Jumat, 28 Oktober 2011

YS IDOL (Chapter 12 "SHOULDER TO CRY ON”)





SJ Entertainment Present :

Serial : “YS IDOL”


Chapter 12 “Shoulder To Cry On”


Lead Cast :
Jung Yong Hwa (CN Blue)
Seo Joo Hyun (SNSD)


Other Cast :

*International Relation Majors (Seohyun Classmate) :
Nicole, Ji Young (KARA), YoSeob (Beast), Jinwoon (2AM), WooYong (2PM), Min (Miss A), Sulli (f(x)), SoHee (WG), Jaejin (FT Island)

* Law international Majors (YongHwa Classmate):
Jonghyun (CN Blue), Hongki (FT Island), Soejin (Girls day), Sunye (WG)

* Business Departement (Siwon Classmate) :
Siwon, Heechul, Kyuhyun, DongHae, SungMin, Yesung (SUJU)

*GI Cheersleaders (BFF Seohyun for Girly Time) :
Jessica, Yoona, Sunny, Tiffanny, Hyoyeon, Yuri, Taeyeon (SNSD), Bekah (After School, Out), Soo Yong(SNSD, in)

*Code Blue (Bandmates YongHwa) :
JongHyun, Jungshin, Minhyuk (CN Blue), HongKi (FT Island)

*TX Band :
Yunho (TVXQ), Kim Joon (T-Max), Jungmo (TRAX), Seolong (2 AM)

*Team Basket GI University :
Siwon, DongHae, Jinwoon, Gikwang (Beast), LeeJoon, Go (MBlaq), Chansung (2PM)
Manajer : Heechul

*Best Appereance : TaecYeon (2PM)

Opening Theme Song : Intuition by CN Blue






Recently Status ;

YooNa Sweet : Please, Bring Back The old times…Ohh, Honestly I need a shouder to cry on T.T


***

@Kediaman Keluarga Jung..

“Jangan dekat-dekat issshhh…” SeoHyun memperingatkan YongHwa sambil menjauh darinya dan memilih duduk di ujung sofa. Sore itu mereka sedang berada di rumah YongHwa. Hari libur seperti hari itu dan di musim penghujan pula mereka lebih memilih menghabiskan waktu bersama kalau tidak di rumah YongHwa atau di rumah SeoHyun jika YongHWa tidak punya jadwal bareng anak Code Blue atau SeoHyun tidak ada jadwal Cheers, kegiatan sosialnya atau sekedar party yang harus dihadirinya sebagai bagian masyarakat jetset ibukota a.k.a high society.

Kembali mereka bertengkar untuk hal sepele, gara-gara rebutan remote TV. SeoHyun ingin melihat acara fashion sedangkan YongHwa ingin melihat live music. Dan YongHwa berhasil mengambil remote TV mengalahkan SeoHyun, jadilah SeoHyun merajuk.

“Jashikkk…Aku juga tidak bermaksud begitu…kepedean…”

YongHwa mengulum senyum pelan lalu duduk dengan diam tepat di ujung sofa satunya, pelan dia melirik kekasihnya yang duduk membatu dengan tangan bersidekap di dada dan terlihat menggemaskan dengan ekspresi serius menatap layar besar TV flat di ruang keluarga YongHwa di belakang perapian. YongHwa sendiri tidak benar-benar ingin melihat live music itu, dia memang cuma ingin mengerjai kekasihnya itu, senang melihat wajah menggemaskan SeoHyun jika sedang merajuk.

Karena gemas YongHwa bergeser satu kali menuju ke arah SeoHyun, SeoHyun berbalik lalu mengerling tajam. “Huuuhhh…” lalu kembali buang muka, meledaklah tawa YongHwa.

SeoHyun kembali mengerling tajam.

“Hahaha..arasho…” YongHwa lalu mengulurkan remote TV itu ke SeoHyun. “Baikan??”

SeohYun dengan wajah berbinar meraih remote TV itu, “Dee, Baikan…ommo…” dan tidak siap ketika tangan terulurnya ditarik YongHwa sehingga tubuhnya masuk ke dalam pelukan YongHwa. Tubuhnya kemudian terjatuh tepat diatas tubuh YongHwa. “Iissshhhh…” ucapnya pelan sambil mendekat berniat menghadiahkan ciuman ke wajah kekasihnya yang tersenyum jahil ketika suara HP YongHwa memecah kemesraan itu. SeoHyun kemudian bangkit dan memberi ruang kepada YongHwa meraih telepon genggamnya dan menjawabnya.

“APA???” SeoHyun terkesiap kaget ketika menemukan YongHwa setengah berteriak dengan wajah yang memucat dan menatapnya dengan tatapan aneh.

“Dee, Hyunnie bersamaku sekarang…Dee…kami akan kesana…” YongHwa kemudian menghentikan pembicaraannya lalu menatap SeoHyun yang terlihat penasaran.

“Waeyo oppa?? Siapa yang menelpon??”

“JongHyun-ah, itu…itu… Yoona-yah…” YongHwa tercekat, bingung bagaimana harus menjelaskan situasinya kepada SeoHyun.

“Kenapa dengan Yoona onnie, oppa??” SeoHyun mendekat ke YongHwa.

“Yoona-yah mencoba bunuh diri…”

“DEE????”


***


Seoul Hospital…


SeoHyun sudah menangis begitu banyak, masih dari pertama dia mendengar berita percobaan bunuh diri Yoona di rumah yongHwa sampai ketika dia tiba di Seoul Hospital bareng YongHwa dan hanya menemui JongHyun di ruang tunggu UGD, sehingga matanya bengkak dan nyaris terpejam. YongHwa hanya memeluknya sejak ia menangis, di ruang tunggu Seoul Hospital. Di depan mereka JongHyun berdiri tanpa menghiraukan sekitarnya menatap pintu kamar UGD Seoul Hospital. Sedangkan dari kejauhan MinHyuk datang bersama JungShin membawa minuman dan beberapa cemilan yang mereka beli di kantin Rumah Sakit. JungSHin kemudian menyodorkan satu kantongan yang berisi roti dan segelas kopi panas kepada YongHwa.

“Ayo makan roti dulu yah Star, sejak tadi kamu belum makan apapun??”

SeoHyun menggeleng. “Shiroo…” suaranya serak, dia kemudian mencoba berdiri. “Aku mau Yoona Onnie…”

YongHwa berdiri dan memeluknya, mencoba menenangkannya. “Star, tenanglah…Yoona-yah akan baik-baik saja…”

“Aku yang salah oppa, aku tidak pernah memperhatikan Yoona Onnie…aku bahkan tidak tahu kalau hubungan orang tuanya bermasalah…hikkksss…aku..aku pikir diantara semua tawanya Yoona onnie bahagiah..hikkksss..padahal..padahal..ohhh..mianhe onnie..chinca mianhee….” YongHwa mengusap wajah SeoHyun yang berurai air mata, dan kembali mengambil tissue dari tas SeoHyun dan menyodorkannya ke SeoHyun yang kemudian menyeka airmatanya dan membersit hidungnya.

JungShin mengusap wajah pelan di tempatnya berdiri, merasa bersalah pula. Dia juga termasuk orang yang lumayan dekat dengan Yoona, mereka bahkan sering berkomplot bersama mengerjai SeoHyun atau JongHyun bareng MinHyuk dan HongKi tetapi justru dia sama sekali tidak tahu apapun tentang penderitaan Yoona. Tak jauh darinya MinHyuk yang juga terlihat bersedih sibuk menekan tuts dan menjawab tanya dari Sulli. Mereka tadi menghabiskan waktu bersama sebelum dia mendapat telpon yang mengagetkan dari JungShin.


Chat Sulli – MinHyuk :

Sulli : Kondisi Yoona Onnie sekarang bagaimana?

MinHyuk : Kami masih menunggui dokter selesai memeriksanya, doakan yang terbaik untuknya…

Sulli : Dee..Mianhe tidak bisa menemanimu disana..

MinHyuk : Dee..tidak mengapa..aku akan menunggu sampai kamu siap mengumumkan hubungan kita pada orang-orang…

Sulli : Gomawoyo…

MinHyuk : Dee…oh iya Rahasiakan juga apa yang terjadi pada Yoona noona saat ini yah, jangan beritahu pada siapapun dan anggap kamu tidak tahu, kasihan Yoona Noona kalau ini sampai menyebar…bahkan pada Nicole, JiyOung dan Min…

Sulli : Dee. Jangan lupa makan..

MinHyuk : Dee..i love you…

Sulli : Love you too…^^



“Ini bukan salah siapa-siapa Hyunnie…jangan salahkan dirimu…”

MinHyuk mendengar kata-kata menenangkan itu keluar dari bibir YongHwa.

Mereka semua lalai, mereka pikir Yoona yang selalu terlihat paling bersemangat dan ceria ternyata menyimpan duka yang dalam. Meski bergelimang harta ternyata Yoona adalah orang yang sangat-sangat kekurangan kasih sayang, dan kasihannya lagi hubungan cinta yang dibangunnya bersama para pria-pria yang menyimpan kasih padanya juga selalu berumur pendek, entah mengapa. Hari ini adalah hari keputusan sidang perceraian orang tuanya, Yoona sebelumnya telah mencoba mencari jalan menyatukan keduanya tetapi hasilnya nihil, jalan terakhir kalau kedua orang tuanya memutuskan bercerai dia mengancam mencoba bunuh diri tetapi kedua orangtuanya tidak menghiraukan ancamannya, dan terjadilah kejadian hari ini. Di dalam ruang UGD selain dokter hanya ada ibu Yoona, ayahnya tidak terlihat di Rumah Sakit hari ini.

Seohyun mulai menangis lagi. Ia menutup wajahnya dengan kedua tangannya dan membungkuk, bahunya berguncang. “Aku tidak percaya ini terjadi…kasihan Yoona Onnie…” katanya di tengah isak tangisnya.

“Dee star…meski tidak percaya kita harus terima kenyataan ini…” YongHwa meraihnya dalam pelukannya dan memeluknya erat-erat. Dia tahu SeoHyunnya akan sangat terguncang oleh hal seperti ini, dia sangat perasa dan memiliki empati yang sangat besar untk sahabat-sahabatnya. Melihat sahabatnya terluka itu sama dengan dirinya yang terluka dan YongHwa bingung bagaimana menenangkan kekalutan yang mendera pada kekasihnya itu, jalan satu-satunya yang bisa dilakukannya sekarang adalah memeluknya erat-erat menyalurkan perasaan tenang kepadanya.

“Yoona onnie ternyata terluka, ternyata bersedih…tetapi kami justru tidak pernah tahu…sahabat macam apa kami oppa…dia tidak pernah menceritakan kisahnya…dia justru yang selalu menghibur kami-kami…otthoke oppa…hikkksss…”

“Hyunnie benar…dia tidak pernah menceritakan apapun tentang kegalauannya…justru dia yang selalu menyediakan bahunya ketika aku bersedih…” suara tercekat dan dalam itu milik JongHyun yang juga tampak sangat menyesali dirinya.

SeoHyun mengurai pelukan YongHwa di sela tangisnya dan melihat Tubuh JongHyun yang membelakangi mereka dan hanya menatap pintu ruang operasi dengan serius. Terlihat dari tubuhnya yang bergetar tak kalah terpukulnya dengannya. SeoHyun mengerti penyesalan JongHyun. SeoHyun ingat beberapa hari terakhir ini Yoona justru sibuk mencemaskan JongHyun yang terlihat bersedih karena masalahnya dengan SoeJin. Yoona bahkan sering terlambat mengikuti latihan cheers mereka karena sibuk menemani sepupunya itu.

“Panda Jelekku sedang bersedih onnie, dia butuh aku…” itu selalu alasan yang dilontarkannya pada Taeyeon jika di tanya alasan keterlambatannya.

Dari kejauhan Tifanny dengan wajah yang terlihat pucat dan sangat cemas mendekat kepada mereka, di belakangnya HongKi berjalan setengah berlari berusaha mengimbangi Tifanny yang tidak lagi berjalan tetapi berlari.

“Hyunnie..yoona, bagaimana Yoona??”

SeoHyun mendongak dan menemukan Tifanny dengan mata berkaca-kaca, tangisnya yang tadi reda kembali meledak. “Fanny Onnie…” Dia berdiri dan berlari masuk ke dalam pelukan Tifanny. “Yoona onnie masih diperiksa..otthoke…”

Tifanny meski dengan mata berkaca-kaca mencoba menahan tangisnya, dia harus kuat demi sahabatnya di dalam sana, dia kemudian memeluk SeoHyun erat dan mengusap punggungnya. “Tenang Hyunnie…Yoona pasti baik-baik saja…”

SeoHyun menghela nafas panjang mencoba meredakan tangisnya lalu mengurai pelukannya.

“Apa alasan percobaan bunuh dirinya?”

HongKi bertanya kepada Yonghwa yang berdiri bersisian dengan JungSHin dan MinHyuk.

“Kedua orang tuanya akhirnya memutuskan bercerai…”

JongHyun meski mendengar kedatangan teman-temannya memilih tidak bergeming, jika bisa dia ingin ikut masuk ke dalam, memastikan kondisi Yoona.

Kemudian satu-persatu anak-anak cheers GI berdatangan, Taeyeon datang bersama SooYoung, HyoYeon dan Yuri, kemudian Sunny datang di antar SungMin dan terakhir Jessica datang dengan TaecYeon yang terlihat bingung harus bagaimana di tengah teman-teman Jessica yang bersimbah air mata, dia sendiri ingin menenangkan Jessica tetapi di satu sisi dia tidak tahu harus berbuat apa, bisa mengantar Jessica ke sini saja adalah kesempatan langka, kebetulan dia berada di Rumah Jessica di hari libur seperti hari ini, dan ketika Jessica mendapat telpon mengabarkan kondisi Yoona diapun kemudian menawarkan diri mengantarnya, dan Jessica yang sebenarnya enggan tidak punya pilihan lain selain mengiyakan tawaran Taecyeon. Dan kebekuan Taecyeon kemudian pecah ketika Siwon terlihat berlari–lari kecil datang bergabung dengan mereka untuk mengetahui kondisi Yoona.

Dan setelah menunggu selama beberapa jam, mereka akhirnya mengetahui kepastian keadaan Yoona, kondisinya baik-baik saja, luka pada pergelangan tangannya yang hampir memutus urat nadinya berhasil di selamatkan dengan baik oleh dokter-dokter bedah ahli. Dan karena berhubung malam telah larut, mereka belum bisa menemui Yoona dan hanya menitip salam buat Yoona pada ibu Yoona dan JongHyun yang memilih menetap menunggui Yoona.


***


Di atas Mobil YongHwa…


SeoHyun berbaring di pundak YongHwa dan mencoba menutup mata, matanya memang terasa berat tetapi dia tidak bisa terlelap, pikirannya menerawang ke mana-mana. Dia kemudian merasakan tangan YongHwa mengusap pelan kepalanya.

“Oppa…”

“Hmmm..waeyo??”

“Kedua orang tua Yoona onnie dulunya pasti saling mencintai yah??”

“Dee, kalau tidak saling mencintai tidak mungkin Yoona-yah bisa lahir begitu saja…”

“Tetapi kenapa mereka berpisah??”

YongHwa menghela nafas panjang. “Cinta saja terkadang tidak cukup menjembatani perbedaan Hyunnie, dan dalam sebuah pernikahan selain cinta dibutuhkan kepercayaan dan tanggugjawab besar.”

