Rabu, 08 Februari 2012

Seri SJ & Friends "I Love U, My Sweetheart"





"I Love U, My Sweetheart"




SJ Entertainmet Proudly Present :



_Seri SJ and Friends : 2nd Anniversary YongSeo Couple_


.I Love U, My Sweetheart.


Lead Cast :

Seo Joo Hyun (SNSD)
Jung Yong Hwa (CN Blue)



BGM : CN BLUE – WHERE YOU ARE





Prolog


"Aku pulang..." teriak YongHwa dengan nada malas seperti biasa, kenapa sepi sekali? Batinnya.

"Wah, suamiku sudah pulang, selamat datang…" Biasanya kalimat itu selalu menyambutnya, tapi kemana suara itu kini pergi?

YongHwa melangkahkan kaki masuk kedalam apartemen sederhana yang Dia sewa untuk 6 bulan masa kerjanya di Seoul.

Entah kenapa dia merasa hatinya dingin? Dia kemudian melangkahkan kaki menuju sofa favouritenya untuk sekedar melepas lelah sejenak sebelum mengistirahatkan diri sepenuhnya di atas ranjang kamarnya.

"Kau sudah makan? Atau mau langsung istirahat? Kalau tidak mau apa-apa ya sudah, aku mau menonton TV dulu ya, dan jangan ganggu aku, oke?"

Kemana suara itu sekarang?

Sudah 2 bulan YongHwa terbiasa hidup seperti ini, walaupun selama 2 bulan itu dia tidak pernah menanggapi celotehan SeoHyun sama sekali tapi tak sedikitpun dia mendengar keluhan SeoHyun tentang diri YongHwa atau kehidupan mereka.

Tapi tak jarang YongHwa melihat wajah sendu SeoHyun saat dia berlalu begitu saja tanpa menghiraukannya sedikitpun.

Hah, suami seperti apa dia ini? Batinnya pelan.

YongHwa meraih cangkir yang biasa disediakan SeoHyun di atas mejanya, tapi dia tidak meminumnya kali ini karena ini tidak seperti biasanya. Biasanya istrinya itu sudah menyediakan teh hijau hangat untuk dia minum sebelum masuki kamar, tapi kali ini yang dia sediakan adalah air putih.

Oke, dia mulai keheranan dengan perubahan ini, dan kali ini dia serius mengedarkan pandangannya, kemana istrinya sebenarnya? tidak ada seorangpun selain dia di dalam ruangan ini.

Matanya kemudian jatuh pada sesuatu di atas meja. Dia berdiri lalu melangkah ke meja. Dia meraih Map dan sebuah amplop yang sudah tersedia di atas meja itu. YongHwa membuka isi Map terlebih dahulu dan isinya adalah surat perjanjian dan... surat perceraian?

Perasaannya jadi tidak tenang kini, dia kemudian membuka amplop itu dengan paksa. Dengan perasaan tak karuan dia mulai membaca isinya...




"Dear, Suamiku, Yonghwa oppa...

Kau ingat kan hari apa ini? Yup, hari ini adalah hari dimana perjanjian kita akan berakhir, sesuai kesepakatan setelah setahun pernikahan kita maka selanjutnya adalah perceraian, seperti yang kau minta. Dan mulai saat ini, jika kau sudah menandatangani surat perceraian itu maka kita sudah bukan suami istri lagi. Kau bisa kembali pada kehidupanmu sebelumnya, bahkan kau bisa kembali pada kekasihmu itu. Gomapta, selama setahun ini kau sudah menjadi suami yang baik untukku. Dan terima kasih juga karena kau telah memberikan banyak kenangan dan pelajaran terbaik untukku.

Sejujurnya, aku sangat senang saat menjadi istrimu, itu merupakan pengalaman yang tak ternilai harganya untukku, apa kau tau itu?

Kau tidak usah khawatirkan mengenai Oppa-ku, dia adalah urusanku. Dan mengenai Appa, aku yakin diapun akan mengerti dengan penjelasanku nanti, jadi kau tidak usah khawatirkan masalah yang tidak penting ini, oke. Kau cukup bekerja dengan baik, agar suatu saat nanti aku bisa sedikit sombong kepada teman-temanku karena aku pernah menjadi istri seorang Dokter Jung yang sangat hebat.

Maaf, aku pergi tanpa menunggumu pulang terlebih dahulu, pesawatku akan berangkat pukul 9 malam untuk itu aku memutuskan untuk pergi lebih awal. Jika kau lapar, aku sudah membuatkan sup tadi, kau bisa menghangatkannya sebelum kau menyantapnya. Untuk besok pagi, kurasa kau bisa memasaknya sendiri kan? Bahan makanan di kulkas masih ada untuk seminggu kedepan kurasa. Jangan tidur terlalu malam, jangan lupa makan tepat waktu dan jangan bekerja terlalu keras, jaga kesehatanmu ya Pak Dokter... Maaf, jika selama ini aku selalu merepotkanmu dan membuatmu susah, but thanks for everythings...

Jaga dirimu ya, Yonghwa oppa. Bye...


Dari Istri yang selalu mencintaimu dan akan segera menjadi mantan, Seo Joo Hyun.




_o0o_





.1.



Yonghwa segera meremas kertas yang ada digenggamannya, menyambar jaket dan kunci mobilnya, keluar apartemen tanpa menguncinya terlebih dahulu dan langsung melesat pergi seperti orang kerasukan.

