Sabtu, 02 Juli 2011

IMAGINE Part 13









PART 13

MBC Entertainment  Present : “IMAGINE”

Episode : 13


Cast :
Jung Yong Hwa (CN Blue) a.k.a Lee Yong Hwa
Seo Joo Hyun  (SNSD)  a.k.a Park Seo Hyun
Yoon Eun Hye  a.k.a Lee Eun Hye
Joo Ji Hoon   a.k.a Joo Ji Hoon
Im Yoona  (SNSD)  a.k.a Kim YooNa
Oc Taecyoon (2PM)  a.k.a Park TaecYoon


Other Cast  :
TOP (BigBang), Jungshin, Jonghyun, & Minhyuk (CN Blue), Jokwon(2AM)
Simon D (Supreme Team)


Opening Theme Song : Imagine by CN Blue





@Kediaman Park di Wilayah Gangdong

Seohyun baru saja bangun dan masih mengenakan baju tidurnya, ketika Yoona melangkah masuk ke kamarnya.

“Onnieee…” Teriaknya gembira melihat kehadiran Yoona. “Pagi sekali sudah ada disini? Taec Oppa mana?”

“Dia sedang menemui Haraboji.” Yoona melangkah mendekati tempat tidurnya sambil membawa sebuah Koran. “Kamu sudah baca koran pagi?”

Seohyun yang sedang menggelung rambutnya menggeleng. “Anii, memangnya ada apa lagi kali ini Onnie?” dia kembali khawatir, jangan-jangan ada sesuatu yang terjadi dengan YongHwa-nya.

Yoona kemudian menyodorkan Koran itu ke depannya. Seohyun meraih Koran pagi itu dan membaca halaman utamanya.

PARK SEOHYUN KEKASIH BARU LEE YONGHWA.


Seohyun sempurna terbelalak. Sambil membekap mulutnya yang ingin berteriak kencang, dia membaca artikel di bawah deretan foto dirinya dan Yonghwa yang mengumbar kemesraan mereka di Incheon Airport kemarin.


Setelah ditemukan beredar di sekitar yeoja selebriti Daehan Mingguk, kali ini Lee YongHwa, sang putra mahkota, ditemukan bersama singer yang baru saja meluncurkan album barunya Park Seohyun. Selain dikenal sebagai singer Seohyun juga adalah pianist handal yang di miliki Korea Selatan. Cucu dari chaebol Daehan Mingguk ini nyaris tidak pernah tersentuh awak media karena ketatnya pengawalan dari  keluarganya, menemukan fakta bahwa dia kedapatan menjemput Lee YongHwa di bandara dan terlihat sangat mesra dengannya, para netizen bertanya-tanya bagaimanakah reaksi keluarga besarnya?

Seohyun juga disinyalir wanita misterius yang mati-matian dilindungi oleh YongHwa beberapa pekan yang lalu.  (insert : Foto YongHwa memeluk Seohyun yang mukanya disembunyikan dalam dada bidang YongHwa). Jika benar Seohyun adalah sang wanita misterius, berarti hubungan mereka memang lebih dalam dari yang mampu dibayangkan oleh semua pihak. Diantara gadis-gadis yang diisukan dengannya justru YongHwa tidak pernah show off hubungannya dengan Seohyun di hadapan publik, ini berarti bahwa dia sangat melindungi gadisnya itu dari kejaran awak media. Tetapi bagaimana Sang Flamboyant mampu menyembunyikan hubungannya selama ini??


Seohyun melemparkan Koran itu, tidak mampu membacanya sampai selesai.

“Onnie, otthoke?” Mata Seohyun sudah mulai berkaca-kaca. Ini adalah skandal pertama yang melibatkannya. Yoona mendekati dan memeluknya ketika telepon celularnya berbunyi. Di Lcd layar ponselnya tertera nama YongHwa.

Dia kemudian mengusap airmatanya dan menerima panggilan itu. Tidak berapa lama di layar lcdnya wajah khawatir YongHwa terpampang.

“Kamu sudah baca Koran, sweetheart?”

“Dee….”

“Mianhe…” di depan sana di liatnya wajah YongHwa penuh kekhawatiran.

