Sabtu, 18 Februari 2012

.SNAPSHOOT : YONGSEO 4.

.SNAPSHOOT YONGSEO.






_Part 4 : My Precious Dating_







“The days where I didn’t love you would be the days where we haven’t meet”




_o0o_







“Aku sudah di jalan baby, lima belas menit lagi tiba di depan dormmu…” YongHwa merapatkan earphone di telinganya sambil berkonsentrasi menyetir. Di seberang sana suara manja kekasihnya terdengar, membuat dadanya buncah oleh kegembiraan. Nyaris 2 pekan lebih mereka tidak bertemu karena kesibukan masing-masing. Dia dengan saudara-saudaranya di CN BLUE dan kekasihnya, Seo Joo Hyun, sang maknae di SNSD, sibuk tur keluar di Luar negeri bersama unnie-unnienya.

Tadi pagi ketika YongHwa tiba di incheon, SeoHyun menelponnya dan menanyakan kedatangannya.





Dan mereka berjanji untuk bertemu sebelum SeoHyun berangkat ke Paris besok untuk tur Music Bank di sana bersama idol-idol lain yang juga ke sana. Sayangnya karena kesibukan promo single ke dua CN Blue di Jepang, sehingga tawaran ikut Mubank di tolak oleh manajemen mereka.





Nyaris dua pekan lebih mereka tidak bertemu, terakhir mereka bersama di Jepang ketika mereka bareng grup masing-masing hadir di acara KISS sebagai pengisi acara.








Hanya dengan mengingat hal tersebut membuat YongHwa tertawa pelan. Jepang selalu menjadi tempat yang ajaib buat mereka. Tempat pertama kali mereka berbagi tentang kepribadian masing-masing ketika mereka masih di WGM, Kencan-kencan rahasia mereka jika mereka bertepatan konser di sana, seperti di niigata, dan lalu yang terakhir di Osaka ketika selesai GDA di mana grupnya memenangkan empat award membuatnya juga memenangkan taruhan dengan SeoHyun dan rewardnya sangat-sangat disukainya. Untuk pertama kalinya sejak mereka memutuskan menjadi sepasang kekasih, kekasihnya itu bercinta dengannya. Malam itu adalah salah satu malam terbaik dalam hidupnya. SeoHyun menyerahkan dirinya seutuhnya kepadanya, dan betapa dia merasa bangga bisa menjadi lelaki pertama bagi SeoHyun-nya.

Dan ketika acara KISS ini mereka kembali menghabiskan malam bersama di kamar YongHwa, setelah sebelumnya JungSHin dengan senang hati mengungsi ke kamar JongHyun dan MinHyuk. Malam panjang itu mereka lalui nyaris tanpa tidur sama sekali. Ketika YongHwa menutup pintu di belakangnya, dia langsung menarik tubuh SeoHyun kepelukannya dan menciuminya. Hal itu refleks di lakukannya karena nyaris beberapa minggu setelah kebersamaan mereka terakhir di Osaka, mereka nyaris tidak bertemu, bahkan untuk secret datepun tidak sempat, mereka berkomunikasi hanya melalui hubungan telepon atau Skype-an. YongHwa sangat sibuk dengan persiapan comebacknya di Jepang dan begitupun SeoHyun dengan onniedeulnya di SNSD.








YongHwa ingat, selepas konser di KISS itu, mereka mengurai segala kerinduan yang mereka punya. Dan setelahnya mereka berbagi pelukan hangat, bercerita tentang banyak hal dan dini harinya YongHwa mencium kepalanya dan berpisah di depan pintu kamar Seohyun.

Karena ingatan itu , hampir saja YongHwa menerobos trafich light yang sedang berwarna merah. Dia menginjak rem mendadak, membuat tubuhnya terdorong ke depan, beruntung dia ingat untuk memasang seat beltnya seperti yang selalu di perintahkan oleh SeoHyun. Alih-alih kaget, dia malah tertawa mengingat kebodohan dan pikirannya yang sedikit pervert.

Dia kemudian melemparkan pandangan ke jalanan sekitar. Dia berada di atas mobil manajernya yang sengaja di pinjamnya. Karena jika dia memakai mobil merahnya, orang-orang bisa tahu dengan pasti kalau itu mobil YongHwa. Para stalker yang rajin menguntit kesehariannya akan mengenalinya dengan mudah, beruntung mereka kemudian pindah dorm, lokasi dormnya sengaja mereka rahasiakan, untuk mencegah fans-fans gila menguntit mereka.

Mobilnya kemudian tiba di parkiran di samping gedung apartemen SNSD, tempat di mana dia memarkir mobilnya ketika acara WGM Episode terakhir. Dia lalu menelpon SeoHyun dan mengabarkan keberadaannya. Suara SeoHyun terdengar riang dan berkata dia segera kesana.

Dari kejauhan YongHwa tertawa ketika mengenali tubuh kekasihnya itu berjalan dengan memakai jaket tebal topi dan kacamata muka, nyaris tidak bisa di kenali. Tetapi bagi YongHwa bagaimanapun penyamaran kekasihnya itu dia bisa mengenalinya dengan pasti.

YongHwa merasa bersyukur bisa memiliki SeoHyun dalam hidupnya. Dia tidak pernah menyangka bahwa hari dimana dia setuju terlibat dalam acara Reality Show di MBC, We Got married, adalah hari keajaiban itu menjejak dalam hidupnya.

Gadis yang di kenalnya sebagai sang maknae SNSD _and FYI dia justru adalah fans leader SNSD, TaeYeon karena kharismatik sang leader dan sebagai sesama leader, dia tahu beban apa yang harus di tanggung TaeYeon_ itu adalah gadis polos dan lugu, dan bahkan cenderung frigid menurut dia. Tetapi setelah mengenalnya cukup jauh, bersama dia berperan sebagai suami istri selama setahun, dia bisa mengenal SeoHyun dengan baik, dia akhirnya tahu kalau SeoHyun tidak hanya cantik secara fisik tetapi attitudenya justru sangat mengagumkan.

SeoHyun, baginya, adalah sosok perempuan hangat, penyayang, meski dia masih sering bersikap seperti anak kecil lengkap dengan ekspresi wajahnya yang menggemaskan _sampai-sampai YongHwa sering berpikir kalau kekasihnya itu adalah bayi yang terjebak di dalam tubuh wanita dewasa_ Tetapi meski begitu SeoHyunnya itu sungguh punya pemikiran yang bijaksana, dewasa.





Dia sosok yang positif thingking, suka memotivasi YongHwa untuk mengerahkan kemampuan terbaiknya. Dan dia mencintainya karena semua hal yang ada pada diri SeoHyun. Di matanya SeoHyunnya adalah wanita yang sempurna. Meski banyak wanita cantik yang beredar di sekitarnya yang diinginkan dan dicintai hatinya hanya SeoHyun seorang.

Banyak rumor yang beredar tentang kedekatannya dengan lawan mainnya Park SHinYe atau pasangannya dalam CF, terkadang dia marah dengan rumor-rumor itu dan belum lagi komentar yang di lemparkan para netizen-netizen itu, meski SeoHyun tidak mengatakan kecemburuannya terhadap lawan main YongHwa tetapi dia bisa mengerti bagaimana perasaan SeoHyun yang pasti sedikit merasa sakit mendengar semua rumor itu, YongHwa terkadang ingin berteriak pada orang-orang itu. Apakah para netizen itu tidak mengerti bahwa cinta tidak hilang begitu saja terganti dengan yang lain hanya karena ada perempuan cantik yang beredar di sekitar kita? Apa mereka tidak tahu bahwa cinta itu tidak begitu gampang berubah hanya karena ada yang lebih bening yang melintas di depan kita? Jalan cinta tidak seperti itu. Baginya, cinta adalah kesetiaan. Dia tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depannya, yang dia tahu saat ini adalah di hatinya hanya ada satu nama, Seo Joo Hyun… SeoHyunnya… dan dia tidak berminat bahkan tidak pernah berpikir mengganti nama itu dengan nama yang lain, bagi dia Seo JooHyun sudah mewakili segalanya yang terbaik dari seorang wanita yang diidamkan hatinya.

SeoHyun kemudian mengetuk kaca pintu mobil dan membukanya. SeoHyun cukup familiar dengan mobil manajer CN Blue ini, karena mobil ini yang sering di gunakan oleh YongHwa jika dia ingin kencan bersama SeoHyun.

“Anneyong haseyo oppa..” ucapnya pelan ketika SeoHyun telah duduk di atas mobil. Dia lalu meraih seatbeltnya, membuat YongHwa tersenyum pelan.

Hati YongHwa berdebar dan bahagia bisa melihat senyum kekasihnya itu. SeoHyunnya memang seorang Goddes, meski tanpa make up, dan memakai pakaian casual, dia terlihat begitu bersinar.

“I miss you baby…” ucapnya pelan lalu menjulurkan tangannya membelai wajah SeoHyun.

“Naduu…” ucap SeoHyun pelan lalu menunduk malu, YongHwa memajukan wajahnya tetapi tangan kecil kekasihnya mencegahnya.






“Oppa, jangan disini… bisa saja ada yang melihat kita, kita harus tetap berjaga-jagakan??”

“Isshhh, jashikkk…”

YongHwa kemudian melajukan pelan mobilnya, dengan satu tangan dia menyetir, tangan yang satunya berada dalam genggaman kedua tangan SeoHyun.

“Kita mau kemana??”

“Ehhmmm, kamu sudah makan belum?”

“Tadi sudah di dorm, oppa belum makan?? Ini kan sudah bukan jam makan siang, oppa tidak makan tepat waktu lagi…aiisshhhh…”

“Hahaha..senang mendengar kecerewetanmu, aku sudah makan Hyu-unn…aku cuma khawatir kamu belum makan…”

SeoHyun memonyongkan bibirnya.

“Jadi kita mau kemana nih?”

“Aku yang memiliki semua waktumu hari ini kan Hyunnie?”

SeoHyun mengangguk malu. “Ehhmmm, tapi nanti malam aku harus ke salon oppa, cordi kami menginginkan perubahan style rambut buat acara di paris…”

“Ehhmmm…salon yang di gangnam kan??”

SeoHyun mengangguk. “Arasho, selain di sana kalian tidak punya jadwal lain??”

SeoHyun menggeleng. “Kami baru saja latihan, dan sekarang manajer memberi kami waktu untuk beristirahat, selain mesti ke salon, aku tidak ada jadwal yang lain??”

YongHwa tersenyum.

“Sekarang kita mau kemana Oppa??”

“Aku harus latihan sejam atau dua Hyunnie bareng anak-anak, kamu tidak apakan kalau harus menemaniku berlatih?”

SeoHyun mengangguk dan tersenyum, dia justru senang bisa melihat YongHwa bermain musik, hal yang sangat susah di lihatnya langsung kecuali jika mereka tampil di acara yang sama. Dari belasan konser kekasihnya itu, dia hanya sempat menonton langsung tiga kali. Selainnya dia hanya bisa melihatnya dari DVD yang diberikan oleh YongHwa.

YongHwa melirik sesaat, lalu kembali berkonsentrasi menyetir. “Ehhmmm, kenapa senyum-senyum? Kamu senang bisa melihatku beraksikan Hyunnie?? Kamu bisa puas menatapku bermain musik tanpa takut-takut ke gap paparazzi, dan tidak perlu memakai penyamaran…”

“Iiisss, choding…”

“Yaa…I’m not choding..i’m Yong adult…”

SeoHyun tertawa, dengan tetap menggenggam tangan YongHwa.

“I love you my choding oppa…” Kata SeoHyun lirih kemudian.

YongHwa mengangguk. “I love you too baby, more than you love me...”

Tidak lama mobil mereka memasuki gedung FNC music yang baru di daerah Gangnam. YongHwa memarkir mobil di basement dan masuk ke gedung melalui jalur khusus, yang memang di peruntukkan bagi artis-artis FNC tanpa terdeteksi oleh orang-orang yang lalu lalang di Gedung FNC yang baru ini. Hanya anak-anak CN Blue dan manajernya serta anak-anak FTI dan manajernya pula yang tahu keberadaan jalur khusus ini.

Mereka bergandengan tangan ketika turun dari mobil, YongHwa malah merangkul tubuh SeoHyun merapat padanya, agar tidak terlalu di kenali orang yang kebetulan melihatnya.

“Oppa, apa oppa dan dongsaeng oppa tidak lelah, Secara oppa baru saja tiba dari jepang tadi pagi dan sekarang harus berlatih lagi…”

“Ini rutinitas penting Hyunnie, semacam kewajiban kami untuk tiap hari berlatih, sekedar meningkatkan skill kami meski kami letih, latihan harus tetap jalan. Hanya porsi waktunya yang berkurang…”

SeoHyun tiba-tiba mengangkat tangannya yang tidak berada di genggaman YongHwa lalu membelai wajahnya. “Kasihan oppa pasti lelah…” bertepatan dengan pintu Lift terbuka.