Bagaimanapun otaknya sedang tidak bisa berfungsi saat ini, yang ada di pikirannya dia harus sampai bandara tepat pada waktunya karena arloji jam ditangannya sudah menunjukkan angka 8.30 PM, itu artinya dia hanya memiliki waktu 30 menit sebelum harapannya benar-benar sirna.

Dalam hatinya dia terus merutuki dirinya yang membiarkan Seo Hyun pergi begitu saja.

Bagaimana dia bisa sampai lupa bahwa hari ini adalah tepat setahun hari pernikahan mereka? Bagaimana dia bisa sampai lupa bahwa di awal pernikahan mereka, dirinya membuat perjanjian konyol dengan Seo Hyun? Ya, konyol menurutnya karena perjanjian itu dia buat hanya karena keegoisannya semata. Karena dia kesal dengan ayahnya yang sembarangan memintanya untuk menikah karena janji konyol yang dibuat ayah dan ibunya dengan sahabat mereka sewaktu mereka remaja dulu. Tapi dengan konyolnya Yonghwa tidak menolak perjodohan itu malah berencana untuk merusak pernikahannya sendiri. Dia bilang kepada Seo Hyun bahwa dia sudah memiliki kekasih yang dia cintai dan tidak mungkin untuk mencintai Seo Hyun sedikitpun. Itu sengaja dilakukannya agar Seo Hyun menolak perjodohan mereka. Dan konyolnya, Seo Hyun hanya tersenyum dan berkata, "Baiklah, bukan masalah."

Yonghwa masih mengutuk dirinya sendiri saat ada dering telepon mengganggu pikirannya, tanpa melihat siapa penelponnya dengan kasar dia berkata "Yeobhoseyo!"

Orang disebrang sana tertegun mendengar sapaan Yonghwa yang sangat kasar itu.

"Yeobhoseyo, Jangan menggangguku! Aku sedang si…," Ucapan Yonghwa terputus karena suara diseberang sana sudah memotong tiba-tiba.

"Mianhae, aku...mengganggumu ya, Yonghwa oppa..." Kali ini giliran Yonghwa yang tertegun mendengar suara di seberang sana.

Lama mereka terdiam hingga akhirnya Yonghwa berkata, "Seo Hyun-ah?"

"Hmmm… Ini aku. Maaf jika aku mengganggumu oppa, aku hanya ingin menanyakan apakah kau sudah membaca pesanku di atas meja?" Suara Seo Hyun terdengar lirih di telinga Yonghwa.

"Hmmm..." Hanya itu yang mampu Yonghwa ucapkan sebagai jawaban.

"Oh, Syukurlah... Apa oppa sudah makan?" Kali ini suara Seo Hyun terdengar bergetar seperti sedang menahan tangis, Yonghwa yakin itu.

"Hmmm..." Lagi-lagi hanya kata itu yang mampu diucapkan Yonghwa.

"Baguslah kalau begitu..." Keduanya kembali terdiam.

"Seo Hyun-ah?" Yonghwa mencoba memberanikan dirinya untuk mengutarakan isi hatinya.

"Nde?" Jawab Seo Hyun penuh harap.

"..."

"Yonghwa oppa? Ada yang ingin kau sampaikan padaku?"

"Aahh…ani, gwenchana…" Jawab Yonghwa cepat sambil menjambak rambutnya sendiri tanda dia sedang frustasi.

"Oh, sudah malam, berisirahatlah, keretaku sebentar lagi tiba, sampai jumpa... Yonghwa oppa..." Ucap Seo Hyun pasrah.

"Anii… jakkaman Seo Hyun-ah! Ada yang ingin kukatakan padamu, jebal!!" Ucap Yonghwa mulai frustasi dengan dirinya sendiri.

Tapi yang Yonghwa dengar bukan suara Seo Hyun langsung melainkan suara ribut yang entah dari mana datangnya.

"Aahh.. Andweee! Ponselku…"

"Agashi!!! Jangan kesana, bahaya!!!"

"Andweee… Aku harus mengambil ponselku, lepaskan aku! Yonghwa oppa! Andweee…kumohon lepaskan!!!"

Yonghwa yakin itu suara Seo Hyun. Tapi apa yang sedang terjadi dengannya? Seo Hyun dalam bahaya! Tidak terasa jantung Yonghwa berdegup lebih kencang dari biasanya, dia tidak bisa membayangkan apa yang sedang terjadi dengan Seo Hyun-nya sekarang.

Otaknya benar-benar buntu, yang dia tahu dia harus bertemu dengan Seo Hyun saat ini juga! Tapi dimana dia sekarang?

Suara diseberang sana semakin tidak karuan, Yonghwa sampai mendengar teriakan, suara riuh di tempat itu, di tambah lagi suara panggilan dari pengeras suara membuatnya semakin tidak bisa mendengar suara istrinya, walaupun samar dia masih terus fokus mendengarkan suara yang dapat dia dengar.

"Agashi, palang relnya sudah di tutup, keretanya sebentar lagi lewat. Agashi, jangan gila! Itu hanya sebuah ponsel. Sudahlah, Agashi…"

Rel? Kereta? Otak Yonghwa berpikir cepat, tanpa pikir panjang dia langsung memutar balik arah kemudinya, beruntung ini jalanan sepi dan sedang tidak ada polisi, jikalaupun ada dia pasti tidak akan menghiraukannya juga, karena yang ada dibenaknya kini hanya Seo Hyun, Seo Hyun dan Seo Hyun.