“Mereka tidak punya kedua hal itu yah, jadi memutuskan berpisah…”

“Aku juga tidak mengatakan seperti itu karena aku tidak tahu apa penyebab perpisahan mereka. Hanya saja, kehidupan berkeluarga itu lebih kompleks Hyunnie, lebih berat karena tanggung jawabnya lebih besar. Jadi dibutuhkan banyak hal untuk membuatnya bisa bertahan sampai akhir, kematangan mental juga termasuk di dalamnya, nah mungkin mereka termasuk orang-orang yang kalah dari kehidupan ini, tetapi bisa juga mereka memilih berpisah untuk tidak saling menyakiti lebih dalam lagi.”

“Tetapi mereka justru menyakiti Yoona Onnie…”

“Disitulah letak keegoisan mereka, mereka tidak memikirkan efeknya pada Yoona-yah. Seharusnya mereka melepaskan keegoisan mereka demi kebahagiaan anak mereka satu-satunya…”

Kembali diam melingkupi mereka berdua, hanya terdengar suara Phil Collins dengan lagu lawasnya “You’ll Be My Heart”


(Come stop your crying It will be all right
Just take my hand Hold it tight
I will protect you from all around you
I will be here Don’t you cry

For one so small, you seem so strong
My arms will hold you, keep you safe and warm
This bond between us, Can’t be broken
I will be here, Don’t you cry

’Cause you’ll be in my heart
Yes, you’ll be in my heart
From this day on, Now and forever more

You’ll be in my heart, No matter what they say
You’ll be here in my heart, always…)


“Di masa depan, jika Oppa dan aku kelak menikah dan memiliki anak bersama, kita tidak akan seperti orangtua Yoona onniekan? Kita pasti kuat yah Oppa…”

YongHwa menghentikan mobilnya di pinggir jalan malam itu, ketika bintangpun tak bermunculan karena langit tertutup mendung, hanya bulan yang bertahta.

Dia berbalik dan menangkup wajah yang kelihatan pucat karena banyak menangis itu. “Hyunnie, Hidup itu sporadis sayang, kesedihan dan kebahagiaan terjadi secara acak, kita tidak dapat menebaknya dan menolaknya. Pun perpisahan kedua orangtua Yoona-yah meski kita sesalkan, meski berat kita harus menerimanya, dan Yoona pun harus menerimanya. Dan mereka pasti memiliki alasan kuat kenapa melakukan hal itu. Begitupun kelak dengan kita di masa depan Sayang, kita tidak pernah bisa tahu apa yang terjadi tetapi ketahuilah everything happen for a reason, and most definitely for now you are the reason of my existence dan semoga sampai selamanya sayang…”

YongHwa kemudian mencium puncak kepala kekasihnya takjim.


(Why can’t they understand the way we feel
They just don’t trust, what they can’t explain
I know we’re different but, deep inside us
We’re not that different at all

And you’ll be in my heart, Yes, you’ll be in my heart
From this day on, Now and forever more

Don’t listen to them
’Cause what do they know
We need each other, to have, to hold

They’ll see in time
I know

When destiny calls you, You must be strong
I may not be with you, But you’ve got to hold on
They’ll see in time
I know
We’ll show them together
’Cause you’ll be in my heart, Yes, you’ll be in my heart
From this day on, Now and forever more

Oh, you’ll be in my heart
No matter what they say
You’ll be in my heart, always
Always….)


(Phill Collins – You’ll Be in My Heart)


***


Keesokan harinya, Seoul Hospital…


Hujan mengguyur kota Seoul Pagi itu, terlihat dari kaca jendela Seoul Hospital dari ruangan VVIP lantai 5. JongHyun menghela nafas panjang lalu berjalan dari sisi jendela menuju kursi di samping tempat tidur, tempat dimana tubuh lemah Yoona terbaring.

“Kamu tidak ada kuliah?? Pergi kampus deh sana, gak usah menungguiku…Omma juga sudah ke kantor…” pelan suara Yoona tanpa mengangkat wajah dari novel yang dibacanya.

“We need a talk…” JOngHyun mendudukkan pantatnya di atas tempat duduk dan menatap Yoona serius.

Yoona menutup novelnya lalu mengangkat wajah dan memandangi JongHyun. “Gak ada yang harus dibicarakan JongHyungie. Kamu ke kampus gih…”

“Kenapa kamu memilih jalan ini? Bukankah kamu yang mengatakan padaku kalau semua persoalan pasti ada jalan keluarnya? Kenapa justru memilih jalan singkat ini? Dan kenapa tidak berbagi padaku, apakah kamu tidak mempercayaiku? Jujur aku kecewa, ternyata kamu tidak menganggapku sama sekali…”

“Kamu juga ada masalah, untuk apa aku menambah bebanmu…”

“Masalahku dengan Soejin sama sekali tidak ada artinya dibanding masalahmu. Kamu tahu? Aku seperti pengecut dan banci yang malah sering merepotkanmu yang ternyata menghadapi masalah berat ini sendiri..kamu membuatku merasa kecil..”

“Aku tidak berniat seperti itu…”

“Aku tahu tapi tetap saja kenyataannya seperti itu…”

Yonna menghela nafas panjang. “Mianhe…”

JongHyun mengepalkan tangannya. “Jangan meminta maaf, kenapa kamu selalu seperti ini? Kenapa terlalu keras pada dirimu sendiri, kamu harusnya terbuka Yoona-yah, kalau ada masalah ceritakan pada aku, aku keluargamu dan kamu tahu di Seoul kamu satu-satunya keluarga yang aku miiki…”

Yoona menundukkan wajah. Dia bukannya tidak mau menceritakannya hanya saja dia bukan tipe orang yang suka membebani orang lain dengan kesedihannya, baginya kesedihannya cukup dia yang tahu, orang lain cukup tahu kebahagiaannya.

“Mianhe kalau aku keras padamu, aku sayang kamu Yoona-yah, aku sedih melihatmu seperti ini…” JongHyun meraih tangan Yoona, membawanya ke dalam genggamannya. Yoona menatapnya dengan mata berkaca-kaca dan ketika satu butir Kristal jatuh bergulir di pipi Yoona, JongHyun mendekat lalu memeluk tubuh sepupunya itu.

“Menangislah dear jika itu membuatmu lega, menangislah…” lirih JongHyun membisiki telinga Yoona. Yoona semakin tergugu dan membalas pelukan JongHyun erat.

“Aku sedih Panda, aku kecewa, mengapa mereka begitu egois, mereka memang tidak pernah sayang padaku…”

“Aku sayang padamu dear, dan untuk kamu tahu, aku selalu ada buatmu, jika kamu butuh bahu untuk menangis aku akan ada disampingmu…”

Pagi yang terbungkus hujan itu berlalu, meski di luar sana dingin melingkupi kota Seoul tidak di hati Yoona, ada yang menjalar hangat di sana, setidaknya dia tahu ada satu orang yang menyayangi dan akan melindunginya. Satu-satunya orang yang kini bisa diandalkannya sebagai keluarga ketika bahkan kedua orangtuanya pun sudah tidak disampingnya.






***


Yoona yang terbaring di tempat tidur ruang rawat inap VVIP tersenyum pelan saat sahabat-sahabatnya menongolkan wajah di pintu kamarnya.

“Onnie….” Dengan wajah cemas, SeoHyun kemudian datang mendekat dan duduk tepat di sampingnya, diatas tempat tidurnya. “Onnie, kenapa seperti ini? Kenapa tidak berbagi pada kami-kami…”

Taeyeon mengangguk lalu menyusul ke enam lainnya membenarkan pula ucapan SeoHyun.

“Mianhe..chinca mianhe…” lirih suara Yoona dan dengan mata berkaca-kaca dia menatap ke delapan sahabatnya yang terlihat menyesalkan tindakannya. “Aku tahu aku salah, tapi saat itu aku benar-benar tidak tahu harus berbuat apa…aku tidak ingin kedua orangtuaku berpisah meski aku tahu bahkan sebelum ketuk palu hakimpun mereka sudah tidak bisa bersatu lagi, aku hanya ingin punya orangtua yang utuh…”

“Meski kecewa, aku mengerti perasaanmu. Tapi lain kali berceritalah pada kami Yoona-yah, kamu membuat kami sedih dan merasa tidak dianggap sebagai sahabat…” Taeyeon juga mendekat ke samping Yoona di sisi yang bersebrangan dengan SeoHyun. Demi mendengar perkataan Taeyeon yang lain mengangguk.

“Iya nih, kami seperti bukan saudaramu saja…” HyoYeon mengedipkan sebelah mata.

Yoona terenyuh dia lalu memeluk SeoHyun yang ada di depannya dengan wajah sedih, yang lain kemudian bergabung dan saling memeluk.

“Mestinya kita saling menguatkan, That’s what are friends for…”

“Mianhe..chinca Mianhe…” Yoona tergugu di tengah pelukan sahabatnya, ternyata Tuhan sangat baik padanya, meski dia telah kehilangan kasih kedua orang tuanya secara utuh, setidaknya masih banyak yang menyayanginya, dia masih memiliki 8 saudara yang bisa dipercayainya. Dari luar JongHyun yang melihat adegan itu tersenyum pelan.



***






.CHAPTER 12 – END.






Authors Note :

Mianhe guys delay lagi..hehehe..seperti yang pernah aku katakan kalau akhir tahun tuh emang waktu yang krusial bagiku, kantorku suka sibuk sendiri bikin kegiatan macam-macam..hehheheh..semoga kalian selalu sabar menanti yah.

BTW YS Idol ini aku buat kembali pakai system kebut semalem, habis ujian malamnya langsung bikin YS Idol, besoknya kembali kerja..hehehhe..aku buatnya di tengah udara dingin dan ditemani suara Phil Colins itu kenapa di Seoul sedang Musim Hujan dan lagu OSTnya lagunya Phil Colins..heheh..

Tetap tinggalkan jejak kalian yah guys, jangan jadi SILENT RIDERS< soalnya koment kalian PENTING bagiku. Hehehe..and follow my twitter : Sj_Alt

Keep healty guys, luv u all..^^


(photo's : cr : as tagged)

.SJ.

Jumat, 21 Oktober 2011

YS IDOL (Chapter 11 “SECRET ADMIRER”)






SJ Entertainment Present :

Serial : “YS IDOL”

Chapter 11 “SECRET ADMIRER”

Lead Cast :
Jung Yong Hwa (CN Blue)
Seo Joo Hyun (SNSD)


Other Cast :

*International Relation Majors (Seohyun Classmate) :
Nicole, Ji Young (KARA), YoSeob (Beast), Jinwoon (2AM), WooYong (2PM), Min (Miss A), Sulli (f(x)), SoHee (WG), Jaejin (FT Island)

* Law international Majors (YongHwa Classmate):
Jonghyun (CN Blue), Hongki (FT Island), Soejin (Girls day), Sunye (WG)

* Business Departement (Siwon Classmate) :
Siwon, Heechul, Kyuhyun, DongHae, SungMin, Yesung (SUJU)

*GI Cheersleaders (BFF Seohyun for Girly Time) :
Jessica, Yoona, Sunny, Tiffanny, Hyoyeon, Yuri, Taeyeon (SNSD), Bekah (After School, Out), Soo Yong(SNSD, in)

*Code Blue (Bandmates YongHwa) :
JongHyun, Jungshin, Minhyuk (CN Blue), HongKi (FT Island)

*TX Band :
Yunho (TVXQ), Kim Joon (T-Max), Jungmo (TRAX), Seolong (2 AM)

*Team Basket GI University :
Siwon, DongHae, Jinwoon, Gikwang (Beast), LeeJoon, Go (MBlaq), Chansung (2PM)
Manajer : Heechul

*Best Appereance : TaecYeon (2PM)

Opening Theme Song : Intuition by CN Blue








Recently Status ;

SeoStar : Pertandingan persahabatan, GI University vs Seoul University. GI FigHting…Yeeyyyy…^^


4 coment

N-Cole : GI FigHting, My WooNie FigHting..^^

JiYeon : @N-Cole, Ommo My WooNie, Wuueekkkk…
GI FigHting…Yeeyy..yeeyyy…Chansung Oppa FigHting, SarangHeyo…^^

Goddess Sulli : Yaaa..kalian berdua michin yah?? Ini lapaknya Hyunnie, kenapa pada bikin confess di sini sih? Heran ihhh…GI FigHting..^^

Min_42 : Emang dua anak ini centil banget, gak tahu malu… Hyunnie fighting juga yah, Kita-kita bakalan nonton…^^


***


GI University..

Bertempat di hall basket GI University, hari itu di gelar pertandingan persahabatan antara GI vs Seoul University. Pertandingan telah berlangsung dua quarter, dan sekarang memasuki quarter ke tiga dengan skor yang saling berkejaran meski tetap dipimpin oleh GI 98 dan SU 94.

Di pinggir lapangan kedua grup cheers sibuk menampilkan yel-yel terbaik mereka dan berteriak menyemangati team masing-masing. SeoHyun terlihat di barisan Cheers GI dengan senyum yang tak pernah letih di umbarnya. Sesekali dia bertindak gila, alih-alih menyemangati kakaknya yang juga ikut bertanding dia malah berbalik dan melemparkan tatapan mesra ke kekasihnya yang tumben sore itu menyempatkan diri menonton bersama band matesnya di kursi penonton. Taeyon yang kebetulan mendapati tindakan SeoHyun itu mencubitnya pelan.

“ougghhh Onnieee…” SeoHyun mereingis kesakitan, meski senyumnya tetap lebar.

“Kamu itu yah jahil banget, fokus Hyunnie, jangan malah tatap-tatapan terus ama YongHwa-yah…”

“Heehhee…” SeoHyun nyegir lalu refleks kembali berbalik ke YongHwa dan melambaikan tangannya yang dibalas kedipan oleh YongHwa.

“Igoo..igooo..Barusan di kasih tahu udah seperti itu lagi…” Taeyon kembali mencubit SeoHyun.

Anak-anak cheers yang lain tertawa meihat tingkah SeoHyun dan Taeyeon.

“Aku curiga kedatangan YongHwa-yah bukannya mau nonton pertandingan ini tetapi cuma mau melihat Hyunnie tampil, lihat saja matanya tidak pernah lepas dari Hyunnie..aigoooo…” Jessica ikut nimbrung. “Bikin envy ajha…”

“Sejak kapan sih Unnie tidak iri padaku..hahhahah…oowwww…” SeoHyun kembali meringis kesakitan ketika kali ini cubitan datang dari Jessica, berbeda dengan Taeyeon yang mencubitnya pelan, kali ini Jessica melakukannya dengan keras membuat SeoHyun meringis kesakitan.

Di depan sana pertandingan semakin berjalan seru. Heechul sebagai manajer GI University terlihat sibuk mondar-mandir memberi instruksi kepada team GI. Siwon keluar masuk lapangan, sebagai senior dia ditempatkan hanya sebagia pemain cadangan. Pemain muda GI University yang banyak di pakai pada pertandingan kali ini.

Dan akhirnya, pertandinganpun berakhir dengan GI university keluar jadi pemenang dengan skor yang tidak terlalu jauh, 121 – 117.


***


Satu jam kemudian..

SeoHyun melemparkan buket bunga yang tadi tergeletak di atas tasnya ketika dia selesai tampil bersama member cheers GI pada pertandingan persahabatan GI university di parkiran sore itu.

“Starr….” YongHwa menghentikan langkahnya, lalu berbalik memungut buket bunga itu.

“Gak usah dipungut, supaya oppa puas…” teriaknya.

