Minggu, 06 April 2014

.PROMISES MADE.





Awal tahun 2014…



Alunan Adagio-nya Mozart dan lilin aromateraphy menemani SeoHyun melepas lelahnya malam itu di dalam bathtub mandinya di apartemen yang merupakan hadiah dari sang belahan jiwa di Choengdamdong, Seoul.





Relaxing after a hectic day. Thanks to the best hubby in the world for uri best place I called Home… :*




Jarum jam telah berdentang 12 kali ketika SeoHyun mengirimkan foto dirinya saat ini dan pesan mesra via line ke seseorang yang telah mengikatnya dengan janji yang terucap di depan Tuhan, kedua orangtuanya dan 8 orang onniedeulnya member SNSD. Dia bisa menebak bagaimana reaksi seseorang yang sedang terpisah jauh darinya, setengah belahan bumi.

Dan 5 menit kemudian tebakannya benar. Senyumnya mengembang pelan ketika telepon genggamnya berdering. Tanpa melihat id caller, dia bisa tahu dengan pasti siapa yang menelponnya, Sang Belahan Jiwa.

“Baby… I miss you so much…” tanpa kata pembuka sebelumnya, kalimat yang dilontarkan oleh suara berat dan sedikit lirih itu terdengar mesra di gendang telinganya, mampu menciptakan efek yang dalam bagi syaraf di tubuhnya. Namun sensasi itu dirasakannya singkat ketika dia melihat wajah kekasihnya di layar Samsungnya, terlihat kelelahan dengan kantung mata besar menghias wajah Jung YongHwa.

“I miss you more Daddy oppa..” balasnya lirih.

SeoHyun tidak mampu mencegah rasa haru menyeruak di dalam dadanya. Nyaris 10 hari mereka terpisah, Jung YongHwa, lelakinya yang dikenal dunia sebagai leader CN Blue sedang melakukan tour konser ke benua Amerika. Sementara dia di Korea juga sibuk dengan karier keartisannya sebagai maknae SNSD. Dia tahu dengan pasti, suaminya kelelahan dan merindukannya, ini pasti sangat berat bagi YongHwa, karena dia merasakan hal yang sama.

“Don’t cry …”

SeoHyun segera mengerjapkan matanya berulangkali berharap bisa mencegah airmatanya mengalir turun, dia lupa kalau YongHwa sedang menatap wajahnya dengan sendu.

“Cepat pulaang…” rengeknya manja. Meski dia tahu bahwa jadwal kepulangan suaminya itu telah pasti, dia tidak dapat mencegah dirinya untuk tidak mengeluarkan rengekan seperti itu. Ucapannya ini lahir dari lubuk hatinya yang terdalam, yang sudah sangat merindukan Jung YongHwa.

“Soon baby, soon…bagaimana harimu?”

“Tidak ada yang istimewa, hanya sedikit melelahkan Oppa, ke kampus lalu latihan koreo dan tampil di drama musicalku…” SeoHyun menghela nafas lelah. “…Aku sampai-sampai harus menitipkan Uri baby Dubu pada ibu. Mianhe Oppa, aku nyaris tidak memiliki waktu untuk mengurusnyanya…” raut wajahnya tidak dapat menyembunyikan kesedihannya karena terpaksa meninggalkan anjing kecil yang dihadiahkan YongHwa kepada orangtuanya.

“Kwenchana JooHyun-ah.. yang terpenting kamu jangan kelelahaan, ingat untuk istirahat dan minum vitaminmu...”

“Hhhhmmm… Daddy oppa too…” Dan lalu tanpa mampu dicegahnya tampangnya mendelik, dia ingat siang tadi JungShin mengiriminya pesan singkat kalau YongHwa dua hari terakhir ini mengkonsumsi kopi di luar batas kewajaran yang telah ditetapkan JooHyun. “Yong Oppaa…”

YongHwa disebrang sana dapat merasakan kalau sesaat lagi, wanitanya itu akan menceramahinya panjang lebar dengan ekspresi wajah seperti itu, terlebih jika dia telah memanggilnya dengan nama itu.

“…tidak merasa bersalah padaku? Oppa telah melanggar perjanjian yang kita buat, JungShin Chinggu memberitahuku… too much coffe Oppa... Bukankah kita telah membuat perjanjian kalau sehari hanya boleh segelas. Dan itupun kalau oppa benar-benar memerlukannya…”

“Arasho…Kemarin aku hanya sedikit susah konsentrasi, aku membutuhkan kopi…Jangan memarahiku Buin. Ini juga sedikit banyak karena dirimu..”

“Kenapa aku?”

“Karena aku merindukanmu, sampai gila rasanya…aku merindukan semua yang ada pada dirimu…aku sulit bernafas, sulit untuk fokus…semuanya sulit tanpamu disisiku JooHyun-ah… Akan sangat mudah jika kau bisa ikut denganku di tiap tur konserku…”

Wajah SeoHyun memanas. Refleks, dia malah semakin menenggelamkan badannya ke dalam Bathtub.

“Baby, aku ingin melihatmu..”

“Oppa sudah melihatku, bukankah dari tadi oppa melihat wajahku yang cantik ini…” dan lalu dia tertawa, dia ingin menandingi gombalan YongHwa yang berlebihan menurutnya. Namun, tubuhnya tiba-tiba kaku ketika mendengar kalimat YongHwa selanjutnya.

“Aku ingin melihatmu keseluruhan... semua kepunyaanku yang ada di dirimu.. utuh…”

Ketika sadar akan maksud permintaan YongHwa, SeoHyun merasa dadanya berdebar, dan ada yang bergelenyar di bawah sana. “Oppaaa….iihhhsss…” Namun reaksi yang ditampilkannya ke YongHwa sebaliknya, dia memasang tampang mencela.

“Wae Baby?? Tidak ada yang salah dengan permintaanku, aku sudah melihatmu keseluruhan, sering malah. Kenapa sekarang tidak bisa? Dan ingat, siapa yang terlebih dahulu memprovokasi aku dengan mengirim foto yang sang….”

“Jiiiaaahhhh mesuum..” SeoHyun segera memotong omongan YongHwa. “…di Mexico siang hari, dan aku tahu oppa pasti sedang berada di venue buat rehearsal konser nanti malam, bagaimana bisa oppa meminta sesuatu seperti itu sementara semua orang bisa melihatku..”

“Anii.. aku sedang berada di ruang tunggu. Disini sepi. Aku buru-buru pergi menyepi ketika kamu mengirimiku pesan yang berbahaya itu..”

“Jiiaaahhhhh…Yong oppa….”

“Please baby, please…. I beg you… aku sangat merindukanmu, aku ingin melihatmu.. meski tidak bisa memuaskan kerinduanku, tetapi sedikitnya mengurangi dahagaku akan dirimu…Hyuunniieeeh…”

“Oppa…” SeoHyun mendesah lirih mendengar rengekan itu. Dengan lapang dada, dia kemudian mewujudkan permintaan pria yang dicintainya, pria yang telah mempersembahkan segalanya di dalam hidupnya.



_SJ_



Keesokan harinya…




“Ouugghh…ahhh…aahhhh…oouuhhhhggg…..”

“Ooohh yeeaaahh.. oohhhh…aahhhh…”

First, I’m sleppy. Second, I really-really miss my Daddy Oppa like crazyyy. And Third, I’m more confused than ever. TERLEBIH KETIKA MENDENGAR SUARA-SUARA INI…AKKKHHH INI APAAAAA??? Batin SeoHyun.


Dia yang tadi sempat tertidur sesaat, lalu menyadari sekelilingnya, dia dan ke delapan onnideulnya sedang berada di ruang latihan SNSD di gedung SM Ent. Mereka baru saja berlatih koreo yang baru buat comeback mereka yang berjudul Mr. Mr ketika kalimat lenguhan dan desahan yang terasa sangat menjijikkan di telinga Seo JooHyun terlontar keluar. Siapa lagi pelaku kalau bukan HyoYeon, onnienya yang sedikit gila menurutnya, ditambah Sunny dan TaeYeon yang juga ikut menimpali.

“Onniiiiiiieeeedeeulllll….berhenti membuat suara seperti ituu….ini bahkan di ruang latihaannnnn….”

“Oh gosh, why so serious maknae..” SooYoung yang tepat berada di samping SeoHyun, berjengit, Tawanya yang sedari tadi berderai terhenti ketika mendengar pekikan SeoHyun. Sedikit membuat telinganya pekak.

“Dia sedang berduka, sepuluh hari tidak bisa mengeluarkan lenguhan yang sama. Bukankah akan lebih baik kamu bergabung bersama kami?” tujuh member SNSD lainnya tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan HyoYeon sementara muka SeoHyun memerah menahan malu.

“Uwweeekkk…jangan membuatku mual onnieee…”

“Mwooo... kamu tidak sedang hamilkan maknae? Kamu rutin meminum obat anti hamilmu? Jung YongHwa jjaaang….” TaeYeon melontarkan kalimat itu dengan wajah yang dibuat seolah-olah shock yang kemudian ditimpali HyoYeon dengan wajah datar. “Tapi tidak masalah memiliki bayi di usia muda, beberapa sunbae kita seperti itu dan mereka tetap bisa merahasiakan pernikahan mereka di publik, terlebih Jung Soebang adalah suamimu… dia pasti mampu memberikan perlindungan kepada istri dan bayinya…menyewa bodyguard dan menutup mulut paparazzi dan wartawan tidak akan mengurangi kekayaan seorang Jung YongHwa…”

“Onnieeeeeeeeeee……berhenti membullyku…”

Lagi-lagi ketujuh member SNSD tertawa melihat SeoHyun yang tidak mampu lagi menghadapi mereka.

“Benar kata Hyo, bayangkan royalty yang diterima YongHwa untuk tiap lagunya yang menjadi hits, belum bayaran iklannya, konsernya.. deuuhh, aku berani bertaruh dia memiliki sebagian saham di FNC, rite baby hyunniee…” Jessica ikut menimpali.

“Daddy oppa is rich… I envy wif Jung Dubu….” Kali ini Yoona angkat suara dengan centilnya, lalu tertawa terbahak-bahak.

“Daddy oppa is rich… daddy oppa is rich…” HyoYeon sambil berjoget-joget merapalkan ulang kata-kata itu, membuat SeoHyun semakin menutupi wajahnya yang sempurna telah memerah. Dia tahu onnie-onnienya hanya bercanda dan selama mereka bersama, dia yang paling sering dipermainkan oleh onniedeulnya karena kepolosannya, Telah berlalu ribuan purnama untuk kebersamaan mereka dan dia belum juga bisa kebal terhadap candaan mereka.

“Hahahahah.. hentikan.. dia sudah setengah menangis itu…” Pembelaan Tifanny mampu membuat member soshi lainnya meredakan kegilaannya. Dia kemudian mengerumuni SeoHyun dan memeluknya.

“Mianheee dahleeeeeng…Kami tahu kamu merindukan Jung Soebang maknae. Sedari tadi wajahmu sangat terlihat kusut…” Tifanny membelai rambut SeoHyun.

SeoHyun mengusap wajahnya yang tanpa disadarinya telah dialiri airmata. Dia menyayangi semua onniedeulnya, dan dia sangat tahu mereka juga sangat sayang padanya. Kini mereka telah menjadi wanita dewasa, bukan lagi remaja canggung yang berkumpul dalam satu girl group. Kini mereka telah berevolusi menjadi lady. Dan mau tidak mau, suka tidak suka intensitas kebersamaan mereka telah berkurang banyak, dibanding tahun-tahun sebelumnya. Bahkan kini mereka tidak lagi tinggal di dorm seperti dulu. Kedelapan onnienya sama seperti dirinya, telah menetapkan hati untuk berlabuh menjadi kekasih atau wanita dari pria idaman mereka. Tetapi dari kesemuanya, hanya dia yang telah menikah meski pernikahan itu juga tertutup dari publik. Bahkan hubungan mereka pun belum terpublish keluar. Karena semua telah memiliki kehidupan pribadi, itu kenapa kebersamaan mereka berkurang banyak. Sebagian waktu mereka yang luang yang tidak diisi dengan jadwal sebagai member SNSD, dipakai untuk bersama kekasih hati mereka.