“Andwe…jangan meminta maaf oppa, ini bukan salah oppa…”

YongHwa tersenyum pelan. “Tenang yah Sweety, jangan terlalu khawatir. Biar aku yang akan menyelesaikannya…”

“Dee Oppa…”

“Arasho, nanti aku telpon lagi. Aku mau menelpon Jokwoon Hyung dulu. Oh iya kamu ada jadwal manggung hari ini?”

“Ehhmm, sepertinya tidak ada Oppa. Hari ini aku hanya ada kelas di kampus.”

“Tidak usah ikut kuliah dulu. Aku khawatir para wartawan dan awak media itu mengejarmu bahkan sampai di kampus. Kalau mereka hanya mendatangi rumahmu aku pikir tidak ada yang perlu dikhawatirkan karena mereka tidak akan mampu masuk ke dalam.”

“Dee, aku akan menelpon ke kampus mengabarkan kalau tidak bisa ikut kuliah dulu…”

“Arasho. Take care Sweetheart, Saraghanda…”

Seohyun kemudian meletakkan kembali ponselnya setelah percakapan itu selesai. Dia kembali melihat Yoona yang sekarang memandanginya dengan raut wajah tersenyum bahagiah.

“Aku tetap mencemaskanmu sayang, hanya saja aku bahagia. Kamu beruntung mendapatkan dia yang sangat perhatian. Chukkae dear…”

“Onnie, Otthoke??” Seohyun tetap saja cemas, mencemaskan keluarga besarnya, mencemaskan Keluarga YongHwa. “Apakah Haraboji telah tahu masalah ini?”

“Taec Oppalah yang pertama melihat Koran itu, kamu tahu diakan? Hal pertama yang dilakukannya di pagi hari adalah membaca Koran, dan ketika menemukan headline utama yang memasang fotomu, awalnya dia schok kemudian dia menyuruhku bergegas untuk berangkat kesini. Tetapi  dalam perjalanan kemari dia akhirnya bisa menerima semuanya.” Yoona kemudian menghela nafas. “Seperti kakakmu itu aku pikir harabojipun pada akhirnya akan mengerti situasi kalian. Aku yakin sekarang Taec Oppa membicarakan ini dengan Haraboji.”

Seohyun mengangguk-anggukkan kepala. “Aku tidak habis pikir, bagaimana mereka bisa mendapatkan foto ini? Kami begitu terkawal dan jalur yang kami gunakan adalah jalur VVIP…”

“Aku pikir untuk kasusmu bersama YongHwa lain cerita. Dia adalah Putra mahkota, jelas saja semua perhatian tersorot padanya. Sekarang para paparazzi bisa sangat menyeramkan dalam hal penyamaran untuk mendapatkan berita. Terlebih jika itu melibatkan YongHwa, banyak pihak yang menginginkan skandal tentangnya, tentu akses untuk itupun mereka bisa dapatkan dengan mudah dari pihak-pihak elit yang membenci keluarga President.”

Seohyun mengangguk.

“Kamu yang sabar yah Hyunnie, juga harus lebih kuat. Inilah kehidupan yang sesungguhnya, dear…”

Kembali Seohyun mengangguk, ucapan Yoona benar. Inilah kehidupan yang sesungguhnya, masalah berdatangan tetapi yang dia butuhkan adalah kekuatan untuk menghadapi semuanya. Selama ini dia sangat terlindungi oleh keluarga dan orang-orang sekitarnya. Tetapi kali ini dia harus kuat menghadapi segalanya dan juga ikut melindungi keluarga besarnya.





@Cheong Wa Dae (Istana Kepresidenan Korea)

YongHwa melangkah mendekati Ayahnya yang pagi itu sedang menikmati sarapannya.

“Anneyong, Aboji…”

Ayahnya menurunkan Koran dari hadapannya dan memandang anaknya yang baru kembali dari United State. Terlihat segar dan sehat di pagi itu.

“Kamu sudah lihat Koran pagi ini?”

YongHwa menganggukkan kepala. “Dee…”

Presiden Lee menghela nafas panjang dan menyandarkan tubuh pelan ke sandaran kursi tempatnya berada, dia membuka kacamata bacanya lalu mengusap pelan wajahnya.

“Mianhe, untuk semua kekacauan yang terjadi dalam hidupmu Ayah minta maaf…”

YongHwa menggelengkan kepala. “Anii, ini bukan salah siapa-siapa.”