YongHwa menatap tajam SeoHyun yang merajuk sore itu. Meski wajahnya terpasang ekspresi marah SeoHyunnya tetap terlihat imut karena jaket yang dipakainya kebesaran. Jaket itu sendiri notabene adalah jaketnya. Dia tidak akan membiarkan SeoHyun berjalan hanya dengan menggunakan pakaian cheersnya.

“Oppa marahkan karena bunga itu? nah itu aku udah buang. Supaya oppa percaya aku juga tidak tahu siapa pengirim bunga itu dan aku tidak pernah bangga menerima bunga dari orang lain kecuali dari oppa…”

“Aku tidak marah Hyunnie…”

“Oppa bohong, muka oppa ditekuk begitu apanya yang tidak marah…” SeoHyun tahu betul kekasihnya ini, dan YongHwa-nya adalah tipikal cowok yang posesif.

YongHwa menghela nafas panjang. Menemui gadisnya mendapat sebuah rangkaian mawar merah memang membuatnya marah. Dan jujur dia marah bukan ke SeoHyun tetapi kepada pengirim bunga itu, berani sekali mengirim bunga kepada kekasih orang. Ekspresi datarnya tadi karena dia sibuk memikirkan siapa yang berani mengirim bunga ke SeoHyun, apakah anak-anak GI? Setahunya anak-anak GI tahu dengan jelas kepemilikannya atas SeoHyun, kenapa masih ada yang berani mengganggu wilayah teritorialnya. Huufftt.

“Arasho…aku cemburu tetapi aku tidak marah. Okey…”

“Joengmal??”

YongHwa baru saja mau mengangguk ketika seorang pria yang disinyalir pemain basket Seoul University terlihat dari kaos yang dikenakannya mendekat ke arah mereka.

“Anneyong Haseyo…” sapanya sambil membungkungkan badan.

SeoHyun refleks mundur dan berdiri di sisi YongHwa sambil memeluk lengan kekasihnya itu.

“Anneyong Haseyo…” YongHwa balas menjawab salamnya dan membungkukkan badan.

“Nan Taecyeon imnida..Ok taecyeon..” Ucap mahasiswa yang ternyata adalah Taecyeon, Mahasiswa senior Seoul University.

“Oh, aku YongHwa, Jung YongHwa dan ini adalah kekasihku, Seo…”

“Aku tahu, Choi SeoHyun kan?”

YongHwa dan SeoHyun saling bertatap-tatapan. Dari mana dia kenal SeoHyun?

“Aku teman Siwon, kakak SeoHyunnie…”

“Ohhhh…” ucap SeoHyun lirih.

“Dan aku cukup mengenal kalian. Termasuk anda YongHwa-ssi. Beberapa malam yang lalu aku melihat penampilan anda di TX Café,aku hadir disana bareng Siwon, Daebak…”

“Oo…” SeoHyun tiba-tiba berteriak. YongHwa beralih menatap heran kekasihnya itu. “Iya, aku ingat anda. Malam itu anda ngobrol sama Siwon oppakan?”

“Dee…”

“Eheemm…” YongHwa berdehem. Taecyeon dan SeoHyun kemudian mengalihkan perhatian mereka ke YongHwa. “Ehmm, kalau boleh tahu apa maksud anda menemui kami Taecyeon-ssi??”

Taecyeon tersenyum. “Mianhe sebelumnya, aku sangat meminta maaf untuk sebuah kesalahpahaman…”

SeoHyun dan YongHwa saling berpandangan heran. “Kami tidak mengerti?waeyo??”

Taecyeon menggaruk kepalanya yang tidak gatal. “Ehhmm, sebenarnya..sekali lagi maafkan saya..bunga yang berada di tangan YongHwa-ssi itu adalah buket bunga milik saya..mianhe..tetapi sekenanya buket itu ingin saya serahkan ke seseorang dan orang itu bukan SeoHyunnie...” TaecYeon merasa grogi. Dan begitupun YongHwa dan SeoHyun.

“Ohhh…mianhe..aku mengambilnya karena menemukannya tergeletak di atas tasku…” SeoHyun membungkuk bersamaan dengan YongHwa yang menyerahkan bunga itu ke Taecyeon.

“Aniiya…ini kesalahan teman saya. Dia meletakkannya di atas tas anda, yang ternyata berdampingan dengan tas Jessica. Aigooo..mianhe, chinca mianhe..saya merasa tidak nyaman untuk kesalahpahaman ini..kalau anda tidak percaya bisa liat kartu yang ada di dalamnya…”

YongHwa kemudian menepuk jidatnya. “Baboo..” ucapnya pelan, yah seharusnya tadi dia memeriksa apakah bunga itu ada kartu di dalamnya tidak langsung marah begitu saja.benar jika cemburu itu bisa membutakan segalanya. Dia kemudian menarik kartu yang terdapat di dalamnya dan membacanya pelan.



“Hai, Jess
Penampilanmu hari ini awesome. Love it…”
.OT.



“Jess???” YongHwa dan SeoHyun saling berpandangan. “Jess?? Jessica unnie??” Tanya SeoHyun sembari memandangi Taecyeon.

Taecyeon mengangguk mantap. SeoHyun tersenyum ke arah YongHwa dan dibalas kedipan mata oleh YongHwa.

“Teman saya yang saya mintai tolong untuk meletakkan bunga itu di tas Jessica ternyata salah meletakkannya. Saya ingin minta tolong pada Siwon tetapi kamu tahu diakan? Belum-belum dia sudah meledek saya..hehehe..tapi ternyata semuanya malah kacau, tahu begini mending diledek Siwon ketimbang kejadiannya seperti ini..hehe..”

SeoHyun kemudian tertawa kencang. YongHwa yang meski merasa lucu menyikut pelan kekasihnya itu. “Mianhe Taec Oppa..aku tidak bermaksud menertawakannmu, aku pikir ini lucu…”

Di dalam hati YongHwa merasa kasihan sama TaecYeon. Dia salah memiih orang kali ini, jika dia tidak tahan diledek Siwon, dia justru akan lebih tidak tahan direcoki oleh SeoHyun. Ckckck..YongHwa menggeleng kepala pelan. Merasa kasihan dengan masa depan percintaan TaecYeon dengan SeoHyun yang mengetahuinya.

“Jadi oppa secret admirernya Sica onnie yah???”

TaecYeon melemparkan senyum hangat menjawab pertanyaan SeoHyun. “Dan semoga SeoHyunnie mau merahasiakan hal ini yah…”

“Dee..Siap…” dengan bersemangat SeoHyun mengangguk lalu menggerakkan tangannya seperti orang yang sedang hormat. YongHwa mengulum senyum dan menggeleng pelan. Siap-siap ajha Taecyeon.

“Oppa, bagaimana kalau bunga ini biar aku yang menyerahkannya kepada Sica Unnie…”

Taecyeon tersenyum dan mengangguk. “Wah, saya merasa tertolong. Terimakasih SeoHyunnie..”

SeoHyun mengibaskan tangannya. “Bukan sesuatu yang menyusahkan oppa, tidak usah tersentuh seperti itu..hehehhe…”

SeoHyun mengetatkan rangkulannya di lengan kekasihnya dan tersenyum senang, di tempatnya berdiri TaecYeon juga sumringah tersenyum, merasa tertolong oleh SeoHyun. Di lain sisi YongHwa yang sekarang menatap mesra kekasihnya justru merasa kasihan dengan TaecYeon, dia telah salah pilih orang untuk dimintai tolong.


***


SJ Beauty Centre & Health…

Jessica menghentikan mobilnya di parkiran SJ Beauty Centre & Health sore itu. Hari itu SeoHyun berjanji mentraktirnya perawatan lengkap di salon yang baru saja buka di Seoul ini. SJ Beauty Centre dan Health sendiri adalah jasa perawatan kecantikan yang telah memiliki cabang di Negara-negara besar dan berpusat di perancis. Untuk menikmati perawatan kecantikan di SJBCH tidak segampang salon kecantikan lain, seseorang harus mempunyai koneksi yang kuat sebelum memesan tempat di sana dan atau harus merogoh kocek dalam-dalam. Dan ketika tadi SeoHyun menelponnya memberi tawaran padanya jelas saja dia kegirangan. Selain itu, ada yang harus diselesaikannya dengan setan kecil itu, kemarin-kemarin dia selalu bisa lolos tapi hari ini, dia tidak akan lolos dari investigasi Jessica.

Tidak lama dia memarkir mobilnya dan bersiap-siap turun, dia melihat sebuah CJ 7 antik masuk ke halaman parkir SJBCH, dan takjub ketika melihat YongHwa turun dari kursi pengemudi kemudian berlari pelan ke sisi satunya dan membantu SeoHyun turun dengan mengendongnya. Jessica urung turun dari mobilnya dan memilih melihat mereka dari kursi pengemudinya.

“Jessica noona sudah kesini kan?” Ucap YongHwa sambil menurunkan tubuh kekasihnya.

SeoHyun memperbaiki roknya kemudian mengedarkan pandangan dan jatuh pada mobil Jessica yang terparkir.

“Sica Unnie sudah disini, itu dia mobilnya…” tunjuknya ke mobil Jessica. Berhubung kaca mobil Jessica tidak memungkinkan seseorang dari luar melihat ke dalam mobil jadi SeoHyun dan YongHwa tidak tahu kalau ada Jessica di dalam sana.

“Arasho, aku ke TX Café kalau begitu, ngejam bareng anak-anak. Nanti kalau sudah selesai telepon aku yah, biar aku jemput …” YongHwa kemudian memeluk dan mencium kepala kekasihnya.

“Aniiya, oppa tunggu aku di TX ajha, biar nanti Sica unnie yang mengantarku kesana…” Ucap SeoHyun sambil membelai wajah kekasihnya. Dan tersenyum mesra kepadanya.

“Arasho..” Yonghwa mengangguk lalu mengetatkan pelukannya dan mendaratkan ciuman pelan ke bibir kekasihnya dan beranjak pergi menuju mobilnya dan berlalu.

Jessica di tempatnya tersenyum geli lalu turun ketika mobil YongHwa telah berlalu.

“Ckckckkc…” ucapnya sambil menyalakan remote mobilnya mengaktifkan kunci pengamannya. “Kalian ini sudah seperti pasangan suami istri saja...”

“Oh..onnie..aku pikir onnie sudah di dalam..” SeoHyun berbalik dan menemukan Jessica berjalan ke arahnya.

“Aku baru saja tiba ketika melihat kedatangan kalian. Takut menganggu makanya aku memilih tidak turun dan memantau kalian dari dalam mobil…Ciieee…”

“Aiigooo…”

“YongHwa makin kesini makin cakep ajha yah…”

“Onnieeee….” SeoHyun membelalakkan mata. Jessica tertawa terbahak-bahak.

“Arashoo…By the way, kok mendadak nelpon dan mentraktirku disini sih. Kamu ingin menebus dosa yah??” Jessica menatapnya tajam.

SeoHyun tertawa. “Onnie, aku sudah bilang aku tidak melakukan apa-apa, onnie saja yang menuduhku…Buket Bunga, Coklat dan Puisi-puisi itu bukan ulahku, ngapain?? Mending coklatnya buat aku juga..”

“Yah bisa saja itu kamu, secara kamu inikan jahilnya tingkat tinggi…”

“Onnie…”

“Arasho, lalu kok bisa tiba-tiba kepengen mentraktir biasanya juga kamu yang merengek minta ditraktir…”

“Onnie…” SeoHyun merajuk. “Omma dan Yong Oppa Ommoni dapat undangan khusus dari pemilik SJBCH ini, tapi berhubung omma dan Yong Oppa Ommoni sedang di Luar negeri jadi aku ajak onnie ajha untuk memakai freepassnya…”

Jessica mengangguk. SeoHyun memang beruntung memiliki calon mertua seperti ibu YongHwa yang sangat sayang padanya. Jessica tidak heran kalau besok-besok kedua orang tua YongHwa menghadiahkan mobil atau rumah ke SeoHyun sangking sayangnya mereka ke SeoHyun. Ah, dia jadi iri. Kapan yah dia memiliki kekasih juga, loh???? (Author say : AKu juga iri sama SeoHyun disini…hikkkssss,,,Mother in lawnya keren banget…T.T)

“Oh iya, YongHwa ganti mobil yah, habis beli mobil baru??”

“Aniiya, itu salah satu koleksi mobil antik ayahnya. Mobil oppa sedang perawatan di bengkel seperti kita hari ini..hehehe..”

“Oh..” Jessica mengangguk lalu menggamit lengan SeoHyun masuk ke SJBCH.


***


Beberapa Jam kemudian, Di Dalam Mobil Jessica…


Jessica memandang tajam ke arah SeoHyun sambil tetap berkonsentrasi membelah jalanan Seoul malam itu menuju TX Café.

“Now tell me, siapa???”

“Siapa apa??”

“My Secret admirer..aku yakin kamu tahu..palli!!!”

“Aniiya…” SeoHyun menggeleng sambil memasang wajah innocent.

“Kamu gak bakat bohong Hyunnie, terlebih di hadapanku. Buket bunga, coklat, dan puisi-puisi itu kalau bukan kamu setidaknya aku tahu kamu yang jadi kurirnya…emang kamu di bayar berapa? Dan jangan harap karena hari ini kamu mentraktirku aku bisa begiu saja membiarkanmu lolos…”

SeoHyun tertawa. “Onnie lucu deh. Kok onnie bisa tahu…”

“Fany pernah memergokimu mengendap-endap memasukkan sesuatu ke lokerku. Terus Yoona juga pernah melihatmu menyisipkan surat ke tasku…”

SeoHyun merenggut. “Yoona onnie ama Fany onnie gak seru ah…”

“Palli, bilang siapa dalang dibalik ini?? Kamu main cupid-cupidan lagikan?”

“Aniiya onnie…namja itu betul-betul menyukai onnie…”

Jessica menghela nafas. “Aku tahu Hyunnie, tapi sekarang aku butuh nama…siapa dia? Anak GI juga??”

SeoHyun menggeleng.

“Teman kecil kita??” SeoHyun dan Jessica memang adalah sahabat sejak kecil.

SeoHyun kembali menggeleng.

“Siapa Hyunnie??” Jessica sedikit frustasi, rasa penasarannya sudah sampai ubun-ubun.

“Ehmm, Onnie sering kok bertemu dengannya…tepatnya dia sering beredar di sekitar Onnie tapi Onnie tidak memperhatikannya..”

“Ehh..siapa…”

“Love at the firs sight onnie, Dia jatuh cinta pada pandangan pertama saat bertemu dengan onnie di acara Seminar Tahunan GI Kemarin…”

“Ehhh..”

“Dia adalah pria yang bertabrakan dengan onnie ketika onnie buru-buru pagi itu untuk mengisi acara pembukaan Seminar tahunan GI. Sejak itu dia mulai memperhatikan Onnie, rajin mengunjungi Siwon Oppa dan menghabiskan waktu dengannya, di TX pernah loh dia hadir sekali…”

Jessica bengong di tempatnya. Namja yang menabraknya waktu Seminar GI…hmmm…dia ingat sekarang. Tubuhnya tinggi tegap, kulitnya sedikit gelap, wajahnya yah lumayan..tetapi dia tidak mengenalnya, bagaimana bisa dia jatuh cinta padanya??

“Taec oppa kenal dengan Onnie, meski waktu tabrakan itulah pertama kali dia bertemu dengan onnie…”

“Taec???namanya Taec…”

“Oppsss…” SeoHyun membekap mulutnya..”Uhhggg Paboo…”

Jessica membanting stir dan membelokkannya ke pinggir dan berhenti.