“Tadi kami sedang membicarakan tentang pernikahan, sebelum Hyo membuat candaan seperti tadi… membayangkan sedang bercin…”

“Onnieeee….” SeoHyun kembali memotong ucapan Onnideulnya, membuat Sunny menghentikan tiba-tiba ucapannya. Meski telah memiliki suami tapi bagi seorang Seo JooHyun membicarakan hubungan intim di wilayah publik tetap tidak lazim.

“Ckckckkckc.. Mrs.Jung iniiilaahhh, mengapa dirimu masih belum terbiasaa…sangat berbeda dengan Mr. Jung…” Ucapan Yuri membuat onnienya yang lain cekikikan.

“Hyunnie… berhubung hanya dirimu yang telah menikah, bagimu pernikahan itu apa…marriage is???” Kali ini HyoYeon telah kembali serius.

“Hhhhmmm… Marriage is always about trust, loyalty, commitment and sharing of the total person with another person until death…”

HyoYeon menjentikkan jari. “Sharing… ini menjelaskan kenapa akhir-akhir ini kamu sering sekali menggunakan baju-baju suamimu yang kebesaran di badanmu itu…tapi setidaknya itu membuatmu berhemat untuk membeli baju yang baru…”

Lagi-lagi ketujuh member lainnya tertawa mendengar celetukan HyoYeon.

“Onnieee….” Sementara raut merah kembali membayangi wajah putih SeoHyun. Tidak ada alasan yang lain baginya selain menyukai aroma baju suaminya dan dengan menggunakan coat atau kemeja YongHwa membuatnya merasa nyaman, senyaman ketika dirinya berada di dalam pelukan hangat YongHwa.

“Aku pikir, aku sepakat dengan Hyunnie. Pernikahan adalah total komitmen, ketika janji di buat untuk melewati waktu bersama untuk belajar terus menerus menyesuaikan kelemahan masing-masing pribadi. Sifat dan karakter manusia itu terbentuk sepanjang usia kehidupan, dan pernikahan itu adalah menyatukan dua manusia dengan sifat tabiat yang heterogen. Dan setiap pribadi terus menerus perbaiki diri…” Kali ini TaeYeon dengan ucapan bijaknya membuat adik-adiknya mengangguk-anggukkan kepala sepakat. “Itu yang membuatnya berbeda dengan hubungan relationship biasa. Mengikat hubungan dengan tali pernikahan di hadapan Tuhan dan kedua orangtua lebih sakral ketimbang hanya berpacaran. Dengan menikah ada janji sakral disana, komitmen yang membuat kita lebih menghormati hubungan itu ketimbang berpacaran…” kembali kedelapan lainnya menganggukkan kepala.

“Kenapa tiba-tiba membicarakan pernikahan?” celetuk SeoHyun kemudian.

“SooYoung Onnie baru saja dilamar…” Jelas Yoona.

“Oooohh…Chukkae onnie..” SeoHyun refleks memeluk tubuh SooYoung.

“..Tapi dia kebingungan…” lanjut Yoona

“Dee, aku bingung..”

“Waeyooo?”

“Entahlah… aku hanya merasa sedikit khawatir…aku mencintai KyungHoo Oppa..sangat… hanya sajaa…entahlaah, aku bingung…” SooYong meremas kedua tangannya, tanda bahwa dia galau. Dia lalu berbalik menatap SeoHyun. “Maknae, ketika Jung YongHwa melamarmu dan meminta untuk menikah dengannya, kenapa kamu menerimanya?”

“Bukannya onniedeul tahu penyebabnya? Dan juga sebagian besar adalah andil onniedeul. kalianlah yang ikut membantu meyakinkanku dan untuk itu aku berterimakasih…”

Mereka menggangguk-angguk mengingat kesungguhan Jung YongHwa setahun setelah WGM berakhir untuk memperjuangkan cinta SeoHyun secara nyata, membuat mereka membantu Jung YongHwa dengan ikut meyakinkan SeoHyun untuk menerima lamaran vokalis CN Blue itu.

“Tapi kalau ditanya sekarang apa alasannya. Aku pikir tidak mesti ada alasan untuk menikah terlebih jika kita mencintai pasangan kita tersebut…dan sebutlah bahwa jalan takdir seperti itu… Tanya ke hati Unnie, dia pasti memiliki jawabannya…” ucap SeoHyun sambil meraih kedua tangan SooYoung dan menggenggamnya.

“Jashiiikkk.. uri maknaaee benar-benar sudah menjadi nyonya…”

TaeYeon menggaruk-garuk dagunya lalu berucap sambil memandang SooYoung, “Analoginya mungkin seperti ini. Kenapa orang menyebut making love ketika kalian melakukannya dengan orang yang kalian sukai, sementara disatu sisi menyebutnya having sex ketika itu hanya dengan seseorang yang menarik bagi kalian tetapi tidak mampu membuat hati kalian yakin untuk melanjutkan hubungan, karena ketika kalian melakukannya dengan orang yang tepat itu akan membuat kalian kecanduan, jiwa dan raga kemudian ikut terlibat, makanya disebutnya bercinta. Seperti pernikahan, jika orangnya tepat, jiwa dan ragamu akan mengetahui jawabannya. Jadi what’s the point is bagaimana perasaanmu ketika kalian melakukannya? Apakah pada akhirnya kamu kecanduan dia, seperti Hyunnie kecanduan uri Jung Soebang??”

“Onnniiieeeeeeeee….”



_SJ_



Beberapa hari kemudian…



Suara kenop pintu yang membuka, membuat YongHwa _yang sedang berkonsentrasi menyempurnakan lirik buat materi di album barunya, Sebuah project mini album comeback CNBlue yang rencananya di produseri olehnya sendiri, dengan 100% lagu ciptaannya dan JongHyun_ menoleh untuk menemukan wajah bangun tidur dan kebingungan SeoHyun. Di dalam balutan gaun tidur satin putih tipis dan bertali yang panjangnya menjuntai sampai bawah, tidak mampu menutupi lekuk tubuhnya yang indah dan kulitnya yang putih mulus di bawah pantulan cahaya. Rambut yang terurai di punggungnya tergerai indah meski sedikit kusut. Istrinya itu terlihat serupa bidadari yang turun ke bumi. Bidadari yang telah menyempurnakan hidupnya, wanita yang sangat lembut tetapi memiliki karakter yang kuat dan cerdas, wanita mengagumkan yang telah menjadi miliknya.

“Baby…” YongHwa berdiri dari kursinya berjalan memutari meja dan berdiri di sana, menunggu SeoJooHyun yang sedang berjalan menghampirinya di dalam studio music mini yang terdapat di apartemen mereka.

“Whats wrong Oppa? Kenapa disini?” tanyanya dengan suara serak nan seksinya khas bangun tidur, membuat Jung YongHwa langsung menarik tubuh istrinya ke dalam pelukannya ketika SeoHyun telah berada dalam jangkauannya. Dia melabuhkan satu ciuman singkat di bibir yang merah itu.

“Tidak ada apa-apa, tadi aku sedikit kelaparan kemudian mengambil buah dan cake lalu memakannya tetapi setelah itu justru tidak bisa terlelap. Starving after sex is sooo normal, rite’ baby. Kamu kenapa bangun?” Gumam Jung YongHwa lalu membenamkan wajah di leher telanjang istrinya. Aroma tubuh wanitanya yang harum membuat tubuhnya bereaksi sebagaimana biasanya. Her smell so addictive, Batinnya. Dia kemudian berbisik di telinga SeoHyun. “Memangnya tidak kelelahan setelah marathon kita…”

SeoHyun melonggarkan pelukannya lalu menatap Jung YongHwa. “Oppaaa…” dia memberikan kerlingan tajam menanggapi ucapan mesum suaminya itu, kemudian terhenti ketika menemukan wajah itu sedikit kusut dengan rambut yang berantakan _Meski dia tahu, penyebab rambut berantakan Jung YongHwa sebagian besar adalah karena ulah kedua tangannya beberapa menit yang lalu di jam-jam panas mereka_. “Waeyooo daddy oppa?? Jangan menyembunyikan sesuatu apapun dariku?”

Alih-alih menjawab YongHwa malah menarik kembali tubuh SeoHyun kedalam pelukannya dan mencium puncak kepalanya. “Beneran tidak ada apa-apa Hyunnie. Tadi karena tidak bisa kembali terlelap, aku kemudian kesini dan menyempurnakan lirik buat comeback kami..” SeoJoohyun kembali melonggarkan pelukannya lalu menelusuri wajah Jung YongHwa Mengusap mata, pipi, hidung dan bibir suaminya dengan jemarinya.

“Oppa pasti kembali mengingat saat-saat sulit itu.. ketika kita belum bisa bersatu seperti sekarang ini..Mianhe daddy oppaa, dulu aku pasti memberimu waktu yang sulit…” Seo JooHyun tahu, beberapa lirik lagu di mini album CNBlue yang akan diluncurkan adalah tentang one side love. Dia bahkan merupakan orang pertama yang membaca lirik-lirik lagu itu, dan ikut menyumbang ide, memberi masukan kepada YongHwa.

Kini giliran YongHwa yang menangkupkan wajah SeoHyun yang terlihat sendu. Dia mendekatkan bibirnya lalu mencium mesra istrinya. “Kamu salah Baby. Hari-hari berat setahun yang kita lalui karena memendam rasa bukan salahmung. Itu murni salahku, karena aku terlalu takut untuk mengambil langkah kedepan tentang hubungan kita ini. Wajar jika kamu mengabaikanku. Aku waktu itu tidak bisa menjanjikan perasaan aman padamu, pada hubungan kita. Jadi jangan menyalahkan diri lagi..”

SeoHyun tersenyum lalu balas mencium singkat bibir YongHwa.

“..aku menuangkannya menjadi lirik lagu semata-mata karena pertimbangan pasar pasti menyukai lirik lagu yang seperti ini. Sebagaian besar remaja mengalami hal yang seperti ini baby, kita tahu dengan pasti bahwa lirik lagu yang seperti ini meninggalkan kesan mendalam bagi mereka yang mendengarkan musik kita. Dan satu lagi bahan pertimbangan, ini adalah album yang seutuhnya menggunakan karyaku, jika aku mengumbar betapa bahagiahnya aku kini memiliki seseorang yang sangat aku cintai disisiku, aku yakin efeknya akan sangat besar, perhatian orang-orang akan keberadaanmu disisiku akan semakin besar, setidaknya dengan lirik seperti ini, bisa menimalisir segala prediksi di luar sana tentang hubungan kita..”

