Minggu, 25 Maret 2012

AOD Part 13 (FF YongSeo Couple)





ANGEL’s Or DEVIL’s



SJ Entertainment Present :


ANGEL’s Or DEVIL’s


Lead Cast :
Jung Yong Hwa (CN Blue)
Seo Joo Hyun (SNSD)


Other Cast :
KyuHyun (SUJU)
Victoria (f(x))
JongHyun (CN Blue)
Yoona (SNSD)
Yesung (SUJU)
MinHyuk (CN Blue)
JungShin (CN Blue)
HyoYeon (SNSD)
MiSun (MC WGM)
TOP (BigBang)
HyuNa (4 Minute)
Kwon Yuri (SNSD)




Opening Theme Song : It Has To Be You – YeSung “SUJU”







.Part 13.






Malam itu langit di penuhi gemerlap bintang ketika Seohyun melangkahkan kaki salah satu restaurant ternama di Seoul, restaurant yang bangunannya di desain sedemikian rupa sehingga di ruangan utamanya adalah hamparan langit yang menjadi atapnya. SeoHyun selalu suka makan di sini, SJ Restaurant adalah Rumah makan favorit ayahnya.

Melangkahkan kaki di tempat ini kembali membuatnya bermandikan siluet kenangan dengan ayahnya. Dia tersenyum hangat. Kali ini dan kelak seterusnya, jika kenangan kuat tentang orang tuanya kembali menyeruak, dia tidak lagi menangisinya, tetapi menggantikannya dengan senyum. Dia tidak lagi bersedih atas kenyataan bahwa dia adalah seorang yatim piatu, yah benar dia kehilangan, tetapi tempat kosong itu telah di penuhi oleh satu sosok. Yang hanya dengan kehadirannya saja, semesta terasa sempurna bagi SeoHyun. Hanya dengan membayangkan suaminya, wajahnya, perlakuannya pada SeoHyun, sentuhan hangatnya, semua membuat dadanya buncah oleh rasa bahagia. Dan senyum tak henti tersungging dari bibirnya.

“Eehhmm…” suara deheman Yesung membuat SeoHyun berhenti berjalan.

“Oppaa….” Ucapnya dengan nada senang dan mampu mencairkan rasa grogi Yesung yang sejak awal di ajak bertemu dengan adiknya merasa tidak nyaman. Pertemuan terakhir mereka di isi dengan pertengkaran dan kesalahpahaman, dan semua karena kepicikan Yesung. Ketika adiknya mengajak untuk bertemu di sela jadwalnya yang tidak sibuk, dia menyanggupinya. Bahkan memerintahkan MinHyuk agar mengatur ulang jadwalnya, hanya agar dia dapat bertemu dengan adiknya.

“Oppa apa kabar? Baik-baik sajakan? Sehatkan?” rentetan pertanyaan dan pelukan hangat SeoHyun membuat Yesung tersenyum dan bahagia. Keceriaan adiknya tampak jelas di wajah dan sikapnya dan itu juga mampu membuatnya bahagia.

“Oppa baik-baik saja, bagaimana denganmu?” Yesung mengibaskan tangannya, “Aahhh..Lupakan pertanyaanku, tampaknya kamu sangat bahagia…”

SeoHyun tersenyum pelan.

“Mianhe oppa, aku baru bisa menemuimu sekarang…”

“Tidak mengapa, Oppa juga sedang disibukkan dengan rentetan konser promo. Oh iya, ada apa tiba-tiba mengajakku bertemu?? Aku tidak percaya kalau kamu mengatakan bahwa dirimu sangat merindukan kakakmu ini…”

SeoHyun kembali tersenyum, bingung harus mengatakan apa, tetapi tiba-tiba dia mengingat maksud dari kedatangannya.

“Ahhh, iya…” SeoHyun menepuk jidatnya pelan. “…Aku membaca Koran pagi ini dan menemukan berita tentang Oppa. Ahhh, mianhe, aku telat tahunya..jadi Oppa bagaimana? Dan apakah benar dia kekasih Oppa? Setahuku, dia hanya pengacara Oppa dan lagi kalau aku tidak salah dia adalah kekasih JongHyun-ssi, yang menemaninya datang malam itu di pesta Ulang tahunku???…bagaimana….bagaimana dia bisa kepergok ngedate bareng oppa??”

Yesung menatap SeoHyun dan tersenyum. “Jika dirimu yang jelas-jelas adikku dan mengenalku lebih baik juga menyangka apa yang dikatakan para awak media itu benar, bagaimana dengan yang lain?”

Dan Yesung lalu menggeleng. “Anii..yang dikatakan Media Tv ataupun media cetak itu semua bohong. Kenyataannya aku dan Yoona-ssi tidak ada hubungan apapun selain pertemanan. Dan yah benar, dia adalah kekasih JongHyun-ssi, pengacara pribadi suamimu, jung YongHwa…”

“Lantas kenapa bisa mereka mendapatkan foto itu??”

“Yoona-ssi mengundangku untuk makan siang bersama karena ada hal yang penting yang ingin di bahasnya denganku…” Yesung sengaja tidak menjelaskan secara spesifik tentang apa hal yang penting itu. “..hanya seputar masalah pekerjaan, dan lalu kami berniat pulang dan menuju kendaraan masing-masing, tahu-tahu paparazzi datang dan memotret kami..hanya seperti itu..”

“Kenapa Oppa tidak mencoba mengklarifikasi semuanya, menggelar konfrensi pers tentang fakta yang sebenarnya?”

Yesung menggeleng. “…itu di luar kewenanganku dear, semua manajemen yang mengatur dan entah mengapa mereka memilih mendiamkan masalah ini, di satu sisi ini bisa menjadi skandal yang membesarkan namaku di industry ini, tetapi di sisi lain, mereka memilih diam karena melihat kegigihan pihak Yoona dan perusahaan mereka yang akan menggugat wartawan yang telah menyebar kebohongan itu…” Yesung menghela nafas panjang, lalu mengusap wajahnya pelan.

SeoHyun terenyuh melihat wajah pias kakaknya, dan dia baru menyadari ada gurat kelelahan di wajah itu.

“Hmmm..sangat berat yah oppa, bekerja di industri showbiz…sedikit kesalahan saja, sedikit skandal saja..dan lalu Booommm… hancur semuanya…”

Yesung tersenyum miris.

“Kehidupan adalah dua sisi yang selalu menuntut keseimbangan. Ada hak berarti ada kewajiban, ada kesedihan berarti ada kebahagiaan, ada pencapaian berarti ada pengorbanan, ada popularitas berarti ada kerja keras dan pencitraan yang harus terjaga, seperti itu, termasuk dunia yang oppa geluti saat ini. Hanya saja orang-orang di luar sana terkadang terlalu kejam pada kami, para penghibur. Yang mereka lihat hanya permukaan saja, tanpa mau tahu apa yang sebenarnya terjadi. Bagi mereka itu tidak penting, yang terpenting adalah memuaskan rasa egois mereka akan berita tentang kami. Mereka lupa bahwa pekerja seni, aktris, aktor, singer, idol juga adalah manusia. Mahluk yang punya hati, punya rasa dan juga berhak atas penghargaan sebagai seorang manusia….”

“…oppa…” SeoHyun mengulurkan tangannya dan menggenggam tangan kakaknya.

“Aku sering memikirkan tentang ini, Aboji mati-matian melarangku memasuki dunia hiburan mungkin salah satu alasannya adalah hal ini. Bahwa kebebasan itu justru tidak akan kutemui ketika aku terjun di dunia showbiz, akan ada batasan-batasan yang memasungku secara kasat mata…pihak perusahaan yang memenjarakan idealisme karena berbenturan dengan kapitalisme..fans yang terlalu fanatik dan para haters… kritikus musik yang tidak segan-segan melucutimu dengan komentar-komentar pedas mereka…dan para pekerja media yang tidak peduli bagaimanapun caranya meski itu kotor sekalipun asal mereka bisa mendapatkan berita tentang si artis…”

SeoHyun mengetatkan genggamannya, mencoba berempati terhadap perasaan kakaknya.

“…Tetapi…entahlah…” Yesung menggeleng. “…kau boleh menganggapku gila atau keras kepala, dan lainnya. Karena meski lelah, meski sakit hati, meski idealismeku terpasung oleh kapitalisme dan pencitraan, tetapi aku tidak pernah menyesal menggeluti bidang ini, tidak pernah. Bagiku menyanyi dan menciptakan musik yang indah bagi orang-orang adalah keajaiban kecil yang menjejak dalam hidupku. Ini adalah pilihan hidupku, dan bukankah hidup memang butuh keseimbangan, agar semuanya balance??”

“…Di luar sana banyak yang menganggap bahwa popularitas yang kami miliki ini adalah sesuatu yang membahagiakan, membuat hidup kami bergelimang harta dan kenikmatan. Yah, mungkin memang seperti itu, tetapi bahagia?? Jika konotasi bahagia menurutmu adalah tersenyum tiap harinya, merasa nyaman, aku pikir ini bukan kebahagiaan. Tetapi jika kebahagiaan adalah melakukan apa yang kau sukai yah aku bisa mengatakan aku bahagia. Bahkan ketika aku hanya bernyanyi dan bermusik tanpa perlu semua popularitas dan financial itu, aku tetap bahagia. Karena aku menyukai profesi ini, aku mencintai bernyanyi untuk orang lain…”

“Satu-satunya penyesalanku adalah aku tidak bisa mempersembahkan hal membanggakan ini pada Aboji, aku tidak sempat mengatakan kalau aku sangat-sangat mencintainya dan permintaan maaf atas kekeraskepalaanku, dan sekarang aku sudah tidak memiliki waktu untuk mengatakan itu padanya…”

SeoHyun tersenyum sedih.

“..andai aku punya mesin waktu, atau andai Tuhan bisa mengijinkanku sekali saja..sekali saja..bertemu dengan Aboji dan meminta maaf atas segalanya…”

SeoHyun beranjak dari kursinya lalu mendekat ke kakaknya dan memeluknya hangat.





_.-AoD-._





TX Bar and Lounge…





YongHwa tersenyum pelan melihat tampang cemberut JungShin. “Berhenti memasang tampang seperti itu, kamu terlihat aneh…”

JungShin misah-misuh di tempatnya. “Hyung tidak adil padaku dan pada perusahaan. Dengan gampangnya Hyung hadir ketika JongHyun Hyung memintamu, sedangkan untuk urusan bisnis penting kamu malah mengacuhkannya dan membebankannya ke aku…”

YongHwa tertawa sedangkan di tempatnya JongHyun merasa terkesiap. YongHwa yang dikenalnya adalah sosok yang susah untuk terbahak-bahak dengan mudahnya, tetapi sejak kedatangan mereka di lounge ini beberapa menit yang lalu tercatat olehnya YongHwa telah tertawa beberapa kali dan bahkan meski hal tersebut tidak lucu sama sekali. Tampaknya kehidupan pernikahan benar-benar memberi dampak yang baik bagi kepribadiannya. Menjadikannya orang yang lebih hangat. Baguslah, batin JongHyun.

“Jadi ada hal penting apa yang ingin kau sampaikan pada kami??” YongHwa menatap JongHyun yang sedang menatapnya. JongHyun kemudian memperbaiki duduknya. Lalu menarik nafas panjang.

“Aku akan menikah…”

YongHwa dan JungShin yang hendak meneguk minumannya malam itu mengurungkan niat lalu menatap JongHyun dalam-dalam, membuat JongHyun grogi.

“Aku akan menikah, apakah terdengar aneh sehingga kalian menatapku seperti itu??”