“Sekarang ceritakan dengan jelas sama onnie, siapa namanya dan siapa dia sebenarnya???”

“Namanya Ok TaecYeon, Mahasiswa tingkat akhir jurusan bisnis di Seoul University, merupakan salah satu anak sahabat ayah Sica onnie, dan info terpentingnya selain karena dia sahabatan ama Siwon Oppa dan diundang menghadiri Seminar tahunan GI University salah satu alasan kenapa dia datang di GI hari itu juga untuk melihat gadis yang ingin dinikahkan dengannya oleh ayahnya, yaitu Onnie…”

Di tempatnya Jessica sempurna menganga.


***


TX Café…


SeoHyun memandang wajah gagah kekasihnya yang sedang memainkan gitarnya. SeoHyun sendiri sedang duduk di sofa di ruangan praktik anak Code Blue yang di depan sana sedang nge-jam bareng. Setelah memainkan lagu Mr.KIA, lagu baru mereka yang akan dijadiin single, mereka kemudian beristirahat.

YongHwa berdiri dan menghampiri kekasihnya.

“Sica Noona mana?”

“Udah pulang…hehheh…” SeoHyun tertawa ringan.

“Kenapa ketawa begitu? kamu menjahili dia?”

“Aniiya. Aku cuma menjelaskan semuanya ke dia ajha, semua yang aku tahu. Dan aku yakin pasti sekarang dia sibuk meminta penjelasan pada orang tuanya..hahahha..Taec oppa pasti kena getahnya juga..hahhaha..”

YongHwa menggeleng, apa yang dia prediksikan kemarin-kemarin sekarang terjadi. SeoHyun itu bukan tipikal anak yang suka menyimpan sesuatu lama-lama dan dia juga bukan tipikal orang yang tahan bersabar menunggu sampai semuanya tenang, dia selalu terburu-buru. Mungkin karena melihat kelambanan Taecyeon akhirnya dia main tancap gas ajha.

YongHwa mencubit hidung kekasihnya gemas. “Kamu benar-benar deh, kasihan Taec Hyung…”

“Ah, biarin ajha habisnya lambat banget, katanya cinta tapi kok cuman diliatin doing, gemes tahu..”

YongHwa menggeleng lalu menarik tubuh kekasihnya duduk di pangkuannya.

Di depan sana JongHyun memainkan akustik, memetik gitarnya mengiringi HongKi yang menyanyikan lagu lawasnya MatchBox 20, Bent.



If I fall along the way
Pick me up and dust me off
And if I get too tired to make it
Be my breath so I can walk

If I need some other love
Give me more than I can stand
And when my smile gets old and faded
Wait around I’ll smile again

Shouldn’t be so complicated
Just hold me and then
Just hold me again

Can you help me I’m bent
I’m so scared that I’ll never
Get put back together

You’re breaking me in
And this is how we will end
With you and me bent

If I couldn’t sleep could you sleep
Could you paint me better off
Could you sympathize with my needs
I know you think I need a lot

I started out clean but I’m jaded
Just phoning it in
Just breaking the skin

Can you help me I’m bent
I’m so scared that I’ll never
Get put back together

You’re breaking me in
And this is how we will end
With you and me bent

Start bending me
It’s never enough
I feel all your pieces

Start bending me
Keep bending me until I’m completely broken in

Shouldn’t be so complicated
Just touch me and then
Just touch me again

Can you help me I’m bent
I’m so scared that I’ll never
Get put back together

You’re breaking me in
And this is how we will end
With you and me bent

Can you help me I’m bent
I’m so scared that I’ll never
Get put back together

You’re breaking me in
And this is how we will end
With you and me bent


(MatchBox 20 – Bent)



“Aromamu enak…” Ucap YongHwa sambil menciumi punggung kekasihnya yang duduk dipangkuannya dan di pelukannya.

SeoHyun tersenyum sambil menumpukan jidatnya di atas jidat kekasihnya, membelai wajah YongHwa dengan kedua tangannya.Mereka berdua bertatapan.

“Thanks To Ommoni untuk freepassnya di SJBCH…” ucapnya lirih.

“Hmmmm..You Know my star, all I think about is you..”

SeoHyun tersenyum lalu mendaratkan ciuman di bibir kekasihnya, “Na du…”




.CHAPTER 11 – END.



Author say :


Aku cuma mau bilang "AKU KANGEN YONGSEO" hikkkssss....

Tetap ingat untuk koment yah, jangan jadi silent readerss..(T.T)..


(Photos cr ; tagged)





with Luv
.SJ.

Selasa, 18 Oktober 2011

AOD Part 2 (FF YongSeo Couple)






ANGEL’s Or DEVIL’s


SJ Entertainment Present :


ANGEL’s Or DEVIL’s


Lead Cast :
Jung Yong Hwa (CN Blue)
Seo Joo Hyun (SNSD)
KyuHyun (SUJU)
Victoria (f(x))

Other Cast :
Cha Seung Won
JongHyun (CN Blue)
Yesung (SUJU)
MinHyuk (CN Blue)
JungShin (CN Blue)
YooNa (SNSD )
HyunA (4 Minute)


Opening Theme Song : It Has To Be You – YeSung “SUJU”



.Part 2.




Seoul Hospital…


Seohyun masih berdiri menatap kedua tamunya sebelum kemudian tersadar untuk mempersilahkan mereka duduk.

“Mianhe, silahkan duduk…”

“Kamsahamnida SeoHyun-ssi, kami kesini untuk menjenguk Cha Seung Won-ssi…”

Seohyun tersenyum lalu membungkukkan badan kebiasaan orang Korea. “Kamsahamnida atas kemurahan hati kalian untuk meluangkan waktu menjenguk aboji.”

Di tempatnya YongHwa hanya mengikuti JongHyun. Bibirnya kelu untuk mengucapkan sepatah kata. JongHyun juga sebenarnya heran. Tadi yang mendesak untuk menjenguk Cha Seung won adalah YongHwa sendiri tetapi kenapa sampai disini, YongHwa malah cuma terdiam tidak mengucapkan sepatah katapun.

Di lain pihak, Seohyun sendiri entah mengapa merasa antipati kepada Jung YongHwa. Pria muda yang memiliki kekayaan tak terhingga bahkan sampai menguasai perusahaan Ayahnya ini terlihat arrogant di mata Seohyun pada pertemuan pertama mereka ini. Sedari datang sampai sekarang YongHwa hanya diam dan melemparkan tatapan tajam dengan wajah kaku. Jika tidak terbiasa bersikap ramah, mungkin Seohyun sudah memasang tampang menyeramkan juga beruntung ada JongHyun yang selalu mengajak Seohyun berbicara dengan nada menyenangkan.

Tiga puluh menit berada di sana dan berbincang dengan Seohyun, Tuan Cha Seung Won kemudian bangun dari tidurnya. Seohyun lalu mendekati ayahnya dan mengabarkan kedatangan Jung YongHwa. Ayahnya lalu mencoba bangun dan duduk untuk menghormati tamunya itu.

Seohyun membantu ayahnya.

“Jung YongHwa-ssi, JongHyun-ssi kamsahamnida atas kedatangan kalian…” lirih suara Cha Seung Won.

“Oh, Cha Seung Won-ssi. Mianhe jika kami mengganggu anda..”

“Ani… aku malah merasa terhormat dengan kedatangan kalian…”

“Get well soon sir…” kata yang diucapkan YongHwa itu justru terdengar aneh di telinga Seohyun. Dia tidak bisa menangkap adanya kesan baik dalam nada bicara YongHwa. Dan apa itu? sok menggunakan bahasa asing, bertingkah sekali. Mentang-mentang dia lama tinggal di luar negeri. Batin Seohyun.

Seohyun bahkan merasa pengusaha muda itu cuma datang untuk memastikan apakah ayahnya masih baik-baik saja atau sudah berada di ambang kematian, sehingga dia bisa dengan segera menguasai JS Company. “Ckckkckc..just in your dream Jung YongHwa-ssi, selama aku masih hidup kamu tidak akan semudah itu mendapatkan perusahaan ayahku…” Batin Seohyun geram.

“…Hyunnie…” teguran ayahnya mengembalikan kesadaran Seohyun.

“Dee???” dia tidak mendengar apa yang tadi dikatakan ayahnya. “Apa yang tadi Appa katakan?”

“Jung YongHwa-ssi mulai besok mungkin akan sering ke perusahaan dan kamu akan menemani beliaukan?”

Seohyun tercengang, “Menemani manusia arrogant ini??” batinnya pelan. Huhh, hal itu adalah hal terakhir yang akan dilakukannya tetapi demi melihat wajah ceria ayahnya, dia akhirnya mengangguk pelan.

Dia kemudian melirik sekilas ke profil YongHwa yang ternyata juga menatapnya, kembali dengan tatapan tajam. Seohyun kali ini tidak ingin mengalah, dia kemudian memasang tampang datar sambil meneggakkan lehernya, “kalau dia bisa bersikap arrogant, aku juga bisa…” batinnya.

Selama beberapa menit kemudian Ayahnya, JongHyun, dan YongHwa terlibat pembicaraan bisnis, Seohyun memilih diam dan hanya mendengarkan pembicaraan mereka. Meski sedikit membenci YongHwa tetapi jika ingin jujur dia senang pengusaha arrogant itu datang mengunjungi ayahnya, karena Ayahnya kemudian terlihat sedikit bersemangat.


_.-AoD-._


Di Kediaman Jung YongHwa…


JungShin berjalan masuk dengan gayanya yang flamboyan ke ruang kerja YongHwa.

“Hyung mencariku?”

“Cari informasi tentang Cha Seung Won, semuanya sedetail-detailnya termasuk informasi lengkap kedua anaknya...”

JungShin mengernyit tetapi dia kemudian mengangguk mengiyakan permintaan YongHwa. Dia ingin bertanya lebih lanjut lagi tetapi melihat YongHwa sekarang sibuk dengan hal lain, dia kemudian mengurungkan niatnya lalu berjalan keluar.

Di luar dia menemukan kehadiran seorang perempuan muda yang sedang berdiri membelakanginya. Jungshin berdehem dan perempuan itu berbalik menatapnya.

“Ohh..anneyong Haseyo…” perempuan cantik itu menundukkan tubuhnya mengucapkan salam.

JungSHin membalas dengan ucapan yang sama. Dia tidak heran melihat kedatangan wanita muda ini. YongHwa terkenal sangat loyal kepada lawan jenisnya. Dia tidak segan untuk menghabiskan uang hanya memenuhi permintaan wanita-wanita muda yang beredar disekitarnya. Tetapi JungSHin menolak jika YongHwa dikatakan Playboy, Hyung-nya tidak seperti itu. Dia hanya tidak bisa menolak permintaan-permintaan wanita muda itu. YongHwa yang di kenalnya dari sejak pertama adalah orang yang selalu menghormati wanita dan memperlakukan mereka sebaik mungkin, dia tahu apa yang menjadi latar belakang kenapa Hyung-nya melakukan itu. Jung YongHwa adalah seorang yatim piatu dan dari cerita yang didengarnya ibu YongHwa meninggal ketika berusaha menyelamatkan nyawa anaknya. Karena kecintaan kepada ibulah yang akhirnya menyebabkan YongHwa sangat menghormati kaum ibunya.

“Anneyong Haseyo HyunA-ssi. Anda ingin bertemu uri Hyung?”

“Dee…”

“Silahkan duduk dulu, saya akan memberitahu dia tentang kedatangan anda…” JungSHin kemudian kembali berjalan masuk ke ruang kerja YongHwa dengan pikiran yang sebenarnya sedikit menyayangkan kenapa perempuan-perempuan yang beredar di sekitar Jung YongHwa adalah perempuan-perempuan seperti HyunA dan Kawan-kawan, perempuan-perempuan yang punya tampilan keren tapi isi otak tidak ada alias bodohnya ampun-ampunan, sudah gitu pada bertingkah seperti putri kecantikan lagi dan hanya menyukai uang Hyungnya. Dia sangat yain akan hal itu..uhhhggg…

“Hyung…”

YongHwa mengangkat wajahnya dari laptopnya dan menemui wajah JungSHin yang terlihat keruh.

“Waeyo??”

“HyunA-ssi ada di depan dan ingin bertemu denganmu…”

“Oh…” YongHwa menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

HyunA adalah gadis yang di dekatinya demi meloloskan salah satu proyek bisnisnya. HyunA adalah putri dari salah satu chaebol yang juga merupakan kolega bisnisnya. Dia tidak menyangka kalau gadis itu masih akan mengejar-ngejarnya padahal dia telah menegaskan ingin mengakhiri hubungan mereka dan YongHwa juga telah membanjirinya dengan berbagai macam hadiah yang mungkin akan menyenangkan hatinya. Terlebih mereka sudah lama tidak saling berhubungan ketika dia tinggal di luar negeri, hanya sesekali mereka berhubungan. Dan ketika dia kembali menginjakkan kaki di Negara ini, kenapa gadis itu muncul kembali dan masih mengejarnya. Ahhh…ini resiko berhubungan dengan gadis manja dan kaya, keinginannya selalu menjadi prioritas dan kadang mereka tidak peduli pada kepentingan orang lain.

“Hyung…”

“Ehmm,katakan aku sedang sibuk dan akan menemuinya di lain waktu…atau kau katakan kalau aku lagi ada tamu penting…” YongHwa bukannya ingin menyakiti gadis itu tetapi dia tahu akan buruk jadinya jika dia tidak menegaskan dari awal tentang hubungan mereka. Dia akan selalu membuntutinya dan YongHwa tidak mengiginkan hal itu.

JungSHin tersenyum, dia lalu mengangguk. “Okey Hyung…” dia senang dengan jawaban YongHwa. Dia tahu bukan hak dia untuk mengatur kehidupan YongHwa tetapi dia akan sangat tidak setuju jika YongHwa pada akhirnya menikah dengan gadis seperti HyunA. Bagi JungSHin, YongHwa bukan sekedar bosnya tetapi lebih dari itu. YongHwa adalah Kakak dan juga orang tua yang tidak sempat dimilikinya. YongHwalah yang telah membimbing dan menyekolahkannya sehingga dia bisa seperti ini. YongHwalah yang mengangkat derajatnya oleh karena itu dia selalu berdoa demi kebahagiaannya. Dia tahu meski YongHwa terlihat seperti playboy, suka menggelar pesta dan bersenang-senang, terkenal arrogant dan dingin kepada kolega bisnisnya tetapi Hyungnya itu adalah orang yang hangat, penuh dengan kasih sayang, dan bagi JungShin, YongHwa pantas untuk berbahagia karena kebaikan hatinya.

Dia kemudian menemui HyunA dan meminta maaf atas nama YongHwa karena tidak bisa menemui gadis itu. Dia bahkan menawarkan akan mengantar HyunA. Dan batinnya bersorak ketika gadis itu menolak permintaannya karena dia sendiri datang ke kediaman Jung YongHwa menggunakan mobilnya sendiri.

“Tolong katakan padanya untuk menelponku kapanpun dia mempunyai waktu luang…” HyunA menyodorkan kartu namanya dan diterima JungShin dengan baik.

“Dee, akan aku sampaikan…” JungSHin menundukkan badannya ketika HyunA pada akhirnya pamit pulang. Dia tersenyum lalu meremas pelan kertas yang ada di tangannya dan membuangnya ke tempat sampah. “Hyung tidak perlu tahu…”

Diapun tersenyum sinis lalu keluar menuju mobilnya dan mulai mengerjakan apa yang telah diperintahkan YongHwa.


