Senin, 03 Oktober 2011
FIRST LOVE a.k.a A LITTLE THING CALLED LOVE (FF One Shoot YongSeo)
FIRST LOVE a.k.a A LITTLE THING CALLED LOVE
SJ Entertainment Present : “FIRST LOVE a.k.a A LITTLE THING CALLED LOVE”
Cast :
Jung Yong Hwa (CN Blue)
Seo Joo Hyun (SNSD)
Other Cast :
TaeYeon, SunnY, Tifanny (SNSD)
JongHyun (CN Blue)
Kim Na Yong
Alex
Narsha (Brown Eyed Girls)
ChAnsung, JunHo (2PM)
Opening Theme Song : Because Of My Heart (Ost.First Love)
.PROLOG.
@Museum Seni Seoul, 2011
Di depan foto close up besar seorang remaja putri yang terlihat masih duduk dibangku high school, tiga mahasiswi mewawancarai pemuda yang juga adalah Fotografer professional yang hari itu menggelar pameran fotonya di Museum Seni Seoul. Di kiri kanan terlihat banyak pengunjung yang lalu lalang melihat foto-foto yang dipajang.
“Mengapa anda mengambil jenis foto ini?” Tanya salah satu mahasiswi sambil sibuk memotret pemuda tersebut.
“Aku suka foto close-up karena mereka membawa kita melihat sesuatu yang tidak bisa dilihat secara lebar..”
“Ketika anda memotret foto Close up, bagian mana yang terpenting?”
“Kurasa bagian mata…”
Tiba-tiba dari arah belakang terdengar tangisan seorang bocah, si pemuda berbalik. Jung YongHwa, nama fotografer terkenal itu, yang meski usianya masih muda tetapi prestasinya di dunia fotografi korea selatan tidak di pertanyakan lagi, mendekati balita yang menangis itu.
“Permisi, bayiku menangis…”
Tiga mahasiwi itu meski terlihat kecewa, mereka kemudian melepas kepergian YongHwa dengan senyum.
“Wuuiihh tampan sekali, sayang sudah punya anak…”
-0o0-
MeanWhile, di Studio MBC Seoul…
Seorang gadis cantik, yang juga dikenal sebagai Desaigner Muda berbakat Korea Selatan yang tinggal di Amerika Serikat, tampil sebagai bintang tamu di acara talk show yang di bawakan oleh MC MinSun.
Sang gadis bercerita dengan lirih.
“Siapapun kita, pasti punya seseorang yang kita suka diam-diam. Saat kita ingat orang itu kita merasa seperti sesak di dada tapi kita terus menyukainya. Walaupun aku tidak tahu dimana dia sekarang? apa kabarnya? Tapi karena dia aku bisa menjadi seperti diriku yang sekarang ini.”
“inilah ceritaku, A Little Thing Called Love…”
_=0o0=_
.SATU.
Go-Chun High School, 2002
Seo JoohYun berjalan dengan riang dengan classmatenya yang juga adalah sahabatnya, si chubby Sunny dan si cuek Taeyeon. Mereka bertiga adalah siswa kelas sembilan GoChun High School. Dan ketiganya termasuk siswa “NoBody” di sekolah itu, alias siswa-siswa yang tidak bakal dilirik karena penampilan mereka. Tetapi mereka tidak pernah mempermasalahkan hal itu, bagi mereka hari-hari mereka selalu ceria. Dan hari itu mereka kembali berencana untuk menghabiskan jam-jam usai sekolah dengan nongkrong di CNB café yang terletak tidak jauh dari sekolah mereka.
Mereka bertiga sedang tertawa riang sambil memasuki CNB Café ketika dari arah depan, terlihat salah seorang siswa GHS dengan menggunakan motor besarnya melintas. Dia adalah Jung YongHwa, siswa kelas Sepuluh di GHS, dia juga adalah siswa yang tergabung di dalam klub sepakbola, menjadi salah satu siswa yang memiliki banyak penggemar di GHS.
Seohyun segera berlari masuk ke CNB Café dan duduk di kursi yang dekat dengan jendela sehingga bisa melihat satu sosok yang sedang menghentikan motornya itu agar seorang bapak tua bisa melintas di atas zebra cross siang itu.
“Oh, jadi kita kesini tiap hari karena ini…” Taeyeon menoyor kepala SeoHyun. Mengikut dibelakangnya Sunny yang datang dengan Satu piring brownies dan segelas hot chocolate.
“Apa maksudmu? Aku hanya memperhatikan sepeda motornya yang sangat aneh itu…”
“Heeemmmm???” dengan mengerutkan kening Teyeon dan Sunny kemudian saling melemparkan isyarat, mereka kemudian memegang wajah Seohyun. Taeyeon memegang dagunya dan membuat agar bibir SeoHyun terlihat monyong, sedangkan Sunny mengangkat ujung hidungnya menghadap keatas, mirip dengan hidung babi, sambil berteriak ke arah YongHwa yang masih menghentikan motornya, membiarkan beberapa kelompok pejalan kaki melintas.
“Hei..heii..lihat dia, dia sangat cantik..” teriak Sunny, sambil menggoyang-goyangkan kacamata yang bertengger di atas wajah SeohYun.
“lihatlah dia..lihatlah dia..”teriak-teriak mereka berdua sambil tetap mempermainkan wajah Seohyun tetapi sayang YongHwa kemudian berlalu dengan motor besarnya.
Keduanya langsung menghentikan kegilaannya.
“Dia sangat pintar, tidak heran kau suka padanya.”
“Aiggooo..apa kalian sudah gila. Tidak seperti itu..jashiikk…”
Mereka berdua kemudian menertawai wajah Seohyun yang sudah memerah.
-0o0-
SeoHyun siang itu terlihat sibuk melayani tamu-tamu di rumah makan kecil milik ibunya. Gadis berkacamata dengan rambut yang dikepang dua itu, sibuk mengantar makanan buat beberapa turis yang datang makan di rumah makan kecil milik ibunya itu. Maklum, di rumah makan kecil milik ibunya tidak ada pelayan, hanya dia dan adiknya yang membantu ibunya yang juga adalah koki di RM tersebut. SeoHyun kemudian sibuk mengangkat piring-piring kotor di atas meja dan membawanya ke belakang.
“Hyunnie, setelah layani meja itu pergilah ke pasar untuk Omma yah…”
“Dee..omma…”
Ibunya kemudian mencubit pipinya. “Oh iya bagaimana dengan sekolahmu?”
“Bagus, aku masih bersama Taeng dan Sunny…”
“Tidakkah kau bosan, kalian bersama terus masih sejak kelas tujuh?” Tanya ibunya.
“Heemm, dia tidak ada pilihan. Wajahnya jelek jadi tidak ada yang mau berteman dengannya…” adiknya, HyoRin, yang sedang membaca majalah anak-anak angkat suara. Seohyun mendelik, dia lalu menarik salah satu kepangan rambut adiknya membuat Hyorin berteriak kesakitan dan refleks memukul tangan kakaknya dengan majalah yang dipegangnya.
“Stop it…” teriak ibunya. “Teman adalah teman, dan orang berteman bukan dari tampang atau materi semata…”
“Dengar tuh…” ucap Seohyun pada adiknya.
“Tapi bukankah itu hal yang penting? Ah, aku beruntung bisa secantik omma. Jika aku seperti Onnie dan Appa, aku pasti kesulitan dapat pacar nantinya..huuhhh…”
Seohyun mendelik, dia langsung memukul pundak adiknya dan dibalas yang sama oleh adiknya.
“Hei, stop..stop it..” Ibu mereka kemudian meleraiya. “Kalian ini sudah besar masih suka berkelahi…”
Keduanya menunduk. “dan kau HyoRin, jangan membicarakan Aboji seperti itu. kalau aboji tahu dia pasti sedih…dan kau Hyunnie, ayo ke pasar…”
SeoHyun kemudian berlalu sambil menyempatkan diri menarik kepangan rambut adiknya, membuat HyoRin mendelik.
“Omma, Appakan di amerika, dia tidak mungkin tahu…”
-0o0-
SeohYun berjalan sambil menjilat es krimnya menuju pasar yang disuruhkan oleh ibunya. Dia sedang berjalan dengan tenangnya sambil menyesapi es krim yang terasa sejuk di siang yang terik itu ketika tiba-tiba dari arah atas pohon mangga yang dilaluinya, seorang pria melompat turun dan tepat terjatuh di hadapannya. Pria itu kemudian berdiri, dan betapa terkejutnya Seohyun ketika melihat siapa pria itu, dia adalah YongHwa. YongHwa yang selama ini disukainya siang itu terlihat berantakan dengan kucing di tangannya yang satu dan beberapa buah mangga di tangannya yang satu.
“Mangga??” YongHwa menyodorkan satu mangga yang masih lengkap dengan batangnya ke depan Seohyun, Seohyun yang masih menganga refleks menerima mangga itu dengan ekspresi wajah yang kaget bercampur malu, dia jadi speechless dengan kejadian yang sekarang menimpanya. Sedangkan YongHwa setelah memberikan mangga kepada Seohyun berbalik lalu berjalan dengan kaki pincang, dia kemudian meletakkan anak kucing yang tadi ditolongnya di dekat induk kucing tersebut dan kembali berjalan, di tempatnya Seohyun masih mematung menatap punggung YongHwa dengan bibir yang menyunggingkan senyum tapi senyumnya tidak bertahan lama ketika di depan sana Yonghwa menyodorkan sisa mangga yang dipunyainya kepada satu orang anak cewek yang juga sedang berjalan sendiri. SeoHyun sempurna melongo, kebahagiaannya menguap seketika.