"Tidak! Itu Yonghwa oppa, dia ingin bicara denganku, lepaskan!" Yonghwa masih bisa mendengar teriakan frustasi Seo Hyun sebelum suara terakhir terdengar dan memutuskan hubungan teleponnya.

"Agashii! Jangan, kumohon biarkan saja, Agashiiii! Tidaaaakkkkk!"



KREEKK!


JGERR!


BRAKK!



Entah itu suara apa, yang jelas membuat Yonghwa menghentikan mobil seketika. Dia mengerem mobilnya tiba-tiba ketika dia tidak bisa mendengar suara percakapan riuh sebelumnya. Jantungnya benar-benar memacu hingga kebatas akhir, peluh keringat bercucuran walaupun pada kenyataannya dia sedang tidak mengikuti lomba marathon dan AC mobilnya berfungsi dengan sangat baik seperti biasanya.

Apa yang telah terjadi dengan istrinya? Dia mencoba menelepon balik nomor ponsel Seo Hyun, tapi hasilnya nihil, tak dapat tersambung sama sekali.

Frustasi? Stres? Tentu saja. Dia berusaha sekuat tenaga dengan mengatakan “Seo Hyun baik-baik saja, dia pasti baik-baik saja. Kumohon Seo Hyun-ah. Tunggu aku, jangan tinggalkan aku…”

Selagi mengucapkan kalimat itu tak terasa air matanya mengalir tanpa dia sadari.


_o0o_





.2.



_Pukul 9.20 PM _



Yonghwa tahu dia sudah telat dari waktu yang dijanjikan. Tapi seingatnya Seo Hyun mengatakan akan pergi menggunakan pesawat pukul 9 malam, dan dari kesimpulan yang dia dapat di telepon bahwa Seo Hyun sedang berada di stasiun kereta bukan di bandara, karena itulah dirinya sekarang berada disini.

Yonghwa berlari sambil melihat sekitarnya, dia berharap jika Seo Hyun masih disana menunggu kereta terakhir, harapannya. Tapi baru saja dia ingin menyeberang peron ada sesuatu yang mengganjal penglihatannya. Ya, dia melihatnya... gantungan ponsel berbentuk keroro yang dia belikan untuk Istrinya itu, saat Seo Hyun merengek untuk dibelikan gantungan itu dengan alasan sebagai kenang-kenangan untuknya. Ya, sebagai kenang-kenangan karena itu satu-satunya benda yang Yonghwa berikan untuk Seo Hyun.

Kakinya terasa lumpuh saat dia melihat benda itu masih utuh disamping ponsel yang sudah hancur serta dikelilingi police line, bercak darah dan gambar jejak mayat yang tergeletak. Ia tahu apa artinya itu. Otaknya benar-benar tidak bisa merespon, semua inderanya terasa mati, jiwanya pun ikut melayang, bahkan suaranya pun tidak bisa dia keluarkan.

Bagaimana ini?

Apakah dia benar-benar terlambat?

Apakah Seo Hyun kini benar-benar meninggalkannya?

Tapi kenapa harus dengan cara seperti ini?

Jika waktu bisa diputar, dia rela jika yang harus terbaring adalah dirinya bukan istrinya.

Jika waktu bisa diputar, dia ingin kembali mengulang saat-saat mereka bersama.

Jika waktu bisa diputar, dia ingin mengatakan bahwa dia sangat sangat mencintai Istrinya itu.

Jika waktu bisa diputar, akan dia lepaskan jaket ego serta harga dirinya hanya untuk membuat Seo Hyun-nya tersenyum dan bahagia.

Dan jika waktu bisa diputar, dia bersumpah tidak akan pernah melepaskan Istrinya sampai kapanpun juga.

Tapi apa yang bisa dia lakukan kini? Menyesal? Tentu saja, hanya penyesalan yang terdalam yang dapat dia rasakan sebagai balasan atas perlakuannya selama ini. Berlutut dan menangisi kepergiannya, membuat Yonghwa terlihat seperti orang bodoh karena bagaimanapun tidak ada seorangpun yang dapat mengerti perasaan dan keadaannya. Dan yang harus dilakukannya sekarang adalah menghadapi kenyataan.

Bagaimanapun, jika pada kenyataannya Seo Hyun benar-benar meninggalkannya setidaknya dia harus melihatnya untuk yang terakhir kali, itu tekadnya.

Dia berdiri dengan lemah dan mulai berjalan gontai untuk sekedar mencari informasi tentang kecelakaan yang baru saja terjadi, tiba-tiba langkahnya terhenti karena mendengar suara seseorang yang baru saja di dengarnya tadi.

"Sudahlah Agashi, itukan hanya sebuah ponsel, kau kan bisa membelinya lagi nanti…" Ucap seorang pria yang ternyata adalah salah satu petugas kepolisian yang kebetulan melihat tindakan nekad yang akan dilakukan seorang wanita didepannya, frustasi karena tidak bisa mendiamkan gadis dihadapannya yang sedari tadi menangis tak henti-hentinya.