“Menikah? Kamu?” YongHwa bukannya bermaksud tidak percaya pada udapan JongHyun tetapi ide bahwa JongHyun ingin menikah itu adalah ide yang cukup absurd bagi YongHwa. Dia cukup mengenal JongHyun, dan tahu kalau JongHyun adalah tipikal pria easy going dan tidak terlalu memusingkan tentang kehidupan pernikahan dsb, JongHyun di mata YongHwa bahkan adalah tipikal pria yang tidak akan bisa terikat dalam sebuah instansi pernikahan. Dan begitupun dengan JungSHin. Yah, mungkin memang JongHyun tergila-gila pada Yoona, kekasihnya sekarang, tetapi menikahinya???

“Eehhmmm, mengapa kalian begitu kaget? Wajarkan seorang pria ingin menikahi wanita yang dicintainya…”

“Arasho..kami mengerti…” YongHwa mengangguk-angguk. “Kamu benar-benar mencintainya tampaknya…”

JungShin masih melongo di tempatnya. Sementara JongHyun menganggukkan kepala.

“Konflik memang benar-benar perlu dalam kehidupan, setidaknya dia bisa menjadi penunjuk arah apa yang harus manusia lakukan lagi di tengah rutinitas yang menjebak.” JongHyun menghela nafas. “Aku tahu kalau aku mencintai Yoona, sangat mencintainya. Tetapi mencintai dan menikah berdiri pada ruang yang berbeda bagiku, dan jujur aku belum pernah berpikir bahwa aku dan dia pada akhirnya harus menikah, kami menjalani hubungan ini dengan santai dan aku tahu diapun belum berpikir ke arah itu. Tetapi ketika skandal itu menyeret kami ke dalam lingkaran konflik, aku pada akhirnya sadar bahwa aku mencintai wanita ini dan tidak ingin kehilangannya. Dan satu-satunya cara terbaik dan terindah adalah melegalkan secara hukum kepemilikanku atas dirinya, dan itu melalui lembaga pernikahan. Dan ide ini ternyata membahagiakanku..”

YongHwa mengangguk-anggukkan kepala. “Congratulation dude, welcome to the club…”

JongHyun tertawa terbahak-bahak. Di tempatnya JungShin kembali misah-misuh. YongHwa yang melihatnya memberi isyarat pada JongHyun yang juga tersenyum.

“Kamu juga sudah harus memiliki wanita yang kamu cintai…” Ucap YongHwa kepada JungShin. “Jangan terlalu sibuk memikirkan bisnis..”

“Errggghhh, astaga lihat siapa yang mengatakan itu, demi siapa aku banting tulang seperti ini, demi siapa aku sibuk mengerjakan semuanya?? Semua karena Hyung…”

Tawa JongHyun dan YongHwa pecah, mereka terbahak-bahak.

Lalu YongHwa kemudian berhenti tertawa dan menatap JungSHin dalam-dalam. “Memiliki seseorang yang kau cintai itu adalah hal yang paling hebat yang terjadi dalam hidupmu. Maafkan aku karena selama bertahun-tahun kebersamaan kita aku tidak pernah jujur padamu. Tentang perasaan yang aku miliki kepada istriku masih dari belasan tahun yang lalu. Dan kamu harus mengetahuinya sendiri, membacanya sendiri dari gelagat dan keseharianku, maafkan aku….”

JungSHin tercekat.

“…Adalah Dia yang menjadi penghangat di hari-hari dingin dan keras yang aku lalui, dia yang mengisi segala kekosongan hatiku karena status sebagai yatim piatu, dia yang membuatku menjadi orang yang berarti karena secara tidak langsung dia mengajarkanku arti dari berharap, arti dari memiliki tujuan dalam hidup, karena hanya dengan keberadaannya setidaknya aku harus memiliki sesuatu yang akan aku banggakan jika ingin memilikinya. Kamu bertanya, kenapa aku bertindak bodoh rela melepas semuanya demi dia, karena selama ini dialah yang menjadi porosku, dialah pencapaianku, bagaiamana aku tanpa dia? Membayangkannyapun aku tidak pernah…”

“..Dan ketika telah memilikinya, aku pun selalu berharap kamu memiliki orang yang seperti itu di dalam hatimu…”

JungSHin berkaca-kaca.

“…Aku mencintaimu selayaknya saudara, kamu tahu itu dan aku pun sangat berharap aku bisa melihatmu berbahagia, memiliki kebahagiaan sendiri seperti apa yang kumiliki sekarang. …”

JungSHin semakin merasa sesak. Ini pertama kalinya YongHwa mengatakan hal-hal seperti ini padanya. Meski mereka dekat satu sama lain, tetapi YongHwa tidak pernah mengatakan hal-hal seperti ini.

Mereka terdiam untuk waktu yang lama, sebelum telepon genggam YongHwa berbunyi. Dan dari aura wajahnya, JungSHin dan JongHyun bisa menebak siapa yang sedang menelpon itu.

“..hhmm…dee…aku pulang sekarang, dee…I love you more baby…”

Setelahnya, dia menutup pembicaraan telepon itu lalu menatap JongHyun dan JungShin yang juga sedari tadi menatapnya.

“Sepertinya aku harus pergi, kalian kalau masih mau melanjutkan minum-minumnya silahkan, tetapi aku tinggal yah…”

“Selamat untuk pernikahannya JongHyun-aah, kabari aku jika kamu membutuhkan bantuan, apapun itu…”

JongHyun mengangguk.

“…dan kamu ingat untuk tidak terlalu mabuk, besok tugas kantor menanti…” YongHwa menepuk pundak JungSHin lalu berlalu pergi.




_.-AoD-._





Kediaman Jung YongHwa…



SeoHyun mondar-mandir di ruang tamu, sambil memainkan jari jemarinya. Dan lalu tersenyum lebar ketika dia mendengar deru kendaraan meski pelan berhenti di depan. Dia berlari menerjang ke arah pintu yang di buka oleh pelayannya dan langsung lari ke pelukan suaminya yang baru saja turun dari mobil. Tindakannya membuat YongHwa, kepala Pelayan Kim dan Pelayan lainnya cukup terkejut.

”Waeyo???” bisik YongHwa sambil membalas pelukan istrinya.

SeoHyun mengurai pelukannya dan menatap wajah suaminya. ”Anii...aku hanya ingin melakukannya dan satu lagi aku ingin mengatakan hal ini...” SeoHyun sengaja memberi jeda pada ucapannya, YongHwa menaikkan alis menanti ucapan yang akan keluar dari bibir istrinya.

”Saranghanda Jung YongHwa...” dan setelahnya SeoHyun jinjit dan menarik kepala YongHwa sedikit turun agar dia bisa mencium jidat suaminya.

Tindakan kecil itu membuat hati YongHwa menghangat. ”Aku juga mencintaimu My Lady, bahkan lebih besar dari rasa cintamu itu...tapi kenapa tiba-tiba seperti ini???” tanya YongHwa sambil tetap melingkarkan tangannya di pinggang istrinya lalu bersama melangkah masuk ke dalam rumah mereka.

”Aku tidak perlu alasan untuk melakukan hal seperti itukan pada suamiku??” Ucap SeoHyun sambil menggelayut manja di lengan YongHwa.

YongHwa tersenyum sambil membelai wajah SeoHyun dan menatapnya lamat-lamat, membuat SeoHyun pada akhirnya menghentikan langkahnya ketika mereka tepat tiba di depan tangga menuju kamar tidur mereka. Dia lalu kembali memeluk YongHwa.

”Aku mencoba untuk jujur pada diriku sendiri dan aku ingin mengucapkannya selagi aku punya waktu untuk mengucapkannya. Kita tidak pernah menebak apa yang akan terjadi hari esok, bisa saja akan ada pertengkaran antara kita berdua, atau rutinitas kesibukan kembali mengukung kita, atau hal-hal lain yang terjadi sehingga aku tidak bisa lagi mengucapkan kata-kata itu dan mengungkapkan melalui tindakan-tindakan kecil betapa aku mencintaimu..aku tidak ingin kehilangan moment-moment seperti ini hanya karena aku malas atau aku mencoba untuk menyembunyikan perasaanku padamu, jadi mulai kini oppa harus mempersiapkan diri menerima semua ucapan dan rasa sayangku...” lirih dan panjang kalimat SeoHyun menjalar di hati YongHwa dan membuatnya tersekat oleh haru.

”Aku siap mendengarnya bahkan meski itu berkali-kali kau ucapkan...” bisiknya sambil mengurai pelukannya dan lalu mencium SeoHyun di bibirnya. Ciuman itu dalam dan semakin dalam ketika SeoHyun membalasnya.

Dan ketika gairah itu menguasai mereka, kata tak lagi terucap dari bibir mereka hanya pandangan mata yang mengisyaratkan segalanya. Lalu dengan saling mengaitkan tangan mereka melangkah tergesa menuju kamar mereka.



(Heartbeats fast..
Colors and promises..
How to be brave..
How can I love when I’m afraid to fall..
But watching you stand alone..
All of my doubt suddenly goes away somehow..
One step closer..

I have died everyday waiting for you..
Darling don’t be afraid I have loved you..
For a thousand years..
I love you for a thousand more..

Time stands still…
Beauty in all she is..
I will be brave..
I will not let anything take away..
What’s standing in front of me..
Every breath..
Every hour has come to this..
One step closer..

I have died everyday waiting for you..
Darling don’t be afraid I have loved you..
For a thousand years..
I love you for a thousand more..

And all along I believed I would find you..
Time has brought your heart to me..
I have loved you for a thousand years..
I love you for a thousand more..

One step closer..
One step closer..

I have died everyday waiting for you..
Darling don’t be afraid I have loved you..
For a thousand years..
I love you for a thousand more..

And all along I believed I would find you..
Time has brought your heart to me..
I have loved you for a thousand years..
I love you for a thousand more..)


(Christina Perry - A Thousand Year)








Beberapa Jam Kemudian...



YongHwa menggeliat di tempat tidurnya, setengah sadar dia merasakan tubuh hangat yang tadi berada di dalam pelukannya menghilang. Dia bangun dan lalu meraih piamanya dan menutupi tubuh telanjangnya, berjalan mencari tahu dimana istrinya.

Dia menemukan istrinya sedang berdiri di balkon kamar mereka, sambil bersidekap.

”Ada apa? Kamu susah tidur baby??” bisik YongHwa sambil memeluk tubuh istrinya dari belakang. SeoHyun tersenyum, lalu memalingkan wajah dan mencium pelipis YongHwa dan membiarkan salah satu tangannya membelai pipi suaminya.

”Anii...”

”Katakan padaku, ada apa sebenarnya?” YongHwa menangkap ada sesuatu yang mengganjal di dalam pikiran SeoHyun, sejak beberapa jam yang lalu tingkah istrinya sedikit aneh menurutnya.

SeoHyun menghela nafas panjang.

”Apa ada masalah dengan Yesung Hyung? Bukankah tadi kamu mengatakan semuanya baik-baik saja??”

SeoHyun memutar badannya dan menghadap YongHwa lalu memeluk YongHwa dengan erat. ”Aku hanya memikirkan Yesung Oppa, aku ingin dia merasakan kebahagiaan seperti apa yang sekarang aku rasakan...aku ingin agar dia juga memiliki orang yang dia cintai...”

”Cinta tidak bisa dipaksakan my lady, kamu tahu itu...” YongHwa membelai rambut panjang istrinya yang tergerai sedikit kusut.

”Aku tahu, dan aku tahu kalau Yesung Oppa sebenarnya menyukai Yoona Onnie, aku bisa melihatnya rasa suka itu ketika tadi bercerita dengannya...hanya sayang...”

YongHwa mengurai pelukannya. ”Yesung Hyung menyukai Yoona-ssi??”

SeoHyun mengangguk pelan. ”Dia tidak mengatakannya kepadaku, tetapi aku mengenal kakakku dengan baik...”

YongHwa menggangguk-angguk mengerti. ”Tetapi Yoona-ssi akan segera menikah dengan JongHyunnie...”

