Sabtu, 09 Juli 2011

IMAGINE Part 14

PART 14


MBC Entertainment Present : “IMAGINE”

Episode : 14


Cast :
Jung Yong Hwa (CN Blue) a.k.a Lee Yong Hwa
Seo Joo Hyun (SNSD) a.k.a Park Seo Hyun
Yoon Eun Hye a.k.a Lee Eun Hye
Joo Ji Hoon a.k.a Joo Ji Hoon
Im Yoona (SNSD) a.k.a Kim YooNa
Oc Taecyoon (2PM) a.k.a Park TaecYoon


Other Cast :
TOP (BigBang), Jungshin, Jonghyun, & Minhyuk (CN Blue), Jokwon(2AM)
Simon D (Supreme Team), MC Kim


Opening Theme Song : Imagine by CN Blue




@Hyun’s House, Provinsi Gangwon


(The most beautiful moment of my life is…
When I loved you after meeting you
Now I know that you’re the biggest gift of my life…)


“Sweetheart, kok melamun sih?” Ujar YongHwa sambil melingkarkan tangannya ke perut Seohyun yang sedang berdiri menyandar di jendela kaca, memperhatikan pemandangan di luar sana, hutan kecil yang menyimpan foto-fotonya bersama YongHwa. Seohyun kemudian menolah, agak mendongak. Memandangi wajah tampan itu.

“Anii, aku tidak melamun oppa. Aku hanya sedang menikmati semua keajaiban ini…”

Dia tadi sedang mengagumi pemandangan sore sambil membayangkan waktu-waktu yang tadi mereka lalui. Setelah lamaran YongHwa siang tadi setibanya di rumah peristirahatan yang dihadiakan YongHwa di hari ulang tahunnya, mereka kemudian menikmati jamuan makan siang yang sangat nikmat setelahnya dia berbaring kekenyangan dalam dekapan YongHwa di sofa merah di depan TV besar itu. Lewat beberapa jam merasakan dekapan hangat Yonghwa yang ternyata telah tertidur, dia kemudian bangun meninggalkan YongHwa yang sepertinya kelelahan, memilih melangkah berdiri di bibir jendela kaca itu dan memandang keluar. Dia belum lagi menjelajahi setiap sudut rumah itu, hatinya terlalu penuh rasa bahagia sehingga tidak sempat lagi menjelajahi tiap sudut rumah itu.


(…Baby girl, you’re my angel
Cuz I’ve fallen for you by your beauty
You, who grabbed my hand and pulled me out of the dark
Even when I’m struggling, I can smile because of you
Even when I fall down, I can get back up because of you
You are the only one in my life, that will never change,
Because my love for you is eternal
(You’re the one in my life)…)


“Kenapa membiarkanku tertidur?”

“Oppa terlihat lelah…”

“Anii Sweety. Bersamamu aku tidak pernah merasa lelah…” Seohyun tersenyum. Agak jengah.

“Oh iya, ada yang belum kuperlihatkan kepadamu. Aku memang menantikan sore hari tiba baru memperlihatkan hal ini kepadamu…”

YongHwa lalu melepaskan rangkulannya setelah memberi ciuman singkat di kepala Seohyun, lalu mengaitkan jari-jarinya di jari-jari Seohyun. Mereka kemudian berjalan sambil berpegangan tangan dengan mesra, melangkah keluar dari rumah dan menuju area bagian belakang rumah itu.

“Kita mau kemana Oppa?”

“Ehmm, rahasia. Ayo tutup matamu Sweety…”


(…I still have something to tell you
It might be a little late,
but these are the words I never got around to say…)


YongHwa kemudian menutup kedua mata Seohyun menggunakan tangannya lalu merengkuh tubuh Seohyun dalam pelukannya, membantunya berjalan dengan mata yang tertutup.

Setelah berlalu beberapa menit melangkah dalam gelap, dia merasakan pegangan YongHwa mengendur.

“Aku sudah boleh membuka mata Oppa?”

“Dee..taadddaaa….”

Di depannya Seohyun mendapati pemandangan yang sangat indah. Semburat kemerahan yang dipancarkan matahari di ujung sana yang akan tenggelam tertelan laut biru. Sunset terlihat sempurna sore itu dengan YongHwa yang beranjak memeluknya dari belakang. Betapa dia mensyukuri karunia ini.