Mereka masih saling bergenggaman tangan ketika berjalan masuk di ruangan latihan. JungShin segera mengkoor mereka ketika dia melihat mereka.

“Yuhuuuu…anneyong haseyo hyungsoniimm….”

SeoHyun gugup dan mencoba merapikan rambutnya, ekspresi yang selalu di lakukannya jika dia merasa malu. Dia lalu membalas salam JungShin dan membungkukkan badan kepada JongHyun, MinHyuk serta dua orang yang ada di ruangan itu. Mereka adalah manajer dan additional player CN Blue.

Dan tidak berapa lama, anak-anak CN Blue mulai bermain, SeoHyun menontonnya dari sofa di sudut ruangan latihan CN Blue itu.




Mereka memainkan beberapa lagu yang terdapat di album 392 dan lagu yang di sukai SeoHyun di album itu adalah Illusion, dia suka melihat gaya YongHwa yang serius memainkan gitarnya ketika di awal lagu. Terlihat sangat tampan. SeoHyun selalu suka melihat mereka-mereka yang memiliki impian besar dan bekerja keras mewujudkannya, seperti dirinya dan onnie-onnienya, mereka kerja keras dengan berlatih sangat keras dan begitupun yang sekarang di lihatnya dari lelakinya ini dan saudara-saudaranya.

Dan ketika mereka selesai dengan satu lagu, SeoHyun bertepuk tangan sambil berdiri.

YongHwa tersenyum padanya lalu mengedipkan salah satu matanya ke SeoHyun.

“Hari ini YongHwa Hyung semangat berlatih tampaknya…aku envyyyy….” JungShin melemparkan candaan bernada ejekan.

“Tentu saja…” Kali ini JongHyun yang menimpalinya.

YongHwa hanya tertawa sambil mengusap keringat di dahinya. Di tempatnya duduk SeoHyun tersipu malu. Mereka lalu melanjutkan latihannya. Kali ini SeoHyun bertepuk-tepuk tangan dan menggoyangkan kepala mengikuti CN Blue berlatih sambil membalas tatapan-tatapan YongHwa yang tertuju padanya.





Praktis CN Blue berlatih kurang lebih dua jam dan lalu mereka beristirahat, YongHwa berjalan mendekati kekasihnya. SeoHyun kemudian berinisiatif melap keringat yang ada di wajah YongHwa menggunakan Tissu wajah yang selalu ada di dalam tasnya.

“Iiissshh, jangan pamer kemesraan disini Hyung dan Hyungsoniim, kasihanilah kami-kami yang tidak punya pasangan ini…” teriak JungShin membuat yang lainnya tertawa pelan.

YongHwa hanya tertawa tetapi SeoHyun refleks menghentikan gerakan tangannya. YongHwa menangkap tangan SeoHyun lalu meletakkannya di wajahnya. “JungShin tidak usah didengarkan Hyunnie…”

Mereka kemudian saling melemparkan candaan satu sama lain sebelum YongHwa dan SeoHyun pamit meninggalkan mereka.




_0o0_




“Kamu lapar? Kita makan dulu yah…”

“Oppa lapar? aku tidak begitu lapar tapi bolehlah kita makan dulu kemudian pergi ke salon..”

“Kamu mau makan apa??”

“Terserah oppa…”

Mereka kemudian memutuskan makan di restoran sushi yang lumayan tertutup tempatnya dan tidak terdeteksi oleh para netizen, atau paparazzi. Mereka memesan kursi khusus dan lalu melewati sore itu saling menyuap makanan satu sama lain.

Dan setelahnya YongHwa mengantar SeoHyun ke salon langganan mereka. Beberapa staf di salon itu telah mengenal mereka, dan salon yang menjadi langganan para artis itu sore menjelang malam itu tidak begitu ramai.

YongHwa menunggu SeoHyun sambil memainkan ipadnya, mencoba menciptakan dan mengaransemen lagu. Dan tidak terasa dua jam berlalu begitu saja, dia sudah hampir mati kebosanan karena menunggu ketika SeoHyun datang menghampirinya dengan tampilan baru.

YongHwa berdiri lalu melihat SeoHyun takjub. Dia kemudian tertawa pelan melihat model rambut baru SeoHyun.




“Oppa tidak suka??” SeoHyun cemberut.

“Anii…aku suka apapun yang ada di dirimu baby, Cuma kali ini model rambutmu sedikit bukan kamu…”

“Maksudnya??”

“Ehhmmm, potongan rambutmu kali ini beda dengan style kamu yang terdahulu tapi kamu tetap cantik kok dan potongan rambut seperti itu cocok buatmu, kamu terlihat segar…”

SeoHyun tersenyum.

Mereka kemudian melangkah pergi. Dan SeoHyun terpekik kaget ketika mobil YongHwa memasuki hotel terkenal di Seoul.

“Oppa…”

“Wae???”

“Kok kesini???”

“Aku mau pacaran sama kekasihku, kalau di dorm rasanya kurang bebas…”

SeoHyun memukul YongHwa pelan tapi tetap dengan tawanya. “Memangnya mau ngapain? Kok pacarannya di hotel sih??”

YongHwa memandang SeoHyun sambil memicingkan mata. “Pacarannya orang dewasa itu beda ama pacaran anak-anak baby, kalau mereka datenya main boneka-bonekaan kalau kita mau peluk-pelukan…” ucap YongHwa jahil sambil mengedipkan matanya. Seohyun terbahak di tempatnya dan kembali memukul YongHwa. “Chodiing…”

“Tapi kamu sukakan?” dan Yonghwa memekik kaget ketika cubitan tangan SeoHyun mendarat di pinggangnya. SeoHyun makin merapatkan topi dan jaketnya ketika mereka masuk di lobby hotel, dia bergelayut manja di lengan YongHwa dan sebisa mungkin merapat di tubuhnya agar tidak banyak yang mengenali mereka. Beruntung hotel yang dipilih YongHwa adalah hotel bintang tujuh yang privasinya terjamin dan ketat. Informasi pengunjung tidak bisa di dapatkan oleh orang lain.

Setelah chek in, mereka kemudian berlalu menuju kamar mereka.

“Oppa…” SeoHyun bergumam lirih dalam belain ciuman YongHwa di sekujur wajahnya ketika mereka berada di lift dan hanya berdua. Lift mereka kemudian membuka, dan dengan tangan yang saling terkait mereka tiba di depan kamar mereka.

Begitu pintu tertutup, YongHwa segera menarik tubuh SeoHyun masuk ke dalam pelukannya. SeoHyun tertawa pelan melihat tingkah kekasihnya. YongHwa menghentikan gerakannya dan memandang SeoHyun sejenak.

“Kok ketawa sih??” YongHwa merajuk.

“Oppa lucu tahu tidak…” SeoHyun memencet ujung hidung YongHwa.

Ucapan SeoHyun membuat YongHwa melepas pelukannya lalu berjalan pelan. “Kasihan sekali aku… Hanya ingin mengungkapkan kerinduanku pada kekasih hati malah di ketawain dan dibilang lucu…” ucap YongHwa sambil berdiri di depan jendela dengan kedua tangan terlipat di depan dada.

“Yaa..Oppa…aiiisshh..choding…” SeoHyun mendekat lalu memeluk pinggang YongHwa dari belakang. “Anii, aku tidak bermaksud seperti itu…jangan marah yah….”

YongHwa tersenyum pelan, mengusap dagunya singkat lalu berbalik dan memegang kedua tangan SeoHyun dan menempatkannya di dadanya.

“Aku juga hanya bercanda Hyunnie..merooong…”

“Aaiiiisshhh op…”

YongHwa menghentikan protes SeoHyun dengan ciuman. Ciuman itu semakin. Kendali sepenuhnya berada pada YongHwa yang kemudian menghentikan ciuman mereka dan bibirnya mulai menyusuri jalur menggiurkan di leher SeoHyun.

Dan beberapa jam kemudian, Tubuh mereka terjatuh di atas tempat tidur. YongHwa lalu meraih selimut dan menyelimuti mereka berdua. Dia memandang wajah SeoHyun yang setengah terpejam.

“Weyo opppa??” Tanya SeoHyun lirih sambil membuka wajahnya dan mengusap wajah YongHwa yang masih berkeringat akibat aktifitas bercinta mereka.

“Anii, aku hanya sedang bersyukur karena memilikimu sebagai kekasihku…”

SeoHyun tersenyum manis lalu mengecup bibir YongHwa. “Ehhmmm, aku sedih memikirkan kita tidak bisa bersama di hari perayaan dua tahun kita di WGM…”

YongHwa membelai wajah cantik itu lalu menciuminya inci demi inci. “Ehhmm..tidak perlu sedih baby, kita masih bisa saling menghubungi satu sama lain dengan berbagai media, telepon, kakaotalk, skype dan sebagainya. Dan lagi aku sudah puas bersamamu malam ini, dan kalau kamu kembali ke korea aku juga di korea, kita bisa bertemu dan menghabiskan waktu seperti ini lagi…”

“Trus hari valentine nanti, aku juga tidak bisa memberikan coklat pada op…” Ucapan SeoHyun tidak terselesaikan ketika YongHwa mencium bibirnya dalam.

“Aku tidak butuh coklat dear, asal dirimu bahagia aku sudah bahagia…”

SeoHyun tersipu malu.

“Oh iya….” SeoHyun memukul jidatnya, dia lalu bangun dan merasa serba salah. Dia menarik naik selimut yang menutupi tubuh telanjangnya sampai dada.

“Wae??”

“Aku mau mengambil handphone ku tetapi…tasku di sana…”

YongHwa yang menyadari keengganan SeoHyun bangun karena tubuhnya yang telanjang tertawa pelan. Dia berniat menjahili kekasihnya itu. “Trus masalahnya apa??” dia mengangkat alisnya jahil.

“Yaa oppa…” SeoHyun merengek. “Oppa tutup mata dulu yah, sementara aku mengambilnya…

“Shiiroooo…” YongHwa menggeleng, lalu mulai memainkan jari jemarinya menelusuri tubuh licin SeoHyun.

“Aiiissshhhh….oppaaa…” SeoHyun memukul tangan YongHwa yag seliweran di tubuhnya.

“Waee?? Kenapa aku harus menutup mata Hyunnie, aku sudah melihat semuanya. Aku bahkan sudah pernah mencicipi semu…oouuhhgggg…” YongHwa meringis ketika lagi-lagi SeoHyun memukulnya. “Kamu ini hobby banget sih memukul kekasihmu…”

“Oppa yang salah…ehhmmm, baiklah kalau oppa tidak mau menutup mata, aku juga tidak akan memperlihatkan sesuatu. Tadinya sih itu ingin aku perlihatkan kepada Oppa, tapi karena oppa nakal jadi tidak usah saja…” SeoHyun kemudian menghempaskan tubuhnya kembali ke tempat tidur. Membuat YongHwa penasaran.

“Arashoo..arashoo..aku tutup mata…”

“Shiirooo….” SeoHyun malah merapatkan matanya, pura-pura tertidur.

“Arashoo, kalau begitu aku yang pergi mengambil tasmu…” YongHwa tanpa berpikir dua kali bangkit dari tempat tidur dan berjalan tanpa risih meski dengan tubuh telanjang membuat SeoHyun yang membuka mata dan melihat tubuh telanjang kekasihnya itu kembali menutup matanya dan tersenyum, mengumpat Yonghwa dalam hati. “Choding…”

YongHwa kemudian datang, dan kembali masuk ke dalam selimut, lalu menyodorkan tasnya kepada SeoHyun.

“Gomawo…” SeoHyun tersenyum lalu mencium pipi Yonghwa.

Yonghwa mencowel hidung SeoHyun. “Nah, sekarang apa yang mau kau perlihatkan padaku Hyunnie??”

SeoHyun tertawa pelan, lalu meraih ke dalam tasnya dan menarik Handphonenya keluar. Dia lalu membuka file foto. Dan sesaat memandang wajah serius YongHwa yang menunggu.

“Oppa jangan marah yah??”

“Hhhmmm…” YongHwa menganggukkan kepala. “Palliii, apa itu??”

SeoHyun tertawa. Dia lalu menyodorkan Handphonenya di depan Yonghwa. “Tadaa….”

YongHwa meraih handphone itu dan melihat foto SeoHyun dengan seorang pria. Pria itu adalah YoonGun, member Brown Eyed Soul yang duet dengan kekasihnya itu di single “Don’t say no” dan rilis tanggal 13 nanti.





“Itu fotoku dengan YoonGun sunbenim setelah take vocal dan recording…”

YongHwa manggut-manggut dan serius menatap layar Handphone SeoHyun.

“Oppa marah yah karena terlalu dekat??”

“Anii…” YongHwa menatap SeoHyun sambil mengangkat alisnya. SeoHyun juga melakukan hal yang sama.

YongHwa lalu menyimpan Handphone itu di atas meja tempat tidur lalu berbalik dan membelai wajah SeoHyun. “Aku tidak marah dear, karena aku tahu meski mereka berfoto denganmu tetapi hanya aku yang memiliki dan menikmati tubuh ini…”

“Isshhhh….”