-0o0-
“Kenapa setiap pelajaran bahasa inggris kalian selalu terlihat muram??”
Siang itu yang menjadi pelajaran mereka sehabis istirahat pertama adalah pelajaran bahasa inggris, guru bahasa inggris mereka yang juga menjadi wali kelas mereka adalah Kim Na Yong. “Gembiralah seperti jam istirahat…” Kata Kim Na Yong sambil membagikan kertas ujian mereka minggu lalu.
Dan tiba di kursi Seohyun, Seohyun senang karena nilai ujiannya sempurna.
“Jangan senyum Hyunnie…”
“Waeyo??” Ucap SeoHyun bingung sambil memperbaiki letak kacamatanya.
“Kau pintar dalam pelajaran bahasa inggris tapi untuk pelajaran lain..SO BAD…dasar jelek…”
Di sekolah mereka GHS, sudah bukan rahasiah kalau ibu guru yang satu ini terkenal sedikit cerewet dan tegas, omongannya kadang pedas seperti yang diucapkannya pada SeoHyun siang itu, di kursinya Seohyun menggaruk lehernya yang tidak gatal.
“Ok kids, sekarang kita belajar vocal dan grammar…”
Di depan sana ibu guru Na Yong sednag menjelaskan beberapa kosakata bahasa inggris, sedangkan di mejanya Seohyun sibuk menerima kiriman kertas yang berisi informasi dari Taeyeon dan Sunny yang duduk di meja sebelahnya.
“Tahu tidak, aku dengar kabar kalau YongHwa sunbe itu adalah pemicu beberapa masalah di sekolah ini..” tulis Taeyeon.
“Joengmalyo??” tulis Seohyun
Dari mejanya Taeyeon mendelik ke arah Seohyun yang duduk di meja sebrang. Dia lalu menulis. “Buktinya tahun kemarin Dua anak gadis keluar dari sekolah karena dia…”
“Masa sih??”
“Ya sudah kalau tidak percaya…”
Omongan Taeyeon ini kemudian tersave di kepala SeoHyun tapi tidak memudarkan rasa kagumnya pada YongHwa. Buktinya siang itu, ketika mereka bertiga bergabung bersama kelompok marching band sekolah, yang mana Taeyeon dan Seohyun ikut di ekskul ini, Taeyeon sebagai peniup terompet dan Seohyun manajer. Duduk di pinggir lapangan sepak bola GHS, menonton anak-anak klub bola bermain bola, sambil menikmati istirahat mereka sebelum kemudian latihan dilanjutkan di pinggir lapangan juga. Ibu guru Na Yong yang jadi penanggung jawab ekskul marching band ini juga terlihat di sana. Mereka juga tahu apa tujuan lain kehadiran ibu guru Na Yong, apa lagi kalau bukan untuk mendekati Pak Alex, guru olahraga GHS. Tapi kasihan ibu Na Yong karena dia harus bersaing dengan ibu guru seni yang tak kalah cantiknya, Ibu Narsha yang justru sekarang terlihat berdiri bersisian denan Pak Alex.
Di depan sana YongHwa terlihat sibuk mengejar bola bundar, bersaing dengan teman-temannya. Di tempatnya Seohyun sibuk mematri pemandangan yang dilihatnya itu untuk di bawa ke alam mimpi.
“Yong Oppa…”
Seohyun dan kedua temannya berbalik ke arah suara yang sedang meneriakkan nama YongHwa. Salah seorang siswa di angkatan mereka melambaikan tangan dari pinggir lapangan kepada YongHwa. Seohyun merasa sakit di dadanya. Terlebih ketika dilihatnya YongHwa berlari meninggalkan teman-temannya dan menemui gadis itu.
“Aku akan segera kembali…” ucap yonghwa kepada teman-temannya.
“Siapa gadis itu?” salah seorang siswi yang sekelas dengan YongHwa yang juga datang menonton latihan bola anak-anak klub bola bertaya pada temannya yang duduk disisinya. Di tempatnya duduk SeoHyun bisa mendengar mereka.
“Yang ditemuinya itu..” timpal gadis yang lain.
“Iya, dia pikir dirinya siapa sampai-sampai uri YongHwa-yah harus menemuinya.”
“Mungkin dia gadis yang bakal dipacari oleh YongHwa…”
“Andweee…” teriak Seohyun refleks ketika dilihatnya di depan sana gadis itu sibuk menepuk-nepuk lengan YongHwa. Refleks pula semua mata memandang ke SeoHyun, dia jadi belingsatan sendiri. Tapi hatinya kemudian sakit ketika dilihatnya YongHwa berjalan bersama gadis itu kemudian berlalu entah kemana.
Karena kejadian itu sepanjang hari Seohyun merasa harinya kelabu, beruntung sore harinya saudara ayahnya datang dari amerika serikat, Negara dimana ayahnya berada sekarang dan membanting tulang menjadi koki di salah satu restoran besar di Los Angeles. Dan omnya mengabarkan kalau ayahnya akan mengajak salah satu anaknya ikut sekolah di Amerika Serikat dengan syarat mereka harus meraih peringkat pertama, syarat yang berat bagi kedua kakan beradik itu, mengingat kebodohan mereka di sekolah.
-0o0-
“Aku akan meraih peringkat satu…” ucap Seohyun siang itu ketika mereka beristirahat dan sedang mengantri di penjual minuman di dekat lapangan bola.
“Dari peringkat 30, emang kamu bisa??” Sunny menyangsikan obsesi SeoHyun, di tempatnya Seohyun mencibir.
Dan tibalah giliran mereka, “Dua pepsi dan satu cocacola…” ucap Seohyun, lalu kejadian itu terjadi begitu cepat, tubuh Seohyun di senggol oleh dua anak basket yang tiba-tiba datang begitu saja. Seohyun pun terhuyung dan hampir jatuh seandainya tidak tahan oleh Taeyeon dan Sunny.
“Ahjumma..dua pepsi cepat…” perintah anak-anak itu.
“Sunbenim…” teriak Seohyun kepada mereka. “Apa yang kalian lakukan?”
“Aku lelah dan haus, ada masalah?” Tanya Chansung.
“Kami adalah tim sekolah, kau tahukan…” sekarang JunHo ikut menimpali. “Tolong biarkan kami yang lebih dulu, karena kami anak basket…”
SeoHyun meski ingin membantah tetapi dia tidak berani, siapa yang tidak kenal dengan kenakalan keuda anak basket ini.
“Ahjumma, 3 pepsi untuk anak sepakbola…” tiba-tiba entah darimana, YongHwa datang memesan minuman sementara kedua anak basket itu meladeni Seohyun dan protesnya.
Chansung berbalik dan mendelik jengkel melihat posisinya telah diambil alih oleh YongHwa, tetapi dia tidak bisa berbuat banyak. YongHwa kemudian mengambil pepsi yang telah dibuat itu dan berjalan menghampiri SeoHyun.
“Pepsi sajakan?”
“Oh..Eh..”SeoHyun jadi salah tingkah, tidak menyangka akan diperlakukan seperti itu. dia pun kemudian mengangguk dan menerima ketiga pepsi itu. YongHwa tersenyum lalu berlalu dan sebelum berlalu dia melempar senyum sinis kepada Chansung dan temannya.
Tetapi ternyata kejadian itu berbuntut panjang, sepulang sekolah YongHwa di cekal oleh Chansung dan JunHo. SeoHyun yang mendengar kabarnya buru-buru ke gedung belakang sekolah tempat YongHwa dan Chansung berkelahi, tetapi sesampainya mereka di sana, perkelahian itu telah bubar. Yang dia dapatkan hanyalah sebuah kancing baju, dia memungutnya lalu pulang ke rumahnya dengan hati yang nelangsa.
Dia kemudian sibuk memandangi kancing baju itu dan pepsi yang sengaja tidak diminumnya itu, baginya pepsi bersejarah, dia bahkan menyimpan pepsi itu di kulkas dan memberi label “Jangan diminum” di gelasnya. Bahkan dalam tidurnya Seohyun bermimpi, dia tertidur disisi YongHwa yang sibuk memeluknya. Dan ketika dia bangun senyum tidak pernah berhenti tersungging dibibirnya, sampai-sampai adiknya menggeleng heran melihat tingkahnya.
Senyumnya masih tersungging di pagi hari ketika dia tiba di sekolah, tetapi ketika Taeyeon memberitahunya kabar jika sekarang YongHwa dan Chansung sedang menerima hukuman cambuk karena berkelahi kemarin, dia pun bersedih dan segera menuju gedung kantor sekolah. Disana dia masih bisa melihat YongHwa dicambuk beberapa kali, Seohyun terkesiap, tiba-tiba dia merasa sakit.
“Kau, YongHwa, kenapa berkelahi? Kamu tahu kalau provinsi sedang mengadakan lomba memotret dan kamukan punya hobby memotret, bukankah lebih baik jika kamu ikut lomba itu dan hitung-hitung untuk mengharumkan nama sekolah ketimbang berkelahi seperti ini…”
“Dee, Mianhe…”
“Yah, sudah kamu boleh pergi.. sekarang giliranmu Chansung…”
Setelah dicambuk beberapa kali di bagian pantatnya YongHwa dibolehkan meninggalkan ruang BP, Seohyun menghampirinya di koridoran sekolah. Dia masih bisa melihat wajah YongHwa yang lebam Karena luka akibat perkelahian kemarin.