(The most beautiful moment of my life is…
When I loved you after meeting you
Now I know that you’re the biggest gift of my life…)


Angin laut kemudian membelai lembut pakaian dua orang yang berdiri tegak di sana. Memandang lautan yang berombak menyapa pantai seperti biasa. Suara riuh camar menegur mereka yang hening dengan pikiran masing-masing.

“Hyunnie, kamu lihat camar-camar itu. Mereka pasti sedang mengucapkan ucapan selamat atas pernikahan kita yang sebentar lagi akan berlangsung…”

Seohyun tersenyum mendengarnya. Ia menarik lengan laki-laki yang berada di sampingnya, mengajaknya mendekat lebih dekat dengan perbatasan pasir dan ombak. Seohyun lalu melepaskan tangan itu, ia menggambar sebuah bentuk bertanda heart dengan jari-jemarinya.

“Ini buat Oppa...” ucapnya berbalik melihat kekasihnya. “ini adalah tempat di mana hati kita tidak akan lagi berpisah.”

YongHwa memeluk tubuh Seohyun erat-erat. Sementara ombak silih berganti bermain kejar-kejaran dengan pasir-pasir membasahi dan merayapi kaki mereka.


(We would chat
We would stroll
These were the happy moments because it was just two of us
We are two different persons
But we’re alike
And sometimes people would ask if we are siblings
We walk the same path
And share the same view
I will protect you, so trust me
You’re the reason of my life
If it’s just two of us we can be forever happy…)


Seohyun meresapi semua peristiwa hari ini kembali dengan hati yang penuh. Airmata bahagia pun tak mampu ditahannya mengalir pelan membasahi pipi putihnya.

“Ommo…kenapa kamu menangis sweetheart?”

Seohyun menangis tergugu. Hadiah ini begitu sempurna baginya.

“Anii Oppa, aku hanya sangat berbahagiah. Gomawoyo…”

Dia berbalik lalu menjijitkan kakinya dan memberikan ciuman ke bibir YongHwa. YongHwa tersenyum sekilas lalu balas mencium kekasihnya itu, dan melingkarkan tangannya kepinggang Seohyun dan menghela tubuh gadis itu lebih rapat dalam pelukannya.


(The most beautiful moment of my life is…
When I loved you after meeting you
Now I know that you’re the biggest gift of my life…)


Sunset di belakang Seohyun berlalu ketika dia lebih memilih lebur dalam ciuman hangat YongHwa daripada melihatnya. Namun meski tidak sempurna melihatnya tetapi bagi Seohyun sunset kali ini adalah sunset terindah dalam hidupnya.


(I won’t let go of your hand
I will keep my promise like a man
Even time passes by
Even if the world changes
I will be by your side, because you’re the only one in my heart
Because I love you more than anyone else
You can’t be described with words
It wouldn’t suffice even if I shout that you’re the most beautiful person countless times
I will show you how much I love you
Because my love for you is eternal… )

(K.Will (feat Eun Ji Won) – Present / 선물 )



Setelah ciuman panjang itu, mereka kemudian melangkah kembali ke Rumah ketika malam merangkak hadir. YongHwa membuka jasnya dan memasangnya ke tubuh Seohyun yang hanya memakai gaun berlengan pendek.

“Kamu suka sekali keluar tanpa menggunakan pakaian hangat sweety…” selepas memakaikan jasnya di tubuh Seohyun, telepon celulernya kemudian berbunyi. YongHwa memilih menghentikan langkahnya dan menjawab telpon itu. Bukan tanpa alasan, teleponnya yang sekarang berbunyi ini adalah jalur pribadi. Hanya dengan menggunakan hitungan sebelah tangannya yang bisa menghubunginya dengan telepon ini. Ayahnya, Eun Hye kakaknya, Seohyun, JongHyun dan Jungshin.

“Hyung, ottiya??” suara cemas milik JongHyun tanpa basa-basi menyapa telinganya.

“Waeyo??”

“Paman..anii…President Lee mengalami percobaan pembunuhan…”

“Boo…” YongHwa shock dengan kabar yang didengarnya dari JongHyun.