Dan lalu YongHwa pun menunjukkan kepemilikannya pada tubuh SeoHyun, membuat SeoHyun meneriakkan namanya berkali-kali. Dan setelahnya beberapa jam kemudian, SeoHyun meringkuk keletihan di dalam pelukan tubuh YongHwa, dan dia masih sempat mendengar kalimat kekasihnya itu.

“Tapi lain kali kalau foto dengan namja lain jangan sedekat ini yah Hyunnie…mataku bisa iritasi jika sering-sering melihat fotomu dengan laki-laki lain seperti ini, meski dia tua atau muda….”

SeoHyun tersenyum menimpali ucapan posesif kekasihnya itu. dan lalu dia tertidur damai ketika Yonghwa sekali lagi bernyanyi di telinganya, seperti yang selalu di lakukannya.

“Good night my hyunnie, tidur yang nyenyak yah…”









_Part 4 END_











Author Note :




Hai..hai..hai..

Just wanna say, Makasih banget nget nget bagi yang telah berpartisipasi di "Cares Fellow for Juli Agashi", selalu takjub akan kebaikan hati kalian, keep it guys, karena tiada kebahagiaan yang melebih perasaan nikmatnya berbagi.. Luv u all...


YongSeo is Real...^^






.SJ.

Jumat, 10 Februari 2012

AOD Part 11 (FF YongSeo Couple)






ANGEL’s Or DEVIL’s



SJ Entertainment Present :


ANGEL’s Or DEVIL’s


Lead Cast :
Jung Yong Hwa (CN Blue)
Seo Joo Hyun (SNSD)


Other Cast :
KyuHyun (SUJU)
Victoria (f(x))
JongHyun (CN Blue)
Yoona (SNSD)
Yesung (SUJU)
MinHyuk (CN Blue)
JungShin (CN Blue)
HyoYeon (SNSD)
MiSun (MC WGM)
HyoRin (Sistar)



Opening Theme Song : It Has To Be You – YeSung “SUJU”










.Part 11.





(First I saw your trembling lips
What are you trying to say? Oh you’re not being clear
I had a sad hunch like all the song lyrics
No way, it can’t be, it won’t be, oh it must not be
You’re leaving me already, your heart leaves
And your body leaves too
I don’t know how to retain you, someone please tell me…

Tonight please just don’t say those words
Why do you leave me?
My heart hurts, my chest hurts, and my tears well up
We can’t say goodbye yet, don’t open those lips anymore
Don’t say goodbye to me…

Your one cold word sank in
As if the world will collapse, as if it had collapsed,
Oh just tears (tears)
If this moment now goes by, if this moment passes,
We’re done for good…

I love you, don’t leave me who loves you to death
Tonight please just don’t say those words
Why do you leave me???

My heart hurts, my chest hurts, and my tears well up
We can’t say goodbye yet, don’t open those lips anymore
Don’t say goodbye to me
Don’t say it…

I don’t know what breakup is, I’m just sad and sad
I have many stories, many memories, my heart is breaking
We can’t say goodbye yet, don’t open those lip s anymore
Don’t say goodbye to me, don’t’ say goodbye to me…)


(Davichi – Don’t Say Goodbye)






_.-AoD-._





Gedung Perkantoran GotChun Company...



Sehabis meeting siang itu, YongHwa berniat mengunjungi hotelnya yang baru saja beroperasi di busan. Dia dengan JungShin dan beberapa asistennya yang mengiringi langkah mereka turun ke lobby tempat supir dan mobilnya menanti.

Dia sedang mencoba menghubungi Gwang soo via telepon, sekedar ingin memantau keberadaan istrinya. akhir-akhir ini dengan jadwal kerja yang padat yang dimilikinya, dia nyaris tidak pernah bertemu dengan SeoHyun, dia bahkan tidak pernah pulang ke rumah mereka hampir sepekan ini, sejak dia tahu kalau kekasih hati sang istri kembali ke Korea Selatan. Tetapi dia berterimakasih untuk kesibukannya ini, saat ini dia tidak tahu bagaimana harus menghadapi SeoHyun. Hatinya sedang berperang. Dia mencintai istrinya, tetapi dengan fakta bahwa sang kekasih dari masa lalu istrinya kembali entah mengapa membuatnya khawatir dan cemas terlebih dia tahu bagaimana perasaan SeoHyun padanya. Di dalam rumah tangga mereka tidak ada cinta menjejak, kalaupun ada itu hanya dari pihaknya. Ini yang membuatnya sesak dan tidak mampu melihat wajah polos istrinya tanpa membayangkan bahwa di luar sana sang kekasih istrinya hanya menghitung waktu untuk mereka bertemu kembali. Dan jika mau jujur, dia merasa berdosa, merasa bersalah telah memisahkan mereka, lebih mementingkan egonya ketimbang kebahagiaan SeoHyun.

“Kalian sedang berada di rumah sakit? Siapa yang sakit?” dia menghentikan langkah tepat di lobby GotChun Company. Merasa cemas kenapa SeoHyun bisa berada di rumah sakit, tetapi jawaban yang di terimanya kemudian membuatnya bahkan lebih cemas di banding kabar bahwa istrinya sakit.

“Nyonya sedang menemui teman lama katanya…”

Dia membeku.

Rumah Sakit? Teman Lama?

Diakah???

Jadi waktunya telah tiba.

Dan semua terjadi dalam hitungan detik, ketika celah itu terbuka, ketika YongHwa berdiri tepat di Lobby sambil menunggu sopirnya membawa mobil tepat berada di depannya, ketika JungSHin dan para asistennya hanya berbaris di sisinya, dan ketika sebuah mobil berkecepatan sedang dengan snipper yang memoncongkan senapan tepat ke dada YongHwa dan seketika membuatnya ambruk. Telepon genggamnya jatuh dan semua panik pada detik berikutnya. JungShin menopang tubuh YongHwa yang tergeletak dengan darah segar mengalir dari dadanya. Sedangkan para asisten dan bodyguard YongHwa berkejaran mengejar mobil yang ditumpangi oleh sang snipper yang berhasil lolos menjauh pergi.

YongHwa sendiri merasakan timah panas itu menghantam dadanya. Hal terakhir yang berkelebat dalam pikirannya adalah kenyataan bahwa istrinya yang dicintainya sedang bertemu dengan mantan kekasihnya. Lalu semua menghitam.





_.-AoD-._





Seoul Hospital…



SeoHyun setengah berlari menuju Emergency Room dan di sana dia melihat JungSHin berdiri mondar-mandir di depan pintu ruang ER. Dan beberapa pria hitam berjas yang di tahunya adalah bodyguard suaminya. Di belakang Gwang Soo mengikutinya.

“Di mana dia???” Ucap SeoHyun tercekat. JungShin berbalik. Dan dia bisa melihat wajah pucat SeoHyun di depannya.

“Uri Hyung..Hyung sedang menjalani operasi untuk mengeluarkan peluru itu dari tubuhnya…”

Tanpa sadar SeoHyun terhuyung dan hampir terjatuh, seketika JungSHin berlari menopang tubuhnya, bersamaan dengan GwangSoo lalu mendudukkannya di kursi tunggu.

“Anii..aku baik-baik saja..” lirih suara SeoHyun tercekat. “Kenapa???” dia menggeleng, “…anii..maksudku ada apa..ehh..maksudku...siapa..siapa yang mencoba membunuh dengan menembaknya??” tanyanya bingung.

JungShin juga bingung bagaimana harus menjelaskannya. Dia tahu banyak pengusaha yang menyimpan kebencian dan rasa iri kepada Jung YongHwa, dan dia tahu di dunia bisnis banyak chaebol yang memakai cara-cara mafia untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan, tetapi tetap saja untuk membunuh Jung YongHwa mereka harus butuh alasan pasti. Rasa dengki dan iri tentu saja tidak serta merta membuat orang membunuh lawan bisnisnya, dan akhir-akhir ini pun YongHwa tidak memiliki masalah berarti. Lantas kenapa ada yang menginginkan kematiannya? Sampai-sampai mereka menggunakan sniper ahli dan professional yang bisa menghilang secepat itu? JungSHin berasumsi ini pasti telah di rencanakan dengan sempurna. Tapi siapa? Siapa yang begitu menginginkan kematian Jung YongHwa?

“Kenapa dia bisa tertembak? Apakah...apakah dia sedang memiliki masalah dengan pihak lain? Siapa yang menginginkan kematiannya?” SeoHyun meracau mengurai segala rasa cemasnya dengan pandangan mata terpaku di atas pintu kaca ER Seoul Hospital.

JungShin baru saja hendak menjawabnya ketika JongHyun datang setengah berlari dan dengan wajah yang pasi.

“Apa yang terjadi?? Kenapa bisa YongHwa tertembak???” Dengan suara terengah-engah JongHyun menghampiri JungShin. Dia sedang berada di luar ketika JungSHin menelponnya mengabarkan keadaan YongHwa.

JungShin menggeleng. “Kejadiannya berjalan cepat, kami baru saja akan berangkat ke Busan ketika penembakan itu terjadi. Pihak kepolisian dan orang-orang kita sudah mencari tahu siapa yang melakukan penembakan ini…”

“Apakah YongHwa sedang terlibat sesuatu? Setahuku belakangan ini dia sibuk mengurusi hotel barunya, kenapa bisa terjadi penembakan ini?”

“Entah Hyung, aku juga tidak tahu. Kita tunggu laporan polisi dan orang-orang kita…”

JongHyun mengusap wajahnya, dan baru menyadari keberadaan SeoHyun yang duduk di kursi tunggu. Dia bisa melihat wajah cantik perempuan itu pucat. Dan dia tercengang ketika melihat sebutir airmata bening mengalir di pipi mulus SeoHyun. Meski di detik berikutnya SeoHyun segera mengusap pipinya, dan sebisa mungkin mencegah bulir-bulir airmata itu jatuh.

JongHyun memalingkan wajahnya, merasa tersedak dengan fragmen kecil itu dan bingung bagaimana harus menghadapinya, dia tidak mungkin memeluk tubuh istri YongHwa, mereka tidak sedekat itu. Tetapi dia terharu melihat bagaimana wanita itu mencemaskan YongHwa, meski dia tahu jika SeoHyun tidak mencintai suaminya. Betapa takdir tidak pernah tertebak dan tidak dapat di atur sesuka hati kita sebagai manusia, ketika pertama kali tahu bahwa Jung YongHwa, yang terlihat dingin dan sering bermain dengan perempuan seenaknya itu ternyata menyimpan satu nama di hatinya sejak kecil membuatnya takjub, JungSHin yang menceritakan segalanya padanya, itu pun setelah dia mendesaknya. JongHyun sepakat jika SeoHyun memang wanita yang cantik, tetapi YongHwa bisa mendapati banyak gadis yang kecantikannya melebihi SeoHyun, terlebih dengan harta yang dimiliki oleh YongHwa semuanya bisa dimilikinya. Tetapi ketika JungSHin menceritakan detailnya, tentang gadis itu menolong YongHwa di hari bersalju ketika Seorang YongHwa masih bocah dengan pakaian kumal, JongHyun artinya mengerti mengapa YongHwa sangat mencintai istrinya, di tambah penjelasan YongHwa malam itu padanya, pada hari terakhir kebersamaan mereka kurang lebih seminggu yang lalu, ketika YongHwa mencurahkan segala kekalutannya, bercerita tentang sisi terkelam dalam hidupnya dan betapa semua kekayaan dan kuasanya tidak mampu menggenapkan kebahagiaannya. Tetapi setelah kejadian itu dia nyaris tidak bertemu dengan YongHwa. YongHwa tenggelam dalam ritme kerja yang menggila, mengurus secara langsung semua perusahaan bisnisnya. Tahu-tahu hari ini ketika dia menyadari nyaris sepekan tidak berinteraksi dengan YongHwa, yang di dengar JongHyun adalah berita penembakan sahabatnya. Jalan cinta memang tidak dapat tertebak. Dia mengusap wajahnya pelan, kemudian memutuskan untuk berjalan pelan menuju pintu kaca ER dan menunggu di sana.

Sahabatnya, yang sudah seperti saudaranya di dalam sana sedang berjuang dengan maut. Membayangkan sahabatnya, Jung YongHwa, yang telah memiliki segalanya tetapi kenapa jalan takdirnya seburuk ini. Kenapa kehidupannya terjebak dalam lingkaran masalah yang tidak berujung. Mengapa setelah memiliki segalanya, kebahagiaan justru tidak hadir dalam hidupnya. Segala pertanyaan yang bergelung di dalam pikirannya serupa misteri kehidupan dan dia tidak punya kuasa untuk tahu apa jawabannya. Itu kebijakan Yang Di Atas Sana.

Suasana mencekam kemudian melingkupi mereka ketika hening menyergap. Selama beberapa jam tidak ada interaksi antara mereka selain wajah-wajah cemas menanti hasil operasi.