“Yong Oppa…ehh..ohh..soal kemarin..gara-gara aku..eh..mianhe…”
YongHwa yang masih sibuk mengusap pantatnya yang kesakitan tersenyum padanya. “Aniiya..tidak masalah kok, jangan salahkan dirimu..”
SeoHyun tergugu, dia kemudian menjulurkan tangannya ke depan YongHwa, dan memberikan plester luka yang sengaja dibelinya untuk YongHwa.
“Ini plester luka, cepat sembuh yah oppa..” grogi Seohyun menyerahkan plester luka itu lalu setelah tersenyum dengan ekspresi wajah aneh, dia berbalik pergi.
“Hyuun..”
SeoHyun berhenti melangkah, dia kaget dengan fakta kalau YongHwa tahu namanya, dia kemudian berbalik masih dengan ekspresi bodohnya.
“Gomawoyo…” YongHwa tersenyum padanya.
“Oh..ehh..dee sunbenim…” SeoHyun kikuk dan memperbaiki letak kacamatanya.
Dia pun berlalu pergi dengan hati yang buncah karena gembira. Bahkan sorenya dia asyik joget-joget di lapangan kosong sambil berteriak-teriak sendiri. “Yippy..Yong Oppa tahu namaku dia tahu namaku..yyiiiiiaaaa…DIA TAHU NAMAKU….”
-0o0-
“Hei, lihat café ini punya buku seperti ini…” Taeyeon yang tadi habis melihat-lihat isi lemari buku yang terdapat di CNB café, memukul pundak Sunny dengan buku yang berjudul “20 metode agar senior jadi pacarmu”.
SeoHyun yang sedang membaca buku “Kiat mencapai peringkat pertama” tidak bergeming di tempatnya. Tetapi ketika malam hari kedua temannya itu datang untuk belajar bersama dengannya, mau tidak mau dia jadi tergoda untuk mengintip isi buku itu, tetapi meski begitu dia tetap menolak memperlihatkan antusiasnya kepada teman-temannya.
Taeyeon dan Sunny bahkan mempraktekkan isi buku itu di depannya.
“Metode pertama, menangkan hatinya dengan kepercayaan Yunani, pergilah ke tempat dimana bisa melihat bintang lalu pakai jari untuk menulis inisial orang yang kau sukai dengan menghubungkan bintang..” Taeyeon dan Sunny kemudian berebutan meneuliskan inisial orang yang disukainya.
“Hyunnie, kamu tidak bergabung dengan kami…”
“Shiiro..aku rasa itu tidak masuk akal…” sangkalnya tanpa diketahui temannya kalau sepulang mereka, Seohyun kemudian mulai menuliskan inisial YongHwa di langit dengan menghubungkan bintang-bintang.
-0o0-
Seo JoohYun meletakkan mangkuk ramennya di atas meja kantin hari itu.
“Mengapa kamu terlihat aneh hari ini?” Tanya Sunny.
Dia tersenyum lalu membuka mulutnya dan memamerkan behel barunya. “lihat..lihat…” ucapnya dengan nada riang. “Ini saran dari dokter gigiku untuk memakai behel gigi baru. Cantikkan? Cantikkan?” pamernya pada Taeyeon dan Sunny.
“Menurutmu cantik??” sunny berjengit.
“Tidak cantik sama sekali..” Kali ini Taeyeon yang angkat bicara.
“Ommo kalian-kalian ini…lihat sekali lagi..”
“Iya, tidak cantik sama sekali..” Taeyeon ngotot.
“Lupakan…” Sunny menengahi, dia kemudian melihat kea rah Taeyeon. “Kamu betul mau melakukan itu pada JunSu Oppa??”
“Dee….” Taeyeon mengangguk mantap. Lalu mulai menatap siswa senior yang duduk di meja kantin selisih satu meja di depan mereka. “Makan..makan..makan…” Siswa yang dilihatnya itu kemudian memasukkan sendok yang berisi makanan kemulutnya. “Yeeesss..yippy, JunSu Oppa memakan nasi itu…”
“Dasar michin…” Sunny mendesis. “Bodoh kok gak ilang-ilang yah, jelas ajha dia makan. Bagaimana bisa disebut hipnotis…” Taeyeon tersenyum malu-malu.
“Apa yang sedang kalian lakukan?” Tanya SeoHyun.
“Ini, metode kedua…” Ucap Sunny sambil memperlihatkan SeoHyun buku yang sejak beberapa hari terakhir ini rutin mereka praktekkan. “Metode kuno dari bangsa maya, kita berkonsentrasi. Lihat ke orang yang disukai dan control jalan pikirannya. Suruh dia patuhi perintah kita, jika dia mengikuti perintah kita itu artinya dia belahan jiwa kita, tetapi…” Sunny masih sibuk berceloteh sedangkan di tempatnya Seohyun tidak lagi mendengar apa yang dikatakan Sunny, dia mencoba mempraktekkan metode kedua itu kepada YongHwa yang juga sedang makan di kantin bersama beberapa temannya.
“Berpalinglah…berpalinglah..berpalinglah..” batin SeoHyun sambil memandangi kepala YongHwa yang memunggunginya. Sedagkan di tempatnya YongHwa yang sedang makan bersama temannya, JongHyun, Tifanny, MinHyuk dan JungShin bercanda satu sama lain, JongHyun bahkan menjahilinya. Dia melihat SeoHyun yang sibuk memandangi YongHwa tiba-tiba melintas ide di kepalanya. “YongHwa-yah, kamu dipanggil anak kelas Sembilan itu…”
YongHwa berbalik kea rah yang ditunjuk oleh JongHyun tetapi tidak melihat siapa-siapa, dan ketika berbalik baksonya telah berkurang jumlahnya, dia kemudian memukul JongHyun dan menatap jengkel ke tiffany yang ternyata juga ikut merampok baksonya.
Sedangkan ditempatnya SeoHyun kegirangan. “Astaga, dia berpaling padaku…”
“Siapa??mana??Hyuun…” Sunny dan Taeyeon sibuk mengedarkan pandangan ke sekeliling kantin.
“Eh, bukan siapa-siapa..” dia kemudian kembali kalem.
“Kamu menghipnotis Yong Sunbenim kan?”
“Yahhh, shiiro..”
“Lalu kenapa kamu bilang kalau buku ini hanya omong kosong?”
“Hehehhe..aku hanya takut kalau kalian akan mengejekku…”
SeoHyun cengengesan. “Jangan khawatir, kami justru akan membantumu…” ucap Sunny menenangkan.
Mereka kemudian tertawa bersama dan bertekad saling membantu untuk melancarkan misi masing-masing.
Dan jam istirahat berikutnya, mereka kemudian membantu SeoHyun melancarkan metode ketiganya. Metode ketiga, berasal dari skotlandia memberi barang yang disukainya secara diam-diam dan tak boleh diketahui. SeoHyun kemudian berniat memberi coklat kepada YongHwa dan diletakkan di atas motornya, tetapi mereka kaget ketika menemukan di atas motor besar YongHwa telah terdapat banyak hadiah, karena keisengan Sunny dan Taeyeon, mereka menyingkirkan semua hadiah itu. tetapi sialnya dari kejauhan mereka melihat YongHwa menghampiri motornya dan membuka coklat itu yang sayang sudah sempurna mencari. Ketiga gadis itu dari tempat persembunyiannya menepuk jidat.
“Sayangnya, kita tidak memeprhitungkan kalau sekarang sedang musim panas..paboo…”
-0o0-
Hari libur tiba dan Taeyeon beserta Sunny yang terobsesi untuk menggolkan proyek Seohyun jadian dengan Yong Sunbenim datang ke rumah SeoHyun dan mendandani cewek itu, setelahnya mereka bertiga kemudian iseng berkunjung ke toko keluarga YongHwa yang menjual peralatan olahraga lengkap. Ayah YongHwa adalah mantan pemain sepakbola nasional Korea Selatan, tetapi gagal membawa Korea Selatan menjadi pemenang ketika gagal mengeksekusi tendangan penalty, karena hal itu ternyata juga berimbas pada YongHwa, di sekolah YongHwa terkenal meski jagi bermain bola tetapi dia tidak diandalkan untuk menjadi penyerag karena ketidakmampuannya mengeksekusi tendangan bebas kea rah gawang.
Kembali kepada tiga gadis itu, setelah menghabiskan berjam-jam waktu untuk mendandani SeoHyun ketiga gadis itu kemudian asyik seliweran di took besar Yonghwa, dan mencari keberadaan yongHwa.
“Tampaknya dia tidak ada..”
“Iya, aku tidak melihat sepeda motornya…”
“Kalau begitu kita pulang saja..”
“Hai kids, apakah kalian telah menemukan apa yang ingin kalian beli…” dari arah belakang Ayah YongHwa menyapa mereka, karena takut ketahuan refeks SeoHyun mengambil satu kotak kecil bola pingpong. Dan ketika ingin beranjak ke kasir mereka mendengar deru motor yang berhenti tepat di depan toko, tidak lama terlihat YongHwa yang masuk ke toko.
