Rabu, 18 Juli 2012

.PART OF 9 ANGEL'S (4).






(Pic : By Juli Agashi)





SJ Entertainment Present :


_Serial : P9A Part 4_



Lead Cast :
SeoHyun, Jessica , Yoona, Sunny, Tiffanny, Hyoyeon, Yuri, Taeyeon, Soo Yong(SNSD)



Main Cast :
-Jung Yong Hwa, JongHyun, Jungshin, Minhyuk (CN Blue)
-NickHun, Taecyeon (2PM)
-Siwon (SUJU)
-Joo Ji Hoon & Yoo Eun Hye
-Kim Seol Hyun (AOA)
-JongHoon (FT Island)
-Yoon Jin Yi (Me a Ri AGD)











@Hyunnie And how ‘bout my Revenge??




_0o0_




Ninety miles outside Chicago
I can't stop driving I don't know why
So many questions, I need an answer
Two years later, you're still on my mind

Whatever happened to Amelia Earhart
Who holds the stars up in the sky
Is true love just once in a lifetime
Did the captain of the Titanic cry?

Someday we'll know
If love can move a mountain
Someday we'll know
Why the sky is blue
Someday we'll know why I wasn't meant for you

Does anybody know the way to Atlantis?
What the wind says when she cries
I'm speeding by the place that I met you
For the ninty-seventh time, tonight

Someday we'll know
If love can move a mountain
Someday we'll know
Why the sky is blue
Someday we'll know
Why I wasn't meant for you
Yeah, yeah, yeah, yeah

Someday we'll know
Why Samson loved Delilah
One day I'll go
Dancing on the moon
Someday you'll know that I was the one for you
I bought a ticket to the end of the rainbow
I Watched the stars crash in the sea
If I could ask God just one question
Why aren't you here with me, tonight?

Someday we'll know
If love can move a mountain
Someday we'll know
Why the sky is blue
Someday we'll know why I wasn't meant for you
Yeah, yeah, yeah, yeah

Someday we'll know
Why Samson loved Delilah
One day I'll go
Dancing on the moon
Someday you'll know that I was the one for you

(Someday will know – Mandy Moore ft Jonathan Foreman)




Yoona berlari menyusuri jalan setapak yang rindang oleh pepohonan pagi itu di taman dekat apartemennya, matahari bahkan belum muncul ketika dia memutuskan untuk jogging. Ditemani lantunan suara indah Mandy Moore ft Jonathan Foreman terdengar melalui headset yang dipasang di telinganya.

Dia perlu memanfaatkan kesunyian ini untuk berbicara dengan dirinya sendiri, sekaligus mengurai sakit kepala akibat efek dari kejadian semalam, hang out dengan sahabat-sahabatnya dan mabuk-mabukan membuatnya bangun dengan sakit di kepala yang mendera. Dia memilih untuk menghirup udara segar dengan berolahraga, terlebih hari ini ketika dia memiliki jadwal syuting buat filmnya. Dia tidak ingin terlihat kusut.

Dia tidak dapat memungkiri fakta bahwa kehadiran JongHyun membawa efek yang sangat besar padanya. Bayangan masa lalu kembali berkelebat di memorinya. Dia tidak tahu dengan pasti perasaaan apa yang sekarang dimilikinya buat JongHyun, tetapi jika ingin jujur, dia tidak pernah menyukai pria lain sebesar rasa suka yang pernah dimilikinya buat JongHyun. Dia mungkin saja memberi ruang bagi seseorang untuk masuk dalam hidupnya dan mencicipi perasaan suka itu tetapi bukan cinta, alam bawah sadarnya seperti tidak membiarkannya bersentuhan dengan cinta. Tetapi dia tidak pernah memikirkan ini secara benar, dia tidak pernah bersusah payah untuk mencari tahu alasan di balik kenapa dia tidak bisa mencintai seseorang secara utuh. Ditambah dengan segala kesibukan yang dimilikinya, maka tak ada lagi tempat untuk memikirkan hal-hal seperti itu. Tetapi ketika JongHyun menjejak kembali, dia akhirnya tahu penyebabnya. Ada cinta yang masih menggantung di hatinya, ada harapan yang tidak pernah redup buat kehadiran seseorang. Lee JongHyun.




_0o0_





“Onniee…”

SeoHyun menatap nanar kepada empat orang perempuan yang duduk di depannya siang itu. Mereka sedang menikmati menu lunch restaurant Taeyeon, termasuk SeoHyun, di depannya Phillycheese Steak sama sekali belum disentuhnya, dia kehilangan nafsu makan. Menguap begitu saja ketika menatap mereka satu persatu.

“YAA!!! Aku tidak bertanggungjawab untuk kejadian semalam, jadi jangan tatap aku seperti itu. Kita sama-sama tahu kalau saat itu aku juga sedang mabuk berat…” sanggah SooYoung memandangi SeoHyun tajam yang saat itu juga menatapnya tajam.

“Onnie…” SeoHyun lalu beralih menatap tajam Taeyeon, HyoYeon dan Jessica. “…onnie kenapa melakukan itu kepadaku?? Onnie menjebakku bersama..”

SeoHyun menghentikan ucapannya, merasa risih harus menyebut nama YongHwa di depan sahabat-sahabatnya sedangkan selama ini mereka tahu, SeoHyun sangat pantang menyebut nama itu. Dia lalu menghela nafas pelan dan berujar lirih, “…Aaakkksss… AKu bisa gila hanya dengan membayangkan kejadian semalam!!!” SeoHyun kembali menghempaskan tubuhnya ke sandaran kursi restaurant.

Restaurant Taeyeon adalah high class restaurant yang memang di peruntukkan bagi konsumen kelas menengah ke atas. Suasana yang nyaman, eksklusif dan dengan pengamanan tingkat tinggi membuat orang-orang kalangan atas dan selebriti menyukai dan rela untuk menghabiskan uang mereka di tempat ini. Belum lagi menu-menu yang menggugah selera. Segala faktor pendukung ini menempatkan restaurant TaeYeon masuk dalam daftar Restaurant paling di lirik di Seoul.

“Berhenti mengeluh, kami melakukannya juga demi dirimu. Dan lihatlah kami berhasilkan? Yah, setidaknya hubunganmu dengan YongHwa bisa kembali membaik..” Ucap Taeyeon santai sambil meresap winenya.

“Bahkan berakhir dengan kamu memiliki akses untuk menggunakan apartemennya…hhhmmm sounds so cool…” Sambar HyoYeon.

“Kok bisa???” Tanya SooYoung.

“Jadi YongHwa menyerahkan password apartemen mewahnya pada SeoHyun, rite darling?” Jessica memperjelas maksudnya pada SeoHyun yang siang itu benar-benar terlihat desperate.

SeoHyun menarik nafas panjang. “Oooohh, come on…ini tidak seperti yang kalian duga. Dia hanya mengatakannya padaku sekali tetapi aku bisa mengingatnya bahkan ketika aku tidak mau mengingatnya!!! Bagaimana tidak, itu kombinasi tang…” kembali SeoHyun menghentikan ucapannya dan menatap ke empat wajah yang masih penasaran dengan kata-katanya. “…akkkksss..onniedeul, kalian..kalian benar-benar menempatkanku dalam masalah besar…” lanjutnya frustasi membuat ke empatnya, aih-alih berempati dengan ekspresi putus asa SeoHyun, malah tertawa terbahak-bahak.

“Jadi password apartemen YongHwa adalah kombinasi tanggal lahirmu..hhmm..cool..”

“Cool yah..” Jessica bergumam sendiri. “Bagaimana denganku, Semua-semua kode rahasia milik TaecYeon seperti brankas di kamarnya, password apartemennya, semua menggunakan kombinasi tanggal lahirku dan tanggal jadian kami..”

“Jiaaahh..dirinya pamer…” HyoYeon segera menoyor lengan Jessica.

“Seriously..”

“Ye ye ye.. kita tahu, tapi untuk kasusmu kita tidak heran baby. Secara kalian berdua relationshipnya udah dari kapan tahun, besok dirimu hamilpun kami tidak heran..”

“YAAA…” Kali ini giliran HyoYeon yang menerima pukulan dari Jessica.

“ONNIE…” SeoHyun berteriak frustasi. Dia mencintai sahabat-sahabatnya ini, menganggap mereka saudara tetapi terkadang dia frustasi dengan tingkah dan sepak terjang mereka yang suka seenaknya, yah tetapi tidak bisa disalahkan juga sih, dia juga terkadang sangat keterlaluan jika mengerjai mereka.

“Onnie..aku sudah cukup bingung dengan kondisi ini, kalian malah mengacaukannya..othokke…”

“Hyunnie, hidup itu sederhana jangan di buat susah. YongHwa mencintaimu dan kaupun mencintainya, yah sudah…trus masalahnya dimana?”

SeoHyun menghela nafas berat. “Tidak semudah itu onnie…tidak semudah itu…”

“Wae??”

“Dia telah membuatku menderita selama bertahun-tahun dan kini datang kembali begitu saja tanpa merasa bersalah sama sekali..enak sekali dia kalau seperti itu…aku yang menderita onnie…aku menderita selama bertahun-tahun…aku harus membalas rasa sakit itukan…”

Taeyeon menghela nafas. Ketiga lainnya juga ikut terdiam, mencoba menyelami jalan pikiran SeoHyun sembari menikmati menu makan mereka siang itu.

“Hyunniee…” sebuah suara terdengar renyah, SeoHyun mendongak dan menemukan Jung Eun Hye berdiri dengan cantik seperti biasa.

Di lingkungan mereka, tidak ada yang tidak mengenal perempuan satu ini. Pemiliki galeri seni dan juga butik ternama di Seoul, Dan juga notabene istri dari pengusaha muda Joo Ji Hoon, presedir Joo Grup, salah satu keluarga chaebol di Seoul.

“Eun Hye onnie…” Keempatnya serentak berdiri dan memberi salam.

“Ooohh, kalian sedang makan siang yah..heheh..ayo lanjutkan makannya, aku juga sedang bersama suamiku..” Eun Hye kemudian berbalik dan tersenyum ke arah Joo Ji Hoon yang sedang duduk di salah satu meja di Restaurant Taeyeon, lalu kembali menatap ke empat gadis itu. “..sepertinya aku ngidam steak lalu ingin makan siang disini ketika melihat SeoHyun…hehehhe…” Eun Hye tersenyum.

“Aahh..Onnie hamil?” Tanya SeoHyun.

Eun Hye tertawa pelan lalu menggeleng. “I’m just kidding Hyunnie..”

“Oooh… onnie, terimakasih sudah berkunjung ke sini..” Taeyeon membungkukkan badan. “..Semoga onnie menyukai menu di restoran kami..”

“pasti…” Eun Hye mengusap lengan Taeyeon ramah.

“Kalau begitu silahkan lanjut makannya…aku makannya disana ajha yah, bareng suamiku..” Eun Hye kemudian tersenyum ramah pada mereka. Dan berbalik melangkah menuju suaminya tetapi langkahnya kemudian tertahan. Dia kembali berbalik pada SeoHyun.

“Hhhmmm..Hyunnie, setelah lunch sibuk tidak? Atau mau langsung kembali ke kantor?”

“Ooohh, nee? Aniyo onnie, waeyo??”

“Good, ngobrol ama onnie dulu yah..”

“Dee..baik…”

Eun Hye tersenyum sekali lagi lalu berbalik pergi. Sedangkan keempat gadis itu kini memandang SeoHyun dengan rasa penasaran yang tinggi. Di tempatnya SeoHyun menghela nafas berat. Dia tahu apa yang akan menjadi subjek pembicaraan dengan Eun Hye. Tepatnya siapa yang akan menjadi objek pembicaraan mereka. Sigghhh..




_0o0_




“Aku terbangun ketika hari masih dini, karena telepon dari Seol Hyun. Anak itu tidak biasanya mengganggu subuh hariku. Tetapi hari ini dia melakukannya…hehhehe…” Eun Hye tertawa pelan lalu menyesap “earl grey tea”nya siang itu. Di depannya SeoHyun juga memilih menyesap frappucinonya masih bingung arah pembicaraan Eun Hye yang notabene kakak Jung YongHwa ini.

“..Aku pikir apa yang begitu penting yang ingin di bicarakannya ternyata dia menelponku meminta agar dikirimkan satu paket gaun dari butik. Aku sempat memarahinya karena urusan sesepele ini dia mesti menggangguku pagi-pagi buta tetapi dia hanya tertawa menanggapi kemarahanku dan malah mengatakan akan berterimakasih padanya karena tingkahnya itu, aku benar-benar tidak mengerti tetapi ketika melihatmu tadi aku akhirnya tahu..hehehhe…”

SeoHyun merasa jengah, dia tahu maksud ucapan Eun Hye. Dia kemudian menatap gaun yang sekarang di gunakannya, jadi ini gaun dari butik Eun Hye. “Oooh Gosh…” batinnya. Sekarang dia merasa malu sekali, seandainya bisa melesak masuk ke perut bumi, dia akan melakukannya siang itu.





“Darimana gaun ini?” Tanya SeoHyun

YongHwa yang sedang sibuk menyiapkan roti bakar buat sarapan pagi mereka menoleh dari dapur ketika SeoHyun keluar dengan membawa gaun di tangannya.

“Hhhmmm..itu dari Seol Hyun, tadi pagi dia kesini membawanya..”

“YAAA…Oppa memberitahukan tentang keberadaanku disini padanya?? YAAAAA…” SeoHyun berteriak frustasi.

YongHwa berjalan menuju meja makan dan meletakkan roti bakar lalu menatap SeoHyun. “Kamu butuh pakaian ganti, dan aku hanya meminta bantuannya…”

“Tapi ini….Iiisssshhh….” SeoHyun mencak-mencak mengetahui kenyataan bahwa Seol Hyun tahu dia menginap di apartemen YongHwa bahkan membawakannya gaun cantik seperti ini, sejujurnya SeoHyun menyukai gaun itu.

“Seol Hyunkan sahabatmu juga, dan kamu tahu dia punya banyak gaun yang bahkan belum disentuhnya. Jadi memintanya satu bukan masalah besar baginya. Atau kamu mau aku ke rumahmu meminta bajumu disana??”

“ANDWEEEE…” SeoHyun berteriak frustasi, itu sama saja bunuh diri. Ibunya akan merecoki dirinya dan YongHwa jika dia tahu hubungan ini. Tidak..Tidak!!!! Ide untuk meminta gaun dari Seol Hyun kedengaran lebih baik ketimbang meminta di rumahnya dan atau dari ke delapan sahabatnya, mereka juga sama akan merecokinya dengan berbagai pertanyaan. Dan memakai baju yang sama di dalam 2 hari itu juga akan mengundang pertanyaan dari orang-orang yang haus bahan untuk bergosip dan dia akan menjadi “gossip highlight of the day”. Aahhh..tidak..tidak…dia tidak mungkin muncul di hotel dengan baju yang sama..aaahhhh..benar-benar serupa buah simalakama.

….



“Onnieee…” SeoHyun tahu wajahnya sekarang telah memerah.