“Jika saja Ayah bukan presiden Negara ini, jika saja kita hanyalah seorang masyarakat biasa, tentu segala rentetan kekacauan dalam hidupmu tidak akan terjadi…”

“Aku tidak pernah menyesal memiliki Aboji sebagai Presiden, aku bahkan bangga pada Aboji. Aku mohon Aboji tidak mengambil langkah yang salah hanya karena rentetan kejadian belakangan ini. Seperti tiba-tiba memutuskan untuk mengundurkan diri. Selama ini aku mungkin terkesan sembunyi dan lari tetapi kali ini aku siap menghadapi apapun yang akan terjadi di masa depan. Dan aku yakin bersama Aboji aku akan sanggup menghadapinya. Kita adalah keluarga yang seharusnya saling mendukung satu sama lain, Mianhe jika selama ini membiarkan Aboji berjuang sendiri.” YongHwa mengatakan itu sambil menatap wajah ayahnya dalam-dalam.

Ketulusan itu dapat ditangkap oleh Presiden Lee. Dia tersenyum dan menganggukkan kepala.

“Lalu apa yang akan kau lakukan sekarang?”

YongHwa untuk sesaat terdiam, berpikir keras untuk menyampaikan sesuatu pada ayahnya. “Aboji…”

“Dee…”

“Aku ingin memohon restu Aboji, aku ingin melamar Hyunnie menjadi istriku. Bolehkan Aboji?”

Presiden Lee memandang wajah anaknya dan kali ini diapun menemui kesungguhan di sana.

“Benarkah ini yang kamu inginkan? Bukan hanya karena berita di Koran-koran itu lalu kamu mengambil keputusan untuk menikahinya langsung?”

YongHwa menganggukkan kepala. “Aku sangat mencintainya Aboji, bagiku tidak ada wanita selain dirinya. Ketika terbaring di Rumah Sakit dan membayangkan kematian menghampiriku itu benar-benar sebuah mimpi buruk Aboji, dan penyesalan terdalamku jika pada akhirnya aku meninggal adalah karena aku belum menjadikan dia sempurna menjadi milikku.”

Presiden Lee mengerti, terkadang ketika jejak-jejak kematian itu menghampiri kita, hal yang terlintas adalah hal-hal yang sangat berarti dalam kehidupan kita. Kita kembali menyadari bahwa ada sesuatu yang menjadi alasan kehadiran kita di dunia ini.

“Arasho, Ayah akan merestuimu. Ayah ucapkan selamat untuk keteguhan hatimu, kedepan mungkin akan lebih sulit lagi, tapi seperti katamu tadi ketika kita bersatu semuanya akan lebih mudah.”

“Dee Aboji. Kamsahamnida…”

Mereka kembali terdiam beberapa menit, asyik dengan pikiran masing-masing. Sebelum Preside nee kembal membuka percakapan. “Lalu bagaimana perkembangan kasus penembakanmu? apakah Letnan Simon D telah melaporkan perkembangan terbarunya?”

YongHwa mengangguk. “Mereka sangat bekerja keras untuk menyelesaikan kasus ini Aboji. Aku berharap segalanya cepat berlalu, Meski Kim Jongkok orang yang terkenal licin tetapi kali ini aku yakin, mereka mampu menangkapnya. Aku sangat berterimakasih kepada Ayah karena telah memerintahkan yang terbaik untuk penyelesaian kasus ini, meski kini aku justru mengkhawatirkan Aboji…”

“Kamu tidak perlu mengkhawatirkan ayah, Segalanya akan baik-baik saja. Ayah telah berhasil menggalang kerjasama dengan beberapa Chaebol-chaebol dan beberapa anggota parlemen. Siapapun yang menginginkan kejatuhan ayah, harus bekerja lebih keras lagi…”

“Baguslah kalau seperti itu…”

Pagi itu kemudian mereka lalui dengan damai, menikmati sarapan dalam diam tetapi dengan perasaan yang lebih tenang.





@Gedung Perkantoran Milik Park Industry

YongHwa duduk dengan takzim, di hadapannya ada Tuan Park, Kakek Seohyun, Taecyoon, kakak Seohyun dan Jokwoon, manajer Seohyun. Hari ini dia yang meminta bertemu dengan mereka. Bermaksud untuk meminta maaf atas artikel yang terpampang di Koran-koran.

“Maafkan saya…” dia kembali menundukkan wajahnya.

