Minggu, 22 April 2012

AOD Part 15 (FF YongSeo Couple)





ANGEL’s Or DEVIL’s


SJ Entertainment Present :


ANGEL’s Or DEVIL’s


Lead Cast :
Jung Yong Hwa (CN Blue)
Seo Joo Hyun (SNSD)

Other Cast :
KyuHyun (SUJU)
Victoria (f(x))
JongHyun (CN Blue)
Yoona (SNSD)
Yesung (SUJU)
MinHyuk (CN Blue)
JungShin (CN Blue)
HyoYeon (SNSD)
MiSun (MC WGM)
TOP (BigBang)
HyuNa (4 Minute)
Kwon Yuri (SNSD)
Daesung (Big Bang)


Opening Theme Song : I will wait for You – SeoHyun




.Part 15.



Seoul Hospital…



Victoria membersihkan badan SeoHyun ketika tiba-tiba dia dikejutkan oleh suara isak tangis pelan SeoHyum, dan tubuhnya yang berguncang pelan. Airmata mengalir di pipi pucatnya, meski tanpa suara. Victoria terkesiap dan urung melanjutkan untuk membersihkan badan SeoHyun, dia memilih untuk memeluknya.

“Hyunnie…”

Isak tangis SeoHyun semakin keras ketika Victoria tanpa memperdulikan tubuhnya yang setengah basah memeluknya hangat.

“Onnie…Qian onnie, otthoke??”

Victoria tahu apa yang menjadi kesedihan SeoHyun, dia teramat sedih ketika mendapati bahwa dia kehilangan mahkotanya sebagai perempuan. Karena kecelakaan itu dan luka di kepalanya, rambutnya kemudian di pangkas habis. Sekarang SeoHyun tidak memiliki sehelai rambutpun.

“Ssshhh..kamu tahu dear, kamu tetap sempurna meski tanpa mahkotamu. Jangan sedih Hyunnie..”

“Yong Oppa…”

Victoria mengurai pelukannya, lalu melihat wajah pucat itu.

“Kamu takut suamimu akan kecewa?”

SeoHyun mengangguk, tidak mampu menjawab karena suaranya tercekat.

Victoria membelai wajah SeoHyun, menghapus airmata dari sana. “Kamu tahu Hyunnie, Onnie pada akhirnya tahu kenapa Tuhan menjodohkanmu dengannya, dia adalah lelaki yang sangat tepat buatmu dear, dia teramat sangat mencintaimu, bahkan lebih besar dari cinta kami. Melihatnya begitu tersiksa sewaktu mengetahui kamu kecelakaan membuatku terenyuh padanya, dan sungguh kamu salah jika mengira karena kehilangan rambut dia tidak akan mencintaimu lagi, itu persepsi yang sangat salah…”

“…dan kamu tetap cantik apa adanya dear. Rambut bukan segalanya, lagipula kamu bisa pakai wig kan? Sampai rambutmu kembali tumbuh. Seharusnya kamu bersyukur dear, kamu masih diberi keselamatan, itu yang terpenting…”

“Mianhe onnie..”

“Anii..kamu tidak salah, manusiawi kamu merasa sedih. Tapi jangan berlarut-larut yah. Setidaknya, jangan membuat sedih orang-orang di sekelilingmu yang mengkhawatirkan dirimu dear..”

SeoHyun mengangguk-angguk kecil. Dan setelah melihat SeoHyun tenang, Victoria melanjutkan aktivitasnya memandikan SeoHyun.




_.-AoD-._



“Bagaimana dengan tempat yang aku pesan untuk liburan??” YongHwa menanyai JungSHin yang pagi itu menemui YongHwa di Rumah Sakit sebelum berangkat ke Gochun Company.

“Sudah aku siapkan Hyung..”

“Baguslah, kalau dokter telah mengizinkan Hyunnie keluar dari Rumah Sakit ini, kami akan pergi berlibur untuk sementara waktu dan sekalian memulihkan kondisi SeoHyun. Dan biarkan semua berjalan sesuai skenario SeungHyun-ssi, aku akan kembali tepat dengan perkiraan waktu ketika mereka membutuhkanku…”

Wajah JungSHin berubah pias. “Hyung…”

“Kamu jangan terlalu khawatir. Kita pasti bisa melaluinya dengan baik….” YongHwa menghela nafas pelan. “…Aku tidak keberatan jika GoChun Ltd untuk sementara tidak beroperasi karena skandal itu, tetapi usahakan untuk tetap memberikan gaji kepada pekerja kita selama masa istirahat mereka. Ingat, bahwa mereka adalah orang-orang pertama yang membersamai kita di dunia bisnis ini, aku tidak mau ada satupun di antara mereka yang harus hidup kekurangan karena GoChun Ltd tidak beroperasi nantinya. Fokuskan perhatian kita pada Hotel dan Mall yang di Busan, juga JS Company. Karena sumber dana kita akan berasal dari sana sementara waktu selama GocHun Ltd tidak beroperasi…”

JungSHin mengangguk.

“Aku percaya pada NIS dan SeungHyun-ssi , Aku akan memberi waktu dan apa yang mereka butuhkan, asal YG Company dan HyuNah pada akhirnya menerima semua imbalan atas kejahatannya…”

JungSHin kembali menganggukkan kepala. “Tapi Hyung akan ditang…”

“Hentikan, Jangan katakan apapun tentang itu. Aku tidak mau Hyunnie sampai mendengarkannya…” Potong YongHwa, dan lalu melemparkan pandangan ke arah ke tempat pembaringan SeoHyun yang tersekat oleh tirai.

Istrinya masih di bathroom, membersihkan tubuhnya dibantu oleh Victoria.

“Sampai masa itu tiba, aku tidak mau jika istriku juga harus bersedih dan memikirkannya. Aku akan mengusahakan agar SeoHyun tidak perlu sampai tahu semua ini..”

“Tapi bagaimana mungkin Hyung…”

YongHwa memijat kepalanya. Yah, itu tidak mungkin. Jika tiba waktunya, pada akhirnya SeoHyun akan tahu juga.

“Aku akan memikirkannya nanti, kamu jangan sekali-kali mengungkit tentang ini di hadapannya..”

JungSHin mengangguk.

“Baiklah, berikan semua laporan keuangan hotel dan rencana kerja dari semua cabang hotel kita, mall dan JS Company. Aku akan menyelesaikan dan mengambil keputusan-keputusan penting sebelum pergi berlibur…”

“Aku akan mengirimnya ke e-mail Hyung…”

“Baiklah…”

JungSHin kemudian sibuk menyalakan iPadnya.

Di tempatnya YongHwa menghela nafas berat. Dia sedang mengkhawatirkan istrinya, SeoHyun-nya dan bagaimana reaksinya tentang masalah ini.




_.-AoD-._




Yuri memeluk tubuh sahabatnya. “Mianhe Hyunnie, aku terlambat tahu tentang kecelekaan yang menimpamu, itu kenapa aku baru telat menjengukmu. Maafkan aku sayangku..”

“Aniiya…Jangan meminta maaf Yuri-ah. Aku malah gembira, supermodel kita ini masih sempat meluangkan waktu sekedar menjengukku…”

“Sahabat macam apa aku jika tidak datang menjenguk setelah tahu kondisimu…” Yuri merapikan rambutnya sesaat. “Aahh, aku tidak pernah menyangka harus bertemu denganmu dengan kondisi seperti ini, padahal hari itu kita janjian untuk ketemuan..”

SeoHyun mengangguk. “Manusia memang hanya bisa merencanakan, siapa yang akan menyangka sehabis menelponmu aku justru kecelakaan…”

Yuri mengangguk.

“Ah iya, Yong Oppa, dia adalah Yuri sahabatku sewaktu kuliah..” Ucap SeoHyun memperkenalkan YongHwa yang sedari tadi duduk di sisinya. “Yuri-ah, dia adalah Jung YongHwa, suamiku…”

“Anneyong Haseyo…”

“Ahh..anneyong Haseyo…meski tidak pernah menyapa anda sebelumnya, mianhe, tapi aku tahu anda dan sering melihat anda, hanya saja karena tidak kenal makanya tidak menyapa…”

“Sekarang sudah kenalkan? Jadi lain kali kalau ketemu bisa di sapa…” SeoHyun tertawa kecil, membuat YongHwa yang duduk di sampingnya berbalik menoleh istrinya, lalu membelai wajahnya pelan. Merasa bahagiah melihat wajah itu kembali bersinar.

Yuri yang berdiri di tempatnya juga merasa bahagia melihat romantisme pasangan suami istri itu. “Chukkae my Hyunnie, kamu tampak berbahagia dengan pernikahanmu…” batinnya pelan.

Tetapi aura gembira itu buyar ketika dari luar terdengar ketukan pada pintu ruang perawatan SeoHyun dan lalu wajah JungShin muncul. Dia lalu membungkukkan badan kepada ketiganya, lalu membuka pintu ruang perawatan lalu masuklah TOP dan di susul oleh satu orang pria berjas hitam. YongHwa yang mengerti bangkit dari duduknya, setelah sebelumnya mencium jidat istrinya lembut dan pamit untuk pergi sesaat.

Di tempatnya berdiri Yuri yang melihat TOP merasa gamang. Dia memilih menunduk sampai YongHwa dan para pria itu memilih keluar dari ruang perawatan. Dan entah mengapa Yuri bisa merasakan tatapan tajam TOP meski sekilas di hujamkan kepadanya, dan itu membuatnya tambah grogi.

“Yuri-ah…”

Suara SeoHyun yang lirih mengembalikan kesadaran Yuri.

“Wae Hyunnie??”

SeoHyun tersenyum. “Kamu masih ingat SeungHyun Oppa kan? Dia yang tadi datang bersama asisten suamiku, kenapa tidak menegurnya?”

Yuri menelan ludahnya. “Aku tahu…” ucapnya singkat.

“Lalu kenapa tidak menegurnya dan kenapa mukamu tiba-tiba kusut seperti itu??”

Yuri alih-alih menjawab SeoHyun dia kemudian mengangkat wajah penuh senyum. “Anii, oh iya, aku ikut gembira dengan pernikahanmu dear, kalian tampak saling mencintai satu sama lain, jadi ingat waktu itu ketika kita membicarakannya di pesta itu..kamu masih ingat tidak??”

SeoHyun mengangguk, “Dee, dia datang dengan wanita cantikkan? Saat itu aku belum mengenalnya, siapa yang menyangka dia akan jadi suamiku. Dan ternyata satu hal Yuri-ah, benar kata pepatah, don’t judge a book by a cover. Dia sama sekali berbeda dengan apa yang kamu dan aku pikirkan tentang dia saat itu…hehehe..” Meski pucat wajah SeoHyun terlihat sumringah, Yuri ikut berbahagia.

“Aku ingin kamu juga merasakan kegembiraan sepertiku Yuri-ah. Kehidupan pernikahan itu tidak seburuk yang kita takutkan, dia justru bisa membawa jenis kebahagiaan baru dalam hidupmu, percayalah…”

Yuri kembali menunduk. “Aku bukannya tidak mau menikah Hyunnie, hanya saja aku belum menemukan orang yang tepat seperti dirimu..”

“Bagaimana dengan SeungHyun Oppa, kalian pernah punya hubungan kan? Sekarang dia sedang berbisnis dengan suamiku, aku bisa membantu mendekatkanmu dengannya la..”

“Andwee. Aku dan SeungHyun oppa tidak punya hubungan apapun lagi, dia sekarang berbahagia dengan kekasihnya, anak pemilik perusahaan tempatnya bekerja..”

“Ahh..HyuNa-ssi, iya aku tahu itu..tapi aku pikir kalian adalah pasangan yang serasi…” Yuri menggeleng. Dan entah mengapa SeoHyun bisa melihat ada kesedihan di wajah Yuri, ada yang sedang di sembunyikannya.

“Wae Yuri-ah?? Kamu bisa cerita padaku…”

Yuri menghela nafas sesaat, lalu melangkah pelan ke tempat SeoHyun dan duduk disisinya. “Aku mencintainya Hyunnie, selalu mencintainya. Tetapi cinta itu hanya hadir di sisiku, dia tidak punya rasa yang sama denganku..tidak pernah…”

SeoHyun mendekat lalu memeluk Yuri. “Yuri-ah..”

“Aku baik-baik saja Hyunnie, tidak mengapa…”

SeoHyun kemudian mengurai pelukannya lalu mengambil kedua tangan Yuri dan menggenggamnya.

“Kamu pasti akan menemukan pria yang terbaik dear, aku yakin itu..”

Yuri mengangguk.




_.-AoD-._




MeanWhile..



“Dia adalah Daesung, partner kerjaku. Tetapi dia tidak ikut penyamaran ini. Dia bertugas di NIS. Dan aku pastikan dia akan melindungi keluarga anda seperti permintaan anda, YongHwa-ssi…”

Daesung menundukkan badan memberi salam perkenalkan ala Daehan Minguk.

“Sekali lagi, saya akan meminta maaf jika pada proses penangkapan nanti di lakukan oleh kepolisian setempat yang tidak tahu penyamaran dan konspirasi ini, jadi anda akan merasakan ketidaknyaman, ini di luar kuasaku untuk mentolerirnya…”

YongHwa mengangguk. “Aku mengerti, aku ikut dengan operasi ini dan aku siap menanggung semua konsekwensi yang ada SeungHyun-ssi…”

TOP kemudian memberi penghormatan ala militer kepada YongHwa.”Aku berterimakasih atas kerelaan anda ikut serta dalam operasi rahasia kami ini…”

YongHwa berdehem. “Aku melakukannya untuk melindungi istriku, jangan merasa sungkan dan tidak nyaman…” Ucap YongHwa tegas. “Semoga mereka segera bisa di tangkap…”

TOP dan Daesung mengangguk.




_.-AoD-._





Setelah bercerita dan saling bertukar kabar Yuri kemudian pamit, bertepatan dengan YongHwa yang kembali masuk ruangan. Yuri kemudian pamit kepada YongHwa dan berlalu pergi.

Di parkiran Seoul Hospital, tanpa Yuri ketahui ada sepasang mata yang memperhatikannya tajam.

“Kamu tidak ingin menyapanya??” Tanya Daesung di sisinya, partner kerjanya.

“Aniiya.. itu hanya akan menyakiti kami berdua….”