"Agashi, kumohon berhentilah menangis, aku akan menggantikannya dengan yang lebih bagus dari itu, tapi kau diam ya Agashi, jangan menangis lagi, kau bisa membuatku gila jika bersikap seperti ini terus. Agghh…." Polisi itu semakin frustasi karena tidak tahu lagi apa yang harus diperbuatnya, tanpa dia sadari Yonghwa berjalan kearahnya dengan sangat lamat, dia menaruh harapan besar dengan apa yang baru saja di dengarnya.

"Kau... tidak akan bisa menggantinya... karena disana... adalah kenanganku, hanya itu yang kupunya darinya... seharusnya kau biarkan aku mengambilnya... tanpa benda itu aku tidak memiliki semangat lagi... hah, benar-benar payah! ternyata aku benar-benar tidak diijinkan untuk memilikinya, bahkan hanya sekedar kenanganpun aku tak boleh memilikinya, jika seperti ini lebih baik kau biarkan saja aku yang tertabrak tadi…." Ucap Agashi itu yang ternyata adalah Seo Hyun yang sedang duduk termangu dilantai sambil berlinangan air mata tanpa semangat hidup sama sekali memikirkan satu-satunya kenangan yang dia miliki kini sudah hancur berkeping-keping tanpa boleh disentuh pula oleh pihak kepolisian.

Dia berpikir, apa benar nasibnya benar-benar sial? harus bertemu dengan pria yang tidak mencintainya, menikah dengan syarat, bercerai karena permintaan, sekarang satu-satunya benda yang dia dapat dengan susah payah bahkan tidak bisa disentuhnya.

Menyesal? Tidak, ia sama sekali tidak pernah menyesal bertemu, menikah dan bercerai dengan suaminya. Hanya saja, satu-satunya benda yang bisa membuatnya tersenyum dan sedih sekaligus telah musnah ditangannya. Ponsel dengan gantungan keroro itu, berisi tentang kehidupannya selama setahun ini.

Di dalamnya terdapat foto Yonghwa sedang tidur, marah, pokoknya semua ekspresi yang pernah dia dapat telah dia rekam dalam ponsel itu. Video saat Yonghwa sedang memasak untuknya, saat suaminya itu sedang sakit, bahkan sedang melamun dan berbagai macam kegiatan sudah dia simpan dalam ponsel itu. Bahkan suara Yonghwa yang hanya sekedar berkata 'Hm' tidak luput dari memori yang sudah dia rapikan dalam ponsel itu.

Kini, semuanya telah hilang tanpa berbekas. Apa yang dia punya tentang Yonghwa sekarang? Hanya memori dalam otaknya yang hanya bisa merekam sedikit kenangan tentang mereka berdua. Saat Seo Hyun sedang membayangkan Yonghwa yang sedang marah padanya, saat Yonghwa sedang mengacuhkannya, bahkan saat pria itu berdeham dan memanggil namanya seperti saat ini.

"Ehm... Seo... Hyun-ah..." Ucap Yonghwa lirih, berharap jika wanita yang sedang menangkupkan wajahnya dihadapannya ini benar-benar istrinya yang tengah dia cemaskan sedari tadi.

Seo Hyun yang sedang melamun memikirkan Yonghwa tersentak kaget mendengar suara yang sudah sangat familiar di pendengarannya. Dia mengedarkan pandangannya, seakan tidak percaya dia menggeleng-gelengkan kepalanya, baru saat dia menengadahkan kepalanya, mulutnya malah terbuka saking terpana melihat pemandangan dihadapannya kini.

Seseorang yang baru saja dia pikirkan~ tidak, tapi yang selalu dia pikirkan, kini sedang berdiri dihadapannya sambil tersenyum penuh bahagia. Dia benar-benar tidak percaya dengan pemandangan ini, mana mungkin seorang Jung Yonghwa akan menyusulnya sampai kesini bahkan tersenyum dengan bahagia penuh kelegaan, Seo Hyun sampai menepuk-nepuk wajahnya sendiri untuk menyadarkan keterpanaannya. Belum sempat dia pulih dari keterpanaannya, kini Yonghwa tengah menghambur ke dalam pelukan Seo Hyun, mendekapnya sangat erat, seakan takut esok akan kiamat dan Seo Hyun kembali hilang dari pandangan dan dekapannya.

Yonghwa tidak peduli pada polisi ataupun orang-orang yang masih berlalu lalang dan menyempatkan diri melihat adegan yang tak biasanya terjadi di depan khalayak ramai saat ini. Karena Yonghwa tengah sibuk mengecup seluruh wajah istrinya dengan penuh kerinduan lalu memeluknya lagi, mengecup lalu memeluk, hanya itu yang Yonghwa lakukan sedari tadi hingga Seo Hyun menginterupsinya untuk berhenti.

"Oppa, hentikan." Ucap Seo Hyun sambil menahan wajah Yonghwa agar tidak mengecupnya kembali.

"Waeyo?" Yonghwa bertanya dengan tampang polosnya.

"Kau yang kenapa? Tiba-tiba datang, memelukku dan langsung mengecupku, kau seperti bukan Yonghwa oppa yang ku kenal…." Tanya Seo Hyun penuh keheranan. Sebenarnya ia sangat senang saat Yonghwa tiba dihadapannya dan langsung memeluknya, menyadarkannya bahwa pemuda yang ada di dekapannya itu nyata.