Dan kemudian pintu ER terbuka, dokter keluar dari ruangan tersebut dan SeoHyun terkesiap kaget ketika melihat siapa salah satu dokter yang menangani suaminya.

“Kyu oppa…”

“Hyunniee???” KyuHyun terlihat heran melihat keberadaan SeoHyun, setahunya setelah pertemuan mereka tadi, SeoHyun telah meninggalkan rumah sakit, apakah perempuan ini menungguinya?

Sedangkan di tempatnya JungShin tidak heran melihat kedekatan SeoHyun dengan KyuHyun. Jadi SeoHyun telah tahu jika KyuHyun kembali. Entah mengapa hati JungShin terasa sakit. Sakit ini buat Hyungnya yang sedang terbaring di dalam sana. Apakah dia sudah tahu tentang ini? Tentang istrinya yang telah mengetahui bahwa kekasih hatinya telah kembali?

Pertama tahu bahwa Jung YongHwa memiliki satu wanita yang sangat dicintainya ketika itu JungShin masih remaja. Di usianya yang masih sangat belia dia bertemu pertama kalinya dengan YongHwa dan sejak itu jalan takdirnya berubah ke arah yang lebih baik. YongHwa mengajaknya ikut bekerja bersamanya, menyekolahkannya sampai dia mendapat gelar sarjananya, mengajarinya bisnis, untuk semua kehidupan baik yang di bawa YongHwa dalam hidupnya dia sangat berterimakasih dan sejak itu dia meneguhkan hati akan setia pada Jung YongHwa yang sudah seperti keluarga yang tidak dimilikinya. Baginya, YongHwa bukan saja bertindak sebagai saudara tetapi dia juga bahkan seperti orang tua bagi JungSHin. YongHwa pun tidak pernah menganggap JungSHin orang lain, dia perhatian pada JungShin, berbagi segalanya pada JungSHin yang juga dianggapnya seperti adiknya, kecuali satu hal. Satu hal itu adalah sosok perempuan yang menghuni hatinya. JungSHin sendiri yang mengetahui hal itu, dia hidup bersama Jung YongHwa dan tidak susah menemukan fakta bahwa pria muda itu memiliki seseorang yang istimewa. Dia sering mendapati YongHwa melukis sketsa di malam-malam mereka, sering mendapati YongHwa terpaku memandangi syal yang sudah usang di hari bersalju, dan syal itu serupa benda keramat yang tidak boleh seorangpun menyentuhnya. Meski YongHwa tidak pernah menceritakan padanya tetapi dia tahu. JungShin tahu, dan dia bahagia jika melihat YongHwa bahagia.

Tetapi dia tidak pernah tahu siapa wanita itu. Siapa sosok asli perempuan kecil yang selalu di lukis Hyungnya di hari bersalju. Dia pernah bertanya sekali pada YongHwa itupun tanpa sengaja ketika untuk kesekian kalinya dia memergoki YongHwa melukis wajah belia itu dan jawaban YongHwa sangat sederhana : “Wanita ini adalah malaikatku, karena dialah aku bisa seperti sekarang ini.”

Hanya kalimat itu, tanpa penjelasan siapa namanya, dia tinggal dimana. Tidak ada. Dan sejak saat itu dia bahkan tidak punya nyali lagi untuk bertanya tentang gadis itu lebih lanjut. Dia bisa membaca gesture tubuh YongHwa, dan dia paham ada sesuatu yang tidak boleh di masukinya lebih dalam dalam hidup kakaknya ini.

Sampai suatu hari, ketika mereka telah menetap kembali di Seoul. YongHwa menyuruhnya mencari informasi tentang satu orang keluarga. Keluarga Cha. JungShin awalnya tidak heran, dalam bekerja YongHwa selalu perfeksionis. Jika dia memutuskan untuk bekerja sama dengan seseorang atau satu perusahaan maka tugas JungSHin adalah menyelidiki orang tersebut atau perusahaan tersebut. Tetapi ketika informasi yang di bawanya ternyata tidak cukup, ketika YongHwa menyuruhnya mencari informasi yang lebih banyak lagi tentang putri perempuan keluarga Cha, akhirnya dia menemukan fakta bahwa gadis inilah yang menghuni hati YongHwa selama bertahun-tahun. Ketika dia harus mencari segala sesuatu bahkan sampai hal yang paling detail tentang seorang Cha SeoHyun, akhirnya tuntaslah rasa penasarannya tentang siapa gadis salju itu. Tetapi hal itu justru tidak membuatnya lega, dia justru merasa sakit, sakit buat YongHwa karena dia menemukan fakta bahwa sang perempuan yang tidak pernah tahu bahwa ada pria yang mencintainya selama bertahun-tahun ternyata mempunyai pria lain yang dicintainya. Cha SeoHyun memiliki kekasih masih sejak ketika YongHwa mulai menyimpan nama itu di hatinya. JungShin terluka buat kakaknya itu. Juniel pernah bertanya padanya mengapa dia tidak menyukai SeoHyun. Bukan, bukan dia tidak menyukai perempuan ini, dia bahkan tidak berhak membenci malaikat YongHwa ini, yang dia benci adalah takdir, takdir yang membuat YongHwanya terjebak dalam pusaran cinta segitiga. Dia tahu bagaimana besarnya rasa cinta YongHwa buat SeoHyun, rasanya tidak adil saja melihat kenyataan bahwa SeoHyun sendiri bahkan tidak punya rasa itu buat YongHwa. Sungguh tidak adil. Hal itu kemudian menjadi sekat antara dirinya dengan SeoHyun, di abahkan tidak dapat melihat wajah SeoHyun secara netral karena jika dia melihat Seohyun hal yang terlintas di pikirannya adalah perasaaan sakit YongHwa yang cintanya tidak berbalas.

JungSHin menghela nafas, berusaha melawan pergolakan pikirannya dan menyadari yang penting sekarang adalah kesehatan YongHwa.

“Bagaimana…bagaimana dengan YongHwa-Yah..maksudku pasien yang tertembak itu???” SeoHyun mendekat dan menyentuh lengan KyuHyun. KyuHyun merasa tertohok melihat kilatan cemas di mata SeoHyun. Dia pernah melihat jejak seperti itu ketika mereka masih kecil. Raut wajah sedih ketika SeoHyun kehilangan ibunya. Sebesar itukah rasa cemas SeoHyun buat pria muda di dalam sana yang baru saja menjalani operasi, siapa dia sampai mendapatkan simpati SeoHyun sebesar ini?

“Dia..dia suami saya, oppa…” seperti tahu jalan pikiran KyuHyun, SeoHyun menjawabnya lirih. Dan semuanya jelas bagi KyuHyun. Jadi gadisnya ini mencemaskan suaminya. Entah mengapa hatinya terasa sakit.

Jonghyun yang sedari tadi melihat semuanya secara detail dan dengan insting penyidik yang dimilikinya sebagai pengacara handal segera bisa menarik kesimpulan jika SeoHyun punya hubungan dekat dengan pria muda yang juga adalah dokter bedah yang bekerja di ER Seoul Hospital. Mungkinkah pria ini yang dimaksud YongHwa? tetapi saat ini bukan itu yang penting, yang penting adalah bagaimana kondisi sahabatnya itu?

“Bagaimana dia?” Tanya JongHyun detik berikutnya, mengenyahkan pikirannya yang lain.

“Kita patut bersyukur, peluru itu tidak bersarang di jantungnya. Kalau itu terjadi dia tidak mungkin tertolong..”

Terdengar pekikan kecil dan ternyata itu keluar dari bibir SeoHyun yang kemudian membekap mulutnya, lututnya goyah, seketika KyuHyun menopang lengannya. JungSHin dan JongHyun kembali melihat fragmen kecil itu dengan sudut pandang berbeda. JungShin merasa benci, kembali benci dengan jalannya takdir sementara JongHyun terenyuh, dalam cinta tidak ada yang bisa di salahkan. Kasihan mereka bertiga harus terjebak dalam kondisi yang membingungkan.

“..tapi bagaimana kondisi dia???” Lirih SeoHyun berucap, ada yang tersekat di dadanya. Hatinya terasa sakit dan matanya kembali memanas.

“Dia selamat Hyunnie…peluru itu tidak mengenai jantungnya…dan tidak ada organ vitalnya yang rusak karena tembakan itu…” KyuHyun terpuruk, ada yang luruh dihatinya ketika dia mengucapkan kata berikutnya. “Suamimu selamat…”

SeoHyun merasakan kelegaan yang luar biasa. Dia berdiri dengan tegak dan mengangkat wajahnya menatap KyuHyun. “Aku bisa menjenguknya oppa??”

KyuHyun mengangguk. “Kamu bisa menjenguknya tetapi dia masih belum sadar pasca operasi ini..”

SeoHyun tanpa di perintahkan lagi segera masuk ke ER, setelah sebelumnya di beri pakaian yang di kenakan bagi para penjenguk.

Di sana dilihatnya terbaring pucat Jung YongHwa, lelaki yang telah menikahinya setahun ini, lelaki yang di beri kepercayaan oleh ayahnya untuk menjaganya dan amanah itu ditunaikan dengan baik oleh lelaki yang terbaring tak berdaya ini. SeoHyun terenyuh, ini adalah kali kedua dia melihat YongHwa terpuruk lemah, yang pertama adalah ketika dia yang terluka atas kepergian ayahnya, SeoHyun masih ingat meski samar, malam itu Jung YongHwa menangis bersamanya dan kini kembali dia melihat kerapuhan YongHwa sebagai manusia. Lelaki yang selalu terlihat kuat ini kini terbaring lemah.

Tanpa terasa airmata kembali mengalir membasahi pipi SeoHyun, dan tahu-tahu ada lengan yang merangkulnya, dia berbalik ke samping dan melihat KyuHyun tersenyum padanya. Dia pun tak ragu terisak di pelukan KyuHyun.

JongHyun dan JungShin yang kembali melihat adegan itu hanya mampu berdiri kaku.




_.-AoD-._




JongHyun mendekati tubuh yang setengah tertidur itu. Dia menepuk pundak SeoHyun pelan yang sedang duduk di samping pembaringan tubuh lemah dan belum sadar YongHwa yang telah di pindahkan ke ruang perawatan VVIP Seoul Hospital setelah operasinya berjalan lancar.

“SeoHyun-ssi, sebaiknya anda pulang ke rumah. Biar kami yang menunggui Jung YongHwa. Seharian ini anda kelelahan…”

Malam memang telah menjejak ketika semua urusan administrasi Jung YongHwa sebagai pasien di Seoul Hospital di selesaikan dengan baik oleh SeoHyun dan JongHyun termasuk urusan pemindahannya ke kamar VVIP. Karena terenyuh melihatnya menahan kantuk JongHyun pun melontarkan ide seperti itu.

“Tidak, aku akan menungguinya…”

JongHyun tersenyum pelan. “Jangan keras kepala SeoHyun-ssi. Kamu juga butuh istirahat, jika kamu jatuh sakit, YongHwa-yah tidak akan memaafkan dirinya, dan lagi semalaman ini YongHwa-yah belum tentu sadar mungkin esok hari baru dia akan sadar. Pulanglah…”

SeoHyun berpikir sejenak, dia mengalihkan pandangannya ke atas wajah YongHwa.

“JongHyun benar, SeoHyun-ssi silahkan pulang untuk istirahat…” kali ini JungSHin yang angkat bicara. Meski sepaham dengan JongHyun tetapi dia mempunyai alasan yang lain. Seharian ini dia melihat potongan-potongan kedekatan SeoHyun dengan KyuHyun, bukan tidak mungkin jika SeoHyun memutuskan bermalam disini, itu akan menjadi peluang besar bagi mereka sering bertemu dan mengkhianati YongHwa yang sedang terbaring tak berdaya. Tetapi isi pikirannya ini tidak diungkapkannya, disimpannya untuk dirinya sendiri.

Akhirnya meski berat dan dengan desakan kedua orang itu, SeoHyun berdiri melangkah keluar setelah memastikan YongHwa baik-baik saja.

Dan disinilah dia berada sekarang, di atas mobilnya yang di supiri oleh Gwang Soo menuju kediamannya yang telah di huninya kurang lebih setahun bersama suaminya, Jung YongHwa.

Tapi SeoHyun tidak pernah menyangka, dan tidak ada yang bisa menduga jika kejadiannya akan seperti ini, ketika SeoHyun baru saja meninggalkan kamar VVIP Seoul Hospital lima belas menit yang lalu, ternyata Jung YongHwa terbangun dan sadar dari pengaruh obat biusnya.

YongHwa membuka matanya dan hanya menemukan wajah khawatir kedua orang sahabat yang telah dianggapnya saudara. JongHyun dan JungShin. Dan entah mengapa dia kecewa tidak menemukan seraut wajah di sana, menungguinya. Sebagai seorang suami, apa yang dia harapkan adalah menemukan wajah khawatir istrinya di sisinya, menungguinya tetapi wajah itu tidak di temukannya.