Daesung menatap partner kerjanya dalam. Dia salut atas dedikasi TOP pada profesinya, sampai-sampai harus mengorbankan perempuan yang di cintainya. Yah semoga operasi mereka untuk menumbangkan YG Corporation bisa sukses, agar partner kerjanya ini bisa kembali bersatu dengan wanita yang dicintainya.

Di tempatnya TOP merasakan sakit itu, tetapi tidak ada yang bisa dilakukannya selain melihat wanita yang dicintainya dalam diam. Dia harus melakukan ini. Mencintai tidak selalu tentang memiliki, asal Yuri bahagia dan selamat, dia akan bisa melakukan apapun termasuk jika itu harus menjauhinya.



(If only I took a steep faster
If only I took a step slower
Then our painful encounter
We could’ve avoided it

There’s no use even if I push you out
Now I can’t let you go
Even if you want to cry, cry in my arms
Because I will die without you

My heart crying…
My heart is shouting..
Because it wants to love one person
I made you cry and hurt you
But now I can’t forget you so I’m crying…

My Love is Crying…)

(K.Will – Love is Crying)




_.-AoD-._




Beberapa hari kemudian..




KyuHyun tersenyum kepada SeoHyun.

“Chukkae Hyunnnie, kondisimu sudah sepenuhnya membaik. Sudah boleh keluar dari Rumah sakit..”

“Ahh, gomawo oppa…” SeoHyun tersenyum lalu membalas genggaman YongHwa yang berdiri di sisinya dan mengambil kedua tangannya dan meremasnya.

“Gomawo KyuHyun-ssi…” Ucap YongHwa tulus.

KyuHyun tersenyum. “Aku hanya melakukan tugasku, tidak usah merasa berat…”

“Tapi tetap saja, kami akan berterimakasih untuk kerja keras Kyu Oppa…” SeoHyun kemudian berbalik menatap suaminya. “Ahh..iya, Kami ingin mengundang Kyu Oppa untuk makan malam bersama, kapan Oppa bebas jaga??”

KyuHyun berdehem. “Ehhmm, aku tidak tahu Hyunnie. Tapi aku akan mengabarimu jika aku punya waktu luang..”

SeoHyun mengangguk.

“Adalah kebahagiaan bagi kami jika KyuHyun-ssi memenuhi undangan kami…” Ucap YongHwa tegas.

“Arasho. Aku akan mengabari kalian..”

KyuHyun kemudian meninggalkan pasangan yang sedang berbahagia itu dengan senyum yang masih tersungging di bibirnya.

Ah, hidup selalu menawarkan kebaikan, ladang kebaikan. Tinggal bagaimana pandangan kita pada kehidupan itu sendiri. Yup, selalulah fokus melihat sisi baik kehidupan, jangan sebaliknya, maka percayalah kamu pasti akan keluar sebagai pemenang.




_.-AoD-._




“Tidak pulang ke rumah kita??”

YongHwa mengangguk, mereka sedang duduk di dalam mobil mereka sekeluarnya dari Seoul Hospital. SeoHyun merasa heran mengapa jalur yang di lalui mobil ini tidak menuju rumah mereka.

“Aku ingin mengajakmu berlibur baby…”

“Oohhh…” SeoHyun merasa bahagia dengan surprise kecil ini, dia lalu mengecup pelan pipi suaminya.

“Kau tidur ajha dulu, perjalanannya lumayan jauh..”

“Dee…” Ucap SeoHyun lalu masuk ke dalam pelukan suaminya, merasa tenang di dalam dekapan suaminya.

YongHwa membawa SeoHyun berlibur ke resort milik salah satu Chaebol korea Selatan yang pernah menjadi rekan kerjanya. Dan YongHwa telah menyewanya untuk dipergunakan khusus bagi mereka berdua. Terletak di tepi laut, kecil tapi eksklusif dan mewah.

Mobil mereka kemudian melaju memasuki gerbang resort itu. Yonghwa melihat istrinya dan ternyata SeoHyun telah jatuh tertidur dalam pelukannya, seperti anak kecil.

YongHwa memandang SeoHyun yang tertidur, senyuman tersinggung di wajahnya sementara tangannya mengusap kepala SeoHyun yang tertutup oleh topi rajut, hadiah dari Victoria sebelum mereka berangkat liburan. SeoHyun menolak menggunakan rambut palsu, dia mengatakan untuk sementara waktu lebih nyaman menggunakan topi rajut. Dan Yonghwa mendukung apapun keputusan istrinya. Baginya bagaimanapun kondisi SeoHyun gadis itu selalu tampak cantik di matanya, dan dia mencintainya sepenuh hati.



(I could stay awake just to hear you breathing
Watch you smile while you are sleeping
While you're far away and dreaming
I could spend my life in this sweet surrender
I could stay lost in this moment forever
Where every moment spent with you is a moment I treasure

Don't want to close my eyes
I don't want to fall asleep
Cause I'd miss you babe
And I don't want to miss a thing
Cause even when I dream of you
The sweetest dream will never do
I'd still miss you babe
And I don't want to miss a thing…)




_.-AoD-._




Apartemen Juniel…




Juniel menatap JungSHin, setengah tidak percaya dengan apa yang di ceritakan oleh JungSHin sore itu.

“Jadi maksudmu YongHwa oppa akan menempuh resiko itu, meski dia tahu dirinya akan di tangkap dan Gochun Ltd ikut jatuh karena perdagangan narkoba itu??”

“Aku berharap kamu tidak mengatakan apapun tentang ini, aku menceritakannya padamu karena bagaimanapun YongHwa Hyung hanya memiliki kita berdua sebagai keluarga, jadi kali ini dia memohon agar kita berusaha maksimal untuk melakukan hal yang terbaik jika kondisi seperti ditahannya YongHwa Hyung karena kasus ini terjadi…”

Juniel mematung di tempatnya berdiri. Tadinya dia sedang meracik kopi bagi mereka berdua, tetapi ketika mendengar kabar ini, kegiatannya terhenti.

YongHwa, laki-laki pertama yang mengulurkan tangan padanya. Yang memberi bantuan dalam hidupnya, bahkan juga sudah seperti seorang ayah baginya.

“Kenapa harus menempuh cara seperti ini??”

“Tidak ada cara yang lain. jika YongHwa Hyung ingin membalas cara mereka dengan cara kekerasan itu justru akan memberi kerugian yang lebih besar lagi. SeungHyun Hyung juga membutuhkan bukti yang lebih banyak agar bisa menumbangkan mereka semua, bahkan sampai ke pimpinan tertingginya…Mereka besar, kuat dan kaya. Walaupun Hyung bisa bersaing tetapi tetap saja dari sisi dukungan di kalangan elit pemerintahan YG corporation mempunyai pendukung yang lebih besar. Jadi Hyung sepakat untuk ikut dengan operasi NIS dan SeungHyun Hyung…”

Juniel terhenyak. YongHwa adalah sosok yang hangat, dermawan dan baik hati tetapi kenapa takdir selalu mempermainkannya? Kenapa rentetan kejadian-kejadian buruk selalu menghampiri hidupnya?

“Apa yang harus kita lakukan untuk menolong Yong oppa??”

JungSHin menghela nafas panjang. “Yang harus kita lakukan adalah bekerja lebih keras lagi, mengeluarkan semua kemampuan terbaik yang kita miliki agar Gochun Company tidak ikut jatuh karena skandal ini, karena sorotan media dan para pelaku ekonomi akan tertuju pada YongHwa Hyung, kita harus bisa menghandle semuanya sebaik mungkin. Kali ini Yonghwa Hyung membutuhkan kita dan bahkan jika harus mati, aku akan melakukan yang terbaik demi kebahagiaan Hyung..”

Di tempatnya Juniel mematung, matanya berkaca-kaca karena sedih.

“YongHwa oppa..”




_.-AoD-._




(…Lying close to you feeling your heart beating
And I'm wondering what you're dreaming
Wondering if it's me you're seeing
Then I kiss your eyes
And thank God we're together
I just want to stay with you in this moment forever
Forever and ever

I don't want to close my eyes
I don't want to fall asleep
Cause I'd miss you babe
And I don't want to miss a thing
Cause even when I dream of you
The sweetest dream will never do
I'd still miss you babe
And I don't want to miss a thing…)



“Kita sudah sampai??Aku tertidur lama yah Oppa??”

SeoHyun bangun dari tidurnya dan menemukan dirinya telah berbaring di tempat tidur empuk bertiang lima, dengan seprai dan kelambu putih melambai-lambai.

YongHwa menatap lembut wajah cantik istrinya yang juga sedang menatapnya. “Dee…”

SeoHyun bangkit dari tidurnya lalu melayangkan pandangan ke seputar kamar itu, menemukan view cantik yang terbentang di luar sana, dari pintu yang terbuka, terlihat laut luas sore itu.

Indah, sangat indah.

“Ini villa siapa Oppa??”

“Ini resort milik temanku, dia meminjamkannya padaku…” Yonghwa alih-alih mengikuti pandangan istrinya, dia malah mendekat dan meraih tubuh SeoHyun masuk pelukannya.

“Saranghe Baby…”

SeoHyun membalas pelukannya. YongHwa lalu membuka topi rajut SeoHyun dan menciumi kepalanya.

“Kamu tetap mencintaiku bahkan ketika aku tidak memiliki rambut?”

YongHwa melepas pelukannya. Dan SeoHyun mengangkat mukanya, menatap suaminya. Tepatnya di manik matanya, dia menemukan kilauan sorot di mata itu yang mampu membuatnya sesak nafas.

“Aku mencintaimu sayangku, bagaimanapun kondisimu. Jiwaku yang mencintaimu….” Yonghwa mencium SeoHyun. Lalu kembali memandangnya. “Tataplah aku saat kita bercinta, supaya kamu bisa melihat betapa aku mendambamu, betapa aku menginginkanmu, tidak ada wanita yang lain yang aku cintai selain dirimu..” YongHwa membelai wajah cantik itu.

Dan SeoHyun tenggelam dalam tatapan YongHwa ketika YongHwa mulai membelai wajahnya, lalu turun membelai tubuhnya. Dan segalnya terasa lembut, YongHwa memperlakukannya begitu hati-hati dan penuh dengan cinta.

“My beautiful wife…” ucapnya lembut. “Memilikimu dalam hidupku adalah kebahagiaan besar..”

“Oppa…”

YongHwa kembali menciumnya lembut.

Sore menjelang malam itu, Embusan angin laut membuat tirai villa itu bergerak-gerak. Rasanya seperti di dalam air. Tak ada lagi kata yang terucap, hanya desah nafas yang beradu dengan deburan ombak.




(…I don't want to miss one smile
I don't want to miss one kiss
I just want to be with you
Right here with you, just like this
I just want to hold you close
Feel your heart so close to mine
And just stay here in this moment
For all the rest of time Yeah yeah yeah

I don't want to close my eyes
I don't want to fall asleep
Cause I'd miss you babe
And I don't want to miss a thing
Cause even when I dream of you
The sweetest dream will never do
I'd still miss you babe
And I don't want to miss a thing

I Don't want to close my eyes
I don't want to fall asleep
Cause I'd miss you babe
And I don't want to miss a thing
Cause even when I dream of you
The sweetest dream will never do
I'd still miss you babe
And I don't want to miss a thing

Don't want to close my eyes
I don't want to fall asleep
And I don't want to miss a thing…)

(Aerosmith – I Don’t Wanna Miss a Thing)



_.-AoD-._




Mereka telah menghabiskan waktu selama 3 hari di resort itu, SeoHyun terlihat lebih bersemangat sekarang. Tiap pagi dan sore, dia ditemani YongHwa berjalan menyusuri pantai, bermain dengan deburan ombak, memandang terbenamnya matahari dalam pelukan suaminya.

Baginya resort dan YongHwa di dalam pelukannya serupa surga yang menjejak di atas bumi.

“Ini adalah HoneyMoon yang terlambat..” candanya kepada Yonghwa.

Tidak ada yang lebih indah selain kebersamaan mereka.

Sedang bagi YongHwa, dunianya adalah perempuan ini, bahkan ketika harus ke neraka. Asal bersama SeoHyun, dia mampu melakukannya.

Mereka bercengkrama bersama, menghabiskan tiap menit dengan saling menunjukkan perasaan cinta satu sama lain. Yonghwa tidak segan menggendong istrinya, memandikannya dan merawatnya sepenuh hati, lalu bercinta selembut peri.

Hanya satu yang belum mampu dilakukannya. Berterusterang pada SeoHyun tentang hal yang akan menjelang mereka. Tepatnya dia tidak tahu bagaimana cara mengatakan pada istrinya, tanpa membuatnya merasa sedih.

Tetapi malam itu dia sadar waktunya semakin sempit, sedang ada yang terjadi di luar sana dan dia tidak dapat menghindar lagi. YongHwa beringsut bangun dari tidurnya. Dia menemukan wajah SeoHyun yang tertidur pulas. Terlihat sangat cantik

“Baby, bagaimana cara mengatakan semuanya padamu?” Ucapnya lirih setelah berbaring kembali dan menatap wajah istrinya di sampingnya dan melingkarkan tangannya di atas tubuh mendamba itu.

Sepanjang hidupnya dia tidak pernah mengalami rasa takut, sejak kesadaran sebagai seorang manusia hadir di kepalanya, sepeninggal kedua orang tuanya dan hidup terlunta-lunta dia tidak pernah lagi merasakan takut itu. Tidak ada yang perlu di takutkan jika kamu adalah orang yang tidak punya apapun. Rasa takut itu biasanya hanya dimiliki oleh orang-orang kaya dan berlimpah. Dia pun tidak takut jika harus kehilangan segalanya. Satu yang ditakutinya adalah jika harus kehilangan SeoHyun.

Dia mencintai perempuan ini, teramat sangat. Bahkan ketika dunia tidak berpihak padanya, bahkan ketika dunia memusuhinya asal dia memiliki SeoHyun, semua mampu di tahannya. Tetapi bagaimana jika dia menghancurkannya? Bagaimana jika dia menyakiti SeoHyun? Itu yang tidak bisa ditanggungnya.

Istrinya, mungkin terlihat kuat, mungkin mampu menahan semua kesedihan tetapi Yonghwa tahu, jika di balik sosok kuat SeoHyun, dia juga sangat rapuh. Menjadi orang yang berada disisi SeoHyun ketika kehilangan ayahnya membuat YongHwa sangat tahu kerapuhan SeoHyun. Dan sekarang kemungkinan dialah yang akan membuat istrinya kehilangan pijakan lagi.