Tapi saat Yonghwa mengecupnya, jelas itu diluar perkiraannya. Jangankan mengecup, bersentuhan tangan selama setahun ini saja rasanya hampir tidak pernah, rasanya sangat sulit sekali untuk membuat kontak dengan suaminya sendiri, tapi apa yang terjadi kini benar-benar jauh dari bayangannya.

Yonghwa menatap Seo Hyun dengan sendu, dibelainya wajah mungil istrinya itu lalu kembali memeluknya sambil berkata, "Mianhae, gajima. Saranghanda, Seo Hyun-ah."

"Mw – Mwo?" Seo Hyun tidak yakin dengan kata-kata yang baru saja di dengarnya. Dia sempurna melongo.

"Mianhae, gajima. Saranghanda. Itu kata-kata yang ingin ku ucapkan sedari tadi, aku akan mengatakannya sebanyak yang kau mau." Ucap Yonghwa masih sambil mengeratkan pelukannya.

"Oppa, mian, tapi bisakah kau menjelaskan apa maksudmu itu, aku benar-benar tidak mengerti." Seo Hyun benar-benar bingung dengan pernyataan yang Yonghwa lontarkan, karena tidak mungkin menurut pikirannya bahwa seorang Jung Yonghwa akan mencintainya, karena sepengetahuannya orang yang berstatuskan suaminya ini sangat begitu membenci istrinya sendiri.

"Akan ku jelaskan di rumah, sekarang kita pulang ya, kajja." Ucap Yonghwa sambil membantu Seo Hyun berdiri, lalu mereka berjalan beriringan setelah sebelumnya berpamitan dan mengucapkan terima kasih pada polisi yang telah membantu Yonghwa agar Seo Hyun tidak 'bunuh diri'. Tangan kanan Yonghwa digunakan untuk menggandeng Seo Hyun agar gadis itu tidak terlepas lagi dari genggamannya, sedangkan tangan kirinya dia gunakan untuk membawa barang bawaan Seo Hyun.




_o0o_





.3.




Lalu, apa yang dilakukan pasangan ini setelah sampai rumah alias apartemen sederhana yang telah mereka tinggali selama setahun di Seoul ini. Setelah Seo Hyun mengomel karena Yonghwa tidak mengunci apartemennya sewaktu meninggalkan rumah, setelah Yonghwa merobek surat perjanjian dan surat perceraian yang belum ditanda tanganinya, setelah Yonghwa menarik Seo Hyun kedalam kamar mereka untuk melepaskan rindu, serta jaket ego dan harga diri mereka. Kini mereka sedang merasakan kebersamaan yang baru saja mereka miliki bersama.

Setelah beberapa ronde pergulatan, dimana YongHwa menuntaskan cintanya buat sang istri. Kini tanpa sehelai benangpun, tanpa pembatas apapun, hanya berbagi kehangatan diantara keduanya, ditemani sehelai selimut yang mereka bagi berdua, dengan YongHwa yang memeluk tubuh telanjang istrinya, mereka mulai berbicara dari hati ke hati.

"Oppa, kau sudah tidur?" Tanya Seo Hyun sambil merapatkan tubuhnya semakin masuk kedalam pelukan suaminya.

"Hmmm, belum, waeyo?" Tanya Yonghwa balik dengan lembut. Bagi Seo Hyun ini benar-benar seperti mimpi, Yonghwa mau bicara padanya saja itu merupakan anugerah tersendiri untuk Seo Hyun, dan kini suaminya itu memperlakukannya selayaknya seorang istri, dia merasa sedang berkhayal tingkat tinggi.

"Apa aku sedang bermimpi? Aku seperti sedang di surga, jika ini memang mimpi aku rela untuk tidak terbangun selamanya." Ucap Seo Hyun sambil tersenyum bahagia.

Yonghwa bangun dari pembaringannya lalu mencium Seo Hyun dengan sangat lembut dan penuh cinta seperti sebelumnya.

"Apa rasa ciumanku?" Tanya Yonghwa sambil membelai wajah Seo Hyun.

"Manis rasa cinta." Jawab Seo Hyun sambil mengedipkan sebelah matanya.

"Jika kau bisa mengecap rasa manis, apa itu artinya sedang bermimpi?" Tanya Yonghwa lagi.

Seo Hyun tersenyum penuh arti menanggapinya.

"Lalu, apa maksud ucapanmu saat di stasiun tadi?" Tanya Seo Hyun penasaran.

Yonghwa membetulkan posisi duduknya sebelum memberikan jawaban pada Seo Hyun.

"Maaf, karena aku tidak bisa menjadi suami yang baik selama setahun ini. Maaf, karena aku selalu menyakiti hatimu. Maaf, karena keegoisanku membuatmu menderita. Maaf, karena selalu membuatmu menangis dan bersedih. Maaf, karena telah membohongimu selama ini. Maaf, karena aku jatuh cinta padamu sedari awal. Maaf, karena – ."

Belum sempat Yonghwa menyelesaikan kata-katanya Seo Hyun sudah menginterupsinya dengan sebuah ciuman sambil berkata, "Maaf diterima, lalu?"

"Aku tidak ingin kau pergi, sebenarnya aku sendiri lupa dengan perjanjian setahun itu, aku benar-benar tidak mengira jika kau akan benar-benar memenuhi permintaanku, saat aku membaca suratmu aku terus saja berkata 'jangan pergi, jangan pergi' saat aku sadar kau tidak disisiku aku seperti kehilangan nyawaku sendiri, rasanya sesak dan sakit sekali disini, Seo Hyun-ah..." Yonghwa berkata sambil menunjuk ke arah jantungnya.