_.-AoD-._


SM Academy…

Yesung melangkah pelan menuju ruang praktek olah vokalnya. MinHyuk yang notabene adalah asisten merangkap manajernya berjalan di belakangnya sambil mengadakan pembicaraan telepon dengan pihak-pihak sponsor yang akan mengkontrak Yesung untuk mengiklankan produk mereka. Alih-alih mendengar pembicaraan MinHyuk, Yesung disibukkan oleh isi pikirannya yang terbebani dengan fakta bahwa ayahnya sedang sakit.

“Waeyo Hyung??” MinHyuk yang telah menyelesaikan pembicaraan teleponnya dan sekarang menjejeri langkah Yesung, mendekat dan melambaikan tangan di hadapannya.

“Ehhhh…maksudmu?”

“Kenapa muka Hyung kecut begitu? Apa ini karena masalah Aboji Hyung?”

Tanpa menjawab pertanyaan manajernya, Yesung malah asyik melangkah dalam diam sambil menunduk dan MinHyuk meski tidak di jawab oleh Yesung tahu kalau pertanyaannya tadi pasti berjawab iya.

“Hyung, aku hanya ingin mengingatkan kalau minggu depan kita harus terbang ke Jepang…”

Inilah yang menjadi isi pikiran Yesung, bagaimana dia bisa menolak showcase yang akan diselenggarakan manajemennya di Jepang? Ini adalah langkah yang bagus demi karier bermusiknya tetapi di satu sisi ayahnya sedang terbaring sakit. sebagai anak, sudah semestinya dia berada di samping ayahnya.

“Hyung???”

“Otthoke MinHyuk-ah…aku harus bagaimana?? Aboji sedang sakit, aku merasa menelantarkan ayah dan Hyunnie jika aku ke Jepang untuk showcase itu…”

“Hyung, kita telah membicarakan hal ini sejak kemarin malam. Ini adalah konsekuensi yang harus Hyung jalani sejak menandatangani kontrak. Hyung tidak menelantarkan mereka, Hyung sedang berusaha menggapai impian Hyung, mencoba membuktikan pada mereka tentang talenta yang Hyung miliki. dan kelak jika Hyung berhasil, Hyung akan membahagiakan mereka…”

“Dee..Arasho…” Ya Tuhan Semoga ayahnya dan saudaranya bisa mengerti jalan yang akan di tempuhnya. Dia tidak mungkin tidak mengikuti jadwal yang telah dikeluarkan oleh manajemennya, SM entertainment, manajemen sekarang yang ditempatinya bergabung terkenal ketat dengan jadwal untuk artis yang mereka orbitkan. Dia tidak boleh seenaknya untuk tidak hadir dalam showcase yang telah mereka persiapkan untuk dirinya. Dia harus mampu bersikap professional terlebih ini adalah jalan hidup yang telah dipilihnya. Semoga Ayah dan adiknya bisa memahami dirinya.


_.-AoD-._


Gedung Perkantoran GotChun Company...

YongHwa sedang menikmati istirahat untuk sejenak melepaskan kepenatan yang sedari tadi melingkupinya, sambil meletakkan laporan lengkap tentang JS Company serta data-data tentang keluarga Cha Seung Won. Dia membelakangi meja kerjanya dan matanya memandang hampa keluar jendela kantor yang sangat bersih, menatap gedung-gedung lain yang betebaran di luar sana. Takjub betapa zaman telah mampu merubah segalanya. Hal yang dulunya tidak mungkin sekarang menjadi mungkin bahkan sangat biasa malah, seperti gedung-gedung pencakar langit di luar sana. Hanya saja resiko yang ditanggung manusia karena kemajuan zaman ini juga sangat tinggi, dunia tak lagi punya batasan, anomalisme merajalela. Manusia tak punya pegangan lagi, segalanya begitu bebas dan sangat hedonis. Dunia hanya diukur dari materi, tidak lagi peduli pada sekitarnya.

Tanpa disadari intercomnya berbunyi dan suara Luna di intercom mampu memecah lamunannya.

“Mianhe YongHwa-ssi…! seseorang bernama HanGung-ssi ingin bertemu dengan anda, tetapi berhubung dia belum buat appoinment jadi aku terlebih dahulu bertanya pada Yo…..”

“Suruh dia masuk!” Perintahnya kepada sekertarisnya itu sebelum Luna menyelesaikan kalimatnya.

“Arasho. Oh iya, disini juga ada wartawan dar …..”

“Aku harus menegaskan berapa kali sama kamu, kalau aku tak mau ada wawancara. Ngerti….!” Ucap YongHwa sinis yang untuk kedua kalinya memotong pembicaraan Luna.

Dalam hati dia menggerutu, menyesalkan keputusannya memberi cuti sementara kepada Nayong-ssi, sekertaris yang cerewet itu sudah seperti keluarganya sendiri sangat mengerti dirinya dan keinginannya. Dia juga tidak pernah merepotkan YongHwa dengan segala urusan yang tidak terlalu penting untuk diketahui YongHwa. Tapi berhubung dia sedang ada urusan keluarga, adiknya menikah di busan, jadi khusus untuknya YongHwa memberi kelonggaran berupa cuti dalam waktu yang cukup lama dan YongHwa meradang sendiri ketika tahu kalau resiko yang ditanggungnya dengan izin cuti Nayong sangat tinggi, Sekertaris penggantinya tidak secakap Nayong dan juga tidak mengerti keinginannya sehingga itu sedikit memberi kerepotan baginya karena agendanya terlalu padat untuk mendapat gangguan-gangguan kecil yang menurutnya tidak perlu ada andai sekertarisnya itu lebih cakap.

Beberapa menit kemudian, seorang pria yang berumur sekitar lima puluhan berdiri diambang pintu ruangannya. Kehadirannya membawa aura tersendiri bagi YongHwa untuk mengenang kembali semua kejadian di masa lalu.

“Kamu jangan mencuri lagi, hiduplah dengan baik…” kata-kata itu sampai sekarang masih membekas dengan jelas dalam ingatan YongHwa. Dan sekarang empunya kata-kata berdiri di depannya dan menurut YongHwa besar kemungkinan dia tidak lagi mengingat siapa Pria muda yang terlihat elegan dengan jas mahal di hadapannya.

“Anneyong Haseyo Han Gung-ssi…” ucap YongHwa sembari membungkukkan badan memberi salam. Han Gung yang masih berdiri di depan dengan terbata juga ikut memberi salam sambil membungkukkan badan. “Anneyong Haseyo…”

Sampai detik ketika Han Gung berdiri di hadapan pemilik 50% saham JS Company ini, Jung YongHwa yang juga notabene adalah Presedir GotChun Company yang bergerak di banyak industry di Korea Selatan ini, salah duanya GotChun Ltd dan Seoul Hotel, dia belum bisa mencerna kenapa dia di panggil ke kantor GotChun Company. Dia hanyalah kepala supermarket di salah satu cabang JS Company yang bergerak di bidang retail dan tidak punya kewenangan untuk berurusan langsung dengan pemilik saham terbesar JS Company ini. Ketika tadi pihak perusahaan menelponnya dan menyuruhnya menemui Jung YongHwa, dia sempat mempertanyakannya tetapi di ujung sana seseorang yang mengaku pengacara Jung YongHwa mengatakan padanya jika Jung YongHwa sendiri yang menyuruhnya menemuinya. Dan disinilah dia sekarang.

YongHwa menatap wajah tua dihadapannya yang terlihat berwibawa, selama ini dia selalu memperlakukan orang-orang semaunya, Jika dia tahu orang itu berusaha menjilat padanya maka diapun membalas orang itu dengan sikap yang penuh dengan basa-basi. Namun entah mengapa dia merasa kalau sosok yang berdiri dihadapannya itu berbeda dengan orang-orang kebanyakan. Dia masih setulus sosok yang dulu di kenalnya.

”Bagaimana kabar anda Han Gung-ssi?? Oh iya silahkan duduk...” YongHwa mempersilahkan Han Gung yang dengan canggung ikut bergabung dengan YongHwa duduk di sofa empuk di ruang kerja YongHwa.

”Dee..aku sehat YongHwa-ssi...bagaimana dengan Anda??” meski ingin mencegahnya tetapi Han Gung tidak dapat menolak rasa tersanjung karena perhatian yang di berikan YongHwa padanya. Astaga, di kalangan bisnis siapa yang tidak mengenal new rookie ini?? Usianya belum mencapai kepala tiga tetapi keberhasilannya menjalankan bisnisnya hingga besar seperti sekarang menjadi buah bibir di kalangan industri. Setahunya banyak pengusaha yang sangat ingin menemui tokoh bisnis satu ini tetapi teramat susah untuk menemuinya, tapi hari ini Han Gung malah mendapat kehormatan untuk bertemu langsung dengannya.

”Aku sehat, terimakasih...” YongHwa meski terkesan dingin dari luar, tetapi pribadi hangatnya mampu tertangkap oleh Han Gung. ”Paman tidak mengenaliku??”

Han Gung mengangguk. ”Semua orang mengenal anda, YongHwa-ssi...”

YongHwa menggeleng. ”Aniiya Paman. Maksudku secara personal paman mengenalku atau tidak??”

”Aku tidak mengerti...”

”Paman masih ingat kejadian 15 tahun yang lalu, paman telah menyelamatkan seorang anak kecil kusam dari amuk massa karena kedapatn mencuri di hari bersalju...”

Han Gung mencoba memeras ingatannya. 15 tahun yang lalu? Di hari bersalju? Setelah beberapa menit akhirnya memory itu muncul di benaknya. Astaga...Han Gung tersentak kaget, dia berdiri seketika sambil membekap mulutnya. Ya Tuhan, bocah kumal ini telah bertransformasi dengan sangat baik..Astaga, apakah dia adalah bocah yang sama??? Lihat betapa gagahnya dia sekarang, dengan wajah yang terkesan dingin dan arrogant di padu dengan outfit yang membungkus badannya setelan jas mewah menanmbah kesan elegan pada Jung YongHwa, astaga bayangkan 15 tahun yang lalu, dia hanya bocah kumal, kurus kering dengan baju kusam. Betapa Tuhan berbaik hati padanya.

YongHwa mengangguk mencoba meyakinkan Han Gung. ”Dee paman...akulah bocah kumal hari itu...”

Han Gung kembali duduk dan terenyak dengan kenyataan yang ada. ”Anda hidup dengan baik YongHwa-yah...”

YongHwa mengangguk. ”Ini berkat paman juga...”

Han Gung menggeleng dengan canggung, ”Anda berlebihan, semua keberhasilan ini tentu karena perjuangan keras anda, YongHwa-yah...”

”Gomawoyo Paman. Anda telah memberikan pemahaman yang baik padaku hari itu..” YongHwa berdiri lalu membungkukkan badan di hadapan Han Gung.

”Aniiya...” Han Gung juga berdiri mencegah YongHwa membungkukkan badan di hadapannya. ”Jangan seperti ini...”

YongHwa bangkit. ”Baiklah. Aku tidak menganggu waktu anda kan?”

Han Gung menggeleng. ”Tentu tidak, dan lagi secara hukum anda adalah bos saya jugakan?”

YongHwa menggeleng. ”Jangan menganggap aku bos paman, anggap aku anak paman...”

Han Gung mengangguk, aura yang dipancarkannya terlalu besar untuk hanya menganggapnya anak. Dia adalah pemimpin sejati. ”Dee..itu adalah kebanggaan untukku...”

YongHwa mengangguk dengan wajah datar lalu bangkit berdiri meraih berkas-berkas yang berserakan di atas mejanya. ”Aku sekali lagi mungkin butuh pertolongan paman...”

”Aku akan membantumu semampuku...”

”Aku sudah membaca laporan lengkap tentang kondisi JS Company yang terkini dan sampai pada satu kesimpulan jika manajemennya memiliki masalah pelik. Para petingginya terindikasi korupsi...”

Han Gung tersenyum kecut, kenyataan itu bukan lagi menjadi rahasia di lingkungan JS Company. Semenjak Cha Seung Won sakit dan kepemimpinan di ambil alih anak perempuannya, kecurangan-kecurangan terus terjadi. Tetapi tidak ada yang mampu mencegahnya karena para petinggi itu adalah keluarga Cha Seung Won, bahkan SeoHyun yang mengambil alih kepemimpinan ayahnya sementara ayahnya terbaring sakit juga memberi kepercayaan sepenuhnya pada paman-pamannya, yang notabene adalah saudara kandung ibunya, dan mereka juga adalah pemilik 20% saham JS Company

”Aku tahu...” Han Gung bergumam lirih. ”Tetapi aku tidak mampu berbuat apapun. Aku hanya kepala supermarket tidak berhak mengambil kebijakan dan mencegah kecurangan terjadi YongHwa-ssi. Aku terkadang kasihan sama Cha Seung Won-ssi dan SeoHyun-ssi. Mereka adalah korban kecurangan keluarganya sendiri...”

YongHwa mengangguk-anggukkan kepala dengan mata menatap tajam. ”Apakah Paman tahu kalau sekarang aku adalah pemilik saham terbesar di JS Company?”

Han Gung menganggukkan kepala.

”Aku berencana akan mereformasi manajemen JS Company, mulai dari jajaran paling atas sampai yang terbawah. Langkah ini aku ambil sebagai bentuk perampingan dan perbaikan di manajemen JS Company...”

Han Gung Mengangguk tanda setuju.

”...Juga salah satu cara menghentikan sistem korupsi yang mulai menggejala di JS Company. Aku tidak ingin perusahaan milikku hancur hanya karena perbuatan-perbuatan tidak bermoral seperti itu...”

”...Dan aku berencana mengangkat paman sebagai salah satu dewan direksi...”

Han Gung terbelalak. Selama bertahun-tahun bekerja di JS Company, bahkan bermimpi untuk menempati posisi itupun tidak pernah terbersit di kepalanya mengingat kapasitas pendidikan yang dimilikinya jelas saja itu tidak mungkin, tetapi sekarang dia ditawari untuk posisi itu. ”Anii..aniiyaaa..YongHwa-ssi. Aku tidak pantas untuk posisi itu, aku tidak memiliki kapasitas un..”

”Paman mampu, aku yakin itu.” YongHwa memotong keberatan Han Gung dengan cepat. ”Dan lagi paman memiliki sesuatu yang tidak di miliki oleh mereka-mereka yang sekarang ada di dewan direksi JS Company. Ketulusan dan rasa tanggung jawab yang tinggi..”

Han Gung menghela nafas berat. ”Kamu tidak mengenalku dengan baik nak, dan mengambil keputusan hanya berdasar hubungan kita di masa lalu itu adalah kebodohan...”

YongHwa berdiri lalu berjalan di jendela. ”Paman juga tidak mengenalku dengan baik ternyata. Aku bukan seseorang yang gampang kalah oleh perasaan Paman. Jika mengandalkan perasaan bagaimana bisa aku membangun kerajaan bisnisku sampai sebesar ini...”

Han Gung mengangguk membenarkan pernyataan YongHwa. ”Percayalah paman, aku mempekerjakan orang-orang ahli dibidangnya termasuk mencari data sedetail mungkin tentang sepak terjang paman selama ini...”

Han Gung terperangah kaget, anak ini jenius.

”Paman pikir hanya karena pernah menolongku di masa lalu lantas dengan mudahnya Paman bisa mendapatkan penghormatanku? Kalau paman beranggapan seperti itu berarti Pa,aman Salah, even paman telah menyelamatkanku di masa lalu, telah menanamkan pemikiran bijak di kepalaku tentang konsep hidup yang baik tetapi jika itu tidak dibarengi dengan perilaku paman sendiri itu hanya sia-sia belaka. Aku respect pada paman dari dulu hingga sekarang, itu karena aku tahu kalau kualitas paman memang memantaskan paman untuk mendapat penghargaan dariku...”

