbaru yang ditemukannya bisa menjadi bukti kunci bahwa kliennya tidak bersalah, pagi tadi dia telah melakukan sesuatu yang hebat dengan menunggui apartemen kliennya dan dia menemukan satu bukti yang bisa mengantarnya pada kemenangan.

“Masih kasus Lee Ju Hoo-ssi???” JongHyun masih menjejeri langkah Yoona, baginya tidak masalah harus menyeimbangkan langkah dengan langkah cepat Yoona. Yoona kembali mengangguk, dia masih tetap memilih jalur aman untuk tidak meladeni pria di sampingnya ini.

“Mau aku bantu My Lady??”

Yoona menghela nafas dalam-dalam lalu menghentikan langkah, kali ini kesabarannya sudah menipis. Dia kemudian berbalik menatap JongHyun serius. “Kalau kamu betul-betul mau menolongku, bisa berhenti menggangguku seperti apa yang kau lakukan hari ini?”

JongHyun maju mendekat ke arah Yoona, membuat Yoona mundur merapat ke dinding Lobby. “Ehhmm, sayangnya kalau hal yang itu aku tidak bisa membantumu My Lady, kamu minta tolong hal yang lain saja yah…” JongHyun merapat ke Yoona dan berbisik di telinganya membuat wajah Yoona merah padam.

Astaga, pria ini berani sekali. Apalagi di tempat umum seperti ini, dia seperti tidak tahu saja banyak mulut-mulut usil yang akan mencincang mereka habis-habisan jika melihat posisi mereka sekarang, dasar mesum. Batin Yoona, dan dengan semangat dia kembali berniat menginjak sepatu JongHyun seperti biasa tetapi niatnya itu seperti ketahuan oleh JongHyun ketika JongHyun dengan cuek dan cepatnya segera mundur selangkah dan lalu tersenyum penuh arti kepada Yoona, Yoona menggeram dalam hati.

“Kamu tahu tidak? Kamu sangat cantik jika sedang emosi seperti sekarang ini…”

“JONGHYUN-SSI…” Teriak Yoona Geram.

Alih-alih merasa takut, JongHyun malah tertawa pelan. “Dee My lady??” tanyanya dengan nada jahil.

Yoona mengambil nafas dalam-dalam dan memejamkan mata, lalu membukanya pelan dan bertanya. “Apa yang harus aku lakukan sehingga kamu berhenti mengangguku??”

“Oh great idea…mau negoisasi denganku My lady?”

Yoona bergidik jijik.

“Win-win solution My Lady, aku akan berhenti mengganggumu asal kamu memenuhi permintaanku..”

“Kenapa aku harus memenuhi permintaanmu? Itu sama saja bunuh diri…”

“Astaga, kamu takut padaku yah…”

“Aku tidak takut padamu…Kepedean…”

“Oh yah…” JoongHyun kembali maju selangkah membuat Yoona kembali mundur merapat di dinding Lobby. “Bagaimana, setuju dengan ideku??”

“Apa yang kamu inginkan??”

“Kencan denganku…”

“Hah! Mana gadis-gadismu itu, kenapa tidak mengajak mereka berkencan denganmu? Mengapa harus aku?”

“Mereka tidak mampu menggugah seleraku..tidak seperti dirimu…”

Yoona mendesis, dasar maniak. “Huuhhh…Kamu pikir aku mau kencan denganmu??”

“Arasho, kalau begitu ucapkan selamat tinggal pada hari-hari damaimu…”

“Kamu….” Yoona meradang, tetapi menemukan wajah JongHyun yang tersenyum penuh kemenangan membuatnya meredakan emosinya, lelaki di depannya ini perlu di kasih pelajaran untuk egonya yang selangit.

“Baiklah, aku terima tantanganmu. Tetapi ingat hanya sekali dan setelah itu berhenti menggangguku…”

“Ohh..that’s my gal…Kamsahamnida My lady…” dan diluar prediksinya dan tidak mampu dicegahnya, Yoona hanya berdiri kaku ketika JongHyun mencium puncak kepalanya dan berlalu pergi. Kejadiannya cepat dan berlangsung singkat tetapi mampu membuat Yoona terhenyak kaku dan kemudian merasa teramat malu ketika beberapa karyawan lalu lalang menyuitinya sedangkan JongHyun telah melenggang pergi.

DASAR SETAN..PSYCHO…AWAS YAH…Yoona geram di dalam hati.

Sementara JongHyun yang telah melangkah menuju ruangannya tersenyum penuh kemenangan. Kita lihat saja My Lady, siapa yang akan menang di akhir nanti, batinnya.




_.-AoD-._




Kediaman Jung YongHwa…


SeoHyun mendongak dari kursinya di dalam mobil, melihat ke sekeliling di luar mobil ketika mobil memasuki halaman besar kediaman Jung YongHwa, suaminya. Sekarang dia resmi menjadi Nyonya Jung. Dia merasa kalut, cemas dan bingung. Setelah meninggalkan ayahnya di rumah sakit dengan kepastian bahwa Ayahnya berada dalam kondisi terbaik dan berada di bawah pengawasan dokter-dokter spesialis terbaik Korea Selatan atas permintaan suaminya. Dia kemudian kembali ke rumah suaminya.

Suami.

Dia tidak pernah menduga jalan takdir akan membawanya sampai pada titik ini. Memiliki suami di usai yang belum lagi 25 tahun. Terlebih siapa yang menjadi suaminya adalah bukan malaikatnya, pria yang selalu hadir di mimpi terindahnya.

Airmata dan perasaan sesak kembali menghampirinya ketika dia mengingat sosok kekasihnya yang terpaksa harus ditinggalkan. Mulai detik ini, dia harus berhenti mengingat sosok itu, dia harus membiarkannya pergi menjauh darinya. Dia yang telah berkhianat jadi tidak sepantasnya dia masih mengharapkan KyuHyun menjadi miliknya setelah apa yang dilakukannya hari ini.

Ya, hari ini tepatnya pagi tadi dia menikah dengan Jung YongHwa. Pernikahan yang sangat sederhana. Ketika SeoHyun menyetujui menikah dengan YongHwa dia mengajukan satu syarat tentang teknis pernikahan mereka, dia bersedia menikah dengan Jung YongHwa tetapi tidak ada pesta, meski itu hanya pesta yang sangat sederhana. SeoHyun tidak menginginkan itu dan ternyata YongHwa menyetujuinya.

Jadilah mereka menikah di hadapan Pastor, Ayahnya, Han Gung, JongHyun, Victoria, JungShin, dan Juniel. Bahkan hanya berlangsung di kamar VVIP Rumah Sakit tempat ayahnya di rawat. Sangat singkat dan setelahnya kedua mempelai itu bahkan berpisah. YongHwa kembali mengurusi bisnisnya sedangkan SeoHyun menemani ayahnya kembali di Rumah Sakit. Tidak ada pesta resepsi, tidak ada perjalanan bulan madu dan itu semua adalah permintaan SeoHyun yang juga di setujui oleh YongHwa.

Setelah pernikahan itu, SeoHyun masih ingat dengan jelas percakapan mengharukannya dengan ayahnya.

“Inikah yang kau inginkan? Apakah kamu bahagiah My Dear?”

SeoHyun tersenyum lalu mengangguk dengan singkat. “Aku senang aboji, terlebih jika aboji bisa kembali sehat. Itu bisa menjadi kado terindah buatku…”

“Kamu tidak sedang membohongi ayahmu inikan?”

SeoHyun memeluk tubuh ayahnya, dan menghindar dari tatapan tajam ayahnya.

“Bagi aku kebahagiaan itu adalah ketika bisa membahagiakan Aboji…”

Cha Seung Won memeluk tubuh rapuh anaknya. Dia bisa merasakan sesuatu yang lain pada putrinya tetapi dia tidak bisa menebaknya. Putrinya memilih mengorbankan masa mudanya demi menyelamatkan perusahaan mereka.

“Aku bangga memilikimu Hyunnie..Kamsahamnida…”

“Aboji, jangan mengatakan hal seperti itu dan berjanjilah aboji segera sembuh, agar aboji bisa mengelola perusahaan lagi…” SeoHyun melepaskan pelukannya dan menatap Ayahnya sendu.

Cha Seung Won tersenyum pean. “Bukankah suamimu sudah mampu melakukannya, aku tenang bisa melihatmu menikah dengan orang sehebat dia..”

“Anii…anii…harus Aboji..YongHwa oppa sudah memiliki banyak tanggung jawab dan perusahaan untuk dikelola.., Aboji harus sehat, aboji harus hidup, agar bisa mendampingiku mengelola perusahaan..janji yah…”

“Astaga, belum sehari kamu menjadi istrinya kamu sudah membela dia…”

SeoHyun menunduk dan membatin. Semua usaha dan pengorbananku akan sia-sia jika kamu pergi meninggalkanku..ayah sehatlah…

SeoHyun menghela nafas dan kembali menyadari di mana keberadaannya. Malam telah merambat pelan ketika mobil itu sempurna merapat di pelataran rumah besar YongHwa. Yah, rumah itu sangat besar. Dua kali lipat besarnya dibanding rumah SeoHyun, seperti istana. Ragu-ragu SeoHyun turun dan alangkah terkejutnya ketika serombongan pelayan menyambutnya.

“Selamat datang Nyonya muda…” salam mereka.

Nyonya muda. Itukah gelar untuknya sekarang??

SeoHyun mengangguk dan tersenyum kepada pelayan senior yang lalu memperkenalkan diri sebagai kepala rumah tangga.

Yah, inilah hidupnya yang baru. Dia adalah Nyonya dari Jung YongHwa. Suka tidak suka dia telah memilih kehidupan ini.

“Selamat tinggal KyuHyun Oppa…” batinnya lirih seiirng langkah kakinya memasuki rumah besar YongHwa dan dibelakangnya rombongan pelayan tadi mengikutinya.



_.-AoD-._



Cahaya lampu yang temaram, seprai sutra dan tempat tidur big size yang empuk dan tebal, makin menajamkan indra SeoHyun malam itu di kamar pengantinnya. ia merasa gelisah menunggu pria yang telah resmi menjadi suaminya. Setelah tiba tadi dia memilih membersihkan tubuhnya dengan berendam di bathup. Dan makan malam sendiri ketika kepala rumah tangga mengatakan YongHwa berpesan agar dirinya makan malam sendiri karena kemungkinan dia akan telat pulang. Dan SeoHyun justru gembira mendengar pesan YongHwa itu. dia tahu pad aakhirnya dia tidak akan bisa lari dari pria itu, tetapi dia butuh waktu dan sepertinya keberuntungan berpihak padanya ketika YongHwa belum juga pulang meski jam dinding telah berbunyi sepuluh kali.

Dia tahu, YongHwa sama seperti dirinya, pria itu tidak mencintainya.

Entah apa yang merasuki kepalanya sehingga dia mau menikah dengan SeoHyun. Alasan yang masuk akal bagi SeoHyun saat ini adalah bisa jadi pria itu hanya membutuhkan istri sebagai kamuflase untuk menutupi petualangan cintanya dengan beberapa gadis di luar sana. Dan demi citra sebagai pengusaha muda yang bonafid dia harus memiiki satu istri resmi dan tepat saat itu SeoHyun datang dengan permintaannya. Makanya sama-sama untung, YongHwa butuh istri demi pencitraan, SeoHyun butuh suami yang bisa menyelamatkan perusahaan milik ayahnya. Betapa liciknya mereka berdua, batin SeoHyun.