Eun Hye tersenyum hangat padanya, “Bagi beberapa pria butuh waktu bertahun-tahun dan hubungan dengan beberapa wanita untuk bisa menemukan pasangan sejatinya, pemilik tulang rusuknya. Tapi ada juga yang beruntung menemukannya pada pandangan pertama. Lalu pria itu melakukan kebodohan dalam hidupnya, menelantarkan perempuan istimewa tadi, dan tersadar untuk kemudian berjuang mempertahankan dan mendapatkan kembali hati sang perempuan…” Eun Hye mengucapkannya pelan. “…Aku akui adikku masuk dalam golongan pria kedua, dia cukup beruntung dengan dipermudah oleh Tuhan untuk menemukan kekasih sejatinya, tetapi sayangnya dia kemudian meninggalkannya, menelantarkannya dan kini kembali memperjuangkan untuk memilikinya kembali…”

“…Uri YongHwa berbeda dengan orang kebanyakan, dia memiliki pemikiran yang anti mainstream. Dulu, waktu remaja ketika anak-anak seusianya menyukai bergaul dengan clubbing, hang out di tempat-tempat yang gaul, memakai fashion yang trend dengan jaman, dia lain sendiri. Dia tidak melakukan hal-hal seperti itu hanya agar dianggap eksis, dia tidak melakukan sesuatu hanya demi mendapat pengakuan publik atau popularitas atau untuk di terima di lingkungan, Dia melakukan sesuatu jika menganggap sesuatu itu bagus dan atau asyik buatnya, dia tahu siapa dirinya, percaya diri dengan apa yang dilakukannya dan melakukan hal-hal yang disukainya, dia tidak pernah macam-macam. Ketika dia sekolah dan meninggalkanmu, mungkin bagimu dia mencampakkanmu tetapi bagi dia dan menurut kami dia tidak mencampakkanmu. Dia adalah orang yang terlalu fokus pada satu hal. Saat itu keinginannya sederhana, dia ingin menjadi dokter bedah sehingga dia melupakan segalanya, dia tidak menoleh kebelakang bahwa ada hal yang sama pentingnya dengan mengejar mimpi itu sendiri. Namun ketika tujuannya tercapai dia baru tersadar bahwa dia telah melakukan satu kebodohan yang fatal, melukai dan menyakiti perempuan yang dicintainya…”

SeoHyun jika tidak mengingat sedang berada di wilayah publik mungkin sudah menangis mendengar rangkaian kalimat Eun Hye. Benar yang dikatakan kakak YongHwa ini, seperti itulah YongHwa. YongHwanya.

“..Aku mengatakan semua ini tidak untuk maksud apapun, Aku ingin kamu tahu kalau Aku mendukung semua keputusanmu bahkan ketika kamu tidak lagi sudi untuk kembali ke YongHwa, dia pantas untuk menerima itu. Aku hanya ingin agar kamu mengerti posisinya saat itu dan memaafkannya, itu saja..hehehhe..Onnie sayang padamu, sebesar rasa sayang Onnie pada YongHwa dan Seol Hyun. Bagiku Hyunnie sudah seperti adik sendiri meski hubunganmu dengan YongHwa hanya sebatas temanpun, kamu tetap seorang adik bagiku..” tangan Eun Hye terjulur ke depan dan meraih tangan lembur SeoHyun masuk ke dalam genggamannya.

“Nee onnie..” SeoHyun tersenyum pelan.

“Aku harus pamit dear, maaf sudah menyita waktumu…” Eun Hye beranjak dari kursinya, SeoHyun ikut berdiri.

“Aniiya onnie, onnie tidak menggangguku kok..”

“Gimana mau ikut denganku? Supirku akan mengantarmu sampai hotel…”

SeoHyun menggeleng, “Hhhm, thanks onnie tapi aku mau disini dulu..”

Eun Hye kemudian maju dan memeluk SeoHyun pelan.

“Aku berharap bisa melihatmu di acara makan malam keluarga kami...” melepaskan pelukannya mengedipkan matanya pada SeoHyun sambil tersenyum dan kemudian berlalu pergi meninggalkan SeoHyun yang tiba-tiba terpaku sendiri.

Beberapa menit kemudian dia memilih duduk kembali dan menenangkan hatinya. TaeYeon yang masih berada di restaurannya siang menjelang sore itu melihat SeoHyun duduk sendiri kemudian mendekatinya.

“Eun Hye onnie sudah pergi?”

SeoHyun mengangguk. “Onnie ottokhe??”

Taeyeon ikut duduk di depan SeoHyun.

“Hyunnie, coba jawab dengan jujur! Apakah harga diri dan keinginanmu untuk balas dendam lebih penting dari rasa cintamu pada YongHwa? Apakah sangat susah bagimu untuk menerima bahwa dia tidak mencampakkanmu, melainkan pergi meninggalkanmu sesaat untuk masa depan kalian juga dan kini kembali padamu? Dan kalau tentang perasaan sakit yang harus kau tanggung selama dia pergi, apakah kamu yakin YongHwa tidak merasakan sakit yang sama, karena rindu yang mendera padamu?? Aku pikir dia juga terluka ketika meninggalkanmu tetapi dia lebih kuat demi hal yang diinginkannya, dan menurutku itu hebat sekali. Dia bertahan demi sesuatu yang diinginkannya, tidak banyak pria yang bisa seperti itu dan kamu beruntung dia mencintaimu dan memilihmu sebagai pelabuhan terakhir tempatnya menyandarkan segala harapan dan asanya…”

SeoHyun memandang Taeyeon lamat-lamat, mencari dukungan dari mata Taeyeon. TaeYeon menjulurkan tangannya dan menggenggam tangan SeoHyun. “Kami semua mencintaimu Hyunnie, kami ingin melihatmu bahagiah..”

“Onnie..”

“Kembali lagi Hyunnie, hidup itu sederhana, kenapa membuatnya jadi sulit? ketimbang menghabiskan waktumu untuk memikirkan bagaimana balas dendam pada YongHwa kenapa tidak kau gunakan untuk melepas segala rasa rindu yang telah mengendap bertahun-tahun diantara kalian berdua? kita tidak pernah tahu takdir Hyunnie, bisa jadi hari esok mungkin tidak pernah datang menyapa kita, atau kita tiba-tiba kehilangan orang yang kita sayangi, kenapa tidak menghujaninya dengan perasaan sayang yang kita punya saat ini?”

SeoHyun berkaca-kaca mendengar kalimat TaeYeon. Yah, Yang diucapkan TaeYeon benar adanya. Bagaimana jika tidak ada hari esok buat mereka?





_0o0_





“Cut..”

Teriakan sutradara Cho membuat Yoona menarik nafas lega, lalu berjalan keluar dari set dekorasi untuk syuting. “Good Job Yoona-ssi..good job..” puji sutradara Cho tulus, membuat Yoona bangga dengan hasil kerja kerasnya seharian itu.

Dia lalu berjalan ke tempat dimana kursi yang disediakan buatnya berada. Yoona meraih botol air mineral yang baru saja di sodorkan manajernya lalu duduk di kursinya. Dia bergabung dengan team produksi melihat rekaman scene film yang baru saja diambil.

“Ooohh, lihat itu music director kitakan?” Salah satu kru nyeletuk ketika melihat JongHyun berjalan mendekati tempat mereka. Sutradara Cho yang melihat kehadiran JongHyun segera beranjak dari kursinya dan menghampiri JongHyun.

Di tempatnya jantung Yoona berdetak kencang. Dia tahu dan sadar kedatangan JongHyun bukan buatnya, tetapi dia tidak dapat menampik rasa bahagia bisa melihat lelaki itu. Hanya melihat pria yang sekarang menggunakan kemeja biru muda dengan lengan kemeja tergulung dan dua kancing atas terbuka, mampu membuatnya sesak nafas. Dia besyukur bisa kembali menikmati perasaan seperti ini, perasaan jatuh cinta pada seorang pria, murni dan tulus. Tetapi kebahagiaan itu ternyata tidak bertahan lama.

“Aah, Mr. Lee memang ganteng yah, tidak heran banyak penyanyi dan idol yang diam-diam naksir padanya…” salah seorang perempuan yang juga adalah salah satu kru di produksi film mereka berkomentar ketika melihat JongHyun.

“Iya, sayang dia udah ada yang punya…”

Yoona tersentak mendengar ucapan yang baru saja dilontarkan oleh kru lainnya.

“Iya yah, katanya Lee JongHyun sang composer kita itu sedang menjalin hubungan dengan Yoon Jin Yi…”

Jadi JongHyun-nya sudah punya kekasih? Dan aktris ternama pula jika dibanding dirinya? Yoon Jin Yi, siapa yang tidak mengenalnya. Hmm…

Yoona merasa miris sekali, jika tidak mengingat di mana dia berada dia sudah akan tertawa keras-keras. Yah, selamanya JongHyun baginya adalah sang primadona, seorang pangeran dan kembali dia hanyalah seorang loser yang tidak pantas bermimpi untuk mendapatkan sang pangeran. Tetapi meski sedih dan kembali patah hati, kali ini dia lebih siap dan dia mensyukurinya. Setidaknya dia tidak lagi berharap, dia tidak akan lagi penasaran akan sosok satu itu, belenggu yang selama ini mencengkramnya kini bisa di lepasnya, dia akan belajar berdamai dengan masa lalu tanpa penyesalan.

Karena syutingnya hari itu telah selesai dan dia tadinya hanya ingin melihat rekaman hasil syuting hari itu, dia memilih untuk beranjak pergi. Dia kemudian memberitahu pada manajernya keinginannya untuk pulang ke apartemen beristirahat.

Dan beberapa menit kemudian dia telah berjalan ke basement bersama manajernya ketika tiba-tiba sebuah suara memanggilnya.

“Im Yoona-ssi…”

Yoona urung melangkahkan kakinya, dia tahu suara siapa itu. Lee JongHyun.

Dia berbalik dan mengurai senyum formalitasnya. Mereka telah berkenalan secara resmi beberapa hari lalu dan kini dia tidak merasa heran jika JongHyun memanggilnya, sekedar ingin berbasa-basi dengannya mungkin, sebagai rekan kerja.

“Dee…”

Lee JongHyun melangkah pelan menghampiri Yoona, Yoona merasa jantungnya berdetak keras. Bahkan ketika dia telah mencoba untuk melepas pria di depannya ini, jujur dia harus mengakui pesonanya tetap kuat melekat di pikirannya.

“Senang bisa bertemu lagi denganmu setelah beberapa tahun berselang, Yoona-ah..”

Di tempatnya berdiri Yoona terbelalak. Lee JongHyun mengenalinya.




_0o0_





YongHwa merasa letih malam itu, dia baru saja tiba di apartemennya setelah seharian lembur di rumah sakit. Jadwal jaganya seharusnya hanya sampai pukul 5 sore. Tetapi karena ada korban kecelakaan yang harus di operasi segera, dia akhirnya tinggal membantu sampai jam 8 malam.

Dia masuk kedalam apartemennya dan terdiam sesaat ketika melihat highheels berada di jajaran sepatunya.

Mungkinkah SeoHyun?

Dia tidak berani berharap banyak mengingat SeoHyun masih menjaga jarak dengannya. Benar semalam SeoHyun menginap di apartemennya tetapi hubungan mereka masih jauh dari kata “baik” seperti apa yang diinginkannya. Buktinya tadi pagi selain pertanyaan tentang gaun itu, SeoHyun tidak pernah lagi berbicara padanya. Padahal setahunya “mantan” kekasihnya itu adalah salah satu manusia tercerewet yang pernah eksis di muka bumi ini, tidak banyak berbicara itu berarti SeoHyun memang tidak berniat dan tidak mood untuk memulai hubungan yang baik. SeoHyun masih menutup diri darinya, dia bahkan belum menjawab pernyataan YongHwa tentang menjadi kekasihnya lagi semalam. Mungkin SeoHyun tidak lagi membencinya tetapi menebak SeoHyun akan ya buatnya terlalu pagi untuk menduga hal itu bakal kejadian, dia harus butuh usaha ekstra untuk mendapatkan hati SeoHyun kembali dan dia tidak akan menyerah untuk itu.

Dan tebakannya benar ketika YongHwa membuka kamarnya dan melihat tubuh seorang perempuan berbaring membelakanginya. Itu tubuh SeoHyun-nya.

Apakah penyakitnya kambuh lagi? Jantung YongHwa tiba-tiba berdetak kencang. Dia segera bergegas menghampiri SeoHyun. Dan sedikit merasa lega ketika melihat gadis itu ternyata sedang tertidur bukan pingsan.

YongHwa kemudian memilih jongkok di lantai dan menatap wajah SeoHyun. Tangannya terangkat membelai wajah itu.

SeoHyun terjaga ketika merasa sentuhan jari yang hangat membelai wajahnya dan dia melihat wajah kuyu YongHwa di hadapannya.

“Kamu baikkan? Tidak merasa pusing? Atau kelelahan?”

Wajah cemas YongHwa membuat SeoHyun tersentuh, dia menggeleng. YongHwa kemudian manggut-manggut, enggan untuk mengganggu SeoHyun dia beranjak, dia tidak akan membuat SeoHyun risih dengan menanyakan keberadaan gadis itu di apartemennya. Jika SeoHyun ingin berada di apartemennya itu adalah kebahagiaan buatnya, tidak peduli apapun alasan keberadaan gadis itu disini.

Tetapi langkahnya tertahan ketika sebuah tangan menarik lengannya. YongHwa berbalik dan menemui SeoHyun bangkit dari tidurnya. YongHwa kemudian kembali jongkok di hadapan SeoHyun sembari menengadah menatap wajah cantik itu.

Tak ada kata yang terucap, hanya mata yang berbicara. SeoHyun mencoba menyelami mata indah itu, mencoba melihat seberapa dalam luka yang ditanggung YongHwa akibat kehilangan dirinya, seberapa besar rasa cinta yang dimiliki YongHwa buatnya, seberapa penting arti kehadirannya buat YongHwa.

Sunyi…

Senyap…

Keduanya terdiam begitu lama…hanya mata yang saling berbicara, mengungkapkan dengan jujur apa yang tersirat selama ini, apa yang terpendam selama ini, segala luka, segala perasaan cinta, segala kerinduan…

Sampai kemudian YongHwa berinisiatif maju dan membelai wajah SeoHyun.

“Aku dimaafkankan?”

SeoHyun tidak menjawab, dia kemudian maju lalu melingkarkan kedua tangannya, memeluk leher YongHwa.

“Oppa…” lirih suara SeoHyun berbisik di telinga YongHwa.

“Hhhmm…” YongHwa balas memeluk tubuh SeoHyun, merasa lega akhirnya apa yang diimpikannya bisa terwujud, mendapatkan kembali wanitanya.