“Hyung tidak usah cemas, paman sama sekali tidak terluka. Yang sekarang terluka adalah asisten pribadinya yang terkena tembakan itu. Hyung dimana sekarang? Eun Hye Noona juga sedang menuju kemari…”

“Aku akan kesana sesegera mungkin…”

Seohyun yang disebelah YongHwa bisa menangkap nada cemas yang teramat sangat dari ekspresi kekasihnya, tetapi dia tidak tahu apa yang sedang terjadi.

“Oppa kwenchanayo?”

“Kita pulang Sweetheart….” YongHwa lalu menariknya untuk melangkah lebih cepat, Seohyun terseok-seok mengikuti langkah panjang YongHwa yang tanpa sadar menyeret tangannya. “…Kelompok mafia yang mengincarku melakukan percobaan pembunuhan pada Aboji tetapi aboji berhasil diselamatkan, Asistennyalah yang terluka….” Dalam langkahnya yang panjang YongHwa menjelaskan pada Seohyun.

Seohyun menggigil ketakutan mendengarnya. Dia tidak pernah tahu kalau ternyata YongHwa dan keluarganya menjadi incaran kelompok mafia.

Yonghwa yang menyadari telah keceplosan memberitakan tentang kelompok mafia yang mengincar nyawanya kepada Seohyun refleks menghentikan langkahnya. “Mianhe sweetheart, mianhe sudah membuatmu mendengar hal ini…” dia lalu membawa Seohyun ke dalam pelukannya. Dan semakin mengeratkan pelukannya ketika di dengar gadisnya itu terisak pelan.

“Oppa. Aku khawatir….”

“Anii..aniiya Hyunnie, kwenchana sweety. Semuanya akan baik-baik saja. Jangan khawatir, kali ini mereka akan tertangkap. Percayalah…”

Seohyun menenggelamkan wajahnya di dada bidang YongHwa. Dia tidak mampu membayangkan seperti apa perasaan sakit yang akan di deritanya jika sampai YongHwa mengalami sesuatu hal yang buruk lagi seperti kejadian beberapa waktu yang lalu.

“Mianhe Hyunnie, aku ikut melibatkanmu dalam masalah ini…”

Seohyun kemudian mendongak. “Oppa, berjanjilah padaku, oppa tidak akan menyembunyikan sesuatu padaku lagi dan selalu memastikan pengawal menemani Oppa..dee??”

YongHwa bisa melihat binar-binar kecemasan di mata Seohyun dengan jelas, sedikit menyesal telah membuat kekasihnya ketakutan seperti ini.

“I Promise Sweety. Aku berjanji akan selalu berhati-hati…”

“Kamsahamnida…” Seohyun kemudian kembali memeluk YongHwa singkat lalu melanjutkan langkah mereka untuk kembali ke Seoul secepat mungkin.





@Cheong Wa Dae (Istana Kepresidenan Korea)

President Lee memandang takzim wajah kedua anaknya yang terdiam sedang berpikir. Dia lalu mengalihkan pandangannya ke wajah menantunya.

“Bagaimana menurutmu Ji Hoon-yah?”

Joo Jii Hoon yang tengah mengusap pelan telapak tangan istrinya lalu menatap mertuanya.

“Aku terserah aboji. Apapun yang menjadi pilihan aboji dan jika aboji mengaggap jalan itu yang terbaik aku setuju…” dia lalu beralih memandang wajah istrinya yang tengah menatapnya. Eun Hye kemudian tersenyum hangat ke suaminya.

“Aboji, aku sependapat dengan Jii Hoon Oppa. Jika Aboji menganggap keputusan itu adalah yang terbaik, aku akan mendukung Aboji sepenuh hati…”

Setelah ucapan kakaknya itu, YongHwa merasa semua mata kini beralih memandangnya. Malam itu mereka berkumpul pasca percobaan pembunuhan kepada Ayahnya. Malam telah larut ketika Ayahnya meminta mereka berkumpul, seusai rapat internal dengan NIS tadi.

Dan di sana diruang keluarga tempat mereka berkumpul, ayahnya mengumumkan jika Kelompok Atmosphere Kill tertangkap dan tokoh dibalik semua terror yang ditujukan kepada keluarga mereka terbongkar, dia memilih akan mengundurkan diri dari tampuk kekuasaan yang sekarang dimilikinya. Alasan ayahnya sederhana, Dia hanya ingin menikmati masa tuanya dengan damai bersama keluarga yang dimilikinya. Terlebih apa yang dicita-citakannya, yaitu membuat regulasi tentang lingkungan hidup telah disetujui, tidak ada lagi penyesalan jika dia meletakkan kekuasaannya dan menyerahkannya pada wakilnya yang notabene adalah kader politiknya sendiri.