Dia tahu ini salah tetapi tidak ada yang bisa dilakukannya, dia siap jika hanya akan jadi boneka YongHwa. Dia bahkan berharap YongHwa tidak menginginkannya, dia tidak sanggup membayangkan jika harus tidur bersama pria yang tidak dicintainya dan pria itu juga tidak mencintainya, itu menjijikkan.

Karena malam telah larut tanpa sadar SeoHyun jatuh tertidur, entah berapa menit dia terlelap sebelum suara berat terdengar di telinganya. Refleks dia terbangun.

“Kamu tidak berniat tidur sendiri di malam pertamamu sebagai istrikan??”

Pria itu bersandar di dinding, lengannya disilangkan di atas kemejanya yang kancing atasnya telah terbuka. Terihat tampan seperti biasa tetapi lihatlah wajahnya tersenyum licik.

“Kamu sudah pulang?”

“AKu tidak mungkin membiarkan istriku tidur sendiri di malam pengantin kami…”

SeoHyun tercekat, lebih kaget lagi ketika YongHwa berjalan pelan tapi pasti ke arahnya dengan tatapan tajam menghujam kepadanya. “Aku..aku tidak keberatan harus tidur sendiri…” ucap SeoHyun bergetar.

“Tapi aku keberatan..”

YongHwa telah sampai di tepi tempat tidur dan memilih duduk berhadapan dengan SeoHyun.

SeoHyun menghela nafas, dia harus melakukan sesuatu agar pria ini tidak menidurinya malam ini. Tidak, dia tidak siap dengan semua ini. Tepatnya belum siap, dia takut.

“Kamu boleh kok pergi dengan wanita-wanitamu di luar sana, aku tidak keberatan…” hanya itu yang terlintas di kepala SeoHyun, meski kedengaran konyol tetapi otaknya benar-benar stuck.

YongHwa mengangkat sebelah alisnya dengan sinis. “Wanita-wanitaku?? What do you mean my dear??”

SeoHyun kembali menghela nafas. Dia harus mempertahankan dirinya dari pria egois ini, jika bertengkar adalah jalan keluar terbaik, dia akan melakukannya. “Aku tahu kamu tidak mencintaiku, aku tahu pernikahan ini hanya kamuflase bagimu. Aku sama sekali tidak keberatan Jung YongHwa-ssi. Jadi kamu juga tidak usah merasa canggung jika harus meninggalkanku demi menemui wanita-wanitamu di luar sana…”

“Begitu…” YongHwa kemudian tertawa terbahak-bahak. Seohyun di tempatnya kaget. Dan lebih kaget lagi ketika tiba-tiba wajah YOngHwa menjadi kaku dan berhenti dari tawanya dan tiba-tiba mendekat tepat di depan wajahnya, hanya berjarak beberapa centimeter dari wajahnya dan tangannya mengurung tubuh SeoHyun di atas tempat tidur.

“Kamu membuatku bergairah Sayangku…” YongHwa kemudian menunduk dan menciuminya, SeoHyun tegang kaku di tempatnya tidak mengharapkan serangan tiba-tiba itu. Lengan YongHwa kemudian memeluknya dan mulutnya mendesak penuh hasrat di bibir SeoHyun yang terbuka. Seumur hidupnya, SeoHyun tidak pernah dicium seperti ini, ciuman-ciumannya dengan KyuHyun selalu seperti angin, lembut dan sangat berhati-hati. Tetapi lihatlah, YongHWa saat ini menciuminya erotis. Mulutnya melumat bibir SeoHyun ganas, lidahnya menjelajah ke dalam mulut SeoHyun, mencari lidah SeoHyun. SeoHyun kaku di tempatnya, kepalanya serasa pusing memerima perlakuan seperti ini, dia hendak menolak tetapi kemudian YongHWa berhenti sendiri dan melepaskan bibirnya. Dia lalu menempelkan jidatnya di jidat SeoHyun.

“Tapi bagaimanapun bergairahku meski pada istriku, aku bukanlah pria bejat yang akan memaksa perempuan bercinta denganku, itu bukan aku. Aku tidak berminat bercinta dengan orang yang tidak mencintaiku. Aku akan bercinta denganmu ketika hatimu telah mencintaiku. Kamu bisa pegang kata-kataku ini sayangku…jadi silahkan tidur…”

Dan tanpa berbalik lagi, laki-laki itu pergi. SeoHyun tergugu di tempatnya. Dia menjatuhkan badannya di atas tempat tidur.

Tuhan, kuatkan aku menghadapi ini semua.




_.-AoD-._





MeanWhile…



YongHwa menyeret langkahnya pelan, memasuki sebuah ruangan khusus di Rumah besarnya ini. Ruangan khusus yang sedari dia membangun rumahnya ini memang sudah di desain khusus dan dia terjun langsung mendesain isi ruangan itu. Ruangan yang sangat special.

Malam ini, malam yang harusnya menjadi malam yang di penuhi perayaan atas pernikahannya dengan wanita yang sejak dulu sangat di inginkan hatinya justru berubah menjadi malam yang gelap, sama dengan malam-malamnya yang lain, sebelumnya. Bedanya Cuma dia tahu kalau di kamar sebelah ada seseorang yang terbaring di atas tempat tidurnya dan justru itu membuat hatinya berdesir hangat. Damai.



(…It has to be you
i can’t be without you
it’s okay if i’m hurt for a day and a year like this
it’s ok even if it hurts
it’s ok if my heart’s hurts
because i’m just in love with you…)



“Kamu membenciku my little angel?? Aku tahu kamu tidak membenciku, tetapi dia membenciku..lihatlah dia bahkan menolakku malam ini..” YongHwa meradang mengingat ciumannya yang tidak berbalas. Tidak ada satupun perempuan yang menolak ciumannya tetapi lihatlah istrinya, dia bahkan tidak merespon ciumannya.

YongHWa mengangkat gelas birnya lalu tersenyum kepada lukisan yang tertempel di dinding itu, satu-satunya lukisan yang dibuatnya, dan mendekati sempurna. Tidak ada orang yang tahu kalau dia mampu melukis, karena keahliannya itu hanya berlaku untuk satu gambar, gambar seorang wanita yang sangat dicintainya.

Lukisan itu tersenyum padanya, sebuah lukisan seorang gadis kecil bergaun pink. YongHwa membelai syal rajut pink yang berada di pangkuannya dan bergumam lirih.

“Kamu tidak tahu seberapa besar aku mencintaimu sayangku dan maafkan aku telah memilih jalan ini, maafkan keegoisanku…meski tahu kamu mencintai pria lain, aku malah tetap menginginkanmu dan bahkan menikahimu…”

YongHwa tidak tahu berapa lama dia duduk di kursinya sambil memandangi lukisan besar yang tersenyum padanya. Sama tidak tahunya kalau wanita yang sedang menjadi objek pandangannya juga tidak bisa tidur di kamar besar itu, SeoHyun menangisi takdirnya.


(…if i live my life again
if i’m born over and over again
i can’t live without you for even one day

I will protect this love
I will love this love
because i’m happy enough if i can just be with you
because i’m just in love with you…)


(BGM : Yesung – it has to be You)



.To Be Continued – Part 6.






.LUV : SJ.

Kamis, 24 November 2011

YS IDOL (Chapter 14 “Still Friends or??Part 2”)

SJ Entertainment Present :

Serial : “YS IDOL”


Chapter 14 “Still Friends or?? Part 2”


Lead Cast :
Jung Yong Hwa (CN Blue)
Seo Joo Hyun (SNSD)


Other Cast :

*International Relation Majors (Seohyun Classmate) :
Nicole, Ji Young (KARA), YoSeob (Beast), Jinwoon (2AM), WooYong (2PM), Min (Miss A), Sulli (f(x)), SoHee (WG), Jaejin (FT Island)

* Law international Majors (YongHwa Classmate):
Jonghyun (CN Blue), Hongki (FT Island), Soejin (Girls day), Sunye (WG)

* Business Departement (Siwon Classmate) :
Siwon, Heechul, Kyuhyun, DongHae, SungMin, Yesung (SUJU)

*GI Cheersleaders (BFF Seohyun for Girly Time) :
Jessica, Yoona, Sunny, Tiffanny, Hyoyeon, Yuri, Taeyeon (SNSD), Bekah (After School, Out), Soo Yong(SNSD, in)

*Code Blue (Bandmates YongHwa) :
JongHyun, Jungshin, Minhyuk (CN Blue), HongKi (FT Island)

*TX Band :
Yunho (TVXQ), Kim Joon (T-Max), Jungmo (TRAX), Seolong (2 AM)

*Team Basket GI University :
Siwon, DongHae, Jinwoon, Gikwang (Beast), LeeJoon, Go (MBlaq), Chansung (2PM)
Manajer : Heechul

*Best Appereance : Jung So Min, Kim Hyun Joong (SS501)

Opening Theme Song : Intuition by CN Blue






Recently Status ;

SeoStar : Cinta adalah Kamu ikut merasakan kegalauannya even dia tidak pernah bercerita sesuatu padamu tentang itu dan kamu terlalu takut menanyakannya. Gloomy…TT_TT



***


@TX café…



YooNa ikut tertawa dengan yang lainnya mendengar joke ringan yang dilemparkan HongKi di tengah percakapan akrab di ruang latihan anak-anak Code Blue sore itu. Mereka sedang menghabiskan waktu bersama sehabis anak-anak Code Blue ngejam bareng minus leader mereka YongHwa yang katanya bakal datang sesaat lagi.

Selain anak-anak Code Blue dan Yoona, ada Tifanny, yang sekarang sedang sumringah berada di dalam rangkulan HongKi, juga ada pasangan Jung So Min dan Kim Hyun Joong _So Min adalah mantan calon tunangan HongKi dan hyun Joong adalah kekasihnya, Mereka sekarang sering hang out bareng jika sedang tidak punya kesibukan, setelah berita yang mengagetkan jika ternyata HongKi akan ditunangkan dengan Jung So Min yang notabene juga menolak pertunangan itu, mereka akhirnya berembuk dan menemui kedua orang tua mereka dan akhirnya berujung kebahagiaan ketika kedua orang tua menghargai pilihan putra-putri mereka dan jadilah mereka bersahabat dan sering hangout bareng jika tidak ada kesibukan_ , ada Sulli, yang akhirnya mengakui hubungannya dengan MinHyuk kemarin dengan resiko di olok-olok oleh anak Code Blue dan terakhir ada SeoHyun yang hari itu wajahnya sendu dan tidak peduli dengan joke yang dilemparkan oleh HongKi. Dia pasti sedang mengkhawatirkan kekasihnya lagi.

Padahal kemarin Yoona melihat wajah sumringahnya ketika dia menemui Yoona yang baru saja kembali dari Busan, sehabis menikmati liburan sekalian istirahat untuk memulihkan kondisinya. SeoHyun malah bercerita tentang rencana ke Londonnya bareng YongHwa untuk menonton konser Coldplay, Band favorit YongHwa yang juga disukai SeoHyun di London. Mereka akan berangkat akhir pekan ini jika orang tua YongHwa kembali ke Seoul. tetapi hari ini raut wajah SeoHyun justru terlihat sedih. Entah kenapa lagi anak itu, batin Yoona.