SeoHyun menghela nafas panjang. ”Ya, itu kenapa aku merasa kasihan dengan Yesung Oppa. Ketika cinta itu hadir di hatinya, justru tidak tepat sasarannya, belum lagi status dia sebagai selebriti..tentu tidak mudah...”

YongHwa menarik SeoHyun kembali masuk dalam pelukannya. ”Kamu tidak usah terlalu memikirkannya baby, Yesung Hyung pasti tahu dengan pasti apa yang terbaik bagi dirinya...”

”Eeehhhmmm...tetapi aku justru sedang kepikiran satu ide lain, bagaimana kalau aku mencomblangi Yesung Oppa dengan Qian Onnie?? Cocokkan??”

”Astaga, mereka bukan remaja yang butuh dicombalngi, itu ide gila sayang...” ucap YongHwa sambil memencet hidung istrinya, merasa lucu dengan ide jahil SeoHyun.

”Aku cuma ingin membahagiakan orang-orang yang aku sayangi...”

”Aku tahu niat baikmu tetapi ingat kalau mereka orang-orang dewasa yang tidak lagi membutuhkan jasa percomblangan agar bisa saling jatuh cinta...dan daripada sibuk memikirkan mereka bagaimana kalau pertama-tama kamu membahagiakan suamimu ini dulu...” YongHwa mengedipkan matanya, genit.

”Aaahhh..oppa..chaam...”

YongHwa membungkam protes SeoHyun dengan ciuman, dan lalu berbisik di telinganya. ”Let’s go to sleep My lady...”

SeoHyun tersenyum lalu mengangguk dan tidak menolak ketika YongHwa menggendongnya kembali ke tempat tidur mereka.




_.-AoD-._




Gedung Perkantoran GotChun Company...



Choi SeungHyun atau yang lebih akrab di sapa TOP, sekali lagi merapikan letak dasinya, lalu melangkah turun dari mobilnya pagi itu. Dia melangkahkan kaki dengan elegan memasuki gedung besar GotChun Company, salah satu perusahaan Multinasional terbesar yang dimiliki oleh Korea Selatan. Keponakan menteri pertahanan Korea Selatan ini sibuk menggumam dalam hati, mengakui kehebatan pemilik perusahaan ini.

Di korea siapa yang tidak mengenal Jung YongHwa. Pengusaha yang berhasil menjadi Chaebol di usia yang masih muda. Berbeda dengan dirinya, yang masih terhitung baru di dunia bisnis, karena baru saja kembali ke Korea Selatan setelah menyelesaikan pendidikannya. Tetapi bisa berhasil masuk menjadi salah satu pejabat penting di perusahaan otomotif terkenal di Seoul adalah pencapaian yang tinggi menurutnya.

Mereka telah beberapa kali bertemu hanya saja tidak pernah saling menyapa. Jung YongHwa adalah pengusaha yang terkenal dingin. Dan begitupun dirinya. Tetapi dia justru cukup akrab dengan istri Jung YongHwa, Cha SeoHyun. Anak mantan walikota Cha. Dahulu sebelum keluar negeri untuk menempuh pendidikannya, dia dan SeoHyun sering berada pada pesta-pesta pejabat di Seoul. Bagi TOP, SeoHyun adalah gadis yang cantik dan menarik.

Dan ketika perusahaan tempatnya bekerja yang notabene bergerak di bidang industri otomotif yang mencoba melebarkan penjualannya ke Negara-negara uni eropa, dia membutuhkan armada dagang untuk mengangkut komoditinya. Dan dia membutuhkan armada dagang yang terpercaya. Dan jelas itu adalah Gotchun Company.

Telah beberapa hari dia mencoba mengadakan pembicaraan bisnis sehubungan dengan kepentingan bisnisnya itu, namun beberapa hari pula yang ditemui hanya asisten Jung YongHwa, Lee JungShin. Dan akhirnya kemarin Lee JungShin menelpon sekertarisnya dan mengatakan bahwa pembicaraan bisnis mereka akan diadakan hari ini.

Dan disinilah dia hari ini, di kantor besar GotChun Company.

Dari kejauhan, ketika TOP beserta asisten dan bodyguardnya tiba di lantai ruang kerja sang Big Boss, dia melihat JungShin berjalan menghampirinya lalu menjabat tangannya.

“Anneyong Haseyo, SeungHyun-ssi…”

“Anneyong Haseyo JungSHin-ssi..”

Setelah berbasa-basi singkat, JungShin kemudian membawanya ke ruang meeting dan disana ternyata telah menanti Jung YongHwa dan pengacaranya Lee JongHyun, yang namanya di ketahui TOP belakangan setelah mereka diperkenalkan satu sama lain.

Dan mereka pun terlibat pembicaraan bisnis yang alot.




_.-AoD-._




Kediaman Jung YongHwa…



“SeungHyun-ssi”??? SeoHyun menurunkan pelan buku yang dibacanya lalu menatap suaminya yang sedang sibuk dengan laporan bisnisnya.

YongHwa mengangguk. “Dia Keponakan Menteri Pertahanan, katanya dia mengenalmu…”

SeoHyun sekilas memutar bola matanya, Keponakan Menteri Pertahanan?? “Aaahhh, TOP Oppa??”

“TOP Oppa??” ada getar cemburu di dalam situ dan membuat SeoHyun tersenyum lalu berdiri dari sofa tempatnya membaca dan berjalan mendekat ke meja kerja YongHwa. Dia lalu memilih duduk di pangkuan suaminya yang memutar kursi kerjanya menyamping.

“Aku kenal dia tetapi tidak terlalu akrab. Dia teman Yuri, Kwon Yuri, sahabatku. Mereka lumayan dekat, tapi itu dulu. Sekarang aku tidak tahu lagi karena sejak kita menikah aku tidak pernah bertemu dengan Yuri lagi…” Ucap SeoHyun sambil menangkup kedua pipi YongHwa dengan telapak tangannya.

YongHwa mengangkat tangannya dan menelungkupkannya di atas telapak tangan SeoHyun.

“Jadi dia menjalin kerjasama dengan perusahaan oppa???”

YongHwa mengangguk lalu membimbing tangan SeoHyun ke bibirnya dan menciumnya. “Bukan perusahaan oppa, tapi perusahaan kita…”

SeoHyun tidak bisa mencegah pipinya memerah.

“Hmmm..terus kenapa Oppa tahu kalau aku dan dia saling mengenal satu sama lain??”

“Sebelum dia pergi, dia menanyakan kabarmu, dan mengatakan kapan-kapan akan mengundang kita untuk makan malam bersamanya…”

SeoHyun mengangguk-anggukkan kepala. “Setahuku Keluarga TOP Oppa semuanya nyaris berkutat di pemerintahan dan akademisi, hanya dia tampaknya yang bekerja di swasta…”

YongHwa mengusap lengan istrinya. “Dia hanya Manager bagian pemasaran di YG Corps. Bukan dia CEOnya…”

SeoHyun kembali mengangguk-anggukkan kepala. “Ngomong-ngomong tentang CEO, aku berpikir bagaimana jika Han Gung Ahjussi kita angkat sebagai CEO JS Company. Mengingat Oppa melarangku beraktifitas terlalu banyak dan harus sering-sering menemanimu. Jadi Aku cukup sebagai Pemilik perusahaan dan masuk di jajaran Dewan Penasehat. Juniel belum bisa dan tampaknya JungSHin juga sibuk mengambil alih sebagian kerjaan Oppa..”

“Aku sudah lama memikirkan hal itu, dan memang tadinya aku punya rencana seperti itu. Paman punya kemampuan untuk itu dan aku percaya padanya. Kalau kamu juga menyukai ide itu, aku sama sekali tidak keberatan My Lady…aku justru keberatan kalau kamu yang harus menduduki posisi itu, dan disibukkan dengan pekerjaan sehingga lupa mengurusiku..”

SeoHyun mengulum senyum dan memajukan wajahnya mengecup pipi suaminya. “Arasho, Besok aku akan menggelar rapat dan memberitahu tentang keputusan ini…”

“Hhhmmm…” YongHwa tidak lagi berkata tetapi tangannya sudah menyusup masuk ke dalam sweater yang di pakai SeoHyun membuat SeoHyun menggelinjang geli.

“…Karena malam ini aku hanya akan mengurus suamiku…” Mata mereka saling berpadu dan SeoHyun tersenyum jahil membuat YongHwa Gemas.

“Berani bereksprimen??”

SeoHyun mengangkat alis sambil sibuk menahan tangan YongHwa yang semakin mengembara.

“Berani melakukannya di atas meja ini??”

“Haaahh???”

Dan tanpa menunggu jawaban SeoHyun, YongHwa mengangkat tubuh istrinya dan mendudukkannya di atas meja kerjanya.

Dan malam itu berlalu di antara dua manusia yang sedang mengurai makna cinta, tidak dengan kata-kata tetapi melalui bahasa tubuh dan bahasa kasih.





_.-AoD-._




Seoul hospital…



KyuHyun tersenyum senang ketika melihat Victoria berdiri di depan ruangannya. Dia bisa melihat di tangan gadis itu ada dua gelas kopi panas.

“Hai…” sapanya.

“Hai…” Victoria tersenyum dan kemudian mengulurkan satu gelas kopi panas di tangannya ketika posisi KyuHyun telah berada dalam jangkauannya.


“Gomawo…”

“Hari yang panjang Oppa??”

“Yup, 3 surgery..”

“Woowww…”

“Bagaimana denganmu??”

Victoria tersenyum. “Seperti biasa, tidak ada yang berubah…” dia lalu meneguk kopinya. “Oh iya, hari ini Hyunnie mengajak ketemuan, Oppa tidak mau bergabung dengan kami??”

“Love it but not thanks. Aku masih harus jaga…”

Victoria mengangguk. “Dee…”

“Ehhmm..kalau aku bebas jaga, mau tidak menemaniku menghabiskan hari???”

Victoria yang sedang menunduk, tiba-tiba mengangkat wajahnya menatap KyuHyun. Merasa heran mendengar permintaan KyuHyun. Dan entah mengapa dia tidak bisa menatap mata itu lama, hanya berselang detik sebelum kemudian dia memilih memalingkan wajahnya. “Ehhhmm..bisa oppa..”

KyuHyun tersenyum pelan. Dan lalu dengan perasaan nyaman dia meneguk kopi panasnya pelan.

Cinta adalah ketika kamu merasa nyaman berdekatan dengan seseorang bahkan ketika nyaris tidak ada interaksi yang terjadi, hanya saling berdiri dan sibuk dengan jalan perasaan masing-masing tetapi kamu tetap menyukai moment-moment seperti itu.

Dan seperti itulah perasaan KyuHyun saat ini. Sejak terlintas ide tentang menyukai Victoria, entah mengapa tiap melihatnya dia selalu merasakan jantungnya berdegup kencang tetapi jika tidak menemukan kehadirannya sehari saja terasa ada yang kurang. Meski dia tidak tahu bagaimana tanggapan Victoria jika dia tahu tentang hal ini, tetapi dia tetap bersyukur karena bisa kembali merasakan sensasi jatuh cinta seperti yang dialaminya kini.

Ketika SeoHyun pergi meninggalkannya, dia pikir sampai akhir hidupnya mungkin dia tidak bisa lagi mencintai. Dan dia bertekad bahwa hal tersebut bukanlah perkara besar. Dia punya prioritas yang lebih mulia ketimbang disibukkan oleh virus merah jambu itu. Hidupnya dan totalitasnya semua akan dipersembahkan bagi pasien-pasiennya. Namun ternyata jalan takdir berkata lain. Dan pada akhirnya dia menemukan dirinya jatuh cinta pada gadis yang wajahnya selalu tersenyum ini. Jika takdir berpihak padanya, dan smeoga berpihak padanya, gadis ini akan menjadi miliknya. Tetapi dia tidak akan terburu-buru untuk mengatakan apa yang dirasakannya sekarang, akan ada waktu yang tepat untuk mengungkapkannya namun bukan dalam waktu dekat-dekat ini. Dia masih butuh ruang untuk betul-betul mempersiapkan segalanya.



_.-AoD-._




Soshi Restaurant…



“Apaaa???” Victoria urung meminum minumannya.

SeoHyun tersenyum. “Bagaimana? Apakah Qian Onnie menyetujuinya…”

Victoria terdiam. Kembali berflashback pada permintaan SeoHyun beberapa menit yang lalu. Yang intinya meminta Victoria menjadi kekasih Yesung, kakaknya.

“ini bukan persoalan aku menyetujuinya atau tidak. Perasaan bukan hal yang bisa di paksakan Hyunnie….”

“Aku tahu itu onnie, dan maafkan aku jika ideku ini membuat onnie merasa tidak nyaman. Sungguh, aku hanya ingin melihat kalian berdua bahagia…”

Victoria tersenyum, dia lalu menatap SeoHyun dalam-dalam. “Gomawo dear, aku bisa menangkap niat baikmu tetapi kebahagiaanku dan kebahagiaan Yesung Oppa mungkin tidak berada dalam satu frame. Aku bukannya tidka menyukai Yesung Oppa tetapi membayangkan berhubungan dengannya dalam satu hubungan cinta itu tidak pernah terlintas di kepalaku. Aku menyayanginya sebagai seorang kakak yang tidak aku miliki…”

SeoHyun menghela nafas pelan. Tetapi matanya kemudian membelalak riang ketika mendengar ucapan Victoria berikutnya.

“..dan lagi aku memiliki seseorang yang aku sukai…”

“Chincaa??? Siapa Onn? AKu boleh tahu gak??” ucapnya sambil menggenggam tangan Victoria dan mengoyang-goyangkannya pelan.

Victoria tersipu malu. “Maafkan dear, aku belum bisa memberitahumu siapa dia. Bukan, bukan karena aku ingin menyembunyikan hal ini padamu, hanya saja aku belum yakin apakah dia mempunyai perasaan yang sama dengan apa yang aku miliki ini…”

“Ehhhmmm..tidak mengapa Onnie, aku mengerti. Aku bahagia akhirnya Onnie memiliki orang yang onnie cintai juga…”

“…Ide untuk menyukainya awalnya adalah ide yang sangat absurd. Tetapi anehnya ketika aku melihatnya down, aku melihatnya terluka, akhirnya rasa suka itu timbul dengan sendirinya.. cara kerja cinta memang sangat sulit teraba, tahu-tahu aku sudah jatuh cinta padanya. Senang melakukan hal-hal yang bisa mendekatkanku padanya..semua terjadi secara natural, dan tidak ada pemaksaan di dalamnya…”

Victoria buru-buru meremas tangan SeohYun, merasa khilaf atas ucapannya yang terakhir. “..Anii..mianhe dear, pemaksaan disini maksudku aku mencintainya apa adanya, aku mencintainya karena hatiku yangmenginginkannya..tidak bermaksud untuk menyinggungmu dengan idemu barusan..anii, mianhe Hyunnie..”

SeoHyun terbahak-bahak menanggapi ucapan Victoria. “Aku mengerti onnie, tidak usah merasa bersalah..hahaha..karena pada dasarnya memang aku yang salah..hehhe..”

Victoria menghela nafas lega. “Senang bisa melihatmu tertawa lepas seperti ini lagi, tampaknya aku harus berterimakasih kepada suamimu…”

SeoHyun hanya tersenyum pelan.

“Oh iya, bagaimana kabar paman-pamanmu? Apakah mereka masih berusaha untuk memiliki perusahaan??”

SeoHyun menggeleng pelan.

“Yong Oppa telah membeli semua saham JS dari mereka. Mereka tidak memiliki apapun sekarang, tetapi aku dan Yong Oppa sepakat tetap mengiizinkan mereka bekerja di JS dan menjadi Dewan penasihat perusahaan….Tadi aku bertemu mereka saat rapat kantor, mereka sehat-sehat kelihatannya meski masih agak risih padaku dan terlebih mungkin karena mereka tidak menyukai apa yang telah aku putusakan pada rapat tadi..”

“Tentang apa??”

“Aku mengundurkan diri menjadi CEO di JS dan membiarkan Han Gung Ahjussi yang menggantikanku…” Sebelum Victoria bertanya lebih jauh, SeoHyun memilih menjelaskannya lebih dulu. “…Ini keputusanku dan Yong Oppa. Dia melarangku beraktifitas yang terlalu banyak dan yah aku mengerti kemauannya dan niat baiknya yang menganggap bahwa wanitanya tidak boleh terlalu di bebani tanggung jawab besar…”

“Uwaahhh, YongHwa-ssi manis sekali…”

“Onnieee… dia suamiku…”

“Arasho…”

Keduanya lalu tertawa lebar dan berhenti ketika pelayan restorant membawakan menu pesanan mereka.





_.-AoD-._




“Aku sedang menuju kesana Oppa…dee, tadi habis mengantar Qian Onnie kembali ke rumah sakit..dee…dee..love you…”

SeoHyun mematikan sambungan teleponnya dan tersenyum pelan. Hari ini perasaannya begitu riang.

“Nyonya muda terlihat begitu gembira…” Ucap Gwangsoo dari kursi pengemudi.

“Hanya sedikit senang GwangSoo-ah, hari ini semuanya berjalan lancar…”

Gwangsoo tersenyum-senyum.

“Bagaimana?? Kamu menikmati menu di Soshi restaurant tadikan?”

Gwang Soo menganggukkan kepala. Yah, SeoHyun juga mengajaknya makan bersama di Restaurant tadi meski tidak berada satu meja dengan majikannya itu. SeoHyun baru saja akan menimpali ucapan Gwang Soo tetapi urung ketika Telepon Genggamnya kembali berbunyi, dan dia melihat nama sahabatnya tertera di LCDnya, segera dia menjawabnya.

“Yuri-ahhh….”

“Hyunnie, anneyong. Mianhe tadi aku tidak menjawab panggilan masukmu, aku sedang sibuk dengan kerjaan tapi sekarang sedang istirahat. Persiapan untuk fashion Winter tahun ini, kamu datang yah?”

SeoHyun tersenyum. “Dee, tidak masalah. Dan kalau kamu mengundangku aku akan meluangkan waktu untuk datang…”

“Oh iya, ada hal apa dear? Dirimu menghilang lalu tiba-tiba menelponku tanpa ada tanda-tanda sebelumnya..”

“Anii..hanya ingin bercerita dan saling bertukar kabar denganmu. Bogoshippo Yuri-aah…”

“Hmm..aku juga merindukanmu, let’s meet dear…”

“Boleh, sekalian aku ingin bercerita denganmu…Tapi kapan??”

“Silahkan tentukan waktunya nanti aku akan menyesuaikan jadwalku denganmu…”

“Baiklah… Oh iya kamu masih sering bertemu dengan TOP Oppa??”

Sesaat hening, di sana Yuri terdiam.

“Yuri-aah…”

“Aku mendengarmu. Dee, aku masih sering bertemu dengannya…”

Tetapi dari nada suara Yuri, SeoHyun merasa aneh. suara itu terdengar dingin dan sedih.

“Ada apa? Kenapa kamu terdengar sedih..”

“Anii…”

“Ceritakan padaku...”

“Tidak begitu penting, nantilah kalau kita bertemu…”

SeoHyun merasa penasaran. “Apakah ini ada kaitannya dengan TOP Oppa?”

Akhirnya Yuri mengalah, “Dee…dia sekarang menjalin cinta dengan Hyuna-ssi. Anak presiden perusahaan tempatnya bekerja…”

“Hyuna-ssi???”

Tetapi keheranan SeoHyun tidak sempat diutarakannya ketika tiba-tiba Gwang Soo berteriak keras dan panik.

“Remnya…remnya Bolong…”

SeoHyun terkesiap karena mereka sedang berada di jalanan yang tidak rata, tetapi tanjakan dan parahnya di depan sana sebuah mobil van melaju kencang dan terlihat tidak stabil karena seberapapun usah Gwang Soo untuk menghindar, mobil itu tetap melaju ke arah mobil mereka.

Hanya selang beberapa detik sebelum SeoHyun berteriak keras dan secara impulsive membekap wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Hal terakhir yang diingat SeoHyun adalah wajah suaminya, lirih bibirnya berucap “Saranghee Yong Oppa…” sebelum semuanya gelap dan menghitam.






(…One step closer..
One step closer..

I have died everyday waiting for you..
Darling don’t be afraid I have loved you..
For a thousand years..
I love you for a thousand more..

And all along I believed I would find you..
Time has brought your heart to me..
I have loved you for a thousand years..
I love you for a thousand more..)


(Christina Perry - A Thousand Year)






.To Be Continued – Part 14.

























Author Note’s :



Sungguh, Aku meminta maaf yang sebesar-besarnya pada kalian karena keterlambatan ini. Maafkan Yah…*BOW* Selain karena kesibukan dan harus kuakui mood menulisku memang sangat-sangat down. Berharap kedepannya aku bisa seproduktif dulu.

Dan Thanks to Peni Purwani buat editannya dan Juli Agashi untuk Pic hasil sotosopannya, Tengkyu..Tengkyu dear.. *Ketjup Ketjup* ^.^

Dan selain itu aku ingin mengutarakan opiniku tentang dunia fandom. Dan ini juga sehubungan dengan banyaknya tudingan dan pernyataan-pernyataan yang mungkin menyakiti hati kita sebagai Goguma yang mencintai dan mendukung YongSeo Couple.

(Baca di Koment pertama, sengaja tidak aku cantumkan disini, bisa merusak cerita AOD..hahahha…)







.With Love : SJ.

Jumat, 02 Maret 2012

AOD Part 12 (FF YongSeo Couple)




ANGEL’s Or DEVIL’s



SJ Entertainment Present :


ANGEL’s Or DEVIL’s


Lead Cast :
Jung Yong Hwa (CN Blue)
Seo Joo Hyun (SNSD)


Other Cast :
KyuHyun (SUJU)
Victoria (f(x))
JongHyun (CN Blue)
Yoona (SNSD)
Yesung (SUJU)
MinHyuk (CN Blue)
JungShin (CN Blue)
HyoYeon (SNSD)
MiSun (MC WGM)
HyoRin (Sistar)



Opening Theme Song : It Has To Be You – YeSung “SUJU”








.Part 12.




Kediaman Jung YongHwa…



09.00 AM…


(My man is someone I miss when I turn away
My man is someone who sometimes silently pretends to be mad
My man is a sunflower that only looks at me
My man is the one person, who makes my heart overflow
By just staying by my side

That man, that man is now her one person
That playful face, those warm words
They were all once mine
To him, to him, I'm like a dusty perfume bottle
Like a picture that is more and more forgotten
A person who he won't think of anymore…)




SeoHyun terpekur di depan jendela kamarnya. Dia memandang lamat-lamat sepotong fragmen kehidupan yang menjejak di seluruh kamarnya. Jiwanya sangat merindukan siluet itu kembali menjejak dalam lintasan kehidupannya. Mencoba mencari jejak wajah yang intensitas kehadirannya di dalam pikirannya sangat tinggi akhir-akhir ini. Pemilik wajah yang ternyata dicintai oleh hatinya tetapi belakangan baru di sadarinya.

Desau angin malam menerbangkan sehelai daun, jatuh tepat di atas pangkuannya. SeoHyun tersadar dan menghela nafas panjang.