“Aku hanya akan memberi kesempatan kedua sekali, hanya sekali. Jika kau meninggalkanku lagi tidak akan ada kesempatan ketiga, keempat dan seterusnya…”

YongHwa mengurai pelukannya dan menatap wanita cantik itu. Tersenyum bahagia. “Aku mengerti…”

Dan lalu tak ada lagi kata yang terucap, Yonghwa bangkit dan melabuhkan bibirnya di bibir mendamba itu. Semalam dia telah melabuhkan kerinduannya selama bertahun-tahun melalui ciuman yang panjang dan hangat tetapi hanya sebatas itu. Dan malam ini ketika gairah bercampur kerinduan dan hilangnya penghalang antara mereka berdua menyebabkan keduanya tidak lagi bisa mengekang hasrat yang meluap. Hasrat yang dimiliki oleh dua orang dewasa yang telah memendam cinta dan kerinduan selama bertahun-tahun. Dan Yonghwapun tidak menutupi dia membutuhkan wanita ini, sangat membutuhkannya dan dia memperlihatkan fakta itu pada SeoHyun melalui tindakan. Tindakan yang membawa keduanya menuju puncak kebahagiaan.





Beberapa jam kemudian…



YongHwa menatap wajah polos yang sedang lelap tertidur itu, melepaskan pelukannya dari tubuh telanjang SeoHyun lalu mengendap-endap turun dari tempat tidurnya dan meraih piamanya. Memakainya lalu merapikan selimut, menutupi tubuh kekasihnnya dan sedikit tersentak melihat bercak merah di bed cover. Dia menghela nafas pelan, lalu berjalan pelan memunguti bajunya dan baju SeoHyun yang berserakan.

Setelah itu, dia lalu meraih telepon genggamnya sambil berjalan menjauh dari tempat tidurnya tidak ingin suaranya membangunkan SeoHyun. Dia menghubungi satu nomor. Agak lama dia menunggu sebelum satu suara menjawab teleponnya.

“Hyung..ini aku YongHwa…dee…SeoHyun ada bersamaku malam ini, dan dia menginap di tempatku..ani..anii..dia tidak apa-apa, dia sehat…dee..dee…”

YongHwa berjalan kembali mendekat ketika melihat dari kejauhan SeoHyun begitu pulas tertidur, sambil mendengar perkataan Siwon.

“Arasho hyung…aku akan menemui Paman dan Bibi besok, dan aku ingin mengatakan ini, mulai hari ini, izinkan aku yang bertanggungjawab atas hidup SeoHyun. Dan maaf mengatakan hal sepenting ini melalui telepon. Aku hanya ingin segera memberitahu kepada Hyung, secara resmi aku akan menemui Hyung besok…deee…dee..algeseumida..dee..gomawo Hyung…”

Yonghwa tersenyum pelan sembari mengakhiri pembicaraannya dengan Siwon. Dia lalu kembali ke samping SeoHyun, masuk ke dalam selimut dan meraih tubuh hangat itu masuk kembali ke dalam pelukannya.

“Gomawo Hyunnie..chinca gomawo..saranghe love..” ucapnya lirih di telinga SeoHyun.








.END.












Author Note

Hai..hai..hai..

Mianhe guys, lama yah baru posting FF lagi..sorry..hehhehe..lagi sibuk nih, dan kedepannya mungkin akan agak jarang memposting FF. Eike selama Ramadhan gak bakal mengupdate FF, mau konsentrasi ibadah…hehehe..Dan mungkin setelahnya karena “sesuatu dan lain hal” agak jarang mengupdate FF but wish me luck guys, semoga bisa luang bikin FF..hehehhe…

Oh iya, berhubung kita akan masuk bulan ramadhan dengan segala kerendahan hati Eike mohon maaf yah atas segala ucapan maupun perbuatan yang kurang mengenakkan di hati..Semoga kita semua bisa menjadi lebih baik lagi dihari kedepannya guys.. *bow*

Fighting Gogumas and Happy 888th day YongSeo, We always love You… ^^



.SJ.

Sabtu, 14 Juli 2012

.BreakTime : A Cup Of Cappucino & Catatan Kecil Buat “pembenci & yang dibenci”.





Hahahhaha..

Gw ngakak dulu yah sebagai pembuka untuk memulai “Edisi curcol” ringan kita ini. Ini ketawanya sebenarnya ngetawain diri sendiri kok niat banget nulis ini, udah gitu judulnya dong kesannya provokatif banget yah..hahahahha.. Terus yang nanya kenapa ada segelas cappucinonya di Judul? yah karena ketika menulis ini gw lagi ngopi ceuu… jadi kalian yang baca ini bagusnyanya ya ngopi juga plus dengerin lagu “We Found Love”nya Lindsay Stirling.

Honestly, hidup kita akhir–akhir ini sebagai manusia emang lucu dan selalu patut untuk di tertawakan, kenapa? karena “tingkah” kita yang semakin kesini semakin atraktif dan aneh-aneh, dan kadang kehilangan nalar kritis, atau tepatnya kita bertambah bodoh..hahahhaha.. Ini yang tersinggung pas baca baris ini eeyamaaf, terus yang tertawa gw acungin jempol. Orang–orang cerdas itu selalu mampu menertawakan kebodohan diri sendiri, itu karena mereka tidak picik, hanya berkutat ada pemikiran sendiri. #eeeaaa ^^

Dari awal Gw bikin akun SJ, itu karena kecintaan Gw pada “YongSeo Couple” dan suka menulis, Gw mempertemukan keduanya dan lahirlah SJ yang suka menulis tentang FF YongSeo. Gw awalnya tidak familiar dengan SNSD, jujur–jujuran Gw pencinta musisi yang memainkan alat musik, bukan vocal grup. Yang Gw tahu justru CN Blue, itu karena YongHwa yang bermain di “You’re Beautiful” (Eike KDrama Addict kakaaaakk..hehehehe…) dan berlanjut ketika tahu kalau dia punya band bernama CN Blue. Karena itu gw nonton WGM YongSeo Couple dan pada akhirnya jatuh cinta ama mereka berdua dan juga Grup keduanya (di dunia perKpopan Gw cuma pencinta CN Blue dan SNSD). Dan kecintaan Gw ke YongSeo juga tidak pernah di dasari oleh fakta bahwa fandom YongSeo Shipper itu adalah salah satu Fandom shipperan terbesar, meski Gw bangga akan fakta tersebut. Gw tidak pernah mementingkan kuantitas dude..bahkan jika hanya Gw yang suka YongSeo itu bukan masalah bagi Gw… Hidup itu kita yang menentukan dan menjalani. Maka lakukan apa yang kita sukai karena kita memang suka, bukan karena “sesuatu itu lagi in” “Teman2 inner society menyukai sesuatu itu” “Kalau gak menyukainya tar disangka gak gaul” “Atau gw melakukan sesuatu itu agar bisa popular, bisa punya banyak followers…” oh, dude.. Gw bukan orang yang seperti itu…pliz deh, Dunia udah mau kiamat gini dan kita masih aja jadi manusia labil dan tidak bisa menentukan pilihan hidup kita sendiri? astaga mengerikan sekali hidup seperti itu... heheheh…

Dan menjadi YongSeo Shipper selama 2 tahun sampai detik ini ternyata benar–benar memberi warna yang baru dalam hidup Gw, mengajarkan banyak hal dan menguras tenaga terkadang, hahahaha.. bagian terakhir itu sebenarnya sedikit mengganggu yah. Tetapi kembali ke yang di awal tadi terkadang kita memang kehilangan nalar kritis, jadi sering bertindak impulsif. Kalau berpikir secara cerdas seharusnya sebagai sisi entertainment dalam bagian hidup Gw, kecintaan Gw pada YongSeo itu seharusnya menghibur bukan malah membuat galau... *tepok jidat* LOL

Masalah yang paling sering menguras tenaga sebagai YongSeo Shipper itu adalah menerima “kebencian” orang–orang terhadap YongSeo Shipper, termasuk Gw juga harus menerima kebencian itu..hohoho.. *Kibas poni* Dan Honestly itu adalah hal yang baru bagi Gw. Menerima kebencian dari orang–orang hanya karena Gw menjadi bagian dari salah satu fandom di dunia hiburan. Yah, kalo menerima kebencian dari wanita yang menjadi mantan kekasih Cowok Gw misal, wajar sih menurut Gw karena mereka membenci Gw dengan sebuah alasan, masih cinta ama cowok Gw maybe! iri ama kecantikan dan kelebihan Gw kali! (dilarang protes!!! LOL)... jadi kebencian mereka manusiawi. Tapi kalo haters YongSeo Shipp? kok kesannya gak nyante banget yah…hahahah.. *ngakak*

Tapi yah beginilah dunia perfandoman pencinta–pencinta Kpop, fenomena “haters” benar–benar bukan barang baru di lingkungan ini. Yah hidup emang selalu berpasang–pasangan, ada Hardcore berarti ada Haters. Dan mendapati fenomena ini mungkin Gw adalah salah satu orang yang paling sering teriak–teriak bahwa tidak usah meladeni segala jenis “haters” yang gak mutu itu, buang–buang tenaga dan waktu. Tetapi makin ke belakang tingkah si haters ini beneran makin bikin enek!! Bukti kecil salah satu “ketidaknyantean” si haters ini, mereka pernah koment di blog Gw ini dengan kalimat singkat, padat dan kasar..hohoho…Gw gak dendam ceuu…cuma memperlihatkan salah satu bukti kebencian mereka…^^

Dan yang terbaru bukti “ketidaknyantean” mereka adalah masalah yang baru–baru ini terjadi, Ketika permintaan untuk “YongSeo Duet” di SBS Concert berdatangan dari para YongSeo Shipper dari seluruh dunia, mereka meradang dan menggelepar, kebakaran jenggot, ribut-ribut, langsung menanggapinya dengan berbagai cara…maka ramailah Twittland dengan twit mereka yang menghina “YongSeo Shipp” mulai dari YS Shipp delusional, susah move on, ubi busuk, Gogumas tidak mencintai Seo atau Yong karena mempairing keduanya, etc… dan yang paling lucu Seob adalah seob or Yong adalah Yong (Yah emang…itu anak kecil juga tahu dude..yang bilang Seob adalah Yong dan Yong adalah Seob siapa? LOL) SeoHyun dan YongHwa tidak usah di pasang–pasangkan!! (Halaaahhh…Situ emaknya ato babenya ato manajernya? Cuma fanskan? Status kita sama ceuu!!!)

Eehhh..jeda bentar yak, ini gw juga sebenarnya gak nyante yah? Hahahha.. baiklah emang cara terbaik melawan “ketidaknyantean” adalah juga memakai system “ketidaknyantean”..LOL

Okkey seriously…

Gw mau nanya, Ketika haters berhak melakukan sesuatu, mengapa “YongSeo Shipp” atau Gogumas tidak boleh? Ketika haters bisa mempairing Yong atau Seob dengan orang lain, mengapa Gogumas tidak boleh? Sebagai shipperan, gogumas percaya kalau ada relationship di antara dua orang tadi ini (Yong dan Seob, red). Tentu itu jadi hak asasi kita untuk ngeship, Lantas kenapa haters yang meradang?

FYI, Gogumas itu best shipper in the world. Kita ini paling sering dicaci, tapi kita diam. Paling cuma segelintir orang yang gak bisa nahan emosinya yang akhirnya nyulut fanwar. Coba cek di Youtube kalau itu koment dari goguma di video bukan tentang YongSeo pasti langsung dihina. Tapi kalau yang koment shipperan lain pasti tidak ada yg respon, pura–pura tidak liat. Kenapa???


“Terserah kami dong mau bilang apa..kenapa emang kalau kami membenci Goguma?”

“Goguma mah kelaut aja..ye ye ye…dun care lah…”

“Kami ini adalah fans hardcore yang berusaha melindungi idol kami…kalian tidak mencintai Seob atau Yong sebesar cinta kami…”


Kira-kira seperti reaksi kalian untuk pertanyaan–pertanyaan itukan?

Hohoho…Nah kalau kalian begitu mengagung-agungkan paham kekebasan kalian, mengapa mesti kebakaran jenggot menghadapi requestan gogumas? Dan mengapa mesti begitu marah ketika kami mempairing YongHwa dengan SeoHyun? Jika kalian begitu mengagung-agungkan “serah dong yah..” kenapa lantas menghakimi gogumas delusional? mau-mau gogumas dong delusional atau tidak kenapa kalian yang sewot dan keberatan? Serah gogumas dong yah..Hidup hidup mereka kan?

Jika kalian bisa pede mempairingkan Seob atau Yong dengan yang lain, bahkan dengan Seob sesama anggota Soshi yang notabene cewek (yucckkksss…gw anti homo ceuu!!! Itu penyakit loh yak!!), tetapi justru marah dan mendebat pilihan yang mempairingkan YongSeo. “Kalau kami cuma buat bercandaan, hiburan semata..” itu jawaban kalian, lantas kenapa tidak berpikir bahwa gogumas juga mempairing YongHwa dengan SeoHyun hanya sebagai hiburan? Kembali kalian menyebut gogumas delusional sementara kalian sendiri juga sibuk mempairing idol A dengan idol B yang notabene statusnya sama seperti YongSeo Couple, Gak pasti…nah loh…yang delusional sebenarnya siapa? Hahahaha….ini tuh serupa maling teriak maling!!! *Maaf kalau analogynya kasar*

Hahay…ini betul-betul paradoks. Sekarang yang gak siap dengan paham kebebasan siapa sih? Yang gak siap dengan paham “serah gw dong yah..” siapa?? Kalian haters atau kami Gogumas. FYI, kebebasan atau lazimnya disebut paham Liberalisme secara etimologi adalah sebuah paham dimana setiap individu seharusnya mempunyai pandangan bebas , luas dan terbuka, tidak sempit, tidak picik.

FYI, gogumas tidak pernah mengganggu siapapun atau fandom apapun. Selama ini perlawanan gogumas itu muncul karena merekalah yang diserang oleh haters. Goguma adalah kumpulan orang-orang yang resect ama pilihan orang lain, bahkan jika kalian adalah anak gogumas yang kemudian ingin berhenti ngeshipp YS, itu terserah kalian. Hidup hidup kalian. Dan kembali bukan kuantitas yang penting tapi kualitas. ^^

Tentang permintaan duet itu, FYI aja, sebagian Gogumas merequest YS Duet tahu kalau SBS bukan tempatnya YS. Tapi gogumas tetap meminta YS duet, ikut komen di FB SBS Festival. Kenapa? Gogumas sama sekali tidak berharap permintaan mereka dikabulkan tapi tujuannya adalah biar media Korea tahu kalau ada yang namanya YongSeo fans yang selalu setia. Syukur kalau jadi ada produk atau produser yang mau masangin YS karena tahu ada pangsa pasarnya. Sumpah, Gw bangga jadi bagian keluarga besar Gogumas yang anak–anaknya hangat dan cerdas.

Dan tentang cinta pada keduanya, hohoho.. Gogumas benar–benar dukung SNSD dan CNBlue secara keseluruhan tanpa membedakan seperti kalian yang mungkin hanya mendukung salah satu personilnya tidak keseluruhan. Goguma beli album&single CN Blue SNSD dan juga album digital song mereka. Menghabiskan uang demi bisa menonton konser mereka.