Tetapi Yoona tidak begitu memusingkan raut wajah SeoHyun yang terlihat sedih, karena sepanjang dia mengenal SeoHyun, dia tahu kalau wajah SeoHyun itu seperti perkiraan cuaca ketika terjadi anomali cuaca, berubah-ubah. Benar-benar tergantung moodnya, dia bisa sumringah senang tak terkira dan sedih tak terbantah pada menit yang sama. Jadi bukan pemandangan baru melihat wajahnya ditekuk seperti itu. Yoona yakin kalau YongHwa sudah muncul di sini, wajah itu bisa berubah cepat menjadi sumringah. Yoona tersenyum pelan dengan jalan pikirannya lalu mengalihkan pandangannya ke lain tempat untuk kemudian terjebak di dalam mata indah yang sedang menatapnya tajam-tajam.

Yoona tidak tahu sejak kapan. Tapi di sela tawanya, di dapatinya JongHyun menatapnya dalam-dalam, jenis tatapan yang mampu membuatnya tertegun. Lagi-lagi tatapan itu. Yoona mencoba mengingat sejak kapan JongHyun merubah caranya menatap. Sebelumnya tatapan sepupunya itu tidak pernah mematikan seperti hari ini, lihatlah mata itu terlihat hangat. Oh, damn it, remember Yoona, dia adalah saudaramu, tidak ada yang berbeda. Batinnya. Dia lalu memilih menunduk dan mempermainkan HP di tangannya.

”Hai guys, aku bawain minum nih...”

Yoona mengangkat wajah dan menemukan SooYoung membawa nampan berisi minuman dan potongan blackforest yang menggugah minat.

”Loh, tadi udah di bawain kok ada lagi? Siapa yang bayarin nih?”

Pertanyaan Tifanny terjawab ketika wajah letih YongHwa muncul dari belakang, terlihat kusut dengan kemeja tanpa dasi dan jas dan dua kancing atas terbuka. Segera SeoHyun terbang menghampiri kekasihnya itu. Yoona tersenyum bahagiah melihat dua pasang anak manusia itu tanpa kata-kata mengungkapkan cintanya hanya dengan sentuhan ringan dan mata yang berbicara, dan lagi-lagi, entah insting atau apa dia kembali memalingkan wajah dan jatuh di atas wajah yang ternyata masih menatapnya.

Mata itu, adakah rasa disana? Entah... dan Yoona memilih kembali menundukkan wajah dan berkutat dengan Hpnya. Ketika dia mendengar Tifanny memanggil SooYoung dan keluar bersamanya dari ruang praktik Code Blue, entah mengapa Yoona ingin ikut serta tapi dia tahu ada hal yang sangat pribadi yang akan dibicarakan oleh keduanya Yoona tahu itu ketika Tifanny bercerita padanya tadi. Untuk itu dia memilih bertahan meski dia tahu jika tatapan tajam itu masih terpancang padanya.



***


MeanWhile…



SooYoung menatap tamu-tamu yang sedang berada di lantai satu TX café dari tempatnya duduk di sudut ruangan, sengaja menghindar dari wajah cantik yang sekarang menatapnya hangat.

“SooYoung-ah…” Tifanny menatap SooYong dalam-dalam menuntut perhatian penuh gadis itu.

“Please jangan desak aku dengan permintaan itu lagi Fany, kita sudah membicarakan hal ini berkali-kali…”

Tifanny menghela nafas panjang, “Meskipun fakta bahwa dia mencintaimu, sangat mencintaimu terpapar dengan jelas??”

SooYoung menunduk memilih memainkan gelasnya. Tifanny meraih tangan yang sedang memainkan gelas itu lalu mengenggamnya erat.

“Aku tahu kemarin kamu merasa tidak nyaman jika harus menerima Siwon oppa, karena ada akukan? Tapi aku pastikan aku tidak lagi punya perasaan padanya SooYoung-ah, sungguh. Aku mencintai Hongki oppa dan menyadari mungkin selama ini perasaanku pada Siwon oppa hanya sebatas rasa sayang sebagai saudara, dia hanya seorang kakak bagiku, tidak lebih…”

SooYoung melihat kejujuran di bening mata indah itu. dia kemudian menghela nafas panjang.

“Bukan cuma itu Fanny-ah…” lirih suara SooYoung.

“Lantas apa? Status sosial?? Kamu tahu Siwon oppa ataupun keluarganya bukan orang yang memetingkan Status sosial, kamu kenal dengan baik Hyunniekan? Lihatlah dia, pernahkah dia mempermasalahkan hal-hal seperti itu, dia bahkan sangat membenci orang-orang yang suka mengkotak-kotakkan manusia dalam stratifikasi sosial…”

“Aku tahu…aku tahu…” potong SooYoung lirih membuat Tifanny sedikit terenyuh.

Tifanny menghela nafas, dia lalu meremas tangan yang ada dalam genggamannya, mencoba berempati pada peperangan batin yang terjadi dalam pikiran SooYoung. Dia tahu keengganan gadis itu dan tahu di satu sisi dia punya rasa yang sama untuk Siwon, semoga pada akhirnya SooYoung bisa menentukan yang terbaik buat mereka. Doa Tifanny dalam hati sambil beranjak meninggalkan SooYoung sendiri tenggelam dalam pikirannya.



***


Di dalam Mobil YongHwa…



SeoHyun bersandar manja di atas pundak YongHwa dan bibirnya asyik ikut bersenandung lagunya Taylor Swift – Last Kiss yang sedang terputar di MP4 mobil YongHwa ketika mereka sedang dalam perjalanan pulang malam itu.


(…Never thought we’d have a last kiss
Never imagined we’d and like this
Your name, forever the name on my lips

I do remember
The swing in your step
The life of the party, you’re showing of again…)


CLEKKK…


Tiba-tiba lagu berhenti, SeoHyun mengangkat kepalanya, dan menemukan wajah YongHwa mengeras.

“Ganti lagu ajha yah…” ucapnya datar. SeoHyun tetap menatap wajah itu tajam.

YongHwa alih-alih menatap wajah SeoHyun balik, dia lalu memutar lagu lain, lagu milik Code Blue, Mr.KIA.

SeoHyun menghela nafas panjang, beberapa hari terakhir dia menemukan YongHwa berbeda dengan YongHwa-nya yang biasa. Meski dua hari yang lalu YongHwa mengajaknya ke London dan rutin tiap hari di sela kesibukan kuliah dan kerjanya dia tetap meluangkan waktu bertemu dengan SeoHyun tetapi tetap saja SeoHyun merasakan ada yang lain. YongHwa sepertinya menutupi sesuatu. Tapi melihat wajah letih itu membuat SeoHyun urung menanyakan apa arti di balik kegalauan YongHwa. Selebihnya perjalanan mereka diisi diam yang panjang antara mereka berdua, tidak ada obrolan yang tercipta. Hanya suara HongKi dan YongHwa yang mengisi mobil dengan lagu-lagu mereka.

Dan ketika YongHwa mengecup puncak kepalanya tepat di depan rumahnya, SeoHyun mengetatkan pelukannya di pinggang YongHWa.

“Waeyo?? Enggan berpisah denganku?? Atau aku tidur di kamarmu saja yah, kedengarannya menyenangkan bisa memelukmu sepanjang malam…” YongHwa tertawa untuk joke yang dilemparkannya tetapi SeoHyun tidak menangkap nada ceria itu di manik mata YongHwa membuat SeoHyun merasa sesak. Dia lalu mengulurkan telapak tangannya mengusap pipi YongHwa pelan. Lalu jinjit dan mencium bibirnya. Ciuman itu berubah menjadi ciuman yang dalam ketika YongHwa menarik tubuhnya ketat. SeoHyun tahu ada nada getir di dalam ciuman itu, YongHwa sepertinya memang sedang menyembunyikan sesuatu. Setelah bibir mereka lepas tetapi jidat mereka saling merapat satu sama lain, SeoHyun berbisik lirih.

“I love you oppa…”

“Hmmm…I love you too my star..tidak sabar sampai akhir pekan ini untuk bisa memelukmu dalam tidurku…”

SeoHyun mencubit lengannya pelan lalu melepaskannya, setelah mengecup pipi YongHwa dia lalu berjalan masuk ke rumahnya, sempat berbalik sesaat lalu meneruskan langkah meninggalkan YongHwa yang memandangi punggungnya dengan perasaan masygul.


***


Di atas mobil Jonghyun…


“Yakin mau pulang ke rumah? Bagaimana kalau kamu tinggal di apartemenku saja dulu untuk sementara waktu? Supaya tidak merasa sedih dengan kekosongan karena ibumu sibuk…”

Yoona menggeleng pelan, bagaimana bisa dia tinggal di apartemen JongHyun, meskipun apartemen JongHyun sangat luas dan juga mewah tetap saja dia tidak mungkin tinggal bareng JongHyun. Meski setelah perpisahan kedua orangtuanya dan dia yang tinggal bersama ibunya kini selalu merasa sendiri karena ibunya mengalihkan semua kemarahan dan kekecewaannya ke pekerjaan, tetap saja bukan alasan yang baik untuknya tinggal di apartemen JongHyun. Dulu mungkin bisa tapi sekarang dia tidak yakin bisa.

Entah kapan awalnya semua terasa berbeda? Yoona juga tidak mengerti.

Apakah sejak percobaan bunuh dirinya beberapa hari yang lalu? Lalu JongHyun sibuk berempati dengannya dengan membanjirinya perhatian? menjaganya bak putri raja? Atau bahkan sebelum itu, sejak dirinya suka menemani dan menghabiskan waktu dengan JongHyun, menghiburnya karena JongHyun terlihat terbebani oleh masalahnya dengan Soejin? Atau sejak kapan? Dia tidak tahu. Yang dia tahu dengan pasti ada yang berubah pada perasaannya, rasa yang baru untuk pria yang sekarang berada di sampingnya dan sedang serius di belakang kemudinya.

“Aku putus dengan Soejin…”

“Panda…” Yoona mendesis lirih. “Waeyo?? Bukankah kamu bilang masih bisa diperbaiki…”

JongHyun alih-alih menjawab pertanyaan Yoona, dia hanya mengangkat bahu.

Astaga, kenapa jadi begini? Apakah karena dirinya? Jika karena dirinya, ini adalah kesalahan. Kesalahan Yoona, Kesalahan JongHyun. Menyangka kedekatan mereka terlalu murni untuk dicampur oleh rasa yang lain. Dan ketika segalanya sudah terasa salah, Yoona tidak mampu berlari menjauh.

“Hentikan mobilnya…”

“Yoona-yah…”

“AKU BILANG HENTIKAN MOBILNYA!!”

“Waeyo???” JongHyun kaget dan bingung melihat Yoona berteriak seperti itu dengan suara serak seperti menahan tangis. JongHyun kemudian menepikan mobilnya.

Tanpa menunggu JongHyun menepikan mobil dengan baik, Yoona tergesa meraih tasnya lalu turun dari mobil, segera melangkahkan kaki. Di sisi lain JongHyun segera mematikan mesin mobilnya lalu mengejar Yoona.

“Tolong jelaskan padaku, ada apa ini? Jangan membuatku cemas seperti ini?” ucapnya sambil menahan tubuh Yoona dengan kedua tangannya.