Dilubuk hatinya YongHwa tahu, keputusan Ayahnya itu adalah keputusan terberat dalam hidupnya, ayahnya yang terlahir sebagai politisi sejati yang selama ini terkadang rela mengorbankan keluarga atas nama Negara kini memilih mengundurkan diri karena tidak mau lagi hal-hal yang mengancam keselamatan keluarganya terjadi hanya karena dia egois mempertahankan kekuasaannya.

“Apakah Aboji tidak merasa menyesal melakukan ini? Jika hanya karena takut akan keselamatan kami, kami berjanji akan lebih jaga diri…” Tanpa bermaksud menyangsikan keteguhan hati ayahnya, YongHwa hanya ingin kembali mempertegas keputusan ayahnya itu.

Ayahnya mengangguk. “Yang ayah inginkan sekarang adalah menikmati masa tua ayah dengan tenang, bermain bersama cucu-cucu ayah…” ucapnya lalu menatap wajah anak perempuannya yang telah bersandar di dada bidang suaminya, yah, EunHye sedang hamil meski usia kehamilannya masih sangat belia, setelah sebelumnya keguguran karena kasus penculikannya.

“Arasho. Aku sepakat dengan Noona dan Hyung. Jika ini yang diinginkan Aboji, dan ini yang terbaik menurut Aboji tanpa tendensi apapun termasuk karena tingkah para mafia itu, maka aku akan mendukung keputusan Aboji, tetapi jika Aboji mengundurkan diri karena takut kami celaka aku tidak akan mendukung tindakan Aboji. Itu tindakan pengecut menurutku…”

Untuk beberapa saat Tuan Lee kehilangan kata-kata. Mendapat dukungan dari anak-anaknya adalah sebuah kebahagiaan baginya, terlebih jika itu dari YongHwa. Dia sadar hubungannya beberapa tahun yang lalu tidak begitu baik dengan YongHwa, tepatnya ketika dia memutuskan memegang tampuk kepresidenan. Tetapi menemukan sekarang anaknya justru siap mendukungnya apapun keputusannya itu sungguh adalah kebahagiaan baginya. Tiba-tiba dia dilanda rasa rindu kepada almarhum istrinya.

“Gomawo, karena telah mendukung Ayah. Ayah akan mengumumkan pengunduran diri ini setelah semua kasus itu terungkap. Yang sekarang ayah minta kepada kalian agar kalian lebih berhati-hati. Hindari keramaian untuk sementara waktu sampi NIS menumpas habis kawanan Atmoshper Kill dan yang berada dibelakang mereka.”

“Dee Aboji…”






@Kediaman Park di Wilayah Gangdong

Seohyun melangkah mendekati ranjang kakeknya. Tuan Park yang mendengar langkah kaki Seohyun menurunkan buku yang sedang dibacanya kepangkuan lalu menatap wajah cemas cucunya yang sekarang telah duduk dipinggir tempat tidurnya. Dia melirik ke jam besar yang terpancang di dinding kamarnya dan melihat malam telah larut tapi kenapa cucunya belum beristirahat.

“Haraboji…”

“Waeyo Hyunnie? Kwenchanayo?”

Alih-alih menjawab, Seohyun malah beranjak mendekat dan memeluk tubuh kakeknya.

“Kenapa Sayang? Apa yang membuatmu terlihat sedih?”

“Anii…”

Tuan Park mengusap kepala Seohyun mencoba menenangkan cucunya yang dirasanya sedang mengkhawatirkan sesuatu. Apakah ini berhubungan dengan kekasihnya, YongHwa? Atau apakah Seohyun telah menolak lamaran YongHwa?

“Ada apa sayang? Jangan membuat kakek khawatir?”