“Otthokke Hyunnie??”

“Oppa…”

Yonghwa terlonjak kaget, ketika melihat SeoHyun membuka kedua matanya dan membelai lembut wajahnya.

“Anii..kamu kenapa terbangun, aku mengganggu tidurmu??”

SeoHyun menatap suaminya lembut. “Oppa tidak sedang berusaha menyembunyikan sesuatu padakukan? Aku tahu kegalauanmu, aku istrimu meski oppa berusaha menutupinya tetapi aku bisa mengetahuinya..”

YongHwa menghela nafas panjang, lalu beringsut duduk menyandarkan badannya di tumpukan bantal, menatap ke depan menolak membalas tatapan SeoHyun. SeoHyun beranjak naik ke dada Yonghwa dan bersandar di sana.

“Kamu tahu My Lady kalau aku mencintaimu sepenuh hatiku. Bagiku kamulah duniaku dan tiap keputusanku kulakukan itu semata-mata demi kebahagiaanmu..”

Di dalam pelukan YongHwa, SeoHyun mengangguk.

“..tetapi selalu ada sesuatu di luar kuasaku, meski selalu ingin mempersembahkan kebahagiaan padamu namun tetap saja jalan yang di tempuh selalu ada duri dan luka. Hidup adalah keseimbangan, ketika kalian ingin kebahagiaan maka harus menerimanya sepaket dengan kesedihan. Aku ingin kamu tahu, mungkin kelak aku akan membuatmu sedih, aku terpaksa akan menyakiti hatimu, menghadirkan luka dalam hidupmu tetapi yakinlah itu kulakukan demi kebahagiaan kita…”

SeoHyun mengangkat wajahnya dan menatap Yonghwa dalam-dalam.

“..Maafkan aku harus melakukan itu, maafkan aku jika aku membuatmu sedih, maafkan aku karena itu di luar kuasaku… tetapi selalulah ingat jika aku melakukannya karena aku mencintaimu dan ingin membahagiakanmu..”

“Oppa…” Wajah SeoHyun berkerut, dia bingung, apa maksud ucapan YongHwa.

“Dan Maafkan aku sayangku, aku tidak bisa menjelaskan segalanya secara detail…” Yah, Yonghwa tidak sanggup mengatakan kebenaran itu pada SeoHyun. Demi melindungi SeoHyun dan operasi rahasia itu sendiri.

“Hanya satu yang bisa aku katakan, beberapa hari ke depan aku mungkin akan di tangkap oleh aparat Negara…”

SeoHyun berjengit.

“Tidak, ini tidak seperti yang kau bayangkan. Percayalah padaku. Aku tidak pernah melakukan kejahatan apapun…”

SeoHyun mulai terisak. YongHwa merasa bersalah.

“Aku mohon sayangku, jangan seperti ini. Bertahanlah…”

YongHwa memeluk tubuh SeoHyun erat.

“Kenapa?? Kenapa mereka harus menangkapmu??”

YongHwa menggeleng, “Aku tidak bisa menjelaskannya, tetapi yakinlah aku tidak bersalah. Percaya padaku Hyunnie, dan aku mohon aku tidak ingin melihatmu bersedih dan hancur, kuatlah Hyunnie..”

SeoHyun dengan mata berkaca-kaca memandang YongHwa. “Kamu tidak akan menceritakan detailnya padakukan? Kenapa?”

“Aku sedang melindungimu sayangku, semakin sedikit yang kamu ketahui itu semakin baik, tolong percayalah padaku..”

SeoHyun bisa melihat kejujuran di sana. Yonghwa mungkin bisa begitu kejam, bisa begitu dingin tetapi laki-laki itu tidak pernah bisa berbohong di hadapannya, dan di manik matanya SeoHyun menemukan ada rasa takut di sana, takut tertolak, takut tidak di percayai, takut. Suaminya ketakutan.

SeoHyun kemudian maju dan memeluknya. “Dee..aku percaya padamu Oppa.. aku percaya padamu karena aku mencintaimu..”

Yonghwa menghela nafas lega. “gomawo Hyunnie, gomawo..” ucapnya sambil membalas pelukan istrinya erat.



(…even when the world turned its back against me
You stayed by my side
The only things I gave you are scars
I don’t even have the right to hold onto you

My heart crying…
My heart is shouting..
Because it wants to love one person
I made you cry and hurt you
But now I can’t forget you so I’m crying

You don’t know how to lie
So even when you brightly smiled
I knew
Your sad eyes

Love is crying…
Love is calling out to you..
Because I can’t let you go for a single moment
Because your smile is my life
Because only you can make my live

My heart is crying…)


(K.Will - Love is Crying)




_.-AoD-._





Kediaman Jung YongHwa…




YongHwa baru saja tiba bersama SeoHyun dan di rumahnya telah menunggu JungSHin ketika iring-iringan mobil polisi itu memasuki kediamannya. Dia mengirim isyarat pada JungShin.

“Ada apa ini oppa??” Tanya SeoHyun yang kemudian menyadari kedatangan para penegak hukum itu.

“Mereka akan menangkapku sayangku. kamu ingat apa yang aku katakan padamu malam itu, inilah yang aku maksud…”

“Oppa…”

Para polisi itu kemudian masuk dan memberi penghormatan sebagai pembuka.

“Jung YongHwa-ssi..”

“Dee..aku Jung YongHwa…”

SeoHyun disisi Yonghwa,dengan segera melingkarkan kedua tangannya di pinggang suaminya. YongHwa memeluknya pelan.

“Kami membawa surat penahananmu untuk kepemilikan Narkoba dan zat adiktif lainnya yang ditemukan di armada dagangmu. Dan disinyalir anda terlibat perdagangan narkoba berskala international…”

SeoHyun nyaris saja berteriak sebelum Yonghwa menarik tubuhnya rapat pada dadanya, suara SeoHyun teredam dengan sendirinya.

“..anda berhak diam, anda berhak di dampingi pengacara, anda berhak..” polisi itu masih membacakan hak-hak Yonghwa sementara YongHwa mengurai pelukannya lalu menatap wajah SeoHyun dalam.

Dan ketika salah satu polisi maju memborgol tangannya SeoHyun tidak lagi berada dalam pelukannya.

“Oppa…” teriak SeoHyun bergetar, matanya sudah mulai berkaca-kaca.

“Baby…” YongHwa berdiri di hadapan SeoHyun, hanya selangkah tetapi ia memilih tidak menyentuhnya, tepatnya tidak bisa menyentuhnya dengan kedua tangan terborgol. YongHwa hanya memandang istrinya, mengamatinya secara seksama, berusaha menyimpan wajah istrinya di kepalanya, dia mengamati semua yang ada pada tubuh istrinya. Matanya masuk menembus hati SeoHyun.

“Oppa…Saranghe…” SeoHyun berucap lirih dengan airmata yang tidak mampu di tahannya lagi. Tubuhnya gemetar karena sesak.

“Hyunnie, kamu tahu kalau aku juga sangat mencintaimu, bahkan lebih besar dari rasa cintamu itu…”

SeoHyun mengangguk, YongHwa tetap memandangnya dalam-dalam.

“Mengapa mereka melakukan ini padamu? Mengapa mereka menangkapmu? Aku tidak percaya kamu melakukan apa yang mereka tuduhkan…”

Yonghwa mendekatkan wajahnya pada istrinya, merapatkan pipinya dan berbisik di telinganya. SeoHyun jinjit dan mengalungkan kedua lengannya ke tubuh suaminya.

“Karena aku telah memutuskan mengambil resiko ini baby, ingat apa yang aku katakan padamu malam itu. Demi kebenaran kita harus melawan. Percayalah padaku dan aku mohon bertahanlah…”

Yonghwa kemudian beringsut menjauh, SeoHyun melepaskan pelukannya.

“Jangan menangis sayangku, kamu tahu kepedihan bagaimanapun bentuknya bisa aku tahan tetapi melihatmu menangis sungguh membuatku sakit teramat sangat. Mianhe, aku harus menyeretmu dalam kesusahan seperti ini…”

“Oppa…” SeoHyun berusaha menahan keharuannya dan menghapus airmatanya.

“Jaga dirimu baik-baik, My Lady. Kaulah satu-satunya wanita yang kucintai dan tolong ingat apapun yang aku lakukan, itu adalah yang terbaik. Untuk kita berdua…percayalah padaku…”

SeoHyun tidak bisa mencegah dirinya untuk tidak beranjak dan kembali memeluk tubuh suaminya, memeluknya erat. “Oppa adalah orang yang paling aku cintai di dunia ini..aku percaya..aku akan menunggumu..” airmata deras membasahi wajah SeoHyun. Dia menciumi wajah YongHwa tiap incinya. Melupakan keberadaannya, melupakan para polisi itu, melupakan JungSHin, melupakan para pelayan, hal yang penting dan nyata hanyalah mereka berdua.

“Sudah siap??” ucap salah satu polisi, bagi SeoHyun wajahnya adalah mimpi buruknya.

“Ya, saya siap..” YongHwa kemudian memundurkan badannya, dan memandang di atas kepala SeoHyun, memberi isyarat kepada JungSHin yang kemudian maju lalu memegang kedua lengan SeoHyun.

“Oppa..” SeoHyun masih memegang kedua lengan YongHwa, tapi oleh JungSHin kedua tangannya di tarik menjauh dari YongHwa.

“Tenanglah baby, aku akan segera kembali…” ucapnya, lalu berbalik bergabung dengan para Polisi itu memasuki mobil mereka, tetapi dia masih bisa mendengar dengan jelas ketika istrinya meneriakkan kata itu.

“Oppa..saranghe..saranghe…”




(…I smile even if it hurts
Tears flow even if I smile
I am at the place where your memory remains
The arms reached out for me and grabbed me silently

The heartwarming smile that looked at me
The love that even made tears beautiful
My hearts still remains the same
The one for me must be you

I will be standing here
Even when time and tears flow
I will only be waiting for you

I smile even if it hurts
Tears flow even if I smile
I am at the place where your memory remains…)


(SeoHyun - I will wait for You)







.To Be Continued – Part 16.







.With Love : SJ.

Kamis, 19 April 2012

FF OneShoot "Love is a Decision"



(Pic Cr;Juli Agashi)



SJ Entertainment Present FF One Shot :


.Love is a Decision.



Lead Cast :
Jung Yong Hwa (CN Blue)
Seo Joo Hyun (SNSD)


Other Cast :
Member CN Blue, Member SNSD


Opening Theme Song : I will wait for you – SeoHyun SNSD








Love is a decision, Sometimes it’s a tough decision.



_SJ_



(Stabirabi rapststabira
Stabirabi rapststabira
You’re my love

I can’t fall a sleep in this long night
I draw you out again
Today, I hold back tears yet again
I let out a sigh

Stabirabi rapststabira
Love you love you love you my love
Stabirabi rapststabira
I want your love

My painful love
I’m hurting as if I cut my skin
I try to hold it in but soundlessly, it hurts
My aching love, it’s bitter as if I swallowed poison
I try to smile but I’m faintly aching

Today I see the morning yet again
I draw you out again
Lingering attachments push over to me again
I still love you, you’re my love

Stabirabi rapststabira
Love you love you love you my love
Stabirabi rapststabira
I want your love

My painful love
I’m hurting as if I cut my skin
I try to hold it in but soundlessly, it hurts
My aching love, it’s bitter as if I swallowed poison
I try to smile but I’m faintly aching

My bad love, I call you but there’s no answer (no answer)
I beg to hold on to you but you coldly turn away (turn away)
My bad love, you are leaving like vapor (you are leaving)
I extend my hand to hold you but at some point,
You already left me..

(Still in love – CN BLUE)



YongHwa menghela nafas lega. Dia membuka pintu ruangan rekaman hanya untuk mendapatkan pelukan dari MinHyuk.

“Good Job Hyung, let’s celebrate…”

YongHwa tersenyum sambil membalas pelukan MinHyuk dan high five dari JongHyun dan JungSHin di belakang MinHyuk. Mereka semua tersenyum melihat YongHwa.

Hari itu, dia baru saja menyelesaikan take vocal untuk lagu Still in love. Dan dia menyelesaikannnya dengan baik. Still in Love adalah lagu yang dibuatnya, dan akan menjadi salah satu single di mini album CN Blue yang akan rilis bulan maret. Tetapi bukan lagu itu yang menjadi hits mereka.

Dia teringat pembicaraannya dengan bossnya di FnC, ada banyak hal yang mereka obrolkan dan sepakati bersama. Mulai dari pemilihan lagu yang dijadikan hits sampai judul album mereka “Ear Fun”.

Sekali lagi YongHwa menghela nafas panjang, membuat JongHyun, yang duduk di sampingnya dalam mini van CN Blue ketika mereka menuju salah satu rumah makan untuk merayakan selesainya proses take vocal mereka, berbalik menatapnya.

“Wae Hyung?? Masih memikirkan masalah kemarin??”

YongHwa melemparkan pandangan keluar jendela, melihat deretan lampu jalan yang menerangi kota Seoul. “Anii..”

“Terus??”

“Tidak ada apa-apa, aku hanya merasa lelah saja…” Ucapnya lalu menyandarkan kepalanya di jok kursi. JongHyun pun mengerti, dia memilih diam dan tidak lagi bertanya.

YongHwa sadar ada banyak hal yang harus dikorbankan demi sebuah popularitas. Dalam dunia showbiz yang begitu mengagungkan kapitalisme, dimana keinginan pasar yang menjadi penentu utama, jangan berharap idealisme bisa diterapkan. Kalian harus tunduk pada aturan main, mungkin bisa menggunakan idealisme tetapi itu setelah pondasinya kokoh. Bagi pendatang baru seperti mereka, jalan itu masih panjang. Dan YongHwa sadar perusahaan tempatnya bernaung hanya menjalankan aturan main itu, sudah tugas mereka memikirkan income yang akan masuk, bukankah selama ini mereka juga telah mengeluarkan biaya yang besar bagi perkembangan artis debutannya.