“Oh, kalian mau beli apa?” sapa YongHwa ramah ketika melihat mereka, kedua temannya menjauh menyisakan SeoHyun yang grogi.
“Oh..eh..ini…” SeoHyun kemudian mengangkat telapak tangannya yang sedang memegang satu bola pingpong.
“Kamu main tenis meja yah? Eh, kenapa wajahmu seperti itu??” seohyun gelagapan, ini pasti karena dandanannya hari ini. Teman-temannya tadi memulaskan bedak di wajahnya sampai terasa tebal sekali. Dan dia semakin grogi ketika YongHwa memeriksa dahinya dengan meletakkan telapak tangannya tepat diatas dahi SeoHyun. Jantung SeoHyun berdegup kencang. Tetapi moment itu hanya berlangsung sepersekian detik ketika detik berikutnya kembali suara centil memanggil nama YongHwa.
“Yong Oppa…”
Astaga, gadis itu lagi. Gadis yang sama yang memanggil YongHwa di pinggir lapangan kemarin. Gotcha, sekarang SeoHyun ingat gadis ini, dia adalah siswi diangkatannya yang hari itu juga mendapat mangga dari YongHwa dan meski satu angkatan SeoHyun tidak tahu siapa namanya.
_=0o0=_
.DUA.
Go-Chun High School, 2003
Di tahun berikutnya, SeoHyun kembali sekelas dengan kedua sahabat akrabnya itu. Dan tahun itu GHS kedatangan murid baru yang cakep, namanya JongHyun, siswa kelas sebelas, sekelas dengan YongHwa yang juga memang adalah sahabat akrab YongHwa.
Dan di kelas sepuluh, SeoHyun di haruskan mengikuti satu ekskul. Setelah bergabung di ekskul Drum band, SeoHyun dan teman-teman juga memutuskan masuk di ekskul drama, ekskul yang tidak popular di GHS, siswi-siswi GHS berebut masuk ke ekskul dance, karena itu adalah kebanggan bagi mereka jika bisa bergabung dalam ekskul itu. Tetapi Seohyun dan anggota ganknya tidak bisa gabung disana karena mereka bukan dari golongan popular.
Sialnya lagi, seperti ekskul Drum band yang tidak popular dan dipegang oleh Bu Guru Na Yong. Ekskul Dramapun di pegang oleh Bu Guru Na Yong. Di tahun ajaran itu semua ekskul di haruskan membuat sebuah pagelaran. Dan ekskul drama menampilkan drama “Snow Queen” dan SeoHyun terpilih menjadi putri saljunya dimana si katro WooYoung yang jadi pangerannya. Meski berusaha menolak sekuat hati tetapi Bu Guru Na Yong tetap bersikeras menyuruh Seohyun menjadi putri saljunya. Awalnya SeoHyun berlatih malas-malasan tetapi ketika dia melihat kehadiran YongHwa yag sebagai fotografer sekolah berkeliling ke semua basecamp ekskul2 GHS untuk mengambil dokumentasi, SeoHyun pun mulai bersemangat.
Setelah berlatih keras, dan jadwal pagelaran sudah di dekat mata, Klub drama pusing memikirkan siapa yang akan menjadi piñata rias mereka. Secara klub drama berisikan siswi-siswi yang semuanya tidak melek kosmetik. Beruntung hari itu, YongHwa datang bersama Tifanny yang notabene adalah sahabat akrabnya untuk membantu mendandani klub drama pada gladi bersihnya. Dan ditangan Tifanny, dia mengubah SeoHyun menjadi putri yang cantik, semua teman-teman memujinya. Hanya saja pujian yang dinantikan dari YongHwa justru tidak terucap.
“Bagaimana dengan kemampuan make upku?” ucap Tifanny bangga sambil melirik ke YongHwa.
“Ehhmm, dia terlihat sama saja… Putri salju dengan behel gigi…”
SeoHyun ingat dengan jelas apa yang diucapkan YongHwa pada saat itu, malamnya dia teriak-teriak di depan praktek dokter giginya yang sudah tertutup. “Dokter, aku tidak ingin pakai behel ini lagi. Tolong dilepaskan…”
-0o0-
Keesokan harinya…
Anak-anak klub drama sudah bersiap untuk melakukan gladi bersih terakhir kalinya, ketika kejadian itu terjadi. SeoHyun hampir terjatuh dari panggung tetapi YongHwa yang sedang sibuk memotret anak-anak mendekorasi panggung menangkap tangannya. Dan berhasil menariknya.
“Apa yang sedang kau lakukan? Lehermu bisa saja patah…” ucap YongHwa keras.
Jantung SeoHyun berdegup dengan kencang ketika kejadian itu terjadi. Mereka sempat saling bertatapan sekitar beberapa detik, sebelum dari belakang bu guru Na Yong berteriak-teriak histeris, ketakutan jika sampai terjadi sesuatu pada aktris utama pagelarannya. SeoHyun menyimpan kebahagiaan itu di dalam hatinya, sampai dia tampil. Tetapi seperti tahun-tahun sebelumnya klub drama selalu tidak punya penonton yang banyak, hanya beberapa siswa yang bisa dihitung dengan jari dan itu pun mereka asyik tertidur ketimbang menonton drama tersebut. Dan kebahagiaan SeoHyun tidak berumur panjang, dia tidak menemukan sosok Yonghwa sedang menonton drama mereka. Tidak ada YongHwa sampai drama itu selesai dengan baik.
Tanpa diketahui SeoHyun, YongHwa sedang menggigil kedinginan, karena seragamnya sukses terkena siraman dan dia sibuk mengeringkannya. Kepala sekolah yang berada disisinya juga tak kalah paniknya, karena YongHwa hari itu di perintahkan untuk datang menghadiri pemberian piagam bagi siswa yang menang di kompetisi fotografi yang diikutinya.
Setelah pementasan mereka, di backstage Bu Guru Na Yong menghibur mereka dan menjanjikan akan mentraktir mereka makan malam. Semua anak, Klub drama bergembira. Di tempatnya SeoHyun juga bergembira meski di dalam hatinya dia merasa sedih teramat sangat. Dia kemudian melihat di atas meja riasnya ada satu buah apel yang telah digigit.
“KEPADA PUTRI SALJU”
_SUDAH KUCICIPI, TIDAK ADA RACUN_
Begitu tulisan di kertas, di bawah apel itu.
“Siapa pengirimnya?” Tanya Taeyeon yang ternyata telah berdiri di belakangnya, membuat Seohyun tersenyum bahagiah. “PAsti dari YongHwa Oppa…”
“Asal bicara saja…” Nyeletuk Sunny. “HYunnie, bisa saja dari bocah itu..” Sunny mengarahkan pandangan mereka ke WooYoung yang saat itu sedang menggigit buah apel.
“Yuucckksss…”
Tetapi ternyata efek penampilan SeoHyun di drama sekolah mereka menuai popularitas baginya, orang-orang mulai meliriknya termasuk ana-anak cowok mulai menggodanya. Termasuk siswa baru yang cakep dan menjadi idola baru bagi gadis-gadis di GHS. Ini karena Ibu Guru Na Yong menyiarkan pementasan mereka di televisi sekolah. Dan semenjak pementasan itu, penampilan Seohyun memang berubah, dia mulai melepas kacamatanya menggantinya dengan kontak lens, membuka behel giginya dan terakhir merapikan rambut panjangnya dan sekarang membiarkannya terurai indah tidak lagi melulu menjalinnya.
“Aku suka anak itu, dia cantik…” ucap JongHyun pada YongHwa ketika jam istirahat tiba. “apakah dia sudah punya kekasih??”
“Kurasa belum..” YongHwa menjawabnya singkat. “Tapi sebaiknya jangan kau dekati dia…”
“Kenapa?”
“Bukankah dia terlalu muda untukmu?”
“Astaga, sejak kapan umur menjadi penghalang…” JongHyun melempar senyum jahil kepada YongHwa lalu berjalan mendekati SeoHyun dan mulai mengenalkan dirinya. Dari kejauhan SeoHyun memandang YongHwa.
_=0o0=_
.TIGA.
Go-Chun High School, 2004
Siang itu, Bu Na Yong kembali berlari panik ke arah SeoHyun. SeoHyun sekarang telah duduk di kelas Sebelas. Masih bersama teman-teman sekelasnya yang lain.
“SeoHyun..Oh uri SeoHyun…” wajah Bu Guru Na Yong kembali berseri-seri melihat SeoHyun. “Kamu bisakan menolong ibu??”
SeoHyun yang sedang bercengkrama dengan TaeYeon dan Sunny tersenyum ke arah Ibu Guru Na Yong. “Waeyo??”
“Aku ingin kamu menjadi mayor Drum Band untuk kompetisi olahraga nasional…”
“Haa..”
“Aku tidak butuh Haa..Aku butuh kamu…”
“tapi sosangnim…waktunya tinggal dua minggu,aku tidak yakin aku bisa…”
“Kita pasti bisa, aku percaya…yang harus kita lakukan adalah berusaha..yah SeoHyun…” tidak tega melihat wajah memelas ibu guru Na Yong membuat SeoHyun menganggukkan kepala.
Sejak menerima tawaran ibu guru Na Yong, tiap sore Seohyun berlatih memainkan stik Drum Band, melemparnya ke atas dengan resiko kepalanya menjadi sasaran jatuhnya stick itu.