“Paman..anii..maksudku President Lee tadi mengalami percobaan pembunuhan, aku khawatir Haraboji. Terlebih Yong Oppa belum menelpon memberitahukan perkembangan lebih lanjut…”

Tuan Park sempurna mencurahkan perhatiannya kepada cucunya. “President Lee mengalami percobaan pembunuhan? Kapan dan dimana? Kenapa beritanya belum muncul?”

“Tadi sore Haraboji. Katanya atas permintaan paman Lee, berita ini tidak dipublish, meski harus melobi pihak media kanan kiri. Jika ini terpublish takutnya akan menganggu stabilitas keamanan Negara.”

Tuan Park mengangguk-angguk, yah terkadang kebijakan seperti ini harus di tempuh. Pemimpin yang baik itu sekenanya tidak hanya memikirkan kepentingan dan keselamatan dirinya saja tetapi harus mengutamakan kepentingan rakyatnya. Jika berita seperti in keluar kepublik tentu saja ini akan memicu kecemasan masyarakat. Tuan Park salut atas kebesaran hati President Lee, dia lalu melingkarkan tangannya ke pundak Seohyun, memeluknya erat.

“Jangan khawatir sayang. Kakek percaya segalanya akan baik-baik saja. Jika Yonghwa-yah belum menghubungimu mungkin karena dia sedang sibuk mengerjakan sesuatu. Hal yang terbaik yang harus kita lakukan adalah berdoa demi keselamatan mereka.”

Seohyun mengangguk pelan. Dia lalu merafalkan doa dalam hati buat keselamatan YongHwa, ayahnya dan semua anggota keluarganya.





@Cheong Wa Dae (Istana Kepresidenan Korea)

President Lee mendengar laporan Kapten Kim secara detail ketika Yonghwa melangkah masuk dengan terburu-buru.

“Aboji, benarkah mereka telah tertangkap?”

Dia menghampiri ayahnya, sekilas memberi penghormatan kemudian duduk meminta penjelasan lengkap.

“Simon D hyung yang menemuiku sebelum aku kemari, dia memberitakan hal ini tetapi hanya sekilas karena dia harus pergi dan mengerjakan sesuatu hal yang lain…”

“Dee, mereka telah diringkus, semalam di markas mereka…tetapi sayang…”

“Kenapa?”

“Bosnya memilih menjadi martir, menembak dirinya sendiri daripada tertangkap…”

“Boo??”

YongHwa terkesiap kecewa. Jika seperti itu, segala usaha untuk membongkar siapa yang memerintahkan kelompok mafia sekelas Atmoshper Kill untuk menteror President dan keluarganya adalah sia-sia.

“Jangan khawatir YongHwa-ssi. Meski Kim Jongkok jadi martir tetapi kami telah berhasil membuktikan keterlibatan beberapa pejabat elit dalam konspirasi ini. Dan kami akan menyelidiki segalanya lebih lanjut dan lebih teliti…”

“Kamu tidak usah cemas. Ayah percaya, NIS akan mampu menumpas mereka…”

YongHwa mendongak dan mendapati wajah Ayahnya tersenyum menenangkan, dia pun lalu mengangguk patuh.





@Sejong Center, Seoul

Seohyun melangkah pelan masuk mobilnya ditemani Jookwon. Dia baru saja hadir dan menjadi salah satu singer pendukung acara music tahunan yang rutin di gelar di Sejong Center. Dia merasa lelah, jadwalnya hari ini cukup padat. Pagi sampai siang dia kuliah, sorenya pemotretan untuk salah satu majalah remaja dan malamnya harus menjadi bintang tamu dan menyanyikan dua lagu. Yang pertama dia tampil solo sedangkan kedua dia tampil dengan 3 orang singer seusianya lainnya.

Yang dia inginkan sekarang adalah beristirahat, itu kenapa setiba di jok mobilnya yang empuk, dia memilih mengatupkan mata, mencoba tertidur. Jokwoon yang juga kemudian duduk diseblahnya membiarkannya beristirahat dan memilih menyalakan TV di mobil itu.

Ketika pembaca berita itu kemudian membacakan berita penangkapan beberapa pejabat penting, salah satunya adalah Menteri Perindustrian Kim Ji Young dan anggota Parlemen dari partai Republik Baek Soo Al yang tertangkap karena disinyalir mencoba melakukan konspirasi kepada President Korea Selatan. Seohyun yang mendengarnya lalu membuka mata dan menegakkan tubuhnya.