YongHwa bukannya ingin bersikap egois dengan memaksakan kehendaknya tetapi dia merasa lagu yang dia ciptakan juga akan diterima pasar, hanya saja FnC tidak berani mengambil resiko itu. Di satu sisi, dia sering merasa apa mungkin ini konspirasi kelas atas perusahaannya dengan perusahaan induk, Mnet? Ahh..entahlah, Dia enggan untuk berpikiran negatif. Yang dia inginkan hanya satu yaitu membuktikan kepada semua bahwa mereka band dan sekumpulan musisi. Sebagai musisi adalah suatu keharusan bagi mereka untuk menciptakan sendiri lagu dan musik mereka. Dan dia telah berjanji kepada bosnya bahwa dia akan lebih berkonsentrasi untuk menciptakan lagu-lagu yang bagus buat bandnya.

YongHwa telah belajar banyak hal, bahwa di industry ini yang dibutuhkan adalah kerja keras dan dia harus merelakan beberapa hal untuk dikorbankan. Bukan hanya idealismenya tetapi bahkan juga perasaannya. Perasaan terdalam yang dimilikinya, perasaan yang di simpannya rapat di sudut hatinya pada seorang gadis, gadis yang menjadi tokoh utama dalam semua lagu-lagu ciptaannya. Dia bahkan belum pernah punya kesempatan untuk mengatakan bahwa dia mencintainya. Dia hanya berharap perempuan itu bisa melihat bukti cinta YongHwa dari perhatian dan sikapnya padanya.

Dan malam ini ketika penat mengungkungnya, dia ternyata justru sangat merindukan sosoknya, sedang apakah dia??



_SJ_



Meanwhile…



SeoHyun menghela nafas berat.

Malam itu, dia baru saja tampil bersama unnie-unnienya dalam sebuah acara music di Paris. Di dalam bus mewah milik Girls Generation, ketika mereka sedang menuju hotel tempat mereka menginap malam itu sebelum terbang ke Korea keesokan paginya, dia memilih duduk sendiri, ketika onnie2nya sibuk berbagi cerita, saling menimpali satu sama lain, dia malah asyik dengan kesendiriannya.

Dan malam itu, tidak seperti dirinya yang biasanya, konsentrasinya untuk membaca buku yang menjadi kebiasaannya jika dia sedang punya waktu luang seperti ini menguap begitu saja, dia lebih memilih mendengarkan music dari iPadnya. Entahlah. Hatinya sedang tidak tenang, akhir-akhir ini dia benar-benar tidak bisa menguasai perasaannya. Rasionalitasnya terkadang tidak mampu mengungguli perasaannya. Ahhh… dia kembali menghela nafas panjang.


(…And now,
I miss everything about you
Can't believe that I still want you
And after all the things we've been through
I miss everything about you
Without you

I see your blue eyes, Everytime I close mine
You make it hard to see
Where I belong to, When I'm not around you
It's like I'm alone with me

But I never told you, What I should have said
No, I never told you
I just held it in

And now,
I miss everything about you
Can't believe that I still want you
And after all the things we've been through
I miss everything about you
Without you…)

(Colbie Caillat – I never told you)



Dia sedang merindukan seseorang teramat sangat.

Dari buku-buku yang dibacanya tentang kehidupan dan manusia. Dan juga dari pengalaman hidupnya sendiri, dia belajar banyak hal. Bahwa tiap manusia memiliki takdirnya sendiri-sendiri, takdir yang berjalan sesuai ketentuan Sang Penguasa Kehidupan dan tidak ada yang bisa menebak bagaimana alurnya. Takdir yang membawa mereka bersinggungan dengan manusia-manusia lainnya, ada pertemuan, ada perpisahan. Ritmenya berulang.

Hidup adalah soal mengalami dan merasakan peristiwa, menikmatinya dan menggenapkannya, karena peristiwa-peristiwa itulah yang akan menjadikan manusia seutuhnya manusia. Dan dalam lembaran kehidupannya, ada satu pertemuan yang sangat berarti dan bisa merubahnya begitu banyak. Namun ketika kata perpisahan akhirnya hadir, dia sadar dia tidak dapat lagi kembali menjadi dia yang dulu, perasaannya tidak lagi utuh. Ada yang membawa sebagian hatinya pergi.

Keterlibatannya dalam variety show WGM telah menciptakan takdir yang baru baginya. Awalnya, dia hanya mengira acara itu adalah salah satu titik balik dalam perjalanan karirnya, di antara member SNSD hanya dirinya yang belum mempunyai proyek pribadi, onnie-onnienya sibuk bersolo karier, memperkenalkan nama SNSD ke publik secara umum, memberi pemahaman kepada penonton di luar sana bahwa mereka bukan hanya sekelompok gadis-gadis yang hanya bisa bernyanyi, berpose dan menari, mereka lebih dari itu, mereka adalah entertainment dengan banyak bakat di bidang ini. Unnie-unnienya telah bekerja keras untuk itu, dan dia sebagai maknae juga harus melakukan hal yang sama. Dan ketika tawaran untuk muncul di variety show itu hadir, dia menerimanya. Demi SNSD, unnie-unnienya dan dirinya sendiri.

Ternyata setelah melalui beberapa episode awal, dia akhirnya menemukan bahwa ini lebih dari sebuah pekerjaan. Interaksinya dengan suami sementaranya, Jung YongHwa, membuatnya mengerti banyak hal dan yang paling utama adalah bagaimana dia harus bersikap jika memiliki kekasih _Di umurnya yang menginjak masa dewasa dia seharusnya sudah memiliki kekasih, tetapi dalam list hidupnya, memiliki kekasih adalah prioritas terakhir. Yang terpenting adalah karirnya. Dengan keikutsertaannya di WGM, dia bisa mengecap hubungan romantisme itu, meski palsu adanya_ dan terimakasih kepada Jung YongHwa yang telah mengeksplore kepribadiannya, memaksanya mengeluarkan sifat-sifatnya yang tersembunyi selama ini. Pria yang berkepribadian unik baginya dan sangat considerate padanya.


“…I was very proud of you…”


“..since I can’t actually donate blood, I’ll try to share your pain…”


“..although so many things that havened to us, these are all unforgettable memories to me whenever I think of them…”


“..i’ll treat you a hundred million times better…I’ll try hard..trust me I’ll look for it again..”



Ahhh…

SeoHyun kembali menghela nafas, memory itu begitu kuat menari-nari di benaknya. Dan Honestly, dia menyukai semua itu. Satu hal yang tidak disukainya meski itu adalah keputusannya.

Saat itu adalah saat syuting episode terakhir WGM, ketika YongHwa menghampirinya di depan dormnya.

“Terimakasih Hyunnie untuk satu tahun ini dan terimakasih atas kerja kerasmu…”

“Aku juga mengucapkan hal yang sama kepada Oppa. Terimakasih untuk pengalaman yang tak ternilai harganya ini…”

YongHwa mengangguk.

“Kita tetap bertemankan oppa?” ucap SeoHyun sambil menjulurkan tangannya.

“Teman?”

SeoHyun mengangguk.

Ada jeda yang panjang sebelum YongHwa tersenyum tipis. “Yah, kita tetap berteman…”

Komitmen itu…

Perteman itu…

Entahlah, dia harus mensyukuri atau menyesalinya?

Adalah benar mereka sekarang menjadi teman baik yang saling mendukung satu sama lain, terus berhubungan dan bercerita tentang aktivitas satu sama lain melalui pesan-pesan singkat, tetapi hanya hubungan itu yang mereka miliki. Dan jika boleh jujur, bukan itu yang diinginkan SeoHyun. Sejujur-jujurnya, dia mencintai Jung YongHwa, lelaki pertama yang berhasil menguasai hatinya secara penuh, dan salahkah jika dirinya memimpikan mempunyai hubungan yang lebih dari seorang teman?? Tetapi, apa yang bisa dilakukannya? Memiliki Jung YongHwa adalah di luar kuasanya. Jika hanya dengan berteman menjadikan dirinya dekat dengan lelaki itu, itupun sudah cukup baginya. Ahhh, tapi siapa yang sedang dia bohongi???

“…Hyunnie…” Tifanny yang sedari tadi meski sedang bercengkrama dengan Yuri dan SooYong, merasa aneh melihat sang maknae sedari tadi menghela nafas tidak jelas menghampiri SeoHyun. Tetapi meski telah duduk di sampingnya, reaksi SeoHyun masih seperti patung yang tidak menyadari keberadaan Tifanny.

“Hyunnie…” panggil Tifanny kembali dan tanggapannya pun masih sama.

“Seo JooHyun..” ucapnya lagi dengan suara yang lebih keras, sambil menyentuh lengan SeoHyun, membuat SeoHyun terlonjak kaget.

“Aahh..dee onnie…waeyo??” ucap SeoHyun lalu melepas earphone di telinganya.

Tifanny menghela nafas. “Kamu sedang memikirkan apa sih? Akhir-akhir ini kamu seperti orang yang kebingungan…”

SeoHyun tersenyum tipis, “Aniiya onnie..tidak ada apa-apa…”

“Kamu tahu dear, adalah manusiawi jika kau membutuhkan seseorang sebagai tempat berbagi keluh kesah, mungkin kamu tidak akan mendapatkan advice yang baik darinya tetapi setidaknya orang tersebut bisa mendengar keluh kesahmu. Daripada kau memendamnya sendiri, menyimpan rasa sakit itu sendiri..setidaknya jika kamu berbagi mungkin perasaanmu bisa sedikit lega…” Ucap Tifanny sambil menepuk telapak tangan SeoHyun yang berada di pangkuannya, dan setelahnya beranjak untuk berdiri dan bergabung dengan member SNSD lainnya tetapi langkahnya urung ketika SeoHyun menarik telapak tangannya, menahan langkahnya. Dan berucap lirih.

“Onnie…”

Tifanny berbalik dan melihat tatapan mata sendu itu. Satu hal yang menarik dari seorang SeoHyun adalah matanya tidak pernah berbohong, mata itu selalu bercerita tentang apa yang dia rasakan pemiliknya. Melihat ada kebingungan dan rasa pedih di sana, Tifanny berempati dan memilih kembali duduk di samping SeoHyun.

“Onnie, otthokke?”

Tifanny mengangkat alisnya. Ada apa ini??

“Setahun aku mencobanya onnie. Menikmati pertemananku dengannya tanpa melibatkan rasa, menikmati rindu yang kupendam sendiri, berusaha mengusir bayangannya pergi menjauh dari kepalaku, tetapi makin kesini aku semakin tidak mampu onnie. Semua usahaku percuma, semakin aku berusaha melupakannya, semakin sakit di dalam sini..” SeoHyun memegang dadanya. “Aku harus bagaimana onnie??”

“Hyunnie…” Tifanny mengerti kekalutan gadis ini. Bagi SeoHyun, menyimpan perasaan cinta kepada seorang pria adalah pengalaman baru di dalam kehidupannya. Adalah wajar jika kemudian dia tidak mengerti bagaimana harus melangkah, bagaimana harus bersikap.

“Onnie tahu, setiap media mengaitkan diriku dan dirinya, menanyakan hubunganku dengannya perasaanku campur aduk. Antara senang dan sedih. Senang karena orang-orang sepertinya mendukung hubungan kami jika kami benar adalah sepasang kekasih, sedih karena faktanya memang kami tidak memiliki hubungan khusus itu. Yang kami miliki murni pertemanan….”

“…Dan tahukah onnie? setiap melihat dia dengan gadis-gadis cantik yang mengelilinginya, jujur aku sakit hati onnie. Aku takut…aku takut… jika pada akhirnya dia bersama perempuan yang lain…dia menjadi milik wanita yang lain…aigoo…onnie apa yang harus aku lakukan??”

Tifanny terenyuh, di satu sisi dia gembira mendengar keluh kesah SeoHyun. Hyunnienya adalah sosok yang selama ini terkenal sedikit introvert, diantara ke Sembilan member SNSD, dia yang paling tertutup jika itu menyangkut masalah perasaan, SeoHyun lebih mengutamakan rasionalitasnya. Melihatnya bisa bercerita seperti ini, itu tandanya dia memang benar-benar sedang bingung. SeoHyun mungkin terkenal cerdas, tetapi jika itu urusan cinta, dia mungkin menjadi orang yang paling bodoh diantara semua member SNSD.

Mereka, member SNSD, meski tidak pernah mengucapkannya secara blak-blakan juga tahu perasaan apa yang dimiliki seorang SeoHyun buat mantan suaminya di WGM itu, tetapi mereka pun tahu dengan sangat bagaimana SeoHyun menanggapi perasaannya, dan mereka tidak mungkin mencampurinya. Mereka mungkin senang mengejek SeoHyun tetapi bertindak lebih jauh lagi itu diluar kapasitas mereka, hidup bersama selama bertahun-tahun membuat mereka belajar untuk saling menghormati hak asasi satu sama lain.

“Hyunnie, kalau kamu memang mencintainya, mengapa tidak mengatakan kepadanya tentang perasaanmu…”

SeoHyun mendelik. “Onnie gila yah..bagaimana mungkin saya mengatakan saya mencintainya…”

Tifanny mengangkat alisnya. “Kenapa? Apa yang salah dengan mengungkapkan cintamu…”

“Onniiieee…” SeoHyun memelas.

Tiffanny nyaris tertawa melihat wajah pias SeoHyun. Dia kemudian meraih kedua telapak tangan SeoHyun dan menggenggamnya.

“Hyunnie, hidup itu singkat. Dan kau tahu, jalan yang sekarang kita tempuh ini begitu sulit dan terjal. Jadi berhenti bersikap keras kepada dirimu dan nikmatilah kehidupanmu, jika bukan kamu yang memikirkan kebahagiaanmu sendiri lantas siapa??? Dan tidak ada yang menyalahkanmu jika jatuh cinta dengan Jung YongHwa, kami mengerti dan kami mendukungmu, kami akan selalu disampingmu..”

“Tapi onnie…” SeoHyun balas mengenggam tangan Tifanny. “..bagaimana jika media mengetahuinya? Bagaimana jika manajemen kita tahu? Dan belum tentu Yong oppa memiliki rasa yang sama dengan yang kurasakan dan bagaiman…”

“Bagaimana kalau kamu cari tahu sendiri semua jawaban pertanyaanmu itu??”

Muka SeoHyun kembali memucat.