”Ucapan bijak paman hari itu terelefsikan dengan baik dalam keseharian paman. Di hari ketika semua orang menilai segala sesuatunya dengan materi Paman keluar menjadi orang dengan pribadi yang unik dan lain sendiri. Paman tetap berlaku jujur, bekerja dengan dedikasi yang tinggi meski di usia yang sudah tua tidak pernah mendapat promosi untuk bekerja di level yang lebih tinggi juga karena ketulusan dan kesederhanaan paman. Dibanding segala kata-kata bijak, aku pikir Attitude dan Prilaku lebih mampu menyentuh hati orang lain...”

Han Gung terharu di tempatnya duduk. Di dunia ini masih ada seseorang yang menilai kinerjanya sebesar ini, dia bangga akan hal itu. Yah, ditengah kapitalisme yang menggila, ketulusan dan kesederhanaan adalah hal yang mewah.

”Untuk itu, bantu aku paman. Berdirilah di sisiku dan berjalan bersamaku, manjadi pengingatku di saat aku keluar dari jalur yang direncanakan misalnya...”

Han Gung merenung sesaat ketika YongHwa kembali berjalan dan duduk di sofa. Dia lalu menghela nafas panjang.

”Ikut dalam timku paman, untuk menyelamatkan JS Company...”

”Bisakah aku mempercayaimu??”

YongHwa menatap Han Gung tajam. ”Aku tidak peprlu mengatakan apa yang melatar belakangi tindakanku hari ini tetapi aku tulus ingin membantu JS Company Paman. Dan lagi aku adalah pemilik saham terbesar, bagaimana mungkin aku membawa kehancuran bagi JS Company...”

Han Gung sejenak berpikir.

”..Jika paman tidak mau melakukannya untukku, setidaknya lakukanlah demi Cha Seung Won-ssi...”

Han Gung mengangguk, yah dia juga berhutang budi dengan Bosnya yang sekarang terbaring sakit itu. ”Arasho, aku akan ikut dalam timmu. Sedikit informasi untukmu YongHwa-yah, sebaiknya lakukan semuanya dengan cepat karena aku mendengar kabar jika para petinggi sekarang, akan melakukan hal curang dibelakang Cha Seung Won. Mereka berniat mengkhianati Cha Seung Won...”

”Maksud paman?”

”Sisa saham yang sekarang di pegang oleh Cha Seung Won, sedikit demi sedikit akan mereka kuasai. Jika mereka memiliki semuanya yaitu 50% itu tadi dengan sendirinya posisi mereka bisa sekuat kamu sekarang...”

YongHwa mengangguk. ”Kalau begitu aku harus berbicara dengan Cha Seung Won-ssi...”

”Aku pikir itu kurang efektif mengingat kondisi Cha Seung Won-ssi saat ini. Jantungnya mungkin tidak akan kuat jika harus mendengar kabar seperti itu. Cara terbaiknya mungkin mendekati putrinya, SeoHyun agashi...” Han Gung kemudian menggaruk kepalanya pelan. ”Tapi, aku pikir hal itu juga kurang efektif mengingat betapa naifnya SeoHyun Agashi, dia tidak akan mudah dibuat percaya kalau paman-pamannya merencanakan kudeta padanya...”

YongHwa mengangguk mengiyakan, SeoHyun terlalu baik hati. Di ranah bisnis yang melibatkan pertikaian dan kekuasaan orang seperti SeoHyun akan sangat mudah dikibuli. ”Lalu menurut paman, langkah tercepat apa yang sebaiknya harus aku tempuh?”

”Ehhmmm, membeli saham yang tersisapun rasanya tidak akan efektik. Cha Seung Won-ssi tidak akan melepaskan sahamnya.” Han Gung terlihat berpikir keras dan tidak berapa lama dia tersenyum singkat lalu dengan tegas mengucapkan. ”Bagaimana kalau kalian menyatukan saham kalian, Anda dan Cha Seung Won-ssi, dengan begitu YongHwa-ssi bisa menguasai JS Company...”

”Maksudnya??” Ucap YongHwa sambil menyeruput Tehnya yang disediakan oleh Luna tadi bersamaan dengan datangnya Han Gung tadi.

”Menikahlah dengan Uri SeoHyun..”

YongHwa sempurna tersedak.


_.-AoD-._


Kawasan Perkantoran Finn & Partner...


Yoona melangkahkan kaki keluar dari toilet setelah sebelumnya memastikan penampilannya tetap terlihat sempurna. Tidak ada alasan baginya untuk tidak terlihat sempurna meskipun sudah beranjak pulang karena biasanya jam-jam pulang kantor itu adalah jam-jam rawan baginya. Di koridor kantor dia akan bertemu dengan banyak orang. Finn & partner, tempatnya berkantor terletak di Lantai 5 gedung yang menjadi pusat perkantoran dari beberapa perusahaan-perusahaan besar. Itu kenapa di jam-jam pulang kantor dia akan bertemu dengan beberapa eksmud – eksekutif muda – dari perusahaan-perusahaan tersebut. Sebagai lajang metropolitan suka atau tidak suka pengacara muda nan cantik ini di tuntut untuk selalu terlihat sempurna dan menarik di mata lawan jenisnya dan ini juga berpengaruh pada pekerjaannya, dia harus memberi citra yang baik pada Finn & partner.

Tetapi dia lalu menyesalkan keputusannya untuk berdandan ketika dia berpapasan dengan salah satu rekan kerjanya tetapi jarang muncul di kantor ini, Lee JongHyun, di dalam lift. Memilih bersikap cuek Yoona sibuk mengutakatik gadget terbarunya, seri android yang memang menjadi incarannya beberapa hari yang lalu.

“Yoona-yah, baru mau pulang?” tanya JongHyun ramah.

Yoona menganggukkan kepala, “Ehhhmmm...” Jawabnya singkat dan sinis.

“Wah, my lady kelihatannya lelah banget, bawa mobil sendiri gak?”

“Gggrrr...berhenti memanggilku seperti itu!!!” Yoona mengangkat wajahnya dengan geram. Emosinya memang selalu tersulut jika mesti berurusan dengan pemuda di hadapannya ini. Mereka berdua di kenal sebagai pengacara muda yang cerdas di Finn & partner, hanya saja keduanya tidak pernah akur. Tepatnya Yoona yang menolak akur dengan partner kerjanya ini. Yoona terlanjur jengkel dengan JongHyun, kalau mau jujur lebih tepatnya iri. Pria ini meski terkenal flamboyan, lebih sering bercanda, sering seliweran kemana-mana, tetapi selalu mampu keluar jadi pemenang di tiap kasus yang ditanganinya. Sebesar apapun usaha Yoona untuk mengalahkannya, tidak pernah sukses dan sialnya kasus-kasus yang tidak mampu di selesaikan dengan baik oleh Yoona selalu mendapat bantuan dari JongHyun atas perintah langsung Bosnya. Jeremy Finn, pengacara blasteran Amerika Serikat – Korea Selatan ini. Dan yang paling membuat Yoona marah, karena JongHyun selalu bersikap seenaknya dengan dirinya. Apa karena dia pikir semua perempuan-perempuan bertekuk lutut padanya maka dengan gampangnya dia juga akan bertekuk lutut padanya, huuhhh jangan harap. Dia sebisa mungkin menolak pesona JongHyun.

“Ehhhmmm, My Lady kedengaran jelek sih emang, bagaimana kalau My Lovely??”

Yoona menggeram marah dan bersamaan dengan terbukanya pintu lift dia melemparkan tendangan tepat ke tulang kering di kaki JongHyun lalu berlari ke luar lift, Tahu Rasa kamu, batinnya puas.



_.-AoD-._


Kawasan Perkantoran GotChun Company...


“Apa maksud semua ini YongHwa-ssi??” SeoHyun dengan wajah marah melemparkan setumpuk map di atas meja YongHwa yang kaget dengan kedatangan gadis yang mengisi benaknya di kala kesendirian melingkupinya segera berdiri dan keluar dari kursi kerjanya. Dibelakang Luna berdiri mengkeret.

“Mianhe YongHwa-ssi…maafkan saya, saya tidak mampu mencegah kedatangannyanya…” Luna merasa bersalah, tadi SeoHyun bersikeras masuk ruangan YongHwa meski tanpa appointment terlebih dahulu.

YongHwa mengangguk ke arah Luna dan melemparkan isyarat padanya untuk keluar dari ruangan ini. Dia lalu melemparkan pandangan ke arah SeoHyun. Gadis ini benar-benar cantik, gumam YongHwa. Hari itu SeoHyun terlihat elegan dengan blus putih, rok hitam lipit-lipit selutut dan high heels. Sederhana namun terlihat mewah.

“Anda keberatan dengan kebijakanku menyangkut isi berkas ini, Agashi??” YongHwa mengangkat Map itu di depan wajah SeoHyun.

“Apa maksud anda dengan menonaktifkan beberapa direksi yang selama ini telah dipekerjakan Aboji? Dan anda menonaktifkannya tanpa persetujuan kami, anda mengambil keputusan sendiri dan mengeksekusinya juga sendiri…” Ucap SeoHyun geram tanpa putus.

YongHwa mencoba melawan debaran jantungnya. “Aku adalah pemilik saham terbesar di JS Company, dan aku mempunyai Hak untuk memecat siapapun yang aku anggap tidak mampu, hanya membuang-buang duit membayar gaji mereka…”

SeoHyun menggeram. “Kamu….sombong sekali…Kamu pikir dirimu siapa?? Mereka adalah kepercayaan aboji dan telah mengabdi pada aboji selama bertahun-tahun…”

“Kalau begitu sudah cukup pengabdian mereka, biarkan mereka pensiun dengan tenang…” Ucap YongHwa dingin yang ternyata alih-ali bisa mendinginkan api kemarahan SeoHyun, dia malah tambah merasa tersulut melihat sikap sengak pemuda di hadapannya ini.

“Aku tidak menyetujui keputusanmu, dan aku akan menempuh segala cara agar mereka tidak di pecat…”

“Dengan cara apa??? harap anda ingat agashi, aku adalah pemilik saham terbesar…” YongHwa tersenyum sinis.

“Jangan meremehkanku Jung YongHwa-ssi…”

“Arasho. bagaimana kalau kita membuat sedikit pertukaran yang mungkin akan menguntungkan kedua pihak…

“Maksud anda…” SeoHyun tetap meninggikan wajahnya di hadapan Pria arrogant ini.

“Sesuatu yang menguntungkan anda dan menguntungkan aku…”

“Apa itu??” SeoHyun mengangkat alis.

“Aku tidak akan memecat mereka kalau anda mau One night stand denganku, bagaimana agashi??”

Kejadiannya sangat cepat ketika tangan mulus itu mendarat dengan telak di pipi YongHwa, tamparan SeoHyun sendiri tidak begitu keras dan bukan itu yang membuat YongHwa terbelalak kaget tetapi mata indah yang berkaca-kaca di depannya.

“Kamu…kamu adalah manusia yang menjijikkan...” SeoHyun terbata, berusaha meredam kemarahan dan tangis yang telah mendesak untuk keluar. “Aku..aku membencimu Jung YongHwa-ssi…”

Dia kemudian berbalik pergi. Di tempatnya YongHwa membatu.



(I have a smile
stretched from ear to ear
to see you walking down the road
we meet at the lights
I stare for a while
the world around us disappears
it's just you and me
on my island of hope
a breath between us could be miles
let me surround you
my sea to your shore
let me be the calm you seek
oh and every time I'm close to you
there's too much I can't say
and you just walk away
and I forgot
to tell you
I love you
and the night's
too long
and cold here
without you
I grieve in my condition
for I cannot find the words to say i need you so
oh and every time I'm close to you
there's too much I can't say
and you just walk away
and I forgot
to tell you
I love you
and the night's
too long
and cold here
without you
I grieve in my condition
for I cannot find the words to say I need you so)

(Sarah MCLachan – I love You)






.To Be Continued – Part 3.



Author say :

Mungkin episode pertama dan kedua FF AODku ini masih sedikit membosankan dengan banyak penjelasan yang muncul, tetapi ini untuk memperkuat cerita itu sendiri dengan memperkenalkan banyak tokoh. Dan aku mengharapkan kontribusi kalian yang berupa kritikan, saran, atau sekedar sapaan ringan dengan meninggalkan jejak kalian setelah membaca FFku ini..Gomawoyo..


.Luv SJ.

Sabtu, 08 Oktober 2011

YS IDOL (Chapter 10 “Jealous is The sweetest Thing??”)






SJ Entertainment Present :

Serial : “YS IDOL”

Chapter 10 “Jealous is The sweetest Thing??”

Lead Cast :
Jung Yong Hwa (CN Blue)
Seo Joo Hyun (SNSD)


Other Cast :

*International Relation Majors (Seohyun Classmate) :
Nicole, Ji Young (KARA), YoSeob (Beast), Jinwoon (2AM), WooYong (2PM), Min (Miss A), Sulli (f(x)), SoHee (WG), Jaejin (FT Island)

* Law international Majors (YongHwa Classmate):
Jonghyun (CN Blue), Hongki (FT Island), Soejin (Girls day), Sunye (WG)

* Business Departement (Siwon Classmate) :
Siwon, Heechul, Kyuhyun, DongHae, SungMin, Yesung (SUJU)

*GI Cheersleaders (BFF Seohyun for Girly Time) :
Jessica, Yoona, Sunny, Tiffanny, Hyoyeon, Yuri, Taeyeon (SNSD), Bekah (After School, Out), Soo Yong(SNSD, in)

*Code Blue (Bandmates YongHwa) :
JongHyun, Jungshin, Minhyuk (CN Blue), HongKi (FT Island)

*TX Band :
Yunho (TVXQ), Kim Joon (T-Max), Jungmo (TRAX), Seolong (2 AM)

*Team Basket GI University :
Siwon, DongHae, Jinwoon, Gikwang (Beast), LeeJoon, Go (MBlaq), Chansung (2PM)
Manajer : Heechul

*Best Appereance : JunieL

Opening Theme Song : Intuition by CN Blue








Recently Status ;

SeoStar : I Hate This feeling T.T


***


One Day @Go-Chun International University..


Gank nongkrong mahasiswa GI University pagi itu minus JungSHin dan MinHyuk menangkap aura yang tidak seperti biasanya pada diri SeoHyun. Gadis yang biasanya terlihat ceria itu sekarang terlihat lesu, kalau boleh memilih mereka lebih suka jika SeoHyun bersikap jutek seperti biasanya ketimbang seperti sekarang ini, terdiam dengan mata menerawang tidak jelas.

Sully mencolek Min yang sedang sibuk mengunyah snack bareng Yoseob. Min menoleh dan seketika Sully melemparkan isyarat memandang ke SeoHyun yang sekarang sibuk memainkan tabnya, masih terdiam diantara gerombolan anak nongkrong yang ramai pagi itu. Min menoleh ke SeoHyun dan kaget dengan fakta yang terjadi ketika SeoHyun malah mematikan Tab dan Telepon genggamnya ketika keduanya sibuk berbunyi.


Chat : Sulli – Min

Sulli : Si Hyunnie kenapa tuh?

Min : Ommo, kok nanya ke aku sih?

Sulli : Aku bingung lihat tingkahnya dia, dan FYI dia datang ke kampus gak diantarin Yong Oppa…

Min : gotchaa..pasti penyebabnya karena itu, mungkin mereka lagi marahan??