Beberapa hari sepulang mereka dari Gangwon, YongHwa belum pernah menemuinya, hanya sekali dia menelponnya untuk meredakan kecemasannya dan mengabarkan kalau segalanya baik-baik saja dan sekarang dia sedikit sibuk jadi mungkin belum bisa menemui Seohyun. Setelah itu tidak pernah lagi mereka berhubungan padahal telah berlalu beberapa hari sejak lamaran YongHwa tersebut, jujur dia rindu, teramat rindu tetapi Seohyun mencoba mengerti dan bersabar. Yah dia akan belajar mengerti dari saat ini meski galau dan mengkhawatirkan YongHwa dan keluarganya tetapi dia tidak akan merecoki YongHwa dengan segala perasaan rindu dan kecemasannya itu.

Setelah mengulas tentang konspirasi yang ditujukan kepada President Lee dan orang-orang yang terlibat lainnya, Anchor woman itu kemudian membacakan kehidupan President Lee dan Keluarganya serta kegigihan mereka untuk mendapatkan berita atau sedikit informasi dari mereka. Awalnya profil singkat President Lee, sejarah perpolitikannya sampai kemudian menjadi Presiden, lalu siluet berpindah kali ini sorotan jatuh ke Putra Mahkota, Lee YongHwa dan segala jaringan bisnis perhotelannya yang besar dan sukses, juga termasuk skandalnya dengan beberapa wanita muda dan terakhir adalah foto-fotonya bersama Seohyun di bandara, Seohyun yang kemudian disinyalir merupakan kekasih istimewa sang Flamboyan. Seohyun menggigil melihat isi berita itu, tetapi dia mencegah tindakan tangan Jookwon yang mencoba mematikan siaran TV itu, “Aku baik-baik saja Oppa…” ucapnya lirih.

Jika dia akan menjadi istri YongHwa, dia harus mulai siap dengan hal-hal seperti ini. Dia harus menjadi seseorang yang tegar.

Selepas melihat semua liputan itu, dia kemudian menyandarkan kembali tubuhnya. Dia mengatupkan mata tetapi masih bisa tahu kalau Jokwoon kemudian menutupi tubuhnya menggunakan blanket favoritnya.

Di dalam hatinya dia merafalkan doa ; Tuhan, aku tak pernah sanggup meraba hari esok, bahkan apa yang akan terjadi satu atau dua jam lagi, aku tak tahu. Waktu serupa misteri, rahasia yang selalu memesona. Hanya saja kalau boleh meminta, izinkanlah aku hidup bersamanya sebagai pasangan suami istri yang sah dihadapanMU, Tumbuhkanlah sayap di punggung kami berdua, lalu berilah kami kemampuan untuk terbang melampau segala hal yang menyulitkan, segala hal yang memberatkan. Berilah kami kekuatan dan ketabahan untuk menjalani hidup bersama dalam sebuah ikatan pernikahan, ajarkanlah kami saling mendengarkan, berterima kasih dan memaafkan. Hiasi hidup kami dengan keindahan dan selebihnya berilah kami satu kekuatan saja: saling mencintai sampai mati. itu saja.

Jookwon memandang wajah yang kelihatan terlelap itu, tetapi dia sadar jika malaikat kecilnya itu tidak benar-benar terlelap. Dia lalu beranjak mendekat lalu mengelus kepalanya. Seohyun merasa tergugu dan memilih menyandarkan kepalanya ke pundak Jookwon.

“Yang sabar sayang, badai pasti berlalu…”





@Cheong Wa Dae (Istana Kepresidenan Korea)

Beberapa hari kemudian. Masyarakat Korea Selatan terhenyak di pagi hari, ketika berita itu datang di hadapan mereka lewat layar kaca.

Dari kediaman resminya, tepatnya di halaman Istana Kepresidenan Korsel dan didampingi kedua anak dan menantunya, President Lee resmi mengumumkan pengunduran dirinya dan menyerahkan tampuk kekuasaan kepresidenan kepada Wakilnya yang juga notabene kader politiknya.

“…Mungkin mengecewakan kalian semua rakyatku dan yang telah mempercayakan Negara ini di tanganku, tanpa mengecilkan usaha kalian untuk menjadikanku sampai di posisi ini aku Meminta Maaf yang sebesar-besarnya karena pengunduran diri ini….”