Ahhh, dia kembali terhempas, ternyata memang selama ini dia hanya berharap.




_.-AoD-._




Seoul Hospital, keesokan harinya…



Seohyun melangkah pelan dengan satu pot bunga dalam pelukannya. Dia sedikit gembira ketika mendengar kabar yang disampaikan oleh Gwang Soo tadi pagi, katanya Jung YongHwa sudah sadar. Dia mempercepat langkahnya, sebisa mungkin segera menemui suaminya. Senyumnya semakin mengambang ketika dia melihat siapa yang datang menghampirinya di halaman Seoul Hospital pagi itu.

KyuHyun sedang memandangi pemandangan langit Seoul pagi itu ketika dia melihat siluet tubuh SeoHyun berjalan melintas di halaman Seoul hospital pagi itu, dia kemudian menghampiri dan menjajari langkahnya.

“Morning Hyunnie…”

“Morning oppa…”

“Kamu terlihat bersinar pagi ini…”

SeoHyun tersipu malu mendengar pujian KyuHyun itu, tetapi tidak seperti dulu-dulu jika KyuHyun sedang melontarkan kata-kata manis seperti tadi, selain memerah jantungnya juga akan berdetak kencang. Tetapi kali ini tidak, dia senang mendengar pujian itu tetapi hanya sebatas itu. Debaran itu tidak lagi menjejak.

“Ahh..gomawoyo oppa..pagi ini juga oppa terlihat lebih segar...” ucap SeoHyun riang, dan berbeda dengan SeoHyun. KyuHyun masih merasakan debaran itu, dan semakin berdebar ketika melihat wajah SeoHyun yang tersenyum. debaran itu yang kemudian membuat tangannya terangkat untuk merapikan anak-anak rambut di wajah SeoHyun yang terbang terbawa angin.

Gerakan pelan KyuHyun itu membuat mereka berdua tersentak kaget. SeoHyun kaku begitupun KyuHyun yang belakangan menyesali perbuatannya yang cenderung impulsive itu. Dia harus lebih mengendalikan diri, wanita di depannya ini bukan miliknya lagi.

Dan tanpa mereka ketahui, masih ada sepasang mata lagi yang juga ikut tersentak kaget melihat fragmen kecil itu. Adalah YongHwa yang berdiri dari jendela kamar VVIPnya _dia sedang mencoba menggerakkan tubuhnya dengan berjalan pelan ke jendela kamar_ yang melihatnya dan sakit itu kembali terasa nyeri di atas lukanya. Di dadanya. Lebih tepatnya di hatinya.




_.-AoD-._




Di dalam mobil YongHwa…



SeoHyun terpaku diam, tangannya terkepal erat di atas pangkuannya. Dia melirik ke sebelahnya, ada YongHwa di sana yang duduk tenang dengan pandangan terpaku ke depan.

YongHwa memutuskan keluar dari Seoul Hospital di hari kedua, tepatnya dia yang memaksa keluar. Menurutnya kesehatannya telah pulih. Bahkan ketika dokter bertahan untuk tetap memintanya untuk masih di rawat di rumah sakit, dia menolak. SeoHyun juga tidak bisa berbuat apa-apa, dia bahkan merasa tersisih. Selama di rumah sakit interaksinya dengan YongHwa nyaris tidak ada. Suaminya itu bahkan tidak pernah melihat wajahnya secara jelas. Jika SeoHyun bertanya atau berbicara padanya, dia tidak pernah menatap wajah SeoHyun, YongHwa pun menimpali pembicaraannya dengan irit dan lebih banyak bergumam. Dan yang membuat segalanya terasa kaku adalah karena SeoHyun juga merasa tidak bisa sebebas dulu lagi mengekspresikan perasaannya di depan suaminya. Entah kenapa, pasca kejadian penembakan itu, hatinya selalu tidak tenang jika berada di dekat YongHwa, berdebar tidak karuan, instingnya menajam, ekspresi sekecil apapun dari suaminya selalu berusaha di tangkapnya dengan jelas. Dia tidak begini sebelumnya. Kenapa debaran ini hadir tetapi dia justru selalu ingin berada di dekat YongHwa, ingin menemaninya.

Mobil memasuki kediaman mereka, SeoHyun beranjak turun tetap di lihatnya YongHwa hanya diam di tempatnya. Dia berbalik menatap wajah suaminya.

“Aku akan ke kantor, kamu istirahat saja dulu…” ucap YongHwa pelan.

SeoHyun melongo bingung, yang sakit sebenarnya siapa? YongHwa apa dirinya. “YongHwa-yah, kamu ma…”

YongHwa menatapnya tajam. “Aku baik-baik saja, dan ada keperluan mendesak yang harus aku selesaikan di kantor. Kamu masuk saja dulu, tidak usah mencemaskanku…”

YongHwa lalu memasang kacamata hitamnya dan menatap ke depan. SeoHyun merasa tertolak, meski sangat ingin membantahnya tetapi entah mengapa dia justru memilih turun dan berdiri kaku menatap kepergian YongHwa bersama mobil bodyguardnya yang beriringan berlalu pergi.

Di atas mobilnya YongHwa menjawab panggilan yang masuk di telepon genggamnya. “Ya, aku sudah menuju ke kantor. Perintahkan mereka untuk menungguku dan siapkan semua yang telah aku minta…”

YongHwa manggut-manggut mendengarkan penjelasan JungSHin di seberang sana.

“Hmmm….arasho…”

Dia lalu menutup pembicaraannya dengan JungSHin. Dan membuka kaca mata hitamnya. Dia mengusap pelan wajahnya lalu turun mengusap balutan luka di dadanya yang terasa sakit.

Semuanya harus segera di selesaikan. Dan setelah semua ini selesai dia tahu dia akan sangat kehilangan, akan terluka begitu besar tetapi dia tidak punya pilihan lain. Jika dia bertahan, jika dia tidak mundur dari semuanya ini akan banyak yang terluka.

Dan sepuluh menit kemudian di Gedung Perkantoran GotChun Company. YongHwa menghadapi tiga orang dewan direksi JS Company yang notabene adalah paman SeoHyun dengan wajah dingin, membuat ketiga orang itu merasa terintimidasi.

”Aku tidak akan berpanjang lebar tentang hal ini, aku hanya ingin memberi pilihan kepada tuan-tuan sekalian, menjual saham JS Company padaku yang kalian miliki dengan harga yang besar kepadaku dan kalian masih bisa menjadi dewan direksi di sana atau kalian bertahan tidak menjualnya padaku tetapi kalian akan melihat kehancuran JS Company di tanganku, ingat aku adalah pemilik saham terbesar sekarang, aku bisa melakukan apapun semauku atas perusahaan itu...”

Ketiganya saling berpandangan. Dia tahu siapa yang mereka hadapi dan setahu mereka Jung YongHwa tidak pernah bercanda atas apa yang dikatakannya. Selama ini mereka telah melihat sendiri seperti apa JS Company di bawah manajemen orang-orang yang di pekerjakan oleh Jung YongHwa, dan mereka tahu meski takut untuk mengakuinya bahwa cepat atau lambat sebenarnya Jung YongHwa akan menguasai secara penuh saham di JS Company, itu hanya persoalan waktu. Dan ketika mereka di sodori fakta bahwa Jung YongHwa ingin segera memiliki semuanya secara penuh, mereka sedikit bingung juga terlebih Jung YongHwa ingin membelinya dengan harga di atas standar. Karena semua pertimbangan itu akhirnya negosiasi di antara mereka berjalan lancar dan tidak memakai waktu yang lama. Kesepakatan itu pun terjadi antara kedua belah pihak dan Jung YongHwa sempurna memiliki saham JS Company secara utuh.

Jung YongHwa menghela nafas lega.




_.-AoD-._





3 hari kemudian…



SeoHyun terpekur di dalam mobilnya. Kepalanya menyandar di Jok kursi dengan mata yang terpejam. Malam baru saja menjejak dan dia usai menunaikan kerja dan berniat pulang ke rumahnya dengan kepala yang penuh pertanyaan.

Sejak suaminya keluar dari rumah sakit tingkah lakunya sungguh aneh di mata SeoHyun. Alih-alih istirahat YongHwa tampaknya sangat sibuk mengurusi kerajaan bisnisnya. Seohyun bahkan tidak pernah melihat suaminya pulang ke kediaman mereka jika malam belum larut, YongHwa selalu menjejakkan kaki ketika jam berdentang di angka satu atau dua. Dan SeoHyun jujur sangat mencemaskan keadaannya sampai-sampai meski telah berbaring di tempat tidur mereka, dia tetap terjaga dan pura-pura tertidur ketika YongHwa masuk ke kamar mereka. Dia bisa merasakan YongHwa selalu rutin membenahi selimutnya, menutupi tubuh SeoHyun. Tetapi hanya sebatas itu.

Dan jika dia bangun keesokan harinya dia tidak menemukan YongHwa tertidur di sisinya, tempat itu telah kosong meski masih menyisakan hangat. Dia nyaris tidak punya waktu berinteraksi dengan suaminya itu. Bahkan untuk menanyakan kasus penembakan yang terjadi pada YongHwa, dia tidak bisa dan tidak sempat.

Dia ingat percakapannya dengan KyuHyun ketika mereka menghabiskan waktu bersama di rumah sakit, ketika SeoHyun di waktu senggangnya menemani YongHwa yang tertidur, menemui Kyuhyun yang datang melihat kondisi suaminya.

“Siapa yang menembaknya? Siapa yang menginginkan dirinya celaka?”

SeoHyun menggeleng. Dia tidak tahu harus menjawab apa dan terus terang dia malu kepada KyuHyun, dia merasa gagal sebagai istri karena dia tidak tahu alasan di balik penembakan suaminya. Dan pertanyaan KyuHyun itu juga membuatnya menyadari satu hal, bahwa dia tidak terlalu tahu bagaimana kehidupan suaminya selain fakta bahwa Jung YongHwa adalah pemilik kerajaan bisnis yang besar.

SeoHyun menghela nafas pelan.

Mobilnya telah masuk ke kediamannya. Dia melangkah turun dengan pelan dan tidak siap ketika dia membuka pintu dia disambut sebuah lagu ucapan selamat ulang tahun dari kumpulan orang-orang terdekatnya di ruang tamu kediamannya.

“Saengil chukka hamnida uri Hyunnie…” kakaknya maju sambil menyanyikan lagu itu dengan suara merdunya. SeoHyun tersenyum lalu membalas pelukan Yesung.

Astaga, ternyata hari ini adalah hari ulangtahunnya. Kekalutan pikiran dan kesibukannya membuatnya melupakan salah satu hari bersejarah dalam hidupnya.

Matanya kemudian menangkap sosok-sosok terpenting dalam hidupnya yang hadir di ruangan itu dan memberinya surprise party. Ada Yesung satu-satunya saudara yang dimilikinya, ada Victoria yang sudah seperti kakak perempuan yang tidak pernah di milikinya, dia bahkan melihat KyuHyun yang berdiri dan tersenyum di samping Vic, ada Yuri dan teman-teman kuliahnya, ada Juniel yang ternyata tadi sengaja pulang lebih cepat di banding dirinya dan beberapa pegawai JS Company lainnya. Tetapi sejauh matanya mengitari ruangan besar itu dia tidak menemukan satu sosok yang sebenarnya sangat di harapkannya hadir sekarang ini, suaminya. Dia tidak melihat ada YongHwa berdiri di sana dan hatinya merasa kecewa. Dan lalu dia melihat JongHyun, dia tahu JongHyun, sahabat, pengacara pribadi dan bahkan sudah seperti keluarga suaminya. JongHyun datang bersama seorang wanita cantik yang berdiri di sisinya dan menggelayut di lengannya. SeoHyun lalu menerima ucapan selamat dari setiap orang yang hadir di ruangan itu, tidak banyak tapi lumayan membuatnya di hujani ciuman dan pelukan.

“Selamat ulang tahun yah Hyunnie, semoga kamu selalu bahagia…” KyuHyun berdiri di depannya dan tersenyum hangat.

“Gomawo oppa..oppa tidak sibuk di rumah sakit kah?”

“Hari ini aku sengaja izin buat hadir di sini, Vic yang mengundangku datang ke acara surprise party buatmu..heheh…”

“Aku terharu oppa mau meluangkan waktu bagiku…”

KyuHyun kemudian menarik SeoHyun ke dalam pelukannya. SeoHyun tersenyum hangat, bagaimanapun baginya KyuHyun sudah seperti seorang kakak, orang yang selalu punya rasa sayang buatnya. Dan dia selalu respect pada lelaki ini.

Setelah semua menyalaminya dari kejauhan dilihatnya JongHyun berbisik ke telinga gadis cantik yang membersamainya lalu berjalan pelan menuju SeoHyun.

“Selamat Ulang tahun, SeoHyun-ssi…” ucap JongHyun tulus lalu menundukkan badannya. SeoHyun balas membungkukkan badan.