Seo Hyun menciumnya kembali sebagai tanggapan, "Lalu yang terakhir?" Tanya Seo Hyun lagi.

Yonghwa mencium Seo Hyun, lalu mendekapnya kembali sebelum dia memberi jawaban selanjutnya.

"Saranghanda, sebenarnya kata itu ingin ku ucapkan semenjak awal kita bertemu, hanya saja ego dan harga diriku mencegah untuk melakukan itu semua…" Ucap Yonghwa sambil memandang Seo Hyun dengan perasaan bersalah.

"Aku tahu." Jawab Seo Hyun dengan senyum manisnya, Yonghwa pun hanya mengerutkan dahinya tanda dia bingung dengan pernyataan istrinya itu.

"Aku tahu kalau kau memang mencintaiku, hanya saja seperti katamu, egomu yang kelewat tinggi membuatku menyetujui setiap permintaanmu, aku juga tidak mengerti, aku hanya mengikuti intuisiku saja. Kau tahu, aku seperti bermain judi pada pernikahan kita ini…." Ucap Seo Hyun yang menyebabkan kerutan di kening Yonghwa bertambah.

"Saat kau berkata 'mari kita menikah dan bercerai setelah setahun, bagaimana?' kau ingat kata-katamu saat itu?" Yonghwa mengangguk sebagai jawaban.

"Aku berpikir, sebenarnya apa yang di inginkan pemuda ini? Jika aku menolaknya sekarang, keluargaku pasti akan kecewa denganku, begitu juga dengan ayah dan adikmu. Tapi jika aku menerimanya sama saja dengan bunuh diri, karena setahun kemudian kita akan bercerai, sama saja bohong kan?"

"Tapi, jika dalam setahun aku bisa membuatmu mencintaiku dan kita tidak jadi bercerai, itu akan sangat bagus sekali, makanya aku berani mengatakan padamu 'aku akan membuatmu mengatakan maaf karena telah mencintaiku', kau juga masih ingat kan? Dan tadi kau baru mengatakannya, itu berarti akulah pemenangnya hahaha…." Tawa kemenangan Seo Hyun membahana dan mendapat cubitan gemas gratis dipipinya dari Yonghwa.

"Tapi, pada kenyataannya kau memberikanku kenyataan pahit, sikapmu selama setahun ini benar-benar membuatku menyerah. Karena itu aku sebagai keturunan keluarga Seo yang selalu menepati janjinya, aku mengambil keputusan itu. Maka dari itu aku sudah menyiapkan diriku sendiri untuk kemungkinan terburuk tersebut…."

"Aku berpikir, aku cukup bahagia dengan kehidupan setahun kita ini, karena aku bisa mengenangmu lewat ponsel yang sudah kupersiapkan itu, tapi nyatanya ponsel itu terjatuh saat penjahat itu mau menabrakku saat sedang berlari dari kejaran polisi, untungnya polisi menyebalkan itu bisa menahanku agar tidak terjatuh ke rel, tapi saat aku melihat ponselku tergeletak tak bernyawa, aku jadi gila seketika, di tambah tubuh penjahat yang terhantam kereta itu..."

YogHwa memeluk erat istrinya, ikut berempati dengan kejadian yang tdai menimpanya.

"Yang namanya ponsel memang tak bernyawa, Seo Hyun-ah. Kau ini, kenapa sih selalu seenaknya saja berbicara…." Ucap Yonghwa memprotes kata-kata Seo Hyun.

"Ah, pokoknya seperti itulah, yang penting kau paham maksudku, dan jangan memotong ceritaku, kau tidak tahu betapa menyebalkannya polisi itu, andai saja dia tidak menahanku, aku pasti sudah bisa menyelamatkan ponsel itu sebelum kereta tak berperasaan itu lewat." Yonghwa hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya saat istrinya itu lagi-lagi menyebutkan kata yang tidak sesuai tempatnya, 'Kereta juga termasuk benda mati, mana mungkin memiliki perasaan' otaknya sudah menginterupsi perkataan Seo Hyun lagi, tapi tidak dia sampaikan takut istrinya bertambah kesal karenanya.

"Jika dia tidak menahanmu, maka kau tidak akan bersamaku saat ini, mungkin jika kau benar berhasil mengambilnya aku benar-benar akan kehilanganmu karena aku yakin, tanpa ragu sedikitpun kau akan melangkah pergi meninggalkanku." Ucap Yonghwa dengan wajah sendunya.

Sebenarnya Seo Hyun sangat tidak tega melihat wajah sendu suaminya itu, ingin sekali dia menciumnya lagi untuk sekedar menenangkan hati sang suami tapi dia urungkan niatnya dan lebih memilih untuk terus menggodanya.

"Hah, malangnya ponselku. Maafkan aku, nak. Karena tidak bisa menjagamu dengan baik…." Ucap Seo Hyun sambil menaruh kedua telapak tangannya di dada, tanda dia sedang bersimpati.

"Hentikan, kau ini jangan suka menganggap benda mati seperti memiliki nyawa seperti itu, kalau orang lain yang mendengarnya kau bisa dianggap tidak waras. Sudahlah, jangan meratapi ponsel itu lagi, aku akan membelikan yang baru nanti. Lagipula jika memang kau benar ingin menginginkan seorang anak sekarang bagaimana jika kita membuatnya lagi…." Goda Yonghwa sambil membaringkan Seo Hyun di sisinya.