“Arasho, kamu sudah meminta maaf lebih dari sepuluh kali sejak kedatanganmu tadi. Kami juga mengerti kondisimu, jelas itu bukan salahmu.” Ucapan bijak ini adalah milik Tuan Park. “Sekarang apa rencanamu untuk mengcounter berita ini?”

YongHwa menghela nafas panjang. “Aku berpikir akan membiarkannya untuk sementara Haraboji. Ada hal yang lebih penting yang ingin kulakukan daripada harus meladeni para awak media itu.”

YongHwa kemudian memandang wajah mereka satu-satu. Dan tiba di wajah Jokwoon.

“Jokwoon Hyung, apakah Hyunnie saat ini terikat kontrak dengan sponsor selain dengan Milddang Plaza?”

 “Aku selalu selektif untuk memilih sponsor bagi Hyunnie, selain dengan Milddang Plaza dia hanya punya kontrak sebagai ambassador salah satu produk kesehatan, tepatnya minuman kesehatan. Kenapa?”

Minuman Kesehatan? Jelas kontraknya tidak akan berisi hal yang macam-macam, berbeda jika itu menjadi ambassador sebuah produk kecantikan. Lalu alih-alih menjawab pertanyaan Jokwoon, YongHwa kemudian memandang lamat-lamat wajah tua Tuan Park.

“Haraboji, jika Haraboji berkenan aku ingin meminta izin Haraboji untuk melamar Seohyun menjadi istriku…”

Taecyeonlah yang kemudian bereaksi pertama kali mendengar ucapan YongHwa tadi. “Mwoo???”

YongHwa berdiri lalu menundukkan badan di hadapan mereka dan berkata. “Serahkan tanggung jawab untuk menjaga Seohyun kepadaku, aku mohon. Aku ingin meminangnya menjadi Istriku…”

Entah berepa detik YongHwa membungkukkan badan menanti jawaban Tuan Park dan lainnya, singkat sebenarnya tetapi bagi YongHwa saat itu bagai berabad-abad lamanya. Dan ketika dia mendengar deheman Tuan Park, dia menegakkan tubuhnya dan melihat ke arahnya.

“Duduklah.” Perintah Tuan Park pada YongHwa lalu menghela nafas panjang. “Perkawinan bukan untuk main-main. Justru hal itu adalah urusan paling serius dalam perjalanan hidup seorang manusia, dan tidak boleh gegabah dalam memutuskannya. Apakah kamu telah memikirkannya baik-baik?”

Yonghwa mengangguk. “Aku telah lama memikirkan hal ini Haraboji. Bahkan ketika terbaring di Rumah Sakit seusai kejadian penembakan itu, hal ini yang pertama kali terlintas di pikiranku. Aku tidak pernah bisa menebak apa yang terjadi di masa depan, bagiku yang paling real adalah saat ini, dan saat ini yang kuinginkan adalah menjadikannya sebagai istriku. Aku mencintainya dengan sepenuh hatiku Haraboji, hanya Hyunnie bagiku. Selalu hanya dia.”

Tuan Park mengangguk-anggukkan kepala, Taecyeon dan Jokwoon asyik terpekur mendengar perkataan terakhir YongHwa. Yah, mereka bisa melihat betapa besar rasa cinta yang dimiliki lelaki muda ini pada malaikat kecil mereka. Seohyun.

“Aku sebagai orang tua hanya bisa memberi pandangan. Jelas keinginan terbesarku adalah melihat cucuku bahagia, jika menikah denganmu adalah kebahagian baginya aku akan mengizinkan. Jadi yang bisa menjawab permintaaanmu itu adalah Hyunnie. Apapun yang diinginkan Hyunnie itu juga menjadi keinginan kami, iyakan kids??” kata Tuan Park sambil meminta pendapat dua orang itu. Taecyeon dan Jokwoon menganggukkan kepala setuju dengan perkataan Tuan Park.

“Kamsahamnida Haraboji, kamsahamnida Hyung…” ucapnya penuh rasa terimakasih karena mereka mendukung usahanya. Yah kali ini yang harus dilakukannya adalah melamar Seohyun langsung.





@Kediaman Park di Wilayah Gangdong

Pagi itu Seohyun membuka mata dan menyadari hari ini adalah hari ulang tahunnya ketika menemukan kakeknya duduk di hadapannya dengan sebuah kue tart kecil.