“Gomawo JongHyun-ssi…” SeoHyun memandang wajah JongHyun, hendak bertanya tentang keberadaan seseorang namun lidahnya kelu, dia bingung bagaimana mengungkapkannya. JongHyun, meski tidak dikatakan oleh SeoHyun, mengerti apa maksud tatapan wanita cantik itu.

Dia lalu berucap dengan lirih. “Dia telah berangkat ke Amerika Serikat tadi sore dan hanya menyerahkan ini sebagai kado ulang tahun buat anda…”

JongHyun menyodorkan map yang sedari tadi di pegangnya.

Dada SeoHyun berdetak kencang. Tangannya menggantung di udara, tidak menjangkau map yang disodorkan JongHyun. Merasa kecewa dengan apa yang barusan di dengarnya.

“Berangkat ke Amerika Serikat?? Dia ada urusan bisnis di sana? Berapa hari perjalanannya?”

JongHyun menunduk, bingung bagaimana harus menjelaskannya. Di kepalanya kembali terbayang kejadian di bandara tadi sore sebelum dia menjemput Yoona untuk hadir di acara pesta ulang tahun SeoHyun ini.

“Berikan ini padanya, dan wakili aku mengucapkan selamat ulang tahun buatnya..”

“Kamu benar-benar harus pergi di hari ulang tahunnya? Kenapa tidak mengucapkannya saja dulu kepada dia lalu pergi, jika benar-benar kamu harus pergi…”

YongHwa tersenyum pelan, alih-alih menjawab pertanyaan JongHyun, dia justru berlalu setelah menepuk pundak JongHyun. Di belakangnya JungShin mengikuti langkahnya.

“Tunggu YongHwa-yah…” teriaknya pelan, membuat YongHwa mengurungkan langkahnya dan berbalik. “Kamu benar-benar akan melakukan semua ini? Kamu benar-benar akan ikhlas melepas semuanya?”

YongHwa menunduk, lalu mengangkat wajahnya, tersenyum dan mengangguk mantap pada JongHyun. “Aku akan menghubungimu jika aku sudah tiba di LA, kabari aku jika sidangnya akan dimulai, aku percayakan semuanya padamu. Buatlah semuanya sederhana, kamu tahu akukan? Aku membenci sesuatu yang berbelit-belit…”

“Tapi cerai???”

YongHwa tertawa sinis. “Kamu inikan pengacara handal, masak mengurusi perceraian saja kamu tidak mampu…” YongHwa kembali tertawa, sedangkan JongHyun menatapnya sendu. “..Aku harus pergi…” kata YongHwa ketika mendengar panggilan bagi penumpang pesawat yang akan berangkat ke LA. “Aku percayakan semuanya padamu…”

Dia lalu berbalik pergi. JongHyun terpaku di tempatnya.

“..JongHyun-ssi…” suara pelan itu membuat JongHyun menyadari keberadaannya. Dia melihat wajah SeoHyun yang penasaran menunggu jawaban darinya.

“Hmmm..mianhe SeoHyun-ssi, saya tidak dapat menjelaskannya. Saya sarankan, anda terlebih dahulu membaca isi map-map ini…” JongHyun kembali menyodorkan mapnya kepada SeoHyun.

SeoHyun yang masih kebingungan menerima map itu dan membukanya. Dia hampir saja terjatuh ketika membaca surat permintaan cerai itu, sebelum JongHyun segera menghampirinya dan menopang tubuhnya. Yesung dan KyuHyun yang melihat adegan itu dan berdiri tidak jauh dari mereka segera berlari mendekat. Yesung memungut map yang dijatuhkan SeoHyun secara tidak sengaja dan membacanya isinya, diapun tak kalah kagetnya.

“Surat gugatan cerai???”

Kyuhyun yang ikut menopang tubuh SeoHyun terkesiap kaget.

Beruntung orang-orang disekitar mereka sibuk larut menikmati hidangan yang telah disiapkan para pelayan SeoHyun untuk pesta ulang tahunnya sehingga tidak terlalu memperhatikan apa yang sebenarnya terjadi. Tetapi ada tiga pasang mata yang memperhatikan semuanya secara seksama meski mereka berdiri agak jauh dari SeoHyun, KyuHyun, JongHyun dan Yesung yang sekarang saling memandangi satu sama lain. Mereka adalah Juniel, Victoria dan Yoona.

Yesung mengangkat map itu lalu melihat JongHyun sengit. “Apa maksud isi surat ini? Apakah Jung YongHwa-ssi menggugat cerai adik saya…”

JongHyun mengangguk pelan. Melihat anggukan kepala JongHyun membuat SeoHyun memejamkan mata, merasa kepedihan menjejak di hatinya.

Suaminya mengugat cerai dirinya. Tapi kenapa? Mereka bahkan tidak pernah berbicara tentang ini? Mengapa? Seribu pertanyaan berkelebat di kepala SeoHyun. Tiba-tiba wajah YongHwa terbayang di kepalanya. Tidak? Ada yang salah disini, kenapa YongHwa melakukan hal ini padanya?

“Bangsat, apa maksud Jung YongHwa-ssi..kalau dia memang mau menggugat cerai uri Hyunnie, kenapa bukan dia yang datang kesini, sialan…jadi dia memang hanya seorang bangsat, tukang main perempuan seperti yang dikatakan orang-orang di luar sana…” Yesung menggeram marah, apa yang selama ini di dengarnya tentang Jung YongHwa, chaebol yang telah menikahi adiknya itu ternyata benar. Kata teman-temannya sesama artis yang kebetulan mengenal YongHwa, dia adalah penakluk wanita. Kekasihnya tidak terhitung sangking banyaknya.

JongHyun mendesis. “Itu tidak benar…anda tidak berhak berkata seperti itu, anda tidak mengenal YongHwa secara baik..” Andai mereka tahu fakta sebenarnya, Batin JongHyun.

“Tentu saja kamu membelanya karena dia adalah sahabatmu, tetapi ini buktinya… “Yesung kembali mengangkat map itu tepat di depan wajah JongHyun. “Berani sekali dia menceraikan adik saya tepat di hari ulang tahunnya dan dengan cara yang tidak bertanggung jawab seperti ini, huuhhhh..hanya mengirim pengacaranya..sia..”

“Jangan…” suara lirih SeoHyun menghentikan ucapan Yesung. SeoHyun kemudian menegakkan tubuhnya dan melepaskan diri pelan dari rangkulan KyuHyun yang tadi menopang tubuhnya yang hampir terjatuh. “Jangan sekali-kali berkata hal yang buruk tentang suamiku…” SeoHyun menatap tajam kakaknya. “Oppa tidak berhak berkata yang buruk tentang suamiku..”

Yesung terkesiap kaget. “Tapi Hyunnie…”

SeoHyun memejamkan matanya singkat lalu membukanya dan menatap kakaknya. “Ketika aku terpuruk di tempat yang paling buruk dalam hidupku hanya dia yang berada disisiku… ketika takdir tidak berpihak padaku dia yang berdiri dan memelukku… ketika malam-malam dingin kulalui sendiri, dia yang menyelimutiku, dia yang menenangkanku…tidak ada yang lain. Tidak juga Oppa..oppa bahkan menghilang..” SeoHyun baru akan melanjutkan kalimatnya ketika Yesung maju kedepannya dan memegang kedua lengannya, menatapnya haru.

“Hyunnie…maafkan aku sayang untuk kesalahanku di masa lalu, aku meminta kamu untuk maafkan semuanya.. dan kini, jika Bangsat itu karena hobbynya mempermainkan perempuan ingin menceraikanmu, tidak lagi menginginkanmu tidak masalah, aku bisa..aku bisa membiayaimu, kita bisa hidup bersama sebagai satu kesatuan, sebagai keluarga…kamu tidak perlu lagi bergantung padanya…kamu bisa hidup bersama Oppa, aku akan mengabulkan apapun keinginanmu…”

SeoHyun melepaskan pegangan kakaknya di lengannya dengan kasar dan menatap Yesung nanar. “Oppa keterlaluan..Oppa pikir semua ini karena materi? Aku pernah sangat menghormati oppa karena oppa teguh pendirian, teguh pada apa yang hati oppa inginkan dan sekarang aku tidak menyangka oppa bisa berpikiran sepicik itu hanya karena mendengar selentingan di luar tentang suamiku..aku katakan sekali lagi, tidak seorang pun yang berhak berkata yang buruk tentang suamiku…tidak ada…” suara SeoHyun tercekat, matanya berkaca-kaca, dia berusaha keras menahan haru yang buncah di dadanya. “Dan aku tidak menginginkan apapun, materi atau ketenaran sebagai adik dari seorang artis seperti oppa, tidak…aku tidak butuh semua itu..yang aku inginkan sekarang adalah suamiku…aku..aku mau suamiku ada disini sekarang…Oppa bisa mengabulkan permintaanku ini?”

Yesung sempurna gagu.

SeoHyun kemudian menunduk dan menghapus airmata di pipinya. Lalu mengangkat wajah. “Aku berterimakasih untuk pesta ini..gomawoyo…” SeoHyun membungkukkan badan, lalu menatap kakaknya “Terimakasih buat kedatangan Yesung oppa..” dia lalu balik memandang KyuHyun. “..Kyu Oppa..tapi maafkan aku, aku ingin sendiri, aku butuh waktu untuk sendiri…”

Dia lalu meraih map itu dari Yesung dan berbalik pada JongHyun dan memegang lengannya pelan. “Jika dia menelponmu katakan, aku menunggunya sendiri menjelaskan semuanya padaku…”

SeoHyun lalu berbalik pergi, meninggalkan pesta itu dan memerintahkan pada kepala pelayan Kim untuk melayani tamunya sebaik mungkin.

Di tempatnya ketiga orang itu diam terpaku menatap kepergian SeoHyun yang berlalu naik ke lantai dua kamarnya dengan perasaan yang berbeda.

Yesung yang masih emosi dan marah pada dirinya sendiri karena tidak bisa berbuat apapun buat adiknya, bahkan ketika dia telah memiliki materi merasa kalah telak. Ternyata dia tidak lagi mengenal adiknya dengan baik. Dan dia tidak menyalahkan SeoHyun untuk itu, dia mengakui dirinyalah yang salah, karena dirinya pula adiknya bisa menikah dengan seorang bangsat seperti Jung YongHwa.

JongHyun yang terenyuh melihat pembelaan SeoHyun pada YongHwa, dan berdoa semoga semuanya belum terlambat.

Dan Kyuhyun yang nelangsa mendapati cinta SeoHyun telah berbalik arah. Dari kemarin sejak pertama kali melihat SeoHyun dan berbicara padanya, dia sudah merasa tentang hal itu tetapi dia mencoba mengingkarinya, namun kini semua jelas baginya.




_.-AoD-._





SeoHyun terpekur di tempat tidurnya, dia memilih mengabaikan segala fakta apakah orang-orang masih ada di bawah sana, saudaranya dan teman-temannya, semua tidak dipedulikannya sekarang. Pandangannya justru terpaku pada dua map yang tergeletak di depannya. Map yang berisi surat-surat penting tentang berkas perceraian yang di ajukan Jung YongHwa dan kepemilikannya atas JS Company dan rumah mereka.

Tetapi alih-alih membuka map itu, SeoHyun memilih meraih sepucuk surat bersampul pink. SeoHyun memegang surat itu dengan perasaan kalut, dia membuka kertas yang terlipat rapi itu, mengelus kertasnya dan bisa merasakan jejak-jejak tangan suaminya di atas kertas itu...

Dia mulai membacanya dengan perasaan sesak, sungguh hatinya terasa sakit.





Dear my Beautiful Wife..

Anneyong, ini pertama kalinya aku menulis surat untukmu, mungkin kedengarannya terlalu pengecut tapi maafkan aku karena aku tidak dapat melihat cara lain selain menulis surat ini. Karena aku tidak akan mampu untuk mengatakannya langsung di hadapanmu.

Hari ini adalah hari ulang tahunmu. Saengil chukka hamnida buinku yang cantik. Sekali lagi maafkan karena tidak bisa mengucapkannya langsung padamu.

Sebagai kado izinkan aku pertama-tama bercerita.

Pagi itu, salju sedang turun di Seoul ketika seorang bocah pria dengan pakaian lusuh sedikit compang camping ketahuan mencuri di sebuah toko. anak itu melakukannya bukan tanpa alasan, perutnya keroncongan akibat tidak makan selama beberapa hari dan lagi dia sudah sering melakukan hal-hal seperti itu karena dia adalah anak yang terlunta-lunta hidup di jalan tanpa orang tua. Pagi itu ternyata perbuatannya berbuah bencana. Dia hampir saja babak belur di hakimi massa ketika seorang anak perempuan bergaun putih bak malaikat menolongnya di hari bersalju itu. selain menolongnya sang perempuan muda itu bahkan melilitkan syalnya ke leher si Bocah. Mengalirkan kehangatan tidak hanya di tubuh bocah laki-laki itu tetapi juga rasa hangat di hatinya.