“Aku menyerah…” ucap SeoHyun pasrah pada dua temannya yang menemaninya berlatih sore itu. “Sulit sekali…”
“Hey, jangan putus asa. Kamu baru berlatih beberapa hari ini…” Sunny mencoba menyemangatinya.
“Dengar, metode ini penting…” Tayeon yang duduk dibelakangnya angkat suara sambil memegang buku “Cara menggaet senior menjadi pacar” yang tidak pernah lepas dari tangannya belakangan ini. “Dalam buku ini, metode selanjutnya tertulis “jika tindakanmu di dasari rasa cinta, lakukanlah dengan segenap hati. Orang yang kau sukai akan berpaling padamu…”
SeoHyun menggeleng putus asa. Sunny maju ke depannya. “Cmon Hyunnie, Kamu sudah sejauh ini berjuanglah lebih kerasa lagi. Kami yakin kamu pasti bisa.”
Seohyun hanya mampu terdiam.
Dan di satu sore, ketika sedang berlatih dengan sticknya di lapangan, tempat anak ekskul bola juga berlatih, SeoHyun melihat YongHwa sibuk diteriaki. Semua orang di GHS tahu kalau Yonghwa punya trauma dengan tendangan penalty, karena kutukan yang di bawanya dari ayahnya yang gagal mengeksekusi tendangan finalty ketika Thailand ikut di Piala Asia.
Dan dengan keteguhan hati yang dimiliki YongHwa, SeoHyun melihat YongHwa mencoba sekuat tenaga mengeksekusi bola itu, meski di awal gagal tetapi ketika mencoba berikutnya YongHwa pun berhasil melesakkan bola itu ke gawang.
Di tengah riuh rendah anak-anak bersorak untuk YongHwa, Seohyun pun membulatkan tekad, dia pasti bisa menjadi mayoret drum band. Diapun kemudian berlatih dengan serius, siang dan malam dan dibantu oleh kedua sahabat akrabnya.
Dan ternyata kebulatan tekadnya mampu diwujudkannya, ketika dia mampu menjadi mayor drum band yang mengesankan di kompetisi olahraga nasional seiring dengan keberhasilan YongHwa menjadi penyerang di klub sepakbola mereka yang juga ikut bertanding.
-0o0-
Hari itu adalah hari valentine, seisi sekolahan terutama yang cewek-cewek antusias menyambutnya. Termasuk SeoHyun, bahkan masih pagi hari kado yang diterima SeoHyun sudah bejibun.
“Astaga, popularitasmu ternyata sudah diambang batas…” ucap Sunny bercanda.
“PAdahal tahun lalu dia masih si upik abu, alias jelek…hehhhe…” Kali ini Taeyeon menimpali. Mereka tidak iri dengan kecantikan yang sekarang terpancar di diri SeoHyun, mereka bahkan ikut bangga karena SeoHyun sahabatnya bukan orang yang sombong hanya karena popularitas yang diterimanya.
Tetapi menjelang pulang sekolah, SeoHyun menjadi cemberut. Karena orang yang paling dinantikannya untuk memberi kado tidak terlihat. Jangankan memberinya hadiah valentine, SeoHyun bahkan tidak melihat keberadaan YongHwa hari itu. dan ternyata betapa gembiranya hatinya ketika menjelang pulang sekolah YongHwa meneriakinya sambil memegang tumbuhan mawar lengkap dengan bunga dan batangnya.
Jantung SeoHyun berdegup kencang. Terlebih ketika YongHwa berjalan ke arahnya.
“Ini dari temanku…”
Bunga-bunga yang tadi bermekaran di hati SeoHyun menjadi rontok seketika. Jadi temannya? JongHyun Oppakah? SeoHyun bersedih semalaman.
-0o0-
Sejak peristiwa di hari valentine itu, SeoHyun tidak lagi berharap banyak dirinya mendapat perhatian dari YongHwa dan ketika JongHyun datang mendekatinya dengan berbagai perhatian, diapun menerimanya. Jika mau jujur, kenapa SeoHyun menerima semua perhatian JongHyun sampai-sampai mulai melupakan kebersamaannya dengan kedua sahabatnya itu karena dengan cara itu dia bisa berada di komunitas yang sama dengan YongHwa.
Seperti hari itu, ketika JongHyun mengajak SeoHyun ikut di acara rekreasi teman sekelas mereka, SeoHyun mengiyakan. Dengan ekspektasi bisa bersenang-senang dengan YongHwa, seohyun pun mulai ikut dan melupakan kalau hari itu sebenarnya juga hari ulang tahun Taeyeon. Mereka bertiga selalu melewatkan hari ulang tahun mereka bersama.
Ketika JongHyun sibuk bersama teman sekelasnya mengadakan barbequean, SeoHyun berjalan menyusuri pinggiran danau tempat mereka rekreasi sambil membawa sepiring cumi bakar yang tadi diserahkan oleh JongHyun padanya. Dia sedang asyik duduk diatas jembatan gantung ketika YongHwa datang mendekat dengan kameranya sibuk mengabadikan beberapa view yang terlihat indah.
“Yong Oppa, mau makan cumi bakar?” ucap SeoHyun ramah mencoba menawari kepada YongHwa yang juga memilih duduk disisi jembatan yang satu. YongHwa berbalik ke arah SeoHyun.
“Hyunnie, kamu sudah pernah mendengar kisah tentang cumi?”
SeoHyun menggeleng. “Belum…”
YongHwa lalu beranjak ke sisi jambatan yang sama, dan duduk di samping SeoHyun. “Biar kuceritakan…”
“Dahulu kala, ada dua ekor cumi. Mereka selalu berenang bersama sampai akhirnya mereka saling jatuh cinta. Merekapun jadi pasangan, akhirnya merekapun menikah. Di hari pernikahan, pendeta cumi menyuruh mereka saling berpegangan tangan. Jadi mereka lakukan itu….”
YongHwa kemudian mempertemukan jari-jarinya satu sama lain dan mulai membuka dan menutup jalian jari tangannya. “saling berpegangan tangan..saling berpegangan tangan..saling berpegangan tangan…”
SeoHyun terbahak. “Yong Oppa michin…” Yonghwa tertawa pelan. “Tapi lucu…” lanjut SeoHyun.
“Pembaca cerita atau cuminya??”
“Pembaca cerita…”
SeoHyun terlambat menyadari ucapannya, dia refleks merasa malu dan grogi. Untuk menutupinya dia kemudian dia meluruskannya. “Eh, cumi…”
YongHwa mengulum senyum.
“Ehhmm..Yong Oppa pernah memegang tangan seseorang seperti di cerita cumi itu??”
YongHwa terdiam lalu menjawab. “Hanya sekali…Seorang gadis berwajah aneh…Dia akan jatuh dari panggung..jadi kupegangi dia…”
SeoHyun mulai tersenyum, tahu siapa gadis yang dimaksud YongHwa tetapi belum sempurna senyumnya tergelar, JongHyun datang. “Hyunnie…ayo kita bergabung dengan yang lainnya…”
Merekapun kemudian berdiri dan berjalan menuju tempat teman-temannya berada. JongHyun berjalan bersisian dengan YongHwa sedangkan SeoHyun berjalan sendiri di belakang dan karena keteledorannya dia terkilir. YongHwa dan JongHyunberlari ke arahnya dan menolongnya, tetapi kakinya sungguh terkilir jadi JongHyun kemudian berinisiatif menggendongnya. Di belakang YongHwa berjalan sambil memegangi tasnya.
Malamnya pesta mereka berlanjut, SeoHyun yang kakinya sudah membaik setelah diurut Tiffany, ikut tertawa terbahak-bahak melihat kegilaan JongHyun dan YongHwa yang menari berjoget-joget. Dan SeoHyun kemudian kaget ketika JongHyun menariknya berdiri untuk berjoget bersama. SeoHyun pun kemudian berdiri dan menyambut ajakan JongHyun sedangkan disisi JongHyun, YongHwa terlihat semangat berjoget, dan ditengah kegembiraan remaja-remaja itu, JongHyun mencium pipinya, yang membuat SeoHyun terkesiap kaget. Dia tidak menyangka JongHyun bakal seberani itu. SeoHyun merasakan teramat sakit di dadanya, JongHyun telah mencuri ciuman meski dipipinya dan didepan orang yang dicintainya. Seohyun sakit hati.
Ketika JongHyun mengantarnya pulang, Sepanjang perjalanan SeoHyun tidak berkata apapun, begitupun ketika dia turun dari motor JongHyun.
“Hyunnie…” JongHyun mencoba memanggilnya. SeoHyun menghentikan langkahnya untuk masuk kerumahnya. “Besok aku menjemputmu yah…”
SeoHyun tanpa berbalik menjawab. “Jangan temui aku lagi…”
JongHyun terkesiap, dia kemudian turun dari motornya. “Kamu marah yah karena kucium tadi? Bukankah kau adalah pacarku?”
SeoHyun berbalik melihat JongHyun. “JongHyun oppa, aku tidak pernah mengatakan iya ketika kau menyatakan bersediakah aku menjadi pacarmu…”
“Jadi apa artinya semua ini??”