“Aku yang mestinya minta penjelasan, Kenapa Oppa melakukan semua ini??” JongHyun terhenyak ini kali pertama Yoona memanggilnya dengan panggilan Oppa.

“Aku tahu apa yang menjadi penyebab Oppa putus dengan Soejin. ITU KARENA AKUKAN?? FYI, Oppa tidak perlu mengkhawatirkan aku lagi. Aku janji tidak akan lagi melakukan hal bodoh seperti kejadian minggu lalu jadi tidak usah lagi mengawal dan menjagaku, sampai melupakan kekasihmu…” Yoona kemudian mencoba membebaskan diri dari pegangan JongHyun.

“Stop it…” JongHyun menyentakkan tubuh Yoona lalu meraihnya masuk ke dalam pelukannya ketika dirasanya tubuh gadis itu bergetar. Yoona menangis di dalam pelukan dada bidang itu, Yoona merasa rapuh, sangat rapuh.

“Adalah salah jika berpikir aku dan Soejin-ah putus karena kamu, itu pikiran bodoh. Kami memutuskan berpisah karena di atara kami sudah tidak ada kecocokan. Cinta itu harusnya memberikan perasaan nyaman, jika yang muncul kemudian adalah pertengkaran dan ketidaknyamanan, jalan yang terbaik adalah berpisah. Jadi bukan karena kamu, tolong jangan seperti ini…”

Yoona menggeliat berusaha melepaskan pelukan JongHyun lalu mendongak menatap wajahnya. Wajah itu datar dan beku seperti biasa, tetapi sesuatu di matanya bersinar begitu hangat. Tatapan yang seringkali di temukan Yoona saat menangkap JongHyun sedang menatapnya diam-diam.

“Benarkah kalian memilih putus bukan karena aku??”

JongHyun mengangguk. “Ada perbedaan yang prinsipil di antara kami berdua yang mustahil untuk disatukan. Jika memilih bersama kami akan saling menyakiti satu sama lain…”

“Lantas bagaimana perasaanmu ke dia??”

“Apakah kamu percaya kalau aku mengatakan rasa yang kumiliki untuknya sudah tak bersisa lagi??”

“Kenapa??”

“Entah Yoona-yah, mungkin rasa ini telah hilang seiring perbedaan tadi yang tidak terjembatani, dan mungkin juga hal lain pemicunya…”

“Hal lain apa itu??”

JongHyun menarik nafas panjang, “Aku mencintai sosok yang lain, sosok yang sedari dulu membersamaiku tetapi kehadirannya hanya kuanggap sebagai kewajaran karena dia adalah sahabat, adik dan keluarga tetapi menemukannya hampir pergi dari sisiku memberiku kesadaran tentang kuatnya pengaruh dia padaku…”

Yoona mengerjapkan kedua matanya berusaha mencegah airmata yang ingin jatuh. JongHyun yang meihatnya kemudian menghela Yoona masuk ke dalam pelukannya dan memeluknya hangat. “Jangan tanya aku kenapa karena aku juga tidak tahu kenapa aku selalu ingin melihat dan memastikan dirimu bahagiah, aku selalu ingin kembali padamu, aku sayang padamu my dear Yoona-yah…”

“Panda…”

“Tinggallah bersamaku agar kamu tidak lagi merasa kesepian, agar kamu percaya ada seseorang yang selalu menyayangimu…” JongHyun melepaskan pelukannya dan menatap mata Yoona dalam-dalam. Alih-alih menjawab, Yoona justru kembali melingkarkan tangannya ke pinggang JongHyun dan memeluknya erat.

Bintang di langit Seoul menjadi saksi bersatunya perasaan dua orang sepupu itu.



***


Pagi yang baru @GoChun University…



SooYoung sedang merampungkan tugas makalahnya ketika Siwon tiba-tiba duduk di sampingnya di perpustakaan kampus pagi itu.

“Oppa..” ucap SooYoung kaget, meski ini bukan pertama kalinya Siwon melakukan hal seperti itu. ini mungkin yang ke sepuluh kalinya di bulan ini, rutinitas yang selalu dilakukan Siwon jika dia masuk kampus dan tidak sibuk bekerja.

“Hai, morning…”

“Morning…” sapa SooYoung sedikit lirih. Wajahnya sedikit memerah, mengingat mimpinya semalam yang entah mengapa tiba-tiba di huni oleh pria ini, apa karena pembicaraannya dengan Tiffany.

Dan seperti kebiasaan Siwon jika bertemu dengan SooYoung, dia hanya duduk disitu, mengecek androidnya atau Telepon celularnya sibuk membalas pesan-pesan yang masuk lalu setelah itu beranjak pergi. Ritme yang sama di tiap paginya, dan entah mengapa lama kelamaan SooYoung merasa tersentuh dengan kebiasaan Siwon itu.

“Oppa…”

Siwon mengangkat wajahnya dari androidnya dan menemukan SooYoung sedang menatapnya, tidak biasanya, biasanya gadis itu membiarkannya sendiri lalu dia sibuk dengan tugas-tugas kuliahnya.

“Waeyo??”

“Aku tidak pernah berani menanyakan ini sejak pertama kali Oppa melakukan hal seperti ini padaku, tapi kali ini aku ingin menanyakannya??” SooYoung menguatkan dirinya, semuanya harus jelas dan dia tidak akan menghindar lagi, mungkin Tifanny benar, yang perlu dilakukannya adalah jujur pada dirinya sendiri.

“Apa itu??” kali ini perhatian Siwon sepenuhnya terpaku pada SooYoung.

“Apa alasan oppa tiap pagi mendatangiku seperti ini??”

“Masih perlukah kau tanyakan…”

“Aku butuh kepastian…”

“Aku sudah pernah mengatakannya padamu…”

“Aku ingin mendengarnya lagi…”

Siwon menatap wajah cantik yang rutin hadir di mimpinya itu, wanita yang dicintai oleh hatinya meski dia telah di tolak, kali ini akankah dia mendengar penolakan itu lagi?

“Aku melakukannya karena aku mencintaimu SooYoung-ah, kemarin, hari ini dan semoga sampai selamanya…”

SooYoung menunduk, membuat Siwon menghela nafas, dia lalu berdiri bersiap beranjak, hari ini cukuplah pengakuannya dia ada kuliah yang menanti.

“Oppa…”

Siwon urung melanjutkan langkahnya, dia berbalik dan meihat wajah SooYoung yang sedang tersenyum ke arahnya.

“Oppa, tidak ingin mendengar jawabanku…”

“Aku hanya ingin mendengar jawaban yang berbeda, jika jawabannya sama tidak usah kau ucapkan…”

Sooyoung kembali diam membuat Siwon sedikit penasaran.

“Kenapa diam?”

“Salahkah kalau aku bilang, aku takut Oppa…”

Siwon kembali duduk, lalu meraih tangan SooYoung dan menggenggamnya.

“Takut kenapa??”

“Aku takut mengecewakan Oppa, aku…aku…aku mencintai oppa, tapi aku takut jika cinta saja tidak cukup untuk kita…Oppa berbeda, sangat berbeda denganku, siapalah aku ini jika harus bersanding dengan Oppa…aku.aku…”

“Stop…aku Cuma ingin tahu satu hal?”

“Dee??”

“Benaran kamu mencintaiku??”

SooYoung menarik nafas dalam-dalam lalu mengangguk. Siwon berteriak “yess” pelan, dia tahu keberadaannya sekarang di perpustakaan tidak memungkinkah untukknya mengekspresikan kegembiraannya secara berlebihan. Dia lalu kembali menatap SooYoung.

“Bagiku itu sudah cukup, aku tidak butuh yang lain...cukup kamu mencintaiku…”

Tangan mereka berduapun saling terkait satu sama lain.



***



@Thames River, London…


SeoHyun menumpukan dagunya di pundak YongHwa yang memeluknya malam itu di pinggiran sungai Thames. YongHwa sendiri duduk di atas kap mobil sewaannya dengan SeoHyun berdiri di depannya dan dalam pelukannya. Mereka tiba sore tadi di London lalu setelah membersihkan diri di hotel mereka kemudian keluar mengelilingi London, sempat mengunjungi Palace of Westminster dan Big Ben lalu kemudian berakhir di pinggiran Thames River.

SeoHyun melemparkan pandangan ke arah beberapa pasang anak muda yang tampaknya juga menghabiskan waktunya bersama kekasih mereka.

“Oppa…” SeoHyun berbisik di telinga YongHwa.

“Ehhhmmm…” YongHwa yang sedang memeluk kekasihnya itu melemparkan pandangan tepat ke aliran air di depan sana.

“Ada yang oppa sembunyikan darikukan??” SeoHyun mengurai pelukannya lalu dengan kedua tangannya dia membelai wajah YongHwa.

“Apa itu?” Yonghwa meletakkan tangannya di atas telapak tangan SeoHyun yang merangkum wajahnya.

“Aiigooo….ada sesuatukan..??”

YongHwa memandang tepat ke manik mata SeoHyun. Kekasihnya itu mengenal dirinya dengan baik, dan ketika kegalauan menghampirinya, dia tahu kalo SeoHyun juga ikut merasakannya.

“Anii…” YongHwa membelai wajah cantik itu, merapikan anak rambutnya yang ditimpa angin.

“Chinca??” bola mata cantik itu berputar pertanda tidak percaya pada kekasihnya. “Apa karena Aboji??”

YongHwa terbelalak, bagaimana SeoHyun bisa tahu?? Aboji yang dimaksud SeoHyun adalah ayah YongHwa, dan dengan cepat YongHwa bisa tahu siapa sumber yang memberikan informasi kepada SeoHyun, tak lain dan tak bukan adalah ibunya sendiri.

“Kemarin ketika bersama Ommoni, dia menceritakan padaku…” SeoHyun punya ritual mengisi sore dengan minum teh bersama Ibu YongHwa, Jika ibu YongHwa sedang berada di Seoul, dan biasanya ibu SeoHyun juga ikut bergabung jika dia juga berada di Seoul atau ketika dia tidak sedang sibuk. “Tentang Aboji yang mulai mengeluarkan ultimatum tentang rutinitas nge band oppa…”

YongHwa menunduk. Yah, ayahnya pada akhirnya berbicara dengan calon pewaris tunggalnya itu dan mengeluarkan ultimatum untuknya. Secara general ayahnya tidak melarang dia main band hanya saja porsinya tidak sebesar dulu lagi, apalagi kalau sampai show ke luar negeri. Dan setelah kuliahnya selesai, mau tidak mau, suka tidak suka dia harus menerima fakta bahwa dia kan terjun ke dunia bisnis dan melepaskan semua keinginannya untuk menjadi musisi.

“Oppa…” SeoHyun kembali membelai wajahnya, menyadarkan YongHwa akan keberadaannya. “Don’t be sad…I’m here..” SeoHyun memeluknya membuat YongHwa terenyuh. “I love you…”


(When you try your best, but you don't succeed
When you get what you want, but not what you need
When you feel so tired, but you can't sleep
Stuck in reverse
When the tears come streaming down your face
When you lose something you can't replace
When you love someone, but it goes to waste
Could it be worse?