“Saengil chukkae sayang…”

“Haraboji…” Seohyun terbangun dengan mata berkaca-kaca menahan haru. Selama 22 tahun usia hidupnya, kakeknya selalu menjadi orang pertama yang memberikannya ucapan selamat ulang tahun.

Dia kemudian meniup lilin itu setelah melafalkan permohonan dalam hatinya. “Kamsahamnida haraboji…” katanya sambil memeluk kakeknya.

“Selama kakek masih bisa memberimu ucapan ulang tahun pertama kali kakek akan melakukannya karena mungkin tahun-tahun di depan nanti, bukan kakek lagi yang jadi orang pertama yang mengucapkannya.”

Seohyun tersipu-sipu malu.

“Meski kelak Haraboji tidak lagi menjadi orang pertama yang memberiku ucapan selamat ulang tahun tetapi bagiku Haraboji adalah pria kesukaanku yang sangat aku sayangi di seluruh dunia ini…”

“Benarkah??”

“Dee…” Seohyun kembali memeluk kakeknya.

Setelah perayaan singkat dengan kakeknya. Seohyun kemudian membersihkan diri dan berdandan, setelahnya dia keluar dan menemui kakeknya yang ternyata telah duduk di ruang tamu menungguinya bersama seorang namja.

“Dia adalah supir YongHwa yang diminta menjemputmu Sayang…” Kakeknya kemudian menjelaskan siapa namja yang sedang duduk di ruang tamu mereka.

“Oohh, anneyong Haseyo…”

“Anneyong Haseyo agashi. Aku diperintahkan oleh Tuan Muda untuk menjemput Agashi…”

Seohyun kemudian berbalik ke Kakeknya dan meminta pendapatnya. “Aku boleh pergi Haraboji…”

“Dee, silahkan..                                          

Seohyun lalu mengekor Pria muda itu, menuju ke limosine yang telah terparkir di halaman kediaman Park.

Ketika melewati gerbang penjagaan rumahnya, Seohyun masih melihat beberapa paparazzi mondar-mandir untuk mendapatkan keterangan darinya. Yah, beberapa hari berlalu tetapi issue tentang kedekatannya dengan YongHwa belum berakhir, terlebih mereka berdua belum muncul untuk membuat pernyataan resmi. Para awak media itu kemudian sibuk mencari berita dari sumber-sumber tertentu seperti orang-orang terdekat mereka, sayangnya baik keluarga besar President Lee maupun keluarga Park tak ada yang bisa di tanyai. Itu kenapa para awak media itu semakin frustasi dan makin gencar perjuangannya untuk memburu sumber informasi langsung, SeoHyun dan Yonghwa.

Limosine itu bergerak mulus meninggalkan kediaman Park dan para awak media di belakang mereka, di kursi penumpang Seohyun tersenyum pelan, sibuk menebak kejutan apa yang disediakan kekasihnya itu di hari istimewanya ini.






@Provinsi Gangwon

Limosine itu telah keluar dari Seoul dan sekarang telah memasuki daerah provinsi Gangwon. Daerah ini terletak di sebelah timur daerah ibukota Seoul. Pegunungan Taebaeksan yang melintas dari utara ke selatan melalui bagian tengah daerah ini, membagi Provinsi Gangwon menjadi daerah pantai di timur dan daerah pegunungan di barat. Limousine itu menuju ke timur.

Setelah melewati jalanan luas dengan  pepohonan yang lebat di sekelilingnya, Limo itu kemudian tiba pada gerbang besar sebuah pagar yang sangat tinggi dan terlihat sangat kokoh. Penjaga gerbang kemudian membuka pintu gerbang dan disana Seohyun nelihat jalanan setapak di mana kanan kirinya terlihat hutan kecil yang sangat bersih dan tertata rapi. “Jalanan setapak ini sepertinya untuk berkuda…” batinnya. Dia masih terpukau dengan suasana tempat itu ketika Limo itu berhenti di tengah hutan kecil.

“Agashi, mianhe aku menurunkan anda disini. Tetapi pesan Tuan Muda seperti itu.” Supir itu kemudian menjulurkan sebuah kotak berpita merah. “Ini Buat agashi dari Tuan Muda, pesan Tuan Muda. Harap Agashi membuka kotak ini setelah melewati hutan kecil ini. Dan agashi tidak perlu takut, tempat ini sangat aman…”

Seohyun melangkah turun dengan perasaan buncah dan penasaran. Sampai saat ini dia belum menemukan keberadaan kekasihnya itu. Kejutan apalagi yang kali ini dipersiapkan YongHwa untuknya.