SeoHyun tersenyum meyakinkan YongHwa bahwasanya tanpa dijelaskan berpanjang lebarpun dia mengerti maksud suaminya. Di umur pernikahan mereka yang masih seumur jagung dan bahkan ditutupi dari publik, dia tahu bahwa semua yang diperjuangkan seorang Jung YongHwa dalam hubungan mereka adalah demi kebahagiaannya, suaminya itu sangat melindunginya, mengusahakan agar seminimal mungkin issue dan gossip mengenai dia dan Jung YongHwa muncul di permukaan. Sebuah pekerjaan yang sangat berat bagi YongHwa, karena selepas WGM semesta dan isinya tampaknya berkomplot untuk selalu mengaitkan apapun aktivitas YongHwa dengan Seo JooHyun. Belum lagi ketika mereka berada di atas panggung showbiz. Mengendalikan diri untuk tidak mengucapkan selamat satu sama lain ketika diantara mereka ada yang mendapat penghargaan, atau setelah penampilan terbaik mereka adalah hal yang sangat berat. Terkadang setelah mereka beserta masing-masing grup tampil, di kamar ganti, di van SNSD bahkan sampai di apartemen mereka terkadang Seo JooHyun tidak mampu menahan airmatanya, dia menangisi keadaan. Dia adalah istri, separuh jiwa Jung YongHwa, namun tidak mampu menerima ucapan selamat dan ataupun mengucapkan selamat padanya, sementara perempuan-perempuan lain mengerumuninya dengan bebas. Tidak, dia tidak cemburu akan keberadaan perempuan itu dengan aksinya yang kadang menebar aura flirting pada lelakinya. Hanya saja, egonya terkadang sulit menerima fakta bahwa dia tidak boleh menghampiri suaminya dan memberikan pelukan sayang atau sekedar ciuman selamat ketika dia mencapai satu kesuksesan. That’s patethic. Dan tidur dengan nyaman dalam pelukan yang menenangkan dan lantunan suara indah suaminya sepanjang malamlah yang kemudian bisa meredakan ketidakikhlasannya pada takdir. Jika boleh berterimakasih pada kehidupan, Seo JooHyun ingin melakukannya. Kehidupan telah memberikannya hal-hal terbaik. Orang tuanya adalah orang yang hebat, mereka telah menanamkan kebaikan dan membentuk karakternya menjadi seperti yang sekarang, pemahaman yang kuat juga untuk selalu memperbaiki diri serta memiliki hati yang baik. Dengan melakukan hal-hal yang baik, semesta akan membalasnya dengan memberikan hal yang baik juga di dalam kehidupan kita. Setelah kedua orangtuanya, kedelapan onnie yang sempurna, menyayanginya dan selalu berusaha melindunginya dan kini seorang lelaki yang hebat. Mereka adalah jackpot dalam kehidupannya. Jung YongHwa mungkin bukan pria sempurna, memiliki banyak kelemahan namun diatas segalanya cinta dan kesungguhan yang ditunjukkan untuknya telah memberikan kebahagiaan kepadanya. Mereka saling mengimbangi dan melengkapi sehingga mereka kuat untuk diri sendiri ataupun pasangan dari serangan dunia luar, dunia showbizz yang sangat keras.

SeoHyun kemudian merasakan tangannya yang tadi mengelus pipi YongHwa ditarik lalu dicium dengan lembut membuat tubuhnya seperti disengat ribuan lebah. Tubuhnya benar-benar belum bisa kebal terhadap Jung YongHwa dan daya tariknya. Dia kemudian semakin tidak mampu menahan tubuhnya dari sensasi debaran ketika tangan YongHwa bermain di pangkal pahanya, diatas kain satin putih gaun tidurnya, sementara bibirnya menyelusup di leher SeoJooHyun setelah berpuas hati menciumi kedua tangannya, perpaduan yang sungguh menghayutkan dan mampu membunuhnya, terlebih ketika YongHwa mengisap pangkal lehernya dan menebar gigitan kecil di titik-titik sensitif tubuhnya.

“Dad…dy op…paaa…” Ucapnya serak, tidak bisa menyembunyikan gairah yang menguasainya. YongHwa kemudian menegakkan kepalanya lalu menatapnya lembut, mencium kening SeoHyun, pelipis, kedua mata, hidung dan berakhir di bibirnya. Melumatnya dengan mesra. Kepala SeoHyun rasanya menggelembung saat membalas ciuman panas Suaminya. “Yeeaahhh..kiss me baby..”

Pemandangan di sekitar langsung buram bagi SeoHyun. Yang jelas bagi dia saat ini adalah bibir suaminya yang berada di atas bibirnya, tangan YongHwa yang mulai membelai semua bagian tubuhnya yang terjangkau jari indahnya. SeoHyun pun membalasnya dengan menggerakkan tangannya ke kepala YongHwa dan mebarik kepalanya untuk memperdalam ciuman mereka.

Sebelum semuanya semakin panas, Yong lalu mengangkat tubuh istrinya, dengan posisi SeoHyun melingkarkan kedua kakinya membelit pinggang YongHwa. Sedikit susah mengingat gaun panjangnya, yang terpaksa dia tarik keatas demi bisa merenggangkan kedua kakinya. Lirih YongHwa kemudian menyenandungkan lagu Ed Sheeran di telinga istrinya ketika dia melangkahkan kaki kembali ke kamar tidur mereka dengan membopong tubuh istrinya.


Seetle down with me ..Cover me up..
Cuddle me in..Lie down with me
At Hold me in your arms

And your hearts against my chest
Lips pressed to my neck
I’ve fallen for your eyes
But they don’t know me yet
And with a feeling I’ll forget, I’m in love now

Kiss me like you wanna be loved
You wanna be loved
You wanna be loved
This feels like falling in love
Falling in love
We’re falling in love

Seetle down with me
And I’ll be your safety
Youl’be my lady





“My Lulabby?”

“Dee..”

“What song now?”

“Ed Sheeran Kiss Me, kamu harus mendengarnya…Oh iya bagaimana dengan ulasanmu setelah mendengarkan Sara Bareilles dengan Bottle it up-nya dan Now and Forevernya Jo Jung Hee-shi? Kamu belum menyerahkannya sejak kepulanganku Baby?” Ketika Seo JooHyun meracuni Jung YongHwa dengan menyuruhnya rajin membaca lalu menuliskan kembali ulasannya setelah merampungkan satu buku, Jung YongHwa pun tidak mau kalah, dia menerapkan sistem yang telah dipakainya ketika remaja. Memperluas referensi bermusik istrinya dengan merekomendasikan lagu-lagu yang bagus menurutnya dan membuatkan ulasan tentang lagu itu. Yup, Marriage is always about janji yang dibuat untuk selalu berbagi dan belajar memperbaiki diri bersama. Dengan banyak membaca Jung YongHwa bisa dengan meudah merangkai kata-kata indah bagi lagunya, dan dengan banyak mendengar lagu dari berbagai genre music bisa memperkaya referensi bermusik SeoHyun.

“Love you Daddy Oppaa…”

“Love you more Buinn…”



_SJ_










Author Note :


Sumpaah, agak sedikit malu mengupload FF ini. Aku pikir ini terlalu dewasa..ahhahahha.. Maafkaan… hahahha… Bagi yang di bawah umur dan sempat membacanya, maafkeuun yaahh..hehehhe.. kalau ada yang tidak dimengerti atau ada yang mau diprotes (karena tidak melalui proses editing) sila berurusan dengan Teteh Euis… hahahah..(Kabur sebelum di gorok Teteh Euis). Honestly, FF ini adalah permintaan Teh Euis Deja dan inspirasinya lahir dari obrolan kami meskipun eksekusinya telaat yah teteh… maafkeuun, Aku benar-benar sulit di waktunya.

Selain itu juga terinspirasi dari Sketchbook, Go CNBLUE dan Comeback Show Can’t Stop yang aku tonton di sela-sela macet or waktu santai yang aku punya. Untuk kasus Jung Yong Hwa ketika ditanya inspirasi dari lagu-lagu yang diciptakannya, menarik untuk menemukan fakta bagaimana dia menjawab dengan jawaban berbeda (Antara Comeback show dan Sketchbook) dan yang lebih menarik lagi mata JYH tidak berhenti berkedip ketika berusaha menjelaskan hal tersebut. Mengacu pada teori Psikologi bahwa normalnya mata manusia akan berkedip 8-15 kali permenit. Jika lebih dari itu maka dipastikan dia sedang tertekan atau berbohong. Hohohooh… Aku tidak menganggap JYH seorang pembohong (Ditoyor JYH fans..hehhehe…) dan menutupi kehidupan pribadinya menurutku worth it, sesuatu yang pantas diperjuangkan. Penting untuk diketahui bahwa tidak semua orang suka mengekspos kehidupan pribadinya. Terlebih jika itu artis atau selebritis yang tiap harinya dihujani oleh blitz. Tentu memiliki ruang bagi kehidupan pribadi di karir keartisannya merupakan kemewahan bagi mereka. Dan mari berusaha menghargai dan menghormati pilihan mereka. Namun, mengaitkan teori ini dengan kasus JYH membuatku menarik kesimpulan bahwa sesungguhnya di balik lirik-lirik indah seorang JYH terdapat keberadaan seseorang sebagai inspirasi, dan terlepas posisiku sebagai fans CNB, jujur aku kagum ama kejeniusan seorang JYH, He is the real musician.

Dan buat para fans (GOGUMA, BOICE & SONE or another fandom) yang kebetulan bertandang dan membaca postinganku ini. Aku hanya ingin mengatakan kalimat ini, mungkin kedengarannya sederhana tapi semoga kalian mampu memahaminya dengan baik bahwasanya ; “Untuk mencintai seseorang/sesuatu, kita tidak perlu menyakiti orang lain.”

Enjoy and happy reading all, Tengkyuuuuu… :*




.Wif Love SJ.

Jumat, 14 Maret 2014

Safe and Sound (Part 2)





SJ Entertainment Present :


.SAFE AND SOUNDS.


Lead Cast :
Jung Yong Hwa (CN Blue)
Seo Joo Hyun (SNSD)


Other Cast :
Lee YeonHee
So Ji Sub
Kang MinHyuk (CN Blue)
Lee JungShin (CN Blue)


Opening Theme Song : Safe and Sounds by Taylor Swift





.PART 2.



“Ketika Nasionalisme menjadi sesuatu yang utama bagaimana dengan Kemanusian sendiri?? Apakah kemanusiaan harus kalah dengan pengkotak-kotakkan wilayah? Egoisentrisme?? Bukankah dunia adalah kemana kaki ini ingin melangkah.. Surga adalah kemana mata ini memandang.. Hilangkan pengkotak-kotakan itu… Hilangkan aku.. Kamu.. Kita.. Mereka.. in group.. out grup.. Apa artinya klaim atas sesuatu jika pada akhirnya yang lahir adalah peperangan?? Bagaimana dengan kemanusiaan?? Bukankah kita seharusnya sepakat dengan ini, bahwasanya : KEBAIKAN MELEBIHI APAPUN ADALAH YANG PALING UTAMA DARI SEMUANYA!!!”


.Jung YongHwa.




_S&S_



GangNam Street, 8 AM




Countless angels and stars come down
At this moment, brightening your heart
Sharing countless stories and love
At this moment brightening your path ahead.

Like a child, just like heaven
A melody to spread all over the world
Like a child, just like heaven
A melody to make you smile




Yeppo…Beautiful…

Suku kata pertama yang melintas di kepala YongHwa ketika melihat perempuan bergaun biru muda itu di sisi jalan di depannya, dan entah mengapa hatinya berdetak kencang, sembari jiwanya mengalunkan sebuah melodi. Pagi itu, dia sedang duduk menikmati kopi pertamanya sebagai pembuka hari dan sepotong cake ketika pupil matanya menangkap siluet yang mengejewantahkan satu fisik makhluk hawa yang begitu sempurna di depannya.

Jika bidadari eksis di bumi mungkin perempuan ini adalah salah satunya, batinnya lalu mengulum senyum. Lihatlah perempuan itu, rambut terurai panjang dan terlihat sangat indah, tubuh sempurna dibalut gaun yang mahal, dan beberapa pengawal yang mengikutinya di belakang. Yang membuat YongHwa semakin terkesima adalah keanggunan dan keeleganan yang terpancar kuat dari wanita itu. Dan meskipun dandanan wanita itu menampakkan keanggunan wanita dewasa, namun tidak dapat menyembunyikan wajah bayi di raut mukanya yang terpahat sempurna.