Sulli : masa sih?? Kok gak ada petir gak ada badai tahu-tahu hujan, eh salah maksudnya gak ada tanda-tanda kalau mereka bakalan marahan..

Min : Ya elaahhh, kamu kayak gak mengenal mereka ajha, biasanyakan emang gitu..kemarin mesra eh tahhu-tahu besoknya perang deh…

Sulli : Tapi entahlah, kalau kali ini aku pikir agak lain. Dulu separah-parahnya pertengkaran mereka Hyunnie gak pernah kayak patung kaku seperti saat ini. Kamu liat deh…

Min : Iya juga sih..



Dan mereka berdua terbelalak kaget ketika SeoHyun tiba-tiba berdiri lalu mengambil tasnya, pergi begitu saja. Sulli berdiri dan mengejarnya.

“Hyunnie, kamu kenapa sih?”

SeoHyun menggeleng, “Aku ingin sendiri. Tar kalau ada kuliah, aku di absenkan yah. Aku malas masuk..” dan tanpa mengucapkan kata-kata lagi SeoHyun melangkah pergi meninggalkan Sulli sendiri dengan ketidakmengertiannya.

SeoHyun sendiri meski merasa bersalah pada teman-temannya tetapi tidak bisa berbuat banyak. Pagi itu perasaannya sungguh tidak dapat dimengertinya. dia tahu apa penyebabnya dan dia mencoba berpikir positif tetapi tetap saja hatinya sedih, jenis kesedihan yang tidak dapat ditolaknya.

Dia kemudian merogoh telepon genggamnya, menyalakannya dan menghubung satu nomor, setelah berbicara dengan singkat dia kemudian kembali mematikan HPnya sebelum seseorang menghubunginya. Setelah itu dia melangkah ke depan, ke arah parkiran dan disana Sunny dengan mobil pinknya telah menanti. Seohyun berjalan melangkah dengan lesu lalu naik dan duduk di jok penumpang disisi sunny yang mengendarai mobilnya sendiri.

“Kenapa tiba-tiba berubah pikiran, kemarin aja waktu aku ajak kamu menolak mati-matian…” Ucap Sunny sambil mengarahkan mobilnya keluar dari gerbang GI University dan sekarang membelah jalanan Seoul.

“Hmmm…aku berubah pikiran Onnie…”

Sunny berbalik melihat SeoHyun yang sekarang mengalihkan pandangannya ke sisi jalan.

“Kamu kenapa??” Sunny menangkap ada yang lain dari gadis ini, SeoHyun itu tipikal orang yang gampang sekali terbaca moodnya.

SeoHyun menghela nafas panjang dan memilih mendiamkan pertanyaan Sunny. Sunny yang tahu kalau sahabat yang sudah seperti adiknya sendiri itu sedang bad mood memilih diam dan kemudian menyetel MP3 mobilnya dan memilih lagu Daniel Powter “Bad Day” mengalun di mobilnya.


Where is the moment we needed the most
You kick up the leaves and the magic is lost
You tell me your blue skies fade to grey
You tell me your passion's gone away
And I don't need no carryin' on

You stand in the line just to hit a new low
You're faking a smile with the coffee to go
You tell me your life's been way off line
You're falling to pieces everytime
And I don't need no carryin' on

Cause you had a bad day
You're taking one down
You sing a sad song just to turn it around
You say you don't know
You tell me don't lie
You work at a smile and you go for a ride
You had a bad day
The camera don't lie
You're coming back down and you really don't mind
You had a bad day
You had a bad day

Well you need a blue sky holiday
The point is they laugh at what you say
And I don't need no carryin' on

You had a bad day
You're taking one down
You sing a sad song just to turn it around
You say you don't know
You tell me don't lie
You work at a smile and you go for a ride
You had a bad day
The camera don't lie
You're coming back down and you really don't mind
You had a bad day

(Oh.. Holiday..)

Sometimes the system goes on the blink
And the whole thing turns out wrong
You might not make it back and you know
That you could be well oh that strong
And I'm not wrong (yeah, yeah, yeah, yeeeah)

So where is the passion when you need it the most
Oh you and I
You kick up the leaves and the magic is lost

Cause you had a bad day
You're taking one down
You sing a sad song just to turn it around
You say you don't know
You tell me don't lie
You work at a smile and you go for a ride
You had a bad day
You've seen what you like
And how does it feel for one more time
You had a bad day
You had a bad day

(Oh, yeah, yeaaah, yeah)
Had a bad day
(Oh, had a bad day)
Had a bad day
(Oh, yeah, yeah, yeeeeah)
Had a bad day
(Oh, had a bad day)
Had a bad day...
Had a bad day...


(Daniel Powter – Bad Day)


Hari itu Sunny yang memang tidak memiliki kuliah pagi berencana menghadiri pameran Fotografi yang diadakan oleh Museum Seni Seoul, sejak beberapa hari yang lalu dia mengajak SeoHyun untuk menemaninya tetapi anak itu selalu menolak dengan berbagai alasan, terlebih ketika SeoHyun tahu kalau Sunny dan sahabat kakaknya SungMin yang foto hasil jepretannya ikut di pajang dalam pameran itu sudah mulai dekat dan ini berkat SeoHyun. Sunny tahu kalau gadis yang satu ini sedang ada masalah karena kalau tidak dia pasti sibuk teriak-teriak tidak jelas dan minta traktiran, Sunny kadang heran melihat tingkah preman anak ini yang suka banget malak teman-temannya, minta ditraktir macam-macam padahal dia sendiri adalah anak konglomerat besar di Korea Selatan yang namanya terkenal banget, belum lagi kekasihnya yang juga anak Konglomerat dan YongHwa sendiri tidak pernah tidak melimpahi kekasihnya dengan materi. Sunny kadang iri jika melihat SeoHyun yang asyik shopping pakai kredit card kekasihnya kalau kredit cardnya di blokir oleh orang tuanya karena tagihannya sudah ampun-ampunan parahnya. Tetapi tetap saja SeoHyun suka kalap kalau mendengar kata Traktiran, tetapi hari ini tidak terlihat tanda-tanda itu akan keluar dari bibir mungilnya, dia bahkan terlihat sedih. Dan Sunny bisa menebak ini pasti karena YongHwa, kalau bukan YongHwa siapa lagi??


***


Museum seni Seoul..

SeoHyun melangkah melihat-lihat foto-foto yang tertata apik siang itu di Museum Seni Seoul, sengaja memisahkan diri dan memberi waktu dan ruang kepada pasangan yang sedang dilanda asmara itu.

“Dia kenapa? Hari ini kok lesu begitu?” Tanya SungMin kepada perempuan yang baru jadi kekasihnya itu.

“Entahlah, pasti sedang bertengkar dengan YongHwa lagi…” Sunny memberi penjelasan dengan tidak lupa tersenyum di ujung perkataannya.

Sungmin balas tersenyum, dia lalu memperbaiki anak rambut Sunny dan menyelipkannya di samping telingnya. “Hari ini gak ada kuliah yah?”

Sunny mengangguk. “Dee. Oppa lama gak disini?”

“Kenapa?”

“Kita makan dulu yuk…” Sunny memandang jam tangannya dan melihat arah jarum jamnya telah menunjukkan ke pukul 12.00. tiba-tiba telepon celulernya bordering. Dia melihat satu nama tertera di sana.

“Taeng…” ucapnya ke SungMin. “Yobhuseo…”

“Kamu lagi bareng Hyunnie yah?” ucap Taeyeon dari seberang.

“Dee. Waeyo??”

“Tidak apa-apa, hanya saja YongHwa kelimpungan mencoba menghubunginya tetapi semua HPnya tidak aktif. Baiklah aku akan mengatakan kepada YongHwa kalau dia bersamamu..”

“Taeng..”

“Ehmm, waeyo??”

“Dia terlihat sedih, kalau boleh beri dia waktu. Ehmm, maksudku biarkan dia bersamaku dulu, mungkin dia sedang bertengkar dengan Yong…”

“Tidak, kata YongHWa semalam mereka baik-baik saja. YongHwa juga merasa heran mengapa hari ini dia tidak bisa menghubungi SeoHyun seperti biasa…”

“Lantas kalau bukan YongHwa, penyebab keanehan Hyunnie apa yah?”

“Entahlah. Ok aku akan memberi tahu YongHwa kalau dia bersamamu…”

“Dee, arasho…”

Sungmin melihat ke arah Sunny yang telah mematikan sambungan teleponnya. “waeyo??”

“Yonghwa mencari SeoHyun, karena tidak bisa menghubungi HPnya makanya dia menghubungi Taeng. Katanya mereka tidak sedang bertengkar.”

“Oh, terus kenapa SeoHyun sedih begitu?”

Sunny mengangkat bahu pertanda dia juga tidak tahu. “Kalau begitu kita makan ajha dulu, siapa tahu moodnya dia lebih baik jika sudah makan…”

Sungmin mengangguk dan melemparkan senyum termanisnya kepada Sunny.


***


TX Café …

Tifanny melangkah masuk ke ruang praktek anak-anak Code Blue bareng ama Yoona. Dan entah mengapa jantungnya tiba-tiba berdetak kencang, dia tahu kenapa seperti itu. Di dalam sana ada sosok yang akhir-akhir ini intens mendekatinya, dia sendiri belum punya jawaban untuk proposal cinta yang diajukan oleh sahabat sejak kecilnya itu. Dia menolak menjadikan HongKi sebagai pelarian atas kegagalan cintanya kepada Siwon, itu kenapa dia menolak memberi jawaban cepat tanpa berpikir banyak, dia butuh memikirkan apa jawaban yang terbaik yang akan diberikannya kepada HongKi. Dan akhir-akhir ini sosok itu sudah mulai menguasai hatinya. Tiap tahu kalau dia akan bertemu dengan HongKi jantungnya berdebar kecang. Sensasi ini lama kelamaan disukainya.

“Anneyooonnggg yorroobuunn…” Yoona berteriak kencang, anak-anak Code Blue yang sedang break latihan kecuali YongHwa dan JongHyun yang masih memainkan gitarnya refleks menoleh ke arah mereka.

HongKi ketika melihat Tifanny kemudian berdiri menyambutnya.

“Gak ada kuliah lagi?”

Tifanny mengangguk. “Dee, hari ini sudah selesai kuliahnya..”

“Sudah makan??” Tanya HOngKi lanjut

“Wooiiii…ada aku nih…” Yoona beranjak berdiri d antar HongKi dan Tifanny. “HongKi-yah kamu tidak menanyaiku juga?”

HongKi hanya tersenyum ke arah Yoona.

“Kami sudah makan tadi di kantin kampus.” Jawab Tifanny sambil tersenyum melihat tingkah gila Yoona.

“Hyunnie ama Sunny noona belum datang?” YongHwa bertanya dari tempatnya.

Tifanny dan Yoona serempak menggelengkan kepala. “Mereka sedang menghadiri pameran Foto SungMin Oppa, dia tidak memberitahukan kepadamu?”

YongHwa menggeleng. Dia bingung setengah mati kenapa SeoHyunnya tiba-tiba berkelakuan seperti itu. tadi dia menelpon Sunny hanya untuk memastikan keberadaan SeoHyun dan Sunny sempat menyuruhnya untuk memberi waktu untuk sementara kepada SeoHyun.

Dan tidak berapa lama, seorang gadis kemudian masuk ke ruang praktik Code Blue. JungShin serempak berdiri menyambutnya.

“Kamu udah ditungguin dari tadi nih, payah. Kok telat sih?”

Juniel, nama gadis itu menggeleng pelan sambil tersenyum. Dia lalu membungkukkan dirinya memberi salam dan sekalian mengucapkan maaf atas keterlambatannya.

“Mianhe, aku telat. Tadi kesasar dulu, keliling kompleks GI University sebelum tiba di sini…”

Yoona dan Tifanny saling memandang satu sama lain dengan ekspresi yang sama, siapa gadis ini?

“Dia adalah teman kami, namanya Juniel, dia orang Daehan Mingguk juga tetapi lama tinggal di jepang, kemarin ketika mengikuti festival band kami kenalan dengannya. Dia jago main gitarnya, hari ini kami rencananya nge-jam bareng ama dia…” HongKi yang melihat keheranan pada kedua gadis ini memberi penjelasan. Tifanny dan Yoona mengangguk.

Anak-anak Code Blue plus Juniel pun mulai ngejam bareng menyanyikan lagu LinKin Park “My December”, Tifanny dan Yoona menonton aksi mereka di Sofa kuning yang terletak di sudut. Tanpa mereka sadari kehadiran seorang gadis. Tepat ketika YongHwa sedang menjajal kemampuan gitarnya dengan Juniel sehingga berhadap-hadapan dengan Juniel, tetapi yang terlihat di mata SeoHyun pose mereka berdua terlihat mesra, SeoHyun sedih. Dengan segera dia berbalik meninggalkan tempat itu tanpa kehadirannya di ketahui oleh siapapun yang tidak sempat melihatnya kecuali Sunny yang baru saja mau bergabung dengannya setelah sebelumnya sempat ngobrol di bawah dengan SooYoung.

“Loh, kamu gak masuk?”

SeoHyun menggeleng, lalu menarik tangan Sunny menjauh. “Onnie, antar aku pulang sekarang…”

“Kok….”

Sunny baru saja mau memprotes tetapi dia melihat aura wajah SeoHyun yang benar-benar sedih. Dia lalu mengikuti permintaan SeoHyun tapi tanpa sepengetahuan SeoHyun dia mengirim pesan ke Tifanny.


PM Sunny to Tifanny : (Tadi aku kesitu bareng Hyunnie, tapi Hyunnie menolak masuk entah mengapa. Kalian tidak tahu penyebabnya??)



Tifanny yang mendengar HPnya berbunyi melihat pesan Sunny masuk. Dia lalu membacanya, dan setelah membacanya dia menyerahkannya ke Yoona.

“Aku tidak melihat dia tadi kesini…”

Yoonapun menggeleng. “Aku juga tidak melihat kehadirannya…”

“Sebenarnya ada apa sih??” Tanya Yoona. Tifanny menggeleng. “Aku juga sama tidak mengertinya dengan kamu…”

Yoona dan Tifanny lalu sama-sama memandang ke depan sana, anak-anak Code Blue menyelesaikan latihannya. YongHwa kemudian berdiri dan beranjak meraih tas dan mengecek telepon celularnya. Dia lalu mencoba menghubungi sebuah nama, tapi HP SeoHyun belum aktif. Dia lalu mencoba menghubungi Sunny tapi sama, Sunny pun tidak mengangkat teleponnya.

Dia terlihat uring-uringan di mata Yoona dan Tifanny. YongHwa kemudian mendekati mereka berdua.

“Hyunnie atau Sunny noona belum menghubungi kalian?” Tanya YongHwa gusar.

Tifanny dan Yoona saling berpandangan, lalu Tifanny berucap pelan. “Katanya tadi baru saja Hyunnie kesini, tapi dia urung masuk, entah kenapa?”

YongHwa bingung, dia meremas rambutnya. Ada apa dengan Seohyunnya??

Dia kemudian meraih jaket, tas dan kunci kontaknya lalu beranjak pergi, yang lain bingung melihatnya berlalu pergi begitu saja.

“Dia kenapa?” HongKi mendekati Tifanny dan duduk disisinya.