Gogumas sering melakukan proyek amal atas nama YongSeo di masyarakat, sesuatu yang mungkin jarang fandom lain lakukan. Gogumas Thailand, Vietnam, dan Indonesia sendiri, semua pernah melakukan acara amal. Merayakan ulang tahun YongSeo atau ultah Yong dan Seob di panti asuhan. Membantu sesama goguma yang tertimpa bencana, Ikut berdoa ketika sesama goguma terancam bencana seperti banjir atau gempa. Gogumas memberikan banyak kontribusi ke masyarakat karena kecintaan mereka pada YongSeo.

Gogumas pun selalu mendukung SeoHyun atau YongHwa jika mereka punya pekerjaan dengan “idol” lain, sebutlah YongHwa dengan ShinHye di Heartstring, Gogumas ikut mendukung drama itu. Belum lagi ketika SeoHyun duet dengan Donghae, Gogumas rela DL lagu mereka secara Legal karena goguma tahu kalau hasilnya akan disumbangkan ke Unicef. Ketika tahu SNSD menjadi duta world vision maka beberapa gogumas selama 2 hari jadi volunteer di world vision, apakah kalian yang mengaku “Sangat mencintai” soshi sudah melakukannya??

Tahukah kalian alasan gogumas tidak menyukai fanwar selain karena mereka menghindari pertikaian dan mencoba tetap respect pada sesama juga karena gogumas tahu dan sepenuhnya sadar jika SeoHyun ataupun YongHwa tidak akan menyukai “fanwar”, mereka berdua akan sedih jika browsing dan mereka membaca komentar2 fans mereka tentang mereka, Gogumas tidak pernah ingin menyakiti YongHwa dan SeoHyun.

Nah…Dear haters…
Apa kalian tidak lelah hidup dengan kebencian kalian pada Gogumas? Apa kalian tidak lelah ngerecokin hidup orang, yang bahkan kalian tidak kenal selain fandomnya atau kaumnya? Atau kalian tidak punya pekerjaan berarti selain berkutat dengan kehidupan “idol” dan apa2 yang boleh dan tidak boleh di lakukan fans “idol” tadi? Please Get a life dude!!!! Seriously Gw miris ngelihat hidup kalian. Dan coba untuk “jatuh cinta” yah pada sosok yang nyata, supaya hidup kalian penuh dengan “cinta”. Hehehhe…

Oh iya, satu hal. Yakin nih, Gogumas Delusional dear?? Kita sama tahu kalau di industri hiburan semua ditutupikan? Ingat untuk tidak menjilat ludah sendiri yah..hehhehehe..

Dan buat Gogumas…
Jangan berhenti untuk Respect To Each Other dear, bahkan jika itu haters!! Remember to be a goguma aint that easy at all. You have to be strong. Our delusional is our pride.

Last but not least, Tulisan ini lahir dan terinspirasi dari hasil perbincangan “cerdas” dengan Vira Sardika dan peni purwani (Beberapa kalimat dalam tulisan ini adalah kalimat Vira dan peni..) “Hohoho…Sungkem Gw ma kalian..hahahah..Beruntung yah, kita masih bisa di golongkan sebagai orang2 waras..hahahha..”

I love Goguma Family.





.Wif Love SJ.

Jumat, 06 Juli 2012

Seri SJ & Friends "ISTANA KECIL YANG MASIH TEGAK BERDIRI"








.ISTANA KECIL YANG MASIH TEGAK BERDIRI.





SJ Entertainmet Proudly Present :


_Seri SJ and Friends : FF OneShoot SJLand1stAnniv & YSDoubleBDay_



.ISTANA KECIL YANG MASIH TEGAK BERDIRI.




Main cast : Seo Joo Hyun (SNSD)
Jung Yong Hwa (CN BLUE)

Lead cast : Park Yoochun (JYJ)
Lee Jonghyun (CN BLUE)
Lee Jungshin (CN BLUE)
Kang Minhyuk (CN BLUE)
Choi Sooyoung (SNSD)
Kim Taeyeon (SNSD)
Kim Hyoyeon (SNSD)
Choi Sully (f(x))

Other cast : Juniel
Suzy (Miss A)
Lee Hyunjoo
Seo Cha jung



Ost : Taylor Swift – Today is Fairytale










.PROLOG.





‘Aku merangkum segala peristiwa di masa lalu.. kini bayangmu bukan hanya kefanaan yang tak terjamah.. untuk sekian lama aku mencari, kini sentuhmu bukan lagi impian masa lalu.. kamu ada.. nyata.. dan tersedia..’


Seohyun berbicara dengan hatinya sendiri, lengannya kuat memegangi tali ayunan, kakinya lembut menyentuh pasir lautan yang membahana bebas di hadapannya, ia memandangi lekat lelaki yang memetik gitar di depannya.

“Cause I was born.. to tell you I love you..” lirih sang pria bernyanyi sambil menatap Seohyun lembut

“ini.. bukan mimpi kan..” Batin Seohyun masih saja berusaha memastikan, baginya ini terlalu indah untuk menjadi sebuah kenyataan, kemudian ingatannya memutar kembali pada sepuluh tahun yang lalu.. hari dimana ia mulai membangun sebuah istana kecil di dasar hatinya, istana kecil yang masih tegak berdiri.. Istana yang terbangun saat pertama kali ia bertemu dengan pangeran kecilnya.. Jung Yong Hwa..





***




.1.




Itaewon Center, Seoul 2002.





Seohyun menunggu dengan sabar gilirannya untuk tampil di ajang festival musik pelajar kalangan sekolah dasar di Itaewon Center hari itu, ia menjadi satu-satunya wakil dari sekolahnya. SeoHyun, selain pandai bermain biola dan piano, Dia juga terkenal sebagai murid yang sangat cerdas, semua staff pengajar setuju, kendati usianya baru 10 tahun, tapi daya berpikirnya luas dan bisa memahami pemikiran orang yang jauh lebih tua darinya.

“Ya Tuhan, kenapa acara ini sangat membosankan..” Seohyun memangku wajahnya di tangannya. Kemudian seseorang tiba-tiba saja duduk di bangku kosong tepat di sebelahnya.

Laki-laki bertubuh mungil itu menahan gitar di tangannya, ia memakai seragam sekolah lengkap yang menunjukan ia siswa di sekolah dasar SeoHwa Seoul, tanpa sadar sesuatu menggelitik Seohyun untuk memperhatikan laki-laki itu, tubuhnya mungil, kulitnya putih bersih, dan lihat ekspresi wajahnya yang dingin, tatapan matanya yang lurus dan fokus.

‘Hah.. kenapa jadi deg-degan gini ya?’ Seohyun merasa jantungnya bergetar hebat, wajah dan kupingnya rasanya memanas hanya dengan melirik gerak-gerik namja di sampingnya.

Tak ada percakapan apapun, Seohyun hanya melirik dan merasa gemas sendiri dengan tingkah ‘cool’ anak laki-laki yang ia tidak tau siapa namanya. Karena name tagnya terhalang oleh rompi yang ia kenakan.

‘Semoga cepat-cepat gilirannya tampil agar aku bisa tau siapa nama murid Seohwa ini…’ Seohyun terus sibuk berbicara dengan dirinya sendiri meski hanya di dalam hati sambil melirik-lirik tak jelas sesekali pada namja itu.

“Seohyun-shii…” tiba-tiba terdengar suara Mrs. Kim memanggilnya dari belakang, Seohyun mengalihkan perhatiannya.

“Nee, Mrs. Kim?”

Mrs. Kim menarik tangan Seohyun dan membawanya keluar dari aula berukuran besar, Seohyun setengah kaget namun akhirnya mengikuti langkah Mrs. Kim.

“Sebentar lagi giliranmu tampil Seohyun, apa kamu sudah siap?” Mrs. Kim berjongkok menyamakan tingginya dengan Seohyun sambil merapikan poni dan rambut Seohyun yang sebenarnya sudah tertata sangat rapi.

“Ne, Mrs. Kim, percaya padaku aku akan membanggakanmu juga nama sekolah kita…” Seohyun dengan senyumnya yang sangat polos berhasil meyakinkan pengajarnya untuk tidak khawatir, hingga akhirnya nama Seohyun di panggil.





***




Beberapa Jam Kemudian..


Seohyun melepaskan pandangannya ke seluruh ruang aula yang terisi penuh itu, namun sosok anak laki-laki yang tadi duduk persis disampingnya tak ia temukan juga, ia kemudian memutuskan keluar aula, dan terus mencari, entah mengapa langkah kakinya terus berlanjut, tanpa tahu dengan pasti apa tujuan dia untuk terus mencari keberadaan Sosok anak lelaki tadi. Dan Seohyun merasa sedih dan kehilangan sekaligus kala itu. Hingga ia selelsai mencari ke seluruh koridor utama di Itaewon Center, ia putus asa, tak menemukan anak laki-laki itu, ia kembali memasuki ruangan.

Dia kemudian memilih masuk kembali ke aula. Dan langkahnya terhenti saat melihat laki-laki yang di sinari lampu sorot di atas panggung adalah dia yang sedari tadi Seohyun cari.

“Hah???” Seohyun kecewa. “…aku belum tau siapa nama kamu.. dan aku tidak mendengar namamu dipanggil...” ia akhirnya memutuskan duduk di tempatnya dan menikmati penampilan dari murid sekolah dasar SeoHwa itu.

Betapa Seohyun merasa luluh mendengar suara laki-laki itu, ia bukan hanya memetik gitarnya, namun menyanyikan sebaris lagu lama dari The Beatles ‘Yesterday’.

“Aah jinjja, I saram.. aku benar-benar menjadi gila…” Seohyun bergumam gemas di tempatnya. Hingga akhirnya penampilan laki-laki itu usai, Seohyun bersiap di tempatnya, mempertajam indra pendengarannya.

“Yaaa dan itulah penampilan saudara Jung, dari sekolah dasar Seohwa Seoul…”

“Mwoyaaaa?” Seohyun frustasi .“Jung katanya?” siswa-siswi yang tak jauh duduk di tempatnya menatap aneh pada Seohyun, saat menyadari puluhan ekor mata sedang memandang aneh padanya, Seohyun mengangguk-ngangguk dan tersenyum malu, kemudian memukul jidatnya sendiri.






***





Seohyun pulang dengan wajah kusut walau tangannya memegang piala atas kemenangannya di festival tadi, namun hatinya masih saja ingin mengacak-ngacak isi jagat raya dan mencari tahu siapa nama laki-laki yang begitu dingin dan menawan duduk disampingnya.

“Ada yang salah sayang?” Lee Hyunjoo menghapiri Seohyun yang menghempaskan tubuhnya cepat di tempat tidur.

“Amma, tadi aku bertemu dengan laki-laki tampan.. tampaaaan sekali.. tapi aku tidak tau siapa namanya..”

Hyunjoo tersentak kaget melihat anaknya dengan wajah polos berbicara seperti itu. Ia lalu mencubit gemas pipi Seohyun.

“Sayang.. kamu masih terlalu kecil, ada-ada saja…” Hyunjoo kemudian berbalik dan meninggalkan Seohyun sendiri di dalam kamarnya setelah mengucapkan selamat dengan piala yang entah keberapa yang Seohyun persembahkan untuk sekolah dan keluarganya.

“Apanya yang salah? Memang mata bisa bohong? Hmmm omma tidak mengerti dunia anak-anak..” Seohyun bergumam sendirian sambil memandangi piala yang ia pegang.





***





Dari hari ke hari, minggu berganti bulan dan setahun genap berlalu, lelaki yang Seohyun sebut pangeran kecilnya itu menghilang, jauh dari peredaran, rasanya ia hanya angin segar di tengah kemarau panjang, Seohyun sudah tak pernah mengingatnya lagi, walaupun ada satu tempat yang ia bangun khusus di dalam hatinya untuk pangeran kecil itu.. sebuah istana kecil, di dasar hati.





***




.2.





Seoul, 2003.




Seohyun bertransformasi menjadi siswi sekolah menengah pertama, setelah kelulusan sekolah dasar, dengan nilai tertingginya ia bisa dengan mudah mendaftar dan lolos seleksi masuk ke Junior High School favorit di Seoul, dan beasiswa akan senantiasa mengiringinya hingga ke jenjang Senior High School juga Universitas, dia berhasil lolos seleksi di SM Junior High School of Seoul.

Ia memandangi bayangnya di cermin sambil mematut diri, merapihkan dasinya dan ikatan rambutnya.

“Sudahlah.. kamu sudah cantik, Appa tidak mau tau-tau anak gadis appa yang masih terlalu polos ini disukai banyak namja…” Seo Cha Jung memperhatikan anaknya yang tumbuh semakin tinggi dan hampir menyamai tinggi ibunya. Dari ruang keluarga, Seohyun tersenyum dan segera mengambil tasnya. Disambut senyuman hangat dan segelas susu putih di meja makan oleh ibunya. Seohyun adalah anak satu-satunya dan mereka sangat mencintai Seohyun.

“Aniya appa, aku akan selalu menjadi gadis appa satu-satunya dan tidak ada namja yang bisa merebutku dari appa begitu saja..” tawa Seohyun merekah.. setelah meneguk susu hangatnya ia berdiri dan segera berlalu.

Seohyun memang sangat mandiri, walaupun orang tuanya sudah menyiapkan transportasi pribadi, ia hanya memilih naik angkutan umum, seperti pagi ini ia memilih naik bis di halte terdekat dari rumahnya. Selang beberapa menit saat bis berhenti di halte berikutnya Seohyun tersentak kaget dan bayangan satu tahun lalu memutar hebat di otaknya.

‘Sepertinya.. aku mengenal dia..’ Seohyun menebak-nebak laki-laki yang sengaja berdiri dan bergantung pada besi di dalam bis, sambil memasangkan earphone di telingannya, dan sebuah bayang-bayang satu tahun lalu memutar fasih di dalam otak Seohyun.

“Dia.. pangeran kecil???” meskipun meragu namun keyakinanya jauh lebih tinggi, tak banyak perubahan dalam satu tahun ini dari pangeran kecilnya.

Seohyun terhenyak kembali dan bagaimana bisa ia mendapati perasaan yang sama seperti saat pertama dia melihat laki-laki itu, begitu kalem, santai tampan juga mempesona, tatapan matanya yang dingin serta merta membuat hati Seohyun seperti di bakar api, menghangat dan bahagia. Ia menikmati apa yang ia rindukan selama satu tahun ini, walau ia sudah tak pernah memikirkan laki-laki itu, tapi sekali saja mengingatnya bisa membuat Seohyun menggila. Walau usianya masih sangat belia.

Laki-laki itu berjalan mendekati pintu keluar saat Seohyun pun berjalan mendekati pintu keluar, saat sampai di halte yang ia tuju Seohyun semakin terheran-heran dan bertanya-tanya.

‘Di halte ini juga? Apakah dia siswa di FNC School?’

Dan tepat, tebakan Seohyun tepat, Yonghwa berjalan cepat dan memasuki gerbang FNC School, sekolah yang sama-sama menempati posisi favorit di Seoul, Sekolah yang hanya berjarak beberapa meter dari sekolah Seohyun.

Itu artinya akan banyak kesempatan dan kesediaan Seohyun untuk melihat dan mengetahui siapa laki-laki itu.