Aahhh…wanita…

Bagi seorang Jung YongHwa, wanita tercantik adalah ibunya, wanita yang mempunyai kepribadian yang sangat kuat, penyayang, wanita yang menanamkan idealisme juga nasionalisme yang kuat buat negaranya dan rasa kemanusiaan yang tinggi bagi sesama. Hubungannya dengan beberapa wanita tetap saja tidak ada yang bisa menyaingi kharisma ibunya di pikiran dan batinnya. Wanita-wanita yang lain yang pernah dikencaninya tidak pernah eksis dalam pikirannya. Entah mengapa meski memiliki banyak wanita sebagai kekasih ataupun teman, tetapi tidak pernah satupun dari mereka yang mampu menggugah hatinya. Tidak pernah ada yang tinggal dan menetap lama di hatinya.

Tetapi selalu ada yang pertama untuk sesuatu. Apapun itu.

Begitupun dengan hati dan jiwa YongHwa kali ini. Mata dan otaknya sepakat berkomplot untuk meluruhkan ketidaktertarikannya terhadap lawan jenis. Kali ini dia kalah telak.

Pernahkah seseorang mengatakan kepadamu, bahwa kesan pertama begitu menggoda? Bagaimanapun dunia menyita perhatianmu, bagaimanapun rutinitas bisa membunuh ingatan-ingatanmu, tetapi jika tiba waktunya, jika kalian bergesekan kembali, ingatan tentang kesan pertama tadi akan kembali berkelebat dengan sempurna, menggeser semua masalah-masalah lain yang mungkin menyita isi kepalamu. Itulah yang terjadi pada seorang Jung YongHwa.

Pagi itu, untuk pertama kalinya hatinya menghianatinya. Hatinya berdegup kencang hanya karena organ tubuhnya yang lain, yaitu kedua pupil matanya mengabadikan satu sosok, yang entah mengapa tidak dapat tertolak olehnya.

Yeppo… Beautiful…



Like the shining flow of water
Like the rising sun,
These beautiful sounds
Like the spereading meadow
Like the setting sun
This beautiful paradise


(Like a Child – CN BLUE)



Cinta pada pandangan pertama??

Entah mengapa ide ini membuatnya merasa geli, dia tertawa pelan. Dan lalu kembali menyuruput kopi dan membaca “Seoul Tribun”nya pagi itu ketika sang gadis telah melangkah masuk ke dalam limusin hitam.

Cinta sedang tidak ada di dalam kamus hidupnya saat ini, ada hal yang lebih penting sekedar menjalin hubungan dengan seorang wanita, terlebih wanita yang dilihatnya tadi jelas bukan wanita sembarangan, wanita yang memiliki beberapa bodyguard dan diantar limusin adalah wanita istimewa, dan tidak mudah mengajak kencan wanita seperti itu. Tetapi entah, sekuat tenaga dia mencoba mengenyahkan sosok tersebut, sekuat itu pula potongan wanita yang sedang tersenyum itu berkelebat dalam pikirannya.

Tidak.. tidak.. tidak…

Dia menggeleng-gelengkan kepala berusaha mengenyahkan siluet wajah yang masih bertahta dengan manisnya disana. Dia tidak butuh ini, yang dia butuhkan sekarang adalah pikiran yang fresh, sepuluh menit lagi.

Sepuluh menit lagi, jika semuanya lancar, dia semestinya menyiapkan konsep pembicaraan jika ingin memenangkan hati para investor bukunya dan orang-orang besar yang akan berada di pihaknya.

Wish me luck, batinnya.



_S&S_



Pertemuan pertama yang membawa kenangan kuat akan satu raut wajah bagi seorang Jung YongHwa itu masih terpatri dengan jelas dalam benaknya meski hari telah berganti minggu. Dan ketika menemukan raut wajah yang sama di acara pembukaan pameran lukisan karya pelukis-pelukis baru di Galeri Seni CNB, dengan tampilan bak seorang putri, Jung YongHwa tidak mampu mencegah hatinya untuk tidak mencari tahu siapa sosok itu.

Namun, meski bisa melihat sosok tersebut, dia tidak mampu mendekatinya. Beberapa temannya, sesama budayawan, juga beberapa tokoh politik yang hadir pada saat itu mengerubunginya, mengajaknya berbincang bersama. Sementara di sisi yang lain, dia melihat perempuan itu juga tidak kalah sibuknya bercengkrama dan tertawa bersama beberapa chaebol yang hadir pada senja beranjak malam tersebut.

Asistennya, Lee JungShin telah berbisik padanya tentang betapa penting meyakinkan beberapa investor bagi buku dan pendukung ide-ide tulisannya, jadi dia tidak akan membuang kesempatan berharga ini untuk sekedar menyapa perempuan yang telah menganggu salah satu organ tubuhnya, hati dan jiwanya. Dia membutuhkan konsentrasi yang tinggi dan keharusan untuk fokus kali ini, ada yang harus diperjuangkan olehnya. Dan dengan tersenyum pada orang-orang yang mengitarinya, Jung YongHwa bertaruh dalam hati, jika takdir mempertemukan mereka kembali, di suasana yang lebih baik, dia tidak akan melepaskan perempuan itu lagi.



_S&S_



Seminggu kemudian…



Sudah hampir pukul 10.30 PM saat YongHwa akhirnya dapat meninggalkan rapat dengan orang-orang yang akan berada di pihaknya memperjuangan penyatuan Korea. Pembahasan tentang ide penyatuan duo Korea selalu membutuhkan tenaga lebih. Sangat tidak mudah jika ada kekuatan besar yang tidak ingin melihat keduanya bersatu, ada kepentingan politik yang sangat besar di belakang pertikaian keduanya, dan ini merupakan konspirasi global, sementara Korea Selatan dan Korea Utara hanya pion, korban yang tidak segan-segan untuk di adu. Ini yang membuatnya miris. Dia tahu usahanya akan sangat susah terwujud, bagai menulis di atas air. Namun, bukankah sebuah keberhasilan dimulai dari usaha-usaha kecil yang tak kenal lelah. Jika bukan dia kelak, tidak masalah menitipkan tongkat estafet ke anak cucunya.

Dia berjalan pelan dengan kepala dipenuhi oleh beberapa hal penting yang tadi telah mereka susun bersama dalam rapat. Di belakangnya berjalan Lee JungShin, Asisten yang mengatur semua jadwal Jung YongHwa. Lee JungShin kemudian berjalan merapat kesisinya.

“Hyung, kita masih memiliki satu agenda sebelum kembali ke kamar untuk beristirahat…”

“Hmmm…” Jung YongHwa mengangkat kepalanya dan memandang wajah asistennya. “Apa itu?”

“Bertemu dengan beberapa reporter dan wartawan. Mereka yang berhasil meminta waktu dan rela bekerja di tengah malam demi mendapatkan wawancara eksklusif denganmu.”

Jung YongHwa menganggukkan kepala. Dia mahfum untuk beberapa alasan, pihak manajemennya hanya ingin menerima wawancara atau pertemuan dengan awak media jika menjelang tengah malam. Selain untuk menghindari publisitas yang berlebihan, mereka juga belum terlalu berani untuk memperlihatkan bentuk perjuangannya pada khalayak ramai. Masyarakat Korea Selatan bukanlah orang-orang yang siap untuk perubahan yang ekstrim, butuh pondasi kuat untuk mengubah mindset yang selama ini dimiliki masyarakat terlebih untuk kasus yang paling sensitif yaitu pertikaian dengan Korea Utara.

“Baiklah… dan ooh iyah bagaimana soal renovasi rumah Ibu? Aku tidak tahan harus tinggal lama di Hotel, Aku seolah-olah tidak memiliki privacy...”

Rumah Ibu yang dimaksud Jung YongHwa adalah rumah keluarga ibu kandungnya yang selama ini tidak dihuni siapapun, mengingat kakek dan neneknya hanya memiliki satu anak yaitu ibu Jung YongHwa yang tidak tinggal di Korea Selatan lagi, itu mengapa rumah itu tidak dihuni oleh siapapun lagi.

“Besok kita sudah bisa menempati rumah tersebut Hyung, semua telah dirapikan. Agenda buat besok juga adalah Hyung sudah mulai bisa memulai mengajar di beberapa Universitas yang telah memasukkan permohonan mereka, meminta Hyung menjadi dosen tamu…”

Jung YongHwa mengangguk malas dan lalu mengikuti langkah JungShin, membayangkan mereka akan menuju ballroom hotel untuk pertemuan berikutnya. Tetapi ternyata prediksinya salah, JungShin menuju restoran Hotel. Dan disana dia melihat satu meja yang telah dipersiapkan telah di huni oleh, YongHwa menghitung dalam hati, tidak sampai 10 orang juru berita yang menantikan kehadirannya. Begitu melihat sosoknya orang-orang itu berdiri.

Namun, langkah YongHwa nyaris terhenti ketika dia mengenali satu wajah. Satu wajah yang meski berpenampilan sangat berbeda, namun tak mampu menipu YongHwa. Sosok yang sejak beberapa hari yang lalu telah berhasil menempati satu bilik kecil dalam pikirannya. Dan setahu dia dari hasil menyelidiki sosok seorang Seo JooHyun _nama yang berhasil di ketahuinya sehabis mengikuti pembukaan pameran lukisan di galeri seni CNB_ di mesin pencari, bahwa dia tidak memiliki saudara kembar ataupun seseorang yang mirip dengannya. Dia adalah The honorable Seo JooHyun.

Tapi apa yang dilakukan perempuan ini di tempat ini?

Melalui sudut matanya, dan tetap menyalami para awak media lainnya, YongHwa melakukan scanning cepat pada penampilan perempuan itu. Rambut dikepang dua dengan topi menutupi sebagian wajah, kacamata muka, kemeja lusuh dan jins out of fashion. Sangat kontras dengan penampilan pada dua kali pertemuan mereka, yang bahkan tidak diketahui oleh Seo JooHyun.

Wooaahhh…. Lets play the game baby…



_S&S_




Dua jam sebelumnya..



Seo Joohyun berdiri di tengah-tengah hall dengan segelas punch dingin, looking absolutely beautiful dalam balutan dress warna metallic silver merek perancang ternama di Korea Selatan. Dia meggelar senyum terbaik yang dimilikinya ketika seorang pria 40an mendekatinya. Dia mengenal pria ini sebagai CEO Hyundai Mobils. Dia kemudian dengan anggun menerima ajakan dansa dari sang CEO dan melangkah anggun disisinya ke lantai dansa.

Tangan CEO Hyundai Mobils yang bebas, membelai pantat Seo JooHyun sementara mereka berdansa mengitari ruangan. Dengan senyum yang dikulum, Seo JooHyun berusaha untuk tidak menggubrisnya. Sembari mengumpat di dalam hati, meneriakkan semua kata cacian kepada MinHyuk, kekasih wif benefitnya yang malam itu tidak bisa hadir karena tiba-tiba harus terbang mendadak ke Los Angeles untuk mengurus bisnisnya di sana. Malam itu mereka berada di ruang dansa rumah salah satu chaebol di Korea Selatan, Kim HyuJoeng, pemilik Kim Groups. Tamu yang hadir sekitar seratusan, semua adalah tokoh-tokoh penting di dunia bisnis Korea Selatan. Seo JooHyun menyadari bahwa sang CEO semakin merapatkan tubuhnya, berusaha merangsangnya. Dia bahkan sekarang berani membelai telinga Seo JooHyun dengan lidahnya dan berbisik, “Kamu mahir berdansa.”