Seohyun menunduk. “Mianhe oppa..chinca mianhe, di hatiku aku hanya mencintai satu orang…”
Tanpa menunggu reaksi dari JongHyun, Seohyun memutar langkahnya berbalik pergi. Masih didengarnya teriakan frustasi JongHyun yang meneriakkan namanya.
-0o0-
Dan ternyata mimpi buruk masih saja berlanjut dalam fase hidup SeoHyun, ketika dua orang sahabatnya menghindarinya dan tidak memperdulikannya. Dia tahu, dia salah karena telah melupakan ulang tahun Taeyeon dan juga disadarinya akhir-akhir ini dia memang nyaris tidak lagi bergaul dengan teman-temannya. Dia sibuk memenuhi ajakan JongHyun saat itu, dan kini disadarinya ada yang hilang dari dirinya.
Kini, disekolahan dia menghabiskan waktu sendiri. Meski orang-orang mulai menyapanya, tetapi dia merindukan kehangatan sahabat-sahabatnya, merindukan tertawa bersamanya. Itu kenapa ketika sudah berjalan seminggu dan teman-temannya juga masih marah padanya, dia kemudian menghampiri Taeyeon dan Sunny. Kali ini meski harus dipukul pleh kedua sahabatnya itu, dia rela, demi mendapat pengampunan mereka.
“Mianhe..chinca mianhe…” SeoHyun siang itu sepulang sekolah menemui keduanya secara khusus.
“Aku tahu aku salah, tidak seharusnya aku melupakan kalian. Tahukah kalian aku rindu saat-saat kita bersama. tertawa bersama…”
Keduanya masih terdiam.
“Aku benar-benar minta maaf, aku tidak lagi memiliki siapa-siapa jika kalian juga meninggalkanku…”
Sunny menghela nafas panang. “JongHyun oppa mana?”
SeoHyun menggeleng. “Aku yang salah…aku hanya memanfaatkan JongHyun oppa untuk bisa beredar disisi Yong Oppa, untuk bisa bermain bersama Yong Oppa..aku mengaku salah..aku benar-benar salah…” SeoHyun mulai menitikkan airmatanya, menyadari kekhilafannya selama ini. “Aku tidak butuh semua popularitas ini, ini seperti bukan diriku saja..” dia masih tergugu menghapus arimatanya yang juga masih mengalir ketika kedua sahabatnya mendekati dan memeluknya, mereka kemudian menangis bersama. yah, SeoHyun menyadari bahwa ternyata persahabatan tidak kalah pentingnya dengan perasaan cinta.
_=0o0=_
.EMPAT.
Menjelang akhir tahun ajaran di tahun itu, guru olahraga mereka Pak Alex yang juga menjadi incaran Bu Guru Na Yong telah di mutasi pindah kesekolahan yang lain, dan penggantinya tidak kalah cakepnya, Pak Andy namanya. Dan seperti biasa Bu Guru Na Yong kembali melancarkan jurus-jurus mautnya untuk menjerat guru olahraga baru itu. semua siswa sibuk belajar untuk memperbaiki nialai-nilai mereka menjelang ujian kenaikan keas. Dan SeoHyun meski tidak pernah lagi melihat YongHwa, masih tetap memantau YongHwa. YongHwa saat ini sibuk belajar persiapan ujian kelulusannya. Maklum dia adalah siswa kelas akhir. Dan entah kenapa sejak peristiwa dengan JongHyun itu, YongHwa dan teman-temannya tidak pernah lagi terlihat beredar di sekitar SeoHyun, dan SeoHyun maklum akan hal itu.
Seohyun sendiri berjuang keras, belajar keras untuk mencapai impiannya memperoleh peringkat pertama agar bisa bertemu dengan ayahnya.
Hari ujianpun tiba, SeoHyun berhasil menjawab soal-soal ujian semampunya. Dan ketika tes pengumuman keluar, dia sangat bahagiah ketika mengetahui jika dia keluar sebagai peringkat satu.
Mereka sedang merayakan keberhasilannya menjadi juara pertama dan akan pergi menemui ayahnya di AS, ketika Sunny mengingatkan cintanya kepada YongHwa.
“Aku menyerah…”
“Hyunnie,jangan seperti itu…”
“Yong Oppa tidak pernah menyukaiku…”
“Ommo..jangan biarkan sejarah cintamu hanya sampai disini. Biarkan dunia mencatatnya, Seorang gadis yang berusaha jadi cantik demi seorang pria selama tiga tahun, walau sang pria tidak pernah menyadarinya…” Ucap Sunny.
“Bayangkan kau tidak akan pernah menemuinya lagi, kalau dia sudah tamat. Tidakkah kau ingin lakukan sesuatu?”
“Kita sudah melakukan semua metode yang ada…” kata SeoHyun sambil menunjukk buku yang selama ini menemani mereka.
“Jangan Khawatir kamu masih punya kami…”
Mereka bertigapun saling tersenyum.
-0o0-
GHS pagi itu ramai, karena siswa kelas dua belas yang baru saja merayakan pengumuman kelulusan mereka. YongHwa terlihat beredar di sekitar teman-temannya yang sedang tertawa bersama, saling memberi tanda tangan di kemeja sekolah mereka yang sekarang tidak lagi berwarna putih bersih tapi penuh dengan berbagai tinta, dengan kamera tersandang di lehernya. Terlihat menawan seperti biasa, batin SeoHyun yang rajin memperhatikan senior-senior mereka yang sedang bergembira.
Dan ketika YongHwa terlihat berjalan sendiri, SeoHyun dengan didorong oleh kedua temannya bergerak mengikuti YongHwa yang masuk ke kawasan kolam renang sekolah.
YongHwa sibuk memotret tanpa menyadari SeoHyun yang mengikutinya di belakang. Dan ketika dia berbalik, hendak memotret sisi lain di kolam renang sekolanya itu, dia kaget ketika menemukan seraut wajah cantik di lensa kameranya. Tetapi dia kemudian membidikkan kameranya ke wajah SeoHyun, dua kali membuat SeoHyun tambah grogi.
“Yong Oppa…”
“Hyunnie…” YongHwa tersenyum. “Apakah kamu mau menandatangani kemejaku??”
SeoHyun semaki grogi tapi dia menguatkan tekadnya. “Yong Oppa, ada yang ingin kukatakan…” SeoHyun menarik nafas panjang lalu berucap dengan nada bergetar. “Aku sudah menyukai Yong Oppa selama tiga tahun terakhir ini, aku berusaha merubah segala sesuatu didiriku agar bisa sesuai dengan Yong Oppa, semua kulakukan untuk oppa… Tetapi kini aku sadar bahwa ini adalah hal yang seharusnya kulakukan dari awal…. yaitu bilang pada Yong Oppa kalau aku… mencintai Yong Oppa…” SeoHyun mengerjapkan matanya yang telah berkaca-kaca sambil menyodorkan setangkai mawar putih di mana sebuah pita putih terikat di tangkai mawar putih itu. di depannya Yonghwa terkesiap kaget. Dia melihat mawar itu, di atas pita itu terjuntai benang putih yang ternyata diujungnya terdapat kartu bergambar boneka, dan terselip sebuah kancing di dalamnya. YongHwa terharu sedangkan di tempatnya SeoHyun telah berurai airmata, airmata bahagia. Tetapi kebahagiaan dan kelegaan yang dirasakannya hanya berumur beberapa menit saja ketika dia mengarahkan padangan ke tubuh YongHwa dan menemukan tulisan di atas baju YongHwa tepat diatas hatinya.
“Tifanny Loves YOngHwa..”
SeoHyun terkesiap, dia lalu menatap YongHwa. YongHwa yang tahu apa yang dilihat oleh SeoHyun juga berubah pucat.
“Fa..fany Onnie??” SeoHyun berubah jadi gagap. “Dan Yong Oppa??” lirih suaranya berucap.
Dengan berat hati YongHwa mengangguk.
SeoHyun tercekat, buliran air bening menjatuhi pipinya tanpa bisa dicegahnya lagi. “kapan??” kembali dia bertanya lirih.
“Sekitar seminggu lalu…” seminggu lalu?? Yang diingat Seohyun hari itu adalah ketika dia mencampakkan JongHyun. SeoHyun membatu. Tetapi sedetik kemudian dia tertawa sambil tetap berurai airmata.
“Yong Oppa dan Fany Onnie…dee..kalian memang sangat serasi…”
Seohyun masih tertawa, YongHwa terdiam memandangi wajah yang berurai airmata itu meski menggelar tawa dibibirnya.
“Kuharap kalian bahagiah..” SeoHyun lalu menepuk tangan YongHwa. Lau tersenyum dan berbalik. Dia tidak melihat kalau langkahnya kemudian berujung di kolam, tubuhnya sukses tercebur masuk ke dalam kolam, beruntung kolam itu tidak dalam. YongHwa terkesiap. “Hyunnie..”
“SeoHyun memperbaiki pakaiannya, lalu keluar dari Kolam. “Aku baik-baik saja Oppa..tenang..aku baik-baik saja…” ucapnya bergetar sambil berlari keluar dari kawasan kolam renang sekolahnya. Dia bahkan tidak menghiraukan sahabatnya yang memanggilnya. Di perjalanan dia meihat Tifanny menuju ke kawasan kolam renang, dia kemudian singgah dan memeluk tubuh Tifanny hangat sambil menangis di pelukannya. Tifanny mendesanya, menanyakan kenapa dia menangis tetapi dia tidak bergeming, dia kemudian berlalu pergi.