Waktu berlalu, sang bocah tumbuh dengan pemahaman kehidupan yang lebih. Meski kehidupan keras menerjang, meski hari-hari sulit dalam hidupnya menjejak, tetapi dia hidup dengan cara yang lebih baik, melakukan hal-hal baik, belajar hidup dengan cara yang lebih baik karena dia memiliki sebuah jimat yang senantiasa membimbing langkahnya ke jalan yang benar. Kau tahu bagaiamana cara kerja cinta? Cinta adalah daya yang mengubah dan memperbaiki jiwa dunia, saat kita mencintai kita akan selalu berusaha menjadi lebih baik lagi. Ketika kau mencintai seseorang kau akan berubah menjadi seseorang yang punya kekuatan.

Dan bocah kecil itu juga tahu jika dia ingin melihat malaikat itu lagi dalam hidupnya, tentu saja dia harus menjadi seseorang yang benar. Dia belajar, bekerja keras dan lebih keras lagi. Dan akhirnya beberapa tahun kemudian sang bocah berhasil menjadi laki-laki yang berhasil, dia sukses menjadi seorang pengusaha yang memiliki segalanya di dunia bisnis. Dia kembali ke kotanya, kampung halamannya setelah sibuk mengembangkan bisnis di negeri rantau. Dan dengan kerajaan bisnis yang sekarang dimilikinya dia berharap bisa menemukan sang Malaikat cantiknya yang telah memberinya kehidupan baru di hari bersalju itu sehingga dia bisa menjadi seorang yang sukses. Dan ternyata harapannya berbuah manis, Perempuan itu _malaikat kecilnya yang tumbuh menjadi wanita dewasa yang sempurna, kecantikannya dan bahkan tingkah lakunya_ datang menjejak dalam hidupnya. Dan atas nama kekuasaan dan kekayaan dia bahkan bisa mendapatkan perempuan itu menjadi perempuannya. Mereka menikah dan hidup bersama, tetapi jangan bayangkan ini sebuah kisah dongeng dimana pada akhirnya sang pangeran hidup bahagia dengan sang putri. Tidak, hal ini jauh dari hal tersebut.

Sang bocah atau pria sukses itu justru menemukan fakta bahwa memiliki malaikat yang dicintai hatinya selama puluhan tahun dalam hidupnya ternyata bukanlah kebahagiaan sejatinya. Dia sadar akan satu kebenaran yaitu tidak penting apakah dia memiliki malaikat itu atau tidak, yang terpenting adalah apakah sang malaikat itu bahagia atau tidak hidup bersamanya.Dan faktanya adalah sang malaikat tidak bahagia bersamanya. Suka atau tidak, terima atau tidak seperti itulah kenyataannya.

My Hyunnie…aku lah bocah itu dan bagiku kamu adalah malaikatku….

Aku memujimu, mencintaimu masih di hari yang bersalju, entah sudah melewati berapa ratus purnama. Tetapi aku sadar dengan kenyataan yang ada bahwa kamu tidak bahagia denganku untuk itu hari ini izinkan aku melepaskanmu dari hatiku. Karena kamu tahu neraka dunia baby? Itu adalah ketika kamu mencintai seseorang tetapi orang itu bahkan tidak punya perasaan yang sama padamu. Dan akan lebih tersiksa jika aku harus terus membuatmu bertahan disisiku.




Sampai disini SeoHyun terengah membaca surat Suaminya. Bocah laki-laki di hari bersalju? Dia mencoba mengingatnya tetapi tidak ada bayangan itu menjejak dalam pikirannya. Meski begitu, entah mengapa tetap saja dia merasakan sesak teramat dalam. Airmata telah mengalir di pipinya. Suaminya pergi?




My Hyunnie…

Kehadiranmu sungguh sangat berarti bagiku selama ini. Saat aku terpojok tak mengerti harus berbuat apa. Saat aku gagu, kaku, beku. Kau hadir di sana, kau memberi arti di hidupku. Kaulah yang telah mengantarku sampai aku bisa seperti diriku yang sekarang dan aku sangat-sangat berterimakasih untuk itu. Tetapi aku sadar aku salah. Kesalahanku adalah karena aku terlalu egois, aku memaksakan rasaku padamu, aku tahu pada siapa hatimu berlabuh tetapi tetap saja bertahan dan berharap keberuntunganku dalam bisnis sama dengan keburuntunganku dalam cinta. Tetapi ternyata aku salah. Aku tidak pernah menangkan, Hyunnie?

Rasamu tak pernah berubah padanya. Pada dia yang kau cintai.

Kau pikir aku tidak tahu? Aku tahu segalanya sayangku, sangat mudah bagiku untuk tahu segalanya tentang dirimu sayangku, tetapi aku terlalu egois dan aku tepiskan kenyataan itu dan tetap bertahan untuk memilikimu. Dan inilah kesalahan terbesarku.

Ketika realita itu kemudian datang menghantamku, ketika dia kembali menjejak dalam hidupmu. Akupun terhempas tanpa sisa. Aku remuk. Meski sakit, meski perih, aku tahu batas. Dan karena cintaku padamu, dan demi kebahagiaanmu, izinkan aku melepas engkau wahai malaikatku, bidadariku. Aku memilih untuk pergi dari sisimu.

Meski perih harus kubebat luka atas pedih ini, Meski aku tahu pada akhirnya kesunyianlah yang akan menjelang dan mendendangkan alunan sendu sepanjang hidupku tetapi aku tetap harus melepaskanmu. Bagiku, Kau akan selalu hidup dalam hatiku, tak ada yang bisa menggantikanmu di hatiku. Bahkan ketika dia berwujud bidadari paling cantik dari surga, kau tetap yang terindah. Dan meski sangat ingin kurengkuh, selamanya berada di dalam pelukanku namun harus kulepas engkau dan kubiarkan menari di dalam kebahagiaanmu. Sekali lagi, Kau serupa pelangi, melengkung indah di angkasa raya. Yang kehadirannya tak pernah henti kunanti setelah hujan menyapa, namun takkan pernah mampu kurengkuh apalagi kumiliki.

Dan kini biarkan aku ikhlas melepasmu, terimakasih telah berada disisiku meski hanya singkat. Sebenarnya tidak bisa kusebut kehilangan karena engkau memang tidak pernah benar-benar kumiliki. Untuk terakhir kalinya ijinkan aku mengatakan aku mencintaimu…

Semua surat-surat baik itu surat cerai yang melambangkan kebebasanmu dan surat kepemilikan atas JS Company yang seutuhnya sahamnya atas namamu dan sertifikat rumah yang kita huni ini, adalah kado dariku di hari ulang tahunmu ini. Dan juga sebagai ucapan terimakasih buat semuanya. Terimakasih untuk bantuanmu di pagi bersalju itu, terimakasih telah meminjamkanku syalmu, terimakasih telah hadir dalam keseharianku setahun ini, terimakasih… bahkan semua kadoku buatmu sama sekali tidak berarti jika harus dibandingkan dengan apa yang telah kau lakukan di hidupku. Tetapi dengan kebesaran hatimu semoga kamu menerima semua ini, agar aku bisa ikhlas keluar dari garis edar hidupmu dan bisa bernafas lega, semua utangku di masa lalu bisa terlunasi tuntas. Terimakasih Cha SeoHyun.

Oh iya, aku masih punya satu penjelasan. Tapi tidak perlu kutuliskan dalam surat ini. Di amplop surat ini, ada kunci kamar kerjaku, kamar yang sangat ingin kau lihat tetapi tidak pernah bisa karena aku mencegahnya. Kali ini kuncinya aku berikan buatmu agar kamu bisa masuk ke kamar itu. Di dalam sana masih ada satu barang yang merupakan hak milikmu dan kukembalikan padamu.

Dan terakhir, aku punya permintaan kepadamu. Hiduplah dengan bahagia Hyunnie, karena yakinlah kalau kamu bahagia, akupun bahagia.

Terimakasih Cha SeoHyun. Terimakasih untuk semuanya.



From ; Jung YongHwa





SeoHyun sempurna tergugu, ini di luar bayangannya. Sedalam inikah suaminya mencintainya? Selama berpuluh tahun cinta itu tidak pernah mati bahkan ketika dia tidak pernah melihat sosok SeoHyun seutuhnya di usia dewasanya. Bahkan ketika dia tahu ada pria lain yang menghuni hatinya. Cinta itu tidak pernah surut.

SeoHyun terisak di tempat tidurnya. Tubuhnya terguncang hebat membaca surat suaminya itu. Lelaki yang awalnya sangat di bencinya dan serupa setan baginya, belakangan baru disadarinya ternyata memiliki hati yang hangat. Lelaki itu telah memutuskan menjauh dari hidupnya. Dan fakta itu membuat hatinya sakit. Teramat sakit, dia merasakan sesak. Sangat sesak.

Dia masih terguncang menangis ketika teringat satu hal, dia membuka amplop dan melihat ada kunci kecil di sana. Dia segera meloncat dan berjalan menuju kamar kerja suaminya tanpa menghiraukan untuk memakai alas kaki lagi.

Dia membuka ruangan itu pelan. Kamar itu gelap, dia menyalakan lampu. Dan ketika segalanya terang dia sempurna tercengang melihat isi ruangan kerja YongHwa.

Hal yang pertama ditangkap oleh indra penglihatannya adalah lukisan besar siluet tubuhnya di hari yang bersalju itu, dengan gaun putih dan jepit rambut. Terlihat cantik meski saat itu dia masih seorang bocah perempuan. Tangisnya tambah kencang. Dia bahkan harus membekap mulutnya agar tidak tangisnya tidak mengagetkan pelayan-pelayan di rumahnya.

Kemudian di atas meja ada syal itu, meski warnanya telah pudar dia tahu itu syalnya. Dia berjalan pelan dan duduk di atas kursi kerja YongHwa, lalu perlahan dia meraih syal itu dari atas meja. Dan mencium syal itu, dia bisa membaui aroma tubuh suaminya secara samar.




(Like being hit by a bullet, i cant make sense of anything
all that comes out is laughter, so i just laughed,
so i just laughed, just..

While im laughing until i collapse, i asked if i could ask one thing
why are we breaking up? How do we break up? How do we break up? How..

In this bruised chest, our memories are overflowing
even though i try hold onto them, even if i block my chest,
they all slip though my fingers, even if my heart stops,
just like this..

i dont think it will hurt, please do something
give me some treatment, if i keep going like this,
all i will get is a broken heart, in this bruised chest..

Soon, without me even realizing, tears stream down my face
i dont want to be like this, i really dont want to,
i really dont want to, really..

I follow after you, who stood up so rashly and left,
youre running away, from behind you,
from behind you, i scream.. )




Setelah puas menangis, SeoHyun mengusap airmatanya. Dia lalu meraih telepon di atas meja kerja suaminya dan menekan angka yang di hapalnya. SeoHyun mencoba menelpon suaminya, tetapi telepon itu tidak aktif. Selama beberapa saat SeoHyun mencoba hal yang sama tetapi tetap saja nomor yang dia tuju tidak aktif. Dia menghentikan keinginannya sesaat, lalu memperhatikan lukisan wajahnya, tepatnya siluet dirinya di hari yang bersalju. Airmata kembali mengalir pelan di pipinya.

Dia meraih teleponnya kali ini dia tersambung ke kotak pesan. SeoHyun mencoba beberapa kali dan tetap sama tersambung ke kotak pesan.

Dia kemudian memilih mengatakan semuanya melalui voice mail berharap suaminya mendengarkan pesannya ini.

“Kenapa..kenapa kamu meninggalkanku???” SeoHyun terisak, dan dia berusaha menahan segala rasa sedih yang buncah, dia memegang gagang telponnya erat-erat. “Sungguh, kalau kamu mengira aku membutuhkan semua ini, semua yang kau berikan untukku, kebebasan, perusahaan, dan kepemilikan rumah ini kamu salah… Aku tidak butuh apapun, sungguh aku tidak butuh apapun…”

“Yang aku butuhkan kamu, aku hanya ingin kamu…ingin berada dalam pelukanmu, merasakan kehangatan tubuhmu dan terutama hatimu. Aku mencintaimu Jung YongHwa, aku mencintai suamiku, bukan pria lain, jadi aku mohon kembalilah untukku. Selamanya aku akan menanti suamiku di rumah kami. Aku tidak akan kemana-mana, aku akan menunggumu kembali di rumah kita…”

SeoHyun tergugu dan tak kuat lagi. Dia mematikan teleponnya dan kemudian menangis tersedu-sedu di atas meja kerja YongHwa. dia mengusap syal merah jambunya yang sudah lapuk yang di letakkan YongHwa di atas meja. Dari syal itu dia bisa mencium aroma suaminya, membuatnya semakin sesak. Dia tenggelam dalam tangis sepanjang malam itu.