Lights will guide you home
And ignite your bones
And I will try to fix you

High up above or down below
When you too in love to let it go
If you never try you will never know
Just what your worth

Lights will guide you home
And ignite your bones
And I will try to fix you

Tears stream down your face
When you lose something you cannot replace
Tears stream down on your face
And I..

Tears stream down your face
I promise you I will learn from my mistakes
Tears stream down on your face
And I..

Lights will guide you home
And ignite your bones
And I will try to fix you…)


(Coldplay – Fix You)



***


Hilton Hotel, London..


SeoHyun menggeliat kedinginan di dalam pelukan YongHwa. Subuh hari itu mereka berdua berdiri di balkon Hilton hotel berbagi selimut bersama hanya untuk memandangi matahari terbit di langit London pagi itu.

“Gomawo bebh, gomawo untuk yang semalam…” ucap YongHwa lirih tepat di telinga SeoHyun lalu membenamkan wajahnya di leher putih kekasihnya, sempat melihat kissmark yang tertinggal akibat perbuatannya semalam. Dia tersenyum lalu mencium leher SeoHyun tepat diatas jejak itu.

“Oppa sudah memikirkan keputusan apa yang akan oppa ambil…” Tanya SeoHyun pelan.

YongHwa mengangguk, lalu menyadari jika anggukannya tidak terlihat oleh SeoHyun yang berada di depannya.

“Dee…” jawabnya lirih, “Aku memutuskan mengikuti perintah aboji, aku adalah putra dia satu-satunya, tanpaku aboji akan kebingungan dan bukan saja Aboji tetapi juga ribuan karyawan di perusahaan kami akan terlantar kalau aku tidak bersiap menerima tanggung jawab itu sedangkan tanpaku aku yakin Code Blue masih bisa berjalan dengan baik.”

“Oppa…” SeoHyun meremas tangan YongHwa yang berada di atas pinggangnya.

“Jika aku menceritakan semua ini pada mereka aku yakin anak-anak Code Blue akan mendukungku sepenuhnya…”

SeoHyun mengangguk. Ya, YongHwa benar. Mereka akan saling mendukung satu sama lain, dan lagi mereka lahir di dunia bisnis, tahu bagaimana beratnya menjadi anak-anak pengusaha yang kelak suatu saat bertanggung jawab atas jalannya perusahaan keluarga mereka. Itu kenapa anak-anak Code Blue tidak pernah ngotot untuk mempromosikan lagu-lagunya di label besar, mereka bermusik karena mereka menyukainya dan orientasinya bukan untuk bisnis. Ini yang membuat mereka berbeda.

“Tetapi sayangnya aku punya satu syarat untuk permintaan aboji…”

SeoHyun memutar tubuhnya menghadap ke YongHWa. Dia tidak lagi melihat nada galau di bening mata indah itu.

“Apa syaratnya??”

“Sayangnya syarat itu bukan sesuatu yang bisa dipenuhi oleh Aboji..”

“Apa itu???”

“Aku akan menerima semua permintaan aboji, jika kamu mau menjadi istriku. Jadi bagaimana Hyunnie??”

“Dee??”

“Will you marry me star???”

SeoHyun tersenyum dengan mata yang berkaca-kaca, “Yes, I will…”

Mereka kemudian berpelukan lalu mengabaikan indahnya sunrise, mereka berjalan masuk ke kamar lalu melanjutkan pesta pertunangan mereka dengan saling berbagi, segalanya. Kesenangan, kegembiraan. Tenggelam dalam riuh rendah suara nafas-nafas yang beradu.

Pagi itu adalah sebuah pagi yang indah.



***



Recently Status :

SeoStar upload Foto’s










With My Lovely Duck @Buckingham Palace sebelum ke stadion wembley untuk konser Coldplay ^_^









.CHAPTER 14 – END.





Authors Note :


Honestly, draft FF ini udah lama mengendap di lappy tapi karena pekerjaan dan berbagai masalah mengempur so sedikit aku cuekin dan lagi emang untuk pekan ini aku tidak ada planning utk mempost FF, gak mampu tepatnya. Aku juga mikirnya gini, minggu ini harusnya jadi minggu yang menggembirakan bagi Goguma’s karena kedatangan CNB, tetapi ketika pagi tadi aku sambangi TL dan shock mendapati fakta kalau uri CNB tidak jadi menggelar konser di Jakarta, jadinya nyesek dan sedih banget. Hari ini beneran terasa berat banget, dan pasti lebih berat lagi bagi teman-teman goguma’s yang sudah pegang tiketnya tapi dibatalkan. I know your feeling guys, pasti nyesek banget. *bighug for you all*

So aku putusin merampungkan FF ini bahkan sebelum aku take off (Aku lagi di luar kota sekarang, flight sore tadi). Dan hal pertama yang aku cek ketika sampai di hotel adalah akses internet a.k.a wi-fi hotel, teman kantor bedrest aku malah ngalong di lobby hotel untuk memposting tulisan ini.

Aku tahu semua sedih karena pembatalan ini, bener-bener menyakitkan tidak bisa melihat uri CNB Boys but be strong Boice and Goguma’s, ini hanya masalah waktu. We will meet Them. Yakin saja. Dan aku harap jangan sampai karena pembatalan ini kalian membenci uri CN Blue, I hope not. Ini bukan salah mereka guys. Mereka hidup di industry kapitalisme, dunia showbiz yang biasanya hanya berpikir soal material dan bagian terparah mereka dikontrol oleh industry itu. Aku yakin jika uri CNB tahu fansnya kecewa pastinya mereka juga akan merasa sedih dan kecewa.

So jika kalian sedih guys mari menangis bersama dan setelah itu move on. *Hug satu-satu*




_Luv You_


.SJ.

Kamis, 17 November 2011

AOD Part 4 (FF YongSeo Couple)







ANGEL’s Or DEVIL’s


SJ Entertainment Present :


ANGEL’s Or DEVIL’s


Lead Cast :
Jung Yong Hwa (CN Blue)
Seo Joo Hyun (SNSD)
KyuHyun (SUJU)
Victoria (f(x))

Other Cast :
Cha Seung Won
JongHyun (CN Blue)
Yesung (SUJU)
MinHyuk (CN Blue)
JungShin (CN Blue)
Yoona (SNSD)
Juniel
NickHun (2PM)
DoJoon (Beast)
HyunA (4 Minute)


Opening Theme Song : It Has To Be You – YeSung “SUJU”





.Part 4.




Kediaman Cha Seung Won…


“Menikahkan Hyunnie dengan Jung Yong Hwa???”

Victoria yang sedang melangkah masuk untuk mengecek kondisi Cha Seung Won dan juga menemani pelayan yang membawa secangkir teh untuk Han Gung tanpa sengaja mendengar pernyataan itu terkesiap kaget.

Ada jeda panjang yang bisa membunuh di ruangan itu sebelum Cha Seung Won mengusap wajahnya pelan dan dengan mantap berkata “Tidak…aku tidak akan menjodohkan anakku jika tujuannya hanya untuk menyelamatkan perusahaanku Han Gung-ssi…itu terlalu menyedihkan…” Ucap Cha Seung Won lirih namun terdengar mantap.

Di tempatnya berdiri Victoria yang sedari tadi terkesiap pun menghela nafas lega, namun dia memilih tetap berdiri dan tidak melangkah masuk. Dia juga memberikan isyarat kepada pelayan yang berdiri di belakangnya untuk diam terlebih dahulu, menanti sampai suasana lumayan tenang untuk masuk menawarkan secangkir Teh.

“Putriku…kasihan dia jika aku melakukan hal seperti itu dalam hidupnya…Selama ini dia sudah banyak berkorban, dia merelakan dirinya jadi penerusku menggantikan kakaknya yang keberadaannya entah dimana …” mata Cha Seung Won menerawang jauh dan setelahnya dia lalu menghela nafas panjang. “Merawatku yang sedang terbaring tak berdaya, dia bahkan sejak kecil sudah mandiri karena ibu yang seharusnya menyayanginya meninggal ketika dia masih butuh kasih sayang seorang ibu dan pelariannya kemudian hanyalah para pelayan, meski tidak pernah kekurangan materi tetapi aku tahu Putriku itu kekurangan kasih sayang dari Orang Tuanya… aku tak mungkin menambah deret panjang takdir yang kejam ke dalam hidup putriku dengan menjodohkannya dengan seseorang asing yang tidak terlalu di kenalnya. Kalaupun pada akhirnya putriku menikah, aku akan pastikan dia menikah dengan orang yang dicintainya…” Cha Seung Won mengusap wajah pelan, naluri kebapakannya tergambar jelas di raut wajahnya.

“Aku mengerti Tuan…”

Cha Seung Won menoleh memandang Han Gung. “Tidak adakah jalan lain Han Gung-ssi?? Tolonglah perusahaan dan bantulah Putriku tanpa harus mengorbankan hidupnya…”

“Aku akan berusaha sekeras mungkin Tuan, Tuan bisa mengandalkanku. AKu juga yakin Jung YongHwa-ssi akan mengerahkan daya dan upayanya untuk mestabilkan kembali perusahaan kita Tuan..”

“Kamsahamnida Han Gung-ssi…”

Di tempatnya berdiri Victoria tidak dapat menahan keharuan itu. “Paman, Terimakasih…” ucapnya lirih. Dia lalu berbalik ke pelayan dan memberikan isyarat padanya agar masuk mengikutinya mengantar Teh buat mereka.



_.-AoD-._



JS Company Office..


SeoHyun berdiri dan tersenyum manis ke arah wanita muda yang bisa ditaksir olehnya usianya setahun atau dua lebih muda ketimbang dirinya. Gadis yang menggunakan baju kerja yang meski terkesan formal tetapi sangat elegan dan fashionable, rok selutut dan kemeja tosca, rambut di gelung dan kacamata berbingkai adalah outfit yang di gunakan wanita ini. Dia adalah Jung Juniel, katanya saudara dari Jung YongHwa yang baru datang dari Amerika Serikat setelah menyelesaikan gelar masternya di bidang ekonomi dan akan bergabung bersama SeoHyun untuk mengelola perusahaan mereka.

Dan hari ini adalah perkenalan pertama mereka, JungShin yang mengantar Juniel memperkenalkan mereka berdua. Di tempatnya berdiri Juniel pun tak menutupi kekagumannya terhadap perempuan yang sekarang berdiri di depannya. Wanita ini begitu cantik, kulitnya terlihat bersinar, matanya bercahaya. Apakah ini yang menjadi alasan YongHwa oppa ingin menyelamatkan perusahaan ini? Dia kenal YongHwa, meski terkenal flamboyan dan selalu di kelilingi gadis cantik yang kecantikannya setara dengan model-model internasional, tetapi orang yang telah menolongnya dan memberinya tambahan nama keluarga pada namanya itu adalah seseorang yang sebenarnya rapuh dan butuh perempuan seperti SeoHyun di dalam hidupnya. Dia tahu meski memiliki banyak wanita, tidak ada satupun yang benar-benar menetap di hati YongHwa, semua datang dan pergi secara berganti.

“Nice to meet you, SeoHyun-ssi…semoga kita bisa menjadi rekan kerja yang akrab…”

“Aku juga senang berkenalan denganmu, Juniel-ssi dan aku mengucapkan selamat bergabung di perusahaan kami…”

Juniel mengangguk-angguk pelan. JungSHin kemudian berdehem.