Dia berjalan pelan melangkah di tengah hutan kecil seperti yang diinstruksikan supir tadi. Langkahnya kemudian terhenti ketika di tengan hutan itu dia menemukan ratusan foto terikat di tali putih tipis yang di gantung pada ranting dan batang pohon. Seohyun beranjak mendekatinya dan melihat fotonya dengan berbagai pose, juga beberapa foto yang entah kapan diambilnya, fotonya dengan YongHwa. Juga ada foto-foto mereka yang dipasang oleh Koran-koran itu. Seohyun mengulum senyumnya, dia begitu gembira. “Begitu sempurna, ini terlalu indah,” batinnya. Jika mau jujur dia masih mau menikmati foto-foto itu di tengah hutan sunyi ini, sambil berflashback kebelakang tentang bagaimana dia bertemu YongHwa di hotel milik YongHwa, bagaimana dia bertemu lagi dengannya di museum seni kakaknya, dan cerita-cerita mereka yang lalu tetapi satu sisi hatinya menyarankan untuk beranjak berjalan ke depan karena di depan ada yang menantinya, sesuatu yang lebih indah lagi.

Tebakannya benar ketika keluar dari hutan kecil itu dia melihat sebuah halaman lapang dan sebuah rumah bercat putih yang tampak seperti pondok berburu para bangsawan inggris dari abad ke delapan belas. Rumah itu seperti rumah putri di Koleksi Barbie yang dimilikinya semasa kecil. Amazing.

Pelan Seohyun melangkahkan kaki  ke rumah tersebut. Dia kemudian teringat kotak berpita merah yang masih di dalam genggamannya, dia membuka kotak itu dan menemukan sebuah kunci dan kartu ucapan terdapat di dalamnya. Dia lalu membaca kartu ucapan itu.


WELCOME TO HYUN’S HOUSE
-With a bunch of kisses LYH-


Seohyun tersenyum bahagia  lalu meraih kunci itu dan membuka pintu rumah itu dengan menggunakan kunci itu dan ternyata, klik, terbuka.

Seohyun masuk ke dalam rumah dan menemukan interior di dalam rumah itu di tata dengan sangat apik, terlihat hangat. Isi rumah itu dipenuhi dengan berbagai perabotan kuno, terlihat sangat elegan. Soehyun bahkan sempat melihat sebuah meja berukuran raksasa, hunt board, meja berkaki tinggi yang biasa dipakai oleh orang-orang barat dari kaum Bangsawan untuk menyajikan hidangan kudapan setelah berburu atau kegiatan semacamnya sebelum dia melangkah ke sebuah ruangan yang sangat luas dan dilapisi karpet mahal.

Di sanalah, di ruangan itu  Yonghwa-nya berada. Berdiri tersenyum dan terlihat tampan dengan balutan jas ditubuh indahnya, dia kemudian beranjak menghampiri Seohyun. Lamat-lamat dari audio di ruangan itu, Seohyun mendengar lagu lawas milik Chantal Kreviazuk.

“Shall we dance, sweety??” YongHwa menjulurkan tangannya di hadapan Seohyun yang di terima Seohyun dengan perasaan melambung bahagia.


Something in your eyes
makes me want to lose my self
Makes me want to lose myself in your arms

There’s something in your voice
Makes my heart beat fast
Hope this feeling lasts the rest of my life

If you knew how lonely my life has been
And how long I’ve been so alone
If you knew how I wanted someone to come along
And change my life the way you’ve done

It feels like home to me
It feels like home to me
It feels like I’m all way back where I come from

It feels like home to me
It feels like home to me
It feels like I’m all way back where I belong

A window breaks down a long dark street
And a siren wails in the night
But I’m alright cause I have you here with me
And I can almost see through the dark there is light

If you knew how much this moments mean to me
And how long I’ve waited for your touch
If you knew how happy you are making me
I never thought I’d love anyone so much

It feels like home to me
It feels like home to me
It feels like I’m all way back where I come from

It feels like home to me
It feels like home to me
It feels like I’m all way back where I belong
It feels like I’m all way back where I belong

(Feels like home – Chantal Kreviazuk)


Mereka berdansa dengan pelan. Dia akhir lagu YongHwa memeluknya lalu mendaratkan ciuman di leher kekasihnya itu.