"Sudah kubilang bukan ma..." Lagi-lagi kata Seo Hyun sudah di interupsi Yonghwa dengan ciumannya.

"Sstt... aku tahu, yang kau permasalahkan isinya bukan? Sekarang kau sudah memiliki aku, aku akan selalu ada disini, disisimu, aku akan selalu ada saat kau sedang membutuhkanku, dan aku akan selalu ada jikalaupun kau sedang tidak menginginkanku. Kau ingin aku tersenyum, maka aku akan tersenyum untukmu, kau ingin aku menangis, akupun akan melakukannya hanya untukmu."

"Aku akan melakukan apapun asal kau selalu berada disisiku, kau ingin memukulku silahkan, kau ingin menciumku, aku akan senang hati menerimanya, asal kau berjanji tidak akan meninggalkanku lagi, apapun akan aku lakukan untukmu, karena aku bersumpah untuk tidak melepaskanmu lagi, aku bersumpah akan selalu mencintaimu dan hanya akan dirimu yang ku cintai, aku bersumpah akan selalu membuatmu bahagia dan tidak akan membuatmu menangis. Dan aku bersumpah akan menjadi suami yang baik untukmu. Dan tidak ada lagi kata perceraian, arraseo?"

"Itu janjiku saat aku tahu, aku kehilanganmu. Aku bersumpah pada diriku sendiri jika Tuhan mengijinkanku untuk bersamamu sekali lagi maka aku akan menggunakan kesempatan itu sebaik-baiknya, tidak akan pernah ku sia-siakan lagi istri sebaik dan secantik dirimu. Dan ternyata Tuhan memang benar-benar baik padaku." Yonghwa berkata sambil mengecup kening Seo Hyun.

"Oh ya, Seo Hyun-ah. Boleh aku bertanya sekali lagi? Bukankah di suratmu kau menulis akan pergi menggunakan pesawat, lalu kenapa jadi ada di stasiun?" Tanya Yonghwa sambil mendekap Seo Hyun kembali dalam pelukannya.

"Oh itu, aku nyasar seperti biasanya, aku lupa menyebut tujuanku pada sopir taxi, mungkin saat dia melihat barang bawaanku dan aku tidak sengaja berkata aku ingin sekali naik kereta api, jadi sopir itu menurunkanku di depan stasiun. Ketika aku sadar, aku juga bingung kenapa ada disana, tapi karena sudah terlanjur disana ya... aku jadi merubah rencana awalku."

"Hah? Mw- Mwo? Nyasar lagi? Aigoo, kau ini kenapa sih selalu membuatku cemas?" Ucap Yonghwa seraya menegakkan tubuhnya lagi, saking terkejutnya dengan penuturan istrinya.

"Sejak kapan kau merasa cemas padaku? Seingatku kau selalu saja berkata 'siapa yang mau perduli padamu? Yang jelas bukan aku orangnya!' setelah itu kau langsung menutup telepon atau berlalu meninggalkanku begitu saja." Ucap Seo Hyun sambil menirukan gaya bicara Yonghwa.

"Mianhae, tapi bisakah kita tidak membahas masa setahun itu lagi, aku benar-benar merasa sangat bersalah padamu." Ucap Yonghwa sambil menunduk malu.

"Geurae, asal kau tidak menyebutkan kata maaf lagi, aku akan menutup mulutku rapat-rapat." Ucap Seo Hyun sambil menggerakan tangan di depan mulutnya seperti sedang menutup resleting lalu menguncinya dengan gembok lalu dilemparkannya kunci itu kesembarang tempat.

Yonghwa pun tersenyum menggoda saat melihat tingkah laku Seo Hyun, benar-benar sangat menggemaskan. Apapun yang dilakukan Seo Hyun mau tidak mau membuat senyumannya selalu terkembang. Istrinya itu memang selalu memiliki cara untuk mencuri perhatian dan pesonanya.

Yonghwa membungkukan badannya sambil berkata menggoda, "Kalau kau mengunci bibirmu mana bisa kau menang melawanku?" Ucap Yonghwa sambil kembali menyerang Seo Hyun dengan 'serangan cintanya', yang membuat Seo Hyun mau tidak mau membuka mulutnya dengan suka rela untuk sekedar mengeluarkan desahan indah atau sekedar memuaskan keinginan suaminya.

Well, keduanya sama saja bukan? Selama mereka berdua yang menginkannya. So, don't disturb them.






_END_









_Seri SJ and Friends : 2nd Anniversary YongSeo Couple_




Penulis : M.RIO ZACKY ANSHARY


Editor : SJ


Pic : JULI AGASHI




RIO say :

Hah, akhirnya selesai juga. Maaf ya, kalau misalnya ceritanya membosankan dan gak romantis. Ya sudahlah, kalau ada yg baca ff ini, wajib memberikan tanggapannya. Jgn cuma komen satu atau dua patah kata doank! XD





SJ say :