“Baiklah, sesi perkenalannya mungkin bisa selesai, ayo aku antar kamu menuju ke ruanganmu…”

Juniel kemudian pamit dan mengikuti JungShin yang berlalu lebih dahulu.

“Kenapa kamu terlihat membencinya??” Tanya Juniel sesampainya di ruangan mereka.

“Apa maksudmu?”

“SeoHyun-ssi…kenapa kamu membencinya??”

JungShin menghela nafas. “Kamu jangan sok tahu, darimana pikiran itu muncul kalau aku membenci perempuan itu…”

“Dia punya nama, SeoHyun…dan, oh please jungshin-aah aku mengenalmu sebaik kamu mengenal dirimu…sekarang jelaskan padaku apa alasan kebencianmu itu pada gadis secantik dia!!”

JungShin kembali menghela nafas. “Aku pergi, Hyung membutuhkanku siang ini…”

Juniel ikut-ikut menghela nafas. “Silahkan, dan katakan pada YongHwa oppa, aku ingin makan malam bersamanya. Kami belum bertemu sejak aku kembali ke Seoul…”

“Akan aku sampaikan…” JungSHin berbalik pergi.

Juniel beranjak duduk di kursinya, lalu berpikir, ada sesuatu yang terjadi disini, lebih besar dari ekspetasinya tetapi dia belum tahu apa itu. Kecurigaannya bukan tanpa alasan, lihat saja semua kejanggalan ini, YongHwa yang memaksanya kembali hanya untuk menyelamatkan perusahaan korup dan terancam bangkrut, JungSHin yang terlihat alergi pada SeoHyun, SeoHyun gadis bermata jernih, cantik, kaya tetapi terlihat tak tersentuh. Meski lama di Amerika Serikat, Negara yang terkenal dengan paham liberalnya dimana penduduknya saling tidak peduli satu sama lain, tidak membuat Juniel bisa acuh tidak acuh terhadap kejanggalan ini, karena baginya YongHwa adalah seseorang yang terlalu istimewa dalam hidupnya untuk tidak memperoleh ketidakpeduliannya. YongHwa baginya adalah orang tua, saudara dan sahabat yang jarang dimilikinya dalam kehidupannya ini.

Dia memejamkan mata sesaat, menarik nafas panjang lalu menghembuskannya pelan dan membuka matanya.

It’s time Time to work. Dia yakin waktu pasti punya penjelasan atas semuanya, yang perlu dilakukannya adalah bekerja sebaik mungkin, mengerahkan semua kemampuannya untuk menyelamatkan perusahaan ini.



_.-AoD-._



Kawasan Perkantoran Finn & Partner...


YooNa melangkah turun dari mobilnya, dia merapikan jas lalu melangkah menjauh dari basement menuju kantornya ketika dia melihat pemandangan itu. JongHyun terlihat bersama seorang perempuan, perempuan yang dandannya O-MAI-GAD, seksii banget. Dia berjengit lalu berlalu pergi.

Di lain sisi, JongHyun berdiri di samping mobilnya melihat Yoona berkelebat pergi. Dia mendumel jengkel dalam batinnya, seandainya tidak ada perempuan aneh ini, dia pasti bisa berjalan menuju ruangannya bersama Yoona. Yah, minimal melihat wajah kesalnya itu merupakan penghiburan yang menyenangkan sebagai pembuka hari.

JongHyun menghela nafas pelan, kemudian kembali memfokuskan pandangannya ke wajah HyuNa, yang hari itu tiba-tiba mencegatnya di parkiran, sepertinya dia memang terlihat berniat menungguinya. Dan lihatlah dandanannya, astaga gadis ini sudah seperti selebritis yang kemana-mana pasti berada di bawah sorotan kamera, jadi penampilannya harus selalu terlihat “waahh”…ckckckck…paraahhh, batin JongHyun.

“Get the point HyuNa-ssi, Apa yang sebenarnya anda inginkan??” Ucap JongHyun singkat dan jelas, dia lelah jika harus mendengar lagi ocehan panjang lebar perempuan ini.

“Ingat waktu kalian datang padaku JongHyun-ssi, kamu dan YongHwa-yah. Memohon untuk bisa bertemu dengan Appaku dan menjalin kerjasama dengan perusahaannya…”

“So..”

“Aku ingin kamu mengingatkan YongHwa-yah tentang hal itu juga jadi dia tidak bisa seenaknya mendepakku ketika dia sudah tidak membutuhkanku lagi. Ini penghinaan bagi harga diriku…”

JongHyun menghela nafas. Memberi tahu hal ini pada YongHwa adalah kesia-siaan, reaksi yang didapatkannya pasti adalah tertawaan, bisa-bisanya dia yang biasanya berpikir cerdas harus meladeni ucapan labil seorang perempuan yang terlalu bernafsu menguasai seorang pria. Tapi demi menghemat waktunya JongHyun pada akhirnya menganggukkan kepalanya.

“Arasho HyuNa-ssi. Aku tidak tahu apa yang telah dilakukan YongHwa-yah padamu tetapi mewakili dia aku meminta maaf da…”

“Aku tidak butuh permintaan maafmu…” ketus HyuNa memotong pembicaraan JongHyun. Sebenarnya kalau mau jujur, lelaki di depannya ini juga terlalu sayang untuk dilewatkan. Lihat saja, body tegapnya yang terbungkus kemeja dan jas, sangat menggiurkan, tetapi dia tidak mungkin flirting dengannya. Gila ajha, targetnyakan YongHwa bukan pengacaranya ini. Batinnya.

JongHyun menghela nafas berusaha menyabar-nyabarkan diri menghadapi perempuan tipikal meledak-ledak seperti HyuNa ini. “Arasho..aku mengerti HyuNa-ssi. Aku akan memberi tahu YongHwa apa yang anda keluhkan tadi. Yah…” ucapan manis itu ditutupnya dengan senyuman, berdoa dalam hati semoga perempuan ini segera berlalu dari hadapannya.

“Bagus…”

“Nah, kalau begitu bisakan aku pamit HyuNa-ssi. Aku sudah sangat terlambat untuk masuk kantor….”

“Oh begitu yah, yah udah ingat untuk sampaikan pesanku…” Ucap HyuNa sinis lalu berbalik dan berjalan menuju mobilnya.

JongHyun menggelengkan kepala melihat tingkah arrogant dan sombong gadis itu, dia kemudian melangkah pergi dengan berbagai pikiran yang berkecamuk. Dia harus memastikan sahabatnya, YongHwa, tidak salah langkah.



_.-AoD-._



Kediaman Cha Seung Won..


Seohyun melangkah masuk ke rumahnya, merasa sedikit penat sore itu.

Di kantor beberapa hari ini pekerjaannya menumpuk, laporan-laporan dari berbagai kantor Cabang JS Company di pelajarinya dan bekerja sama dengan Juniel, teman baru sekaligus rekan kerja yang lumayan menyenangkan baginya _menepikan fakta kalau Juniel adalah tangan kanan YongHwa, seseorang yang masih menduduki daftar teratas orang yang dibencinya_ dan mereka berdua menemukan kejanggalan, meski Juniel tidak mengatakan yang sebenarnya padanya tetapi SeoHyun ikut menemukan adanya penyelewengan dana di berbagai kantor cabang yang sahamnya dikuasai paman-pamannya. Ini membuatnya sedikit kecewa, tetapi dia tidak membenci paman-pamannya dan lagi bukti-bukti belum ada yang mengarah ke pamannya, semua hanya sekedar kecurigaan.

Seohyun merasa lelah dan yang diinginkannya sekarang adalah berendam di hangatnya air di bathroomnya. Tetapi sebelum melangkah di kamarnya, terlebih dahulu seperti kebiasaannya beberapa hari terakhir ini, dia akan meluangkan waktu sesaat untuk ke kamar ayahnya, bercerita kegiatannya di kantor hari itu dan ayahnya akan memeluknya hangat seperti biasa, membisikkan kata-kata menguatkan di telinganya.

Kalau mau jujur, akhir-akhir ini SeoHyun semakin khawatir melihat kondisi ayahnya. Ayahnya tampak memikirkan dan mencemaskan sesuatu, tetapi SeoHyun tidak bisa menduga apa masalahnya. Apakah mungkin ayahnya tahu kelakuan paman-pamannya? Orang-orang yang selama ini dipercayainya tega menyakiti mereka dan menggerogoti perusahaan mereka. Ah, seohyun menepis kecurigaan ini. Semoga semuanya hanya sebatas kekhawatirannya saja, semoga ayahnya semakin membaik karena dia tidak akan pernah mampu berdiri jika dia juga harus kehilangan ayahnya.

Tetapi dia kaget ketika melihat pelayan seliweran keluar masuk ke kamar ayahnya. Dia segera bergegas dan menerjang masuk ke kamar ayahnya. Dia menemukan Victoria sedang mencoba memberikan bantuan pernafasan pada ayahnya.

“ONNIE WAEYOOOO????” teriaknya tanpa sadar menemukan Victoria duduk di atas tubuh ayahnya yang sekarang terlihat tidak bergerak sama sekali.

Tapi alih-alih menjawab pertanyaannya, Victoria berkonsentrasi keras memompa dada dan menyalurkan nafas buatan ke tubuh Cha Seung Won. Dia harus berkonsentrasi melakukan penyelamatan sebelum pihak medis yang tdai sudah di telponnya datang.

Di tempatnya SeoHyun menggelinjang gelisah, tidak tahu harus berbuat apa.

Dalam diam, dia merafalkan segala jenis doa yang dia tahunya.

“Ya Tuhan, selamatkan uri aboji, selamatkan dia Tuhan…”

“Jangan…jangan ambil Aboji sekarang Ya Tuhan, Selamatkan Aboji Tuhan…”

Ketegangan itu berlangsung bahkan ketika paramedis datang dan melarikan tubuh tak bergerak Cha Seung Won menuju Seoul Hospital, SeoHyun, meupakan segala rasa letihnya, memaksa ikut dalam rombongan ambulans bersama VicToria.

Perjalanan mereka yang singkat terasa lama bagi SeoHyun, melihat tubuh Ayahnya terbujur lemah dan hanya dibantu selang pernafasan membuatnya menggigil gemetaran. Apa yang akan dilakukannya ketika dia kehilangan sosok yang sangat di sayanginya itu? Apakah dia akan berjalan sebatang kara di dunia ini? Dia masih butuh pembimbing, dia masih butuh pendamping. Jangan ambil Ayahku ya Tuhan…rafalnya berkali-kali dalam hati.

Ambulans kemudian merapat di ER Seoul Hospital. SeoHyun berlari mengikuti perawat yang kemudian mendorong ayahnya. Dua orang dokter jaga di ER Seoul Hospital kemudian memeriksa Cha Seung Won dan sepakat kalau Operasi harus dilaksanakan.

SeoHyun menandatangani berkas operasi didampingi Victoria, semua seperti berjalan lambat, Ayahnya harus segera di selamatkan.

Beberapa menit kemudian, Operasi di Gelar. SeoHyun terpaku di depan ruang operasi bersama Victoria yang kelihatan lelah.

“Onnie, kenapa aboji bisa anfal seperti ini??”

Victoria menghela nafas panjang lalu mengusap wajahnya pelan. Dia lalu membimbing SeoHyun duduk di kursi tunggu di depan Ruang Operasi.