Tapi.. tidak. Dugaan SeoHyun ternyata salah besar.

Bulan kembali bergulir cepat, menahun terus berkutat menjauh dan menjalar kilat, seribu hari lebih Seohyun menanti waktu yang diharapkan, tiga tahun walau satu kali tidak pernah Seohyun menemukan sosok namja yang ia cari.

‘Dunia rasanya begitu luas.. kendati ia dekat, namun selalu terlewat…’ gumam Seohyun prihatin saat hari kelulusannya di SM Junior High School.





***





Yonghwa mendapati dirinya sangat populer di kalangan gadis walau usianya masih sangat muda, hari kelulusannya di FNC Junior High School tiba, dan banyak sekali gadis yang menariknya untuk dimintai foto bersama, Yonghwa hanya pasrah dan memasang wajah tampannya untuk mendapatkan hasil foto terbaik.

“Yonghwa..” Jonghyun menarik Yonghwa cepat dari kerumunan gadis-gadis berisik yang sudah bersiap dengan pose mereka masing-masing

“YAAA!! Jonghyun Oppa!!” Dan rasanya mulut mereka kemudian serupa pistol yang memuntahkan rentetan peluru hingga Yonghwa dan jonghyun terpaksa berlari menghindari cercaan merea yang meluncur dari mulut-mulut gadis-gadis yang kecantikannya tidak standar itu.

“Waeyo Jonghyun?”

“Aniya. Aku hanya sedikit pusing dekat-dekat dengan Yeoja.. oh ya, apa kamu sudah menemukan siapa dia?” Jonghyun bertanya penasaran. “ini hari terakhir kita berada dekat dengan SM Junior High School..” lanjutnya.

Yonghwa diam-diam menyimpan satu tempat khusus untuk satu anak perempuan dengan pita biru muda yang melekat di rambutnya, perempuan yang dengan lucunya memainkan iringan piano empat tahun lalu.. perempuan dengan mata berbinar dan penuh semangat berdiri di atas panggung dan mengucapakan terimakasih dengan piala berjejer yang ia dapatkan. Yonghwa bisa gila jika mengingat sosok gadis itu.

“Kenapa tiba-tiba menanyakan dia?”

“Ini sudah enam tahun berlalu Yonghwa-yah kamu berpacaran dengan Suzy lalu putus walau saat itu pacarmu masih Suzy tapi foto di dompetmu itu masih gadis yang sama…” Yonghwa menarik jonghyun dan menutup mulutnya.

“Kau tidak ingin mati kan?” Yonghwa berbisik kesal pada Jonghyun, Jonghyun mengangguk karena lehernya kesakitan

“Iiiish.. aku hanya prihatin padamu Yonghwa.. namamu saja yang Jung Yonghwa, the magic dragon, magic yang mana? Untuk mengetahui siapa gadis itupun kamu tidak bisa, you are not a magic Yong~”

Yonghwa terpingkal-pingkal di tempatnya melihat Jonghyun mendengus sendirian, sebenarnya Jonghyun sangat menyukai Suzy saat itu, namun sial Suzy jauh lebih menyukai Yonghwa, dan karena Jonghyun tidak ingin Suzy kembali ke pelukan Yonghwa, akhirnya Jonghyun memutuskan untuk mencari tahu sosok perempuan yang selalu Yonghwa bawa kemana-mana, yang dimanapun Yonghwa berada perempuan itu selalu kokoh mengisi hati Yonghwa. Tapi sayang.. walau pun mereka tahu gadis itu bersekolah di SM Junior High School, tak pernah walau sekali Yonghwa menemukan gadis periang yang suaranya sangat lembut itu. Hingga hari ini tidak pernah.

‘Seluas apakah jagat raya ini, ia begitu dekat namun tak pernah tercegat…’ Yonghwa membuka dompetnya dan mendapati gadis pita birumuda yang tersenyum cerah dengan binar penuh semangat di matanya. Yonghwa jatuh cinta pada pandangan pertama, kedua, dan seterusnya.




***




.3.




Seoul, January 2007





Berlabuh dalam dada yang menjelma dalam cinta, seteguk harapan takkan sirna di ujung waktu yang mendamba, hati adalah tempat istimewa, jamahan dalam titik cakrawala yang satu orangpun tak mudah datang didalamnya.

Namun Seohyun meluluh pada Seniornya di SM Senior High School, Park Yoochun. Seohyun sudah berlari jauh dari Yoochun di semester pertama saat menjadi siswi di SM Senior High School, Yoochun terlalu gigih untuk di abaikan, dia bisa memperlakukan Seohyun dengan baik dan wajar, membuat Seohyun merasakan perasaan lain yang sangat istimewa di hatinya bagaimana tidak, Seohyun habis di bully oleh banyak Yeoja, dia habis dimaki oleh banyak senior juga teman sebaya. Ia hanyalah gadis biasa, murid baru. Sayangnya ia terlalu cantik dan istimewa. Seohyun sudah berusaha mengabaikan banyak pria, namun Yoochun, dia membuat Seohyun tak bisa berkutik sedikit saja.

“My Seobaby.. good luck dear..” Yoochun mengecup lembut kening Seohyun kala Seohyun sudah bersiap dengan kostum baletnya, ia terlihat sangat cantik juga professional, gaun berwarna pink mengembang dan rambut terikat rapih sempurna membuat Seohyun begitu cantik.

“Thanks Oppa.. pastikan kamu menonton di barisan paling depan saat aku tampil ya..” Yoochyun mengangguk dan tetap tak bisa mengalihkan pandangan dari Seohyun.

Hari ini di Olimpic Center Seoul di adakan Seoul Art Competition tingkat Nasional dan peserta dari seluruh penjuru negeri berhamburan tempat seluas ini terisi cukup penuh dan juri-juri didatangkan dari kalangan khusus yang bukan main-main.

Acara-acara seperti ini selalu membuat hati Seohyun bergetar cepat, bukan karena ia tegang untuk tampil di hadapan banyak penonton, tapi acara seperti ini, akan membuatnya mengingat pangeran kecilnya, pangeran kecil yang hingga di usianya yang ke enam belas tahun ia tidak tau siapa namanya.

“Haaaah..” Seohyun menarik nafas panjang sambil menatap diri di dalam cermin. “Lupakan saja Seohyun, kamu sudah memiliki pangeran di dunia nyata.. dia hanya sekelebat bayangan indah di masa lalu, Istana kecil adalah bagian fiksi dari hidupmu, bukan kenyataan, tak mungkin ada dan tersedia..”

Seohyun menatap dirinya miris, “…baiklah Seo Joo Hyun, mulai hari ini, mari kita lepaskan semua kenangan masa lalu yang hidup terlalu lama dan menua dihatimu.. kamu sudah cukup dewasa untuk membedakan mana duniamu dan dunia dongengmu..” Seohyun sedang berkompromi dengan dirinya sendiri di dalam ruang tunggu. Seohyun mengangguk-ngangguk setuju, lalu bangkit dan keluar dari ruangan itu.

Seohyun melangkah yakin dan hendak menuju ke back stage untuk Opening Ceremony, namun langkahnya tiba-tiba terhenti. Ia kehilangan kekuatan di kakinya, rasanya tubuhnya ingin melayang tinggi.

Tak ada yang berubah dari sosok itu, tatapan matanya masih dingin seperti dulu, wajah tampannya masih tergurat sempurna, hanya saja, tubuh mungilnya kini menjulang tinggi.

“Tidak mungkin..” bisiknya nyaris tidak terdengar, Seohyun membatu di tempatnya. “Itu.. pangeran kecil..” tangisnya hampir tumpah, ada rasa haru dan bahagia sekaligus sedih berkecamuk dan bercampur aduk di dalam hatinya saat itu.

‘Hey.. baru saja aku mau melepaskanmu dari ikatan masa laluku.. lima tahun yang lalu aku menemukan wajah lucu itu.. dan sekarang saat aku ingin melepaskanmu dari belenggu hatiku, kamu muncul dan tetap berdiri kokoh dihatiku.. pangeran kecilku..’

“Seohyun.. kamu masih disini” Yoochun, kekasihnya kembali dan menemukan Seohyun yang tergugu tegang di tempatnya.

“N—ne Oppa?” Seohyun mengalihkan pandangannya dari Pangeran kecilnya.

“Yang lain sudah menunggumu di back stage, apalah arti ballerina yang lain dear, kalau bintang dari semua ballerina ada disini..” Yoochun menatap lembut Seohyun dan menggenggam tangannya.

“Uri, kajja..” Seohyun mengangguk dan mengikuti langkah Yoochun.





***





Yonghwa berdiri di tempatnya sambil terus memetik string gitar listriknya. Ia sekali lagi akan membuat semua wanita terpukau dengan iringan instrument darinya dan ke-empat band matenya. CN Island. Namun jari Yonghwa terhenti saat ia mendengar..

“Seohyun.. kamu masih disini”

Degg ..

Lengan dan jemarinya gemetar, yang akhirnya berubah menjadi bergetar, ia lemas, nama itu sangat familiar di telinganya, juga dalam hatinya, nama yang ia lupakan, nama yang begitu saja melintas dan menghilang lima tahun yang lalu, nama itu terucap dan terkunci di dalam pikiran Yonghwa.

‘Seohyun.. apakah mungkin dia Seo Joo Hyun…’ Yonghwa masih tertunduk dan memandang kosong string gitarnya.

“Yonghwa.. ayo kita ke back stage, kita harus menjadi pengiring Opening Ceremony…” Jonghyun menggenggam bahu Yonghwa, akhirnya Yonghwa mengangkat wajahnya.

Gadis itu berjalan lurus dan menggenggam tangan seorang namja, Yonghwa tidak memepedulikan siapa namja itu, jika harus menghadapi kenyataan gadis pita biru mudanya sudah dimiliki saat ini, hatinya pasti lumpuh karena sakit yang sekaligus mendera, namun Yonghwa memilih memusatkan diri pada gadis itu, gadisnya, tak peduli siapa yang memilikinya saat ini, Yonghwa hanya ingin mencumbui hatinya yang terlalu lama menggengam masalalu.

‘Itu dia..’ Yonghwa mengkristalkan detik itu juga hanya untuk menikmati wajah Seohyun, wajah gadis yang ia simpan lama, selama-lamanya dihatinya.

“Hyung!” Minhyuk menarik Yonghwa dari duduknya. “Ayolah cepat…”





***





On Seohyun mind ..

Lima tahun sudah berlalu, banyak hal termasuk perasaan datang dan pergi dari hatiku, namun kenapa cuma kamu satu-satunya yang terus berdiri kokoh menegak dihatiku.. aku tak punya kata-kata yang cukup jelas untuk mendefinisikan perasaanku. Satu hal yang masih belum jelas ku tahu.. siapa namamu?





On Yonghwa mind..

Keajaiban menuntunmu untuk datang dan berbaur dengan hatiku, tak bisa terpupus ingatan yang jelas lurus mengukir disini, di hatiku, bagaimana lima tahun hanya jarak dimana takdir akan kekuatan cinta beradu menjadi satu, untuk sekian hari aku menunggu, kini satu hal yang telah jelas aku tahu.. Seohyun, Seo Joo Hyun, itulah namamu..





***




.4.





Seohyun and Yoochun Story..





Kehidupan dunia nyata Seohyun berjalan sangat baik dan romantis, walau banyak mulut yang mencibir dia yang bagai awan mendung menutupi matahari namun hubungannya dengan Yoochun berjalan cukup lama.

Bagi banyak orang, Seohyun dan Yoochun itu sebenarnya berada dalam kubu sama, mereka sama-sama tenar, bedanya sosok Seohyun itu tenar karena dia sangat menyebalkan, dia itu bertingkah sangat aneh namun dengan mudah meluluhkan banyak hati. Seohyun terkenal dengan pribadi yang sangat galak dan sembrono. Sedangkan Yoochun, dia adalah pria idaman wanita tiada dua. Jelas terlihat dari tubuhnya yang atletis karena Yoochun adalah atlet basket, standarnya memperlakukan seorang wanita adalah : Candle light dinner di tepi pantai dengan makanan kelas atas, tuxedo dan gaun menawan akan menempel di baju mereka, mobil limousine dan wine serta mawar berbagai warna akan tercurah senantiasa untuk wanita yang di kencaninya.

Namun semua berubah saat Yoochun memilih mengencani gadis galak yang pekerjaannya adalah memanjat rumah pohon di belakang sekolah, gadis galak yang tak segan memukul dan mengejar laki-laki yang menggodainya, gadis galak, Seo Joo Hyun si gadis galak.

Seohyun, dimata Yoochun memiliki karisma lain, dia membuat daya tariknya sendiri, berbeda dengan gadis-gadis lain yang mati-matian berdandan secantik mungkin dan membangun karakter dirinya yang lain hanya demi mendapatkan sedikit saja perhatian dari Yoochun, Yoochun hampir mati daya kehabisan ide untuk meluluhkan hati Seohyun, hingga suatu hari Seohyun menantang Yoochun untuk mendatanginya langsung ke rumahnya tanpa menggunakan mobil pribadi. Yoochunpun menyanggupi, rambut lebatnya akhirnya lepek karena sinar matahari, tubuhnya yang wangi akhirnya bercampur bau dengan orang-orang yang bergencetan di dalam bis, bagaimanapun Yoochun sudah menyanggupi, bunga mawar yang ia bawakan untuk Seohyun habis terjepit diantara punggung-punggung penumpang bis, dan ia terpaksa berlari cepat menembus hujan, dan dengan senyum terpaksa mengetuk pintu rumah Seohyun.

Seohyun menghambur dengan linangan airmata memeluk tubuh Yoochun yang basah kuyup, saat itu juga hati Seohyun meluluh, melihat tampang lecek dan lusuh Yoochun dan tangkai mawar yang kuncupnya entah menghilang kemana.

“Oppa babo..” Seohyun terisak dalam peluk Yoochun

“Hey, aku bau loh..” Yoochun masih dengan tangan terbuka dan terkejut saat Seohyun malah berhamburan memeluknya

“Gomawo Oppa..” Yoochun melepas pelukan Seohyun dan menatap matanya yang berlinangan dengan air.

“Seo Joo Hyun, aku tidak punya kemampuan lebih, ini usaha terakhirku, jika kamu masih mengabaikanku, aku tidak tau lagi harus mencari jiwaku kemana.. mau kan jadi..”

“Mau.. mau.. mauu…” Seohyun merengek seperti anak kecil sebelum Yoochun menyelesaikan kalimatnya, Yoochun akhirnya memeluk tubuh tinggi Seohyun dan mendekapnya hangat.

“Aku tidak peduli, bagaimanapun nantinya badai akan menghadang kita, tapi inilah aku Seohyun, aku sangat menyayangimu” Seohyun betul-betul kehabisan daya untuk mengacuhkan Yoochun lagi, bagaimanapun Seohyun tidak bisa mengelak untuk jatuh dalam cinta.

Begitulah Seohyun dan Yoochun, hingga hari ini saat semua orang malah berbalik mendukung mereka, mereka masih dengan kokoh saling mencintai, tanpa sepengetahuan Yoochun bahwa Seohyun sudah menyimpan satu istana kecil dihatinya, satu tempat terpenting yang Yoochun tak pernah bisa menjamahnya.