President Lee beserta anaknya kemudian menundukkan badan khas ala Korea Selatan selama beberapa detik. Dari kamarnya pagi itu Seohyun kembali tergugu. Dia terisak pelan, dia sangat mencintai mereka yang sekarang sedang disorot media itu. Paman Lee, EunHye Onnie, Ji Hoon Oppa dan kekasihnya Yong. Mereka terlihat bersahaja dan elegan tetapi gurat kesedihan tiu terbaca jelas. Seohyun yakin beberapa rakyat Korea Selatan juga bersedih dengan kenyataan ini.

“..Seperti yang aku katakan pada kedua anakku ketika meminta izinnya untuk mengundurkan diri dari posisi ini, Kekuasaan itu candu. Selamanya tidak akan pernah ada habisnya jika ayah menuruti keinginan berpolitik ayah dan lagi separuh usia ayah telah ayah lewatkan untuk ini. Kini saatnya ayah mundur. Yah, kini saatnya aku Mundur, Maafkan Aku jika tidak mampu melangkah lebih jauh melindungi kalian semua. Semoga kalian berbesar hati dan menerima keputusanku dengan Bijak. Selamanya aku mencintai kalian rakyatku dan kali ini semoga kalian mengizinkanku beristirahat dari kerja panjang ini, menghabiskan waktu bersama Keluargaku, melihat kedua anakku membangun keluarga baru. Yorobun, Joengmal Mianhe, Kamsahamnida Yorobun.…”

Seohyun sempurna terisak panjang. Saat itu dia ingin bersama mereka, orang-orang yang dia sayangi sepenuh hatinya, menyalurkan kekuatan bagi mereka. “Oppa, bogoshipposoyo…”

Masyarakat Korea Selatan berduka, tidak sedikit yang menyayangkan keputusan President Lee untuk mengundurkan diri. Bahkan beberapa diantara mereka melakukan demo untuk memberi dukungan kepada President Lee untuk tetap melanjutkan kepemimpinannya, tetapi keputusan President Lee tidak berubah lagi. Dia resmi mengundurkan diri.





@MBC Studio.

Sedikit berlari Seohyun memasuki gedung MBC. Di temani Jookwon dan dua orang bodyguardnya. Dia berlari menuju tempat konfrensi pers YongHwa berlangsung.

“Hyung sebentar lagi akan melakukan Konfrensi Pers, mengenai hubungan kalian sepertinya…” itu ucapan Jungshin ditelpon tadi ketika Dia menelpon HP YongHwa tetapi yang menjawabnya adalah JungShin karena YongHwa sedang berbicara dengan pihak MBC.

Dia berinisiatif menelpon YongHwa karena rasa khawatir yang memuncak. Setelah pengumuman pengunduran diri President Lee, beberapa hari yang lalu YongHwa belum pernah menghubunginya meski melalui telepon, sms, email atau apapun lainnya, tidak sekalipun. Awal-awal Seohyun bertahan, menganggap kekasihnya itu perlu ruang untuk dirinya pasca peristiwa pengunduran diri ayahnya, tetapi telah berlalu beberapa hari dan dia sudah sangat cemas, apa yang terjadi? Itu kenapa dia kemudian memberanikan diri menelponnya dan ternyata bukan YongHwa yang mengangkatnya.

Lee YongHwa, Pria yang telah membuatnya jatuh cinta. YongHwa-nya selalu berusaha memberikannya yang terbaik kali ini pasti melakukan sesuatu demi dirinya lagi, dia yakin itu. Itu kenapa dia memaksa Jookwon membelokkan arah perjalanan mereka yang sekenanya harus menghadiri salah satu acara pagelaran seni, beralih ke MBC, tempat YongHwa melangsungkan konfrensi pers.

Seohyun tiba di ruangan besar MBC. Ruangan itu dipenuhi dengan awak pers dan media. Jantung Seohyun berdegup kencang, Dia memilih berdiri di bagian belakang ruangan, dibelakangi keramaian awak media yang mengarahkan pandangan ke depan, tempat YongHwa-nya yang hari itu seperti biasanya terlihat tampan dan tenang berada.