“Begitu juga dengan anda…” Ucapnya lirih meredam nada geram yang ingin terlontar di bibirnya. Berusaha menahan diri karena di depan sana, dia melihat Kakeknya yang sedang ngobrol dengan teman seangkatannya dan sedang menatapnya. Dia tidak ingin membuat suatu kesalahan apapun.

Namun, mendadak Seo JooHyun melakukan kesalahan langkah, dan berujung dengan injakan keras dengan tumit sepatunya yang runcing di kaki sang CEO. Sang CEO mengaduh kesakitan. Seo JooHyun dengan tampang penuh penyesalan kemudian membimbing sang CEO mencari kursi buat duduk.

“Maafkan saya..joengmal mianheyo…” Setelah melihat sang CEO mengangguk-angguk maklum, dia dengan langkah cepat kemudian segera beranjak menjauh, sebelum sang CEO memintanya untuk menemaninya berdansa kembali.

Huuftttt..

Matanya kemudian dengan cermat menyapu ruangan, sedang mencari celah bagaimana bisa kabur dari jamuan makan malam tersebut tanpa harus menimbulkan skandal atau di cap arogan dari para chaebol lainnya. Kesempurnaan – itulah tuntutan Kakeknya. Hidup sebagai ahli waris dan sosialita di tengah kaum jetset Korea Selatan membuatnya belajar menerima kenyataan bahwa kebutuhan dirinya akan terlepas dari keinginan pribadi. Arti dirinya bagi kakek dan perusahaannya adalah diukur berdasarkan peran yang dimainkannya di depan publik. Dia menikmati peran tersebut, memainkan kekuasaan di tengah suatu dunia yang memukau, penuh dengan orang-orang menarik dan ambisius. Namun dia tidak dapat membohongi dirinya, terkadang dia merasakan suatu kelelahan. Meski tidak mengakuinya, dia juga merasa kesepian, gundah dan lemah.

Seseorang kemudian menyodorkan segelas minuman kehadapannya di sudut ruangan. Seo JooHyun menoleh dan menemukan sahabatnya yang tadi masih di lihatnya berdansa kini menghampirinya dengan segelas minuman.

“Letih?”

Seo JooHyun mengangguk sambil meminum minuman yang tadi disodorkan Lee YeonHee padanya.

“Ingin kabur dari sini?”

Seo JooHyun mendelik tajam untuk ide gila yang dilontarkan sahabatnya tadi.

“Tenang saja, aku bisa membawamu kabur dari semua omong kosong ini tanpa harus menimbulkan skandal juga meyakinkan Haraboji bahwa ada urusan yang lebih penting daripada sekedar berdansa dan berdansa dengan pria-pria yang menyebut dirinya terhormat tetapi yang sebenarnya adalah para buaya sok kecakepan … hanya saja dengan satu syarat..” Lee YeonHee sengaja memberi penekanan pada kata “hanya saja” tersebut.

Lagi-lagi Seo JooHyun menatap sahabatnya dengan tatapan membunuh dan mulai mempertanyakan kewarasan Lee YoenHee. Akhir-akhir ini sahabatnya ini memang melulu dipenuhi ide gila untuk selalu melarikan diri dari dunia jetset mereka. Akhir-akhir ini saja dia jarang menemukan sahabatnya ini dalam pesta-pesta yang di gelar kaum mereka. Tumben, malam ini adalah pengecualian, mungkin karena Lee YeonHee pernah berhubungan dengan salah satu putra Kim Group.

“Aku sedang tidak bercanda JooHyun-ahh.. dan hentikan acara tatap menatap tanpa mengatakan sesuatu itu kepadaku. Kamu pikir aku begitu cerdasnya bisa membaca isi kepalamu hanya dengan melihat mimikmu? Hohoho… tapi kali ini aku serius, aku juga sudah bosan berada di sini. Untuk itu aku siap membantumu untuk aksi melarikan diri ini, tapi seperti yang kamu ketahui dahleeeengg, dan ini adalah kata-kata yang sering terlontar dari bibirmu, tak-ada-sesuatu-yang-gratis..” Lee YeonHee meniru cara Seo JooHyun mengucapkan kata tersebut dan lalu tertawa pelan. “Deal??”

Seo JooHyun menghela nafas panjang, lalu kembali menyapukan pandangannya ke sekeliling ruangan. Dan ketika matanya menangkap siluet tubuh CEO Hyundai Mobils menuju kearahnya, tanpa melewatkan detik berlalu begitu saja, dia berbalik menatap Lee YoenHee, mengabaikan apa yang akan jadi syarat dari aksi melarikan diri ini, dan lalu berucap dengan pasti. “Deal..”

Setengah jam kemudian…

Di apartemen mewah sahabatnya itu, Seo JooHyun membelalakkan mata panik. “Katakan padaku, kenapa aku harus berpakaian seperti ini, dan jalan pada malam hari tanpa pengawasan bodyguard, menyamar menjadi wartawati pula???” Seo JooHyun mendelik pada sahabatnya, menuntut penjelasan.

Sementara itu Lee YeonHye justru tertawa melihat kemarahan Seo JooHyun. Dia kemudian mendekat lalu merapatkan topi dan kacamata Seo JooHyun. “Aku menantangmu Seo JooHyun-shi…” Lee YeonHee memberikan penekanan ketika menyebut nama Seo JooHyun dengan formal. “Ide ini telah terlintas sejak kemarin, hanya saja aku tidak menceritakannya kepadamu, namun setelah memastikan kalau aku bisa menyusupkanmu dalam wawancara eksklusif yang tidak semua awak media bisa mengikutinya, akhirnya aku berani mengajakmu …”

Seo JooHyun melemparkan tatapan – APA.MAKSUD. SEMUANYA – kepada sahabatnya itu.

Lee YoonHye menghela nafas sebelum menjelaskan semunya. “Cmon JooHyun-ah, lakukan ini demi aku…” Lee YeonHye kemudian melangkah lalu duduk di sofa.

“Aku mengenalmu dirimu sejak lama dan sepanjang usiaku mengenal seorang Seo JooHyun, aku tidak pernah melihat matamu berbinar hidup ketika melihat seorang pria, tidak pernah. Sampai beberapa hari yang lalu, ketika kita menghadiri pembukaan pagelaran lukis di Galeri Seni CNB… Untuk pertama kalinya aku melihatmu mengagumi seorang pria. Meski tak kau katakan kepadaku…”

Seo JooHyun mendengus jengkel, tapi dia tidak bisa membantah kalimat sahabatnya ini yang mengandung kebenaran.

“…untuk itu, sekali ini saja, terima tantanganku. Kamu pernah mengatakan, bagi dunia kita, cinta tidak menjejak, hanya ada simbiosis mutualisme, relationship with benefit. Untuk itu buktikan itu padaku. Terima tantanganku. Melalui jaringan televisi yang dimiliki keluargaku, aku memasukkanmu menjadi salah satu wartawati yang berhasil memperoleh kesempatan emas untuk mewawancarai seorang Jung YongHwa. Aku memberimu freepass untuk mendekati dia. Tuntaskan rasa yang kau miliki untuknya, jika memang bener ucapanmu bahwa cinta itu tidak menjejak di dunia kita, dank au berhasil membuktikan bahwa pada pria yang kau kagumipun kamu tidak menemukan perasaan cinta itu, aku akan mengakuimu dan kamu boleh meminta apapun dariku…”

“Kenapa kamu melakukan ini semua?”

Lee YeonHee berjalan ke arah pantry apartemennya dan meraih minuman kaleng dari lemari pendinginnya, membukanya lalu meneguk isinya. “I don’t know for sure… tapi kamu boleh mengatakan ini sekedar tindakan impulsive atau apapun namanya itu. Ide untuk mempertemukanmu kembali dengan Jung YongHwa benar-benar tidak bisa meninggalkan kepalaku. Takdir selalu bekerja dengan cara ajaib bukan? Dan meski berbeda keyakinan, kita berdua percaya bahwa hidup telah diatur dengan baik oleh Sang Maha Pencipta. Dan keyakinanku mengantarkanku pada satu kesimpulan bahwa kamu harus bertemu dengannya. Jangan panggil aku cenayang, tetapi entahlah. Firasatku mengatakan kalau dirimu memiliki hubungan yang baik dengannya di masa lalu. Dan aku bahkan memimpikan kalian berdua. Untuk itu sebelum aku benar-benar gila, dan agar pikiran ini segera lenyap maka ikuti peran yang telah kurancang untukmu malam ini. Aku mohon Hyunnie…”

Seo JooHyun bergetar mendengar penjelasan Lee YoenHee. Sahabatnya itu tidak pernah seyakin ini, yang dia kenal dari seorang YeonHee adalah sifatnya yang plinplan, centil dan santai dalam melihat hidup, sangat tidak ambisius. Berbeda dengan orang-orang yang lahir dari kalangan jetset seperti mereka.

“Kamu aneh. Kamu tidak sedang mabuk bukan?” pertanyaan Seo JooHyun bukan tanpa alasan, yang dia dengar dari asisten sahabatnya ini, akhir-akhir ini Lee YeonHee seperti kecanduan alcohol. Tiada hari tanpa terlewati dengan tidak meneguk alcohol atau wine, Dan itu membuatnya khawatir. “Atau apakah cinta yang telah membuatmu seperti ini?”

Lee YeonHee tertawa. “Yah, aku juga merasa akhir-akhir ini aku aneh. Aku bahkan belum pernah ketemu lagi dengan Jisub Oppa …” Seo JooHyun bisa mendengar nada getir dalam suara Lee YeonHee.

“Kenapa kalian tidak bisa bertemu??”

“Dia sibuk dengan segala jenis pameran seni yang harus diikutinya. Dan aku juga dituntut oleh ibu untuk segera aktif dalam perusahaan. Hal ini nyaris membuatku gila, tapi tak ada yang bisa aku lakukan. Aku tidak bisa memaksakan keadaan, mungkin mudah di pihakku untuk menemui JiSub oppa meskipun harus sembunyi-sembunyi. Hanya saja kalau dia yang sibuk, dan memintaku untuk tidak menemuinya dulu, apa dayaku? Aku tidak mungkin menghalangi pekerjaannya. Bukankah aku calon istri yang baik beibs??”

Meski berusaha untuk terlihat ceria tapi Seo JooHyun dapat melihat kegalauan pada sahabatnya tadi. Dia lalu mendekat lalu memeluk tubuhnya.

“Untuk itu, demi memuaskan egoku, aku memintamu mengikuti permainanku kali ini, hanya sekedar memberi hiburan bagi jiwaku yang gersang…”

Mata penuh permohonan itu membuat Seo JooHyun tidak kuasa untuk menolaknya. Meski sedikit ragu namun pada akhirnya dia menganggukkan kepala, mengiyakan permohonan sahabatnya.



_S&S_



Dan disinilah Seo JooHyun berada sekarang.

Di tengah sekumpulan awak media yang meminta perhatian seorang pria yang sekarang sedang naik daun.

Jung YongHwa.

Dengan penampilan layaknya wartawati sungguhan, dia terdampar di acara temu malam bersama Jung YongHwa. Entah mengapa dia tidak bisa menghentikan debaran di jantungnya. Dan dia bisa menangkap, kali ini Jung YongHwa memberi perhatian lebih untuk kehadirannya.

Entah mengapa.