***




.5.




Seoul, November 2007





Inilah event yang Seohyun tunggu-tunggu, waktunya mencharge hatinya yang lama kelimpungan mencari pangeran kecilnya, hari ini diadakan tournament kesenian di Universitas JYP Seoul, terkadang di saat-saat seperti ini, Seohyun sering lupa bahwa dia sudah memiliki pangeran yang menemaninya cukup lama, sepuluh bulan.. setia dan mencintainya apa adanya, pangerannya di dunia nyata. Pangeran yang kini dengan siaga masih bediri disampingnya sambil memegangi erat pinggulnya seolah ingin menunjukan pada dunia, perempuan cantik itu adalah miliknya.

Namun konsentrasi SeoHyun terpecah, matanya terus membuyar liar mencari keberadaan murid FNC Senior High School itu, mencari Tuan Jung, mencari pangeran kecilnya. Dahi Seohyun mengkerut, matanya menciut tajam menembus kerumunan orang yang terlalu banyak untuk dihafal satu-satu, tapi tunggu dulu, kali ini Seohyun mengenali dengan jeli siapa laki-laki yang sedang berbicara akrab dengan murid SM di depannya.

‘Apa?! Taeyeon mengenali dia?’ rasanya Seohyun ingin berjingkrak-jingkrak jika saja Yoochun tidak berada disisinya, sebentar lagi, hanya sebentar lagi dia akan mengetahui siapakah nama pangeran kecilnya.

Seohyun beringsut dari dekapan Yoochun saat Taeyeon melangkah menjauh dari pangeran kecilnya. Taeyeon adalah sahabat Seohyun, salah satu sahabat dekat dari perkumpulan siswi alien yang aneh dan memegang prinsip teguh bahwa menjadi aneh itu menawan.

“Mau kemana lagi?” Yoochun berteriak saat Seohyun berlari menjauhinya.

“Sebentar saja !! aku mau menemui Taeyeon…” Seohyun berbalik sambil berlari dan terus menghampiri Taeyeon, dan langkahnya terhenti dengan nafas yang terengah-engah di hadapan Taeyon.

“Waeyo?” Taeyeon memandang aneh pada sahabatnya sementara Seohyun mengatur nafasnya sebelum menjawab pertanyaan Taeyeon. Namun ia tak mampu menyembunyikan senyuman yang terlukis di bibirnya.

“Waeyo Seohyun-ah”

“Taeyon-ah!! Namja yang memegang gitar tadi, dia siswa FNC kan?”

“Nee, dia teman sekolah dasarku di Seohwa, ada apa?” Taeyeon mulai menatap penuh curiga.

“Aniyoo.. rasanya aku mengenalnya, namanya itu.. jung .. jung..” Seohyun pura-pura berfikir

“Jung Yonghwa!!” Taeyeon cepat menyambar dan membuat Seohyun melega dalam senyumnya.

Ada ribuan kembang api meledak dihatinya, seandainya Seohyun itu mercon, mungkin dirinya sudah meledak dan menghiasi langit saking bahagianya.

“Just remember dear, look at behind you.. He is your prince..” Taeyeon menggoda Seohyun dengan tatapan curiga karena senyum Seohyun sangat lain ketika Taeyeon menyebutkan nama lengkap Yonghwa.

“Aniyaaaa.. aku cuma penasaran aja tau.. jangan berpikir yang tidak-tidak ya Taeyon-ah!!”

“Iiish.. arraseo..” Taeyon mendongak pada Seohyun yang jauh lebih tinggi darinya.

“eh tapi for your information yah Hyunnie…” Taeyeon berjinjit dan mendekatkan bibirnya ke telingan Seohyun. “Yonghwa sudah punya pacar..”

Dan wajah Seohyun yang tadinya cerah, melempem begitu saja seperti kerupuk yang disiram air, namun dengan cepat ia memindah chanel wajahnya dengan wajah kalem yang super cantik seolah tidak terjadi badai apapun dalam hatinya.

“Jangan berfikiran yang tidak-tidak Kim Taeyon..” Seohyun menjitak kepala Taeyeon dan segera berlalu sebelum Taeyeon menyadari airmata Seohyun hampir jatuh dari matanya.


‘I’ll forget you.. terimakasih untuk namamu itu Jung Yonghwa, terimakasih karena menahun telah mengisi penuh hatiku.. saatnya aku melupakanmu.. saatnya aku menjalani hidupku yang nyata.. bersama dia, yang masih setia menantiku, mencintaiku.. terimakasih Jung Yonghwa.. terimakasih banyak..’ Seohyun yang berjalan cepat menghapus bulir airmatanya yang tanpa sadar terjatuh begitu banyak. ‘mengapa rasanya sesakit ini? Aku menangisi dan merasa kehilangan atas dia yang sama sekali belum pernah aku miliki.. bahkan dia tidak mengetahui keberadaanku di dunia ini.. ya Tuhan.. ingatkan aku.. Yoochun mencintaiku, aku mencintainya..’


Bersamaan dengan berakhirnya hari itu, Seohyun menanggalkan semua kenangan masalalunya, ditambah ia sudah menangkap basah dengan mata kepalanya sendiri, Jung Yonghwa, pangeran kecilnya tengah menggenggam tangan kekasihnya erat.

Seohyun menyadari, Yonghwa hanyalah mimpinya, selamanya hanya mimpi.






***





Yonghwa berjalan lurus, menggenggam lengan kekasihnya Sully, namun ada perasaan bersalah merambat dalam dadanya saat menghadapi gadis itu. Ia ingin menanggalkan tangan Sully dan merebut Seohyun dari genggaman tangan Yoochun, Yonghwa ingin membawa Seohyun lari dan mengatakan dia mencintainya, sudah lama, dan sangat lama. Namun tak ada daya. Bahkan mungkin Seohyun tidak mengetahui Yonghwa ada. Yonghwa selalu menegaskan hatinya sendiri.





***




.6.




Yonghwa and Sully Story..




Sully adalah juniornya di FNC Senior High School, ia masuk di angkatan setelahnya bersama Jungshin juga Minhyuk. Yonghwa, Jonghyun, Minhyuk dan Jungshin sudah membentuk CN Island sejak mereka duduk di bangku Junior High School, sebenarnya sejak awal masuk ke FNC School, Sully sudah sangat mengagumi si penggebuk drum, Minhyuk. Yonghwa malah menjadi mak comblangnya.

Namun, Minhyuk sangat kuat dengan pendiriannya, saat itu satu-satunya perempuan yang hidup di hati Minhyuk adalah Juniel, walau hubungan mereka bisa dibilang nyaris punah karena Juniel di pindahkan ke FNC Japan, tapi Minhyuk bersikeras menunggu hingga Juniel kembali. Sully sudah tidak berdaya hingga suatu hari ia menangisi kebodohannya mengharap cinta Minhyuk.

Sully menaiki tangga gedung sekolahnya hingga ke lantai paling tinggi, dan ia duduk sendirian disana, saat itu Yonghwa sangat khawatir bagaimanapun Sully adalah gadis yang baik, hanya saja Minhyuk benar-benar mencintai Juniel.

“Aku itu sangat bodoh.. percuma berusaha tampil sebaik apapun di hadapan Minhyuk, bayangan Juniel tidak akan terhapus begitu saja dalam hati Minhyuk..” Sully menangis diam-diam hingga seseorang mengulurkan tangannya.

“Sudahlah.. jangan menangis lagi.. maafkan Minhyuk ya..”

Sully menengadah dan mendapati wajah tampan Yonghwa dengan senyum mengembang sambil mengulurkan tangannya. Sully bangkit dan mencoba menyuarakan isi hati beserta segala beban yang terlalu lama bersarang dihatinya.

“Oppa.. seandainya Minhyuk bisa sedikiiit saja sedikiiiiit mengerti perasaannku..” Sully mulai bertutur di hadapan laki-laki yang memandang wajah Sully iba. “…aku menunggunya lama, sangat lama.. tapi sekalipun dia tidak pernah memandangku..” Sully terisak lagi.

“Dia justru yang paling mengerti bagaimana kesakitan menunggu.. Sully, belajarlah untuk menerima kenyataan, kamu tau di dunia ini tidak semua hal yang kamu ingin bisa terwujudkan.. ada kala walaupun sudah susah payah kamu berusaha kamu tetap gagal mendapatkan apa yang kamu ingin.. karena Tuhan tau Sully, ada yang jauh lebih baik dari apa yang kamu inginkan.. Minhyuk bukan tidak ingin melihatmu, bukan tidak ingin membalas perasaanmu, tapi dia punya prinsip yang teguh untuk menunggu.. sama sepertimu.. jika kalian berdua bersikeras untuk saling menunggu, maka tidak akan titik temu.. salah satu dari kalian harus kalah.. dan akan lebih baik jika mengalah tanpa menyisakan rasa sakit untuk satu sama lain.. aku percaya kamu kuat Sully, bahkan yang mencintaimu banyak, buka matamu dan lihatlah dunia dengan binar yang berbeda..”

Yonghwa menepuk-nepuk kepala Sully pelan, saat itu ia bukan hanya membicarakan tentang Minhyuk dan Juniel namun juga tentang posisi Sully yang sama persis sepertinya. Mencintai wanita yang sudah di miliki, menunggu sesuatu yang tidak mungkin terjadi, hari ini Yonghwa mengalah dan mencoba membuka hatinya untuk orang lain, Yonghwa telak memilih. Sully berada di posisi nomor satu untuk menggantikan Seohyun.

“Oppa..” Lirih Sully lembut.. ia merasakan pedih namun ada kebenaran di setiap kalimat yang Yonghwa lontarkan.

‘Kemana saja aku selama ini, mengapa terus mengejar dan menunggu Minhyuk, jika ternyata dihadapanku ada laki-laki yang memperhatikanku dan membuatku nyaman..’

Sully mulai menatap Yonghwa dengan tatapan lain, awalnya dia menganggap Yonghwa sebagai Sunbae biasa, namun rasa aman dan nyaman yang Sully dapatkan ketika ia sedang bersama Yonghwa membuat Sully jatuh cinta.

Tak lama setelah pertemuan rahasia mereka di atap sekolah, kabar tentang hubungan Yonghwa dan Sully cepat merebak ke seisi FNC .. Minhyuk sangat berterimakasih pada Yonghwa, sebenar-benarnya Minhyuk tak ingin menyakiti Sully, ia tau Sully sangat cantik juga baik dan beruntunglah Yonghwa menyelamatkan Sully dari keterpurukan..





***




.7.





Midnight, June 28, 2010…




Seohyun menangis sendirian di kamarnya, menatap kue kecil dengan lilin-lilin kecil tepat sembilan belas jumlahnya.


Saengil chukka hamnida..
Saengil chukka hamnida..
Saengil chukka Seohyunnie..
Saranghe Seohyunnie..


Dengan terisak ia meniup lilin-lilin itu, menatap iba pada layar ponselnya yang tak berdering sama sekali. Menyadari hubungannya dengan Yoochun benar-benar telah di ujung cerita. Ia memeluk lututnya sendirian, membenamkan diri dan menangis. Mengingat hari-harinya yang indah bersama Yoochun kini memudar, sebentar lagi hubungan mereka menginjak angka tiga tahun dan entah apakah Yoochun akan peduli dan hadir lagi di hari-harinya.



***




Flashback…




Seohyun sudah berdandan cantik dan anggun saat Yoochun menjemputnya di rumah pada sabtu malam untuk candle light diner yang ‘istimewa’ menurut Yoochyun. Seperti biasa Yoochun selalu menyambutnya dengan senyuman hangat dan karismatik. Seohyun jelas sangat merindukan Yoochun, enam bulan yang lalu Yoochun sudah lulus dari SM Senior High School dan melewati hari-harinya untuk fokus di fakultas Teknologi Informasi di SM University, dan dalam jangka waktu enam bulan bisa terhitung hanya lima kali mereka bertemu, berbeda dengan saat mereka masih duduk di bangku sekolah, setiap hari tanpa absen mereka bertemu. Yoochun juga bekerja paruh waktu untuk membayar uang kuliahnya, walaupun Yoochun terbilang keluarga yang sangat kaya raya, dia memiliki kemandirian yang tinggi. Menurut dia bagaimanapun sebelum ia sukses ia ingin mencicipi pahitnya berjuang keras dari dasar, dan mencapai manisnya kesuksesan. Seohyun walau sedikit kecewa dan berat hati karena frekuensi dan volume pertemuannya dengan Yoochun sangat singkat dan menurun drastis namun ia menguatkan diri bagaimanapun itu untuk masa depan Yoochun dan juga dirinya kelak.

Yoochun menggenggam tangan Seohyun kuat saat mereka menepi di salah satu restoran mewah ibu kota, Seohyun kaget saat di meja yang Yoochun persiapkan sudah tertata banyak makanan istimewa dan candle light dinner yang betul-betul romantis.

“Oppa.. bukankah ini hanya perayaan anniversary biasa? Mengapa semewah ini?”

“Makanlah dulu Seohyun.. aku akan mengatakannya nanti setelah kita berdua selesai makan..” Suara Yoochun, juga tatapannya terlihat dingin, tanpa perasaan bahagia seperti yang di tunjukan Seohyun. Melihat kejanggalan itu, Seohyun memutuskan untuk bertanya dulu dan tidak menyentuh makanannya sama sekali.

“Ani Oppa..coba katakan yang sebenarnya.. ada apa ini? Aku akan mendengarkannya..”

Yoochun menarik nafas panjang sebelum ia melanjutkan.

“Seohyun.. dengarkan aku baik-baik.. aku tidak bisa melanjutkan hubungan ini..”

Binar mata Seohyun yang tadinya bersemangat berubah melumer menjadi butiran-butiran airmata.

“Tapi..”

“Aku..Aku akan merasa bersalah jika membuatmu kesepian dan terus membuatmu menunggu, selama ini kamu cukup kuat, namun aku.. maafkan aku Seohyun..”

Seohyun tak menjawab, ia bahkan tak bergeming sama sekali di tempatnya ia berdiri, Yoochun bisa melihat jelas jejak airmata yang jatuh menerus dari mata Seohyun.

“Tolong jangan menangis Seohyun, aku hanya ingin fokus di study juga pekerjaanku..”

“Mungkin bagimu mudah Oppa untuk melupakan semua yang telah terjalin lebih dari dua puluh satu bulan.. mungkin bagimu aku hanyalah penghambat menuju cita-citamu.. tapi bolehkah sedikit saja aku meminta ibamu? Aku Seohyun.. perempuan yang mencintaimu sangat dalam.. aku Seohyun yang tak bisa melupakanmu begitu saja.. aku.. aku..” Dada Seohyun naik turun dan tangisnya terasa akan pecah. Belakangan ini Yoochun memang sedikit keterlaluan, ia tidak pernah mengabari keadaanya, tidak pernah memberi tahu keberadaanya. Dan hubungan antar mereka hanya tinggal status tanpa isi dan tujuan yang jelas, dan lihatlah Yoochun sekarang, dengan wajah enteng menegaskan ingin berpisah, setelah apa yang dilewati mereka ratusan hari? Semudah itukah?