(…My heart, my heart wants to say bad things
But because my tears might hurt you,
I put all my strength to hold it in

That man, that man is now her one person
That playful face, those warm words
They were all once mine
To him, to him, I'm like a dusty perfume bottle
Like a picture that is more and more forgotten
A person who he won't think of anymore…)



“Apakah kebahagiaan itu?” batinnya pelan.

Dan kemudian satu sisi hatinya menjawab. “Kebahagiaan adalah setiap hari, Ketika kau menyulam cinta dengan semua orang yang kau cintai. Mungkin akan banyak rasa, sedih, sakit, haru, tawa dan tangis tetapi semua itu sangat berarti…”

“…dan bagaimana jika orang yang kita cintai itu pergi?? apakah kebahagiaan tidak lagi menjejak dalam hidup kita??”

“…Meski orang yang kamu cintai pergi meninggalkanmu, tetapi jika kamu tetap menyimpan kenangannya di hatimu, kamu akan tetap bahagia. Hanya dengan mengenangnya, menunggunya sampai dia kembali kepadamu, itu juga merupakan bentuk kebahagiaan. Kebahagiaan tidak melulu berarti orang yang kamu cintai harus berada bersamamu disisimu…biarkan dia terbang dengan sayapnya, dan percayalah jika dia memang tercipta untukmu, Akan selalu ada jalan bagi dia untuk kembali kepadamu…”



(…My man, my man is someone who is not mine
The man who used to warmly comfort my whining
Now it's not, now it's not
With my tears that I held in with all my strength
I need to smile and lightly let that man go…)

(Beige - My Man (The Musical OST))



Kebahagiaannya adalah YongHwa, meski dia telat menyadarinya. Dan kini YongHwa pergi meninggalkannya, itu adalah fakta. SeoHyun merasa sakit atas kepergiannya itu juga fakta. Fakta yang membuat SeoHyun terisak. Tetapi bagaimanapun dia harus berdamai dengan kondisi ini. Yah…Kali ini dialah yang akan menunggu.

Dia terisak sambil mengenggam erat-erat syal merah jambu itu, entah sampai kapan sebelum rasa lelah dan kantuk menggiringnya ke peraduan, tertidur dan masih memiliki mimpi yang sama. Tentang suaminya. Jung Yong Hwa.




_.-AoD-._




Dini hari itu…



YongHwa bergegas turun dari taksi yang membawanya dari Incheon Airport, dan setengah berlari menyusuri teras rumah besarnya, menerobos beberapa pelayan yang refleks membuka pintu atas perintah Kepala Pelayan Kim yang telah mengetahui kedatangan majikannya dari informasi security di gerbang depan kediaman Jung YongHwa. Meski sedikit menyayangkan kenapa Majikannya datang menggunakan taksi, tidak meminta untuk di jemput.

Beberapa pelayan saling berbisik melihat penampilan majikan mereka yang sangat kusut dini hari itu, selama ini mereka tidak pernah melihat Jung YongHwa seperti itu. Tapi tidak menampik fakta bahwa meski kusut tetap tidak mengurangi ketampanannya.

“Selamat datang Tuan Muda, Bagaimana perjalanannya? Semoga menyenangkan..” Kepala Pelayan Kim memberi salam lalu menjejeri langkah YongHwa.

“Hmm…” YongHwa hanya berdehem kecil. Lalu pelan melangkah naik ke lantai dua, tepatnya menuju kamarnya. Kepala pelayan Kim dan para pelayan mengerti, mereka berdiam diri di ujung tangga lalu berlalu ketika melihat majikannya bergegas ke kamar.

Mendekati kamar langkah YongHwa justru tertahan, entah mengapa tiba-tiba dia merasa takut untuk memasuki kamar tersebut.

Kemarin ketika mengaktifkan telepon genggam setibanya di hotel miliknya di LA, dia kaget mendengar voice mail SeoHyun yang terdengar begitu sedih dan mengungkapkan rasa cinta padanya. Butuh tekad yang kuat sehingga dia tidak buru-buru kembali ke Seoul dan menemui istrinya tersebut. Dia tetap mengikuti pertemuan yang telah di jadwalkan JungShin dengan rekan bisnis yang berencana memakai armada dagang milik perusahaannya untuk mengangkut produksi mereka yang akan di ekspor ke Korea Selatan. Meski pernyataan cinta dari SeoHyun itu lebih dari nilai kontrak apapun dalam hidupnya, tetapi tetap saja dia mesti bertanggung jawab dan bersikap profesionalitas. Itu kenapa setelah pembicaraan tentang kontrak kerjasama mereka, YongHwa segera terbang pulang ke korea selatan tanpa sempat beristirahat, atau sekedar membersihkan dirinya.

Cinta sejati adalah memberikan kebahagiaan kepada orang yang kau cintai, meski pada akhirnya dia tidak bisa bersamamu. Dalam kasusnya YongHwa sangat mencintai SeoHyun, baginya SeoHyun adalah poros hidupnya. Tetapi ketika dia harus berbenturan dengan fakta bahwa SeoHyun lebih bahagia dengan orang lain dibanding dirinya _Fakta yang terlihat dengan jelas ketika pagi itu dia melihat tawa ceria istrinya yang sedang bercengkrama dengan KyuHyun, tawa yang tidak pernah di lihatnya ketika bersama dirinya_, dia pun kemudian membuat keputusan demi kebahagiaan SeoHyun. Meski sakit, meski perih tetapi sebagai lelaki dia harus bersikap jantan, mengakui kekalahannya dan segera berlalu dari hidup SeoHyun.

Dan sebagai tiket agar dia bisa berlalu dari hidup Seohyun dengan hati yang tenang, YongHwa harus menunaikan satu janji terakhirnya dan juga sebagai wujud terimakasihnya kepada SeoHyun. Setelah semuanya rampung dia kemudian menyerahkannya kepada JongHyun untuk memberikan semua berkas itu kepada SeoHyun, bersamaan dengan surat cerainya kepada Seohyun. Lalu dengan perasaan yang campur aduk dia berangkat ke LA, membawa hatinya yang penuh dengan luka.

YongHwa tidak pernah menyangka jika kepergiannya ternyata membuat SeoHyun juga terluka. Pengakuan itu, pengakuan SeoHyun di telepon itu sungguh bagai sebuah keajaiban yang menjejak dalam hidupnya, ini diluar imajinasinya bahkan yang paling tidak masuk akalpun.

SeoHyun mencintainya??

SeoHyun menangisi kepergiannya??

SeoHyun akan menunggunya kembali dan menolak perceraian yang diajukan olehnya??

Butuh beberapa menit baginya untuk menyadari jika yang di dengarnya itu benar-benar suara SeoHyun. SeoHyunnya, perempuan yang selama ini dicintainya, dan ajaibnya perempuan itu juga ternyata mencintainya.

YongHwa mengusap wajahnya pelan. Lalu dengan pelan dia membuka kenop pintu kamarnya. Cahaya temaram menyambutnya. Kamarnya masih sedikit gelap dini hari itu, hanya lampu tidur yang dinyalakan istrinya. Dia melangkah pelan, setelah menutup pintu di belakangnya.

SeoHyun tertidur di atas tempat tidur mereka, terlihat polos dengan rambut yang kusut, tapi tetap cantik di mata YongHwa. Kakinya tertancap di lantai dekat tempat tidur mereka, tidak mampu di gerakkan, lihatlah wanita itu, malaikatnya ternyata juga mencintainya.

Dia tetap berdiri di situ, enggan beranjak. Takut menganggu tidur perempuannya meski hatinya buncah oleh rasa haru dan penasaran atas reaksi SeoHyun jika melihatnya berada di sini saat ini. Entah berapa lama dia berdiri sebelum tersentak kaget dengan jantung yang berdebar ketika SeoHyun bangun dari tidurnya.

SeoHyun bangkit dari tidurnya. Duduk di atas tempat tidur dan mencoba mengikat rambutnya yang terurai, tetapi gerakan tangannya yang merangkum rambutnya terhenti dan dia terkesiap kaget ketika menyadari ada seseorang yang berdiri di depannya, di kamarnya, menjulang tinggi dengan kemeja putih tidak di kancing di dua bagian atasnya, lengan kemejanya yang tersinsing sampai siku dan ketika dia melihat wajah itu, dia bisa melihat bulu-bulu halus di daerah pipi yang menandakan dia tidak pernah bercukur selama 2 hari ini.

YongHwa diam berdiri menyaksikan semua gerakan SeoHyun, dan merekamnya di memory otaknya. Dia berdiri di sana dan menantikan bagaimana reaksi istrinya, enggan beranjak lebih dulu, dia butuh pengakuan itu dan kali ini ia ingin mendengarnya secara langsung melalui bibir SeoHyun sendiri.

Di tempatnya SeoHyun mengerjapkan mata sekilas, memastikan jika ini bukan mimpi, wajah itu tidak sekedar hadir mengisi mimpinya 2 hari ini. Dan ketika membuka mata, wajah itu tetap ada di sana meski terlihat kusut namun tetap tampan dan cool seperti biasa.

Semuanya terasa berjalan lambat bagi YongHwa, ketika pupil matanya menangkap semua gerakan lambat SeoHyun. Istrinya itu pelan berdiri lalu turun dari tempat tidur dan terbang memeluk tubuhnya, memeluknya erat-erat.

YongHwa menghela nafas lega ketika tangan-tangan pucat itu memeluk lehernya. Lalu berbisik pelan di telinganya. “Saranghe Oppa…I love you…”

Hatinya buncah, buncah oleh perasaan bahagia. Butuh belasan tahun yang panjang agar dia sampai pada detik ini, detik di mana rasa cintanya pada akhirnya berbalas. Ternyata mimpinya selama ini bukan sekedar mimpi-mimpi belaka. Waktu inipun tiba dalam hidupnya.

Sedetik kemudian, Dia membalas memeluk tubuh ramping itu erat-erat. Kehangatan itu menjalar di hatinya, bahkan rasa hangat itu juga menjalari pipinya. Belakangan dia menyadari bahwa dirinya menangis. Tangisan ini bukan tangisan kesedihan, ini adalah wujud kebahagiaannya. Penantiannya ternyata tidak sia-sia. Ini adalah keajaiban yang menjejak dalam hidupnya, serupa mimpi yang selama ini hadir di dalam tidur-tidur panjangnya dan kini dia semua menjadi nyata. Senyata tubuh yang dipelukannya sekarang.

“Aku juga mencintaimu Sayangku, sangat mencintaimu…” Suaranya terdengar tercekat. Membuat SeoHyun mengurai pelukannya lalu menatap wajahnya.

Seohyun terhenyak ketika melihat lelaki itu, yang selalu terlihat sangat kuat dan tegar kali ini menangis untuknya. Ini yang kedua kalinya dia melihat suaminya menangis. Dan selalu karenanya.

SeoHyun kemudian menghapus airmata itu dengan telapak tangannya.

“Yoebo..jangan menangis…”

YongHwa tersenyum pelan. “Kamu memanggilku Yoebo??”

“Seharusnya sejak dulu aku memanggilmu seperti itu, mianhe…”

YongHwa kembali memeluknya.

Setelah berlalu beberapa menit, mereka saling berpelukan. YongHwa kemudian mengurai pelukannya lalu memajukan wajahnya dan mencium kepala SeoHyun, setelahnya bibir itu kemudian mencari bibir SeoHyun dan menciumnya dalam-dalam, mengurai kerinduannya selama ini. Ciuman itu melambangkan betapa besar rasa cintanya bagi gadis itu, dan di sela-sela ciumannya YongHwa bisa merasa bahwa istrinya tidak begitu pengalaman dicium. SeoHyun bingung bagaimana menanggapi ciuman itu. terlebih ketika lidah YongHwa semakin masuk ke dalam mencoba bermain dengan lidahnya. Yonghwa kemudian melepas bibirnya dari bibir SeoHyun dan melihat reaksi SeoHyun yang ternyata masih awam. Dia membelai wajah gadis itu, dan menarik tubuhnya kembali ke tempat tidur mereka.