-0o0-
Seohyun tenggelam dalam tangisan malam itu di kamarnya. Tetapi dia tidak pernah tahu, bukan dia saja yang terluka. Ada satu hati yang juga sangat terluka. Dia adalah YongHwa.
Tidak ada yang tahu kecuali kamera kesayangannya, Tifanny dan sebuah agenda tua miliknya tentang perasaannya kepada seorang gadis. Seorang gadis yang berhasil mencuri hatinya masih dari pertama melihatnya. Masih dengan penampilan culunnya dia sudah jatuh cinta pada gadis itu.
Setelah menerima bunga dan pernyataan cinta dari SeoHyun, dia tidak bisa mencegah hatinya bergembira dengan kenyataan itu. dia lalu pulang ke rumahnya, membuka kulkas dan meraih sekotak coklat yang telah disimpannya selama beberapa tahun dikulkasnya, dia tahu siapa pengirim coklat ini dan betapa istimewanya gadis pemberi coklat ini. Dia berjalan dengan coklatnya menuju kekamarnya dan membuka agendanya yang berisi foto-foto SeoHyun.
Halaman pertama dipenuhi foto seohyun masih sejak gadis itu berkacamata, sedikit kusam, dan selalu menjalin rambutnya.
Lalu foto berikutnya adalah foto-foto buku “20 metode agar senior jadi pacarmu”. Di bawah foto-foto itu, YongHwa menulis kalimat : “BUKU INI SANGAT LUCU TAPI AKU TAHU BETAPA SERIUSNYA DIRIMU”.
Halaman berikutnya masih foto-foto buku itu yang diambilnya dari ruang ganti klub drama. Dan dibawahnya kembali YongHwa menulis kalimat : AKU INGIN BILANG BAHWA KAMU SUDAH BERHASIL DARI AWAL.
YongHwa beranjak ke halaman berikutnya foto SeoHyun yang didandani oleh Tifanny. Dan kalimat di bawahnya : KUJAWAB PADA FANY BAHWA DIA TERLIHAT SAMA, TERLIHAT SAMA YAITU SELALU TERLIHAT CANTIK.
Halaman berikutnya berisi foto-foto tangannya dengan kalimat penjelasan dibawahnya : PEGANG TANGANNYA UNTUK YANG PERTAMA KALINYA.
Dia ingat saat itu adalah ketika dia menolongnya yang hampir terjatuh dari panggung. Detak jantungnya saat itu melaju cepat, dia betul-betul khawatir kalau SeoHyun terjatuh di depannya.
Halaman berikutnya, adalah foto apel yang sudah digigitnya sebelumnya dengan kalimat : MEMBERINYA APEL YANG SUDAH KUGIGIT SEDIKIT.
Halaman berikutnya berisi Foto-foto SeoHyun yang sedang berlatih menjadi mayoret drum band, dengan kalimat penjelasan : CINTA BISA MENANGKAN SEGALANYA KHUSUSNYA RASA TAKUT. SEMANGAT HYUNNIE.
Foto berikutnya adalah foto pertubuhan tanaman mawar yang sengaja ditanamnya untuk dihadiahkan kepada Seohyun di hari valentine. Kalimat dibawahnya seperti ini ; AKU BILANG ITU DARI TEMANKU KARENA AKU GUGUP.
Dan ketika membuka halaman berikutnya, sesak didada YongHwa semakin buncah. Foto itu adalah foto-foto ketika JongHyun menyatakan cintanya pada SeoHyun. Dengan kalimat dibawahnya : HARI INI JONGHYUN MENEMBAKMU. KAU TAHU AKU TERLUKA. MENGAPA WAKTU KITA SELALU SALAH??
Foto berikutnya adalah ketika Seohyun mejadi mayoret, dan halaman disebelahnya ketika JongHyun menggendongnya. Kalimat dibawahnya : KAU TAHU? AKU JUGA INGIN MENGENDONGMU.
Foto berikutnya adalah foto-foto SeoHyun yang semakin cantik. Dengan kalimat penjelasan : HYUNNIE, MAUKAH KAU MENJADI KEKASIHKU.
Yonghwa sampai pada halaman terakhir. Dia mengusap wajahnya nelangsa. Takdir mereka ternyata tidak sejalan. Dia ingat seminggu yang lalu, Jonghyun datang menemuinya dan menceritakan kalau SeoHyun telah mencampakkannya.
“Aku memohon satu hal padamu YongHwa-yah…” UCap JOngHyun saat itu.
“Apa itu??”
“Aku mohon, jangan pacaran dengan SeoHyun.”
YongHwa melihatnya dengan mimik heran. “AKu tidak akan tahan melihat perempuan yang kucintai jadian dengan sahabatku, itu akan menyakiti hatiku.”
Demi mendengar permintaan sahabatnya, YongHwa nelangsa tetapi dia mengiyakan permintaan JongHyun. Tifanny yang tahu perasaannya kemudian menghiburnya dan memberinya satu solusi bagaimana melupakan SeoHyun dan cintanya pada gadis itu. dia mengajak YongHwa untuk jadian dengannya, tetapi mereka tahu kalau cara itu tidak berhasil. Itu kenapa tadi ketika dia mengantar Tifanny pulang sambil mengucapkan perpisahan karena dia akan bergabung di Sekolah Sepakbola dan mungkin akan disekolahkan di Luar negeri untuk mendapat pelatihan Khusus. Mereka kemudian sepakat untuk tidak melanjutkan hubungan mereka.
“Aku tahu bagaimana perasaanmu pada dia, katakan sebelum segalanya terlambat…”
Saat itu YongHwa menggeleng. Tak ada yang bisa dilakukannya. Tetapi dia kemudian bangkit, dia masih bisa melakukan satu hal.
Dia kemudian meraih diarynya, dan memacu motornya menuju halaman rumah SeoHyun. Dia lalu meletakkan buku itu di depan rumah SeoHyun.
“Hyunnie, semoga takdir kita pada akhirnya berujung di jalan yang sama. Sarangheyo…”
_=0o0=_
.EPILOG.
Seoul Plaza City, 2011
YongHwa berjalan masuk dengan bayi digendongannya. Melihat seorang supervisor marketing yang sedang menjelaskan produknya pada kliennya. Dan ketika melihat kehadiran YogHwa, Tifanny, supervisor tadi tersenyum. dia lalu menyuruh asistennya untuk melayani kliennya dan menghampiri YongHwa.
“Gomawoyo, kamu telah menjaga anakku…”
“Sama-sama, anakmu sudah seperti anakku…”
“Bagaimana dengan undangan di acara reality show tivi itu, kau akan datang..”
YongHwa hanya tersenyum lalu berlalu pergi setelah mengacak rambut Tiffany.
-0o0-
MeanWhile @MBC TV…
Seohyun memperbaiki riasan wajahnya, dan kemudian sibuk melambaikan tangannya pada sahabat-sahabatnya dan ibu serta adiknya yang duduk di kursi penonton.
“Omma, onnie terlihat cantik…” ucap adiknya di kursi penonton, dibelakangnya Sunny dan Taeyeon mengiyakan. Disamping Taeyeon duduk Ibu guru Na Yong yang ternyata telah menikah dengan Pak Andy.
“Anneyong Haseyo Yorobun, mari kita sambut tamu kita hari ini Seo JohYun…” Mc minsun kemudian memulai acara talk show itu, dengan memperkenalkan profil singkat SeoHyun. SeoHyun adalah desainer muda Korea Selatan yang berkecimpung di Amerika Serikat, dia datang ke Seoul dalam rangka memperkenalkan rancangan terbarunya untuk winter collection Seoul 2011.
Semua penonton kemudian sibuk memberi aplouse pada SeoHyun.
“SeoHyun-ssi, apakah anda tahu kalau anda juga sangat popular di Seoul?”
SeoHyun tersenyum simpel, “aku masih harus belajar banyak…”
“Anda pernah mengatakan pada salah satu wawancara anda kalau, mianhe, waktu muda anda sangat jelek dan tidak tahu bagaimana berbusana yang baik, sangat berbeda dengan yang sekarang…Apa yang membuat anda berubah sejauh ini…”
SeoHyun mengulum senyum lalu berkata dengan yakin. “Karena aku jatuh cinta pada seseorang…”
“Jatuh cinta? Bisa dijelaskan lebih detail?”
“Dee, dia adalah seniorku. Pemain bola yang sangat tampan sedangkan aku saat itu sangat jelek dan tidak popular. Aku berusaha sebaik mungkin dan sekeras mungkin untuk berubah menjadi cantik dan sempurna agar dia tertarik padaku..
“Apakah akhirnya dia tahu?”
“Dia tahu, tetapi kisah kami tidak berakhir bahagiah. Dan akhirnya akupun pergi belajar di AS, tinggal disana bersama ayahku…”
Para penonton menghela nafas pelan.
“Oh, sedihnya…”
SeoHyun tersenyum. “Tapi kalau dipikirkan lagi, dia adalah inspirasi bagiku. Dia membuatku memakai cinta di jalan yang benar. Tanpa dia dan cintaku padanya, mungkin hari ini aku tidak seperti ini…”
MC dan para penonton kembali bertepuk tangan.