“Aku selalu kagum akan kecerdasan otakmu dear, hanya saja kamu terlalu rasional, segala-gala yang kau lakukan harus dipikirkan. Hyunnie… Cinta itu tidak untuk dipikirkan, Cinta untuk dirasakan. Terkadang rasional tidak dibutuhkan disini, yang memegang kunci penting bukan disini…” Tifanny menunjuk kepalanya, lalu dia memegang dadanya. “..tetapi disini, yang merasakannya adalah hati kita…”

SeoHyun tahu itu.

“..dan Cinta bukan sesuatu yang ditakuti dan disesali, apa yang akan terjadi ke depannya biarkan berjalan semestinya. Bukankah segala sesuatu memiliki resiko sendiri-sendiri? Dan manusia tidak akan pernah menemukan arti kebahagiaan tanpa terlebih dahulu bersinggungan dengan rasa sakit dan kesedihan….Onnie pikir kamu paham itu..”

SeoHyun menunduk.

“..dan satu hal, onnie yakin Jung YongHwa memiliki rasa yang sama dengan apa yang kau rasakan..”

SeoHyun menengadahkan wajahnya, dan menemukan Tifanny menganggukkan kepala berusaha meyakinkannya.

“Onnie yakin, Yong Oppa memiliki rasa yang sama?”

“Yakin 100 persen…”

“Tapi Onnie, aku tidak menarik, wanita-wanita yang berada di samping Yong Oppa lebih menarik di banding diriku…”

Tifanny menepuk telapak tangan SeoHyun. “Kamu tahu kalau apa yang barusan kamu ucapkan itu tidak benar. Kamu cantik dear, bukan sekedar cantik secara fisik, kamu lebih dari itu. kecantikan sejati adalah kecantikan pikiran, perasaan dan budi pekerti. Kamu memiliki semua itu, dan ingat kamu adalah maknae SNSD. Hanya lelaki bodoh yang bakal menolak pesonamu…”

“Ahh..onniee…” SeoHyun jadi malu sendiri, wajahnya berubah kemerahan.

“Atau bagaimana kalau kita bertaruh??”

SeoHyun segera menggeleng. “Aniiyaa…”

“Arasho, kalau begitu bagaimana kalau kamu mencari tahu jawaban pertanyaanmu? Aku justru berpikir YongHwa malah menunggu, dia sedang menunggumu mengatakan perasaanmu…”

SeoHyun memaju-majukan bibirnya, kebiasaannya jika sedang berpikir. Sedangkan di tempatnya Tifanny tersenyum tipis. Dia penasaran akan seperti apa kisah cinta sang maknae grupnya ini.



_SJ_



“..Fighting Yong Oppa.. ^^”

“..don’t skip your breakfast oppa, remember to keep healthy..”

“…don’t drink coffe to much oppa, it’s worst for u’r healthy…”



YongHwa sedang memainkan iPhonenya, membaca pesan-pesan yang tersimpan di file iPhone-nya, pesan dari seorang wanita yang istimewa, dalam perjalanan pualng ke dorm di atas mini van CNBlue.
Seharian mereka sibuk dengan rangkaian promosi comeback mereka dengan mini album “Ear Fun”.

“Hyung…” MinHyuk menegur YongHwa yang duduk di sampingnya, di Jok belakang. Di depan mereka JungSHin dan JongHyun sedang asyik bercengkrama.

YongHwa lalu memilih menutup iPhonenya dan mualai menyandarkan diri sambil memejamkan mata. “Wae??”

Dia merasa terlalu lelah untuk memberikan perhatian lebih kepada MinHyuk. Letihnya bukan saja karena aktivitas fisik yang mereka harus jabani, tetapi batinnya juga merasa lelah. Lelah dengan semua sorotan yang diterimanya, lelah dengan semua publisitas, lelah dengan lakon yang harus diperankannya di depan publik.

Lelah.

Dia sedang berjalan di tengah keramaian hidup tetapi yang di rasanya hanya kesunyian yang panjang. Dan dia tahu apa yang menjadi alasannya.

“Hyung, sudah lihat ini?” MinHyuk menyodorkan ipadnya kepada YongHwa, dia sedang berselancar di internet ketika menemukan updatean terbaru tentang Seo JooHyun, sang maknae SNSD. SeoHyun terlihat cantik dengan dress sederhana yang membalut tubuh indahnya.

Dan warnanya biru.

YongHwa yang tidak tahu apa yang dimaksud MinHyuk dengan setengah hati membuka matanya, dan menemukan objek dari mimpi-mimpi indahnya sedang tersenyum kepada fotografer di IPad MinHyuk. Terlihat cantik seperti biasa. Luar biasa cantik di mata YongHwa.

“Goddes Hyunnie..” MinHyuk nyengir, tetapi cengirannya berubah ketika dia mendapatkan tatapan tajam dari YongHwa.

“Mianhe Hyung…”

YongHwa menutup halaman yang memuat foto-foto SeoHyun di iPad MinHyuk. Lalu kembali pada posisinya semula.

“Hyung…”

“Wae??” Tanya YongHwa kembali dan menatap MinHyuk tajam.

“Hyung, katakan padanya tentang perasaanmu. Aku pikir dia sed…”

“Apa yang sedang kau katakan?” YongHwa menatap MinHyuk sinis.

MinHyuk memilih untuk membantah sang leader hari ini, Dia lelah melihat YongHwa yang seperti ini, terombang-ambing dan sibuk berperang dengan perasaannya sendiri, menghindar dan terus menghindar. Harus ada yang memompakan semangat padanya.

“Hyung, kami semua tahu perasaan apa yang kamu miliki untuknya, kami sangat tahu. Kami telah menjadi bagian dari kebersamaan kalian, selama WGM berlangsung maupun sesudahnya kami melihat relationship kalian semakin kuat, meski kalian mengatakan yang kalian milik hanya pertemanan…” Mendengar nada suara MinHyuk yang meninggi membuat JongHyun dan JungSHin menghentikan aktivitasnya yang sedang bercanda bersama dan dia berkonsentrasi pasang kuping untuk mendengarkan percakapan antara YongHwa dan MinHyuk.

YongHwa mendelik kepada MinHyuk, tetapi MinHyuk memilih melanjutkan ucapannya. “..Hyung, kalau Hyung mau menyangkal semua fakta yang aku coba katakan ini, sekarang jawab pertanyaanku. Kenapa Hyung selalu menggunakan gelang pemberian fans yang mendukung hubungan kalian berdua dan bahkan memperlakukannya khusus dibanding aksesoris Hyung yang lainnya? Kenapa Hyung memakai T-Shirt sponsor untuk kalian berdua, padahal Hyung tahu dia baru saja memakainya untuk fan sign beberapa hari yang lalu? Kenapa tipe perempuan ideal Hyung selalu mirip dengan kepribadian SeoHyun-ssi? Siapa pemilik makna dari tiap lirik lagu Hyung , dan aku tahu perempuan itu eksis dalam pikiran Hyung? Dan kenapa Hyung begitu bersemangat menjadi MC bareng dia? Mengapa tidak berani memandang matanya lebih lama ketika kalian berinteraksi di depan sorotan kamera? Dan masih banyak lagi pertanyaan yang lain tapi aku yakin, teramat yakin, jawabannya tertuju pada satu keberadaan seorang gadis…”

“…Kalau Hyung menjawabnya karena kalian berteman jadi wajar memiliki hubungan yang dekat, oh God jangan membuatku tertawa karena lelucon seperti itu. Saranku padamu Hyung, jangan sampai kamu terjebak dalam friend zone. Itu merugikan. Selain karena menyiksa perasaan Hyung sendiri bisa jadi juga dia pada akhirnya berlabuh pada hati yang lain…”

YongHwa memperbaiki posisi duduknya, lalu membalas semua ucapan MinHyuk. “Apa yang kau inginkan dariku? Apakah kamu sedang menyuruhku mengatakan cintaku kepadanya? Dan setelah itu lantas apa? Media akan semakin gencar mengejar kami? Kami kedapatan kencan berdua, dan skandalnya pun semakin merebak lalu BAMMM…” Yonghwa menjentikkan jarinya. “..semua hancur di depan mata…”

MinHyuk menghela nafas. “Hyung terlalu takut…”

“Dee… terserah kamu mau berkata apa tapi itu adalah fakta jika aku sampai punya pikiran untuk menjadikan dia kekasihku, aku tidak hanya ingin melindungi kalian dan CN Blue. Tetapi yang terpenting adalah melindungi dia, dan Unnie-unnienya, SNSD. Kalian tahu dengan pasti bagaimana fans jika mengetahui idolanya pacaran…”

“Bagaimana jika dia ternyata menyukai Hyung? Tapi karena rasa takut yang Hyung punya akhirnya kalian berdua tersiksa seperti ini…”

YongHwa kembali menyandarkan badannya lalu mengusap wajahnya dengan kedua telapak tangannya.

“Anii. Dia tidak mempunyai perasaan yang sama denganku..” ucapnya lirih. JungSHin dan JongHyun sampai tidak bisa mendengarnya, membuat keduanya saling melirik satu sam lain, lalu mengedikkan bahu.

“Kenapa Hyung bisa berpikiran seperti itu?”

“Usul untuk tetap berteman itu keluar dari mulut Hyunnie…”

“Ahhh, aku tahu…” MinHyuk tersenyum pelan. “Apakah ini yang menjadi alasan kenapa Hyung tidak mengungkapkan perasaan Hyung padanya?”

YongHwa menatap MinHyuk tajam.

“Hyung, aku tidak yakin jika dia tidak memiliki perasaan yang sama dengan apa yang Hyung rasakan..” MinHyuk menghela nafas pelan dan memilih melanjutkan ucapannya ketika dilihatnya YongHwa menyimak perkataannya dengan serius. “Kami bisa melihat, pancaran kedua mata kalian dengan jelas memancarkan cinta..iyakan JongHyun Hyung dan JungShinnie??”

Keduanya segera menyahut membenarkan ucapan MinHyuk.

“SeoHyun mencintai Hyung, aku yakin itu. lihatlah dia dan kepolosannya serta kemanjaannya ketika berinteraksi dengan Hyung, hal yang tidak dilakukannya ketika dia berinteraksi dengan idol pria lain. bahkan meski itu kami, dia terlihat nyaman ketika berada di sampingmu, itu cinta hyung…”

“…Dan tentang ketakutan-ketakutan Hyung jika kalian berpacaran, media dan fans mengetahuinya aku pikir itu tidak beralasan. Tidak ada satupun di dunia ini yang tidak memiliki resiko, besar atau kecil. Tapi bukan tugas kita untuk hanya memikirkan resiko yang timbul dan tidak bergerak karenanya. Yang harus kita lakukan adalah berani bersikap dan siap menghadapi semua resiko yang ada, dan memikirkan bagaimana menyelesaikannya. Hyung bisa backstreet dengan SeoHyun, bisa ngedate diam-diam. Yang terpenting sekarang adalah perasaan Hyung dan SeoHyun. Meski sulit tapi aku yakin Hyung bisa melaluinya…dan ingat Hyung, besok mungkin terlambat dan biasanya penyesalan selalu datang belakangan…”

YongHwa memilih diam lalu mengalihkan pandangannya ke arah luar, melihat deretan lampu-lampu jalan dan kendaraan yang lalu lalang. Tetapi di dalam hatinya dia merenungkan ucapan MinHyuk dan membenarkannya.




_SJ_






(You are in my sight, the only one deep in my heart
You are in My sight, the one I miss so much
I can’t be seen, my words can’t be heard
But I am here, I will be waiting for you

The one for me must be you

I smile even if it hurts
Tears flow even if I smile
I am at the place where your memory remains
How long must I wait before you see me
Don’t you know my earnest heart
I can’t be seen, my words can’t be heard
But I am here, I will be waiting for you

The one for me must be you

I smile even if it hurts
Tears flow even if I smile
I am at the place where your memory remains
The arms reached out for me and grabbed me silently

The heartwarming smile that looked at me
The love that even made tears beautiful
My hearts still remains the same
The one for me must be you

I will be standing here
Even when time and tears flow
I will only be waiting for you

I smile even if it hurts
Tears flow even if I smile
I am at the place where your memory remains…)


(I will wait for You – SeoHyun)




SeoHyun sedang melangkah mengikuti manajernya di basement SM building menuju van yang menunggunya setelah menyelesaikan take vocalnya untuk OST. Fashion King, dimana onnienya, Yuri yang menjadi lead cast. Original Soundtrack itu sendiri akan diluncurkan beberapa hari kemudian, menyusul pemberitaan secara resmi oleh manajemennya bahwa sang maknae akan mengisi soundtrack lagu untuk Fashion King.

Malam itu, setelah melewati hari yang panjang , dia berniat pulang ke dormnya. Jarum jam di tangannya telah menunjukkan pukul 11 PM. Dia merasa letih teramat sangat. Perjalanan mereka singkat karena jarak antara Dorm SNSD dengan SM Building memang dekat. Dan kurang lebih 15 menit kemudian, SeoHyun telah sampai ke dormnya, setelah berpamitan kepada managernya, dia lalu memilih untuk masuk ke dormnya. Tetapi langkahnya tertahan. Dia buru-buru membalikkan badan dan benar dugaannya, di sana, di balik bayang malam berdiri Jung YongHwa yang bersandar di mobilnya. Tersembunyi di balik gelapnya malam.

Untuk sesaat SeoHyun mematung di tempatnya.

YongHwa memilih mendekatinya. Tetapi entah mengapa semua kalimat yang tadi disusunnya, semua rangkaian kata yang tadi telah disiapkannya menguap begitu saja ketika dia telah berhadapan dengan wajah cantik wanita yang selama ini telah membuat hidupnya tidak tenang.

“Oppa…” lirih suara SeoHyun.

“Hyunnie, mianhe…mengagetkanmu..”

SeoHyun menggeleng. “Aniiya oppa..”

Lalu keduanya kembali diam.

Ada jeda yang panjang, ketika YongHwa memilih mematut matanya pada wajah cantik SeoHyun.

Yah, ada resiko untuk tiap keputusan, tetapi bukankah kebahagiaan selalu seiring sejalan dengan pengorbanan. Dan dia merasa, dia akan mampu menahan semua kepedihan dan kesulitan yang akan menghadang asal wanita ini menjadi miliknya.

“I love you Seo JooHyun…” kata itu diucapkan YongHwa dengan jelas dan tegas, membuat SeoHyun yang sedari tadi memilih menundukkan pandangannya, kini mengangkat wajahnya membalas tatapan Yonghwa. “To me, you are perfect..saranghe Hyun-ah…”

“Oppa…” meski tak menjawabnya, YongHwa bisa melihat ada cinta yang berbinar di mata SeoHyun, meski tertutupi dengan airmata yang siap-siap buncah keluar dari kelopak matanya. Dan ketika gadis itu menangis. Yonghwa meraihnya dalam pelukannya.

“Mianhe, membiarkanmu menunggu selama ini..chinca mianhe Hyunnie..” ucapnya sambil menciumi rambut SeoHyun dan merapatkan pelukannya.

“Aniiya…” ucap SeoHyun di sela-sela tangisnya.

“Mianhe my love, membuatmu menunggu, membiarkanmu berjalan sendiri tetapi aku tidak sepenuhnya salahkan? Ucapanmu tentang berteman itu sungguh menyakiti hatiku…”

SeoHyun mengurai pelukannya, lalu membelai wajah YongHwa. “Mianhe oppa…”

“Jangan mengucap maaf dear..itu akan menyakiti hatiku…” YongHwa lalu mencium puncak kepala SeoHyun. “Jadi My Lady maukah kau menjadi kekasihku??”

SeoHyun mengusap airmatanya dan tersenyum. lalu menganggukkan kepala beberapa menit kemudian ketika dilihatnya YongHwa sudah akan mati penasaran menunggu jawaban darinya.

“So aku akan kehilangan seorang teman yang cantik?” ucap YongHwa jahil. SeoHyun tertawa pelan.

“Ahhh…I’m dying…” YongHwa tiba-tiba memeluknya kencang. “Kamu tidak tahu, betapa seringnya aku ingin memelukmu seperti ini dan akhirnya malam ini keinginan kecilku terkabul pada akhirnya….”

“Lalu apa keinginan besarnya, oppa??”

“Kencan denganmu sehari semalam…” YongHwa lalu mengedipkan sebelah matanya nakal membuat SeoHyun tersipu malu.

“Ahh, Hyunnie…” dia kembali memeluk SeoHyun.

“Kamu tahu dear, jalan di depan kita akan begitu terjal. Akan banyak rintangan, rasa rindu akan semakin mendera karena kesibukan yang menghadang, issue, skandal dengan rekan kerja, dan lainnya. Aku tidak sedang ingin menakutimu tetapi hanya ingin mengatakan bahwa rintangan itulah yang menanti kita di depannya. Dan aku ingin kamu kuat menghadapinya..” ucapnya sambil memeluk SeoHyun dan membelai punggungnya.

“Aku tidak takut oppa, asal oppa ada di sampingku, aku yakin bisa melewati semuanya…”

YongHwa alih-alih membalas jawaban SeoHyun, dia malah mengurai pelukannya lalu menatap wajah itu dan kemudian melabuhkan ciumannya di bibir SeoHyun. Ciuman itu singkat tetapi dalam dan mampu membuat lemas kaki SeoHyun.

Setelahnya dia lalu mempertemukan jidatnya dengan jidat SeoHyun.

“I love you Hyunnie..”

“I love you too oppa…”







_END_








LOVE : SJ

Minggu, 08 April 2012

AOD Part 14 (FF YongSeo Couple)



(Pic : cr. goguma studio/YS_viva)





ANGEL’s Or DEVIL’s



SJ Entertainment Present :


ANGEL’s Or DEVIL’s


Lead Cast :
Jung Yong Hwa (CN Blue)
Seo Joo Hyun (SNSD)


Other Cast :
KyuHyun (SUJU)
Victoria (f(x))
JongHyun (CN Blue)
Yoona (SNSD)
Yesung (SUJU)
MinHyuk (CN Blue)
JungShin (CN Blue)
HyoYeon (SNSD)
MiSun (MC WGM)
TOP (BigBang)
HyuNa (4 Minute)
Kwon Yuri (SNSD)




Opening Theme Song : It Has To Be You – YeSung “SUJU”







.Part 14.





Seoul Hospital…



Victoria melihat pemandangan itu dengan hati yang terasa sakit. Airmatanya berderai tanpa mampu di cegahnya. YongHwa berdiri dan nyaris mematung tanpa bergerak seincipun dari depan pintu ruang operasi di ER. Di depan Victoria duduk di ruang tunggu JungShin yang juga menatap nanar punggung YongHwa. Mereka berdua bisa melihat betapa kepalan tangan YongHwa bergetar hebat.

Victoria baru saja akan menemui KyuHyun di ER, ketika dia melihat iring-iringan ambulans datang dengan 2 orang korban kecelakaan. Dia nyaris mati berdiri ketika mengetahui siapa korban kecelakaan itu. Adalah SeoHyun dan supirnya, GwangSoo. Dengan segera dia menelpon YongHwa dan Yesung. Mengabarkan kecelakaan yang menimpa SeoHyun. Dan tidak berbilang jam, YongHwa datang dengan wajah pucat dan terlihat sangat terpukul.

Victoria mengangkat kepalanya ketika melihat JungShin berdiri menghampiri YongHwa yang belum pernah bergerak dari tempatnya di depan pintu operasi.

“Hyung…”

YongHwa terdiam. Lalu dengan suara yang bergetar dia mengucapkan kata-kata itu.

“Cari tahu dengan pasti kenapa kecelakaan ini bisa terjadi, semuanya, sedetail-detailnya!!!”

“Aku sudah mengirim orang-orang kita di kepolisian untuk mengetahuinya Hyung…”

“Itu saja tidak cukup. Aku ingin tahu selengkap-lengkapnya…”

“Baik…”

JungSHin hendak mengatakan sesuatu tetapi dia urung mengucapkannya dan memilih berbalik, lalu mulai sibuk berkutat dengan telepon genggamnya.

Victoria tahu apa yang hendak di ucapkan oleh JungSHin, kekhawatiran mereka melihat YongHwa, untuk itu dia berdiri dan menghampiri YongHwa tetapi langkahnya tertahan ketika dia mendengar langkah kaki setengah berlari menuju ke arah mereka. Victoria berbalik dan melihat Yesung beserta Managernya, MinHyuk.

“Qiiaann…Hyunnie…bagaimana Hyunniee???” Yesung segera menghampiri Victoria dan mengguncang lengannya. “BAGAIMANA HYUNNIE??”

“Oppa, tenanglah. Hyunnie sedang di operasi. Ada masalah di bagian kepalanya akibat benturan keras kecelakaan itu..tapi yakinlah dia pasti baik-baik saja…”

Yesung luruh, tak mampu lagi berdiri. Dia terjatuh di lantai. Victoria ikut berlutut bersamaan dengan MinHyuk yang memegangi lengan Yesung.

“Uri Hyunnie…” ucap Yesung dengan suara bergetar sekuat tenaga menahan tangis yang ingin buncah. “Uri Hyunnie..hanya dia satu-satunya yang kumiliki…”

Dia lalu menyadari satu sosok yang tidak bergeming meski dia menimbulkan keributan kecil. Sosok itu berdiri dengan tatapan nanar ke pintu operasi. Bahkan hanya memandang punggungnyapun, Yesung dan MinHyuk tahu betapa galaunya YongHwa.

Setelah merasa tenang, Yesung berdiri perlahan. Kemudian menghampiri YongHwa. “Dia pasti baik-baik saja…” ucapnya lirih di belakang YongHwa.

“Dia harus baik-baik saja, Karena tanpanya maka aku tidak punya alasan untuk tetap eksis di dunia ini…” lirih suara itu pelan tetapi ketiga orang yang membelakangi YongHwa bisa mendengarnya dengan jelas. Mereka terkesiap mendengar kekuatan dan tekad yang terdapat di dalam kalimat singkat itu. YongHwa tidak sedang bercanda dengan kalimatnya.

Tanpa mampu dikendalikannya lagi, Victoria terisak di tempatnya. “Uri Hyunnie, kamu harus bertahan di dalam sana…selamatkan Hyunnie, Kyu oppa..demi kami..dan demi laki-laki yang sangat mencintainya ini…” batinnya.




_.-AoD-._





(Where you are, I will be there too..
Where you go, I will go there too..

I smile for you every day, I pray for you..
With thoughts of you, I fall asleep, I open my eyes as I call for you..
You protect me by my side and you embrace me..
You are my heaven..

You’re my only one way..
Only for you – I am thankful that I am next to you..
You’re the only one babe..
You taught me love in this harsh world..
I am happy with you alone..

Heaven Heaven Heaven Heaven Heaven..
Heaven Heaven Heaven Heaven Heaven..
If we’re together we will never cry never never cry..
Heaven Heaven Heaven Heaven Heaven..
Heaven Heaven Heaven Heaven Heaven..
Forever, together – never gonna be alone..)





Seohyun membuka mata dan menemukan dirinya berada di tanah luas yang dipenuhi salju di manapun. Dia berkeliling mencari orang yang bisa di temuinya, tetapi sepanjang penglihatannya tidak satupun orang di tanah lapang itu.

Tetapi ketika berbalik, matanya menemukan satu sosok bocah yang sedang menengadah menatapnya. Wajah bocah itu ganteng, meskipun tertutupi oleh tampang kusut dan gembelnya. Bajunya compang camping. Tetapi ada yang aneh, di lehernya terbalut syal merah jambu yang terlihat eksklusif. Terlihat kontras dengan bajunya yang compang camping.

“Kamu siapa?” Tanya SeoHyun sambil mendekati bocah itu.

Sang bocah masih memandangi SeoHyun dengan tatapan sedikit sendu.

“Nama kamu siapa??”

Tiba-tiba hati SeoHyun berdetak ketika melihat dipipi bocah itu mengalir buliran airmata. Tanpa isakan yang keluar dari bibirnya, bocah itu menangis dalam diam.

“Kamu..kamu kenapa? Sakitkah?”

SeoHyun berlutut lalu meraih telapak tangan anak itu dan merangkumnya. Dan lalu memandangnya tepat di manik matanya, dia melihat kesedihan jelas membayang di sana.

“Even Tough there seems to be no one next to you… even though many people treat you harshly… in this world You are Precious. Don’t ever forget. If you’re lonely, say You are lonely…. If You’re hurting, say You are hurting… that’s the way to becoming adult…” (1)

Dan lalu di peluknya anak itu. Sedetik kemudian tubuhnya tersentak kaget ketika hampir sehalus bisikan dia mendengar ucapan dari bibir anak itu “Saranghe Hyunnie…” tetapi ketika hendak mengurai pelukannya, detik berikutnya dia lalu merasakan semuanya kembali gelap dan anak itu menghilang dalam pelukannya meski suara itu tetap berdenging di telinganya.

“Saranghe Hyunnie…”




(…I breathe in your arms, we kiss in your arms..
When I hear your voice, it feels like I’m dreaming..
I can tell from your eyes, I can tell about your love..
You are my heaven..

You’re my only one way..
Only for you – I am thankful that I am next to you..
You’re the only one babe..
You taught me love in this harsh world..
I am happy with you alone..

Heaven – my only person, yes the person who will protect me..
Any sadness, any pain..
If only I’m with you..
I’m not jealous of anyone else..
Hold my two trembling hands..
Because the reason I live is you..)




_.-AoD-._





Seoul Hospital..




KyuHyun membuka kamar VVIP tempat SeoHyun di rawat pasca operasi. Dia melangkah masuk dan melihat satu sosok tubuh yang duduk tegap di pinggiran tempat tidur SeoHyun, belum berubah posisi sejak ditinggalkannya beberapa jam yang lalu ketika dia dan Yesung meninggalkan kamar VVIP itu. Yesung yang setelah memastikan bahwa adiknya baik-baik saja terpaksa pulang. Dengan jadwal yang padat Yesung tidak bisa tinggal hanya untuk menunggui SeoHyun sadar. KyuHyun dan Victoria pun telah berjanji padanya jika SeoHyun sadar, dia akan segera memberitahu kepada Yesung.

KyuHyun berdehem membuat YongHwa sadar akan keberadaan orang lain di ruangan itu.

YongHwa berbalik dan memandang wajah KyuHyun dengan tampang yang sedikit tidak bersahabat.

“Kenapa kondisinya seperti ini? Kamu mengatakan bahwa segalanya baik-baik saja, kondisi vital dia baik-baik saja tetapi kenapa dia belum sadar??” ucapnya terang. Dan meski dengan suara yang rendah, KyuHyun bisa melihat dengan jelas nada kemarahan di dalamnya. YongHwa ini benar-benar berbakat sebagai orang yang dingin, auranya begitu kejam.

“…Ada beribu-ribu penyakit di dunia ini, namun ilmu Kedokteran hanya memiliki pengobatan empiris untuk Dua puluh enam diantaranya. Sisanya adalah…menduga-duga.. (2)”

“…Dan untuk kasus SeoHyun, kami tidak bisa menjelaskan fenomenanya tetapi yakinlah SeoHyun baik-baik saja…”

YongHwa menghela nafas panjang. “Mianhe..”

“Aku mengerti kamu kalut. Jika berada di posisimu akupun akan berlaku sama…”

YongHwa mengangguk dan lalu menatap KyuHyun tajam. “Aku tetap akan meminta maaf padamu, untuk hal-hal yang lainnya…”

KyuHyun terhenyak. Lelaki ini meminta maaf? Meski tidak terucap dari bibir YongHwa, KyuHyun tahu arti kata untuk hal-hal yang lainnya itu. Dia kemudian melangkah mendekat ke arah SeoHyun dan memandangi wajah yang sedang tidak sadar itu. SeoHyun. Hyunnie-nya, malaikatnya terlihat sangat cantik walau sedang tidak sadar.

“Cinta dan jodoh adalah dua hal yang berbeda, dan untuk kasusku keduanya tidak berakhir di tempat yang sama. Aku dan Hyunnie, bagaimanapun kami saling mencintai jika Takdir berkata bahwa kami tidak berjodoh, kami bisa berbuat apa. Bagaimanapun kami melawannya tetap saja kami tidak akan pernah menang. Ada hal-hal yang harus dan terpaksa di relakan…”

YongHwa terkesiap.

“…Kamu tidak perlu minta maaf YongHwa-ssi. Ini bukan kesalahanmu, mencintai tidak pernah menjadi sebuah kesalahan. Aku dan Hyunnie sepakat bahwa jalan takdir kami berbeda. Dan penting untuk kamu ketahui. Bagiku jika sekarang melihat Hyunnie, rasa cinta itu telah hilang dan berganti. Yang tersisa hanya perasaan sayang, selamanya dia seperti adikku….”