Dan ketika moderator memberikan kesempatan kepada YongHwa berbicara, tepat ketika dia meraih mic dan berdiri dia melihat kehadiran Seohyun, mata mereka bertemu.

Seohyun terus menatap YongHwa, mereka mengabaikan semua yang hadir di ruangan itu, hanya mereka. Satu kata dalam benak Seohyun, Takdir. Rasanya dia ingin menangis dan berlari memeluk pria itu.

“Yorobun…”




To Be Continued : Part 14






Behind The Scene Drama “Imagine” (in Real Life) :

YongHwa senam wajah sesaat untuk mengurai sedikit rasa groginya ketika sutradara meneriakkan kata ACTION. Ini adalah syuting terakhir mereka hari itu dan dia harus melakonkan peran pengantin pria, dia tahu ini hanya bagian dari drama yang harus dilakoninya tetapi tetap saja ini berarti banyak baginya. Sang pengantinnya adalah kekasihnya, wanita yang sangat berarti dalam hidupnya. Meski tidak ada yang mengetahui selain orang-orang terdekat mereka.

Sekarang di bawah sorotan kamera dia harus menikah dengan gadis pujaannya itu, di lihat oleh semua orang-orang yang menjadi pendukung drama IMAGINE ini, dilatari lagu George Michael “You and I” yang dinyanyikan oleh Stevie wonder dan menjadi hits tahun 1972, dan menjadi lagu resmi di pesta pernikahan abad ini, Prince William dan Kate midletton. Ini adalah pernikahan yang sangat sempurna.

Dia melemparkan pandangan sembunyi-sembunyi kepada Seohyun yang ditahunya juga sedang grogi seperti dirinya.

Meski sedikit merasa sedih karena drama ini sebentar lagi akan selesai syutingnya, dan dia tidak akan punya alasan lagi untuk bersama Seohyun diluar jam kerja, tetapi dia merasa bahagia. Mereka telah sepakat beberapa hari yang lalu ketika mereka kencan seusai syuting untuk membicarakan hubungan ini dengan Manajemen mereka masing-masing tentang hubungan mereka. Dan sekarang hal yang terbaik yang bisa dilakukannya adalah berdoa semoga manajemennya dan Seohyun bisa menerima keputusan mereka tentang status mereka yang berpacaran.

Dan ketika sekarang harus berakting menikah dengan Seohyun, dilubuk hatinya terdalam dia melafalkan doa semoga ini menjadi kenyataan.


Here we are on earth together,
It's you and I,
God has made us fall in love, it's true,
I've really found someone like you



.END.



Authors Note :

Anneyong Haseyo…^^

Mianhe, jika di episode ini aku belum menikahkan mereka, soalnya wali nikahnya lagi liburan sih..hahahahha…bercanda guys. Gini, aku udah pernah bilang sebelumnya kalau IMAGINE bakal tayang sampai 20 Episode kan yah? Nah karena menurutku konfliknya gak ada lagi dan kalau aku memaksakannya untuk lanjut sampai episode 20 jatuhnya bakal jelek, so IMAGINE akan berakhir di episode 15, Maaf jika mengecewakan kalian, tetapi sebagai gantinya aku bakalan memberi 5 episode special IMAGINE, dengan mereka yang jadi bintang utama tetapi ceritanya mungkin lebih berkembang menyorot kehidupan Kakak-kakak YongHwa dan Seohyun juga saudara sepupu YongHwa, jadi wait & See ajha yah. Lagian masih ada episode akhir (Episode 15,red) kok yang mungkin bakal kalian nantikan, Pernikahan Mereka berdua. ^^

Jika mau jujur sebenarnya aku tidak ingin IMAGINE berakhir, menulis FF ini memberi banyak warna dalam hidupku. FF inilah juga yang kemudian mengenalkan aku dengan kalian, tetapi nothing last forever kan? Semua pasti akan ada ujungnya. Jadi bagi kalian yang selama ini teah mendukungku dan memberikan apresiasi bagi karya perdanaku ini kuucapkan KAMSAHAMNIDA, Terimakasih…*memberi penghormatan ala daehan minguk..*

Last but not least, Cuma mau promosi, hehehhe… kunjungi blogku yah : www.sjland.blogspot.com
Dan tetap tinggalkan jejak kalian setelah membaca FFku ini. Gomawoyo…^^





Luv ; SJ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar