Rabu, 31 Agustus 2011
THE COVENANT (FF One Shoot YongSeo)
SJ Entertainment Present FF ONE SHOOT EDISI MOVIE :
. THE COVENANT.
Cast :
Jung Yong Hwa (CN Blue) a.k.a YongHwa C.Denvers
Lee JongHyun (CN Blue) a.k.a JongHyun P.Parry
Lee JungSHin (CN Blue) a.k.a JungShin R.Garwin
Kang MinHyuk (CN Blue) a.k.a MinHyuk T.Simms
Seo Joo Hyun (SNSD) a.k.a Hyun S.Wenhamm
Go (MBLAQ) a.k.a Go C.Collins
SooYoung (SNSD) a.k.a Soo K.Tunney
Simon D (Supreme Team) a.k.a Detektif Sam-D
Opening Theme Song : Black Flower – CN Blue
.1.
>Musik Latar : Macy Gray – I Try< (…I try to say goodbye and I choke I try to walk away and I stumble Though I try to hide it it’s clear My world crumbles when you are not near…) Hyun S.Wenham melangkah dengan kikuk malam itu di tengah hingar bingar suara Macy Gry dengan “I try”nya yang diputar oleh DJ, sepatu manolo dengan hak lebih dari sepuluh centi tidak melekat dengan pas di kakinya, membuatnya sedikit merasa tidak nyaman. Malam itu dia berada di pesta yang cukup meriah di Gijang-gu, Busan. Hyun adalah pendatang baru di kota Busan, Dia terpaksa ikut dengan ayahnya yang di pindah tugaskan di kantor pemerintahan Busan. Dan kediaman mereka terletak di distrik Gijang yang terkenal sedikit misterius karena letaknya yang di kaki gunung. Hyun suka kota barunya ini, meski dia besar di Seoul yang merupakan kota metropolitan tetapi ketika menemui kota yang asri dan rindang itu merupakan surga baginya. Dan malam ini dia ikut dengan sepupunya Soo K.Tunney yang juga adalah classmatenya di The Spenser Academy menghadiri salah satu pesta teman sekelasnya juga, Hyun sendiri tidak terlalu akrab dengan Jessica, yang punya acara, tetapi Soo yang juga adalah anak popular di Spencer Academy memaksanya ikut sekalian memperkenalkannya di lingkungan pergaulannya. Tapi sekarang dia sudah tidak melihat sosok sepupunya itu. sepertinya Soo sibuk beredar di tengah hingar bingarnya musik yang berdentum dan orang-orang yang cekikikan satu sama lain meninggalkan Hyun berdiri di tengah pesta sendiri. Hyun memilih berjalan menuju tempat duduk yang terletak di sudut ruangan ketika sepatu yang masih terasa tidak nyaman di kakinya itu dengan sol barunya tergelincir di lantai dan berakhirnya tubuh Hyun dalam pelukan seorang pria sebelum dia terjatuh di lantai. Waktu seperti terhenti. Hyun mendongakkan kepala dan melihat sebuah wajah tampan yang terlihat terkejut ketika menemukan pelukannya dipenuhi wanita berambut coklat dan mata yang berbinar indah. “Astaga, Mianhe….” Hyun buru-buru melepaskan diri dan berdiri dengan canggung. YongHwa C.Denvers menahan bahu Hyun dan dengan lembut membantunya menegakkan tubuh. “Oh, Mianhe YongHwa-ah. Dia adalah adik sepupuku, perkenalkan namanya Hyunnie…” Soo entah dari mana datang memperkenalkan Hyun kepada pria yang telah menolongnya itu. Dan tiba-tiba Hyun melihat dengan jelas orang-orang yang berdiri di sekitarnya selain lelaki tampan yang telah menolongnya tadi ada tiga lelaki yang juga tak kalah tampannya. Dan entah mengapa Hyun menyadari kalau tatapan orang-orang sekarang tertuju ke arah mereka. Belakangan ketika mereka dalam perjalanan pulang Soo kemudian menjelaskan siapa empat pria tampan yang terlihat misterius tadi. Mereka adalah YongHwa C.Denvers, JongHyun P.Parry, JungShin R.Garwin, MinHyuk T.Simms. Empat siswa senior di The Spencer Academy yang berasal dari keluarga bangsawan yang memiliki kekuasaan di Busan. Yang paling popular adalah YongHwa C.Denvers, keluarga dia adalah penguasa Busan selama beberapa abad dan terkenal memiliki kekayaan yang besar. Hanya saja sekarang selain asisten Ayahnya, Ayahnya sendiri tidak pernah terlihat di depan umum lagi. Tetapi memang keluarga keempat bangsawan Busan itu terkenal tertutup dari public. Dan entah mengapa orang-orang Busan pun menghormati pilihan mereka dan itu tidak mengurangi penghormatan mereka kepada keluarga keempat bangsawan itu, yang ada gadis-gadis di Busan termasuk pula ibu-ibu mereka banyak yang memimpikan menjadikan mereka sebagai menantu. Soo juga akhirnya curhat kepada Hyun kalau sekarang dia juga dekat dengan JongHyun P.Parry. Hyun hanya terdiam mendengar cerita sepupunya itu, kepalanya masih sibuk membayangkan tatapan tajam pria yang tadi menolongnya. Sungguh itu adalah mata terindah yang pernah dilihatnya. MeanWhile.. Ke empat pria yang tadi dibicarakan oleh dua orang bersepupu itu sekarang saling salip menyalip satu sama lain. Empat mobil mewah itu membelah sunyinya jalanan Gijang-gu tengah malam itu. Mereka saling berkejar-kejaran satu sama lain tanpa menghiraukan sekeliling mereka yang memang pada malam itu terlihat sunyi. Tertawa satu sama lain jika berhasil menyalip tanpa menghiraukan speedometer yang menunjukkan angka diatas seratus lima puluh km/jam. Tetapi keriuhan itu berakhir ricuh ketika dari belakang mobil MinHyuk yang berada paling belakang terpental keatas, seperti ada kekuatan gaib yang mengangkatnya. MinHyuk yang menyadari bahaya yang mengintainya jika dia tetap berada di mobilnya yang sebentar lagi akan terjatuh menggunakan kekuatannya segera bertelepati keluar dari mobil itu dan sekarang terhenyak di sisi YongHwa yang juga telah menyadari keanehan itu. “Stop…” YongHwa meneriakkan kata itu dan semua refleks terhenti. Mobil-mobil berhenti termasuk mobil MinHyuk yang tepat berada di atas udara kosong. Keempatnya keluar dari mobil mereka dan mengaktifkan insting mereka menangkap tanda-tanda bahaya termasuk kehadiran seseorang yang telah menyerang mereka tadi. JungShin kemudian mengacuhkan tangannya ke atas ke mobil MinHyuk yang masih mengapung di udara lalu dengan pelan menurunkannya tepat di belakang mobilnya dengan posisi normal. “Aku tidak perlu tongkat untuk melakukan hal ini, hohoho..fuck Harry cousin…” dia cengengesan dan terhenti beberapa detik berikutnya ketika YongHwa memberikannya pandangan mematikan yang menyuruhnya untuk diam. Malam itu kabut sedang menebal. Mereka kemudian berpencar memeriksa sekeliling mereka dan menemukan tak ada tanda-tanda tentang kehadiran seseorang. Tetapi teriakan MinHyuk kemudian mengubah persepsi itu. Ketika kabut tebal terurai dan bulan kembali memunculkan diri di langit malam itu, di pinggir jalan yang bersebelahan dengan hutan, di salah satu areal kosong yang gelap dan dingin itu terlihat sebuah badan tanpa kepala. Menjijikkan. MinHyuk terkesiap lalu mendesis geram. “Hyung, ini yang kedua kalinya dalam sepekan ini…” dia berbalik melihat ketiga sepupunya itu. “Astaga…” JungShin ikut geram dan mendesis. YongHwa melangkah mendekat dan memeriksanya dengan teliti. Ini perbuatan kaum yang sama dengan mereka sepertinya. Siapa yang telah berani memasuki wilayah mereka?? .2. Hyun melangkah dalam diam siang itu di pelataran The Spencer Academy. Dia telah janjian dengan sepupunya tetapi ketika dia keluar kelasnya dia sudah tidak melihat sosok sepupunya itu. astaga, sepupunya itu seperti kutu loncat, cepat sekali menghilangnya. Dia kemudian memilih duduk di kursi taman dan mulai membaca buku tentang sejarah kota Busan termasuk sejarah keluarga keempat bangsawan Gijang-Gu. Dia penasaran dengan cerita Soo kemarin dan kalau mau jujur dia juga penasaran dengan sosok pemilik mata indah itu. setelah kira-kira lima belas menit membaca dan tidak menemukan sesuatu yang baru kecuali kenyataan bahwa keluarga mereka lebih spektakuler dari yang diceritakan Soo, dia kemudian menutup bukunya dan menghela nafas pelan. Dan lalu pandangannya terpaku pada sebuah kaki jenjang yang berdiri di hadapannya. Dia mengangkat wajahnya dan menemukan wajah tampan yang diam-diam dirindukannya. “Hai…” YongHwa tersenyum kepada Hyun yang tiba-tiba berdiri lalu mengucapkan salam ala Korea Selatan. “Oh, anneyong…” YongHwa kemudian duduk di bangku taman diikuti dengan kikuk oleh Hyun. “Aku bertemu dengan Soo, kami mencarimu lalu menemukanmu disini…” YongHwa kemudian mengarahkan dagunya ke depan, tempat Soo berdiri bersama tiga orang sepupu YongHwa. “Oh, Soo Onnie…” Hyun berdiri maksudnya ingin menghampiri sepupunya itu tetapi ketika dia melihat Soo berlalu pergi bersama ketiga orang itu sambil melambaikan tangan padanya, diapun urung lalu kembali duduk disisi YongHwa. “Ehh…” YongHwa tertawa melihat kekikukan gadis di sampingnya ini. “Kau mau berjalan-jalan, Hyunnie??” Kata Yong kemudian dengan nada santai, dengan pandangan yang masih memaku Hyun di tempatnya. “Ehhmm,Dee…” >Musik latar : Taylor Swift – Love Story< (…So I sneak out to the garden to see you We keep quiet cause we're dead if they know So close your eyes Escape this town for a little while…) Mereka berdua kemudian berjalan santai di taman. YongHwa melihat buku yang berada dalam pegangan Hyun. “Kamu suka baca buku sejarah yah? Oh iya, baboo aku lupa kalau kamu mengambil kelas ilmu sejarah…” YongHwa menepuk jidatnya. Hyun tersenyum kecil. Dia kemudian melihat betapa pria yang terlihat misterius ini ternyata menyenangkan. “Ehh..YongHwa sunbenim…” YongHwa menghentikan langkahnya lalu memaku Hyun dalam tatapan yang memikat. “Panggil aku Yong saja, tidak usah resmi begitu. Kita bertemankan?” Hyun tersenyum. Yah ketika mereka dikenalkan di pesta beberapa malam yang lalu oleh Soo, YongHwa juga mengatakan kalimat itu. “Jadi sekarang kita bertemankan?” saat itu dia mengangguk. “Ehmm..Yong Oppa…” Hyun sedikit merasa kikuk memanggilnya dengan sebutan itu. “Dee??” “Aku membaca beberapa sejarah tentang kota ini, dan menemukan fakta jika keluarga Yong Oppa adalah keluarga Bangsawan tertua di kota ini…” Hyun tersenyum, ucapannya itu dimaksudkan untuk menyanjung tetapi entah mengapa pandangan yang diterimanya malah sebuah tatapan tajam, membuat Hyun merasa bersalah. “Ohh,ehh..mianhe jika membuat Yong Oppa tersinggung..” (…Cause you were Romeo I was a scarlet letter And my daddy said stay away from Juliet But you were everything to me I was begging you please don't go and I said…) YongHwa menghela nafas pelan. Astaga tatapannya tadi telah membuat Hyun salah paham. Dia tidak bermaksud untuk menakuti gadis ini. Dan dia tahu rasa apa yang dimilikinya untuk gadis yang terlihat imut dan polos ini. Sejak peristiwa dia menolong tubuh Hyun yang hampir terjatuh di pesta tersebut, keinginan untuk melihat lagi sosoknya begitu kuat di dalam benaknya. Apakah ini cinta pada pandangan pertama? Entah dia sendiri belum yakin. Yang dia yakini adalah gadis ini satu-satunya yang membuatnya tertarik beberapa tahun terakhir ini. Beruntung JongHyun juga dekat dengan Sepupunya jadilah akses untuk mendekatinya lebih mudah. Tapi tidak bermaksud menyombongkan diri, siapa sih yang tidak tertarik pada pesona mereka. Gadis-gadis yang ingin menjadi kekasih mereka berderet dari gerbang The Spencer Academy dampai ruangan kelas tempat mereka belajar. Hyun mengutuk dirinya yang teah asal bicara, dia kemudian sibuk menyumpahi diri sendiri ketika YongHwa maju ke depannya membuatnya berhenti melangkah. Astaga, apa yang akan dilakukan pria ini terhadapnya? Masa hanya gara-gara omongannya yang seperti itu dia sudah mau melakukan tindak kekerasan padanya? Angin sepoi-sepoi yang menerbangkan rambutnya cukup mengurai ketegangannya melihat YongHwa semakin maju ke hadapannya. Dan dugaannya ternyata salah ketika YongHwa justru menyingkirkan anak-anak rambut yang berkibar-kibar di wajahnya lalu menyelipkannya di belakang telinganya. “Uhhgg..beautiful eye…” gumam YongHwa lirih lalu kejadian itupun berlangsung cepat. (…Romeo take me somewhere we can be alone I'll be waiting all there's left to do is run You'll be the prince and I'll be the princess It's a love story baby just say yes…) YongHwa mendekatkan wajahnya ke hadapan Hyun lalu mencium gadis itu tepat dibibirnya. Bibir Hyun terasa lembut di bibirnya, dia mengecap rasa manis di ujung bibir mendamba itu, dan ketika ciumannya di respon Hyun dengan pelan. YongHwa harus mengendalikan dirinya untuk tidak menelan bulat-bulat gadis itu dan membawanya ke suatu tempat dan mencumbunya. Alih-alih melakukan hal itu dia kemudian menutup ciumannya lalu membelai wajah Hyun yang ternyata telah menutup matanya. “Mianhe…” YongHwa menatap wajah cantik itu yang masih terlihat tidak percaya dengan kejadian yang baru saja berlangsung. “Oh..eh…” Hyun jadi kikuk, dia kemudian teringat kalau dia masih ada kuliah. “Mianhe Yong Oppa, aku tinggal dulu yah, aku harus kuliah…” YongHwa mengangguk tetapi dia kemudian menahan lengan gadis itu sebelum berlalu. “Aku akan mengantarmu pulang kuliah nanti, bolehkan??” Hyun tersenyum lalu mengangguk. Di satu sudut, di balik pilar gedung The Spencer Academy seseorang melihat kejadian itu. Dari awal hingga akhir. .3. “Siapa dia?” YongHwa bertanya kepada tiga orang sepupunya ketika mereka sedang melangkah di cafeteria TSA yang siang itu terlihat ramai. Dagunya menunjuk kepada seorang pria muda seusia dengannya yang terlihat ingin bergabung dengan mereka. “Oh, dia Go Hyung. Siswa baru di TSA. Dia sering hangout bareng kita bertiga dan teman-teman yang lain. Kemarin ketika Hyung sibuk dengan Hyun-ssi kami sempat bermain dengannya…” JungShin menjelaskan sambil memainkan apel yang berada di baki makanannya dengan menggunakan tatapan matanya, mengangkat dan menurunkan apel itu. “Apa yang sedang kau lakukan? Hentikan!!” JongHyun menegurnya. Yah, fakta bahwa mereka mempunyai kekuatan sihir adalah sebuah rahasiah besar yang hanya diketahui oleh keluarga besar mereka. Dan mereka telah diwanti-wanti jangan sampai rahasia mereka diketahui public karena itu bisa mengancam keutuhan keluarga mereka. Dan JungShin yang terkenal suka ceroboh telah sering diperingatkan untuk tidak mengumbar kekuatan mereka sembarangan. “Mereka mengetahui tentang kita??” YongHwa kembali bertanya. Sebagai ketua persekutuan dia wajar tahu detail sesuatunya terlebih jika itu bisa menganggu eksistensi mereka. “Aniya Hyung. Dia sama seperti teman-teman nongkrong kita yang lain…” kali ini JongHyun yang angkat bicara. Keempat orang sepupu ini memang terkenal di The Spencer Academy dan memiliki pergaulan yang luas di lingkungan Spencer Academy. Terlebih mereka adalah putra dari penyumbang dana terbesar di SA. Kaya, tampan dan cerdas, wajar kalau mereka populer. Satu kekurangan mereka, karena mereka memiliki reputasi sebagai bad boy, tetapi para pengajar dan pihak TSA sendiri tidak ada yang berani menegur mereka selama perbuatan mereka masih bisa di tolerir, Mereka sepakat memberi kelonggaran jika itu menyangkut keempatnya. “Hai…” Go yang adalah Siswa baru yang tadi sesaat mereka bicarakan kini telah berdiri di hadapan mereka. Tersenyum pada mereka. YongHwa membalas senyum dan sapaannya. “Hai…” “Aku boleh bergabung di meja kalian?” “Silahkan…” Ajak MinHyuk. JungSHin dan JongHyun terdiam. Dan dari kejauhan mereka kemudian melihat dua orang gadis berjalan menuju meja mereka. Hyun dan Soo. YongHwa berdiri lalu menyambut Hyun. “Kelasnya sudah selesai?” Hyun menganggukkan kepala. Dia kemudian berjalan bergerak mendekati YongHwa. Hubungan mereka mulai meningkat satu level sejak YongHwa mengantarnya pulang kemarin. Sepanjang jalan mereka mengobrol dan merasa nyaman dengan kehadiran satu sama lain. Dan dengan YongHwa disisinya Hyun merasa seperti terlindungi dan aman. YongHwa menatap wajah cantik itu dan ekspresinya menunjukkan kelembutan. Soo, JongHyun, JungShin dan Minhyuk mulai memahami apa yang mereka lihat. Pandangan YongHwa ke Hyun mengungkapkan segalanya. Dan mereka bisa mengetahui orang-orang yang mabuk kepayang hanya dengan melihatnya. Di kursinya Go berdehem, membuat semua refleks menorehkan wajah padanya. “Oh, eh mianhe aku tersedak sesuatu…” Go tersenyum. “Kalau dibolehkan, aku ingin mengenal gadis-gadis cantik ini…” Meski tidak suka dengan nada bicaranya, JongHyun kemudian memperkenalkan Hyun dan Soo kepada Go. YongHwa yang entah mengapa merasakan sesuatu yang aneh dengan kehadiran pria di depannya ini memilih mengatupkan rahang. Dia kemudian berdiri lalu menyeret Hyun berdiri bersamanya. “Aku jalan bersama Hyunnie dulu…” dia kemudian melempar pandangan lembut kepada Hyun yang heran dengan tindakannya dan dengan isyarat mata dia mengirimkan sinyal kepada sepupu-sepupunya. “Temui aku di tempat biasa jika kalian telah selesai…” Secara kasat mata ketiganya mengangguk pelan tanpa diketahui oleh orang-orang lain di sekitar mereka. Beberapa Jam kemudian… Tempat biasa yang dimaksud oleh YongHwa adalah sebuah ruangan bawah tanah di salah satu sudut The Spencer Academy. Tak ada yang tahu keberadaan ruangan itu selain kelompok persekutuan mereka. Keluarga penyihir Gijang-Gu. Ruangan itu terlihat kental nuansa gelapnya dan benda-benda yang berada di sana adalah benda-benda antik yang berasal dari peradaban ribuan tahun yang lalu, dan merupakan warisan nenek moyang keluarga penyihir Gijang-Gu. Benda-benda itu bernilai milyaran dollar jika diperjualbelikan namun haram bagi mereka untuk mengeluarkan benda itu dari ruangan persekutuan mereka. >Musik latar : Death Cab For Cutie – I Will Posses Your Heart< JongHyun, JungShin dan MinHyuk melangkah masuk di ruangan itu di sore hari menjelang petang itu. disana telah menanti YongHwa yang duduk di kursi kebesarannya dengan laptop di depannya. “Hai Hyung…” sapa JungShin. YongHwa mengangkat wajahnya dan melihat ketiganya. “Aku mendapat informasi terbaru dari Detektif Simon D, seseorang kembali menjadi korban dini hari tadi…” Ketiganya terkesiap. “Bagaimana bisa Hyung?” MinHyuk yang biasanya diam kali ini memilih bersuara. Yah keheranan mereka bukan tanpa alasan. Tiap malam menjelang sampai dini hari mereka selalu melakukan patroli untuk menjaga Gijang-Gu dari serangan-serangan yang terjadi beberapa hari terakhir ini. Kenapa mereka bisa kecolongan? “Aku tidak tahu, itu juga yang menjadi pertanyaanku…” YongHwa memandang satu persatu wajah sepupunya. “Ayahku bahkan mulai merasakan ancaman ini. Dia yang selama ini amat jarang berbicara kemarin memberitahukan kecemasannya terhadap keselamatanku kepada ibu…” Ketiganya semakin merasa bahwa kasus ini bukanlah hal yang mudah. Jika Ayah YongHwa merasakan kekhawatiran seperti itu berarti ancaman yang besar sedang mengintai mereka. “Aku ingin kalian memperhatikan sekeliling kita dengan lebih cermat, aktifkan insting kalian. Dan kecurigaan terkecil saja yang kalian temui silahkan laporkan pada saya.” “Dee Hyung…” Ketiganya serempak mengiyakan permintaan YongHwa. “Dan kau, JungShin-ah…” “Waeyo Hyung??” “Kali ini jangan samapi kamu melakukan kecerobohan. Berhati-hatilah dengan tindakanmu…” “Dee Hyung…” .4. >Musik latar : Enya – May it Be< Malam itu udara terasa sejuk, dari mobil mewah YongHwa yang atapnya terbuka Hyun menengadahkan kepala, mendongak ke arah bintang-bintang. Rembulan bercahaya terang, memandikan segala hal dengan sinar temaram. Di sampingnya YongHwa mengemudikan mobilnya dengan pelan. “Kita akan kemana?” Tanya Hyun kemudian. YongHwa tidak menjawabnya dia Cuma melemparkan senyum memikat kepada Hyun. Mobil mereka kemudian melewati pintu gerbang tinggi sebuah kastil lalu masuk menelusuri jalan setapak yang sekelilingnya terlihat banyak pohon berderet. Hyun tahu kastil tua itu, ketika berkeliling Gijang-gu untuk mengenali distrik itu, dia melewati gerbang kastil tua itu dan dari penjelasan SooYoung dia mengetahui jika Kastil tua itu adalah salah satu peninggalan sejarah yang bernilai history tinggi yang dimiliki distrik Gijang-gu, pada saat itu SooYoung hanya mengatakan jika pemilik kastil itu adalah salah satu bangsawan dan orang terpandang di kota ini. Jika dugaannya benar kastil itu adalah milik keluarga YongHwa. Mobil mereka kemudian tepat berhenti di depan kastil itu. Hyun turun dan takjub melihat megahnya bangunan tua itu, sangking takjubnya mulutnya menganga dan dia tidak menyadari YongHwa telah berdiri di sampingnya. “Ehhmm, ini adalah kastil tua milik keluargaku. Ayo masuk…” YongHwa kemudian menautkan jari jemarinya di jari jemari mungil milik Hyun. Hubungan mereka memang telah beranjak menjadi lebih dekat lagi. YongHwa bahkan sedikit posesif dengan menunjukkan kepemilikannya kepada Hyun jika mereka beredar di sekitar The Spencer Academy, membuat Hyun sedikit merasa disinisi gadis-gadis seniornya yang merupakan classmate YongHwa. Tetapi kata cinta itu sendiri belum terucap dari bibir YongHwa, entah mengapa Hyun merasa ada yang menahan YongHwa mengucapkan kalimat sakti itu. tetapi malam ini ketika YongHwa mengajaknya kesuatu tempat, Hyun merasa di sini dia akan menemukan jawabannya. “Kamu pernah menanyakan tentang keluargaku kan?” YongHwa sambil berjalan pelan menanyainya. Hyun yang sedang memperhatikan langit-langit kastil itu dan takjub dengan interiornya, berbalik ke YongHwa lalu mengangguk. YongHwa tersenyum kemudian mengusap wajahnya pelan. “Kamu akan menemukan jawabannya disini malam ini…” “YongHwa-ssi…” seorang tua tiba-tiba muncul membuat Hyun terlonjak kaget dan berlindung di punggung Yonghwa. “Tidak apa Hyunnie, dia adalah penjaga kastil ini, Ahjussi…” sapa yongHwa kepada orang tua itu. “Dia bagaimana?” Hyun kembali memandang YongHwa lamat-lamat, dia?? Siapa maksud YongHwa?? “Tuan besar kondisinya seperti biasa YongHwa-ssi. Tadi siang ibu anda juga kesini sesuai dengan perintahnya, mereka berbicara lama sepertinya…” YongHwa mengangguk, lalu meraih tangan Hyun dan mengajaknya menuju ke lantai dua. Di sebuah ruangan yang luas di depan perapian Hyun melihat seseorang duduk membelakangi mereka di sebuah kursi goyang. “Dia adalah ayahku…” Hyun maju mendekati kursi itu, ketika kursi itu tiba-tiba bergoyang, dia menghentikan langkahnya. YongHwa di belakang memberinya isyarat untuk mendekatinya tanpa segan. Tetapi entah mengapa kaki Hyun tak bisa bergerak, YongHwa lalu maju dan membimbingnya. Ayah YongHwa terlihat tua dan renta, matanya tertutup dengan wajah yang berkeriput. Sungguh sedikit ironis menemukan kenyataan jika anaknya terlihat sangat sempurna sedangkan ayahnya terlihat menyeramkan. “Aboji…” Mata tua itu tiba-tiba terbuka, dan Hyun melihat tatapan tajam itu memaku dirinya. “Aboji, ini Hyunnie teman wanitaku…” YongHwa membimbing tubuh Hyun maju lebih dekat ke ayahnya. Tuan Jung hanya mengangguk-angguk dengan ekspresi yang datar. Setelah melihat anaknya dengan teman perempuannya dia lalu menutup mata kembali. YongHwa menghela nafas pelan. Dia lalu membimbing Hyun menjauhi ayahnya, keluar dari ruangan itu. Di luar mereka kembali disambut orang tua tadi. “Pastikan dia baik-baik saja Ahjussi. Jika ada perubahan sekecil apapun hubungi aku…” Orang tua yang dipanggil paman itu membungkukkan tubuhnya. “Dee…” Mereka kemudian berjalan dalam diam keluar dari kastil itu. Hyun pun tidak ingin mengambil resiko berbicara sesuatu saat ini, dia menunggu YongHwa yang memberi penjelasan. “Keluarga kami adalah keturunan keluarga penyihir Gijang-gu…” setelah sampai di mobil mewah YongHwa dan YongHwa kemudian memasang atap mobil itu, diapun memulai ceritanya. “…sejak beberapa abad yang lalu. Dan ayahku adalah ketua persekutuan itu karena keluarga kami adalah keluarga tertua dan paling disegani di kalangan penyihir se daehan Minguk. Kondisi ayahku seperti itu karena dia menolak menyerahkan kekuatan yang telah diwariskan kepadanya secara turun temurun. Kekuatan besar itu mungkin menjadi incaran semua orang karena pemiliknya akan memiliki kekuatan yang tak tertandingi dan bisa melakukan apapun yang dia inginkan juga akan kebal terhadap kematian. Tetapi ayahku dan aku pribadi menolak kekuatan itu untuk kuwarisi, ayahkupun sependapat denganku. Dia bertahan menderita seperti itu karena tidak ingin aku anaknya menderita jika memiliki kekuatan itu...” Hyun mendengar cerita YongHwa dengan seksama. “…Aku ingin kamu tahu fakta ini, karena aku tidak ingin menyembunyikan apapun itu dari wanita yang aku cintai… Hyun tersentuh dengan kata terakhir yang diucapkan oleh YongHwa. “Aku mengerti…” YongHwa terdiam sesaat lalu menghentikan mobilnya di jalan keluar dari gerbang kastil. “Jashikk…” Gumamnya pelan lalu membuka sabuk pengaman Hyun dan merengkuh tubuh itu mendekat ke arahnya. Dia lalu mencium bibir Hyun sebelum gadis itu melakukan apapun. Hyun tidak memiliki naluri apapun untuk menjaga diri dan lagi dia tidak ingin melakukan itu karena sekarang dia merasa meleleh dalam pelukan YongHwa. Lengannya lalu melingkar di sekeliling leher YongHwa dan membalas ciuman YongHwa dengan sama antusiasnya. Sesaat mereka tenggelam dalam ciuman itu sebelum kemudian YongHwa mengangkat bibirnya dari bibir hyun, menghembuskan nafas keras dan memandang mata Hyun sementara tangannya membelai wajah cantik itu. Hyun tersenyum pelan. “Sarangheyo Hyunnie, aku mencintaimu sejak pertama melihatmu. Sedikit merasa sesak tidak bisa menjadikanmu kekasih tanpa menjelaskan padamu siapa diriku sebenarnya…” “Na du. Sarangheyo Yong Oppa siapapun dirimu bukan menjadi masalah bagiku…” senang dengan fakta bahwa YongHwa mencintainya membuat Hyun mendekatkan wajahnya ke wajah YongHwa lalu mulai menciumi wajah YongHwa dengan lembut. Dia membawa bibirnya ke alis YongHwa yang tebal, kelopak matanya, pipinya, hidung dan dagunya. Bibirnya lalu bergerak turun ke leher YongHwa yang kuat. Dan ketika dia mengangkat kembali wajahnya dia menemukan wajah YongHwa yang berbinar-binar. Mereka kembali akan berciuman ketika Telepon cellular YongHwa berbunyi pada saat yang tidak tepat. Rahang YongHwa menegang. Merekapun urung berciuman, dan YongHwa meraih Telepon celularnya untuk menjawab panggilan JongHyun. “Hyung, Soo diserang. Sekarang aku sudah berada di rumah sakit…” YongHwa terkesiap kaget. Setelah menutup pembicaraan lewat Hp dengan JongHyun dan memastikan akan segera menemuinya di Rumah sakit, dia lalu berbalik ke arah Hyun. “Soo sekarang di Rumah sakit…” Hyun terkesiap dan sekarang dia gemetaran. “Kenapa Soo onnie bisa di bawa ke rumah sakit?” “Ada sesuatu yang menyerangnya. Aku belum bisa menjelaskan itu padamu…” YongHwa kemudian melajukan mobilnya diatas kecepatan rata-rata. Disisinya Hyun terdiam dan memlilih melafalkan doa demi keselamatan kakak sepupunya itu. .5. Malam itu udara terasa sejuk. Hyun memakai gaunnya dan mematut diri di cermin. Malam itu dia akan menghadiri pesta prom night di The Spencer Academy. Sepupunya sendiri yang telah keluar dari Rumah sakit sore tadi juga sebenarnya berniat untuk hadir di acara ini tetapi Soo kemudian mendapat halangan dari orang tua dan kekasihnya, yah pasca kejadian penyerangan yang dilakukan oleh seseorang yang tidak bertanggungjawab, hubungan Soo pun akhirnya resmi menjadi sepasang kekasih dengan JongHyun. Meski sedih karena sepupunya di serang namun Hyun senang dengan fakta sepupunya itu akhirnya berpacaran dengan JongHyun. Dia kembali memperbaiki riasannya ketika pelayannya datang dan mengabarkan kalau YongHwa telah datang menjemputnya. Dia berlari turun dan menemukan kekasihnya itu terlihat gagah daam balutan jas. Selain pesta prom night di sekolah mereka hari inipun menjadi hari istimewa bagi YongHwa karena tepat jam 12 nanti usianya akan menjadi 17 tahun. Mereka kemudian menuju rumah YongHwa terlebih dahulu. YongHwa bermaksud mengenalkannya pada ibunya. Sesampainya di kediaman YongHwa, yang ternyata disana telah menanti kedua sepupu YongHwa, JongHyun dan MinHyuk, Ibu YongHwa kemudian menyambut Hyun dan memperlakukannya seperti anaknya sendiri. Dia bahkan membimbing Hyun dan meminta waktu kepada YongHwa untuk dibiarkan berdua dengannya. YongHwa menganggukkan kepala lalu Hyun pun dibawa ibu Yonghwa menuju kamarnya. JongHyun mendekati YongHwa setelah kepergian Ibu YongHwa dan Hyun. “Hyung, ini informasi terbarunya. Go adalah putra dari keluarga penyihir juga tetapi keberadaan keluarganya tidak diakui. Ayahnya adalah anak haram dari keluarga penyihir di Gijang-gu, untuk itu dia mendapat penolakan dari persekutuan kita pada saat itu. merasa terkucilkan dan tidak diakui Ayah Go kemudian pindah ke luar negeri. Dan sekarang Go kembali mungkin bermaksud untuk membalaskan dendam ayahnya…” “Oh begitu. Apakah kamu yakin pelaku kejadian beberapa hari terakhir ini adalah dia?” “Aku bisa memastikan dialah pelakunya Hyung…” Kali ini MinHyuk angkat bicara. YongHwa tidak pernah meragukan analisis MinHyuk. Anak itu yang paling cerdas diantara mereka berempat dan informasinya selalu akurat. “Aku yakin serangan-serangan yang dilakukannya beberapa hari terakhir ini adalah ditujukan untuk kita, mungkin baginya akan lebih baik jika dia menyerang orang-orang di sekitar kita sebelum menyerang kita secara langsung. Terlebih sepertinya dia takut jika harus menghadapi kita berempat secara bersamaan…” YongHwa manggut-manggut. “Oh iya JungShin mana?” “Dia masih mengawasi pergerakan Go, Hyung...” “Apakah tidak mengapa membiarkannya sendiri menghadapi maniak itu?” “Aku sudah memperingatinya untuk berhati-hati Hyung…” Obrolan mereka kemudian terhenti ketika Hyung turun dari tangga dan terlihat cantik dengan sebuah kalung berbandul bintang menggantung di leher putihnya. YongHwa mengenali kalung itu adalah kalung warisan keluarganya turun temurun. Apakah ini berarti ibuny amerestui hubungan mereka. YongHwa kemudian mengirim senyum hangat ke ibunya yang berjalan di belakang Hyun lalu mendekati kekasihnya itu. “Beautiful…” bisiknya di telinga Hyun. Hyun tersipu malu. “Gomawo oppa, ini hadiah ommoni padaku…” YongHwa menganggukkan kepala. “Hyunnie, kamu ke TSA bareng MinHyuk dan JongHyun yah. Soalnya ada sesuatu yang harus aku kerjakan. Kita bertemu disana nanti dan aku tidak lama kok…” Hyun mengangguk. Setelah pamit pada ibu YongHwa dan pada YongHwa yang memberinya ciuman di kepalanya merekapun menuju TSA. YongHwa sendiri mendekati ibunya. “Ibu harap kamu mempertimbangkannya dan sebentar lagi usiamu 17 tahun, mau tidak mau dan suka tidak suka kamu harus menerima kekuatan itu…” “Tapi ommoni??” “Ibu tahu keberatanmu, kekuatan itu benar akan membuatmu tak terkalahkan tapi dia juga membawa dampak negatif dan jika tidak mampu mengelolanya dengan baik bisa-bisa kamu yang akan dikuasainya. Tapi semua kembali ke dirimu sendiri, ke hatimu. Tak akan ada yang mampu menguasaimu bahkan itu sisi gelap yang ada pada kekuatan itu jika hatimu bersih dan kamu berjalan di jalan kebenaran…” YongHwa merenungkan ucapan bijak ibunya. Dia kemudian mengangguk. “Aku akan memikirkannya Ommoni. Sekarang aku akan menuju TSA sebelumnya mungkin akan menjemput JungSHin dulu…” Ibunya kemudian melepas kepergian YongHwa, dan entah mengapa dia merasakan sesuatu. Meanwhile… Tanpa dikathui ketiga sepupunya, JungShin yang mengendarai motor besarnya malam itu sekarang justru berhadapan dengan maut. Go ternyata mengetahui jika dia sedang dikuntit dan tanpa dinanya tiba-tiba muncul di hadapan Jungshin. JungShin terpana lalu tanpa mampu menghindari serangan Go dia kemudian terpental dengan mudahnya. Motornya hancur berkeping-keping dan dia sendiri tergeletak pingsan. Go tertawa terbahak-bahak. Dia lalu mengangkat tubuh kaku JungShin dengan menggunakan kekuatan sihirnya lalu memasukkannya ke dalam mobilnya. Dia kemudian mengemudikan mobilnya menuju Aula besar The Spencer Academy. Sesampainya di sana dia meletakkan tubuh pingsan JungShin tepat di halaman Aula TSA. JongHyun, MinHyuk dan Hyun yang datang lima menit kemudian terbelalak melihat tubuh kaku JungShin tergeletak pingsan begitu saja. JongHyun segera berlari memeriksa dan memastikan kalau JungSHin hanya pingsan. Dan setelah mengeceknya dia kemudian membopong tubuh sepupunya itu menuju mobilnya dan langsung mengarahkan mobilnya menuju Rumah sakit. Dan menghubungi YongHwa. Sekarang tersisa MinHyuk yang menyertai Hyun. Mereka melangkah masuk ke aula dan melihat aula itu telah ramai oleh siswa-siswa The Academy Spencer. Hyun kemudian berbaur dengan teman-temannya. MinHyuk pun melakukan hal yang sama meski dia tetap mengintensifkan instingnya dan mengawasi Hyun dari jauh. Yah, dia harus mengawasi kekasih kakak sepupunya itu, jika Go menyerang orang-orang disekitar YongHwa maka Hyun adalah salah satu calon korbanya karena hubungan mereka sudah diketahui public. Tiba-tiba lampu ruangan besar itu padam, gadis-gadis menjerit. minHyuk terkesiap. Ini pasti ulah Go. Dia kemudian berusaha mencari sosok Hyun dalam kegelapan. Kejadian itu hanya berlangsung beberapa menit, dan beberapa menit kemudian lampunya menyala. Dan MinHyukpun tidak lagi menemukan sosok Hyun dimanapun di ruangan besar itu. .6. >Musik latar : Linkin Park – Crawling<
“Kau harus membayar semua perbuatanmu…” YongHwa berdiri berhadapan dengan Go di gubuk tua di tengah lapangan di dalam hutan malam itu. YongHwa berhasil mengejarnya sampai disini. Setelah mendapat info tentang hilangnya Hyun dia kemudian bergegas mencari sosok Go dengan menggunakan telepati dan instingnya. Sebelumnya dia memastikan jika JungShin memang hanya pingsan dan ibunya berada dalam pengawasan MinHyuk akan menemui ayahnya.
YongHwa kemudian melihat di belakang Go tubuh Hyun tergeletak pingsan. Dia geram dengan kenyataan itu.
“Hoho..kau pikir siapa dirimu? Kau hanyalah pecundang tak berarti. Kau bahkan tak mampu mewarisi kekuatan ayahmu..” Go tertawa sinis membuat YongHwa geram bukan alang kepalang.
“Hmmm… Aku bukannya tak mampu tapi aku tak mau, ku harap kamu bisa membedakan dengan jelas. Tapi aku tidak yakin dengan otakmu yang cekak itu kamu mampu membedakannya…”
Go geram dengan ucapan terakhir YongHwa, dia lalu mulai menyerang YongHwa namun serangannya mampu di tangkis dengan mudahnya oleh YongHwa.
“Hanya seperti itu kemampuanmu?? Huhhh…mulut besarmu itu tidak sebesar kemampuanmu ternyata…”
Merasa geram dengan ucapan YongHwa, Go melakukan serangan berikutnya. Dari tanah dibawah kakinya terdengar bunyi “krak” yang berulang-ulang. Lalu tanpa dinanya mulailah bermunculan batu-batu runcing menghujam keatas berusaha mengenai tubuh YongHwa, dengan segera YongHwa menghindar dengan cara membiarkan tubuhnya melayang di udara dan menghancurkan batu-batu runcing yang bermunculan di bawahnya. Merasa membuang-buang waktu, YongHwa lalu menyerang Go tepat ke tubuhnya untuk menghentikan pergerakan batu-batu runcing yang bermunculan tiada hentinya. Dia kemudian mengirim bola api ke arah Go, Bola api itu tidak mengenai Go tetapi berhasil memecah konsentrasinya sehingga batu-batu berhenti muncul dari bawah tanah.
Tetapi tanpa disadari oleh YongHwa, ketika dia lengah sesaat setelah menyerang Go. Go kemudian menyerangnya balik, kiriman gelombang udara yang terasa menusuk sampai tulang belulang tepat mengenai tubuh YongHwa membuatnya terpental keras dan dari hidungnya mengucur darah segar.
Go tertawa terbahak-bahak. YongHwa merasa limbung, badannya terasa sakit bukan main. Astaga, sebesar inikah kekuatan pria di hadapannya itu? sehingga bisa melumpuhkannya dengan mudah.
“Hahahaha.. ternyata sangat mudah melumpuhkanmu. Jika tahu seperti ini aku mestinya langsung saja menyerangmu tanpa harus membunuh orang-orang tak berguna itu. hanya membuang waktuku saja. Dan aku akan memberi tahumu setelah menghabisimu aku akan menemui ayahmu dan memaksanya menyerahkan kekuatannya padaku. Aku yang telah mengalahkan anak kesayangannya..hahhahha..”
YongHwa mendesis marah. Dia lalu mencoba bangkit namun sekali lagi gelombang udara yang dikirim Go kembali menghempaskan tubuhnya dengan mudahnya, kembali tubuhnya terpental dan kali ini sakitnya dua kali lipat terasa di tubuh YongHwa.
Sementara itu, ketika YongHwa sedang bertempur dengan Go. Ibu YongHwa diantar oleh MinHyuk telah tiba dikastil tua keluarga Jung.C.Denvers. ibu YongHwa tanpa membuang waktu mendatangi suaminya lalu membujuknya untuk menyerahkan kekuatannya kepada anaknya yang sekarang terancam bahaya. Bertepatan dengan jam dinding tua di ruangan itu berdentang dua belas kali, dari tempatnya duduk Ayah YongHwa melepas kekuatannya dan mengirimkannya kepada anaknya, setelah itu dia lalu memandangi wajah istrinya sesaat sebelum menutup mata untuk selamanya dalam kedamaian.
Kembali ke tempat pertempuran YongHwa dan Go. YongHwa yang sudah kewalahan dan sekarang menjadi bulan-bulanan serangan Go merasakan sebuah Energy besar mengalir dalam pembuluh darahnya. Tak tertahankan. Terasa panas dan menyengat. YongHwa merasakan energy besar itu menguasainya dan membuatnya mulai lepas kendali terhadap diri sendiri. Dia bangkit dari keterpurukannya.
“Kau memaksaku untuk menyerangmu…” mata YongHwa menyorot tajam. “Aaaaaa… Matilah kau…” Dia kemudian mengumpulkan kekuatannya lalu sebuah cahaya berwarna merah dengan kecepatan tinggi mengarah ke tubuh Go tanpa bisa dicegahnya membuat tubuhnya terpental ke dinding lalu jatuh dan tidak bergerak. Kejadian itu berlangsung cepat. Sangat cepat dan dengan mudahnya YongHwa berhasil mengalahkan Go yang sekarang tergeletak tak berdaya. Dan seketika setelah beberapa saat YongHwa merasa energy tadi telah surut seketika. Dia kemudian mengatur nafasnya pelan.
Ketika kesadarannya sempurna kembali, dia menyadari keberadaannya dan setelah melihat Go tidak berkutik lagi, da berlari ke tubuh Hyun yang tergeletak tak berdaya lalu mulai memeluknya. Gadis itu hanya pingsan.
Tidak berapa lama dia mendengar mobil tiba di luar gedung tua itu. Dan kehadiran MinHyuk dan JongHyun kemudian mempertegas dugaannya. Dia lalu menggotong tubuh Hyun menuju Mobil JongHyun, menolak menggunakan sihir untuk memindahkan tubuh kekasihnya itu. Dia menggendong tubuh Hyun dengan hati-hati.
Setelah memastikan tubuh Hyun terlindungi di mobil, dia bersama JongHyun kembali masuk ke Gedung tua untuk meringkus Go tetapi tubuhnya kaku seketika ketika sosok tubuh yang baru saja dilihatnya tergeletak tak berdaya itu hilang tak berbekas.
.END.
Behind The Story :
Di bawah ini sedikit info tentang filmnya…
THE COVENANT
Rilis : 8 September 2006
Directed by : Renny Harlin
Written By : J.S Cardone
Sinopsis : 5 cowok misterius terlibat persekutuan sihir . Cerita dimulai tentang empat pemuda yang merupakan pewaris penyihir Ipswich (Ipswich sendiri adalah nama kota di Inggris, letaknya di bagian timur. Tepatnya di kabupaten Suffolk). Tampan, kaya, menawan. Itu adalah gambaran mereka semua. Kuliah di The Spenser Academy. Mereka terkenal sebagai bad boy di kampus. Caleb Denvers, Reid garwin, Pogue Parry, & Tyler Simms. Masalah diawali saat anak yang baru pindah Chase Collins mulai mendekati hidup keempat Ipswich.
Menurutku film ini lumayan seru. Jika dibanding HP atau Twilight yang temanya sedikit banyak sama, mungkin The Covenant memang tidak terlalu terdengar gaungnya. Tetapi jika mau disandingkan menurutku masing-masing punya daya tarik tersendiri yang membuat ketiganya berbeda dan mempunyai nilai jual yang tinggi, salah satunya adalah pemainnya yang good loking. Nah para pemain di Film The covenant ini juga cakep-cakep girrlllzzz..hehehhe... Menurut info terbaru The Covenant sendiri telah dibuat sequelnya, tapi aku belum sempat menontonnya. Hikkss…
Anneyong Haseyo Yoorobun dan Happy Iedl Fitri 1432H all…^^
.With Luv ; SJ
Selasa, 30 Agustus 2011
YS IDOL (Chapter 6 BECAUSE YOU LOVE ME Part 2)
SJ Entertainment Present :
Serial : “YS IDOL”
Chapter 6 “BECAUSE YOU LOVE ME Part 2”
Lead Cast :
Jung Yong Hwa (CN Blue)
Seo Joo Hyun (SNSD)
Other Cast :
*International Relation Majors (Seohyun Classmate) :
Nicole, Ji Young (KARA), YoSeob (Beast), Jinwoon (2AM), WooYong (2PM), Min (Miss A), Sulli (f(x)), SoHee (WG), Jaejin (FT Island)
* Law international Majors (YongHwa Classmate):
Jonghyun (CN Blue), Hongki (FT Island), Soejin (Girls day), Sunye (WG), Desung (Big Bang)
* Business Departement (Siwon Classmate) :
Siwon, Heechul, Kyuhyun, DongHae, SungMin, Yesung (SUJU)
*GI Cheersleaders (BFF Seohyun for Girly Time) :
Jessica, Yoona, Sunny, Tiffanny, Hyoyeon, Yuri, Taeyeon (SNSD), Bekah (After School, Out), Soo Yong(SNSD, in)
*Code Blue (Bandmates YongHwa) :
JongHyun, Jungshin, Minhyuk (CN Blue), HongKi (FT Island)
*TX Band :
Yunho (TVXQ), Kim Joon (T-Max), Jungmo (TRAX), Seolong (2 AM)
*Team Basket GI University :
Siwon, DongHae, Jinwoon, Gikwang (Beast), LeeJoon, Go (MBlaq), Chansung (2PM)
Manajer : Heechul
*Best Appereance : Go Hara (KARA), Lady Jane, Simon D (Supreme Team), Wang Suk Hyun
Opening Theme Song : Intuition by CN Blue
Recently Status ;
SeoStar : Comfused…T.T
***
Another Day in Go-Chun International University
Seharusnya hari itu menjadi hari yang indah, betapa tidak hari itu pohon-pohon lembut bertunas hijau dan kuncup bunga putih kelihatan seperti lukisan impian di musim semi. Tetapi tidak demikian dengan perasaan SeoHyun. Dia bingung, dia sedih, dia terperangah dan kalau mau jujur semua terasa kabur baginya.
Selama ini, dia selalu mengira bisa menerima segala sesuatunya dengan mudah terlebih kalau teorinya sudah melekat di kepala, tetapi pada prakteknya tetap saja hal itu adalah sesuatu yang sulit diterima oleh akal sehat. Dia kembali berflashback pada kejadian kemarin sore.
***
Cheer’s GI RooM…
“Oppa…”
Seohyun sedikit dikejutkan dengan kehadiran kakaknya di depan ruangan istirahat yang menjadi basecamp anak-anak Cheer’s GI University sore itu ketika mereka baru saja selesai latihan.
“Waeyo? Mau menjemputku, tidak biasanya??” Seohyun dengan nada riang menghampiri kakaknya yang sore itu meski terlihat ganteng seperti biasa tetapi kelihatan agak sedikit grogi.
“Aniya, aku kesini karena sesuatu?”
Seohyun mengerutkan kening. “Apaan? Sesuatu yang pentingkah?”
Siwon mengangguk lalu kemudian mengelilingkan pandangan, mencari satu sosok, dan ketika dia menemukan gadis itu sedang berbenah, memasukkan pakaian cheer’snya kedalam tas tanpa menghiraukan kehadirannya. Siwon kemudian berlalu meninggalkan tubuh adiknya yang masih penasaran dan menghampiri SooYoung.
“SooYoung-ssi, Anneyong…”
“Oh, Siwon sunbenim, anneyong…” dia berdiri lalu membungkukkan badannya.
Seohyun yang tadi masih asyik terperangah sekarang sadar-sesadar-sadarnya. Kakakknya kesini bukan tanpa alasan yang tidak jelas tetapi demi perempuan yang selama ini dicintainya? Dan apakah perempuan itu SooYoung Onnie? Bukan Tifanny Onnie, Seperti tebakannya selama ini? Batinnya pelan. Dia lalu mengalihkan perhatiannya ke Tifanny, yang juga terlihat shock sore itu menemukan fakta Siwon mendatangi SooYoung secara khusus.
“Aku ingin menjemputmu, bolehkan?”
SooYoung terperangah, tidak pernah terbayangkan di kepalanya dia akan menemui fakta ini terjadi di dalam hidupnya. Siapa yang tidak mengenal Siwon di GI University. Anak dari salah satu Chaebol Korea Selatan yang menjadi ketua Dewan Mahasiswa, terkenal tajir, cerdas, aktif dan ramah membuatnya dikagumi oleh banyak perempuan, tetapi kenapa dia kemudian mendekati, bahkan menjemput orang seperti dirinya. SooYoung tidak ingin munafik, jujur dia diam-diam menyimpan kekaguman yang sangat kepada Siwon, bahkan masih sejak ketika pemuda itu tanpa peduli keselamatan dirinya sendiri meyelematkan nyawa SooYoung. Tetapi SooYoung cukup tahu diri, siapalah dirinya, yang “Nobody” itu dibanding dengan Siwon yang nyaris memiliki segalanya.
Di tempatnya berdiri, Seohyun yang sudah bisa meraba keinginan kakaknya malah mengkhawatirkan hal lain. Dia lumayan shock juga mendapati perempuan incaran kakakya ternyata SooYoung yang jelas bukan siapa-siapa jika dibanding dengan Tifanny, yang selama ini disangka Seohyun adalah gadis pujaan kakaknya. Hal itulah yang sekarang dikhawatirkannya, Tifannya. Dia cukup dekat dengan Tifanny, mereka besar bersama, terlahir dari lingkungan yang sama, banyak menghabiskan waktu bersama. Dia tahu seberapa sayang Tifanny pada kakaknya. Ini akan membuat Tifanny sakit hati. Seohyun kemudian mendekat lalu menarik kakaknya yang masih berdiri menunggu jawaban SooYoung.
“Oppa, can we talk?”
Siwon yang sedang tegang menanti jawaban SooYoung kemudian mengalihkan perhatian kepada adiknya.
“What’s up?”
Seohyun kemudian menarik tangan kakaknya sedikit menjauh dari SooYoung dan anak-anak cheer’s lainnya yang juga sedang menantikan apa yang akan terjadi kemudian.
“Oppa, apakah Oppa menyukai SooYoung Onnie dan berniat untuk mengatakan perasaan Oppa padanya?”
Siwon tersenyum lalu mengacak kepala adiknya pelan. “Kan kamu sendiri yang mengatakan kepada Oppa jika money, power, status, prestige..bukan itu yang terpenting. Yang penting adalah perasaan kita. Jika kita mencintai seseorang kita harus mengungkapkannya, tidak mesti disimpan dan dipendam hanya karena terkendala dengan lingkungan yang bisa saja tidak menerima. Yang terpenting adalah perasaan kita. Itukan katamu kemarin?”
Seohyun menganggukkan kepala. “Arasho, tetapi maksudku bukan ini. Aku pikir selama ini Oppa menyukai Fany Onnie. Cuma karena keluarga fany onnie sedikit mengalami kebangkrutan dan rumor yang beredar mereka mendadak kehilangan segala sesuatunya, itu kemudian menjadikan Oppa menahan perasaan Oppa kepadanya, dan Oppa menunggu sampai semuanya kembali stabil. Iyakan?”
Siwon tertawa. “Fany-ah? Aku selama ini menganggapnya adik sepertimu. Tidak pernah terbersit di dalam hatiku untuk menjadikannya kekasih. Kita tumbuh bersama Hyunnie, oppa pikir kamu sudah tahu?”
Siwon kemudian mengusap wajah adiknya pelan. “Mianhe, menyembunyikan ini padamu. Tetapi nanti aku ceritakan semuanya, sekarang biarkan Oppa menemui SooYoung dulu.”
Siwon kemudian kembali ke tempat SooYoung berada. “Ayo, kamu sudah mau pulangkan?”
Karena tidak ingin mempermalukan Siwon di depan teman-teman dan adiknya, meski SooYoung sedikit enggan dan risih, dia kemudian menganggukkan kepala pada akhirnya. Dia berencana sesampai mereka di tempat parkir nantinya, dia akan menolak pelan keinginan Siwon untuk mengantarnya. Dia menyukai Siwon, dia mengakui itu, tetapi dia tahu kalau dia tidak berhak untuk memiliki hubungan lain dengan Siwon selain pertemanan.
***
Back to Go-Chun International University
Dan disinilah Seohyun sekarang berada. Meski sedang nongkrong bersama gerombolan taman kampus tetapi perhatiannya tidak tertuju disana. Bahkan ketika MinHyuk kembali saling melempar celaan dengan Sully, dia tidak memperhatikannya, padahal biasanya dia yang menjadi penengahnya. Dia masih asyik berkutat memikirkan hubungan cinta segitiga kakaknya. Bahkan setelah kejadian di Cheer’s Room itu sampai detik ini, kakaknya belum lagi bercerita segalanya padanya. Justru Tifannylah yang kemudian bercerita segalanya padanya.
“Aku sebenarnya sudah tahu sejak dulu jika Siwon Oppa tidak pernah menganggapku lebih selain saudara seperti dirimu, Hyunnie. Tetapi meski tahu itu, aku tetap saja selalu menyimpan rasa itu kepadanya.”
“Onnie…”
“Tapi jangan mencemaskanku Sayang. Meski sangat menyukai Siwon Oppa, aku harus tetap menghargai perasaannya dia. Jika dia mencintai SooYoung-ah, aku akan ikhlas menerimanya meski sakit.”
“Onnie…”
“Kita sudah dewasa Hyunnie. Terkadang apa yang kita inginkan tidak selalu kita dapatkan. aku cukup belajar banyak dari masalah yang menimpa keluarga baru-baru ini, aku belajar arti keikhlasan dari sana. Hidup itu adalah seni bagaimana kita menjalaninya dengan hati lapang, menerima takdir kita baik itu yang bagus maupun yang jelek dengan lapang dada. Tidak malah bersikap egois, hanya mau menerima yang bagus tetapi menolak yang jelek, karena inti dari kehidupan adalah keseimbangan. Mungkin saja kebahagiaan kita adalah penderitaan orang lain, dan penderitaan kita adalah kebahagiaan orang lain, memang harus balance…”
Seohyun berkaca-kaca mendengar ucapan bijak Tifanny, dia kemudian hanya bisa memeluk perempuan yang sudah dianggapnya kakak itu.
Seohyun menghela nafas panjang dan kembali menyadari dimana keberadaannya. Dia kemudian bisa mendengar dengan jelas pertengkaran-pertengkaran dan saling mengejek dan mencela Sulli dan MinHyuk. Karena merasa terganggu dan ingin sendiri, Seohyun mengambil tas Pradanya lalu berlalu dari tempat nongkrong mereka.
“Mau kemana Hyunnie??” JiYoung menanyainya.
“Aku butuh sendiri…” Jawabnya singkat lalu berlalu. Dibelakang masih di dengarnya JiYoung dan Nicole yang kemudian menyalahkan MinHyuk dan Sulli yang selalu bertengkar yang kemudian menyebabkan Seohyun memilih pergi.
Seohyun melangkah dalam diam, dia asyik memperhatikan indahnya daun dan bunga-bunga yang bermekaran di musim semi. Yah, benar kata Fany Onnie, hidup itu sebenarnya teramat indah.
Ketika berbelok ke jalanan yang sedikit sunyi dari kehadiran mahasiswa, dia mendengar sebuah suara yang bernada tinggi, karena penasaran dia berbelok dan menemukan Hara dan dua orang dayang-dayangnya sedang sibuk menganggu Soejin. Hara sudah akan melayangkan tangannya menuju wajah Soejin yang memucat ketika Seohyun berteriak.
“Yaaa….”
Teriakan Seohyun lumayan berfungsi, dalam perjalanan tangan Hara kemudian terhenti mengambang di angkasa, dia menurunkannya dan berbalik melihat Seohyun berdiri di belakangnya. Meski sedikit kaget karena kehadiran Seohyun tetapi Hara tidak memperlihatkannya.
“Ada apa? Ini bukan urusan kamu, dan kamu tidak punya kapasitas untuk mencampuri urusanku…”
“Urusanmu? Onnie…” Seohyun meninggikan dagunya lalu berjalan pelan menuju Hara dan kawan-kawannya. “..ini akan menjadi urusanku jika yang kamu pukul itu adalah temanku. Dan berhubung Soejin Onnie adalah temanku, makanya ini menjadi urusanku…”
Tanpa menoleh kepada temannya, Hara kemudian mengirim sinyal melalui jentikan jari dibelakang punggungnya kepada temannya untuk segera mencari bantuan. Jika melawan Seohyun dia tahu dia tidak akan menang tapi ini kesempatan yang baik untuk mempermalukan Seohyun di depan umum.
“Huuuhhh? Temanmu? Jangan membuatku muak, sejak kapan kamu mau berteman dengan orang-orang seperti mereka?Kaum yang termarjinalkan..”
Seohyun terhenyak kaget, Dia tahu kalau Hara memang membencinya dan suka bersikap seenaknya tetapi tetap saja mendengar dia mengatakan hal yang buruk seperti itu, tidak terbayang di kepala Seohyun. Karena marah, Seohyun pun bersiap untuk melawannya kali ini, jika dulu dia hanya mengacuhkan sikap-sikap atau kelakuan-kelakuan buruk Hara, kali ini dia bertekad untuk melawan.
“Hara-ssi, maksudmu apa dengan kaum termarjinalkan? Kamu pikir dirimu siapa? Kamu sama sekali tidak punya hak untuk mengucapkan hal seperti itu…” Seohyun mulai garang, dia bahkan berani untuk menanggalkan panggilan “Onnie”, dan memberi pandangan yang tajam kepada Hara.
Hara mendelik, dia tahu jika melawan Seohyun besar kemungkinan dia kalah, tetapi karena terpicu dendam diapun bertekad untuk melawannya. “Huuhh, memang kamu seperti itukan? Kamu hanya ingin bergaul dan berteman dengan mereka yang berduit dan popular, Seandainya saja dia bukan kekasih uri JongHyun kamu tidak akan berteman dan bergaul dengannya. Huuhhh…padahal seandainya saja kamu tidak memiliki segalanya tidak bakalan ada orang yang ingin berteman denganmu, menyebalkan, sok tahu, berlagak…”
Soejin di belakang Hara melihat kedua anak popular ini sedang bertengkar lumayan shock juga. Tadi waktu dia dicegat dan dibawa oleh Hara, dia sudah siap menerima caci maki Hara yang masih terobsesi dengan anak-anak Code Blue, tetapi menemukan Seohyun terlibat karena membelanya merasa bersalah dan ingin membela Seohyun tetapi apa daya dia bahkan tidak punya daya untuk melawan kedigdayaan anak-anak popular dan punya segalanya seperti Hara, Soejin pikir Seohyun pasti lebih bisa menghadapi Hara dibanding dirinya, dan dugaannya benar ketika dia melihat Seohyun yang awalnya terlihat kaget melihat keberanian Hara melawannya namun sekarang malah sedang tertawa.
“Hahhaha..Onnie, kamu terlihat lucu…Uri JongHyun??” Seohyun tertawa sinis lalu melempar tatapan tajam. “Sejak kapan JongHyun oppa menjadi milik kalian? Just in your dream onnie…”
Hara marah dilecehkan seperti itu, dan dia melihat beberapa orang mulai bergerombol melihat pertengkaran mereka, dia tidak mau jika harus menanggung malu sendiri, seohyun pun harus merasakan hal yang sama.
“Ciihhh, trus hanya kamu yang merasa memiliki mereka, karena kamu adalah SEOHYUN…” ketika menyebut nama Seohyun, Hara sengaja memberi tekanan, “…Kekasih Jung YongHwa, dan itu membuatmu bangga begitu…huuuhhh…” Hara sengaja merendahkan Seohyun di depan orang banyak, Seohyun yang setengah mati merasa dongkol bin jengkel, betul-betul gregetan melihat tingkah norak Hara itu. Dia kemudian mengalihkan pandangannya menatap Soejin.
“Onnie, ayo kita tinggalkan tempat ini…” Dalam pelajaran attitude yang telah diterimanya sejak dia kecil, Seohyun tahu, bertengkar dengan Hara adalah hal terakhir yang dilegalkan oleh semua guru kepribadiannya itu. Bertengkar dengan orang bebal bin norak seperti Hara justru hanya akan merendahkan dirinya juga.
Hara yang marah melihat dia diacuhkan sekarang benar-benar emosi, tanpa terkontrol dia lalu mengucapkan kata-kata kasar. “Huhhh…kamu pikir dirimu siapa? Uri YongHwa hanya menginginkan tubuhmu itu kenapa dia bertahan denganmu, gadis manja dan keras kepala, sombong dan arrogant yang hanya punya duit tapi tidak punya otak, ti…”
Seohyun terkesiap dengan kata-kata Hara, terutama bagian yang merendahkan YongHwa. Dan tanpa mampu dicegahnya tangannya refleks maju menampar wajah Hara. Mahasiswa-mahasiswa yang sedari tadi menonton kejadian itu terkesiap melihatnya, termasuk anak-anak Code Blue minus JungShin dan Minhyuk yang baru saja tiba di lokasi kejadian.
“Hyunnie…” YongHwa berteriak, membuat Seohyun dan Hara langsung berbalik kepadanya. Hara yang pulih dari shock dan rasa kagetnya memanfaatkan situasi dengan memasang wajah menyedihkan dan lari berlindung ke YongHwa.
“YongHwa-yah…” Ucapnya sambil terisak-isak dengan memegang wajahnya, tetapi alih-alih memperhatikannya YongHwa justru hanya menancapkan pandangan pada kekasihnya itu.
Seohyun berdiri kaku, dia tau, teramat tahu, YongHwa tidak pernah suka dengan tindakan-tindakan kasar. Melupakan beberapa orang yang berdiri disana, mereka berdua saling menatap satu sama lain selama beberapa detik, sebelum detik berikutnya YongHwa memberinya perintah yang menurutnya tidak masuk akal.
“Ayo, minta maaf…”
Seohyun terjengah, tidak menyangka YongHwa akan seperti itu. Dia bertahan tidak mau menuruti permintaan YongHwa, malah menentang tatapan memerintah YongHwa.
“AYO, MINTA MAAF…” Kali ini suara YongHwa meninggi. Seohyun yang sejak awal merasa kacau, semakin emosi dengan kata-kata Hara dan terakhir disuruh minta maaf dengan nada marah seperti itu benar-benar membuatnya kecewa dan sedih. YongHwa memarahinya di depan umum hal yang tidak pernah dialaminya dan diluar imajinasinya. Tanpa peduli dengan segalanya Seohyun berbalik dan berlari pergi. YongHwa terkesiap tetapi tidak mengejar Seohyun. Dia lalu berbalik pada Hara dan menundukkan badan meminta maaf, lalu beranjak pergi. HongKi dan JongHyun mengekor di belakangnya juga Soejin yang pada akhirnya ditarik JongHyun.
Soejin merasa bersalah, dan bisa berempati pada kekecewaan Seohyun. Dia merasa kejadian tadi sangat mempermalukan Seohyun yang notabene tidak bersalah. Dia kemudian melepas genggaman tangan JongHyun lalu berlari ke depan dan menghadang langkah YongHwa.
“YongHwa-ssi…”
YongHwa yang juga merasa galau memikirkan Seohyun, kaget dengan tindakan Soejin.
“Mianhe…” Soejin menundukkan wajah, memberi permintaan maaf ala Daehan Mingguk. “Ini semua karena salahku…”
YongHwa terdiam, serius mendengarkan penjelasan Soejin. Dibelakangnya Hongki dan JongHyun juga seksama memperhatikan Soejin yang lalu menceritakan segalanya, awal kejadian dirinya yang diintimidasi oleh Hara yang berujung dengan pembelaan Seohyun padanya.
Yang membuat YongHwa terkesiap kaget dan menyesali perbuatannya tadi adalah ucapan Soejin berikutnya. “Uri Hyunnie sebenarnya sudah mau meninggalkan Hara-ssi ketika kata-kata terakhir Hara-ssi yang sangat tidak sopan itu terucap darinya, dan itu juga yang menyebabkan Hyunnie kemudian menamparnya. Hara-ssi mengatakan sesuatu yang merendahkanmu, YongHwa-yah…”
“Apa tepatnya yang dikatakan Hara-ssi…”
“Katanya kamu hanya menginginkan tubuh Seohyun itu kenapa kamu bertahan dengannya yang manja, keras kepala dan sebagainya…”
YongHwa sempurna membeku. Bagi Seohyun ucapan itu tentu teramat sangat menyakitkan, dia kemudian bisa mengerti kenapa Seohyun menampar wajah Hara. YongHwa merasa teramat sangat menyesal, dia mengusap wajahnya pelan.
“Hara-ssi mengatakan hal seperti itu?” HongKi yang mendengarnya ikut meradang.
“Dee…” Soejin lalu mendekat ke arah jongHyun yang kemudian merangkulnya pelan.
“Hyunnie, pasti sedih sekali tadi ditambah dengan kelakuanmu yang langsung menyudutkannya…” HongKi kemudian memandangi YongHwa dengan nada menyalahkan. “Ahh, memikirkannya yang sekarang menangis membuatku enggan berada di dekatmu, aku pulang…” HongKi lalu berlalu. YongHwa tahu kekecewaan HongKi padanya, HongKi meski sering bertengkar dengan Seohyun tapi sebenarnya sangat sayang pada Seohyun. Dia menganggap Seohyun adik perempuan yang memang tidak dimilikinya. Tetapi kekecewaan HongKi padanya tidaklah mengalahkan besarnya penyesalan dan rasa bersalahnya.
JongHyun menepuk pundaknya lalu ikut berlalu bersama Soejin.
Diliputi rasa bersalah, YongHwa kemudian mencoba menghubungi Telepon genggam kekasihnya itu. Tetapi Telepon Genggam Seohyun tidak aktif. Dia lalu mencoba mencarinya di tempat-tempat NongKrong Seohyun. Di taman kampus, MinHyuk menjawab melalui telepon jika Seohyun tidak disana. Di tempat nongkrong anak Cheer’s GI seohyun juga tidak di sana. Di TX, dia menanyakannya melalui KwangHee namun jawabannya sama Seohyun tidak ada disana. Nihil, Seohyun menghilang dan dia merasa amat menyesal.
“Star, where are you? Sekarang kamu pasti menangis, maafkan aku…” batinnya pelan.
***
Meanwhile, di Kediaman Simon D & Lady Jane..
Seohyun menghirup Cappucino yang disajikan Lady Jane, yang juga adalah kakak dari JungMo.
“Onnie senang kamu datang…”
Seohyun mengangkat wajah lalu tersenyum pelan. Ketika berlari dengan kekecewaannya tadi, dia sudah menangis di atas Taksi yang ditumpanginya ketika Lady Jane menelpon dan memintanya datang ke rumahnya.
“Tapi matamu merah dan bengkak begitu, waeyo aegi?”
“Aniiya, onnie…” Jawabnya pelan.
“Kamu tahukan, kalau kamu itu tidak bisa bohong Hyunnie, kenapa? Apakah kamu juga patah hati seperti JungMo-yah?”
Seohyun tersenyum. “Aniiya, onnie. Aku tidak patah hati. Tetapi memang aku marah sama YongHwa oppa, tetapi tidak patah hati…”
“Ada apa?”
“Dia memarahiku di depan umum…”
Lady Jane mengulum senyum. Dengan keegoisan dan terkadang sifat keras kepala yang dimiliki Seohyun, tentu tindakan YongHwa itu memang keterlaluan menurut Seohyun karena mengusik egonya.
“Onnie yakin, dia pasti tidak bermaksud seperti itu…”
“Aku tahu, tapi tetap saja menyakitkan onnie…” Seohyun tahu YongHwa tidak bermaksud untuk menyakitinya, hanya saja yang membuatnya kecewa teramat sangat adalah kenapa dia tidak mempercayainya dan langsung menyalahkannya.
“Onnie tahu kalau dia selalu menyayangimu sepenuh hati, melukai hatimu adalah hal terakhir yang akan dilakukannya…” di keluarga Seohyun nyaris semua mengenal YongHwa dengan baik, dan akrab dengannya termasuk kakak sepupunya ini.
“Aku tahu onnie…” Seohyun kemudian tersenyum pelan. “Oh iya, onnie menyuruhku kesini, adaapa?”
“Aku rindu padamu terlebih Suk Hyun-ah…” (Author say : Wang Suk Hyun adalah artis imut Korea Selatan, kalau kalian pernah melihat MV K.Will yang “Present” dialah Suk Hyun-ah..uaahhhh,aku jatuh cinta padanya, dia imut banget..heheheh)
Seohyun mengedarkan pandangan lalu mencari keberadaan ponakan kecilnya itu. “Dia sedang keluar bersama ayahnya, tetapi tidak lama kok, sebentar lagi balik…”
Seohyun mengangguk-angguk tanda mengerti.
“Oh iya, Onnie sudah tahu yah kalau JungMo Oppa putus sama Uee Onnie…”
Lady Jane menganggukkan kepala. “Meski kasihan melihatnya patah hati tetapi tidak ada yang bisa kita lakukan untuknya. Semoga dia bisa belajar banyak dari hal ini…”
“Onnie, banyak hal yang terkadang tidak kumengerti. Tetapi beberapa hari ini aku juga belajar banyak hal. Pada dasarnya tidak semua keinginan kita bisa terwujud sesuai apa yang kita inginkan…”
Lady Jane menghirup Cappucinonya lalu menganggukkan kepala. “Itu kenapa hal yang paling baik adalah berkompromi dengan jalan hidup kita dan menerima segalanya dengan lapang dada karena niscaya itu akan membuat kita bahagiah…”
“Dee. Oh iya onnie, Siwon Oppa jatuh cinta…”
Lady Jane membelalakkan mata, “Oh Ya, siapa perempuan beruntung itu?”
Seohyun menunduk lalu mengangkat wajahnya pelan. “Dia seorang waitress dan mahasiswa beasiswa si tempatku Onnie…”
Lady Jane, “Kenapa reaksimu seperti itu? apakah berat bagimu jika kakakmu mencintai wanita yang sangat biasa?”
“Aniiya…Onnie tahukan kalau aku tidak pernah melihat seseorang dari statusnya?”
“Lalu kenapa?”
“Aku hanya tidak habis pikir kenapa Oppa mencintainya? Jika karena cerdasnya menurutku Fany Onnie juga cerdas, bahkan fany onnie jauh lebih cantik daripada SooYoung onnie, oh iya namanya SooYoung-ssi…”
Lady Jane tersenyum. “Mencintai seseorang itu tidak butuh alasan Hyunnie. Jika rasa cinta punya sebab, bisa jadi itu bukan cinta…”
Seohyun meski sedikit bingung tetapi bisa menangkap maksud kakak sepupunya itu. dia baru saja hendak mengatakan sesuatu ketika dari arah luar seorang anak kecil berlari dan berteriak, “Hyunnie noona…”
Seohyun bangkit dari duduknya lalu menyambut Suk Hyun yang berlari masuk kedalam pelukannya.
“Bogoshipposo Noona…”
Suk Hyun meski disuruh memanggil Seohyun tante tapi dia menolak, dia lebih menyukai memanggilnya Noona lalu berkata. “Noona akan menjadi istriku kelak…” dan dia juga satu-satunya keluarga Seohyun yang membenci YongHwa karena menganggapnya saingan.
“Aku juga rindu padamu malaikat kecilku…”
Mereka berempat kemudian asyik bercengkrama.
Beberapa jam kemudian, Seohyun menyadari malam telah larut ketika dia mengaktifkan telepon genggamnya dan menemukan banyak pesan masuk dari YongHwa, kakaknya, HongKi, Tiffany, Sulli, Taeyon yang semuanya menanyakan dimana keberadaannya.
“Star, where are you? Sekarang kamu pasti menangis, maafkan aku…” Yong.
“Kamu dimana? Seharian YongHwa sibuk mencarimu…” Siwon.
“Hyunnie, Yong Oppa hampir gila mencarimu, kamu dimana?” Sulli.
“Kamu dimana sayang?” Fany.
“Star, I love you, aku tidak bermaksud marah padamu. Maafkan aku dan tolong telepon aku…” Yong.
“Hyunnie, kamu dimana? Ayo kita jahili Hara. Nanti biar oppa yang membantumu..heheh..^^” ini Sms gila dari HongKi.
“Yaa…kamu dimana? Semua orang kelabakan mencarimu?” Taeyon.
Terakhir yang membuatnya tersentuh adalah sms YongHwa, lalu juga ditulis YongHwa di pesan dinding pada akun pribadinya.
“I know I hurt you, that’s the last thing I meant to do..
Can You forgive the fool that I’ve been??
And I need you to know that i’ve got the best thing in the world Coz I got you in my heart..
Orang lain boleh saja berkata apa tentang kita, tetapi yang tahu tentang kita yang sebenarnya adalah aku dan kamu..
I Love You Star, Mianhe…Chinca Mianhe Aegi…
Please call me…”
Seohyun berkaca-kaca menemukan semua pesan itu. YongHwa meski sering bertengkar dengannya tetapi yang dia tahu sampai sekarang dia selalu bersikap gentleman dengan meminta maaf jika dia yang salah.
Dengan perasaan ringan Seohyun kemudian menekan sebuah angka yang sudah dihapalnya di luar kepala.
“Hyunnie??” nada suara YongHwa terdengar putus asa di telinga Seohyun, Seohyun terenyuh.
“Oppa…” pelan suara Seohyun.
“Oh, kamu dimana star? Aku di rumahmu sekarang, menantimu sejak beberapa jam yang lalu, kamu dimana? Mianhe aegi, chinca mianhe…”
“Aku dirumah Sam-D Oppa…”
“Aku kesana sekarang, tunggu aku yah…”
Telepon itu lalu terputus, Seohyun tersenyum dan bisa menebak YongHwa pasti segera menyusulnya kesini.
***
Ini seperti déjà-vu, dia berada di dalam mobil YongHwa yang berjalan pelan membelah jalan malam di Seoul dengan lagu Celine Dion mengiringi mereka.
(For all those times you stood by me
For all the truth that you made me see
For all the joy you brought to my life
For all the wrong that you made right
For every dream you made come true
For all the love I found in you
I’ll be forever thankful baby
You’re the one who held me up
Never let me fall
You’re the one who saw me through through it all…)
“Mianhe star. Tadi aku bersikap seperti itu…” YongHwa menggenggam tangannya lembut. “Aku sayang kamu dan aku tidak ingin melihatmu bersedih dan menyesali diri ketika telah melakukan sesuatu yang buruk seperti menampar Hara-ssi. Kamu tahukan jika kita meladeni orang seperti itu, itu artinya kita selevel dengannya. Aku mengenalmu dengan baik star. Dan aku tahu kamu jauh berbeda dengannya.”
“Aku mengerti Oppa…”
(…You were my strength when I was weak
You were my voice when I couldn’t speak
You were my eyes when I couldn’t see
You saw the best there was in me
Lifted me up when I couldn’t reach
You gave me faith ’coz you believed
I’m everything I am
Because you loved me
“…Tapi aku sedih karena oppa membentakku di depan umum..”
“Mianhe Star, aku tidak bermaksud seperti itu. kamu tahukan?”
“Dee…”
You gave me wings and made me fly
You touched my hand I could touch the sky
I lost my faith, you gave it back to me
You said no star was out of reach
You stood by me and I stood tall
I had your love I had it all
I’m grateful for each day you gave me
Maybe I don’t know that much
But I know this much is true
I was blessed because I was loved by you…)
“Lain kali tidak usah meladeni Hara-ssi. Kamu tidak sebanding dengannya, dia bukan seseorang yang pantas untuk mendapat perhatianmu…”
“Dee…”
(…You were my strength when I was weak
You were my voice when I couldn’t speak
You were my eyes when I couldn’t see
You saw the best there was in me
Lifted me up when I couldn’t reach
You gave me faith ’coz you believed
I’m everything I am
Because you loved me
You were always there for me
The tender wind that carried me
A light in the dark shining your love into my life
You’ve been my inspiration
Through the lies you were the truth
My world is a better place because of you
You were my strength when I was weak
You were my voice when I couldn’t speak
You were my eyes when I couldn’t see
You saw the best there was in me
Lifted me up when I couldn’t reach
You gave me faith ’coz you believed
I’m everything I am
Because you loved me…)
“Trus, kenapa sih kamu masih sering menjanjikan akan menikah dengan Suk Hyun-ah?”
Seohyun berbalik menatap wajah kekasihnya itu. lalu tertawa terbahak-bahak. “Astaga Oppa, jangan bilang oppa cemburu pada Suk Hyun-ah? Diakan masih kecil banget?”
“Kamu tahu akukan aegi, kalau boleh aku bahkan tidak ingin berbagi dengan siapapun jika itu menyangkut dirimu…” ucap YongHwa posesif.
Seohyun menjulurkan wajahnya gemas pada kekasihnya itu dia lalu mengecup pipi YongHwa pelan.
“Sarangheyo oppa…”
“Ehhmmm…I know…”
YongHwa menghentikan mobilnya di pinggir jalan, lalu berbalik memandang kekasihnya. Dia mengusap wajah Seohyun lalu mengecup matanya, turun ke hidungnya dan berakhir di bibirnya.
(…You were my strength when I was weak
You were my voice when I couldn’t speak
You were my eyes when I couldn’t see
You saw the best there was in me
Lifted me up when I couldn’t reach
You gave me faith ’coz you believed
I’m everything I am
Because you loved me
I’m everything I am
Because you loved me…)
***
Recently Status ;
SeoStar : Love is when you are falling in love every day with the same person.
.CHAPTER 6 – END.
.Big Luv SJ.
YS IDOL (Chapter 5 BECAUSE YOU LOVE ME Part 1)
SJ Entertainment Present :
Serial : “YS IDOL”
Chapter 5 “BECAUSE YOU LOVE ME Part 1”
Lead Cast :
Jung Yong Hwa (CN Blue)
Seo Joo Hyun (SNSD)
Other Cast :
*International Relation Majors (Seohyun Classmate) :
Nicole, Ji Young (KARA), YoSeob (Beast), Jinwoon (2AM), WooYong (2PM), Min (Miss A), Sulli (f(x)), SoHee (WG), Jaejin (FT Island)
* Law international Majors (YongHwa Classmate):
Jonghyun (CN Blue), Hongki (FT Island), Soejin (Girls day), Sunye (WG), Desung (Big Bang)
* Business Departement (Siwon Classmate) :
Siwon, Heechul, Kyuhyun, DongHae, SungMin, Yesung (SUJU)
*GI Cheersleaders (BFF Seohyun for Girly Time) :
Jessica, Yoona, Sunny, Tiffanny, Hyoyeon, Yuri, Taeyeon (SNSD), Bekah (After School, Out), Soo Yong(SNSD, in)
*Code Blue (Bandmates YongHwa) :
JongHyun, Jungshin, Minhyuk (CN Blue), HongKi (FT Island)
*TX Band :
Yunho (TVXQ), Kim Joon (T-Max), Jungmo (TRAX), Seolong (2 AM)
*Team Basket GI University :
Siwon, DongHae, Jinwoon, Gikwang (Beast), LeeJoon, Go (MBlaq), Chansung (2PM)
Manajer : Heechul
*Guest star : UEE (After School), KwangHee (ZE:A)
Opening Theme Song : Intuition by CN Blue
Recently Status ;
SeoStar : Aigooooo…Kalah Taruhan...Hiikkkss…T.T
10 Comment
HongKi_CB : Hahahhahah…*Devil Laugh.
JungShinChingu_CB : Berani banget sih, udah tahu Hyung orangnya seperti apa,malah berani taruhan…hehhehehehe..
N-Cole : Emang taruhan apaan Hyunnie?
Goddes Sulli : Meski gak tahu taruhannya apa, aku ikut berduka cita ajha deh..hohoho…
MinHyuKLovely_CB : @Hyunnie…hahahhahhahha..
@Sulli…dari kemarin kata-katamu di status Hyunnie itu mulu,”Ikut berduka cita”, gak mutu…
Goddes Sulli : Why???Sumthin’ wrong?? Dan lagi kalo gak mutu, ngapain kamu baca?
MinHyuKLovely_CB : Kasihan ajha, stok bahasamu emang cuma itu yah…
Goddes Sulli : Yaa…Yaa…Kamu ngajak perang lagi yah??
SeoStar : Knock..knock..knock..hellooooo..plizz deh,jangan ngerusak status aku dengan pertengkaran gak mutu kalian. Lagian kalian ini gak di taman kampus, di kelas, di TX, eh sekarang di statusku berkelahi mulu…iihhh..
JiYoung : Iya Hyunnie,heran deh. Atau bagusnya kita nikahkan ajha kali yah mereka bdua...hahhaha..
***
TX Cafe
Seohyun melangkah turun di pelataran parkir TX Café ketika YongHwa membuka pintu mobil untuknya, sambil membawa blanket pink dan tab android Apple miliknya. Petang itu dengan outfit sederhana sweater dipadu dengan Hotpants dan sepatu flat, namun tetap terlihat mewah dengan branded ternama seperti Calvin Klein, Nike dan DKNY. FYI sweater kedodoran berbranded Calvin Klein yang dipakainya adalah sweater YongHwa yang meradang melihatnya hanya mengenakan t-shirt & hotpants tanpa jaket atau cardigan dan semacamnya, meski musim panas tidak langsung membuat YongHwa melegalkan outfit seperti itu untuk dikenakan kekasihnya kecuali untuk case tertentu. Berhubung dia habis latihan Cheer’s dan biasanya ketika YongHwa menjemputnya dia langsung balik ke rumah, gak kemana-mana seperti hari ini, maka outfit seperti itu wajar saja menurutnya. Tetapi malam itu lain cerita, YongHwa dan anak-anak Code Blue ada jadwal latihan, otomatis dia harus menemani YongHwa nge-jam bareng anak-anak Code Blue dulu baru balik ke rumah diantar kekasihnya itu.
“Aigooo oppa, otthoke??” dia kemudian berjalan dengan menggelayut manja di lengan YongHwa yang berjalan santai masuk ke TX Café petang itu. Sejak masih dari tempat makan yang menyajikan spaghetti dalam segala jenis _Sehabis menjemputnya tadi, YongHwa tiba-tiba saja ingin makan Spaghetti. Jadilah mereka makan dulu sore itu sebelum ke TX Café_ sampai ketika mereka telah berada di TX Café, keluhan Seohyun itu-itu melulu, membuat YongHwa sedikit pusing.
“Yah udah, kamu harusnya terima konsekwensi. Lagian Hongki-ah diajak taruhan, anak itukan kenal banget JongHyun-ah sampai luar dalamnya, jadi jelas dia menang…”
“Emang dasar JongHyun oppa ajha yang gak gentleman banget, ngajak pacaran Soejin onnie kok seminggu kemudian, kelamaan…aissshhhhh…”
“Kamu maunya kapan?”
“Yah, after kejadian JongHyun Oppa nyanyilah besoknyakan udah bisa ditembak tuh, tapinya dia malah nunggu sampai seminggu. Uhhhggg…untung Soejin Onnie sabar, kalo tidak udah menangis bombay tuh dianya ditinggal Soejin Onnie ma yang lain…” (Author say : emang di korea dikenal istilah menangis bombay??hahhahah…)
YongHwa tertawa pelan lalu mengacak rambut Seohyun yang masih bergelayut manja di lengannya.
Sore itu TX Café terlihat sedikit lebih ramai, lantai satu nyaris semua kursi penuh. Terlihat SooYoung sedikit sibuk mondar-mandir melayani pesanan. Padahal Seohyun tahu kalau teman Cheer’snya itu pasti lelah habis latihan, tetapi sudah harus kerja lagi. Kasihan.
“Oppa…”
“Ehhmm…”
“Oppa duluan gih, aku mau bantu SooYoung Onnie…”
YongHwa menghentikan langkahnya. “Maksudnya kamu juga mau mondar-mandir melayani pesanan orang-orang dengan pakaian seperti itu?”
Seohyun melirik pakaiannya dan tidak menemukan hal yang aneh. “Waeyo?”
YongHwa memandang kekasihnya serius dengan tatapan posesif seperti biasanya. “Celanamu itu terlalu pendek Star, dan kamu liat di sini sebagian besar cowok semua. Apa jadinya kalau kamu mondar-mandir di depan mereka dengan celana pendekmu itu. Andwee…”
Seohyun kemudian mengerti keengganan kekasihnya itu. “Arasho…aku gak mondar mandir disini. Aku berdiri di belakang meja kasir ajha, yah..yah..”
“Andweee…”
“Oppa, kasihan SooYoung Onnie. Dia tadi habis latihan ma aku, sekarang sudah harus kerja keras lagi. Kalo aku gantiin KwangHee-ah di meja kasir kan, dia bisa bantuin SooYoung Onnie ngantar pesanan, yah..yah..”
YongHwa menatap Seohyun dan pada akhirnya luluh dengan tatapan mata yang berbinar itu. “Tapi cuman sebentar yah, nanti langsung ke atas, ke practice room.”
“Seep Bos…” Seohyun kemudian mengecup pipi YongHwa, lalu menyerahkan blanketnya untuk di bawa YongHwa ke atas.
“Ingat, setengah jam ajha yah…”
“Dee…”
Seohyun kemudian melangkah ke meja kasir dan menyapa KwangHee yang terlihat sibuk melayani transaksi para pelanggan.
***
Setengah Jam Kemudian…
“Hyunnie…”
Seohyun telah bersiap melangkah menuju ke practice room ketika seseorang memanggil namanya dari arah belakang. Dia berbalik dan menemukan wajah tampan sepupunya sedang tersenyum padanya.
“Ohh..Jungmo Oppa…” dia lalu memeluk JungMo yang telah berdiri di dekatnya. “Bogoshippo Oppa, oppa sibuk tur melulu sih jadi aku jarang melihat Oppa…”
“Iya, ini saja masih tur tapi ada jeda selama beberapa hari.” Jungmo kemudian mengacak pelan rambut gadis di depannya ini. Mereka lalu berjalan bersisian menuju ke Pratice Room.
“Yang lain mana?”
“YunHo sedang bersama Taeng. Kim Joon ma Seolong lagi di rumah masing-masing. Nanti juga bakalan kesini.”
“Oh iya oppa. Aku udah lihat MV lagu terbaru TX Band, Close Ur Mouth. Chooaaa…” (Author say : Aslinya lagu “Close Ur Mouth” adalah lagunya M&D, proyek Heechul dengan JungMo. Aku suka Official MVnya, ada HongKi, JongHoon (FT Island) ma Simon D (Supreme Team),lagian JungMo disitu cakep bo…)
“Gomawo…”
“By the way, kenapa Oppa disini? emang gak kencan ma Uee Onnie?”
JungMo menunduk sesaat lalu mengangkat wajah sambil tersenyum pelan. “Uee lagi sibuk, aku tidak ingin menganggunya…”
Uee adalah kekasih JungMo. Dia seorang model remaja yang cukup ternama di Seoul, juga masih tercatat sebagai mahasiswa di GI University. Seohyun dekat dengannya, mereka sering bertukar informasi soal perkembangan fashion Korea. Uee juga bahkan sering meminta bantuan Seohyun untuk di fasilitasi ketemu dengan ibu YongHwa yang notabene Model Senior yang sering diminta advicenya.
Seohyun mengangguk-angguk. Mereka kemudian tiba di ruang tempat latihan anak-anak Code Blue. Dan melihat mereka masih sibuk latihan. Keduanya lalu berjalan dan duduk di sofa kuning di sudut ruangan itu. Blanket Seohyun juga sudah ada teronggok di sofa itu.
“Yeeaaaahhhh…” HongKi menutup lagunya dengan sebuah teriakan lalu berjalan menghampiri JungMo.
“Hyung, anneyong…”
Seohyun sendiri berdiri mengusap keringat di wajah YongHwa ketika kekasihnya itu berjalan mendekatinya dan berdiri di hadapannya.
“Anneyong…” Jungmo kemudian menerima salam dari anak-anak Code Blue lainnya.
Setelah latihan dengan beberapa lagu itu, anak-anak Code Blue kemudian beristirahat. YongHwa dan JongHyun sibuk mendiskusikan lagu terbaru mereka dengan JungMo yang masih terhitung senior mereka. Sedangkan Seohyun asyik bermain dengan Tab androidnya ketika HongKi, JungShin dan MinHyuk mendekatinya.
“Hyunnie…” Hongki memanggil namanya dengan nada jahil.
“Aiggoooo..” Seohyun tertawa kecil mengakui kekalahannya.
It’s time for a little intro. Sehabis kejadian beberapa hari yang lalu di TX Café, yang juga merupakan proyek mereka bersama untuk menyatukan JongHyun dan Soejin, keempatnya lalu membuat taruhan. Berapa hari yang dibutuhkan oleh JongHyun untuk jadian dengan Seojin? Hongki, Jungshin dan MinHyuk berdiri pada sisi yang sama yaitu sepekan, sedangkan Seohyun bertahan di jawaban antara 1-3 hari setelah peristiwa itu. Dan kenyataannya memang seminggu kemudian JongHyun baru jadian dengan Soejin. Malam itu bukannya menyatakan cinta pada Soejin,JongHyun malah hanya menghabiskan waktu dengan bercerita ngalor ngidul dengan Soejin. Ketika Seohyun yang gemas melihat pergerakannya menayakan hal ini padanya, jawaban JongHyun sederhana, dia perlu membuat Soejin nyaman dengannya sebelum menembaknya. Dan sanksinya adalah pihak yang kalah harus memenuhi permintaan pihak yang menang.
“Nah, sekarang oppa maunya apa?”
HongKi masih asyik mengejek Seohyun dengan tertawa-tawa ala raksasa dan memegang perutnya, “Hahaha...”
“Okey, berhubung sekarang kami lapar dan kami telah berembuk, sekarang kami inginnya makan Pizza. Nah, bagaimana kalau kamu traktir kami Pizza?”
“Oppa aku sedang tidak bawa dompet sekarang...”
“Ckckck, jangan coba mengelak Hyunnie...” HongKi kemudian melirik ke arah YongHwa yang terlihat serius mendengar penjelasan JungMo. “Lagian kamukan punya dompet berjalan, itu...” dagunya menunjuk ke arah YongHwa.
“Iya, Hyung gak bakal menolak permintaanmu. Tapi kalau kami belum tentu Hyung mau menuruti permintaan kami...” MinHyuk ikut sumbang suara, disisinya Jungshin mengangguk-angguk membenarkan.
Seohyun menghela nafas panjang, “Arasho...” Ucapnya berat lalu bangkit berdiri.
“Ehh, Hyunnie sekalian minta kunci mobil YongHwa. Kamu tahukan kita gak mungkin pesan Pizza delivery di TX, bisa-bisa ditabok sama Taeng Noona. Dan tadi aku kesini numpang mobil JongHyun bareng kedua bocah ini, kami tidak bawa kendaraan masing-masing.”
“Heemm..” Seohyun menganggukkan kepala. Dia lalu berjalan melangkah mendekati YongHwa.
“Oppa...” sapanya pelan.
YongHwa mendongakkan wajahnya melihat Seohyun. Dia lalu memutar kursi yang sekarang di dudukinya beralih ke Seohyun lalu memegang tangan kekasihnya yang berdiri di depannya.
“Waeyo??”
“Oppa, oppa tahukan kalau aku kalah taruhan?”
YongHwa lalu melirik tiga bandmatesnya yang pura-pura sibuk dengan urusan masing-masing.
“Apa sanksinya?” dia kembali menatap Seohyun.
“Aku harus mentraktir mereka Pizza. Tapi oppa tahukan aku gak bawa dompet?”
YongHwa kembali melirik teman-teman bandnya yang kali ini ke-gap sedang serius menunggu Seohyun. “Uhhhgg...dasar bocah-bocah ini...” batinnya geram ketika melihat mereka semua cengengesan.
“Arasho...” YongHwa lalu berdiri dan meraih dompetnya yang terletak di kantong belakangnya dan menyerahkannya ke Seohyun.
“Sekalian sama Kunci mobil...”
“Yaa...” YongHwa berteriak ke arah ketiganya setelah mendengar permintaan Seohyun berikutnya.
“Hyung, kami tidak bawa mobil. Tadi nebeng sama JongHyun Hyung...” Kali ini JungShin yang angkat bicara.
“Kenapa tidak deliverry saja?”
“Kita bisa digorok taeng onnie kalau kedapatan pesan pizza di depan kafenya, Hyung...” MinHyuk ikut komentar. (Author say : TX Cafe memang tidak menyajikan makanan berat, hanya berupa cake atau cemilan biasa tetapi tetap saja bagi pemiliknya akan terlihat lain jika ada jualan lain yang nangkring di depan bisnisnya.)
“Resiko dia kalah taruhan, kamu harusnya membantu Hyunnie menepati janjinya...” HongKi berjalan mendekat dan menjulurkan tangannya ke arah YongHwa.
“Tskkk...” YongHwa kemudian menyerahkan kunci mobilnya.
“Ayo, kid dan Hyunnie...” Ajak HongKi kemudian.
“Dia gak harus ikut dengan kaliankan?” YongHwa keberatan dan tetap memegang tangan kekasihnya itu.
“Arasho, kalau dia tidak ikut. Dompetnya serahkan ke kami...”
“Kenapa mesti dompet, duitnya saja sudah cukupkan?”
“No man, ingat traktirannya no limit...”
YongHwa geram melihat tingkah HongKi yang annoying banget menurutnya. Dasar bocah ini, benar-benar jahil tingkat tinggi...
“Oppa, kwenchana. Aku ikut HongKi oppa saja, kami tidak makan di sana kok. Lagian oppakan sibuk sama JungMo Oppa, tar aku bawakan Pizza juga sekalian buat kalian...”
“Seep Hyunnie, Good girl. Sekalian buat Kim Joon ma Soulong jug yah, mereka dalam perjalanan menuju kemari...” JungMo yang dari tadi hanya diam dan tertawa menonton tingkah mereka ikut nimbrung.
YongHwa meski berat hati akhirnya melepas tangan Hyunnie. “Awas yah kalau sampai dia ada apa-apa…” ucapnya kepada tiga orang bandmatesnya itu.
“Seep Hyung…”
Sebelum pergi bersama HongKi, JungShin, dan MinHyuk yang berlalu sambil bersiul pelan, Seohyun masih sempat mendengar JungMo mengejek YongHwa soal dirinya yang terlalu posesif.
***
Diatas Mobil YongHwa...
“Aku heran, ini mobil YongHwa atau mobilmu sih? ckckckck...banyakan barangmu sepertinya disini...” Ucap HongKi yang duduk di kursi pengemudi sambil memilah-milah DVD yang ingin diputarnya dan menemukan lebih banyak lagu-lagu favorit Seohyun disana ketimbang lagu-lagu pilihan YongHwa.
Di belakang JungShin dan MinHyuk membenarkan, ketika mereka mendapati boneka bantal pink, sendal jepit pink, tas besar Seohyun lagi-lagi berwarna pink, teronggok di kursi belakang.
“Sudah gitu warnanya kok pink semua??”
“Aku tidak heran kalau mobil Hyung bakalan berganti warna jadi pink juga...”
“Yaa..yaa..” Seohyun yang duduk di kursi depan merapikan blanketnya, menutupi pahanya sambil menegur ucapan-ucapan bernada mengejek yang dikeluarkan ketiganya. “Jangan sentuh barang-barangku…”
Perjalanan mereka tidak memakan waktu lama, hanya sekitar 10 menit mereka sudah tiba di PiZza Hut. Mereka berempat kemudian masuk ke Restoran PiZZa Hut. MinHyuk dan Jungshin sudah sibuk menyebut semua pesanan meraka pada pelayan. “Mixed leaf salad, grilled italian sausage, Acropolis Pizza,Chicken Fettuni, bbq Pizza, Smoke salmon...” ketika Seohyun melihat sebuah siluet tubuh yang dikenalnya.
“Hyunnie, sambil nunggu kamu mau minum apa?” Tanya JungShin kemudian merusak konsentrasinya.
“Apa?” dia bingung, telinganya tidak begitu jelas menangkap ucapan JungShin tadi.
“Aku tanya sambil menunggu pesanan kita, kamu mau minum apa?”
“Oh..eh..shiroo, kalian saja. Aku mau kesana dulu...”
Dia kemudian meninggalkan ketiganya dan berjalan ke tempat duduk seseorang yang dirasa dikenalnya.
“Onnie...” Sapanya kepada Uee yang saat itu terlihat mesra dengan seorang namja. Mereka berdua saling berangkulan. Jelas bukan sikap antara dua orang sahabat.
Uee yang tidak menyangka bakalan ke-gap dengan Seohyun sedang bermesraan dengan seorang pria merasa terkejut. “Oh Hyunnie...” dia kemudian berdiri dan pamit kepada teman prianya tadi lalu menarik tangan Seohyun duduk di sudut restoran.
“Onnie, aku kecewa...” Tanpa basa-basi atau sekedar menanyakan kabar karena mereka berdua lama tidak saling berhubungan, Seohyun langsung pada inti pembicaraan. Dia tahu dirinya bukan orang suci atau orang yang baik hati, dia bahkan sering berbuat annoying pada musuh-musuhnya, selalu keras kepala, suka jahil tetapi dia sangat tidak bisa mentolerir perselingkuhan apapun alasannya. Itu kenapa mendapati Uee bersama namja lain dan terlihat mesra dengannya sangat mengecewakan hatinya.
“Aku tahu. Dan aku tidak bakalan membela diri dengan mengatakan hubunganku tidak seperti yang terlihat tapi aku jujur padamu kenyataannya memang seperti itu. Aku tidak ada hubungan apapun dengan dia. Dia hanya teman Hyunnie...” Uee kemudian menunduk pelan sambil memainkan jemarinya yang terlihat indah akibat perawatan tiap bulannya.
“Onnie sama JungMo oppa baik-baik sajakan?”
Uee mengangkat wajahnya lalu menggeleng pelan. “Maaf mengecewakanmu Hyunnie, sayangnya kami tidak sedang baik-baik saja. Kami kemarin sepakat untuk mengakhiri hubungan ini…” Kalimat yang diucapkan dengan halus dan lambat itu membuat Seohyun terhenyak.
Uee kemudian menghela napas. “Kurasa setiap manusia memiliki batas untuk sesuatu. Dan aku telah sampai pada batas itu Hyunnie. Aku lelah dengan perasaan ini Hyunnie. Kamu tidak tahu bagaimana perasaanku yang selalu merasa ketakutan setiap saat dia bisa meninggalkanku, belum lagi manajemen yang melarang kami terlihat bersama, melarang kami mengumumkan hubungan kami ke publik. Dia dikerubuti banyak gadis cantik dan bukan hal yang sulit bagi dia menggantikan aku dengan yang lainnya. Aku malu mengakui ini tetapi aku posesif Hyunnie…”
“Tapi onnie tahu itu tidak mungkin terjadi, JungMo oppa sangat mencintai Onnie…”
“Aku tahu Hyunnie, aku tahu…” Ucapnya sedih. “Tapi aku tak kuat lagi Hyunnie, aku sudah mencobanya namun aku merasa lelah, lelah sekali. Setiap pertemuan kami yang sangat terbatas itu hanya diisi dengan pertengkaran karena kecemburuanku. Aku tidak mau egois Hyunnie, akhirnya kurasa akan lebih baik jika aku mengundurkan diri dari kehidupannya. Aku tidak ingin menjadi penghalang kebahagiaannya. Band adalah hidupnya, dia sangat mencintai aktifitas itu, memintanya meninggalkan band sama saja dengan membunuhnya untuk itu aku yang mundur Hyunnie. Aku hanya bisa berdoa agar jika kelak kami dewasa semoga jalan takdir mempertemukan kami lagi dan kali ini kamilah yang menang…”
Uee menengadah memperhatikan langit-langit.
“Onnie, apa tidak ada jalan lain?”
Lama Uee tercenung lalu mengangkat wajah dan menggeleng pelan. “Mianhe Hyunnie, kelak kamu akan mengerti…”
Seohyun menggeleng, keras kepala seperti biasa. “Aku tidak mengerti…”
Uee tersenyum miris. “Kamu tahu sayang? jujur aku selalu iri padamu. Kamu tumbuh di tengah orang-orang dan keluarga yang sangat mencintaimu, kamu memiliki cinta sejati yang rela melakukan apapun untukmu. Bersyukurlah kamu tidak mengalami ketakutan-ketakutan seperti aku, kamu tidak mengalami apa yang kami alami. Aku bersyukur untuk itu.”
Seohyun masih ingin berkata ketika dari arah belakang HongKi memanggil namanya.
Uee berdiri lalu memeluknya pelan dan mencium pipinya dengan sayang. “Onnie senang bisa bertemu denganmu. Onnie sekalian pamit sayang, besok aku terbang ke Perancis, mungkin aku akan meneruskan sekolah di sana. Jika bertemu dengan dia katakan padanya aku selalu mencintainya dan aku berdoa semoga kelak kami bisa bersama kembali, tapi untuk saat ini tak ada yang bisa kulakukan…”
***
Diatas Mobil YongHwa...
“Hyunnie??”
“Yeah..”
“Kamu kenapa sih?” Tanya HongKi melihat Seohyun yang sejak berpisah dengan Uee di Pizza Hut tadi sampai ketika mereka di atas mobil masih terdiam.
“Kamu marah yah karena kita membelanjakan uang Yong terlalu banyak? Tenang saja dia tidak bakalan marah kok…”
Seohyun menghela nafas. “Aniya…bukan itu Oppa…”
“Lalu kenapa?”
Alih-alih menjawab, Seohyun hanya menggelengkan kepala pelan. Ketika mereka telah sampai di pelataran parkir TX Café pun dia tetap saja diam seribu bahasa.
“Oppa, aku mau Tanya apa alasan oppa berlindung di balik keplayboyan Oppa?” Tiba-tiba pertanyaan ini yang keluar dari bibir Seohyun ketika mereka telah berjalan bersisian menuju Pratice Room. Di depan mereka JungShin dan MinHyuk tidak terlalu memperhatikan mereka. Seohyun tahu apa yang sebenarnya terjadi pada HongKi tetapi da tidak pernah berani untuk menanyakannya meskipun hubungan mereka sangat dekat. Tetapi bertemu dengan kondisi seperti tadi membuatnya berani untuk mempertanyakannya.
HongKi menghentikan langkahnya dan menatap Seohyun dalam-dalam, Seohyun balas menatapnya tajam. “Waeyo? Kenapa tiba-tiba menanyakan hal ini?”
Seohyun menggeleng. “Apa karena status? Karena sebuah prestige?”
HongKi diam.
“Cinta terkadang tak selalu saling memiliki, Aiiggooo..honestly oppa aku betul-betul tidak bisa menerima pernyataan ini…” ucapnya lalu meninggalkan Hongki dan berjalan menyusul JungShin dan MinHyuk.
Di ruang practice Room yang telah ramai dengan kedatangan anak-anak TX Band minus Yunho, Seohyun memilih diam, HongKi juga terlihat lebih kalem daripada biasanya, ucapan Seohyun tergiang-ngiang di telinganya. YongHwa yang menangkap ada yang aneh dengan kekasihnya itu datang mendekatinya.
“Kwenchana Star?”
Seohyun mengangguk dan tersenyum kepada YongHwa. Dia lalu mendekati JungMo yang sedang bercanda dengan yang lainnya.
“Oppa, ada yang ingin kubicarakan…”
JungMo kemudian berdiri dan mengikuti langkah Seohyun yang berjalan turun ke lantai dua, di bar TX Café.
“Aku bertemu Uee Onnie, dan dia menceritakan segalanya padaku.”
JungMo terkejut sesaat lalu memilih menunduk daripada membalas tatapan tajam Seohyun.
“Aku turut bersedih untuk perpisahan kalian. Yang aku tidak mengerti, jika kalian masih saling mencintai kenapa harus berpisah?”
JungMo tetap diam membisu.
“Dia akan berangkat ke Perancis besok oppa?”
JungMo mengangkat wajahnya, terlihat pias di hadapan Seohyun.
“Boo??”
“Dee, dia akan ke Perancis. Pesannya buat Oppa, dia mencintai oppa, sangat. Dan dia berdoa semoga kelak pada akhirnya kalian ditakdirkan bersama.”
JungMo masih terhenyak di tempatnya.
“Oppa, jika oppa mencintainya kenapa tidak menahannya untuk berada disisi oppa?”
“Tapi Hyunnie…”
“Andwee…” Seohyun mengangangkat kedua tangannya. “Tidak usah menjelaskannya padaku Oppa. Kepalaku akan susah menerima semua penjelasan kalian yang belibet itu. Yang perlu oppa lakukan sekarang adalah bertanya pada hati oppa, apa yang terbaik buat oppa sesungguhnya. Jika Oppa ikhlas dengan kepergian Uee Onnie yah baguslah, tetapi jika tidak kenapa tidak melakukan hal untuk mencegahnya?”
Seohyun kemudian menekan nomor telepon yang telah dihapalnya di luar kepala. Di depannya JungMo terlihat masih terpekur.
“Oppa, aku ingin pulang sekarang. Aku lelah…”
***
Diatas Mobil YongHwa mengalun lembut lagu Celine Dion. YongHwa melirik wajah cantik kekasihnya yang terlihat tertidur.
(For all those times you stood by me
For all the truth that you made me see
For all the joy you brought to my life
For all the wrong that you made right
For every dream you made come true
For all the love I found in you
I’ll be forever thankful baby
You’re the one who held me up
Never let me fall
You’re the one who saw me through through it all…)
Seohyun memang menutup matanya tetapi dia tidak tertidur. Dia bersedih, mendapati kenyataan cinta yang tidak bisa saling memiliki membuatnya bersedih. Mengapa sebuah status atau prestige bisa mengalahkan sebuah perasaan cinta, mengapa demi sebuah ambisi, cinta terpaksa dikesampingkan? Dia kemudian berpikir diposisinya, bagaimana jika YongHwa bukan dari kalangan mereka? Bagaimana jika YongHwa hanya seorang lelaki biasa yang tidak punya status seperti mereka? Masihkah dia bisa bersama?
(…You were my strength when I was weak
You were my voice when I couldn’t speak
You were my eyes when I couldn’t see
You saw the best there was in me
Lifted me up when I couldn’t reach
You gave me faith ’coz you believed
I’m everything I am
Because you loved me
You gave me wings and made me fly
You touched my hand I could touch the sky
I lost my faith, you gave it back to me
You said no star was out of reach
You stood by me and I stood tall
I had your love I had it all
I’m grateful for each day you gave me
Maybe I don’t know that much
But I know this much is true
I was blessed because I was loved by you…)
“Oppa…” Seohyun membuka matanya lalu memegang tangan YongHwa.
“Ehmm..” YongHwa mengalihkan sesaat pandangannya ke wajah Seohyun sebelum berkonsentrasi ke jalan di depannya.
“Gomawoyo Oppa, aku tidak tahu apa jadinya jika bukan Oppa…”
YongHwa kebingungan.
“Aku bersyukur, aku jatuh cinta pada oppa. Dan terimakasih karena mencintaiku pula. JungMo Oppa harus putus dan berpisah dengan Uee Onnie karena keadaan, Siwon Oppa mencintai seseorang tetapi tak bisa mengungkapkannya karena takut dengan tanggungjawab yang bakal diembannya dan membuatnya tidak bisa meluangkan banyak waktu dengan gadis pujaannya, HongKi oppa meski bersembunyi di belakang topeng keplayboyannya sebenarnya tidak bisa melupakan cinta sejatinya. Kasihan…”
(…You were my strength when I was weak
You were my voice when I couldn’t speak
You were my eyes when I couldn’t see
You saw the best there was in me
Lifted me up when I couldn’t reach
You gave me faith ’coz you believed
I’m everything I am
Because you loved me
You were always there for me
The tender wind that carried me
A light in the dark shining your love into my life
You’ve been my inspiration
Through the lies you were the truth
My world is a better place because of you
You were my strength when I was weak
You were my voice when I couldn’t speak
You were my eyes when I couldn’t see
You saw the best there was in me
Lifted me up when I couldn’t reach
You gave me faith ’coz you believed
I’m everything I am
Because you loved me…)
Meski bingung kenapa tiba-tiba tema seperti ini menjadi isi pembicaraan Seohyun namun demi melihat wajah lelah kekasihnya YongHwa memilih diam, dan membalas genggaman Seohyun.
(…You were my strength when I was weak
You were my voice when I couldn’t speak
You were my eyes when I couldn’t see
You saw the best there was in me
Lifted me up when I couldn’t reach
You gave me faith ’coz you believed
I’m everything I am
Because you loved me
I’m everything I am
Because you loved me…)
Mobil YongHwa kemudian tiba di kediaman Choi. Dia kemudian turun dan membuka pintu untuk Seohyun. Seohyun mengambil tasnya dengan gontai.
“Jangan hiraukan segalanya, banyak hal yang tidak bisa diterima oleh kita, yang membuat perasaan kita sedih namun masih lebih banyak lagi hal lain yang menggembirakan. Hidup memang terkadang sporadis. Tetapi disana pulahlah letak keunikannya. Sleep well aegi.”
YongHwa mencium keningnya lalu membiarkan kekasihnya itu berlalu masuk ke rumah dengan lambaian tangan sebelum kembali ke belakang kemudia lalu berlalu pulang ke rumahnya.
***
Kediaman Choi…
Seohyun melangkah memasuki kamar kakaknya. Dia melihat kakaknya sedang sibuk di meja belajarnya. Akhir-akhir ini kakaknya memang mulai sibuk mengurusi bisnis keluarga mereka, Ayahnya mulai menuntut keterlibatan anak sulungnya itu dalam mengelola perusahaan mereka. Karena hal ini pulalah kenapa sampai sekarang Siwon belum bisa mengungkapkan perasaannya pada kekasihnya itu, Seohyun tahu betul hal itu. Ayahnya buka tipe orang yang gampang berkompromi.
Dia mendekat lalu memeluk pundak kakaknya dari belakang.
“Oppa…”
“Hmmm…”
“Aku mungkin masih kecil bagi kalian, Oppa dan JungMo Oppa. Aku masih belum dewasa tapi jujur aku tidak bisa mengikuti pola pikir kalian. Money, power, status, prestige..bukan itu yang terpenting. Yang penting adalah perasaan kalian. Kalau memang mencintai perempuan itu mengapa tidak mengatakannya? Mengapa mesti dipusingi dengan keadaan sekitarnya? Yang terpenting adalah perasaan kalian…” Seohyun lalu mengecup pipi kakaknya pelan dan berlalu dari kamar itu, meninggalkan Siwon yang tercenung diam dan merenung mendengar ucapan bijak adiknya itu.
***
Recently Status ;
SeoStar : The relationship betwen the two of you, it become yours and no others. If you guys didn’t make it don’t meet again, but if you guys got together, stay together for a long time.
P.s for My duck Gomawoyo, Chinca Gomawoyo…
.CHAPTER 5 – END.
Authors Note :
Anneyong guys…^^
Aku ada beberapa hal yang ingin disampaikan ;
1. Status terakhir Seohyun itu aslinya adalah ucapan PSY (Singer senior Korsel) di acara Night After Night Episode 1, aku suka pas part ini, soalnya mereka membahas YongSeo. Tips dari PSY ini khusus diberikan buat YongHwa atau idol namja yang lain.
2. Menyangkut tema cerita diatas. oh iya tema ini akan masih bersambung di YS Idol chapter 6 "Because You Love Me Part 2". Menjadi POPULER itu mungkin impian semua orang, tapi percaya deh semua itu membutuhkan konsekuensi yang besar dan berat. Banyak hal yang harus dikorbankan demi mencapai status ini. Menjadi Popular berarti kita tidak sepenuhnya lagi berhak atas hidup kita sendiri, banyak orang yang turut andil dalam setiap keputusan hidup Kita. Dan butuh keberanian besar untuk melakukan apapun yang kita inginkan kalau kita di posisi ini.
.Big Luv SJ.
Langganan:
Postingan (Atom)