YongHwa menatap mata KyuHyun. Dan dia bisa melihat kejujuran di sana.

“Aku bahagia Hyunnie memilikimu pada akhirnya…” KyuHyun mengulurkan tangannya dan di sebrang sana YongHwa. “..dan jika kau tetap merasa bersalah padaku, cara terbaik untuk menebusnya adalah tolong berjanji satu hal padaku bahwa kau akan menjaganya dengan baik dan selalu membahagiakannya. Karena kebahagiaan Hyunnie adalah kebahagiaanku juga…”

YongHwa menerima uluran tangan itu lalu membalas menjabatnya erat.

Setelah mengecek kondisi SeoHyun, KyuHyun lalu melangkahkan kakinya keluar dari ruangan VVIP itu. Masih dengan senyum tersungging di bibirnya, perasaannya lega sekarang. Yah, ceritanya bersama SeoHyun benar-benar adalah masa lalu dan yang tertinggal hanya kenangan. Kenangan yang membahagiakan.

Satu hal yang dia pelajari dari semua kejadian ini, yang paling penting adalah berdamai dengan diri sendiri dan setelahnya hanya persoalan waktu kamu akan bisa berdamai dengan orang-orang yang sejatinya kau benci di awalnya tetapi seiring waktu berlalu yang tersisa hanya kekosongan tetapi ketika telah saling memaafkan maka kedamaian itu bisa dirasakan.

Dia berjalan menuju ruangannya, ketika dari kejauhan dia melihat temannya sesama doktor, NickHun, sedang mengobrol akrab dengan Victoria. Entah mengapa dadanya terasa sakit, semakin mendekat semakin dia bisa tahu apa yang sedang mereka bicarakan. Tetapi alih-alih menyapa mereka, KyuHyun memilih berjalan lurus tanpa melirik mereka. “Anggap saja tidak melihat mereka…yah, begitu lebih baik…” batinnya sambil berjalan lurus.

Dia berhasil tiba di ruangannya tanpa perlu berbasa-basi dengan kedua orang tadi. Entahlah, dia tidak suka kondisi tadi. Dia membuka laci meja kerjanya, dan mengeluarkan dua tiket opera di tangannya. Niatnya, tadinya tiket itu buat dirinya dan Victoria tetapi karena kecelakaan SeoHyun, akhirnya rencana hanya sisa rencana. Dan ditambah ketika melihat kedekatan Victoria dan NickHun tadi semangatnya tambah mengendur. KyuHyun menarik nafas lalu merobek tiket yang ada di tangannya dan membiarkannya tergeletak begitu saja di atas mejanya. Dia kemudian beralih ke textbooknya, lebih baik dia belajar untuk kasus operasi-operasi berikutnya yang akan dijalaninya.




_.-AoD-._




“If one could only remember a memory for a second..
I wish it would be this moment…”


SeoHyun mendengar suara itu, suara yang sangat disukainya, lirih di telinganya dan dia mendapati dirinya di peluk dari belakang ketika langit di ujung sana menggelap selepas matahari terbenam. Gerimis yang turun perlahan seperti melepaskan rindu yang tak terbendung lagi pada awan-awan tuk menumpahkannya pada bumi. Tapi SeoHyun tidak merasa dingin sama sekali, dia berada dalam pelukan tubuh yang hangat. Dia kemudian berbalik dan mendapati mata indah itu menatapnya penuh cinta seperti biasa, dia mendekatkan wajahnya lalu menyentuhkannya pelan pada bibir pria itu, suaminya.

Tetapi kembali kemudian segalanya menghitam, dan lagi-lagi tubuh suaminya menghilang, hanya suara “Saranghe Hyunnie…” selembut semilir angin yang terdengar berdenging di telinganya.



(…You’re my only one way..
Only for you – I am thankful that I am next to you..
You’re the only one babe..
You taught me love in this harsh world..
I am happy with you alone..

Heaven Heaven Heaven Heaven Heaven..
Heaven Heaven Heaven Heaven Heaven..
If we’re together we will never cry never never cry..
Heaven Heaven Heaven Heaven Heaven..
Heaven Heaven Heaven Heaven Heaven..
Forever, together – never gonna be alone..
Oh, so alone…)


(Ailee – Heaven)




_.-AoD-._




Sepeninggal KyuHyun, YongHwa beranjak mendekat ke tempat istrinya berbaring. Dia duduk di pinggir tempat tidur, menatap wajah yang tidak sadar itu. Lihatlah betapa cantiknya malaikatku ini. Sedikit bergetar tangannya terangkat lalu membelai wajah putih pucat itu. Tuhan tahu betapa dia mencintai perempuan ini. Membayangkan harus menjalani kehidupan tanpa SeoHyun adalah hal terakhir yang ada di dalam pikirannya.

Dia mendekatkan wajahnya, lalu mencium jidat SeoHyun.

“Saranghe Hyunnie…” bisiknya di telinga SeoHyun. “Cepat sadar Baby, aku tidak tahu aku harus bagaimana tanpamu…”



(…if i live my life again
if i’m born over and over again
i can’t live without you for even one day

I will protect this love
I will love this love
because i’m happy enough if i can just be with you
because i’m just in love with you…)


(It Has To Be with You – Yesung)




YongHwa merasakan sakit di dadanya, jika boleh meminta kepada Tuhan, biarlah dia yang harus menanggung sakit ini, bukan istrinya. istrinya yang begitu lemah ini.

Telinganya kemudian awas ketika dia mendengar langkah-langkah kaki memasuki ruang perawatan SeoHyun. Dia berbalik dan kemudian melihat JungShin, JongHyun dan TOP berdiri di sana. Dan wajah ketiganya serupa, keruh.

“Hyung…” JungSHin berinisiatif mendekat ke arahnya, lalu membisikkan sesuatu ke telinga YongHwa. YongHWa terperangah dan menatap JongHyun yang tampaknya mengerti apa yang di katakan oleh JungShin, JongHyun mengangguk.

YongHwa berbalik sesaat ke arah SeoHyun. Lalu mempersilahkan mereka duduk di sofa sedikit jauh dari tempat tidur SeoHyun. Ini kali pertama YongHwa beranjak menjauh dari tubuh tak sadar istrinya.

“Aku ingin detailnya…” Ucapnya tanpa basa basi kepada TOP. TOP yang tahu ada kemarahan di suara YongHwa memilih bertindak langsung pada intinya, dia mengeluarkan identitasnya lalu memperlihatkannya pada YongHwa.

“Pertama, aku minta maa karena selama ini tidak jujur pad akalian tetapi ini demi kepentingan tugasku….” TOP membungkuk lalu mulai menjelaskan semuanya. “…Baiklah, Aku adalah anggota NIS, bekerja pada bagian penanggulangan perdagangan Narkoba. Selama ini kami mencurigai YG Corps melakukan perdagangan barang haram itu dalam jumlah besar dan skala internasional. Aku berhasil masuk dan menyusup menjadi staffnya sejak setengah tahun yang lalu, tetapi sangat sulit memperoleh bukti-bukti keterlibatan mereka karena licinnya pergerakan mereka. Aku memakai segala cara agar bisa memperoleh posisiku yang sekarang…”

“Termasuk memacari anak dari CEO YG Corps, Hyuna-ssi…” potong JungShin yang kemudian mendapat tatapan tajam dari YongHwa. “..Mianhe…” ucap JungShin pelan.

“…Tidak mengapa, yah aku akui yang anda katakan itu benar. Dan memang karena faktor itulah aku berhasil menduduki jabatanku yang sekarang, dan justru semakin mendalami perusahaan dan keluarga mereka aku menemukan banyak bukti keterlibatan mereka di dunia hitam bisnis-bisnis kotor dan kejahatan mereka terhadap perusahaan-perusahaan saingan mereka. tetapi segala bukti itu tidak cukup banyak untuk menggulingkan perusahaan itu dan memenjarakan mereka untuk waktu yang lama, mereka begitu berkuasa dan jaringannya begitu besar…”

YongHwa membenarkan ucapan TOP itu. Semua pengusaha dan bahkan chaebol di Seoul mengakui kebesaran YG Corps.

“Lalu apa hubungannya dengan kami? Kenapa kamu melibatkan perusahaanku dengan menjalin kerjasama dengan YG Corps jika kau tahu kalau perusahaan itu ternyata melakukan banyak tindak kriminal??”

“Penelitianku dan kedekatanku dengan Hyuna membawaku kepadamu YongHwa-ssi. Aku menemukan bukti betapa Hyuna terobsesi untuk menghancurkanmu. Masih ingat dengan kasus penembakan yang terjadi padamu? Adalah Hyuna yang menjadi otak dari percobaan pembunuhan padamu itu. Bagian terparah adalah karena ide-ide kriminal Hyuna di dukung oleh Ayahnya. Tuan Kim terlalu sayang pada anaknya itu. aku pikir anda tahu tentang itu…”

YongHwa mengangguk, yah Tuan Kim memang terlalu sayang pada Hyuna. Dia ingat dahulu ketika dia dekat dengan Hyuna, dia berhasil bekerja sama dengan YG Corps.

“…dan kejadian yang menimpa istrimu juga adalah perbuatan Hyun…” TOP belum sempat menyelesaikan ucapannya ketika YongHwa tersentak kaget dan tanpa sadar berdiri. JungSHin dan JongHyun berbarengan berdiri menenangkannya.

“Hyung..”

“YongHwa-yah..”

Ucap mereka berdua berbarengan dan menahan badan YongHwa.

“Aku akan membunuh Hyuna…” ucap YongHwa geram.

TOP berdiri dari tempatnya, lalu menatap YongHwa tajam. “Berpikirlah yang jernih YongHwa-ssi, apa gunanya kamu membunuh Hyuna? Itu tidak akan menyelesaikan segalanya. Dan apakah kamu pikir SeoHyun akan menyukai apa yang kamu lakukan?”

YongHwa menatap TOP tajam.

“..Asal tahu saja YongHwa-ssi, perlu waktu bagiku untuk mempertimbangkan segalanya, termasuk melibatkanmu dalam proyek berbahaya ini. Aku meneliti latar belakangmu, dan menemukan fakta bahwa kamu boleh jadi terkenal dingin, kejam, semena-mena dan arogan di mata para pengusaha, layaknya devil, tetapi aku dipaksa harus mengakui bahwa kamu adalah pengusaha yang paling jujur dan nyaris bersih dari tindakan-tindakan kriminal hanya untuk menggolkan proyekmu, boleh jadi kamu manifulatif dan memanfaaatkan banyak pihak tetapi kamu tidak pernah merugikan mereka secara langsung dan tidak pernah melakukan tindak kriminal, beda dengan mafia-mafia bisnis lainnya. Aku pun menyusun rencana untuk menjebak YG dengan menggunakan perusahaanmu, terlebih ketika aku tahu obsesi Hyuna padamu…”

“…Aku nyaris frustasi dan sudah siap akan melaporkan semua bukti-bukti yang kupunya untuk menjatuhkan YG meski aku tahu kecil kemungkinan aku bisa menang. Tetapi hari dimana aku tahu obsesi Hyuna itu, dan kejahatan-kejahatannya, akupun kemudian memainkan kartuku ini, dan aku ingin kamu terlibat di dalamnya. Tetapi tanpa paksaan…”

“Bagaimana jika aku tidak mau?”

“Semua terserah padamu YongHwa-yah. Tetapi aku sarankan silahkan pikirkan baik-baik segalanya. Hyuna tidak akan pernah berhenti dengan obsesinya untuk membunuh kalian, dan aku tidak bisa menyerahkan begitu saja apa yang aku miliki untuk membuatnya di bawah ke penjara, atas nama instansi aku tidak boleh melakukannya dan aku pikir semuanya percuma. Seperti yang tadi aku katakan kekuasaan Tuan Kim terlalu besar, ini hanya akan membuat Dia juga akan menyerangmu. Tetapi kalau kamu ingin terlibat masuk proyekku aku bisa pastikan kalau Hyuna dan YG Corps akan tumbang pada akhirnya…”

YongHwa terdiam, di sampingnya JongHyun dan JungShin pun ikut terdiam.

“Kalau aku ikut armada dagangku akan kena imbasnyakan?” bagi YongHwa Gotchun Ltd bukan sekedar armada dagang, dia adalah awal dari semua kesuksesannya. Dan terlalu penting baginya untuk mempertahankan armada itu demi Ayah angkatnya, Lee Yong Ah.

TOP mengangguk. “Sayangnya begitulah keadaannya. Selalu ada yang harus dikorbankan pada akhirnyakan? Tetapi aku bisa pastikan, setelah kita menumbangkan mereka, aku akan membantu sebisaku dan NIS tentunya, akan berusaha memulihkan nama baik Gotchun Ltd…”

JongHyun dan JungSHin menghela nafas bersamaan. Tahu bagaimana peliknya masalah ini.

“Aku akan memberi waktu buat anda untuk memikirkannya…” ucap TOP sambil beranjak pergi, mendekat ke tempat pembaringan SeoHyun. YongHwa, JongHyun dan JungSHin mengikutinya dari belakang.

“..Dan aku berharap keputusanmu adalah yang terbaik bagi semua, terkhusus bagi Hyunnie dan bagi remaja Korea Selatan yang harus mengkonsumsi barang haram itu…”

Dan setelahnya TOP berbalik, membungkukkan badan untuk pamit, lalu berlalu pergi.

Di tempatnya YongHwa berdiri kaku. Ini seperti buah simalakama baginya.

Tetapi ketika dia berbalik dan menatap wajah tidak sadar itu, dia tahu apa jawaban yang akan di berikannya pada TOP.




_.-AoD-._





B.FreshTon Apartement…



“SeoHyun-ssi kecelakaan??” Yoona hampir menjatuhkan gelas yang berisi minuman buat JongHyun yang baru saja pulang di malam yang larut itu.

JongHyun mengangguk. Dia kemudian menjatuhkan tubuhnya ke atas sofa di ruang tengah apartemennya. Melonggarkan dasinya, dan lalu menerima sodoran gelas dari Yoona.

“Trus bagaimana kondisi SeoHyun-ssi?? Dan bagaimana dengan YongHwa-ssi??”