Mereka berbaring dengan posisi saling berhadap-hadapan, dan tangan saling melingkar di pinggang masing-masing. SeoHyun tersenyum memandang YongHwa yang memandangnya sayu. Dia kemudian membelai wajah suaminya.

Pagi itu hening, ruangan itu senyap dan temaram. Keduanya diam, saling tersenyum satu sama lain, hanya mata mereka yang berbicara banyak, dan YongHwa menemukan segurat cinta di mata indah itu.

“Sejak kapan??” lirih suara YongHwa berbisik.

“Hmmm…” SeoHyun meringsut mendekat, masuk ke dalam pelukan YongHwa. Rasanya hangat dan bau parfum yang menyeruak dari tubuh YongHwa berpadu aroma badannya masuk ke indra penciumannya. Aroma tubuh yang terasa sangat manly, SeoHyun menyukainya.

“Sejak kapan kamu tahu kalau kamu mencintaiku??” YongHwa membelai kepala SeoHyun sambil berbisik di telinganya. Aroma rambut perempuan itu merasuk ke dalam hidungnya, segar.

“Entah…” SeoHyun mendongakkan wajah, menatap YongHwa. “..tetapi menemukan kepergianmu sungguh membuatku sakit…di sini terasa sesak…” SeoHyun meraih tangan YongHwa dan menyimpannya di atas dadanya. “..Oppa selama ini selalu di sisiku, selalu bersamaku…ketika menemukanmu pergi terasa ada yang hilang…”

YongHwa makin merapatkan tubuh SeoHyun masuk ke dalam pelukannya, dan mencium kepalanya.

“..jika cinta adalah selalu mengingat orang itu, merasakan sakit ketika dia pergi dari sisimu, merasa terluka karena dia juga terluka, selalu ingin melihat wajahnya, maka benar yang kurasakan ini adalah cinta…aku dulu memang mencintai KyuHyun oppa, aku tidak menampik itu tetapi apa yang kurasakan terhadap oppa kali ini itu lebih kuat, perasaan ini meluap, aku tidak pernah merasakan perasaan sekuat ini sebelumnya bahkan ketika dengan KyuHyun oppa…”

SeoHyun kembali mendongakkan wajahnya, dan YongHwa bisa melihat kesungguhan di mata SeoHyun. “..Bukan karena sekarang aku dengan oppa jadi mengatakan hal ini, tetapi apa yang aku katakan ini itulah yang sekarang kurasakan. Aku mencintai oppa… itu adalah kebenaran dan aku bahagia memiliki perasaan ini, aku bahagia karena aku mencintai pria yang tepat, pria yang telah melindungiku selama ini, pria yang juga adalah suamiku … dan sekarang tambah bahagia karena aku akhirnya tahu oppa juga mencintaiku. Sejujurnya sebelum membaca semua surat itu, aku pikir oppa bahkan tidak mencintaiku dan menemui kenyataan bahwa oppa mencintaiku itu sangat membuatku bahagia tapi sayang kebahagiaan itu hampir pergi dariku, hampir hilang karena oppa berlalu per …”

YongHwa maju dan mencium SeoHyun, memotong ucapan gadis itu. Dia percaya dengan apa yang di katakan SeoHyun, dia tidak perlu kalimat panjang dan penjelasan yang ribet, baginya yang menyukai hal-hal yang simpel, Sikap SeoHyun dan tubuh SeoHyun dalam pelukannya sudah merupakan bukti nyata bahwa gadis itu menerima dirinya seutuhnya.

Ciuman itu menjadi ciuman yang dalam, lalu tangan YongHwa juga membelai tubuh itu. Dan kemudian semua terjadi secara natural, seperti pasangan yang saling mengungkapkan cinta dan mengurai rindu kata tak lagi diperlukan, karena terkadang kalimat tak mampu menceritakan secara nyata apa yang mereka rasakan.

Tatapan mata yang dalam, ciuman yang panjang, tangan yang saling membelai dan pakaian yang lepas dari tubuh masing-masing. Dan lalu YongHwa berinisiatif untuk membawa dirinya dan SeoHyun ke gerbang penyatuan, pengesahan sebagai suami istri.

“Aku.. mencintaimu… oppa…” di tengah desah nafas mereka yang beradu SeoHyun mengucapkan kata itu terbata.

“Lady… cintamu tak sampai setengah dari cintaku… bahkan tidak juga seperempatnya…”

Dan lalu tubuh mereka bergejolak, tubuh mereka terikat, menempel dengan sangat erat. Seohyun terisak pelan ketika gerbang itu mampu di lalui YongHwa. Dia menjerit kesakitan sebelum kemudian mendengar desah napasnya yang cepat dan tidak teratur. Kulit mereka basah oleh keringat.

Sempurna.

Kata itulah yang terangkai di kepala SeoHyun ketika pada akhirnya dia mencapai klimaks itu dalam pelukan erat suaminya. Tubuh YongHwa yang melingkupinya melambangkan arti perlindungan. Tak ada yang pernah sesempurna ini dalam hidupnya.

Begitupun yang dirasakan YongHwa beberapa detik kemudian. Setelah memuaskan istrinya diapun sampai pada tingkatan kenikmatan tertinggi itu. Pada akhirnya dia tidak lagi membutuhkan pembuktian cinta dari SeoHyun. Kenikmatan ini sudah menjadi bukti yang nyata. Bahkan dengan imajinasinya sebagai pria dewasa, dan sempat berhubungan dengan beberapa wanita meski tidak pernah bercinta dengan mereka, ini melampaui semua itu. Dia tidak pernah tahu sebelumnya bahwa ada kenikmatan seperti ini yang eksis dalam sebuah kehidupan. Dan pada akhirnya mengerti meski dia tahu bagaimana nikmatnya bercinta itu, tetap saja dia tidak akan mencapai kepuasan itu jika bukan dengan wanita ini. Wanita impiannya. Hanya satu-satunya. SeoHyun.

SeoHyun terisak pelan di dalam pelukan tubuh berkeringat YongHwa. Dia menenggelamkan wajahnya di lekukan leher suaminya yang telah berbagi sesuatu yang sakral dengannya. Ini lebih dari sekedar bercinta, ini adalah sesuatu yang suci. Penyatuan dua anak manusia di bawah restuNya, ini adalah penjelmaan surgaNya.

“Mianhe… Jangan menangis Sayang…”

“Ini airmata bahagia, aku mencintaimu oppa…”

“Kamu tidak tahu Lady, betapa aku mencintaimu. Kata-kata cinta meski kuucapkan berjuta kalipun tidak mampu mengungkapkan dengan pasti perasaan yang kumiliki ini untukmu…”

“Gomawo…gomawo oppa karena kegigihanmu untuk menemukanku, dan memilikiku dalam hidupmu…”

YongHwa mengusap pelan pipi SeoHyun yang mendongakkan wajahnya. “Aku yang harus berterimakasih karena kamu mencintaiku, bersedia menerimaku di sisimu…” YongHwa kemudian tersenyum pelan. “Betul kata pepatah, bahwa terkadang dua orang butuh berpisah, butuh jeda, butuh jarak agar bisa mengetahui apakah yang dirasakan itu adalah cinta. Aku tidak menyesali keputusan dan kepergianku, karena ternyata pada akhirnya aku tahu bahwa kamu mencintaiku…”

“Tapi itu pasti menyakitimu…” SeoHyun mengusap wajah YongHwa. “Aku pasti telah menyakitimu teramat sangat Oppa dengan semua ketidaktahuanku, mianhe…mengapa kamu tidak menceritakannya semua di awal pernikahan kita??”

YongHwa mencium bibir mendamba itu. “Aku tidak membutuhkan rasa kasihan Lady. Coba tebak bagaimana reaksimu ketika aku menceritakan semuanya di awal pernikahan kita, yang aku inginkan adalah rasa cintamu dan saat itu aku yakin aku bisa membuatmu jatuh cinta padaku, dan lihatlah sekarang, aku sepertinya berhasil…”

SeoHyun tersenyum, membuat YongHwa kembali mendekatkan bibirnya lembut ke bibir SeoHyun. Menciumnya pelan.

“Itu karena aku bisa menangkap kebaikan hatimu, yang selalu kau sembunyikan di balik muka dinginmu…” SeoHyun kemudian bangkit dari pelukan YongHwa dan bertopang dagu di atas dada suaminya. “Satu hal yang aku tidak mengerti, kalau kamu mencintaiku kenapa memasang tampang tidak bersahabat padaku, selalu marah kepadaku…”

YongHwa menjulurkan tangannya ke leher SeoHyun lalu mendekatkan wajahnya dan mulai menciuminya dalam-dalam. “Karena kalau aku tidak melakukan itu, aku tahu aku tidak akan mampu mengendalikan diriku dan tidak langsung menelanmu bulat-bulat…”

SeoHyun tertawa, lalu membalas ciuman YongHwa. Dan gairah itu pun kembali memanas di dalam diri mereka berdua, membuat mereka kembali tenggelam dalam kenikmatan suci, di tengah deru nafas yang memanas.

Waktu tak lagi penting. Segalanya tak lagi penting.



_.-AoD-._



Di luar kamar mereka, tepatnya di depan tangga Kepala Pelayan Kim mondar-mandir merasa sedikit heran kenapa kedua majikannya belum keluar untuk sarapan. Dia melirik arlojinya yang sudah menunjukkan pukul 09.00 PM. Biasanya Nyonya muda sudah bersiap berangkat ke kantor, atau apakah karena kedatangan Tuan Muda tiba-tiba. Enggan berpusing-pusing ria, Kepala Pelayan Kim kemudian berlalu pergi ketika merasa tidak menemukan jawaban kebingungannya. Dia merasa kehadirannya untuk sementara waktu tidak di butuhkan. Dia yakin jika majikannya membutuhkannya, dia pasti memanggilnya.

Dan dia bersiap menghandle semua pertanyaan terkait kenapa Nyonya mudanya belum ke kantor ataupun pertanyaan-pertanyaan seputar keberadaan keduanya. Kepala Pelayan Kim yakin secara pasti saat ini keduanya tentu tidak dapat di hubungi.

Dia kemudian berlalu dengan senyum tersungging di bibirnya.




_.-AoD-._




Seoul hospital…



Victoria menemukan sosok itu sedang berdiri menerawang memandang langit biru pagi itu dengan baju operasinya di taman Seoul Hospital. Victoria kemudian menghampirinya.

“Morning oppa…”

“Ohh, hai…” KyuHyun menoleh dan melihat wajah Victoria yang sedang tersenyum. “Pagi juga…”

“Sedang memikirkan apa oppa? Sepertinya asyik betul…”

“Hmmm…” KyuHyun kembali menerawangkan pandangannya ke depan. “Hanya sedikit mencoba mengerti jalan kerjanya hati …”

Victoria terdiam, dia lalu berbalik menatap hal yang sama yang sekarang di tatap oleh KyuHyun.

“..Aku sudah sering mendengar kalimat ini “biarkan hati yang memilih jalannya sendiri…” tetapi aku tidak pernah menemukan penjelasan tentangnya. Karena terkadang teori teramat sulit dimengerti jika kita belum menjejak pada tataran prakteknya….” KyuHyun menghela nafas.

“…Dan kini pada akhirnya aku mengerti. Hati akan menemukan jalannya sendiri. Kita benar-benar tidak bisa menebak jalan kerja hati. Hari ini mungkin saja hati kita sangat mencintai seseorang, tetapi tidak ada yang bisa menebak hari esok, rasa cinta itu bisa saja bertahan tetapi bisa juga hilang dan berganti. Semuanya absurd jika itu menyangkut hati…”

Victoria bingung harus mengatakan apa. Dia tahu dengan pasti maksud dan arah pembicaraan KyuHyun. Diapun merasa menyesal bertanya tadi. Mengapa dia tidak mengangkat tema pembicaraan yang lain. Victoria menghela nafas panjang.