“Baiklah.. ikuti satu keinginanku, bilang padaku sekarang juga.. kamu sudah tidak mencintaiku lagi.. maka kita resmi berpisah..”

Yoochun terkejut dengan perkataan yang keluar dari mulut gadisnya itu. Tenggorokannya tercekat. Dan beberapa menit berlalu hanya mata mereka yang saling memandang, namun tak ada satu katapun yang keluar.

“Oppa waeyo? Bukankah kamu memang sudah tidak mencintaiku? Baiklah jika memang kau tidak bisa mengucapkan kata-kata itu, coba katakan padaku kamu mencintaiku..”

Yoochun tetap berdiam dalam duduknya, menatap wajah Seohyun yang mendayu dalam cahaya lilin pilu. Menit menit berlalu, tanpa ada satupun makanan dan minuman yang mereka sentuh. Seohyun berlari dari tempat itu dan memutuskan pulang sendirian.





***





Malam ini tepat empat bulan berlalu setelah malam yang menyedihkan itu. Sesekali Yoochun masih menghubunginya dan meminta maaf untuk perlakuannya di malam hari jadi mereka. Dan masih dengan tulus menganggap Seohyun kekasihnya. Sayangnya malam ini dia melewatkan apa janjinya. Janji untuk menjadi orang pertama yang mengucapkan selamat ulang tahun untuknya.





***




.8.




National Art Competition, Itaewon Center Seoul 2012




Seohyun memusatkan perhatiannya penuh pada anak-anak gadis dengan tubuh indah yang akan tampil sebagai ballerina di acara itu. ia resmi diangkat menjadi pelatih professional untuk sekolahnya sendiri SM Senior High School, statusnya sebagai alumni yang berdedikasi tinggi untuk sekolah membuat pemilik yayasan SM merekrutnya menjadi salah satu staff pengajar dan Seohyun memtuskan menajadi pelatih ballet untuk junior-juniornya.

“Seohyun-ah…”

Tiba-tiba saja Sooyoung dan Hyoyeon datang berhamburan dan memeluk tubuh Seohyun yang sedang membenahi bajunya sendiri.

“Kaliaaaaan.. I miss you..”

Sooyoung dan Hyoyeon adalah sahabat dekat dan satu tim dengannya saat mereka aktif sebagai ballerina, dan hari ini sepertinya ada reuni mendadak karena acara ini.

Mereka kemudian memutuskan untuk menjauh dan mencari tempat yang cukup nyaman untuk mengobrol bersama.

“Hyunnie.. jadi walaupun hubungan kalian menggantung kamu masih menganggap Yoochun itu kekasihmu?” Seohyun mengangguk sambil meneguk Americano yang ia pesan di cafĂ© Itaewon Center.

“Oommo.. kamu itu tangguh sekali Hyunniee.. jika aku berada di posisimu, mungkin aku sudah menyerah dan mencari laki-laki lain.. ini sudah hampir satu tahun kamu diabaikan Yoochun..” Sooyoung menatap Seohyun iba.

“Sudahlah.. aku tidak apa-apa, dan mungkin memang benar apa katamu Sooyoung, aku harus mencari pengganti Yoochun..” Seohyun tersenyum lembut, menyadari betapa prihatin kisah cinta panjangnya dengan Yoochun.

“Eeh eh.. Sooyoung, coba lihat di belakangmu.. itukan basist CN Island, Lee Jungshin, bukankah dia mantan kekasihmu?” duduk Sooyoung menegang dan keringat dingin membasahi punduknya.

“YAA!!” kemudian Sooyoung memukul lengan Hyoyeon yang duduk tepat dihadapannya.

“Waaaah, jinjja !! dia jauh lebih tampan sekarang, rambut sushinya itu sudah lenyap, dan omoooo, benar-benar tampan sekarang…”

Sooyoung dan Hyoyeon terus berkelahi dan saling mengejek di tempatnya, sedangkan mata Seohyun terus mengikuti gerak-gerik laki-laki yang berjarak lima meter darinya.

‘Memang tidak ada yang pernah berubah darimu Yonghwa-shi.. lama sekali rasanya tidak berjumpa denganmu.. dan ternyata aku merindukanmu..’

“Tuh benarkan dia tampan sekarang? Cepat datangi dia cepaaat ish..” Hyoyeon terus menggoda Sooyoung yang hampir mati lemas dengan wajah memucat karena malu.

“Iishhhh!! Sudahlah kalian berisik sekali, aku malah jatuh cinta pada Leadernya..”

“Mwoyaaa!!” Sooyoung dan Hyoyeon terperanjat kaget, dan menatap tak percaya pada Seohyun.

‘aaah babo!! Apa yang baru saja aku katakan?! Seohyun babo!!’

Seohyun sendiri terkejut dengan pengakuan yang baru saja ia katakan, dan ia terus mengutuk dirinya sendiri dalam hati, lalu ia mengganti wajah kagetnya dengan cengengesan tak jelas.

“Hyun-ah?! Kamu serius? Leader CN Island? Siapa? Lee Jonghyun?” Sooyoung menggetar-getarkan lengan Seohyun.

“Jangan berisik ish!! Nanti mereka mendengar percakapan kita…” pekik Seohyun yang tidak bisa menahan dan mengontrol dirinya sendiri.

“Bukan Lee Jonghyun, tapi Jung Yonghwa..”

Sooyoung dan Hyoyeon memfokuskan diri pada ke-empat namja yang duduk-duduk santai sambil bercanda di depan mereka, tak lama Sooyoung dan Hyoyeon menemukan laki-laki yang Seohyun maksud.

“Ooh MD maksudmu?” Hyoyeon bertanya penuh semangat dan antusiasme tinggi pada Seohyun.

“MD?” tanya Sooyong dan Seohyun bersamaan dengan wajah melongo tidak mengerti maksud HyoYeon.

“Dia itu Magic Dragon, karena suaranya yang indah dan petikan gitarnya yang uwaaaw amazing…”

Dan saat itu juga rahasia hati Seohyun yang sudah dikubur sepuluh tahun lamanya akhirnya terbongkar, rahasia yang tidak ada satu orangpun yang tahu. Namun ada kelegaan luar biasa merembes seperti embun dan membuat hati Seohyun damai, sebuah pengakuan yang indah bahwa ia masih bisa hidup berdampingan dengan mimpinya.





***




MeanWhile…




Menyadari namanya di sebut-sebut Jungshin menglihkan perhatiannya pada tiga gadis yang sedang sibuk mengocek-ngocek minumannya yang sudah mencair.

“Siapa sih mereka? Kok memanggil-manggil namamu?” Jonghyun yang merasa ketiga perempuan itu asing memutuskan bertanya karena walaupun suara tiga perempuan itu berbisik namun bisa mereka dengar dengan jelas apa yang mereka bicarakan.

“Itu Sooyoung kan? Oh my god .. dia cantik sekali..” Minhyuk menimpali saat menyadari perempuan yang dimaksud Jonghyun adalah Sooyoung.

“Nee, dia Sooyoung, mantan kekasihku jaman sekolah…”

Yonghwa malah sibuk mencampur-campur minuman mereka dan mencicipinya satu-satu. Tanpa menghiraukan apa yang sedang teman-temannya bicarakan.

“Aku mau kesana dulu ya, tidak baik mengabaikan wanita cantik begitu saja…” insting Playboy Jungshin mulai muncul dan tanpa pikir panjang ia mendekati Sooyoung, Hyoyeon juga Seohyun.

“Annyeonghaseo.. boleh bergabung duduk disini?”

Sooyoung dan Seohyun gelagapan panik, dan beberapa detik kemudian Hyoyeon mempersilakan Jungshin untuk duduk.

“Apa kabar, Sooyoung-ah? Hyoyeon..dan ini siapa yah??” ucapnya sambil bertanya pada SeoHyun.

“Oohh dee, Nan SeoHyun Imnida..”

“Oohh..SeoHyun-ssi, anneyong..”

“Kami baik, bagaimana denganmu Jungshin?” Sooyoung tau-tau memasang muka manis.

“Ooh iya, Seohyun .. ayo katakan apa yang tadi ingin kamu katakan..” Sooyoung mulai usil dengan mengusik-ngusik inti pembicaraan untuk membuat suasana menjadi hangat.

“Mwoya? Tidak ada apa-apa..” Seohyun betul-betul gelagapan sekarang.

“Aah kau itu berpura-pura, Junghsin-ah katakan pada Leadermu itu Jung Yonghwa, Seohyun menyukainya…”

“MWOYA!! Andweee, geotjimal!!” Seohyun menarik-narik lengan Sooyoung, Hyoyeon dan Sooyoung terbahak puas di tempatnya.

“Ooh, jadi begitu? Baiklah Seohyun-shi akan ku katakan pada Yonghwa Hyung, lagi pula dia sudah tidak memiliki kekasih kok..”

‘Apa-apaan ini? Belum habis satu jam aku membongkar rahasia hidupku yang ku pendam sepuluh tahun, sekarang dalam beberapa detik saja semua rahasia itu akan bocor dan langsung mendarat di telinga orang yang dimaksud…’

“Aaniya.. Sooyoung dan Hyoyeon hanya bercanda, jangan di hiraukan Jungshin-ah…”

“Baiklah, aku pamit dulu ya, sebentar lagi acaranya dimulai.. dan Seohyun-shi akan ku pastikan pesanmu sampai pada Hyungku..”

Perlawanan Seohyun rasanya sia-sia, seharian itu mereka bertiga sepakat membuat proyek MENJODOHKAN Seohyun dengan YongHwa. Seohyun pun dilanda gundah gulana, bagaimanapun ia sudah memegang teguh kesetiaanya pada Yoochun, dan bagaimana mungkin Seohyun meninggalkan apa yang sudah ia pertahankan begitu saja. Walaupun Yoochun terus mengabaikan Seohyun namun Seohyun berusaha tetap menjaga kesetiaannya. Bagianya Yoochun adalah pangeran dunia nyatanya, dan Yonghwa? Hanyalah impian masa lalunya.





***






.9.





Seohyun melesatkan mobilnya menuju gedung SM University, nomor Yoochun benar-benar tidak bisa dihubungi, Seohyun sudah membulatkan hati untuk menyerah dan menghentikan ini semua. Hatinya sudah mengkarat karena sakit yang tak kunjung sembuh dan terus bertambah karena ketidakpedulian Yoochun, susah payah dia setia selama ini, namun Yoochun tidak bisa menghargai usahanya. Dan dia ingin memantapkan hati melangkah ke depan tanpa ada bayang-bayang YooChun lagi.

Seohyun berjalan dan bertanya pada resepsionis kampus, dia pasti tau keberadaan Yoochun, karena Yoochun adalah mahasiswa yang aktif juga tenar di kampus.

“Park Yoochun, menurut jadwal dia sudah tidak ada dikampus, nona. Namun biasanya dia menghabiskan waktu di lab. komputer anda bisa mencarinya kesana, saya akan mengantar anda..” Seohyun mengangguk dan mengikuti langkah resepsionis itu. dan kini di hadapannya sudah ada pintu masuk menuju laboraturium Komputer.

Pelan Seohyun membukanya.

Yoochun terlihat sibuk memandangi layar komputer, serius seperti saat pertama ia menyatakan cinta pada Seohyun, sebenarnya jika saja Seohyun tidak ingat apa tujuannya kesini, ia sudah ingin berlari dan memeluk Yoochun.

“Ehm.. Park Yoochun-shi..”

Yoochun melepaskan pandangannya dari layar komputer dan mengalihkan perhatiannya, betapa kagetnya Yoochun mendapati wanita yang sudah tak ia hubungi tiga bulan lamanya.

“Seohyun-ah..”

Yoochun berdiri dengan wajah yang sumringah hendak memeluk Seohyun, namun Seohyun mundur satu langkah dan mengangkat tangannya tanda menghentikan langkah Yoochun. Yoochun gagap dan tak berdaya dengan sikap Seohyun yang berubah dingin, ia tidak menyadari betapa terlukanya Seohyun.

“Maafkan aku mengganggumu, aku hanya ingin mengatakan, lebih baik kita berpisah saat ini juga, sudah tidak ada yang bisa di pertahankan, dan terimakasih untuk dua tahun yang indah Oppa.. selamat tinggal…” tanpa memberi sedikit saja jeda Seohyun berbalik dan pergi.

“Baiklah Seohyun.. terimakasih.. selamat tinggal.. maafkan aku..” Yoochun meremas dadanya penuh sesal. Seohyunnya.. sudah mampu melupakannya, dan ia kini benar-benar merasakan penyesalan. Sementara Seohyun berdiri dan melangkah tanpa beban, seolah semua duri yang telah menancap dihatinya habis dibuang. Ia bahagia untuk peratama kalinya dalam satu tahun terakhir, Seohyun merasakan hatinya bebas.




***





From : FNC Jungshin

Morning Seohyun.. aku sudah memberikan nomor ponselmu pada Hyung, aku mendapatkannya dari Sooyoung, Tunggu saja ya..



Seohyun gelagapan sendiri pagi itu di kamarnya, ia berjalan maju mundur, bolak balik dan tidak tau harus melakukan apa.

“Sooyoung dan Jungshin itu brengsek sekali…” Ia menghempaskan tubuhnya di atas tempat tidur, dan tiba-tiba Iphonenya berdering. Nomor yang tidak diketahui.

“Mwoya? Ehm .. ehm .. ehmm…” Seohyun mencoba memperbaiki suaranya, sebagai antisipasi jika saja yang menelponnya itu Yonghwa.

“Yobseo.. nuguseo?”

“Annyonghaseo Seohyun-shi.. Jung Yonghwa imnida…”

Satu senyuman terulur tanpa sadar dari bibir Seohyun, mimpi itu sudah dekat, sangat dekat sama dekatnya dengan suara telepon ini, seseorang yang dicintainya sejak sepuluh tahun yang lalu. Ia tidak tahu bagaiamana bisa Jungshin dan Sooyoung mengantarkannya pada mimpinya, pada pangeran kecilnya. Mimpi yang sepertinya akan menjadi mimpi selamanya, namun.. ini adalah.. nyata.. kenyataan..




***




Yonghwa sudah melepaskan Sully dari genggamannya saat usia hubungan mereka menginjak sebelas bulan saat itu, Sully memang tidak bisa melupakan Minhyuk, walau Minhyuk terus mengabaikannya, hingga Sully mengungkapkan perasaan bersalahnya pada Yonghwa bahwa selama ini ia hanya memanfaatkan posisi Yonghwa untuk membuat Minhyuk cemburu, namun bukannya cemburu Minhyuk malah berterimakasih, Sully akhirnya memutuskan untuk sendiri dan kembali menenggelamkan diri dalam keterpurukan, dan tak ada yang bisa YongHwa lakukan untuk itu. Dia menerima permintaan Sully karena di satu sisi dia juga tidak bisa membohongi hati nuraninya bahwa yang terbayang dalam pikirannya adalah wanita berpita biru itu, wanita yang selalu menyapanya dalam mimpi-mimpinya, dia berharap ada kejadian yang menjejak dalam hidupnya, agar dia bisa bertemu kembali dengan wanita itu.