“Tadi Hyunnie kesini tapi entah mengapa dia urung masuk…”

HongKi menggaruk kepalanya yangtidak gatal. “Mereka berdua itu sama anehnya, selalu bertengkar tetapi ujung-ujungnya tidak tahan kalau harus berpisah lama…”

“Tapi mereka sedang tidak bertengkar, entah kenapa Hyunnie hari ini tingkahnya aneh. Oh iya, bagaimana konser Linkin Parknya kemarin…”

Hongki mengacungkan jempolnya. “TOP banget, aksi panggung mereka canggih benar…”

“MIanhe, tiba-tiba tidak bisa ikut nonton…”

HongKi mengangguk, “Tidak apa..” sambil tersenyum ke Tifanny. “Oh iya…” tiba-tiba HongKi mengingat satu hal. “Kemarin sehabis menonton konser Hyunnie memang telihat berbeda, dia tidak seperti biasanya?”

“Ehhh..” yonna dan Tifanny sama-sama serius melihat HongKi.

“Dee…dia sedikit murung ketika kita selesai menonton Linkin Park, tetapi aku pikir itu hanya karena dia kelelahan…”

Tifanny dan Yoona ikut manggut-manggut, dan ketika HongKi melemparkan pandangan melihat ke tiga Band matesnya sedang sibuk bercanda dengan Juniel tiba-tiba sesuatu terbetik di kepalanya.

“Apa mungkin Hyunnie cemburu yah??”


***


Kediaman Choi…

SeoHyun menghabiskan sorenya dengan berkeliling bersepeda di taman yang terletak di halaman belakang kediaman Choi yang sangat luas. Dia mengayuh sepedanya mengelilingi danau kecil yang ada di taman mereka.

Sepulang diantar oleh Sunny siang tadi, dia kemudian menghabiskan me timenya dengan beristirahat lalu menikmati sorenya sambil mengayuh sepeda, hal yang telah lama tidak di lakukannya. Dia memutuskan semua akses yang bisa dilakukan orang-rorang untuk menghubunginya, termasuk menekankan kepada pelayan di rumahnya untuk mengatakan drinya tidak sedang di rumah jika ada yang mencarinya, siapapun dia, bahkan jika itu kakaknya.

Dia tahu Siwon tidak akan pulang ke rumah di saat seperti ini, jadi tidak mungkin tidak percaya dengan penjelasan dari pembantunya dan kedua orang tuanya sedang berada di luar negeri untuk urusan bisnis.

Dari penjelasan pembantunya, tadi siang ketika dia istirahat siang sehabis diantar pulang oleh Sunny, YongHwa datang mencarinya tetapi dia kemudian pulang setelah pembantunya mengatakan dia tidak di rumah, meski awalnya YongHwa tidak percaya dan minta diantar di kamarnya yang ternyata kosong akhirnya YongHwa percaya dan memilih pulang. SeoHyun sendiri entah mengapa punya feeling yag kuat, dia kemudian beristirahat di kamar tamu kediaman mereka.

Dia bukannya menghindar dari YongHwa, kekasihnya itu sama sekali tidak melakukan kesalahan kali ini, tetapi sungguh dia tidak tahu bagaimana menghadapi perasaan sedihnya kali ini. Dia cemburu. Dan ini untuk yang pertama kalinya dirasakannya dan ternyata sangat menganggu. Tetapi meski tahu ini mengganggu tetap saja dia tidak bisa mengalahkannya. Jadi seperti ini perasaan kekasihnya jika dia cemburu pada namja-namja yang lain.

Dia selama ini tidak pernah merasa cemburu meski YongHWa dikelilingi oleh gadis-gadis cantik dan fashionable karena dia merasa dia dapat mengalahkan gadis-gadis itu. tapi kali ini gadis yang dicemburuinya sama sekali buka sepertinya. Gadis ini tahu music dan bahkan sangat pandai bermain music, jika selama ini SeoHyun terkadang cemburu dengan aktifitas ngebandnya YongHWa begitupun kali ini, dia cemburu pada Juniel.

SeoHyun berflashback pada kejadian ketika mereka menonton konser music Linkin Park malam lalu, YongHWa terihat santai ngobrol soal music dengan Juniel, dan di mata SeoHyun kedekatan mereka lebih intim meski tidak ada kontak fisik, SeoHyun tahu, YongHwa tidak punya perasaan pada gadis itu dan begitupun sebaliknya, dia yakin cinta Yong hanya untuknya tetapi tetap saja dia merasa sakit hati. Mereka punya kesamaan minat, hal yang mereka obrolkanpun nyambung, dan bagi SeoHyun itu menyakitkan karena dia tidak bisa seperti Juniel. Dan daripada dia uring-uringan terus dan bisa jadi semakin memperkeruh suasana, itu kenapa dia memilih menghindar dari YongHWa untuk sementara waktu dan untuk mendinginkan kepalanya.

Dia sedang sibuk mengayuh sepedanya dan tanpa disadarinya seseorang asyik memperhatikan tingkahnya dari kejauhan. Yonghwa setelah berusaha mencari keberadaan SeoHyun sesiangan, dan menemui fakta kalau gadisnya sebenarnya ada di rumahnya, dia lalu kembali berbalik ke kediaman Choi. Para pelayan mengatakan kalau SeoHyun sedang tidak di rumah pun kemudian memilih menyerah dengan mengatakan fakta yang sebenarnya. Dan disinilah dia sekarang, berdiri menyaksikan gadis yang selalu mampu membuatnya uring-uringan dengan tingkah tidak jelasnya tetapi sangat dicintainya itu.

Dia membiarkan SeoHyun menyelesaikan satu putaran sepedanya sebelum berjalan mendekati SeoHyun yang sedang beristirahat.

“Hai…”

SeoHyun mengangkat wajahnya dan terbelalak kaget melihat kehadiran YongHwa.

“Oppa..” dia lalu ikut berdiri.

YongHwa menatap wajah SeoHyun dalam-dalam, sedangkan yang di tatap memilih mengalihkan perhatiannya kemana-mana asal tidak jatuh pada mata tajam yang sedang memandangnya itu.

“Seharian sibuk menghindar, kenapa?”

SeoHyun menggeleng dan memilih menundukkan wajah, kakinya sibuk mengais tanah yang berada dibawah pijakannya.

“Lalu apa namanya kalau datang ke TX tapi tidak masuk…” SeoHyun mengangkat wajahnya kaget dengan kenyataan yang diketahui YongHwa. “..dan apa maksudnya memberi tahu pelayan kalau kamu sedang tidak berada di rumah?”

SeoHyun menghela nafas panjang dan kembali memilih menunduk. “Hyunnie, jawab aku…” desak YongHwa.

Seohyun memilih berkeras menolak menjawab pertanyaan YongHwa. “Tidak ada apa-apa, dan tidak ada maksud apa-apa, kalau oppa hanya mau marah-marah datang kemari pulang saja sana…” ucapnya ketus.

YongHwa terbelalak kaget, gadisnya ini tidak biasanya sekasar ini. “KAmu kenapa sih?”

“Aku sudah bilang kan kalau aku tidak apa-apa, oppa tidak punya telinga yah…”

“Hyunnie…”

Alih-aih memperhatikan YongHwa, Seohyun anteng memilih membalikkan badannya meninggalkan sepedanya dan YongHwa untuk berlalu pergi. YongHwa menepuk jidatnya dan merutuk dalam hati, Perempuan benar-benar makhluk yang sulit dipahami. Dia kemudian mengejar SeoHyun. Dia dan ketika SeoHyun berada dalam jangkauannya dia menangkap pundak SeoHyun lalu membalikkan badan SeoHyun menghadapnya dan terbelalak kaget melihat mata indah itu berair. SeoHyunnya menangis, tapi kenapa?? Batinnya bingung.

SeoHyunpun tak kalah kagetnya kedapatan sedang mencoba menahan tangis, dia lalu mengerjap-ngerjapkan matanya mencoba menahan butiran bening itu keluar dari matanya.

“Star, waeyo??”

Mendengar nada lembut penuh sayang itu, SeoHyunpun tak kuasa lagi menahan tangisnya, dan selanjutnya dia mulai segugukan membuat YongHwa merasa bersalah dan menarik tubuh kekasihnya itu, memeluknya erat. Astaga kenapa seperti ini??

“Mianhe Jagiya, chinca mianhe..” Ucapnya pelan berbisik di telinga SeoHyun yang tambah kencang tangisnya. “Hyunnie…jangan menangis, jeballl…”

“Aku..ben..ci Oppa..tetapi..di..atas sega..lanya..aku benci ..diriku..sendiri…” ceracau SeoHyun di tengah tangisnya. YongHwa membiarkannya menangis selama beberapa menit sambil mengusap pelan rambutnya dan menenggelamkan SeoHyun dalam pelukan eratnya. Setelahnya YongHwa kemudian melepaskan pelukannya lalu mengusap wajah cantik itu yang telah reda tangisnya. Dia lalu menarik tubuh SeoHyun untuk duduk di atas ayunan kayu yang terdapat di taman kediaman choi.

“Sekarang coba tarik nafas dalam-dalam lalu hembuskan pelan…”

SeoHyun melakukan instruksi YongHwa lalu setelah nafasnya kembali normal dia kemudian terdiam.

“Nah, sekarang ceritakan kenapa kamu membenciku dan membenci dirimu sendiri..” Ucap YongHwa sambil menggenggam tangan out dan mengusapnya dalam genggamannya.

SeoHyun kembali menarik nafas panjang lalu berucap dengan lirih. “Aku benci pada diriku sendiri yang tidak bisa mengontrol perasaanku, aku benci pada diriku yang tidak bisa mengimbangi hobby oppa, aku benci perempuan yang bisa bermain musik sehingga oppa kagum padanya, aku benci oppa karena…karena…”

“Karena apa??” ditempatnya jika ingin jujur YongHwa sebenarnya ingin tertawa, sepanjang hubungannya dengan SeoHyun yang telah berjalan selama kurang lebih lima tahun ini, dia tidak pernah melihat kekasihnya cemburu sampai seperti ini. Biasanya hanya dia yang selalu cemburu, dan ini untuk pertama kalinya SeoHyun bertindak seperti ini, dan meski senang mendapati kenyataan SeoHyun cemburu padanya tetapi jika tindakan SeoHyun seekstrem hari ini, tadi ketika kekasihnya ini tiba-tiba menangis kencang jantung YongHwa mencelos, serasa hampir copot, sensasi yang bisa membunuhnya jika SeoHyun sering-sering bertindak out of control seperti ini.

“..Karena Oppa membuatku bertindak seperti ini…karena oppa telah membuatku mencintai oppa sampai sedalam ini..aku benci…”

YongHwa kembali meraih tubuh SeoHyun masuk ke dalam pelukannya lalu mulai mengusap pelan kepalanya dan menjelaskannya satu-satu.

“Perempuan yang pandai bermain music itu namanya JUniel, dia adalah teman JungShin dan catat yah aku tidak pernah kagum padanya, aku menganggapnya tidak lebih dari seorang teman, sama seperti teman-teman bandku lainnya. Dan lagi ini yang paling penting, aku mencintai kekasihku teramat sangat mencintainya meski gadisku itu manja, cengeng, pemarah, suka seenaknya sendiri, keras kepala, boros tetapi aku mencintainya dengan sepenuh hatiku lengkap dengan kekurangannya, karena dia juga punya banyak kelebihan , dia cantik, baik hati, ringan tangan, dan diatas segalanya dia mencintaiku sama seperti aku mencintainya, dia selalu ingin membahagiakanku.. bagiku hanya dia bintang hatiku itu kenapa aku memanggilnya dengan sebutan star, dan tidak ada yang bisa menggantikan posisinya di hatiku…”

Seohyun yang sedang berada di dalam pelukan hangat YongHwa tersenyum simpul mendengar kalimat panjang itu. dan ketika YongHwa mengurai pelukannya, dan kemudian memandangnya. Diapun balas memandang kekasihnya itu mesra.

“I Love You Hyunnie, hanya kamu. Aku tidak butuh perempuan yang pintar main music, untuk apa? Aku kan sudah jago main music. Aku mencintaimu dengan segala kekurangan dan kelebihanmu dan aku tidak memintamu untuk dapat mengimbangi hobbyku, aku hanya memintamu untuk selalu disisiku, berada dalam jangkauanku. Jangan menghindariku seperti hari ini..”

SeoHyun mengangguk. YongHwa kemudian membelai wajah cantik itu lalu mendekatkan wajahnya.

“Kau. Hanya kau Hyunnie…” YongHwa tidak memberi waktu SeoHyun untuk berucap apapun lagi ketika dia mendaratkan bibirnya di atas bibir SeoHyun. Bibir YongHwa menciumnya lama. Satu hal yang disukainya sehabis pertengkaran-pertengkaran kecil mereka adalah endingnya dan sikap mesra YongHwa yang ditujukan hanya untuknya.


***


TX Café…

Anak-anak Code Blue malam itu tampil sebagai guest star TX Café, showcase yang dihadiri khusus member-member TX café yang terdiri dari mahasiswa elit GI university dan penonton umum yang terdaftar sebagai member di TX Café.

Siwon yang masih menggunakan baju kerjanya menyempatkan diri bergabung bersama classmatenya yang lebih dulu hadir di TX café malam itu. dia datang bersama Taecyeon, mantan ketua dewan mahasiswa Seoul University yang ternyata juga adalah anak dari kolega bisnis ayahnya. Ketiak dalam perjalanan menuju TX café tadi Taecyeon menelponnya dan mengatakan ingin bertemu dengannya, Siwon kemudian merekomendasikan TX café sebagai tempat untuk bertemu dan Taecyeon tidak menolaknya.

Dan disinilah Taecyeon sekarang, dari kejauhan dia melihat kehadiran seseorang yang memang ingin ditemuinya itu kenapa dia mengajak Siwon bertemu. Dia sedang bercengkrama dengan sahabat-sahabatnya dan didepan sana anak-anak Code Blue plus satu penyanyi cewek yang gabung dengan mereka menyanyikan lagu Linkin Park, My December.

Dan setelahnya YongHwa tampil solo menyanyikan lagu lawas milik Goo Goo Dolls, dengan tatapan tidak pernah lepas dari wajah SeoHyun. Di tempatnya SeoHyun menikmati lagu itu sepenuh hati.

“Mukamu partitur musik yah??” Sunny membercandai SeoHyun yang tidak melepaskan pandangan dari wajah kekasihnya.

“Waeyo onnie??”

“Itu lihat ajha YongHwa tidak melepaskan pandangannya dari wajahmu..hahahha..” yang lain ikut tertawa mendengar ucapan Sunny, sedangkan SeoHyun ditempatnya hanya mengulum senyum.



And I’d give up forever to touch you
’cause I know that you feel me somehow
You’re the closest to heaven that i’ll
Ever be
And I don’t want to go home right now

And all I can taste is this moment
And all I can breathe is your life
’cause sooner or later it’s over
I just don’t want to miss you tonight

And I don’t want the world to see me
’cause I don’t think that they’d
Understand
When everything’s made to be broken
I just want you to know who I am

And you can’t fight the tears that ain’t
Coming
Or the moment of truth in your lies
When everything feels like the movies
Yeah you bleed just to know you’re alive

And I don’t want the world to see me
’cause I don’t think that they’d
Understand
When everything’s made to be broken
I just want you to know who I am

And I don’t want the world to see me
’cause I don’t think that they’d
Understand
When everything’s made to be broken
I just want you to know who I am

And I don’t want the world to see me
’cause I don’t think that they’d
Understand
When everything’s made to be broken
I just want you to know who I am

I just want you to know who I am
I just want you to know who I am
I just want you to know who I am


(Goo Goo Dolls – Iris)






.CHAPTER 10 – END.


.SJ.