KyuHyun berbalik dan melihat kebingungan Victoria. Dia tertawa pelan. Lalu mengacak kepala Victoria pelan. “Kamu kenapa? Kelihatan bingung begitu. Jangan cemas Qian, aku hanya coba mengatakan apa yang ada di kepalaku…”

Victoria mengangkat wajahnya, dan memandang tepat ke arah manik mata KyuHyun. “Oppa…”

“Berhenti mencemaskanku, aku baik-baik saja…”

Sejak usai pesta ulangtahun SeoHyun yang berakhir ricuh itu,Victoria memang sering menghampiri KyuHyun dan mengajaknya ngobrol. KyuHyun bukannya tidak tahu kalau Victoria mengkhawatirkan dirinya, tetapi dia telah memberitahu gadis itu bahwa ini bukan kesalahannya, dan bukan kesalahan SeoHyun pula. Tidak ada yang salah. Jadi tidak perlu ada yang merasa bersalah, termasuk Victoria.

Dia cukup mengenal Victoria dengan baik. Dan dia tahu betapa penyayangnya gadis itu, kepada siapapun yang sudah dianggapnya keluarga, bahkan dengan orang lainpun seperti itu. Dia pernah berpikir bahwa profesi sebagai perawat itu tepat sekali bagi orang yang berkepribadian seperti Victoria. Kenapa dia tidak jatuh cinta kepada perempuan seperti Victoria yah?? Batinnya.

Dan lalu kesadaran menghampirinya. Dia tersenyum pelan dan berguman lirih. “Baboo…” Apa yang sedang dipikirkannya, kenapa dia tiba-tiba punya pikiran seperti itu.

“Ada apa Oppa??”

“Anii..yah udah, ayo masuk, kerja…”

Victoria mengangguk, mereka lalu berjalan pelan dan bersisian. Di kepala KyuHyun masih tergiang ide tadi. Membuatnya menggeleng pelan, mencoba mengusir ide itu dari pikirannya.




_.-AoD-._




Soshi Restaurant



Yesung hampir saja menumpahkan isi gelasnya ketika mendengar kalimat panjang Yoona yang terlihat cantik pagi itu dalam balutan blazer kerjanya. Dia yang baru saja hendak menyeruput teanya pagi itu, tiba-tiba merasa tersedak mengetahui fakta yang sebenarnya.

Kemarin sehabis pesta ulang tahun adiknya, _Yang terpaksa kacau karena kepergian suami SeoHyun yang mendadak dan tiba-tiba hanya meninggalkan selembar pernyataan cerai, membuat emosi Yesung membuncah_ Yoona sebelum berlalu pergi bersama kekasihnya, yang di ketahui Yesung adalah seorang pengacara dari firma yang sama dengan Yoona, meminta agar mereka bisa bertemu dan berbicara singkat, akhirnya menyetujui untuk bertemu pagi ini sebelum dia mulai mempersiapkan diri untuk tampil di acara Music Bank KBS.

“Tadi kamu mengatakan apa, YooNa-ssi??” Ucap Yesung gelagapan, sambil menaruh kembali cangkir tehnya di atas tatatkannya.

“YongHwa-ssi, atau saudara iparmu itu telah berbuat banyak demi menyelamatkan kariermu hari itu. sebenarnya aku tidak boleh mangatakan ini, tetapi mengetahui bahwa kamu menyimpan kebencian kepadanya akhirnya aku terpaksa mengatakan fakta ini kepadamu….”

Yesung terhenyak di tempatnya.

“Dia tidak seperti apa yang kau katakan malam itu. Meski tidak mengenalnya secara langsung tapi setahuku dia adalah pria yang sangat bertanggung jawab dan mencintai istrinya. Kalau kamu butuh bukti nyata tentang investasi yang dilakukannya pada albummu, silahkan tanyakan pada perusahaan rekamanmu, tanyakan pada HyoYeon. Dia lebih mengetahui segalanya ketimbang diriku. Sebagai sahabat aku hanya tidak ingin melihatmu berprasangka yang buruk pada orang yang telah menyelamatkanmu. Itu tidak adil….”

Yesung mengusap wajahnya pelan. “Aku tidak tahu itu…” dia menerawang di atas gelas tehnya.

“AKu tahu, untuk itu aku memberitahumu. Dan satu hal, YongHwa tidak menuntut apapun darimu, bahkan setahuku dia menekankan pada semuanya agar masalah dia yang menjadi sponsor resmi albummu tidak di ketahui oleh dirimu. Malam itu ketika pertama kalinya kita bertemu terkait kasus yang membelitmu di Jepang. Dia juga berada disana, bertemu langsung dengan GM SM Entertainment dan berbicara dengannya mengenai bagaimana mengorbitkanmu di Korea, tidak lagi di Jepang….”

“Don’t get me wrong Yesung-ah. Aku memberitahumu semua ini tanpa maksud apapun. Aku tidak menyuruhmu berterimakasih padanya, dan atau merasa berutang budi padanya. Aku cuma tidak ingin ada yang tidak adil di dunia ini. Bagaimana bisa kamu mencaci bahkan membenci orang yang telah menyelamatkanmu?”

Yesung menatap wajah cantik itu, selalu kagum akan pola pikir gadis di depannya ini. “Yup, seperti yang selalu orang bijak katakan, Don’t judge a book by a cover atau jangan suka menarik kesimpulan hanya berdasarkan kabar yang berhembus, lihat dari dekat dan kenali sendiri..”

“That’s the point…”

“Aku harus minta maaf pada Hyunnie…”

“Yah, sebaiknya kamu melakukan itu...”

Yesung menghela nafas panjang. “Seharusnya malam itu aku tahu kalau ada sesuatu yang khusus dari seorang Jung YongHwa. Adikku tidak mungkin mempertahankan seseorang jika orang itu tidak istimewa, bahkan ketika ada KyuHyun disana, Uri Hyunnie tetap yakin akan cintanya pada suaminya…”

“KyuHyun, siapa dia??”

Yesung menggeleng pelan. “Bukan seseorang yang penting, dia adalah kekasih Hyunnie di masa lalu. Aku pikir selama ini Hyunnie masih mencintai pria itu dan pernikahannya dengan YongHwa-yah hanya pernikahan politik, yang memiliki tujuan lain, dan itu semua atas scenario Almarhum uri Aboji, tapi ternyata aku salah. Hyunnie mencintai suaminya…”

Yoona menganggung, mengerti ucapan Yesung. Dia lalu tersenyum singkat dan menyesap hot chocolate yang dipesannya pagi itu, menandaskannya dalam sekali teguk. Dia lalu melirik arlojinya, “Tampaknya aku harus segera pergi, pagi ini aku harus bertemu salah satu klienku…”

Yesung segera memanggil pelayan dan meminta tagihannya minuman mereka pagi itu.

Lalu keduanya beranjak, melangkah keluar dari Soshi restaurant. Tiba di pelataran Yesung menahan lengan Yoona yang akan berlalu menuju mobilnya. Dia kemudian mendekat dan memeluk tubuh itu.

“Gomawo Yoona-yah. Setidaknya aku punya pandangan baru…”

Yoona tersenyum, lalu membalas pelukan Yesung. Kedekatan mereka berdua ketika mereka berkutat dengan kasus Yesung di Japan hari itu membuat Yoona menganggap Yesung seperti saudara pria yang tidak dimilikinya.

“Aku senang kamu bisa mengerti…”

Mereka lalu berpisah. Yesung masuk mobilnya dan Yoona pun demikian.

Tanpa mereka ketahui bahwa seorang paparazzi mengabadikan pelukan mereka beberapa detik yang lalu.



_.-AoD-._




Kediaman Jung YongHwa…



YongHwa membuka mata dan merasakan satu sosok tubuh dalam pelukannya. Dia kembali memejamkan mata, mencoba meresapi rasa nyaman yang timbul dari kehangatan dua tubuh yang bersentuhan.

Dia membuka matanya ketika tubuh itu bergerak dalam pelukannya.

“Kamu sudah bangun??” Ucap yongHwa sambil merapikan anak-anak rambut yang menutupi wajah istrinya. “Lapar???”

“Aku tidak tahu, aku begitu bahagia sampai tidak dapat berpikir…” SeoHyun menggeliat, memiringkan tubuhnya dan mencium leher YongHwa.

YongHwa tertawa pelan, lalu memeluk tubuh SeoHyun dengan posesif, enggan untuk melepasnya lagi. “Kita harus bangun sayangku, mungkin kamu tidak lapar tetapi aku sangat lapar…”

“Oohhh…” SeoHyun tiba-tiba bangun dan sadar akan kondisinya. Astaga, sekarang sudah jam berapa? Dia bahkan lupa kalau hari ini dia harusnya masuk kantor. Astaga.

“Apa yang sedang kau pikirkan??” YongHwa yang melihat gurat kaget di wajah istrinya menjadi bingung.

“Aku seharusnya masuk kantor Oppa, Han Gung-ssi pasti kebingungan mengapa aku tidak ke kantor…”

YongHwa menarik tubuh SeoHyun dan kembali memeluknya. “Kamu tidak perlu mengkhawatirkan hal itu Lady, bagaimana bisa kamu mengkhawatirkan kehadiranmu di kantor jika kamu adalah pemiliknya…”

SeoHyun menurunkan wajahnya tepat di depan wajah YongHwa. matanya berembun, dia terharu ketika teringat suaminya telah bekerja keras memperoleh kepemilikan penuh untuk JS Company.

“Gomawo…” SeoHyun tercekat ketika mengucapkan kata itu. Lalu mengecup bibir YongHwa lembut.

“Andai aku bisa, aku akan mempersembahkan dunia kepadamu. Hanya agar kamu tahu, kamu pantas untuk itu semua. Kebaikan hatimu dan pribadimu yang menembus batas. Kamu pantas memiliki semuanya sayangku…”

Mereka kembali berciuman, untuk kemudian tertawa terbahak-bahak ketika perut YongHwa berbunyi tiba-tiba.

Seohyun kemudian menjatuhkan diri di atas bednya dan meraih selimut menutupi tubuh telanjangnya sambil terkikik geli. Berbeda dengan YongHwa yang bangkit berdiri, berjalan pelan menuju lemari dan meraih piamanya. Dia kemudian kembali ke tempat tidurnya dan meraih telepon yang terletak di meja di samping tempat tidur mereka.

“Kim-ssi…Dee…antar masuk ke kamar yah…. Dee…”

YongHwa kemudian menutup pembicaraan itu. Dan menjatuhkan tubuhnya di atas tempat tidur mereka, tepat di samping istrinya.

“Oppa…”

“Hmmm…” YongHwa kembali memeluk tubuh indah itu, dia selalu senang menyentuh tubuh istrinya. merasakan bahwa kebahagiaannya kini nyata.

“Apakah oppa dalam bahaya?? Hari itu, ketika oppa di tembak, sampai kini aku belum tahu, kenapa dan siapa pelakunya??” Suara SeoHyun tegang. Dan YongHwa mengutuk kejadian sialan itu.

Yah, mereka belum pernah membahas masalah ini. Dan akhirnya pertanyaan itu keluar juga dari bibir istrinya. YongHwa mengetatkan pelukannya dan berharap kali ini SeoHyun yang membenamkan wajah di lehernya tidak memaksa untuk melihat wajahnya, karena dia tahu hanya dengan menatap matanya SeoHyun bisa mengetahui kebohongannya.