Tidak sia-sia segala pengharapannya karena takdir itu ternyata berpihak padanya. Hari itu, JungSHin datang padanya dan mengatakan kalau seorang perempuan bernama Seo JooHyun menyukainya. Untuk sesaat dia tidak mampu berkata apapun, Seo JooHyun??? Mungkinkan perempuan berpita biru itu??? Dia lalu mendesak JungShin meminta agar mempertemukannya pada perempuan itu, sekedar untuk memastikan apakah perempuan itu yang dimaksud.

Dan kini, entah mengapa hanya mendengar suaranya Yonghwa merasa dialah perempuan itu.

JungSHin datang padanya dengan nomor ponsel Seo JooHyun, tidak ingin membuang-buang waktu lagi, dia segera menelpon perempuan itu dan ada yang berdesir di hatinya kini. YongHwa menimbang-nimbang ponselnya saat pembicaraannya dengan Seohyun baru saja usai, ia membuka dompetnya dan memandang lekat-lekat gadis pita biru mudanya. Sedikit lagi, sedikit saja sebentar lagi, ia akan menuntaskan rasa cinta ini, dia akan mempersembahkan seluruh cintanya pada Seohyun, semua berkat Jungshin juga Sooyoung. Terimakasih sebanyak apapun tak akan bisa menebus kebaikan mereka.





***






.10.





Sore itu hujan lebat melanda kota Seoul, nomor ponsel Seohyun tidak bisa dihubungi, Yonghwa sudah menanyakan keberadaan Seohyun pada teman-temanya, dan tidak ada satupun yang mengetahuinya, namun menurut Taeyeon, seharian ini Seohyun berada dirumahnya, karena kedua orang tuanya pergi keluar kota. Yonghwa yang sudah kelimpungan mencari Seohyun akhirnya memutar balik stirnya dan menancap gas menuju rumah Seohyun. Akhir-akhir ini sejak sering ngobrol secara rutin dengan SeoHyun dan walaupun Seohyun belum resmi menjadi kekasihnya namun perasaan-perasaan khawatir sering muncul jika Seohyun tak memberinya kabar.





***





Meanwhile…



Seohyun membuka pintu rumahnya saat bel terus-terusan berbunyi.

“Oppa..” Seohyun terperanjat kaget mendapati Yoochun berdiri tegap di depan rumahnya.

“Bolehkan aku masuk..” Yoochun masih memandang Seohyun lurus-lurus.

“Oh ya.. silakan..” setelah mempersilakan Yoochun duduk Seohyun bergegas ke dapur dan mempersiapkan minum untuk Yoochun, namun tiba-tiba Yoochun sudah berada di belakang tubuh Seohyun, dan memeluknya lembut dari belakang.

“Opp—a ..” Seohyun kaget, gelas yang dipegangnya hampir saja jatuh. Seohyun mencoba melepaskan diri namun pelukan Yoochyun terasa semakin kuat nafas Seohyun tertahan saat merasakan nafas Yochun berderu di lehernya.

“Oppa hentikan..” Seohyun menggeliat berusaha melepaskan diri lalu dengan sekali sentakan dia mendorong tubuh Yoochun keras. “Apa yang kamu lakukan!! Ingat kita sudah tidak memiliki hubungan apa-apa lagi, dan.. dan aku sudah memiliki kekasih baru..”

Yoochun sontak kaget dengan pernyataan Seohyun?

“Mwoya? Apa katamu? Secepat itu? baru satu minggu yang lalu kamu mendatangiku dan mengakhiri semua secara sepihak? Sekarang?” Yoochun mendekati Seohyun dan mendorong tubuh Seohyun hingga tersudut di tembok.

“Aku hanya merindukanmu Seohyun, dan semudah itu kamu bilang kamu sudah mencintai orang lain?” Yoochun mendesak bibirnya untuk melumat bibir Seohyun, Seohyun mencoba mendorong tubuh Yoochun, ia terus menghindar namun Yoochun semakin kuat. Ini bukan Yoochun yang Seohyun kenal. Seohyun menangis dan mencoba meminta tolong, namun mulutnya dibekap habis oleh mulut Yoochun.

“Oppa..hhmmpp.. henti…kan kumohon!!hmmppp… Hentikaaaan!!” Teriak SeoHyun di sela-sela ciuman Yoochun tetapi YooChun tidak mengubrisnya, dia melepaskan bibirnya dari bibir SeoHyun lalu menarik tangan Seohyun dan membawanya ke dalam kamar Seohyun, menghempaskan tubuh Seohyun.

“Oppa!! Apa kau gila !!”

“Iya aku gila Seohyun.. kamu tidak bisa meninggalkanku begitu saja…” Yoochun menindih tubuh Seohyun yang sempurna merengek ketakutan, Yoochun menarik baju Seohyun hingga robek.

“Oppa hentikan, ini bukan kamu!! Lepaskan aku!!” Dengan sisa-sisa tenaga yang di punyainya SeoHyun mencoba melawan, tetapi YooChun terlalu kuat baginya.

“LEPASKAN DIAA!”

Yoochun berhenti saat mendengar suara laki-laki yang menembus kamar Seohyun.

“KAU!! Beraninya melakukan ini pada gadisku!!”

Hanya sekelabat dan lalu Yoochun habis dipukuli Yonghwa, Yonghwa dengan emosi memuncak memukuli wajah Yoochun, Yoochun tak melawan saat ia menyadari sikapnya yang ternyata memang keterlaluan, melihat Seohyun yang duduk ketakutan di tempatnya Yoochun merasa bersalah dan laki-laki ini berhak memukulinya.

Yonghwa menarik kerah baju Yoochun dan membawanya keluar rumah saat wajah Yoochun sudah tidak jelas bentuknya.

“Pergi kau sekarang dan jangan pernah mencoba menemui Seohyun lagi!!!”

Yoochun berjalan pelan menuju mobilnya dan buru-buru meninggalkan kediaman Seohyun.

Seohyun masih menangis dan memeluk dirinya sendiri dalam ketakutan, saat Yonghwa masuk ke dalam kamarnya. Seohyun masih terlihat shock, Yonghwa mendekatinya. “Sssst.. Seohyun.. semuanya akan baik-baik saja.. sssttt.. tenangkan dirimu..”

“Yonghwa-ya.. Yonghwayaa..” bisik Seohyun sambil terus menarik-narik sweeter Yonghwa, Yonghwa kemudian memeluk tubuh Seohyun, menenggelamkannya dalam pelukan. “Aku takut.. aku takut..”

Yonghwa menatap wajah Seohyun, tatapan mata Seohyun begitu kosong, Yonghwa mencium kening Seohyun..

“Kendalikan dirimu Seohyun, ini aku.. Yonghwa…YongHwa-mu.. ini aku.. orang yang mencintaimu dan akan melindungimu sejak sepuluh tahun lalu.. sadarlah Seohyun.. ini aku..” Yonghwa menatap khawatir penuh haru saat mendapati Seohyunnya tenggelam dalam rasa takut.

Seohyun kemudian menyadari yang tengah memandangnya adalah Yonghwa. Seohyun memangis dan memeluk tubuh Yonghwa erat.

“Jangan tinggalkan aku sendirian, aku takut.. aku takut..”

“Aniii Seohyun, aku disini.. aku disini..” Yonghwa memeluk Seohyun erat.

Hingga beberapa menit kemudian Seohyun tertidur dalam dekapannya. Yonghwa merebahkan tubuh Seohyun dan menyelimutinya. Ia melihat sekitar rumah dan membaca pesan yang tertempel di pintu lemari pendingin.


Seohyunnie, Omma dan Appa akan ke Jeonju
Untuk pengobatan Appamu satu minggu
Jaga diri baik-baik..


Yonghwa memutuskan untuk menemani Seohyun hingga pagi, dan berharap besok Seohyun bangun dalam keadaan baik.






***





Seohyun mendapati Yonghwa tertidur di pinggiran tempat tidurnya. Kemudian Seohyun mengelus rambut Yonghwa pelan, membuat Yonghwa terbangun.

“Hhmm. Seohyun-ah..”

“Yonghwa..” Yonghwa bangun dan langsung memegangi kening Seohyun.

“Syukurlah, demammu sudah reda..”

“Yonghwa gomawo..” mengingat apa yang telah terjadi kemarin sore, Seohyun sangat berterimakasih pada Yonghwa, jika saja Yonghwa tak datang tepat waktu, ia tidak tau apa yang akan terjadi padanya.

“Aaniya..” Yonghwa tersenyum. “…lebih baik sekarang kamu mandi dan membersihkan dirimu.. setelah itu kita sarapan dan jalan-jalan.. semoga kondisimu semakin membaik..”

Seohyun mengangguk.

Yonghwa menyiapkan air hangat di bath tub kamar mandi Seohyun, setelah airnya cukup Yonghwa menggendong tubuh Seohyun ke kamar mandi. Seohyun merasa enggan di perlakukan seperti itu, namun Yonghwa tak melepaskannya. Setelah memastikan Seohyun baik-baik saja Yonghwa bergegas ke dapur dan mempersiapkan makanan untuk Seohyun.



Beberapa menit kemudian…


Seohyun berjinjit pelan dan memeluk tubuh Yonghwa dari belakang selesai ia berdandan cantik, sangat cantik. Yonghwa membalikkan badannya.

“Oppa gomawo, aku sudah baik-baik saja..” Yonghwa menatap Seohyun bahagia.

“Syukurlah..” kemudian meneruskan kegiatannya memasak, Seohyun menahan Yonghwa untuk berada di posisinya. Mendekatkan wajahnya sudah sangat dekat.

“Eehm.. Seohyun-shi silakan duduk di tempatmu, sebentar lagi makanannya akan matang..”

Seohyun malu sendiri dengan penolakan tersirat yang dilakukan Yonghwa, ia mengalah dan duduk di tempatnya.





***





Yonghwa mengajak Seohyun ke namsan tower di siang menjelang sore hari itu. Pemandangan langitnya sangat indah.

“Untuk apa kita kesini?”

“Seohyun, aku mungkin tidak romantis, aku mengajakmu kesini ingin memintamu menjadi kekasihku, mau tidak?” wajah Yonghwa yang lurus-lurus saja membuat tawa Seohyun pecah.

“Kamu pikir aku becanda ya? Aku serius.. kamu mau tidak?”

Seohyun semakin terpingkal-pingkal. Geram dengan sikap Seohyun, Yonghwa menarik kepala Seohyun dan mencium bibirnya. Tubuh Seohyun menegang dan tak percaya dengan apa yang Yonghwa lakukan padanya, namun beberapa saat kemudian Seohyun mulai membalas ciuman itu. Mereka berciuman selama beberapa menit.

“Woah..” Seohyun melepaskan bibirnya dari bibir YongHwa, Dia mengatur nafasnya. “Yonghwaaaaa..” Seohyun menatap gemas pangeran kecilnya.

“Apa?!” jawab Yonghwa sembarangan. “..Jadi mau tidak? Jawab cepat Seohyun ish!!”

“Siapa sih yang tidak mau jadi pacarmu?” Seohyun tersenyum lembut dan Yonghwa menarik tubuhnya, masuk dalam pelukannya.

“Terimakasih gadis pita biru muda…” bisik Yonghwa lirih.





***






.EPILOG.






Cause I was born ..
To tell you, I love you ..
And I am torn, to do what I have to ..
To make your mine .. stay with me tonight ..


Yonghwa mendekati gadisnya yang larut dalam lamunan cukup lama. Matanya sedikit berkabut, berusaha menahan haru yang buncah ingin keluar. YongHwa membelai wajah itu lembut.

“Apa yang kamu pikirkan Love??” Yonghwa berlutut menyamakan tingginya dengan Seohyun yang duduk di ayunan. Seohyun menggeleng pelan dan kemudian mengalungkan kedua lengannya di leher Yonghwa, memeluknya erat. Meski kaget, namun Yonghwa membalas dekapan itu dan mengelus rambut Seohyun yang tergerai panjang.

“Kamu masih ingat kan? Untuk sampai pada hari ini, kita melewati banyak kepedihan dan kesakitan…” Seohyun mulai bertutur.

“Hhhmm..” jawab Yonghwa lirih.

“Dan kamu ternyata sudah mengenaliku sejak sepuluh tahun yang lalu…” Seohyun melepaskan pelukannya lalu menatap YongHwa lembut. YongHwa tersenyum kemudian mengeluarkan foto dari dompetnya.

“Ini kamu kan?”

“Hah?” Seohyun menatapnya tidak percaya pada sebuah foto kusam, foto dirinya, tetapi tetap mengangguk.

“Kita bertemu karena takdir, tidak sia-sia kamu mempertahankan istana kecil mu itu Seohyun..”

“Yonghwa….” Seohyun menempelkan telapak tangannya di wajah Yonghwa. “Neon, nega Joengmal Sarangheo..”

“Nado..” bisik Yonghwa, dan dengan cinta yang menggebu pelan Yonghwa mencium bibir Seohyun. Mengurai segala perasaannya setelah menunggu sekian lama, sepuluh tahun hanyalah jarak untuk menunggu takdir menyatukan mereka berdua.

Cinta memang tak pernah salah berlabuh!!!










_END_
















_Seri SJ and Friends : FF OneShoot SJLand1stAnniv & YSDoubleBDay_





Penulis : ISMI NUROLIAH ROHIAH

Editor : SJ

Pic : (google)





ISMI say :
Annyeong again readers ^^
Kali ini aku bikin ff genre pop yang ceritanya mungkin nggak menegangkan dan tragis ..
Dan cerita ini diangkat dari kisah nyata walaupun ada bagian2 yang fiksi ..
Dan makasih sekali lagi buat sj oenni yang berbaik hati mempublish ff ini ..

Kendala banget ngangkat kisah nyata jd cerita ff karna aku terbiasa bikin yg imajinatif kekekke ..
But makasih banyak kalo ada yg bersedia baca ff ini sampe selesai ..

@ismidisini





SJ say :
Untuk FF Ismi yang ketiga ini terlepas dari idenya tetap keren dan terus terang aku suka, tetapi menurutku banyak kekurangannya. Hhhmmm..mungkin karena di buat terburu-buru jadi “Naskah asli” yang aku terima menurutku tidak runut terlebih di bagian part-part akhir. Ismi bisa membandingkan yah draft asli dengan yang tayang ini, ada beberapa yang aku tukar posisinya. Kedua, lagi-lagi mungkin karena terburu-buru jadinya ada yang kurang dan ada beberapa “Kata” yang tidak sesuai dengan pemaknaan dan terkesan di paksakan. Dan menulis kisah nyata yang berbau fiksi itu emang rada susah, kadang bias dan kadang tidak focus, juga seringnya yah gitu, lompat-lompat tidak runut, Tetapi tetap keren kok, terus menulis dear. *Hugs*

Dan buat yang lain yang membaca, Tolong dong Tolong tinggalkan koment kalian!!!!! Thanks all :D


Luv U GoGuMa’s…^^








.SJ.