JongHyun meneguk minumannya, dan lalu menyerahkan kembali gelasnya ke Yoona, yang kemudian meletakkannya di atas meja. Yoona lalu membantu JongHyun melepas jasnya. “SeoHyun belum sadar. Dan YongHwa, dia sedih dengan kondisi istrinya, dan selain kondisi kesehatan istrinya ada masalah yang lebih berat lagi yang harus dipikulnya…”

JongHyun mengusap pelan wajahnya. Yoona bisa melihat keletihan yang tertera di wajah kekasihnya. Masalah YongHwa, bisa jadi akan menjadi masalah buat JongHyun juga, mengingat kedekatan mereka berdua baik secara professional maupun friendship. Yoona tahu dengan jelas situasi itu. Dia kemudian meraih pundak JongHyun lalu menariknya masuk ke dalam pelukannya. Dia memeluk jongHyun sambil mengusap punggungnya.

“Honey..” suara JongHyun lemah tetapi Yoona dapat mendengarnya.

“Hmmm…”

“Kamu keberatan kalau pernikahan kita harus di tunda?”

Yoona mengurai pelukannya lalu menatap tajam ke arah JongHyun. “Ada apa sebenarnya JongHyun-ah??”

Alih-alih menjawabnya, JongHyun hanya menatapnya tajam, lalu berkata lirih. “Kamu percaya padaku??”

Yoona mengangguk.

“Aku hanya membutuhkan kepercayaanmu kali ini, maafkan aku tidak bisa menceritakan lebih banyak. Intinya adalah aku harus membantu YongHwa, dia membutuhkanku. Dan yang terpenting adalah kita harus selalu menjunjung tinggi kebenaran. Bahkan ketika ini adalah hal terakhir yang bisa aku lakukan, aku akan tetap ikut masuk menjadi team bagi YongHwa dan SeungHyun untuk menumpas perusahaan itu dan menemukan jejak-jejak kejahatan mereka…”

“Perusahaan? Perusahaan apa??”

JongHyun tertunduk diam, dan Yoona tahu diri untuk tidak bertanya lagi. Ini pasti kasus yang serius, JongHyun selalu berbagi apapun itu dengannya termasuk yang paling rahasiapun tetapi jika dia menolak menjelaskan lebih lanjut berarti ini memang penting sekali.

Yoona kemudian mengangkat wajah JongHyun dan lalu menatap mata itu, ada Keteguhan, cinta, rasa letih di dalam sana, membuat hatinya terenyuh. Sebagai perempuan, ada kalanya yang kalian perlukan adalah hanya mempercayai pasanganmu dan menguatkannya. Dia kemudian mengangguk dan membalas pelukan JongHyun detik berikutnya.

“Gomawo…Sarangheyo my dear…” bisik JongHyun.


(…i’ll be the rising moon after the setting sun
Just to let you know you’ll always have someone
I’ll be the clear as day
When the rain is done
So you’ll always know

Through the shake of an earthquake, I will never fall
That’s how strong my love is..
Like a shift trough the storm, We can risk it all
That’s how strong my love is…)


(Alicia Keys - That’s how strong my love is)




_.-AoD-._




Seoul Hospital…



Victoria melongokkan kepala ke dalam ruangan itu, tetapi dia tidak menemukan siapapun di ruang kerja KyuHyun. Ruangan itu gelap, dia kemudian melangkah masuk dengan dua gelas kopi di tangannya. Tadinya Kopi itu buat KyuHyun. Victoria menyalakan lampu dan ruangannya itu akhirnya terang. Dia kemudian berniat meletakkan kopi itu di atas meja dan berbalik pergi ketika matanya terpaku pada serpihan tiket yang tergeletak di atas meja kerja KyuHyun. Karena penasaran, Victoria mengambilnya dan berusaha menyatukannya.

Hmm…tiket opera. Dua lembar??? Kenapa Kyuhyun merobeknya??

Setelah menyatukannya, dia melihat tanggalnya, dan ternyata tiket opera itu untuk pertunjukan malam ini. Victoria mengigit-gigit bibirnya, memaksa otaknya menganalisis. Apakah KyuHyun berencana menonton opera dengan seseorang? Tetapi karena kecelakaan yang menimpa SeoHyun rencananyapun batal??

“Apa yang sedang kamu lakukan??”

Victoria tersentak kaget dan tanpa sengaja dia menjatuhkan kembali serpihan-serpihan tiket opera itu di atas meja.

“Oh..ehh, mianhe Oppa..” ucapnya sambil berbalik. Dia melihat KyuHyun dengan wajah bingungnya.

“Ada apa?”

Victoria menggeleng. “Aku hanya ingin menawari Oppa segelas kopi, aku pikir hari ini adalah hari yang berat dan sedikit menegangkan, kita butuh segelas kopi minimal untuk mengurai stress…” ucapnya terbata sambil menggosok-gosokkan tangannya kelipatan seragamnya.

KyuHyun mengangguk, lalu tersenyum pelan. Meski terlihat sendu tetapi Victoria merasa lega.

“Kamu juga pasti khawatir dengan SeoHyun, pikirkan keadaanmu sendiri dan berhenti mengkhawatirkan orang-orang tanpa memperhatikan dirimu sendiri…”

Victoria tersenyum. “Aku yakin uri Hyunnie akan baik-baik saja…” Victoria terdiam sesaat lalu berkata dengan pelan. “Aku percaya pada kemampuan oppa…”

Ucapan itu terasa hangat bagi KyuHyun.

“Gomawo, karena telah mempercayaiku…”

Victoria menganggukkan kepala. dia kemudian merasa grogi atas tatapan KyuHyun yang tertuju padanya.

“Ohh..ehh oppa, aku pamit dulu. Aku ingin ke ruangan Hyunnie, memastikan siapa tahu YongHwa membutuhkan sesuatu…” ucapnya lalu bergegas pergi. KyuHyun berdehem kecil mengurai rasa groginya dan lalu mengangguk.

Tetapi sebelum sampai di pintu keluar dari ruangan KyuHyun, Victoria berhenti dan berkata tanpa berbalik.

“Siapapun pemilik tiket opera yang satu lembar itu, dia adalah wanita yang beruntung oppa…”

KyuHyun tersedak dan menelan ludah sendiri, dia berbalik tetapi tubuh Victoria telah menghilang di balik pintu.




_.-AoD-._





Pagi itu udara Seoul terasa hangat, matahari bersinar cerah.

Di Seoul Hospital aktifitas paginya telah dimulai masih sejak matahari belum menampakkan diri, rutinitas harian pada perawat, dokter dan ahli medis lainnya sedari tadi sudah dimulai.

Victoria melangkahkan kaki keluar dari kamar perawatan SeoHyun setelah melihat kondisi SeoHyun melalui alat kontrol baik-baik saja. Dia juga melihat tubuh letih YongHwa yang terlelap di samping tubuh istrinya. menyaksikan keduanya yang tertidur dengan tenang dan damai terasa indah. Victoria mensyukuri paginya.

Seharusnya hari ini adalah hari liburnya tetapi dia tidak berniat meninggalkan rumah sakit sebelum SeoHyun sadar dari status comanya. Itu kenapa dia rela menukar jadwal jaganya dengan temannya. Dan setelah mengecek kondisi SeoHyun pagi itu, dia lalu menuju ke ruangan tempatnya bertugas.

Tanpa diketahuinya jika sepeninggalnya di ruangan SeoHyun. Jari jemari SeoHyun bergerak. Dia sadar.

YongHwa yang masih terlelap, tetapi kemudian bisa merasakan tangan istrinya yang bergerak, dia segera bangun dari tidurnya dan melihat perlahan mata SeoHyun terbuka.

SeoHyun membuka matanya dan hal yang pertama dilihatnya adalah wajah samar suaminya. Dia mencoba tersenyum terlebih ketika YongHwa menyadari bahwa dirinya sudah sadar. YongHwa buru-buru menekan bel yang menyambungkannya dengan ruangan perawat. Setelahnya dia kembali duduk di samping SeoHyun, meraih tangannya dan menggenggamnya.

SeoHyun tersenyum lalu mengangkat tangannya dan membelai wajah suaminya yang pagi itu terlihat kusut dengan bulu-bulu di bagian dagu dan di atas bibirnya terlihat mencuat.

“Oppa…”

YongHwa tersekat karena haru. Dia lalu memegang tangan SeoHyun yang berada di pipinya. “Jangan banyak gerak dan berbicara dulu Baby. Dokter akan datang memerik…” belum selesai ucapan YongHwa ketika KyuHyun datang dengan tergesa ke ruangan SeoHyun. YongHwa menyingkir ke samping dan memberikan ruang bagi KyuHyun untuk memeriksa kondisi SeoHyun.

KyuHyun tersenyum. “Hai Hyunnie…”

“Anneyong oppa..”

“Kamu berhasil membuat kita-kita cemas…” KyuHyun tersenyum lalu mengangkat wajah memandang YongHwa. “Terutama dia…”

SeoHyun tersenyum pelan. Dan lalu KyuHyun mulai memeriksa kondisi-kondisi vital SeoHyun. Sementara KyuHyun sibuk memeriksa SeoHyun, Victoria datang bergabung dengan mereka kemudian, berucap syukur ketika melihat SeoHyun tersenyum ke arahnya.

“Onnie…”

“Ohh Hyunnie…syukurlah…”

Ruangan itu di penuhi kegembiraan, dan tak berlama-lama, YongHwa kembali mendekat ketika KyuHyun telah menyelesaikan pemeriksaannya dan memastikan kondisi SeoHyun telah normal dan dalam masa pemulihan.

“Kondisinya sudah sepenuhnya normal, tapi tetap harus menjalani pemulihan di rumah sakit ini...”

“Dee..” jawab YongHwa pelan. “Gomawo…”

KyuHyun mengangguk.

“Oppa…” lirih suara SeoHyun ketika YongHwa kembali menggenggam tangannya.

KyuHyun dan Victoria tahu diri, mereka kemudian memberi ruang kepada pasangan itu dengan berlalu pergi.

YongHwa tersenyum kepada SeoHyun. “Saranghe Hyunnie…”

SeoHyun tersenyum. “Na doo oppa…” dia lalu kembali mengangkat tangannya membelai wajah YongHwa. “Oppa belum bercukur??”

“Gak ada kamu yang mencukurnya…”

“..oppa..”

YongHwa mendekat lalu mencium bibir pucat SeoHyun, berusaha mengalirkan kekuatan yang dimilikinya melalui ciumannya. “Aku kangen baby…” Ucapnya lalu menjatuhkan diri di samping SeoHyun, YongHwa kemudian melingkarkan tangannya di atas tubuh istrinya.

“Aku juga kangen Oppa…”

“Sakitkah??” bisiknya di telinga SeoHyun.

“Anii…”

“Aku tidak ingin kamu sakit..” tangan YongHwa yang satu membelai kepala SeoHyun. “Maafkan aku tidak bisa melindungimu, andai bisa menukar rasa sakit itu…”

“..Oppa..jangan berkata seperti itu, ini bukan kesalahan oppa…”

YongHwa terdiam.

SeoHyun tersenyum. “Bagaimana kondisi GwangSoo, oppa??”

“Dia baik-baik saja, sekarang dia juga di rawat di rumah sakit ini, tetapi kemarin dia telah sadar…”

YongHwa menggeram dalam hati, mengingat fakta bahwa di luar sana penyebab kecelakaan istrinya masih berkeliaran dengan santainya. Hyuna… YongHwa memastikan, dia akan membayar apa yang telah dilakukannya hari ini.

“Oppa…” lirih suara SeoHyun mengembalikan pikiran YongHwa.

“Dee baby…”

“Oppa maukah berjanji satu hal padaku??”

“Apa itu??”

“Jangan tinggalkan aku..”

YongHwa mengangkat wajahnya dan memandang SeoHyun tepat pada manik matanya.

“Aku takut jika aku membuka mata tidak ada oppa di dekatku..jangan tinggalkan aku oppa…”

YongHwa tersekat karena haru. “Kamu juga harus janji padaku baby. Apapun yang terjadi di masa depan, jangan pernah berani-berani meninggalkanku dan menjauh dariku…”

SeoHyun mengangguk dan YongHwa pun kembali melabuhkan ciumannya, kali ini lebih lama.



(…Oooh..
can nothin’ break us down
Oohh cuz we are heaven bound
Like a mountain standing tall
Immovable we’re here to stay
Oooh can nothin’ get in the way

Through the shake of an earthquake, I will never fall
That’s how strong my love is..
Like a shift trough the storm, We can risk it all
That’s how strong my love is…

Through the deepest waters, I won’t let you drown
That’s how strong my love is..
There’s a ballon in the sky, that will not come down
That’s how strong my love is..)


(Alicia Keys - That’s how strong my love is)










.To Be Continued – Part 15.












Author Note’s :



Thanks to Peni buat editingnya dan aku terima usulnya juga dear buat mencantumkan alamat link bagi yang kalian yang mungkin menyukai lagu yang menjadi BGM dari AOD. Nah, kalau yang ini link lagu Alicia Keys, That’s How Strong My love is : http://www.youtube.com/watch?v=XOmeCxrxEz4

Thanks to "goguma studio/YS_viva" buat fotonya. I love this pic..hehehe..^^

Thanks too buat tokoh-tokoh di bawah ini yang Kutipannya aku pakai di AOD part 14 :

(1)Quote from Captain Kim di Episode 7, Drama : Take Care Captain Us.
(2)Quote from Dekan Courtney Holmes di Hal.8. Novel “Doctors” Erich Segal. Oh iya terkait ucapan dekan Kim ini, tolong diingat bahwa terkadang unsur dramatis di butuhkan dalam cerita. Berhubung novel ini setting jadul dan dunia kedokteran sudah berkembang canggih, jadi ucapan ini jangan di telan mentah-mentah yah. Heheh..sekali lagi FF itu hanya fiktif, kalau kalian mau belajar lebih lanjut, bisa baca buku2 kedokteran lainnya.


Last, Enjoy My Goguma’s Famz and tetap tinggalkan jejak yah..^^

Ah iya, lupa satu hal. Bagi kalian pembaca AOD yang mungkin sedikit susah meninggalkan jejak di blog, bisa buat kritikan, saran dan atau masukan buat AOD, cukup mention ajha di twitterku @Sj_alt

Fighting Goguma’s…^^





.With Love : SJ.