“Tidak ada masalah sayang. Hari itu aku hanya lagi sial saja. Kamu tahu dunia bisnis kan selalu ada yang merasa sakit hati dan perlu balas dendam…

“Kamu benar-benar tidak dalam bahayakan??” pedih rasanya memikirkan kemungkinan itu, batin SeoHyun.

SeoHyun mengenal YongHwa, baginya YongHwa adalah pria yang kuat. Dan dia tidak perlu mengkhawatirkannya. Tapi itu dulu. Kini, dia jatuh cinta pada suaminya. Dan ini membuat segalanya berbeda kini. Dia tidak ingin YongHwa-nya terluka, dia tidak akan bisa jika harus kehilangan YongHwa dalam hidupnya.

SeoHyun bisa merasakan YongHwa mengelus rambutnya penuh sayang. Dia kemudian mengurai pelukan YongHwa dan mengangkat wajahnya menatap wajah YongHwa.

“Aku akan baik-baik saja Hyunnie, dan lagi untuk kasus penembakanku hari itu, bukannya sudah di tangani oleh kepolisian dan orang-orangku. Hanya persoalan waktu sampai mereka menemukan siapa pelakunya. Kamu tidak perlu khwatir Lady…” YongHwa mentowel hidung itu lalu mengecupnya.

SeoHyun masih ingin meyakinkan hatinya dengan mencoba melemparkan pertanyaan. Tetapi pertanyaan itu tertelan seiring dengan interupsi yang datang dari ketukan pelan di pintu kamar mereka. YongHwa bangkit sambil mengacak rambutnya pelan, dan berlalu menuju pintu kamar mereka.

Di dalam hati, YongHwa mengucap syukur atas kedatangan Kepala Pelayan Kim, membawa makan siang bagi mereka.

SeoHyun bangkit, ketika di lihatnya Kepala Pelayan Kim telah pergi setelah meninggalkan satu troli yang berisi makan siang mereka. Dia kemudian bangkit dan memungut baju tidurnya yang berada di lantai, lalu memakainya. Dan bergabung dengan YongHwa di sofa kamar mereka untuk menikmati menu siang itu.




_.-AoD-._




Beberapa hari kemudian…



Kawasan Perkantoran Finn & Partner...



Mau berpuluh kali lipatpun JongHyun mengerjapkan matanya tetap saja foto kekasihnya tercetak besar-besar di kolom hiburan Koran hari itu, sedang berpelukan dengan Yesung. Dan ketika membaca judul artikelnya, entah kenapa hatinya terasa sakit.


“Yesung, penyanyi baru yang sedang naik daun, terlihat sedang memeluk kekasihnya Yang disinyalir pengacara Muda di sebuah restaurant”



JongHyun merasa terluka, tetapi dia percaya ada yang tidak benar disini. Dia kenal Yesung dan singer ini pernah menjadi klien Yoona.

Tidak lama kemudian, pintu ruang kerjanya terbuka, dan disana ada wajah bingung Yoona dan juga terlihat pias. JongHyun berjalan menghampirinya dan tidak siap ketika Yoona tiba-tiba menbruknya dan memeluknya sambil terisak pelan.

“Ssshhhhh…” JongHyun mengusap kepala kekasihnya pelan, berusaha menenangkannya. “Jangan menangis dear, masalah ini akan kita selesaikan bersama…”

Yoona mencoba menahan dirinya, dia lalu menghentikan tangisnya. Lalu mengurai pelukannya memandang ke wajah JongHyun.

“Kamu sudah membaca Koran hari ini?”

JongHyun mengangguk.

“Kamu sudah membaca isi artikelnya?”

JongHyun menggeleng.

“Isinya keterlaluan sekali. Mereka menuliskan berita tentangku dan memasukkan semua masa laluku termasuk dengan siapa aku dekat sebelumnya dan itu semua bohong. Media itu merekayasa isi artikelnya…menyeramkan membacanya..”

JongHyun kembali menarik tubuh Yoona masuk ke dalam pelukannya. “Jangan khawatir sayang, mereka salah pilih orang, kita akan menyelesaikannya sesuai jalur hukum…”

Yoona mengangguk pelan. Ketika menemukan artikel tadi di Koran paginya, membuatnya sungguh frustasi. Ternyata meda bisa sekejam itu hanya demi sebuah berita yang bisa menghasilkan income yang besar. Mereka tidak memikirkan perasaan orang-orang yang terlibat di dalam beritanya. Dan kemudian dia teringat kekasihnya, bagaimana reaksi JongHyun jika membaca berita ini? Apakah dia berpikir jika kekasihnya berselingkuh di belakangnya. Yoona bisa menebak seperti apa reaksi JongHyun dan ternyata dugaannya tepat. JongHyun sebagai JongHyun yang dikenalnya tetap menjadi pria yang berkepala dingin, dan tenang menghadapi berita itu. dia sungguh bersyukur mencintai dan dicintai pria seperti ini.




_.-AoD-._





Kediaman Jung YongHwa…



Jungshin melangkah masuk dan menemukan Kepala Pelayan Kim yang menyambutnya.

“Aku ingin bertemu dengan Hyung…”

“Tuan muda sedang tidak bisa di ganggu JungShin-ssi…”

JungShin mengusap rambutnya frustasi. “Ini sudah nyaris sepekan dia tidak ke kantor, hanya bisa dihubungi melalui telepon dan itupun hanya untuk mendengarakan perintah-perintah pentingnya. Aku harus berbicara dengannya secara langsung. Hyung lagi ngapain sih?? Kenapa tidak bisa menemuiku, kenapa tidak bisa ke kantor??”

“Mianhe, Ini sesuai perintah Tuan Muda YongHwa, JungShin-ssi..”

JungShin hampir saja berteriak frustasi. Dia melirik ke lantai dua, tetapi rumah itu terlihat lengang.

“Apakah Hyung sedang keluar bersama HyungSonim??”

Kepala Pelayan Kim hanya menatapnya sambil tersenyum.

“Kim-ssi, kamu sudah mengenalku sebaik kamu mengenal YongHwa Hyung. Saat ini Aku benar-benar harus bicara dengan Hyung, aku ingin berkonsultasi dengannya. Tidak bisakah kamu memberitahu padanya, ini demi perusahaan juga…”

“Aku tahu Tuan Muda JungSHin tetapi ini perintah Tuan Muda YongHwa, aku tidak bisa membantahnya…”

JungShin menggeleng. Setelah melengos dia kemudian pamit dan berlalu pergi.



_.-AoD-._




MeanWhile…



SeoHyun duduk di atas pangkuan YongHwa pagi hari itu, lalu mulai mengolesi wajah YongHwa dengan busa cukur. Sedangkan tangan YongHwa melingkar di pinggang istrinya yang pagi itu hanya mengenakan piama YongHwa. Tangannya mulai bermain di pinggang SeoHyun.

“Oppa…andweee…gelii..”

“Hhmmm…” YongHwa menghentikan aktifitas tangannya sesaat lalu menatap wajah cantik istrinya yang sedang serius mencukur wajahnya pagi itu.

“Tampaknya Oppa sudah harus ke kantor hari ini. Kata Kim-ssi JungSHin datang kesini dengan tampang frustasi. Kasihan dia harus mengambil alih semua tugas Oppa…”

“Hhhmmm…”

“Aku juga sudah harus masuk kantor, beruntung Han Gung-ssi dan Juniel lebih mengerti, buktinya mereka tidak pernah sibuk menepon, beda dengan JungSHin. Aku harusnya berterimakasih pada mereka…”

“Kenapa mesti berterimakasih dengan mereka? Kamu kan bossnya. Lantas terimakasih untukku mana?”

“Oppa..aku juga tidak masuk kantor karena sibuk melayanimu, issshhh…”

“Loh bukannya kita saling melayani, salahkan siapa aku tidak masuk kantor??”

Akhirnya karena merasa jengkel, Setelah membersihkan wajah YongHwa dia bersingsut turun dari pangkuan YongHwa. YongHwa yang tahu kemarahan istrinya segera meraih pinggangnya dan menjatuhkan tubuh mereka di atas tempat tidur besar mereka.

“Aku selalu ingin menyentuhmu, merasakanmu… Bagaimana bisa aku ke kantor jika tidak ada dirimu di sisiku?”

SeoHyun tersenyum lalu mengusap wajah YongHwa.

“Lalu bagaimana??”

“Ikut bersamaku sayang, urusan JS Company serahkan pada Juniel dan Han Gung, kita bisa sekali-kali berkantor di sana kalau kamu merasa butuh melihatnya…”

SeoHyun mengangguk. Dan setelahnya YongHwa lalu menciumnya.



_.-AoD-._




B.FreshTon Apartement…



JungShin meresap gelas kopinya pagi itu sambil melihat ke arah JongHyun yang terlihat tenang.

“Ini sudah sepekan Hyung, dan YongHwa Hyung masih tidak bisa ditemui, jika berbicara dengannya via telepon dia hanya menjelaskan secara singkat. Aku yang kebingungan…Astaga, apa sih yang sedang mereka lakukan sampai-sampai tidak bisa di ganggu meski hanya sejenak…”

JongHyun tertawa pelan, “Kalau kamu mau tahu jawabannya yah buruan nikah juga…” ucapnya lalu menyeruput kopinya juga.

JungSHin melengos. “Tapi setidaknya YongHwa Hyung harusnya bisa mengatur jadwalnya…”

“Anggap saja mereka sedang menikmati bulan madunya, kamu seperti tidak mengerti saja…Bukankah sejak menikah sampai sekarang YongHwa memang belum pernah menikmati bulan madunya. Beri mereka waktu JungShin-ah…”

Dari arah dapur keluar Yoona membawa honey brad yang baru saja dibuatnya pagi itu. JungShin yang tidak mengetahui tentang keberadaan Yoona merasa kikuk.

“Bagaimana kasus dengan wartawan itu??”

JongHyun mengaitkan tangannya dengan tangan Yoona yang memilih duduk disampingnya. “Mereka salah pilih orang, kami tetap akan memejahijaukannya sepanjang dia tidak membuat pernyataan maaf atas berita yang di tayangkannya…”

JongHyun menatap wajah Yoona pelan. Karena scandal itu praktis untuk beberapa hari ini Yoona menetap di apartemen JongHyun, karena keberadaan apartemennya sendiri tercium oleh para paparazzi. Pihak SM Entertainment pun telah menyangkal berita itu dan mengajukan tuntutan kepada wartawan yang menulis artikel itu, beserta pihak media cetak yang telah mengangkat berita itu ke permukaan. Yang mereka sesalkan adalah isi berita yang terkesan manipulative dan mencemarkan nama baik Yoona dan Yesung.

Dari tempatnya JungSHin hanya bisa mengangguk-anggukkan kepala, dan terpaksa menelan ludah. Lagi-lagi satu pasangan cinta tercipta dan dia hanya bisa menjadi saksi mata…kapan gilirannya??? Batinnya.

Ahhhh…JungShin menghela nafas panjang. Setelah pamit pada sang lovebirds, dia kemudian melangkah gontai menuju basement pagi itu.

Sepekan ini betul-betul waktu yang panjang baginya, tanpa kehadiran YongHwa dan JongHyun yang sibuk menangani skandal yang tercipta antara kekasihnya dengan saudara ipar YongHwa. Benar-benar melelahkan. Dia mengerjakan semuanya benar-benar sendiri dan dia berharap YongHwa segera keluar dari persembunyiannya karena kalau hal itu tidak terjadi dia tidak tahu seperti apa lagi hidupnya kedepannya. Pada akhirnya dia mengakui bahwa YongHwa selama ini memang yang terbaik, bisa mengatur semua kerajaan bisnisnya ini dengan baik.

JungSHin salut.









.To Be Continued – Part 13.






Author Note's :


Ehhhmmm..simpel quote : MAAF DELAYnya LAMA BANGET!!!!!

Qeqeqeqeqe....







.SJ.