“Mianhe Hyunnie..chinca mianhe my dear…” Lirih suara Victoria sambil memeluk tubuh SeoHyun. SeoHyun kemudian melepaskan diri dari pelukan Victoria.

“Qian onnie, aku butuh penjelasan bukan permintaan maaf…”

Victoria kebingungan bagaimana menjelaskan semuanya pada SeoHyun. Jika dia tahu, dia akan terluka. Orang yang membuat ayahnya terkena serangan jantung mendadak adalah saudara ibu kandungnya, paman SeoHyun sendiri. Haruskah dia menceritakan fakta itu?

“Onnie….” Mata polos itu menuntut untuk di beritahu fakta sebenarnya.

“Paman-pamanmu…” itu berarti ketiga kakak-kakak ibu SeoHyun, “Tadi mereka datang dan entah apa yang mereka bicarakan di kamar Cha Seung Won-ssi. Tetapi setelah kepulangan mereka, Paman kemudian kena serangan jantung…”

SeoHyun bergetar, apa yang diinginkan paman-pamannya itu dari ayahnya? Mengapa mereka sekarang berubah menjadi sosok-sosok yang menakutkan ketika ayahnya sedang dalam kondisi tidak sehat? Mengapa mereka melakukan ini pada ayahnya?

SeoHyun merasa tertekan, dia tidak pernah merasa dunia bisa kejam seperti ini pada dia dan ayahnya. Mereka selama ini tidak pernah merugikan siapapun, termasuk paman-pamannya, dan ayahnya, seseorang yang meski terkenal dingin, disiplin dan keras tetapi dia adalah sosok yang tidak semena-mena dan selalu mengutamakan kepentingan orang-orang di sekitarnya termasuk saudara-saudara istrinya. Ayahnya sangat menghormati mereka. Mengapa mereka bisa sekejam ini? Dan jika dugaan korupsi ini benar, semua itu hanya menjadikan kebencian SeoHyun pada mereka semakin menguat.



_.-AoD-._



TX Bar and Lounge…


YongHwa menghela nafas berat, lalu mengoyang-goyangkan sloki di tangannya. Dia meneguknya sekali teguk lalu meletakkannya dan bersandar di sofa TX Bar and Longue malam itu sembari memandang wajah serius sahabatnya.

“Tidak ada yang perlu di cemaskan JongHyun-ah, HyuNa tidak akan berani berbuat macam-macam…”

“Kamu tidak tahu kekuatan wanita yah, terlebih wanita yang dendam. Dia bisa menghancurkanmu. Bagaimana kalau ayahnya menghentikan kerjasama perusahaannya dengan perusahaanmu…”

YongHwa tertawa keras. “Tidak mungkin…Tuan Kim tidak akan berbuat hal bodoh itu hanya karena anak perempuannya merana…” dia lalu kembali meneguk slokinya. “Sekarang justru dia yang takut jika aku sewaktu-waktu aku memutuskan kerjasama kami…”

JongHyun menarik nafas. “Kamu memang licik…” JongHyun tersenyum sinis. “Tetapi tetap saja menyakiti hati wanita itu perbuatan yang seharusnya tidak kamu lakukan dude…”

“Lantas aku harus berbuat apa? Apakah aku harus menikahinya seperti yang dia inginkan? Oh Please dude, don’t take it seriously perbuatannya hari ini padamu, dia hanya mengancam, seperti gadis-gadis muda biasanya yang marah jika mainannya tiba-tiba hilang…”

JongHyun ikut tertawa melihat sahabatnya itu tertawa, dia juga lalu menenggak minumannya. YongHwa adalah flamboyan sejati, baginya berganti perempuan sama dengan berganti pakaian, tdiak ada yang pernah bertahan lama dengannya. JongHyun penasaran seperti apakah wanita yang sanggup memikat hati dingin Sahabatnya ini. Dia lalu teringat seseorang yang selalu diingat YongHwa jika salju turun ke Bumi, apakah Gadis itu yang telah membekukan hati YongHwa? Seperti apa gadis itu? dan dimana keberadaannya??

Sungguh JongHyun penasaran. Sementara YongHwa matanya menerawang memandang gadis yang sekarang bernyanyi di depan sana sebelum telepon celularnya berbunyi. Dia melihat LCDnya dan menemukan nama JungShin di sana.

“Hyung…” nada cemas Jungshin menjadi pembuka.

“Waeyo??” YongHwa tahu kalau nada suara JungSHin seperti itu berarti ada sesuatu yang penting yang telah terjadi.

“Saham-saham kepunyaan Tuan Cha Seung Won telah beralih kepemilikan…”

“Boraguuu???”

“Iya, saudara-saudara istrinyalah yang memilikinya sekarang, entah bagaimana cara mereka sehingga saham-saham itu jatuh di tangan mereka. Mereka memanfaatkan kondisi Cha Seung Won sepertinya atau kalau tidak mungkin mereka memanfaatkan SeoHyun-ssi…”

“Kamu di mana sekarang??”

“Aku masih di kantor Hyung, aku sudah bersiap untuk menjemput Juniel sekarang dan menemui Hyung…”

“Baiklah, kita bertemu di rumah, sekarang juga…”

YongHwa menutup teleponnya dan lalu bangkit berdiri. “Kita pulang..”

“Ada apa??” Tanya JongHyun.

“Tampaknya saudara-saudara Cha Seung Won sudah melakukan kecurangan, mereka akan menerima balasannya…”

JongHyun bergidik mendengar suara sinis itu. dalam diam dia kemudian penasaran, mengapa YongHwa selalu serius jika semuanya berhubungan dengan Cha Seung Won.



_.-AoD-._



Seoul Hospital...


Dia berada di sebuah jalan panjang yang gelap. Gelap pekat. Hanya bau kesendirian yang tercium pekat, tanpa seseorang yang berada di sampingnya. SeoHyun menggigil, suaranya tercekat tidak mampu keluar. Airmatapun menerpa wajah beningnya menimbulkan gema.. Tik..tik..tik..

Lalu tiba-tiba Guntur menggelegar keras dan petir saling menyambar, sayangnya entah mengapa dia tetap tak bergerak. Dan ketika hatinya berteriak memutuskan melangkahkan kaki pelan meski gemetar. Tak dinanya serupa lumut menggelincirkannya , membawa badannya masuk ke dalam lorong yang sangat hampa, suaranyapun tercekat badannya mencelat, dalam sangat dalam dan pekat….aaarrrrrggghhhhhhhh…tapi teriakannya tenggelam dalam deru guntur.

Seohyun terbangun mendadak ketika sebuah guncangan terasa keras di tubuhnya. Bajunya basah karena keringat ketika dia menatap wajah cemas Victoria berada di atas wajahnya.

“Kamu baik-baik saja Hyunnie??”

“Ahhhh…Qian Onnie…” ternyata hanya mimpi, SeoHyun menghela nafas lega. Dia kemudian sadar akan keberadaannya. Mereka sekarang berada kamar VVIP Seoul Hospital. tanpa sadar dia tertidur ketika operasi ayahnya telah berjalan lancar, dia bermaksud menunggui samapi ayahnya sadar tapi karena kelelahan dan kelegaan karena ayahnya selamat, tanpa sadar dia malah tertidur di sofa.

“Kamu mimpi buruk yah? kamu terlihat gelisah dalam tidurmu…”

SeoHyun menganggukkan kepala. Dia lalu bangkit dan melirik ke arah tempat tidur ayahnya. “Bagaimana aboji onnie??”

“Tadi dia sudah sadar, tetapi kondisinya sangat lemah Hyunnie. Sepertinya kali ini kerusakannya sudah parah …” lirih suara Victoria memberitahukan fakta pada SeoHyun.

“Benarkah Onnie??”

Victoria menghela nafas berat dan kemudian mengangguk.

SeoHyun melangkah ke tempat tidur ayahnya, dia melihat tubuh itu tergolek tak berdaya. Ayahnya, ayah yang sangat dicintainya harus terbaring lemah lagi. Ini serangan yang kedua di bulan yang sama, jika sekali lagi ayahnya anfal dia tidak bisa mencegah pikirannya menebak kemungkinan terburuk itu, nyawa Ayahnya mungkin tidak dapat diselamatkan lagi.

Ayahnya menggerakkan tangan sekilas seperti isyarat agar dia mendekat. Dan tertatih-tatih, Cha Seung Won membuka alat pernafasan yang tertempel di mulutnya, “Hyun..nie..” Suaranya terdengar lirih, SeoHyun bergegas berjalan mendekat ke ayahnya.

“Hyu..nnieee..” sekali lagi bibir pucat ayahnya bergetar menyebut namanya.

“Dee aboji…” bisik SeoHyun tepat di telinga Ayahnya.

“Se..lamat..kan peru..saha..an….mere..ka..telah me..ngam..bil semua..nya…”

SeoHyun tidak jelas mendengar ucapan ayahnya. Dia yang telah mengenggam tangan ayahnya merasakan tangannya di remas pelan oleh ayahnya. Lalu Cha Seung Won kembali berkata lirih “Selam..atkan..Perusa..haan kita Hyun..nie….paman..paman..mu te..lah men..curi kepe..mili..kan sa..ham..sa..ham ki..ta…”

SeoHyun terbelalak tak percaya. Inikah penyebab ayahnya kolaps? karena fakta bahwa mereka tidak lagi memiliki kepemilikan saham atas JS Company?? Astaga..

“Ja..ngan..biar..kan..mere..ka berbu..at seenak..nya…de..ngan meng..hancur..kan..perusa..haan…”

Victoria memandang SeoHyun dan memberinya tatapan isyarat agar jangan membiarkan Cha Seung Won berbicara dulu, istirahat adalah yang terbaik untuk Cha Seung Won saat ini.

“Dee aboji, aboji tidak usah memikirkannya. Biar aku yang memikirkan jalan keluarnya, aku akan melakukan yang terbaik semampuku…”

Cha Seung won meremas erat tangan anaknya, lalu menggumam lirih, “Mian..he..Hyun..nie..chin..ca mian..he..my dear…” lalu mata itu tertutup pelan dengan wajah yang tenang. Victoria menjerit lirih ketika jarum penunjuk denyut jantung di monitor memperlihatkan tingkat penurunan detak jantung, dia kemudian refleks berlari memencet tombol untuk memanggil perawat, untuk kemudian kembali melakukan pertolongan pertama pada Cha Seung won.

SeoHyun sendiri terpaku tak berdaya di tempatnya, berdiri kaku di samping tempat tidur ayahnya dengan wajah pucat pasi.

Ruangan VVIP kemudian berubah riuh ketika dokter datang bersama perawat memeriksa tubuh Cha Seung Won. SeoHyun masih terpaku, tidak, ayahnya pasti selamat.

“Tuhan, aku janji aku akan menunaikan permintaannya tapi selamatkan dia, selamatkan satu-satunya keluarga yang kumiliki ini Tuhan, aku Janji. “ SeoHyun merafalkan doa itu berkali-kali dalam hati.

Setelah berlalu beberapa dentang waktu dalam ketegangan, akhirnya nyawa Cha Seung Won bisa diselamatkan. Di tempatnya SeoHyun bernafas lega.