Dia bukan satu-satunya wartawati disini, dan bahkan dari penampilannya seharusnya dia tidak menarik perhatian pria itu, dua wartawati yang juga hadir di acara itu sangat berpenampilan berlebihan menurutnya. Apakah mereka sengaja berdandan karena yang akan di wawancarai adalah seorang pria menarik? Ah entahlah. Sekarang Seo JooHyun tidak bisa memikirkan semuanya. Yang harus di lakukannya adalah fokus pada apa yang harus ditanyakannya dan lalu menyelesaikan semua omong kosong ini. Dia harus membuktikan pada Lee YeonHye jika kekagumannya tidak berarti apapun, hanya sebatas kekaguman biasa.

Seo JooHyun masih asyik dengan segala isi kepalanya ketika dia lamat-lamat kembali sadar posisinya sekarang. Di depannya meski tidak terlalu dekat dari tempatnya duduk, dia mulai memaksa pikiran dan kepalanya kembali fokus dengan apa yang sekarang di katakan oleh seorang Jung YongHwa.

“..bagaimana seorang Mahatma Gandhi memilih menegaskan jati dirinya demi India. Gandhi mengatakan bahwa bahasa kita adalah cerminan diri kita, jika kalian mengatakan bahwa bahasa kita terlalu miskin sehingga tidak mampu menjelaskan pikiran terbaik kita, maka lebih baik kita tidak ada… Ucapan Gandhi itu menggugah rasa nasionalisme aku. Kita tahu, masyarakat Korea Selatan begitu bangga dengan apa yang dimiliki sekarang, kebudayaan kita, bahasa kita, kita sangat bangga dengan semua itu. Tetapi satu yang kita lupakan. Saat ini kita sedang terpisah dengan saudara kita, yang lahir dari rahim yang sama dengan kita, saudara kita di Korea Utara…”

“…dan suka tidak suka, diakui atau tidak, bahwasanya masyarakat Korea Selatan hidup di bawah bayang-bayang peperangan yang bisa setiap saat timbul. Ini yang kemudian membuat masyarakat kita merasa insecure, merasa tidak aman. Ketakutan muncul sehingga kadang mereka meraih apapun yang bisa tangan mereka rangkul. Tanpa tahu sejatinya apakah hal tersebut yang mereka benar-benar cari. Pada alam bawah sadar mereka, mereka ketakutan. Rasa takut itu yang akhirnya mengkristal dalam jerat momentum. Masyarakat kita kemudian sebagian tumbuh menjadi masyarakat pemuja materi, mengutamakan materi diatas segalanya, meski sisi positifnya kemudian kita menjadi masyarakat pekerja keras dan memiliki rasa nasionalisme yang tinggi. Namun, ketakutan dan kekhawatiran dalam hidup itu menjejak kuat. Ketika menemui kegagalan, alih-alih bangkit mereka lebih memilih mengakhiri hidup….”

Seo JooHyun dapat mendengar beberapa awak media di sampingnya berjengit, terkesiap kaget mendengar Jung YongHwa begitu gamblangnya menyebut Korea Utara sebagai saudara juga begitu entengnya dia menelanjangi kelemahan masyarakat Korea Selatan. Beberapa pihak memang masih tidak lazim dengan ide bahwa Korea Utara adalah saudara, dan dia harus mengakui diapun seperti itu.

“..dan untuk kasus Korea Utara dan Korea Selatan, aku sepaham dengan apa yang dikatakan Presiden Pertama Amerika Serikat, George Washington. Beliau mengatakan bahwasanya persatuan sesungguhnya merupakan syarat utama bagi terpeliharanya kebebasan. Dan cinta yang kita miliki harusnya membuat kita menjaga orang lain. Bukannya malah saling bermusuhan. Konsep itu yang ingin aku dan teman-teman usung. Kami sungguh mendambakan persatuan Korea Selatan dan Korea Utara, sehingga masyarakat bisa hidup dengan bebas, tidak lagi dihantui peperangan yang sewaktu-waktu bisa tercetus…”

Seo JooHyun latah ikut bertepuk tangan seperti yang dilakukan para awak media lainnya seusai mendengar ucapan Jung YongHwa tadi, meskipun kepalanya belum sepenuhnya menangkap ide Jung YongHwa, belum setuju juga. Bagi dia ide persatuan duo Korea tetap konyol. Namun mengungkapkan isi kepalanya di forum seperti ini, itu sama saja dengan menabuh genderang peperangan, terlebih ketika dia memilih tidak menjadi fokus perhatian. Untuk itu, dia memilih menjadi pendengar yang baik sambil berpura-pura merekam isi pembicaraan tersebut.

Setelah melalui dua jam dengan mendengarkan semua pertanyaan dan bagaimana seorang Jung YongHwa menjawabnya dengan nada retorik yang mampu memukau semua awak media yang hadir, akhirnya pertemuan itupun selesai. Dan Seo JooHyun harus mengakui dengan jujur bahwa ternyata ia menyukai sosok Jung YongHwa. Sebelumnya dia telah membayangkan dia tidak akan kalah oleh sebuah rasa, Dia akan membuktikan teorinya adalah kebenaran di hadapan sahabatnya, Lee yeonHee. Dia tidak menyukai seorang Jung YongHwa. Namun sesi temu muka ini justru malah memperjelas kekagumannya. Jung YongHwa adalah sosok yang pandai memilih kata-kata, dan caranya mengapresiasikan diri sangat kuat. Ia juga pandai menata penampilannya dengan cermat. Selain itu, dia adalah sosok yang humoris. Sentuhan humor mewarnai sesi wawancara itu.

Seo JooHyun memilih tidak ikut menyalami Jung YongHwa. Dia terlalu takut terseret semakin dalam ke rencana Lee YeonHee ini. Dia diam-diam berusaha menyelinap keluar ketika para awak media lainnya mengerubungi Jung YongHwa dan mengambil gambar Budayawan muda tersebut. Atas usahanya menyelinap keluar lebih cepat, lima menit kemudian Seo JooHyun telah melangkahkan kaki di lantai dasar Hilton Hotel ketika seseorang menepuk pundaknya. Hampir saja dia berteriak kaget tetapi mampu ditekannya rasa kagetnya dengan menutup mulut.

“Maafkan Nona…”

Seo JooHyun membelalakkan mata ketika melihat Jung YongHwa melintas untuk berdiri di depannya, dengan senyum yang membuat jantung Seo JooHyun berdegup kencang.



_S&S_



Hilton Hotel Bar and Lounge…



“Kopi, Juz atau Bir???”

“Segelas cappuccino saja kalau boleh…”

Jung YongHwa mengangguk lalu memanggil waitres mendekat, dan menyatakan pesanan mereka. Melihatnya dari jarak sedekat ini membuat Seo JooHyun merasakan debaran kencang di dalam hatinya. Jung YongHwa begitu tampan, mempesona dan terlihat berwibawa meski hanya menggunakan sweater wol yang di bagian lehernya memperlihatkan kerah kemeja berwarna merah.

“Terimakasih atas tawarannya untuk menikmati akhir malam ini.. Anneyong haseyo Jung YongHwa…” ujar So JooHyun sopan sambil mengulurkan tangan kanan untuk bersalaman dengannya ketika sang waitress telah berlalu pergi.

“Khusus untukmu panggil saja aku Yong, gimana? Anneyong haseyo Miss…??” YongHwa membalas jabatan tangannya dengan erat, sembari memberinya senyum mempesona.

“Miss??”

“Oh..eh..” untuk sesaat Seo JooHyun gelagapan, terpesona oleh kharisma yang dimiliki Jung YongHwa. “Panggil aku Hyunnie… Lee Hyunniee…”

Tidak mungkin dia menyebut nama aslinya, ketika dia sedang dalam penyamaran seperti hari ini. Meski kali ini dia mempertaruhkan segalanya dengan menyamar menjadi wartawati tetapi dia tidak akan bodoh untuk menyebut nama aslinya yang bisa berefek jangka panjang pada kehidupan nyatanya. Dia cukup menjalani pertemuan ini, mengenal sedikit lebih dekat seorang Jung YongHwa dan setelahnya melupakan segalanya. Bukankah terkadang suka hanya terbatas pada sekedar rasa? Dan lalu menguap hilang.

Yah, dia hanya perlu melakukan ini, dan lalu membalas Lee YeonHee yang telah menempatkannya pada situasi sulit dan setelah itu menjalani kehidupannya kembali seperti hari lainnya, skip memori untuk hari ini. Sesimpel itu.

“Sedang memikirkan apa?”

Suara Jung YongHwa yang manly kembali menyadarkan Seo JooHyun pada posisinya yang sekarang. Dia kenapa susah fokus seperti ini. Dia lalu menggelengkan kepalanya, mengusir segala bentuk kekhawatiran yang dipadu dengan perasaan tersihir, layaknya bocah ABG yang baru mengenal perasaan suka pada lawan jenisnya. Oh, my beauty brain. Think smart, please. Batinnya.

“Ohh..eehh..hanya sedang memikirkan, mengapa tiba-tiba seorang besar seperti anda meminta aku yang jelas bukan siapa-siapa untuk menemani melewatkan malam, Jung YongHwa??” balas Seo JooHyun formal dan penuh santun setelah berhasil menguasai kembali dirinya.

“Panggil saja Yong..” Protes Jung YongHwa.

“Ehhm… maaf, aku belum terbiasa..”

Jung YongHwa tersenyum pelan, yang kembali mampu memiliki efek yang besar pada tubuh Seo JooHyun. “Baiklah, Hyunnie… sebaiknya biasakan dirimu, karena kelak kita memiliki banyak waktu bercengkrama bersama..”

Mata Seo JooHyun membelalak, dan dia merasa kerutan di alisnya yang menandakan kebingungan di wajahnya cukup jelas atas pernyataan Jung YongHwa. “Sorry? Maksudnya?”

Jung YongHwa memilih tidak menjawab keheranan Seo JooHyun ketika waitres datang dengan pesanan mereka.

“Apakah kau keberatan untuk menghabiskan beberapa jam malammu untuk kencan bersamaku?” ucap Jung YongHwa setelah sang waitress berlalu.

Holly shit. Untuk semua jenis permata di dunia ini, mengapa dia malah menawarkan tawaran kencan untuk seseorang yang bahkan belum beberapa jam di kenalnya dengan baik, apakah pria ini seorang player? Batin Seo JooHyun.

“Don’t get me wrong My dear Hyunnie. Hanya saja sepanjang aku mengenal diriku sendiri, aku selalu tahu dengan baik apa yang aku inginkan. Dan aku bukan tipikal orang yang takut mempertaruhkan hidup demi mencapai apa yang aku inginkan… Kebanyakan manusia tidak tahu apa yang dia mau, hanya beberapa yang ternyata benar-benar tahu apa yang mereka butuhkan. Sebuah postulat menyatakan bahwa manusia terlahir sebagai makhluk yang cenderung egois, dan akan tetap egois, sampai kiamat nanti. Dan mungkin aku bisa digolongkan termasuk manusia yang egois itu yang tahu dengan pasti apa yang diinginkannya. Dan maafkan keegoisanku kali ini, karena yang kuinginkan adalah mengenalmu dan menghabiskan beberapa jam dari 24 jam yang aku miliki untuk bersamamu, seperti sekarang ini…”

Betapa Seo JooHyun menyukai mata itu ketika memancarkan rasa humor, dan itu sungguh mampu menyihirnya. Astaga, apa sih dari pria ini yang tidak membuatnya kagum? Bahkan juga kemampuannya menarik hati lawan jenis. Hahayy…

Di sisi lain Jung YongHwa juga mengagumi ketenangan wanita di hadapannya ini. Namun, Ia mencium adanya kekacauan dibalik ketenangan serta kesempurnaan sikap seorang Seo jooHyun. Dia jelas adalah burung dalam sangkar emas yang sengsara. Gadis yang meski terlihat kuat dan sempurna tapi disatu sisi ia juga tampak rapuh, perempuan yang akan selalu dia peluk jika menjadi miliknya, sekedar melindunginya dari semua beban hidup. Ia menyadari betapa beruntungnya dirinya. Takdir mempertemukannya dengan wanita yang telah menyita perhatiannya. Dan kali ini, dia akan mengikuti permainan perempuan ini, membiarkan dia memainkan apa yang ingin dimainkan oleh The Honorable Seo JooHyun. Sang ahli waris yang menyamar menjadi wartawati kuper. Dan bukan tugas dia untuk mengungkapkan identitas asli perempuan ini, dia akan memberikan kesempatan kepada Seo JooHyun untuk membuka secara sukarela penyamarannya. Dia akan memberi waktu untuk itu. Hanya saja yang sekarang jadi pertanyaannya, berapa lama waktu yang dibutuhkan seorang Seo JoohYun?? Sementara dia sendiri tidak memiliki banyak waktu. Ini yang membuatnya sedikit gila.