Qeqeqe…honestly just wanna say FF ini rasanya “RIO” banget ; to the point , padat dengan twist2 yang tidak terduga. Tapi ini justru yang membuat FF (dan penulisnya juga..*wink*) terlihat menarik. So buat kalian cewek-cewek (Yang dibawah 20 tahun deh,soalnya RIO ini 19 tahun) yang punya kriteria cari cowok yang tahu KPOP, cuek, dan sedikit sengak, sok, gombalers (abis ini digampar Rio..lol) gw merekomendasikan high quality jomblo yang satu ini sebagai calon pendamping yang TOP (Hahahahha..dikerjain dikit gak apa yah yo, maafin Nuna. Peace…^^v). Tadi itu bercandaan, seriously FF rio ini nyaris gak ada yang aku ubah, kecuali di bagian awal dan itupun seucrit (dikit banget), FYI rio ini penulis FF yang lumayan tinggi jam terbangnya di dunia perFFan, sayangnya spesialisnya dia bukan YS Couple, even dia juga suka YS Couple. Bagi kalian yang ingin baca FFnya dia add FBnya saja atau follow dia di twitter.

Okkey guys, FF ini sebagai bagian dari countdown to perayaan 2nd anniversary uri couple. Tahu-tahu udah tahun kedua yah, gak kerasa. Eehhhm, singkat saja gw benar-benar pengen bilang, gw bangga jadi bagian keluarga Goguma’s.


Fighting GoGuMa’s…^^







.LUV SJ.

10 komentar:

  1. Eva_GogumaShipper_Boice8 Februari 2012 pukul 23.24

    thank you onnie, walaupu bukan lanjutan AOD, tapi salut deh buat onnie yg udah bisa luangin waktu untuk bikin ff ini

    Happy 2nd Anniversary
    YONGSEO IS REAL

    BalasHapus
  2. sweeettttttt,,,,,fluffy,,,fluffy,,,,fluffy,,,,,

    ini kupu2nya masih menari di dadaku,,,,

    kekekekekekeke,,,,,

    BalasHapus
  3. salam kenal buat rio^^ .. ff nya mnenarik.. kirain cewek aja yg suka ama yongseo th hihih..
    bangga bgt bisa gabung jadi goguma family :)

    Happy 2and anniversary YongSeo Couple .. Yongseo real :D

    BalasHapus
  4. Hahaha.. bagus loh ffnya... Perasaan yonghwanya terasa banget.. soalnya dari awal kita di bawa dengan penjelasan2 perasaan maupun gambaran dari si yonghwa nya.. Nah, itu dia uniknya.. soalnya kebanyakan cerita roman selalu digambarkan perasaanya yah peran utama wanita.. alias si akunya wnaita dah... trus, romantis kok... penjelasan deskripsi kejadiannya juga detail.. yang yong dapet telpon dari hyun ampe ada suara kecelakaan ampe ketemu di stasiun..Pokoke mantap.. ^^a..
    Yenny_ye

    BalasHapus
  5. Part dialog ter-sweet versi syarah:

    "Apa aku sedang bermimpi? Aku seperti sedang di surga, jika ini memang mimpi aku rela untuk tidak terbangun selamanya."

    "Jika kau bisa mengecap rasa manis, apa itu artinya sedang bermimpi?"

    "Saranghanda, sebenarnya kata itu ingin ku ucapkan semenjak awal kita bertemu, hanya saja ego dan harga diriku mencegah untuk melakukan itu semua…"

    "aku akan membuatmu mengatakan maaf karena telah mencintaiku"

    "Kau ingin aku tersenyum, maka aku akan tersenyum untukmu, kau ingin aku menangis, akupun akan melakukannya hanya untukmu"

    WELL DONE RIO..
    personifikasinya tersampaikan dengan sukses,,
    karakter Hyun yang menggemaskan, rasanya mirip karakter cewe komik jepang yang agak ceroboh,konyol, tapi menyenangkan dan pantang menyerah..^^..bagus bgt,,saya suka...^^

    BalasHapus
  6. maaf nih SJ&Rio baru sempet komen

    wah 4 jempol buat RIO. FFnya bagus bgt. romantis bgt
    Rio sukses bikin noona (hehehe) deg-deg sama kyk Yonghwa wkt nyari Hyun.

    Endingnya so sweet bgt tp bikin ketawa bagian hyun blg dia nyasar, mana jauh bgt nyasar.

    sering2 ya Rio bikin ff ttg Yongseo. nanti pasti ku baca deh.

    To SJ: sering2 si Rio diajak nulis ff Yongseo ya :)

    BalasHapus
  7. Keren2.. Sweet bgt. Humornya oke, emosinya dapet.. Rio sering2 bikin ff yongseo dong..
    Ilustrasi gambar juli jg pas bgt..

    BalasHapus
  8. huaaaah,,,,,,,pengen deh liat yongseo pelukan lagi....bahkan pelukan atau gengaman tangan yg lebih eraaaaat.......

    BalasHapus
  9. Wah...keren!! Kebanyakan FF diambil dari sudut pandang pemeran wanita, tapi ini beda, keren asli! Hehehe... Yong yang slalu cool n Hyun yg slalu bias ngegoda Yong Ada di FF ini, demen d bacanya.. Miss Yongseo so much....

    BalasHapus
  10. kirain Seohyun nya bakalan meninggal n bakal sad ending, tp ternyataaaa ckck Si author nya emang pinter nipu ya *ups :Dv
    Pantesa berani promoin ff nya buat dibaca, ternyata emang bagus (Y) Chukkae author~!!!^^
    Trnyata ada NC nya ya walaupun tersirat (?)doang wkwkwk

    BalasHapus