_.-AoD-._



Halaman Seoul Hospital…



(May it be
An evening star
Shines down
Upon you

May it be
When darkness falls
Your heart
Will be true

You walk a lonely road
Oh how far you are from home

Mornié Utúlié [Quenyan: 'Darkness has come]
Believe and you
Will find your way

Mornié Alantié [Quenyan: 'Darkness has fallen']
A promise lives
Within you now

May it be
The shadow's call
Will fly away

May it be
You journey on
To light the day

When the night is overcome
You may rise
To find the sun

Mornié Utúlie [Quenyan: 'Darkness has come]
Believe and you
Will find your way

Mornié Alantié [Quenyan: 'Darkness has fallen']
A promise lives
Within you now

A promise lives
Within you now...)


(Enya – May it be)


Pagi yang damai.

Halaman Seoul Hospital pagi itu terlihat lengang, meski tetap ada beberapa kendaraan yang berseliweran, terlihat basah akibat hujan dini hari tadi. SeoHyun berjalan pelan sambil merapatkan jaketnya ketika dirasakan cuaca terlalu dingin pagi itu, dia berjalan menyusuri taman yang terlihat indah pagi itu. Dia sangat suka suasana pagi itu, suasana sehabis hujan. Harum jalan yang basah, dedaunan yang terlihat segar, langit yang masih mendung tapi terlihat bersih.

Namun meski pagi itu bumi terlihat sangat damai tidak demikian dengan perasaan SeoHyun. Itu kenapa setelah memastikan ayahnya baik-baik saja dan masih terlelap dalam buaian mimpi, dia kemudian menyambar jaketnya dan keluar menghirup udara pagi.

Di kursi taman SeoHyun menghentikan langkahnya, duduk dan lalu dia menengadahkan wajahnya memandangi langit, di mana barisan awan berarak rapi, meski tidak sebanyak biasanya menghiasi langit Seoul yang belum tersentuh oleh polusi kendaraan. Dia memandang langit itu lekat-lekat, di atas sana arwah ibunya pasti sedang melihatnya.

Omma....

Satu nama yang menyiratkan banyak cerita dalam kehidupannya. Sebuah nama yang akan selalu lekat dalam pikiran dan hatinya, ke mana pun dia melangkah. Dan sosok sang pemilik nama akan selalu dirindukannya, sosok yang telah terenggut dari sisinya.

Mengingat Omma....

Berarti mengingat peristiwa sedih yang telah berlalu beberapa tahun yang lalu. Jika saja jarum jam bisa diputar atau jika saja dia boleh berandai. Namun keyakinannya melarang pengandaiaan. Dan dia juga harus bersifat lapang terhadap apa yang jadi ketentuan sang pemilik jiwa, mencintai-Nya berarti menerima ketentuaan-Nya dengan ikhlas dan penuh kesabaran.

Mengingat Omma....

Berarti mengingat tentang sedihnya perasaan kehilangan, perasaan terpisah dengan orang yang kita sayang...akankah perasaan itu kembali akan menyapa? Akankah kehilangan selalu menjadi lagu sendu dalam perjalanan hidupnya?

Omma…
Apa kabarmu di atas sana? Aku disini merindukanmu…sangat merindukanmu…
Omma…
Apa aku harus membenci mereka? Karena harta mereka tega berbuat seperti ini?
Omma..
Katakan, apa yang harus aku lakukan? Langkah apa yang harus aku ambil agar semua bisa berjalan dengan baik?
Omma…

SeoHyun memandang jejeran awan yang berarak rapi di langit yang bersih pagi itu. di dalam hatinya ada sesuatu yang mengazzam. Tuhan, sepertinya memang jalan itulah yang harus di tempuhnya untuk menyelamatkan semuanya. Ada seseorang yang harus berkorban disini, dan jika itu dirinya, dia akan ikhlas demi ayahya, satu-satunya keluarga yang sekarang dimilikinya.

Omma…bantu aku dari sana yah. Minimal kuatkan aku untuk tabah menjalani semuanya.



_.-AoD-._




Gedung Perkantoran GotChun Company...


SeoHyun terpana, tanpa sadar dia telah berada di tempat yang sebenarnya sama sekali tidak ingin diijaknya tetapi takdir berkata lain, dia harus memantapkan hati. Tuhan, Kuatkan aku.

Dia kini berada di lantai teratas gedung Perkantoran GotChun Company, yang notabene lantai di mana Jung YongHwa sebagai penguasa kerajaan Gotchun company bertahta. Lihat saja betapa eksklusifnya ruangan itu, dia menguasai lantai teratas dan menyulapnya menjadi kantor yang sangat elegan. Seluruh lantai dilapisi permadani tebal yang SeoHyun yakin diimpor langsung dari timur tengah. Di bagian depan, terletak perangkat komunikasi _deretan telepon dengan hubungan langsung ke kantor-kantor cabang Gotchun Company_ dengan Customer service yang cantik-cantik. Di dindingnya beberapa lukisan pelukis terkenal di dunia di pajang. Dulu waktu datang sebelumnya dia tidak terlalu memperhatikan detail ini, karena kemarahan yang menggelegar di dalam hatinya sehingga dia menerobos semuanya dan masuk ke ruangan YongHwa langsung. Berbeda dengan sekarang, dia harus mempergunakan semua standar kesopanan yang telah diajarkan kepadanya agar tujuannya berhasil. Meski sangat berat tetapi ini demi ayahnya.

Dia lalu memperbaiki gaunnya dan melangkah menuju Resepsionis.

“Maafkan saya, bisakah saya bertemu dengan Jung YongHwa-ssi??”

“Apakah anda sudah membuat janji sebelumnya dengannya??” resepsionis itu memandang wanita cantik di depannya dan dalam hati bergumam, wanita ini terlalu polos di banding wanita-wanita bergaya yang datang mencari bos besar mereka. Dan biasanya jika wanita-wanita seperti itu datang mencari Pimpinan mereka dengan senang hati mereka malah menolak permintaan wanita-wanita itu untuk bertemu dengan Jung YongHwa. Itu pesan dari sekertaris Jung YongHwa sendiri, Na Young, yang notabene adalah orang yang membawahi mereka. Tetapi menemukan gadis ini berbeda dari gadis-gadis lain, maka dengan senang hati sang resepsionis kemudian menelpon ke Na Young, meskipun SeoHyun menggelengkan kepala dan mengatakan “Aku belum buat janji dengannya tapi tolong katakan padanya aku, Cha SeoHyun, ingin bertemu..ini masalah penting…”

Setelah menunggu beberapa menit, Resepsionis itu mengabulkan permintaan SeoHyun. Bahkan Na Young sendiri akhirnya keluar dari ruangan besarnya dan menyambut SeoHyun lalu menuntunnya masuk ke Ruang kerja YongHwa, seperti yang telah di perintahkan YongHwa melalui telepon ketika Na Young menelpon mengatakan kalau seorang gadis bernama Cha SeoHyun datang dan ingin menemuinya.

SeoHyun sedikit heran melihat sekertaris YongHwa bukan lagi gadis yang dulu pertama kali di temuinya, astaga, apakah gadis itu dipecat karena kesalahannya dulu. Kalau sampai iya, dia akan sangat merasa bersalah.

YongHwa berdebar di kursi kerjanya sementara SeoHyun bergetar melangkah masuk ke Ruang besar itu, dia ingat kejadian beberapa minggu lalu, mengingat kesombongan dan arogansi pria yang akan di temuinya membuat SeoHyun hampir mengurungkan langkahnya tetapi pikirannya kembali mengingat ayahnya yang terbaring lemah dan janji yang telah di ucapkannya. Dia harus kuat.

Jung YongHwa-ssi, maafkan aku harus menemuimu tiba-tiba seperti ini…”

Suara SeoHyun bergetar dan YongHwa dengan jelas mengetahuinya. Ada apa dengan SeoHyun?

“Ada keperluan apa SeoHyun-ssi? Dan silahkan duduk, jangan jadikan aku tuan rumah yang tidak tahu diri dengan tidak mengundang tamunya duduk tetapi langsung mengajaknya berbicara…” YongHwa bangkit dari kursi kerjanya dan beranjak ke Sofa. SeoHyun terbata mengikutinya.

SeoHyun memperbaiki gaunnya dan duduk dengan sopan di depan YongHwa yang menyilangkan kakinya.

“Aku ingin minta tolong padamu…”

“Apa yang bisa aku bantu??”

“Selamatkan perusahaanku apapun caranya dan kembalikan semuanya padaku, pada Aboji..saham-saham yang telah di curi paman-pamanku…”

“Apa maksudmu??”

“Paman-pamanku ternyata telah menipu Aboji dan tidak menyisakan apapun untuknya, entah bagaimana cara yang mereka lakukan, tidak ada lagi yang tersisa…”

Aku tahu, batin YongHwa sambil mengecam dan mengutuk paman SeoHyun dalam hati, wajahnya mengeras.

“Aku akan melakukan apapun untuk membantumu tetapi tolong kembalikan perusahaan pada Aboji…”

“Apa yang akan kau berikan sebagai imbalannya???”

“Apapun maumu, aku akan mengabulkan apapun permintaanmu…”

“Seperti apa??”

SeoHyun menarik nafas dalam-dalam, sambil memejamkan mata, berkelebat bayangan kekasihnya KyuHyun tetapi kemudian terganti dengan wajah lemah ayahnya, yang meminta tolong padanya.

“Aku siap melakukan one night stand jika itu maumu…” Suara SeoHyun bergetar ketika mengucapkan kata-kata ini. Sedangkan di tempatnya YongHwa tertawa keras. Seluruh badannya terguncang tawa lalu tiba-tiba berhenti sama sekali. Dia kemudian memandang SeoHyun tajam.

“Aku tidak berminat One night stand denganmu lagi agashi. Bagaimana kalau yang lain?”

SeoHyun berucap syukur, YongHwa tidak lagi menginginkannya, tidak apa, itu bahkan kesyukuran baginya.

“Apa itu??”

“Bagaimana kalau menikah denganku…”

SeoHyun membelalakkan mata. “APAAA???”

“Aku akan menolongmu jika kamu menikah denganku????”

SeoHyun terpaku di tempatnya. Menikah dengan pria ini????






.To Be Continued – Part 5.








Author say :


Fiiuuuuhhh…Finally selesai juga.

Jujur nulis part ini melelahkan bagiku, mengikat ide yang berkeliaran di kepalaku terlalu sulit untuk menjadi satu kesatuan utuh ditambah lagi di tengah kerjaan yang menggila, jadi maafkan kalau lagi-lagi delay guys.

Jujur tadinya aku ingin menjadikan SeoHyun gadis kaya yang keras kepala dan harus menghadapi kerasnya dunia, dan mungkin memang masih ada sifat itu pada dirinya tetapi tetap saja ide membawaku menjadikannya sosok yang berbeda, stereotipe bahwa gadis yang besar di tengah limpahan harta akan menjadi gadis yang egois dan hanya memikirkan dirinya sendiri itu tidak selalu benar. Dan seperti itulah SeoHyun di FFku ini, dia yang notabene anak pengusaha kaya adalah sosok yang rela berkorban demi orang lain.

Ok guys met baca ajha yah, dan tolong dong setelah membacanya ingat untuk membantu aku dengan mengeluarkan pendapat kalian atau saran atau sekedar tanggapan setelah membaca FFku ini.

Keep Healthy and luv you all..



.SJ.