Whats going on in beautiful mind
I’m on your magical mystery ride
And I’m so dizzy, don’t know
What hit me
But I’ll be alright

My heads underwater
But im breathing fine
You’re crazy and I’m out of my mind



“Kenapa memilih jalan ini?” Seo jooHyun tiba-tiba bertanya, sekedar untuk mengalihkan perhatian Jung YongHwa yang tidak hentinya menghujaminya dengan tatapan tajam. Sementara di panggung kecil bar dan lounge ini, tampil seorang wanita yang menyanyikan lagu John Legend “All of me” diiringi alunan piano, sangat merdu.

“Hhhmm.. maksudnya?”

“Kamu tahu apa yang aku maksud. Kamu bisa menjadi apapun yang kamu mau Jung YongHwa, dibanding menjadi seperti yang sekarang ini…”

“Ada yang salah dengan menjadi seperti aku yang sekarang ini?”

“Oohh, tidak..tidak.. tidak seperti itu yang aku maksud…” Raut menyesal bisa tertangkap jelas di wajah Seo JooHyun. “Sedikit mengherankan bagiku. Aku tahu dirimu memiliki darah Korea Selatan yang mengalir di dalam aliran darahmu, tetapi seperti yang kita ketahui, kamu lahir dan besar di luar negeri. Kamu bahkan sudah sukses di sana, dengan kecerdasan yang kamu miliki kamu berhasil menjadi orang yang dikenal dengan buku-buku yang kamu tulis, tetapi alih-alih menikmati semua itu dan melanjutkan karirmu di luar negeri, kamu malah memilih kembali ke Korea serta memilih untuk memperjuangkan dan mengusung ide yang sedikit mustahil untuk terwujud di Negara ini. Kenapa???”

“Tadi mengapa tidak menanyakan pertanyaan secerdas ini, Hyunnie?? Aku pasti akan senang sekali untuk menjawabnya di depan para awak media…”

Jung YongHwa terdiam sesaat, dia seperti menerawang jauh ke masa lalu.

“Saat itu usiaku 18 tahun kurang lebih, ketika aku membaca biografi Clarence Darrow. Dia seorang dosen, pembicara, dan pengacara hebat yang terlibat beberapa kasus paling menghebohkan di Amerika Serikat termasuk pengadilan Leopold Loeb dan Scopes “Monkey”. Dia juga merupakan penulis yang memikat. Ketika membaca biografinya aku tergugah. Dan lalu berusaha membaca buku-buku karangannya yang lain diantaranya Crime: its cause and treatment (1922) dan Infidels and Heretics (1929), dua buku itu cukup memikat aku…”

“..Tapi ketika membaca biografinya untuk pertama kalilah yang kemudian benar-benar menginspirasi aku. Bagian ketika aku membaca kutipan pembelaannya pada sidang Henry Sweet atas kasus pembunuhan pada bulan april 1926, Sweet adalah seorang anggota keluarga kulit hitam yang melakukan kekerasan ketika sekelompok orang kulit putih mencoba mengusir paksa keluarganya dari rumah mereka yang berada di lingkungan kulit putih di Detroit. Ucapan Darrow saat itu adalah : “Saya percaya pada hukum cinta, dan saya juga percaya bahwa Anda tidak dapat melakukan apapun dengan kebencian… Saya ingin melihat suatu masa ketika manusia mengasihi sesamanya, dan melupakan warna kulit atau kepercayaannya. Kita tidak akan pernah beradab sebelum masa itu tiba…” dan aku sepaham dengan Darrow. Persoalan rasis, perbedaan keyakinan, perbedaan paham dan atau aliran tidak semestinya menjadi sesuatu yang kemudian dipertentangkan, tetapi bagaimana kemudian manusia menghormati segala perbedaan itu, lalu hidup secara rukun dan damai. Tahukah mengapa Tuhan menciptakan langit dan laut? Semata agar manusia tahu, dalam perbedaan, ada batas yang membuat mereka tampak indah di pandang…”

“…dan aku ingin menjadi manusia-manusia yang ikut memerangi kekerasan dalam memaknai perbedaan. Ini sangat berarti bagiku. Aku ingin mengambil bagian dari orang-orang yang mendukung perdamaian, menciptakan sebuah bumi yang lebih tenang dan aman untuk di huni. Bukankah cita-citaku ini sangat mulia, Lee Hyunnie??”

Seo JooHyun mengulum senyumnya. Merasa bangga dengan pria yang ada di hadapannya ini, harus diakui Jung YongHwa benar-benar pria yang memiliki ketajaman pikiran. Dan lalu, tanpa bisa dicegahnya, rasa kantuk menyerangnya, sebisa mungkin dia kemudian menutupi keinginannya untuk menguap, dan tercengang ketika melihat Jung YongHwa menatapnya dengan tatapan lembut yang menghanyutkan.

“Kau kelihatan lelah Hyunnie.. harimu berat yah.. maafkan aku telah menyita waktumu..” Bukan sekedar berbasa-basi namun Jung YongHwa benar-benar prihatin. Untuk itu, dia berdiri lalu mengulurkan tangannya kepada Seo JooHyun. “Ayo keluar dari sini, dan aku akan menemanimu dan bahkan mengantarmu kembali ke tempatmu…”

“Ahh, tidak seperti itu. Aku baik-baik saja, hanya sedikit mengantuk. Benar katamu, hari ini adalah hari yang sedikit berat buatku…”

“Hmm…kalau begitu kita dapat mencobanya, berjalan di malam hari yang bisa mengurai sedikit rasa penat…”

“Boleh. Aku menyukai ide itu…” Tak ada alasan baginya untuk buru-buru pulang? Untuk apa? Untuk kakeknya? Untuk imejnya yang mungkin akan terungkap? Mendadak semuanya tidak begitu penting.

Mereka kemudian keluar dari kawasan hotel dan menyusuri jalan. Meski malam telah larut, 01,15 AM, Namun, malam di Seoul tetap ramai. Dan ketika Jung YongHwa mengenggam tangannya dalam rangkuman jemari hangatnya, entah mengapa Seo JooHyun tidak dapat menolaknya. Dia bahkan merasa kehangatan menjalari tubuhnya.

“Aku tahu cita-citamu sangat mulia. Tetapi bagaimana dengan resiko yang akan kamu tanggung karena keterlibatanmu dengan ide persatuan dua Korea? Belum lagi kamu begitu berterus terang dan berani mengupasnya dalam buku-buku karyamu, Kamu bahkan bisa dicekal untuk masuk lagi di Negara ini?”

“Aku tidak akan rugi apapun kalau mereka melakukannya. Yang akan hilang mungkin hanya kebebasanku dan itupun secara fisik. Namun secara bathiniah tidak, aku tetap dengan kebebasanku. Aku tetap bisa meneruskan perjuanganku meski di tempat yang paling horror sekalipun seperti penjara. Nelson Mandela dan Aung San Suu Kyi adalah dua diantara beberapa tokoh yang kehilangan kebebasan secara fisik karena memperjuangkan HAM dan merupakan tokoh penentang anti kekerasan. Namun penjara tidak dapat menghalangi mereka untuk menyuarakan hati nurani mereka…”

“..dan lagi satu yang penting, ketika kita melakukan hal-hal yang baik, itu juga akan membawa kita menemukan orang-orang terbaik dalam hidup. Jika tidak menempuh jalan ini, mungkinkah aku bisa menemukanmu, Princess??” Nada suaranya seindah suasana malam itu. Ringan, hangat dan penuh kemesraan, dan Seo JooHyun tak mampu lagi menampik pesona seorang Jung YongHwa.

“Apakah kau melakukan semua ini pada perempuan yang bahkan baru pertama kali kau temui?”

Jung YongHwa tertawa, dan kembali Seo JooHyun mengakui kekalahannya. Bahkan cara pria ini tertawa juga disukainya.

“Apakah aku boleh menyalahkanmu dan mengatakan bahwa ini semua karena pesona yang ada di dirimu??”

Selintas pandangan manja dan menggoda menari di mata Seo JooHyun. “Aku mengaku kalah Jung YongHwa. Kamu terlalu ahli dalam merangkai kata-kata…”

“Hanya ketika bersamamu Princess..hanya ketika bersamamu…”

“Hahahha… kamu benar-benar mempesona Jung YongHwa. Bagaimana bisa kamu menyihirku dengan kata-kata gombalmu itu, tapi tidak terdengar menjijikkan di telingaku…”

“Karena itu tulus keluar dari lubuk hatiku Hyunnie. Sesuatu terdengar menjijikkan jika itu dipenuhi kepalsuan…” Jung YongHwa menikmati wajah cantik yang terlihat letih tapi ceria itu. “Baik. Sekarang mengenai dirimu, apakah kamu mengizinkanku untuk mewawancaraimu?”

“Hanya jika pertanyaan itu tidak terlalu pribadi Jung YongHwa..” tidak ada salahnya bermain-main sedikit dengan pria yang telah mampu membuatnya tertawa bahagiah ini.

“Apakah kamu memiliki kekasih? Atau bahkan telah bertunangan?”

“Hmm, yang pasti aku belum pernah jatuh cinta. Jiwaku masih perawan..”

“Woooww…aku salut. Umurmu berapa Hyunnie??”

“26 tahun, bagaimana denganmu?”

“Tidakkah kamu membaca biografiku??”

Seo JooHyun mendadak kaku, yah sebagai wartawan seharusnya dia bisa dengan pasti tahu berapa usia seorang Jung YongHwa.

“29 tahun…” Jung YongHwa dengan rendah hati tetap menjawab pertanyaan Seo jooHyun.

“..tapi aku tidak sepenuhnya percaya padamu, Princess..” Lanjut Jung YongHwa. Dia berusaha mencari celah, memberi kesempatan perempuan ini untuk berterus terang. “..tidak mungkin tidak ada satupun pria di dalam hidupmu…” Bagaimana dengan sosok pesolek bertampang homo yang selalu mendampingimu dan di klaim sebagai kekasihmu? Batin Jung YongHwa, namun dia tidak berani menanyakan pertanyaan itu.

Pandangan mata Seo JooHyun yang tiba-tiba berubah sayu membuat Jung YongHwa iba. Apakah dia telah mendesak perempuan ini? Dia kemudian mendekat dan menghentikan langkahnya, lalu berdiri di hadapan Seo jooHyun. Menatapnya dan membelai wajahnya.

“Mungkin ini pertemuan kita yang pertama, atau mungkin juga tidak, aku tidak pasti tentang itu, tetapi satu hal yang bisa aku pastikan, aku menyukaimu Lee Hyunnie. Kamu wanita yang selama ini aku cari, wanita terbaik di mataku…”

Seo jooHyun merasakan tubuhnya bergetar lagi. Dan dia terlalu takut dengan semua ini. Dan tanpa sengaja dia mencetuskan rasa takutnya itu. “Aku takut Yong..”

Ini adalah kebenaran. Jung Yonghwa bisa merasakan itu, dan rasa ingin tahunya kemudian tergugah.

“Apa yang menakutkan bagimu tentang ide bahwa aku menyukaimu? Kamu tidak menyukai sepak terjangku bagi persatuan dua Korea…”

Seo JooHyun melepaskan diri dari rangkulan Jung YongHwa, lalu kembali berjalan.

“Berbeda denganmu, aku adalah stereotipe masyarakat Korea menurut pandanganmu. Ada banyak hal yang menakutkanku. Ketakutan terbesarku adalah aku menciptakan banyak kekacauan yang bisa merugikan orang-orang disekelilingku. Terkadang aku ingin hidup dengan memakai topeng agar aku bisa sedikit menikmati hidup. Yup, Kita manusia kadang terjebak dalam rutinitas dan menjadi manusia pekerja dan atau menjadi manusia yang sesuai dengan apa yang diharapkan orang-orang pada kita. Sekali-kali keluar dari zona nyaman dan keseharian yang menjebak tadi justru bisa memberikan motivasi hidup yang lebih baik. Tapi percayalah ketika bersamamu, meski baru beberapa jam yang lalu, aku mampu keluar dari semua rasa takut itu…”

“Apakah sekarang kamu memakai topengmu??”

Seo JooHyun gelagapan. Begitu mudahnya Jung YongHwa mempreteli dirinya. Dia tidak menyangka efeknya sejauh ini. Haruskah dia meneruskan kebohongan ini, dan atau membuka yang sesungguhnya pada pria yang mulai menempati hatinya. Dia harus jujur mengakui bahwa dia jatuh cinta pada seorang Jung YongHwa.



Cause all of me
Loves all of you
Love your curves and all your edges
All of your perfect imperfections
Give your all to me
Ill give my all to you

Youre my end and my beginning
Even when I’m lose I’m winning
Cause I give you all of me
And you give me all of you



(John Legend (ft Lindsey Stirling) - All of Me)





.END.








.Wif Luv SJ.

Sabtu, 08 Maret 2014

.EDISI COMEBACK; JUST ENJOY THE SHOW!!.


The sun is hot in the sky
Just like a giant spotlight
The people follow the sign
And synchronize in time
It’s a joke
Nobody knows
They’ve got a ticket to that show
Yeah
Just enjoy the show…

(Lenka – Just Enjoy The show)








Finalyyy… I’m Back..


Anneyong Haseyo Yorobuuunnn…. Whats up world?? Me here doing fine.. :D
Setahun lebih tidak menulis disini, setahun lebih tidak berkomunikasi dengan kalian semua, dan saya tidak begitu yakin kalian masih menunggu. But at least, meski sedikit yang masih stay disini tuk tetap menanti, Saya berucap “Kamsahamnidaa and Joengmal Mianheyo” *Tears*



Nyaris Satu setengah tahun …
Dan saya kangen menulis kisah tentang YONGSEO, saya kangen membaca celoteh kalian, saya kangen bercengkrama dengan kalian, saya kangen berbagi dengan kalian, MY ALL GOGUMA CHINGGU. *Hugs*
Tuhanku yang Maha Baik mengabulkan hampir semua inginku di dua tahun belakangan, Tuhanku yang Maha Baik masih memberikan semua yang saya butuhkan… walau IA tidak selalu memberikan apa yang saya inginkan… dan saya yakin, Tuhan juga berbuat yang sama bagi kalian.
And, saya sedang tidak ingin bercerita tentang hal-hal terbaik yang terjadi di dalam hidup saya sehingga menghilang nyaris setahun lebih, tidak ada yg penting jika cerita itu tentang kehidupan pribadi seorang SJ (I mean it…hahahhahahah…)!!!
But, melalui tulisan ini saya justru ingin berbagi banyak hal tentang apa yang saya rasakan setahun setengah nyaris tidak bersua kalian.



First,
THANKYOU to ALL YONGSEO COUPLE FANS, yang masih bertahan hingga detik ini, kalian membuat fandom ini still alive..hahahahha…
Honestly, ketika saya sedang berada di waktu-waktu sulit, yang semua kita tahu, betapa di usia yang semakin bertambah tiap harinya, demi sebuah pencapaian dalam hidup, pressure pun semakin membesar. Butuh effort yang keras untuk memenangkan kehidupan dan juga sekali-kali kita butuh beristirahat.
Di masa-masa istirahat itu, sebagian saya gunakan untuk menyusuri jejak-jejak YongSeo dan Gogumas di semua media sosial, seringnya di Youtube. Menemukan MV-MV terbaru tentang YongSeo selalu menjadi Moodbuster bagiku. Saya angkat jempol buat kreativitas para Gogumas, selain itu membaca FF terbaru tentang mereka juga mampu membuat hatiku berdansa (Lebay…hahahhaha..). DAEBAAK!!! Saya patut mengapresiasikan semua rasa senang saya ketika Gogumas telah memberikan hiburan ini, KAMSAHAMNIDA *Bow*
Setahun setengah ini ibaratnya saya benar-benar hanya penonton, menyaksikan semuanya, bener-bener Just enjoy the show. :D



Second,
Satu setengah tahun vakum dari dunia sosmed, Email, Blog dan Twitter saya yang menggunakan user ID SJ (SJ Altruism) tidak satupun yang saya ingat passwordnya.. hiikkkkksssss.. somplak benerkan??
Dan lalu kenapa saya bisa membuka BLOG saya ini?? Itu setelah saya meminta tolong ke teman yang bisa meretas blog, dengan bayaran yang lumayan mahal, yaitu hinaan dan celaan dia..hahahahha..menurutnya BLOG ini “Ga-Je” banget, dan tambah ngakak ketika tahu saya memakai ID lain, bukan nama saya? Ketika saya jawab ini Alterego saya…habislah saya dengar celaan dia…but lupakan dia…hahahha..
Namun, karena celaan Teman ini, pada akhirnya saya “Kapok” untuk meminta tolong buat Email dan twitter saya. Untuk itu, sekarang satu-satunya tempat kalian bisa bercerita dengan saya hanya di BLOG ini.
Selain itu, saya juga memutuskan untuk tidak membuat akun twitter baru. For some reason, I think, hidup fangirling di twitland sangat keras terkadang dan sangat sibuk, hahahhaha…saya belum siap untuk itu, lebih karena persoalan waktu. Saya lebih memilih menyepi di dunia fangirling yang rame dan riweuh, memilih lebih sering duduk cantik sebagai penonton, menikmati sajian lakon hidup di sosmed or di web2 gogumas..hehehhehe…pingin bener-bener Just Enjoy The show (Hahahahha…)



Third,
Melalui tulisan ini saya ingin menegaskan posisi kali ini sebagai YONGSEO SHIPPER, sebagai GOGUMAS!! Terlepas di dunia ini tidak ada lagi yang menyukai YongSeo, Saya akan tetap berdiri di pihak mereka, bukan karena keras kepala atau keukeuh tetapi simple, saya mencintai mereka.
Ibaratnya “Cinta pada pandangan pertama”, ini sesuatu yang sangat sulit untuk dilepaskan (Hahahahha..) 4 tahun bukan waktu yang singkat untuk mencintai sesuatu, ditambah dengan semua gossip, bantahan dan saling silang pendapat (Beeuuuuhhh..hahahahha..) but saya memiliki pandangan yang lain, meski media berkomplot menegaskan YongSeo tidak memiliki hubungan, saya tetap memiliki keyakinan sendiri, selama YONGSEO sering-sering menampilkan peristiwa “ACCIDENTALLY” selama itu pula saya menjadi shipperan mereka, dan satu hal yang membuatku penasaran, kira-kira Kalung salib yang dikenakan Jung Yong itu dari istrikah?? (ahahahahaha….^^)
Saya mencintai YONGSEO, tapi tidak mengidolakan mereka, Bagi saya idola itu adalah posisi yang sakral, yang hanya bisa di huni oleh orang-orang tertentu yang levelnya sangat tinggi, manusia-manusia sempurna di mata Saya. Sedangkan cinta adalah untuk orang-orang yang saya tahu mereka hanya manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan, manusia yang akan selalu Saya maafkan karena saya tahu mereka tidak sempurna, sangat tidak sempurna.
Saya mencintai YongSeo. Tapi kecintaan ini TIDAK AKAN membuat Saya memposisikan diri ke dalam PEMAHAMAN SEMPIT!! Bahwa karena mencintai YongSeo, Saya harus memusuhi orang-orang yang membenci mereka!! Bukan berarti harus membuang waktu yang berharga untuk membalas dan membahas orang-orang yang membencinya dan atau mencaci orang-orang yang bersebrangan paham dengan saya tentang fandom ini. PICIK SEKALI jika pikiran itu menghuni kepala Saya.
Dan saya harap kalian juga seperti itu, kalian CERDAS lah menggunakan isi pikiran dan juga waktu kalian. Banyak hal yang lebih baik untuk kalian lakukan, ketimbang menghabiskan waktu untuk selalu melulu meladeni fanwar. Bukankah lebih baik jika mengembangkan kreativitas dan lalu berbagi, seperti para goguma yang membuat MV or FF, yang bisa memberikan hiburan bagi yang lainnya. :D



Las but not least,
Happy Comeback CNSD…. Wuuuhuuuu…. Untuk comeback mereka berdua kali ini saya ingin berterimakasih pada SM dan FNC. Jujur, MR MR bagi saya jauh lebih keren dibanding I got a boy.. (hahhahaha…Maafkeuunn) SM cerdas kali ini.
Dan CANT STOP reallyyyy really really daebaakkkk… I lop CN BLUE..yuhuuuuuuu… terimakasih FNC buat kesempatan bagi para 4 akang-akang guanteng kita ini…hohohoho…cuman yang saya sesalkan, tampilan CN Blue di edisi comeback di TV-TV like inkigayo, mucore, mubank, mnet, etc. dengan konsep lagu yang sangat keren; Can’t Stop, Cold Love, Love is, Like a Child (Lagu ini favorit bangeetttt) seandainya mereka bisa tampil dengan penampilan (seolah-olah) konser sungguhan. Saya membayangkan mereka terlihat “liar” dengan tampilan layaknya konser musik sungguhan…beeuuuhhhhh pasti ganteng banget. Dengan konsep Jung Yong yang sekarang main piano, saya membayangkan CN Blue bisa tampil total seperti Coldplay di tiap konsernya, membayangkan Yong seperti Chris Martin itu sungguh aahhhrrggggg….. HEAVEN FOR ME… hohohoho….
HAPPY COMEBACK CNSD :D



What else to tell?
Aaaahah, so happy that (finally) i can write this blog!!! Seriously, i miss writing story about them, untuk itu, bagi yang menantikan FF saya, sabar dikit yah, ini udah prosesi nulis kembali kok, dalam waktu dekat jika Tuhan saya mengizinkan, akan saya posting :D



Thanks MY GOGUMA COUPLE, My moodBooster, Thanks to YongSeo :D




P.S :
Buat NENO HARIYANI & PENI PURWANI, Maafkeeuuun saya Girls karena tidak pernah menghubungi kalian. Galaxy tab saya hilang (Ingat ini jadi nyesek) tidak berselang lama setelah kita ketemuan hari itu, dan saya sama sekali tidak punya nomor kalian lagi. Jika kalian membaca postingan saya ini, please add MY LINE dengan User ID : sj_altruism





.SJ Alt.