(…In this bruised chest, our memories are overflowing
even though i try hold onto them, even if i block my chest,
they all slip though my fingers, even if my heart stops,
just like this, i dont think it will hurt,
please do something, give me some treatment
if i keep going like this, all i will get is a broken heart
like being hit by a bullet, really…

My heart hurts so much, it hurts so much,
it hurts so much, thats weird i can still live.
How can i forget you? Me?
I dont know how to do such things.. I dont know..

My heart is awake and i cant put it to sleep,
all it does is hurt so much i feel like dying,
like being hit by a bullet...)


(Baek Ji Young - Like Being Hit by a Bullet)





_.-AoD-._





Keesokan Harinya…



09.00 AM…



SeoHyun melangkahkan kakinya pelan berjalan mengitari halaman “Snow Angel”, dia ditemani ibu penjaga panti.

“YongHwa-ssi membangun yayasan ini sejak beberapa tahun yang lalu, awalnya hanya berupa rumah singgah bagi anak-anak yang terlantar tetapi belakangan ketika dia semakin sukses dia kemudian mendirikannya sampai sebesar ini, meski banyak yang tidak tahu jika dirinyalah pemilik yayasan ini, karena segala urusan administrasi dan pembiayaan biasanya hanya dilakukan oleh JongHyun-ssi atau JungShin-ssi, hanya di saat-saat tertentu YongHwa datang kesini dan itupun hanya untuk bermain dengan anak-anak kecil disana, dia tidak pernah mengurus semua-semuanya…dia percaya pada kami, dan dia adalah sosok yang sangat mencintai anak-anak meski tidak terlalu tahu bagaimana mengungkapkan perasaannya itu…dia hanya selalu tersenyum dan tertawa melihat pola dan tingkah laku anak-anak bermain di sekitarnya…”

Ibu panti itu kemudian menunjuk ke arah kumpulan bocah yang sedang bermain. Seohyun tersenyum memandang anak-anak itu riang gembira. Dia kemudian menghela nafas pelan, dia bisa melihat jejak-jejak kebaikan hati suaminya di panti ini.





03.00 PM…



SeoHyun duduk termenung ketika Han Gung masuk keruangannya. Membawakan satu paket makan siang buatnya.

“Katanya kamu belum makan Hyunnie padahal jam makan siang telah lewat, jangan terlalu porsir dirimu dear…”

SeoHyun mengangkat wajahnya dari pekerjaannya, tersenyum ke wajah tua Han Gung.

“Terimakasih paman…”

Han Gung mengangguk pelan. “Aku harus memastikan kamu sehat-sehat saja dan makan siang dengan baik, tidak tenggelam dalam pekerjaan, karena kalau tidak aku bisa di marahi oleh suamimu…hehhehe..”

SeoHyun mengangkat wajahnya, terkesiap dengan kata terakhir Han Gung, dia baru saja hendak bertanya tetapi lelaki yang sudah dianggapnya paman sendiri itu berlalu pergi dalam tawa. Kembali kehangatan YongHwa menjejak dalam lintasan harinya. Suaminya yang terlihat dingin dan arrogant bagi orang lain tetapi baginya, dia manusia penuh kasih.





09.00 PM…



SeoHyun terpekur di depan jendela kamarnya. Dia memandang lamat-lamat sepotong fragmen kehidupan yang menjejak di seluruh kamarnya. Jiwanya sangat merindukan siluet itu kembali menjejak dalam lintasan kehidupannya. Mencoba mencari jejak wajah yang intensitas kehadirannya di dalam pikirannya sangat tinggi akhir-akhir ini. Pemilik wajah yang ternyata dicintai oleh hatinya tetapi belakangan baru di sadarinya.

Desau angin malam menerbangkan sehelai daun, jatuh tepat di atas pangkuannya. SeoHyun tersadar dan menghela nafas panjang.

“Apakah kebahagiaan itu?” batinnya pelan.

Dan kemudian satu sisi hatinya menjawab. “Kebahagiaan adalah setiap hari, Ketika kau menyulam cinta dengan semua orang yang kau cintai. Mungkin akan banyak rasa, sedih, sakit, haru, tawa dan tangis tetapi semua itu sangat berarti…”




_.-AoD-._





Dini hari di Kediaman Jung YongHwa…



Hari masih terlalu dini ketika SeoHyun terbangun dengan perasaan yang lebih baik. Semalam setelah puas menangis dia kembali tertidur tapi kali ini ketika terbangun perasaannya lebih baik. Dia mengusap wajahnya pelan dan berniat untuk menantikan matahari terbit dari balkon kamarnya, dia lalu bangkit dari tidurnya. Duduk di atas tempat tidurnya dan mencoba mengikat rambutnya yang terurai, tetapi gerakan tangannya yang merangkum rambutnya terhenti dan dia terkesiap kaget ketika menyadari ada seseorang yang berdiri di depannya, di kamarnya, menjulang tinggi dengan kemeja putih tidak di kancing di dua bagian atasnya, lengan kemejanya yang tersinsing sampai siku dan ketika dia melihat wajah itu, dia bisa melihat bulu-bulu halus di daerah pipi yang menandakan dia tidak pernah bercukur selama 2 hari ini.

SeoHyun mengerjapkan mata sekilas, memastikan jika ini bukan mimpi, wajah itu tidak sekedar hadir mengisi mimpinya 2 hari ini. Dan ketika membuka mata, wajah itu tetap ada di sana meski terlihat kusut namun tetap tampan dan cool seperti biasa.

Tanpa mengindahkan segalanya, SeoHyun berdiri lalu turun dari tempat tidur dan terbang memeluk tubuh itu, memeluknya erat-erat…

“Saranghe Oppa…I love you…”

Di tempatnya YongHwa memeluk tubuh ramping itu erat-erat, dan dia menyadari sesuatu yang hangat mengaliri pipinya. Penantiannya ternyata tidak sia-sia. Ini adalah keajaiban yang menjejak dalam hidupnya, serupa mimpi yang selama ini hadir di dalam tidur-tidur panjangnya dan kini dia semua menjadi nyata. Senyata tubuh yang dipelukannya sekarang.

“Aku juga mencintaimu Sayangku, sangat mencintaimu…”






(if i live my life again
if i’m born over and over again
i can’t live without you for even one day

I will protect this love
I will love this love
because i’m happy enough if i can just be with you
because i’m just in love with you…)


(It Has To Be with You – Yesung)









.To Be Continued – Part 12.














Author’s Note :



First, aku mau minta maaf tidak mereplay koment kalian satu-satu di blog ini tentang AOD dan sangat-sangat berterimakasih untuk semua koment kalian yang bersifat membangun dan menyemangatiku menulis tiap part AOD *bow*.

Dan aku tahu ada kontraversi tentang tokoh Kyu, sebenarnya aku gak mau jawab karena aku berharap kalian menjadi pembaca cerdas yang bisa mengetahui sendiri bagaimana penokohan Kyu di FFku ini tanpa mesti aku jelaskan. Intinya seperti ini, kita tidak pernah bisa mengeneralkan sesuatu terlebih kalau itu personality atau pribadi seorang manusia. Seperti kata Artemisgoddes a.k.a Virly lelaki memiliki ego yang besar itu aku sepakat dear, tetapi ekspresi laki-laki menghadapi “kehilangannya” tidak selalu sama. Ada yang bisa bijak dan dewasa dan adapula yang childish dan emosian, berujung lepas kontrol. Dan mungkin kalian kecewa kenapa Kyu terlihat ‘lempeng’ dan cenderung anteng2 saja menghadapi kehilangan cintanya. Aku pikir aku sudah menggambarkan rasa sakit yang di derita Kyu ketika kehilangan Seo di bagian curhatnya dia dengan Vic, tetapi kalau kurang detail itu aku minta maaf. Tetapi kalau kalian berpikir bahwa penokohan kyu harusnya lebih marah lagi, lebih berjuang lagi, tidak terlalu lemah dan pasif itu yang aku tidak terima. Analoginya begini, silahkan kalian renungkan kembali, KyuHyun yang lama hidup di daerah bencana, yang sehari-hari pemandangannya adalah penderitaan manusia yang jangankan sesuap nasi untuk bertahan hidup saja berat, pasti akan lebih bijak menghadapi perasaan kehilangannya yang notabene lebih ringan ketimbang kehilangan nyawa seperti yang selalu di lihatnya dari orang-orang sekitarnya.

Tapi sebenarnya ada satu pelajaran menarik yang bisa aku tarik dari pendapat kalian tentang KyuHyun. Yaitu masyarakat Indonesia sekarang ini terlalu sulit menerima jika ada seseorang yang berhati tulus dan mulia. Apa mungkin karena kita telah di recoki tentang sifat-sifat masyarakat kita yang emosian, yang barbar, kasar dan saling sikut, egois dan segala sifat jelek lainnya sehingga kita lupa satu hal bahwa di luar sana masih ada manusia-manusia yang berhati mulia, yang tulus, yang tidak mengukur segalanya dari materi, yang tabah menghadapi takdirnya, yang ikhlas. Masih banyak manusia seperti itu, dan bagiku KyuHyun di FF ini punya sifat seperti itu. Dan aku percaya kita-kita juga masih memiliki kelapangan dada itu, kebesaran hati menerima segala takdir yang menjejak di dalam hidup kita even jika itu yang terburuk. Kita punya itu kekuatan itu. ^^

And last but not least, Happy 2nd anniversary YongSeo Couple. Best wishes for YongHwa dan SeoHyun, dan buat semua anak-anak Goguma’s. We are Jjang guys.

FYI, I’m proud to be a goguma’s, kalian adalah fandom terhangat yang pernah aku kenal. Sejak tahu kalian dan mengenal kalian secara pribadi satu-satu, aku menemukan fakta bahwa kalian adalah orang-orang hebat dan cerdas. Hal ini justru membuatku menyimpulkan bahwa yang kita lihat tentang uri couple, YongSeo, bukan sekedar ilusi dan khayalan semata, tetapi memang kita sepakat bahwa ada chemistry yang kuat di antara mereka jadi aku tidak sekedar “being delusional” about mereka. Senang dengan fakta ini..hehhe..So di perayaan dua tahun kebersamaan YongSeo ini, izinkan aku untuk berterimakasih pada YongSeo Couple yang sudah memberi warna yang baru dalam hidupku, dan buat kalian keluarga goguma’s ku. Goguma’s Daebak.








.BIG HUG ; SJ.

Rabu, 08 Februari 2012

.CARES FELLOW FOR JULI AGASHI.

CARES FELLOW FOR JULI AGASHI



Hal : Permohonan Bantuan Donasi





Kepada Yth

Bapak/Ibu/Sdr/I Goguma

Ubi Indonesia

di tempat







Dengan hormat,

Mengingat salah satu saudari Goguma kita yaitu Juli Agashi yang tertimpa musibah akibat kebakaran rumah, maka izinkanlah kami selaku Admin Ubi Indonesia mengharapkan bantuan dan partisipasi seluruh warga Goguma Indonesia untuk meringankan beban yang dialami Juli. Juli Agashi adalah salah satu Goguma yang menyalurkan kecintaannya terhadap YongSeo lewat fanart buatannya. Biasanya dikenal dengan nickname @juli.

Maka sehubungan dengan hal tersebut, kami sangat mengharapkan keikhlasan bantuan dana dari dari Goguma Indonesia. Bagi Goguma yang bersedia untuk memberikan donasi, dapat ditransfer ke:

Rek Mandiri : 1260005126031 a.n Retno Haryani

Rek BCA : 0885010020 a.n Astrid Evelyn

Hasil sumbangan yang telah terkumpul akan disalurkan kepada Retno Haryani yang nantinya akan membantu menyerahkan langsung kepada sepupu dari Juli Agashi.

Demikian surat permohonan yang kami buat, agar menjadi pertimbangan bapak/ibu/saudara/i Goguma sekalian untuk membantu saudari kita. Sedikit bantuan yang kita berikan tentu sangat berarti buat mereka. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.



Salam Hangat,

Admin Ubi Indonesia

NB:
Untuk pengumpulan donasinya kami beri jangka waktu hingga tanggal 17 Februari 2012

Kamsahamnida Goguma..
God Bless You All!!
Gogumas J’jang!






SJ Say :




Bagi yang belum tahu Juli Agashi, Uri Juli Agashi sering kalian lihat karya2nya di FP YongSeo baik itu internasional maupun di Indonesia, dan terus terang Diriku sering memakai karyanya untuk FF di Blogku ini...




















Observe arround you dan berterimakasihlah for all that you have in this transitory lifetime. We are fortunate, we have much more than what we need to be content. Dan aku selalu bangga pada kalian Goguma's yang berhati baik, so sekali ini mari kita kembali berbagi buat saudari kita JUlia Agashi yang telah kehilangan segalanya, rumah dan lainnya karena korban kebakaran ini...Nominal sungguh tidak penting guys, yang penting adalah ketulusan hati kita dan mari berdoa semoga Allah SWT meridhoi apa yang kita lakukan, amiiinn...Goguma's Jjang ^_^








.SJ.