“SeoHyun-ssi apakah anda tahu buku ini??” MC Minsun mengeluarkan agenda tua dan SeoHyun tahu dengan pasti isi agenda itu. agenda tentang sebuah kisah cinta yang terpendam. Sebuah perasaan seorang pria yang ternyata juga menyimpan cinta pada gadis, yang tak lain dirinya. Dia ingat sebelum bertolak ke Amerika, dia melihat buku ini dan menangis karenanya, tetapi dia kemudian menguatkan hati, bertekad untuk melakukan hal yang benar dan menyimpan buku itu di Seoul bersama cintanya. Jika kelak takdir berpihak pada mereka, mereka akan bertemu lagi.
“Dee, aku ingat buku ini…”
“kalau begitu anda juga mengingat pada pemiliknya, Yorobun kita sambut…”
Di tempatnya SeoHyun menggigil.
“…Jung YongHwa-ssi, mantan pemain Seoul FC yang telah berganti karier menjadi Fotografer Profesional…”
Tepukan penonton bergemuruh bersamaan dengan keluarnya seorang pria muda yang terlihat gagah hari itu dengan outfit jas biru di padu dengan jins dan kets, sederhana namun elegan, dengan sebuket bunga dipelukannya.
SeoHyun dengan kaku berdiri menyambut tamu tersebut, mengikuti MC Minsun yang lebih dahulu berdiri.
YongHwa kemudian mendekat dan menyerahkan Buket bunga itu pada SeoHyun.
“Hyunnie, ini untukmu…”
SeoHyun tersenyum grogi lalu meraih bunga itu kedalam pelukannya sambil sibuk menghentikan debaran jantungnya yang berdebar kencang. Astaga, YongHwanya, yang dicintainya selama ini tidak berubah sama sekali. Mereka saling memandang satu sama lain.
“Silahkan duduk..” suara Mc minsun kemudian mengembalikan mereka ke dunia nyata. Penonton bersuit-suit ringan.
“YongHwa-ssi setelah berpisah selama 7 tahun dengan SeoHyun-ssi adakah yang ingin kau katakan padanya??”
YongHwa kemudian menatap SeoHyun. “Ehhmm..aku Cuma ingin bilang…” dia lalu mengeluarkan sebuah kancing dari saku jasnya. “…ini bukan kancing milikku, ini miliknya Chansung-ssi…”
“Owww..” Seohyun bersemu merah, malu mengetahui kenyataan yang ada.
Penonton yang tidak tahu apa-apa Cuma melongo heran.
“SeoHyun-ssi, kalau anda apa yang ingin anda ucapkan pada YongHwa-ssi…”
SeoHyun merasa jantungnya semakin berdebar kencang. “Eng….engggg..aku hanya ingin tahu…apakah Yong Oppa…sudah menikah???”
YongHwa menunduk lalu meremas jari jemarinya pelan, dia tak kalah groginya. “Aku…aku..aku…”
SeoHyun merasa jantungnya semakin berdebar kencang, jika segalanya usai dia harus periksa jantung sepertinya.
“aku…aku…” YongHwa kemudian tersenyum, sekarang atau tidak sama sekali. “Aku sedang menunggu wanitaku pulang dari Amerika Serikat…”
Maka buncahlah studio itu dengan suara riuh rendah segala tepukan dan suitan, sedangkan ditempatnya SeoHyun menangis. Yonghwa maju mendekat dan mengusap pelan wajah yang selalu hadir dalam mimpi-mimpinya itu, menghapus airmatanya. Dan memberikannya senyum hangat yang berbaur cinta.
.END.
Authors Note :
Allow guys..
Untuk FF one shoot ku ini, terinspirasi dari film Thailand yang berjudul sama “FIRST LOVE a.k.a A LITTLE THING CALLED LOVE”.
Honestly, ini adalah Film Thailand pertama yang aku tonton, meski sebelumnya entah tahun berapa (lupa, soalnya saat itu aku masih SD apa SMU) ketika TPI sering menayangkan melodrama dari Negara Gajah Putih ini. Aku masih ingat salah satu judulnya “LADY of THE POOR”, yang jadi melodrama andalan ibuku saat itu. Tetapi hanya itu, setelahnya aku buta tentang dunia perfilman Thailand (Karena yang aku tahu, teman-temanku sua film thai hanya yang bergenre Horor, dan aku anti film horror, bukan Karena penakut yah, cuman gak suka ajha. #Ngeles..heheh..), sampai film ini dibawa oleh temanku. Jadilah aku menontonnya dan aku suka, aku bahkan suka original soundtrack film ini, meski gak familiar di telinga. Aku kemudian kepikiran menjadikannya FF One Shoot versi YongSeo. Dan bagi yang udah nonton film ini, maaf yah kalau “mirip” banget, soalnya buat FFnya sambil nonton ulang film ini..hehehhe..
So selamat membaca ajha yah, dan buat Onnie-onnie tersayang, Peni Purwani dan Neno Haryani, thanks tuk masukannya dan rekomnya. ^^
Last but not least, Keep Healthy guys. Luv U All…
.SJ.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
awalnya aku merasa biasa aja,,,semakin ke belakang semakin suka,,,ngikutin aja alurnya,,,,sampe ke bagian confession *aku orang yang ga bisa menyatakan cinta duluan, jadi kagum sama orang yang berani* yang mengharu biru,,,mulai berkaca2,,,,terus menyadari Yong ternyata menderita karna ga bisa mengungkapkan cinta, aku menangis,,,,
BalasHapusakhirnya aku bisa nangis sambil tersenyum baca endingnya,,,,:)
aaaahh sj.....rah jadi pengen nonton film nya lagi..^^
BalasHapusas usual FF Sj kereenn..
part lagi ngebaso di kantin berasa indonesia bangeeett.. ^_^
penikmat cerita ---> onnie lika bukan?aku follow yah blog nya..keke
sama dunk onni,,ini flm thai roman yg pertama aq nntn,,,awalx nntn sh g trlalu merhatikan alx cewx kliatan biasa aj,,tp ttp nntn krna pemran cowx cakep,,kekek alhasil diri q terhipnotis ma nh flm,,critax keren bgt aplg adegan yg d kolam renang itu,,aq ampe ikt sedih,,*mngkin krna trlalu melankolis y aq,,kekek*
BalasHapusbc ff ini jd ingt kmbli ma flm itu trus byngkn stiap adeganx d ganti ma uri yongseo,,waaahhhh pasti keren bgt y klo flm nh ad d korea trus pemeranx uri yongseo,,kekeke
gamsahamnida y onni pembritahuan ffx,,,^^
n diri q akan nggu ff brux onni,,,onni SJ Hwayting,,\^^/
good morning SJ..
BalasHapusmaaf baru komen.semalam baru baca separuh HPku lsg tiba2 lowbat.
pertama, thanks u/SJ yg seperti biasa bisa buat FF yg menarik u/dibaca wlw buatnya sistem SKS.
kedua, aku ga bisa komen apa2 soal filmnya krn aku blm pernah nonton.klo u/drama Thailand jaman2 SD/SMP pernah nonton (sm tuh Lady of the poor, dll).klo film kyknya blm pernah deh.
Ketiga, aku boleh tanyakan.soalnya ada bbrp hal yg agak bingung bacanya.
1. Jonghyun sebenernya dah sekelas brg Yong sejak kelas 10 atau baru masuk pas kelas 11.krn diakhir bagian 2, dia maksi brg yong, fany, dll.tp dibagian 3 dibilang dia baru pindah.
2.jangka wkt 7 thn itu emang asli dr film thailandnya atu ga?
3.jadi hyun itu pindah keAS pas naik kelas 12 ya?
oh ya kyknnya SJ salah ketik.Bapaknya Yong itu pemain Korsel tp dibawahnya SJ tulis "ayahnya yang gagal mengeksekusi tendangan finalty ketika Thailand ikut di Piala Asia"
maaf ya klo kebanyakan komennya.
btw, pas yong ngasih mangga tiba2 aku jd inget jungshin.hrsnya yong bilang ke hyun: " do you like mango?"
SJ Eonnie daebak :) aq jd penasaran sm drama thailand nya,,, teruz eonn itu di korea emang ad bakso yachh :D,, tapi menurut aq ceritanyta keren !!!
BalasHapusSJ eonnie Emang Daebak
all : hehehhe..gomawoyo, udah bca FFku dan meninggalkan jejak..iya, ini film thailand yang berjudul sama, aku baru sekali nonton film thailand eh langsung kepikiran gimana kalo dijadiin FF yongseo..hehehhe
BalasHapuswah, aku ada yang salah tulis yah, mianhe..gini nih kalo buru2 bikinnya..heheeh...
selesai baca FF ini, aku langsung ntn ulang filmnya. alhasil sepanjang film ngebayangin Yongseo sebagai tokoh filmnya... hehe...
BalasHapushmm... sptinya SJ butuh editor nih... ^^ -neno-
Sebenernya aq udah lama baca ff nya cuma baru sekarang baru bisa ninggalin jejaknya....aq suka ama ff ini tentang anak skolahan...cuma koq endingnya cuma gitu padahal aq pnasaran gimana jadinya yong ama hyun....hehehehehe...*emank kalo crita udah ending pengennya minta lebih...hehehehe...
BalasHapusFighting onnie nulis ff nya....
keren...kyk nntn flmnya,,,hiks,,,hiks,,,trharu bgt,,,baca ni ff,,jd pengen nntn flmnya...
BalasHapuskeren banget...
BalasHapus