“Saengil Chukkae Sweetheart, kamu suka hadiahnya?”

Seohyun yang sedari tadi merasa tenggorokannya tercekat karena haru, hanya mampu mengangguk menunjukkan betapa dia suka pada kejutan-kejutan yang telah disiapkan YongHwa buatnya.

YongHwa kemudian mengurai pelukannya lalu memandang lamat-lamat wajah SeohYun.

“Kamu tahu Sweety, sesuatu dikatakan cinta ketika yang kamu inginkan dalam hidup ini adalah menghabiskan waktumu bersamanya dan kamu tahu jika diapun merasakan hal yang sama. Apakah kamu merasakan hal itu padaku?”

Tatapan mata YongHwa yang penuh cinta melumpuhkan kemampuan Seohyun berbicara, dia tidak lagi mampu mengurai aksaranya melalui bibir indahnya, yang mampu dia lakukan hanyalah mengangguk.

“Berarti kamu mencintaiku?”

“Dee..” Lirih suara itu pada akhirnya mampu dikeluarkannya.

“Kalau begitu apakah kamu mau melakukan sesuatu untuk membuatku bahagia?”

Seohyun kembali mengangguk, “Dee…”

YongHwa kemudian mengusap wajah cantik itu. Perlahan jarinya membelai wajahnya, menikmati kelembutan kulitnya dan binar indah matanya. Setelah puas mengusap wajahnya dia mendekatkan wajahnya lalu mencium bibir Seohyun.

“Menikahlah denganku , Park Seohyun…” Ucapnya kemudian setelah ciuman itu, ucapan yang membuat Seohyun sempurna tergugu, airmata haru mengalir dipipinya. Refleks YongHwa mengusapnya.

“Sweety??”

Seohyun memandang  YongHwa yang masih melumurinya dengan tatapan penuh cinta dan penasaran menanti jawabannya.

“Dee. Aku mau Oppa…”





To Be Continued : Part 14





Authors Note :

Anneyong Haseyo…^^

Oh iya, kali ini aku ingin bercerita tentang dua lagu yang banyak menginspirasiku pada Episode ini.

Yang pertama tentu saja lagunya Chantal Kreviazuk “Feels Like Home”. Menurutku lagu ini “YongSeo” banget. Bagaimana WGM kemudian bukan hanya sebuah pekerjaan bagi mereka, bukan hanya sebuah “reality show” tetapi juga tempat kembali, sebuah rumah, dunia kecil mereka berdua setelah di luar sana mereka sibuk beraktifitas. (Ohhhh….i really miss them so bad…T.T)

Yang Kedua, lagunya Taylor Swift “Mine”, bukan liriknya sih yang menjadi inspirasi tetapi MVnya. Kalau kalian sudah pernah lihat MVnya, kalian akan menemukan scene pada episode ini yang mirip ama MV lagu Taylor Swift. Yup, Hutan kecil (bagian dari Rumah Peristirahatan yang jadi kado ultah dari Yong buat Seo) dimana di ranting-ranting pohonnya digantungi foto2 mereka berdua. Kalau kalian susah membayangkan seperti apa bentuk realnya, silahkan lihat MV lagu ini, lagian overall lagunya asyik kok.

Btw aku juga baru saja menyelesaikan episode 1 “Heartstring” (Daku ketinggalan yah, soalnya kemarin-kemarin sibuk ngurusin kerjaan, hikkss…T.T). Uri Yong jjang, disini kembali dia  main watak yah sepertinya, percakapan yang sedikit dan keharusan untuk menghidupkan tokoh Lee Shin melalui ekspresi wajah dan bahasa tubuhnya, meski agak mirip perannya di YAB but disini dia kelihatan lebih “mature” dan cool. Terlebih aku baca di sebuah artikel di sini dia jarang NG, wahhh…Daebak lah..hehehhe… .

Ok, Mianhe buat kecerewetanku yah, hehehhe… .

Last but not least Makasih udah baca FFku sampai bagian note ini juga. Makasih buat apresiasi kalian bagi karyaku. Dan tetap tinggalkan jejak kalian setelah membacanya yah. Gomawoyo…^^





SJ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar